Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH

MESIN DAN PERALATAN INDUSTRI PERTANIAN


MAKALAH
JENIS-JENIS DAN PENERAPAN HEAT EXCHANGER DALAM
INDUSTRI

Dosen Pengampu :
Ida Bagus Suryaningrat

Disusun oleh :
Muhammad Rifqy Haidar (181710301019 / TIP A)
Putri Rahayu (181710301025 / TIP A)
Dewi Ayu Savitri (181710301029 / TIP A)
Intania Cahaya Rani (181710301037/ TIP A)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

1
DAFTAR ISI

Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................3


1.2 Tujuan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Jenis-Jenis Heat Exchanger.................................................................4

2.2 Contoh Peralatan Heat Exchanger...................................................12

2.2 Contoh Industri..................................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................18

3.1 Kesimpulan.........................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, dengan


demikian Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat
dikembangkan terutama dari bidang pertanian. Potensi sumber daya alam di
bidang pertanian tersebut seharusnya dapat dioptimalkan dan dikembangkan guna
meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu cara untuk mengoptimalkan
sumber daya alam di bidang pertanian yaitu dengan membangun dan
mengembangkannya menjadi sektor agroindustri. Sektor agroindustri dipilih
untuk mengembangkan dan mengoptimalkan sumber daya alam di bidang
pertanian, karena sektor agroindustri dapat mengelola sumber daya alam di bidang
pertanian menjadi suatu produk olahan yang akan meningkatkan nilai jual,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Proses produksi pada agroindustri membuthkan suatu sistem mesin yang
kompleks sehingga dapat menunjang proses pengolahan bahan baku. Salah satu
mesin yang berperan dalam proses pengolahan bahan baku yaitu heat exchanger.
Heat exchanger merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan proses
pepindahan panas antara dua fluida yang memiliki perbedaan temperatur. Panas
berpindah dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin. Dengan
demikian fungsi heat exchanger dalam proses produksi suatu agroindustri yatu
sebagai mesin atau alat untuk proses pengolahn yang membutuhkan perlakuan
suhu panas maupun suhu tinggi. Dari uraian tersebut diperlukan adanya
pengamatan atau pengumpulan informasi terkaitengan penggunaan heat exchager
pada groindustri,sehingga tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk mengetahui
aplikasi heat exchanger dalam proses produksi agroindustri.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui aplikasi
heat exchanger dalam proses produksi agroindustri.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Heat Exchanger
2.1.1 Heat Exchanger Tipe Kontak langsung
Heat Exchanger tipe kontak langsung adalah suatu proses perpindahan panas
yang terjadi antara dua atau lebih fluida dan disertai dengan terjadinya proses
pencampuran sejumlah massa dari fluida-fluida tersebut. Adanya perpindahan
panas dari fluida-fluida tersebut biasanya diikuti oleh terjadinya perubahan fase
dari salah satu fluida. Adanya perubahan fase menandakan bahwa telah terjadi
transfer panas yang cukup besar dan akan meningkatkan kecepatan panas yang
terjadi. Heat exchanger tipe kontak langsung masih terdiri dari beberapa jenis,
yaitu:
a. Gas-Liquid Excharger
Heat Exchanger tipe ini menggunakan dua fluida kerja yang berbeda, yaitu
fluida cair dan gas. Salah satu aplikasi yang sering digunakan pada tipe ini yaitu
cooling tower. Cooling tower umumnya digunakan pada suatu pembakit listrik
tenaga uap yang lokasinya nerada jauh dari sumber air. Sehingga aplikasi ini
menggunakan udara sebagai media pendingin, sedangkan air berperan sebagai
media yang akan didinginkan. Cara kerjanya yaitu dengan menyemprotkan air ke
dalam cooling tower sehingga akan terjadi pencampuran antara kedua fluida
tersebut (air dan gas) dan disertai dengan proses perpindahan panas. Pada tahap
akhir, air akan terkondensasi dan terkumpul pada bagian bawah cooling tower.
Adapun gambaran gas liquid exchanger dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1 Gas Liquid exchanger

4
b. Immiscible Fluid Exchanger
Heat Excharger jenis ini mencampurkan dua jenis fluida yang berbeda
sehingga akan terjadi proses perpindahan panas. Secara umum, proses yang terjadi
tidak akan berpengaruh terhadap fase dari kedua fluida, namun bisa saja akan
diikuti dengan proses evaporasi maupun kondensasi. HE jenis ini biasanya
digunakan pada sebuah pembangkit listrik tenaga surya. Adapun gambaran
Immiscible Fluid Exchanger dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut

Gambar 2.2 Immiscible Fluid Exchanger


c. Liquid Vapour Heat Exchanger
Heat Excharger tipe ini berfungsi untuk menurunkan maupun meningkatkan
temperatur fluida. Perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida yang berbeda
fase yang diikuti denga pencampuran sejumlah massa antar keduanya. Untuk
proses peningkatan temperatur air, maka akan dilakukan pencampuran antara uap
air yang bertemperatur tinggi ke dalam aliran air yang memiliki temperatur rendah.
Sedangkan bila tujuannya untuk menurunkan temperatur air, maka akan dilakukan
penyemprotan air ke dalam uap air tersebut (biasanya dilakukan pada boiler).
Adapun gambaran Liquid Vapour Heat Exchanger dapat dilihat pada gambar 2.3
berikut

Gambar 2.3 Liquid Vapour Heat Exchanger

5
2.1.2. Heat Exchanger Tipe Shell and Tube
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar)
dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang
relatif kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida
lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell.
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan.
Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar
panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari
tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua
berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga
dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung
disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip
longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk
aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih
besar dari 260 ° C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat
karena bentuknya. Adapun gambaran Heat Exchanger Tipe Shell and Tube dapat
dilihat pada gambar 2.4 berikut

6
Gambar 2.4 Heat Exchanger Tipe Shell and Tube

2.1.3 Heat Exchanger Tipe Double Pipe (Pipa Ganda)


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis
penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan
cairan lainnya dalam pipa. Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa
logam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan
dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan
fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam.
Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi.
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-
sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini
dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya. Adapun gambaran Heat Exchanger Tipe
double pipe dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut

7
Gambar. 2.5 Alat penukar kalor jenis Double Pipa
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang
tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri
ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu
yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar
kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam
susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari
fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.

8
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini
(bagian anulus).
2.1.4 Heat Exchanger Tipe Plate
Merupakan salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri atas paket pelat-
pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang dipisahkan antara
satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan oleh suatu
perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh sekat-sekat
tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi panjang
terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu
disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena
adanya sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan
ruang yang satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai
kebutuhan dan umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau
logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Sistem kerjanya adalah produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu
larutan yang kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini
terjadi dengan adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat
yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian
mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak
akan dialiri oleh komponen lain. Cairan panas yang melintasi bagian bawah head
dialirkan ke atas melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada
bagian puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk
dan medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan

9
mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui
saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran keluaran
produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk
melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran
bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium
pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar
proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung. Produk yang mengalir pada
suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan arah aliran yang berbeda,
sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan oleh pelat yang
mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan medium
yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.
Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada
bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan
medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu
masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports pada
bagian belakangnya. Adapun gambaran Heat Exchanger Tipe plate dapat dilihat
pada gambar 2.6 berikut

Gambar 2.6 Heat Exchanger Tipe plate

10
2.1.5 Heat Exchanger Tipe Swept atau Surface
Merupakan tipe penukar panas yang digunakan untuk pemanasan atau
pendinginan dengan visikositas produk yang tinggi. Alat ini biasanya beroperasi
pada suhu yang cukup kecil yaitu di bawah titik beku. Penukar panas tipe ini
mempunyai silinder jaket yang didalamnya terdapat blade pembawa produk yang
berputar. Kecepatan pendinginan atau pemanasan tidak tergantung pada kecepatan
alir produk tetapi tergantung pada kecepatan putar blade dan jumlah efektif dari
jalur pada blade.

2.1.6 Heat Exchanger Tipe Kumparan Pipa


Tipe ini merupakan heat exchanger menggunakan pipa berbentuk tabung
yang didalamnya berbentuk spiral dan dipasang dalam sebuah silinder.

11
2.2 Contoh Peralatan Heat Exchanger
2.2.1 Calorplast
Merupakan heat exchanger yang termasuk kedalam tipe kontak langsung
gas-liquid. Calorplast merupakan yang digunakan untuk mentransfer panas dari
media gas ke media cair. Alat ini digunakan sebagai pemulih panas baik untuk
pendinginan atau pemanasan dengan aliran yang besar. Area utama penggunaan
alat ini adalah pendinginan dan pemanasan dari knalpot gas dari scrubber,
instalasi ventilasi dalam teknologi pembersihan ruangan seperti pada tanaman
dengan permintaan pembersihan, kondensasi uap dalam industri kimia dan
farmasi dalam teknologi pengeringan pada sirkulasi proses dan sebagai pelarut
pemulihan. Mesin ini didasarkan pada desain modular dan dapat digunakan untuk
gas dengan volume hingga 150.00Nm3/h. Adapun gambaran calorplast dapat
dilihat pada gambar 2.7 berikut

Gambar 2.7 Calorplast


2.2.2 Oscillating Votator
Merupakan aplikasi dari tipe surface yang digunakan untuk pendinginan
gel gelatin. Gelatin mengalir melalui jaket silinder yang terdapat putaran dengan
poros tengah dengan pisau bermulut dan aliran air dingin. Gelatin akan dingin dan
membentuk gel serta diekstruksi dalam bentuk mi dan menyebar merata ke
pengering. Hal ini menyebabkan gelatin bebas dari kontaminasi dengan mikroba.
Adapun gambaran Oscillating Votator dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut

12
Gambar 2.8 Oscillating Votator
2.2.3 Sterilitator double pipe
Merupakan salah satu tipe heat exchanger double pipe yang berfungsi sebagai
alat sterilisasi pada produk susu. Mekanisme kerjanya adalah dengan mengalirkan
air panas melalui rongga-rongga pipa dengan waktu yang singkat. Setelah itu
produk akan dialiri dengan air dingin dengan tujuan menurunkan suhu produk.
Contoh penerapannya yaitu pada pabrik susu UHT salah satunya adalah PT.Ultra
Jaya. Adapun gambaran Sterilitator double pipe dapat dilihat pada gambar 2.9
berikut

Gambar 2.9 Sterilitator susu UHT


2.2.4 Sterilitator shell and tube
Merupakan salah satu tipe heat exchanger shell and tube yang berfungsi
sebagai alat sterilisasi makanan kaleng. Mekanismenya adalah dengan
memasukkan produk kedalam tabung selama kurang lebih 2 jam. Suhu yang
digunakan ialah sekitar 180oc. Dengan sterilisasi maka makanan kaleng akan

13
terbebas dari mikroba perusak. Contoh penerapan sterilitator jenis ini yaitu pada
industri makanan kaleng seperti sarden dan kornet. Adapun gambaran Sterilitator
shell and tube dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut

Gambar 2.10 Sterilitator shell and tube makanan kaleng

2.2.5 Quadruple Evaporator


Adalah alat untuk menguapkan air nira atau air tebu yang memiliki jenis heat
exchanger tipe permukaan. Dikatakan tipe permukaan karena produk akan keluar
ke arah bawah mengikuti arah gravitasi bumi. Mekanisme kerjanya adalah dengan
menguapkan air tebu atau air nira ke evaporator berikutnya. Hal ini terus berlanjut
hingga evaporator keempat yang mana akan dihasilkan gula pasir. Tekanan dan
suhu ysng digunakan pada tiap evaporator berbeda-beda. Hal ini bertujuan
menurunkan titik didih air nira atau air tebu. Adapun gambaran Quadruple
Evaporator dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut

Gambar 2.11 Quadruple Evaporator

14
2.3 Contoh Industri yang menggunakan Heat Exchanger
2.3.1 Tipe Shell-Tube
Contoh Agroindustri yang menggunakan Heat Exchangera dalah Pabrik
Furfural Berbasis Ampas Tebu di Indonesia. Ampas tebu dapat diolah menjadi
furfural karena memiliki kandungan pentosan yang merupakan komponen utama
dalam proses sintesis furfural. Bahan baku lain yang dapat digunakan dalam
produksi furfural. Di dalam pabrik ini Heat Exchanger termasuk dalam salah satu
peralatan utama, maksudnya merupakan peralatan yang memiliki fungsi penting.
Ada dua jenis HE yang digunakan di pabrik ini, yaitu jenis shell-tube dan double
pipe. Jenis shell-tube digunkan untuk reboiler dan condenser di kolom distilsi
serta condenser di aliran keluaran reactor, sedangkan jenis double pipe digunakan
untuk pendingin dan condenser di aliran keluaran kolom flash. Pertimbangan
pemilihan HE didasarkan pada luas area transfer panas yang terjadi di HE tersebut.
Shell-tube dipilih karena memiliki luas area transfer panas lebih dari 10m2 ,
sedangkan jenis doble pipe dipakai karena memiliki luas area transfer panas
kurang dari 10 m2.
2.3.2 Tipe Kontak Langsung
Contoh agroindustri yang menggunakan heat exchanger dengan tipe
kontak langsung yaitu penggunaan ejector pada industri gula Madukismo. Ejector
adalah salah satu jenis mesin fluida yang banyak digunakan untuk mendukung
salah satu proses pada industri, antara lain: proses vacuum destilation, pompa
untuk fluida berbahaya, desalination, micro bubbles generator, refrigeration,
pengolahan dan pengawetan produk pangan, pemotongan material, mixer , passive
core injection system. Berdasarkan aplikasi ini, secara fungsi ejector dapat bekerja
sebagai compressor, vacuum pump, mixer, bubble generator, booster pump.
Dalam industri gula, system vacuum digunakan pada bagian pemasakan dan
penguapan gula, kondisi vacuum diperlukan untuk menurunkan temperature didih
nira gula pada vacuum pan.
2.3.3 Tipe double pipe
Double pipe heat exchanger memiliki kegunaan untuk memindahkan
panas secara efektif dan efesien sesuai dengan konstruksinya yang baik supaya

15
tidak banyak membuang waktu, dan sering disinkronkan dalam bidang industri
seperti yang sering digunakan pada pemanas ruangan, mesin pendingin,
pembangkit tenaga listrik, pabrik kimia, kilang minyak bumi dan pengolahan
limbah, bahkan sudah diaplikasikan pada kehidupan sesehari seperti pada alat
pemanas air.
2.3.4 Tipe Plate
Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sistem pemans atau pendingin dari
suatu sistem produksi industri. Meskipun terdapat beberapa sistem lain, tetapi dari
pengalaman di lapangan dapat disimpulkan bahwa PHE mempunyai daya hantar
panas baik dan sulit untuk ditandingi sistem yang lain, salah satu contoh nyata,
pada industry permen, sistem PHE digunakan sebagai pemanas permen (hard
candy) yang akan dicetak ,dengan digunakannya sistem PHE, maka permen yang
dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan dengan sistem pemanas yang lain.
2.3.5 Tipe Swept atau Surface
Industri yang menerapkan heat exchanger tipe swept atau surface adalah
industri dengan pengolahan bahan dengan viskositas yang relatif tinggi.
Penggunaan komponen heat exchanger tipe Swept atau Surface yaitu jacketed
cylinder dengan tabung silinder yang dilengkapi dengan blade di tengahnya.
Balde tersebut akan berputar sehingga mengakibatkan fluida di dalamnya
mengalir kearah anular. Mesin-mesin penukar panas ini yang akan dapat
diaplikasikan pada industri eskrim dan pendinginan lemak pada produksi
margarin.
2.3.6 Penerapan Sterilitator Double pipe
Sterilitator Double pipe pada suatu industri berfungsi sebagai alat sterilisasi
pada produk susu. Mekanisme kerjanya adalah dengan mengalirkan air panas
melalui rongga-rongga pipa dengan waktu yang singkat. Setelah itu produk akan
dialiri dengan air dingin dengan tujuan menurunkan suhu produk. Contoh
penerapannya yaitu pada pabrik susu UHT salah satunya adalah PT.Ultra Jaya.

16
2.3.7 Penerapan Sterilitator Shell and Tube
Dalam penerapan pada industri sterilitator heat exchanger shell and tube
berfungsi sebagai alat sterilisasi makanan kaleng. Mekanismenya adalah dengan
memasukkan produk kedalam tabung selama kurang lebih 2 jam. Suhu yang
digunakan ialah sekitar 180oc. Dengan sterilisasi maka makanan kaleng akan
terbebas dari mikroba perusak. Contoh penerapan sterilitator jenis ini yaitu pada
industri makanan kaleng seperti sarden dan kornet.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi dan pembahasan makalah dapat disimpulkan bahwa heat
exchanger diaplikasikan dan diterapkan pada hampir semua industri baik itu
industri kimia,petrokimia, kilang minyak, industri pangan, maupun industri raw
material. Penggunaan heat exchanger pada industri-industri tersebut digunakan
sebagai suplai panas maupun suplai dingin dalam proses pengolahan bahan baku.
Penggunaan tipe heat exchanger disesuaikan dengan kebutuhan industri tersebut,
sehigga dapat menunjang proses produksi.

18

Anda mungkin juga menyukai