Naskah diterima 25 November 2016, direvisi 6 Juni 2017, dan disetujui diterbitkan 12 Juni 2017
ABSTRACT
Soybean represents an excellent source of high quality protein with a low content of saturated fat and high in
dietary fibre. The important of soybean as a functional food is reflected from the physiological content in its
grain. The possible use of soybean as functional food in Indonesia is high, since the consumption of soybean
and its processed products in the daily diet is stable high, that it seems to reduce the risk of cardiovascular
disease. Soybean isoflavones are associated with roles in the prevention and treatment of degenerative
organ diseases. The use of improved soybean variety as raw material for soy processed food showed similar
quality with those of the imported ones. Therefore, research on the role of soybean as functional food has a
strategic status in supporting the achievement of sustainable national food security.
Keywords: Soybean, functional food, isoflavone, improved variety
ABSTRAK
Kedelai sebagai bahan pangan merupakan sumber protein berkualitas tinggi dengan kandungan lemak
jenuh yang rendah dan sumber pangan serat. Aspek penting kedelai sebagai sumber pangan fungsional
dapat ditinjau dari kandungan gizi biji kedelai. Sebagai pangan fungsional, konsumsi kedelai dan produk
olahannya dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Isoflavon pada kedelai berhubungan dengan
perannya dalam pencegahan dan pengobatan penyakit degenaratif, sehingga memiliki peran penting
dalam pemeliharaan kesehatan. Biji varietas unggul kedelai nasional sebagai bahan baku produk pangan
olahan memiliki kualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan kedelai impor. Penelitian dan
pengembangan kedelai sumber pangan fungsional memiliki nilai strategis dalam meningkatkan ketahanan
pangan nasional.
Kata kunci: Kedelai, pangan fungsiona, isoflavon, varietas unggul
(sukrosa, stachyose, rafinosa, dll) dan karbohidrat and Aoyagi 2007, Astuti et al. 2009). Sebagian besar
tidak larut (serat makanan), dan 5% abu (Liu 2004). tempe dibuat menggunakan
Meskipun tidak mengandung vitamin B12 dan vitamin
C, kedelai merupakan sumber vitamin B yang
lebih baik dibandingkan dengan komoditas golongan
biji-bijian lain. Lemak kedelai mengandung antioksidan
alami tokoferol (-tocopherol, -tocopherol, -
tocopherol, dan - tocopherol) dalam jumlah yang
dapat terdeteksi (mg/kg). Selain itu, kedelai
mengandung mineral yang kaya K, P, Ca, Mg, dan Fe,
serta komponen nutrisi lainnya yang bermanfaat,
seperti isoflavon yang berfungsi mencegah berbagai
penyakit (Liu 1997).
Pemanfaatan kedelai sebagai sumber pangan
fungsional juga telah banyak dilakukan di banyak
negara. Di Indonesia, pemanfaatan kedelai
dititikberatkan pada konsumsi tempe dan tahu, yang
berfungsi sebagai lauk dan merupakan bagian dari
menu makan. Penelitian yang mengarah pada kualitas
nutrisi pangan dan sosialisasi pemanfaatan produk
kedelai sangat penting yang berdampak positif
dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat. Makalah ini menelaah pentingnya kedelai
sebagai pangan fungsional.
2
Krisnawati: Kedelai sebagai Pangan Fungsional
kedelai berkulit biji kuning, hanya sebagian kecil di Indonesia dibedakan menjadi kecap manis dan
menggunakan kedelai berkulit biji hitam (kedelai kecap asin. Kecap manis bertekstur kental,
hitam) (Surtleff and Aoyagi 2011). Tempe dari kedelai sedangkan kecap asin lebih encer dan komposisi
hitam memiliki gizi yang lebih baik dibandingan garam lebih banyak (Suprapti 2005). Di Jepang
dengan kedelai kuning, karena mengandung terdapat lima jenis kecap yang didasarkan pada
senyawa fungsional, yaitu fenolik, tanin, anthocyanin, kualitasnya, yaitu koikuchi-shoyu (kecap biasa),
dan isoflavon. Kedelai hitam memiliki antioksidan yang usukuchi-shoyu (kecap agak berwarna), tamari-
lebih baik dibandingkan dengan kedelai kuning (Xu and shoyu, sashikomi-shoyu, dan shiro-shoyu. Jenis ini
Chang 2007). Menurut Nurrahman et al. (2013), diklasifikasikan menjadi tiga kelas, bergantung pada
mengonsumsi tempe kedelai hitam secara rutin karakteristik sensoris seperti rasa, aroma, dan nilai
dapat meningkatkan sistem imunitas. analitis untuk kandungan nitrogen, alkohol, dan
Tahu termasuk bahan makanan berkadar air padatan terlarut (Schueller 1996). Tingkat konsumsi
tinggi, dipengaruhi oleh bahan penggumpal kecap di Indonesia 0,62 kg/kapita/tahun setara kedelai
(koagulan) yang digunakan, dapat berupa batu tahu dengan laju peningkatan 5,7% per tahun (Anonim 2004
(kalsium sulfat), biang/ whey (hasil pengepresan yang dalam Ginting et al. 2015).
didiamkan semalam), asam asetat atau glucono delta Produk ikutan dari proses olahan kedelai adalah
lactone (GDL). Perbedaan jenis penggumpal minyak kedelai, yang merupakan produk samping dari
menentukan tekstur dan cita rasa tahu (Ginting et tepung kedelai sebagai pakan ternak. Minyak kedelai
al. 2009). Bahan penggumpal asam menghasilkan digunakan untuk minyak goreng dan bahan dasar
tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding garam margarin, salad dressing, mayones, dan berbagai
kalsium. Kandungan protein tahu relatif rendah produk farmasi, antara lain vitamin E dan berbagai
karena kadar airnya tinggi (Hamid 2012). Di Jepang, antioksidan. Minyak kedelai banyak digunakan dalam
tahu atau tofu digunakan dalam berbagai resep bidang industri seperti bahan dasar pembuatan tinta,
masakan. Tofu dikonsumsi oleh penduduk hampir pernis, dan cat, sabun, pelumas, dan sealant. Minyak
semua negara di Asia sebagai makanan berprotein kedelai juga diolah menjadi bahan bakar diesel ramah
tinggi dan rendah lemak (Erwin 2006). lingkungan. Bahan bakar biodiesel dari minyak
Produk fermentasi kecap digunakan sebagai kedelai sudah digunakan di banyak negara (Haas et
penyedap dan pemberi warna pada makanan. Kecap al. 2001, Kinney and Clemente 2004, Mourad and
Walter 2011).
SUMBER PANGAN FUNGSIONAL HaNagari (HN, 503 g/g), Orialtae (OL, 487 g/g),
Pangan fungsional berperan sebagai pemelihara SuMoktae (SM, 476 g/g), dan SoRitae (SR, 475
kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Pangan g/g). Minyak kedelai mengandung 300-400 mg
fungsional adalah pangan yang secara alamiah sterol/100 g. Komponen utama dari sterol kedelai
maupun melalui proses mengandung satu atau lebih adalah -sitosterol (53-56%), campesterol (20 23%),
senyawa yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang dan stigmasterol (17- 21%). Sterol ini memiliki aktivitas
bermanfaat bagi kesehatan (Badan POM 2005). penurun kolesterol, meskipun mekanismenya belum
Terdapat tiga persyaratan pangan fungsional, yaitu (1) sepenuhnya dipahami (Ozawa et al. 2001, Law 2000).
produk berupa bahan pangan (bukan kapsul, tablet atau Kedelai mengandung protein 35-40% basis bobot
bubuk) dan berasal dari bahan alami, (2) layak kering, 90% di antaranya merupakan protein
dikonsumsi sebagai bagian dari menu sehari-hari, dan tersimpan yang penyusun utamanya adalah 11S
(3) mempunyai fungsi pada waktu dicerna, seperti glycinin dan 7S - conglycinin (Liu 1997). Minyak
memperkuat pertahanan tubuh, mencegah kedelai merupakan sumber asam linolenat, yang
penyakit tertentu, membantu memulihkan kondisi merupakan asam lemak esensial tergolong asam
tubuh setelah sakit, menjaga kondisi fisik dan mental, lemak omega-3. Asam lemak omega-3, terutama
dan memperlambat proses penuaan (Anonim 2006). asam lemak omega-3 rantai panjang, adalah asam
Kedelai sebagai sumber pangan fungsional eikosapentaenoat (EPA) dan dokosaheksaenoat
mengandung komponen penting yang berguna untuk (DHA) yang dapat berfungsi menurunkan panyakit
kesehatan, termasuk vitamin (vitamin A, E, K dan jantung dan kanker. Kandungan DHA penting bagi
beberapa jenis vitamin B) dan mineral (K, Fe, Zn dan pertumbuhan janin dan bayi (Gelfer 2009, Jordan
P). Lemak kedelai mengandung 15% asam lemak 2010). Lesitin sebagai komponen minyak kedelai
jenuh dan sekitar 60% lemak tidak jenuh yang berisi banyak digunakan sebagai emulsifier, berfungsi
asam linolenat dan linoleat, keduanya diketahui menghasilkan campuran yang stabil
membantu menyehatkan jantung dan mengurangi
risiko terkena kanker (Anonim
Tabel 1. Komponen fungsional kedelai dan fungsi kesehatan.
3
Iptek Tanaman Pangan Vol. 12 No. 1 2017
Penelitian terhadap senyawa fungsional (isoflavon 1. Asam alfa linolenat Asam lemak esensial,
dan tokoferol) pada kedelai telah dilakukan oleh Kim hypotriglyceridemia, menjaga
et al. (2012) terhadap 204 varietas dari Amerika Serikat, kesehatan jantung.
China, dan Korea. Kedelai CSRV121 (Bosukkong) 2. Asam linoleat Asam lemak esensial,
hypocholesterolemia
memiliki kandungan isoflavon tertinggi (4.778,1g/g), 3. Isoflavon Estrogenik, hypocholesterolemia,
sedangkan CS 01316 memiliki kandungan isoflavon meningkatkan fungsi saluran
terendah (682,4 cerna, mencegah kanker
g/g). Kedelai dari Korea menunjukkan rata-rata payudara, mencegah kanker
prostat, mencegah kanker usus
konsentrasi total isoflavon tertinggi (2.252,6 g/g). besar, kesehatan tulang,
Tokoferol tertinggi terdapat pada kedelai CS01202 meningkatkan metabolism lemak.
(330,5 4. Lesitin Meningkatkan metabolisme
g/g), dan kedelai CSRV056 (Pungsannamulkong) lemak, memperbaiki daya ingat
dan kemampuan belajar.
memiliki tokoferol terendah (153,3 g/g). Kedelai dari
5. Lectin Anti kanker dan
Cina memiliki tokoferol tertinggi (255,1 g/g). immunostimulator
Penelitian Matthaus dan Özcan (2014) terhadap 6. Peptida Mudah diserap, mengurangi
lemak tubuh, anti kanker
kandungan asam lemak dan tokoferol pada minyak
7. Phytosterols Hypocholesterolemia, anti kanker
biji kedelai menemukan kandungan asam oleat
8. Protein Hypocholesterolemia,
bervariasi antara 21,4% (varietas AEM 7) hingga memperkecil risiko penyumbatan
26,6% (varietas Türksoy). Proporsi asam linoleat pembuluh darah
minyak kedelai berkisar antara 49,0% (varietas (antiatherogenik), mengurangi
lemak tubuh, mencegah penyakit
Türksoy) hingga 53,5% (varietas ATAEM 7). Asam
kardiovaskuler.
palmitat minyak bervariasi antara 9,2% (varietas 9. Saponin Mengatur metabolism lemak,
Adasoy) hingga 11,2% (varietas Noya). Tokoferol utama mencegah efek penyakit HIV,
yang ditemukan adalah -tocopherol, -tocopherol, dan antioksidan.
-tocopherol. Lee et al. juga telah meneliti kandungan 10. Protease inhibitor Mempunyai aktivitas anti kanker.
tokoferol pada biji dan kecambah 28 kultivar kedelai Sugana (2006) dalam Dixit et al. (2011).
dari Korea. Konsentrasi tokoferol total berkisar antara
204- 503 g/g pada biji hingga 20-230 g/g pada
kecambah. Varietas lokal memiliki kadar tokoferol
yang tinggi, yaitu
antara minyak dan air dalam bentuk bahan pangan Penelitian pada biji muda kedelai menunjukkan -
emulsi (Anonim 2006). tocopherol dominan ditemukan pada fase R5,
Protein kedelai mengandung konsentrasi isoflavon sedangkan pada fase selanjutnya didominasi oleh -
yang tinggi, hingga 1 g/kg (Setchell et al. 1990). tocopherol. Genistein sebagai produk utama isoflavon,
Isoflavon memiliki banyak manfaat kesehatan, antara terdapat pada semua fase reproduktif. Hasil penelitian
lain anti- inflamasi (Kole 2011), berhubungan dengan juga menunjukkan kandungan bioaktif cenderung
pengurangan kadar kolesterol dan gejala semakin menurun seiring dengan fase pemasakan
menopause, serta pengurangan risiko untuk biji, kecuali isoflavon dan tokoferol (Kumar et al.
beberapa penyakit kronis, antara lain kanker, penyakit 2009). Di Jepang, kedelai varietas BRS 267 berbiji besar
jantung, dan osteoporosis (Han et al. 2002, Taku et al. juga pada saat polong masih muda sebagai
2007, Zaheer and Akhtar 2015). Penelitian “edamame”. Varietas tersebut memiliki kandungan
menunjukkan menunjukkan tempe mengandung protein, asam oleat, aglikon isoflavon, gula, dan asam
isoflavon tinggi, terutama daidzein dan genistein amino, yang dapat meningkatkan nilai gizi dan rasa
sebagai antioksidan (Rimbach et al. 2008). Selain (Rigo et al. 2015).
isoflavon, kedelai juga mengandung sekitar 2% Nutrisi kedelai dan produk olahannya bervariasi,
saponin (triterpen glikosida) yang memiliki aktivitas bergantung pada varietas, lingkungan tanam, dan
antijamur dan penangkal predator tanaman. Manfaat teknologi pengolahan. Pada kebanyakan kacang-
saponin pada awalnya dikaitkan dengan fungsi antigizi kacangan lain, kadar proteinnya berkisar antara 20–30%,
dalam makanan dan menghasilkan rasa pahit. sedangkan pada kedelai 35–38%. Protein pada produk
Namun, studi terbaru menunjukkan peran senyawa olahan kedelai bervariasi, misalnya tepung kedelai
dalam pencegahan dan pengendalian penyakit 50%, konsentrat protein kedelai 70%, dan isolat protein
degeneratif kronis (Salgado and Donado-Pestana 2011). kedelai 90% (Anonim 2006). Tabel 2 menunjukkan
4
Krisnawati: Kedelai sebagai Pangan Fungsional
komposisi nutrisi kedelai dan olahannya (susu/sari Tabel 2. Komposisi nutrisi kedelai dan produk olahan per 100 g biji.
kedelai, tofu/tahu, dan kecambah kedelai).
Nutrisi Kedelai kedelai Tahu Kecam-
susu bah
ISOFLAVON DALAM BIJI KEDELAI Protein (g) 38,0 3,7 12,0 5,5
Lemak (total) (g) 18,0 2,2 7,0 1,0
Isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder Asam lemak jenuh (g) 2,5 0,4 - -
yang banyak disintesis oleh tanaman, namun tidak Asam lemak tak jenuh tunggal (g) 4,0 0,5 - -
disintesis oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, kedelai Asam lemak tak jenuh ganda (g) 10,7 1,3 - -
- asam linoleat (Ω-6) (g) 9,8 1,2 - -
merupakan sumber utama senyawa isoflavon di alam. - asam alfa linolenat (Ω-3) (g) 0,9 0,2 - -
Di antara berbagai tanaman, kandungan isoflavon yang Karbohidrat (g) 6,3 2,8 1,0 4,7
lebih tinggi Serat (g) 22,0 0,6 - 2,4
Kalsium (mg) 201,0 120,0 87,0 32,0
Magnesium (mg) 220,0 - 99,0 19,0
Kalium (mg) - - 94.0 235,0
Vitamin B12 - 0,2 - -
Tabel 3. Isoflavon kedelai pada kedelai dan produk olahan kandungan isoflavon tinggi dilepas pada tahun 2015,
kedelai.
yaitu Devon 1 dengan kandungan isoflavon 221,97
Total mg/100 g, berasal dari persilangan antara varietas
Produk olahan isoflavon Daidzein Genistein kedelai berdaya hasil tinggi dengan kedelai
(mg/100 g) (mg/100 g) (mg/100 berkandungan isoflavon tinggi IAC 100. Selain
g) mengandung isoflavon tinggi, varietas Devon-1 berbiji
Tepung kedelai berlemak penuh 177,89 71,19 96,83 besar dengan potensi hasil 2,75 t/ha (Balitkabi 2015).
Tepung kedelai bertekstur 148,61 59,62 78,90 Pengembangan produk olahan kedelai dalam bentuk
Tepung kedelai bebas lemak 131,19 57,47 71,21 pangan fungsional merupakan terobosan yang
Kedelai 128,34 46,46 73,76
berperan arti penting dari segi ekonomi, kesehatan, dan
Isolat protein kedelai 97,43 33,59 59,62
Natto 58,93 21,85 29,04 sosio-teknologi.
Keripik kedelai 54,16 26,71 27,45
Tahu goreng 48,35 17,83 28,00
Tempe 43,52 17,59 24,85
Miso 42,55 16,13 24,56
PANGAN OLAHAN KEDELAI DI INDONESIA
Kecambah kedelai 40,71 19,12 21,60
Tahu lunak 29,24 8,59 20,65 Produk olahan kedelai di Indonesia antara lain tempe,
Tahu sutera 27,91 11,13 15,58 tahu, kecap, tauco, susu kedelai, dan taoge. Tempe
Bubuk susu kedelai 25,00 7,23 14,75 dan tahu mendominasi pemanfaatan kedelai untuk
Tahu Cina 22,70 8,00 12,75 bahan pangan, masing-masing 50% dan 40%,
Hot dog kedelai 15,00 3,40 8,20
Okara 13,51 5,39 6,48
sedangkan 10% digunakan untuk susu kedelai, kecap,
Bakon tanpa daging 12,10 2,80 6,90 taoge, tauco, tepung, dan produk olahan lainnya
Susu kedelai 9,65 4,45 6,06 (Silitonga dan Djanuwardi 1996). Sebagian
Burger sayuran 9,30 2,95 5,28 masyarakat lebih memilih mengonsumsi tempe
Minuman sari kedelai 7,01 2,41 4,60
dengan cara menggoreng karena lebih mudah dengan
Shoyu 1,64 0,93 0,82
Kacang hitam 0,00 0,00 0,00 rasa gurih (Ginting et al. 2009).
KESIMPULAN
Kedelai mengandung nutrisi dan zat gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan. Pemanfaatan kedelai
sebagai bahan baku produk pangan olahan sejalan
dengan konsep pangan fungsional. Kedelai sebagai
salah satu bahan pangan fungsional memiliki
kandungan isoflavon dan zat gizi lainnya yang
bermanfaat untuk pencegahan berbagai penyakit
degeneratif. Varietas unggul nasional memiliki mutu
fisik dan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kedelai impor. Pemanfaatan varietas unggul kedelai
sebagai bahan baku produk pangan olahan prospektif
dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA Adie, M.M. 2013. Kedelai hitam super genjah dan toleran
kekeringan. Warta Penelitian dan Pengembangan
8
Krisnawati: Kedelai sebagai Pangan Fungsional
Pertanian 35(6):1–2.
parameters relating isoflavone and protein content in
Anonim. 2006. Karakteristik kedelai sebagai bahan pangan soybean seeds. Euphytica 138:55–60.
fungsional. E-book Pangan. 28p.
Dijsselbloem, N., W.V. Berghe, A. De Naeyer, and G.
Anonim. 2007. Isoflavones. http://www.isoflavones.info/ Haegeman., 2004. Soy isoflavone phyto-
(akses tgl 15 Mei 2007). pharmaceuticals in interleukin-6 affections: multi-
Antarlina, S.S. 2002. Penggunaan varietas kedelai unggul purpose nutraceuticals at the crossroad of hormone
dan penambahan tapioka dalam pembuatan tempe. replacement, anti-cancer and anti-inflammatory
hlm. 146"157. Dalam: D.M. Arsyad, J. Soejitno, A. therapy. Biochemical Pharmacology 68(6): 1171-1185.
Kasno, Sudaryono, A.A. Rahmianna, Suharsono, Dixit, A.K., J. I. X. Antony, N. K. Sharma, and R. K. Tiwari.
dan J.S. Utomo (Ed.). Kinerja Teknologi untuk 2011. Soybean constituents and their functional
Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kacang- benefits. Opportunity, Challenge and Scope of Natural
kacangan dan Umbi- umbian. Pusat Penelitian dan Products in Medicinal Chemistry, p.367-383.
Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Erwin, L. 2006. Sejarah dan Perkembangan (FŒP •) Tofu
Antarlina, S.S., J.S. Utomo, E. Ginting, and S. Nikkuni. Di Jepang. Thesis, Universitas Kristen Maranatha.
2002. Evaluation of Indonesian soybean varieties for
Fenxia, H., D. Anlin, and S. Junming. 2002. Development of
food processing. p. 58"68. In A.A. Rahmianna and S.
a New Soybean Variety with High Isoflavone-zhongdou
Nikkuni (Eds.). Soybean Production and
27 and Its Cultivation Technique. Soybean Sci.
Postharvest Technology for Innovation in Indonesia.
21(3):231-233.
Proceedings of RILET- JIRCAS Workshop on Soybean
Research. Malang, 28 September 2000. Gelfer, G.D. 2009. Dietary assessment of docosahexaenoic
acid (DHA) intake in pregnant women of Southwest
Antarlina, S.S., E. Ginting, dan J.S. Utomo. 2003. Kualitas
Montana. Thesis. Montana State University. USA.
tempe kedelai unggul selama penyimpanan beku.
114p.
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 22(2): 106"113.
Gilbert, E.R. and D. Liu. 2013. Anti-diabetic functions of soy
Arwin. 2015. Evaluasi Kandungan Nutrisi dan Rendemen
isoflavone genistein: mechanisms underlying effects on
Hasil Olahan Galur Mutan Kedelai Umur Genjah. Hlm.
pancreatic â-cell function. Food & Function 4(2): 200–
466-472. Kasno et al. (eds.). Dalam: Prosiding Seminar
212.
Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
2014. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Ginting, E. dan R. Yulifianti. 2015. Kualitas dan preferensi
Pangan. Bogor. industri terhadap kecap hitam dari varietas unggul
kedelai hitam. pp.452-465. Kasno et al. (eds.). Dalam:
Astuti, M., A. Meliala, F.S. Dalais, and M.L. Wahlqvist. 2009.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka
Tempe, a nutritious and healthy food from Indonesia.
Kacang dan Umbi 2014. Pusat Penelitian dan
Asia Pacific J. Clin. Nutr. 9(4): 322–325.
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Badan POM (Badan Pengawas Obat dan Makanan
Ginting, E. 2008. Mutu kedelai nasional lebih baik daripada
Republik Indonesia). 2005. Peraturan Kepala Badan
kedelai impor. Warta Penelitian dan Pengembangan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Tanaman Pangan 30 (1): 8-10.
tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan
Fungsional. Jakarta. Ginting, E., S.S. Antarlina, dan S. Widowati. 2009. Varietas
kedelai unggul untuk bahan baku industri pangan.
Balitkabi. 2015. Devon 1: Calon varietas kedelai
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian
mengandung isoflavon tinggi. Infotek. http://
28(3):79–87.
balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2130-
devon- 1-calon-variet as-kedelai- mengandung- Ginting, E., R. Yulifianti, H.I. Mulyana, dan Tarmizi. 2015.
isoflavon-tinggi.html (akses tanggal 28 Desember Varietas unggul kedelai hitam sebagai bahan baku
2015). kecap. Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya
Nasional FKPT-TPI. Universitas Trunojoyo. Madura.
BPS. 2015. Produksi kedelai menurut provinsi (ton), 1993-
2015. http://www.bps.go.id/ linkTableDinamis/view/id/ Griffith, A.P. and M.W. Collison, 2001. Improved methods for
871 (akses 4 Januari 2016). the extraction and analysis of isoflavones from soy-
containing foods and nutritional supplements by
Burssens, S., I. Pertry, D.D. Ngudi, Y. Kuo, M.V. Montagu
reversed-phase high-performance liquid
and
chromatography and liquid chromatography-mass
F. Lambein. 2011. Soya, Human Nutrition and Health.
spectrometry. J Chromatography A 913: 397–413.
pp.157-180. Hany A. El-Shemy (ed.). In Soybean and
Nutrition. InTech. Croatia. Haas, M.J., K.M. Scott, T.L. Alleman, and R.L. Mccormick.
2001. Engine performance of biodiesel fuel prepared
Chiari, L., N.D. Piovesan, L.K. Naoe, I.C. José, J.M.S. Viana,
from soybean soapstock: a high quality renewable fuel
M.A. Moreira, and E.G. de Barros. 2004. Genetic
produced from a waste feedstock. Energy Fuels
15:207-1212.
Hamid, M. 2012. Kandungan & manfaat tahu. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Han, K.K., J.M. Soares Jr., M.A. Haidar, G.R. De Lima, and therapeutic regimen on menopausal symptoms.
E.C. Baracat., 2002. Benefits of soy isoflavone Obstetrics & Gynecology 99(3): 389-394.
9
Iptek Tanaman Pangan Vol. 12 No. 1 2017
11