PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk menganalisis kadar serat
pangan yaitu kadar serat larut air (melalui nilai SDF) dan serat tidak larut air
(melalui nilai IDF).
BAB 2. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kacang-
kacangan
Pengecilan ukuran
Pengayakan 80 mesh
Penimbangan
Tepung
tanpa lemak
Penimbangan 1 gr
Inkubasi + agitasi
Penimbangan
(40ºC, 60 menit)
Penimbangan SDF
Gambar 2. Diagram alir analisa kadar serat pangan
BAB 3. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Berat Berat
Berat (B) Kurs + Kertas
Berat (A) Berat
Sampel Kelo Sampel kertas Kertas Saring
No. Kertas Kurs (D)
Kacang mpok Awal (g) saring + saring yang
Saring (g) (g)
residu Residu Diabukan
(E) (G)
1 1 0,8508 1,8833 33,1402 34,1487 0,448430493
1. Edamame 2 1 0,8707 1,9233 33,7018 34,7124 0,448430493
3 1 0,7641 1,8275 12,8938 13,9081 0,448430493
4 1 0,747 1,7743 25,8825 26,8842 0,448430493
2. Tunggak 5 1 0,7093 1,7477 26,1936 27,2016 0,448430493
6 1 0,7573 1,8053 15,9184 16,9232 0,448430493
7 1 1.) 0,7485 2,5508 25,3373 26,3479 0,896860987
3. Merah 8 1 2.) 0,7205 2,6368 17,9035 18,9124 0,896860987
9 1 1.) 0,7677 2,6335 16,247 17,2612 0,896860987
10 1 2.) 0,7786 1,7605 22,9043 23,9048 0,448430493
4. Hijau 11 1 1.) 0,7629 1,7076 34,3256 35,3276 0,448430493
12 1 2.) 0,7997 1,7649 32,4106 33,4126 0,448430493
13 1 0,7275 1,765 33,5291 34,5305 0,448430493
5. Koro Kratok
14 1 0,7082 2,6116 23,2873 24,2941 0,896860987
3.2 Hasil Perhitungan
3.2.1 Uji Serat Tidak Larut Air (IDF)
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Serat Tidak Larut Air (IDF)
Blanko IDF =
Sampel (C) = (F) = (H) = (E – Rata-rata
No. Grup (I) = (A (C-H-I)/
Kacang (B - A) (E - D) G – D) IDF
– G) Wx100
Blanko SDF =
Sampel (C) = (F) = (H) = (E – Rata-rata
No. Grup (I) = (A (C-H-I)/
Kacang (B - A) (E - D) G - D) SDF
– G) W*100
Serat pangan (dietary fiber) merupakan bagian yang dapat dimakan dari
tanaman atau karbohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi
pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau parsial pada usus besar.
Herminingsih a (2010), mendefinisikan serat pangan adalah sisa dari dinding sel
tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh enzim pencernaan manusia
seperti hemiselulosa, selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin.
Berdasarkan kelarutannya, serat pangan dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu
SDF (Soluble Dietray Fiber) dan IDF (Insoluble Dietary Fiber). SDF dapat
difermentasi oleh bakteri usus menghasilkan gas hidrogen, metana, dan CO2, serta
SCFA (Short Chain Fatty Acid). SCFA yang dihasilkan adalah asam format,
asetat, asam butirat, asam propionate akan diserap usus dan menghasilkan energi
(2 kkal/g serat (kisaran: 0–3 kkal/g serat) (Slavin 2005). Pada praktikum yang
telah dilakukan, dapat diketahui kandungan serat pangan yang terlarut dan tidak
terlarut pada kacang-kacangan sebagai berikut.
40 36.24277 35.6861
33.75886 33.1361 34.1161
35
30 26.11277 27.29915
25
19.2061 17.70943
20
15 10.66943
10
5
0
Edamame Tunggak Merah Hijau Koro Kratok
IDF SDF
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa sampel yang digunakan pada
praktikum analisa serat antara lain edamame, kacang tunggak, kacang merah,
kacang hijau, dan koro kratok yang telah ditepungkan. Grafik di atas
menunjukkan bahwa nilai IDF dari sampel yang telah di analisa memiliki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan nilai SDF. Dapat dilihat nilai IDF dari setiap
sampel dari yang tertinggi ke terendah secara berturut-turut yaitu kacang tunggak,
kacang merah, koro kratok, kacang hijau, dan edamame sedangkan untuk nilai
SDF dari tertinggi ke terendah berturut-turut kacang merah, koro kratok, kacang
tunggak, kacang hijau, dan edamame. Perbandingan nilai IDF yang lebih tinggi
dari SDF ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa serat tidak larut
seperti selulosa, hemiselulosa yang banyak terdapat pada sayuran; buah; serelea,
dan lignin yang banyak terdapat pada serelea dan kacang-kacangan (Tensiska,
2008).
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh kadar serat
larut air pada edamame lebih rendah (10,67) dari pada kadar serat tidak larut air
(26,11). Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniawati, et al. (2016) yang
menunjukkan bahwa nilai IDF pada kacang edamame segar (8,57%) lebih tinggi
daripada nilai SDF (0,46%). Alasannya, serat tidak larut air berupa selulosa dalam
edamame sangat banyak. Pada kacang tunggak, kadar serat tidak larut air (36,243)
lebih tinggi dibandingkan kadar serat larut air (19,206), hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cabrejas ,et.al (2008) yang menunjukkan bahwa
nilai IDF pada kacang tunggak (303,2 g/Kg DM) lebih tinggi dari pada nilai SDF
kacang tunggak (9,0 g/Kg DM). Pada kacang merah, kadar serat tidak larut
(35,68) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar saerat larut air (33,7) hal ini
sesuai dengan penelitian Tan dan Azrina (2017) yang menunjukkan bahwa nilai
IDF kacang merah (25,21 g) lebih tinggi dibandingkan nilai SDF kacang merah
(2,45) , hal ini juga terjadi pada kacang hijau dan koro kratok yang memiliki kadar
serat tidak larut air ( hijau=33,163; koro kratok=27,3) yang lebih tinggi dari pada
serat larut (hijau =17,79; koro kratok= 27,299). Hal ini dapat disebabkan karena
kandungan seperti selulosa hemiselulosa, dan lignin lebih tinggi dibandingkan pati
yang merupakan serat yang larut (Wang et.al 2008).
Menurut literatur, edamame memiliki kadar serat total 4 gram/100 gram
(Soyfoods Association of North America, 2005), kacang tunggak memiliki kadar
serat total 3,7 gram/100 gram (Winarto Kasno 1998), kacang merah memiliki
kadar serat total 4 gram/100 gram (Mahmud, et al., 2008), kacang hijau memiliki
kadar serat total 4,6 gram/100 gram, dan koro kratok memiliki kadar serat total
3,7 gram/100gram. Untuk TDF (total kadar serat) melalui data IDF dan SDF hasil
praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa TDF untuk edamame,
kacang tunggak, kacang merah, kacang hijau, dan koro kratok berturut-turut
26,1127 + 10,66943 = 36,78213 ; 36,24277 + 19,2061 = 55,44887 ; 35,6861 +
33,75886 = 69,44496 ; 33,1361 + 17,70943 = 50,84553 ; dan 34,1161 + 27,29915
= 62,41525. Maka, nilai TDF dari tertinggi ke terendah yaitu kacang merah, koro
kratok, kacang tunggak, kacang hijau, dan edamame. Data yang diperoleh tidak
sesuai dengan literatur dimana seharusnya, kacang hijau justru memiliki kadar
serat tertinggi dan koro kratok memiliki kadar serat terendah, meskipun hasil
kadar serat total tidak berbeda secara signifikan. Adanya perbedaan nilai
kemungkinan disebabkan karena perbedaan varietas dan kualitas bahan baku.
Selain itu, ada kemungkinan abu yang keluar dari cawan karena cawan porselen
tidak tertutup dengan baik saat melakukan pengabuan serta hidrolisis pati yang
kurang sempurna, sehingga mengakibatkan kesalahan positif karena nilai hasil
pengujian yang diperoleh lebih besar daripada nlai yang sebenarnya. Hal ini
kemungkinan disebabkan adanya fluktuasi suhu selama proses inkubasi serta
kualitas sampel yang kurang baik selama penyiapan dan penyimpanan.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa serat pangan yang telah dilakukan dapat
diketahui nilai IDF dan SDF untuk edamame, kacang tunggak, kacang merah,
kacang hijau, dan koro kratok berturut-turut 26,1127 dan 10,66943; 36,24277 dan
19,2061; 35,6861 dan 33,75886; 33,1361 dan 17,70943; serta 34,1161 dan
27,29915. Hasil IDF dari tertinggi ke terendah berturut-turut kacang tunggak,
kacang merah, koro kratok, kacang hijau, dan edamame. Hasil SDF dari tertinggi
ke terendah berturut-turut kacang merah, koro kratok, kacang tunggak, kacang
hijau, dan edamame.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya proses
praktikum dilakukan dengan teliti terutama pada saat proses penyaringan untuk
menghindari penyimpangan yang terjadi pada hasil analisis kadar serat pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Joseph, G. 2002. Manfaat Serat Makanan bagi Kesehatan Kita. Makalah Falsafah
Sains. Program Pasca Sarjana/S3. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Piliang, W.G. dan Djojosoebagio, S. 1996. Fisiologi Nutrisi. Edisi Kedua. Jakarta:
UI Press.
Slavin, J. L. 2005. Dietary fiber and body weight. Journal of Nutrition 21(3):
411−418.
Sulistijani, D.A. dan Firdaus, H. 2001. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta:
Trubus Agriwidya.
Ulangan 2
C = 2,0507 - 0,8329 = 1,2178
F = 33,2457 - 32,2412 = 1,0045
H = 1,0045 - 0,448430493 = 0,556069507
I = 0,8329 - 0,448430493 = 0,38447
(1,2178−0,556069507−0,38447)
IDF = 𝑥100 = 27,72609865
1
Ulangan 3
C = 2,0148- 0,8316 = 1,1832
F = 16,9573 - 15,9556 = 1,0017
H = 1,0045 - 0,448430493 = 0,553269507
I = 0,8329 - 0,448430493 = 0,38447
( 1,1832−0,553269507−0,38447)
IDF = 𝑥100 = 24,67609865
1
( 25,93609865+ 27,72609865 + 24,67609865)
Rata-rata IDF = = 26,11277
3
Ulangan 2
C = 2,1916 - 0,8477 = 1,3439
F = 16,493 - 15,491 = 1,002
H = 1,002 - 0,448430493 = 0,553569507
I = 0,8477- 0,448430493 = 0,39927
(1,3439−0,553569507−0,39927)
IDF = 𝑥100 = 39,10609865
1
Ulangan 3
C = 2,0949 - 0,848 = 1,2469
F = 35,2563- 34,2532 = 1,0031
H = 1,0031 - 0,448430493 = 0,554669507
I = 0,848 - 0,448430493 = 0,39957
(1,2469− 0,554669507−0,39957)
IDF = 𝑥100 = 29,2660986
1
( 40,35609865+ 39,10609865 + 29,26609865)
Rata-rata IDF = = 36,24277
3
3. Sampel Kacang Merah
Ulangan 1
C = 2,0622 - 0,8365= 1,2257
F = 15,2177- 14,2117 = 1,006
H = 1,006 - 0,448430493 = 0,557569507
I = 0,8365 - 0,448430493 = 0,38807
(1,2257− 0,553469507 − 0,38807)
IDF = 𝑥100 = 28,00609865
1
Ulangan 2
C = 2,1856 - 0,8589 = 1,3267
F = 15,2588 - 14,2561= 1,0027
H = 1,0027 - 0,448430493 = 0,554269507
I = 0,8589 - 0,448430493 = 0,41047
(1,3267−0,554269507−0,41047)
IDF= 𝑥100= 36,19609865
1
Ulangan 3
C = 2,2022 - 0,8339 = 1,3683
F = 17,894 - 16,8913 = 1,0031
H = 1,0031 - 0,448430493 = 0,554669507
I = 0,8339 - 0,448430493 = 0,38547
(1,2469− 0,554669507−0,39957)
IDF = 𝑥100 = 42,85609865
1
( 28,00609865+ 36,19609865+ 42,85609865
Rata-rata IDF = = 35,68609865
3
Kelompok 12
C = 2,2093 - 0,852 = 1,3573
F = 20,567 - 19,5635 = 1,0035
H = 1,0035 - 0,448430493 = 0,554669507
I = 0,852 - 0,448430493 = 0,40357
(1,3573− 0,554669507−0,40357)
IDF = 𝑥100 = 39,86609865
1
(36,47609865 + 23,06609865+ 39,86609865)
Rata-rata IDF = = 35,6861
3
5. Koro Kratok
Ulangan 1
C = 2,2613 - 0,8835 = 1,3778
F = 34,4879 - 33,4861 = 1,0018
H = 1,0018 - 0,448430493 = 0,553369507
I = 0,8835 - 0,448430493 = 0,43507
(1,3778− 1,0018 − 0,43507)
IDF= 𝑥100= 38,93609865
1
Ulangan 2
C = 2,089 - 0,8446 = 1,2444
F = 34,2214 - 33,2177= 1,0037
H = 1,0037 - 0,448430493 = 0,553569507
I = 0,8446- 0,448430493 = 0,39617
(1,2444−0,553569507−0,39617)
IDF = 𝑥100 = 29,29609865
1
(38,93609865+ 29,29609865=
Rata-rata IDF = = 34,1161
2
B. Perhitungan Kadar Serat Larut Air (SDF)
1. Sampel Kacang Edamame
Ulangan 1
C = 1,8833 - 0,8508 = 1,0325
F = 34,1487 - 33,1402 = 1,0085
H = 1,0085 - 0,448430493 = 0,560069507
I = 0,8508 - 0,448430493 = 0,40237
(1,0325− 0,560069507−0,40237)
SDF = 𝑥100 = 7,006098655
1
Ulangan 2
C = 1,9233 - 0,8707 = 1,0526
F = 34,7124 - 33,7018 = 1,0106
H = 1,0106 - 0,448430493 = 0,562169507
I = 0,8707 - 0,448430493 = 0,42227
(1,0526− 0,562169507−0,42227)
SDF = 𝑥100 = 6,816098655
1
Ulangan 3
C = 1,8275 - 0,7641 = 1,0634
F = 13,9081 - 12,8938 = 1,0143
H = 1,0143 - 0,448430493 = 0,565869507
I = 0,7641 - 0,448430493 = 0,31567
(1,0634− 0,565869507−0,31567)
SDF = 𝑥100 = 18,18609865
1
( 7,006098655+ 6,816098655 + 18,18609865)
Rata-rata SDF = = 10,66943
3
Ulangan 3
C = 1,8053 - 0,7573 = 1,048
F = 16,9232 - 15,9184 = 1,0048
H = 1,0048 - 0,448430493 = 0,556369507
I = 0,7573 - 0,448430493 = 0,30887
(1,048 − 0,556369507 − 0,30887)
SDF = 𝑥100 = 18,27609865
1
( 17,54609865+ 21,79609865 + 18,27609865)
Rata-rata SDF = = 19,20609
3
Ulangan 2
C = 2,6368 – 1,5463 = 1,0905
F = 18,9124 – 17,9035 = 1,0089
H = 1,0027 - 0,896860987 = 0,112039013
I = 1,5463 - 0,896860987 = 0,649439
(1,0905 −0,112039013−0,649439)
SDF = 𝑥100 = 32,90219731
1
Ulangan 3
C = 2,63335 – 1,5626 = 1,0709
F = 17,2612 – 16,247 = 1,0142
H = 1,0031 - 0,896860987 = 0,117339013
I = 1,5463 - 0,896860987 = 0,665739
(1,0709− 0,117339013−0,665739)
SDF = 𝑥100 = 28,78219731
1
( 39,59219731+ 32,90219731 + 28,78219731)
Rata-rata SDF = = 33,75886
3
Ulangan 2
C = 1,7076 - 0,7082 = 0,9994
F = 35,3276 - 34,3256 = 1,002
H = 1,002 - 0,448430493 = 0,553569507
I = 0,7082 - 0,448430493 = 0,25977
(0,9994− 0,553569507−0,25977)
SDF = 𝑥100 = 18,60609865
1
Ulangan 3
C = 1,7649 - 0,7582 = 1,0067
F = 33,4126 - 32,4106 = 1,002
H = 1,002 - 0,448430493 = 0,553569507
I = 0,7582 - 0,448430493 = 0,30977
(1,0067− 0,553569507−0,30977)
SDF = 𝑥100 = 14,33609865
1
( 20,18609865+ 18,60609865 + 14,33609865)
Rata-rata SDF = = 17,70943
3
Ulangan 2
C = 2,6116 – 1,5246 = 1,087
F = 24,2941 – 23,2873 = 1,0068
H = 1,0068 – 0,896860987 = 0,10994
I = 1,5246 - 0,896860987 = 0,62774
(1,087 − 0,10994 −0,62774)
SDF = 𝑥100 = 34,93219731
1
( 19,6660986+34,93219731 )
Rata-rata SDF = = 27,29905
2