Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

INOVASI PENGOLAHAN DAUN KATUK UNTUK IBU MENYUSUI

Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh :
Dadang Rhubido, S.Hum., M.Hum.

Disusun Oleh :
Rahadatul ‘Aisy Santosa (22050394034)
Elok Fajriah (22050394035)
Jasmine Izza Dewi Shafira (22050394036)
Marcella Maharani Irawan (22050394037)
Gesti Shofana Yanuarita (22050394038)
Larasati Suryaningrum (22050394039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................3
A. Tinjauan tentang Asupan Ibu Menyusui.........................................................................3
B. Tinjauan tentang Daun Katuk.........................................................................................6
C. Tinjauan tentang Kue Kering..........................................................................................8
D. Tinjauan tentang bahan tambahan...................................................................................9
E. Tinjauan pengolahan kue kering dengan daun katuk....................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
METODE REKAYASA..........................................................................................................12
A. Jenis Penelitian..............................................................................................................12
B. Pendekatan Penelitian...................................................................................................12
C. Sumber Data dan Data Penelitian..................................................................................12
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................13
E. Teknik Analisis Data.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) menjadi salah satu program World Health Organization
(WHO) serta Pemerintah Republik Indonesia yang gencar dikemukakan di area kesehatan
guna kurangi morbiditas serta mortalitas anak. ASI merupakan sumber nutrisi yang primer
untuk anak semenjak dilahirkan hingga dia bisa mencernakan asupan lain sehabis umur 6
bulan. Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, serta hormon yang terdapat
dalam ASI tidak bisa digantikan oleh susu buatan industri. ASI memiliki zat- zat imunitas
yang melindungi anak dari infeksi serta penyakit kronis, dan mengurangi kemungkinan
menderita gangguan kesehatan di kemudian hari serupa obesitas, diabetes, serta asma.
Sesudah melahirkan ibu akan memasuki fase menyusui. Menyusui ialah proses
pemberian susu kepada bayi ataupun anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu.
Seseorang bayi mengenakan refleks menghisapnya guna menelan susu. Air Susu Ibu (ASI)
ialah santapan utama yang terbaik untuk seseorang bayi yang baru lahir, sehingga kualitas
dari ASI tersebut sangat perlu dijaga dengan metode mencermati menu santapan tiap hari
ibunya. Tetapi dikarenakan terdapatnya kebudayaan serta keyakinan sesuatu warga, kerap
kali ada pantangan-pantangan terhadap sebagian santapan semacam ikan yang hendak
menimbulkan ASI amis. Perihal ini tentu saja tidak cocok dengan ilmu gizi manusia. Tidak
hanya pantangan, ada sebagian anjuran semacam komsumsi sari daun katuk supaya bisa
melancarkan Air Susu Ibu. Ada inovasi santapan berbahan dasar sari daun katuk ialah cookies
daun katuk.
Cookies merupakan salah satu produk pangan yang berbahan dasar tepung terigu. Daun
katuk ialah tumbuhan yang bisa menolong menambah kuantitas ASI, sebab tumbuhan
tersebut memiliki dampak laktagogum ialah ada kandungan sterol (Kamariyah, 2012).
Dengan terdapatnya cookies daun katuk ibu menyusui bisa merasakan camilan dengan gizi
serta manfaat yang sepadan dan dapat melancarkan ASI.

B. Perumusan Masalah
1. Apa manfaat daun katuk untuk ibu menyusui?
2. Apa kandungan gizi yang terdapat pada cookies daun katuk?
3. Bagaimana inovasi penambahan daun katuk sebagai bahan tambahan di cookies?

1
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui
2. Menghasilkan produk yang menarik dan bermanfaat sebagai salah satu asupan yang
diperlukan ibu menyusui
3. Mengurangi dan mengatasi masalah umum yang sering terjadi pada ibu menyusui
(ASI tidak keluar)

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Asupan Ibu Menyusui


Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung
oleh ibu kepada anaknya, sebagai proses belajar bayi menghisap keluar air susu dari
payudara dengan efisien dan ibu belajar cara menyusui bayi dengan senyaman
mungkin (Nugroho dkk, 2014). Ibu menyusui memerlukan nutrisi asupan yang pas
dari hidangan, sebab ibu tidak cuma memenuhi kebutuhan dirinya, tetapi pula
memproduksi ASI guna sang bayi, pemenuhan gizi yang baik untuk ibu menyusui
akan mempengaruhi terhadap status gizi si ibu serta pula tumbuh kembang bayinya.
Ibu yang menyusui memerlukan 500-1000 kalori lebih banyak dari perempuan yang
tidak menyusui. Di Indonesia banyak ditemukan pantangan-pantangan yang sudah
hidup dalam kehidupan sehari-hari, jangan sampai pantangan tersebut merugikan
keadaan gizi ibunya ataupun si anak yang disusuinya. Berikut tabel kecukupan gizi
untuk ibu menyusui bersumber pada AKG 2019.

Zat Gizi Nilai Zat Gizi Nilai Zat Gizi


(0-6 bulan) (6-12 bulan)

Energi (kkal) +330 +400

Karbohidrat +45 +55

3
(g)

Protein (g) +20 +15

Lemak (g) +2.2 +2.2

Serat (g) +5 +6

Air (ml) +800 +650

Vitamin A +350 +350

Vitamin E +4 +4

4
Vitamin B +7.5 +7.5

Vitamin C +45 +45

Asam Folat +100 +100

Kalsium +200 +200

Mengenai konsumsi gizi, senada dengan pernyataan" Ibu menyusui perlu memadai
kebutuhan zat gizi makronutrien semacam karbohidrat, protein lemak, serta zat gizi
mikronutrien semacam vitamin serta mineral."( Savitri, 2013)

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan sebagai sumber tenaga ataupun energi
dalam beraktifitas. Disisi lain, karbohidrat pula salah satu penyumbang kalori untuk ibu
menyusui. Santapan sumber karbohidrat biasanya dapat diperoleh dari umbi- umbian serta
biji- bijian.

2. Protein
Protein ialah zat penting yang berperan sebagai pembangun sel- sel jaringan badan.
Protein dipecah jadi 2 ialah protein hewani serta protein nabati semacam yang dikemukakan
pada pernyataan berikut.

5
Protein yang berasal dari hewan ini berperan sebagai sel pembangun serta membantu
menambah kecerdasan otak. Ibu menyusui hendaknya mengonsumsi bahan- bahan
masakan yang memiliki protein hewani semacam udang, ayam, daging serta ikan.
Protein yang berasal dari tumbuh- tumbuhan ini berperan guna membentuk serta
membetulkan sel- sel badan. Protein nabati pula memiliki serat hidangan yang
menunjang melancarkan proses pencernaan (Sutomo, 2010).

3. Lemak
Lemak memiliki guna semacam karbohidrat ialah sebagai sumber tenaga ataupun
energi dalam beraktifitas. Lemak pula berperan sebagai sumber tenaga serta berfungsi dalam
penciptaan ASI dan pembawa nutrisi larut lemak dalam ASI. Bersumber pada AKG 2013,
konsumsi nutrisi lemak buat ibu menyusui wajib penuhi kebutuhan setiap hari sebagai
berikut:
● Ibu menyusui umur 21- 29 tahun: 86 gram untuk umur menyusui 6 bulan awal dan 88 gram
untuk umur 6 bulan kedua.
● Ibu menyusui umur 30- 40 tahun: 71 gram untuk umur menyusui 6 bulan awal dan 73
untuk umur 6 bulan kedua.

4. Vitamin serta Mineral


Vitamin serta mineral ialah zat gizi yang berperan sebagai pengatur pekerjaan dalam
sistem badan. Buah- buahan serta sayur- mayur ialah sumber vitamin serta mineral. Berikut
tabel mengenai peranan serta sumber masakan dari vitamin serta mineral.

No. Jenis Vitamin/ Mineral Fungsi Sumber Makanan

6
1. Vitamin A Memperkuat daya tahan Mangga, wortel, bayam.
tubuh bayi agar lebih
mampu melawan infeksi
dan menjaga kesehatan
mata.

2. Vitamin B1 dan B2 Membantu ibu yang Padi, kacang-kacangan.


menyusui memperoleh
energi, serta mendukung
tumbuh kembang dan
perkembangan saraf dan
otak bayi.

3. Vitamin C Meningkatkan daya tahan Jeruk, apel, tomat.


tubuh ibu dan bayi.

4. Vitamin D Mendukung pertumbuhan Kiwi, pisang.


serta meningkatkan
kekuatan tulang dan gigi
bayi.

7
5. Vitamin E Melindungi sel dan Brokoli, kacang tanah.
jaringan tubuh dari
kerusakan, memperkuat
sistem kekebalan tubuh,
serta menjaga kesehatan
kulit dan mata, baik pada
bayi maupun ibu.

6. Kalsium Dapat mempengaruhi Susu, keju


kepadatan tulang ibu.

7. Zat Besi Mencegah ibu dari anemia. Sayuran hijau, kacang-


kacangan.

B. Tinjauan tentang Daun Katuk


Daun katuk merupakan jenis sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara.
Setyowati (1997) melaporkan bahwa hasil pencatatan distribusi geografi pada material
herbarium, penyebaran katuk di Indonesia dijumpai di Jawa (Banyuwangi, Pekalongan,
Rembang, Semarang, Purwokerto, Kediri, Pasuruan, Surakarta, Bogor, Situbondo, Malang,
Jepara, Tulungagung, Madiun, Pulau Bawean, Madura); Sumatera (Jambi, Palembang,
Sibolangit, Padang, Lampung, Bangka, Pulau Enggano); Kalimantan (Aramba, Natuna, Pulau
Bunguran); Kepulauan Sumba (Sumbawa, Timor) dan Moluccas (Maluku, Ternate, Ambon).

Klasifikasi Daun katuk (Sauropus androgynus L.) menurut Rukmana (2003) sebagai berikut:

8
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Geramales
Suku : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus

No. Kandungan Gizi Kadar

1. Energi 59 kkal

2. Protein 4,8 gr

3. Lemak 1 gr

4. Karbohidrat 11 gr

9
5. Serat 1,5 gr

6. Kalsium 04 mg

7. Fosfor 83 mg

8. Zat Besi 2,7 mg

9. Vitamin A 10370 SI

10. Vitamin B1 0,1 mg

11. Vitamin C 239 mg

Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia (keju.blogspot.com).

10
Daun katuk memiliki khasiat untuk melancarkan ASI, sesuai dengan pernyataan
Ramayulis (2015) yang menyatakan bahwa kandungan klorofil pada setiap 100 gr daun katuk
lebih kurang 220,2 mg. Selain klorofil, kandungan fitokimia lainnya adalah isoflavonoid yang
menyerupai esterogen sehingga dapat memperlambat berkurangnya massa tulang. Kandungan
sterolnya dapat meningkatkan metabolisme glukosa untuk sintesis laktosa, sehingga produksi
ASI meningkat. Terkandung juga polifenol dan steroid yang berperan dalam reafleks
prolactin atau merangsang alveoli untuk memproduksi ASI serta merangsang hormon
oksitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran ASI (Ramayulis, 2015).
Pada ibu menyusui yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk akan terjadi peningkatan
produksi ASI, senada dengan pernyataan yang berbunyi, "Sebanyak 70% dari ibu menyusui
yang mengkonsumsi daun katuk terjadi peningkatan produksi ASI hingga melebihi bayinya.
Sedangkan pada ibu yang tidak mengkonsumsi ekstrak daun hanya 6,7 % yang mengalami
kenaikan produksi ASI." (Suwanti, E dan Kuswati, 2016). Menurut Rahmanisa, S dan Tara
(2016) "Produksi ASI meningkat karena dalam daun katuk mengandung alkaloid dan sterol."

C. Tinjauan tentang Kue Kering


Kue kering ialah salah satu tipe hidangan ringan yang disukai sebagian besar
masyarakat mulai dari bayi sampai orang dewasa. Kue kering mempunyai citarasa manis
dengan bahan yang berasal dari tepung yang tidak mempunyai kandungan protein besar yang
diolah serta dipanggang sampai keras diikuti bahan pendukung mengenakan bahan bahan
baku semacam gula, mentega, tepung terigu, serta telur, tidak hanya itu kue kering sangat
diminati banyak golongan paling utama kanak- kanak sebab adonan lunak ataupun keras serta
relatif renyah (Wijayanti, 2013). Secara umum bagi (Faridi, 1994) komposisi kimia kue
kering tiap 100 gr bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel komposisi kimia kue kering per 100 gram bahan.

Kandungan Jumlah

Kalori (kkal) 458

Air(%) 2,2

11
Karbohidrat (%) 75,1

Protein (%) 6,9

Lemak (%) 14,4

Vit B1 (mg) 0.09

Besi (mg) 2,7

Kalium (mg) 62

Fosfor (mg) 87

Sumber:ratammaputra37.blogspot.com(online)

Kue kering mempunyai kandungan air yang rendah. Perbedaan kandungan air yang
tercantum dalam kue kering mempengaruhi tekstur kue kering. Kue kering mempunyai
banyak ragam dalam hal bentuk, ukuran, aroma serta tekstur. Ciri ini untuk setiap jenis kue
kering. Terdapat kue kering yang bertekstur renyah, ada yang bertekstur lembut, ada juga
yang bertekstur ringan (Siti Hamidah, 2009). Pada kue kering ataupun biskuit memiliki sifat
masing-masing yang ditetapkan oleh tepung yang digunakan, proporsi gula serta lemak,
keadaan bahan-bahan tersebut pada saat ditambahkan dalam campuran (Matz, 1991) sehingga
mutu kue kering dapat ditentukan nilai gizinya, tidak hanya nilai gizi juga ditentukan dari
warna, rasa, aroma, serta kerenyahannya yang merupakan ciri sangat berarti untuk

12
diterimanya produk kering. Kerenyahan sendiri ditetapkan oleh kandungan protein dalam
wujud gluten tepung yang digunakan.

D. Tinjauan tentang bahan tambahan

Bahan tambahan merupakan sesuatu bahan yang umumnya tidak terdapat dalam
proses pembuatan hidangan serta bukan komponen khas dari hidangan tersebut, yang dengan
sengaja ditambahkan kedalam hidangan. Bahan tambahan yang digunakan pada cookies daun
katuk adalah :

1. Kacang kedelai

Kacang kedelai ialah bahan tambahan yang memiliki protein sangat besar. Tidak
hanya itu kacang kedelai memiliki asam lemak esensial Omega- 3, asam amino, vitamin,
mineral serta phytoestrogen.

2. Susu bubuk

Susu memiliki laktosa yang bisa menolong pembangunan aroma serta menahan
penyerapan air, serta berfungsi sebagai bahan pengisi guna mengikatkan isi gizi biskuit yang
dihasilkan. Kandungan gizi yang ada dalam susu bubuk berbentuk protein, glukosida, lipid,
garam- garam mineral, serta vitamin( Afrizal, A 2019).

3. Flavor( cita rasa)

Akumulasi flavor pada cookies diperuntukan guna berikan rasa tertentu supaya
menaikkan penerimaan produk. Bahan- bahan yang bisa ditambahkan pada produk cookies
sebagai flavor yakni kayu manis, vanila, keju, almond, coklat, kopi, serta karamel.

E. Tinjauan pengolahan kue kering dengan daun katuk

Sesuai dengan penjelasan mengenai kandungan daun katuk yang mengandung klorofil
di tiap 100 gr daun katuk lebih kurang 220,2 mg berdasarkan pernyataan (Ramayulis, 2015)
dan juga di dalamnya terdapat antioksidan yang tinggi karena adanya kandungan flavonoid
(Arsita, 2013) dengan manfaat sebagai pencegahan radikal bebas serta penuaan dini. Begitu
banyak manfaat di tiap kandungan daun katuk sehingga banyak dimanfaatkan sebagai
alternatif yang potensial karena mempunyai banyak vitamin dan nutrisi.

13
Ekstrak dari bagian daun katuk lebih efektif daripada bagian batang dan akar. Dan
menurut (Nurjanah et al, 2017) ibu menyusui yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk dengan
dosis 2-3 kali sehari memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kadar hormon prolaktin
dalam darah. Sehingga produksi ASI meningkat karena kandungan alkaloid dan sterol dalam
daun katuk (Rahmanisa,S dan Tara, 2016).

Pada pengolahan daun katuk sebagai bahan tambahan kue kering dibutuhkannya
bahan serta perlengkapan yang terdiri dari tepung terigu, daun katuk yang telah
dihaluskan( dikeringkan dulu sesudah itu dileburkan), gula halus, kuning telur, baking
powder, susu, serta margarin. Perlengkapan yang digunakan dalam pengolahannya
merupakan pisau, oven, loyang, blender, serta ayakan. Setelahnya bahan- bahan kue kering
yang dicampur jadi suatu adonan dengan langkah bahan kering terdahulu( tepung terigu,
bubuk daun katuk, gula halus, baking powder) yang setelah itu dicampur dengan bahan
basah( margarin, susu, kuning telur) sehingga jadi suatu adonan kue untuk dicetak serta
dipanggang sampai matang guna menjadi kue kering daun katuk.

Lewat inovasi daun katuk selaku bahan tambahan di kue kering nutrisi yang diperoleh
oleh ibu menyusui dapat tercukupi. Pengolahan daun katuk tidak melulu dijadikan sebagai
sayuran ataupun lalap sehingga dapat timbul kebosanan dengan pola makan yang monoton
sehingga timbulnya inovasi pembuatan kue kering daun katuk selaku santapan cemilan bisa
menambahkan nafsu makan dengan terdapatnya variatif pengolahan daun katuk sebagai
pelancar ASI.

14
BAB III
METODE REKAYASA

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif ini berbasis studi kepustakaan (library research) dan observasi lapangan.

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan
menganalisis data yang didapatkan melalui studi kepustakaan dan observasi lapangan
kemudian dijabarkan secara deskriptif sesuai dengan topik pada penelitian ini.

C. Sumber Data dan Data Penelitian


Adapun sumber data yang didapat dari studi kepustakaan adalah :
1. Hariani, H. (2022). DAYA TERIMA COOKIES DAUN KATUK
(SAUROPUS ANDROGYNUS) SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN IBU
MENYUSUI= ACCEPTANCE OF KATUK LEAF COOKIES (SAUROPUS
ANDROGYNUS) AS ADDITIONAL FOOD FOR BREASTFEEDING
MOTHERS (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

2. Erli Mutiara, A. S. (2012). PENGEMBANGAN FORMULA BISKUIT DAUN


KATUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI. digilib unimed, 5-32.

3. Tiara Salsabila Majid, M. M. (2018). AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK


DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.). Farmaka, 398-402

15
4. Soraya Rahmanisa, T. A. (2016). Efektivitas Ekstraksi Alkaloid dan Sterol
Daun Katuk (Sauropus androgynus) terhadap Produksi ASI. Majority juke
kedokteran unila, 117-120.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data melalui metode studi kepustakaan adalah dengan
membaca dan meneliti berbagai sumber yang dianggap relevan, seperti jurnal, artikel,
dan sebagainya yang topiknya berkaitan dengan kajian pada metode penelitian ini.
Pencarian artikel yang digunakan dalam studi literatur diambil dari database penyedia
jurnal melalui Google Scholar dan e-journal lainnya yang relevan dengan penelitian
ini serta melakukan pengamatan dan observasi terhadap beberapa ibu hamil dan
menyusui dalam penerapan pola makan yang ketat untuk memenuhi nutrisi selama
hamil dan menyusui.

E. Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Teknik analisis ini menggambarkan atau menjelaskan apa yang telah penulis baca
melalui metode studi kepustakaan (library research) dan apa yang telah penulis amati
melalui metode observasi lapangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Erli Mutiara, A. S. (2012). PENGEMBANGAN FORMULA BISKUIT DAUN KATUK UNTUK


MENINGKATKAN PRODUKSI ASI. digilib unimed, 5-32.

HARIANI. (2002). DAYA TERIMA COOKIES DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS)


SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN IBU MENYUSUI. Doctoral dissertation, 1-38.

Tiara Salsabila Majid, M. M. (2018). AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN KATUK


(Sauropus androgynus (L.). Farmaka, 398-402.

Soraya Rahmanisa, T. A. (2016). Efektivitas Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Daun Katuk
(Sauropus androgynus) terhadap Produksi ASI. Majority juke kedokteran unila, 117-
120.

17

Anda mungkin juga menyukai