Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH REKAYASA SISTEM MUTU PRODUK

AGROINDUSTRI
SPESIFIKASI MUTU PRODUK AGROINDUSTRI

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sistem Mutu
Produk Agroindustri

Dosen Pengampu:
Dr. Yuli Wibowo, S.TP., M.Si.

Oleh:

Ebia Parai Salman Baretta 191710301014

Fitri Rahma Sari 191710301038

Windy Nur Andriani 191710301044

Sindi Ayu Wardani 191710301066

Nanda Sintya Fitri Salsabila 191710301078

Jefri Martin Sihombing 211710201092

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara berkembang seperti Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk
yang terus bertambah dari tahun ke tahun, yang akhirnya menimbulkan banyak
masalah kesehatan. Salah satu yang timbul adalah masalah gizi dan kekurangan
pangan yang dapat menyababkan menurunnya tingkat kesehatan. Masalah yang
dapat diindikasi dengan adanya kekurangan protein akibat kurangya gizi dalam
bahan pangan. Masalah kurangnya kalori protein merupakan masalah yang sangat
penting karena salain menurunkan tingkat kesehatan juga menurunkan tingkat
kecerdasan.

Perkembangan suatu produk pangan yang sehat ditentukan selain adanya


kebutuhan masyarakat, juga karena kualitas produknya dan perusahan harus
merencanakan mutu dengan baik sejak pembelihan bahan baku dari pemasok
sampai menjadu produk mutu yang berkualitas. Mutu Produk merupakan aspek
yang harus diperhatikan oleh suatu produsen yang diharapkan memiliki mutu yang
baik agar dapat di terima oleh kunsumen. Untuk mendapatkan jaminan mutu
produk, pelaku usaha harus menerapkan sistem jaminan mutu melalui uji mutu,
sertifikasi dan/atau registrasi.

Agroindustri merupakan kegiatan yang bisa memanfatkan hasil pertanian


atau mengembangkan hasil pertanain sebagai bahan baku, merancang, pengemasan
dan distribusi serta menyediakan perlatan untuk kegiatan tersebut. Strategi menurut
Simatupang( 1997) Agroindusrti adalah suatu poola atau perencanaan yang mampu
mengintegrasikan sasaran, kebijakan dan tindakan-tindakan secara
komperensif.Sedangkan pengembangan agrosindutri adalah segala bentuk
pengusahaan yang dilakukan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Agroindustri
juga mempunyai peranan yang sangat penting karena pada umumnya mampu
menghasilkan nilai tambah dari produk pertenian. Salah satu bahan agroindustri
yang saat ini dispesifikasi adalah susu kedelai.
Kedelai merupakan bahan pangan sumber zat gizi bermutu tinggi sebagai
sumber protein sebesar 40%, lemak sebesar 20%, dan zat gizi lainnya. Di Indoensia
kedelai dikenal sebagai bahan baku utama pada pengolahan tempe, tahu, kecap, dan
susu kedelai. Varietas kacang kedelai memberikan pengaruh pada warna, komposisi
kimia, flavor dan atribut sensori susu kedelai yang di hasilkan (Ma et al. 2015).
Susu kedelai merupakan minuman bernilai gizi tinggi sebagai sumber protein,
vitamin B dan isoflavon Isoflavon delain telah terbukti dapat menurunkan kadar
kolestrol low density lipoprotein (LDL) (Muchtadi, 2010). Susu kedelai menurut
SNI 01-3830-1995 adalah produk yang berasal dari ekstrak biji kacang kedelai
dengan air atau larutan tepung kedelai dalam air, dangan atau tanpa tambahan bahan
makanan lain yang dijadikan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui identifikasi kebutuhan susu kedelai terhadap
konsumen.
2. Untuk mengetahui spesifikasi mutu dari produk susu kedelai.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebutuhan Konsumen
2.1.1 Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan fungsi
pokok dari suatu produk. Contoh kebutuhan l kebutuhan fungsional pada produk
susu kedelai adalah aroma, warna, dan rasa. Aroma merupakan salah satu parameter
yang mempengaruhi perpesi rasa enak salah satu parameter yang mempengaruhi
persepsi rasa enak dari suatu makanan. Dalam industri pangan, uji terhadap aroma
dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan penilaian terhadap hasil
produksinya, apakah produksinya disukai atau tidak oleh konsumen (Soekarto,
2002). Aroma suatu produk ditentukan saat zat-zat volatil masuk ke dalam saluran
hidung dan ditanggapi oleh sistem penciuman (Meilgaard et al., 1999).
Menurut Winarno (2002) menyatakan bahwa rasa suatu makanan
merupakan salah satu faktor yang menentukan daya terima konsumen terhadap
suatu produk. Rasa makanan merupakan gabungan dari rangsangan cicip, bau dan
pengalaman yang banyak melibatkan lidah. Rasa terbentuk dari sensasi yang
berasal dari perpaduan bahan pembentuk dan komposisinya pada suatu produk
makanan yang ditangkap oleh indera pengecap serta merupakan salah satu
pendukung cita rasa yang mendukung mutu suatu produk (Pramitasari, 2010).
Warna merupakan atribut fisik yang dinilai terlebih dahulu dalam penentuan
mutu makanan dan terkadang bisa dijadikan ukuran untuk menentukan cita rasa,
tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologis (Nurhadi dan Nurhasanah, 2010). Warna
mempengaruhi penerimaan suatu bahan pangan, karena umumnya penerimaan
bahan yang pertama kali dilihat adalah warna. Warna yang menarik akan
meningkatkan penerimaan produk. Warna dapat mengalami perubahan saat
pemasakan. Hal ini dapat disebabkan oleh hilangnya sebagian pigmen akibat
pelepasan cairan sel pada saat pemasakan atau pengolahan, intensitas warna
semakin menurun (Elviera, 1988).
2.1.2 Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan fungsi
tambahan untuk meningkatkan nilai produk (value), seringkali menambah biaya
mutu sehingga harga produk menjadi lebih tinggi. Contoh kebutuhan non
fungsional produk susu kedelai melibuti desain bentuk kemasan, kemudahan dalam
membuka kemasan, dan labelling.

2.2 Karakteristik Mutu Produk


Menurut Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, (2019)
Karakteristik dan mutu susu kedelai kedelai selain dipengaruhi oleh teknologi
prosesnya juga ditentukan oleh jenis dan mutu kedelai. Ketiga faktor tersebut
bersama-sama menentukan karakteristik mutu fisik, organoleptik, dan kimiawi
(komposisi dan nilai gizi). Susu kedelai yang baik harus memenuhi syarat mutu
secara fisik dan kimiawi. Susu kedelai dikatakan memiliki mutu fisik, organoleptik,
kimiawi dan mikrobiologi jika susu kedelai itu sudah memenuhi ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Fisik dan organoleptik
Susu kedelai mempunyai karakter warna , bau dan rasa normal khas susu
kedelai. Nilai keasaman atau pH berkisar 6,5 – 7 atau mendekati netral
sampai netral.
b. Kimiawi
Sifat kimiawi susu kedelai adalah nilai kandungan gizi tertentu misalnya
kandungan proteinnya minimal harus 16%, dan kandungan lemaknya
minimal 10%. Disamping itu juga ada sifat kimia yang lain seperti total
padatan, cemaran arsen, dan cemaran logam berbahaya.
c. Mikrobiologi
Sifat mikrobiologi yaitu kriteria batasan cemaran mikroba yang boleh ada
dalam susu kedelai.
Syarat mutu susu kedelai yang digunakan merupakan syarat mutu yang
berlaku secara umum di Indonesia berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI
01-3144-2009), seperti tercantum pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Syarat Mutu Susu Kedelai menurut SNI 01-3144-2009

2.3 Susu Kedelai

Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu jenis kacang- kacangan
yang dapat digunakan sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat.
Kacang kedelai mengandung sumber protein nabati yang kadar proteinnya tinggi
yaitu sebesar 35% bahkan pada varietas unggul dapat mencapai 40-44%. Selain itu
kedelai juga mengandung asam lemak esensial, vitamin dan mineral yang cukup.
Disamping protein, kacang kedelai mempunyai nilai hayati yang tinggi setelah
diolah,karena kandungan susunan asam aminonya mendekati susunan asam amino
pada protein hewani (Winarsih, 2010).
Gambar 1. Susu Kedelai

Berbagai macam pengolahan dari kedelai telah dilakukan, salah satunya yaitu
pengolahan menjadi susu kedelai. Susu kedelai dapat digunakan sebagai alternatif
pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang hampir sama dengan harga yang
lebih murah. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang hampir sama
dengan susu sapi. Kandungan protein susu kedelai mencapai 1,5 kali protein susu
sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,
zat besi, vitamin A, vitamin B1 vitamin B2, dan isoflavon. Kandungan asam lemak
tak jenuh pada susu kedelai lebih besar serta tidak mengandung kolesterol
(Kurniasari, 2010).

Komposisi kimia susu kedelai dan susu sapi tiap 100 gram disajikan pada
Tabel 1.

Tabel 2. Komposisi Kimia Susu Kedelai dan Susu Sapi tiap 100 gram .

Komponen Susu Susu


Kedelai Sapi

Kalori (kkal) 61,00


41,00
Protein (g) 3,20
3,50

Lemak (g) 3,50


2,50

Karbohidrat 4,30
5,00
(g)

Fosfor (g) 60,00


45,00

Vitamin A 130,00
200,00
(SI)

Vitamin B 0,03
0,08
(mg)

Air (g) 88,33


87,00

Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (1992)

Susu kedelai adalah produk olahan hasil ekstraksi protein kacang kedelai.
Susu kedelai memiliki masa simpan yang pendek dan memiliki karakteristik yang
sangat khas yaitu bau langu dan rasa khas dari kedelai itu sendiri. Ada dua jenis
susu kedelai, yaitu susu kedelai tradisional dan susu kedelai modern. Produk susu
kedelai yang biasa kita temui merupakan susu kedelai modern, yaitu susu kedelai
yang sudah menggunakan beberapa bahan tambahan seperti gula, perasa dan lain-
lain. Metode dalam pembuatan susu kedelai tradisional dan modern sama, yaitu
seleksi, pembersihan kedelai mentah, perendaman dengan air, penggilingan,
pemisahan dengan endapan yang terbentuk, dan pemanasan atau pemasakan. Ada
beberapa metode modern untuk mengurangi bau langu dari kedelai, yaitu pemilihan
kedelai yang tepat saat seleksi, penggilingan menggunakan air panas (hot-grinding),
dan proses perendaman air panas (pre-blanch) (Johnson et al, 2008).

Susu kacang kedelai sangat baik digunakan bagi beberapa orang yang
menderita intoleransi laktosa. Intorelansi laktosa adalah suatu keadaan tidak adanya
atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh seseorang. Enzim laktase
adalah enzim yang bertugas untuk menguraikan gula laktosa menjadi gula-gula
yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Dibandingkan laktosa yang
bersifat sebagai disakarida, maka glukosa dan galaktosa merupakan monosakarida
yang dapat dicerna dan diserap oleh usus untuk proses metabolisme (Widodo,
2002). Namun, konsumsi susu kedelai masih rendah dikarenakan adanya aroma
yang tidak sedap dari kacang kedelai tersebut. Selain itu, susu kedelai juga
mengandung kandungan oligosakarida seperti rafinosa dan stachyose yang dapat
menyebabkan flatulence. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan cara
fermentasi menggunakan bakteri asam laktat sehingga menghasilkan produk
fermentasi dari susu kedelai seperti soyghurt (Obadina et al, 2013).
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Hasil pengumpulan data dari konsumen mencakup kontak dengan


konsumen dan mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Data
yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh dengan cara menjawab
pertanyaan melalui google formulir sebanyak 15 orang responden dalam hal ini
adalah konsumen susu kedelai. Isi google formulir memuat beberapa pertanyaan
mengenai produk susu kedelai. Adapun pertanyaan yang diberikan adalah :

1. Apa yg anda sukai dari produk susu kedelai tersebut ?


2. Apa yang anda tidak sukai dari produk susu kedelai tersebut ?
3. Perbaikan seperti apa yg anda harapkan dari produk susu kedelai ?
4. Apa yg menjadi pertimbangan anda pada saat akan membeli produk susu
kedelai ?
5. Apakah anda mengetahui produk susu kedelai ?
6. Apakah anda menyukai produk susu kedelai ?
7. Dimanakah biasanya anda menjumpai produk susu kedelai ?
8. Seberapa puas anda terhadap rasa dari produk susu kedelai ?
9. Apakah rasa dari produk susu kedelai perlu dikembangkan ?
10. Varian rasa apa saja yang anda inginkan ?
11. Seberapa puas anda terhadap kemasan produk susu kedelai ?
12. Apakah dari kemasan produk susu kedelai perlu dikembangkan ? (Ya/Tidak,
alasan)
13. Seberapa puas anda terhadap labelling produk susu kedelai ?
14. Apakah labelling dari produk susu kedelai perlu dikembangkan ? (Ya/Tidak,
Alasan)
15. Seberapa puas anda terhadap kemudahan dalam membuka kemasan produk
susu kedelai ?
Sementara itu hasil dari pengumpulan data mentah didokumentasikan dan
dikumpulkan dalam tabel guna mempermudah dalam melakukan rekapitulasi data
dengan memuat 4 pertanyaan yang sudah mencakup dari semua pertanyaan yang
dilakukan dimuat dalam tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Hasil wawancara 10 responden mengenai produk susu kedelai

Responden Pertanyaan 1 Pertanyaan Pertanyaan 3 Pertanyaan 4


2

1 Sebenarnya Tidak ada Sudah cukup Kalo bisa


tidak terlalu memuaskan bungkusnya
suka dari produk dikasih segel
susu kedelai ini jincuriki

2 Rasanya yang Produk susu Perbaikan dari Rasa dan


creamy kedelai cepat kemasan kebersihan
basi produk

3 Suka dengan menimbulkan Packaging yg Kemasan, rasa,


rasanya rasa eneg atau lebih aman dan dan harga
mual menarik produk

4 Dikarenakan Untuk hal Perbaikan yang Pertama


saya kurang yang tidak perlu dilakukan kemasan,
begitu suka disukai atau adalah di kedua rasa,
dengan susu kurang kemasannya. ketiga
kedelai, yang berada di Lebih baik kebersihan
saya sukai bagian gunakan botol tempat
cukup rasa kemasan saja kecil dari berjualan
dari susu plastik agar
kedelai kualitas dan
keamanan
produk lebih
terjaga dan
terlihat menarik
dimata
pelanggan.

5 Yang disukai Yang tidak Pada kemasan Harga, rasa,


manfaatnya disukai dari perlu diperbaiki dan kandungan
banyak produk ini lagi seperti bisa didalam suatu
adalah desain menggunakan produk
kemasannya ziplock agar
produk tidak
mudah tumpah

6 Suka dengan Tidak suka Pengemasan, Kemasan, dan


rasa susu dengan Pelabelan, kualitas bahan
kedelai desain Varian rasa
kemasannya susu kedelai

7 Rasa dari susu Tidak ada Diberikan Harga produk


kedelai design kemasan
yg menarik

8 Suka dengan Tidak ada Perbaikan Dari harga dan


semuanya kemasan rasa

9 Tidak ada Tidak suka Perbaikan Produk


susu kedelai kemasan, kalau makanan/minu
karena bisa pakai botol. man : rasa,
rasanya aneh Labelling, kemasan, dan
sebaiknya harga
menggunakan
stiker
transparan yg
berisi informasi
produk

10 Suka karena Tidak suka Perbaikan Dari harga


susu kedelai karena dengan produk
manis kemasan yg menggunakan
digunakan kemasan botol
plastik

11 Rasa susu Tidak suka Pembaruan Yang


yang mantap karena pada material dipertimbanga
dan harga kemasan kemasan n yaitu harga
terjangkau, yang menjadi lebih dan seberapa
mudah monoton, estetik. Dengan volume barang
dijumpai di penggunaan kemasan botol, yang didapat.
pasar sekitar plastik akan lebih Apakah barang
transparan memudahkan tsb worth to
pada kemasan penyimpanan buy dengan
berisiko pada produk, harga yang
paparan labelling dibanderol.
cahaya produk juga Tentu
matahari ke lebih mudah dipengaruhi
produk. Hal dilakukan di juga dengan
tersebut kemasan botol tampilan
berpotensi kemasan
merubah rasa produk yang
dan tampilan representatif,
dengan
informasi
produk yang
jelas

12 Tidak ada Yang tidak Perbaikan Dari rasa dan


yang saya saya sukai kemasan dan kemasan yang
suka dari rasanya desain menarik
dan
kemasannya

13 Susu kedelai Kalau faktor Mungkin dari Menarik atau


memiliki yang tidak segi rasa dan tidaknya suatu
banyak disukai ketahanan dari kemasan
manfaat mungkin susu kedelai
lebih ke
faktor rasa

14 Rasanya yang Tidak ada Kemasan yang Rasa dan


enak lebih menarik Produknya
bagus

15 Rasa dari susu Desain Perbaikan pada Dari kemasan


kedelai enak kemasannya kemasannya dan labelnya

Selanjutnya dari hasil rekapitulasi pengambilan data 15 responden,


dilakukan interpretasi kebutuhan konsumen terhadap produk susu kedelai yang ada
di pasaran. Interpretasi diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non fungsional produk susu kedelai dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah.

Tabel 3.2 Hasil interpretasi kebutuhan konsumen terhadap produk susu


kedelai

Responden Kebutuhan Fungsional Kebutuhan Non Fungsional


1 Rasa Desain kemasan, labelling,
kemudahan dalam membuka
kemasan

2 Rasa, aroma Desain kemasan dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

3 Rasa, aroma, dan harga Desain kemasan, labelling, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

4 Rasa Desain kemasan botol dan


kemudahaan dalam membuka
kemasan, keamanan produk

5 Rasa dan harga Desain kemasan, labelling, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

6 Rasa Pengemasan, Pelabelan, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

7 Rasa dan harga Desain kemasan, labelling, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

8 Harga, rasa, dan aroma Desain kemasan, labelling, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

9 Harga dan rasa Desain kemasan, labelling,,


kemudahan dalam membuka
kemasan, keamanan produk

10 Harga dan rasa Desain dari kemasan,


labelling, keamanan produk,
dan kemudahaan dalam
membuka kemasan

11 Harga, warna, dan rasa Desain bentuk kemasan,


labelling, keamanan produk,
kemudahan dijangkau,
kemudahan dalam membuka
kemasan

12 Rasa Desain bentuk kemasan,


labelling, kemudahan dalam
membuka produk

13 Rasa, aroma, dan warna Desain bentuk kemasan,


labelling, ketahanan produk,
dan kemudahan dalam
membuka kemasan

14 Bentuk dan Rasa Desain kemasan, labelling,


kemudahan dalam membuka
kemasan

15 Rasa Desain kemasan, labelling, dan


kemudahan dalam membuka
kemasan

3.2 Pembahasan
berdasarkan hasil yang diperoleh kebutuhan fungsional terhadap produk
susu kedelai yang meliputi rasa, aroma, dan harga. sedangkan untuk kebutuhan non
fungsional pada produk susu kedelai meliputi desain kemasan, labelling,
kemudahan membuka produk susu kedelai.
Menurut Drummond KE dan Brefere LM. (2010) Cita rasa merupakan suatu
cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa (taste) makanan tersebut.
cita rasa merupakan atribut makanan meliputi penampilan, bau, rasa, tekstur, dan
suhu. adapun cita rasa atau rasa merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam
pemilihan suatu produk.
Desain produk merupakan nilai yang terkandung dalam suatu produk yang
berguna sebagai media yang berfungsi untuk memberitahu para konsumen. Desain
atau rancangan produk sebagai totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan (Kotler, 2000).
Selain berfungsi sebagai daya tarik suatu produk, desain produk juga berfungsi
untuk mendukung kinerja dari produk tersebut. Produk dengan desain yang simpel
lebih diminati dan lebih banyak dibutuhkan oleh para konsumen.
menurut Laronche (2001) pada saat ini konsumen sudah mulai sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan sekitar. dikarenakan isu Global Warming yang
sudah menyebar hampir di seluruh belahan dunia, secara tidak langsung turut
mempengaruhi pola hidup para konsumen. Para konsumen mulai menyadari
bahwaa perilaku pembelinya sangat berhubungan dengan maslaah lingkungan yang
ada sekarang. kemasan yang dibuthkan oleh para konsumen di era sekarang ialah
kemasan yang ramah akan lingkungan, kemasan yang dapat didaur ulang atau
mudah terurai sehingga tidak meningkatkan masalah lingkungan.oleh karena itu
para responden kurang puas dengan desain kemasan yang ada pada produk susu
kedelai, dibutuhkan perbaikan desain ulang agar dapat menarik para konsumen
untuk mengonsumsi produk susu kedelai. Dengan adanya perubahan pada kemasan
mungkin akan mempengaruhi harga produk susu kedelai.
BAB 4.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didaptkan ialah, berdasrkan hasil yang diperoleh
dari survey kebutuhan fungsional dari susu kedelai ialah harga, rasa, dan aroma.
sementara kebutuhan non fungsional produk susu kedelai yaitu desain kemasan
yang kurang diminati oleh para responden. oleh karena itu diperlukan perbaikan
desain pada produk susu kedelai agar menarik minat para konsumen. dengan adanya
perubahan atau perbaikan desain kemasan pada produk susus kedelai akan
mempengaruhi harga produk tersebut.
4.2 Saran
adapun saran yang dapat diberikan ialah selama proses wawancara
responden, biarkan wawancara berjalan begitu saja. hal ini bertujuan supaya
diperoleh data yang sesuai dengan apa yang diingkinkan responden sebagai
konsumen mengenai spesifikasi mutu produk agroindustri.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2015. Syarat Mutu Susu kedelai SNI 3144-2009.
Jakarta: BSN.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Zat Gizi
Pangan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. 2019. Melakukan Proses


Membuat Susu Kedelai. THP.0003.087.01. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Drummond, K. E., & Brefere, L. M. 2010. Nutrition for Foodservice and Culinary
Professionals. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.

Johnson, et al. 2008. Oil Recovery from Soybean. ScienceDirect.

Kotler, Philip. 2000. Prinsip - Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta :


Prenhalindo

Kurniasari, K. dan N. Fithri. 2010. Optimasi penambahan alginate sebagai


emulsifier pada susu kedelai dengan variasi kecepatan, waktu, dan suhu
pengadukan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Laroche, M. B.-F. 2001. Targeting Consumers Who Are Willing to Pay More for
Environmentally Friendly Products. Journal of Consumer Marketing.

Obadina et al. 2013. Effect of Natural Fermentation on the Chemical and


Nutritional Composition of Fermented Soymilk Nono. Nigerian Food
Journal. Nigeria: NIFST.

Widodo, Wahyu. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Pusat Pengembangan


Bioteknologi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Winarsih, Hery. 2010. Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya bagi


Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai