SENSORIS
“UJI DESKRIPSI (DESCRIPTIVE TEST)”
DISUSUN OLEH :
DOSEN :
Dr. Ir. Budiyanto, M.Sc.
Ir. Laili Susanti, M.Si.
1.2 Tujuan
Peserta praktikum dapat melaksanakan pengujian sensoris berupa uji
Deskriptif dengan consumer profile test.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
3.1.1 alat
Piring
3.1.2 bahan
Kerupuk
Air mineral
Lembar penilaian
BAB VI
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Flavor Profile Analysis
Urutan profile flavor sample menjadi beberapa komponen yang disepakati
dalam kelompok sebagai berikut :
No Atribut
2 Rasa asin
3 Gurih
5 Rasa penyedap
6 Rasa ikan
7 Aroma ikan
1 Renyah
2 Keriuk
3 Garing
4 Kasar
6 Seperti gabus
7 Mudah pecah
No Atribut
1 Aroma minyak goring bekas
2 Rasa asin
4 Minyaknya berasa
5 Rasa penyedap
6 Rasa bawang
7 Rasa asam
8 Gurih
9 manis
10 Bau ikan
12 bersoda
No Atribut
3 Agak keras
4 Permukaan kasar
6 Seperti gabus
7 Mudah hancur
8 lempam
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Uji deskripsi. http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi_sensori . (14 Mei 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uji deskripsi didesain untuk mengidentifikasi dan mengukur sifat-sifat sensori. Dalam
kelompok pengujian ini dimasukkan rating atribut mutu dimana suatu atribut mutu dikategorikan
dengan suatu kategori skala (suatu uraian yang menggambarkan intensitas dari suatu atribut
mutu) atau dapat juga besarnya suatu atribut mutu diperkirakan berdasarkan salah satu sampel,
dengan menggunakan metode skala rasio.
Uji deskriptif merupakan uji yang membutuhkan keahlian khusus dalam penilaiannya karena
dalam uji ini panelis harus dapat menjelaskan perbedaan antara produk-produk yang diuji. Untuk
melakukan uji ini, dibutuhkan penguji yang terlatih. Uji deskriptif terdiri atas Uji Pemberian skor
atau pemberian skala. Kedua uji ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor
yang dihubungkan dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem pemberian
skor, angka digunakan untuk menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun
(http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi_sensori).
Uji deskripsi digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh
tentang karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini banyak sifat
yang sensorik yang dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat
sensorik yang dipilih adalah terutama yang paling relevan terhadap mutu
atau yang paling peka terhadap perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat
sensorik mutu ini disebut atribut mutu. Misalnya ketengikan, warna, bau
dan lain-lain.
Kekurangan atau kelemahan dari uji deskripsi di antaranya adalah
membutuhkan panelis yang memiliki konsentrasi tinggi dan juga
kepekaannya. Biasanya sudut antara dua garis radial sama dengan
ditetapkan dengan cara membagi sudut keliling dengan jumlah atribut
mutu(http://achmadgusfahmi.blogspot.com/2011/03/uji-deskripsi.html).
Analisis Deksriptif
Analisis deskriptif adalah teknik analisis sensori yang digunakan
dengan tujuan memperoleh deskripsi sifat-sifat sensori dari berbagai
macam produk atau material (Gacula, 1997)., uji dekskriptif merupakan
penilaian sensori yang lebih kompleks, meliputi berbagai jenis sensori
yang menggambarkan keseluruhan sifat komoditi tersebut. Dalam
mendeskripsikan sifat makanan terdapat beberapa metode, yaitu secara
kualitatif dan secara kuantitatif. Menurut Meilgaard et al., (1999), semua
metode analisis deskriptif menggunakan penilaian baik secara kualitatif
maupun secara kuantitatif, menuntut panelis untuk menggambarkan dan
mendeteksi atribut-atribut sensori sedekat mungkin. Metode kualitatif
dilakukan untuk mendapatkan dan mengembangkan bahasa, sehingga
dapat menggambarkan sampel yang nantinya sangan penting untuk
analisis secara kuantitatif, sedangkan metode kuantitatif mendeskripsikan
karakteristik sensori suatu produk dengan memberikan penilaian yang
menggambarkan sampel dalam suatu skala interval (Rahayu, 1998).
Menurut Gacula (1997). Metode dalam analisis deksriptif terus
berkembang. Tiga metode yang digunakan dalam analisis deskriptif,
yaitu flavor profil, texture profildan quantitative descriptive
analysis. Keberhasilan analisis deskriptif tergantung pada empat faktor,
yaitu pelatihan dan pengalaman panelis, panel leader, pelaksanaan
analisis, dan komitmen para
panelis(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20777/F09
woh.pdf?sequence=1).
FLAVOR
Flavor adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan sensasi
perasaan selama kita makan atau minum. Sering kali flavor didefinisikan
sebagai kesan (sensasi) gabungan rasa dan bau yang dipengaruhi oleh
sifat akuistik bahan, tekstur dan penampakan. Sejumlah karakteristik
beberapa komponen bahan yang dibawa ke dalam mulut, dirasakan
terutama oleh indra rasa dan bau dan seterusnya diterima dan
diintepretasikan oleh otak. Selanjutnya komponen flavor ini dapat berupa
komponen kimia tunggal ataupun campuran beberapa komponen kimia
alami atau sintetik. Komponen kimia ini berupa komponen volatil yang
biasanya terdiri dari ester, asam, alkohol, aldehid dan keton. Komponen
volatil ini sangat penting dalam pembentukan karakteristik flavor. Sensasi
ini merangsang organ organoleptik (Lindsay, 1985).
Menurut U. S. Society of flavor chemists dalam Heath (1978), flavor
didefinisikan sebagai suatu substansi, berupa komponen kimia tunggal
atau campuran, baik alami maupun sintetik, yang menyebabkan suatu
sensasi pada makanan dan minuman ketika dikonsumsi. Menurut Heath
(1978), flavor pada makanan dapat berasal dari :
1. Komponen-komponen yang sudah ada dialam seperti pada daging,
buah, rempahrempah
dan sayuran.
2. Timbul dari perubahan kimia komponen-komponen dasar yang
disebabkan oleh
proses pengolahan seperti pemanasan dan oksidasi.
3. Penambahan bahan perisa baik dari bahan alami ataupun sintesis.
(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20777/F09woh.pdf
?sequence=1).
.
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun
semu. Suatu permukaan mungkin kasar, halus, keras atau lunak, kasar
atau licin. Tekstur merupakan karakter nilai raba yang dapat dirasakan
secara fisik dan secara imajiner. Tekstur kasar ketika diraba secara fisik
memang menunjukkan suatu permukaan yang kasar, sedangkan tekstur
semu hanya nampak oleh mata karakternya kasar namun ketika diraba
tidak dapat dirasakan sebagamana yang dilihat sehingga tekstur
semacam ini hanya memberi kesan imajinatif pada
perasaan(http://johnbalya.blogspot.com/2011/03/tekstur-rheologi-dan-
sifat-permukaan.html).
tekstur makanan adalah hasil atau rupa akhir dari makanan, mencakup : warnatampilan
luar, warna tampilan dalam, kelembutan makanan, bentuk permukaan padamakanan,
keadaan makanan (kering, basah, lembab)
(http://www.scribd.com/doc/54754597/laporan-mentah).
BAB VI
PEMBAHASAN
Uji deskripsi sendiri digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
utuh tentang karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini
banyak sifat yang sensorik yang dinilai dan dianalisis secara keseluruhan.
Sifat-sifat sensorik yang dipilih adalah terutama yang paling relevan
terhadap mutu atau yang paling peka terhadap perubahan mutu suatu
komoditi. Sifat-sifat sensorik mutu ini disebut atribut mutu. Misalnya
ketengikan, warna, bau dan lain-lain. Namun, Kekurangan atau
kelemahan dari uji deskripsi di antaranya adalah membutuhkan panelis
yang memiliki konsentrasi tinggi dan juga kepekaannya.
Analisis deskriptif adalah teknik analisis sensori yang digunakan
dengan tujuan memperoleh deskripsi sifat-sifat sensori dari berbagai
macam produk atau material (Gacula, 1997). Menurut Rahayu (1998), uji
dekskriptif merupakan penilaian sensori yang lebih kompleks, meliputi
berbagai jenis sensori yang menggambarkan keseluruhan sifat komoditi
tersebut. Dalam mendeskripsikan sifat makanan terdapat beberapa
metode, yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Menurut Meilgaard et
al., (1999), semua metode analisis deskriptif menggunakan penilaian baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif, menuntut panelis untuk
menggambarkan dan mendeteksi atribut-atribut sensori sedekat mungkin.
Metode kualitatif dilakukan untuk mendapatkan dan mengembangkan
bahasa, sehingga dapat menggambarkan sampel yang nantinya sangan
penting untuk analisis secara kuantitatif, Contoh metode dalam analisis
deksriptif yaitu flavor profil Analysis, texture profil Analysis.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Focus Group merupakan salah satu metode kualitatif analisa deskripsi
untukFlavor Profil Analysis dan Texture Profil Analysis.
Pada Flavor Profil Analysis, hasil deskripsi aroma menunjukkan aroma
minyak jelantah atau minyak goreng bekas dan aroma ikan. Sedangkan
hasil deskripsi rasa menunjukkan rasa asin dan rasa ikan. Atribut lain
yang terdeskripsi adalahrasa minyak, rasa bawang, rasa asam, manis,
dan bersoda.
Pada Flavor Texture Analysis, hasil deskripsi menunjukkan sampel
kerupuk renyah, keriuk, garing, permukaan kasar, dan seperti gabus
sehingga mudah pecah. Atribut lain yang terdeskripsi adalah keras namun
lembut di lidah, tidak padat / berongga, setelah dimakan atau dikunyah
terasa lengket dan lempam.
Hasil dari Focus Group akan digunakan untuk Quantitative Descriptive
Analysis (QDA) untuk lebih mengidentifikasi karakteristik dari suatu
sampel secara kuantitaif.
6.2 Saran
http://koboykampus16.blogspot.co.id/2015/04/uji-deskripsi-descriptive-test.html