Anda di halaman 1dari 39

HEAT EXCHANGER

Disusun oleh :

Kelompok 2

Nama : 1. Anggun Pratiwi (061640411590)

2. Bairuni Himantandra (061640411591)

3. Elbi Zalita Pramadani Baros (061640411593)

Kelas : 6 EGB

Dosen Pengampu : Ahmad Zikri, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyusun makalah
mengenai Desain Heat Exchanger ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas Komputasi
Dinamika Fluida dan untuk menambah wawasan mengenai Heat Exchanger.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi saat membuat makalah ini baik itu secara
materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penulis mengucap syukur dan
berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya itu sampai selesai
dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu/Bapak dosen, teman-teman serta orang tua penulis
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
dengan sabar memberikan bimbingannya serta dukungan hingga selesainya
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.

Palembang, Juni 2019

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Heat Exchanger ........................................................................................... 3
2.1.1 Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Bentuknya ...................................... 3
2.1.2 Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Kegunaannya ................................. 5
2.1.3 Konstruksi Heat Exchanger.................................................................... 5
2.2 Jenis-jenis Aliran........................................................................................... 7
2.3 Studi Kasus ................................................................................................... 8
2.3.1 Polimerisasi ............................................................................................ 8
2.4 Flowsheet .................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
3.1Kesimpulan .................................................................................................. 20
3.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
LAMPIRAN...........................................................................................................22

iii
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Double Pipe Exchanger ....................................................................... 3


Gambar 2.2 Klasifikasi Komponen Heat Exchanger Berdasarkan TEMA ............. 4
Gambar 2.3 Konfigurasi Tube-Side Baffle ............................................................. 6
Gambar 2.4Tube Layout pada Tube Sheet .............................................................. 7
Gambar 2.5 Co-Currentflow ................................................................................... 7
Gambar 2.6 Counter currentflow ............................................................................ 8
Gambar 2.7 Aliran kombinasi ................................................................................. 8
Gambar 2.8 Flow Diagram Proses di Kilang Polypropylene ................................ 11
Gambar 2.9 Flowsheet Proses Unit Purifikasi Kilang Polypropylene .................. 12
Gambar 2.10 Flowsheet Proses Unit Polimerisasi Kilang Polypropylene ............ 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Heat exchanger merupakan alat yang difungsikan untuk
mengakomodasikan perpindahan sejumlah tertentu panas dari fluida panas ke
fluida dingin. Terdapat beberapa jenis heat exchanger yang ada di PT
PERTAMINA RU III di kilang Polypropylene unit Polimerisasi adalah 2nd
reactor sirculation gas cooler (E-2203) 2nd reactor sirculation gas cooler (E-
2203) merupakan salah satu alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan gas yang keluar dari bagian top reactor D-2203. Sirkulasi gas
yang berasal dari reactor D-2203 didinginkan di 2nd Reactor sirculation Gas
Cooler (E-2203) untuk mengatur temperatur agar sesuai dengan kondisi operasi
yang dibutuhkan untuk reaksi polimerisasi. Sedangkan sebagian dari gas
sirkulasi tersebut dialirkan menuju Propylene Scrubber (C-2201) untuk menjaga
tekanan di reaktor D-2203 agar tetap konstan.
Kemudian gas dikondensasi pada C-2201 dan Overhead Condenser (E-
2208) dan sebagian besar propilen yang terkondensasi dipompakan ke C-2201
sebagai Scrubbing Liquid dengan menggunakan Propylene Scrubber Feed Pump
(P-2208 A/B), juga sebagian dikembalikan untuk P-2209.
2nd reactor simulation gas cooler (E-2203) yang digunakan untuk
mengatur temperatur di D-2203 merupakan heat exchanger jenis shell and tube
tipe single pass. Fluida yang mengalir shell (E-2203) merupakan Indirect
Cooling Water. Fluida yang terdapat di dalam tube yaitu gas-gas hasil reaksi
yang berasal dari reaktor yaitu propilen, hidrogen dan gas gas lainnya.
Untuk mengetahui kelayakan dan operasi heat exchanger ini, maka harus
dilakukan evaluasi berdasarkan perhitungan dari data pada kondisi aktual yang
dibandingkan data yang terdapat pada desain heat exchanger tersebut.
Perhitungan mengenai evaluasi heat exchanger dapat ditinjau melalui
perhitungan neraca panas (heat balance) dan fouling factor.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaiamana kasus serta uraian proses pada utilitas HE-2203
3. Bagaimana desain serta flow sheat heat exchanger-2203
4. Bagaimana pengaplikasian shell and tube HE-2203 menggunakan
perangkat lunak solidwroks dan menganalisis dengan CFD

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui proses yang dilalui oleh Heat Exchanger
3. Mengetahui desain dari suatu Heat Exchanger
4. Untuk bisa mengaplikasikan perangkat lunak solidworks

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Heat Exchanger


Proses perpindahan panas yang terjadi pada suatu fluida proses merupakan
bagian yang paling penting dalam proses industri kimia. Mekanisme perpindahan
panas ini disebabkan oleh perbedaan temperatur antara satu fluida dengan fluida yang
lain, baik perpindahan secara konduksi, konveksi maupun radiasi.
Penukar panas (Heat Exchanger) adalah alat yang difungsikan untuk
mengakomodasikan perpindahan sejumlah tertentu panas dari fluida panas ke fluida
dingin. Adapun tujuan perpindahan panas tersebut di dalam industri proses
diantaranya adalah :
1. Memanaskan atau mendinginkan fluida hingga mencapai temperatur
tertentu yang diisyaratkan dalam proses selanjutnya : pemanasan reaktan,
pmdinginan produk, dan lain-lain.
2. Mengubah keadaan fasa fluida : distilasi, evaporasi, kondensasi, dll.
Dalam praktiknya, perpindahan panas ini sekaligus dimanfaatkan untuk
penghematan energi. Alasan-alasan tersebut menyebabkan penukar panas memegang
peranan penting di dalam industri proses.

2.1.1 Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Bentuknya


a. Double-pipe Exchanger
Merupakan jenis Heat Exchanger yang paling sederhana terdiri dari pipa besar dan
pipa kecil yang disusun secara konsentris. Jenis ini biasanya digunakan untuk
mendinginkan atau memanaskan fluida proses.

Gambar 2.1 Double Pipe Exchanger

3
b. Shell and Tube Exchanger
Heat Exchanger jenis ini terdiri dari suatu pipa besar yang berisi sejumlah tube yang
lebih kecil. Jenis ini digunakan untuk mendinginkan atau memanaskan fluida proses.

Gambar 2.2 Klasifikasi Komponen Heat Exchanger Berdasarkan TEMA


c. Plate and Frame Exchanger
Heat Exchanger jenis ini terdiri atas plate-plate yang dipasang sebagai penyekat
antara fluida dingin dan fluida panas.

d. Air Cooled
Merupakan Heat Exchanger yang menggunakan udara sebagai fluida pendingin.
Sebagai contoh adalah cooler dan condenser.

e. Direct Contact Exchanger


Pada Heat Exchanger jenis ini antara fluida panas dan fluida dingin terjadi kontak
secara langsung seperti yang terjadi pada system cooling tower dan quenching.

4
2.1.2 Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Kegunaannya
a. Cooler
Berfungsi untuk mendinginkan fluida panas agar mencapai kondisi yang diinginkan.
Media pendingin dapat berupa air dan udara. Cooler tipe ini biasanya terdiri dari koil
yang dicelupkan dalam media pendingin.

b. Condenser
Mempunyai fungsi untuk mengambil kalor laten fluida yang berbentuk uap sehingga
terjadi perubahan fase dari uap menjadi cair. Umumnya condenser mempunyai tipe
Shell and Tube Exchanger.

c. Reboiler
Berfungsi untuk menguapkan liquid pada bagian dasar kolom distilasi sehingga fraksi
ringan yang terikut dalam hasil bagian bawah dapat diuapkan kembali. Media
pemanas yang digunakan biasanya adalah steam dengan tipe Shell and Tube
Exchanger.

d. Preheater
Mempunyai fungsi untuk mentransfer panas dari produk yang masih bersuhu tinggi
ke umpan sebelum masuk furnace agar kerja furnace lebih ringan.

e. Evaporator
Berfungsi untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam atau pemanas
lainnya sebagai pemanas. Shell and Tube Exchanger yang paling sering digunakan
dalam industri kimia untuk proses transfer panas.

2.1.3 Konstruksi Heat Exchanger


Heat exchanger terdiri dari beberapa komponen penyusun utama antara lain
adalah shell, tubes, baffle, tie rods dan tube sheets.
a. Shell
Pemilihan tipe shell ini biasanya dilakukan sebelum desain thermal terhadap
heat exchanger dilakukan. Pemilihan shell erat kaitannya dengan tube sheet dan

5
internal baffle yang digunakan. Pada ujung shell, terpasang front-end stationery head
dan rear-end head.

b. Tube
Ada dua jenis tube yang dapat digunakan yaitu plain atau bare tube dan finned
tube. Tube dapat terbuat dari material carbon steel, stainless steel, carbon-alloy steel
dan sebagainya. Pemilihan material tube ini didasarkan pada kebutuhan proses seperti
kondisi operasi dan karakteristik fluida.

c. Baffle
Baffle merupakan komponen yang penting dalam konstruksi heat exchanger
karena fungsinya yang mengatur pola aliran fluida baik pada shell maupun pada
tubes. Baffle dapat dibedakan menjadi tube-side baffle dan shell-side baffle.

Gambar 2.3 Konfigurasi Tube-Side Baffle

Shell-side baffle merupakan baffle yang terletak di dalam shell dan berfungsi untuk
mengatur pola aliran dalam shell. Desain baffle pada shell akan berpengaruh terhadap
efektivitas kontak antara fluida dan permukaan tube, laju alir fluida, pressure drop
dan juga laju perpindahan panas.

d. Tie Rods
Tie rods merupakan komponen yang berfungsi untuk memasang baffle dan
tube support pada jarak tertentu. Jumlah tie-rods tergantung dari ukuran dan
konstruksi heat exchanger. Biasanya tie-rods terbuat dari material yang sama dengan
tube bundle alan baffle.

6
e. Tube Sheet
Tube sheet berfungsi untuk memisahkan area shell-side dan tube-side.
Umumnya tipe tube sheet yang digunakan adalah single tube sheet, namun demikian
pada sistem dengan severity tinggi dapat juga digunakan double tube sheet.

Tube sheet juga berfungsi sebagai tempat sambungan tube. Kualitas


pemasangan tube pada tube sheet sangat penting karena hal ini akan berakibat pada
kebocoran antara sisi shell dan tube.

Gambar 2.4Tube Layout pada Tube Sheet

2.1.4 Cooler

Cooler merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pendingin atau dengan
kata lain berfungsi untuk mendinginkan fluida panas pada proses.

2.2 Jenis-jenis Aliran


Berdasarkan konfigurasi arah aliran, maka alat penukar panas dapat
dikategonkan pada tiga jenis konfigurasi aliran yaitu :
1. Aliran Sejajar (Co-currentflow)
Kedua jenis fluida masuk dari satu sisi secara bersamaan, mengalir pada
arah yang sama dan keluar dari sisi lainnya yang sama.

Gambar 2.5 Co-Currentflow

7
2. Aliran berlawanan arah (Counter currentflow)
Dua jenis fluida masuk dani arah yang berlawanan dan keluar dari sisi yang
berlawanan pula.

Gambar 2.6 Counter currentflow

3. Aliran kombinasi (gabungan)

Satu fluida masuk dari satu sisi kemudian berbagi arah ke arah sisi masuk,
sedangkan fluida lainnya masuk dan keluar dari sisi yang berlainan

Gambar 2.7 Aliran kombinasi

2.3 Studi Kasus

2.3.1 Polimerisasi

Pengertian proses atau reaksi polimerisasi adalah penggabungan molekul-


molekul kecil yang sama (monomer) menjadi molekul yang besar disebut polymer
atau dengan kata lain suatu subtansi dengan berat molekul rendah menjadi dua yang
lebih besar. Sedangkan pengertian polymer dalam arti yang lebih sempit adalah suatu
molekul raksasa yang terbentuk sebagai akibat dari reaksi polimerisasi.
Pembuatan polymer dapat dilakukan dengan reaksi adisi atau kondensasi.
Adisi meliputi monomer monomer yang mengandung ikatan rangkap pada ikatan
karbonnya (R-CH=CH-R1), dimana R dan R1 berupa hydrogen, klorin,akil atau
aromatic group

8
Polypropylene Polimerization Unit merupakan suatu unit polimerisasi yang
bertugas untuk melaksanakan reaksi polimerisasi, yaitu reaksi antara propylene
dengan gas H2 dengan bantuan katalis menjadi produk butiran homopolymer
polypropylene.
Proses polimerisasi yang terjadi di Reaktor II (D-2203) akan terjadi reaksi
pada fase gas, dimana propylene atau katalis yang belum bereaksi pada Reaktor I
akan direaksikan lebih lanjut agar didapat hasil yang maksimal. Reaksi yang terjadi
dari suatu unit akan menghasilkan suatu panas, dimana panas ini merupakan
banyaknya panas yang dilepaskan atau yang diserap ketika reaksi kimia berlangsung.
2nd reactor simulation gas cooler (E-2203) merupakan salah satu alat penukar
panas yang digunakan untuk mendinginkan gas yang keluar dari bagian top reactor
D-2203. Panas ditransfer dari satu fluida ke fluida lainnya melalui dinding tabung,
baik dari sisi tabung menuju shell atau sebaliknya. Fluida yang berada di dalam shell
adalah indirect cooling water (air pendingin) sedangkan yang berada di dalam tube
adalah fluida berupa gas yang terfluidisasi di bagian atas reactor D-2203 yaitu
propylene, hidrogen dan gas gas lainnya. Fungsi dari heat exchanger ini adalah
menjaga temperatur dan tekanan di dalam reactor D-2203 agar tetap konstan dan
mengatur agar temperatur gas-gas yang keluar dari top reactor tersebut sehingga
dapat direaksikan kembali ke dalam reaktor.
Dari perhitungan data aktual yang telah dilakukan, diketahui bahwa mlai
panas yang ditransfer (Q) lebih kecil dibandingkan nilai transfer panas (Q) Pada
kondisi desain. Terdapat perbedaan temperatur air pendingin (cooling water) pada
kondisi actual yaitu lebih besar dibandingkan dengan kondisi yang terdapat pada
desain namun perpindahan panasnya lebih kecil. Melalui data hasil pengamatan,
temperatur inlet bagian shell pada kondisi desain adalah 45°C dan temperatur outlet
adalah sebesar 55°C sedangkan pada kondisi aktual rata rata besarnya nilai
temperatur inlet pada bagian shell adalah 50,110°C dan temperatur outlet adalah
52,493 °C. Kenaikan temperatur dari fluida dingin dapat terjadi akibat meningkatnya
laju alir fluida dingin tersebut dibandingkan dengan kondisi desain. Oleh karena itu,
terjadi peningkatan beban yang cukup signifikan pada heat exchanger sehingga nilai

9
transfer panas pada kondisi aktual lebih kecil dibandingkan dengan kondisi desain
alat. Walaupun kinerja alat mengalami penurunan, tetapi heat exchanger tersebut
masih bisa melakukan pertukaran panas untuk mendinginkan fluida panas sesuai yang
dikehendaki oleh desain.
Berdasarkan data perhitungan aktual, maka didapatkan nilai fouling factor
adalah sebesar 0,008 m2.hr.°C/kcal lebih besar dibandingkan nilai fouling factor pada
desain alat yaitu 0,0001 m2.hr.°C/kcal. Apabila nilai fouling ini faktor besar, maka
hambatannya juga akan bsar sehingga heat exchanger harus dibersihkan, agar
perpindahan panas di dalam cooler maksimum.

10
2.4 Flowsheet

Gambar 2.8 Flow Diagram Proses di Kilang Polypropylene

11
Gambar 2.9 Flowsheet Proses Unit Purifikasi Kilang Polypropylene

12
Gambar 2.10 Flowsheet Proses Unit Polimerisasi Kilang Polypropylene

13
14
15
16
17
18
19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertamina merupakan suatu perusahaan milik Negara yang berfungsi sebagai
penyedia dan suplai bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari.
Produk yang dihasilkan Pertamina, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM)
meliputi premium, solar, kerosin, IDF, PERTAMAX, Non Bahan Bakar Minyak
meliputi LPG, refrigerant, LAWS, HAP, SBPX, Bahan Bakar Khusus, meliputi
AVTUR dan Fuel Oil, serta Petrokimia yang meliputi Polytam.
Secara umum Kilang Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong dibagi menjadi
beberapa unit produksi, yaitu Crude Distiller and Gas Plant (CD & GP), Crude
Distiller and Light End (CD/L), Polypropylene, Utilities, Oil Movement (OM,
laboratorium (LAB KIL).
Kilang Polypropilene terdiri atas dua unit produksi, yaitu Unit Purifikasi
Propylene adalah unit yang mengolah Raw Propane Propylene dari Fluid Catalitic
Cracking Unit (FCCU) Kilang Sungai Gerong menjadi Propylene dengan
kemumian yang sangat tinggi sedangkan Unit Polypropilene adalah unit yang
mengolah propylene menjadi pellet Polytam sebagai bahan dasar pembuatan
plastik.

3.2 Saran
Untuk PT. Pertamina RU HI, diperlukan pembersihan pada alat 2nd Reactor
Sirculation Gas Cooler (E-2203) mengingat nilai fouling factor yang melebihi data
desain agar proses tetap berjalan optimal.

20
DAFTAR PUSTAKA

1) William H. Mcaddams. 1954. “Heat Transmission”.


2) Kakac, Sadik, dan Hongtan Liu. Tanpa tahun.“Heat Exchangers
Selection, Rating, and Thermal Design Second Edition”.CRC Press
.Florida.
3) Sitompul, Tunggul .M. 1993. “Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)”.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
4) Sugiyanto. “Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell AndTube Dan
Aplikasi Perhitungan Dengan MicrosoftVisual Basic 6.0”. Jurnal
Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
Depok.

21
1. LANGKAH KERJA MEMBUAT SHELL

22
23
2. LANGKAH KERJA MEMBUAT TUBE

1. Select front plant dan buat lingkaran

2. Lalu klik linear sketch circle dan klik


lingkaran kecil

3. Lalu select semua lingkaran kecil dan klik


miror entities

24
4. Lalu klik miror entities dan select semua
lingkaran kecil

5. Lalu klik extruded boss/base

7. Lalu pilih plane 1 dan klik sketch dan pilih


sketch 1 dibawah extruded boss/base

8. Lalu klik normal to dan buat garis

6. Lalu klik front plane dan klik reference


geometry dan plih plane

25
9. Lalu klik Trim dan pilih Trim to closest dan 12. Lalu klik normal to dan klik setiap tepi
klik setiap lingkaran baris pertama dibawah lingkaran dan klik convert entities
garis yang telah dibuat

13. Lalu klik extruded boss/base pada features


dan pilih Up To Surface pada bagian Direction
10. Lalu klik extruded boss/base 1 dan klik OK

14. Lalu klik Top Plane dan pilih linear patern


dan pilih miror

11. Lalu klik setiap plane sampe ke plane 6


dan lakukan convert entities dan extruded 15. Lalu tampilan akan seperti berikut dan klik
boss/base OK

26
Membuat line

16. Lalu lakukan hal yang sama pada bagian


Right Mengatur ukuran

Mengatur ukuran dan sudut dengan menggunakan


smart dimension

3. LANGKAH KERJA MEMBUAT FLANGE

Revolve boss

27
Sketch pada bagian bawah Pilih feature dan pilih extract cut

Buat lingkaran pada bagian tengah Maka akan jadi flange seperti di bawah ini

Buat lingkaran kecil

4. Membuat saddle

Pilih front plane

Pilih linear sketch pattern dan pilih sebanyak 20

Pilih centerine dan buat garis lurus

28
Buat garis yang sejajar pada bagian bawah Mirror

Buat lingkaran pada bagian atas Strim lingkaran bagian atas

Buat garis yang menghubungkan lingkaran Membuat lingkaran pada bagian bawah

Buat sudut Menarik lingkaran ke atas

29
Mengatur ukuran dengan menggunakan smart 2. Pilih tools line kemudian pilih opsi
dimention seperti bagian bawah centerline dan gambar garis secara vertikal
dan horizontal sesuai dengan ukuran yang
diinginkan

Exstrude boss, lalu pilih mild plane 255mm


3. Pilih tools spline dan garis seperti pada
gambar

Maka akan jadi saddle seperti di bawah ini

4. Buat garis kembali menggunakan tools


line seperti pada gambar

5. LANGKAH KERJA MEMBUAT SHELL


COVER

1. Pilih tampilan awal right plane lalu pilih 5. Atur ukuran dari setiap garis yang telah
sketch dibuat dengan smart dimension

30
6. Pilih revolved bodd / base kemudian klik 10. Pilih opsi linear skecth pattern lalu pilih
garis yang berada di tengah opsi circular sketch pattern lalu
hubungkan antara titik tenngah lingkaran
besar dan titik tengah lingkaran kecil

7. Pilih lingkaran luar pada gambar lalu klik


normal to 11. Pilih menu extruded cut lalu pada menu
blind, pilih up to next

8. Buat lingkaran dari titik tengah, lalu atur


ukuran

12. Setelah selesai, pilih warna dan tekstur


sesuai dengan keinginan

9. Buat lingkaran kecil pada bagian atas dan


atur ukuran menggunakan smart
dimension

31
6. LANGKAH KERJA MEMBUAT TUBE
COVER

1. Pilih tampilan awal right plane

5. Pilih menu offset entities dan klik 2 garis


seperti pada gambar

2. Pilih tools line dan pilih opsi centerline dan


buat garis secara vertikal dan horizontal

6. Pilih tools line dan buat garis seperti gambar

3. Pilih tools spline dan garis seperti pada


gambar

7. Pilih menu revolved boss / base lalu klik garis


yang berada di tengah gambar

4. Buat garis kembali dengan menggunakan tools


line dan buat garis seperti gambar dan atur
ukuran dengan menggunakan smart dimension

32
8. Pilih menu front plane dan klik opsi plane 12. Buat kembali lingkaran kecil dengan
menggunakan tools circle

9. Pilih menu sketch lalu klik normal to. Lalu


buat lingkaran di tengah menggunakan tools
circle
13. Pilih extruded cut lalu pilih opsi through all
pada kolom perintah sehingga lingkaran akan
tembus pandang

10. Setelah mengatur ukuran dengan


menggunakan smart dimension pilih menu
extruded boss / base dan pilih opsi up to
surface
14. Buat lingkaran di bagian bawah cover dan di
bagian lingkaran atas, lalu atur ukurannya
dengan mebggunakan smart dimension

11. Pilih menu front plane lalu pilih opsi mirror

33
15. Pilih menu circular skecth pattern lalu 7. Langkah kerja menggabungkan shell and tube
hubungkan antara titik pusat lingkaran besar
dan titik pusat lingkaran kecil Pilih shell

Insert component pilih tube


16. Klik extrude cut pada lingkaran yang telah
dibuat tadi

Pilih mate

17. Beri warna dan tekstur sesuai dengan


keinginan

Maka akan tampak seperti di bawah ini

34
Insert component masukkan shell cover Pasang semua flange

Mate Insert component pilih saddles

Insert component masukan flange Mate

Jadilah shell and cover


Mate flange

35

Anda mungkin juga menyukai