Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN STUNTING


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perbaikan Keperawatan Anak yang diampu

oleh Ibu Sri Yekti Widadi,M.Kep

Disusun Oleh:

Reja Sudirman (KHGC21144)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANA KARSA HUSADA GARUT

2022
1. KONSEP DASAR STUNTING
A. PENGERTIAN
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau
tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak
dari WHO (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018).
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan karena malnutrisi kronis yang
ditunjukkan dengan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) kurang dari -2 SD
(Al-Anshori, 2013)
B. KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN STUNTING
Penilaian status gizi pada anak biasanya menggunakan pengukuran antropometri,
secara umum pengukuran antopometri berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh.
(SDIDTK, 2016). Keadaan stunting dapat diketahui berdasarkan pengukuran TB/U lalu
dibandingkan dengan standar. Secara fisik balita stunting akan tampak lebih pendek dari
balita seusianya. Klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator tinggi badan per
umur (TB/U) (SDIDTK, 2016).
Tabel 1 Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks PB/U
Katagori Status Gizi Ambang Batas Z-score
Sangat pendek Z score <-3,0
Pendek Z score ≥-3,0 s/d z score <-2,0
Normal Z acore ≥-2,0
Sumber: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak, 2016
C. ETIOLOGI
Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
3. Riwayat penyakit.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak factor
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya
asupan gizi pada bayi (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018). Faktor penyebab
stunting ini dapat disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak langsung. Penyebab
langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan
penyebab tidak langsung adalah pemberian ASI dan MP-ASI, kurangnya pengetahuan
orang tua, faktor ekonomi, rendahnya pelayanan kesehatan dan masih banyak faktor
lainnya (Mitra, 2015).
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Kementrian desa, (2017) balita stunting dapat dikenali dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun.
2) Kecepatan tumbuh tinggi badan <4cm/tahun kemungkinan ada kelainan hormonal.
3) Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya
4) Tanda pubertas terlambat.
5) Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
6) Pertumbuhan gigi terlambat.
7) Usia 8 - 10 tahun anak menjadi lebih pendiam
8) Tidak banyak melakukan eye contact.
9) Pertumbuhan melambat.
10) Wajah tampak lebih muda dari usianya.

E. PATOFISIOLOGI
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi
ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan.
Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh
(catch up growth) yang memadai (Mitra, 2015). Masalah stunting terjadi karena adanya
adaptasi fisiologi pertumbuhan atau non patologis, karena penyebab secara langsung
adalah masalah pada asupan makanan dan tingginya penyakit infeksi kronis terutama ISPA
dan diare, sehingga memberi dampak terhadap proses pertumbuhan balita (Sudiman,
2018).
Pada balita dengan kekurangan gizi akan menyebabkan berkurangnya lapisan
lemak di bawah kulit hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi sehingga tubuh
memanfaatkan cadangan lemak yang ada, selain itu imunitas dan produksi albumin juga
ikut menurun sehingga balita akan mudah terserang infeksi dan mengalami perlambatan
pertumbuhan dan perkembangan. Balita dengan gizi kurang akan mengalami peningkatan
kadar asam basa pada saluran cerna yang akan menimbulkan diare (Maryunani, 2016).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif dan Kusuma, 2016 mengatakan pemeriksaan penunjang untuk
stunting antara lain:
1) Melakukan pemeriksaan fisik.
2) Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA, lingkar kepala.
3) Melakukan penghitungan IMT.
4) Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin, protein total, elektrolit
serum.

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Khoeroh dan Indriyanti, 2017 beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi stunting yaitu.
1. Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu setiap bulan.
2. Pemberian makanan tambahan pada balita.
3. Pemberian vitamin A.
4. Memberi konseling oleh tenaga gizi tentang kecukupan gizi balita.
5. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan
ditambah asupan MP-ASI.
6. Pemberian suplemen menggunakan makanan penyediaan makanan dan minuman
menggunakan bahan makanan yang sudah umum dapat meningkatkan asupan energi
dan zat gizi yang besar bagi banyak pasien.
7. Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus peroral siapguna yang
dapat digunakan bersama makanan untuk memenuhi kekurangan gizi.
H. KOMPLIKASI
Menurut Kementrian desa, 2017 dampak buruk yang ditimbulkan akibat stunting
antara lain:
1) Anak akan mudah mengalami sakit.
2) Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa.
3) Kemampuan kognitif berkurang.
4) Saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan.
5) Fungsi tubuh tidak seimbang.
6) Mengakibatkan kerugian ekonomi.
Menurut WHO dalam Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2018) dampak yang
ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang.
1) Dampak Jangka Pendek.
a) Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
b) Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal
c) Peningkatan biaya kesehatan.
2) Dampak Jangka Panjang.
a) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan
pada umumnya);
b) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
c) Menurunnya kesehatan reproduksi;
d) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
e) Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
I. PATHWAY
Penyakit Pemberian ASI Social
Factor nutrisi
infeksi dan MP-ASI ekonomi

Intake nutrisi menurun


Kurang pengetahuan
Gizi kurang orang tua

Kegagalan melakukan perbaikan gizi


Manajemen
yang terjadi dalam waktu lama
Kesehatan Keluarga
Tidak Efektif
Stunting

Intake kurang dari kebutuhan tubuh


Deficit protein dan kalori

Hilangnya lemak Daya tahan tubuh Asam amino dan produksi


dibantalan kulit menurun albumin menurun

Turgor kulit Keadaan umum Gangguan pertumbuhan dan


menurun melemah imun tubuh berkurang

Gangguan Gangguan Tumbuh


Risiko infeksi Kembang
Integritas Risiko
saluran
Kulit/Jaringan Infeksi
pernapasan

Anoreksia Hiperperistaltik usus

Deficit Nutrisi Diare


2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan berupa gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama
semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
2) Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi
dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif
lama).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien dan lain-lain.
4) Riwayat penyakit alergi
Meliputi pengkajian terkait riwayat alergi yang dimiliki pasien
5) Riwayat imunisasi
Meliputi pengkajian terkait riwayat imunisasi apa saja yang sudah didapatkan, pada
usia berapa saja mendapatkan imunisasi tesebut dan reaksi pasca imunisasi.
6) Riwayat tumbuh kembang
1. Riwayat prenatal : meliputi pengkajian terkait kehamilan anak seperti keluhan
yang dialami saat hamil, riwayat pengobatan, asupan nutrisi saat hamil.
2. Riwayat natal : meliputi pengkajian terkait riwayat kelahiran anak, dan kendala
selama melahirkan.
3. Riwayat post natal : meliputi pengkajian terkait kondisi anak setelah dilahirkan.
4. Pertumbuhan dan perkembangan
7) Pemeriksaan fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
a. Keadaan Umum Meliputi Status Kesadaran Dan Tanda-Tanda Vital
b. Pemeriksaan Fisik Head To Toe Dimulai Dari
1. Kepala : kesimetrisan, bentuk kepala, persebaran rambut, warna rambut,
2. Mata : kesimetrisan, warna kornea, reaksi pupil, adakah edema atau luka.
3. Telinga : kesimetrisan, bentuk telinga, adakah lesi, luka perdarahan atau
edema
4. Hidung : kesimetrisan, adakah polip, perdarahan, edem
5. Mulut : membran mukosa, keadaan gigi, gusi, caries
6. Leher : kesimetrisan, adakah JVD, defisensi trakea
7. Dada , paru – paru : kesimetrisan, bentuk dada, adakah otot bantu nafas,
adanya suara nafas tambahan
8. Jantung : adakah ictus cordis, suara bunyi jantung dan suara bunyijantung
tambahan
9. Abdomen : bentuk abdomen, adakah massa atau benjolan, nyeri tekan
10. Genetalia : kebersihan, adakah lesi, benjolan atau nyeri tekan
11. Punggung atau tulang belakang : adakah lesi atau kelaina bentuk tulang
belakang, nyeri tekan atau fraktur
12. Ekstermitas : kesimetrisan otot, adakah deformitas, fraktur, luka, edema
13. Neurologi
8) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht,
transferin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
2) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
3) Gangguan Tumbuh Kembang
4) Defisit Nutrisi
5) Risiko Infeksi
6) Diare
C.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan keluarga Dukungan Koping Keluarga
keluarga tidak efektif Observasi:
D.0115 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
diharapkan manajemen kesehatan keluarga meningkat - Identifikasi beban prognosis secara psikologis
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan setelah pulang
Pola penanganan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Terapeutik:
maslah kesehatan menurun Meningkat - Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
dalam keluarga tidak 1 Kemampuan menjelaskan maslah kesehatan yang dialami - Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
memuaskan untuk 1 2 3 4 5 - Diskusikan rencana medis dan perawatan
memulihkan kondisi 2 Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat - Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang
kesehatan anggota 1 2 3 4 5 diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan pasien
keluarga 3 Partisipasi dalam program kesehatan komunitas - Hargai dan dukukng mekanisme koping adaptif yang digunakan
Edukasi
1 2 3 4 5
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala
Menurun Cukup Sedang Cukup Menurun
- Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia
meningkat menurun
Kolaborasi
19 Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang - Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
ditetapkan
1 2 3 4 5

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Kulit/Jaringan Observasi:
D.0129 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat Terapeutik:
Pengertian : Kriteria Hasil: - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
Kerusakan kulit Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
(dermis dan/atau Menurun Meningkat
Edukasi
epidermis) atau 1 Elastisitas
- Anjurkan menggunakan pelembab
jaringan (membran 1 2 3 4 5 - Anjurkan minum air yang cukup
mukosa, kornea, 2 Hidrasi - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
fasia, otot, tendon, 1 2 3 4 5 - Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
tulang, kartilago, Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun - Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya
kapsul sendi Meningkat Menurun Perawatan Luka
dan/atau ligamen) 3 Kerusakan lapisan kulit Observasi:
1 2 3 4 5 - Monitor karakteristik luka
4 Perdarahan - Monitor tanda-tanda infeksi
1 2 3 4 5 Terapeutik:
- Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
5 Nyeri
- Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
1 2 3 4 5
- Bersihkan jaringan nekrotik
6 Hematoma - Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
1 2 3 4 5 - Pasang balutan sesuai jenis luka
- Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur debridement
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Status perkembangan Perawatan Perkembangan
Tumbuh Observasi:
Kembang - Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
D.0106 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 - Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis.lapar,
status perkembangan membaik tidak nyaman)
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik:
Kondisi individu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi premature
mengalami Menurun Meningkat - Berikan sentuhan yang bersifat grntle dan tidak ragu-ragu
gangguan 1 Keterampilan/perilaku sesuai usia - Meminimalkan nyeri
kemampuan 1 2 3 4 5 - Meminimalkan kebisingan ruangan
bertumbuh dan 2 Kemampuan melakukan perawatan diri - Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
berkembang 1 2 3 4 5 - Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
sesuai dengan 3 Respon social - Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
kelompok usia - Fasilitasi anak berbagi dan bergantian/bergilir
1 2 3 4 5 - Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan
balik atas usahanya
- Pertahankan kenyamanan anak
- Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara
mandiri )mis.makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)
- Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang disukai
- Bacakan cerita atau dongrng
- Dukung partisipasi anak disekolah, ekstrakurikuler dan aktivitas komunitas
Edukasi
- Jelaskan orang tua dan atau pengasuh tentang milestone perkembangan
anak dan perilaku anak
- Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
- Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
- Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
- Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Promosi perkembangan anak
Observasi:
- Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak
Terapeutik:
- Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya
- Dukung anak berinteraksi dengan anak lain
- Dukung anak mengekpresikan perasaannya secara positif
- Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya
- Dukung pastisipasi anak di sekolah, ekstrakulikuler dan aktivitas komunitas
- Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak
- Bernyanyi Bersama anak lagu-lagu yang disukai anak
- Bacakan dongeng/cerita untuk anak
- Diskusikan Bersama remaja tujuan dan harapannya
- Sediakan kesempatan dan alat-alat untuk menggambar, melukis dan
mewarnai
- Sediakan mainan berupa puzzle dan maze
Edukasi
- Jelaskan nama-nama benda objek yang ada dilingkungan sekitar
- Ajarkan pengasuh milestones perkembangan dan perilaku yang dibentuk
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan kompetisi diatara anak
- Ajarkan anak cara meminta bantuan dari anak lain, jika perlu
- Ajarkan Teknik asertif pada anak dan remaja
- Demonstrasikan kegiatan yang meningkatkan perkembangan pada
pengasuhan
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perlu
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
status nutrisi terpenuhi. - Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
tidak cukup Menurun Meningkat - Monitor asupan makanan
1 Porsi makanan yang dihabiskan - Monitor berat badan
untuk
Terapeutik:
memenuhi 1 2 3 4 5
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
kebutuhan 2 Berat Badan atau IMT
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
metabolisme. 1 2 3 4 5 - Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral
3 Frekuensi makan dapat ditoleransi
1 2 3 4 5 Edukasi
4 Nafsu makan - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
1 2 3 4 5 - Ajarkan diet yang diprogramkan
5 Perasaan cepat kenyang Kolaborasi
1 2 3 4 5 - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
- Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Diare Eliminasi Fekal Manajemen Diare
D.0020 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan eliminasi fekal membaik - Identifikasi penyebab diare (mis, inflamasi gastrointestinal, iritasi
Pengertian : Kriteria Hasil: pastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi,ansietas, stress,efek obat-
Pengeluaran Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat obatan, pemberian boto susu)
feses yang Menurun Meningkat - Identifikasi riwayat pemberian makanan
1 Control pengeluaran feses - Identifikasi gejala invaginasi (mis.tangisan keras, kepucatan pada bayi)
sering, lunak
- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
dan tidak 1 2 3 4 5
- Monitor tanda dan gejala hypovelemia (mis.takikardi, nadi teraba lemah,
berbentuk 2 Keluhan defekasi lama dan sulit
tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
1 2 3 4 5 CRT ,elambat, BB menurun)
3 Mengejan saat defekasi - Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
1 2 3 4 5 - Monitor jumlah pengeluaran diare
memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik - Monitor keamanan penyiapan makanan
memburuk membaik Terapeutik:
4 Konsistensi feses - Berikan asupan cairan oral (mis.larutan garam gula, oralit, pedialyte,
1 2 3 4 5 renalyte)
5 Frekuensi defekasi - Anjurkan jalur intravena
- Berikan cairan intravena (mis.ringer asetat, ringer laktat),jika perlu
1 2 3 4 5
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
6 Peristaltic usus - Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
1 2 3 4 5 Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
- Anjurkan menghindari maknaan pembentuk gas, pedas dan mengandung
laktosa
- Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis.loperamide, difenoksilat
- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik (mis.papaverin,
ekstak belladonna, mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis.atapulgit, smektit,
kaolin-pektin)
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi
D.0142 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam glukosa Observasi:
derajat infeksi menurun. - Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik
Berisiko Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun - Batasi jumlah pengunjung
mengalami Meningkat Menurun - Berikan perawatan kulit pada daerah edema
peningkatan 1 Demam - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
1 2 3 4 5 pasien
terserang
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
oganisme 2 Kemerahan
Edukasi
patogenik 1 2 3 4 5
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3 Nyeri - Ajarkan cara memeriksa luka
1 2 3 4 5 - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
4 Bengkak Kolaborasi
1 2 3 4 5 - Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
5 Kadar sel darah putih
1 2 3 4 5
DAFTAR RUJUKAN

Suriadi dan Yuliani Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak (Edisi 1). Jakarta : CV.
Sagung Seto
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (Jilid 2). Yogyakarta : Media
Action Publishing
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2018). Bulletin Stunting.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai