Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

GIZI DAN DIIT

PADA IBU MENYUSUI

Disusun oleh :

1. Asti Diah Safitri (1805009)


2. Atika Nabilah (1805010)
3. Ayati Sukma Ira Wibowo (1805011)
4. Desti Arum Kusumawati (1805012)
5. Devi Intan Pratiwi (1805013)
6. DheaAyuNoviana (1805014)
7. Dwi Lestari (1805015)

PRODI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI

BAB I………………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………
BAB II……………………………………………………………………………

2.1. Gizi ibu menyusui……………………………………………………………


2.2. Prinsip ibu menyusui…………………………………………………………
2.3. Unsur-unsur gizi ibu menyusui……………………………………………..
2.4. Faktor yang mempengaruhi ibu menyusui………………………………….
2.5. Proses laktasi ibu menyusui………………………………………………...
2.6. Masalah keperawatan pada ibu menyusui…………………………………..

BAB III……………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2 Saran …………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata gizi sendiri berasal dari bahasa arab ghidza yang bearti makanan. Gizi adalah segala
sesuatu yang dikonsumsikan oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu
karbohidrat, vitamin, mineral, lemak protein dan air yang dipergunakan untuk
mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan perkembangan dari organ oegan tubuh manusia.
Ilmu gizi adalah ilmu yang memplejari segala sesuatu tentang makan dalam hubungan nya
dengan kesehatan yang optimal. Gizi sangat penting sekali bagi kelangsungan hidup kita.
Apabila gizi kita terpenuhi, maka akan terhindar dari berbagai penyakit karena mempunyai
tubu yang sehat.

Ibu menyusui membutuhkan energi yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan produksi
asi dan kebutuhanuntuk aktivitasnya sendiri, yaitu memulihkan alat alat reproduksinya seperti
sebelum hamil.

Kebutuhan energi dan protein pada ibu menyusui lebih besar bila dibandingkan dengan
ibu hamil. Dementara kebutuhan vitamin dan mineral bisa lebih besar atau sama dengan ibu
hamil. Hanya saja kebutuhan besi dan folat sudah mulai mengalami penurunan dibandingkan
ketika masa kehamilan. Kebutuhan akan air juga besar untuk menghindari dehidrasi. Ibu
menyusui sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol,minuman keras, rokok, dan kafin yang
berlebihann karena dapat mempengaruhi kadar ASI yang diproduksinya dan mempengaruhi
perkembangan bayi.

1.2Rumusan masalah

1. Bagaimana gizi ibu menyusui ?

2. Bagaimana prinsip gizi ibu menyusui?

3. Apa saja unsure-unsur gizi ibu menyusui?

4. Apa faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui?

5. Bagaimana proses laktasi ibu menyusui?

6. Apa saja masalah keperawatan pada ibu menyusui?


1.3 Tujuan

1. Mengetahui gizi ibu menyusui

2. Mengetahui prinsip ibu menyusui

3. untuk mengetahui unsure-unsur gizi ibu menyusui

4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu menyusui

5. untuk mengetahui bagaimana proses laktasi ibu menyusui

6. Mengetahui masalah keperawatan pada ibu menyusui

1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 konsep gizi ibu menyusui

Ibu menyusui membutuhkan energi yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan produksi
asi dan kebutuhanuntuk aktivitasnya sendiri, yaitu memulihkan alat alat reproduksinya seperti
sebelum hamil.

Kebutuhan energi dan protein pada ibu menyusui lebih besar bila dibandingkan dengan ibu
hamil. Dementara kebutuhan vitamin dan mineral bisa lebih besar atau sama dengan ibu hamil.
Hanya saja kebutuhan besi dan folat sudah mulai mengalami penurunan dibandingkan ketika masa
kehamilan. Kebutuhan akan air juga besar untuk menghindari dehidrasi. Ibu menyusui sebaiknya
tidak mengkonsumsi alkohol,minuman keras, rokok, dan kafin yang berlebihann karena dapat
mempengaruhi kadar ASI yang diproduksinya dan mempengaruhi perkembangan
bayi.(Maryam,2016)

Kebutuhan gizi meningkat selama laktasi dan kehamilan untuk mensuport perkembangan
janin dan perkembangan selama perubahan jaringan maternal dan proses metabolism
tubuh.Kebutuhan nutrisi ibu selama laktasi lebih tinggi dari kebutuhan masa pregnancy
(kehamilan). Intake digunakan untuk sekresi susu, untuk energy dan protein dan sintesis susu.
RDA (1989) memperkirakan sekresi susu 700 kcal/L (2,93 MJ/L) meliputi 5% protein, lebih dari
50% lemak dan 30% laktosa direkomendasikan penambahan kalori perhari 500 kcal, protein intake
15 g/hari untuk 6 bulan pertama dan 12 g/hari selanjutnya, intake mikronutrien meningkat
(mitayani,2002)

Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI
yang dihasilkan. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 kkal yang
digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu. (Banudin, 2012)

2.2 Prinsip gizi pada ibu menyusui

Tujuan pemberian makanan pada ibu menyusui adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi
selama menyusui. Seorang ibu menyusi membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk
dapat menyusui bayinya dengan sukses. Sebanyak 300 kalori yang dibutuhkan oleh bayi berasal
dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlumakan
berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan siibu selalu
menuruti rasa laparnya (Atikah, 2009).

ASI yang diberikan cukup oleh seorang ibu kepada anaknya akan sangat bermanfaat kelak
ketika anak dewasa. Anak yang diberikan ASI yang cukup akan menjadi akan menjadi anak yang
bersifat lemah lembut, sehat dan mempunyai IQ yang tinggi. Ini tidak terlepas dari peran asam
dokosahexanoik (DHA) yang ada di dalam air susu ibu. Hormone oksitosin akan merangsang
payudara untuk berkonsentrasi mengeluarkan ASI. Oleh karena itu, ibu memerlukan tambahan
energy tambahan sebesar 800 Kkal yaitu 600 Kkal untuk menyusui dan 200 Kkal untuk ibu
melakukan aktifitas. Tambahan lain dari ibu menyusui yaitu tambahan protein yang tinggi yaitu
50 gram, kalsium sebanyak 0,5 gram, zat besi sebanyak 200 gram, vit C sebanyak 100 gram,
vitamin B1 sebanyak 1,3 mg, vitain B2 sebanyak 1,3 mg, dan kebutuhan airnya menjadi 8 gelas
perhari. Pada ibu menyusui disarankan sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung omega
3 yang penting bagi pertumbuan anak, yaitu bisa didapatkan dari ikan laut. Sedangkan untuk vit C
banyak terdapat pada makanan asam dan kecut seperti jeruk, sirsakapel.( atikah, 2009).

Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama bayi, dengan ASI bayi
akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat, bersifat lemah lembut, dan mempunyai IQ
yang tinggi. Hal ini terjadi karena ASI mengndung asam dekosa heksaenoid(DHA).
Selama menyusui, ibu memproduksi 800cc air susu yang mengandung 600kkal. Oleh sebab
itu, ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 800kkal yaitu 600kkal untuk memproduksi ASI
dan 200kkal untuk aktivitas ibu selama menyusui. Dengan kebutuhan kalori ibu selama menyusui
sebesar 2200kkal untuk kebutuhan normal, ditambah 800kkal sehingga keseluruhan menjadi 3000
kkal sehari.
Tambahan nutrient lain dalam sehari bagi ibu menyusui adalah protein sebanyak 50 gram,
kalsium 0,5-1 gram, zat besi 20 mg, vitamin C 100 mg, vitamin B1 1,3 mg, vit B2 1,3 mg dan air
8 gelas sehari. Ibu menyusui juga dianjurkan makan makanan yang mengandung omega 3 seperti
ikan laut.Kebutuhan kalsiun dapat dipenuhi melalui susu,keju, teri kacang kacangan dan
sebagainya. Sumber zat besi terdapat pada daging, hati, golongan seafood, dan bayam.
Ibu yang menyusui bayi, harus memproduksi 800-1000 CC ASI per harinya. Menurut food
and nutrition dan national academy of science-national research counel tambahan nutrisi bagi ibu
menyusui sebagai berikut :

Energy 500 kkal

Protein 200 fram

Vit A 400 µg

Vit D 5µg

Vit E 3 mg

Vit C 40 mg

Vit B1 0,5 mg

Vit B2 0,5 mg

Niasin 5 mg

Vit B 60,5 mg

Asam folat 100µg

Vit B12 1,0 µg

Kalsium 400mg

Fosfor 400 mg

Magnesium 150mg

Zat besi 30-60 mg

Zink 10 mg

Iodin 50 µgt

Jika pemberian ASI berhasil berat badan bayi akan meningkat, intregitas kulit baik, tonus otot
serta kebiasaan makan memuaskan. Syarat makanan ibu menyusui :

1. Susunan menu harus seimbang


2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari
3. Menghindari makanan yang banyak bumbu,terlalu panas/dingin, tidak menggunakan
alcohol guna kelancaran pencernaan ibu.
4. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna
Menyusui

Nutrisi 6 bulan pertama 6 bulan kedua

Energy (kkal) +500 +550

Proyein (g) +17 +17

Vit A (RE) +350 +350

Vit D (µg) +0 +0

Vit E (mg) +4 +4

Vit K (µg) +0 +0

Niasin (mg) +3 +3

Asam folat +100 +100

Piridoksin + 0,5 +0,5

Vit B12 + 0,4 +0,4

Vit C +45 +45

Kalsium (mg) +150 +150

Fosfor ( mg) +0 +0

Magnesium (mg) + 30 +30

Besi (mg) +6 +6

Iodium(µg) +50 + 50

Zink ( mg) +4,6 +4,6

Selenium (µg) +10 +10

Mangan (mg) + 0.8 +0,8

Fluor (mg) +0,2 +0,2


Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi(AKG) per orang per hari, selanjutnya dapat
disederhanakan dalam bentuk bahan makanan dengan memakai ukuran rumah tangga( URT)
sebagai berikut :

 Nasi/ pengganti 5-6 piring


 Lauk hewani 4-5 potong
 Nasi nabati 3-4 potong
 Sayuran 2-3 mangkuk
 Buah-buahan 3 potong
 Susu 1 gelas
()

2.3 Unsur-unsur gizi

Unsur-unsur zat gizi dibutuhkan oleh organ-organ tubuh tersebut menurut ilmu gizi yang kita
kenal adalah karbohidrat atau hidrat arang. Protein atau zat putih telur, lemak, vitamin dan mineral.
Tubuh manusi amemerlukan makanan untuk menyediakan energi bagi seluruh proses kehidupan
dan pertumbuhan, memperbaiki dan memmelihara sel-sel, jaringan–jaringgan dan organ-organ.
Makanan mengandung 3 grub dan zat yaitu: Karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumblah yang berbeda. Sebagai tambahanya, tubuh juga memerlukan serat, vitamin
dan mineral. Serat didapat dari makanan yang berasal dari tumbuhan dan sangat penting bagi
peningkatan kesehatan tubuh serta dapat mencegah dalam penyakit-penyakit serius yang dapat
mengancam nyawa. Vitamin dan mineral adalah zat kimia yang terkandung dalam makanan dan
dibutuhkan dalam jumblah kecil untuk mengambil bagian bagian dalam reaksi metabolisme dalam
sel. Yang terbaik adalah memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral dengann memakan
berbagai macam mkanan. Sedangkan supplemen mungkin dapat membantu dalam beberapa
keadaan.

a. Karbohidrat atau hidrat arang


Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang dipeerlukan olehtubuh, baik hewan
maupun manusia. Karbohidrat berasal dari tumbuhan- tumbuhan dan bersal dari hewan.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana. Sebagian dari gula
sederhanan ini kemundian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Bentuk
dasarnya adalah glukosa. Semua karbohidrat pasti akan dipecah oleh saluran pencernaan
kita menjadi glukosa dan kemungkinan diserap oleh darah untuk digunakan oleh tubuh
dalam berbagai cara. Gula darah digunakan dengan segera oleh tubuh jika ada kebutuhan
energi.
Susunan kimia
Semua karbihidrat terdiri dari unsur-unsur karbon(C), hidrogen(H), dan oksigen(O) dengan
rumus kimia Cn H2O)n.
Klasifikasi
Karbohidrat yang paling penting dalam ilmu gizi terbagi:
1. Monosakarida atau gula sederhana (simple sugar)
2. Disakarida
3. Oligosakarida
4. Polisakarida

Fungsi karbohidrat

Fungsi karbohidrat dapat dibagi:

1. Didalam tubuh sebagai sumber energi metabolisme makann dalam sistem


pencernaan komponen struktual membra sel dan sebagaian cadangan mkanan.
2. Fungsi karbohidrat dalam hidangan sebagai organolptik (citra rasa) sebagai
pengawet memberikan rasa manis pada makanan.

Sumber

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau seralia yang merupakan sumber utama didunia
seperti biji-bijian dari famili graminae yang tergolong kedalam makanan pokok, contoh
padi (Oriza setiva), jagung (Zea mays), gandum (triticum sp), centel (shorgum sp), barley
(Horgeum vulgare), dan obat(Avena sativa), umbi-umbian, kacang-kacangan kering dan
gula, sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat dari padasayur
daun-daunan.

b. Lemak
Lemak adalah ester dari asam organik yang tinggi (asam lemak) dan gliserol (alkohol) atau
sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur carbon(C), Hidrogen(H) dan
oksigen(O). Dibanding dengan karbohodrat dan protein yang mengandung 4 kalori terbesar
karena mengandung 9 kalori tiap gramnya.
Peran lemak sebagai zat gizi
Lemak memiliki peran penting bagi tubuh agar dapatberfungsi secara baik. Tidak disangkal
lagi

2.4 Factor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui

Gangguan proses pemberian asi berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri,
serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Masa persiapan menyusui sudah harus
dimulai ketika hamil. Piting susu diperiksa terutama selama satu atau dua bulan sebelum
melahirkan. Jika putting mengalami inversi, kondisi yang dapat menyusahkan bayi untuk
menyusui dan dapat menimbulkan frustasi ibu, diupayakan agar menonjol kembali. Air susu
sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir. Air susu ibu pertama yang bertahan sekitar 4-5 hari
masih berupa kolostrum. Banyaknya kolostrum yang disekresikan setiap hari sekitar Antara 10-
100 cc,dengan rata-rat 30 cc. air susu sebenarnya baru keluar setelah hari kelima. Ibu harus
menjulurkan payudaranya ke mulut bayi hingga seluruh putting dan areola tergenggam oleh bayi.

Jumlah produksi ASI bergantung pada besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama
hamil, dalam batas waktu tertentu, diet selama menyusui. Rata-rata volume ASI pada ibu yang
brstatus gizi baik sekitar 700-800 cc sementara mereka yang berstatus gizi kurang hanya sekitar
500-600 cc. jumlah ASI yangdisekresikan pada 6 bulan pertama sebesar 750 cc sehari. Sekresi
pada hari pertama hanya berkumpul sebanyak 50 cc yang kemudian meningkat menjadi 500,600,
dan 750 cc, masing-masing pada hari k3 5 bulan I dan III. Volume ASI pada 6 bulan berikutnya
menyusut menjadi 600 cc. namun demikian, status gizi tidak berpengaruh besar pada mutu,
(kecuali volum) ASI, meskipun kadar vitamin dan mineralnya sedikit lebih rendah. Pendapat ini
dapat digunakan sebagai penjelasan kepada ibu yang enggan menyusui bayi dengan alasan sttus
gizi mereka kurang baik.

Jenis zat gizi yang dibutuhkan :


Proses menyusui dapat membantu ibu untuk mengurangi berat badan dan menjadi langsing
kembali. Tetapi, berdiet atau menahan lapar akan menguragi reproduksi air susu ibu. Sedik itu
Unsur kimia manganalami yang didapat dalam beras-berasan, gandum-ganduman, kacang-
kancangan, dan sayur-sayuran juga membantu proses menyusui. Ibu menyusui biasanya cepat
merasa haus. Karenanya ibu menyusui harus minum sebanyak mungkin: air, susu, sapi, Susu
kedelai, jus buah segar, atau sayur soup. Hindarilah minuman ringan, the atau kopi, seperti halnya
ketika hamil. Berikut contoh porsi menu gizi ibu selama hamil dan menyusui ( atikah proverawati,
2009).

Tabel 15 perbedaan gizi ibu hamil dan menyusui.

Makanan Saat tidak hamil 5 bulan terakhir Menyusui


dan 4 bulan pertama kehamilan
kehamilan
Susu 600ml 1200ml 1200ml
(sapiataukedelai)
Protein hewani: 1 porsi 1-2 porsi 3 porsi atau lebih
daging matang, ikan,
atau unggas) atau
protein nabati: (biji-
bijian, kacang-
kacangan, produk
susu, produk
kedelai)
Buah dan sayuran 1-2 porsi 2 porsi 3 porsi
yang kaya vit C :
jeruk, toge, tomat,
melon, papaya,
manga, jambu
Telur 1 butir 1 butir 1 butir

Buah dan sayur yang 1 porsi 1 porsi 1 porsi


mengandung vit A(
sayuran hijau atau
kuning) brokoli,
kalian, kangkung,
caisim, labu, wortel,
tomat.
Biji-bijian 3-4 porsi 3-4 porsi 3-4 porsi
(berasmerah, roti,
wholemeal,
havermut, mie)
Mentega, margarin, Gunakan Gunakan Gunakan
minyak sayur secukupnya secukupnya secukupnya

2.5 Proses laktasi


Pada ibu hamil minggu ke-5 , hormone lektogen dan prolaktin akan merangsang
pengeluaran kolostrum pada ujung papilla tetapi kadar ekskresinya tidak banyak karena terhambat
oleh hormone estrogen. Namun proses yang samajugaterjadipadahari ke-2 dan ke-3 setelah
persalinan. Pengeluaran ASI sangat ditentukan oleh dua macam reflek yaitu reflek yang terjadi
pada ibu (reflek prolactin danreflekoksitosin) dan reflek pada bayi (yaitu reflek mencari putting
susu, reflek menghisap dan menelan).( atikah, 2009).

Reflek oksitosin adalah reflek yang berasal dari rangsangan bayi yang selanjutnya akan
diteruskan menuju pars posterior hipofisis yang akan melepaskan hormone oksitosin kedalam
darah. Selanjutnya oksitosin ini akan memicu sel-sel mioapitel yang mengelilingi alveoli dan
dektuli berkonsentrasi sehingga memeras air susu dari alveoli dan dektuli sinus menuju pars papilla
mamae. Reflek mencari putting susu dilakukan oleh ibu akan membuat bibir bayi membuka mulut
dan mencari putting untuk menyusu yang disebut juga dengan rooting reflex. Kemudian dengan
adanya reflek menghisap dari bayi akan membuat sinus laktiferus yang ada dibawah areola mamae
tertekan( atikah, 2009).

2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi laktasi

Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya pengetahuan,
rasa percaya diri, serta kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Pemberian ASI itu
sendiri, sesungguhnya, merupakan proses alamiah, tetapi bukan berarti, jadi seketika. Menyusui
memerlukan persiapan, dan persiapan itu harus sudah dimulai selagi hamil. Ketidaktahuan akan
manfaat ASI, kemudharatan yang mungkin timbul akibat”susu botol” dan “isu negatif” yang
ditiupkan oleh teman sebaya dan produsen susu formula,terwujud sebagai keengganan menyusui
anaknya. Pengaruh ini akan semakin besar jika ibu masih remaja dan kelahiran anak yang tidak
diinginkan.

Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu perlu
diajarkan cara memberikan air susu pertama, upaya yang perlu dilakukan untuk memperbanyak
ASI, serta cara perawatan payudara selama menyusui. Di samping itu, kebersihan dan kelembapan
payudara harus dijaga agar tidak terjangkit infeksi.

Air susu sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir. Air susu pertama, yang bertahan
sekitar 4-5 hari , masih berupa kolostrum. Banyaknya kolostrum yang disekresikan setiap hari
berkisar antara 10-100 cc, dengan rata-rata 30 cc. Air susu sebenarnya baru keluar setelah hari
kelima. Ibu harus menjulurkan payudaranya ke mulut bayi hingga seluruh puting dan arerola
“tergenggam” oleh mulut bayi. Tugas mengalirkan susu jangan dibebankan pada satu payudara
saja. Perlakuan berat sebelah ini jika memang terjadi, akan menurunkan fungsi payudara sebagai
produsen ASI. Oleh karena itu, kedua payudara sebaiknya digilir masing-masing sekitar 7-10
menit. Setelah selesai menyusui, payudara dibersihkan dengan air bersih dan dibiarkan kering
dalam udara selama 15 menit. (atikah,2009)

Jumlah produksi ASI bergantung pada besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama
hamil dan dalam batas tertentu, diet selama menyusui. Rata-rata volume ASI ibu berstatus gizi
baik sekitar 700-800 cc, sementara mereka yang berstatus gizi kurang hanya berkisar 500-600 cc.
Jumlah ASI yang disekresikan pada 6 bulan pertama sebesar 750 cc sehari. Sekresi pada hari
pertama hanya terkumpul sebanyak 50 cc yang kemudian meningkat menjadi 500, 650 dan 750 cc
masing-masing pada hari v, bulan I dan III. Volume ASI pada 6 bulan berikutnya.(Atikah,2009)

2.5.2 faktor-faktor yang mempengaruhi proses laktasi

a) Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari
b) Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram
protein per hari.
c) Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
d) Aktivitas fisik yang terlalu berat dapat menurunkan produktivitas ASI

2.5.3 faktor-faktor penghambat produksi ASI

a) Ibu dalam keadaan bingung, kacau, marah, dan sedih


b) Ibu terlalu khawatir ASI-nya tidak akan cukup untuk kebutuhan bayinya
c) Rasa sakit pada saat menyusui, membuat ibu takut untuk menyusui lagi
d) Ada rasa malu untuk menyusui
e) Ayah tidak mendukung dan tidak perhatian terhadap ibu dan bayi
2.5.4 faktor-faktor yang memperlancarproduksi ASI
a) Jika melihat bayi : naluri keibuan akan timbul pada saat ibu melihat bayinya. Ibu pasti
ingin segera menyentuh dan menyayangi anaknya. Akibat naluri ini, hormon akan
bekerja dan payudara siap mengeluarkan ASI
b) Memikirkan bayinya dengan perasaan penuh kasih sayang: mungkin tidak semua orang
percaya akan hal ini, namun secara kejiwaan hal ini sangat berkaitan. Rasa rindu dan
sayang akan mempengaruhi hormon oksitosin untuk memproduksi ASI.
c) Ketika mendengar bayinya menangis: ibu yang mendengar tangisan bayinya akan
segera berpikir bahwa bayinya membutuhkan sesuatu. Dan untuk memenuhi kebutuhan
bayinya, ibu segera mencari apa yang dibutuhkan bayinya. Apakah bayinya lapar, haus,
dan lain-lain
d) Mencium bayi: sentuhan langsung berupa pelukan, ciuman, dan belaian akan membuat
bayi merasa tenang
e) Ibu dalam keadaan tenang: seorang ibu yang sedang menyusui selalu dianjurkan untuk
tidak stres. Stres memengaruhi produksi ASI sehingga hormon oksitosin tidak dapat
secara optimal mengeluarkan ASI
f) Ayah sangat membantu: peran serta ayah sangat memengaruhi hormon oksitosisin
untuk memproduksi ASI. Dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu dan
bayi, proses menyusui dapat berjalan dengan baik

2.5.5 Pengaruh status gizi pada ibu menyusui

Jika status gizi ibu menyusui normal disertai konsumsi zat gizi berkualitas dan
berkuantitas, ibu menyusui akan sehat optimal dan produktif serta produksi ASI cukup dan
bayi/anak akan sehat optimal(tumbuh kembang normal) juga cerdas. Jika status gizi ibu
menyusui kurang dan konsusmsi zat gizi kurang, baik kualitas maupun kuantitas maka :

1. Ibu menyusui menjadi kurus dan tidak produktif


2. Produksi ASI tidak mencukupi
3. Ibu akan mudah sakit(terjadi gangguan pemeliharaan jaringan tubuh)
4. Osteoporosis

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan
bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak terhambat, bayi mudah
sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
ataupun tulang.

2.5.6 Menyusui yang benar

Ada dua posisi yang penting dalam menyusui, yaitu posisi mulut bayi dan puting susu ibu
serta posisi badan ibu dan badan bayi. Kedua posisi ini tidak dapat dipisahkan, karena saling
berhubungan. Posisi yang salah antara mulut bayi dan puting susu ibu akan berakibat pada
posisi badan ibu dan badan bayi yang salah.(Arisman,2010)

2.6 Masalah-masalah dalam menyusui


Masalah yang timbul selama menyusui dapat di mulai sejak sebelum persalinan,masa
pasca pers alinan dini,dan masa pasca persalinan lanjut dan masalah menyusui dapat timbul
karena keadaan-keadaan khusus. Masalah menyusui dibagi menjadi beberapa kelompok :

2.6.1 masalah menyusui pada masa antenatal


 Putting susu datar atau terbenam
Putting susu yang normal akan menonjol,namun putting susu yang datar
tidak menonjol. Tidak semua ibu yang putting susunya datar mempunyai masalah
dalam menyusui. Dengan pengalaman yang banyak ibu tetap bisa memberikan
ASI kepada bayinya
 Putting susu tidak lentur
Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu.
Cara untuk mengatasinya yaitu latihan dalam menyusu.

2.6.2 Masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini


a. Putting susu lecet
Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada puting susu dikerjakann :

 Kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.
 Putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan
BH yang terlalu ketat.
 Apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, puting susu yang sakit
diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada puting susu yang sakit
tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama,sekitar 24 jam.
 Selama puting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan
tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka
bertambah parah.

b. Payudara bengkak

Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema
ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara.
Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah :
 Bayi tidak menyusu dengan kuat
 Posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar
 Serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam
Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan :
 Bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak
 Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong
 Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman
 Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak
 Rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesic

c. Saluran susu tersumbat.


- Saluransusutersumbat (obstructed duct) adalah keadaan dimana terjadi sumbatan
paasatu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat disebab kan oleh
beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui, pemaiakian BH
yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang
menyebabkan terjadinya sumbatan.
- Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak.
- Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan :
 Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
 Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.
 Memerlukan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara
masih terasa penuh.
 Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu
kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting
susu, dan kompres dingin setelah menyusi untuk mengurangi rasa nyeri dab
pembengkakan.
- Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat
dengan baik.

d. Mastitis dan abses payudara

- Mastitis adalah peradangan payudara


- Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperature badan
ibu meninggi, kadang disertai menggigil.
- Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari
sumbatan saluran susu.
- Bila mastitis berlanjut, dapat menjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah,
payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi
mengandung cairan (pus).
- Cara mengatasi mastitis :
 Dokter memberikan pengobatan anti biotika dan simtomatik terhadap nyeri
 Kompres hangat
 Ibu cukup istirahat dan banyak minum
 Sebelum membentuk abses, menyusui harus diteruskan, dimulai dari bagian yang
sakit, dimulai dari bagain yang sakit
- Jika sudah tidak abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu
juga tindakan bedah.
- Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan
kebersihan yang sebaik mungkin.
- Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :
 Merujuk ibu kedokter bedah untuk melkukan insisi dan dreinase pus
 Pemberian antibiotic dosis tinggi serta simptomatik analgesik/antipereutik
 Ibu harus cukup beristirahat
 Bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara
yang sehat diteruskan
2.6.3. masalahmenyusuipada masa pascapersalinanlanjut

a. Sindrom ASI kurang.


Sindrom ASI kurangadalahkeadaandimanaibumerasabahwa ASI-nyakurang,
denganberbagaialasan yang menurutibumerupakantandatersebut, misalnya :
 Payudarakecil,
padahalukuranpayudaratidakmenggambakankemampuanibuuntukmemproduksi
ASI. Ukuranpayudaraberhubungandenganbeberapafaktor, misalnyafaktor
hormonal (estrogen danprogesteron), keadaangizi, danfactor keturunan. Hormone
estrogen akanmenyebabkanpertumbuhansaluransusudanmenimbuhanlemak,
sedangkan hormone progesterone memacupetumbuhankelenjarsusu.
 Masukanenergiakanditimbunsebagai (hal 59)
b. Bingung putting
- Bingung putting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi
mendapat susu formula dalam botol berganti ganti dengan menyusu bayi. Peristiwa ini
terjadi karena proses menyusui pada putting ibu berbeda dengan menyusui pada botol.
- Menyusui pada puting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah,
sebaliknya menyusui susu karena dotsudah berlubang di ujungnya.
- Tanda-tanda bayi bingung putting adalah: bayi menghisap puting seperti mnghisap dot,
lemah, terpuus-putus, sebentar atau dapat juga bai menolak menyusu
- Karena itu, untuk menghindai bayi bingung putting perlu dilakukan:
 Jangan menggnakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.
 Kalau terpaksa harus memeberikan susu formula, berikan dengan sendok atau
pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol atau kempengan

c. Bayi sering menangis


- Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila
bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya. Yaitu dengan
1. Perhatikan mengapa bayi menangis apakah karena laktasi belum berjalan dengan
baik atau kaena sebab lain, seperti ngompol, sakit merasa jemu ingin digendong
atau disayang ibu.
2. Keadaan-keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu idak perlu cemas karena
kecemasan ibu dapatmengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang.
3. Cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena
basah coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap atau bayi digendong dan
dibelai
4. Mngkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu menyusu
akibatnya ASI tidak keluar dengan baik
5. Bayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena
sesuatu hal: lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab tu jangan
membiarkan
6. bayi menangis terlalu lama bayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna dan
jika ibu cemas atau kesal produksi ASI juga akan terganggu.
7. Jika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis
ini penting karena bayi akan mempunyai kesan bahwa ibnya memperhatikannya.

d. Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya

ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6
bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan
sekali Bila ASI cukup, berat badan anak akan ber tambah (anak tumbuh) dengan baik.
Untuk memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu
Menuju Sehat untuk anak Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang
menyusu lama, atau cepat. ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena
merasa bayi sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus
menyusu. setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan
dengan kembali bayi menidurkan telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau
tangannya, seringkali Bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi perhatikan teknik
menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki. Bila berat badan anak
tidak naik, konsultasikan ke dokter dokter spesialis anak untuK mendapatkan saran
selanjutnya.

2.6.4 Masalah menyusui pada keadaan khusus


Ibu melahirkan dengan sectio cesarea
- Pada beberapa keadaan persalinan di perlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan
dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun
bayi.
- Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesi umum tidak mungkin segara dapat menyusui
bayinya , karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai membaik/
sadar, penyusuan dini dapat segera di lakukan dengan bantuan tenaga perawat. Bayi
pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabila tindakan tersebut
menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang di terima ibu dapat sampai
ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga
akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih
belum sadar. Jika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat di
lakukan perawatan gabung.
- Posisi menyusui yang dianjurkan sebagai berikut:
1. Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang di topang
bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya kearah ibu.
2. Apabila ibu dapat duduk, bayi dapat di tidurkan di bantal di atas pangkuan ibu
dengan posisi kaki banyi mengarah ke belakang ibu di dawah lengan kanan.
3. Dengan posisi ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki kearah atas.

2.7 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d suplai ASI tidak cukup
b. Nyeri akut b.d agen cisera biologis
c. defisit pengetahuan b.d salah interpretasi informasi

2.8 Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan Kriteria hasil
1 Ketidakefektif Setelah 1. Pantau 1. Untuk
an pemeberian dilakukan pembengkakan mengetahui
ASI b/d napak tindakan payudara yang adanya
ketidakadekua keperawatan berhubungan pembengkakan
tan produksi selama 1x24 dengan pada payudara
asi jam ketidaknyamanan
diharapkan atau sakit
keberhasilan 2. Lakukan pijat 2. Melancarkan
menyusui oksitosin untuk produksi ASI
bayi memperlancar
meningkat ASI
dengan 3. Ajarkan pasien 3. Menambah
criteria hasil : mengenai pengetahuan
- Intike langkah-langkah pasien tentang
nutrisi cukup pijat oksitosin pijat oksitosin
adekuat 4. Libatkan keluarga 4.
- Pengeluaran untuk membantu
ASI cukup dan memberikan
adekuat dukungan kepada
ibu menyusui

2 Nyeri akut b/d Setelah 1. Observasi reaksi 1. Untuk


agen cidera dilakukan non verbal dari mengetahui
biologis tindakan ketidaknyamanan reaksi nyeri dari
keperawatan pasien
selama 1x 24 2. Lakukan 2. Untuk
jam penanganan nyeri mengatasi rasa
diharapkan payudara secara nyeri
tingkat nyeri non farmakologi
pasien 3. Ajarkan cara 3. Untuk
berkurang melakukan nafas mengurangi
dengan dalam untuk rasa nyeri
criteria hasil : mengurangi nyeri
-nyeri yang 4. Bantu pasien 4. Untuk
dilaporkan untuk mengalihkan
ringan menciptakan rasa nyeri
-Ketegangan suasana nyaman pasien
otot ringan
-Ekspresi
nyeri wajah
tidak ada
3. Deficit Setelah 1. Obeservasi 1. Mengetahui
pengetahuan dilakukan tingkat apakah
b/d salah tindakan pengetahuan klien memahami/
interpretasi keperawatan sudah tahu
informasi selama 1x24 tentang
jam masalah menyusui
teratasi klien dengan benar
dapat 2. Mendemonstrasik 2. Memberikan
memahami an tentang penjelasan
tentang informasi tentang seperti apa cara
manfaat,cara cara menyusui menyusui yang
atau teknik yang benar benar
menyusui 3. Anjurkan klien 3. Agar pasien
yang benar untuk menguasai dapat
materi yang melakukan
diberikan kempampuan
yang sudah
dianjurkan
4. Kolaborasi 4. Untuk
dengan keluarga memantau cara
menyusui
pasien kepada
bayinya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

Ibu menyusui membutuhkan energi yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan produksi
asi dan kebutuhanuntuk aktivitasnya sendiri, yaitu memulihkan alat alat reproduksinya seperti
sebelum hamil. Seorang ibu menyusi membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk
dapat menyusui bayinya dengan sukses. Sebanyak 300 kalori yang dibutuhkan oleh bayi berasal
dari lemak yang ditimbun selama kehamilan.

Selama menyusui, ibu memproduksi 800cc air susu yang mengandung 600kkal. Oleh sebab itu,
ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 800kkal yaitu 600kkal untuk memproduksi ASI dan
200kkal untuk aktivitas ibu selama menyusui. Dengan kebutuhan kalori ibu selama menyusui
sebesar 2200kkal untuk kebutuhan normal, ditambah 800kkal sehingga keseluruhan menjadi 3000
kkal sehari.
Tambahan nutrient lain dalam sehari bagi ibu menyusui adalah protein sebanyak 50 gram,
kalsium 0,5-1 gram, zat besi 20 mg, vitamin C 100 mg, vitamin B1 1,3 mg, vit B2 1,3 mg dan air
8 gelas sehari. Ibu menyusui juga dianjurkan makan makanan yang mengandung omega 3 seperti
ikan laut.Kebutuhan kalsiun dapat dipenuhi melalui susu,keju, teri kacang kacangan dan
sebagainya. Sumber zat besi terdapat pada daging, hati, golongan seafood, dan bayam.

Saran :
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, D. (2009). Gizi dalam Daur kehidupan . Jakarta: EGC.

Banudin, L. (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi . Jakarta: EGC.

Maryam, S. (2016). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika .

Maryanti, D. (2009). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi . Yogyakarta: Nuha Medika.

Mitayani. (2002). Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Medika .

Anda mungkin juga menyukai