NIM : P07131217097
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai merupakan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan. Kedelai mengandung 35% protein sedangkan
kadar protein pada varietasunggul dapat mencapai 40 - 43 %. Kebutuhan
protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhidengan makanan yang berasal
dari kedelai sebanyak 157,14 gram (Radiyati, 1992). Salah satu produk olahan
kedelai adalah susu kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi susu karena
kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Susu kedelai dapat digunakansebagai
alternatif pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang hampir sama
denganharga yang lebih murah. Menurut Cahyadi (2007), protein susu kedelai
memiliki susunan asam amino yang hamper sama dengan susu sapi. Kandungan
protein susu kedelai mencapai 1,5 kali protein susu sapi.Selain itu, susu kedelai
juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi,vitamin A,
vitamin B1 vitamin B2, dan isoflavon. Pada pengolahan susu kedelai terdapat
kendala yaitu adanya bau langu yang disebabkan oleh oksidasi lemak oleh
enzim lipoksigenase (Jumaidi, 2009).
Timbulnya bau langu dapat dicegah salah satunya dengan menginaktivasi
enzim tersebut dengan cara pemanasan biji kedelai sebelum dipecah. Selain itu
dapat juga dilakukan dengan penggunaan air hangat saat penggilingan. Oleh
karena itu dalam praktikum pembuatan susu kedelai akan dibandingkan sifat
susu kedelai yang dibuat dari kedelai yang direbus dan tidak direbus, serta
penggilingan biji kedelai dengan air dingin dan air hangat. Sifat yang
dibandingkan meliputi adanya bau langu dan viskositas susu kedelai yang
dihasilkan (Jumaidi, 2009).
Kalori (kal) 41 61
Fosfor (mg) 45 60
Vitamin C (mg) 2 1
Selain syarat tersebut di atas, di Indonesia ada standar atau syarat mutu
susu kedelai telah ditetapkan oleh Dewan Standarisasi Nasional dalam SNI
(1995). Syarat mutu susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Syarat Mutu Susu Kedelai
No Kriteria Uji Persyaratan
1
Keadaan:
Bau Normal
Rasa Normal
Warna Normal
2 Ph 6,5 – 7,0
3 Protein (%) Min. 2,0
4 Lemak (%) Min. 1,0
5 Total padatan (%) Min. 11,50
6 Keasaman (dihitung sebagai asam
0,5-2,0
laktat
7 Cemaran Logam:
Timbal (mg/kg) Maks. 0,2
Tembaga (mg/kg) Maks. 2,0
Timah (mg/kg) Maks. 40,0
Raksa (mg/kg) Maks. 0,03
Arsen (mg/kg) Maks. 0,1
Seng (mg/kg) Maks. 5,0
8 Cemaran Mikroba:
Angka lempeng total (koloni/ml) Maks. 2 x 102
Salmonella Negatif
Staphilococcus aerus Negatif
Escheresia coli (APM/ml) <3
Vibrio sp. Negatif
Kapang (koloni/ml) Maks. 50
Sumber: Standar Nasional Indonesia (1995)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM