ABSTRACT
This study aims to determine the benefits of galangal juice (Alpinia galanga L.) as a natural
preservative in making wet noodles by storability and organoleptic testing. This type of research is a
qualitative descriptive study. The object of this research is wet noodles mixed with galangal juice.
Data collection was carried out by storing power through storage for three days and organoleptic
tests conducted by 53 panelists. Descriptive qualitative data analysis techniques with wet noodles
and organoleptic test. Based on the results of research conducted that the treatment has a long shelf
life that is for three days in P3 treatment using as much as 53 mL of galangal juice and fast storing
of wet noodles in treatment P0 (control) for one day. The preferred organoleptic test of wet noodles
was P1 wet noodles with 32 mL of galangal juice, while the lowest was P2 wet noodles with 42 mL
of galangal juice.
Keywords: galangal juice (Alpinia galanga L.), wet noodles, storability, organoleptic test.
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat Organoleptik
(September, 2018) Page 1
pada suhu kamar). Di Indonesia, mie basah Karena bahayanya kesehatan yang
dikenal sebagai mie bakso atau mie kuning disebabkan oleh penggunaan pengawet,
(Astawan, 2006:14). maka dibutuhkan alternatif pengawet
makanan yang lebih aman dan sehat, salah
Mie basah biasanya dibuat oleh satunya dengan menggunakan bahan yang
pengusaha menengah dengan produksi alami. Jenis bahan alami seperti lengkuas
berkisar antara 500-1500 kg mie per hari. memiliki aktivitas antimikroba yaitu
Mie basah tidak bisa tahan simpan. senyawa yang dapat menghambat
Kerusakan mie basah dapat disebabkan pertumbuhan mikroba sehingga makanan
oleh proses produksi yang memiliki menjadi awet. Lengkuas adalah rempah
kondisi buruk, distribusi, dan kondisi yang memiliki aktivitas antimikroba
penyimpanan yang tidak baik (Koswara, karena kandungan kimia dalam rimpang
2009:8). lengkuas yaitu minyak atsiri (eugenol,
sineol, seskuiterpen, metil sinamat, pinen,
Saat ini, isu mengenai keamanan
galangin, dan galango), pati, resin, serat,
pangan terkait dengan adanya bahan
tanin, alkaloid, dan glikosida (Hernani &
tambahan pangan, khususnya pengawet,
Rahardjo, 2006:57).
menjadi semakin diperhatikan.
Penggunaan dari bahan pengawet memiliki
keuntungan dan kerugian. Di satu sisi B. Bahan dan Metode
dengan adanya pengawet, bahan makanan Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
dapat dibebaskan dari aktivitas mikroba Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau.
baik yang bersifat menimbulkan penyakit Sedangkan penelitian ini dilakukan pada
dan menyebabkan kerusakan bahan tanggal 23 Juli-23 Agustus 2018. Bahan yang
pangan. Akan tetapi di lain sisi, digunakan antara lain yaitu: jus lengkuas,
penggunaan dari bahan pengawet tidak tepung terigu, air, telur, minyak goreng, dan
baik untuk kesehatan masyarakat yang garam dapur.
mengkonsumsi pangan tersebut. Bahan
Penelitian menggunakan metode deskriptif
pengawet adalah suatu senyawa kimia
yang merupakan bahan asing dan akan kualitatif.
masuk bersama makanan. Penggunaan
Prosedur Penelitian
bahan pengawet bila takaran dosis tidak
diatur, akan menimbulkan kerugian bagi Pada tahap pertama yang dilakukan
pemakainya secara langsung (Soegiarto, dalam penelitian ini yaitu melakukan
2013:1). pembuatan jus lengkuas, Jannah, dkk,
Pada kasus di Kota Lubuklinggau (2014:72) dan mie basah, Astawan (2006:21)
terdapat pedagang yang mengawetkan kemudian melakukan uji daya simpan dan uji
makanan yang dijualnya dengan organoleptik. Setelah itu pengumpulan data
menggunakan bahan pengawet, seperti dapat dilakukan melalui penyimpanan mie
formalin dan boraks. Ditemukan hasil basah dengan mie basah diletakkan dalam
sebanyak 24% makanan yang dijual di plastik bening dan diamati per 24 jam. Data
Kota Lubuklinggau menggunakan formalin yang dikumpulkan melalui uji organoleptik
dan boraks. Para pedagang-pedagang kecil untuk mengukur rasa, warna, aroma, tekstur,
sering menggunakan bahan pengawet dan daya terima yang dilakukan oleh 50 orang
berbahaya untuk mengawetkan produk panelis konsumen dan 3 orang panelis
dagangannya tanpa menghiraukan perseorangan dengan mengisi formulir yang
kesehatan konsumen (Sarwoko & Sartika, sudah disediakan sebelumnya setelah
2018:53). mendapatkan pengarahan dari peneliti.
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat Organoleptik
(September, 2018) Page 2
D. Pembahasan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Daya Simpan
Hasil penelitian dengan judul
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga Daya simpan dilakukan pada hari
L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam senin tanggal 30 Juli 2018 diamati setiap 24
Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat jam sekali. Hasil daya simpan mie basah
Organoleptik yang dilaksanakan pada tanggal dengan daya simpan terendah selama 1 hari
23 Juli-23 Agustus 2018 dengan perlakuan yang terdapat pada perlakuan P0 (kontrol) dan
berbeda-beda P0: 0 mL jus lengkuas sebagai mie basah dengan daya simpan tertinggi pada
kontrol, P1: 32 mL. P2: 42 mL. P3: 53 mL. perlakuan P3 (lengkuas) selama 3 hari.
Pemberian jus lengkuas pada mie basah Menurut Nasution, dkk (2006:12) ciri
dengan konsentrasi yang berbeda-beda pada mie basah yang sudah membusuk yaitu warna
masing-masing parameter yang diamati. mie basah berubah menjadi kuning keputihan,
Parameter yang diamati pada penelitian yang aroma asam, berlendir, dan terdapat jamur.
meliputi daya simpan, uji organoleptik yang Berdasarkan ciri mie basah tersebut, dari
mencakup warna, aroma, rasa, tekstur, dan penelitian yang dilakuan mie basah P0
daya terima. (kontrol) selama 24 jam sudah timbul tanda-
tanda pembusukan. Daya simpan pada P0
Tabel 4.1 (kontrol) terendah karena tidak adanya
Hasil Daya Simpan Mie Basah tambahan pengawet dalam pembuatan adonan
Rata-Rata mie basah.
No Perlakuan
(hari)
Daya simpan tertinggi yaitu selama 3
1 P0 (Kontrol) 1 hari (*) hari (72 jam) terdapat pada perlakuan P3. Hal
ini disebabkan lengkuas memiliki kandungan
2 P1 32 mL 2 hari minyak atsiri yang mampu menghambat
proses pertumbuhan bakteri. Selain itu
3 P2 42 mL 2 hari konsentrasi jus lengkuas yang lebih banyak
dibandingkan perlakuan P1 dan P2
4 P3 53 mL 3 hari (**) menyebabkan mie basah tahan lebih lama.
Minyak atsiri mampu menghambat
metabolisme bakteri dengan cara merusak
membran sitoplasma dan mendenaturasi
Gambar 4.1
protein sel sehingga sel bakteri mati atau
Nilai Uji Organoleptik terhadap Warna Mie
terhambat pertumbuhannya dan daya simpan
Basah
sangat berhubungan dengan minyak atsiri
karena lamanya daya simpan ditentukan oleh
3.5 kandungan minyak atsiri yang terdapat methyl
ORGANOLEPTIK
KELOMPOK PERLAKUAN
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat Organoleptik
(September, 2018) Page 3
2. Uji Organoleptik e. Daya Terima
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat Organoleptik
(September, 2018) Page 4
Harmanto, N. 2006.Herbal Untuk Bumbu & Oktiarni, D., Ratnawati, D., & Anggraini,
Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. D.Z. 2012. Pemanfaatan Ekstrak Kulit
Buah Naga Merah (Hylocereus
Harsanto, P.W. 2009.Gaya Hidup Modern dan polyrhizus sp.) Sebagai Pewarna dan
Iklan (Budaya Makan Mie Instan Pengawet Alami Mie Basah.Jurnal
sebagai Identitas).Jurnal Gaya Hidup Gradien UNIB, 8 (2): 819-824.
Modern dan Iklan, 7 (1): 77-87.
Rahmah., Wijaya, M., & Mustarin, A. 2017.
Hernani & Rahardjo, M. 2006.Tanaman Pengaruh Penambahan Lengkuas Merah
Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: (Alppinia purpurata) Terhadap Kualitas
Penebar Swadaya. Dendeng Sayat Ikan Bandeng (Chanos
chanos) Selama Penyimpanan.Jurnal
Jannah, M., Ma’ruf, W.F., & Surti, T. 2014. Pendidikan Teknologi Pertanian, 3:180-
Efektivitas Lengkuas (Alpinia galanga) 194.
Sebagai Pereduksi Kadar Formalin Pada
Udang Putih (Penaeus merguiensis) Rahmawati, P. S., Adi, A.C. 2016.Daya
Selama Penyimpanan Dingin. Jurnal Terima dan Zat Gizi Permen Jeli dengan
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Penambahan Bubuk Daun Kelor
Perikanan, 3 (1): 70-79. (Moringa oleifera).Jurnal Media Gizi
Indonesia, 2 (1): 86-93.
Khoerunnisa, U. 2015. Studi Farmakognosi
Rimpang dan Uji Aktivitas Antimikroba Rahmana, M.A. 2014. Minimalisasi Proses
Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Pengolahan Jus Buah. Diakses dari
(Alpinia galanga). Diakses dari http://repositori.ipb.ac.id
http://repositori.unair.ac.id
Sari, A. N. 2016. Berbagai Tanaman Rempah
Koswara, S. 2009. Teknologi Pengelolahan Sebagai Sumber Antioksidan Alami.
Mie. Jakarta: Seri Teknologi Pangan Journal of Islamic Science and
Populer. Technology, 2 (2): 203-212.
Mahayani, A.A.P.S., Sargiman, G., & Arif, S. Sarwoko, S. & Sartika, M. 2018. Faktor-
2014. Pengaruh Penambahan Bayam Faktor Yang Berhubungan Dengan
Terhadap Kualitas Mie Basah. Jurnal Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Agroknow, 2 (1): 25-38. (BTP) Boraks Pada Makanan Yang
Dijual Di Taman Kota Baturaja. Jurnal
Mualim, A., Lestari, S., & Hanggita, S.R.J. Cendekia Medika, 3 (1): 51-60.
2013. Kandungan Gizi dan
Karakteristik Mi Basah dengan Sastrahidayat, I.R. 2016.Penyakit pada
Substitusi Daging Keong Mas Tumbuhan Obat-Obatan, Rempah-
(Pomacea canaliculata). Jurnal Bumbu dan Stimulan. Malang: UB
Fishtech, 2 (1): 74-82. Press.
Pemanfaatan Jus Lengkuas (Alpinia galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Mie Basah Dengan Uji Sifat Organoleptik
(September, 2018) Page 6