Anda di halaman 1dari 29

PENGATURAN NUTRISI PADA BERBAGAI TINGKAT USIA

disusun oleh:
Yahdi Rahmi(P00820722077)
Raihan Rahmadani(P00820722063)
Uswatun Hasanah(P00820722076)
Zainatussifa(P00820722078)
Zikriana suhera(P00820722079)
Zulkifli(P00820722064)
Muhammad Naufal(P00820722054)
Muhammad Riski(P00820722046)

dosen pembimbing: KhAyAtol fAdhilAh , S.Tr. GZ., M.KM

PRODI KEPERAWATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN ACEH UTARA
TA. 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil
menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan menuangkan ide-ide pikiran yang
baik kepada penulis untuk menyelesaikan kewajiban dalam menghadapi dan
melengkapi syarat-syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dengan
judul “Pengaturan Nutrisi Pada Berbagai Tingkat Usia”.
Shalawat bernada salam tidak lupa pula kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari cara berpola pikir yang tidak
mengetahui ilmu kearah yang lebih mengenal ilmu pengetahuan yang kita rasakan
sekarang.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga penulisan ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.
Waasalamualaikum wr. wb

Lhokseumawe, 12 February 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Nutrisi pada bayi............................................................................3
B. Nutrisi pada balita .........................................................................4
C. Nutrisi pada anak prasekolah.........................................................7
D. Nutrisi pada anan usia sekolah.......................................................11
E. Nutrisi pada remaja........................................................................12
F. Nutrisi pada orang dewasa.............................................................16
G. Nurisi pada lansia...........................................................................19

BAB III PENUTUP.........................................................................................25


A. Kesimpulan....................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan
zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan,
pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi
lainnya. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin (Almatsier, 2002).
Menurut Suhardjo (2003) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
status gizi diantaranya adalah faktor langsung: konsumsi makanan dan penyakit
infeksi. Serta faktor tidak langsung antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan
tentang gizi dan pendidikan. Sejalan dengan Suhardjo, Almatsier (2002)
menyatakan bahwa berbagai faktor sosial ekonomi akan mempengaruhi
pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendapatan
keluarga, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.
Faktor sosial ekonomi keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.Hal
ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi tentunya pemenuhan
kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan status sosial
ekonomi rendah (Marimbi, 2010). Demikian juga dengan status pendidikan ibu,
misalnya tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam
pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya
pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang
menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Gerungan,
2004). Pudjiadi (2001) memberikan gambaran bahwa semakin tinggi pendidikan
ibu, menunjukkan semakin tingginya status sosial ekonomi keluarga tersebut.
Saat ini diperkirakan setengah rakyat Indonesia atau 100 juta mengalami
kekurangan gizi, padahal disadari bahwa faktor gizi akan bisa menentukan

1
kualitas bangsa (Karyadi, 2005). Menurut sumber data Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah dari 484.389 orang anak yang menderita gizi buruk adalah 15.500
atau sekitar 3,2% dan gizi kurang sebesar 164.692 atau sekitar 34,7% (Khomsan,
2007).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memahami pemenuhan kebutuhan nutrisi pada tahap usia
2. Tujuan khusus
1) Memahami nutrisi pada bayi
2) Memahami nutrisi pada balita
3) Memahami nutrisi pada anak prasekolah
4) Memahami nutrisi pada anak usia sekolah
5) Memahami nutrisi pada remaja
6) Memahami nutrisi pada orang dewasa
7) Memahami nutrisi pada lansia
C.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nutrisi pada bayi


Saat bayi menginjak usia 6 bulan, sudah saatnya memberikan asupan nutrisi
lewat makanan padat. ASI memang masih diperlukan bayi, namun perkembangan
bayi tentu membutuhkan asupan gizi lainnya dari makanan pendamping ASI.
Nutrisi berikut ini akan membantu tumbuh kembang bayi mulai dari fisik hingga
perkembangan otaknya.  
1. Zat besi J
enis mineral ini memainkan peran penting dalam produksi hemoglobin.
Zat besi memiliki fungsi untuk memperlancar sel darah merah yang
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi juga membantu
perkembangan keterampilan motorik dan memori otak. Pastikan si kecil
mendapatkan 11 miligram zat besi yang bisa didapat dari daging sapi,
ayam, ikan, telur, alpukat, brokoli serta bayam.  
2. Zinc
Hampir sama seperti zat besi, nutrisi ini menjaga otak bayi untuk terus
berkembang dan bergerak. Zinc juga berfungsi untuk produksi sel darah
putih yang dapat melawan infeksi serta memastikan sel-sel tubuh
bertumbuh dengan baik. Jenis nutrisi ini, biasanya ada di dalam daging
sapi dan daging ayam. Biasanya makanan yang mengandung zat besi
juga mengandung zinc.  
3. Kalsium dan Vitamin D
Kalsium sangat baik untuk mengembangkan tulang kuat dan vitamin D
sangat baik untuk membantu penyerapan kalsium. ASI dan susu formula
memang telah memberikan kalsium yang dibutuhkan bayi. Namun, Anda
tetap perlu memberikan asupan kedua nutrisi ini yang bisa di dapatkan
dari telur dan ikan
4. Omega-3

3
Omega-3 memang dikenal untuk kesehatan jantung. Bagi bayi, nutrisi ini
punya fungsi lain yakni membantu perkembangan otak dan mata.
Berbagai penelitian juga mengungkapkan, omega-3 akan membantu
perkembangan kemampuan kognitif bayi. Lemak sehat ini pun,
membantu tubuh menyerap vitamin A dan E. Omega-3 bisa didapatkan
dari alpukat, salmon, tuna, minyak zaitun, dan lainnya
5. Vitamin A, B, C dan E
Keempat jenis vitamin ini dapat membantu perkembangan saraf, organ
mata, kulit hingga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Jenis vitamin
ini menjadi paket lengkap sebagai nutrisi yang dibutuhkan bayi.
Anda tak perlu ragu lagi untuk memasukkan berbagai jenis sayuran yang
terbukti memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Vitamin A berada di dalam
wortel serta ubi. Sementara sayuran hijau dan pisang memiliki kandungan vitamin
B yang tinggi. Vitamin C ada di dalam tomat, jeruk, stroberi hingga melon. Biji-
bijian juga
B. Nutrisi pada balita
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dibagi menjadi :
anak usia 6-11 bulan dengan rata-rata berat badan 9,0 kg dan tinggi badan 72 cm;
anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 13,0 kg dan tinggi badan 92 cm;
dan anak usia 4-6 tahun dengan rata-rata berat badan 19,0 kg dan tinggi badan
113 cm
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Anak
Kelompok BB TB E P Lemak KH Serat Air
umur (kg) (cm (kkal) (g) (g) (g) (g) (ml)
) Tota Omega Omega
l 3 6
6-11 9 72 800 15 35 0.5 4.4 105 11 600
Bulan
1-3 tahun 13 92 1350 20 45 0.7 7 215 19 1150
4- 6 tahun 19 113 1400 25 50 0.9 10 220 20 1650

4
1. Energi
Kebutuhan energi anak secara perorangan didasarkan pada
kebutuhan energi untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan
aktivitas. Energi untuk metabolisme basa bervariasi sesuai jumlah dan
komposisi jaringan tubuh yang aktif secara metabolik bervariasi sesuai
umur dan gender. Aktifitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan
untuk metabolisme basal. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan
oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot
membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan
jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan
zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa
dari tubuh.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi-padian,
umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan
dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. Energi
merupakan kemampuan atau tenaga untuk melakukan kerja yang
diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energi. Berdasarkan hasil Angka
Kecukupan Gizi (2019), angka kecukupan energi untuk anak usia 6-11
bulan adalah sebesar 800kkal/orang/hari, anak berusia 1-3 tahun adalah
sebesar 1350kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun
adalah sebesar 1400kkal/orang/hari.
2. Karbohidrat
Karbohidrat-zat tepung / pati-gula adalah makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan energi, energi yang terbentuk dapat digunakan
untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun
yang tidak disadari misal, gerakan jantung, pernapasan, usus, dan organ-
organ lain dalam tubuh. Pangan sumber karbohidrat misalnya serealia,
biji-bijian, gula, buah-buahan, umumnya menyumbang paling sedikit
50% atau separuh kebutuhan energi keseluruhan. Anjuran konsumsi

5
karbohidrat menurut Angka Kecukupan Gizi (2019) sehari bagi anak
usia 6-11 bulan sebesar 105gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 215 gram,
dan untuk usia anak 4-6 tahun sebesar 220 gram.
3. Protein
Kebutuhan protein anak termasuk untuk pemeliharaan jaringan.
Perubahan komposisi tubuh, dan pembentukan jaringan baru. Selama
pertumbuhan, kadar protein tubuh meningkat dari 14,6% pada umur satu
tahun menjadi 18-19% pada umur empat tahun, yang sama dengan kadar
protein orang dewasa. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan
diperkirakan berkisar antara 1-4 g/kg penambahan jaringan tubuh.
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan
jaringan tubuh, serta membuat enzim pencernaan dari zat kekebalan yang
bekerja untuk melindungi tubuh balita. Protein bermanfaat sebagai
presekutor untuk meurotransmitter demi perkembangan otak yang baik
nantinya.
Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2019), untuk
anak usia 6-11 bulan sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 20
gram, dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25 gram.Penilaian terhadap
asupan protein anak harus didasarkan pada: (1) kecukupan untuk
pertumbuhan, (2) mutu protein yang dimakan, (3) kombinasi makanan
dengan kandungan asam amino esensial yang saling melengkapi bila
dimakan bersama, (4) kecukupan asupan vitamin, mineral, dan energi.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup
tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang
dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara
proporsional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Angka kecukupan lemak untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 35 gram,
usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan anak usia 4-6 tahun sebesar 50 gram.

6
5. Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak
dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta
gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi cept
penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya
sehingga sebaiknya tidak diberikan secara berlebih. Kecukupan serat
untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 11 gram/hari, anak usia 1-3 tahun
adalah 19 gram/hari, sedangkan anak 4-6 tahun adalah 20 g/hari.
6. Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil untuk beberapa proses penting yang dilakukan di
dalam tubuh. Fungsi vitamin adalah untuk membantu proses
metabolisme, yang berarti kebutuhannya ditentukan oleh asupan energi,
karbohidrat, protein, dan lemak. Mineral adalah zat anorganik yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Mineral penting untuk
proses tumbuh kembang secara normal. Kekurangan konsumsi terlihat
pada laju pertumbuhan yang lambat, mineralisasi tulang yang tidak
cukup, cadangan besi yang kurang, dan anemia
C. Nutrisi pada anak prasekolah
Ketika si kecil sudah mulai masuk TK atau sekolah, asupan makanan
hariannya sudah mulai bisa disamakan dengan orang dewasa. Namun, bukan
berarti Anda bisa sembarangan memilih menu makanan harian untuk anak.
Asupan nutrisi anak harus diperhatikan dengan memastikan pilihan makanan
untuknya sudah sehat dan sesuai kebutuhan. Hall ini supaya ia tetap aktif, bugar,
dan sehat sepanjang hari. Simak panduan tepat untuk membantu memenuhi gizi
anak prasekolah berikut ini.
Sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan RI,
rata-rata kebutuhan energi harian anak usia 4-6 tahun yakni 1.600 kalori. Maka
sebisa mungkin, sajikan menu makan untuk memenuhi gizi anak prasekolah

dalam porsi yang mudah digenggam dan dikunyah.

7
1. Karbohidrat
Masa prasekolah adalah masa-masa di mana anak sibuk
beraktivitas fisik untuk lebih mengenal dunia sekitarnya. Itu sebabnya,
nafsu makan anak mudah berubah-ubah demi mencukupi kebutuhan
energinya sepanjang hari. Sebisa mungkin, pastikan setidaknya anak
mendapatkan sekitar 220 gram karbohidrat sehari.
Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana adalah jenis karbohidrat yang paling mudah
diserap, hingga kemudian diubah menjadi gula darah. Karbohidrat jenis
ini bisa ditemukan dalam madu, gula putih, gula merah, dan jenis
pemanis lainnya.
Karbohidrat ini juga ditemukan dalam berbagai makanan olahan,
seperti permen, soda, dan beragam minuman manis lainnya.
Karbohidrat kompleks
Sementara karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang
terbuat dari rantai molekul gula panjang, sehingga perlu waktu lama
untuk dicerna. Ada berbagam contoh makanan yang masuk ke dalam
golongan karbohidrat kompleks untuk membantu mencukupi kebutuhan
gizi anak prasekolah.
Mulai dari roti gandum, sereal gandum, kacang-kacangan, biji-
bijian, nasi, ubi, jagung, serta kentang. Karbohidrat jenis ini dapat
menyediakan tingkat energi yang stabil untuk anak beraktivitas
sepanjang hari.
2. Protein
Kebutuhan gizi protein untuk anak usia prasekolah adalah sebanyak
35 gram per hari. Supaya terpenuhi dengan baik, ada dua jenis protein
yang bisa Anda berikan pada si kecil.
Pertama, yakni protein hewani yang berasal dari sumber hewani
seperti daging sapi, daging ayam, ikan, telur, susu, dan lain sebagainya.
Para peneliti kerap menyebutkan bahwa anak yang diberikan makanan

8
tinggi protein, khususnya protein hewani, memiliki keuntungan
tersendiri.
Pasalnya, tubuh anak-anak tersebut cenderung lebih tinggi daripada
anak-anak seusianya yang tidak mendapatkan cukup asupan protein.
Kedua, yakni protein nabati yang bisa dengan mudah diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan. Contohnya seperti buah-buahan, tempe, tahu, kacang
kedelai, kacang merah, dan berbagai jenis kacang-kacangan lainnya.
Asupan protein nabati bermanfaat baik untuk menurunkan risiko
penyakit jantung, sekaligus menjaga berat badan ideal.
3. Lemak
Anak-anak usia prasekolah membutuhkan asupan gizi lemak
sekitar 62 gram setiap harinya. Namun jangan salah, tidak sembarang
lemak bisa Anda berikan begitu saja pada anak. Ada beberapa jenis
lemak, yaitu::
Lemak baik
Lemak baik hadir dalam bentuk asam lemak tak jenuh tunggal dan
asam lemak tak jenuh ganda. Jika ingin anak memperoleh jenis lemak
yang satu ini, Anda bisa memberikan buah alpukat, kacang almond,
minyak zaitun, ikan salmon, tofu, dan lainnya.
Lemak jahat
Sedangkan lemak jahat biasanya didapatkan dari makanan sumber
lemak jenuh dan lemak trans. Ambil contoh seperti lemak dari daging
merah, daging ayam, serta minyak kelapa sawit. Tak hanya itu, produk
olahan susu tinggi lemak seperti mentega dan keju, juga menyumbang
sejumlah lemak yang kurang baik untuk tubuh.
4. Serat
Idealnya, anak prasekolah sekitar usia 4-6 tahun membutuhkan
asupan serat sebanyak 22 gram sehari. Sayangnya, pada kenyatannya
tidak sedikit anak yang mengalami sembelit karena kekurangan asupan
serat. Kondisi ini biasanya terjadi ketika anak lebih suka makan makanan
siap saji, seperti chicken nugget, sosis, dan kentang goreng.

9
Padahal, buah dan sayur merupakan sumber makanan tinggi serat
yang tidak boleh terlewatkan. Tidak hanya mengandung serat. Buah dan
sayur juga dapat mencegah penyakit jantung, mengontrol kadar gula
darah, serta menjaga berat badan anak agar terhindar dari risiko obesitas.
Anak prasekolah sekitar usia 4-6 tahun, membutuhkan setidaknya
asupan gizi dari 2 porsi buah dan 3 porsi sayuran setiap harinya. Sebagai
perbandingan, satu porsi buah adalah satu buah yang berukuran sedang
atau dua buah ukuran kecil.
Misalnya satu buah tomat besar atau dua buah tomat kecil.
Sementara itu, satu porsi sayuran sama dengan satu buah kentang ukuran
sedang atau 30 gram bayam (satu ikat bayam utuh sekitar 200 gram).
5. Vitamin dan mineral
Di samping kebutuhan zat gizi makro seperti yang disebut di atas,
anak juga tak boleh kekurangan zat gizi mikronya. Maka itu, pastikan
Anda memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak dalam sehari
dengan memberikannya sumber makanan bergizi.
Daging hewan tanpa lemak dari ikan, ayam, dan unggas dapat
membantu memenuhi kebutuhan zat gizi mikro. Mulai dari zat besi, seng,
kalsium, natrium, tembaga, vitamin A, vitamin B, serta segudang vitamin
dan mineral lainnya.
Salah satu mineral yang baik untuk pertumbuhan tubuh anak yakni
kalsium. Kalsium sangat diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi
anak. Bukan hanya itu, kalsium juga diperlukan untuk fungsi jantung,
pembekuan darah, serta fungsi otot.
Sumber utama kalsium adalah semua susu dan produk susu, seperti
keju dan yogurt. Bagi anak prasekolah, dianjurkan untuk mendapatkan
asupan susu sekitar 200 ml setiap hari. Agar kalsium dapat terserap
dengan baik dalam tubuh, sandingkan sumber kalsium anak dengan
makanan sumber vitamin D.
Contohnya ikan tuna, salmon, sarden, makarel, kuning telur, dan
lain sebagainya. Dengan terpenuhinya asupan gizi tersebut, bisa

10
membantu menunjang tumbuh kembang tubuh dan otak anak usia
prasekolah.
D. Nutrisi pada anak usia sekolah
Kebutuhan gizi anak usia sekolah relatif lebih besar daripada anak
dibawahnya, karena pertumbuhan lebih cepat terutama penambahan tinggi badan.
Perbedaan kebutuhan gizi anak laki-laki dan perempuan dikarenakan anak laki-
laki lebih banyak melakukan aktifitas fisik sehingga membutuhkan energi lebih
banyak. Sedangkan perempuan sudah masuk masa baligh sehingga membutuhkan
protein dan zat besi yang lebih banyak (Istianty dan Ruslianti, 2013).
Golongan ini disebut golongan anak sekolah yang biasanya mempunyai
banyak perhatian dan aktifitas di luar rumah sehingga sering melupakan waktu
makan. Makan pagi (sarapan) perlu diperhatikan untuk menjaga kebutuhan tubuh,
dan supaya akan lebih mudah menerima pelajaran disekolah. Makanan anak usia
sekolah seperti makanan orang dewasa. Bertambahnya berbagai ukuran tubuh
pada proses tumbuh, salah satunya dipengaruhi oleh faktor gizi (Istianty dan
Ruslianti, 2013).
1. Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara otot, darah, kulit
dan jaringan serta organ tubuh. Pada anak, fungsi terpenting protein
adalah untuk pertumbuhan.

2. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi , penyerapan beberapa vitamin.
Selain itu, lemak juga berfungsi untuk pertumbuhan, terutama sel otak.
3. Karbohidrat
Asupan karbohidrat secara tidak langsung berperan dalam proses
pertumbuhan. Konsumsi karbohidrat akan disimpan di dalam tubuh
dalam bentuk glikogen atau lemak tubuh.
4. Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil daripada
protein, lemak dan karbohidrat tetapi sangat esensial untuk tubuh.
Keduanya mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara

11
keseluruhan.

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Anak Usia


Sekolah
Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidrat
(thn) (kg) (cm) (kkal) (g) (g) (g)
7-9 27 130 1850 49 72 10
10-12
34 142 2100 56 70 13
(pria)
10-12
36 145 2000 60 67 20
(wanita)

Menurut Martianto (2006) rekomendasi kontribusi energi dan zat gizi sarapan
sebanyak 25 persen, makan siang 30 persen, makan malam 25 persen dan makan
selingan pagi dan sore masing-masing 10 persen.
E. Nutrisi pada remaja
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan
dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), Nutrisi pada
masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:
1) Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual
2) Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
3) Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
4) Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat
Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta
perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal
yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini
dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi
remaja dibahas berikut ini:

12
1. Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme
basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-
kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat
dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB
pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan yang komposisi tubuhnya
mengandung lemak lebih banyak. Karena usia saat terjadinya percepatan
tumbuh sangat bervariasi, maka perhitungan kebutuhan energi berdasarkan
tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.
Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan
energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada
masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau
hambatan pertumbuhan.
2. Protein
Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk
rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan
untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh.
Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi
(perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan
protein secara konsisten pada masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear
berkurang, keterlambatan maturasi seksual serta berkurangnya akumulasi
massa tubuh tanpa lemak.
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain
juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50%
atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari
karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa.
Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok
lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya
meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di
Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang

13
mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi
gizi lebih.
4. Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai
negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi
lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10%
berasal dari lemak jenuh.
Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat,
kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.
5. Mineral
Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang
tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami
pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak
pembentukan massa tulang berlangsung pada masa remaja, sehingga
kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk kepadatan masa
tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis. Pada usia 17 tahun,
remaja telah mencapai hampir 90% dari masa tulang dewasa, sehingga
masa remaja merupakan peluang (window of opportunity) untuk
perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.
Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok
remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik,
disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang
difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada
susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan
farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi
sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila
dikonsumsi bersama makanan dengan dosis tidak lebih dari 500 mg.
Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja
baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya

14
pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada
remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi.
Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari.
Besi dalam bentuk neme yang terdapat pada sumber hewani lebih mudah
diserap dibanding besi non-heme yang terdapat pada biji-bijian atau
sayuran.
Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses
metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen.
Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan
maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein,
kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan
kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan
sumber seng yang baik.
6. Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga
diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik.
Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber
vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju.
Sumber β- karoten sebagai pro-vitamin A yang sering dikonsumsi remaja
berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan
susu.
Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada
remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan
yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan
sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.
Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan
ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan
pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok
lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup
dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan tambahan
vitamin C hingga 35 mg per hari.

15
Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga
kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada
masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina
bifida pada bayi.

7. Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal
usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti
kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan
serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah,
menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas.
Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan rumus : ( umur + 5 ) gram
dengan batas atas sebesar ( umur + 10 ) gram.

F. Nutrisi pada orang dewasa


1. karbohidrat
Angka kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal (untuk
perempuan) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi
ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat adalah antara lain beras, terigu, umbi-
umbian, jagung, dan gula. (anda, 2012)
2. kebutuhan protein
Kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh2000-. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62
gr/hr untuk perempuan dan pada laki-laki 55-66 gr/hr. Kebutuhan protein
pada usia dewasa adalah 50-60 gr/hr atau berkisar 11% dari total masukan
energi.
Berbagai sumber protein adalah antara lain daging merah, susu,
tempe, kacang-kacangan, dll (sudarmani.2005)

16
3. lemak
Kebutuhan lemak pada orang dewasa todak boleh melebihi 630 kkal
atau sekitar 30% dari total kalori. Energi yang paling dekat dengan
makanan adalah lemak. Konsumsi lemak yang tinggi dari makanan
kemungkinan akan menaikkan kadar lipid darah yang disertai peningkatan
resiko terserang penyakit jantung koroner.
Adapun contoh lemak jenuh adalah kolesterol. Kolesterol dibuat di
hati dan berperan dalam produksi garam empedu serta hormon-hormon.
Namun kolesterol ini dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil.
Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh antara lain, daging,
merah, hasil peternakan yang banyak mengandung lemak serta telur dan
banyak juga ditemukan pada makanan olahan kalengan. Konsumsi lemak
harus diimbangi dengan makanan yang mengandung serat, karena serat
mengikat kolesterol dan menyingkirkannya dari darah. (Mary E.
Beck.2011)
4. kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama dewasa karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat terjadi, karena energi yang
meningkat maka pertumbuhan kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat
antara lain
1) Vitamin A, fungsi dari vitamin A ini adalah untuk mencegah
kerusakan mata, meningkatkan kesehatan imun, juga berperan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan sel serta menjaga kesehatan
kulit. Sumber vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah yang
berwarna oranye seperti wortel, labu, aprikot, peach, pepaya, dan
mangga.
2) Vitamin C, berfungsi dalam pembentukan kolagen, yaitu jaringan
tissue yang menahan sel. Vitamin C juga penting untuk pertumbuhan
tulang, gigi, gusi serta pembuluh darah, membantu penyerapan zat
besi dan kalsium, dan membantu dalam proses penyembuhan luka.

17
Vitamin C dalam jumlah banyak dapat ditemukan pada buah berry,
kiwi, jeruk, tomat, jambu biji, dan anggur.
3) Vitamin D, berfungsi untuk memperkuat tulang karena vitamin D
membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Sumber vitamin D
dapat diproduki oleh tubuh saat terkena sinar matahari. Sumber lain
yang mengandung vitamin D adalah kuning telur, minyak ikan, dan
susu.
4) Vitamin E, berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat melindungi sel
dari kerusakan. Vitamin E juga penting untuk kesehatan sel darah
merah. Sumber vitamin E dapat ditemukan dalam berbagai macam
makanan seperti minyak nabati, kacang-kacangan, sayuran berdaun
hijau, alpukat, dan gandum.
5) Vitamin B1 (thiamin), berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi
energi, diperlukan juga oleh jantung, otot, dan sistem saraf agar dapat
berfungsi dengan baik. Sumber vitamin B1 banyak terdapat pada
daging, ikan, kacang-kacangan, makanan yang terbuat dari kedelai,
gandum, dan beras.
6) Vitamin B2 (riboflavin), berfungsi dalam pembentukan sel darah
merah dan kesehatan mata. Sumber vitamin B2 banyak terdapat pada
kacang polong, telur,  daging, produk olahan susu, dll.
7) Vitamin B3, berfungsi membantu mengubah makanan menjadi energi,
menjaga kesehatan kulit, dan fungsi saraf. Sumber vitamin B3
terdapat pada daging, unggas, ikan, dan kacang.
8) Vitamin B6, berfungsi untuk menjalankan fungsi normal otak dan
saraf, serta bermanfaat untuk memecah protein. Sumber vitamin B6
banyak terdapat pada pisang, kentang, buncis, bayam, dan kacang-
kacangan.
9) Vitamin B9 biasa disebut asam folat, berfungsi membantu
pembentukan sel darah merah dan DNA. Sumber vitamin B9 terdapat
pada telur, daging merah, sayuran berdaun hijau, asparagus, oti, mie,
dan sereal.

18
10) Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga fungsi saraf. Sumber vitamin
B12 terdapat pada ikan, telur, daging, susu, dan makanan yang telah
difortifikasi. (Mary E. Beck.2011)
5. Kalsium
Lebih kurang dari 12% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50%
masa tulang dewasa dicapai pada masa remaja, kalsium untuk orang
dewasa adalah 600-700 mg. Bagi laki-laki dewasa kebutuhan mineral akan
kalsium cukup 0,45 gr/hr.
Bahwa kebutukan kalsium 7,5mg/kg berat badan adalah kurang lebih
sama dengan 0,5-0,7 gram sehari bagi orang dewasa normal. Sumber
kalsium antara lain adalah susu, ikan, kacang dan sayuran. (Tim dokter
anda. (2012)) 
G. Nutrisi pada lansia
Kebutuhan gizi lansia tidak bisa disamakan satu sama lain. Artinya beberapa
lansia mungkin membutuhkan lebih sedikit nutrisi tertentu, tapi lebih banyak jenis
nutrisi lain. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kesehatan dari masing-masing lansia.
Namun, umumnya kebutuhan nutrisi pada lansia akan mengalami penurunan
karena adanya penurunan dari massa tubuh dan kecepatan metabolisme.
1. Kebutuhan Kalori pada Lansia
Kebutuhan kalori harian Anda akan berkurang sejalan dengan
bertambahnya usia. Selain itu, kebutuhan kalori juga dipengaruhi oleh
faktor lain, seperti berat tubuh, jenis kelamin, tinggi badan, berat tubuh,
dan tingkat aktivitas. Meskipun kebutuhan nutrisi pada lansia akan
mengalami peningkatan untuk beberapa makanan, bukan berarti
kebutuhan kalorinya akan meningkat.
Bila dilihat dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, wanita berusia 30 tahun
rata-rata membutuhkan 2.150 kalori dan berubah menjadi 1.425 kalori
ketika menginjak usia 80 tahun. Sedangkan pria berusia 30 tahun
membutuhkan 2.625 kalori yang akan berubah menjadi 1.525 kalori
ketika menginjak usia 80 tahun ke atas.

19
Untuk mengetahui kebutuhan kalori lansia di atas usia 50 tahun
berdasarkan tingkat aktivitas fisiknya, National Institute on Aging merilis
panduan berikut ini:
●      Kebutuhan kalori untuk pria di atas 50 tahun;
Aktif, membutuhkan 2.400 – 2.800 kalori per hari
Sedikit aktif, membutuhkan kalori 2.200 – 2.400 kalori per hari
Tidak aktif, membutuhkan 2.000 kalori per hari
●      Kebutuhan kalori untuk wanita di atas usia 50 tahun;
Aktif, membutuhkan 2.000 – 2.200 kalori per hari
Sedikit aktif, membutuhkan 1.800 kalori per hari
Tidak aktif, membutuhkan 1.600 kalori per hari

Meskipun dapat dijadikan patokan, panduan kalori yang lebih akurat bisa
Anda dapatkan dengan berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi. Asupan kalori
tersebut akan disesuaikan juga dengan kondisi dan usia Anda.

2. Kebutuhan Protein Lansia


Kebutuhan gizi lansia perlu dipenuhi untuk menjaga kesehatan
mereka. Salah satu gizi yang penting bagi kesehatan mereka adalah
protein. Meskipun lansia mengalami penurunan massa otot, kebutuhan
akan protein tidak berkurang malah harus lebih tinggi bila dibandingkan
orang dewasa. Protein memiliki peranan penting bagi lansia karena dapat
mempengaruhi otak, massa tulang dan otot, sistem kekebalan tubuh,
metabolisme, serta kesehatan rambut, kulit, dan kuku.
Sebagai contoh, karena massa otot berkurang saat usia lanjut, maka
untuk memperbaikinya diperlukan asupan protein dari luar. Kebutuhan
gizi lansia yang berasal dari protein perlu ditingkatkan sebanyak 12 –
14% dari kebutuhan protein orang dewasa. Sumber protein ini bisa
didapatkan dari telur, daging sapi, ikan, susu, seafood, dan kacang-
kacangan.

20
3. Kebutuhan Lemak Lansia
Lemak menjadi kebutuhan gizi lansia yang perlu dipenuhi, tapi
dengan batasan tertentu. Lansia dianjurkan untuk mengonsumsi 20 –
30% dari total kalori yang dibutuhkan. 20% konsumsi lemak sebaiknya
berasal dari asam lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty
acid (PUFA). Minyak nabati seperti minyak zaitun, minyak jagung, dan
minyak bunga matahari menjadi sumber lemak tidak jenuh yang bisa
dikonsumsi oleh lansia, sedangkan lemak hewani biasanya lebih banyak
mengandung asam lemak jenuh. Hindari konsumsi lemak total yang
terlalu tinggi, lebih dari 40%, untuk mencegah penyakit atherosclerosis.
4. Kebutuhan Karbohidrat dan Serat Pangan
Kebutuhan gizi lansia yang perlu dipenuhi adalah karbohidrat.
Tetapi, pilihlah karbohidrat kompleks yang berasal dari biji-bijian, umbi-
umbian, kentang, roti gandum, dan kacang-kacangan. Selain sebagai
sumber energi, karbohidrat kompleks juga menjadi sumber serat yang
baik untuk sistem pencernaan lansia.
Serat sendiri menjadi kebutuhan nutrisi pada lansia yang perlu
dipenuhi karena dapat menurunkan risiko penyakit yang umumnya
diderita saat usia lanjut seperti diabetes dan penyakit jantung. Serat
pangan bisa didapat melalui biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran.
5. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral merupakan kebutuhan nutrisi pada lansia yang
perlu dipenuhi. Dengan mendapatkan asupan vitamin dan mineral, tubuh
akan terjaga kesehatannya. Misalnya, beberapa vitamin dapat menjaga
kesehatan saraf, mencegah infeksi, meningkatkan kesehatan saraf. Secara
umum, berikut ini kebutuhan vitamin dan mineral lansia yang perlu
dipenuhi berdasarkan data Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 28 Tahun 2019:

21
 AKG Pria Lansia (Usia 65 – 80 tahun)
1) Vitamin
Vitamin A: 650 RE
Vitamin D: 20 mcg
Vitamin E: 15 mcg
Vit. B1 (Tiamin): 1,2 mg
Vit. B2 (Riboflavin): 1,3 mg
Vit. B3 (Niacin): 16 mg
Vitamin K: 65 mcg
Vitamin C: 90 mg
Vitamin B5: 5 mg
Vitamin B6: 1,7 mg
Vitamin B12: 4 mcg
Asam folat: 400 mcg 

2) Mineral
Kalsium: 1.200 mcg
Fosfor: 700 mg
Magnesium: 350 mg
Zat besi: 9 mg
Iodium: 150 mcg
Seng: 11 mg
Kalium: 4.700 mg
Natrium: 1.100 mg
Tembaga: 900 mcg

AKG Wanita Lansia (Usia 65 – 80 tahun)


1) Vitamin
Vitamin A: 600 RE

22
Vitamin D: 20 mcg
Vitamin E: 20 mcg
Vit. B1 (Tiamin): 1,1 mg
Vit. B2 (Riboflavin): 1,1 mg
Vit. B3 (Niacin): 14 mg
 Vitamin K: 55 mcg
Vitamin C: 75 mg
Vitamin B5: 5 mg
Vitamin B6: 1,6 mg
Vitamin B12: 4 mcg
Asam folat: 400 mcg

2) Mineral
Kalsium: 1.200 mcg
Fosfor: 700 mg
Magnesium: 320 mg
Zat besi: 8 mg
Iodium: 150 mcg
Seng: 8 mg
Kalium: 4.700 mg
Natrium: 1.200 mg
Tembaga: 900 mcg

23
6. Kebutuhan Cairan (Air)
Sistem hidrasi semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Hal inilah yang dialami oleh lansia sehingga kebutuhan akan cairan atau
air semakin meningkat. Pada dasarnya, karena menurunnya sistem hidrasi,
lansia tidak akan merasa haus seperti dulu meskipun tubuh membutuhkan
asupan cairan. Akibatnya lansia jadi rentan terkena dehidrasi yang
menyebabkan mereka jadi mudah lupa, lelah, bahkan meningkatkan risiko
terkena berbagai penyakit berbahaya seperti hipertensi atau demensia.
Asupan cairan dalam bentuk minuman dan makanan sangat
dibutuhkan oleh tubuh untuk mengganti cairan yang hilang. Asupan cairan
semakin penting bagi lansia karena dapat membantu mencerna makanan
sekaligus meningkatkan fungsi kerja ginjal. Maka dari itu, lansia
dianjurkan untuk memenuhi asupan cairan dengan mengonsumsi air putih
sebanyak 6 – 8 gelas per hari. Asupan cairan memang penting, tapi jangan
sampai berlebihan dalam mengonsumsinya. Pasalnya, bila mengonsumsi
terlalu banyak air malah akan membahayakan kesehatan di usia lanjut.
Seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami perubahan. Terlebih
ketika memasuki usia lanjut, fungsi organ tubuh berisiko mengalami
penurunan kinerja. Untuk mencegah hal ini, memenuhi kebutuhan gizi
lansia sangatlah penting guna menjaga kesehatan tubuh di usia lanjut.
Namun, perlu diperhatikan juga apa saja asupan gizi serta kebutuhan
nutrisi pada lansia yang diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan
kondisi tubuh.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita
bisasimpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting.
Banyaksekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi tubuh kita.
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai
jika terjadi keseimbangan dengan aspek aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga
dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu,
fungsienzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit. Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera
diselesaikandengan tindakan-tindakan yang tepat. Pemenuhan nutrisi pada setiap
orang juga berbeda beda sesuai dengan tingkat usia dan jenis kelamin.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja

Beck,Mary.E 2000. ILMU GIZI & DIET. Yogyakarta: YAYASAN ESSENTIA


MEDICA

Sediaoetama Achmad Djaelani, 1991, Ilmu Gizi untuk Profesi dan


Mahasiswa,Jakarta: DIEN RAKYAT.

http://ml.scribd.com/doc/100288217/Prinsip-Nutrisi

26

Anda mungkin juga menyukai