(Disusun untuk memenuhit Tugas Mata Kuliah Mesin dan Peralatan Industri Pangan I))
Disusun Oleh:
KELAS F
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Mesin dan Peralatan Industri Pangan I tentang Mesin
Pasteurisasi.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami terutama kepada Bapak Dr. Ir. Hasnelly, MSIE yang telah
membimbing saya, orang tua yang telah mendukung saya dalam pembuatan tugas, dan
buku sumber serta web yang dijadikan acuan dalam penyusunan tugas ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga saya dapat
memperbaiki tugas penelitian ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Pembaca dapat mengetahui apa itu proses pencampuran.
b. Pembaca dapat mengetahui bagaimana prinsif kerja dari mesin pencampuran.
c. Pembaca dapat mengetahui produk apa yang mengalami pencampuran.
d. Pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi bahan dalam mesin
pencampuran
BAB III
PEMBAHASAN
Plate Heat Exchanger adalah mesin pasteurisasi untuk bahan cair, paling sering
digunakan pada susu, bir, dan sari buah
Gambar Mesin Pasteurisasi Plate Heat Exchanger (http://www.insinyoer.com/prinsip-
kerja-heat-exchanger/2/)
Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang terdiri dari
Pelat (plate) dan Rangka (frame). Dalam Plate Heat Exchanger, pelat disusun dengan
susunan tertentu, sehingga terbentuk dua jalur yang disebut dengan Hot Side dan Cold
Side. Hot Side dialiri dengan cairan dengan suhu relatif lebih panas dan Cold Side
dialiri dengan cairan dengan suhu relative lebih dingin. Zat cair yang digunakan
sebagai medium bisa dari jenis yang sama atau lain, misalnya air-air, air-minyak, dll
(http://primahandal.com/category/depan/)
Adapun Prinsip kerjanya adalah dua atau lebih aliran fluida kerja diatur oleh
gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga pada masing-masing fluida
dapat mengalir di plat-plat yang berbeda. Kelebihan heat exchanger ini ada pada proses
perawatan yang mudah, koefisien perpindahan panas yang sukup baik dan relatif murah
Pertukaran panas terjadi dari cairan yang lebih panas ke cairan yang lebih
dingin melalui pelat-pelat yang memisahkan kedua jalur. Dengan demikian, Plate Heat
Exchanger dapat digunakan sebagai media untuk memanaskan maupun mendinginkan
cairan(http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/2/)
3.3 Susu Pasteurisasi yang Diproses Dengan Mesin Plate Heat Exchanger
Susu merupakan makanan bernilai nutrisi tinggi, sehingga menjadi medium
yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mikrooganisme. Faktor tersebut
menyebabkan susu menjadi tidak layak dikonsumsi dalam waktu yang singkat bila
tidak ditangani secara benar dan dapat membahayakan kesehatan manusia. Kerusakan
pada susu disebabkan oleh bakteri pembentuk asam laktat yang mencemari susu saat
proses pengolahan. Bakteri akan melakukan fermentasi laktosa di dalam susu dan
membentuk asam laktat. Kerusakan yang terjadi antara lain perubahan flavor, warna
dan tekstur sehingga tingkat penerimaan konsumen akan berkurang (Fellows, 2008).
Susu harus melalui serangkaian pengujian fisik, kimia dan juga pemalsuan
sebelum susu diterima untuk proses pengolahan selanjutnya. Menurut Fellows (2008),
Industri Pengolahan Susu (IPS) melakukan pengujian – pengujian tersebut untuk
memastikan kualitas susu segar yang diterimanya selalu baik secara kontinyu, tidak
berubah-ubah dan juga sebagai indikasi adanya adulterasi.
a. Proses Pengolahan
Pada proses pencampuran, gula pasir dan stabilizer dilarutkan terlebih dahulu
dengan air panas, kemudian dicampurkan dengan susu yang sudah melalui PHE hingga
suhunya 50o – 60oC. Menurut Buckle et al. (1987 cit. Naibaho & Deny (2008)),
pencampuran dengan suhu yang tinggi dan pengadukan akan meningkatkan kelarutan
bahan – bahan yang ditambahkan. Setelah itu, susu didinginkan kembali dan
ditambahkan flavor (coklat, moka, stoberi) serta pewarna. Flavor dan pewarna
ditambahkan pada suhu rendah karena menurut Clydesdale & Francis (1976, cit Ernaini
(2012) ), beberapa jenis pewarna dan flavor memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
panas dan cahaya.
3.4 Kondisi Bahan Pada Saat Diproses Dengan Mesin Plate Heat Exchanger
Susu yang masuk ke dalam mesin Plate heat Exchanger akan mengalami
pemanasan dimana suhu yang digunakan adalah kurang dari 1000C, kondisi tersebut
akan menginaktifkan enzim, sel-sel vegetatif mikroba patogen, pembentuk toksin
maupun pembusuk. Dua atau lebih aliran fluida kerja diatur oleh gasket-gasket yang
didesain sedemikian rupa sehingga pada masing-masing fluida dapat mengalir di plat-
plat yang berbeda. Penggunaan HTST (High Temperatur Short Time) biasanya
menghasilkan produk mutu yang lebig baik dibandingkan dengan LTLT(Low
Temperatur Long Time). Pada pasteurisasi susu kondisi HTST yang digunakan 1610F
selama 15 detik. Untuk susu khusunya, pasteurisasi ini ditujukan untuk membunuh
Coxiella burnetti, jenis mikroba riketsia yang dapat menyebabkan demam Q. Untuk
minuman hasil fermentasi seperti bir dang anggur, pasteurisasi digunakan untuk
membunuh kapang liar atau kontaminan (Wirakartakusumah dkk.1992).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasteurisasi adalah pemanasan yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C,
akan tetapi dengan waktu yang bervariasi dari mulai beberapa detik samapai
beberapa menit bergantung pada tingginya suhu tersebut. Makin tinggi suhu
pasteurisasi, makin singkat proses pemanasannya. Pateurisasi umumnya
dikombinasikan dengan pengawetan lainnya seperti fermentasi atau penyimpanan
pada suhu rendah. Tujuan utam pasteurisasi adalah untuk menginaktifkan sel-sel
vegetatif mikroba patogen, pembentuk toksin maupun pembusuk.
Adapun Prinsip kerja dari Plate Heat Exchanger adalah dua atau lebih aliran
fluida kerja diatur oleh gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga pada
masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat yang berbeda. Pertukaran panas
terjadi dari cairan yang lebih panas ke cairan yang lebih dingin melalui pelat-pelat
yang memisahkan kedua jalur. Dengan demikian, Plate Heat Exchanger dapat
digunakan sebagai media untuk memanaskan maupun mendinginkan cairan.
http://repository.unika.ac.id/736/1/12.70.0083%20%20KP%20MYRIAM%20THERE
SE%20ANGEN%20P.pdf
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/2/
http://primahandal.com/category/depan/