“YOGHURT”
Disusun oleh :
Nama : Ardea Maulina
NPM : E1G019016
Hari/Tanggal : Rabu/ 9 Desember 2020
Shift : Rabu, jam 14:00-16:00 WIB
Anggota Kelompok : 1. Candra Gunawan (E1G019038)
2. Mahesa Aditya Nk (E1G019088)
3. Sofia Hendayani (E1G019020)
4. Yosie Evita Pratiwi ( E1G019084)
Dosen : 1. Tuti Tutuarima, STP., M. Si.
2. Ir. Hasanuddin, M.Sc.
Ko-Ass : Ade Tri Hartawi S.TP
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami proses pembuatan yogurt.
2. Mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses
pembuatan yogurt
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki, yaitu “jugurt” yang berarti susu asam. Yoghurt
umumnya adalah sejenis produk susu terkoagulasi, diperoleh dari fermentasi asam laktat
melalui aktivitas Lactobacillus acidhopilus, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus, dimana mikroorganisme dalam produk akhir harus hidup-aktif dan berlimpah
(Budiastuti, 2012).
Yoghurt berasal susu yang kemudian ditambahkan dengan bakteri yang akan membentuk
asam laktat. Bakteri yang biasa digunakan dalam proses pembuatan yogurt adalah bakteri
Bifidobacterium sp., Lactobacillus sp. atau bakteri Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini yang akan memicu proses fermentasi dari susu,
mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat (Abdullah, 2012).
Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram-positif yang bersifat anaerob.
Streptococcus thermophilus banyak digunakan pada pembuatan keju, fermentasi makanan.
Streptococcus thermophilus memiliki peran sebagai probiotik, mengurangi gejala intoleransi
laktosa dan gangguan gastrointestinal lainnya. Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang
membantu dalam proses fermentasi yoghurt. Bakteri ini mengubah laktosa menjadi asam
laktat. Asam ini sekaligus dapat mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang
yang toleran terhadap susu murni dapat mengkonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah
kesehatan (Rorooh, 2012).
Yoghurt merupakan minuman fermentasi yang terbentuk karena adanya bakteri
Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus yang memecah gula pada susu yaitu laktosa menjadi asam laktat. Asam laktat
dapat bersifat mengawetkan bahan pangan. PH yang rendah dapat menghambat
mikroorganisme patogen, pembusuk, serta mikroorganisme penghasil racun akan mati.
Fungsi dari bakteri probiotik yang terdapat dalam yoghurt adalah kemampuannya
membunuh bakteri jahat yang terdapat dalam saluran pencernaan (Widagdha, 2015).
Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi
dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan
atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain
dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (BSN, 2009). Hasil fermentasi oleh bakteri asam
laktat tersebut menjadikan cita rasa susu menjadi asam (Harjiyanti et al., 2013).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt yaitu susu skim, kultur starter
bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus
acidophilus dan sebagainya), serta ekstrak buah untuk penambahan rasa (Jannah et al., 2014).
Pembuatan yoghurt terdiri persiapan bahan, persiapan starter, pasteurisasi susu, inokulasi
susu dengan starter, diinkubasi (fermentasi) (Jannah et al., 2014).
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman
kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu
yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis fermentasi
sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi
fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan
minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll
(Nurcahyo, 2011).
Produk yoghurt pada umumnya diproduksi dari susu sapi, namun susu kedelai sebagai
sumber protein nabati dapat menjadi alternatif untuk pembuatan yoghurt. Untuk itu perlu
dilakukan kombinasi penggunaan susu sapi dengan susu kedelai sehingga dapat diketahui
pengaruh kombinasi kedua jenis susu tersebut pada yoghurt yang terbentuk (Jaya, 2011).
Yoghurt terbagi menjadi yoghurt tanpa penambahan rasa (plain yoghurt) dan yoghurt
dengan penambahan rasa (flavored yoghurt). Yoghurt dengan penambahan rasa akan
meningkatkan cita rasa dan kesukaa/penerimaan konsumen. konsumen, terutama anak-anak
umumnya lebih menyukai yoghurt yang ditambahkan citarasa (Mahmood, dkk. 2008 dalam
Wulandari, 2010).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat : 3.1.2. Bahan :
- Panci stainlees steel - Susu segar : 1 liter
- Pengaduk kayu - Susu skim : 50 g
- Kompor - Starter : 20-30 ml
- Thermometer - Gula : 50-100 g
- Incubator
- Gelas plastik dan cup sealer.
Warna Kecoklatan
Aroma Asam
Rasa Agak asam
Tekstur Agak encer
BAHAN DISKUSI
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan yogurt...!
2. Bagaimanakah peran mikroorganisme dalam perubahan sifat susu menjadi yogurt...?
3. Bagaimanakah karakteristik yogurt yang dihasilkan...?
JAWAB :
1. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan pada pembuatan yoghurt adalah proses yang
dijaga sterilannya, penambahan gula, waktu pemeraman, suhu inkubasi serta jumlah
penambahan mikroorganisme. Peningkatan asam laktat ini disebabkan adanya
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh plain bakteri Lactobacillus bulgaricus . Selain
faktor yang disebutkan diatas, dibutuhkan prosedur percobaan yang tepat dari
inkubator dan prosedur pelaksanaan proses sesuai petunjuk supaya didapatkan hasil
fermentasi yang optimum.
2. Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus merupakan bakteri asam laktat
yang dapat mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat, sehingga susu tersebut lebih
mudah dicerna oleh lambung, selain itu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus juga mempunyai peran penting dalam pengembangan organoleptik.
Lactobacillus bulgaricus lebih berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophillus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa. Perbedaan keasaman yoghurt
dapat disebabkan oleh penggunaan jenis starter yang berbeda. Hal tersebut disebabkan setiap
starter yang digunakan dalam pembuatannya mempunyai karakteristik sendiri dalam memecah
laktosa susu yang kemudian akan diperoleh keasaman dan flavor yang berbeda.
3. Karakteristik yogurt yang dihasilkan yaitu pada tekstur yoghurt menagalami
kekenatalan tetapi sdikit encer, aromanya asam, harum khas susu, dan rasanya menjadi
asam, warna menjadi putih kecoklatan.
BAB V
PEMBAHASAN
Yoghurt merupakan minuman fermentasi yang terbentuk karena adanya bakteri
Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus yang memecah gula pada susu yaitu laktosa menjadi asam laktat. Asam laktat
dapat bersifat mengawetkan bahan pangan. pH yang rendah dapat menghambat
mikroorganisme patogen, pembusuk, serta mikroorganisme penghasil racun akan mati.
Fungsi dari bakteri probiotik yang terdapat dalam yoghurt adalah kemampuannya
membunuh bakteri jahat yang terdapat dalam saluran pencernaan (Widagdha, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan maka diketahui bahwa pada
sampel yang diamati telah terjadi perubahan pada susu. Aroma pada susu asam dan harum
khas susu, rasanya Asam dan mengalami kekentalan tetapi sedikit encer. Hal ini berarti pada
pembuatan yoghurt yang kami buat bisa dikatakan berhasil. Seperti yang telah dikatakan
(Harjiyanti et al., 2013). Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba Hasil fermentasi
oleh bakteri asam laktat tersebut menjadikan cita rasa susu menjadi asam
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus merupakan bakteri asam
laktat yang dapat mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat, sehingga susu tersebut
lebih mudah dicerna oleh lambung, selain itu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus juga mempunyai peran penting dalam pengembangan organoleptik.
Lactobacillus bulgaricus lebih berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus
thermophillus lebih berperan dalam pembentukan cita rasa. Perbedaan keasaman yoghurt
dapat disebabkan oleh penggunaan jenis starter yang berbeda. Hal tersebut disebabkan setiap
starter yang digunakan dalam pembuatannya mempunyai karakteristik sendiri dalam
memecah laktosa susu yang kemudian akan diperoleh keasaman dan flavor yang berbeda.
Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu dengan cara fermentasi oleh
mikroorganisme (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus). Factor – factor
yang perlu diperhatikan pada pembuatan yoghurt adalah proses yang dijaga steril,
penambahan gula, suhu inkubasi serta jumlah penambahan mikroorganisme. Peningkatan
asam laktat ini disebabkan adanya aktivitas enzim yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Selain factor yang disebutkandiatas, dibutuhkan
prosedur percobaan yang tepat dari incubator dan prosedur pelaksanaan proses sesuai
petunjuk supaya didapatkan hasil fermentasi yang optimum.
Menurut (Jannah et al., 2014). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt
yaitu susu skim, kultur starter bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus
thermophilus, Lactobacillus acidophilus dan sebagainya), serta ekstrak buah untuk
penambahan rasa.
Adapun Pembuatan yoghurt terdiri persiapan bahan, persiapan starter, pasteurisasi susu,
inokulasi susu dengan starter, diinkubasi (fermentasi)
BAB VI
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu dengan cara fermentasi oleh
mikroorganisme (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus). Factor – factor
yang perlu diperhatikan pada pembuatan yoghurt adalah proses yang dijaga steril,
penambahan gula, suhu inkubasi serta jumlah penambahan mikroorganisme. Peningkatan
asam laktat ini disebabkan adanya aktivitas enzim yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Selain factor yang disebutkandiatas, dibutuhkan
prosedur percobaan yang tepat dari incubator dan prosedur pelaksanaan proses sesuai
petunjuk supaya didapatkan hasil fermentasi yang optimum.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan maka diketahui bahwa pada
sampel yang diamati telah terjadi perubahan pada susu. Aroma pada susu asam dan harum
khas susu, rasanya Asam dan mengalami kekentalan tetapi sedikit encer. Hal ini berarti pada
pembuatan yoghurt yang kami buat bisa dikatakan berhasil. Seperti yang telah dikatakan
(Harjiyanti et al., 2013). Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba Hasil fermentasi
oleh bakteri asam laktat tersebut menjadikan cita rasa susu menjadi asam.
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan inovasi pembuatan Yoghurt, sehingga praktikan tidak hanya
mengetahui cara pembuatan tapai secara umum namun dapat melakukan inovasi-inovasi. Dan
pada saat praktikum harus steril agar pembuatan yoghurt berjalan sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Nurzainah. 2005. Dkk. Jurnal Agribisinis Peternakan. Pengaruh Temperatur Dalam
Pembuatan Yoghurt dari Berbagai Jenis Susu Dengan Menggunakan Lactobacillus
Bulgaricusdan Streptococcus Thermophilus. Vol. 1 No. 1
Jaya, Firman. Dkk. 2011. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Pembuatan Minuman Probiotik
(Yoghurt) dari Proporsi Susu Sapi dan Kedelai dengan Isolat Lactobacillus casei dan
Lactobacillus plantarum. Vol. 6. No. 1.
Nurhayani. Dkk. 2001. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses
Fermentasi. Vol. 6. No. 1.
Purbasari, Argandhina. Dkk. 2014. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Nilai pH, Kekentalan,
Citarasa Asam, Kesukaan pada Susu Fermentasi dengan Perisa Alami Jambu Air (Syzygium
sp). Vol. 3 No. 4.
Widagdha, Satriyananda. Dkk. 2015. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Pengaruh Penambahan Sari
Anggur (Vitis vinifera L.) dan Lama Fermentasi Terhadapat Karakteristik Fisiko Kimia
Yoghurt. Vol. 3 No.1.
Wulandari, Eka. 2010. Jurnal Ilmu Ternak. Karakteristik Stirred Yoghurt Mangga (Mangifera
indica) dan Apel (Malus domestica) Selama Penyimpanan. Vol. 10 No. 1
LAMPIRAN
Tabel 1. Syarat Mutu Yoghurt (SNI 01-2981-1992).