Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI II
(EKSTRAKSI MEKANIS)

Dosen Pembimbing:
Anugerah Dany P, S.TP, MP, MSc

Disusun oleh:
Syamsiyatul Fariha
20033010029
Kelas Paralel A/ Kelompok 4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atau lemak dapat diperoleh dengan cara mengektraksi. Ekstraksi
adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan pangan
dengan cara pengepresan, pemanasan atau pelarut. Cara-cara ekstraksi dapat
dilakukan dengan beberapa metose, diantaranya adalah metode khemis
dengan menggunakan bahan-bahan kimia untuk mendapatkan ekstrak dan
metode lainnya adalah metode fisis hidrolisis yang mana untuk medapatkan
ekstrak dari suatu bahan memanfaatkan perbedaan tekanan dari dalam bahan.
Pemisahan atau pengambilan komponen dari bahan sumbernya pada dasarnya
dapat dilakukan dengan penekanan. Biasanya ekstraksi dengan penekanan
biasa disebut ekstraksi mekanis. Bahan hasil pertanian yang sering kali diambil
komponen minyaknya dengan cara mekanis antara lain seperti kacang tanah,
biji-bijian dan kemiri. Pemisahan secara mekanis hanya dapat dilakukan untuk
memisahkan komponen dalam system campuran padat-cair, sebagai contoh
ekstraksi minyak dari biji. Dalam hal ini minyak adalah cairan dan ampasnya
sebagai padatan. Oleh karena itu, untuk mengambilminyak dalam biji-bijian
dilakukan praktikum ekstraksi mekanis
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum kali ini untuk mengetahui pengaruh perlakuan
pengecilan ukuran bahan (size reduction) terhadap jumlah minyak yang
dihasilkan dengan pengepresan
1.3 Manfaat
Manfaat dilakukan praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
pengaruh perlakuan pengecilan ukuran bahan (size reduction) terhadap jumlah
minyak yang dihasilka dengan pengeresan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Salah satu ekstraksi minyak adalah
ekstraksi mekanis. Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pengambilan minyak
atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30-70%. Pada car aini
diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak dipisahkan dari bijinya yang
mencakup pembuatan serpihan, perajangan, dan penggilingan atau pemasakan
(Kataren 1986). Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang
berkadar air tinggi. Perajangan dan penggilingan serta pemasakan (Bailey 1951).
Pengepresan hidrolik umumnya digunakan untuk pengepres penuh. Hidrolik press
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian popa hidrolig dan ruang press. Ruang press
terletak diatas pompa hidroliknya. Ruang press terdiri dari suatu dinding dengan
bagian tepi berdinding dari baja yang mempunyai celah memanjang. Celah sebagai
saluran keruarnya minyak. Silinder berbentuk segi empat dibagian luar ditahan oleh
suatu piringan penahan, dibagian sebelah luar didukung tiang-tiag penahan berjumlah
empat uah. Didalam silinder terdapat piringan-piringan baja antara piringan ini
diletakkan bahan yang akan dipress, setelah diberikan kain penyaring. Bagian paling
atas terdapat suatu penutup dan ditahan oleh suatu blok diatasnya (Makfoed 1982).
Pengepresan mekanis dilakukan pada bahan yang berkadar minyak tinggi (30-
70%). Ada du acara umum pengepresan mekanis yaitu pengepresan hidrolik dan
pengepresan berulir. Pada cara pengepresan hidrolik bahan dipres dengan tekanan
sekitar 2000 poun/inch2 (140,6 kg/cm=136 atam). Banyaknya minyak atau lemak yang
dapat diextracting tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan
serta kandungan minyak dari bahan asal, sedangkan cara pengepresan berulir
memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau
tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperature 2400 F (115,50oC)
dengan tekanan 15-20 ton/inch2 (Ketaren 1986). Ada beberapa metode untuk
mendapatkan minyak noem dari biji seperti cairan mekanik mendesak, superkritis
ekstraksi dan ekstraksi pelarut. Mekanis ekstraksi adalah metode yang paling banyak
digunakan untuk mengekstrak neem minyak dari biji nimba. Namun, minyak yang
dihasilakn dengan metode biasanya memiliki harga rendah karena keruh dan
mengandung sejumlah besar air dan logam isinya. Ekstraksi menggunakan cairan

3
superkritis, minyak dihasilkan memiliki kemurnia sangat tinggi, namun operasinya dan
biaya investasi tinggi (Liauw 2008).
Dalam proses ekstraksi sangat penting dilakukan proses pendahuluan, hal ini
dikarenakan ekstraksi akan lebih baik, jika bahan yang digunakan atau yang akan
diekstraksi mempunyai luas permukaan yang besar dan struktur didalam sel
tersebuttelah rusak. Selain itu ekstraksi juga dipengaruhi oleh tekanan (P)dan waktu
(t). Tekanan akan menyebabkan deformasi dan aliran pada bahan, makin tinggi
tekanan maka deformasi akan semakin cepat demikian juga dengan alirannya.
Sedangkan semakin lama waktu yang digunakan maka akan semakin rusak struktur
sel, sehingga aliran akan semakin besar (Slamen dkk 1996).
Pada proses ekstrasi untuk medapatkan suatu hasil dari suatu
campuran, sangat dipengaruhi oleh kosentrasi komponen yang akan dipisahkan. Cara
yang digunakan pada bahan padat, pemisahan kedua bahan pada umumya digunakan
pengendapan, sedangkan pada bahan cair bahan tersebut tidak saling bercampur
(Earle R. L 1982)
Hasil yang diperole pada prose ekstraksi mekanis dengan popa hidrolik
dipengaruhi oleh factor yaitu
1) Tekanan
Pemberian tekanan akan mengakibatkan terjadinya deformasi dan aliran pada
bahan. Semakin tinggi tekanan akan semakin besar deformasi dan aliran yang
terjadi. Deformasi yang berlebihan akan megakibatkan rusaknya sel sehingga
dapat dengan mudah keluar
2) Waktu
Semakin lama pengepresan maka semakin banyak sel yang rusak sehingga
terjadinya aliran semakin besar
3) Perlakuan pendahuluan
Pengecilan ukuran akan meningkatkan luas permukaan bahan dan
memperbesar jumlah sel yang rusak, sehingga dapat diperoleh hasil ekstraks
yang cukup besar. Perlakuan pemanasan sebagai perlakuan pendahuluan
akan dapat memperkecil viskositas minyak sehingga ekstraksi mudah dilakukan
dan menghasilkan hasil ekstraksi yang lebih banyak (Praptiningsih, Yulia 1999)

4
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Loyang 1. Kacang Tanah
2. Kain Saring
3. Cabinet Dryer
4. Press Hydraulic
5. Gelas Ukur

3.2 Cara Kerja

250 gram kacang tanah

Pembagian dua perlakuan kacang yaitu dibiarkan utuh dan dipotong

Pengeringan bahan dengan suhu 60oC selama 15 menit di cabinet drayer

Pemindahan bahan ke kain saring sesuai kapasitas kain saring

Pengepresan bahan kedalam mesin press hydrulic

Penampungan hasil ekstraksi bahan kedalam gelas ukur

Perhitungan rendemen hasil ekstraksi

5
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Kelompok 1 - 4

Berat Berat Volume Rendemen


Perlakuan Awal (g) Akhir (g) Minyak (ml) (%)

Kacang tanah utuh tanpa kulit ari 599,1 503 89 14,856

Kacang tanah dipotong - potong


600 506 88 14,667
tanpa kulit ari

Kacang tanah dipotong tanpa


599,3 513,5 81 13,52
kulit ari dipanaskan 10 menit

Kacang tanah dipotong tanpa


600,1 523,3 72 11,998
kulit ari dipanaskan 20 menit

Gambar alat

6
BAB V
PEMBAHASAN
Bahan pangan memiliki salah satu komponen pangan seperti lemak atau
minyak memiliki kadar yang berbeda-beda. Untuk mengetahui komponen pangan
tersebut diperlukan suatu Teknik yang yaitu ekstraksi. Dalam ekstraksi praktikum kali
ini yaitu menggunakan Teknik pengepresan. Pengepresan merupakan Teknik mekanis
penekanan bahan untuk mendapatkan ekstraksi (cairan) suatu bahan. Biasanya
pengepresan ini ditujukan pada bahan pangan yang mengandung minyak. Dalam
praktikum kali ini bahan pangan yang digunakan adalah kacang tanah untuk
mendapatkan minyak dan menghitunghasil rendemennya. Proses pengepresan ini
biasanya diawali dengan memasukkan bahan kedalam silinder pengepresan dan tuas
pemutar bahan diputar hingga dihasilkan tekanan untuk menekan produk hingga
menghasilkan cairan kacang tanah. Proses ini disebut ekstraksi mekanis. Hal ini sesuai
dengan (Bailey 1951) yang menyatakan bahwa ekstraksi adalah suatu cara untuk
medapatkan minyak atau lemak dari baan yang diduga mengandung minyak atau
lemak. Pengepresan mekanik merupakan suatu cara mengekstraksi minyak atau
lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi.
Sebelum dilakukan pengepresan biasanya dilakukan perlakuan pendahuluan.
Tujuan dilakukan perlakuan pendahuluan ini agar minyak mudah dikeluarkan dari
bahan. Masing-masing perlakuan memiliki berat awal abtara lain kacang tanah utuh
tanpa kulit ari sebesr 599,1 gram. Kacang tanah dipotong-potong tanpa kulit ari
sebesar 600 gram, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari dipanaskan 10 menit sebesar
599,3 gram, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari dipanaskan 20 menit sebesar 600,1
gram. Kemudian masing masing perlakuan dilakukan pengeringan bahan dengan suhu
60oC selama 15 menit di cabinet drayer. Hal ini sesuai dengan Ketaren (1986) yang
menyatakan pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari
proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperature
2400F (115,50oC) dengan tekanan 15-20ton/inch2. Tujuan dari pengeringan ini adalah
untuk menghilangkan kandungan air pada tanaman serta mencegah adanya jamur dan
bakteri yang dapat mempengaruhi rendemen yang akan dihasilkan. Setelah itu
dilakukan pengeringan, bahan akan dipindahkan ke kain saring sesuai dengan
kapasitas kain saring. Hal ini sesuai dengan Maakfoeld (1982) yang menyatakan
bahwa didalam silinder terdapat piringan-piringan baja. Antara piringan ini diletakkan

7
bahan yang akan dipress, setelah kain penyaring. Bagian paing atas terdapat suatu
penutup dan ditahan oleh suatu blok diatasnya. Kemudian dilakukan pengepresan
Pengepresan bahan dilakukan dengan mesin press hydolik. Hal ini sesuai
dengan ketaren (1986) yang menyatakan pada cara pengepresan hidrolik bahan dipres
dengan tekanan sekitar 2000pound/inch (140,6kg/cm=136atm). Pada alat
pengepresan ini memiliki bagian-bagian utama yaitu tuas pemutar, plat pengepres,
silinder pengepresan, outlet dan pompa hidrolik. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimak maka dalam pengepresan dilakukan dari atas dan dari bawah. Pengepresan
dari atas dilakukan dengan memutar tuas pengepres, sedangkan dari bawah
menggunakan pompa hidrolik. Silinder pengepresan dalam percobaan ini dinaikkan
bersamaan dengan pompa hidrolik. Dengan demikian, alat ekstraksi berkerja dengan
dua proses yaitu tekanan dari atas dan tekanan dari abwah alat. Tuas digunaakan
sebagai pemutar pompa hidrolik dan cairan hasil ekstraksi akan keluardari outlet dan
ditampung kedalam gelas ukur.
Berdasarkan hasil pengamatan volume minyak yang dihasilkan dari proses
pengepresan pada masing-masing perlakuan antara lain kacang utuh tanpa kulit ari
sebesar 89ml, kacang tanah dipotong-potong tanpa kulit ari sebesar 88ml, kacang
diptong tanpa kulit air dipanaskan 10 menit sebesar 81ml, kacang tanah dipotong
tanpa kulit ari dipanaskan 20 menit sebesar 72 ml. Kemudian akan dihitung hasil
rendemennya. Rendemen pengepresan dipengaruhi oleh berat akhir dan berat awal.
Berak akhir yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan antara lain kacang tanah
utuh tanpa kulit ari sebesar 503 gram, kacang tanah dipotong-potong tanpa kulit ari
sebesar 506 gram, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari dipanaskan 10 menit sebesar
513,5 gram, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari dipanaskan 20 menit sebesar 523,3
gram.
Semakin besar berat akhir produk maka rendemenya akan semakin kecil dan
sebaliknya semakin sedikit berat akhir produk maka rendemennya semakin besar.
Rendemen yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan antara lain kacang tanah
utuh tanpa kulit ari sebesar 14,856%, kacang tanah dipotong-potong tanpa kulit ari
sebsar 14,667%, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari dipanaskan 10 menit sebesar
10 menit 13,52%, kacang tanah dipotong tanpa kulit ari sipanaskan 20 menit sebesari
11,998%.
Factor yang mempengaruhi pengepresan adalah tekanan yang diberikan,
jumlah produk yang diberkan, kapasitas mesin, dan besarnya bahan. Sedangkan factor
yang mempengaruhi banyaknya hasil ekstraksi pada praktkum kali ini adalah kapasitas

8
kerja, banyaknya sedikit kadar air dan waktu yang diperlukan dalam proses
pengepresan. Hal ini sesuai dengan Slamet dkk (1996) yang menyatakan ekstraksi
juga dipengaruhi oleh tekanan (P) dan waktu (t). Tekanana akan menyebabkan
deformasi dan aliran pada bahan, makin tinggi tekanan maka deformasi akan semakin
cepat demikian juga dengan alirannya. Sedangkan semakin lama waktu yang
digunakan maka akan semakin rusak struktur sel sehingga aliran akan semakin besar.

9
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ekstraksi dilakukan dengan cara pengepresan yaitu proses mekanis
penekanan bahan menggunakan pompa hidrolik untuk mendapatkan
ekstraks cairan bahan
2. Prinsip kerja pompa hidrolik untuk pengepresan adalah produk ditekan oleh
tuas pengepres sehingga menghasilkan cairan. Pengepresan hidrolik
bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inc
3. Rendemen pengepresan dipengaruhi oleh berat akhir dan berat awal,
samkin banyak berat akhir maka rendemennya akan semakin kecil dan
sebaliknya semakin sedikit berat akhir produk maka rendemennya akan
semakin besar.
4. Factor yang mempengaruhi pengepresan adalah tekanan, jumlah produk,
kapasitas mesin, dan besarnya bahan, sedangkan factor yang
mempengaruhi banyaknya hasil ekstaksi pada praktikum kali ini adalah
kapasitas kerja, banyak sedikitnya kadar air dan waktu yang diperlukan
dalam proses pengepresan
5. Rendemen yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan antara lain
kacang tanah utuh tanpa kulit ari sebesar 14,856%, kacang tanah
dipotong-potong tanpa kulit ari sebsar 14,667%, kacang tanah dipotong
tanpa kulit ari dipanaskan 10 menit sebesar 10 menit 13,52%, kacang
tanah dipotong tanpa kulit ari sipanaskan 20 menit sebesari 11,998%.

5.2 Saran
Kedaan pompa hidrolik dalam keadaan bersih dan juga sebelum dilakukan
pengepresan dilakukan pengeringan. Setelah pengepresan minyak yang masih
tertinggal di mesin diambil dengan menggunakan kapas

10
DAFTAR PUSTAKA
Bailey. 1951. Minyak dan Lemak Pangan. Penjebar Swadaya: Jakarta
Earle, R.L. 1969. Satuan operasi dalam Pengolahan Pangan. Jakarta: PT Sastra
Budaya.
Ketaren, S. 1987. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI) :
Depok
Liauw, Maria Yuliana. 2008. Extraction of Neem Oil Using N-Hexane and Ethanol:
Studies of Oil Quality, Kinetic and Thermodynamic. Departement of Chemical
Engineering Widya Mandala University : Surabaya.
Makfoeld, Djarir. 1982. Deskripsi Pengolahan Hasil Nabati. Agritech : Yogyakarta.
Praptiningsih, Yulia. 1999. Buku Ajar Teknologi Pengolahan. Jember: UNEJ.
Slamet, dkk. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.

11
APPENDIX
Volume pengembangan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑚𝑙)
% Rendemem = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 (𝑔)
𝑋 100%

Perlakuan Kacang Tanah Utuh tanpa Perlakuan Kacang Tanah Utuh


Kulit Ari dipotong-potong tanpa kulit ari

Diketahui : Diketahui :
• Berat Awal = 599,1 g • Berat Awal = 600 g
• Berat Akhir = 503 g • Berat Akhir = 506 g
• Volume Minyak = 89 ml • Volume Minyak = 88 ml
89 88
Redemen = 𝑋 100% Redemen = 𝑋 100%
599,1 600

= 14,856% = 14,667%
Perlakuan Kacang Tanah dipotong Perlakuan Kacang Tanah dipotong
tanpa kulit ari dipanaskan 10 menit tanpa kuli ari dipanaskan 20 menit

Diketahui : Diketahui :
• Berat Awal = 599,3 g • Berat Awal = 600,1 g
• Berat Akhir = 513,5 g • Berat Akhir = 523,3 g
• Volume Minyak = 81 ml • Volume Minyak = 72 ml
81 72
Redemen = 599,3 𝑋 100% Redemen = 600,1 𝑋 100%

= 13,52% = 11,998%

12

Anda mungkin juga menyukai