Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA TEMPE KACANG HIJAU


HASIL PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN
INOKULUM TRADISIONAL

Siti Maryam

Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


Universitas Pendidikan Ganesha
titik_maryam@yahoo.co.id

Abstrak: Tempe kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan salah satu makanan tradisional indonesia dan
juga pangan fungsional, yaitu suatu pangan yang apabila dimakan akan berdampak positif pada kesehatan
yang disebabkan adanya komponen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan pada tempe kacang hijua (Vigna radiata L) yang difermentasi menggunakan inokulum
tradisional dengan lama waktu fermentasi selama empat puluh delapan jam. Analisis aktifitas antioksidan
pada tempe kacang hijau diketahui dengan menggunakan uji DPPH. Data dianalisis dengan jalan mencari
rata rata dari aktivitas antioksidan yang berasal dari lima kali pengulangan pembuatan tempe kacang hijau
dengan menggunakan inokulum tradisional. Hasil penelitian mengatakan bahwa aktivitas antioksidan
pada tempe kacang hijau sebesar 210,7372 mg/L. Disarankan untuk uji organoleptik pada tempe kacang
hijau yang difermentasi dengan inokulum tradisional.

Kata-kata kunci : tempe kacang hijau, inokulum tradisional, aktivitas antioksidan

Abstract: Mung bean tempeh (Vigna radiata L) is one of Indonesian traditional food and functional food,
a food that if eaten will have an impact on health due to the presence of antioxidant components. This
study aims to determine the antioxidant activity in mung bean (Vigna radiata L) were fermented using
traditional inoculum with longer fermentation time for forty-eight hours. Analysis of antioxidant activity
in mung bean identified by using DPPH test. Data were analyzed by looking for an average of antioxidant
activity derived from five repetitions mung bean tempeh using traditional inoculum. Research suggests
that the antioxidant activity on green bean tempeh is 210.7372 mg/L. It is recommended for organoleptic
test on mung bean tempeh is fermented with inoculum tradisional

Keywords : mung bean tempeh, inoculum traditional, actyvity antioxidant

kedelai dalam waktu tertentu


PENDAHULUAN menggunakan jamur Rhizopus sp
Penganekaragaman pangan saat (Astawan, 2010 ). Adanya jamur yang
ini banyak dilakukan dalam rangka tumbuh pada kedelai atau kacang lainnya
pemenuhan gizi masyarakat karena tidak sebagai bahan dasar lainnya akan
satupun pangan yang kita makan menyebabkan tempe merupakan
mengandung gizi yang lengkap seperti makanan yang mudah dicerna oleh
terdapatnya karbohidrat, lemak, protein, tubuh manusia, sehingga berdampak
mineral dan vitamin. Usaha penganeka positif dalam pemenuhan gizi keluarga
ragaman pangan dapat dilakukan dengan (Alrasyid H, 2007).
mencari bahan makanan yang baru atau Memasyarakatkan tempe kedelai
bahan pangan yang sudah ada secara luas adalah sangat penting,
dikembangkan lagi menjadi pangan mengingat tempe mempunyai banyak
yang beraneka ragam (Badan ketahanan kelebihan dibandingkan dengan bahan
pangan, 2010). pangan lainnya yang berasal dari bahan
Tempe merupakan makanan dasar kedelai seperti tahu, antara lain
tradisional Indonesia, dibuat melalui menghasilkan penurunan kadar zat anti
proses fermentasi dari kacang kedelai gizi berupa asam fitat, serta memiliki
atau kacang kacangan lainnya selain NPU (Net Protein Utilitation) yang

428
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

tinggi (Maryam, 1997) ; mengandung menerus terjadi akan berdampak lebih


gizi yang tinggi, antioksidan berupa jauh masyarakat Indonesia yang
isoflavon yaitu genestein, daidzein, dan memiliki tingkat ekonomi menengah
8 hidroksi daidzein ; SOD (Super Oxide kebawah akan memiliki gizi yang lebih
Dismutase) dan vitamin E (Maryam, buruk. Hal ini disebabkan makanan yang
2009) dan cita rasa baik serta harganya mereka makan tidak dilengkapi dengan
murah sehingga memiliki peluang yang lauk pauk yang memiliki kualitas protein
besar untuk dapat dimanfaatkan dalam tinggi.
rangka pemenuhan gizi keluarga. Secara biokimia, proses
Khasiat lain dari tempe adalah pembuatan tempe merupakan proses
menaikkan kapasitas total antioksidan fermentasi dari kacang kacangan dengan
darah dan menurunkan kerusakan DNA menggunakan inokulum yang berasal
pada tikus wistar akibat terpapar sinar dari golongan Rhizopus sp. Inokululum
ultraviolet (Maryam, 2010). Disamping yang digunakan oleh para pengerajin
itu, tempe juga dapat menurunkan kadar tempe dapat berasal dari inokulum
MDA (Malondialdehyde) pada tikus tradisional yang berasal dari daun waru
wistar yang teradiasi sinar ultraviolet yang mengandung campuran dari
(Maryam, 2011). Akibatnya tidak beberapa jenis Rhizopus sp seperti
disangsikan lagi jika tempe merupakan Rhizopus oligosporus , Rhizopus orrizae
salah satu pangan fungsional, yaitu , Rhizopus stolonifer dan Rhizopus
makanan yang apabila dimakan, tidak arrizus dan inokulum serbuk yang
hanya mengenyangkan akan tetapi dapat mengandung campuran Rhizopus
juga berfungsi meningkatkan kesehatan oligosporus dan Rhizopus orrizae.
(Wijaya, 2002; Winarti, 2010). Bervariasinya jenis inokulum yang
Secara umum, masyarakat di digunakan akan berdampak pada
Indonesia menggunakan bahan dasar tampilan sensoris dari tempe yang
kedelai dalam proses pembuatan tempe, dihasilkan demikian juga kandungan
padahal di lain pihak kedelai banyak antioksidannya. Ini disebabkan karena
digunakan sebagai bahan dasar inokulum adalah mikroorganisme yang
membuatan makanan yang lain seperti sangat diperlukan dalam membentuk
dibuat menjadi tahu, minuman saridele, tampilan tempe dan juga degradasi dari
oncom, kecap, tauco dan lainnya. komponen makromolekul yang ada pada
Akibatnya kedelai banyak digunakan dan bahan dasar.
tejadilah persaingan yang ketat dalam Bahan dasar pembuatan tempe
penyediaan bahan dasar untuk dapat dilakukan dengan menggunakan
memproduksi bahan makanan yang berbagai macam kacang kacangan,
berprotein tinggi dengan harga yang seperti jagung, kacang tolo (benguk),
mudah dijangkau oleh masyarakat lamtoro, kacang hijau (Vigna radiata),
menengah kebawah. Adanya persaingan sehingga akan dihasilkannya tempe
dalam penggunaan kedelai untuk dengan nama yang berasal dari bahan
produksi makanan, akan mengakibatkan dasarnya seperti tempe jagung, tempe
timbulnya kelangkaan akan kedelai di lamtoro, tempe tunggak dan lain lainnya.
masyarakat. Kedelai jarang ditemui dan Ketersediaan kacang hijau di
juga harga kedelai meningkat dengan Indonesia melimpah demikian juga di
pesatnya. Keadaan ini akan berdampak Bali, kacang hijau banyak ditemui.
terjadi krisis kedelai dan akibat lebih Kacang hijau menduduki urutan ketiga
jauh pengerajin tempe kedelai tidak dalam tanaman kacang-kacangan setelah
dapat memproduksi tempe kedelai lagi, kedelai dan kacang tanah. Permintaan
seperti yang diberitakan di masmedia terhadap komoditi kacang hijau termasuk
baru baru ini. Jika kondisi ini terus stabil, karena penggunaannya kontinu

429
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

setiap hari dan sepanjang tahun. Jenis makanan tempe dengan nilai tambah
olahan kacang hijau antara lain berupa pangan fungsional, yang
kecambah kacang hijau, bubur kacang disebabkan oleh adanya komponen
hijau, makanan bayi, kue dan pangan antioksidan yang terdapat dalam tempe,
tradisional, minuman kacang hijau, tahu, yang diakibatkan kerja mikroorganisme
sun, tepung hunkue, dan sayuran yang ada dalam jamur Rhizopus sp yang
(Agustine Susilowati et al, 2007). berasal dari inokulum tradisonal (yang
Penggunaan jenis kacang yang berasal dari daun waru) yang tumbuh
berbeda sebagai bahan dasar pembuatan pada kacang hijua yang difermentasi.
tempe akan menghasilkan karakteristik sehingga nantinya keadaan gizi buruk
fisikokimia dan sensori tempe yang tidak akan terjadi di masyarakat.
berbeda. Hal ini disebabkan oleh Adanya Rhizopus sp yang
perbedaan komposisi gizi terutama terdapat pada jamur yang berasal dari
kandungan protein, karbohidrat dan jamur tradisional (yang tumbuh pada
lemak. Kacang hijau memiliki manfaat waru) akan mengakibatkan komponen
yang sangat penting karena memiliki makromolekul protein, lemak dan
kandungan gizi yang cukup baik. Dalam karbohidrat menjadi komponen yang
100 gram kacang hijau mengandung sederhana, sehingga mudah dicerna.
karbohidrat sebesar 62,5gr ; protein 22,2 Disamping itu pula akibat proses
gr ; lemak 1,5 gr ; vitamin A 9 IU ; fermantasi pada kacang hijau, maka
vitamin B1 150-400 IU dan juga mineral tempe akan mengandung antioksidan,
seperti kalsium, belerang, mangan dan Aktivitas antioksidan yang ada
besi. pada tempe kacang hijau, diakibatkan
Pemanfaatan kacang hijau oleh kerja Rhizopus sp yang ada saat
sebagai tempe kacang hijau akan dapat proses fermentasi. Rhizopus sp yang ada
menghasilkan suatu produk makanan pada inokulum tradisional, sangatlah
baru yang kaya akan protein dan juga bervariasi, dimana merupakan campuran
kaya akan antioksidan yang disebabkan dari beberapa macam rhizopus.
adanya senyawa tersebut dalam bahan Akibatnya enzim yang adapun lebih
dasarnya (Kakati P et al, 2010, bervariasi dan dampak lebih lanjut akan
A.C.Oburuoga and J.U.Anyika, 2012, menghasilkan komponen sederhana yang
Kamariah, 2013). Akibatnya tempe lebih bervariasi demikian juga
kacang hijau merupakan salah satu antioksidan yang dihasilkan akan
pangan fungsional, suatu makanan yang semakin bertambah.
apabila dimakan tidak hanya Aktivitas antioksidan yang ada
mengenyangkan tetapi juga akan dalam tempe kacang hijua, ditentukan
berdampak positif pada tubuh manusia dari jumlah antioksidan yang ada.
karena dapat meredam radikal bebas Semakin banyak jumlah antioksidan ,
(Wijaya, 2007). Disamping itu maka aktivitasnya akan semakin
ketergantungan akan kedelai dapat bertambah dan akan memiliki potensi
teratasi, karena telah didapatkan jenis yang semakin baik sebagai pangan
kacang selain kedelai yang dapat fungsional. Keadaan ini sangat
digunakan menjadi tempe. Keadaan ini menguntungkan dalam zaman globalisasi
akan mengakibatkan terjadinya effisiensi saat ini, dimana kerusakan akibat radikal
produksi tempe yang meningkat karena bebas semakin banyak terjadi.
tidak semata mata untuk memproduksi Berdasarkan latar belakang
tempe tergantung dari adanya kedelai. tersebut diatas, maka perlu dilakukan
Kondisi ini akan mendorong penelitian tentang aktivitas antioksidan
masyarakat dalam pemenuhan pada tempe kacang hijau (Vigna radianta
kebutuhan gizi serta dihasilkannya bahan

430
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

L) hasil proses fermentasi menggunakan 48 jam dan dihasilkan tempe kacang


inokulum tradisional. hijau

METODE PENELITIAN Pembuatan Serbuk Tempe Kacang


Mengacu pada pengembangan Hijau
pembuatan tempe dengan bahan dasar Tempe kacang hijau hasil proses
kacang hijau (Vigna radiata L) yang fermentasi, baik menggunakan inokulum
difermentasi menggunakan inokulum tradisional dan inokulum serbuk
tradisional dalam upaya mengatasi (raprima) diiris tipis tipis, selanjutnya
ketergantungan akan kedelai dan dikeringkan menggunakan oven dengan
pengembangan pangan fungsional, temperatur 80oC selama 8 jam dan dibuat
maka penelitian ini dirancang secara serbuk dengan menggunakan blender.
eksperimental. Selanjutnya diayak dengan
Penelitian dilaksanakan di Labora menggunakan ayakan sehingga akan
torium Biokimia F MIPA Undiksha dan menghasilkan serbuk tempe kacang
Laboratorium Teknologi Pangan hijau. Serbuk inilah yang merupakan
Fakultas Pertanian UNUD. Pada sampel penelitian, dikirim ke
laboratorium biokimia F MIPA Laboratorium Teknologi Pangan
dilakukan pengeringan dari tempe Denpasar .
kacang hijua yang dibuat. Sedangkan
analisis aktivitas antioksidan dilakukan Analisis Aktifitas Antioksidan
di laboratorium Teknologi Pangan Fak (Metode DPPH)
Pertanian UNUD. Prosedur kerja yang dilakukan pada
Aktivitas antioksidan dapat diketahui analisis ini adalah :
dengan menggunakan metode DPPH 1. Larutan buffer asetat 100 mM (pH
Analisis data dilakukan dengan jalan 5.5) sebanyak 1,5 ml masukkan dalam
mencari harga rata rata tentang aktivitas tabung reaksi
antioksidan pada tempe kacang hijau 2. Kemudian tambahkan 2,805 ml etanol
yang difermentasi dengan menggunakan dan 0,15 ml senyawa radikal bebas
inokulum tradisional. DPPH 3mM dalam metanol lalu
divortex
Pembuatan Sampel Penelitian 3. Sebanyak 0,045 ml larutan sampel
Sampel penelitian berupa tempe kacang dimasukkan ke dalam tabung reaksi
hijau (Vigna radiata L) yang divortex dan disimpan dalam ruang
difermentasi dengan menggunakan gelap suhu kamar selama 20 menit.
inokulum tradisional. 4. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang 517 nm
Pembuatan Tempe Kacang Hijau 5. Untuk blangko sampel digunakan
0,045 ml aquades sebagai pengganti
Ada beberapa proses dalam
sampel
pembuatan tempe kacang hijau antara
6. Untuk blanko alat gunakan 0,045 ml
lain : 1) Bersihkan kacang hijau, 2)
aquades sebagai pengganti sampel
Rendam kacang hijau dengan air asam
dan DPPH diganti dengan metanol
cuka pH 5 selama 12 jam, 3) Bersihkan
7. Penurunan absorbansi pada larutan
dan rendam dalam air selama 12 jam, 4)
yang berisi sampel menunjukkan
Rendam dalam air mendidih selama 15
adanya aktivitas antioksidan
menit, 5) Tiriskan dan siap untuk
8. Sebagai standar digunakan asam
difermentasi dengan inokulum
askorbat dan hasil akhir dinyatakan
tradisional (daun waru) dan inokulum
serbuk (raprima), 6) Fermentasi selama

431
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

dengan µg/g AEAC (ascorbat acid terjadinya reaksi DPPH ini akan
equivalen antioxsidant capacity) berlansung melalui transfer elektron.
. Larutan DPPH yang berwarna ungu
HASIL DAN PEMBAHSAN memberikan serapan absorbansi
maksimum pada 515,5 nm. Larutan
Hasil
DPPH ini akan mengoksidai senyawa
Analisis aktivitas antioksidan yang terdapat dalam tepung tempe. Proes
dari tempe kacang hijua yang ini ditandai dengan memudarnya warna
difermentasi dengan inokulum larutan dari ungu menjadi kuning.
tradisional dapat ditampilkan dalam tabel Aktivitas antioksidan suatu bahan
di bawah ini pangan dapat ditentukan dengan
Tabel 1 : Aktivitas Antioksidan beberapa jenis uji, baik in vitro maupun
No Sampel Aktivitas in vivo. Uji in vitro yang biasa digunakan
antioksidan adalah uji DPPH dan uji aktivitas
mg/L kemampuan mereduksi dengan metode
1 A 210.4891 baku. Hasil analisis aktivitas antioksidan
2 B 211,4758 menggunakan uji DPPH dapat dilihat
3 C 209,4698 pada tabel 1 menunjukkan persentase
4 D 210,5978 aktivitas antioksidan menggunakan uji
5 E 211,6535 DPPH dari tepung tempe kacang hijau
Rata rata 210,7372 (Vigna radianta L) yang difermentasi
menggunakan inokulum tradisional.
Pembahasan Hasil pengukuran dengan metode
Tempe kacang hijau (Vigna DPPH menunjukan aktivitas antioksidan
pada tepung tempe kacang hijau (Vigna
radiata L) merupakan tempe yang dibuat
dengan jalan memfermentasi kacang radianta) yang difermentasi
menggunakan inokulum tradisional
hijau dengan menggunakan inokulum
berupa inokulum tradisional. Tempe ini adalah 210,7372 mg/L.
Prinsip kerja antioksidan pada
memiliki tekstur fisik yang mirip dengan
tempe kacang kedelai, bedanya pada metode ini adalah penangkap radikal
bebas dengan mendonorkan atom H pada
tempe kacang hijau memiliki tampilan
tempe dengan butiran yang lebih kecil radikal DPPH. Data pada tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa tepung tempe
dibandingkan tempe kedelai.
Tepung tempe kacang hijau kacang hijau (Vigna radianta L) yang
difermentasi menggunakan inokulum
dibuat dengan jalan mengeringkan tempe
kacang hijau (Vigna radianta L) dengan tradisional memiliki daya aktivitas
antioksidan yang cukup tinggi. Adanya
jalan memotong tempe kacang hijau
menjadi bagian yang tipis tipis dan aktivitas antioksidan ini disebabkan
karena adanya jenis /macam rhizopus sp
mengeringkannya menggunakan oven
pada temperatur 60oC selama 10 jam. yang ada dalam inokulum inokulum
tradisional.
Selanjutnya setelah kering maka tempe
dihancurkan dengan menggunakan Inokulum tradisional terdiri dari berbagai
macam jenis rhizopus seperti rhizopus
blender dan diayak hingga berbentuk
oligosporus, rhizopus orryzae, rhizopus
bubuk.
stolonifer dan rhizopus arrhizus .
Aktivitas antioksidan adalah
Masing masing rhizopus mengandung
kemampuan dari suatu zat untuk
enzim yang berbeda. Enzam adalah
meredam radikal bebas. Kemampuan ini
protein yang memiliki sifat dapat
dapat diketahui melalui metode DPPH
menghidrolisis substrat besar menjadi
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) merupakan
komponen yang kecil disamping itu
senyawa radikal nitrogen. Mekanisme

432
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

adanya enzim yang berbeda akan


menyebabkan kemampuan yang berbeda Awal fermentasi
dalam memproduksi antioksidan.
Dampak lebih lanjut adalah
dihasilkannya aktivitas antioksidan. Pada
penelitian ini aktivitas aktioksidan pada
tempe kacang hijau (Vigna radianta L)
yang difermentasi dengan menggunakan
inokulum tradisional memiliki aktivitas
antioksidan akibat proses fermentasi.
Oleh sebab itu, tempe yang merupakan
makanan tradisional indonesia memiliki
keunggulan dibandingkan makanan lain
yang sama sama terbuat dari bahan dasar
kacang hijau seperti bubur kacang hijau
maupun makanan lain. Tempe kacang hijua

SIMPULAN
Aktivitas antioksidan pada tempe
kacang hijau (Vigna radianta) yang
difermentasi dengan inokulum
tradisional adalah cukup tinggi yaitu
210,7372 mg/L

FOTO KEGIATAN

Serbuk tempe kacang hijau

DAFTAR RUJUKAN
Abdel Fattah et al., 2010. The Effects of
Dietary Suplementation with
Barley Seeds and Hay on
Ochratoxin A Toxicity using
lactating Egyptian Goats, J of
American science, (6) 9
Inokulum tradisional
A.C.Oburuoga and J.U.Anyika, 2012,
Nutrient and Antinutrient
Composition of Mungbean (Vigna
radiata L), Acha (Digitaria exilis)
and Crayfish (Astacus fluviatilis)
Flour, Fakistan Journa of Nutrition
11(9) : 743-746, ISSN 1680-5194
Agustine Susilowati et al, 2007,
Differences in Proscess Scale on
Preparation of VegetableBroth of
Mung Beans (Phaseolus radiatus
L) Through Brine Fermentation
Using Inoculum of Rhizopus-C1,
433
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

International Confrence on of conventional soybean tempeh


Chemical Sciences (ICCS 2007), and new generation mung bean
Yogyakarta tempeh produced using Rhizopus
sp,2 nd International Confrence
Alrasyid H, 2007, Peranan isoflavon
and exhibition
tempe kedelai, fokus pada obesitas
dan komorbil, Majalah kedokteran Maryam Siti, 1997., Pengaruh
nusantara, Vol 40, No 3 Konsentrasi Inokulum campuran
(Rhizopus oligosporus dan
Astawan, 2009., Sehat dengan Hidangan
Rhizopus oryzae) dan Lama
Kacang dan Biji-Bijian, Cetakan 1,
Fermentasi Terhadap Kadar Asam
Penebar Swadaya, Jakarta, hal
Fitat, Mutu Organoleptik dan
122-131.
Protein Efficiency ratio pada
Handajani Sri., 2001., Indigenous Tempe Kedelai. Tesis Program
Mucuna Tempe As Functional Studi Ilmu Kedokteran Dasar.
Food, Acta Pacific J Clin Nutr Program Pascasarjana Universitas
10(3) : 222-225 Airlangga Surabaya.
Hidayat B dan Sutrisno, 2000., Maryam Siti, 2009., Analisa kualitatif
Pengetahuan Alam dan komponen biaktif pada tempe yang
Pengembangan, Direktorat difermentasi dengan menggunakan
Jenderal Pendidikan Tinggi inokulum campuran Rhizopus
Depdiknas, Jakarta oligosporus dan Rhizopus oryzae
Jun Wang, Sam Eldin Eltoum and Maryam Siti, 2010, Pengaruh Tempe
Coral., 2007. Genestein Kedelai Terhadap Kadar MDA
Chemopreventif of Prostate Pada Tikus Yang Teradiasi Sinar
Cancer in TRAMP Nice, Journal Ultraviolet.
of Carcinogenic: 34, 413-418
Maryam Siti, 2011, Tempe Reduce DNA
Kasmidjo, 1990. Tempe Mikrobiologi Damage In Rats Irradiated With
dan Biokimia Pengolahannya Ultravolet Ray, E Jurnal Fak
serta manfaatnya, Yogyakarta, Kedokteran UNUD, Volume 1
PAU UGM
Manzoni Maria S Jovenasco et.al., 2008,
Kakati P et al, 2010, Effect of Fermented soy Product
Traditional Methode of Supplemented With Isoflavon
Processing on The Nutrient Affects Adipose Tissue In A
Contents and Some Regional-Specific Manner and
Antinutritional Factor in Newly Improves HDL-Cholesterol In Rats
Developed Cultivars of Green Fed On A Cholesterol-Enriched
Gram (Vigna radiata L) Wilezek Diet, journal Food Res Techno.
and black gram (Vigna mungo L)
Niwa, Y, 1999, Niwana SOD Like
Hepper of Assam India,
Processed Health Food. Jakarta :
International Food Research, 17:
Darmala Group
377-384
Prakash D., 2006, Antioxidant and free
Ketahanan Pangan, 2010, Kebijakan
radical scavenging activities of
Umum Ketahanan Pangan,
seeds and agri Wastes of some
Jakarta
varieties of soybean, Food
Kamariah Lung, 2013, Comparison of Chemistry, Vol 104.
aminobutyric acid (GABA)
Suarsana Nym, 2006., Pemanfaatan
content and antioxidant activities
Senyawa Bioaktif Tempe terhadap

434
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

Fungsi Hati dan Enzim events in the skin and internal


Antioksidan Seluler Pada organs of hairless mice by
jaringan hati Tikus Akibat Stres. isoflavone genistein.Cancer Lett.
185: 21-29.
Sihadi, 2005, Peranan Tempe Untuk
Kesehatan, Buletin Penelitian Winarsi H, 2007, Antioksidan Alami
RSU Dr Soetomo, Vol 7 No 3 dan Radikal bebas, Cetakan ke 5,
kanisius, Yogyakarta
Swee Keong yeap et al, 2012,
Antihyperglycemic Effects of Wijaya H, 2007, Pangan fungsional dan
Fermented and Nonfermented kontribusinya bagi kesehatan,
Mung Bean Extracts on Alloxan seminar online charisma ke 2.
Induced Diabetic Mice, Journal of Winarti S, 2010. Makanan Fungsional,
Biomedicine and Biotechnology, Cetakan ke 1, Graha Ilmu,
Hindawi Publishing Corporation Yogyakarta
Yu Ling Lee, 2007, Antioxidant Wuryani, 1998, A Study isoflavones in
properties of water extract from Soydeans and Tempe. A Thesis
Monascus fermented soybeans, Submiied for the degree of PhD.
Food Chemistry, 106 Department of food Science and
Wei, H., Zhang, X., Wang, Y., Technology Faculty of
Lebwohl, M. 2002. Inhibition of Agriculture and food. University
ultraviolet light-induced oxidative of Reading UK

435

Anda mungkin juga menyukai