Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa postpartum merupakan masa pemulihan karena merupakan faktor


penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak terpenuhi
akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui adalah ibu yang memiliki
kebutuhan zat gizi yang lebih tinggi dari ibu tidak menyusi. Ibu menyusui
mengunakan zat gizi umtuk dirinya sendiri dan untuk mencukupi zat gizi
dalam pembentukan ASI.

Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk memberikan


pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan demikian
pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan menu seimbang
yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan
pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya
suatu dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk
bayinya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana prinsip gizi pada ibu menyusui ?

2. Bagaimana Kebutuhan gizi pada ibu menyusui ?

3. Bagaimana Komposisi ASI ?

4. Bagaimana Kontraindikasi menyusui ?

5. Bagaimana Masalah gizi pada ibu menyusui ?

6. Bagaimana Perhitungan gizi pada ibu menyusui ?

7. Bagaimana Menu pada ibu menyusui ?

1
C. Tujuan

Untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa dan pembaca


mengenai Gizi pada ibu menyusui.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Gizi pada Ibu Menyusui


Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh
pada jumlah ASI yang dihasilkan. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zzat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk untuk memperoleh
ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makan utama bayi.
Dengan ASI bayi akan sempurna tumbuh sebagai manusia yang sehat, bersifat
lemah lembut dan mempunyai IQ yang tinggi. Hal ini disebabkan karena ASI
mengandung asam dekosa heksaenoid (DHA). Bayi yang diberi ASI secara
bermakna akan memiliki IQ yang lebih tinggi daripada bayi yang mendapat
susu bubuk. Bayiyang diberi ASI akan mendapatkan kasihsayang dari ibu
karena dekapan ibu, maka ikatan ibu dan bayi menjadi erat. Kesatuan ikatan
antara ibu dan bayi akan menyebabkan emosi ibu menjadi baik. Emosi ibu
yang baik akan meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Hormon
oksitosin akan meransang kelenjar-kelenjar pada payudara untuk berkontraksi
mengeluarkan ASI. Selama menyusui ibu memproduksi sekitar 800 cc air susu
yang mengandung 600 Kkal. Karena itu ibu menyusui harus mengkonsumsi
tambahan 800 Kkal yaitu 600 kkal untuk memproduksi ASI dan 200 Kkal
untuk aktivitas ibu selama menyusui. Karena itu, kebutan kalori ibu menyusui
2200 Kkal untuk kebutuhan normal, ditambah dengan 800 Kkal sehingga
keseluruhan menjadi 3000 Kkal sehari.
Tambahan nutrien lain dalam sehari bagi ibu menyusui adalah protein
sebanyak 50 gram, kalsium 0,5-1 gram, zat besi 20 gram, vitamin C 100 mg,
vitamin B1 1,3 mg, vitamin B2 1,3 mg, dan air 8 gelas sehari. Di samping itu,
pada ibu menyusui dianjurkanmakan mkanan yang mengandung asam lemak
omega 3, asam lemak bmega 3 banyak terdapt pada ikan laut seperti kakap,
tongkol, dan lemuru. Asam lemak omega 3akan diubah menjadi DHA. Zat ini
akan dikeluarkan melalui ASI. Kalsium terdapat pada susu, keju, teri, kacang-
kacangan dan sebagainya. Zat besi terdapat pada daging, hati, golongn seafood
dan nayam. Zink banyak terdapt buah-buahan yang memiliki rasa kecut dan

3
asam seperti jeruk,sirsak,apel, tomat. Vitamin B! Dan Bz terdapt pada padi,
kacang-kacangan, ati, telur, ikan dan sebagainya.
Ada beberapa sayuran menurut pengalaman masyarakat dapat
memperbanyak pengeluaran ASI yaitu sayur daun turi (daun katu bahasa jawa)
dan kacang-kacangan. Selama menyusui, ibu di anjurkan untuk
mengkonsumsi sayuran tersebut, dan seyogyanya jangan minum kopi yang
berlebihan karena akan merangsang ginjal bekerja lebih kuat yang
menyebabkan sering buang air kecil, padahal selama menyusui dibutuhan
banyak cairan. Merokok juga dilarang, selain akibat pasif dari efek rokok yang
dihisap paru-paru bayi, nikotin yang ada dalam tembaga mengalir melalui ASI
ke tubuh bayi, akibatnya bayi keracunan nikotin. Selama menyusui sebaiknya
tidak minum obat-obatantanpa sepengetahuan dokter.
Ibu yang menyusui bayi, harus memproduksi 800-1000 cc ASI. Dengan
demikian, disamping bagi keperluan sendiri, ibu harus mendapat tambahan
makanan untuk membuat ASI. Food dan Nutrition Board, National Academy
of science-National Reseach Councel mengantukan untuk wanita amerika
yang sedang menyusui tambahan tiap harinya sebagai berikut: energi 500
Kkal, protein 200 gram, vitamin A 400 µg, vitamin D 5 µg, vitami E 3 mg,
vitamin C 40 mg, vitamin 131 0,5 mg, vitamin B2 0,5 mg, niasin 5 mg,
vitamin B6 05 mg, asam folat 100 µg, vitmin B12 1,0 mg, zat besi 30-60 mg,
zink 10 mg, iodium 50 µg. Tambahan zat-zat besi dapat diperoleh dengan 600
cc susu sapi atau formula yang dibuat khusus bagi ibu yang sedang
mengandung dan menyusui, ditambah dengan daging,ikan, sayur-mayur dan
buah-buahan. Dengan demikian ASI yang diperoleh akan mengandung cukup
energi, protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan bagi pertumbuhan yang
sempurna, tanpa merugikan ibunya

B. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui


Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu
ibu dan jumlah nutrisi penghasil susu.

1. Kalori

4
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air
susu ibu yang dihaslkan dan lebih tinggi selama menyusui disbanding
selama hamill.
Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan oleh ibu dengan
nutrisi baik 70 KKal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untu
setiap 100 ml yang dihasilkan. Rata- rata ibu menggunakan kira-kira 640
kal per hari untuk enam bulan pertama dan 510 kal perhari selama enam
bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal.
Ibu yang bertambah berat badannya secara tepat selama hamil
harus meningkatkan asupan kalorinya 500 kal/hari baik selama selama
enam pertama dan kedua menyusui. Karena lebih 500/hari secara actual
digunakan untuk menghasilkan susu. Setiap hari asupan minimum 1800kal
dianjurkan untuk mendapatkan jumlah nutrisi esesial adekuat. Rata-rata
ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 per hari ketika menyusui .

2. Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram protein diatas kebutuhan
normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal
yang dianjurkan.

3. Cairan
Pertimbangan nurisi lain selama menyusui adalah asupan cairan.
Dianjurkan bahwa ibu yang menyusui minum 2-3 liter cairan perhari ,
lebih baik dalam bentuk air putih, susu dan jus buah bukan minuman
ringan, syrup, dan minuman mengandung kafein biasanya ibu dianjurkan
untuk minumsatu gelas gelas setiap kali menyusui. Rasa haus adalah
indicator baik tentang kebutuhan cairan, kecuali ibu hidup dilingkungan
kering atau melakukan latihan fisik dicuaca panas. Cairan yang
dikonsumsi berlebihan dalam keadaaan haus tidak menuingkatkan volume
susu.

4. Vitamin dan Mineral


Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari
pada selama hamil. Nutrient yang paling mungkin dikonsumsi dalam
jumlah yang adekuat oleh ibu menyusui adalah kalsium, magnesium, zink,
vitamin B6 dan folat. Multi vitamin dan suplemen mineral tidak

5
dianjurkan untuk penggunaan rutin. Namun suplemen khusus dapat
diindikasikan ketika asupan ibu tidak adekuat, misalnya :
a. Multi vitamin seimbang dan suplemen mineral diperlukan ibu yang
mengkonsumsi makanan kurang dari 1800 kal/hari.
b. Suplemen kalsium diindikasikan untuk ibu yang intoleran laktosaatau
yang tidak mengonsumsi susu cukup dan makanan kaya kalsium lain.
c. Suplemen vitamin D mungkin perlu untuk ibu yang menghindari
makanan diperkaya vitamin D (misalnya, susu, sereal, dan sedikit
terpaan pada matahari)
d. Suplemen vitamin B 12 perlu untuk vegetarian ketat bila mereka tidak
mengkonsumsi produk tanaman diperkaya vitamin 12 secara teratur.
e. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mengganti defisit zatbesi
selama hamil dan kehilangan darah selama melahirkan.

5. Kalsium (Ca)
Bayi baru lahir mempunyai ca tubuh sekitar 30 gram yang sebagian
besar diperoleh pada saat trimester ketiga kehamilan. Jika konsumsi Ca
selama kehamilan dan menyusui tidak sesuai dengan kebutuhan, untuk
memenuhi diambil Ca dari tulang ibu. Oleh sebab itu, selam hamil dan
menyusui diperlukan penambahan konsumsi Ca yang cukup banyak.
Penambahan konsumsi Ca selama hamil dan menyusui yang dianjurkan
adalah sebesar150 mg/hari. Jumlah ini bisa ditingkatkan terutama pada ibu
yang sebelum hamil kurang mengkonsumsi Ca.

6. Suplemen gizi

Bila diatur dengan cermat, seorang ibu menyusui dapat


memperoleh tambahan zat-zat gizi yang dibutuhkan melalui pemberian
makanan yang seimbang. Dalam keadaan normal, ibu menyusui tidak
membutuhkan suplemen gizi kecuali bila ia memang kekurangan.
Suplemen bisa mungkin dibutuhkan, karena ibu banyak kehilangan darah
sewaktu melahirkan. Disamping itu , kebutuhan besi janin dalam
kandungan diambil dari simpanan besi ibu. Ibu hamil yang menderita
kekurangan besi di Indonesia cukup tinggi, sehingga suplemen besi rata-
rata dibutuhkan ibu hamil. Suplemen kalsium juga dibutuhkan bila ibu
tidak suka atau tidak mampu membeli susu.

Tabel 1.1 Angka Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk orang Indonesia
(perorang perhari)

6
Tambahan Busui Vit B3 +3 +3
(mg)
6 bln 6 bln Vit B5 +2 +2
pertama kedua (mg)
Vit B6 +0,5 +0,5
(mg)
Energi
+330 +400 Vit B9 +100 +100
(kkal)
(mcg)
Protein +20 +20
(g) Vit B12 +0,4 +0,4
(mcg)
Lemak +11 +13
(g) Biotin +5 +5
(mcg)
Omega-6 +2,0 +2,0
(g) Kolin +75 +75
(mg)
Omega-3 +0,2 +0,2
(g) Vit C +25 +25
(mg)
Karbohidrat +45 +55
(g) Besi
+6 +8
(mg)
Serat +5 +6
(g) Fluor +0 +0
(mg)
Air
+800 +650 Fosfor +0 +0
(mL)
(mg)
Vit A +350 +350
(mcg) Iodium +100 +100
(mcg)
Vit D +0 +0
(mcg) Kalium +400 +400
(mg)
Vit E
(mg) +4 +4 Kalsium +200 +200
(mg)
Vit K Kromium +20 +20
(mcg) +0 +0 (mcg)
Magnesium +0 +0
Vit B1 (mg)
(mg) +0,3 +0,3 Mangan +0,8 +0,8
(mg)
Tambahan Busui Natrium +0 +0
(mg)
6 bln 6 bln Selenium +10 +10
pertama kedua (mcg)
Seng +5 +5
(mg)
Vit B2 +0,4 +0,4 +400 +400
(mg) Tembaga
(mcg)

7
Sumber : Angka Kecukupan Gizi tahun 2013

C. Sifat ASI
1. Kandungan Dasar
Hasil-hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa ASI
mengandung lebih dari seratus komponen- komponen penting (lihat table
1.1). pada dasarnya ASI merupakan lanjutan protein, gula, dan garam-
garam dengan suspense ikatan- ikatan lemak. Komposisi izi ASI berbeda
antara ibu menyusui, antara periode laktasi keperiode lain, bahkan pada
waktu berbeda disatu hari.

2. Volume ASI
Di Amerika Serikat konsumsi ASI bayi sehat adalah sebanyak 340
hingga 1000 ml sehari, dengan rata-rata sebayak 600 ml hingga 800 ml
sehari. Menurut Sudrajat Suryaatmaja ( dalam Soetjiningsih, 1997),
volume ASI pada tahun pertama melahirkan adalah sebanyak 400-700 ml
sehari, sedangkan pada tahun kedua sebanyak 200-400 ml sehari. Sesudah
itu volume ASI semakin menurun yaitu kurang lebih 200 ml sehari.
Produksi ASI sehari anak pertama lebih sedikit dari pada anak kedua,
masing- masing sebanyak 580 ml dan 654 ml sehari.ibu yang melahirkan
bayi kembar menunjukkan kemampuan produksi ASI yang lebih tinggi.
Kekurangan asupan makanan berat dapat menurunkan produksi ASI.

Tabel 1.1 Unsur- unsur pokok ASI

Ikatan protein dan non-protein Karbohidrat


Protein: Laktosa
Kasein Oligosakarida
α-laktalbumin Faktor-faktor bifidus
Laktoferin Glikopeptida
IgA dan imunoglobin lain
Laktoglobulin Lipida
Lisozim Trigliserida
Enzim-enzim Asam lemak
Hormon-hormon Fossolifida
Faktor-faktor pertumbuhan Sterol dan hidro karbon
Non-protein Vitamin larut lemak
Urea A dan karoten
Kreatin D

8
Kreatinin E
Asam urat K
Glukosamin Mineral
α-amino nitrogen Mineral makro:
Asam-asam nukleat Kalsium
Nukleotida Fosfor
Poliamin Magnesium
Vitamin larut air Kalium
Tiamin Natrium
Riboflavin Klor
Niasin Sulfur
Asam pantotenat Mineral mikro:
Biotin Yodium
Folat Besi
Vitamin B6 Kufrum
Vitamin B12 Seng
Vitamin C Mangan
Inositol Kobalt
Kolin
Sel-sel
Leukosit
Sel-sel epitel
Sumber: institute of medicine, 1991, dalam Wortington Roberts B.S. dan
S. R. Williams. 2000 Nutrition throughout the life cycle, ed. 4, hal. 139.
Mc GrawHill International Ed., Singapore.

3. Hubungan Mutu ASI dengan Status Gizi Ibu


Kecuali terhadap kandungan lemak dan vitamin, pada umumnya status gizi
ibu tidak berpengaruh terhadap mutu ASI. Namun kekurangan gizi berat
pada ibu berpengaruh terhadap lama menyusui. Hanya jumlah ASI
berkurang sesudah satu tahun menyusui.

4. Kolostrum
Selama beberapa hari sesudah melahirkan kelenjar payudara
mengeluarkan sedikit cairan agak kental berwarna kekuningan dan
dinamakan kolostrum. Dua hari seseudah melahirkan, volume kolostrum
bertambah hingga jumlahnya kurang lebih 30 ml sehari. Volume ini
selanjutnya meningkat akibat pengisapan putting susu. Ibu-ibu yang
sebelumnya sudah pernah melahirkan, terutama meyusui bayinya,
mengeluarkan kolostrum lebih awal dan lebih banyak daripada ibu yang
pertama kali melahirkan.

9
Warna kekuningan dari kolostrum disebabkan kandungan karoten
yang relative lebih tinggi. Kolostrum mempunyai kandungan energinlebih
rendah, protein lebi tinggi, serta karbohidrat dan lemak lebih rendah dari
pada ASI yang diproduksi selanjutnya. Kolostrum juga memiliki
kandungan mineral natrium, dan klorida yang lebih tinggi dari ASI.
Komposisi zat gizi kolostrum beruba dari hari ke hari. Hal ini sebagian
mungkin disebabkan pola sekresi payudara yang belum stabil. Kolostrum
juga mengandung zat-zat anti body yang berasal dai ibu, yang sangat
penting bagi bayi karea system imun bayi belum berkembang dengan baik
hingga bebberapa bulan kedepan.

5. ASI Peralihan ( Transisonal)


Kolostrum berubah menjadi ASI peralihan antara hari ketiga dan
hari ketujuh ketika kadar proteinnya masih agak tinggi. Pada hari
kesepuluh sebagian besar perubahan telah terjadi, dan setelah sebulan
kandungan protein mencapai nilai stabil. Seiring dengan penurunan kadar
protein, kandungan laktosa dan lemak meningkat. Pada saat ini ASI
peralihan erubah menjadi ASI “ matang” atau mature (milk).

6. ASI pada Bayi Lahir sebelum Waktunya


Beberapa laporan hasil penelitian menyatakan bahwa kandungan
protein dan ikatan nitrogen non-protein ASI pada bayi lahrsebelum
waktunya (premature) lebih tinggi dari pada ASI pada bayi yang lair pada
waktunya. Diduga pula kandungan Ig A, kalsium, natrium, kalium, klorda,
fosfor, magnesiu, asam lemak rantai menengah dan asam lemak tidak
jenuh rantai panjang, dan lipida total lebih tinggi, namun kandungan
laktosa lebih rendah dari pada ASI pada bayi lahirpada waktunya.
Pengamatan mutakhir menunjukkan bahwa bayi lahirsebelum waktunya
dapat bertumbuh kembang dengan baik dengan pemberian ASI.

D. Komposisi ASI
Komposisi ASI berhubugan degan jumlah sekresi,tahap laktasi,seta
perbedaan perorangan seperti umur, jumlah anak, tingkat kesehatan dan
tingkat social. Lama anak dalam kandungan ternyata juga berpengaruh
terhadap komposisi ini. Komposisi gizi ASI dapat dilihat pada tabel 1.2.

10
Tabel 1.2 komposisi Gizi ASI( per liter)

Zat Gizi Jumlah Zat gizi jumlah


Energi (kkal) 680,00 Mineral
Protein (g) 10, 50 Kalsium (mg) 280,00
Lemak (g) 39.00 Fosfor (mg) 140,00
Latosa (g) 72,00 Natrium (mg) 180,00
Vitamin Kalium mg) 525,00
Vitamin A (RE) 670,00 Klor (mg) 420,00
Vitamin D (µg) 0,55 Magnesium (mg) 35,00
Vitamin E (mg) 2,30 Besi (mg) 0,30
Vitamin K (µg) 2,10 Yodium (µg) 110,00
Tiamin (mg) 0,21 Mangan (µg) 6,00
Riboflavin (mg) 0,35 Kuprum (mg) 0,25
Niasi (mg) 1,50 Seng (mg) 1,20
Pridoksin (µg) 93,00 Selenium (µg) 20,00
Asam folat (µ) 85,00 Flour (mg) 16,00
Kobalamin (µg) 0,97 Krom (µg) 50,00
Asam askorbat (mg) 40,00

Sumber: institute of medicine, 1991, dalam Wortington Roberts B.S. dan S. R.


Williams. 2000 Nutrition throughout the life cycle, ed. 4, hal. 138. Mc GrawHill
International Ed., Singapore.

E. Kontraindikasi Menyusui

Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012 menyatakan


pemberian ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3 kondisi, yaitu: Ibu
tidak ada, indikasi medis, serta karena ibu dan bayi terpisah. Menyusukan bayi
terkadangtidak mungkin dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit,
baik pada ibu maupun dari bayinya. Misalnya pada bayi yang sakit berat,
stomatitis yang berat, dehidrasi, asidosi, bronkopneumonia, meningitis dan
ensefalitis.(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2002).
Dari pandangan ibu, ada sedikit kontraindikasi terhadap menyusui. Puting
susu yang sangat masuk ke dalam ( retraksi papilla mammae ) menyulitkan

11
dalam memberikan ASI, Puting yang pecah -pecah atau lecet (cracked nipple)
biasanya dapat dihindari jika mencegah payudara menjadi kencang. Mastitis
dapat dikurangi dengan terus menyusui dan sering pada payudara yang
terkena, untuk mencegah payudara kencang diberikan kompres hangat dan
antibiotik
Infeksi akut pada ibu dapat merupakan kontraindikasi menyusui jika bayi
tidak menderita infeksi yang sama. Sebaliknya, tidak perlu menghentikan
penyusuan kecuali kalau keadaannya memerlukan. Bila bayi tidak terkena dan
keadaan ibu memungkinkan, payudara dapat dikosongkan dan ASI diberikan
pada bayi

Septikemia, nefritis, eklamsia, perdarahan profus, tuberkulosis aktif,


demam tifoid, kanker payudara, dan malaria merupakan kontraindikasi untuk
penyusuan, sama seperti nutrisi jelek yang kronis, penyalahgunaan bahan,
kelemahan, neurosis, berat, dan psikosis pasca partus (Nelson, 2000).

F. Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui

1. Anemia zat besi

Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam
folat. Penyebab langsung & tidak langsung defisiensi Fe :

a) Jumlah Fe dalam makanan tidak cukup

 Ketersediaan Fe dalam makanan kurang

 Kualitas dan kuantitas makanan kurang

 Social ekonomi rendah

b) Penyerapan zat besi dalam tubuh rendah

 Komposisi makanan kurang beraneka ragam

12
 Terdapat zat penghambat penyerapan zat besi , minum tablet besi
dengan tablet calsium sehingga zat besi tidak dapat diserap
maksimal

 Defisiensi vitamin C

c) Kebutuhan zat besi yang meningkat


d) Kehilangan darah

2. Kekurangan vitamin A
Pada ibu menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara
kesehatan ibu selama masa menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu
kondisi yang kerap terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA).
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus
gizi baik dan terlahir dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam
tubuhnya hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu.
Pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada
vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting
bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali
tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia
Cara untuk mengatasi defisiensi vitammin A pada ibu menyusui
dapat di lakukan dengan menambah asupan makanan yang mengandung
vitamin A diantaranya adalah wotel, pepaya, tomat. Sumber vitamin A lain
juga bisa didapatkan dengan suplementasi vitamin A 200.000 SI oleh
tenaga kesehatan setelah melahirkan dan kedua selambat-lambatnya 6
minggu setelah mengonsumsi tablet yang pertama.

3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

GAKI adalah gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan


terjadinya gondok atau pembengkakan kelenjer tiroid di leher dan
kretinisme. Yodium merupakan nutrisi penting untuk memastikan
perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi dan anak-anak
muda. Pada ibu menyusui, kekurangan yodium dapat mengakibatkan
pengaruh negatif pada sistem otak dan saaraf bayi dan menghasilkan IQ
lebih rendah .

13
Asupan harian yodium ibu menyusui yang harus dipenuhi adalah
250 mg per hari. Yodium dapat di peroleh dari makanan yang mengandung
yodium. Makanan yang mengandung yodium tinggi terdapat pada
makanan laut. Selain dari makakn laut yodium di peroleh dari
mengkonsumsi garam yang mengandung yodium. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung yodium dapat mencegah GAKI pada ibu
menyusui.

4. Kurang energi protein (KEP)

Protein berfungsi sebagai zat gizi pembangun sel. Setelah


melahirkan ibu memerlukan protein untuk memulihkan keadaan ibu pasca
melahirkan. Memenuhi energi yang bersumber dari protein. Protein juga
pembentuk hormon oksitosin dan prolaktin yang sangat berperan dalam
proses laktasi.

KEP pada ibu menyusui dapat menyebabkan penyembuhan bekas


lahir yang lama, kualitas dan kuantitas ASI yang menurun, ibu kehilangan
berat badan. KEP dapat di cegah dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, daging,
ikan,dan telur.

5. Kekurangan vitamin D pada ibu menyusui

Kebutuhan kalsium meningkat selama menyusui karena digunakan


untuk memproduksi ASI yang mengandung kalsium tinggi. Fungsi utama
vitamin D pada ibu menyusui adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C. Vitamin D diperoleh tubuh
melalui sinar matahari dan makanan. Apabila asupan kalsium tidak
mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi
karena cadangan kalsium dalam tubuh ibu di gunakan untuk produksi asi.

Pada ibu menyusui dianjurkan makan makanan hewani yang


merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu

14
kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati-ikan. Penyerapan
kalsium akam maksimal jika ibu membiarkan diri berjemur di bawah sinar
matahari pada pagi hari.

G. Perhitungan Gizi
Perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi pada ibu menyusui

 Dicari BB ideal : (TB-100) - 10 %BB

Hitung kebutuhan total energy / hari dengan menggunakan rumus atau metode
seperti :

1. Perhitungan sama dengan orang dewasa

2. Penambahan energy sesuai dengan umur anak, yaitu :

 0 – 6 bulan : ditambah 700 kalori dan 16 gram protein

 7-12 bulan : 500 kalori dan 12 gram protein

 13-21 bulan : 400 kalori dan 11 gram protein

H. Jumlah bahan makanan sehari dan contoh menu untuk ibu menyusui

Bahan Ibu tidak menyusui Ibu Menyusui


makanan 6 bulan pertama 6 bulan kedua

15
Beras 500 gr 31/4 gelas 650 gr 4 ¾ gelas 650 gr 43/4 gelas
Ikan 100 gr 2 ptg 150 gr 2 ½ ptg 150 gr 21/2 ptg
Tempe 100 gr 3 ptg 100 gr 3 ptg 100 gr 3 ptg
Sayur 300 gr 3 gelas 400 gr 4 gelas 400 gr 4 gelas
Buah 400 gr 4 ptg 400 gr 4 ptg/bh 400 gr 4 ptg/bh
Susu 250 gr 1 gelas 250 gr 1 gelas 250 gr 1 gelas
Gula Pasir 40 gr 2 sdm 90 gr 4 ½ sdm 90 gr 5 sdm
Minyak 25 gr 21/2 sdm 30 gr 3 sdm 30 gr 3 sdm
Goreng

Contoh menu

Pagi 07.00 Pukul 10.00 Siang 13.00 Pukul Malam 19.00


16.00
 1 mangkuk  1 mangkuk  1 piring Nasi  3 ptg  1 piring
Bubur Bubur (250 gram) Bakwan Nasi (200
ayam kacang  1 ptg Ikan jagung gram)
(200 gram) hijau (100 acar kuning (120  1 ptg Ayam
 Telur gram) (75 gram) gram ) goreng (75
dadar ( 1  Sirup (100  1 ptg Tempe  Jus gram )
butir ) ml) goreng wortel  Oseng-
 Susu ( 1 Tepung (50 (240 oseng tahu
gelas 240 gram ) ml) ( 50 gram )
ml)  1 mangkuk  1 mangkuk
 I buah Sayur Sayur lodeh
Jeruk bening ( 150
Katuk ( 150 gram )
gram )  2 ptg
 2 ptg Pepaya Mangga
(200 gram) (200 gram)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibu menyusui memerlukan jumlah dan mutu makanan yang dikonsumsi
harus lebih baik. Makanan yang di konsumsi ibu menyusui harus memenuhi
kebutuhan zat gizi makro maupun mikro. Dengan konsumsi makanan yang

16
seimabng dan beraneka ragam maka dapat mencegah masalah gizi pada ibu
menyusui. Masalah gizi pada ibu menyusui sangat berakibat buruk pada
kesehatan ibu dan bayi yang disusuinya.

B. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya serta menambah wawasan pembaca terutama dalam membantu ibu
menyusui menentukan asupan gizi seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Fitri Respati. 2012. Ilmu Gizi Dan Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. 2007. Gizi Dan Kesehatan

17
Masyarakat. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Almatsier, sunita , dkk. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu gizi. Jakarta : EGC

KEMENKES. Pedoman Gizi Seimbang.2014. Jakarta:Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia

wiryo, Hananto.2002.Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Jakarta:ECG

David H. Simanjuntak,Etti Sudaryati “Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui “ Staf

Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1.Editor Richard E, dkk.
Editor Edisi Bahasa Indonesia A. Samik W.Edisi 15. Jakarta: EGC

Staf Pengajar Bagian Ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak edisi 4. Jakarta : Balai
penerbit FKUI; 2007

18

Anda mungkin juga menyukai