Kemasan merupakan suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindung bahan yang ada didalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dengan pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan, benturan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis selama pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow dan Griffin, 1980). Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastic, kertas dan gelombang karton (Mimi Nurminah, 2002). Kemasan kertas yang berupa kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas glasin dan kertas lilin. Wadah-wadah kertas kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak dan box yang terbuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus (Millati, 2010). Kemasan kertas bisa berfungsi sebagai kemasan primer yang kontak langsung dengan produk atau sebagai kemasan sekunder, tersier, bahkan kuarterner yang pada pokonya adalah berfungsi melindungi produk dari kerusakan. Terpentine test merupakan pengujian kertas terhadap minyak. Pengujian turpentine test ini untuk membedakan daya penetrasi minyak dari masing-masing bahan pengemas untuk mengemas dan menentukan kertas mana yang lebih tahan terhadap minyak dan lemak. Pada uji turpentine test ini, digunakan kertas buram atau kertas stensil. Tujuan penggunaan kertas stensil ini yaitu sebagai indikator untuk melihat tembusnya minyak pada kertas agar terlihat jelas. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui daya penetrasi minyak pada masing-masing kemasan kertas. 2. Mampu melakukan uji turpentine test. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 3 METODOLOGI 3.1 Alat 1. Kaca 2. Gunting 3. Pipet tetes 4. Stopwatch 3.2 Bahan 1. Minyak goreng 2. Kertas stensil atau kertas buram 3. Kertas laminasi 4. Kertas kraft 5. Kertas minyak 6. Kertas glasin 3.3 Cara Kerja 1. Diletakkan kertas stensil (kertas buram) diatas plat kaca; 2. Diletakkan bahan pengemas yang berupa kertas yang sudah dibentuk menjadi wadah dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 0,5 cm; 3. Dituangkan pasir halus diatas kemasan sampai dengan rata dengan ketinggian ± 0,5 cm; 4. Dipipet minyak goreng sebanyak 3 ml dengan cepat tepat ditengah tengah pasir; 5. Diamati sampai terlihat adanya titik minyak pada kertas stensil; 6. Dicatat waktu yang dibutuhkan minyak untuk pentrasi.