OLEH :
KELOMPOK 2
RIA LESTARI
MUHAMMAD HARIS ABDAR
YUNIDA LERIAN MEIDYA
05021181320031
05021181320024
05021181320017
Latar Belakang
Bahan pangan pada umumnya mempunyai bentuk padat dan cair,
meskipun demikian bahan air tetap mengandung bahan-bahan padatan (solid) dan
begitu juga sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula bahan cair. Bahan
pangan uji fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan, warna, rasa, dan bau
bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total asam, dan
kadar gula. Di antara sifat fisik tersebut berat dan volume biasanya dipakai untuk
pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam kegiatan pascapanen lainnya seperti
pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik sangat diperhatikan. Berat jenis dari
produk pertanian dapat digunakan untuk menjaga kematangan dari buah.
Sifat fisik dari produk fisik dari pertanian sangat diperhatikan dalam
penanganan pascapanen, terutama dalam kegiatan sortasi maupun grading
(pemutuan). Sifat fisik dari produk pertanian terdiri dari berat, volume, bentuk,
warna, tekstur, berat jenis dan kadar air. Dimana sifat fisik tersebut berat dan
volume biasanya dipakai untuk pemutuan buah berdasarkan kuantitas. Dalam
kegiatan pascapanen lainnya seperti pengemasan dan pengangkutan, sifat fisik
sangat diperhatikan. Sifat fisik bahan sangat berhubungan dengan pengelolaan
bahan
pangan
secara
meknis,
banyak
jenis
pakar
profesional
telah
direkomendasikan oleh ahli nutrisi dalam bentuk formula. Sifat fisik bahan dapat
langsung diamati tanpa adanya reaksi kimia, sedangkan sifat fisik kimia hanya
dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan
atau pembentukan gas.
Kekuatan, ukuran, bentuk bahan pangan merupakan sifat fisik penting
yang berperan dalam pengolahan. Sifat fisik tersebut dapat menentukan metode
penanganan dan desain peralatan pengolahan. Ukuran dan bentuk fisik merupakan
sifat dasar yang penting. Pada kerang-kerangan, dimensi kerang, rasio dimensi
kerang, rasio volume ruang dengan volume total dan berat kerang dapat
membantu dalam penetuan peralatan penanganan dan potensi daging per wadah.
Informasi mengenai ukuran dan bentuk bahan pangan dapat membantu dalam
pembuatan alat seleksi. Jenis bahan pangan, kondisi pertumbuhan, tempat hidup
dan faktor lingkungan lainnya akan berpengaruh terhadap dimensi bahan pangan
dan dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap rasio dimensi peralatan.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum sifat fisik ini adalah untuk mengetahui bentuk,
ukuran, warna, kadar air, tekstur, TPT, dan lain-lain bahan pangan atau produk
pertanian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Bahan Pangan
Bahan pangan adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan pangan
atau bahan baku dan bahan tambahan yang akan digunakan sebagai bahan
masukan dalam pengolahan suatu produk pangan (Afrianto, 2008).
2.2
Karakteristik teknik bahan pertanian adalah sifat fisik dari bahan pertanian
yang dianalisis dengan tujuan memudahkan dalam mendesain proses dan alat dan
mesin yang terkait dengan penanganan dan aplikasi bahan pertanian. Contoh
bahan pertanian yaitu benih, pupuk, hasil pertanian, hingga limbah biologis hasil
aktivitas pertanian. Sifat fisik yang dianalisis adalah ukuran sederhana (bentuk,
panjang, luas permukaan, volume, massa, massa jenis), sifat listrik, sifat panas
(mencakup konduktivitas, difusivitas, kemampuan pindah panas, dan sebagainya),
karakteristik air (mencakup kadar air, higroskopisitas, kadar air kesetimbangan,
dan sebagainya), sifat optik, tegangan mekanis, rheologi, sifat aerodinamika dan
hidrodinamika, dan sebagainya. Karakteristik tak langsung seperti gesekan yang
terjadi antara bahan pertanian dan bahan pertanian dengan media lain serta
kerusakan mekanik dan fisik juga dianalisis (Wikipedia, 2016).
2.3
Sifat Fisik
Sifat fisika adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur
atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat
intensif atau ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada ukuran dan
jumlah materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif bergantung pada hal tersebut.
Sebagai tambahan, suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika nilainya tidak
tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya (Wikipedia, 2016).
Sifat fisik yang memiliki hubungan erat dengan sifat dari bahan pangan
antara lain sifat alometrik, tekstur, kekenyalan, koefisien gesek, dan konduktivitas
panas. Sifat fisik memiliki kaitan sangat erat dengan mutu bahan pangan karena
dapat digunakan sebagai informasi dasar dalam menentukan tingkat metode
penanganan dan atau bagaimana mendisain peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang bersifat otomatis (Afrianto, 2008).
2.4
dan ukuran bahan yang diproses. Contoh mesin tanam, ayakan (sifter), dan
saringan membutuhkan pengetahuan mengenai dimensi ukuran bahan yang
diproses agar dapat bekerja dengan baik. Pada proses tertentu, selain bentuk juga
kerapatan bahan (bulk density) (Wikipedia, 2016).
Bentuk produk juga mempengaruhi koefisien pengepakan dalam suatu
kontainer. Koefisien pengepakan secara teoritis nilainya mudah dihitung jika
diasumsikan bahwa bentuk bahan adalah bulat sempurna. Namun kenyataan di
lapangan, tidak ada bahan pertanian yang memiliki bentuk bulat sempurna. Selain
itu, bentuk bahan pertanian juga dapat berubah akibat proses penanganan yang
tidak benar sehingga menimbulkan kerusakan mekanis (Wikipedia, 2016).
Bentuk dan Ukuran:
1. Tidak dapat dipisahkan
2. Penting untuk merancang alat seperti grading dan sortasi
3. Dibedakan atas 2 kasus :
-
telanjang
- Produk berbentuk bubuk : kopi, garam, susu bubuk dll.
4. Mempengaruhi :
Penerimaan konsumen
Pengemasan
Distribusi
Proses pengolahan
Indeks
bentuk
yang
sering
digunakan
adalah
kebulatan
Deskripsi
Mendekati bola
Pipih pada ujung tangkai dan ujung
Oblong
tanpa tangkai
Diameter vertikal
Konik
horizontal
Mengecil ke arah ujung
>
diameter
Ovat
Blik
tangkai
Aksis yang menghubungkan tangkai
Abovat
Eliptikal
Trunkat
Unekual
Ribbed
bagian lainnya
Pada potongan melintang sisinya
Regular
horizontal
Irregular
mendekati lingkaran
Potongan
melintang
horizontal
menjauhi lingkaran
b. Kebulatan (sphericity) dan kebundaran (roundness)
Adalah ukuran ketajaman pojok (sudut) suatu benda padat.
- Roundness = AP/AC = luas proyeksi objek terkecil/luas proyeksi objek
-
terbesar
Sphericity = Akar pangkat tiga dari hasik kali ketiga sumbu/ Sumbu
Terpanjang
kebulatan=Fm/Fc
kebulatan rerata = r/nR kebundaran=di/dc
Ukuran menyatakan besaran materi atau isi pada suatu komoditas yang
dimanifestasikan dalam bentuk besaran : - berat - volume
- luas - panjang
- lebar - diameter
- tebal
2.5
Warna
Warna merupakan salah satu faktor sensori yang mempengaruhi
penerimaan produk pangan (Holinesti, 2009). Warna adalah sebuah sensasi fisik
jika distribusi energi dari cahaya direfleksikan atau ditransmisikan oleh/melalui
bahan pangan. Energi digambarkan sebagai spektrum elektromagnetik yang
kontiniu dengan kisaran dari sinar gamma (panjang gelombang 10-5 nm - 1017
nm). Bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata: 380 770 nm mempengaruhi warna. UV = 100-380 nm, Infra red = 770 - 1.000.000
nm.
Contoh mengukur warna pada anggur: Jika sinar putih melewati anggur
yang berwarna merah, maka pigmen antosianin dari anggur akan mengabsorbsi
energi pada daerah sinar tampak. Energi yang tidak diserap akan lewat mencapai
mata panjang gelombang sinar yang ditransmisikan = 700 - 770 nm warna
merah. Jika panjang gelombang = 380-400 nm warna violet.
Tabel. 1 Warna, panjang dan jumlah gelombang sinar kromatik
Warna
Panjang Gelombang
1. Merah
(nm)
630 770
cm-1
1.25 1.59
2. Jingga
3. Kuning
4. Hijau Muda
5. Hijau
6. Biru Muda
7. Biru Tua
8. Nila
9. Violet
610 630
560 610
520 560
480 520
460 480
440 460
420 440
400 - 420
1.59 1.64
1.64 1.79
1.79 1.92
1.92 2.08
2.08 2.17
2.17 2.27
2.27 2.38
2.38 2.50
Illumination (ICI/CIE) :
X = merah
Y = hijau
Z = biru
Pengukuran Warna 5 Cara menilai atau mengukur warna :
Cara deskripsi
Cara gambar (chart methods)
Cara notasi: subjektif dan objektif
Subjektif, visual
Cara spektrofotometri: objektif
Cara panelis ahli: subjektif
Contoh deskripsi warna baku untuk daging sapi
No Urut/Skor
1
2
3
4
5
6
2.6
Diskripsi Baku
Merah pink (dark pink)
Merah ceri (Light Cherry Red)
Merah ceri agak gelap (Slight dark cherry red)
Merah agak gelap (Moderately dark red)
Merah gelap (Dark red)
Merah sangat gelap (very dark red)
Tekstur
Tekstur bahan pangan beraneka ragam, mulai dari yang tekstur halus
hingga kasar. Tekstur bahan pangan berkaitan dengan perlindungan alami dari
bahan pangan tersebut. Namun dari sisi sebagai bahan pangan, tekstur memiliki
kaitan erat dengan cara penanganan dan pengolahan bahan pangan. Pengujian
tekstur bahan pangan sudah banyak dilakukan dengan menggunakan alat
penggunting atau penusuk. Informasi yang diperoleh akan berguna untuk
menentukan berapa kekuatan yang diperlukan apabila akan menggunakan produk
tersebut. Lebar bahan pangan akan mempengaruhi energi yang diperlukan untuk
memotong. Pemotongan cumi-cumi yang berukuran 3 cm akan membutuhkan
energi 205 N dibandingkan dengan cumi-cumi berukuran 1 cm yang ternyata
hanya membutuhkan energi pemotongan 82 N (Afrianto, 2008).
adalah padatan yang terdiri dari berbagai komponen bahan tersebut. Didalm suatu
bahan, sebagian padatan ada dalam bentuk terlarut dan sebagian yang tidak
terlarut. Kadar total padatan dapat diukur dengan menggunakan metode yang
dilakukan oleh Pomeranz dan Meloan tahun 1980 (Legowo dan Nurwanto, 2004).
2.8
Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat 5
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
2.9
Sudut Repose
Menurut Rusendi, Dadi, dkk sudut repos adalah sudut yang terbentuk
antara bidang alas dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan
curah (biji-bjian) dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir.
Sudut repos terjadi:
Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas
gerak;
Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijibijian dengan permukaan horizontal
Nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi oleh bentk, ukuran, kadar
air dan orientasi bahan. Penting untuk disain wadah, fasilitas penyimpanan, dan
alat pembantu lain dalam pengolahan biji-bijian
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
penjepit, neraca analitik, desikator, gelas ukur, oven, jangka sorong, spatula.
Bahan yang digunakan: Biskuit (merk: Biskuat), Orange Juice (merk:
Pulpy Orange), melinjo, manggis, tepung beras (merk: Rose Brand), aquades.
3.3
Cara Kerja
Pengukuran
TPT
(Total
Padatan
Terlarut)
menggunakan
Refraktometer:
1. Sampel (orange juice) di bagi menjadi 3: 25%, 50%, 75%
2. Kemudian dicampur dengan 10 ml aquades untuk setiap sampel
3. Setelah itu hidupkan alat, bersihkan dengan tisu hingga muncul
angka 0 pada layar
4. Kemudian pada alat ditetesi sampel: mulai dari 0% (murni) 25%,
50%, 75% (yang telah dicampur 10 ml aquades)
5. Setiap sampel yang ditetesi hasilnya akan muncul pada layar
(setiap sampel yang akan ditetesi, tempat penetasan harus selalu
dibersihkan terlebih dahulu)
6. Kemudian catat hasilnya.
dan
alas
gundukan
menggunakan mistar
3. Catat hasilnya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat fisik dari produk pertanian penting untuk diketahui karena hal ini
akan berguna dalam perlakuan pasca panen produk pertanian selanjutnya. Jika
ditelusuri lebih dalam, sifat fisik dari suatu bahan cukup banyak dan memiliki
karakteristik serta cara pengukuran tersendiri. Dalam kegiatan praktikum sifat
fisik produk pertanian, kami melakukan pengukuran terhadap beberapa jenis sifat
fisik pada beberapa jenis sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan
praktikum ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh dosen
pengajar mata kuliah yang bersangkutan. Beberapa sifat fisik yang kami ukur
adalah sebagai berikut:
1. Warna
Warna merupakan bagian sifat fisik produk pertanian yang tampak atau
terlihat. Warna tergolong dalam sifat optik produk pertanian karena proses
pengolahannya yang melibatkan efek visual. Unsur terpenting dalam pengukuran
sifat optik ini adalah cahaya, karena tanpa adanya cahaya, maka warna tidak dapat
dideteksi. Pada pengukuran warna kali ini, alat yang kami gunakan adalah colour
reader. Alat ini menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaga.
Alat ini akan membaca tingkat kadar L a dan b pada permukaan yang
dideteksi. L (Lightness) menunjukkan tingkat terangnya suatu warna dimana 0
menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan warna putih. a menunjukkan
warna hijau dan merah, dimana a+ adalah merah dan a- adalah hijau. Sedangkan b
menunjukkan warna biru dan kuning dimana b+ adalah kunign dan b- adalah
biru. Untuk gambar alat yang kami gunakan. terlampir di lampiran pada halaman
belakang pada laporan ini. Pada pengukuran sifat fisik warna, kami menggunakan
dua sampel yaitu buah manggis dan buah melinjo. Yang diukur adalah permukaan
luar buah. Sebelum sampel di ukur warnanya menggunakan colour reader, terlebih
dahulu buah dilapisi dengan plastik PE (Poli Etilen) dengan karakteristik
transparan, tipis dan bening. Fungsinya adalah agar kotoran, debu dan permukaan
kasar pada produk tidak mempengaruhi pembacaan warna ada alat. Adapun hasil
pengukuran, kami sajikan dalam bentuk tabel belikut ini:
2. Tekstur
Sama halnya dengan warna, tekstur juga merupakan salah satu sifat fisik
produk yang sangat penting untuk diketahui. Tekstur tidak cukup diamati secara
visual, tetapi juga memerlukan perlakuan khusus seperti ditekan, di gesek,dan
perlakuan lain sehingga tekstur dapat diketahui. Namun cara seperti itu cenderung
merusak produk sehingga dapat menurunkan mutu produk tersebut. Dengan
mengetahui tekstur, maka dapat diketahui tingkat kematangan, tingkat kelunakan,
kekasaran, kehalusan dan masih banyak lagi yang berperan dalam penentuan
mutu.
Pengukuran tekstur yang kami lakukan pada kegiatan praktikum ini adalah
dengan menggunakan alat pengukur tekstur LFRA Texture Analyzer. Sedangkan
sampel yang kami gunakan ada 3 yaitu buah manggis, buah melinjo dan biskuit.
Ketiga bahan ini diukur tekstur baik bagian dalam maupun bagian luar. Oleh
karena itu pada hasil pengukuran terdapat peak load dan final load , dimana
keduanya menunjukkan kadar tekstur bagian permukaan dan bagian dalam bahan.
Berikut merupakan data hasil pengukuran tekstur dari tiga jenis sampel:
Pengukuran Tekstur (g)
No
1.
2.
3.
Sampel
ulangan ke-1
Ulangan ke-2
Peak Load
Final Load
Peak Load
Final Load
Manggis
Melinjo
290,2
586,0
98,6
107,8
283,0
526,6
146,8
409,4
Biskuit
312,8
198,6
296,4
212,6
Dari ketiga jenis sampel, terlihat adanya perbedaan yang cukup signifikan
dari nilai peak load dan final load. Peak load bernilai lebih besar dibandingkan
dengan final load. Hal ini dikarenakan tingkat kekerasan dan kekasaran
permukaan bahan lebih besar dibandingkan dengan yang dibagian dalam bahan.
Dari ketiga jenis sampel yang kami gunakan, buah melinjo adalah bahan dengan
tingkat kekerasan tertinggi sedangkan buah manggis adalah buah dengan tingkat
kekasaran terendah atau tingkat kelunakan yang sedang, hanya saja memiliki
permukaan yang lebih keras.
3. Total Padatan Terlarut (TPT)
No
%Sampel
T (Oc)
Ulangan ke-2
0%
29,9
10,7
10,6
25%
29,9
2,1
2,0
50%
29,9
3,8
3,6
75%
29,9
4,5
4,6
4. Kadar Air
Kadar air bahan menunjukkan jumlah air yang terkandung pada bahan.
Bahan dengan kadar air yang sangat kecil biasanya sudah menlalui proses
pengeringan terlebih dahulu. Sampel yang kami uji kadar air nya pada praktikum
ini terdiri dari dua jenis bahan yaitu tepung beras dan biskuit. Untuk biskuit,
karena bentuknya bongkahan dan penampangnya cukup besar, maka kami lakukan
penumbukan terlebih dahulu agar lebih mudah dalam melakukan proses
pengukuran kadar airnya. Metode pada pengukuran ini yaitu pengovenan pada
suhu 1050C selama 24 jam. Metode ini kami pilih karena metode ini cukup mudah
dan alat yang kami butuhkan tersedia di laboratorium. Berikut merupakan data
hasil pengukuran kadar air bahan:
Kadar air bahan dari kedua sampel cukup kecil. Hal ini dikarenakan
sampel yang kami gunakan dipasarkan dalam keadaan yang kering. Seperti halnya
pada tepung beras, kadar air yang disimpan tentu bernilai sangat kecil agar produk
tetap awet. Tak jauh berbeda dengan biskuit, kadar air yang dijaga juga kecil agar
kerenyahan biskuit tetap terjaga. Kedua karakteristik dari sampel yang kami
gunakan ini bersifat higroskopis atau menyerap air, sehingga keduanya di kemas
sedemikian rupa agar air dan uap air tidak dapat masuk, selain itu penyimpanan
produk juga ikut diperhatikan untuk menjaga mutu produk.
5. Shape / Ukuran
Dalam proses pasca panen seperti pada sortasi dan grading, shape atau
ukuran selalu digunakan sebagai parameter penentuan standar, ini dikarenakan
sifat fisik ini tampak langsung dan dapat diamati oleh mata. Layaknya sebuah
cover, shape atau ukuran menjadi penilaian pertama para pelaku konsumen dalam
membeli produk selain warna. Pengukuran sifat fisik ini, bisa dilakukan secara
manual dan mekanis. Namun pada praktikum ini pengukuran kami lakukan secara
manual, karena peralatan yang belum tersedia untuk melakukan pengukuran
secara mekanis.
Alat yang kami gunakan dalam pengukuran adalah jangka sorong. Proses
pengukurannya tidak berbeda pada pengukuran dengan jangka sorong pada
umumnya, yaitu menghitung skala utama dan nonius pada alat sehingga
didapatlah ukuran dari sampel. Sampel yang kami gunakan adalah sampel buah
segar dan produk non biologis atau produk olahan. Untuk sampel buah, kami
menggunakan buah melinjo dan buah manggis. Sedangkan untuk produk olahan,
kami menggunakan biskuit. Berikut merupakan data hasil pengukuran shape /
ukuran:
Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang datar dengan sisi
miring curahan bila sejumlah biji dituangkan dengan cepat di atas bidang datar.
Hasil praktikum perhitungan sudut repos kali ini menggunakan tepung beras merk
Rose Brand dengan melakukan 2 kali ulangan maka didapatkanlah sudut repos
pertama sebesar 0,72 dan sudut repose kedua sebesar 0,94. Dapat ditarik
kesimpulan pada percobaan sudut repos yaitu semakin tinggi gundukan maka
semakin sempit alas gundukan begitu juga sebaliknya.
Sudut repos digunakan dalam mendesain alat dan mesin yang menangani
dan mengolah bahan berbentuk partikel, seperti hopper dan silo yang digunakan
untuk menampung, dan sabuk konveyor yang digunakan untuk memindahkan
bahan. Penggunaan sudut tenang dalam sabuk konveyor bermanfaat untuk
menentukan lebar sabuk. Selain itu, juga digunakan untuk meramalkan apakah
suatu tumpukan (misal bahan bangunan, kerikil, pasir) atau kondisi geografis
(salju, gunung) akan terjadi longsor.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Sifat fisik dari produk fisik dari pertanian sangat diperhatikan dalam
penanganan pascapanen, terutama dalam kegiatan sortasi maupun
grading (pemutuan).
2. Ukuran dan bentuk fisik merupakan sifat dasar yang penting.
3. Warna adalah sebuah sensasi fisik jika distribusi energi dari cahaya
direfleksikan atau ditransmisikan oleh/melalui bahan pangan.
dan
mengolah
bahan
berbentuk
partikel,
Texture Analyzer.
Saran
Untuk menghindari kesalahan pada praktikum atapun perhitungan maka
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 1 Untuk SMK.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Rusendi,
Dadi,
dkk.
2014.
Penuntun
Praktikum
Teknik
Penanganan
2016.
Karakteristik
teknik
bahan
pertanian.
Online:
https://id.wikipedia.org/wiki/Karakteristik_teknik_bahan_pertanian.
Diakses pada 11 April 2016.