PENDAHULUAN
tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser. Bahan pangan
yang kini mulai banyak diminati bukan saja yang mempunyai komposisi gizi
yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus
memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Fenomena ini melahirkan konsep
jumlah yang diperlukan seperti vitamin, lemak, protein, karbohidrat serta zat-zat
seperti probiotik, prebiotik atau asam lemak omega-3 yang diperlukan untuk
kaya akan nutrisi (Hekmat et al. 2009). Susu fermentasi yogurt mengandung
0
senyawa biopeptida β-laktoglobulin yang merupakan prekusor β-laktorpin dapat
pemanfaatan aktivitas bakteri asam laktat (Mohamed, Zayan, Nadia and Shahein,
2014).
1
YOGURT
bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (Agarwal and
Prasad, 2013).
tekstur, flavor dan rasa yang khas. Selain itu juga, mengandung nilai nutrisi
yang lebih baik dibanding susu segar. Secara tradisional, pada pembuatan
menjadi asam laktat dengan berbagai komponen aroma dan cita rasa.
Karena itu, kedua bakteri ini dikenal sebagai bakteri asam laktat.
2
Yogurt sebagai bahan pangan fungsional (Mohamed, Zayan, Nadia and
beberapa senyawa bioaktif diantaranya adalah peptide aktif dan asam amino
yang dapat berperan sebagai antioksidan, Bioaktif peptide dalam susu dan
relative tinggi yaitu lebih dari separuh kadar protein whey susu, dan efektif
produksi yoghurt yang lebih bervariasi, baik dari segi jenis, tekstur, aroma,
3
MANFAAT YOGURT
merubah bentuk laktosa (gula yang terdapat dalam susu) ke dalam bentuk
sebagian orang yang tidak dapat mencerna laktosa dalam susu. Kasus ini
gejala seperti mual, sakit perut, kembung, diare, dan kram. Gejala-gejala
4
tersebut dapat diatasi dengan mengkonsumsi yoghurt. Karena dengan
adanya aktivitas bakteri karena asam laktat, laktosa dalam susu telah
didegradasi (Wirakusumah,2007).
dinding usus, sehingga dinding usus menjadi asam. Pada kondisi dinding usus
2. Stirred Yoghurt
pengental.
5
3. Drinking Yoghurt
stabilizer.
Pratiwi, 2015).
a. Persiapan Bahan
Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu dengan atau
tanpa menambahkan susu bubuk atau susu skim bubuk. Sumber susu segar
dapat berasal dari susu sapi, kerbau, kambing atau unta. Namun, dari semua
itu, susu sapi paling umum dimanfaatkan (Surajudin, Fauzi dan Purnomo,
2005).
b. Pasteurisasi
6
dilakukan terutama untuk susu dan produk olahannya, seperti es krim dan
yoghurt, sari buah, anggur, bir, dan buah kering (Purnawijayanti, 2001).
Pasteurisasi dilakukan pada suhu 850 C selama 30 menit atau 950C selama 10
c. Penambahan Starter
harus terdiri dari bakteri termofilik dan mesofilik. Yang umum digunakan
7
amino dan peptida-peptida yang akan menstimulasi pertumbuhan
Streptococcus.
d. Fermentasi
selama 2,5 –3 jam. Pada proses fermentasi akan terjadi hidrolisis enzimatis
asam laktat. Pada tahap ini belum terjadi perubahan struktur fisik yang
selama glukosa dan laktosa masih tersedia untuk fermentasi. Oleh karena itu
pada produk yoghurt masih terdapat residu galaktosa dan laktosa. Setelah
8
laktosa, menyebabkan pertumbuhan beberapa bakteri tercegah,
(Sunjana, 2007).
rendah sampai ±4,6, maka kasein menjadi tidak stabil dan akan
yoghurt.
ataupun suhu 450C. Pada suhu yang lebih tinggi, aktivitas mikroba akan
sedangkan inkubasi pada suhu 450 C hanya memerlukan waktu sekitar 4-6
jam (Kusantati dkk., 2007 dalam Jessica Gloria, 2016). Yogurt yang telah
9
menggumpal kemudian disimpan pada suhu 4-5°C untuk memperlambat
jumlah bakteri akan meningkat, dan jumlah laktosa semakin menurun, hal ini
laktat, asam amino dan asam-asam organik yang lain oleh bakteri starter
syneresis, rasa, dan tekstur pada yogurt (Athar , Shah and Khan , 2000)
10
PENINGKATAN TEKSTUR YOGURT DENGAN PENGGUNAAN
BAKTERI ASAM LAKTAT EXOPOLYSACHARIDA
PENDAHULUAN
bagi anak-anak di dunia. Sifat tekstur yogurt, seperti viskositas kehalusan dan
untuk menentukan penerimaan konsumennya, dan atribut ini saat ini disertai
Industri yogurt saat ini berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya jenis yogurt yang kini dikenal. Salah satunya yaitu yogurt
drink yang bentuknya tidak kental karena kandungan padatan susunya lebih
rendah dibandingkan dengan jenis yogurt lain (Widodo, 2002). Beberapa hal
11
fungsionalitasnya terhadap kesehatan. Yogurt dapat memberi nilai tambah
terutama untuk meningkatkan daya cerna susu dan membentuk ekologi dalam
dari fermentasi susu yaitu sebagai pengawet alami, meningkatkan nilai gizi,
dan pengobatan. Hal inilah yang membuat yogurt disukai oleh konsumen
serupa dengan polisakarida dari tanaman (selulosa, pektin dan pati) dan rumput
rasa dari produk fermentasi. Menurut Sutherland (1998), EPS juga banyak
tekstur, viskositas dan sifat rheologi produk. Selain itu EPS mempunyai efek
12
Beberapa mikrob, termasuk bakteri asam laktat (BAL) yang bersifat
merupakan kelompok bakteri Gram positif yang tidak membentuk spora, sel
1983).
pangan. Bakteri asam laktat secara luas terdistribusi pada susu, daging segar,
hingga diperoleh cita rasa yang spesifik. Bakteri asam lakat juga disebut
13
sebagai biopreservatif karena berkontribusi dalam menghambat pertumbuhan
bakteri lain khususnya patogen dan mampu membawa dampak positif bagi
untuk memproduksi yoghurt. Pertama di identifikasi tahun 1905 oleh doctor asal
termasuk gram positif, bakteri ini merupakan bakteri non motule dan tidak
laktosa. Bakteri ini juga merupakan bakteri tahan asam, yang tahan terhadap pH
rendah (sekitar 5,4-4,6) agar tumbuh efektif (Balows dan Trupen, 1991).
bergerak, tak berspora, fakultatif aerob, gram positif, pH optimum 6,8 dan suhu
mikro aerophil sampai anaerob, gram positif, pH optimum 6 dan suhu optimum
jawab selama fermentasi asam laktat dalam pembuatan yoghurt. Dalam hal
14
hasil dari pemecahan protein yang dapat menstimulasi pertumbuhan
YOGURT
Yoghurt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi kedua dari
Bakteri Asam Laktat (BAL) sebagai starter, yakni Streptococcus thermophiles dan
berakibat pada turunnya pH yoghurt dengan rasa asam yang khas, selain itu
dihasilkan asam asetat, asetal dehid, dan bahan lain yang mudah menguap.
Komposisi yoghurt secara adalah protein 4-6%, lemak 0,1-1%, laktosa 2-3%, asam
Yoghurt merupakan salah satu produk susu fermentasi yang telah lama
dikenal dan mempunyai rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu
yang telah dihomogenisasi, susu berkadar lemak rendah atau susu skim dengan
15
Yoghurt mempunyai nilai gizi yang tinggi dari pada susu segar sebagai
padatan sehingga kandungan zat-zat gizi lainya meningkat, selain itu yoghurt
sesuai bagi penderita Lactose Intolerance atau yang tidak toleran terhadap
Yoghurt merupakan produk semi solit yang dibuat dari susu standarisasi
sedikit atau tidak mengandung alkohol sama sekali, mempunyai tekstur semi
padat (smooth), kompak serta rasa asam yang menyegarkan (Tamime dan
dihidrolisis oleh bakteri starter penghasil asam laktat sebagai hasil akhir. Proses
metabolisme laktosa di dalam sel bakteri secara umum melibatkan tiga macam
konversi triosa phospat menjadi pirufat, konversi pirufat menjadi asam laktat dan
(Widodo, 2003).
16
Hasil penelitian Zhang, et al., (2011) membuktikan bahwa dua strain
bakteri Lactobacillus dalam yoghurt yaitu: Lactobacillus casei subsp. casei SY13
yang tinggi, menghambat peroksidasi asam linoleat dengan 62,95% dan 66,16.
60,67 mg/ml (54,26±6,41 mg/ml) dengan penambahan buah dan sayur sebagai
sumber antioksidan alami (Pereira, Barros and Ferreira, 2013). Didukung pula
oleh laporan hasil penelitian Samichah (2014) bahwa penambahan sari wortel
17
DAFTAR PUSTAKA
Ebringer, L., Ferencik, M., and Krajcovic. J. 2008. Beneficial Health Effects of Milk
and Fermented Dairy Products. Review. J. Folia Microbiol. 55 (5): 378-394
Granato D, Branco GF, Cruz AG, Faria AFF, Shah NP. 2010. Probiotic dairy
products as functional foods. Comprehens Reviews in Food Sci and Food
Safety 9: 455-470.
Hasruddin dan Pratiwi N., 2015, Mikrobiologi Industri, Alfabeta, Bandung, pp.73-
82.
Jessica Gloria, 2016. Uji Formula Yogurt susu UHT Dengan Penambahan Daun
Katuk Secara Organoleptik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi,
FKIP, Universitas SanataDharma, Yogyakarta.
18
Prasetyo, Heru, 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Yoghurt pada Level
Tertentu Terhadap Karakteristik Yoghurt Yang Dihasilkan. Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tabatabaie, F and A. Mortazavi. 2008. Studying the Effects of Heat and Cold
Shock on Cell wall Microstructure and Survival of Some LAB in Milk. World
Applied Sciences Journal 4 (2): 191-194, ISSN 1818-4952.
Rukmana, R., 2001, Yoghurt dan Karamel Susu, Kanisius, Yogyakarta, pp.7-14.
Smid EJ, and Gorris LGM.2007. Natural antimicrobials for food preservation. In:
Handbook of Food Preservation. Ed. Rahman, M. S. New York: CRC
Press
19