Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas : 6 EGB
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyusun makalah
mengenai Desain Heat Exchanger ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas Komputasi
Dinamika Fluida dan untuk menambah wawasan mengenai Heat Exchanger.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi saat membuat makalah ini baik itu secara
materi maupun kendala lainnya, akan tetapi penulis mengucap syukur dan
berterima kasih karena penulis dapat melewati semuanya itu sampai selesai
dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu/Bapak dosen, teman-teman serta orang tua penulis
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
dengan sabar memberikan bimbingannya serta dukungan hingga selesainya
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis
sangat diharapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Gambar
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaiamana kasus serta uraian proses pada utilitas HE-2203
3. Bagaimana desain serta flow sheat heat exchanger-2203
4. Bagaimana pengaplikasian shell and tube HE-2203 menggunakan
perangkat lunak solidwroks dan menganalisis dengan CFD
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui proses yang dilalui oleh Heat Exchanger
3. Mengetahui desain dari suatu Heat Exchanger
4. Untuk bisa mengaplikasikan perangkat lunak solidworks
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Shell and Tube Exchanger
Heat Exchanger jenis ini terdiri dari suatu pipa besar yang berisi sejumlah tube yang
lebih kecil. Jenis ini digunakan untuk mendinginkan atau memanaskan fluida proses.
d. Air Cooled
Merupakan Heat Exchanger yang menggunakan udara sebagai fluida pendingin.
Sebagai contoh adalah cooler dan condenser.
4
2.1.2 Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Kegunaannya
a. Cooler
Berfungsi untuk mendinginkan fluida panas agar mencapai kondisi yang diinginkan.
Media pendingin dapat berupa air dan udara. Cooler tipe ini biasanya terdiri dari koil
yang dicelupkan dalam media pendingin.
b. Condenser
Mempunyai fungsi untuk mengambil kalor laten fluida yang berbentuk uap sehingga
terjadi perubahan fase dari uap menjadi cair. Umumnya condenser mempunyai tipe
Shell and Tube Exchanger.
c. Reboiler
Berfungsi untuk menguapkan liquid pada bagian dasar kolom distilasi sehingga fraksi
ringan yang terikut dalam hasil bagian bawah dapat diuapkan kembali. Media
pemanas yang digunakan biasanya adalah steam dengan tipe Shell and Tube
Exchanger.
d. Preheater
Mempunyai fungsi untuk mentransfer panas dari produk yang masih bersuhu tinggi
ke umpan sebelum masuk furnace agar kerja furnace lebih ringan.
e. Evaporator
Berfungsi untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam atau pemanas
lainnya sebagai pemanas. Shell and Tube Exchanger yang paling sering digunakan
dalam industri kimia untuk proses transfer panas.
5
internal baffle yang digunakan. Pada ujung shell, terpasang front-end stationery head
dan rear-end head.
b. Tube
Ada dua jenis tube yang dapat digunakan yaitu plain atau bare tube dan finned
tube. Tube dapat terbuat dari material carbon steel, stainless steel, carbon-alloy steel
dan sebagainya. Pemilihan material tube ini didasarkan pada kebutuhan proses seperti
kondisi operasi dan karakteristik fluida.
c. Baffle
Baffle merupakan komponen yang penting dalam konstruksi heat exchanger
karena fungsinya yang mengatur pola aliran fluida baik pada shell maupun pada
tubes. Baffle dapat dibedakan menjadi tube-side baffle dan shell-side baffle.
Shell-side baffle merupakan baffle yang terletak di dalam shell dan berfungsi untuk
mengatur pola aliran dalam shell. Desain baffle pada shell akan berpengaruh terhadap
efektivitas kontak antara fluida dan permukaan tube, laju alir fluida, pressure drop
dan juga laju perpindahan panas.
d. Tie Rods
Tie rods merupakan komponen yang berfungsi untuk memasang baffle dan
tube support pada jarak tertentu. Jumlah tie-rods tergantung dari ukuran dan
konstruksi heat exchanger. Biasanya tie-rods terbuat dari material yang sama dengan
tube bundle alan baffle.
6
e. Tube Sheet
Tube sheet berfungsi untuk memisahkan area shell-side dan tube-side.
Umumnya tipe tube sheet yang digunakan adalah single tube sheet, namun demikian
pada sistem dengan severity tinggi dapat juga digunakan double tube sheet.
2.1.4 Cooler
Cooler merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pendingin atau dengan
kata lain berfungsi untuk mendinginkan fluida panas pada proses.
7
2. Aliran berlawanan arah (Counter currentflow)
Dua jenis fluida masuk dani arah yang berlawanan dan keluar dari sisi yang
berlawanan pula.
Satu fluida masuk dari satu sisi kemudian berbagi arah ke arah sisi masuk,
sedangkan fluida lainnya masuk dan keluar dari sisi yang berlainan
2.3.1 Polimerisasi
8
Polypropylene Polimerization Unit merupakan suatu unit polimerisasi yang
bertugas untuk melaksanakan reaksi polimerisasi, yaitu reaksi antara propylene
dengan gas H2 dengan bantuan katalis menjadi produk butiran homopolymer
polypropylene.
Proses polimerisasi yang terjadi di Reaktor II (D-2203) akan terjadi reaksi
pada fase gas, dimana propylene atau katalis yang belum bereaksi pada Reaktor I
akan direaksikan lebih lanjut agar didapat hasil yang maksimal. Reaksi yang terjadi
dari suatu unit akan menghasilkan suatu panas, dimana panas ini merupakan
banyaknya panas yang dilepaskan atau yang diserap ketika reaksi kimia berlangsung.
2nd reactor simulation gas cooler (E-2203) merupakan salah satu alat penukar
panas yang digunakan untuk mendinginkan gas yang keluar dari bagian top reactor
D-2203. Panas ditransfer dari satu fluida ke fluida lainnya melalui dinding tabung,
baik dari sisi tabung menuju shell atau sebaliknya. Fluida yang berada di dalam shell
adalah indirect cooling water (air pendingin) sedangkan yang berada di dalam tube
adalah fluida berupa gas yang terfluidisasi di bagian atas reactor D-2203 yaitu
propylene, hidrogen dan gas gas lainnya. Fungsi dari heat exchanger ini adalah
menjaga temperatur dan tekanan di dalam reactor D-2203 agar tetap konstan dan
mengatur agar temperatur gas-gas yang keluar dari top reactor tersebut sehingga
dapat direaksikan kembali ke dalam reaktor.
Dari perhitungan data aktual yang telah dilakukan, diketahui bahwa mlai
panas yang ditransfer (Q) lebih kecil dibandingkan nilai transfer panas (Q) Pada
kondisi desain. Terdapat perbedaan temperatur air pendingin (cooling water) pada
kondisi actual yaitu lebih besar dibandingkan dengan kondisi yang terdapat pada
desain namun perpindahan panasnya lebih kecil. Melalui data hasil pengamatan,
temperatur inlet bagian shell pada kondisi desain adalah 45°C dan temperatur outlet
adalah sebesar 55°C sedangkan pada kondisi aktual rata rata besarnya nilai
temperatur inlet pada bagian shell adalah 50,110°C dan temperatur outlet adalah
52,493 °C. Kenaikan temperatur dari fluida dingin dapat terjadi akibat meningkatnya
laju alir fluida dingin tersebut dibandingkan dengan kondisi desain. Oleh karena itu,
terjadi peningkatan beban yang cukup signifikan pada heat exchanger sehingga nilai
9
transfer panas pada kondisi aktual lebih kecil dibandingkan dengan kondisi desain
alat. Walaupun kinerja alat mengalami penurunan, tetapi heat exchanger tersebut
masih bisa melakukan pertukaran panas untuk mendinginkan fluida panas sesuai yang
dikehendaki oleh desain.
Berdasarkan data perhitungan aktual, maka didapatkan nilai fouling factor
adalah sebesar 0,008 m2.hr.°C/kcal lebih besar dibandingkan nilai fouling factor pada
desain alat yaitu 0,0001 m2.hr.°C/kcal. Apabila nilai fouling ini faktor besar, maka
hambatannya juga akan bsar sehingga heat exchanger harus dibersihkan, agar
perpindahan panas di dalam cooler maksimum.
10
2.4 Flowsheet
11
Gambar 2.9 Flowsheet Proses Unit Purifikasi Kilang Polypropylene
12
Gambar 2.10 Flowsheet Proses Unit Polimerisasi Kilang Polypropylene
13
14
15
16
17
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertamina merupakan suatu perusahaan milik Negara yang berfungsi sebagai
penyedia dan suplai bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari.
Produk yang dihasilkan Pertamina, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM)
meliputi premium, solar, kerosin, IDF, PERTAMAX, Non Bahan Bakar Minyak
meliputi LPG, refrigerant, LAWS, HAP, SBPX, Bahan Bakar Khusus, meliputi
AVTUR dan Fuel Oil, serta Petrokimia yang meliputi Polytam.
Secara umum Kilang Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong dibagi menjadi
beberapa unit produksi, yaitu Crude Distiller and Gas Plant (CD & GP), Crude
Distiller and Light End (CD/L), Polypropylene, Utilities, Oil Movement (OM,
laboratorium (LAB KIL).
Kilang Polypropilene terdiri atas dua unit produksi, yaitu Unit Purifikasi
Propylene adalah unit yang mengolah Raw Propane Propylene dari Fluid Catalitic
Cracking Unit (FCCU) Kilang Sungai Gerong menjadi Propylene dengan
kemumian yang sangat tinggi sedangkan Unit Polypropilene adalah unit yang
mengolah propylene menjadi pellet Polytam sebagai bahan dasar pembuatan
plastik.
3.2 Saran
Untuk PT. Pertamina RU HI, diperlukan pembersihan pada alat 2nd Reactor
Sirculation Gas Cooler (E-2203) mengingat nilai fouling factor yang melebihi data
desain agar proses tetap berjalan optimal.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
1. LANGKAH KERJA MEMBUAT SHELL
22
23
2. LANGKAH KERJA MEMBUAT TUBE
24
4. Lalu klik miror entities dan select semua
lingkaran kecil
25
9. Lalu klik Trim dan pilih Trim to closest dan 12. Lalu klik normal to dan klik setiap tepi
klik setiap lingkaran baris pertama dibawah lingkaran dan klik convert entities
garis yang telah dibuat
26
Membuat line
Revolve boss
27
Sketch pada bagian bawah Pilih feature dan pilih extract cut
Buat lingkaran pada bagian tengah Maka akan jadi flange seperti di bawah ini
4. Membuat saddle
28
Buat garis yang sejajar pada bagian bawah Mirror
Buat garis yang menghubungkan lingkaran Membuat lingkaran pada bagian bawah
29
Mengatur ukuran dengan menggunakan smart 2. Pilih tools line kemudian pilih opsi
dimention seperti bagian bawah centerline dan gambar garis secara vertikal
dan horizontal sesuai dengan ukuran yang
diinginkan
1. Pilih tampilan awal right plane lalu pilih 5. Atur ukuran dari setiap garis yang telah
sketch dibuat dengan smart dimension
30
6. Pilih revolved bodd / base kemudian klik 10. Pilih opsi linear skecth pattern lalu pilih
garis yang berada di tengah opsi circular sketch pattern lalu
hubungkan antara titik tenngah lingkaran
besar dan titik tengah lingkaran kecil
31
6. LANGKAH KERJA MEMBUAT TUBE
COVER
32
8. Pilih menu front plane dan klik opsi plane 12. Buat kembali lingkaran kecil dengan
menggunakan tools circle
33
15. Pilih menu circular skecth pattern lalu 7. Langkah kerja menggabungkan shell and tube
hubungkan antara titik pusat lingkaran besar
dan titik pusat lingkaran kecil Pilih shell
Pilih mate
34
Insert component masukkan shell cover Pasang semua flange
35