Anda di halaman 1dari 116

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN 10

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan 10

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
FRIENDKY PO.62.20.1.17.325
GRACE NAZAVIRA PO.62.20.1.17.326
GUSNADI PO.62.20.1.17.327
INDAH TRI KHOERUN NISA PO.62.20.1.17.329
JHONATAN MEI DIANTAMA PO.62.20.1.17.330
KARINA AYU SERIN PO.62.20.1.17.331
LIA OKTARIA PO.62..20.1.17.333
M. RIZKY TRISTIAN NOOR PO.62.20.1.17.334
MAULANA AKBAR PO.62.20.1.17.335
MEGA SONIA VERA PO.62.20.1.17.336
MEINIA PRETTI ANJELINA PO.62.20.1.17.337
NATASYA APRILIA MIRANTI PO.62.20.1.17.338

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
TAHUN 2020
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEPERAWATAN 10
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan 10

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
FRIENDKY PO.62.20.1.17.325
GRACE NAZAVIRA PO.62.20.1.17.326
GUSNADI PO.62.20.1.17.327
INDAH TRI KHOERUN NISA PO.62.20.1.17.329
JHONATAN MEI DIANTAMA PO.62.20.1.17.330
KARINA AYU SERIN PO.62.20.1.17.331
LIA OKTARIA PO.62..20.1.17.333
M. RIZKY TRISTIAN NOOR PO.62.20.1.17.334
MAULANA AKBAR PO.62.20.1.17.335
MEGA SONIA VERA PO.62.20.1.17.336
MEINIA PRETTI ANJELINA PO.62.20.1.17.337
NATASYA APRILIA MIRANTI PO.62.20.1.17.338

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir
Praktik Keperawatan 10
disahkan di Palangka Raya, pada tanggal Juni 2020.

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Ns. Maria Magdalena Purba, S.Kep., M. Med.Ed.


NIP. 19701212 199803 2 009

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktik keperawatan 10
ini.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu
tugas dalam menempuh pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palangka raya
Kami telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan laporan
ini dengan sebaik-baiknya, namun kami menyadari banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Dalam pembuatan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :
1. Ns Mimin Lestari, S.kep, M.Kep sebagai koordinator mata kuliah
Praktik Keperawatan 10 yang telah memberikan pembekalan sekaligus
penjelesan terkait tugas Praktik Keperawatan 10
2. Ns. Maria Magdalena Purba, M. Med selaku dosen pembimbing
kelompok II, yang telah membantu memberikan bimbingan dan arahan
bagi kami dalam mengerjakan tugas Praktik Keperawatan 10 ini,
3. Rekan rekan kelompok Praktik Keperawatan 10 yang telah bekerja
sama selama kegiatan praktik ini berlangsung,
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran praktik dan pembuatan laporan ini,
Kiranya bantuan, bimbingan yang telah diberikan pada kami mendapat
balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Palangka Raya, Juni 2020

iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul.......................................................................................................i
Lembar persetujuan...............................................................................................ii
Kata pengantar.......................................................................................................iii
Daftar isi................................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan.............................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum.......................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus......................................................................................2

Bab II Tinjauan Umum Kasus...............................................................................3


2.1 Latihan soal dan kasus...............................................................................3
2.2 Tugas menjawab dan menjelaskan............................................................4
2.3 Latihan........................................................................................................6
2.4 Latihan 3 ....................................................................................................10
2.5 Latihan 4 ....................................................................................................21
2.6 Latihan 5.....................................................................................................25
2.7 Latihan 6 ....................................................................................................29
2.8 Latihan 7 ....................................................................................................42
2.9 Latihan 8 ....................................................................................................45
2.10 Latihan Membuat Rencana Tindakan.............................................................62
2.11 Latihan 10...................................................................................................79
2.12 Latihan Menentukan Tindakan Keperawatan (Implementasi) .........................82
2.13 Latihan Melakukan Evaluasi.........................................................................90
2.14 Praktik Membuat Perencanaan Keperawatan..................................................92

Bab III Kesimpulan dan saran.............................................................................109


3.1 Kesimpulan..................................................................................................109
3.2 Saran.............................................................................................................109

Daftar pustaka.....................................................................................................110

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan
kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci, yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan,
yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu
proses perubahan atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di
dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan, merupakan suatu pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan
pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual
yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan

1
global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi
pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan,
asuhan keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan
asuhan keperawatan yang profesional. Model pemberian asuhan
keperawatan merupakan salah satu pendekatan dalam pengelolaan asuhan
keperawatan profesional yang menjamin terwujudnya kesinambungan
dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep
teori dalam aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam
pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, serta mahasiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat
dasar secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap
kepemimpinan yang profesional.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek keperawatan 10 (Praktik
manajemen keperawatan) mahasiswa mampu :
a. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan
masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
b. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang

2
sudah disusun.
BAB II
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL DAN KASUS

2.1 Latihan Soal dan Kasus :


Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi kerjakanlah materi berikut
1. Fungsi pengarahan sangat terkait dengan sumber daya manusia. Sumber
daya manusia di dalam pelayanan keperawatan memegang peran penting
dalam mengendalikan mutu layanan, mengingat tenaga keperawatan
merupakan tenaga relatif terbanyak di RS.
Jawab: Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan
yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia
menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai tujuan
suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat komplek
karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang
berbeda-beda. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
adalah aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang telah diterima selama
menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien. Sumber daya manusia
yang ada di Rumah Sakit terdiri dari tenaga kesehatan yang meliputi medis
(dokter), paramedis (perawat), dan paramedis non keperawatan yaitu
apoteker, analis keperawatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapis,
radiographer, perekam medis serta tenaga non kesehatan yaitu bagian
keuangan, administrasi, personalia dan lain-lain. Fungsi pengarahan yang
dilakukan oleh kepala ruangan antara lain memberikan motivasi, membina
komunikasi, menangani konflik, memfasilitasi kerjasama dan negosiasi.
Fungsi pengarahan dapat meningkatkan kinerja perawat.
2. Berikan contoh keterkaitan fungsi pengarahan dengan mutu layanan
keperawatan di ruang rawat!
Kegiatan dalam pengarahan menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas,
Sebagai manajer keperawatan dituntut memahami kegiatan pengarahan.
Berikan contoh kegiatan pengarahan agar pelaksanaan asuhan keperawatan
bisa efektif dan efisien

3
Jawab: berikut ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan pengarahan
yang penting anda ketahui menurut Dounglas, yaitu:
1) Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
Contoh: memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
2) Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgent
Contoh: menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
3) Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
Contoh: melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
4) Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf bekerja
dengan benar dan adil
Contoh: meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.
5) Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan
mutakhir
Contoh: memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
6) Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan memberikan
reward and punishment yang jelas dan tegas
Contoh: memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas
dengan baik.
7) Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan
dimengerti agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
Contoh: membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
8) Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas
layanan secara teratur dan rutin.
Contoh: mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal.

2.2 Tugas menjawab dan menjelaskan :


1. Anda adalah perawat pelaksana yang masih yunior. Dalam melaksanakan
tugas Anda mendapat pengarahan dan bimbingan langsung dari kepala

4
ruang terkait tindakan-tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
standar. Apakah jenis ketrampilan pengarahan kepala ruang berdasarkan
situasi diatas?
Jawaban: Keterampilan teknikal.
2. Anda bertugas diruangan yang menerapkan metode keperawatan tim.
Sebelum
melaksanakanpelayananseluruhanggotatimperawatanmelakukankonferen
siawal (pre conference). Tampak kepala ruang sedang menjelaskan
tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing perawat. Jelaskan
bentuk kegiatan yang dilakukan kepala ruang pada situasi diatas?
Jawaban: Bentuk kegiatan yang dilakukan kepala ruang tersebut adalah
pembagian tugas. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh
pimpinan kelompok/ketua tim dan ketua tim bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/tim. Selain itu ketua timbertugas memberi
pengarahan dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala
ruang tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap pasien.
3. Seorang kepala ruang sedang berdiskusi dan membantu Anda sebagai
perawat yunior yang mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan
keperawatan . Kegiatan ini dilakukan agar Anda dapat meningkat
kinerjanya. jelaskan aktivitas manajemen yang dilakukan kepala ruang
pada situasi diatas?
Jawaban: Aktivitas manajamen diatas disebut sebagai supervisi.
Supervisi adalah mengawasi, meneliti dan memeriksa, yang dipandang
sebagai proses dinamis dengan memberikan dorongan dan partisipasi
dalam pengembangan diri staf dan pelaksanaan keperawatan. Selain itu
supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, dan memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus-menerus pada setiap tenaga keperawatan
dengan sabar, adil dan bijaksana sehingga setiap tenaga keperawatan
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman dan

5
cepat.
4. Sebelum melaksanakan pelayanan perawatan, tampak seorang kepala
ruang sedang memberikan informasi dan pengarahan kepada perawat
terkait masalah pasien serta tugas-tugas yang harus dilakukan pada shif
tersebut. Apakah esensi kegiatan yang dilakukan kepala ruang pada
situasitersebut?
Jawaban: Esensi kegiatan yang dilakukan kepala ruang tersebut adalah
pembagian tugas.
5. Pada saat akhir dinas dalam satu shift pelayanan keperawatan,
setiapperawatpelaksana melaporkan perkembangan asuhan keperawatan,
tindakan keperawatan dan hasilnya, serta rencana tindakan selanjutnya.
Dalam manajemen asuhan keperawatan, Apakah fungsi manajemen yang
sedang terjadi dalam situasi tersebut?
Jawaban: Fungsi manajemen yang sedang terjadi dalam situasi tersebut
adalah evaluasi.

2.3 Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas kerjakanlah
materi berikut:
Kita mengenal tiga kategori audit keperawatan yaitu : Audit struktur, Audit
proses, dan Audit hasil. Jelaskan dan berikan contoh!
1. Audit struktur adalah audit yang berfokus pada sumber daya manusia;
lingkungan perawatan (termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi,
kebijakan, prosedur, standar, SOP, dan rekam medic); serta pelanggan
(internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan
menggunakan cek list.
2. Audit proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan
untuk menentukan apakah standar keperawatan telah tercapai.
Pemeriksaan dapat bersifat restropektif, concurrent, atau peer review.
Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang

6
berlangsung. Peerreview adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap
pelaksanaan kegiatan.
3. Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien,
kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa
keberhasilan pasien dan kepuasaan. Kondisi SDM dapat berupa efektivitas
dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikator mutu umum dapat berupa
BOR, Alos, TOI, angka infeksi nosokomial (NI) dan angka dekubitus.
Pada ruang perawatan yang menerapkan Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP), pengendalian dapat di ukur dalam bentuk kegiatan
pengukuran yang menggunakan indikator umum, indikator mutu
pelayanan, indikator pasien dan SDM.
Ada beberapa bentuk pengendalian yang digunakan di ruang rawat inap,
antara lain indikator mutu pelayanan keperawatan, Jelaskan dengan
memberikan contoh!
Jawaban: Indikator mutu pelayanan keperawatan:
1. Keselamatan pasien (patien safety)
Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien aman
dari kejadian jatuh, ulkus dekubitus, kesalahan pemberian
obat dan cidera akibat restrain. Contohnya adalah
pemberian obat kepada pasien dengan prinsip 6 benar yaitu
benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara/rute, benar
waktu dan benar dokumentasi.
2. Keterbatasan perawatan diri
Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah
lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan
tersebut, misal penyakit kulit, rasa tidak nyaman infeksi
saluran kemih dan lain-lain. Pelayanan keperawatan
bermutu jika pasien terpelihara perawatan dirinya dan bebas
dari penyakit yang disebabkan oleh higiene yang buruk.
Contohnya pasien yang mengalami masalah dengan
perawatan diri karena tidak mampu untuk melakukannya

7
secara mandiri akibat dari proses penyakit atau karena
faktor dari fisik yang mengalami gangguan sehingga
diperlukan peran perawat untuk memenuhi kebutuhan
personal hygiene pasien diruangan.
3. Kepuasan pasien
Salah satu indikator penting lainnya dari pelayanan
keperawatan yang bermutu adalah kepuasaan pasien.
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan
pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang
diharapkan. Contohnya dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang baik dan kompeten maka akan membuat
pasien yang sedang dirawat merasa puas dengan perawatan
yang sedang ia jalani.
4. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau perasaan tidak
nyaman yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman. Kecemasan yang masih ada setelah
intervensi keperawatan, dapat menjadi indikator klinik.
Contohnya adalah ketika pasien merasa cemas dengan
penyakitnya dan cemas terhadap tindakan keperawatan
yang sedang diberikan.
5. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau
nyeri terkontrol. Pelayanan keperawatan dinilai bermutu
jika pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa nyeri dan
menyakitkan.Contohnya adalah ketika pasien bebas dari
rasa nyeri ketika sedang menjalani proses perawatan.
6. Pengetahuan
Indikator mutu lain adalah pengetahuan dimana salah
satunya diimplementasikan dalam program discharge
planning. Discharge planning adalah suatu proses yang

8
dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal
memenuhi kebutuhan pasien dari suatu tempat perawatan ke
tempat lainnya. Dalam perencanaan kepulangan, pasien
dapat dipindahkan kerumahnya sendiri atau keluarga,
fasilitas rehabilitasi, nursing home atau tempat-tempat lain
diluar rumah sakit. Contohnya ketika terdapat pasien yang
akan direncanakan pulang ke rumah maka perawat perlu
memberikan discharge planning kepada pasien tersebut.

Kasus 2 ;
1. Dalam akhir shift dinas pagi, Anda sebagai perawat melaporkan kondisi
pasien, hasil yang telah dicapai dan rencana tindak lanjut asuhan
keperawatan. Apakah fungsi manajemen yang sedang dilakukan dalam
aktivitastersebut?
Jawaban: Fungsi manajemen yang sedang dilakukan dalam
aktivitastersebut adalah evaluasi.
2. Anda sedang bertugas di ruang bedah. Kepala ruang meminta semua
perawat untuk memberikan masukan terkait bahan dan barang yang
diperlukan dalam area pelayanannya masing-masing. Selanjutnya
dilakukan diskusi dan perumusan kebutuhan. Dalam proses manajemen,
apakah aktivitas manajerial yang sedang dalam situasitersebut?
Jawaban: Aktivitas manajerial yang sedang dalam situasitersebut adalah
perencanaan.
3. Pada saat post conferensi, setiap perawat pelaksana melaporkan
perkembangan asuhan keperawatan, tindakan keperawatan dan hasilnya,
serta rencana tindakan askep selanjutnya. Dalam manajemen asuhan
keperawatan, Apakah aktivitas manajerial yang sedang terjadi dalam
situasitersebut?
Jawaban: aktivitas manajerial yang sedang dalam situasi tersebut adalah
penggerakan.
4. Seorang ketua tim sedang memberikan bimbingan dan bantuan kepada
perawat pelaksana yang mengalami kesulitan agar kinerja perawat

9
tersebut meningkat. Apakah aktivitas manajerial yang sedang terjadi
dalam situasitersebut?
Jawaban: aktivitas manajerial yang sedang dalam situasitersebut adalah
pengontrolan.
5. Yang termasuk aktivitas pengontrolan/pengendalian dengan
menggunakan indikator mutu pelayanan keperawatan adalah kecuali?
Jawaban: Audit dokumentasi

2.4 Latihan 3 :
Praktik pengumpulan dengan memilahkan data subyektif, data obyektif dan
pengelompokan pola
Tugas :
1. Buat kelompok kecil 2 – 3 orang Siapkan paparan kasus yang sudahada
2. Baca dengan seksama, temukan data data, diskusikan sehingga Anda
bisa memilah data subyektif dan obyektif dengan mengisikan temuan
Anda ke dalam form yang sudah disiapkan
3. Pilah pilahkan data yang sudah Anda temukan, ke dalam pola
4. Praktikkan dan yakinkan bahwa semua anggota dapat menemukan
datasubyektif, data obyektif dan dapat memasukkan dalam pola
Persiapan :
Alat dan bahan (materi)
1. Paparan kasus Stabilo
2. Alat tulis
3. Form tugas yang harus diisi
4. Bab MK terkait
Pelaksanaan :
1. Tandai dengan stabilo data-data yang tergolong data subyektif Tuliskan
dalam form yang telah disediakan Tandai dengan stabilo data-data yang
tergolong obyektif Tuliskan dalam form yang telah disediakan.
2. Kelompokan data subyektif atau obyektif
3. Bandingkan dengan standar, berikan penilaian funsional atau
disfungsional

10
KASUS
Biodata
Tanggal Wawancara :
Nama Pasien : Tn. Manan
Umur :64 Tahun
Pendidikan : SMA

Pengkajian berdasarkan 11 pola kesehatan fungsional dari Gordon


Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan- penanganan kesehatan
“Ini merupakan serangan artritis paling buruk yang saya alami selama 30
tahun terakhir. Selama dua minggu terakhir, buku jari saya nyeri, bengkak,
kemerahan, dan terasa lebih hangat dari biasanya. Saya merasa kedinginan
selama 2 minggu terakhir ini. Semua masalah di mulai 3 bulan yang lalu, saya
memiliki bunion yang terinfeksi pada kaki kiri saya. Dokter menusuk bunion
dan keluar pus. Dokter memberi saya antibiotik. Ketika saya bertemu dokter
tanggal15/2/2016, saya tidak dapat menghidu atau mengecap, dan mulut saya
penuh luka“

Catatan kesehatan menunjukkan bahwa klien mengalami eksaserbasi dari


tanda dan gejala artritis reumatoidnya tanggal15/2/2006 dan mendapat
suntikan kortison pada pergelangan tangan kirinya, namun gejala tidak
menghilang. Pada tanggal tersebut bunion mengeluarkan pus purulen banyak.
Pada tanggal 27/2/2016 cairan dari pergelangan tangan kiri yang nyeri di
kultur. Catatan kesehatan menunjukanbahwa pada tanggal 9/2/2016
metotreksat 2,5 mg per oral telah diresepkan selama 5 hari. Pada tanggal
15/2/2016 klien didiagnosis keracunan metotreksat, dan metotreksat
dihentikan

Pengamatan umum
Pasien duduk diatas tempat tidur sambil menatap kelantai selama wawancara.
Otot wajah tegang, memegang sisi tempat tidur untuk menyangga. Sendi

11
metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di kaki kiri hangat,
kemerahan, dan bengkak, Wajah meringis dan merintih bila sendi digerakkan.
Lesi di seluruh rongga mulut, suhu 38,4 derajad celcius. Diaforesis. Ulkus
kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.

Riwayat kesehatan lalu


Riwayat artritis rematoid selama 30 tahun, biasanya mengalami eksaserbasi
tiga kali setiap tahun. Nyeri baru menghilang dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu dengan pemberian ecotrin. Diobati dengan antimalaria pada
masa lalu

Keadaan umum
Artritis reumatoid merupakan masalah kesehatan yang utama, menyangkal
menderita sesak, nafsu makan dan berat badan menurun pada bulan lalu
Tindakan pencegahan Medis/gigi
Pemeriksaan fisik oleh dokter setiap tahun. Mengunjungi dokter gigi setiap
tahun Prosedur bedah : tonsilektomi tahun 1965, pemasangan lensa setelah
pengangkatan katarak tahun 2011

Penyakit masa anak : Campak, batuk rejan


anak
Imunisasi : Semua imunisasi pada masa anak anak telah
diberikan
Pengobatan saat ini : Dengan resep voltarin 58mg tab per oral,
Tylenol3tab, 3-4peroral, 29/2/2016
nafcillin2gIVPB tiap 4 jam, dimulai di ruang
gawat darurat. Heplock di lengan kanan atas tanpa
resep ecotrin 325 mg tab 2 sampai 4 kali sehari
selama 20 tahun
Alergi metotreksat

Kebiasaan : Riwayat merokok selama 40 tahun 1 bungkus


perhari

12
Riwayat kesehatan keluarga : Nenek dari ibu meninggal karena diabetes
melitus pada umur 56 tahun. Ayah meninggal karena kanker kandung empedu
pada umur 76 tahun. Ibu meninggal karena Alzaimer umur 74 tahun.
Penyebab kematian kakek nenek yang lain tidak diketahui
Riwayat Sosial : Pensiunan PNS, menikah dengan istri 40
tahun yanglalu. Istri berumur 60 tahun, bekerja sebagai karyawan di sebuah
perusahaan, mempunyai 5 anak yang masih hidup berumur 37, 35, 30, 29 dan
27 tahun. Menyangkal menggunakan obat penenang, kegiatan masjid
termasuk aktivis sosial

Temuan laboratorium tanggal 27/2/2016


Cairan dari bunion kaki kiri positif terhadap Staphylococcus aureus. Leucocyt
11.000uL (mm3)

Riwayat keperawatan pola nutrisi metabolik


Klien mengatakan “Saya menyiapkan sarapan dan makan siang, dan istri saya
menyiapkan makan malam.Saya tidak alergi terhadap makanan. Sekarang
saya hanya makan sedikit sejak indra penghidu dan pengecap saya kurang
baik,dan mulut saya sangat perih. Saya alergi terhadap metotreksat. Saya
tidak dapat mengunyah dengan luka di mulut yang sangat perih, sehingga
saya sekarang menghaluskan semua makanan saya. Saya berkumur dengan
airgaram setelah setiap kali makan.Berat badan saya turun pada bulan lalu.
Saya makan makanan yang seimbang. Istri saya selalu memastikan apakah
ada makanan di rumah. Saya mengurangi penggunaan garam. Kami memasak
dengan minyak sayur dan menggunakan mentega, saya merasa kepanasan.
Saya berkeringat banyak. Saya minum 2 gelas air tiap hari. Saya tidak makan
di antara jam makan

Saat ini Tn,Abdel Hamdan makan makanan lunak. Klien mempunyai alat
penghalus makanan di rumah dan menghaluskan makanannya sendiri. Dokter
menganjurkan sedikit garam(2g), diet lunak pada makan siang menghabiskan
50% makanan lunak yang terdiri dari kacang kapri, daging, buah dan susu

13
skim. Masukan cairan dalam 24 jam 1680 cc dan keluaran1500cc.

Masukan makanan setiap hari yang khas sebelum ada lesi di mulut
Makan pagi : 1 gelas jus jeruk, 1 gelas kopi, satu mangkok bubur gandum
¼ cc susu skim, 1 butir telur 2 kali seminggu
Makan siang : ikan tuna, nasi, satu mangkok sup sayur, buah
buahan,segelas kopi
Makan malam : ikan, nasi, sayuran hijau, buah, segelas kopi yang tidak
mengandung kafein
Kudapan sore : tidak pernah

Pemeriksaan fisik : TB 180 cm perawakan besar, BB sekarang 70 kg,


biasanya 75kg, turun 5 kg dalam 6 bulan terakhir, suhu tubuh 101 F, kulit
terasa hangat, turgor kulit : bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik.
Diaforesis. Nodul subcutan positif, tegas pada permukaan ekstrimitas.
Rambut jarang. Tidak ada jari tabuh. Ulkus diseluruh mukosa bukal. Lidah
dan gusi tampak eritema. Gigi atas bagian bawah sebagian tanggal karena
adanya lesi. Bibir, tonsil faring, bicara dalam batas normal (DBN). Sekresi
mulut meningkat. Mulut berbau (halitosis)

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Albumin serum 3,5 gr/dl Kalsium serum (K+) 4.7mEq/L
Natrium serum (Na +) 133 mEq/L Glukosa: 105mg/dL
Karbon dioksida (CO2) 21,4 mEq/L Klorida (Cl) 105 mEq/L
Kalsium (Ca ++) 9,4 mg/dL Asam urat 1,32 mg/dL Kolesterol 158 mg/dL
Sel darah merah (SDM) 2,4 juta/uL (mm3) Hb 7,8 g/dl
Hematokrit (Ht) 22,4 %
Urin : Berat jenis1.026

Riwayat keperawatan pola eliminasi Feses


“Saya memeriksakan feses saya beberapa minggu yang lalu. Dokter
mengatakan tidak terdapat darah di dalam feses saya. Saya buang air besar

14
setiap pagi setelah sarapan dan saya tidak pernah menggunakan obat pencahar
(laksatif)
Pemeriksaan fisik : abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
distensi, bising usus positif di keempat kuadran. Mampu mengontrol sfingter
ani. Tidak ada lesi di rektum

Temuan laboratorium 29/2/2020


Darah : Feses positif terhadap adrahsamar Urea nitrogen darah
44mg/dL
Urin : “saya buang air kecil 8-10 kali pada siang hari, 2-3
kali pada malam hari. Aliran urin saya lambat”
Dokter penyakit dalam telah mengamati aliran urin dan
mencatat pada rekam medik penurunan kekuatan aliran urin. Klien miksi 2
kali selama pengkajian awal berlangsung 20 mnit
Pemeriksaan fisik : Tidak ada nyeri ketuk pada CVA
(costovesteralangle).
Pemeriksaan ginjal dan kandung kemih tidak teraba massa

Temuan laboratorium 29/2/2020


Darah : kreatinin 1,1mg/dl
Urin :warna kuning pucat, jernih, BJ 1.026. Leuco negatif,
nitrat negatif, protein negatif, glukosa negatif, keton negatif.Sel darah putih,
sel darah merah negatif, silinder negatif

Riwayat keperawatan pola aktivitas –latihan


“artritis saya tidak terkontrol. Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk
diri sendiri. Tolong buka sepatu saya. Tangan saya bengkak dan sulit untuk
menggerakkan jari jari saya. Saya memegang kursi saat berjalan dalam
rumah. Sendi sendi kaki saya sakit bila saya berdiri atau berjalan.Saya lelah
bila membuat sarapan pagi dan makan siang saya. Istri saya membuka semua
wadah makanan sebelum dia berangkat kerja. Kaki saya membesar. Tekanan
darah saya bertambah tinggi”

15
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah (TD) 150/90 mmHg, nadi (N) 80 x /menit, irama teratur,
pernafasan(P) 20 x/menit teratur.
Ektremitas positif terhadap nodul subcutan.
ROM (range of motion) semua sendi menurun. Abduksi kedua bahu 15
derajat. Fleksi siku 70 derajat.
Fleksi pergelangan tangan kanan 60 derajat.
Sendi metakarpofalang pertama dan kedua edema, eritema, nyeri tekan dan
hangat terhadap sentuhan.
Tidak mampu untuk menggenggam dengan kuat. Tangan kiri dibidai.
Tidak dapat memakai baju sendiri.
Memperlihatkan keseimbangan dan gaya berjalan yang tidak stabil ketika
berjalan. Berjalan 3 meter ke kamar mandi, duduk 2 kali pada rute tersebut.
Kedua pergelangan kaki oedema 2+ dan eritema.
Bunion positif pada kaki kiri.
Tidak ada pembesaran jantung, paru paru bersih pada auskultasi
Tingkat fungsi
Makan 2 Eliminasi 2 Mobilitas
umum 3
Berpakaian 2 Mobilitas di tempat tidur 2 Memasak 3
Mandi 2 Pemeliharaan rumah 3 Berbelanja 3
Berhias 1

Kode tingkat fungsi


0: Perawatan diri secarapenuh
1: Memerlukan penggunaan alat atau peralatan
2: Memerlukan bantuan atau pengawasan oranglain
3: Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain, dan peralatan atau alat
4: Tergantung dan tidak dapat berpartisipasi

Skala untuk menggambarkan udema

16
1+ hampir tidak terdeteksi 3+ Lekukan antara 5-10mm
2+ lekukan kurang dari5mm 4+ lekukan lebih dari 10mm

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Laju sedimentasi eritrosit (ESR) 59 mm/jam Faktor artritis
reumatoid1:250 (fiksasilateks)

Temuan rongent
penyempitan ruang sendi dan tampak erosi tulang

Riwayat keperawatan untuk pola tidur istirahat


“Di rumah saya tidak bisa tidur. Semuanya terasa sakit. Saya bangun pagi
hari dan mengalami kesulitan bergerak. Istri saya menolong saya untuk
berdiri. Saya tidak bertenaga. Saya tidak percaya pada pil tidur. Saya minum
dua pil ecotrin sebelum saya tidur. Saya tidur siang selama satu jam pada
pukul 2 siang setelah semua urusan saya selesai. Mata saya terasa lelah. Saya
hanya terlalu lelah untuk berbincang bincang.

Pemeriksaan fisik:
postur bungkuk.
Ptosis kelopak mata, lingkaran gelap di bawah kedua mata.
Menguap sepanjang wawancara.
Mengucapkan kata kata tidak tepat

Riwayat keperawatan untuk pola kognitif-perseptual


“Saya tidak dapat mengecap atau menghidu bau apapun karena reaksi
terhadap obat obatan saya metotreksat. Saya berhenti minum metotreksat dua
minggu yang lalu. Saya masih tidak dapat mengecap atau menghidu dan luka
di mulut saya terasa sakit”

“Artritis saya timbul beberapa kali dalam setahun dan biasanya berkurang
dengan ecotrin.Saat ini, nyerinya tidak berkurang dengan ecotrin. Selama

17
lebih dari 2 minggu ini nyerinya bertambah buruk daripada 30 tahun lalu.
Saya biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan di semua sendi saya.
Rasanya seperti tertusuk pisau pada setiap sendi. Akan terasa sakit bila Anda
menggerakkan sendi sendi saya.

“Klien diminta untuk menentukan tingkat nyeri dengan skala 0-10 “saya nilai
nyeri saya 8”. Wajah meringis dan merintih ketika setiap sendi diperiksa
untuk menentukan ROM. “ Saya minum ecotrin 325 mg, 2 tablet empat kali
sehari untuk mengurangi nyeri dan Tylenol #3 jika masih terasa sakit. Saya
minum Tylenol #3, 2 tablet pada pukul 11 tadi malam. Kadang-kadang perut
saya terasa panas bila minum terlau banyak ecotrin” berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang (diorientasikan 3kali)

Pemeriksaan fisik
Pendengaran DBN, telinga tidak berdenging,
Mata: memakai kaca mata baca, konjungtiva merah jambu, lembab. Kornea
tidak icterik. Kedua pupil sama, bulat, bereaksi terhadap cahaya dan
akomodasi (PERRLA).
Mukosa hidung lembab. Tidak dapat mengidentifikasi bau pada kapas alkohol
bila mata ditutup. Tidak dapat mengidentifikasi rasa kopi.
Terdapat lesi pada rongga mulut

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Kadar salisilat 23 mg/dl

Skala intensitas nyeri


0 Tidak 4 Nyeri 8. Nyeri berat
nyeri . sedang
1 Agak 5 Nyeri 9. Nyeri berat
nyeri . sedang
2 Agak 6 Nyeri 1 Nyeri tidak dapat ditahan
nyeri . sedang 0.
3 Nyeri 7 Nyeri berat
ringan .

18
Riwayat keperawatan untuk pola persepsi diri/konsep diri
“Saya tidak mampu menjalankan pekerjaan lain, Hari ini saya bekerja 4 jam
menjawab telepon. Saya pernah menjadi bintang di SMA dan bangga dengan
kebugaran fisik saya. Sekarang lihatlah tubuh saya. Tubuh saya terlalu
bungkuk dan sendi-sendi saya besar. Saya bukanlah diri saya seperti yang
dulu lagi. Saya tidak dapat berkonsentrasi hari ini” berbicara terputus-putus
dengan suara yang pelan. Perawat mengulangi pertanyaan karena klien
mudah mengalami distraksi. Selama pembicaraan menatap kelantai atau
tembok. Postur bungkuk dengan gerakan tubuh yang sedikit, tingkah laku
dinilai 2 pada skala (1) pasif samapai (5)asertif

Riwayat keperawatan untuk pola peran hubungan


“Istri saya mencari nafkah saat ini dan dia membayar semua tagihan kami.
Dia bekerja purna waktu sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Saya
menggunakan semua uangnya. Saya merasa tidak enak mengenai istri saya
bekerja karena dia telah beranjak tua. Dia juga merawat saya. Anak-anak
kami menelepon dan berkunjung minimal setiap minggu. Saya punya 3 anak
laki laki dan 2 anak perempuan. Mereka membantu pemeliharaan rumah.
Mereka telah mempunyai keluarga dan rumah sendiri. Saya tidak tahu berapa
lama mereka bisa membantu saya”
Istri mengatakan “Saya senang bekerja. Saya telah merawat anak kami selama
20 tahun. Suami saya harus menerima kenyataan bahwa dia tidak dapat
bekerja lagi” Istri menyertai klien pada saat masuk rumah sakit. Istri
memegang tangan klien selama wawancara. Menurut informasi “suami dan
istri diamati dalam situasi penyelesaian masalah. Istri memperhatikan
kebutuhan suami. Anak-anak bersedia membantu tugas tugasnya

Riwayat keperawatan untuk pola seksualitas reproduksi


“Kami mempunyai 5 orang anak dan tidak mempunyai masalah dengan
kehidupan seks kami ketika masih muda. Saya kehilangan gairah seks 5 tahun
yang lalu. Saya terlalu lelah dan persendian saya sakit. Saya tidak pernah

19
bertanya pada istri saya apakah ini menyusahkan dia” . Menatap ke lantai.
Tidak ada kontak mata dengan pewawancara. Klien hanya komat kamit
Pemeriksaan fisik
Penis, urethra, skrotum, testis, epididimis, kanalis inguinalis dalam batas
normal (DBN), tak ada massa. Prostat tidak membesar, tidak ada sekret yang
keluar dari penis

Riwayat keperawatan untuk pola koping-toleransi stress


“Membutuhkan waktu 10 tahun sebelum saya menerima kenyataan bahwa
saya menderita artritis reumatoid. Saya berjalan bolak-balik sendirian
sepanjang hari. Saya menjawab telepon bila ada yang membutuhkan jasa
saya. Saya menyadari beberapa tahun yang lalu bahwa saya tidak lama bisa
mengerjakan tugas saya.Saya tidak merokok atau minum-minum lagi. Saya
melakukan latihan isometrik jika saya merasa tegang. Sekarang ini saya
khawatir tentang infeksi ini dan nyeri sendi saya. Saya nilai tingkat
kecemasan saya pada angka 2 dari skala 0-5” Tidak meremas remas tangan
ataupun diaforesis
Duduk dengan tenang di atas tempat tidur. Otot-otot wajah tegang.
Memperagakan latihan isometrik. Catatan home visit anak-anak berkunjung
tiap hari. Struktur keluarga mendukung
Skala tingkat ansietas
0 Tidak ada 2 Tingkat perhatian 4 Respon simpato-
kecemasan , meninggi . Adrenal
1 Mengungkapkan 3 Kerisauan tak 5 Panik
kerisauan , terfokus .

Riwayat keperawatan untuk pola nilai kepercayaan


“Istri saya dan saya sering ke masjid. Saat subuh, Magrib dan Isya’ sholat
berjamaah di masjid. Saya yakin Alloh membantu saya di hari-hari yang
menyiksa. Kami makan seadanya. Saya senang melihat anak-anak dan cucu
yang rukun dan peduli . Kami selalu membantu saudara lain yang mengalami
kesulitan.

20
2.5 Latihan 4 :
1.a. Identifikasi data subyektif
Tujuan latihan ini untuk membantu mengidentifikasi data subyektif
yang diungkapkan pasien. Isilah garis yang kosong dengan data subyektif
yang terdapat pada studi kasus
Pola : Persepsi Kesehatan –penanganan kesehatan
“Buku jari saya bengkak”
“Ini merupakan serangan artritis paling buruk yang saya alami
selama 30 tahun terakhir”
“Selama dua minggu terakhir, buku jari saya nyeri, bengkak,
kemerahan, danterasa lebih hangat dari biasanya”
“Saya merasa kedinginan selama 2 minggu terakhir ini”
“Semua masalah di mulai 3 bulan yang lalu, saya memiliki bunion
yang terinfeksi pada kaki kiri saya”
“Dokter menusuk bunion dan keluar pus”
“Dokter memberi saya antibiotik”
“Ketika saya bertemu dokter tanggal 15 /2 / 2016, saya tidak dapat
menghidu atau mengecap, dan mulut saya penuh luka”

Pola : Nurtisi – metabolik


“Saya menyiapkan sarapan dan makan siang, dan istri saya
menyiapkan makan malam”
“Saya tidak alergi terhadap makanan”
“Sekarang saya hanya makan sedikit sejak indra penghidu dan
pengecap saya kurang baik, dan mulut saya sangat perih”
“Saya alergi terhadap metotreksat”
“Saya tidak dapat mengunyah dengan luka di mulut yang sangat
perih, sehingga saya sekarang menghaluskan semua makanan saya”
“Saya berkumur dengan air garam setelah setiap kali makan”
“Berat badan saya turun pada bulan lalu”
“Saya makan makanan yang seimbang”
“Istri saya selalu memastikan apakah ada makanan di rumah”

21
“Saya mengurangi penggunaan garam”
“Kami memasak dengan minyak sayur dan menggunakan mentega”
“Saya merasa kepanasan”
“Saya berkeringat banyak”
“Saya minum 2 gelas air tiap hari”
“Saya tidak makan di antara jam makan”

Pola :Eliminasi
“Beberapa tahun yang lalu terdapat darah di dalam feses saya”
“Saya memeriksakan feses saya beberapa minggu yang lalu”
“Dokter mengatakan tidak terdapat darah di dalam feses saya”
“Saya buang air besar setiap pagi setelah sarapandan saya tidak
pernah menggunakan obat pencahar (laksatif)”
“saya buang air kecil 8-10 kali pada siang hari, 2-3 kali pada
malam hari dan aliran urin saya lambat”

Pola : Aktivitas latihan


“Artritis saya tidak terkontrol”
“Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk diri sendiri”
“Tangan saya bengkak dan sulit untuk menggerakkan jari jari saya”
“Saya memegang kursi saat berjalan dalam rumah”
“Sendi sendi kaki saya sakit bila saya berdiri atau berjalan”
“Saya lelah bila membuat sarapan pagi dan makan siang saya”
“Istri saya membuka semua wadah makanan sebelum dia berangkat
kerja”
“Kaki saya membesar”
“Tekanan darah saya bertambah tinggi”

Pola: tidur – istirahat


“Di rumah saya tidak bisa tidur”
“Semuanya terasa sakit”
“Saya bangun pagi hari dan mengalami kesulitan bergerak”

22
“Istri saya menolong saya untuk berdiri”
“Saya tidak bertenaga”
“Saya tidak percaya pada pil tidur”
“Saya minum dua pil ecotrin sebelum saya tidur”
“Saya tidur siang selama satu jam pada pukul 2 siang setelah semua
urusan saya selesai”
“Mata saya terasa lelah”
“Saya hanya terlalu lelah untuk berbincang bincang”

Pola : kognitif-perseptual
“ Semua sendi saya terasa nyeri”
“ Saya tidak dapat mengecap atau menghidu bau apapun karena
reaksi terhadap obat obatan saya metotreksat”
“Saya berhenti minum metotreksat dua minggu yang lalu”
“Saya masih tidak dapat mengecap atau menghidu dan luka di
mulut saya terasa sakit”
“Artritis saya timbul beberapa kali dalam setahun dan biasanya
berkurang dengan ecotrin”
“Saat ini, nyerinya tidak berkurang dengan ecotrin”
“Selama lebih dari 2 minggu ini nyerinya bertambah buruk
daripada 30 tahun lalu”
“Saya biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan di semua
sendi saya”
“Rasanya seperti tertusuk pisau pada setiap sendi”
“Akan terasa sakit bila Anda menggerakkan sendi sendi saya”
“Saya nilai nyeri saya 8”
“Saya minum ecotrin 325 mg, 2 tablet empat kali sehari untuk
mengurangi nyeri dan Tylenol #3 jika masih terasa sakit”
“Saya minum Tylenol #3, 2 tablet pada pukul 11 tadi malam”
“Kadang-kadang perut saya terasa panas bila minum terlau banyak
ecotrin”

23
Pola: Persepsi diri/ konsepdiri
“Saya tidak mampu menjalankan pekerjaan lain”
“Hari ini saya bekerja 4 jam menjawab telepon”
“Saya pernah menjadi bintang di SMA dan bangga dengan
kebugaran fisik saya”
“Sekarang lihatlah tubuh saya. Tubuh saya terlalu bungkuk dan
sendi-sendi saya besar”
“Saya bukanlah diri saya seperti yang dulu lagi”

Pola : Peran-hubungan
“Istri saya mencari nafkah saat ini, dia merawat saya”
“Istri saya mencari nafkah saat ini dan dia membayar semua
tagihan kami, dia bekerja purna waktu sebagai karyawan di sebuah
perusahaan”
“Saya menggunakan semua uangnya”
“Saya merasa tidak enak mengenai istri saya bekerja karena dia
telah beranjak tua dan dia juga merawat saya”
“Anak-anak kami menelepon dan berkunjung minimal setiap
minggu”
“Saya punya 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Mereka
membantu pemeliharaan rumah. Mereka telah mempunyai keluarga
dan rumah sendiri. Saya tidak tahu berapa lama mereka bisa
membantu saya”

Pola : Seksualitas danReproduksi


“Kami mempunyai 5 orang anak dan tidak mempunyai masalah
dengan kehidupan seks kami ketika masih muda”
“Saya kehilangan gairah seks 5 tahun yang lalu”
“Saya terlalu lelah dan persendian saya sakit dan saya tidak pernah
bertanya pada istri saya apakah ini menyusahkan dia”

24
Pola : Koping –ToleransiStres
“Membutuhkan waktu 10 tahun sebelum saya menerima kenyataan
bahwa saya menderita artritis reumatoid”
“Saya berjalan bolak-balik sendirian sepanjang hari”
“Saya menjawab telepon bila ada yang membutuhkan jasa saya”
“Saya menyadari beberapa tahun yang lalu bahwa saya tidak lama
bisa mengerjakan tugas saya”
“Saya tidak merokok atau minum-minum lagi”
“Saya melakukan latihan isometrik jika saya merasa tegang”
“Sekarang ini saya khawatir tentang infeksi ini dan nyeri sendi
saya”
“Saya nilai tingkat kecemasan saya pada angka 2 dari skala 0-5”

Pola : Nilai –Kepercayaan


“Kepercayaan saya terhadap Alloh SWT menolong saya”
“Istri saya dan saya sering ke masjid saat subuh, magrib dan isya’
sholat berjamaah di masjid”
“Kami makan seadanya”
“Saya senang melihat anak-anak dan cucu yang rukun dan peduli”
“Kami selalu membantu saudara lain yang mengalami kesulitan”

2.6 Latihan 5 :
1.b. Identifikasi data obyektif
Tujuan dari latihan ini adalah membantu identifikasi data obyektif
yang didemontrasikan oleh klien . Isilah garis garis kosong di bawah ini
dengan data obyektif dari paparan studi kasus. Contoh data obyektif
dituliskan pada no 1b) setiap pola
Pola : Persepsi kesehatan – Penanganan Kesehatan
Edema metakarpal falang kanan pertama dan kedua.
Pasien duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke lantai selama
wawancara.
Otot wajah tegang, memegang sisi tempat tidur untuk menyangga.

25
Sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di
kaki kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
Wajah meringis dan merintih bila sendi digerakkan.
Lesi di seluruh rongga mulut, suhu 38,4 derajad celcius.
Diaforesis.
Ulkus kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.

Pola : Nutrisi Metabolik


Turgor kulit bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik.
Saat ini Tn, Abdel Hamdan makan makanan lunak.
Klien mempunyai alat penghalus makanan di rumah dan
menghaluskan makanannya sendiri.
Dokter menganjurkan sedikit garam (2 g), diet lunak pada makan
siang menghabiskan 50% makanan lunak yang terdiri dari kacang
kapri, daging, buah dan susu skim.
Masukan cairan dalam 24 jam 1680 cc dan keluaran 1500cc.

Pola : Eliminasi
29/2/2016 Tidak ada melena dalam spesimenfeses
29/2/2016 Feses positif terhadap adrah samar
29/2/2016 Warna urin kuning pucat dan jernih
Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi, bising
usus positif di keempat kuadran.
Mampu mengontrol sfingter ani.
Tidak ada lesi di rektum
Klien miksi 2 kali selama pengkajian awal berlangsung 20 mnit
Tidak ada nyeri ketukpada CVA (costovesteral angle)
Pemeriksaan ginjal dan kandung kemih tidak teraba massa

Pola : Aktivitas – Latihan


Tekanan darah (TD) 150/90 mmHg, nadi (N) 80 x /menit, irama
teratur, pernafasan(P) 20 x/menit teratur.
Ektremitas positif terhadap nodul subcutan.

26
ROM (range of motion) semua sendi menurun.
Abduksi kedua bahu 15 derajat.
Fleksi siku 70 derajat.
Fleksi pergelangan tangan kanan 60 derajat.
Sendi metakarpofalang pertama dan kedua edema, eritema, nyeri
tekan dan hangat terhadap sentuhan.
Tidak mampu untuk menggenggam dengan kuat.
Tangan kiri dibidai.
Tidak dapat memakai baju sendiri.
Memperlihatkan keseimbangan dan gaya berjalan yang tidak
stabil ketika berjalan. Berjalan 3 meter ke kamar mandi, duduk 2
kali pada rute tersebut.
Kedua pergelangan kaki oedema 2+ dan eritema.
Bunion positif pada kaki kiri.
Tidak pembesaran jantung, paru paru bersih pada auskultasi
Temuan laboratorium 29/2/2016: Laju sedimentasi eritrosit (ESR)
59 mm/jam dan faktor artritis reumatoid1:250 (fiksasi lateks)
Temuan rontgen: Penyempitan ruang sendi dan tampak erosi
tulang

Pola : Tidur – Istirahat


Postur bungkuk.
Ptosis kelopak mata
Lingkaran gelap di bawah kedua mata.
Menguap sepanjang wawancara.
Mengucapkan kata kata tidak tepat

27
Pola : Kognitif –Perseptual
Wajah meringis dan merintih ketika setiap sendi diperiksa untuk
menentukan ROM
Pendengaran DBN, telinga tidak berdenging,
Memakai kaca mata baca, konjungtiva merah jambu, lembab dan
kornea tidak icterik.
Kedua pupil sama, bulat, bereaksi terhadap cahaya dan akomodasi
(PERRLA).
Mukosa hidung lembab.
Tidak dapat mengidentifikasi bau pada kapas alkohol bila mata
ditutup
Tidak dapat mengidentifikasi rasa kopi.
Terdapat lesi pada rongga mulut

Pola : Persepdi Diri/ Konsep diri


Berbicara terputus putus dengan suara yang pelan
Klien mudah mengalami distraksi
Selama pembicaraan menatap ke lantai atau tembok
Postur bungkuk dengan gerakan tubuh yang sedikit, tingkah laku
dinilai 2 pada skala (1) pasif samapai (5) asertif

Pola : Peran-Hubungan
Istri menyertai klien pada saat masuk rumah sakit.
Istri memegang tangan klien selama wawancara.
Menurut informasi “suami dan istri diamati dalam situasi
penyelesaian masalah. Istri memperhatikan kebutuhan suami.
Anak-anak bersedia membantu tugas tugasnya”

Pola : Seksualitas-Reproduksi
Respon komat kamit terhadappertanyaan
Menatap ke lantai.

28
Tidak ada kontak mata dengan pewawancara.
Penis, urethra, skrotum, testis, epididimis, kanalis inguinalis
dalam batas normal (DBN), tak ada massa. Prostat tidak
membesar, tidak ada sekret yang keluar dari penis

Pola : Koping toleransi stress


Menghabiskan tingkat energi
Tidak meremas remas tangan ataupun diaforesis
Duduk dengan tenang di atas tempat tidur
Otot-otot wajah tegang. Memperagakan latihan isometrik
Catatan home visit anak-anak berkunjung tiap hari
Struktur keluargamendukung

Pola : Nilai- Kepercayaan


Al qur’an di samping tempat tidur

2.7 Latihan 6 :
Petunjuk Evaluasi Latihan
Validasi data
Tujuan dari latihan ini adalah untuk belajar membandingkan data yang
dikumpulkan dengan standar dan nilai normal yang lazim dipakai untuk
menentukan nilai nilai abnormal klien
Petunjuk :
Di bawah ini merupakan data subyektif yang divalidasi dengan data
obyektif yang diperolehdaristudikasus.Bandingkan nilai subyektif dan
obyektif klien terhadap standar dan nilai normal yang lazim dipakai
Pola : Persepsi Penanganan Kesehatan
Nilai klien
DS : “ Kuku jari saya bengkak”
DO : Edema metakarpal falang kanan pertama dan kedua
Nilai normal : tidak ada edema sendi metacarpal

29
Nilai klien
DS : “Ini merupakan serangan artritis paling buruk yang saya alami selama
30 tahun terakhir”
DO : Pasien duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke lantai selama
wawancara.
Nilai normal : tidak adanya peradangan

Nilai klien
DS : “Selama dua minggu terakhir, buku jari saya nyeri, bengkak,
kemerahan, dan terasa lebih hangat dari biasanya”
DO : Otot wajah tegang, memegang sisi tempat tidur untuk menyangga.
Nilai normal : Skala nyeri skala 0 dan tidak ada tanda tanda peradangan.

Nilai klien
DS : “Saya merasa kedinginan selama 2 minggu terakhir ini”
DO : Sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di kaki
kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
Nilai normal : Suhu tubuh normal 36-37 oC, tidak adanya tanda –tanda
peradangan.

Nilai klien
DS : “Semua masalah di mulai 3 bulan yang lalu, saya memiliki bunion
yang terinfeksi pada kaki kiri saya”
DO : Wajah meringis dan merintih bila sendi digerakkan.
Nilai normal : skala nyeri 0.

Nilai klien
DS : “Dokter menusuk bunion dan keluar pus”
DO : Lesi di seluruh rongga mulut, suhu 38,4 derajad celcius.
Nilai normal : suhu normal tubu 36-37 oC, tidak adanya pus lagi.

30
Nilai klien
DS : “Dokter memberi saya antibiotik”
DO : Diaforesis.
Nilai normal : tidak terjadi keringan dingin lagi.

Nilai klien
DS : “Ketika saya bertemu dokter tanggal 15 /2 / 2016, saya tidak dapat
menghidu atau mengecap, dan mulut saya penuh luka”
DO : Ulkus kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.
Nilai normal : kembalinya fungsi pengindraan dan tidak adanya ulkus lagi

Nilai klien
DS : “ Nyeri, bengkak, kemerahan, hangat di seluruh kuku jari”
DO : Hangat, kemerahan, edema sendi metakarpal kanan
Nilai normal : tidak ada edema sendi metakarpal

Nilai klien
DS : “ saya mempunyai bunion yang terinfeksi di kaki saya”
DO : Ulkus kaki kiri di kelilingi sisik yang berwarna kekuningan, suhu 101
F
Nilai normal : suhu normal 36-37°C. Tidak ada infeksi pada bunion.

Nilai klien
DS : “ Saya tidak dapat mengecap”
DO : Lessi di seluruh rongga mulut
Nilai normal : tidak ada lesi di rongga mulut dan dapat mengecap dengan
baik.

Nilai klien
DS : “ Saya kedinginan”
DO : Suhu 101 F, Diaforesis, kulit hangat ketika disentuh
Nilai normal : suhu normal 36-37°C, tidak ada diaforesis.

31
Nilai klien
DS : “ Serangan artritis paling buruk dalam 30 tahun terakhir”
DO : Gejala tidak hilang dengan suntikan kortison
Nilai normal : tidak adanya peradangan lagi

Nilai klien
DS : “ Saya alergi terhadap metotreksat”
DO : Metotreksat 2.5 mg/qd x 5 hari dihentikan
Nilai normal: tidak ada tanda-tanda alergi yang muncul

Nilai klien
DS : “ saya merasa nyeri
DO : Wajah meringis, merintih ketika sendi digerakkan
Nilai normal: skala nyeri 0

Pola : Nutrisi Metabolik


Nilai klien
DS : “Saya menyiapkan sarapan dan makan siang, dan istri saya
menyiapkan makan malam”
DO : Turgor kulit bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik.
Nilai normal : turgor normal <3 detik kembali seperti semula

Nilai klien
DS : “Saya tidak alergi terhadap makanan”
DO : Saat ini Tn, Abdel Ham dan makan makanan lunak.
Nilai normal : tidak adanya alergi yang terjadi.

Nilai klien
DS : “Sekarang saya hanya makan sedikit sejak indra penghidu dan
pengecap saya kurang baik, dan mulut saya sangat perih”
DO : Klien mempunyai alat penghalus makanan di rumah dan
menghaluskan makanannya sendiri.

32
Nilai normal : kembalinya fungsi pengindraan.

Nilai klien
DS : “Saya alergi terhadap metotreksat”
DO : Dokter menganjurkan sedikit garam (2 g), diet lunak pada makan siang
menghabiskan 50% makanan lunak yang terdiri dari kacang kapri,
daging, buah dan susu skim.
Nilai normal : tidak terjadinya alergi yang muncul dan pasien menjadi sehat.

Nilai klien
DS : “Saya tidak dapat mengunyah dengan luka di mulut yang sangat perih,
sehingga saya sekarang menghaluskan semua makanan saya”
DO : Masukan cairan dalam 24 jam 1680 cc dan keluaran 1500cc.
Nilai normal : klien dapat mengunyah makanan tanpa merasa perih lagi.

Nilai klien
DS : “ Saya berkeringat banyak”
DO : Turgor kulit bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik
Nilai normal : Kembalinya kulit cepat ke bentuk normal

Nilai klien
DS : “ saya merasa kedinginan
DO : Suhu 101 F , kulit hangat ketika disentuh, diaforesis
Nilai normal: suhu normal 36-37°C

Pola : Eliminasi
Nilai klien
DS : “ Beberapa tahun yang lalu terdapat darah di feses saya”
DO : 29/2/2016 Tidak ada melena dalam specimen feses
Nilai normal: Tidak ada melena di dalam feses

33
Nilai klien
DS : “Saya memeriksakan feses saya beberapa minggu yang lalu”
DO : 29/2/2016 Feses positif terhadap darah samar
Nilai normal : tidak adanya darah samar

Nilai klien
DS : “Dokter mengatakan tidak terdapat darah di dalam feses saya”
DO : 29/2/2016 Warna urin kuning pucat dan jernih
Nilai normal : warna urin normal adalah kuning.

Nilai klien
DS : “Saya buang air besar setiap pagi setelah sarapan dan saya tidak pernah
menggunakan obat pencahar (laksatif)”
DO : Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi, bising usus
positif di keempat kuadran.
Nilai normal : abdomen tidak lagi lemas dan bising usus normal.

Nilai klien
DS : “saya buang air kecil 8-10 kali pada siang hari, 2-3 kali pada malam
hari dan aliran urin saya lambat”
DO : Mampu mengontrol sfingter ani.
Nilai normal : klien dapat ngontrol sfingter ani.

Pola : Aktivitas latihan


Nilai klien
DS : “Artritis saya tidak terkontrol”
DO : Tekanan darah (TD) 150/90 mmHg, nadi (N) 80 x /menit, irama
teratur, pernafasan(P) 20 x/menit teratur.
Nilai normal : tidak adanya peradangan dan tekanan normal menjadi 120/80
mmHg.

34
Nilai klien
DS : “Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk diri sendiri”
DO : Ektremitas positif terhadap nodul subcutan.
Nilai normal : pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri.

Nilai klien
DS : “Tangan saya bengkak dan sulit untuk menggerakkan jari jari saya”
DO : ROM (range of motion) semua sendi menurun.
Nilai normal : tidak adanya pembengkakan

Nilai klien
DS : “Saya memegang kursi saat berjalan dalam rumah”
DO : Abduksi kedua bahu 15 derajat.
Nilai normal : pasien dapat beraktivitas tanpa alat bantu jalan.

Nilai klien
DS : “Sendi sendi kaki saya sakit bila saya berdiri atau berjalan”
DO : Fleksi siku 70 derajat.
Nilai normal : tidak ada nyeri dan skala nyeri 0

Nilai klien
DS : “Saya lelah bila membuat sarapan pagi dan makan siang saya”
DO : Fleksi pergelangan tangan kanan 60 derajat.
Nilai normal : pasien dapat beraktivitas dengan normal tanpa bantuan.

Nilai klien
DS : “Istri saya membuka semua wadah makanan sebelum dia berangkat
kerja”
DO : Sendi metakarpofalang pertama dan kedua edema, eritema, nyeri tekan
dan hangat terhadap sentuhan.
Nilai normal : skala nyeri 0 dan pasien dapat beraktivitas dengan normal.

35
Nilai klien
DS : “Kaki saya membesar”
DO : Tidak mampu untuk menggenggam dengan kuat.
Nilai normal : tidak adanya edema dan kemampuan otot +

Nilai klien
DS : “Tekanan darah saya bertambah tinggi”
DO : Tangan kiri dibidai.
Nilai normal : tekanan normal 120/80 mmHg.

Nilai klien
DS : “Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk diri saya sendiri”
DO : Flexi siku 70 derajat
Nilai normal fleksi siku 150 derajat

Pola : Tidur – Istirahat


Nilai klien
DS : “Di rumah saya tidak bisa tidur”
DO : Postur bungkuk.
Nilai normal : psien tidur 7-8 jam saat malam hari

Nilai klien
DS : “Semuanya terasa sakit”
DO : Ptosis kelopak mata
Nilai normal : Tidak ptosis (turun) pada kelopak mata.

Nilai klien
DS : “Saya bangun pagi hari dan mengalami kesulitan bergerak”
DO : Lingkaran gelap di bawah kedua mata.
Nilai normal : pasien tidur dengan nyaman.

Nilai klien

36
DS : “Istri saya menolong saya untuk berdiri”
DO : Menguap sepanjang wawancara.
Nilai normal : pasien tidak kekurangan tidur serta tidur saat malam hari 7-8
jam.

Nilai klien
DS : “Saya tidak bertenaga”
DO : Mengucapkan kata kata tidak tepat
Nilai normal : pasien tampak bertenaga saat melakukan aktivitasnya.

Nilai klien
DS : “ Mata saya terasa lelah” DO : Ptosis kelopak mata
Nilai normal Tidak ptosis (turun) pada kelopak mata

Pola : Kognitif – Perseptual


Nilai klien
DS : “ Semua sendi saya terasa nyeri”
DO : Wajah meringis dan merintih ketika setiap sendi diperiksa untuk
menentukan ROM
Nilai normal Tidak ada nyeri sendi, wajah tidak meringis

Nilai klien
DS : “ Saya tidak dapat mengecap atau menghidu bau apapun karena reaksi
terhadap obat obatan saya metotreksat”
DO : Pendengaran DBN, telinga tidak berdenging,
Nilai normal : kembalinya fungsi pengindraan.

Nilai klien
DS : “Saya berhenti minum metotreksat dua minggu yang lalu”
DO : Memakai kaca mata baca, konjungtiva merah jambu, lembab dan
kornea tidak icterik
Nilai normal : pasien dapat melakukan aktivitasnya dengan normal.

37
Nilai klien
DS : “Saya masih tidak dapat mengecap atau menghidu dan luka di mulut
saya terasa sakit”
DO : Kedua pupil sama, bulat, bereaksi terhadap cahaya dan akomodasi
(PERRLA).
Nilai normal : tidak adanya nyeri skala nyeri 0 dan kembalinya fungsi
pengindraan.

Nilai klien
DS : “Artritis saya timbul beberapa kali dalam setahun dan biasanya
berkurang dengan ecotrin”
DO : Mukosa hidung lembab.
Nilai normal : tidak adanya peradangan
Nilai klien
DS : “Saat ini, nyerinya tidak berkurang dengan ecotrin”
DO : Tidak dapat mengidentifikasi bau pada kapas alkohol bila mata ditutup
Nilai normal : tidak adanya nyeri skala nyeri 0 dan kembalinya fungsi
pengindraan.

Nilai klien
DS : “Selama lebih dari 2 minggu ini nyerinya bertambah buruk daripada 30
tahun lalu”
“Saya biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan di semua sendi
saya”
DO : Tidak dapat mengidentifikasi rasa kopi.
Nilai normal : tidak adanya nyeri skala nyeri 0 dan kembalinya fungsi
pengindraan.

Nilai klien
DS : “Saya biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan di semua sendi
saya”

38
DO : Terdapat lesi pada rongga mulut
Nilai normal : tidak adanya nyeri skala nyeri 0 dan tidak lesi dirongga
mulut.

Pola : Persepsi diri/Konsep diri


Nilai klien
DS : “Saya tidak mampu menjalankan pekerjaan lain”
DO : Berbicara terputus putus dengan suara yang pelan
Nilai normal : klien dapat melakukan aktivitas dengan mandiri.

Nilai klien
DS : “Hari ini saya bekerja 4 jam menjawab telepon”
DO : Klien mudah mengalami distraksi
Nilai normal : klien dapat fokus.
Nilai klien
DS : “Saya pernah menjadi bintang di SMA dan bangga dengan kebugaran
fisik saya”
DO : Selama pembicaraan menatap ke lantai atau tembok
Nilai normal : pasien dapat menatap lawan bicaranya.

Nilai klien
DS : “Sekarang lihatlah tubuh saya. Tubuh saya terlalu bungkuk dan sendi-
sendi saya besar”
DO : Postur bungkuk dengan gerakan tubuh yang sedikit, tingkah laku
dinilai 2 pada skala (1) pasif samapai (5) asertif
Nilai normal : pasien tidak membungkuk.

Nilai klien
DS : “Saya bukan diri saya yang seperti dulu lagi”
DO : Berbicara terputus putus dengan suara pelan
Nilai normal: Perasaan menghargai diri

39
Pola : Peran-Hubungan
Nilai klien
DS : “Istri saya mencari nafkah saat ini, dia merawat saya”
DO : Istri menyertai klien pada saat masuk rumah sakit.
Nilai normal : klien dapat melakukan aktivitasnya dengan normal kembali.

Nilai klien
DS : “Istri saya mencari nafkah saat ini dan dia membayar semua tagihan
kami, dia bekerja purna waktu sebagai karyawan di sebuah
perusahaan”
DO : Istri memegang tangan klien selama wawancara.
Nilai normal : klien selalu mendapatkan kekuatan dari sang istri agar dapat
sembuh.

Nilai klien
DS : “Saya menggunakan semua uangnya”
DO : Menurut informasi “suami dan istri diamati dalam situasi penyelesaian
masalah. Istri memperhatikan kebutuhan suami. Anak-anak bersedia
membantu tugas tugasnya”
Nilai normal : klien tidak beranggapan menyusahkan sang istri.

Pola : Seksualitas-Reproduksi
Nilai klien
DS : “Kami mempunyai 5 orang anak dan tidak mempunyai masalah dengan
kehidupan seks kami ketika masih muda”
DO : Respon komat kamit terhadap pertanyaan
Nilai normal : klien dapat menceritakan.

Nilai klien
DS : “Saya kehilangan gairah seks 5 tahun yang lalu”
DO : Menatap ke lantai.
Nilai normal : klien dapat menceritakan,.

40
Nilai klien
DS : “Saya terlalu lelah dan persendian saya sakit dan saya tidak pernah
bertanya pada istri saya apakah ini menyusahkan dia”
DO : Tidak ada kontak mata dengan pewawancara.
Nilai normal : klien tidak merasa jadi beban.

Pola : Koping toleransi stress


Nilai klien
DS : “Membutuhkan waktu 10 tahun sebelum saya menerima kenyataan
bahwa saya menderita artritis reumatoid”
DO : menghabiskan tingkat energi
Nilai normal : klien dapat menerima semuanya tanpa menyalahkan dirinya
sendiri atau keluarganya.
Nilai klien
DS : “Saya berjalan bolak-balik sendirian sepanjang hari”
DO : Tidak meremas remas tangan ataupun diaphoresis
Nilai normal : klien dapat melakukan aktivitasnya dengan normal kembali.

Nilai klien
DS : “Saya menjawab telepon bila ada yang membutuhkan jasa saya”
DO : Duduk dengan tenang di atas tempat tidur
Nilai normal : klien dapat berkativitas tanpa bantuan orang lain dan dapat
bekerja kembali.

Nilai klien
DS : “Saya menyadari beberapa tahun yang lalu bahwa saya tidak lama bisa
mengerjakan tugas saya”
DO : Otot-otot wajah tegang. Memperagakan latihan isometric
Nilai normal : otot-otot wajah klien tidak lagi tegang.

Nilai klien

41
DS : “Saya tidak merokok atau minum-minum lagi”
DO : Catatan home visit anak-anak berkunjung tiap hari
Nilai normal : klien tidak lagi merokok dan minum-minum lagi agar klien
dapat pulh kembali.

Nilai klien
DS : “Saya melakukan latihan isometrik jika saya merasa tegang”
DO : Struktur keluarga mendukung
Nilai normal : klien dapat melakukan latihan isometrik.

Pola : Nilai- Kepercayaan


Nilai klien
DS : “Kepercayaan saya terhadap Alloh SWT menolong saya”
DO : Al qur’an di samping tempat tidur
Nilai normal : klien dapat berdoa kepada Alloh SWT agar dapat sembuh dan
diberikan kesehatan.

2.8 Latihan 7 :
Uji Ketrampilan
Anda dinas di Ruang Saraf RS Cepat Sehat. Saat anda dinas masuk pasien
baru, nama Ny. Marimar (59 tahun) dengan keluhan tiba-tiba pusing dan kaki
dan tangan kirinya kekuatan menurun. Saat dikaji klien memiliki riwayat
hipertensi lama, dengan pengobatan yang tidak teratur selama 10 tahun.
Serangan terjadi setelah klien menyapu halaman. Kondisi klien lemah,
mengeluh nyeri kepala. Klien merasa bagian tubuh sebelah kiri lemah.
Didapatkan pemeriksaan reflek : babinski (+). TD = 170/110 mmHg, nadi =
88 x/mnt, suhu =37,50.

Tugas
Tuliskan hasil pengkajian berdasarkan 11 pola Gordon
Lengkapi data yang relevan untuk masing-masing pola
Lakukan analisis, kemudian lakukan penggolongan disfungsional Lakukan

42
dengan cara diskusi kelompok
Jawaban:
1. Data Subjektif
Klien memiliki keluhan tiba-tiba pusing dan kaki dan tangan kirinya
kekuatan menurun. Saat dikaji klien memiliki riwayat hipertensi
lama, dengan pengobatan yang tidak teratur selama 10 tahun.
Serangan terjadi setelah klien menyapu halaman. Klien mengeluh
nyeri kepala. Klien mengatakan merasa bagian tubuh sebelah kiri
lemah
2. Data Objektif
Kondisi klien lemah.. Didapatkan pemeriksaan reflek : babinski (+).
TD = 170/110 mmHg, nadi = 88 x/mnt, suhu =37,50.
3. Validasi Data
4. Pengelompokan Pola
a. Pola Persepsi-Penanganan kesehatan
Klien mengatakan belum mengetahui penyakit yang dideritanya.
Secara umum, hipertensi adalah tekanan darah yang meningkat
akibat berbagai macam faktor, contohnya seperti makanan,
obesitas, merokok, stres. Penyakit ini sering terjadi akibat pola
hidup yang kurang baik. Ketidaktahuan klien mengakibatkan
komplikasi pada klien seperti klien terkenan stroke.
b. Pola Nutrisi metabolic
Klien mengatakan sering memakan makanan yang asin, kurang
berolah raga, dan nafsu makan meningkat ketika memakan
makanan yang asin.
c. Pola Eliminasi
Urin dalam jumlah banyak, urin encer berwarna kuning pucat,
BAB 1 kali sehari, konsisten lembek.
d. Pola Aktivitas-Latihan
Kekuatan otot kaki dan tangan bagian kiri menurun.
e. Pola Tidur istirahat
Insomnia sehingga sulit berkonsentrasi.

43
f. Pola Kognitif-Perseptual
Ada kekhawatiran karena pusing, pikiran sukar berkonsentrasi
g. Pola Persepsi diri/Konsep diri
Tidak ada masalah pada pola konsep diri
h. Pola Peran –Hubungan
Klien berperan sebagai ibu dan istri. Klien mengatakan jika ada
masalah, klien selalu menceritakan kepada suami dan anak-
anaknya.
i. Pola Seksualitas – Reproduksi
Haid teratur, tidak ada masalah pada pola seksualitas
j. Pola Koping- Toleransi Stress
Klien mengalami stres akibat memikirkan kondisi nya.
k. Pola Nilai Kepercayaan
Klien selalu berdoa untuk kesembuhan nya.
5. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan imobilitas
dibuktikan dengan:
DS: Klien memiliki keluhan tiba-tiba pusing dan kaki dan tangan
kirinya kekuatan menurun. Saat dikaji klien memiliki riwayat
hipertensi lama, dengan pengobatan yang tidak teratur selama 10
tahun. Serangan terjadi setelah klien menyapu halaman. Klien
mengeluh nyeri kepala. Klien mengatakan merasa bagian tubuh
sebelah kiri lemah
DO: Kondisi klien lemah.. Didapatkan pemeriksaan reflek :
babinski (+). TD = 170/110 mmHg, nadi = 88 x/mnt, suhu =37,50.
6. Etiologi
Imobilitas fisik
7. Batasan Karakteristik
Data Subjektif: Klien memiliki keluhan tiba-tiba pusing dan kaki
dan tangan kirinya kekuatan menurun. Saat dikaji klien memiliki
riwayat hipertensi lama, dengan pengobatan yang tidak teratur
selama 10 tahun. Serangan terjadi setelah klien menyapu halaman.
Klien mengeluh nyeri kepala. Klien mengatakan merasa bagian
tubuh sebelah kiri lemah

44
Data Objektif: Kondisi klien lemah.. Didapatkan pemeriksaan reflek
: babinski (+). TD = 170/110 mmHg, nadi = 88 x/mnt, suhu =37,50.

2.9 Latihan 8 :
Merumuskan Pernyataan diagnosa keperawatan.
Tujuan :
Mahasiswa mampu mempraktekkan mengelola pasien pada tahap
merumuskan pernyatan diagnosa keperawatan.
Tugas :
Buat kelompok
Siapkan paparan kasus yang sudah ada
Siapkan hasil pengkajian yang sudah Anda dapatkan di kegiatan latihan
praktik 1 Lihat di daftar NANDA
Untuk setiap pola yang disfungsi tentukan satu diagnosa keperawatan
Persiapan :
Alat dan bahan (materi) Paparan kasus
Hasil pengkajian pola disfungsi
Lampiran diagnosa NANDA
Alat tulis
Form tugas yang harus diisi
Pelaksanaan
Tandai dengan stabilo data-data yang tergolong pola disfungsional Tuliskan
dalam form yang telah disediakan
Merumuskan diagnosa keperawatan dengan mencocokan pernyataan diagnosa
keperawatan di dalam lampiran NANDA sesuai dengan data-data pendukung
yang didapat dari identifikasi pola disfungsional
Rumuskan pernyataan etiologinya Rumuskan batasan karakteristiknya
Tuliskan dalam form yang telah disediakan

KASUS :
Pengkajian berdasarkan 11 pola kesehatan fungsional dari Gordon
Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan- penanganan kesehatan

45
“Ini merupakan serangan artritis paling buruk yang saya alami selama 30
tahun terakhir. Selama dua minggu terakhir, buku jari saya nyeri, bengkak,
kemerahan, dan terasa lebih hangat dari biasanya. Saya merasa kedinginan
selama 2 minggu terakhir ini. Semua masalah di mulai 3 bulan yang lalu, saya
memiliki bunion yang terinfeksi pada kaki kiri saya. Dokter menusuk bunion
dan keluar pus. Dokter memberi saya antibiotik. Ketika saya bertemu dokter
tanggal15/2/2016, saya tidak dapat menghidu atau mengecap, dan mulut saya
penuh luka“

Catatan kesehatan menunjukkan bahwa klien mengalami eksaserbasi dari


tanda dan gejala artritis reumatoidnya tanggal15/2/2006 dan mendapat
suntikan kortison pada pergelangan tangan kirinya, namun gejala tidak
menghilang. Pada tanggal tersebut bunion mengeluarkan pus purulen banyak.
Pada tanggal 27/2/2016 cairan dari pergelangan tangan kiri yang nyeri di
kultur. Catatan kesehatan menunjukanbahwa pada tanggal 9/2/2016
metotreksat 2,5 mg per oral telah diresepkan selama 5 hari. Pada tanggal
15/2/2016 klien didiagnosis keracunan metotreksat, dan metotreksat
dihentikan

Pengamatan umum
Pasien duduk diatas tempat tidur sambil menatap kelantai selama wawancara.
Otot wajah tegang, memegang sisi tempat tidur untuk menyangga. Sendi
metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di kaki kiri hangat,
kemerahan, dan bengkak, Wajah meringis dan merintih bila sendi digerakkan.
Lesi di seluruh rongga mulut, suhu 38,4 derajad celcius. Diaforesis. Ulkus
kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.

Riwayat kesehatan lalu


Riwayat artritis rematoid selama 30 tahun, biasanya mengalami eksaserbasi
tiga kali setiap tahun. Nyeri baru menghilang dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu dengan pemberian ecotrin. Diobati dengan antimalaria pada
masa lalu

46
Keadaan umum
Artritis reumatoid merupakan masalah kesehatan yang utama, menyangkal
menderita sesak, nafsu makan dan berat badan menurun pada bulan lalu
Tindakan pencegahan Medis/gigi
Pemeriksaan fisik oleh dokter setiap tahun. Mengunjungi dokter gigi setiap
tahun Prosedur bedah : tonsilektomi tahun 1965, pemasangan lensa setelah
pengangkatan katarak tahun 2011

Penyakit masa anak : Campak, batuk rejan


anak
Imunisasi : Semua imunisasi pada masa anak anak telah
diberikan
Pengobatan saat ini : Dengan resep voltarin 58mg tab per oral,
Tylenol3tab, 3-4peroral, 29/2/2016
nafcillin2gIVPB tiap 4 jam, dimulai di ruang
gawat darurat. Heplock di lengan kanan atas tanpa
resep ecotrin 325 mg tab 2 sampai 4 kali sehari
selama 20 tahun
Alergi metotreksat

Kebiasaan : Riwayat merokok selama 40 tahun 1 bungkus perhari


Riwayat kesehatan keluarga : Nenek dari ibu meninggal karena diabetes
melitus pada umur 56 tahun. Ayah meninggal karena kanker kandung empedu
pada umur 76 tahun. Ibu meninggal karena Alzaimer umur 74 tahun.
Penyebab kematian kakek nenek yang lain tidak diketahui
Riwayat Sosial : Pensiunan PNS,
menikah dengan istri 40 tahun yanglalu. Istri berumur 60 tahun, bekerja
sebagai karyawan di sebuah perusahaan, mempunyai 5 anak yang masih
hidup berumur 37, 35, 30, 29 dan 27 tahun. Menyangkal menggunakan obat
penenang, kegiatan masjid termasuk aktivis sosial

Temuan laboratorium tanggal 27/2/2016

47
Cairan dari bunion kaki kiri positif terhadap Staphylococcus aureus. Leucocyt
11.000uL (mm3)

Riwayat keperawatan pola nutrisi metabolik


Klien mengatakan “Saya menyiapkan sarapan dan makan siang, dan istri saya
menyiapkan makan malam.Saya tidak alergi terhadap makanan. Sekarang
saya hanya makan sedikit sejak indra penghidu dan pengecap saya kurang
baik,dan mulut saya sangat perih. Saya alergi terhadap metotreksat. Saya
tidak dapat mengunyah dengan luka di mulut yang sangat perih, sehingga
saya sekarang menghaluskan semua makanan saya. Saya berkumur dengan
airgaram setelah setiap kali makan.Berat badan saya turun pada bulan lalu.
Saya makan makanan yang seimbang. Istri saya selalu memastikan apakah
ada makanan di rumah. Saya mengurangi penggunaan garam. Kami memasak
dengan minyak sayur dan menggunakan mentega, saya merasa kepanasan.
Saya berkeringat banyak. Saya minum 2 gelas air tiap hari. Saya tidak makan
di antara jam makan

Saat ini Tn,Abdel Hamdan makan makanan lunak. Klien mempunyai alat
penghalus makanan di rumah dan menghaluskan makanannya sendiri. Dokter
menganjurkan sedikit garam(2g), diet lunak pada makan siang menghabiskan
50% makanan lunak yang terdiri dari kacang kapri, daging, buah dan susu
skim. Masukan cairan dalam 24 jam 1680 cc dan keluaran1500cc.

Masukan makanan setiap hari yang khas sebelum ada lesi di mulut
Makan pagi : 1 gelas jus jeruk, 1 gelas kopi, satu mangkok bubur gandum ¼
cc susu skim, 1 butir telur 2 kali seminggu
Makan siang : ikan tuna, nasi, satu mangkok sup sayur, buah buahan,segelas
kopi
Makan malam : ikan, nasi, sayuran hijau, buah, segelas kopi yang tidak
mengandung kafein
Kudapan sore : tidak pernah

48
Pemeriksaan fisik : TB 180 cm perawakan besar, BB sekarang 70 kg,
biasanya 75kg, turun 5 kg dalam 6 bulan terakhir, suhu tubuh 101 F, kulit
terasa hangat, turgor kulit : bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik.
Diaforesis. Nodul subcutan positif, tegas pada permukaan ekstrimitas.
Rambut jarang. Tidak ada jari tabuh. Ulkus diseluruh mukosa bukal. Lidah
dan gusi tampak eritema. Gigi atas bagian bawah sebagian tanggal karena
adanya lesi. Bibir, tonsil faring, bicara dalam batas normal (DBN). Sekresi
mulut meningkat. Mulut berbau (halitosis)

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Albumin serum 3,5 gr/dl Kalsium serum (K+) 4.7mEq/L
Natrium serum (Na +) 133 mEq/L Glukosa: 105mg/dL
Karbon dioksida (CO2) 21,4 mEq/L Klorida (Cl) 105 mEq/L
Kalsium (Ca ++) 9,4 mg/dL Asam urat 1,32 mg/dL Kolesterol 158 mg/dL
Sel darah merah (SDM) 2,4 juta/uL (mm3) Hb 7,8 g/dl
Hematokrit (Ht) 22,4 %
Urin : Berat jenis1.026

Riwayat keperawatan pola eliminasi Feses


“Saya memeriksakan feses saya beberapa minggu yang lalu. Dokter
mengatakan tidak terdapat darah di dalam feses saya. Saya buang air besar
setiap pagi setelah sarapan dan saya tidak pernah menggunakan obat pencahar
(laksatif)
Pemeriksaan fisik : abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi,
bising usus positif di keempat kuadran. Mampu mengontrol sfingter ani.
Tidak ada lesi di rektum

Temuan laboratorium 29/2/2020


Darah : Feses positif terhadap adrahsamar Urea nitrogen darah 44mg/dL
Urin : “saya buang air kecil 8-10 kali pada siang hari, 2-3 kali pada malam
hari. Aliran urin saya lambat”

49
Dokter penyakit dalam telah mengamati aliran urin dan
mencatat pada rekam medik penurunan kekuatan aliran urin. Klien miksi 2
kali selama pengkajian awal berlangsung 20 mnit
Pemeriksaan fisik : Tidak ada nyeri ketuk pada CVA (costovesteralangle).
Pemeriksaan ginjal dan kandung kemih tidak teraba massa

Temuan laboratorium 29/2/2020


Darah : kreatinin 1,1mg/dl
Urin : warna kuning pucat, jernih, BJ 1.026. Leuco negatif, nitrat negatif,
protein negatif, glukosa negatif, keton negatif.Sel darah putih, sel darah
merah negatif, silinder negatif

Riwayat keperawatan pola aktivitas –latihan


“artritis saya tidak terkontrol. Saya tidak dapat mengerjakan apapun untuk
diri sendiri. Tolong buka sepatu saya. Tangan saya bengkak dan sulit untuk
menggerakkan jari jari saya. Saya memegang kursi saat berjalan dalam
rumah. Sendi sendi kaki saya sakit bila saya berdiri atau berjalan.Saya lelah
bila membuat sarapan pagi dan makan siang saya. Istri saya membuka semua
wadah makanan sebelum dia berangkat kerja. Kaki saya membesar. Tekanan
darah saya bertambah tinggi”
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah (TD) 150/90 mmHg, nadi (N) 80 x /menit, irama teratur,
pernafasan(P) 20 x/menit teratur.
Ektremitas positif terhadap nodul subcutan.
ROM (range of motion) semua sendi menurun. Abduksi kedua bahu 15
derajat. Fleksi siku 70 derajat.
Fleksi pergelangan tangan kanan 60 derajat.
Sendi metakarpofalang pertama dan kedua edema, eritema, nyeri tekan dan
hangat terhadap sentuhan.
Tidak mampu untuk menggenggam dengan kuat. Tangan kiri dibidai.
Tidak dapat memakai baju sendiri.
Memperlihatkan keseimbangan dan gaya berjalan yang tidak stabil ketika

50
berjalan. Berjalan 3 meter ke kamar mandi, duduk 2 kali pada rute tersebut.
Kedua pergelangan kaki oedema 2+ dan eritema.
Bunion positif pada kaki kiri.
Tidak ada pembesaran jantung, paru paru bersih pada auskultasi
Tingkat fungsi
Makan 2 Eliminasi 2 Mobilitas
umum 3
Berpakaian 2 Mobilitas di tempat tidur 2 Memasak 3
Mandi 2 Pemeliharaan rumah 3 Berbelanja 3
Berhias 1

Kode tingkat fungsi


0: Perawatan diri secara penuh
1: Memerlukan penggunaan alat atau peralatan
2: Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
3: Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain, dan peralatan atau alat
4: Tergantung dan tidak dapat berpartisipasi

Skala untuk menggambarkan udema


1+ hampirtidakterdeteksi 3+ Lekukan antara 5-10mm
2+ lekukan kurang dari5mm 4+ lekukan lebih dari 10mm

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Laju sedimentasi eritrosit (ESR) 59 mm/jam Faktor artritis
reumatoid1:250 (fiksasilateks)

Temuan rongent
penyempitan ruang sendi dan tampak erosi tulang

Riwayat keperawatan untuk pola tidur istirahat


“Di rumah saya tidak bisa tidur. Semuanya terasa sakit. Saya bangun pagi
hari dan mengalami kesulitan bergerak. Istri saya menolong saya untuk

51
berdiri. Saya tidak bertenaga. Saya tidak percaya pada pil tidur. Saya minum
dua pil ecotrin sebelum saya tidur. Saya tidur siang selama satu jam pada
pukul 2 siang setelah semua urusan saya selesai. Mata saya terasa lelah. Saya
hanya terlalu lelah untuk berbincang bincang.
Pemeriksaan fisik:
postur bungkuk.
Ptosis kelopak mata, lingkaran gelap di bawah kedua mata.
Menguap sepanjang wawancara.
Mengucapkan kata kata tidak tepat

Riwayat keperawatan untuk pola kognitif-perseptual


“Saya tidak dapat mengecap atau menghidu bau apapun karena reaksi
terhadap obat obatan saya metotreksat. Saya berhenti minum metotreksat dua
minggu yang lalu. Saya masih tidak dapat mengecap atau menghidu dan luka
di mulut saya terasa sakit”

“Artritis saya timbul beberapa kali dalam setahun dan biasanya berkurang
dengan ecotrin.Saat ini, nyerinya tidak berkurang dengan ecotrin. Selama
lebih dari 2 minggu ini nyerinya bertambah buruk daripada 30 tahun lalu.
Saya biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan di semua sendi saya.
Rasanya seperti tertusuk pisau pada setiap sendi. Akan terasa sakit bila Anda
menggerakkan sendi sendi saya.

“Klien diminta untuk menentukan tingkat nyeri dengan skala 0-10 “saya nilai
nyeri saya 8”. Wajah meringis dan merintih ketika setiap sendi diperiksa
untuk menentukan ROM. “ Saya minum ecotrin 325 mg, 2 tablet empat kali
sehari untuk mengurangi nyeri dan Tylenol #3 jika masih terasa sakit. Saya
minum Tylenol #3, 2 tablet pada pukul 11 tadi malam. Kadang-kadang perut
saya terasa panas bila minum terlau banyak ecotrin” berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang (diorientasikan 3kali)

Pemeriksaan fisik

52
Pendengaran DBN, telinga tidak berdenging,
Mata: memakai kaca mata baca, konjungtiva merah jambu, lembab. Kornea
tidak icterik. Kedua pupil sama, bulat, bereaksi terhadap cahaya dan
akomodasi (PERRLA).
Mukosa hidung lembab. Tidak dapat mengidentifikasi bau pada kapas alkohol
bila mata ditutup. Tidak dapat mengidentifikasi rasa kopi.
Terdapat lesi pada rongga mulut

Temuan laboratorium 29/2/2016


Darah : Kadar salisilat 23 mg/dl

Skala intensitas nyeri


0 Tidak nyeri 4. Nyeri sedang 8. Nyeri berat
1 Agak nyeri 5. Nyeri sedang 9. Nyeri berat
2 Agak nyeri 6. Nyeri sedang 10 Nyeri tidak dapat
. ditahan
3 Nyeri ringan 7. Nyeri berat

Riwayat keperawatan untuk pola persepsi diri/konsep diri


“Saya tidak mampu menjalankan pekerjaan lain, Hari ini saya bekerja 4 jam
menjawab telepon. Saya pernah menjadi bintang di SMA dan bangga dengan
kebugaran fisik saya. Sekarang lihatlah tubuh saya. Tubuh saya terlalu
bungkuk dan sendi-sendi saya besar. Saya bukanlah diri saya seperti yang
dulu lagi. Saya tidak dapat berkonsentrasi hari ini” berbicara terputus-putus
dengan suara yang pelan. Perawat mengulangi pertanyaan karena klien
mudah mengalami distraksi. Selama pembicaraan menatap kelantai atau
tembok. Postur bungkuk dengan gerakan tubuh yang sedikit, tingkah laku
dinilai 2 pada skala (1) pasif samapai (5)asertif

Riwayat keperawatan untuk pola peran hubungan


“Istri saya mencari nafkah saat ini dan dia membayar semua tagihan kami.
Dia bekerja purna waktu sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Saya
menggunakan semua uangnya. Saya merasa tidak enak mengenai istri saya

53
bekerja karena dia telah beranjak tua. Dia juga merawat saya. Anak-anak
kami menelepon dan berkunjung minimal setiap minggu. Saya punya 3 anak
laki laki dan 2 anak perempuan. Mereka membantu pemeliharaan rumah.
Mereka telah mempunyai keluarga dan rumah sendiri. Saya tidak tahu berapa
lama mereka bisa membantu saya”
Istri mengatakan “Saya senang bekerja. Saya telah merawat anak kami selama
20 tahun. Suami saya harus menerima kenyataan bahwa dia tidak dapat
bekerja lagi” Istri menyertai klien pada saat masuk rumah sakit. Istri
memegang tangan klien selama wawancara. Menurut informasi “suami dan
istri diamati dalam situasi penyelesaian masalah. Istri memperhatikan
kebutuhan suami. Anak-anak bersedia membantu tugas tugasnya

Riwayat keperawatan untuk pola seksualitas reproduksi


“Kami mempunyai 5 orang anak dan tidak mempunyai masalah dengan
kehidupan seks kami ketika masih muda. Saya kehilangan gairah seks 5 tahun
yang lalu. Saya terlalu lelah dan persendian saya sakit. Saya tidak pernah
bertanya pada istri saya apakah ini menyusahkan dia” . Menatap ke lantai.
Tidak ada kontak mata dengan pewawancara. Klien hanya komat kamit
Pemeriksaan fisik
Penis, urethra, skrotum, testis, epididimis, kanalis inguinalis dalam batas
normal (DBN), tak ada massa. Prostat tidak membesar, tidak ada sekret yang
keluar dari penis

Riwayat keperawatan untuk pola koping-toleransi stress


“Membutuhkan waktu 10 tahun sebelum saya menerima kenyataan bahwa
saya menderita artritis reumatoid. Saya berjalan bolak-balik sendirian
sepanjang hari. Saya menjawab telepon bila ada yang membutuhkan jasa
saya. Saya menyadari beberapa tahun yang lalu bahwa saya tidak lama bisa
mengerjakan tugas saya.Saya tidak merokok atau minum-minum lagi. Saya
melakukan latihan isometrik jika saya merasa tegang. Sekarang ini saya
khawatir tentang infeksi ini dan nyeri sendi saya. Saya nilai tingkat
kecemasan saya pada angka 2 dari skala 0-5” Tidak meremas remas tangan

54
ataupun diaforesis
Duduk dengan tenang di atas tempat tidur. Otot-otot wajah tegang.
Memperagakan latihan isometrik. Catatan home visit anak-anak berkunjung
tiap hari. Struktur keluarga mendukung
Skala tingkat ansietas
0 Tidak ada 2, Tingkat 4. Respon
kecemasan perhatian simpato-
meninggi Adrenal
1 Mengungkapkan 3, Kerisauan tak 5. Panik
kerisauan terfokus

Riwayat keperawatan untuk pola nilai kepercayaan


“Istri saya dan saya sering ke masjid. Saat subuh, Magrib dan Isya’ sholat
berjamaah di masjid. Saya yakin Alloh membantu saya di hari-hari yang
menyiksa. Kami makan seadanya. Saya senang melihat anak-anak dan cucu
yang rukun dan peduli . Kami selalu membantu saudara lain yang mengalami
kesulitan.

Contoh Pernyataan Diagnosis Keperawatan untuk pola Disfungsional


Persepsi kesehatan – Penanganan Kesehatan
Diagnosa Keperawatan : Perubahan proteksi Etiologi (yang berhubungan
dengan) imunosupresi
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) pergelangan kaki hangat/kaki hangat,
kemerahan, edema, SDP 11.000, cultur bunion positif terhadap
staphylococcus aureus

Diagnosa Keperawatan : Perubahan Membran Mukosa Mulut Etiologi (yang


berhubungan dengan reaksi obat)
Batasan karakteristik (ditandai oleh) adanya lesi bukal, indera pengecapan
menurun, nyeri mulut

Sekarang Silahkan lanjutkan dengan latihan untuk pola disfungsional seperti


yang sudah Anda pelajari dalam kegiatan praktik 1

55
Jawaban :
Pernyataan Diagnosa Keperawatan Berdasarkan SDKI
1. Pola Persepsi Kesehatan-Penanganan Kesehatan
a. Diagnosa Keperawatan : Nyeri kronis
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Kondisi muskuloskeletal
kronis
Batasan karakteristik (ditandai oleh) :
1) Selama dua minggu terakhir kuku jari nyeri, bengkak, kemerahan,
dan terasa lebih hangat dari biasanya.
2) Tampak sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta
bunion di kaki kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
3) Wajah meringis dan merintih bila sendi digerakkan.
4) Riwayat artritis rematoid selama 30 tahun.
5) Nyeri baru menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu dengan pemberian ecotrin.
b. Diagnosa Keperawatan : Hipertermia
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Proses penyakit (peradangan
sendi)
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di
kaki kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
2) Suhu 38,4 derajad celcius.
c. Diagnosa Keperawatan : Gangguan integritas jaringan
Etiologi (yang berhubungan dengan) : kelebihan volume cairan
(peradangan kronik akibat adanya kristal urat)
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di
kaki kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
2) Lesi di seluruh rongga mulut.
3) Ulkus kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.
d. Diagnosa Keperawatan : Risiko Infeksi
Etiologi (yang berhubungan dengan) : ketidakadekuatan pertahanan

56
tubuh sekunder (imunosupresi)
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Memiliki bunion yang terinfeksi pada kaki kiri.
2) Dokter menusuk bunion dan keluar pus.
3) Sendi metakarpofalang pertama dan kedua kanan serta bunion di
kaki kiri hangat, kemerahan, dan bengkak.
4) Lesi di seluruh rongga mulut.
5) Suhu 38,4 derajad celcius.
6) Ulkus kaki kiri dikelilingi sisik yang berwarna kekuningan.
7) Cairan dari bunion kaki kiri positif terhadap Staphylococcus
aureus.
8) Leucocyt 11.000uL (mm 3).
2. Pola Nutrisi-Metabolik
a. Diagnosa Keperawatan : Gangguan integritas jaringan
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Kelebihan volume cairan
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) kulit terasa hangat.
2) Turgor kulit : bentuk kembali seperti semula dalam 15 detik.
3) Ulkus diseluruh mukosa bukal.
4) Lidah dan gusi tampak eritema.
5) Gigi atas bagian bawah sebagian tanggal karena adanya lesi.

3. Pola Eliminasi
a. Diagnosa Keperawatan : Gangguan eliminasi urin
Etiologi (yang berhubungan dengan) : iritasi kandung kemih
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Aliran urin yang lambat.
2) Penurunan kekuatan aliran urin.
3) Berkemih tidak tuntas.

4. Pola Aktivitas-Latihan
a. Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Gangguan neuromuskular
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :

57
1) Klien mengatakan tidak dapat mengerjakan apapun untuk diri
sendiri.
2) Klien mengatakan tangan bengkak dan sulit untuk menggerakkan
jari jari.
3) Klien mengatakan memegang kursi saat berjalan dalam rumah.
4) Klien mengatakan sendi sendi kaki sakit bila berdiri atau berjalan.
5) Klien mengatakan lelah bila membuat sarapan pagi dan makan
siang.
6) Klien mengatakan kakinya membesar.
7) Tanda-tanda vital : tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80 x /menit,
irama teratur, pernapasan 20 x/menit teratur.
8) Ektremitas positif terhadap nodul subcutan.
9) ROM (range of motion) semua sendi menurun.
10) Abduksi kedua bahu 15 derajat. Fleksi siku 70 derajat. Fleksi
pergelangan tangan kanan 60 derajat.
11) Sendi metakarpofalang pertama dan kedua edema, eritema, nyeri
tekan dan hangat terhadap sentuhan.
12) Tidak mampu untuk menggenggam dengan kuat.
13) Tangan kiri dibidai.
14) Tidak dapat memakai baju sendiri.
15) Memperlihatkan keseimbangan dan gaya berjalan yang tidak
stabil ketika berjalan. Berjalan 3 meter ke kamar maandi, duduk 2
kali pada rute tersebut.
16) Kedua pergelangan kaki oedema 2+ dan eritema.
17) Bunion positif pada kaki kiri.
18) Hasil laboratorium :
Darah : Laju sedimentasi eritrosit (ESR) 59 mm/jam
Faktor artritis reumatoid1:250 (fiksasi lateks)
Temuan rongent : Penyempitan ruang sendi dan tampak erosi
tulang

5. Pola Tidur-Istirahat
a. Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur

58
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Kurang kontrol tidur
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Klien mengatakan di rumah saya tidak bisa tidur dan semuanya
terasa sakit.
2) Klien mengatakan bangun pagi hari dan mengalami kesulitan
bergerak.
3) Klien mengatakan tidak bertenaga.
4) Klien mengatakan minum dua pil ecotrin sebelum tidur.
5) Klien mengatakan tidur siang selama satu jam pada pukul 2 siang
setelah semua urusan selesai.
6) Klien mengatakan mata saya terasa lelah.
7) Tampak postur bungkuk.
8) Tampak Ptosis kelopak mata.
9) Tampak lingkaran gelap di bawah kedua mata.
10) Klien tampak menguap sepanjang wawancara.
6. Pola Kognitif-Perseptual
a. Diagnosa Keperawatan : Nyeri kronis
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Kondisi muskuloskeletal kronis
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Klien mengatakan selama lebih dari 2 minggu ini nyerinya
bertambah buruk dari pada 30 tahun lalu.
2) Klien mengatakan biasanya menderita nyeri tumpul yang konstan
di semua sendi, asanya seperti tertusuk pisau pada setiap sendi.
3) Klien mengatakan akan terasa sakit bila menggerakkan sendi-sendi.
4) Klien mengatakan skala nyeri 8 (nyeri berat) dalam skala nyeri 0-
10.
5) Tampak wajah meringis dan merintih ketika setiap sendi diperiksa
untuk menentukan ROM.

7. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri


a. Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah situasional
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Perubahan peran sosial
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :

59
1) klien mengatakan tidak mampu menjalankan pekerjaan lain.
2) Klien mengatakan pernah menjadi bintang di SMA dan bangga
dengan kebugaran fisiknya. Sekarang tubuhnya terlalu
bungkuk dan sendi-sendinya besar.
3) Klien mengatakan bukanlah dirinya yang seperti dulu lagi.
4) Klien mengatakan tidak dapat berkonsentrasi hari ini.
5) Klien tampak berbicara terputus putus dengan suara yang
pelan.
6) Klien tampak menatap ke lantai atau tembok selama
pembicaraan.

8. Pola Peran-Hubungan
a. Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Program perawatan/pengobatan
yang kompleks atau jangka panjang.
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) klien bergantung pada istri dan anak-anaknya.
2) Klien tidak mampu untuk bekerja lagi seperti sebelumnya.
3) Klien merasa tidak enak dengan keluarganya terutama dengan
istrinya karena harus bekerja keras untuk mencari nafkah.

9. Pola Seksualitas-Reproduksi
a. Diagnosa Keperawatan : Disfungsi seksual
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Perubahan fungsi/struktur tubuh
(proses penyakit)
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Klien mengatakan mempunyai 5 orang anak dan tidak mempunyai
masalah dengan kehidupan seks ketika masih muda.
2) Klien mengatakan kehilangan gairah seks 5 tahun yang lalu.
3) Klien mengatakan terlalu lelah dan persendiannya sakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik Penis, urethra, skrotum, testis,
epididimis, kanalis inguinalis dalam batas normal (DBN), tak
ada massa. Prostat tidak membesar, tidak ada sekret yang
keluar dari penis.

60
10. Pola Koping-Toleransi
a. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
Etiologi (yang berhubungan dengan) : Krisis situasional
Batasan Karakteristik (ditandai oleh) :
1) Klien mengatakan membutuhkan waktu 10 tahun sebelum
menerima kenyataan bahwa menderita artritis reumatoid.
2) Klien mengatakan berjalan bolak-balik sendirian sepanjang
hari.
3) Klien mengatakan beberapa tahun yang lalu tidak lama bisa
mengerjakan tugasnya.
4) Klien mengatakan tidak merokok atau minum minum lagi.
5) Klien mengatakan melakukan latihan isometrik jika merasa
tegang.
6) Klien mengatakan sekarang ini khawatir tentang infeksi ini dan
nyeri sendinya.
7) Klien mengatakan nilai tingkat kecemasan yaitu 2 (tingkat
perhatian meninggi) dari skala 0-5.
8) Tampak otot-otot wajah tegang.
9) Klien tampak memperagakan latihan isometrik.
10) Tampak catatan home visit anak-anak berkunjung tiap hari.
Struktur keluarga mendukung.”

11. Pola Nilai-Kepercayaan


Klien mampu untuk menjalani ibadahnya di masjid saat subuh, magrib
dan isya serta sholat berjamaah di masjid bersama dengan istri.

61
2.10 Latihan Membuat Rencana Tindakan
Setelah Anda menyelesaikan dan dapat merumuskan diagnosa keperawatan
maka tahap selanjutnya adalah membuat rencana keperawatan. Tujuan perencanaan
memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga, dan orang terdekat untuk
merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
klien.
Hasil yang diharapkan dari topik ini adalah adalah Anda dapat Membuat Prioritas
1. Urutan Diagnosa Keperawatan
2. Membuat Kriteria hasil Menulis Instruksi keperawatan
3. Menulis Rencana Asuhan Keperawatan

1. Prioritas Urutan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan Kebutuhan Maslow Urutan
Nyeri kronis Psikologis Tinggi
Hipertermia Keamanan dan proteksi Tinggi
Gangguan integritas jaringan Keamanan dan proteksi Tinggi
Resiko infeksi Keamanan dan proteksi Tinggi
Gangguan eliminasi urin Fisiologis Sedang
Gangguan mobilitas fisik Fisiologis Sedang
Gangguan pola tidur Fisilogis Sedang
Harga diri rendah situasional Psikologis Sedang
Ketidakberdayaan Psikologis Sedang
Disfusi seksual Fisikologis Sedang
Ansietas Psikologis Sedang

2. Kriteria Hasil
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil
Klien dengan keluhan lebih dari 2 minggu Klien tidak mengeluh nyeri lagi, kaki
kuku jari nyeri, bengkak, kemerahan, dan tidak bengkak serta kemerahan dan
terasa lebih hangat dari biasanaya, Diagnosa klien bisa tampak lebih rileks lagi dan
keperawatan Nyeri akut. nyeri pada sendi yang klien rasakan
berkurang Pada tanggal pada tanggal
30 febuari 2016
Klien dengan sendi metakarpofalang pertama Suhu tubuh klien mampu turun dan
dan kedua kanan serta bunion di kaki kiri kembali normal 36 ˚C, dan kemerahan
hangat, kemerahan dan bengkak, Diagnosa serta bengkak dapat berkurang. Pada
keperawatan Hipertermia. tanggal 30 febuari 2016
Klien dengan lesi di seluruh rongga mulut, Lesi di rongga mulut dan Ulkus kaki
ulkus kaki kiri dikelilingi kiri pada klien dapat lebih berkurang
sisik berwarna kuning, Diagnosa keperawatan serta membaik dan tampak granulasi

62
Gangguan integritas kulit. kulit membaik. Pada tanggal 30
febuari 2016
Klien tampak memiliki bunion yang terinfeksi Kaki klien tidak ada bunion yang
pada kaki kiri, saat dokter menusuk bunion terinfeksi di kaki klien dan tidak ada
dan keluar pus, Diagnosa keperawatan Resiko lagi pus pada kaki klien. Pada tanggal
infeksi. 30 febuari 2016
Aliran urin klien lambat, penurunan kekuatan Klien mampu berkemih dengan
aliran urin dan berkemih tidak tuntas, normal tanpa hambatan dan Aliran
Diagnosa keperawatan gangguan eliminasi urin klien bisa lebih lancar lagi, serta
urin. berkemih klien dapat lebih tuntas.
pada tanggal 30 febuari 2016
Klien mengatakan tidak dapat mengerjakan Klien mampu mengerjakan pekerjaan
apapun untuk diri sendiri, dan memegang semampunya dan tangan tidak lagi
kursi saat berjalan dalam rumah, serta tangan bengkak dan mampu menggerakan
bengkak dan sulit menggerakan jari – jari jari – jari tangan, dan kaki tidak lagi
tangan, dan klien mengatakan kakinya bengkak. Pada tanggal 30 febuari
membengkak. Diagnosa keperawatan 2016
Gangguan mobilitas fisik
Klien mengatakan di rumah klien tidak bisa Klien mampu mengointrol waktu
tidur dan semua badan terasa sakit, dan untuk beristirahat dan pola tidur klien
bangun pagi hari mengalami kesulitan lebih membaik, klien tidak merasa
bergerak, klien mengatakan tidak bertenaga, mudah lelah lagi, tidak terdapat
klien mengatakan matanya terasa lelah, lingkaran gelap di bawah mata klien.
tampak postur tubuh bungkuk, tampak ptosisi Pada tanggal 30 febuari 2016
kelopak mata, tampak lingkaran gelap di
bawah kedua mata, klien tampak menguap
sepanjang wawancara, Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur.
Klien mengatakan mengatakan pernah Klien mampu lebih percaya diri lagi
menjadi bintang di SMA dan bangga dengan dan lebih bisa menghargai hidupnya
kebugaran fisiknya. Sekarang tubuhnya terlalu serta bisa lebih menerima kondisinya
bungkuk dan sendi – sendinya besar, klien saat ini Pada tanggal 130 febuari 2016
mengatakan bukanlah dirinya yang seperti
dulu lagi, klien tampak be.rbicara berputus –
putus dengan suara yang pelan, selama
pembicaraan klien tampak menatap lantai atau
tembok, Diagnosa keperawatan Harga diri
rendah situasinal.
Klien mengatakan bahwa selalu bergantung Klien mampu lebih memahami
dengan istri dan anak – anaknya, klien tidak kondisinya saat ini dan mampu
mampu lagi bekerja seperti sebelumnya, klien menerimai keadaannya saat ini. Pada
merasa tidak enak dengan keluarganya tanggal 30 febuari 2016
terutama dengan istrinya karena harus bekerja
keras untuk mencari nafkah, Diagnosa
keperawatan ketidakberdayaan.
Klien mengatakan mempunyai 5 orang anak Disfusi seksual pada klien mampu

63
dan tidak ada masalah dengan kehidupan biisa membaik. Pada tanggal 12 juni
seksnya ketika masih muda namun Klien 2020
mengatakan kehilangan gairah seks 5 tahun
yang lalu, Diagnosa keperawatan Disfusi
seksual.
Klien mengatkan membutuhkan waktu 10 Klien mampu mengontrol
tahun sebelum menerima kenyataan bahw2a kecemasannya dan tidak khawatir
menderita artritis rheumatoid, klien dengan keadaannya sekarang, dan
mengatakan berjalan bolak balik sepanjang bisa lebih rileks. 30 febuari 2016
hari, klien mengatakan khawatir tentang
infeksi ini dan nyeri sendinya,klien
mengatakan tingkat kecemasannya yaitu 2
( tingkat kekhwatiran meninggi) dari skala 0-
5, Diagnosa keperawatan kecemasan.

3. Intruksi Keperawatan
No Instruksi Instruksi Intruksi Instruksi rujukan
diagnostik terapeutik penyuluhan
1 Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal 1 /3/2016,
1/3/2016, bicara 1/3/2016, 1/3/2016, rujuk klien jika nyeri
dengan istri klien lakukan demonstrasikan nya semakin
untuk perhitungan skala pada keluarga bertambah atau tidak
mengidentifikasi nyeri pada klien klien tentang berkurang
skala nyeri pada meredakan rasa
klien jam 4 sore nyeri pada
hari ini. Pada kunjungan
tanggal 2/3/2016 rumah sakit
berikutnya
2 Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal 1/3/2016
1/3/2016, bicara 1/3/2016. 1/3/2016, Rujuk klien jika
pada istri klien Lakukan kompres demonstrasikan suhu panas badan
untuk hangat pada klien pada keluarga klien tidak kunjung
mengidentifikasi jika perlu klien untuk turun
agar suhu badan menggunakan
klien tidak kompres hangat
mengingkat pada jika suhu tubuh
tanggal 2/3/2016 klien
meningkat,
3 Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal 1/3/2016,
1/3/2016, bicara 1/3/2016, 1/3/2016 rujuk klien jika
dengan istri klien lakukan demonstrasikan integritas kulit pada
untuk perawatan pada keluarga klien semakin
mengidentifikasi integritas kulit klien tentang bertambah
dan merawat pada klien menggunakan
kulit untuk pelembab agar

64
menjaga kulit klien tetap
keutuhan dan lembab
tetap lembab
pada tanggal
2/3/2016
4 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal Tanggal 3/3/2016,
bicara dengan 1/3/2016, 1/3/2016, rujuk klien jika
istri klien untuk monitor tanda jelaskan pada infeksi tidak kunjung
mengidentifikasi dan gejala infeksi keluarga klien sembuh
dan menurunkan local dan tentang tanda
risiko terserang sistemik pada dan gejala
organisme klien infeksi, dan
patogenik pada demontrasikan
tanggal 2/3/2016 perawatan kulit
pada area
edema atau
yang terinfeksi
5 Tanggal 1/3/2016 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 3/3/2016
Kaji monitor 1/3/2016 konsul dengan ahli
konsistensi,arom konsistensi,aroma jelaskan pada urologi mengenai
a dan warna urin dan warna urin klien dan kemajuan berkemih
klien pada klien keluarga klien klien pada tanggal
tanggal 2/3/2016 tentang tanda 5/6/2016
dan gejala
infeksi saluran
kemih
6 Tanggal 1/3/2016 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 3/3/2016
kaji ROM Lakukan ROM 1/3/2016 konsul dengan ahli
ekstremitas atas pasif pada kaki ajarkan klien terapi fisik mengenai
dan bawah klien kiri klien 4 kali menggunakan kemajuan klien
pada tanggal sehari walker pada menggunakan
2/3/2016 tanggal walker pada tanggal
3/2/2016 6/3/2016
7 Tanggal Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 2/3/2016
1/3/2016 bicara Kaji faktor 1/3/2016 konsul dengan ahli
dengan istri klien pengganggu tidur jelaskan pada terapi mengenai
untuk dan keluarga klien kemajuan kualitas
mengidentifikasi mengidentifikasi tentang tidur klien pada
faktor obat tidur yang pentingnya tidur tanggal 7/3/2016
pengganggu tidur dikonsumsi cukup selama
klien pada sakit , dan
tanggal 2/3/2016 mendemonstrasi
kan prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan

65
mis pijat,serta
pengaturan
posisi saat tidur
8 Tanggal Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 2/3/2016
1/3/2016 bicara kaji harapan klien 1/3/2016 konsul dengan ahli
dengan istri klien untuk informasikan terapi mengenai
untuk mengendalikan keluarga bahwa kemajuan perilaku
mengidentifikasi perilaku keluarga klien pada tanggal
dan mengelola sebagai dasar 7/3/2016
perilaku negatif pembentukan
pada tanggal kognitif
2/3/2016
9 Tanggal 1/3/2016 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 2/3/2016
bicara dengan pandu klien 1/3/2016 konsul dengan ahli
istri klien untuk untuk mengingat demonstrasikan terapi mengenai
mengidentifikasi kembali untuk keluarga kemajuan mengenai
harapan klien dan kenangan yang klien cara peningkatan dan
keluarga dalam menyenangkan mengenang dan kemampuan klien
pencapaian hidup dan libatkan klien menikmati masa pada tanggal
pada tanggal secara aktif lalu klien mis, 8/3/2016
2/3/2016 dalam perawatan prestasi dan
pengalaman
klien
10 Tanggal 1/3/2016 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 2/3/2016
bicara dengan identifikasi 1/3/2016 konsul dengan ahli
istri klien untuk kesiapan dan informasikan terapi jika masih
memberikan kemampuan klien untuk keluarga ingin menanyakan
informasi dalam dalam menerima klien tentang atau kurang jelas
memahami informasi perkembangan tentang informasi
dimensi fisik dan seksualitas disfungsi seksual
psikososial sepanjang siklus pada tanggal
seksualitas pada kehidupan 8/3/2016
tanggal 2/3/2016
11 Tanggal 1/3/2016 Tanggal 1/3/2016 Tanggal Tanggal 2/3/2016
kaji klien saat kaji kemampuan 1/3/2016 rujuk klien untuk
tingkat ansietas klien dalam informasikan latihan kegiatan
berubah mis. mengambil untuk keluarga pengalihan untuk
Kondisi, waktu keputusan klien secara mengurangi
dan stressor pada factual ketegangan dan
tanggal 2/3/2016 mengenai teknik relaksasi pada
diagnosis,pengo tanggal 8/3/2016
batan dan
prognosis klien

66
4. Rencana Asuhan Keperawatan
No Pengkajian Pernyataan Diagnosa Kriteria hasil Intstruksi Rasional
keperawatan keperawatan
1 DS : Klien mampu Identifikasi skala nyeri Untuk mengetahuai,
- Klien mengatakan Rasa nyaman aman mendemostrasika skala nyeri, 0-10
selama 2 minggu n relaksasi nafas
terakhir kuku jari Etilogi : berhubungan dalam.
nyeri, bengkak, dengan pencederaaan Klien tidak
kemerahan, dan fisiologis. mengeluh nyeri
terasa lebih hangat lagi, kaki tidak Ajarkan klien dan Untuk meminimalkan
dari biasanya Batasan karakteristik : bengkak serta keluarga tentang rasa nyeri
- Klien mengatakan Ditandai oleh kuku jari kemerahan dan relaksasi nafas dalam
nyeri baru bengkak, kemerahan dan klien bisa tampak
menghilang dalam terasa lebih hangat. lebih rileks lagi
beberapa sampai
beberapa minggu
dengan pemberian
ecotrin
- Klien mengatakan
riwayat artritis
rematoid selama 30
tahun
DO :
- Tampak sendi
metakopofalang
pertama dan kedua
kanan serta bunion
di kaki kiri
hangant,
kemerahan dan

67
bengkak
- Tampak wajah
klien meringis, dan
merintih bila sendi
digerakkan
-
2. DS : - Monitoring suhu tubuh Untuk mengetahuai
DO : Keamanan dan proteksi Suhu tubuh klien suhu tubuk klien
- Tampak sendi turun dan kembali apakah normal atau
metakorpofalang Etiologi : normal 36 ˚C, dan tidak
pertama dan kedua Berhubungan dengan kemerahan serta
kanan serta bunion proses penyakit (mis. bengkak dapat
di kaki kiri Infeksi, kanker) berkuran
hangat,kemerahan Ajurkan tirah baring Agar istirahat klien
dan bengkak Batasan karakteristik : cukup dan klien bisa
- Tampak suhu Tampak sendi lebih banyak tenaga
tubuh 38,4 derajat metakorpofalang pertama
celcius dan kedua kanan serta
bunion di kaki kiri
hangat,kemerahan dan
bengkak
Tampak suhu tubuh 38,4
derajat celcius

3 DS : - Ulkus kaki kiri Identifikasi penyebab Untuk mengetahuai apa


DO : Keamanan dan proteksi pada klien dapat gangguan integritas penyebab integritas
- Tampak kulit lebih berkurang kulit kulit pada klien
terasa hangat Etiologi : serta membaik
- Tampak turgor Berhubungan dengan dan tampak
kulit bentuk penurunan mobilitas granulasi kulit

68
kembali seperti membaik Ubah posisi 2 jam jika Untuk menghindari
semula dalam 15 Batasan karakteristik tirah baring adanya lecet di bagian
detik (ditandai dengan) : belakang klien
- Tampak ulkus Tampak kulit terasa hangat
diseluruh mukosa Tampak ulkus diseluruh
bukal mukosa bukal, Tampak
- Tampak lidah dan gigi atas bagian bawah
gusi tampak sebagian tunggal karena
eritema adanya lesi
- Tampak gigi atas
bagian bawah
sebagian tunggal
karena adanya lesi
4 DS : tidak ada bunion Monitor tanda dan Untuk mengetahui
- Klien mengatakan Keamanan dan proteksi yang terinfeksi di gejala infeksi local dan apakah ada tanda –
memiliki bunion kaki klien dan sistematik tanda atau gejala infeksi
yang terinfeksi Etiologi : tidak ada lagi pus
pada kaki kiri Berhubungan dengan pada kaki klien
DO : penyakit kronis
- Tampak dokter Berikan penkes tentang Agar klien dan keluarga
menusuk bunion Batasan karakteristik risiko infeksi dan tanda- mampu memahami dan
dan keluar pus (ditandai dengan) : tanfa dan gejala infeksi mengerti tanda – tanda
- Tampak sendi Tampak dokter menusuk dan gejala infeksi
metakarpofalang bunion dan keluar pus
pertama dan kedua Tampak sendi
kanan serta bunion metakarpofalang pertama
di kaki kiri hangat, dan kedua kanan serta
kemerahan dan bunion di kaki kiri hangat,
bengkak kemerahan dan bengkak
- Tampak lesi di

69
seluruh rongga
mulut
- Tampak suhu 38,4
derajat celcius
- Tampak ulkus kaki
kiri dikelilingi sisik
yang berwarna
kuning
- Tampak cairan dari
bonion kaki kiri
positif terhadap
staphylococcus
aureus
- Tampak leucocyt
11.000uL (mm 3)
5. DS : - klien Aliran urin klien Monitoring eliminasi Untuk mengetahui
mengatakan berkemih Fisiologis bisa lebih lancar urin (mis, frekuensi, apakah ada tanda –
tidak tuntas lagi, serta konsistensi, tanda ISK atau tidak
DO: Berhubungan dengan berkemih klien aroma,volume, dan
- Tampak aliran urin kelemahan otot pelvis dapat lebih tuntas. warna )
yang lambat
- Tampak penurunan Batasan karakteristik
kekuatan aliran (ditandai dengan) : Berikan penkes tentang Agar klien dan keluarga
urin aliran urin yang lambat, tanda dan gejala infeksi mengetahui tanda dan
penurunan kekuatan aliran saluran kemih (ISK) gejala dari ISK
urin

70
6 DS : Klien mampu Identifikasi adanya Untuk mengetahui apa
- Klien mengatakan Fisiologis mengerjakan nyeri atau keluhan fisik penyebab gangguan
tidak dapat apapun sendiri, lainnya mobilitas fisik pada
mengerjakan Berhubungan dengan tangan tidak lagi klien
apapun untuk diri penurunan kekuatan otot bengkak dan
sendiri mampu
- Klien mengatakan Batasan karakteristik menggerakan jari
tangan bengkak (ditandai dengan) : – jari tangan, dan Libatkan keluarga Agar klien dapat
dan sulit untuk tidak dapat mengerjakan kaki tidak lagi untuk membantu klien bergerak dengan
menggerakan jari apapun untuk diri sendiri, bengkak dan dalam meningkat bantuan keluarga
jari tangan bengkak dan sulit mampu pergerakan
- Klien mengatakan untuk menggerakan jari menyeimbangkan
memegang kursi jari, sendi sendi kaki sakit tubuhnya saat
saat berjalan dalam bila berdiri dan berjalan, berjalan.
rumah Tidak mampu
- Klien mengatakan menggenggam dengan
sendi sendi kaki kuat
sakit bila berdiri Tangan kiri
dan berjalan
- Klien mengatakan
lelah bila membuat
sarapan pagi dan
makan siang
- Klien mengatakan
kakinya membesar
DO :
- Tanda tanda vital:
Td : 150/90
mmHg
N : 80x/menit,

71
irama teratur
RR : 20x/menit
irama teratur
- Tampak
ekstremitas positif
terhadap nodul
subcutan
- ROM (range of
motion) semua
sendi menurun
- Abduksi kedua
bahu 15 derajat
siku 70 derajat
fleksi pergelangan
tangan kanan 60
derajat
- Sendi
metakorpofalang
pertama dan kedua,
eritema, nyeri
tekan dan hangat
terhadap sentuhan
- Tidak mampu
menggenggam
dengan kuat
- Tangan kiri dibidai
- Tidak dapat
memakai baju
sendiri
- Memperlihatkan

72
keseimbangan dan
gaya berjalan yang
tidak stabil ketika
berjalan. Berjalan 3
meter ke Kamar
mandi, duduk 2
kali pada rute
tersebut
- Kedua pergelangan
kaki oedema 2+
dan eritema
- Bunion positif
pada kaki kiri
- Hasil
laboratorium :
- Darah : laju
sedimentasi
eritrosit (ESR) 59
mm/jam, faktor
artritis reumotoid
250(fiksasi lateks)
- Temuan rongent :
penyempitan ruang
sendi dan tampak
erosi tulang
7 DS : Fisiologis pola tidur klien Identifikasi factor Untuk mengetahui apa
- Klien mengatakan mampu lebih penggangu tidur penyebab klien susah
dirumah saya tidak Berhubungan dengan membaik, klien (fisik/fisiologis) tidur
bisa tidur dan kurang kontrol tidur tidak merasa lelah
semuanya terasa lagi, tidak

73
sakit Batasan karakteristik terdapat lingkaran Modifikasi lingkungan Agar klien merasa lebih
- Klien mengatakan (ditandai dengan) : gelap di bawah (mis,pencahayaan, nyaman saat ingin
bangun pagi hari tidak bisa tidur dan mata klien. kebisingan, suhu, dan beristirahat
dan mengalami semuanya terasa sakit dan tempat tidur)
kesulitan bergerak bangun pagi hari dan
- Klien mengatakan mengalami kesulitan
tidak bertenaga bergerak,
- Klien mengatakan Tampak lingkaran gelap
minum dua pil dibawah kedua mata dan
ecotrin sebelum tampak menguap
tidur sepanjang wawancara.
- Klien mengatakan
mata saya terasa
lelah
DO :
- Tampak lingkaran
gelap dibawah
kedua mata
- Klien tampak
menguap
sepanjang
wawancara
8 DS : Klien mampu Identifikasi harapan Untuk mengetahui
- Klien mengatakan Psikologis lebih percaya diri untuk mengendalikan bagaimana cara klien
tidak mampu lagi dan lebih bisa perilaku mengendalikan
menjalankan Berhubungan dengan menghargai perilakunya
pekerjaan lain perubahan pada citra tubuh hidupnya serta
- Klien mengatakan bisa lebih
pernah menjadi Batasan karakteristik menerima Diskusikan tanggung Agar klien lebih paham
bintang SMA dan (ditandai dengan) : kondisinya saat jawab terhadap perilaku lagi tentang

74
bangga dengan tidak mampu menjalankan ini. pengendalian perilaku
kebugaran pekerjaan lain, pernah dan bisa lebih
fisiknya, sekarang menjadi bintang SMA dan menerima dengan
tubuh nya terlalu bangga dengan kebugaran keadaannya sekarang
banyak bungkuk fisiknya, sekarang tubuh
dan sendi sendinya nya terlalu banyak
besar bungkuk dan sendi
- Klien mengatakan sendinya besar, Klien
bukanlah dirinya mengatakan bukanlah
yang seperti dulu dirinya yang seperti dulu
lagi lagi
- Klien mengatakan
tidak dapat
berkonstrasi hari
ini
DO :
- Klien tampak
berbicara terputus
putus dengan suara
yang pelan
- Klien tampak
menatap ke lantai
atau tembok
selama
pembicaraan
9 DS : Klien mampu Identifikasi harapan Untuk mengetahui apa
- Klien mengatakan Psikologis (integritas ego) lebih memahami klien dan keluarga harapan hidup klien dan
bergantung pada dan mampu lebih dalam pencapaian hidup keluarga saat ini dan
istri dan anak Berhubungan dengan menerima lagi bisa lebih memberikan
anaknya program keadaannya semangat kepada klien

75
- Klien mengatakan perawatan/pengobatan sekarang tentang harapan
tidak mampu untuk yang komplek atau jangka hidupnya
bekerja lagi seperti panjang
sebelumnya
- Klien mengatakan Batasan karakteristik Anjurkan klien Agar bisa memberikan
merasa tidak enak (ditandai dengan) : mengungkapkan semangat pada klien
dengan Klien mengatakan perasaannya tehadap dan bisa menerima
keluarganya bergantung pada istri dan kondisinya saat ini keadaannya saat ini
DO : - anak anaknya, tidak
mampu untuk bekerja lagi
seperti sebelumnya, dan
merasa tidak enak dengan
keluarganya
10 DS : Disfusi seksual Jelaskan perkembangan Agar klien mengetahui
- Klien mengatakan Fisiologis ( reproduksi dan pada klien seksualitas sepanjang perkembangan siklus
mempunyai 5 seksual ) mampu lebih siklus kehidupan seksualitas pada setiap
orang anak dan membaik tahap umur
tidak mempunyai Berhubungan dengan
masalah dengan perubahan fungsi/struktur
kehidupan seks tubuh (mis.proses
ketika masih muda penyakit)
- Klien mengatakan
kehilangan gairah
seks 5 tahun yang Batasan karakteristik
lalu (ditandai dengan) :
- Klien mengatakan Klien mengatakan
terlalu lelah dan kehilangan gairah seks 5
persendiannya tahun yang lalu, dan
sakit terlalu lelah dan
DO : persendiannya sakit

76
- Hasil pemeriksaan
fisik penis, urethra,
skrotum, testis,
epidimis, kanalis
inguinalis dalam
batas normal
(DBN) tak ada
massa. Prostat
tidak membesar,
tidak ada secret
yang keluar dari
penis
11 DS : Klien tidak Identifikasi saat tingkat Untuk mengetahui saat
- Klien mengatakan Psikologis (integritas ego) merasa cemas lagi ansietas berubah (mis, kapan ansietas tersebut
membutuhkan dan tidak kondisi, waktu, muncul
waktu 10 tahun Berhubungan dengan khawatir lagi stressor)
sebelum menerima ancaman terhadap konsep dengan
kenyataan bahwa diri keadaannya
menderita artritis sekarang, dan bisa
reumotoid Batasan karakteristik lebih rileks. Gunakan pendekatan Agar membantu
- Klien mengatakan (ditandai dengan) : yang tenangdan mengurangi kecemasan
berjalan bolak Klien mengatakan menyakinkan yang klien alami
balik sendirian membutuhkan waktu 10
sepanjang hari tahun sebelum menerima
- Klien mengatakan kenyataan bahwa
beberapa tahun menderita artritis
yang lalu tidak reumotoid, berjalan bolak
lama bisa balik sendirian sepanjang
mengerjakan hari, Klien mengatakan
tugasnya sekarang ini khawatir

77
- Klien mengatan tentang infeksi ini dan
tidak merokok atau nyeri sendinya
minum minum lagi Klien mengatakan nilai
- Klien mengatakan tingkat kecemasan yaitu 2
melakukan latihan (tingkat perhatian
isometrik jika meninggi) dari skala 0-5
terasa tegang
- Klien mengatakan
sekarang ini
khawatir tentang
infeksi ini dan
nyeri sendinya
- Klien mengatakan
nilai tingkat
kecemasan yaitu 2
(tingkat perhatian
meninggi) dari
skala 0-5
DO :
- Tampak otot otot
wajah tegang
- Klien tampak
memperagakan
latihan isometric
- Tampak catatan
home visit anak
anak berkunjung
tiap hari, struktur
keluarga
mendukung.

78
2.11 Latihan 10
1. Urutan sedang diagnosa keperawatan untuk membuat
rencanakeperawatan adalah….
Jawab :
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Potter and Perry,1997).
Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b. Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
2. Berdasarkan hirarkhi kebutuhan dasar Maslow yang merupakan
kebutuhan dasar fisiologis adalah….
Jawab :
Dalam hierarki piramida Maslow, kebutuhan fisiologis ditempatkan
pada posisi paling bawah. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan pada tingkatan terendah. Artinya,
kebutuhan ini harus dipenuhi dan terpuaskan terlebih dahulu sebelum
memenuhi kebutuhan lainnya. Sebagai kebutuhan paling dasar,
kebutuhan fisiologis berkaitan dengan kebutuhan fisik seperti makan,

79
minum, bernapas, tidur, sandang, dan juga papan atau rumah.
Pemenuhan terhadap kebutuhan fisiologis sangatlah penting, karena
menjadi dasar bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan lain yang berada
pada hierarki lebih tinggi.
3. Jelaskan kebutuhan menurut hirarkhi Maslow yang tergolong dalam
kebutuhan cinta/memiliki adalah….
Jawab :
Kebutuhan akan kasih sayang menempati posisi ketiga dalam hierarki
piramida Maslow. Artinya, kebutuhan ini akan muncul setelah
kebutuhan akan rasa aman dan nyaman terpenuhi. Kebutuhan akan
kasih sayang ini mencakup cinta, rasa sayang, serta rasa untuk memiliki
dan dimiliki yang diwujudkan melalui hubungan pertemanan,
persahabatan, dan berkeluarga yakni memiliki pasangan dan keturunan.
Setidaknya individu yang kebutuhan kasih sayangnya terpenuhi akan
memiliki rasa percaya diri dan jiwa yang lebih besar. Individu yang
kebutuhan akan kasih sayangnya telah terpenuhi sejak kanak-kanak,
cenderung lebih mampu menerima penolakan dibandingkan dengan
individu yang masa kanak-kanaknya tidak dilingkupi kasih sayang.
Menurut Maslow, kebutuhan kasih sayang juga berkaitan dengan
hubungan yang sehat dan penuh kasih serta saling percaya.
Kenyataannya, banyak hubungan pertemanan dan cinta sepasang
kekasih bahkan keluarga yang hancur berantakan disebabkan adanya
rasa saling curiga dan pengkhiatan terhadap hubungan yang telah
terjalin.
4. Termasuk dalam instruksi terapeutik dalam membuat rencana
keperawatan…. Rasional pada instruksi keperawatan “Ajarkan klien
untuk bernafas dalam“adalah….
Jawab :
Instruksi terapeutik rencana keperawatan : Teknik relaksasi (SDKI hal.
436) Rasional “Ajarkan klien untuk bernafas dalam“ : Nafas dalam
dapat membantu memperoleh oksigen tambahan dan oksigen dapat
merelaksasikan otot-otot pernafasan

80
2.12 Latihan Menentukan Tindakan Keperawatan (Implementasi)

1. TINDAKAN KEPERAWATAN
No Fokus Data Tindakan Respon Penyuluhan
( Diagnosa ) ( subjektif dan objektif )
1 Nyeri kronis DS : Mengidentifikasi Perawat Perawat membantu
- Klien mengatakan selama skala nyeri menguraikan respon mengajarkan klien teknik
2 minggu terakhir kuku klien terhadap relaksasi nafas dalam.
jari nyeri, bengkak, tindakan
kemerahan, dan terasa Mengajarkan keperawatan dan
lebih hangat dari biasanya klien dan klien memahami dan
- Klien mengatakan nyeri keluarga tentang mau mengikuti
baru menghilang dalam relaksasi nafas instruksi
beberapa sampai beberapa dalam keperawatan ,
minggu dengan pemberian
ecotrin
- Klien mengatakan riwayat
artritis rematoid selama 30
tahun
DO :
- Tampak sendi
metakopofalang pertama
dan kedua kanan serta
bunion di kaki kiri
hangant, kemerahan dan
bengkak
- Tampak wajah klien
meringis, dan merintih bila
sendi digerakkan

81
2 Hipertermia DS : - Memonitoring Perawat Perawat melakukan
DO : suhu tubuh menguraikan respon monitor suhu klien dan
- Tampak sendi klien terhadap menyarankan klien untuk
metakorpofalang pertama tindakan tirah baring .
dan kedua kanan serta keperawatan .
bunion di kaki kiri Menganjurkan
hangat,kemerahan dan tirah baring
bengkak
- Tampak suhu tubuh 38,4
derajat celcius
3 Gangguan DS : - Mengidentifikasi Perawat Perawat melakukan
integritas DO : penyebab menguraikan respon tindakan mengubah
jaringan - Tampak kulit terasa hangat gangguan klien terhadap posisi 2 jam sekali
- Tampak turgor kulit integritas kulit tindakan selama klien tirah
bentuk kembali seperti keperawatan dan baring .
semula dalam 15 detik membantu
- Tampak ulkus diseluruh mengubah posisi
mukosa bukal Mengubah posisi klien setiap 2 jam
- Tampak lidah dan gusi 2 jam jika tirah selama tirah baring
tampak eritema baring untuk menghindari
- Tampak gigi atas bagian terjadinya ulkus.
bawah sebagian tunggal
karena adanya lesi
4 Resiko DS : Memonitor tanda Perawat Perawat menguraikan
infeksi - Klien mengatakan dan gejala infeksi menguraikan respon penyuluhan untuk
memiliki bunion yang lokal dan klien terhadap membantu klien dalam
terinfeksi pada kaki kiri sistematik tindakan mengatasi masalah .
DO : keperawatan .
- Tampak dokter menusuk
bunion dan keluar pus Memberikan

82
- Tampak sendi penkes tentang
metakarpofalang pertama risiko infeksi dan
dan kedua kanan serta tanda- tanfa dan
bunion di kaki kiri hangat, gejala infeksi
kemerahan dan bengkak
- Tampak lesi di seluruh
rongga mulut
- Tampak suhu 38,4 derajat
celcius
- Tampak ulkus kaki kiri
dikelilingi sisik yang
berwarna kuning
- Tampak cairan dari bonion
kaki kiri positif terhadap
staphylococcus aureus
- Tampak leucocyt
11.000uL (mm 3)
5 Gangguan DS : - klien mengatakan Memonitoring Perawat Perawat menguraikan
eliminasi urin berkemih tidak tuntas eliminasi urin menguraikan respon penyuluhan untuk
DO: (mis, frekuensi, klien terhadap membantu klien dalam
- Tampak aliran urin yang konsistensi, tindakan mengatasi masalah .
lambat aroma,volume, keperawatan
- Tampak penurunan dan warna )
kekuatan aliran urin

Memberikan
penkes tentang
tanda dan gejala
infeksi saluran
kemih (ISK)

83
6 Gangguan DS : Mengidentifikasi Perawat Perawat menyarankan
mobilitas - Klien mengatakan tidak adanya nyeri atau menguraikan respon keluarga untuk terlibat
fisik dapat mengerjakan apapun keluhan fisik klien terhadap dalam membantu klien
untuk diri sendiri lainnya tindakan dalam meningkatkan
- Klien mengatakan tangan keperawatan . pergerakan.
bengkak dan sulit untuk
menggerakan jari jari
- Klien mengatakan Melibatkan
memegang kursi saat keluarga untuk
berjalan dalam rumah membantu klien
- Klien mengatakan sendi dalam meningkat
sendi kaki sakit bila berdiri pergerakan
dan berjalan
- Klien mengatakan lelah
bila membuat sarapan pagi
dan makan siang
- Klien mengatakan kakinya
membesar
DO :
- Tanda tanda vital:
Td : 150/90 mmHg
N : 80x/menit, irama
teratur
RR : 20x/menit irama
teratur
- Tampak ekstremitas positif
terhadap nodul subcutan
- ROM (range of motion)
semua sendi menurun
- Abduksi kedua bahu 15

84
derajat siku 70 derajat
fleksi pergelangan tangan
kanan 60 derajat
- Sendi metakorpofalang
pertama dan kedua,
eritema, nyeri tekan dan
hangat terhadap sentuhan
- Tidak mampu
menggenggam dengan
kuat
- Tangan kiri dibidai
- Tidak dapat memakai baju
sendiri
- Memperlihatkan
keseimbangan dan gaya
berjalan yang tidak stabil
ketika berjalan. Berjalan 3
meter ke Kamar mandi,
duduk 2 kali pada rute
tersebut
- Kedua pergelangan kaki
oedema 2+ dan eritema
- Bunion positif pada kaki
kiri
- Hasil laboratorium :
- Darah : laju sedimentasi
eritrosit (ESR) 59
mm/jam, faktor artritis
reumotoid 250(fiksasi
lateks)

85
- Temuan rongent :
penyempitan ruang sendi
dan tampak erosi tulang
7 Gangguan DS : Mengidentifikasi Perawat Perawat melakukan
mobilitas - Klien mengatakan dirumah faktor penggangu menguraikan respon modifikasi lingkungan
fisik saya tidak bisa tidur dan tidur klien terhadap klien .
semuanya terasa sakit (fisik/fisiologis) tindakan
- Klien mengatakan bangun keperawatan .
pagi hari dan mengalami
kesulitan bergerak Memodifikasi
- Klien mengatakan tidak lingkungan
bertenaga (mis,pencahayaan
- Klien mengatakan minum , kebisingan,
dua pil ecotrin sebelum suhu, dan tempat
tidur tidur)
- Klien mengatakan mata
saya terasa lelah
DO :
- Tampak lingkaran gelap
dibawah kedua mata
- Klien tampak menguap
sepanjang wawancara
8 Harga diri DS : Mengidentifikasi Perawat Perawat menggali dan
rendah - Klien mengatakan tidak harapan untuk menguraikan respon mendiskusikan harapan
situasional mampu menjalankan mengendalikan klien terhadap dan tanggung jawab klien
pekerjaan lain perilaku tindakan terhadap pengendalian
- Klien mengatakan pernah keperawatan . perilaku.
menjadi bintang SMA dan
bangga dengan kebugaran Mengdiskusikan
fisiknya, sekarang tubuh tanggung jawab

86
nya terlalu banyak terhadap perilaku
bungkuk dan sendi
sendinya besar
- Klien mengatakan
bukanlah dirinya yang
seperti dulu lagi
- Klien mengatakan tidak
dapat berkonstrasi hari ini
DO :
- Klien tampak berbicara
terputus putus dengan
suara yang pelan
- Klien tampak menatap ke
lantai atau tembok selama
pembicaraan
9 Ketidak DS : Mengientifikasi Perawat Perawat menggali dan
Berdayaan - Klien mengatakan harapan klien dan menguraikan respon mendiskusikan respon
bergantung pada istri dan keluarga dalam klien terhadap klien terhadap kondisinya
anak anaknya pencapaian hidup. tindakan saat ini .
- Klien mengatakan tidak keperawatan .
mampu untuk bekerja lagi
Menganjurkan
seperti sebelumnya klien
- Klien mengatakan merasa mengungkapkan
tidak enak dengan
perasaannya
keluarganya tehadap
DO : - kondisinya saat
ini
10 Disfusi DS : Menjelaskan Perawat Perawat menjelaskan
seksual - Klien mengatakan perkembangan menguraikan respon perkembangan
mempunyai 5 orang anak seksualitas klien terhadap seksualitas sepanjang

87
dan tidak mempunyai sepanjang siklus tindakan siklus kehidupan .
masalah dengan kehidupan kehidupan keperawatan .
seks ketika masih muda
- Klien mengatakan
kehilangan gairah seks 5
tahun yang lalu
- Klien mengatakan terlalu
lelah dan persendiannya
sakit
DO :
- Hasil pemeriksaan fisik
penis, urethra, skrotum,
testis, epidimis, kanalis
inguinalis dalam batas
normal (DBN) tak ada
massa. Prostat tidak
membesar, tidak ada secret
yang keluar dari penis
11 Ansietas DS : Mengidentifikasi Perawat Perawat melakukan
- Klien mengatakan saat tingkat menguraikan respon pendekatan dan
membutuhkan waktu 10 ansietas berubah klien terhadap komunikasi terapeutik
tahun sebelum menerima (mis, kondisi, tindakan untuk membantu
kenyataan bahwa waktu, stressor) keperawatan mengatasi masalah
menderita artritis kesehatan klien .
reumotoid
- Klien mengatakan berjalan Menggunakan
bolak balik sendirian pendekatan yang
sepanjang hari tenang dan
- Klien mengatakan menyakinkan
beberapa tahun yang lalu

88
tidak lama bisa
mengerjakan tugasnya
- Klien mengatan tidak
merokok atau minum
minum lagi
- Klien mengatakan
melakukan latihan
isometrik jika terasa
tegang
- Klien mengatakan
sekarang ini khawatir
tentang infeksi ini dan
nyeri sendinya
- Klien mengatakan nilai
tingkat kecemasan yaitu 2
(tingkat perhatian
meninggi) dari skala 0-5
DO :
- Tampak otot otot wajah
tegang
- Klien tampak
memperagakan latihan
isometric
- Tampak catatan home visit
anak anak berkunjung tiap
hari, struktur keluarga
mendukung.

89
Topik 5
2.13 Latihan Melakukan Evaluasi

1. Evaluasi Keperawatan
N Tanggal Diagnosa Evaluasi
O
1 01 / 03 / Nyeri kronis S = Klien mengatakan nyeri sedikit
2016 berkurang.
O = - Klien tampak tidak meringis lagi
- Bengkak dan kemerahan pada kaki
klien
tampak berkurang .
A = Masalah keperawatan teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi keperawatan
2 01 / 03 / Hipertermia S = Klien mengatakan tubuhnya tidak lagi
2016 demam
O = -Suhu tubuh klien teraba tidak lagi
panas
- Suhu tubuh kembali normal 36 C
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan
3 01 / 03 / Gangguan S = Klien mengatakan kondisi ulkus mulai
2016 integritas jaringan membaik
O = - Ulkus tampak berkurang
- tampak ada granulasi
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi keperawatan
4 01 / 03 / Resiko infeksi S= -
2016 O = - Tampak tidak ada bunion terinfeksi
- Tampak tidak ada pus
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan
5 01 / 03 / Gangguan S = Klien mengatakan aliran kemih lebih
2016 eliminasi urin lancar
O = Klien tampak dapat berkemih dengan
tuntas
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi di hentikan
6 01 / 03 / Gangguan S = Klien mengatakan dapat melakukan
2016 mobilitas fisik aktivitas
secara mandiri .
O = -Tangan dan klien tampak tidak
bengkak
- Klien tampak mampu
menyeimbangkan
tubuhnya saat berjalan.

90
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi di hentikan
7 01 / 03 / Gangguan pola S = Klien mengatakan tidur dengan
2016 tidur nyenyak
O = -Kualitas tidur klien tampak membaik
-Lingkaran gelap di bawah mata klien
hilang
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan
8 01 / 03 / Harga diri rendah S = Klien mengatakan dapat menerima
2016 situasional kondisi saat ini dan menghargai hidupnya
O = - Klien tampak bersemangat
- Klien tampak bahagia
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan
9 01 / 03 / Ketidakberdayaan S = Klien mengatakan dapat menerima
2016 kondisinya saat ini.
O = Klien tampak bahagia
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan
10 01 / 03 / Disfusi seksual S = Klien mengatakan disfungsi seksual
2016 mulai membaik .
O = Klien dan pasangan tampak harmonis
A = Masalah keperawatan teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi keperawatan
11 01 / 03 / Ansietas S = Klien mengatakan tidak lagi khawatir
2016 dengan kondisinya sekarang.
O = Klien tampak lebih tenang
A = Masalah keperawatan teratasi
P = Intervensi keperawatan di hentikan

91
2.14 Praktik Membuat Perencanaan Keperawatan

Kegiatan praktik 1 (Topik 1): Praktek membuat rencana harian-mingguan


1. Membuat rencana harian sesuai uraian tugas Kepala Ruang
Nama Kepala Ruangan (Karu) : Friendky
Ketua Tim : Tim 1: Indah Tri Khoerun Nisa
Tim 2: Natasya Aprilia Miranti
Perawat Pelaksana Pagi : 1. Grace Nazavira
2. Gusnadi
3. Jhonatan Mei Diantama
4. Lia Oktaria
Hari/Tanggal : Senin, 25 Mei 2020

Uraian Tugas Hasil Kegiatan


Operan : Operan :
Konference : Pre/Post
Kepala Ruangan
1. Melakukan pembagian tugas kepada 1. Friendky
kepala tim dan Pembagian tugas ini
kemudian di bagikan kepada
perawat pelaksana pada kompetensi
Ketua Tim I Ketua Tim II
masing-masing. Indah Tri K.N Natasya A.M
2. Menjelaskan mengenai jumlah Perawat
PerawatPelaksana
PelaksanaKatim
Katim I
pasien saat ini kepada ketua tim dan 1. Grace Nazavira
II
1. Kamar D4Mei
Jhonatan dan D.
D5
pelaksana 2. (Tn.S,
Jumlah D5pasien
KamarNn. D) yang dirawat di ruang Dahlia pada
(Tn. Ep, Tn. F dan
3. Menjelaskan BOR pasien kamar
Tn.T) D4 berjumlah 3 pasien (Tn.S, Tn.E, Ny.M),
2. Gusnadi
Kamar D4
2. Lia Oktaria
4. Menjelaskan kondisi klien D5
(Ny. berjumlah
M, D5
Kamar Tn.E) 6 orang (Tn. Ep, Tn. D, Nn. D, Ny.
5. Menjelaskan analisa SWOT (Tn.D,
Y, Tn.Ny.FY)dan Tn.T. Jumlah keseluruhan pasien
berjumlah 9 orang.
3. BOR pasien untuk saat ini adalah 90% dengan
perhitungan : jumlah pasien saat ini (9 orang)
dibagi jumlah tempat tidur (10bed) dikali 100 % =
90% dimana sepuluh bed diisi oleh 9 pasien
4. Tingkat ketergantungan klien dan kebutuhan

92
perawatan pada tanggal 25 Mei 2020 di ruangan
Dahlia antara lain :
Total Care: 3 pasien
Parsial Care: 1 pasien
Minimal Care: 5 pasien
Perhitungan jumlah tenaga kerja aktif pagi
berdasarkan tingkat ketergantungan
Total : 0,17 x 3 = 0,51 = 2 orang
Parsial : 0,27 x 1 = 0,27 = 1 orang
Minimal : 0,3 x 5 = 1,5 = 1orang
Jumlah perawat pelaksana 4 orang untuk dinas
pagi dan 3 orang untuk dinas sore dan malam, tidak
cukup untuk jumlah 9 pasien karena jumlah ideal
tenaga kerja yaitu 6 orang
5. Hasil analisa SWOT
a) Strenghts (kekuatan)
1) Sistem penugasan diruangan Dahlia
menggunakan model keperawatan tim
yang dimana dapat memungkinkan
pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
dapat mendukung pelaksanaan proses
keperawatan dan memungkinkan
komunikasi antar tim.
2) Fasilitas penunjang cukup memadai
b) Weekness (kelemahan)
1) Dalam sistem penugasan/system
keperawatan tim, komunikasi antar
anggota tim terbentuk terutama dalam
bentuk konferensi tim, hal ini biasanya
membutuhkan waktu karena sulit untuk
melaksanakannya.
2) Masih ada beberapa fasilitas penunjang

93
yang kurang memadai, seperti:Oksigen
sentral yang membuat perawat harus
mengangkut tabung oksigen ke ruangan
pasien.
c) Opportunity (peluang)
Dengan sistem keperawatan tim, setiap
perawat katim dan perawat pelaksana, masing-
masing dapat mengenal/mengetahui kondisi
klien dan dapat menilai tingkat kebutuhan yang
pasien perlukan.
d) Threats (Ancaman)
1) Adanya tuntutan masyarakat akan
pelayanan yang maksimal dan lebih
professional.
2) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.

Pengorganisasian :
1. Kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,dan
Katim I membawahi 2 perawat pelaksana, Katim
II membawahi 2 perawat pelaksana.

Kepala Ruangan
Friendky

Pengorganisasian :
Ketua Tim I Ketua Tim II
1. Menetapkan sistem penugasan tim Indah Tri K.N Natasya A.M
dalam memberikan asuhan
Perawat Pelaksana
keperawatan pada pasien dengan Tim I Dinas Sore
1. Karina Ayu Serin
rentang kendali 2. M. Rizky
Perawat T.N
Pelaksana Perawat Pelaksana
Tim I Dinas Pagi Tim II Dinas Pagi
1. Grace Nazavira 1. Jhonatan Mei D.
2. Gusnadi 2.Perawat
Lia Oktaria
Pelaksana
Tim II Dinas Sore
1. Maulana Akbar

94
Perawat Pelaksana
Dinas Malam
1. Mega Sonia Vera
2. Meinia Preti Anjelina

Supervisi :
1. Ketua Tim
a) KATIM I dan KATIM II sudah melakukan
pengkajian sampai menentukan intervensi
keperawatan pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
2. Perawat Pelaksana
a) Jumlah perawat pelaksana 4 orang untuk dinas
pagi, 3 orang untuk dinas sore dan 2 orang
untuk dinas malam, tidak cukup untuk jumlah
9 pasien.
b) Perawat pelaksana sudah melakukan intervensi
sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketua tim
masing-masing
c) Perawat pelaksana sudah melakukan
pendokumentasian tindakan dan evaluasi
keperawatan
3. Pelaksanaan SOP/SAK
a) Intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh
KATIM I dan KATIM II, sesuai dengan SAK
Rumah Sakit
Supervisi : b) Perawat pelaksana mempersiapkan peralatan
1. Ketua Tim untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai
2. Perawat Pelaksana dengan SOP rumah sakit
3. Pelaksanaan SOP/SAK c) Perawat pelaksana melaksanakan prosedur
tindakan sesuai dengan SOP
Evaluasi Kegiatan
1. Jumlah ketenagaan yang diperlukan untuk ruangan
Dahlia pada kamar D4 dan D5 dengan total pasien
9 orang dimana berdasarkan tingkat ketergantungan
terdapat:
Total Care : 3 pasien

95
Parsial Care : 1 pasien
Minimal Care : 5 pasien
2. Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai
intervensi keperawatan yang dilakukan oleh Ketua
Tim I dan Ketua Tim II sudah sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
3. Peralatan yang digunakan untuk melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang ada
di rumah sakit.

Evaluasi Kegiatan

Kepala Ruangan

(Friendky)
2. Membuat rencana harian sesuai uraian tugas Ketua Tim
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Mei 2020
Nama : Natasya Aprilia Miranti
Peran : Kepala Tim 2
A. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi pasien
Jumlah pasien 2 orang
No Nama pasien Diagnosa Medis Program
1. An. D Febris  Terapi lanjutan
 Injeksi
 Observasi TTV

2. Tn. U Hipertensi Terapi lanjutan


Injeksi
Personal hygiene
Manajemen nyeri

96
dengan obat
B. Mengadakan dan memimpin konferensi kecil, membagi dan
mengumumkan pasien pada anggota tim
Waktu Topik bahasan Keterangan
07.00 Pembukaan Pre- Mahasiswa manajemen keperawatan
konfrensi
07.30-07.45 Laporan pasien oleh Laporan pasien oleh masing-masing Perawat
masing-masing PP Assosiate
Grace Nazavira : Tn. U
Jhonatan Mei D. : Nn. D
07.50- 08.00 Pembagian tugas Perawat asosiate : Grace Nazavira dan
Jhonatan Mei D.
C. Timbang terima antar ketua tim dari shif sebelumnya
No Nama pasien Diagnosa Medis Program
1. An. D Febris  Terapi lanjutan
 Injeksi
 Observasi TTV

2. Tn. U Hipertensi  Terapi lanjutan


 Injeksi
 Personal hygiene
 Manajemen nyeri
dengan obat
D. Melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, dan rencana
tindakan keperawatan pada semua pasien dibawah rentang kendalinya
Jumlah pasien ada 2 orang.
E. Bersama tim rumah sakit mengobservasi dan mengevaluasi aplikasi
manajemen pelayanan keperawatan/model perubahan yang sudah
disepakati.
Kemudahan : Anggota kelompok mengerti tugas masing-masing dan
melengkapi data pasien, data pasien yang didapatkan juga
mudah dilengkapi
Hambatan : Program yang dilaksanakan banyak, dan komunikasi kurang
efektif.

97
F. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan perawat asosiate melalui
ronde harian dan dokumentasi/memimpin ronde.
Ketika memimpin ronde membacakan masing-masing tugas perawat
asosiate dan membagi tugas masing-masing perawat asosiate yang
bertanggung jawab
Palangka Raya, Juni 2020
Pembuat Laporan,
Kepala Tim 2

(Natasya Aprilia Miranti)

3. Membuat rencana harian sesuai uraian tugas Perawat Pelaksana


Nama Pasien : 1. An. D Tanggal : 27 Mei 2020
2. Tn. U
Waktu (WIB) Kegiatan Paraf
07.00 Operan dinas dari dinas malam ke dinas pagi.

07.00 Pre conference, jumlah perawat dinas pagi :


- Kepala Ruangan : Meinia Preti Anjelina
- Perawat Primer 1 : Mega Sonia Vera
- Perawat Primer 2 : Maulana Akbar
- Perawat Pelaksana : M. Rizky Tristian Noor
- Perawat Pelaksana : Lia Oktaria
- Perawat Pelaksana : Gusnadi
- Perawat Pelaksana : Friendky

08.00 Asuhan keperawatan pada An.D


dx. Medis : Febris
dx. Keperawatan : Hipertermia
Implementasi :

98
 Terapi lanjutan

08.15 Asuhan keperawatan pada Tn. U


dx. Medis : Hipertensi
dx. Keperawatan : Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Implementasi :
 Terapi lanjutan

08.30 Asuhan keperawatan pada An.D


dx. Medis : Febris
dx. Keperawatan : Hipertermia
Implementasi :
 Observasi TTV

09.10 Asuhan keperawatan pada Tn. U


dx. Medis : Hipertensi
dx. Keperawatan : Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Implementasi :
Injeksi
Manajemen nyeri dengan obat

09.30
Asuhan keperawatan pada An.D
dx. Medis : Febris
dx. Keperawatan : Hipertermia
Implementasi :
 Injeksi

09.45
Asuhan keperawatan pada Tn. U
dx. Medis : Hipertensi
dx. Keperawatan : Gangguan rasa nyaman : Nyeri
Implementasi :
- Mengganti pakaian pasien

99
- Mengganti laken pasien

10.30 Asuhan keperawatan pada An.D


dx. Medis : Febris
dx. Keperawatan : Hipertermia
Implementasi :
- Melakukan observasi tanda-tanda vital
- Memberikan kompres dingin didahi dan ketiak

12.00 Memeriksa TTV pasien


13.00 Mengisi catatan perkembangan pasien
14.00 Post Conference dan Operan dinas.

100
Kegiatan praktik 2 (Topik 2): Praktek membuat rencana bulanan – tahunan

1. Rencana Kegiatan Bulanan Kepala Ruangan


Nama Mahasiswa :
NIM :
Program Studi :

Bulan : Ruang :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mingg
u
4 5 6 7 8 9 10

Rapat Ren Lap Supervisi Audit Supervisi Audit Penkes Kelpk


Blnn Katim Dok PA Dok Kelg
11 12 13 14 15 16 17

Rapat Koord Supervisi Audit Supervisi Audit Case Conf


Katim Dok PA Dok
18 19 20 21 22 23 24

Rapat koord Supervisi Audit Supervisi Audit Penkes Kelpk


Katim Dok PA Dok Kelg
25 26 27 28 29 30 31
Menyusun jadwal Supervisi Audit Supervisi Audit Case Conference
dinas Katim Dok PA Dok

101
2. Rencana Kegiatan Bulanan Ketua Tim
Nama Mahasiswa :
NIM :
Program Studi :

Bulan : Ruang :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
4 5 6 7 8 9 10
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Confr
Ruangan PA PA PA PA Penkes Klg
11 12 13 14 15 16 17
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Confr
pasien PA PA PA PA Penkes Klg
18 19 20 21 22 23 24
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Confr
pasien PA PA PA PA Penkes Klg
25 26 27 28 29 30 31
Menyusun Supervis Supervisi Menyusun Koordinasi dgn Menyusun Laporan
 jadwal i PA PA Laporan Katim dlm Bulanan
dinas Tim Tim menyusun Lap
Bln

102
Kegiatan praktik 3 (Topik 3): Praktek membuat rencana / menghitung kebutuhan
tenaga perawat
Merencanakan Kebutuhan Tenaga Perawatan
Latihan :
Selesaikan soal kasus dibawah ini ;
1. Kepala Ruang Perawatan “Dahlia” membutuhkan tambahan tenaga perawat.
Sebelum mengusulkan rencana penambahan SDM Kepala Ruang sudah
memiliki data tentangbentuk dan beban kerja perawat
Kegiatan perencanaan SDM Keperawatan yang bisa dilakukan oleh kepala
ruang adalah memberikan data yang akurat kepada kepala bidang
keperawatan. Penghitungan kebutuhan tenaga bisa dihitung secara kuantitatif
menggunakan formula Gilles (1989). Pernyataan diperhitungkan untuk
menghitung kebutuhan tenaga menurut Gilles (1989) adalahjumlah jam
perawatan yang dibutuhkan klien per hari

Situasi:
2. R. Kutilang adalah ruangan penyakit Dalam di “Rumah Sakit Permata
Bunda” , memiliki rata-rata klien 35 orang perhari. Jam perawatan yang
dibutuhkan klien perhari setelah dihitung didapatkan kurang lebih 3,5 jam.
Jam kerja perorang perhari adalah 7jam. Berapa kebutuhan tenaga perawat
Ruang Kutilang ? 23 orang
Dari sejumlah perawat yang ada di ruang Kutilang jumlah perawat yang
dibutuhkan setiap hari adalah 18 orang

3. Diantara perawat tersebut ada 12 perawat pelaksana, termasuk wanita usia


subur, maka asumsi tenaga yang cuti hamil adalah 66,7%
Berdasarkan asumsi jumlah tenaga yang cuti hamil maka ruang kutilang
membutuhkan tambahan tenaga, 12 minggu x 6 hari maka tambahan
tenaganya adalah3 orang
Tenaga yang bebas tugas per hari dengan asumsi hari jumlah hari tidak
bekerja setahun 86 hari maka jumlah tenaga yang bebas tugas per hari
adalah6 orang

103
Berdasarkan tenaga yang bertugas dalam sehari maka dapat dihitung jumlah
perawat yang dinaspagiyakni47% dari tenaga yang dibutuhkan masukkerja
tiap hari.
Jumlah total perawat di ruang Kutilang adalah26 orang

Paparan situasi ruangan


Ruang perawatan Dahlia merawat pasien dengan kasus interna, sudah dinyatakan
sebagai ruang perawatan dengan menggunakan model tim. Pasien yang dirawat
mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda. Rata-rata jumlah pasien 30
orang, dengan BOR (Bed Ocupation Rate) 80 %. Rata-rata tingkat ketergantungan
pasien adalah 5 pasien perawatan minimal, 15 pasien perawatan partial dan 10
pasien keperawatan total.

Catatan:
Perkiraan kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan untuk
keperawatan langsung.
Tingkat Ketergantungan
Minimal Partial Total
Pagi 0,17 0,27 0,36
Sore 0,14 0,15 0,30
Malam 0,07 0,10 0,20

1. Pasien dengan perawatan total membutuhkan waktu kontak denganperawat


dalam 24 jamadalah5-6 jam
2. Jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang Dahlia pada shif pagi adalah9 orang
3. Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shif sore6 orang
4. Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shif malam 4 orang

Latihan;
Jawablah dan jelaskan penyelesaian kasus di bawah ini
1. Ruang perawatan Anggrek RS X telah menerapkan manajemen Keperawatan
Profesional dengan metode tim. Tampak seorang perawat profesional sedang
melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada seorang pasien wanita yang
mengalami sesak nafas. Perawat tersebut melakukan pengkajian,

104
mendiagnosa, merencanakan, melaksanakan tindakan dengan bantuan
perawat pelaksana, dan evaluasi. Apakah peran yang menjadi tanggung jawab
perawat tersebut dalam melaksanakan tugasnya?
Jawaban :
Yaitu Perawat Primer dimana suatu metode pemperian asuhan keperawatan
perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
asuhan keprawatan selama 24 jam/hari. Tanggung jawab ini meliputi
pengkajian pasien,perencanaan,implementasi dan evaluasi asuhan
keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan
pulang.
2. Seorang perawat mendapat tugas memberikan asuhan keperawatan kepada
seorang pasien perempuan berusia 55 tahun yang mengalami stroke fase
rehabilitasi. Pasien tersebut mengalami hemiparese dengan kekuatan otot
ekstrimitas kiri 3/3. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan ekstrimitas. Saat ini Perawat
tampak sedang membantu pasien untuk turun dari tempat tidur dan
melakukan latihan ambulasi supaya pasien dapat menolong dirinya untuk
mandiri.
Teori apakah yang mendasari perawat dalam mengelola pasien tersebut?
Jawaban :
Teori Self Care yaitu pelaksanaan aktivitas individu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan hidup,kesehatan dan
kesejahteraan.
3. Seorang pasien wanita berusia 40 tahun dirawat dengan keadaan umum lemah
dan mengalami kesulitan dalam memenuhi ADL. Perawat yang bertugas
mengelola pasien tersebut tampak memberikan bantuan untuk pemenuhan
kebutuhan makan, minum dan kebersihan personalnya. Apakah Peran utama
yang sedang dijalankankan perawat dalam mengelola pasien tersebut?
Jawaban:
Peran Care Provider ditunjukan kepada individu,keluarga,kelompok,dan
masyarakat berupa menanamkan perilaku hidup sehat,sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang optimal

105
4. Seorang perawat mendapat tugas sebagai perawat pelaksana di ruanganyang
menerapkan metode Tim dalam pelayanan/asuhankeperawatannya.
Apakah tugas perawat tersebut dalam perannya sebagai perawat pelaksana?
Jawaban :
Melaksanakan tindakan sesuai SOP sesuai pedoman yang telah ditentukan.
5. Dalam manajemen asuhan keperawatan profesional dengan metode tim,
setiap perawat pelaksana melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. Setiap perawat mempertanggungjawabkan tugasnya secara teratur.
Kepada siapakah perawat pelaksana mempertanggungjawabkan tugas-
tugasnya?
Jawaban :
Kepada Ketua Tim sebagai seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
diruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu
6. Seorang Perawat asosiet sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat tersebut mengalami kesulitan
dalam melakukan tindakan perawatan dan minta tolong pada perawat
seniornya untuk menyelesaikan tugasnya.
Apakah yang harus dilakukan perawat primer pada situasi tersebut?
Jawaban :
Yaitu memberikan bantuan kepada perawat asosiets agar tindakan keprawatan
bisa berjalan dengan baik.
7. Seorang Perawat pelaksana yang bertugas di ruangan yang menerap metode
keperawatan tim, sedang melakukan tindakan perawatan pada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya. Perawat tersebut mengalami kesulitan dalam
melakukan tindakan perawatan.
Kepada siapakah perawat pelaksana tersebut berkonsultasi?
Jawaban :
Kepada Ketua Tim sebagai seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
diruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu
8. Seorang perawat profesional yang bertugas di ruang ICU mengelola asuhan

106
keperawatan pasien yang spesifik sesuai keahliannya yaitu keperawatan
cardiovaskuler. Metode penugasan yang digunakan di ruang ICU tersebut
adalah Case Methode. Kepada siapakah perawat tersebut
mempertanggungjawabkan tugasnya?
Jawaban :
Kepada Perawat Konsultan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.

Tahapan Kegiatan Perawat


di Ruang Model Praktik Keperawatan Profesional
Latihan :
1. Salah satu aktivitas saat konferen awal adalah perawat menjelaskan kondisi
pasien kelolaan dan rencana perawatan yang akan dilakukan. Semua kesulitan
di diskusikan dan antar anggota tim saling memberi masukan untuk
memberikan asuhan yang terbaik pada pasien. Apakah esensi kegiatan
konferensi awal pada situasi diatas?
Jawaban :
Esensi kegiatan Konferensi awal pada situasi diatas adalah penyelesaian
masalah
2. Satu tim pelayanan keperawatan dipimpin oleh ketua tim melakukan kegiatan
bersama dengan cara mengunjungi pasien satu persatu untuk menyampaikan
kondisi pasien, rencana dan tindakan yang dilakukan, serta tindak lanjut
perawatan pada shift berikutnya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar
terlaksana manajemen dan asuhan keperawatan pasien secara
berkesinambungan. Apakah kegitan/aktivitas manajemen bangsal yang
dilakukan oleh tim keperawatan tersebut?
Jawaban :
Kegiatan Manajemen bangsal yang dilakukan oleh tim keperawatan tersebut
adalah Operan
3. Seorang Perawat profesional, berdasarkan fungsi dependent mempunyai
kewenangan untuk memberikan pengobatan kepada pasien sesuai advise
dokter. Dalam menjalankan fungsi ini perawat harus menggunakan Standar

107
Prosedur Opreasional. Apakah prinsip etik yang relevan dengan tindakan
perawat tersebut?
Jawaban :
Yaitu Nonmaleficiency
4. Seorang Perawat primer tampak sedang berdiskusi dan membantu perawat
asosiet yang mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Kegiatan ini dilakukan perawat primer secara teratur agar kinerja perawat
asosiet menjadi lebih baik dan mengurangi stress kerja. Apakah tindakan
manajemen yang dilakukan perawat primer pada situasi diatas?
Jawaban :
Yaitu supervisi
5. Pada saat post conferensi, setiap perawat pelaksana melaporkan
perkembangan asuhan keperawatan, tindakan keperawatan dan hasilnya, serta
rencana tindakan askep selanjutnya. Apakah esensi dari aktivitas perawat
pada kegiatan tersebut?
Jawaban :
Yaitu pertanggung jawaban
6. Salah satu indikator praktik/manajemen keperawatan profesional adalah
terkawalnya pelayanan melalui program supervisi. Manakah berikut ini yang
merupakan area supervisi ketua tim dalam pelayanan keperawatan….
Jawaban :
Yaitu terlaksananya asuhan keperawatan sesuai standard
7. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh manajer ruang rawat adalah
komunikasi. Dalam satu sesi pelayanan keperawatan,seorang manajer
keperawatan bagian penyakit dalam melakukan koordinasi dengan manajer
keperawatan bagian bedah untuk pelaksanaan perawatan bedah pada pasien
kelolaannya. Apakah jenis komunikasi manajemen yang dilakukan perawat
tersebut?
Jawaban:
Jenis komunikasi horisontal

BAB III

PENUTUP

108
3.1 Kesimpulan

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi

Manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan


profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan
pengendalian Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan
keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang
mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil
guna bagi masyarakat.

3.2 Saran
Sebagai seorang perawat hendaknya kita selalu mengaplikasikan serta
menerapkan manajemen keperawatan yang efektif pada setiap proses
keperawatan, sehingga setiap pelayanan yang dilakukan dapat dilakukan
secara optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik jika seluruh anggota
tim yang ada dapat berpartisipasi secara aktif demi terpenuhinya kebutuhan
klien serta untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit.
Maka dari itu seluruh perawat dirumah sakit harus menjalankan setiap proses
manajemen keperawatan baik itu manajemen operasional maupun manajemen
asuhan keperawatan, serta menjalankan tanggung jawab serta tugasnya
masing masing

Daftar Pustaka

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika

109
Suchri Suarli & Yanyan Bahtiar. 2007. Manajemen Keperawatan Dengan
Pendekatan Praktis. Bandung: Balatin Pratama

Nursalam. (2001). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi I. Jakarta : EGC

Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi II. Jakarta: Salemba Medika

Surjawati. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Keperawatan.

https://www.academia.edu/31829184/TUGAS_KEPALA_RUANG_PERAWAT_
PRIMER_PERAWAT_ASOSIAET

https://www.slideshare.net/mobile/NoveldyPitna?makalah-teori-self-care-dorthea-
orem-dalam-keperawatan-komunitas
https://www.academia.edu/35186846/PERAN_PERAWAT_KOMUNITAS_klmp
_4

https://ners.unair.ac.id/materikuliah/0%20BUKU%20MANAJEMEN-MAK
%20165%20197.PDF

https://www.dictio.id/t/apa-saja-peran-perawat-role-of-nurse-sebagai-tenaga-
medis/5359

https://edoc.pub/katim-pdf-free.html

https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-kepemimpinan-dalam-
keperawatan-komprehensif.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/137579-ID-manajemen-model-
asuhan-keperawatan-profe.pdf

https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/manajemen-dan-
kepemimpinan-dalam-keperawatan-52575790

https://edoc.pub/katim-pdf-free.html

https://www.nerslicious.com/etika-keperawatan/

https://id.scribd.com/document/394505709/Laporan-Pelatihan-Manajemen-

110
Bangsal-7-9-Maret-2018-d0c

https://www.slideshare.net/mobile/RNingtyasHardjodisastro/model-
pemberian-asuhan-keperawatan

https://www.jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/download/1939/15
50

https://books.google.co.id/books?
id=3ceGDwAAQBAJ&pg=PA36&lpg=PA36&dq=Jenis+komunikasi+horisontal+books.
co.id&source=bl&ots=FpI5h6dcP6&sig=ACfU3U2QblTGORKd6FgJJnl8RrI99QhjBw&
hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjT8oaZporqAhXUT30KHV_eDWsQ6AEwAHoECAkQA
Q#v=onepage&q=Jenis%20komunikasi%20horisontal%20books.co.id&f=false

111

Anda mungkin juga menyukai