Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM PENGEMASAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN

OBJEK 1.
PENGENALAN KEMASAN PLASTIK, KACA, KALENG DAN KERTAS

Disusun oleh:
Cantika Pradina
1911122024

Kelompok 3
Praktikum pengemasan, penyimpanan dan penggudangan A/THP

Dosen Pengampu:
Wellyalina, S.TP, M.P

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
1.1 Pendahuluan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan merupakan
salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat memperpanjang
umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas
dibungkusnya. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari
mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang
semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas,
plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. (Julianti, E dan Mimi, N.,
2006).
Pengelompokan dasar bahan-bahan pengemas yang digunakan untuk bahan pangan,
yaitu: 1. Logam seperti lempeng timah, baja bebas timah, dan aluminimum. 2. Gelas. 3.
Plastik 4. Kertas (paperboard, fiberboard). 5. Lapisan (laminate) dari satu atau lebih bahan-
bahan diatas (Buckle, 1995).
1.2 Tujuan Pratikum
a. Mengetahui karakteristik kemasan plastik, kaca, kaleng dan kertas yang baik.
b. Mampu menganalisa kemasan yang digunakan produsen beberapa jenis makanan.

1.3 Metode Kerja


a. Alat dan Bahan
Produk pangan dalam kemasan kantong plastik (A), botolplastik (B), kaca (C), kaleng (D)
dan kertas/karton (E)
Kelompok Produk A Produk B Produk C Produk D Produk E
1 Snack Saus tomat - Susu steril Biscuit
dari beras
2 Keju slice Jus Minuman - Cokelat
vitamin C
3 Snack dari Minuman - Minuman Jus
kacang- kedelai soda
kacangan
4 Wafer teh Minuman - Kuaci
energi
5 Permen Kecap - Sarden Susu
6 Roti gabin Yoghurt Saus sambal - The kotak
*kelompok setelahnya mengikuti urutan di atas
b. Cara Kerja
a. Amati kemasan produk secara umum. Pengamatan meliputi:
i. Jenis kemasan
Apakah terdapat kombinasi bahan dalam kemasan (contoh: kombinasi plastic - kertas, plastik-
alufo, dll.).
ii. Metoda sealing
iii. Metoda menambahkan label.
Apakah label ditambahkan dengan pengecatan atau penempelan plastik/kertas berlabel, dll.
iv. Pengamatan tambahan tentang kemasan sekunder dan tertier merupakan nilai tambah.
b. Pengamatan tambahan.
i. Botol plastik
1. Definisikan bahan botol (logo yang terdapat di dasar botol
merupakan petunjuk).
2. Definisikan warna botol plastik (transparan, opak, dll).
3. Definisikan bentuk botol (tinggi, diameter)
4. Definisikan tutup botol.
ii. Botol kaca
1. Definisikan warna botol kaca (transparan, hijaumuda/ lime, hijautua,
biru, dll).
2. Definisikan bentuk botol (botol biasa atau jar).
3. Definisikan tutup botol (roll-on pilfer proof/ROPP, mahkota/crown,
twisted crown, tutup putar tanpa segel robek, tutup putardariplastik)
iii. Kaleng
1. Telititi pekaleng. Apakah terbagi tiga bagian atau terbagi dua bagian?
2. Apakah kaleng terbuat dari baja atau aluminium?
3. Apakah tipe pembukaan kaleng? (harus memakai alat khusus,
mudah dibuka bagi anatas secara keseluruhan, memakai tutup tipe
kupas, bias dibuka sedikit/ stay on tab)
iv. Kertas
1. Definisikan jenis kertas yang dipakai sebagai kemasan.
c. Catat hasil pada log book.analisa jenis kemasan, hubungkan dengan jenis produk.
1.4 Hasil dan Pembahasan
1.4.1 Hasil Pratikum
Pratikum ini telah dilaksanakan pada 15 September 2021 sampai dengan 21 September 2021. hasil pengamatan pada objek pengenalan
kemasan plastik, kaca, kaleng dan kertas yaitu :
1.4.1.1 Kemasan Produk Secara Umum
Produk Jenis Kemasan Metode Sealing Metode penambahan label Kemasan Sekuder Kemasan Tersier
(jika Ada) (Jika Ada)
Kacang Polongmas Plastik aluminium foil Heat sealing Pengecatan Kantong plastik -

Naraya Soya Botol Botol Plastik Cup sealing Label dicetak pada plastik kemudian Kardus -
di tempel pada botol.

Tebs Sparkling Kaleng Pengecatan Kardus -

Buavita Kertas/karton alufo Continuous sealing Pengecatan Kardus -


1.4.1.2 Pengamamatan Tambahan
Produk Kantong plastik Botol Plastik Kaleng Kertas
Naraya soyabotol  Dibawah botol terdapat
segitiga dengan angka 5 di
dalamnya, yang berarti bahan
plastiknya adalah jenis PP
(polipropilen)
 Botol transparan
 Botol berbentuk tabung
ramping dengan tinggi 18 cm
 Tutup botol terdiri dari 2
layer. Layer pertama terbuat
dari aluminium foil dan layer
kedua terbuat dari plastik
HDPE, ini terlihat dari angka
2 didalam segitiga yang
terdapat di bawah tutup botol.
 Botol dilengkapi dengan label
yang berisi informasi seperti
merk produk, petunjuk
membuka kemasan, kode
produksi, informasi nilai gizi,
komposisi, alamat oroduksi,
label halal, serta tahun
kadaluarsa.
Tebs Sparkling  Kaleng terbuat dari bahan
aluminium.
 Tutup kaleng menggunakan
tipe pembukaan bisa dibuka
sedikit/stay on tab.

Jus Buavita  Jenis kertas yang


dipakai adalah kertas
karton dan di
dalamnya dilapisi
aluminium foil yang
tipis.
Kacang polongmas  Kantong plastik berbentuk
segi empat dengan warna
ungu.
 Pada kemasan terdapat
sejumlah informasi seperti
merk produk, informasi
kandungan gizi, komposisi,
dll.
Pembahasan

Kemasan adalah salah satu aspek visual yang akan menjadi pertimbangan konsumen
dalam membeli suatu produk. Pengemasan juga berfungsi untuk menampung, melindungi, dan
mempertahankan produk. Kemasan mampu melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab
kerusakan sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik.
Kemasan juga dapat memperpanjang masa simpan dari suatu produk.
Bahan-bahan kemasan yang biasa dipakai dipasaran ada lima jenis yaitu kemasan
plastik, kemasan logam, kemasan kayu, kemasan kertas, dan kemasan gelas atau kaca. Untuk
produk pangan biasanya menggunakan kemasan primer yang terbuat dari plastik atau
aluminium foil, sedangkan kemasan sekundernya biasa menggunakan kemasan kertas seperti
dus. Untuk kemasan kayu biasa dipakai di penjualan atau pemasaran yang menggunakan jasa
antar pulau atau produk yang harus diantar ke tempat jauh.
Pada praktikum kali ini, praktikan hanya melakukan pengamatan pada 4 jenis kemasan,
yaitu kemasan plastik pada snack dari kacang-kacangan, kemasan botol plastik dari minuman
kedelai, kemasan kaleng dari minuman bersoda, dan kemasan kertas pada jus buavita.
Pada snack dari kacang-kacangan menggunakan kemasan plastik yang dilapisis
aluminium yang bersifat fleksibel. Lapisan aluminium foil ini berfungsi untuk menguatkan
kemasan sehingga kemasan jadi hermetis dan tidak tembus cahaya. Pada kemasan berisi
sejumlah informasi mengenai produk tersebut seperti merk produk, nama perusahaan, berat
bersih, label halal, kode produksi, masa kadaluarsa, informasi nilai gizi, komposisi, dan
sejumlah informasi lainnya. Metode sealing yang digunakan pada produk ini adalah metode
heat sealing, yaitu metode dengan menyatukan plastik berbahan sama dengan menggunakan
panas.
Kemasan botol plastik pada produk minuman kedelai terbuat dari plastik jenis
Polypropylene (PP), hal ini dapat diketahui dari logo daur ulang dengan angka 5 ditengahnya
yang terdapat di bagian bawah kemasan. PP ini sangat cocok untuk dijadikan kemasan
makanan atau minuman karena karakteristiknya yang berwarna opaq sehingga tidak dapat
menyerap cahaya matahari dengan baik, kuat, dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah, ketahanan terhadap lemak yang baik, dan stabil terhadap suhu tinggi, sehingga cocok
dijadikan bahan kemasan untuk produk susu kedelai. Selain itu, botol plastik jenis ini aman
karena tidak mengandung bahan berbahaya yang dapat mengontaminasi makanan atau
minuman di dalamnya. Namun di dalam bahan ini masih terdapat zat-zat monomer sehingga
apabila terkontaminasi oleh cahaya zat-zat tersebut dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan
sehingga mencemari bahan pangan. Oleh karena itu, penyimpanan produk dengan jenis
kemasan ini sangat dianjurkan untuk jauh dari jangkauan cahaya.
Tutup botol terbuat dari plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene), hal ini
terlihat dari logo daur ulang dengan angka 2 ditengahnya yang terdapat pada bagian bawah
tutup botol. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuannya untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan
makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, dan
lebih tahan terhadap suhu tinggi, sehingga sangat cocok untuk dijadikan tutup botol pada
minuman susu kedelai. Tutup kemasan juga dilengkapi dengan aluminium foil yang
mengelilingi ujung botol sebelum ditutup dengan tutup botol HDPE. Sedangkan untuk metode
penyegelan atau metode sealing pada tutup botol kemasan minuman kedelai menggunakan
metode cup sealer yaitu menyatukan tutup plastik yang sama pada botol.
Pengemasan jus buavita menggunakan kemasan kertas merupakan pilihan yang tepat.
Kertas memiliki karakteristik yaitu tidak dapat dilalui oleh cahaya, cahaya tidak dapat masuk
dan mengontaminasi jus sehingga mutu jus dapat dipertahankan. Namun kertas memiliki
kelemahan yaitu tidak tahan air. Oleh karena itu, pada pengemasan jus ini kertas dilapisi
dengan aluminium foil tipis dibagian dalamnya sehingga kertas tidak kontak langsung dengan
jus. Selain itu, kertas juga memiliki kekurangan yaitu semi kaku, sehingga kemasan bisa rusak
dengan mudah.
Kemasan kaleng banyak digunakan sebagai kemasan minuman bersoda. Kaleng yang
terbuat dari aluminium sangat cocok digunakan untuk kemasan minuman bersoda karena sifat
aluminium yang tidak mudah teroksidasi. Pembuatannya berawal dari aluminium lembaran
yang ditekan hingga membentuk tabung. Kaleng yang sudah di cat disterilkan, lalu diisi dengan
minuman, dan ditutup. Kaleng aluminium bersifat jauh lebih permeable daripada botol plastik.
Tidak seperti botol plastik, kaleng aluminium tidak memiliki pori-pori sehingga kesegaran
soda akan bertahan lebih lama karena soda atau karbon dioksida pada minuman lebih sulit
menembus permukaan kaleng. Minuman soda pada kaleng tidak akan terasa hambar dan tetap
enak saat dibuka. Hal inilah yang menyebabkan minuman soda dengan kemasan kaleng dijual
lebih mahal dan isinya lebih sedikit daripada minuman soda dengan kemasan botol plastik.
I.5 Penutup
KESIMPULAN

Kemasan adalah salah satu aspek visual yang akan menjadi pertimbangan konsumen
dalam membeli suatu produk. Kemasan mampu melindungi bahan pangan dari penyebab-
penyebab kerusakan sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan
menarik. Kemasan juga dapat memperpanjang masa simpan dari suatu produk. Melalui praktikum
ini dapat diketahui bahwa kemasan sangat berpengaruh baik terhadap minat beli konsumen maupun
terhadap daya simpan dan mutu produk. Setiap bahan kemasan memiliki karakteristik masing-masing.
Produsen hendaknya mengetahui karakteristik masing-masing bahan dan menyesuaikan dengan
kondisi produk sehingga masa simpan produk dapat diperpanjang.

SARAN
Produsen hendaknya mengetahui karakteristik masing-masing bahan dan menyesuaikan
dengan kondisi produk sehingga masa simpan produk dapat diperpanjang. Sebagai konsumen
hendaknya juga bijak dalam memilih suatu produk, mampu mengetahui aman atau tidaknya produk
tersebut. Apabila mendapati kemasan produk yang sudah rusah hendaknya tidak lagi dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati. (2017). Pengemasan Makanan. Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan.


Mufreni, A. N. (2016). Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan Kemasan terhadap
Minat Beli Konsumen. Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2), 48-54.
Mukhtar, S., & Nurif, M. (2015). Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi terhadap
Konsumen. Jurnal Sosial Humaniora, Vol.8, No. 2, 181-191.
Nur, M. (2009). Pengaruh Cara Pengemasan, Jenis Bahan Pengemas, dan Lama Penyimpanan
terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi, dan Organoleptik Sate Bandeng . Jurnal Teknologi dan
Industri Hasil Pertanian Volume 14, No. 1.
Susetyarsi, T. (2012). Kemasan Produk Ditinjau dari Bahan Kemasan, Bentuk Kemasan dan
Pelabelan pada Kemasan serta Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian pada Produk
Minuman Mizone di Kota Semarang. Jurnal STIE Semarang, Vol 4, No 3 (ISSN : 2252-7826),
19-28.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai