TINJAUAN PUSTAKA
secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa
karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat
diterima oleh konsumen. Selain itu, bahan tersebut tidak memberikan kontradiksi
dan tidak menimbulkan efek samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan
terhadap metabolisme zat gizi lainnya (Astawan, 2003). International Life Science
dapat memberikan manfaat kesehatan di luar zat gizi dasarnya (Keservani et al.,
2010).
dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Pangan fungsional juga tidak
yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan
fungsional adalah:
6
7
1) Harus produk pangan bukan bentuk kapsul, tablet, atau puyer yang berasal dari
bahan alami.
3) Mempunyai fungsi tertentu saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam
4) Kandungan fisik dan kimianya jelas serta mutu dan jumlahnya, aman untuk
(Hariyani, 2013)
dasar sereal atau kacang - kacangan. Snack bar biasanya digunakan untuk sarapan
atau sebagai makanan ringan (camilan). Snack bars lebih disukai oleh orang -
orang yang sibuk karena mempunyai nilai gizi yang tinggi dan tidak memerlukan
waktu lama dalam penyajiannya. Snack bar mengandung antioksidan, kalsium dan
protein. Kebanyakan dari snack bars tidak mengandung glutein (Pradipta, 2011).
tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan) dari biji-bijian, sayuran dan
buah-buahan yang mengandung karbohidrat yang berpotensi baik dari segi fisik
yaitu penyerapan airnya maupun dari segi kandungan gizinya. Bahan-bahan ini
dapat dicampur dengan menggunakan bahan pengikat seperti sirup gula dan
8
dibentuk menjadi bar yang dapat dipotong menjadi ukuran yang diinginkan.
Bergantung pada bahan yang digunakan, maka pengolahan snack bars ini dapat
dari produk tersebut. Snack bar sinbiotik menggunakan bahan baku tepung
komposit yaitu tepung ubi jalar kuning dan tepung kedelai hitam sebagai substrat
prebiotik (bahan yang tidak dapat dicerna). Syarat mutu snack bar mengacu pada
SNI 01-4216-1996 mengenai Syarat Mutu Makanan Diet Kontrol Berat Badan,
USDA 25048 mengenai Nutri-Grain Fruit and Nut Bar, snack bar komersial dan
Tabel 1. Syarat Mutu Snack Bar Menurut SNI 01-4216-1996, USDA 25048
Komersial dan Sinbiotik
Snack Bar Snack Bar
SNI 01- USDA
No. Kriteria Uji Komersial Sinbiotik****
4216-1996 * 25048 **
***
1. Protein 25-50% 9.38 g 16,7 g 11,60%
2. Lemak 1,4-14% 10.91 g 20 g 5,44%
3. Energi 120 kkal 120,93 kkal 140 kkal 141,39 kkal
5. Air - 11,26 % 11,4 % 6,64%
6 Kekerasan - - 5466,53 gF 6557,34 gF
Sumber : * Badan Standarisasi Nasional (1996)
**USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2015)
*** PT. Otsuka Amerta Indah (2014)
**** Sumanti dkk. (2016)
adalah tepung komposit, kismis, madu, minyak goreng, telur, garam, air, kultur
freeze dried L.acidophilus 10% (b/b) (Sumanti dkk, 2016). Fungsi bahan – bahan
1) Tepung komposit
beberapa jenis tepung dari bahan lain. Tepung komposit terbuat dari bahan yang
bahan yang sesuai untuk produk olahan yang diinginkan atau untuk mendapatkan
sifat fungsional tertentu (Widowati, 2009). Tepung komposit yang menjadi bahan
baku pembuatan snack bar adalah tepung kedelai hitam dan tepung ubi jalar
kuning.
2) Tepung Kedelai
dan species Glicine max (L.) Merril. Bentuk, ukuran, warna biji, sifat fisik dan
umumnya memiliki biji berbentuk bulat atau lonjong agak memanjang dengan
yang lengkap dengan asam amino pembatas methionin. Asam amino tertinggi
dimiliki oleh leusin, kemudian isoleusin, lisin, dan valin. Selain kadarnya yang
tinggi protein kedelai adalah protein yang lengkap, kualitasnya hampir menyamai
kualitas protein hewani. Nilai gizi protein kedelai dibatasi oleh faktor antitripsin
rendah lemak jenuh, dan tidak mengandung kolesterol (USDA, 2012). Lemak
kedelai mengandung 86% linoleat dan oleat, 10% palmitat, dan 2% masing-
masing untuk stearat dan arachidat. Kedelai hitam juga mengandung isoflavon
dan antosianin yang merupakan antioksidan sebagai penetral radikal bebas akibat
Tepung yang digunakan selain tepung kedelai hitam pada snack bar
sinbiotik ini menggunakan tepung ubi jalar kuning karena mengandung tinggi
serat. Ubi jalar memiliki berbagai varietas dimana secara umum dibedakan
menurut warna umbinya yaitu ubi jalar merah, kuning, dan ungu. Ubi jalar yang
digunakan pada snack bar sinbiotik adalah ubi jalar kuning dengan varietas Ase.
Kandungan karbohidrat utama ubi jalar adalah pati, yang terdiri dari 30-40%
amilosa (Nintami dan Rustanti, 2012). Kandungan protein dan lemak pada ubi
11
jalar relatif rendah, yaitu masing-masing sebesar 3-7% dan 0,29-2,7% dari berat
kering, sehingga diperlukan bahan makanan lain yang dapat mencukupi protein
dan lemak, seperti kedelai hitam (Avianty, 2013). Spesifikasi komponen gizi ubi
Ubi jalar kuning memilki kandungan oliosakarida yang tidak dapat dicerna
manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri probiotik, oligosakarida ini disebut
rafinosa, dan verbakosa (Lestari et al., 2011). Prebiotik ini nantinya akan menjadi
4) Minyak
menurut Ketaren (2005), pada pembuatan kue sifat lemak yang dipentingkan
adalah lemak yang mempunyai nilai shortening serta stabilitas yang tinggi dan
5) Madu
madu adalah gula alami, yakni gula invert. Selain kandungan frukstosa dan
glukosa, madu juga mengandung banyak mineral yang diperlukan tubuh manusia
6) Air
produk yang baik dan seragam. Air digunakan terutama sebagai media katalis
reaksi yang terjadi dalam adonan, untuk membentuk adonan dan mempengaruhi
tekstur produk. Air akan menghidrasi protein dan pati dalam tepung. Beberapa
molekul air akan terikat kuat pada protein tepung selama pencampuran adonan
(De Man,1997).
7) Garam
Matz (1992), efek penambahan garam dalam adonan secara umum adalah
meningkatkan warna remahan dan butiran kue. Selain itu, penambahan garam
pada adonan juga ditentukan sesuai dengan takaran (formula) yang ada untuk
8) Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan adonan snack bar sinbiotik adalah
telur segar. Bagian kuning telur mengandung lesitin yang mempunyai daya
pengemulsi dan dapat memberikan cita rasa, sedangkan bagian putih telur
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan krim untuk biskuit jenis bunga gem
(Winarno,2004).
9) Kismis
dapat menambah variasi warna, rasa dan tekstur. Umumnya produk snack bar
snack bar sinbiotik. Kultur freeze dried yang ditambahkan mengandung bakteri
a) Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan snack bar sinbiotik terdiri dari
bahan kering dan bahan basah. Bahan kering yang dimaksud adalah tepung ubi
jalar kuning, tepung kedelai hitam kupas kulit, garam dan bakteri probiotik. Bahan
14
kering berfungsi sebagai pembentuk struktur snack bar, sedangkan bahan basah
berupa telur, madu, minyak goreng, dan air berfungsi sebagai pengikat atau binder
bahan kering.
b) Pencampuran Bahan
harus sampai homogen kemudian dicampurkan dengan adonan bahan kering dan
diaduk kembali hingga rata. Tujuan pencampuran bahan ini untuk membentuk
c) Pencetakan
Adonan snack bar sinbiotik dibentuk persegi panjang. Adonan yang telah
dicetak diletakkan ke dalam loyang yang telah diolesi minyak atau margarin. Hal
ini bertujuan agar snack bar yang dihasilkan nantinya tidak menempel pada
d) Pemanggangan
dengan suhu 40°C ± 2°C selama 2,5 jam dengan tekanan 25 inHg. Sebelum
vakum membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menaikan suhu. Tujuan
dalam bahan menggunakan suhu dan tekanan yang rendah sehingga viabilitas sel
e) Pendinginan
Snack bar kemudian didinginkan selama ± 30 menit agar uap panas hasil
pemanggangan keluar dari dalam snack bar. Berikut diagram alir proses
11 g Madu
5 g tepung ubi jalar kuning 15% Telur (b/b)
25 g tepung kedelai hitam kupas kulit 10 g Minyak Goreng
0,5 g garam 10 g Air
10% (b/k) bakteri probiotik
Snack Bar
Sinbiotik
yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang memadai akan bermanfaat terhadap
Gibson, 1999).
Menurut Antoine (2007), beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu bakteri
tertentu, serta masih aktif pada kondisi asam lambung dan konsentrasi garam
dalam jumlah yang tinggi (mencapai 106 – 107 sel) dalam usus halus.
5) Mudah diproduksi, mampu tumbuh dalam sistem produksi skala besar, dan
motil, berbentuk batang dengan ukuran 0,6-0,9 hingga 1,5-6,0 μm, dalam keadaan
sel tunggal, berpasangan, ataupun membentuk rantai pendek (Breed et al, 1957).
L. acidophilus tumbuh optimum pada suhu 37oC, tidak tumbuh pada suhu antara
20oC dan 22oC serta suhu pertumbuhan maksimum antara 43o dan 48oC.
dkk, 2016). L.acidophilus yang digunakan dalam bentuk kultur freeze dried.
Kultur freeze dried dibuat dengan penambahan susu skim dan maltodekstrin
sampai 1011 koloni bakteri per gram. Kultur freeze dried ini tahan disimpan dalam
kultur freeze dried ini memerlukan waktu adaptasi yang lebih lama, yaitu sekitar
dried lebih mudah dan sederhana penggunaannya sebagai starter susu fermentasi
(Surono, 2004).
2.4 Prebiotik
secara alami terjadi pada karbohidrat yang tidakdapat dicerna oleh manusia. FOS
pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada saluran pencernaan
dan oligosakarida dapat diisolasi dari sumber alami, seperti umbi - umbian.
kolesterol, meningkatkan volume dan kemampuan membawa air dari usus dan
(Dwiari, 2008). Menurut Muchtadi (2010), keuntungan lain yang diperoleh dari
2.5 Kemasan
bentuk dan jenis kemasan harus disesuaikan dengan produk yang akan dikemas,
produk, alat komunikasi dan penambah daya tarik produk (Robertson, 1993).
supaya tetap bersih serta mampu memberi perlindungan terhadap produk dari
kotoran, pencemaran, dan kerusakan fisik, serta dapat menahan perpindahan gas
dan uap air. Laju penyerapan air oleh produk pangan selama penyimpanan
dipengaruhi oleh tekanan uap air murni pada suhu udara tertentu, permeabilitas
uap air dan luasan kemasan yang digunakan, kadar air awal produk, berat kering
awal produk, kadar air kritis, kadar air kesetimbangan pada RH penyimpanan, dan
yang kedap uap air seperti aluminum foil b) kemasan yang resisten terhadap
untuk itu diperlukan kemasan yang sesuai agar produk tidak mudah rusak.
20
Menurut penelitian Astari dkk (2015) kemasan yang dapat mempertahankan mutu
biskuit adalah kemasan alumunium foil (metalized plastic) bila disimpan pada
suhu 35oC dapat bertahan selama 52 hari 4 jam 49 menit. Menurut Brown (1992),
dan mengurangi transmisi. Plastik ini dapat melindungi produk dari cahaya.
g/m2.24h.
Menurut Syarief dkk. (1989), secara garis besar umur simpan dapat
ESS) dan metode akselerasi kondisi penyimpanan (ASS atau ASLT). Data yang
laboratorium dapat diperoleh dari analisis atau evaluasi sensori, analisis kimia dan
menyimpan satu seri produk pada kondisi normal sehari-hari sambil dilakukan
tingkat mutu kedaluwarsa. Metode ini akurat dan tepat, namun pada awal
penemuan dan penggunaan metode ini dianggap memerlukan waktu yang panjang
dan analisis parameter mutu yang relatif banyak serta mahal (Herawati, 2008).
produk pangan yang telah siap edar atau produk yang masih dalam tahap
21
dengan cara menyimpan beberapa bungkusan produk yang memiliki berat serta
tanggal produksi yang sama pada beberapa desikator atau ruangan yang telah
dilakukan dengan menganalisis kadar air suatu bahan, memplot kadar air tersebut
pada grafik kemudian menarik titik tersebut sesuai dengan kadar air kritis produk.
Perpotongan antara garis hasil pengukuran kadar air dan kadar air kritis ditarik
garis ke bawah sehingga dapat diketahui nilai umur simpan produk disajikan pada
tetapi tetap memiliki ketetapan dan akurasi yang tinggi (Floros dan
suhu yang lebih tinggi atau ekstrim untuk produk sehingga mempercepat
penurunan suhu. Saat reaksi kimia dan biokimia berlangsung cepat dengan
demikian penurunan mutu atau kerusakan dari produk lebih mudah diraih dan data
yang diperoleh bisa diekstrapolasikan untuk menduga umur simpan pada kondisi
2011).
penurunan mutu (usable quality) produk pangan. Salah satu keuntungan metode
ASLT yaitu waktu pengujian relatif singkat (3-4 bulan), namun ketepatan dan
hasil yang diperoleh (dari metode ASLT) dengan nilai ESS. Hal ini diterjemahkan
antara model yang satu dengan yang lain pada produk yang sama dapat terjadi
dengan dua pendekatan, yaitu: 1) pendekatan kadar air kritis dengan teori difusi
dengan menggunakan perubahan kadar air dan aktivitas air sebagai kriteria
Arrhenius, yaitu dengan teori kinetika yang pada umumnya menggunakan ordo
nol atau satu untuk produk pangan. Model persamaan matematika pada
23
pendekatan kadar air diturunkan dari hukum difusi Fick unidireksional (Herawati,
2008).
pengambilan contoh, plotting data sesuai ordo reaksi, analisis sesuai suhu
penyimpanan, dan analisis pendugaan umur simpan sesuai batas akhir penurunan
mutu yang dapat ditolerir. Penentuan umur simpan dengan metode akselerasi
rusak oleh akibat reaksi kimia, seperti oksidasi lemak, reaksi maillard, denaturasi
protein. Secara umum, laju reaksi kimia akan semakin cepat pada suhu yang lebih
tinggi yang berarti penurunan mutu produk semakin cepat terjadi (Hariyadi dan
produk chip/snack, jus buah, mi instan, frozen meat, dan produk pangan lain yang
mengandung lemak tinggi atau yang mengandung gula pereduksi dan protein.
Akibat reaksi kimia pada umumnya dipengaruhi oleh suhu, maka model
kemasan akhir pada minimal tiga suhu penyimpanan ekstrim. Percobaan dengan
metode Arrhenius bertujuan untuk menentukan konstanta laju reaksi (k) pada
menghitung konstanta laju reaksi (k) pada suhu penyimpanan yang diinginkan
simpan. Nilai k yang diperoleh dari persamaan regresi diterapkan pada persamaan
berikut:
Keterangan:
Ea = energi aktivasi
regresi linier sederhana untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diukur
y = a + bx
Keterangan:
x = umur simpan
besarnya pengaruh temperatur terhadap reaksi. Nilai Ea diperoleh dari slope grafik
garis lurus hubungan ln K dengan (1/T). Energi aktivasi yang besar mempunyai
arti bahwa nilai ln K berubah cukup besar dengan hanya perubahan beberapa
derajat dari temperatur, dengan demikian nilai slope akan besar (Arpah, 2001).
kerusakan vitamin, kerusakan pigmen yang larut air dan reaksi Mailard.
kerusakan pangan mengikuti model reaksi ordo nol adalah perubahan kadar air,
degradasi enzimatis, reaksi non- enzimatis dan reaksi oksidasi lemak. Jika pada
ordo nol, persentase penurunan mutu bersifat konstan pada suhu tetap, maka pada
raksi ordo satu penurunan mutu terjadi secara eksponensial. Pada reaksi ordo satu,
Dimana:
Tipe kerusakan bahan pangan ordo satu diantaranya (1) ketengikan; (2)
pertumbuhan mikroorganisme; (3) produksi off flavor oleh mikroba; (4) mutu
protein pada makanan kering (Labuza, 1982 dan Hariyadi dan Andarwulan,
2006). Snack bar sinbiotik ini mudah rusak oleh reaksi kimia karena mengandung
gula dan protein yang cukup tinggi serta belum dalam tahap diedarkan maka
metode yang cocok untuk pendugaan umur simpannya adalah metode ASLT
pembuatan snack bar yang dikemas dengan aluminium foil untuk selanjutnya
kt.
Keterangan:
t = Waktu