Anda di halaman 1dari 193

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY.R


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2022

Diajukan ke Program Studi D3 Kebidanan Bukittinggi Politeknik Kesehatan


Kemenkes Padang Untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah
Praktik Kebidanan II

Oleh :

TARMELIA AFIFA
NIM : 204210432

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2022
PERNYATAAN PERSETUJ UAN

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY.R


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2022

Oleh :

TARMELIA AFIFA
NIM : 204210432

Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Program Studi D3
Kebidanan Bukittinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Bukittinggi, November 2022

Pembimbing Instruktur Klinik

Fitrina Bachtar ,SST,M.Keb Hendriwati, SST


NIP: 19800811 200212 2 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Kebidanan Bukittinggi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Ns. Lisma Evareny, S.Kep, MPH


NIP. 196709151990032001
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya ;


Nama : TARMELIA AFIFA
NIM : 204210432
Program Studi : D3 Kebidanan Bukittinggi

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan


Tugas Akhir yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY.R


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2022

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sansi yang telah di tetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benarnya

Bukittinggi, November 2022

TARMELIA AFIFA
NIM. 204210432
RIWAYAT HIDUP

Nama : Tarmelia Afifa


NIM : 204210432
Tempat Tanggal Lahir : Daratan Merantih, 17 Maret 2002
Anak Ke : 2 dari 1 bersaudara
Agama : Islam
Alamat : Daratan Merantih Lakitan Kecamatan Lengayang
Kabupaten Pesisir Selatan

Nama Orang Tua


Ayah : Tasnim
Ibu : Eli Desmayenti

Nama Saudara
Kakak : Tandia Debischa

Riwayat Pendidikan
1. TK
2. SD Negeri
3. MtsM Lakitan
4. SMA Negeri 2 Painan
5. D- 3 Kebidanan Bukittinggi Poltekkes Kemenkes Padang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan pencapian kompetensi PK II yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny.”R Di Praktek Mandiri Bidan Hendriwati,

SST Kecamatan Banu Hampu Kabupaten Agam Tahun 2022” dengan baik dan

tepat waktu.

Laporan COC ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan di

Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.

Dalam penyusunan Laporan COC ini penulis telah mendapatkan banyak

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Renidayati, S.Kp, M.Kep, Sp Jiwa selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan padang.

2. Ibu Dr. Yuliva, S. SiT, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang.

3. Ibu Ns. Lisma Evareny, S.Kep, MPH selaku Ketua Program Studi D-III

Kebidanan Bukittinggi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang.

4. Ibu Fitrina Bachtar, SST,M..Keb Selaku Pembimbing yang telah memberikan

motivasi dan semangat kepada penulis sehingga proposal ini berhasil

terwujidkan.

5. Ny”R“ selaku pasien komperhensif yang sudah mau meluangkan waktu untuk

menjadi pasien berkesinambungan guna melengkapi tugas akhir ini.

i
6. Orang tua dan saudara ku tercinta yang sudah memberikan dukungan baik

moril maupun materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap

langkah kaki penulis.

7. Seluruh teman- teman mahasiswa program studi D3 Kebidanan Bukittinggi

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang yang telah memberikan

dukungan baik berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam

penyusunan proposal ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

dalam terwujudnya proposal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam usulan Laporan COC ini masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan

penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan COC ini.

Bukittinggi, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
1.4 Manfaat.................................................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup.....................................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kahamilan............................................................................................................7
2.2 Persalinan.............................................................................................................15
2.3 Nifas.....................................................................................................................37
2.4 Bayi baru lahi.......................................................................................................49

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Gambaran Lokasi Penelitian................................................................................56


3.2 Kehamilan trimester III
3.2.1 Kunjungan.............................................................................................57
3.2.2 KunjunganII..........................................................................................66
3.3 Persalianan
3.3.1 Kala I....................................................................................................75
3.3.2 Kala II...................................................................................................84
3.3.3 Kala III..................................................................................................85
3.3.4 Kala IV..................................................................................................88

iii
3.4 Nifas
3.4.1 KunjunganI(2–6jam postpartum)..........................................................91
3.4.2 Kunjungan II ( 6 hari post partum).......................................................96
3.4.3 Kunjungan III ( 25 hari post partum)....................................................99
3.4.4 Kunjungan IV ( 30 hari post partum ) .................................................102
3.5 Bayi baru lahir
3.5.1 Kunjungan I ( 2 jam pertama)...............................................................106
3.5.2 Kunjunngan II ( 6 hari).........................................................................110
3.5.3 Kunjungan III ( 25 hari)........................................................................115

3.5 PEMBAHASAN..................................................................................................117

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................124
4.2 Saran.....................................................................................................................125

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan kebidanan meliputi asuhan prakonsepsi, antenatal,
intranatal, neonatal, nifas, keluarga berencana, premenopause,
pascamenopause. Dalam pelaksanaannya, bidan bekerja dalam sistem
pelayanan yang memberi konsultasi, manajemen kolaborasi, dan rujukan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan klien.Kehamilan,
persalinan dan nifas adalah suatu kondisi yang normal, namun
memerlukan pengawasan supaya tidak berubah menjadi yang abnormal
(Purwandari, 2009).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan masyakat
mortalitas, morbiditas dan status gizi. Derajat kesehatan ibu dan anak perlu
mendapat kan perhatian karna ibu mengalami dan persalinan yang
mempunyai resiko terjadnya kematian. Oleh karena itu perlu di lakukan
Asuhan kebidanan secara berkesinambungan, yaitu merupakan asuhan
yang di berikan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
serta pemilihan metode kontrasepsi atau KB secarakomprehensif sehingga
mampu untuk menekan AKI dan AKB. (Misar Y, 2013 )
Menurut World Health Organization (WHO), 2015 jumlah AKI
dan AKB di Indonesia sangat tinggi. Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, belum mencapai target
MDGs sebesar 102per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di
Indonesia pada tahun 2015 sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, belum
mencapai target MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Target
global SDGs (Sustainable Development Goals) 2030 adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 Kelahiran Hidup,
menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 12 per 1.000 kelahiran
hidup dan angka kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes
RI,2017).

1
2

Cakupan pelayanan K4 cenderung meningkat sebesar 87,3% jika


dibanding dengan target Rencana Strategis (Renstra) sebesar 76%,
pelayanan kesehatan ibu bersalin dengan ditolong oleh tenaga kesehatan
dan dilakukan di fasilitas kesehatan sebesar 83,67%, indikator tersebut
telah memenuhi target Renstra yang sebesar 79%, cakupan kunjungan
nifas (KF) sebesar 87,36%, cakupan pelayanan neonatal (KN 1) sebesar
92,62% capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2017 yang
sebesar 81%,cakupan pelayanan kontrasepsi aktif sebesar 63,22%
(Kemenkes RI, 2018).
Angka kematian ibu ( AKI ) di provinsi Sumatera Barat tahun 2017
tercatat sebanyak 113 kasus. Angka ini ,menunjukan adanya peningkatan
lima kasus AKI jika di bandingkan 2016 yang hanya 108 kasus ( Dinas
Kesehatan sumbar 2017 ), sedangkan ( AKB ) sebanyak 702 orang. Factor
yang mempengaruhi meningkat nya jumlah kematian bayi di Provinsi
Sumatera Barat antara lain disebab kan oleh rendah nya tingkat
pengetahuan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap
perawatan kehamilan sesuaikan yang di anjurkan, kurangnya partisipasi
keluarga, masyarakat dan lintas program dalam program kesehatan ibu dan
anak, belum optimal nya pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi dan balita
serta kurangnya kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi dan balita.
( Dinas Kesehatan Sumbar 2015 )
Jumlah kematian ibu maternal di Kota Bukittinggi tahun 2017
adalah 1 jiwa, angka ini mengalami penurunan yang dramatis di
bandingkan dengan tahun 2015 dari 7 jiwa. Selain menegakan AMP
ditingkat kota, seperti halnya kematin bayi, peran promosi kesehatan
melalui program P4K ( Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi ) serta program Desa Siaga dalam menjalan kan fungsinya
meningkatkan system siaga di masyarakat terhadap kesehatan ibu hamil di
wilayah nya menjadi upaya dalam menurunkan kematian ibu.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya
negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Kebijakan
Departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada
3

dasarnya mengacu kepada intervensi strategi “Empat Pilar Safe


motherhood yang terdiri atas KeluargaBerencana (KB), Pelayanan
antenatal, Persalinan yang aman, Pelayanan obstetri esensial.
Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian
tersebut, adalah penyedian pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
yang berkualitas dekat dengan masyarakat difokuskan pada tiga pesan
kunci Making Pregnancy Safer, yaitu setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal
mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur
mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak di inginkan
dan penanganan komplikasi keguguran.
Upaya yang di lakukan pemerintah dalam menurunkan AKI adalah
mewujudkan akses kesehatan dengan cakupan pelayanan antenatal care
(ANC) yang di lakukan sebanyak 4x kunjungan pentingnya pemeriksaan
kehamilan melalui ( ANC ) karena pada umumnya kehamilan berjalan
normal tetapi dengan bertambah nya usia kehamilan cendrung berkenbang
menjadi komplikasi yang beresiko, ibu hamil yang tidak melakukan ANC
dan rentan mengalami gangguan kehamilan. ( Cahaya Syafitri, 2012 )
Berdasarkan SDKI 2012, Cakupan K1 dan K4 yang secara umum
mengalami kenaikan yang menunjukan semakin baiknya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga
kesehatan. Cakupan K1 selalu mengalami peningkatan, kecuali di tahun
2013 mengalami penurunan dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25%
pada tahun 2013, dan cakupan K4 mengalami menurun pada 2013 menjadi
86,85% dari 90,18% pada tahun sebelumnya.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Indonesia juga mengalami kenaikan setiap tahunnya. Cakupan secara
nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%, dimana angka ini telah
dapat memenuhi target Kementerian Kesehatan tahun 2013 yakni sebesar
89%. Dan cakupan di Sumatra barat sebesar 86,46%. Meskipun cakupan
pelayanan ibu hamil K4 secara nasional mengalami penurunan, namun
4

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami


kenaikan.
Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap
ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut
mengakibatkan kondisi 4 terlambar (4T) yaitu; terlambat
mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan
terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat di tempat rujukan. Serta
adanya 4 terlalu ( 4T ) yakni ; terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak,
dan terlalu rapat jarak kelahiran.
Dalam melakukan deteksi dini komplikasi kebidanan beresiko pada
ibu hamil maka bias melalui penilaian menggunakan kartu Score Poedji
Rochayati ( KSPR ), yang merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini
kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasa nya ( baik bagi ibu
maupun bayinya ) serta terjadi penyakit atau kematian sebelum maupun
sesudah persalinan. Ukuran resiko dapat di tuang kan dalam bentuk angka
di sebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringan nya
resiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko
yang di dapati oleh ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis terkait untuk
melakukan asuhan kebidanan komprehnsif pada ‘NY.R di Praktek Mandiri
Bidan Hendriwati dari tanggal November 2022 sampai Juni 2022.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
“Bagaimana penerapan pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin, Nifas, BBL, dan
keluarga berencana di Praktek Mandiri Bidan Hendriwati, SST ”.

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan dengan komprehensif pada ibu
hamil trimester III, bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan keluarga
5

berencana di Praktek Mandiri Bidan Hendriwati, Sst Kecamatan Banu


Hampu Kabupaten Agam. Dengan mengacu pada KEPMENKES No.
38/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar Asuhan Kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data subjektif dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu secara komprehensif.
2) Melakukan pengkajian data objektif yang dikumpulkan pada ibu
secara komprehensif.
3) Mampu merumuskan assesmen pada ibu secara komprehensif.
4) Menyusun plan asuhan kebidanan pada ibu secara komprehensif.
5) Melaksanakan asuhan kebidanan pada pada ibu secara
komprehensif .
6) Mengevaluasi Asuhan pada ibu secara komprehensif.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengalaman, serta keterampilan dalam
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.
1.4.2 Bagi Pasien
Dengan melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Ibu
bias mendapatkan pengetahuan tambahan dalam mengurus diri dan
anaknya nantiknya.
1.4.3 Bagi Lahan Praktik
Manajemen asuhan kebidanan secara komperhensif dapat dijadikan
sebagai referensi dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana yang berkualitas
dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
6

1.4.4 Bagi institusi


Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan, menghasilkan
lulusan bidan yang profesional dan mandiri, juga sebagai penambah
bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding bagi studi kasus
selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam penelitian ini penulis membatasi pelaksanaan asuhan kebidanan
secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan studi kasus
kebidanan pada ibu hamil trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan
keluarga berencana di Praktek Mandiri Bidan Hendriwati, Sst.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Defenisi

Kehamilan adalah mulai dari konsepsi atau pembuahan dan

berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan berlangsung selama 40

minggu, dengan perhitungan bahwa satu bulan sama dengan 28 hari.

Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42 minggu Masa

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT).

Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke 4-6

bulan, dan triemester ketiga dari bulan ke 7-9 bulan (Manuaba, 2010).

2.1.2 Fisiologi Kehamilan

Sesuai dengan Asuhan Berkesinambungan yang diberikan penulis

pada Ny.F Trimester III maka dalam Laporan Tugas Akhir ini yang

dibahas adalah Fisiologi Kehamilan Trimester III :

1) Perubahan Fisiologi Trimester III

Untuk dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan

maka harus mengetahui dan memahami dasar-dasar perubahan secara

fisiologi pada ibu hamil (Ummi dan Marjati 2010).

(1) Perubahan Sistem Reproduksi

Pembesaran uterus dapat lebih mudah terdeteksi pada

multipara karena tonus otot pada dinding abdomen sudah

7
8

menurun. Pada usia 28 minggu waktu yang tepat untuk mendeteksi

kehamilan karena kontraksi semakin jelas. Otot uterus dan otot

abdomen pada multipara telah mengalami hal-hal itu kembali

dengan lebih mudah sehingga dindinguterus menjadi cukup tipis

untuk pemunculan tanda-tanda kehamilan satu hingga dua minggu

lebih Kehamilan (minggu)

Perubahan Payudara selama kehamilan, payudara bertambah besar

sebagai persiapan untuk pemberian nutrisi pada bayi setelah lahir

namun pada multipara payudara kurang tegang

Vulva membesar selama masa hamil akibat peningkatan

vaskulatur, hipertropi badan perineum dan deposisi lemak, pada

wanita yang pernah melahirkan, kedua labia memisah, sisa

robekan hymen terlihat setelah coitus, vagina lebih lebar, serviks

bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan yang lalu,

pada perineum bisa ada bekas robekan atau bekas epis.

(2) Perubahan Sistem Perkemihan

Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,

panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60ml

dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Filtrasi glomelurus

meningkat sekitar 69 % selama kehamilan peningkatannya dari

awal kehamilan relatif tinggi sampai aterm dan akan kembali

normal pada 20 minggu post partum.

(3) Perubahan Sistem Pencernaan

Seiring dengan kemajuan usia kehamilan, lambung dan

usus tergeser oleh uterus yang membesar. Pengosongan lambung


9

dan waktu transit di usus halus menurun pada kehamilan karena

faktor hormonal atau mekanis. Hal ini mungkin diakibatkan oleh

progesteron dan penurunan kadar motilin, suatu peptida hormon

yang diketahui mempunyai efek stimulasi otot polos.

(4) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat

mendukung peningkatan metabolisme sehingga tumbuh

kembangnya janin sesuai dengan kebutuhnya.

(5) Perubahan Sistem Integumen

Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi

peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Pada muka disebut

melasma atau cloasma gravidarum (mask of pregnancy). Aerola

dan papilla mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan

deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam

(linea grisea). Hyperpigmentasi line alba (putih) menjadi linea

fusca (coklat) atau linea nigra (hitam). Striae daerah abdomen,

paha dan payudara juga bisa berpigmentasi.

(6) Perubahan Sistem Metabolisme

Tubuh wanita hamil yang sehat akan bekerja dengan efisien

maksimal. Laju metabolic basal pada wanita tersebut adalah 15-

25% lebih tinggi dari pada nilai normalnya dalam trimester kedua

kehamilan.

2.1.3 Psikologi Kehamilan

Perubahan psikologi pada trimester III yaitu sebagai berikut

1) Rasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak nyaman.
10

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, kwatir akan keselamatan nya

4) Kwatir bayi di lahirkan dalam keadaan tidak normal.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian.

7) Perasaan mudah terluka ( sensitif )

8) Libido menurun.

2.1.4 Asuhan kehamilan

Standat minimal Asuhan Antenatal: 10 T Menurut WHO 2014

1) Penimbangan BB dan Pengukuran TB

2) Pengukuran TD

3) Pengukuran LILA

4) Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri)

5) Penentuan status Imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai Status imunisasi

6) Pembrian tamblet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ)

8) Pelaksanaan temu wicara ( pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, Termasuk KB ,

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb),Pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah ( bila

belum pernah dilakukan sebelumnya

10) Tatalaksana kasus.


11

2.1.5 Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan

Deteksi dini kehamilan adala kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan ibu Hamil yang mempunyai factor resiko dan komplikasi

kebidanan.( Depkes RI, 2014)Untuk melakukan deteksi dini kehamilan

resiko tinggi, dapat menggunakan kartu score poedji rochayati ( KSPR ),

score poedji rochayati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan

yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya ( baik bagi ibu maupun

bayinya ) akan terjadi penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah

persalinan. ukuran resiko dapat di tuangkan dalam bentuk angka di sebut

score. Score merupakan bobot perkiraan dari berat atau ringanya resiko

atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko yang di

hadapi ibu hamil.

2.1.6 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

Ketidaknyamanan adalah perasaan yang tidak menyenangkan bagi

kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil trimester III ). Selama proses

kehamilan itu berlangsung terjadi perubahan secara fisik yang dapat

menimbulkan ketidaknyamanan terutama trimester III seperti sering buang

air kecil, sesak nafas, nyeri punggung, nyeri ulu hati, konstipasi, insomnia,

dispnea, ketidaknyamanan pada perineum, kram otot betis, varises, edema

pergelangan kaki, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, mood yang tidak

menentu, dan peningkatan kecemasan. Peningkatan berat badan,

peningkatan tinggi fundus uteri, dan pembesaran perut (Pudji dan Ina,

2018).

Sehubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diatas maka

rasa stress juga sering dialami oleh ibu hamil. Maka dari itu denan
12

berolahraga seperti yoga merupakan latihan relaksasi pikiran dan roh yang

dapat menenangkan dan mengurangi tingkat stress sehingga

ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil dapat berkurang (Chen et al.,

2017)

2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya yang mungkin terjadi pada ibu hamil sebagai berikut7:

1) Perdarahan pervaginam

Perdarahan Antepartum adalah penyebab kematian ibu ditentukan

sebagai perdarahan dari saluran genital setelah 20 minggu kehamilan

dan sebelum persalinan. Secara keseluruhan 2-5% dari semua

kehamilan adalah terjadinya perdarahan antepartum. Ada dua

penyebab perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio

plasenta.

2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah

sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat dan

disertai dengan penglihatan yang kabur itu merupakan tanda dan gejala

dari preeklamsi.

3) Pandangan kabur

Masalah visual yang mengindifikasikan keadaan yang mengancam

jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur

atau berbayang.
13

4) Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri yang hebat dan menetap serta tidak dapat hilang setelah

beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik,

abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,

penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau

infeksi lain.

5) Bengkak pada muka atau tangan

Menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

tangan. Tidak hilang setelah beristirahat dan di sertai dengan keluhan

fisik lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau

preeklamsia.

2.1.8 Evidence Based Midwifery.

Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan

program kebijakan ANC sebagai berikut:

1) Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan :

(1) Trimester I Sebelum 14 minggu untuk mendeteksi masalah yg dapat

ditangani sebelum membahayakan jiwa.

(2) Trimester II 14 –28 minggu, sama dengan trimester I ditambah :

kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala

preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

(3) Trimester III 28 – 36 minggu, sama, ditambah : deteksi kehamilan

ganda.

(4) Setelah 36 minggu, hal yang sama, ditambah : deteksi kelainan letak

atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.


14

2) Pemberian suplemen mikronutrien : Tablet yang mengandung FeSO4

320 mg (= zat besi 60mg) dan asam folat 500 g sebanyak 1 tablet/hari

segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari (3bulan).

Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnyabersama teh / kopi agar

tidak mengganggu penyerapannya.

3) Imunisasi TT 0,5 cc

Interval Lama perlindungan % perlindungan

TT 1, pada kunjungan ANC pertama

TT 2, 4 mgg setelah TT 1, 3 tahun 80%

TT 3, 6 bln setelah TT 2, 5 tahun 95%

TT 4, 1 tahun setelah TT 3, 10 tahun 99%

TT 5, 1 tahun setelah TT 4, 25 th/ seumur hidup 99%

2.2 PERSALINAN

2.2.1 Pengertian

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,

dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari

pembukaaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi Uterus dengan

frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang

muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai puncaknya pembukaan

serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42


15

minggu), lahir, spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin (sukarni,dkk,2015).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Power ( kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his,

atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu ( Manuba, 2013 )

2) Passage (Jalan lahir) Passage atau bias di sebut jalan lahir di

klasifikasikan menjadi 2 jenis,Yaitu:

(5) Jalan lahir lunak, terdiri dari Serviks, Vagina, Otot, Rahim

(6) Jalan lahir keras Terdiri pula dari 3 buah tulang yaitu : Os coxae, Os

sacrum, Os coccyges

3) Pessenger ( penumpang )

Pessenger adalah penumpang yang ada di dalam Rahim ibu, yaitu: Janin,

Plasenta, Air ketuban

4) Psikologi ibu

Lancar atau tidak nya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi

ibu, pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikologis diantaranya:

(1) Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir

(2) Kesakitan saat kontraksi dan nyeri

(3) ketakutan saat melihat darah

(4)

5) Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi

dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.

( Sri ,2013 )
16

2.2.3 Tanda-tanda persalinan

1) Keluar lendir bercampur darah

2) Terasa nyeri di selangkangan

3) Nyeri pinggang menjalar ke ri-ari

4) Kontraksi yang semakin kuat

5) Ketuban pecah / merembes

2.2.4 Fisiologi persalinan

Tanda dan gejala In partu

(1) Penipisan dan pembukaan serviks.

(2) Kontraksi Uterusyang mengakibatkan perubahan serviks(frekuens

minimal 2x dalam 10 menit)

(3) Keluar cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina 2)

1) Persalinan Kala I Menurut (Rukiah dkk,2012)

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai

dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebabkan

perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap, fase kala I

persalinan terdiri dari fase laten yaitu awal kontraksi hingga pembukaan

mendekati 4 cm.Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-

30 detik, tidak terlalu mules. Fase aktif dengan tanda-tanda kontraksi

diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau lebih dan mules,

pembukaan 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah

janin.Waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm.

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan aktif.

Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara


17

bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.Fase aktif

(pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam

3 subfase yaitu periode akselerasi berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal berlangsung selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, periode deselerasi

berlangsung lambat,dalam 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

Mekanisme membukanya serviks pada multigravida ostium uteri

internum sudah membuka sedikit, sehingga ostium uteri internum dan

eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu

yang bersamaan. Kala I pada multigravida berlangsung 7 jam.

(1) Perubahan Fisiologi Kala I Menurut (Rohani dkk, 2014)

Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi, systole rata-

rata naik 10-20 mmHg, diastole naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan

darah kembali seperti saat sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas

juga akan meningkatkan tekanan darah.

a. Perubahan Psikologi pada Kala I Menurut (Rohani, dkk,2014)

b. Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu

standart pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami

perubahan emosional yang tidak stabil.

Perubahan fisiologis pada kala II (Asrinah, dkk, 2010) yaitu: 1)

Perubahan-perubahan uterus.

(2) Kebutuhan Fisiologis Kala I

Kebutuhan fisiologis ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan dasar

pada ibu bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan dapat
18

berjalan dengan lancar. Adapun kebutuhan fisiologis ibu bersalin pada

kala I adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman

b. Nutrisi

c. Kebutuhan privasi

d. Kebutuhan dukungan emosional, sosial dan spiritual.

2) Fisiologi persalinan kala II

Perubahan fisiologis pada kala II (Asrinah, dkk, 2010) yaitu:

(1) Perubahan-perubahan uterus

Kontraksi uterus selama persalinan sama dengan gelombang dipantai.

Kontraksi tersebut berirama, teratur, involunter serta mengikuti pola

yang berulang.

a) Kontraksi bertambah lebih kuat, datang setiap 2-3 menit dan

berlangsung antara 50-100 detik.

b) Setiap kali otot berkontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil

dan bagian

Presentasi /kantong amnion didorong kebawah kedalam

serviks. Serviks pertamtama menipis dan mendatar, dan

kemudian terbuka, dan otot pada fundus menjadi lebih tebal.

(2) Kontraksi otot abdomen

a. Setelah uterus terbuka isinya dapat didorong keluar.

b. Otot abdomen, dibawah kontrol sadar kemudian dapat

mengencangkan dan mengompres rongga abdomen, menambahkan

tekanan pada kantung yang terbuka mendorong


19

c. Sampai serviks berdilatasi sempurna, tekanan abdomen hanya

cukup amnion, setelah berdilatasi, upaya mengejanakan sangat

membantuakhir ekpulsi bayi

d. Ketika bagian presentasi terdapat pada rektum dan perineum,

terjadi

keinginan tiba- tiba mengejan.

(3) Vulva dan anus

a. Saat kepala berada didasar panggul perineum menjadi menonjol

dan menjadi lebar, anus membuka lebar

b. Labia mulai membuka dan kepala janin tampak di vulva pada

waktu his.

c. Perineum akan robek bila tidak ada tahanan.

(4) Persalinan kala III Menurut (Rohani, dkk,2014)

Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung

tidak lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Perubahan Psikologis Kala

III berupa ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya,

merasa gembira, lega dan bangga akan dirinya juga merasa sangat

lelah, memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu

dijahit dan menaruh perhatian pada plasenta.

3) Fisiologi persalinan kala III

Perubahan fisiologi pada kala III menurut Asrinah (2010) :

(1) Mekanisme pelepasan plasenta

Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah bayi lahir. Penyusutan ukuran


20

ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.

Karena perletakat plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran

plasenta tidak berubah, plasenta akan terlipat, menebal, kemudian lepas

dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah

uterus atau ke dalam vagina.

(2) Tanda-tanda lepasnya plasenta Tanda lepasnya plasenta,

1. Perubahan tinggi dan bentuk uterus Setelah bayi lahir dan sebelum

myometrium berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi

fundus uteri biasanya turun hingga dibawah pusat. Setekah uterus

berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus menjadi bulat,

fundus berada diatas pusat.

2. Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang, terjulur

melalui vulva dan vagina.

3. Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul dibelakang plasenta

akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu gaya

gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah

yang terkumpul antara tempat melekatnya plasenta dan permukaan

maternal plesenta, keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.

4) Fisiologi kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan daei 1-2 jm setelah bayi dan

plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Kala IV terjadi sejak plasenta

lahir 1-2 jam sesudahny, hal-hal yng perlu diperhatikan adalah kontraksi

uterus sampai uterus kembali kebentuk normal. Itu dapat dilakukan dengan

melakukan rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus

berkontraksi baik dan kuat. 2.


21

2.2.5 Asuhan Persalinan Normal

Terdapat 60 langkah asuhan persalinan normal (APN) yaitu:

Melihat tanda dan gejala kala II

(1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II; Ibu mempunyai

keinginan untuk meneran (Dor – Ran), Ibu merasa tekanan semakin

meningkat pada rektum dan vagina (Tek – Nus), Perineum menonjol

dan menipis (Per – Jol), Vulva, vagina dan sfingter ani membuka (Vul

– Ka).

Menyiapkan pertolongan persalinan.

(2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

(3) Mengenakan celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air,

tutup kepala, masker, kacamata.

(4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk bersih/tissue.

(5) Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan

dalam.

(6) Mengisap oksitosin 10 IU ke dalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan DTT) dan meletakkan kembali da atas partus set.

Memastikan pembukaan lengkap

(7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah

dibasahi air DTT, dengan gerakan dari depan ke belakang. Jika mulut

vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan


22

dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang

benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.

(8) Dengan teknik aseptik, lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum

pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

(9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

(10) Memeriksa DJJ segera setelah kontraksi terakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam batas normal.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan

meneran

(11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.

(12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan

pastikan ia merasa nyaman).

(13) Melakukan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan ada

dorongan kuat untuk meneran.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

(14) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.


23

(15) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong

ibu.

(16) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

(17) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong kelahiran bayi

Lahirnya kepala

(18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi

untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan

dangkal.

(19) Dengan lembut menyeka mulut dan hidung bayi dengan kain atau

kassa bersih.

(20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan mengambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan

segera proses kelahiran bayi.

(21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi

luar secara spontan.

Lahir bahu

(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara

biparietal, anjurkan ibu meneran saat ada kontraksi, dengan lembut

gerakkan kepala kearah bawah dan distal sehingga bahu depan lahir,
24

kemudian gerakkan ke arah distal dan atas untuk melahirkan bahu

belakang.

(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu

untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah

atas bayi saat keduanya lahir.

(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut

ke punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan

telunjuk diantara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan

ibu jari dan jari-jari lainnya).

Penanganan bayi baru lahir

(25) Melakukan penilaian dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit

lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat pendek, letakkan bayi di

tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, segera

lakukan resusitasi.

(26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Membiarkan bayi

diatas perut ibu. Lakukan penyuntikan oksitosin/IM.

(27) Setelah 2 menit pascapersalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-

kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)

dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

(28) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit, dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Mengikat

tali pusat dengan benang steri; pada satu sisi kemudian melingkarkan
25

kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada

sisi lainnya.

(29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,

menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi

mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.

(30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan mulai pemberian ASI jika ibu menghendaki.

Oksitosin

(31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

(32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

(33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali

(34) Memindahkan klem pada tali pusat.

(35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat

diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk.melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan

klem dengan tangan yang lain.

(36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan

tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara

menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati
26

– hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika

plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali

pusat dan menunggu hingga kontraksi berikutnya mulai.

Mengeluarkan plasenta

(37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti

kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada

uterus.

(38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput

ketuban tersebut.

Pemijitan uterus

(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus uteri dan melakukan

massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai perdarahan

(40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta dalam kantung

plastik atau tempat khusus.

(41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.


27

Melakukan prosedur pascapersalinan

(42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

(43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air disinfektan tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain bersih dan kering.

(44) Menempatkan klem tali pusat disinfektan tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

(45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

(46) Melepaskan klem dan meletakkannya kedalam larutan klorin 0,5%.

(47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya,

memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

(48) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam: 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan, setiap

15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan, dan setiap 20–30 menit

pada jam kedua pascapersalinan.

(49) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase

fundus dan memeriksa kontraksi uterus.

(50) Mengevaluasi kehilangan darah.

(51) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit

selama jam kedua pascapersalinan.

(52) Kebersihan dan keamanan


28

(53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutabn klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit), mencuci dan membilas peralatan

setelah dekontaminasi.

(54) Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

(55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfektan tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

(56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu

minuman dan makanan yang diinginkan.

(57) Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

(58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

(59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

(60) Melengkapi patograf (halaman depan dan belakang).

2.2.6 Partograf

Patograf adalah alat untuk mencatat informasi berdasarkan

observasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan

sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama

persalinan. Tujuan utama partograf adalah mengamati dan mencatat hasil

observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks


29

melalui pemeriksaan dalam dan menentukan normal atau tidaknya

persalinan serta mendeteksi dini persalinan lama.

1) Halaman depan partograf

Informasi tentang ibu ; Nama, umur, gravida, para, abortus,

nomor catatan medik/ puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat,

waktu pecahnya selaput ketuban, lengkapi bagian awal (atas) partograf

secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan.

Kondisi Bayi ; Kolom pertama digunakan untuk mengamati

kondisi janin diantaranya menilai dan mencatat denyut jantung janin

(DJJ) setiap 30 menit, warna dan adanya air ketuban, menilai air

ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa dalam. Warna air

ketuban hanya bisa dinilai jika selaput ketuban telah pecah, Kemajuan

Persalinan, kolom kedua untuk memantau.

kemajuan persalinan yang meliputi ; Pembukaan serviks,

Penurunan bagian terbawah janin, jam dan waktu berada dibagian

bawah kolom terdiri atas waktu mulainya fase aktif persalinan dan

waktu aktual saat pemeriksaan.

Kontraksi Uterus, Terdapat lima kotak mendatar untuk kontraksi.

Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan

durasi kontraksi dalam 10 menit.

Obat – obatan dan cairan yang diberikan, catat obat dan cairan

yang diberikan di kolom yang sesuai. Untuk oksitosin dicantumkan

jumlah tetesan dan unit yang diberikan.


30

Kondisi nadi ibu dicatat setiap 30 menit dan beri tanda titik pada

kolom yang sesuai. Ukur tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri

tanda panah atas bawah pada kolom yang sesuai.

Temperatur dinilai setiap 2 jam dan catat ditempat yang sesuai.

Dan volume urine, protein dan aseton. Lakukan tiap 2 jam jika

memungkinkan.

2) Lembar belakang partograf

Digunakan untuk mencatat hal – hal yang terjadi selama proses

persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak

kala I sampai kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah bagian ini

disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catat asuhan yang

diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala

IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya

penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pemantauan kala IV

(mencegah terjadinya pendarahan

2.2.7 Upaya Pencegahan

Upaya kesehatan di Indonesia dikelompokkan menjadi upaya kesehatan

dalam Lima Benang Merah dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi,

yaitu :

1) Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah

yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi

baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik dalam

mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosa kerja

(menentukan kondisi yang dikaji adalah normal atau bermasalah),


31

membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis,

melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil

asuhan dan tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi lahir.

Keputusan itu harus akurat, kom prehensif dan aman.

2) Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu.

3) Tindakan Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen – komponen

lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan –

tindakan pencegahan infeksi antara lain cuci tangan, memakai sarung

tangan, memakai perlengkapan (celemek/baju penutup, kacamata,

sepatu tertutup), menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses

alat bekas pakai, menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga

kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara

benar.

4) Pencatatan (Dokumentasi)

Pencatatan rutin adalah penting karena dapat digunakan sebagai

alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah

asuhan atau perawatan sudah sesuai atau efektif, untuk

mengindentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk

membuat perubahan dan peningkatan asuhan kebidanan. Partograf

adalah bagian yang terpenting dari proses pencatatan selama

persalinan.
32

5) Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas

kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan

mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Rujukan

tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dan menunjang

terwujudnya program Safe Motherhood. Dibawah ini merupakan

akronim yang dapat digunakan petugas kesehatan dalam mengingat

hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayinya ;

B (Bidan), A (Alat), K (Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan),

U (Uang), Da (Darah).

2.2.8 Evidence Based Midwifery dalam Persalinan

1) Asuhan sayang ibu pada persalinan setiap kala

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Sehingga

saat penting sekali diperhatikan pada saat seorang ibuakan bersalin.

Adapun asuhan sayang ibu berdasarkan EBM yang dapat

meningkatkan tingkat kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain:

(1) Ibu tetap di perbolehkan makan dan minum

Pada saat bersalin ibu mebutuhkan energy yang besar, oleh

karena itu jika ibu tidak makan dan minum untuk beberapa waktu atau

ibu yang mengalami kekurangan gizi dalam proses persalinan akan

cepat mengalami kelelahan fisiologis, dehidrasi dan ketosis yang dapat

menyebabkan gawat janin.


33

(2) Ibu diperbolehkan untuk memilih siapa pendamping persalinannya

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Dimana

dengan asuhan sayang ibu ini kita dapat membantu ibu merasakan

kenyamanan dan keamanan dalam menghadapi proses persalinan.

Salah satu hal yang dapat membantu proses kelancaran persalinan

adalah hadirnya seorang pendamping saat proses persalinan ini

berlangsung. Karena berdasarkan penelitian keuntungan hadirnya

seorang pendamping pada proses persalinan adalah dapat meberikan

dukungan baik secara emosional maupun fisik kepada ibu selama

proses persalinan.

2) Pengaturan posisi persalinan pada persalinan kala II

Pada saat proses persalinan akan berlangsung, ibu biasanya di

anjurkan untuk mulai mengatur posisi telentang/litotomi. Tetapi

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata posisi telentang

ini tidak boleh dilakukan lagi secara rutin pada proses persalinan, hal

ini dikarenankan bahwa posisi telentang pada proses persalinan dapat

mengakibatkan berkurangnya aliran darah ibu ke janin. Adapun posisi

yang dianjurkan pada proses persalinan antara lain posisi setengah

duduk, berbaring miring, berlutut dan merangkak.

3) Doula dalam persalinan

Kata doula berasal dari Yunani yang bermakna pelayan

perempuan. Kini, istilah doula dipakai untuk profesi pendamping bagi

ibu yang ingin menjalani proses persalinan lebih cepat, dan pemulihan

kondisi emosional dan fisik setelah persalinan. Kehadiran doula dalam


34

persalinan terbukti mengurangi komplikasi kelahiran, dan juga

mempercepat lahirnya bayi tanpa sakit yang berlebihan bagi ibu.

4) Inisiasi menyusui dini (IMD)

Yaitu proses menyusui bayi segera setelah dilahirkan, dimana

bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan

ke putting susu). Proses ini berguna untuk meningkatkan kasih sayang

antara ibu dan bayi serta merangsang hormon oksitosin untuk

membuat rahim berkontraksi untuk proses pelepasan plasenta,

mencegah perdarahan dan mengurangi nyeri.

5) Tidak melakukan tindakan episiotomi rutin

Tindakan episiotomi pada proses persalinan sangat rutin dilakukan

terutama pada primigravida. Padahal berdasarkan penelitian tindakan

rutin ini tidak boleh dilakukan secara rutin pada proses persalinan

karena:

(1) Episiotomi dapat menyebabkan perdarahan karena episiotomy yang

dilakukan terlalu dini, yaitu pada saat kepala janin belum menekan

perineum akan mengakibatkan perdarahan yang banyak bagi ibu. Ini

merupakan “perdarahan yang tidak perlu”.

(2) Episiotomi dapat enjadi pemacu terjadinya infeksi pada ibu. Karena

luka episiotomi dapat enjadi pemicu terjadinya infeksi, apalagi jika

status gizi dan kesehatan ibu kurang baik.

(3) Episiotomi dapat menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada ibu. •

Episiotomi dapat menyebabkan laserasi vagina yang dapat meluas

menjadi derajat tiga dan empat.


35

(4) Luka episiotomi membutuhkan waktu sembuh yang lebih lama.

Karena hal – hal di atas maka tindakan episiotomy tidak diperbolehkan

lagi. Tapi ada juga indikasi yang memperbolehkan tindakan epsiotomi

pada saat persalinan. Antara lain indikasinya adalah:

a. Bayi berukuran besar

Jika berat janin diperkirakan mencapai 4 kg, maka hal ini

dapat menjadi indikasi dilakukannya episiotomy. Tapi asalkan

pinggul ibu luas karena jika tidak maka sebaiknya ibu dianjurkan

untuk melakukan SC saja untuk enghindari factor resiko yang

lainnya.

b. Perineum sangat kaku

Tidak semua persalinan anak pertama dibarengi dengan

perineum yang kaku. Tetapi bila perineum sangat kaku dan proses

persalinan berlangsung lama dan sulit maka perlu dilakukan

episiotomi.

c. Perineum pendek

Jarak perineum yang sempit boleh menjadi pertimbangan

untuk dilakukan episiotomi, Apalagi jika diperkirakan bayinya

besar. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera pada

anus akibat robekan yang melebar ke bawah.

d. Persalinan dengan alat bantu atau sungsang

Episiotomi boleh dilakukan jika persalinan menggunakan

alat bantu seperti forcep dan vakum. Hal ini bertujuan untuk

membantu mempermudah melakukan tindakan. Jalan lahir semakin

lebar sehingga memperkecil resiko terjadinya cidera akibat


36

penggunaan alat bantu tersebut. Begitu pula pada persalinan

sungsang.

2.3 NIFAS

2.3.1 Pengertian

Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan

plasenta sampai 6 minggu tau 40 hari. Masa nifas sangat penting bagi

seorang wanita karena merupakan masa pemulihan untuk mengembalikan

alat kandungan serta fisik ibu ke kondisi seperti sebelum hamil. Masa nifas

dimulai sesaat setelah keluarnya plasenta dan selaput janin sampai

berakhir alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula yaitu

sebelum hamil kira-kira 6 minggu.

Masa Nifas (peurperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,

namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas

atau post partum disebut juga peurperium yang berasal dari bahas latin

yitu dari kata “Peur” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan.

Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan.(Sari

dkk, 2014).

2.3.2 Tahapan masa nifas

Masa nifas dibagi dalam 3 tahapan Yaitu Menurut (Astutik, 2015):

1) Puerperium Dini

Yang dimaksud dengan perperium dini adalah msa kepulihan dimana

ibu telah diperbolehkan berjalan. Ibu nifas sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidurnya dalam 24-48 jam setelah persalinan. Keuntungan dari


37

pueperium dini adalah ibu merasa lebih sehat dan kuat, faal usu dan kandung

kemih lebih baik, ibu dapat segera belajar merawat bayinya.

2) Puerperium Intermedia

Puerperium intermedia adalah kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia eksterna dan interna yang lamanya 6-8 minggu. Alat genetalia

tersebut meliputi uterus, bekas implantasi plasenta, luka jalan lahir, cervix,

endomentrium dan ligamen-ligamen

3) Remote Puerperium

Remote peurpeium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bagi ibu selam hamil atau melahirkan

mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

berbulan-bulan dan tahunan.

2.3.3 Fisiologi nifas

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Menurut ( Astutik, 2015 ) Perubahan

Sistem Reproduksi

1) Perubahan Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil.Pada uterus selain terjaddi proses

involusi juga terjadi proses utolysis yaitu pencernaan komponen-

komponen sel oleh hidrolase endogen yang dilepaskan dari lisosom

setelah kematian sel. Hal menyebabkan bekas imlpantasi plasenta pada

dinding endometrium tidak meninggalkan bekas atau jaringan parut.

(1) Bekas pelengketan plasenta segera setelah plasenta lahir seluas

12x15 cm dengan permukaan kasar dimana pembuluh darah besar

bermuara.
38

(2) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose di samping

pembuluh darah tertutup kontraksi otot rahim.

(3) Bekas implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke dua

sebesar 6-8 cm dan akhir peurperium sebesar 2 cm.

(4) Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan yang telah

rusak bersama dengan lochea.

(5) Luka bekas pelengketan akan sembuh karena pertumbuhan

endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan bosalis

endometrium.

(6) Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa nifas

2) Perubahan Lochea

Lochea adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Macam-macam lochea:

(1) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,

sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari

nifas.

(2) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir,

hari ke 3,7 nifas

(3) Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7 – 14 nifas

(4) Lochea alba : cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas.

3) Perubahan serviks

mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,

ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan,

setelah 6 minggu persalinan serviks akan menutup.


39

4) Perubahan vulva dan

vagina Perubahan pada vulva dan vagina adalah :

(1) Vulva dan vagina

Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama

proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah

proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan

kendur.

(2) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak

hamil

(3) Setelah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol

5) Perineum Perubahan yang terjadi pada perineum adalah :

(1) Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju

(2) Pada masa nifas hari ke-5, tonus otot perenium sudah kembali

seperti keadaan sebelum hamil, walaupun tetap lebih kendur dari

pada kedaan sebelum melahirkan.

(3) Payudara

Prubahana pada payudara dapat meliputi :

(1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

hormon.

Prolactin setelah persalinan

(2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari

2 atau hari ke- 3 setelah persalinan.

(3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya laktasi.
40

6) perubahan pada sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal ini

dikarenakan kemungkinna terdapat spasme sfingter dan edema leher

buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin

dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang besar

akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah

plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air

akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaaan ini

menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal

dalam tempo 6 minggu.

7) Perubahan pada sistem pencernaan

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun

asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,

gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika

sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perenium

dapat mengahalangi keinginan untuk Buang Air Besar (BAB) sehingga

pada masa nifas sering tibul keluhan konstipasi akibat tidak teraturnya

BAB.

8) Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis akibat penurunan kadar estrogen.

Volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah

merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun

kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa

nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal.


41

Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian

daya koagulasi meningkat. Tonus otot polos pada dinding vena mulai

membalik, volume darah mulai berkurang, viskositas darah kembali

normal dan curah jantung serta tekanan darah menurun sampai ke

kadar sebelum hamil.

9) Perubahan pada sistem muskulosketetal

Menurut Astutik (2015) perubahan pada sistem muskuloskeletal

yaitu ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang

sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti

sediakala. Pada masa nifas wal, ligamen masih dalam masa kondisi

terpanjang dan sendi-sendi berada dalam kondisi kurang stabil. Hal ini

berarti wanita berada dalam kondisi paling rentan mengalami masalah

muskulokeletal.

10) Perubahan Pada Sistem Integumen

Perubahan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan

berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Hal ini menyebabkan ibu nifas

yang semula memiliki hyperpigmentasi pada kulit saat kehamilan

berngsur-angsur menghilang sehingga pada bagian perut muncul garis-

garis putih yang mengkilap dan dikenal dengan istilah striae albican.

11) Psikologi ibu nifas

Menurut Sari (2014) Ada beberapa tahap perubahan psikologis

pada masa nifas yaitu :

1. Fase Talking In (1-2 hari post partum)

Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus
42

perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama

proses persalinan sering berulang diceritakannya. Pada fase ini,

perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan untuk proses

pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang

meningkaat.

2. Fase Talking Hold (3-4 hari Post Partum)

Fase ini berlangsung antara 3-4 hari setelah melahirkan. Pada fase

taking hold ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain ibu perasaan yang

sangat sensistif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya

kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena

saat ini merupukan kesempatan yang baik untuk menerima

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga

tumbuh rasa percaya diri.

3. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang brelangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada saat ini.

2.3.4 Asuhan Nifas

Menurut Kemenkes Kebidanan (2013) asuhan pada ibu nifas adalah :

1) Kebersihan Diri

Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan ibu bagaiman

membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air, kemudian

membersihkan daerah sekitar anus nasehtakan ibu untuk


43

membersihkan diri setiap kali selesai bunag air kecil atau buang air

besar. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali

sehari dan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelamin. Jika ibu mempunyai luka episiotomi

atau laserasi sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh

daerah luka.

2) Istirahat

Ajurkan ibu beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah

tangga biasa perlahanlahan serta untuk tidur siang atau beristirahat

selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan meempengaruhi ibu dalam

memberikan jumlah ASI yang diproduksi. Memperlambat proses

involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depreesi

dan ketidak mampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.

3) Latihan

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan

panggul kembali normal, ibu akan merasa lebih kuat dan ini

menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mrngurangi rasa

sakit pada punggung. Dengan tidur terlentang dengan lengan

disamping menarik otot perut, selagi menarik nafas, tahan nafas

kedalam dan angkat dagu kedada tahan satu hitungan sampai 5. Rileks

dan ulangi 10 kali, untuk memperkuat tonus otot vagina, berdiri

dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot, pantat dan panggul

dan tahan sampai hitungan kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 15

kali.
44

4) Gizi

Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiiap

hari, makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitmin yang cukup, minum setidaknya 3 liter air setiap

hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali meyusui). Pil zat besi harus

diminum untuk menambah zat gizi selama 40 hari pasca bersalin.

Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikn vitamin

A kepada bayinya melalui ASI

5) Perawatan Payudara

Menjaga payudara agar tetap bersih dan kering, menggunakan

BH yang menyokong payudara. Apabila puting susu lecet oleskan

kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setia kali

selesai menyusui. Menyususi tetap dilakukan dari puting yang tidak

lecet. Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet

setiap 4-6 jam, apabila payudara bengkak akibata bendungan ASI

lakukan pengompresn payudara denan menggunakan kain basah dan

hangat selama 3menit, urut payudara dari arah pangkal menuju puting

atau gunakan buku jari untuk mengurut payudara. Keluarkan sebagian

ASI dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.

Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidak dapat mengisap

seluruh ASI keluarkan dengan tangan. Letakkan kain ingin pada

payudara setelah menyusui payudara di keringkan.

6) Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurngnya 2 tahun

Sebelum ibu hamil kembali, setiap pasangan harus menentukan sendiri


45

kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang kelurganya,

namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya

dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan

yang tidak diinginkan.Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur

(ovulasi) sebelum menstruasi selama meneteki. Oleh karena itu metode

amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk

mencegah terjadinya kehamilan baru. Meskipun beberapa KB

mengandung risiko, menggunakan kontrsepsi tetap lebih aman,

terutama apabila ibu sudah haid lagi.

2.3.5 Kunjungan Masa Nifas

Menurut Kemenkes RI (2017), Pelayanan kesehatan ibu nifas

adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan

sekurang- kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan. kunjungan

masa nifas yaitu pada 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari, 29– 42 hari pasca

persalinan.

1) Kunjungan I (6 jam-3 hari setelah persalinan).

Tujuannya

(1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasa dan suhu

(2) Pemantuan jumlah darah yang keluar

(3) Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina

(4) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI esklusif 6 bulan

(5) Pemberian kapsul vit.A 2 kali yaitu satu kapsul segera setelah

melahirkan dansatu kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul vit. A

pertama.

(6) Minum tablet tambah darah setiap hari


46

(7) Pelayanan KB pasca salin

2) Kunjungan II(4-28 hari setelah persalinan) Tujuannya :

(1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan

(2) Pemantuan jumlah darah yang keluar

(3) Pemantuan cairan yang keluar dari vagina

(4) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI esklusif 6 bulan

(5) Minum tablet tambah darah setiap hari

(6) Pelayanan KB pasca persalinan

3) Kunjungan III ( 29-42 hari setelah persalinan) Tujuannya :

(1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu

(2) Pemantuan jumlah darah yang keluar

(3) Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina

(4) Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI esklusif 6 bulan.

(5) Minum tablet tambah darah setiap hari

(6) Pelayanan KB pasca pesalinan (Kemenkes RI,2014).

2.3.6 Tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Marmi (2012), ada beberapa tanda-tanda bahaya selama

nifas, yaitu :

1) Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba

(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih

dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam)

2) Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat.

3) Rasa nyeri diperut bagian bawah atau punggung.

4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric atau masalah

penglihatan.
47

5) Pembengkakan pada wajah dan tangan, demam, muntah, rasa sakit

sewaktu buang air seni atau merasa tidak enak badan.

6) Payudara memerah, panas dan sakit.

7) Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.

8) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau

bayi.

9) Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Pengertian BBL

Menurut ( Rochmah, dkk,2012 ) Bayi baru lahir adalah bayi yang

lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai

alat,pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu

dengan berat barat 2500-4000 gram,nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan

(Rukiah,2013).Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram

sampai dengan 4000 gram.

2.4.2 Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir

Ciri-ciri bayi normal Menurut (Rochmah dkk,2012) yaitu:

a. Berat Badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan lahir 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Frekuensi jantung 180 denyut/menit,kemudian menurun sampai

120-140 denyut
48

f. Pernafasan ± 40 -60 kali/menit.

g. Kulit kemerah -merahan dan licin karena jaringan sub kutan

cukup

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genetalia.Perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora.Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

k. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah

baik.

m. Reflek graps atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

meconium bewarna hitam kecoklatan.

2.4.3 Apgar Score

Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir,

meliputi 5 variabel (pernafasan, frekuensi jantung, warna, tonus otot dan

irritabilitas reflek). Apgar score ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar

(1995). Ini dilakukan pada 1 menit pertama kelahiran untuk memberi

kesempatan pada bayi untuk memulai perubahan, menit ke-5 dan menit

ke-10.

2.4.4 Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan pada bayi baru lahir merupakan objek yang tidak

terpisahkan dari ibu bersalin.Dengan demikian bidan diharapkan juga

mampu melaksanakan halhal yang merupakan prinsip-prinsip asuhan pada


49

bayi baru lahir,perlindungan termal, pemeliharaan pernapsan,pemotongan

tali pusat, evaluasi nilai apgar, resusitasi, bounding attachment, pemberian

ASI.

2.4.5 Tanda Bahaya BBL

Menurut JNPK-KR, 2017, tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. Bila

ditemukan tanda bahaya berikut, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan :

1) Tidak dapat menetek

2) Kejang

3) Tidak sadar

4) Napas cepat (>60 per menit)

5) Merintih

6) Retraksi dinding dada

7) Sianosis sentral

Tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir, menurut

saiffudin, 2012 :

1) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

2) Kehangatan terlalu panas (>38℃ atau terlalu dingin <36℃)

3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat

4) Pemberian makan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, suhu

meningkat

6) Tinja/kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, berwarna

hijau tua, ada lendir darah pada tinja


50

7) Aktifitas : menggigil, lemas, lunglai, kejang-kejang, menangis terus

menerus

2.4.6 Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan

pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan.

Kunjungan neonatus dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Satu kali pada kunjungan 6-48 jam (KN 1)

2) Satu kali pada kunjungan 3-7 hari (KN 2)

3) Satu kali pada kunjungan 8-28 hari (KN 3) (Kemenkes RI, 2012)

Pelayanan kesehatan neonatal dasar dilakukan secara komprehensif

dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan

pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM).

Berdasarkan usia kehamilan, dikenal istilah :

1) Prematur atau Neonatus kurang bulan (NKB), untuk neonatus kurang

dari 37 minggu.

2) Neonatus cukup bulan (NCB), untuk neonatus berusia 37 minggu

sampai 41 minggu lebih 6 hari.

3) Postmatur atau neonatus lebih bulan (NLB), untuk neonatus berusia

lebih dari 42 minggu.

2.4.7 Pemeriksaan Fisik Pada BBL

Pengertian : Kegiatan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan terhadap

bayi baru lahir

Tujuan :
51

1. untuk memastikan keadaan fisik bayi baru lahir dalam keadaan normal

atau abnormal

2. Untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari normal atau abnormal

Prosedur : Persiapan Pasien

1. Identifikasi klien

2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

Persiapan alat

1. Hammer reflek

2. Penlamp

3. Stetoskop binoral / monoral

4. Bengkok

5. Tensimeter

6. Jam tangan

7. Sarung tangan

Pelaksanaan

1. Petugas mencuci tangan

2. Pemeriksaan fisik ini bisa dilakukan dengan cara

a. Inspeksi (melihat)

b. Palpasi (meraba)

c. Perkusi (mengetok)

d. Auskultasi (mendengar)

e. Anamnesa (Tanya jawab)

3. Keadaan umum

a. Bentuk Tubuh ( lordosis, kifosis / tidak )

b. Psikologis ( menangis / tidak, takut / tidak)


52

4. Kepala

a. Bentuknya ( lonjong, bundar / tidak )

b. Besarnya ( normal, mikrocepalus, hydrocephalus / tidak )

c. Ubun-ubun besar / kecil, sudah menutup / belum

d. Bila belum menutup teraba cekung, datar, cembung, tegang / tidak

e. sutura-sutura teraba / tidak

5. Rambut

a. Warnanya (hitam, merah jagung, putih)

b. Kesuburannya (lebat, tipis / tidak )

c. Mudah rontok / tidak, botak / tidak

6. Muka

a. Pucat, cemas, kuning, merah, biru (sianosis)

b. Kulit wajah : halus, kasar, jerawatan / tidak

c. Hiperpigmentasi melantonik ada atau tidak

7. Mata

a. Simetris / tidak, juling, buta / tidak (kelopak mata / bulu mata

lengkap / tidak )

b. Selaput lender mata pucat / tidak

c. Bintik bitot ada / tidak

d. Penyakit mata akut / kronis, tumor / tidak

8. Hidung

a. Bersih / tidak

b. Pilek / tidak, polip / tumor ada / tidak

c. Dapat membedakan bau-bauan atau tidak


53

9. Mulut

a. bersih / tidak, berbau / tidak

b. Bibir pucat / tidak, stomatitis / tidak

c. Gusi bersih

d. Lidah kotor, tenggorokan bersih / tidak, pharynx membesar / tidak,

tonsil membesar / tidak

10. Telinga

a. Bersih / tidak

b. Pernah keluar cairan / tidak

c. Dapat mendengar dengan baik / tidak

11. Leher

a. Bentuknya : pendek, sedang, panjang

b. Pembesaran kelenjar thyroid ada / tidak, pembesaran kelenjar

lymphe ada / tidak

c. Hiperpigmentasi pada kulit leher / tidak

d. Arteri karotis palpasi jelas / tidak

12. Ketiak

13. Dada

a. Bentuk normal / tidak

b. Kalau pasien wanita ( buah dada, putting susu, hiperpigmentasi

ada / tidak)

14. Ekstrimitas atas (lengan)

a. Simetris / tidak

b. Jari-jari lengkap / tidak

c. Kuku : pucat, kotor, panjang, biru / tidak


54

15. Abdomen (perut)

a. Membesar / tidak

b. Nyeri tekan / tidak

c. Ada bekas operasi / tidak

d. ada bising usus / tidak

e. Bentuk pusar : cekung, datar (hernia umbilikalis)

f. Teraba tumor / tidak

16. Ekstimitas bawah (paha/kaki)

a. Simetris / tidak

b. Tibia baik / tidak, oedema ada / tidak, varises ada / tidak

c. Jari-jari kaki lengkap / tidak

d. Telapak kaki cekung / datar

17. Punggung

a. Alur tulang punggung simetris / tidak

b. Kifosis ada / tidak

c. Hiperlordosis ada / tidak

18. Genitalia ( alat kelamin ) dan anus

a. Genitalia laki-laki ( Saluran kencing lancar / tidak, testis lengkap /

tidak, testis sudah turun ke skrotum / belum, femosis ada / tidak )

b. Genetalia wanita (kebersihan, vagina bersih / tidak, labia minor /

mayor sudah menutup / belum, klistoris, uretra, vagina lengkap /

tidak)

19. Pemeriksaan neurologi

a. reflek menghisap ada / tidak

b. Reflek menggenggam ada / tidak


55

c. Reflek morro ada / tidak

d. Reflek babinski ada / tidak

e. Reflek inkurvasi ada / tidak

20. Tingkat kesadaran

a. Pasien sadar / tidak

b. Pasien letargi / tidak

c. Pasien aktudansi / tidak

d. Pasien stupar / tidak


BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Praktek Mandiri Bidan (PMB) Hendriwati, SST terletak di Kecamatan

Banuhampu Kabupaten Agam. PMB Hendriwati, SST memiliki 3 orang

asisten bidan. PMB tersebut mempunyai beberapa ruangan, diantaranya satu

ruang tunggu, satu ruang periksa, satu ruang tindakan atau bersalin, 4 ruang

rawatan terdiri dari 2 ruang rawatan VIP dan 2 ruang rawatan biasa, satu

ruang administrasi dan pengambilan obat, kamar mandi berada di setiap ruang

rawatan, juga ada kamar untuk asisten bidan serta di sediakan tempat bermain

untuk anak dan pekarangan luas yang dapat digunakan untuk tempat parkir

kendaraan pasien atau keluarga pasien.

Pelayanan yang tersedia di PMB Hendriwati, SST seperti pelayanan

pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care), pertolongan persalinan sesuai

dengan langkah – langkah asuhan persalinan normal (APN), penanganan bayi

baru lahir, perawatan nifas, pelayanan keluarga berencana (KB), konsultasi

seputar masalah kesehatan reproduksi, kunjungan neonatal dan nifas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, PMB Hendriwati, SST. Keb

memberikan pelayanan yang sudah sesuai dengan prosedurnya, hal ini terlihat

dari dokumentasi asuhan kebidanan serta rekam medis yang tersusun rapi

setiap tahunnya.

56
57

3.2 Studi Kasus

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU HAMIL


Ny.”R” DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
DI KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2022

KUNJUNGAN 1

Hari / Tanggal : Minggu / 23-10-2022

Jam : 11.00 wib

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. A


Umur : 33 th Umur : 36 th
Suku :Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Parabek Alamat : Parabek

2. Alasan Kunjungan : ibu datang untuk memeriksakan kehamilan

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

4. Riwayat obstetri

a. Riwayat mensrtruasi

Menarche : 13 th
Siklus : 29 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyak : 2-3 x / hari ganti pembalut
Teratur/tidak : Teratur
Keluhan : tidak ada
b. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : sah


Umur ibu / suami waktu menikah : 26th / 30 th
Pernikahan ke :1
Lama menikah baru hamil : 3 bulan
58

c. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu

NO Umur Usia Jenis Tempat Penolong BB PB JK Ku Loc Laktasi


Kehamilan persalinan

1 7th aterm normal pmb bidan 3400 48 Lk baik nor Ya


gr cm mal

2 3 th aterm normal pmb bidan 3200 50 PR baik nor Ya


gr cm mal

3 Ini

d. Riwayat kontrasepsi

Jenis : implan
Lama pemakaian : 3 th
Alasan berhenti : program hamil
Keluhan : tidak ada

e. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 02-04-2022
TP : 09-01-2023
Trimester 1
ANC : ada(2 kali)
Tempat : Pmb, Puskesmas
Keluhan : Mual, lelah
Anjuran : istirahat, makan sedikit tapi
sering
Obat obatan : Paracetamol, vitamin
Penyulit : tidak ada

Trimester II

ANC : ada ( 2 kali )


Tempat : PMB
Keluhan : Mual
Anjuran : Makan sering tapi sedikit
Obat obatan : Vitamin
Gerakan janin pertama kali : 20 minggu
TT 1 : tidak ada
59

Trimeste III

ANC : ada ( 2 kali )


Tempat : PMB
Anjuran : banyak istirahat
Obat obatan : Tablet FE, Vitamin
TT2 : tidak ada
Gerakan janin saat ini : ada(27 minggu)

f. Riwayat kesehatan

- Penyakit sistemik
Jantung : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Hipertensi : tidak ada

- Penyakit keturunan
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
Hemopili : tidak ada

- Riwayat penyakit menular


Hepatitis : tidak ada
HIV aids : tidak ada
TBC : tidak ada

- Riwayat keturunan kembar : tidak ada

5. Pola kegiatan sehari hari

a. Pola eliminasi

- BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsisten : lembek
Keluhan : tidak ada
- BAK
Frekuensi : 6x sehari
Warna nya : jernih
Keluhan : tidak ada
60

b. Nutris

- Makan

Frekuensi : 3x sehari
Menu Pagi : Satu mangkok bubur kacang hijau + satu potong
Goreng ayam ukuran sedang + satu mangkok kecil
sayur
Siang :satu piring nasi + satu potong tempe ukuran sedang
dan Satu Potong Tahu ukuran sedang + satu buah
telur
Malam : satu gelas susu + 1 buah roti bakar
Keluhan : tidak ada

- Minum

Frekuensi :7-8 gelas /hari ukuran sedang


Jenis : air putih

c. Personal higiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 3x hari / ketika lembab
Ganti pakaian luar : 2x sehari

d. Istirahat
Istirahat siang : 1-2 jam
Istirahat malam : 7-8 jam

e. Olahraga
Senam hamil : Tidak ada
Meraton pagi : tidak ada
Keluhan : tidak ada

f. Hubungan seksual
Keluhan : tidak ada

6. Pola kegiatan sehari hari


Merokok : tidak ada
Minum minum keras : tidak ada
Obat obat keras : tidak ada
Minum jamu : tidak ada
61

7. Data psikologi,sosial, kultural, spritural, dan ekonomi


Psikologi : ibu senang dengan kehamilan nya
Sosial : hubungan ibu , keluarga, dan tetamgga baik
Kultural : ibu tidak percaya hal-hal yang merugikan dan mitos
Spritural : ibu melakukan kegiatan keagamaan
Ekonomi : ibu sudah mempersiapkan uang untuk kelahiran

B. Data objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Tinggi badan : 156 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 65 kg
IMT : 26,7 kg
Lila : 26 cm
TTV
TD : 110 / 70 mmHg S : 36,7c
N : 80x/ menit P : 24x/menit
Postur tubuh : lordosis
Kesadaran : composmentis

2) Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala/ Rambu : kulit kepala bersih, rambut tidak Rontok dan
Tidak berketombe
Mata : Simetris kiri / kanan , sklera tidak kuning,
Konjungtiva merah Muda
Muka : Tidak ada odema, tidak ada closma Gravidarum
Hidung : lobang hidung simetris, bersih,Tidak ada kelainan.
Gigi/mulut : Gigi tidak ada caries, dan sariawan
Telinga : Simetris kiri kanan, bersih, tidak ada Kelainan
,Tidak ada peradangan
Leher : Tidak ada pembekakan kelenjer tiroid dan Tidak
ada pembekakan kelenjer limfe
Payudara : Simetris kiri kanan, areola hiperpigmentasi,
Papilla mamae menonjol, dan tidak ada
pembekakan
Abdomen : Perut membesar sesuai usia kehamilan, Tidak
Ada bekas luka operasi, tidak ada liniea/striae
nigra.
62

a) Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat

teraba lunak, bulat dan tidak melenting

Leopold II : kanan perut ibu teraba tonjolan – tonjolan kecil

yang tidak beraturan

kiri perut ibu teraba panjang, keras dan memapan.

Lepold III : Teraba Keras bulat dan masih bisa digoyangkan.

Leopold IV : Tidak dilakukan

Tfu : 27 cm

Tbbj : 27-13X 155= 2.170 gr

b) Auskultasi
DJJ
Frekuensi :132X/menit
Puntum max : kuadran 4
Intensitas : kuat
Interval : teratur
c) Perkusi
Ekstermitas
Atas : bersih, tidak udema, tidak pucat
Bawah : bersih, tidak odema, tidak varises,
tidak pucat
Reflek patela : ka(+) ki (+)
3). Genetalia
varises : tidak ada
Luka : tidak ada
Odema : tidak ada
kemerahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Anus : ada
Pemeriksaan khusus
HB : 12,49 gr/dl
Protein urine : (negatif)
Glukosa urine : (negatif)
Golongan darah :O
63

C. Assesmen

Diagnosa :ibu hamil G3P2A0H2, usia kehamilan 28-29 minggu, janin


hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala, puki, belum
masuk PAP, keadaan jalan lahir normal, keadaan janin dan
ibu baik.

Masalah : Tidak

Kebutuhan : 1. Informasi hasil pemeriksaan

2. Nutrisi dan cairan


3. Istirahat dan tidur
4. Mobilisasi pada ibu
5. Tanda bahaya kehamilan TM 3
6. Kunjungan ulang

Identifikas diagnose / masalah potensial : Tidak ada

Identifikasi diagnos / masalah potensial yamg membutuhkan tindakan,


segera, kolaborasi dan rujukan : Tidak ada

D. Plan

1. Informasi hasil pemeriksaan

2. Beri penkes tentang nutrisi dan cairan

3. Beri penkes tentang istirahat dan tidur

4. Beri penkes tentang mobilisasi pada ibu

5. Beri penkes tentang tanda bahaya kehamilan TM 3

6. Jadwalkan kunjungan ulang untuk ibu

E. Pelaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan keadaan


ibu dan janin baik-baik saja

TTV TD:110/70 MMHG

P: 24X/menit S: 36,7c P: 24X/menit

Djj (+) frekuesi 132X/menit, intensitas kuat, irama teratur,


puntum max kuadran 4
64

2. Memberikan penkes tentang nutrisi yaitu ibu harus mengkonsumsi


makanan yang sehat dan bergizi, seperti makanan yang kaya
protein, vitamin, serat dan kalori agar ibu dan janin tetap sehat, serta
ibu harus banyak minum air putih agar ibu tidak dehidrasi dan
kekurangan cairan

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola istirahat dan tidur.


Menganjurkan ibu untuk meningkatkan jam tidurnya dengan tidur
lebih cepat agar kebutuhan istirahat terpenuhi dan istirahat disiang
hari juga diperlukan dan jangan melakukan pekerjaan yang terlalu
berat serta jangan terlalu mencemaskan proses persalinan nantinya.
Karena kecemasan ibu akan berdampak pada bayi yang berada
dalam kandungan.

4. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang mobilisasi


yaitu dengan menganjurkan ibu agar melakukan olahraga pagi agar
memperlancar peredaran darah ibu dan ibu menjadi lebih sehat dan
segar.

5. Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III :

1) Perdarahan banyak dari jalan lahir

2) Ketuban pecah dini

3) Sakit kepala yang hebat

4) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan

5) Nyeri ulu hati dan pandangan kabur

6) Mual muntah hebat

7) Tidak terasa atau berkurangnya gerakkan janin

8) Nyeri abdomen hebat

9) Demam tinggi

6. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan 1 bulan lagi atau


jika ada keluhan.
65

F. Evaluasi

1. Ibu paham dengan hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya

2. Ibu mau dan akan mengkonsusmsi makanan yang sehat dan minum air
dengan cukup.

3. Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan meningkatkan kualitas istirahat


dan tidur.

4. Ibu sudah melakukan olahraga pagi seperti yang di anjurkan agar


memperlancar peredaran darah ibu.

5. Ibu dan suami sudah tahu apa saja tanda bahaya kehamilan trimester
III dan segera ke fasilitas kesehatan jika salah satu tanda bahaya terjadi
pada ibu

6. Ibu dan suami bersedia untuk melakukan kunjungan ulang


66

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU HAMIL


Ny.”R” DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
DI KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2022

Kunjungan II

Hari / tanggal : Minggu, 28 November 2021

Jam : 15.00 wib

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. A


Umur : 33 th Umur : 36 th
Suku :Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Parabek Alamat : Parabek

2. Alasan Kunjungan : ibu datang untuk memeriksakan kehamilan

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sakit pada pinggangnya

4. Riwayat obstetri

g. Riwayat mensrtruasi

Menarche : 13 th
Siklus : 29 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyak : 2-3 x / hari ganti pembalut
Teratur/tidak : Teratur
Keluhan : tidak ada
h. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : sah


Umur ibu / suami waktu menikah : 26th / 30 th
Pernikahan ke :1
Lama menikah baru hamil : 3 bulan
67

i. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu

NO Umur Usia Jenis Tempat Penolong BB PB JK Ku Loc Laktasi


Kehamilan persalinan

1 7th aterm normal pmb bidan 3400 48 Lk baik nor Ya


gr cm mal

2 3 th aterm normal pmb bidan 3200 50 PR baik nor Ya


gr cm mal

3 Ini

j. Riwayat kontrasepsi

Jenis : implan
Lama pemakaian : 3 th
Alasan berhenti : program hamil
Keluhan : tidak ada

k. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 02-04-2022
TP : 09-01-2023
Trimester 1
ANC : ada(2 kali)
Tempat : Pmb, Puskesmas
Keluhan : Mual, lelah
Anjuran : istirahat, makan sedikit tapi
sering
Obat obatan : Paracetamol, vitamin
Penyulit : tidak ada

Trimester II

ANC : ada ( 2 kali )


Tempat : PMB
Keluhan : Mual
Anjuran : Makan sering tapi sedikit
Obat obatan : Vitamin
Gerakan janin pertama kali : 20 minggu
TT 1 : tidak ada
68

Trimeste III

ANC : ada ( 3 kali )


Tempat : PMB
Keluhan : sakit pinggang
Anjuran : atur posisi yang nyaman,
hindari memakai sepatu hak tinggi
Obat obatan : Vitamin
TT2 : tidak ada
Gerakan janin saat ini : ada (27 minggu)

l. Riwayat kesehatan

- Penyakit sistemik
Jantung : tidak ada
Ginjal : tidak ada
Hipertensi : tidak ada

- Penyakit keturunan
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
Hemopili : tidak ada

- Riwayat penyakit menular


Hepatitis : tidak ada
HIV aids : tidak ada
TBC : tidak ada

- Riwayat keturunan kembar : tidak ada

5. Pola kegiatan sehari hari

a. Pola eliminasi

- BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsisten : lembek
Keluhan : tidak ada
- BAK
Frekuensi : 6-8 x sehari
Warna nya : jernih
Keluhan : tidak ada
69

b. Nutrisi

- Makan

Frekuensi : 3x sehari
Menu Pagi : 1 piring nasi ukuran sedang + satu potong ayam
gulai ukuran sedang + satu mangkok kecil sayur
Siang :satu piring nasi ukuran sedang + satu potong
kentang ukuran sedang dan Satu Potong Tahu
ukuran sedang + 1 piting ikan goreng ukuran sedang
+ 1 mangkon sayur ukuran kecil
Malam : 1 piring nasi ukuran kecil + 1 mangkok tumis
kangkung ukurang kecil + 1 butir telur mata sapi
Keluhan : tidak ada

- Minum

Frekuensi :8-9 gelas /hari ukuran sedang


Jenis : air putih

c. Personal higiene
Mandi : 3x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian dalam : 3x hari / ketika lembab
Ganti pakaian luar : 2x sehari

d. Istirahat
Istirahat siang : 1-2 jam
Istirahat malam : 7-8 jam

e. Olahraga
Senam hamil : Tidak ada
Meraton pagi : tidak ada
Keluhan : tidak ada

f. Hubungan seksual
Keluhan : tidak ada

6. Pola kegiatan sehari hari


Merokok : tidak ada
Minum minum keras : tidak ada
70

Obat obat keras : tidak ada


Minum jamu : tidak ada

7. Data psikologi,sosial, kultural, spritural, dan ekonomi


Psikologi : ibu senang dengan kehamilan nya
Sosial : hubungan ibu , keluarga, dan tetamgga baik
Kultural : ibu tidak percaya hal-hal yang merugikan dan mitos
Spritural : ibu melakukan kegiatan keagamaan
Ekonomi : ibu sudah mempersiapkan uang untuk kelahiran

B. Data objektif
3) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Tinggi badan : 156 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 65 kg
IMT : 26,7 kg
Lila : 26 cm
TTV
TD : 115 / 70 mmHg S : 36,7c
N : 80x/ menit P : 22x/menit
Postur tubuh : lordosis
Kesadaran : composmentis

4) Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala/ Rambu : kulit kepala bersih, rambut tidak Rontok dan
Tidak berketombe
Mata : Simetris kiri / kanan , sklera tidak kuning,
Konjungtiva merah Muda
Muka : Tidak ada odema, tidak ada closma Gravidarum
Hidung : lobang hidung simetris, bersih,Tidak ada kelainan.
Gigi/mulut : Gigi tidak ada caries, dan sariawan
Telinga : Simetris kiri kanan, bersih, tidak ada Kelainan
,Tidak ada peradangan
Leher : Tidak ada pembekakan kelenjer tiroid dan Tidak
ada pembekakan kelenjer limfe
Payudara : Simetris kiri kanan, areola hiperpigmentasi,
Papilla mamae menonjol, dan tidak ada
pembekakan
71

Abdomen : Perut membesar sesuai usia kehamilan, Tidak


Ada bekas luka operasi, tidak ada liniea/striae
nigra.
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px (proc. Xyphoideus)

teraba lunak, bulat dan tidak melenting

Leopold II : kanan perut ibu teraba tonjolan – tonjolan kecil

yang tidak beraturan

kiri perut ibu teraba panjang, keras dan memapan.

Lepold III : Teraba Keras bulat dan masih bisa digoyangkan.

Leopold IV : Tidak dilakukan

Tfu : 30 cm

Tbbj : 30-13X 155= 2.635 gr

d) Auskultasi
DJJ
Frekuensi :138X/menit
Puntum max : kuadran 4
Intensitas : kuat
Interval : teratur
e) Perkusi
Ekstermitas
Atas : bersih, tidak udema, tidak pucat
Bawah : bersih, tidak odema, tidak varises,
tidak pucat
Reflek patela : ka(+) ki (+)
3). Genetalia
varises : tidak ada
Luka : tidak ada
Odema : tidak ada
kemerahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Anus : ada
Pemeriksaan khusus
HB : 12,49 gr/dl
Protein urine : (negatif)
72

Glukosa urine : (negatif)


Golongan darah :O
C. Assesmen
Diagnosa : ibu hamil G3P2A0H2 , usia kehamilan 34-35 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterine, puka, presentasi kepala, belum masuk PAP,
keadaan jalan lahir normal, keadaan janin dan ibu baik.
Masalah : tidak ada
Kebutuhan :
1. informasi hasil pemeriksaan
2. Penkes tentang cara mengatasi sakit pinggang pada ibu
3. Persiapan persalinan
4. Penkes tanda – tanda persalinan
5. Kunjungan ulang

Identifikas diagnose masalah potensial : tidak ada

Identifikasi diagnos / masalah potensial yamg membutuhkan tindakan,


segera, kolaborasi dan rujukan : Tidak ada

D. Plan
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Beri penkes tentang cara mengatasi sakit pinggang pada ibu
3. Persiapan perlengkapan persalinan
4. Beri penkes tanda – tanda persalinan
5. Jadwalkan kunjungan ulang

E. Pelaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan ,bahwa


keadaan ibu dan janin baik-baik saja
TTV :
TD: 116/75 MMHG N: 80X/menit
S: 36,7c P: 22X/menit
73

Djj (+) frekuesi 138X/menit, intensitas kuat, irama teratur, puntum


max kuadran 4.
2. Memberikan penkes tentang sakit pinggang pada ibu bahwa hal yang
dialami terjadi karena terjadi perubahan bentuk tubuh pada ibu hamil
sehingga menyebabkan titik gravitasi pada ibu hamil berubah (karena
perut yang membesar), selain itu, saat akan melahirkan juga terjadi
peregangan ligamen sehingga membuat ibu hamil tidak nyaman. Hal
ini juga disebabkan oleh perubahan hormon, penambahan berat badan,
ukuran bayi yang bertambah besar, perubahan postur tubuh dan stress.
Untuk meredakannya, dapat lakukan beberapa tips dibawah ini:
1) jalan kaki untuk mengurangi sakit pinggang ibu hamil
2) senam hamil
3) berenang
4) melakukan gerakan tubuh hati-hati
5) kompres bagian yang sakit dengan air hangat
6) gunakan bantal penyangga pada pungung saat berbaring atau
duduk.

3. Mengingatkan ibu kembali persiapan persalinan seperti perlengkapan


ibu (kain panjang, baju ibu kancing depan, pembalut ibu bersalin,
peralatan mandi) dan perlengkapan bayi (popok, bedong, topi, dan
sabun bayi).

4. Beritahu ibu tanda- tanda persalinan, yaitu :


1) Nyeri pada pinggang dan menjalar ke ari – ari
2) Keluar lendir bercampur darah
3) Keluar air – air yang banyak
5. Menginformasikan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
atau bila ibu ada keluhan

F. Evaluasi
1. Ibu paham dengan hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya.
74

2. Ibu sudah paham keluhan nya itu adalah hal yang normal dan akan
melakukan hal yang disarankan bidan.
3. Ibu sudah mempersiap kan perlengkapan ibu dan janin, dan ibu sudah
ada pendamping persalin
4. Ibu sudah tahu tanda – tanda persalinan
5. Ibu akan dating untuk kunjungan ulang
75

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU BERSALIN


Ny.”R” DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
DI KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2023

Hari/Tanggal : Selasa, 3 Januari 2023

Jam :22.00 WIB

Kala I

A. Data Subjektif
1. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sakit pinggang Menjalar ke ari-
ari dan keluar lendir bercapur darah sejak jam 13.00 wib
2. Riwayat Kontraksi
a. Mulai kontraksi : jam 10.00 WIB
b. Frekuensi : 2 x / 10 menit
c. Durasi : 20 detik
d. Interval : teratur
e. Kekuatan : kuat
3. Pengeluaran pervaginam
a. Perdarahan pervaginam : tidak
Lender darah : ya
b. Air ketuban
Kapan pecah : utuh
Warna : tidak ada
Bau : tidak ada
Jumlah : tidak ada
4. Riwayat gerakan janin
a. Waktu terasa gerakan : UK 20 minggu
b. Gerakan terakhir dirasakan pukul : 21.45 WIB
c. Kekuatan : kuat
5. Istirahat terakhir
a. Kapan : 17 .00 WIB
76

b. Lama : 1-2 jam


6. Makan terakhir
Jenis : Sepiring nasi + ikan goreng+tempe+sayur
Porsi : 1 piring sedang
7. Minum terakhir
Jenis : Air putih, the manis
Banyaknya : 1 gelas sedang
8. Buang air besar terakhir
Kapan : 21.00 WIB
Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada
9. Buang air kecil terakhir
Kapan : 01.00 WIB
Keluhan : tidak ada
10. Riwayat pernah dirawat : tidak pernah

B. Data objektif
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 37oC
2. Muka : tidak oedema dan tidak pucat
3. Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda
4. Mulut : tidak pucat, bibir tidak pecah-pecah
5. Payudara
Puntting susu : menonjol
Retraksi : tidak ada
Massa : tidak ada
Colostrum : sudah keluar
6. Abdomen
a. Luka bekas operasi : tidak ada
77

b. Strie/linea : tidak ada


c. Palpasi
Leopold l : TFU pertengahan px - pusat ,teraba bulat lunak
tidak melenting
Leopold ll : Kiri perut ibu teraba panjang, memapan dan datar
Kanan teraba tonjolan - tonjolan kecil yang tidak
beraturan.
Leopold lll : Pada perut bagian bawah teraba keras, bulat tidak
bisa digoyangkan.
Leopold lV : Divergen ( sudah masuk PAP )
Perlimaan : 4/5
d. TFU : 33 cm
e. TBBJ : 3.410 gram
f. Denyut jantung janin
Puntum max : Kuadran 4
Frekuensi : 138x/menit
Intensitas : kuat
Irama : teratur
g. His
Frekuensi : 4x dalam 10 menit
Durasi : 40 detik
Intensitas : sedang
Interval : teratur
h. Lingkaran bundle : tidak ada
i. Ekstermitas
Atas : Bersih, tidak anemi, tidak udema
Bawah : Bersih, tidak ada udema, tidak ada varises
Reflek patella : ka (+), ki (+)
7. Genitalia
Pengeluaran vagina : lender darah
Varises : tidak ada
Tanda-tanda infeksi : tidak ada
Dinding vagina : tidak ada benjolan dan licin
78

Portio : menipis
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : +
Presentasi : kepala
Posisi: ubun-ubun kecil
Penurunan : hodge I-II
Bagian terkemuka/menumbung : tidak ada
C. Asesment
Diagnose : Ibu inpartu kala I normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Penkes keluhan ibu dan cara mengatasinya
3. Nutrisi dan cairan
4. Eliminasi
5. Istirahat
6. Persiapan alat pertolongan persalinan
7. Pantau kemajuan persalinan

Identifikas diagnose masalah potensial : tidak ada

Identifikasi diagnos / masalah potensial yamg membutuhkan tindakan,


segera, kolaborasi dan rujukan : Tidak ada

D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Berikan penkes tentang keluhan ibu dan cara mengatasinya
3. Penuhi kebutuhan Nutrisi dan cairan ibu
4. Anjurkan ibu untuk BAK
5. Anjurkan ibu untuk istirahat saat tidak ada his
6. Lakukan persiapan alat pertolongan persalinan
7. Lakukan pemantauan kemajuan persalinan
79

E. Pelaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
ibu dan janin baik dan sehat
TD : 120/70mmhg S : 37°C
N : 84x/ menit P : 23x/ menit
2. Menjelaskan kepada ibu tentang nyeri pinggang yang dirasakan ibu
disebabkan oleh rahim yang berkontraksi karena pengaruh hormon
oksitosin meningkat yang secara alami membantu dalam proses
penurunan kepala janin selain itu tekanan dari janin itu sendiri karena
janin mencari jalan lahir. Rasa sakit yang dirasakan ibu juga
diperlukan untuk mempercepat penurunaan kepala janin. Cara
mengatasinya:
a. Ibu bisa melakukan teknik pengurangan nyeri dengan cara menarik
napas dalam dari hidung lalu keluarkan melalui mulut secara
perlahan agar ibu merasa rileks.
b. Suami atau keluarga juga bisa melakukan pijatan lembut pada
bagian panggul ibu yang nyeri.
c. Ajarkan ibu teknik jean ball yaitu ibu duduk diatas bola lalu
menggerakkan panggul memutar searah jarum jam atau sebaliknya
dan menggerakkan panggul ke depan dan ke belakang
d. Anjurkan ibu untuk jongkok, agar mempercepat pembukaan ibu
dan melakukan RPM ( rangsangan papilla mamae ).
3. Memberitahu keluarga untuk memberi ibu makan dan minum disaat
ibu merasa lapar dan haus atau disaaat tidak ada his sebagai cadangan
energi ibu supaya tetap bertenaga ketika meneran dalam proses
persalinan nantinya.
4. Menganjurkan ibu untuk BAK, jika ibu ingin BAK dan tidak
menahannya, karena jika BAK ditahan dan kandung kemih penuh,
maka dapat menghambat kontraksi uterus dan menghambat penurunan
kepala janin ke dasar panggul sehingga dapat memperlambat proses
persalinan.
80

5. Menganjurkan ibu untuk beristirahat jika tidak ada his dan saat ibu
merasa lelah sebaik nya ibu tidur miring ke kiri dan jika masih kuat ibu
bisa berjalan-jalan disekitar ruang bersalin agar penurunan kepala
semakin cepat.
6. Mempersiapkan alat untuk proses pertolongan persalinan.
7. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf
F. Evaluasi
1. Ibu senang dengan hasil pemeriksaan
2. Ibu melakukan teknik pengurangan nyeri dengan teknik relaksasi dan
jean ball, nyeri yang dirasakan ibu juga berkurang
3. Ibu minum 1 gelas teh manis hangat dan dua potong roti
4. Ibu akan BAK jika ada rasa ingin BAK
5. ibu berjalan-jalan disekitar ruang bersalin dan ibu beristirahat dengan
miring ke kiri saat merasa lelah.
6. Alat untuk penolong persalinan sudah disiapkan
7. Pemantauan dilakukan dengan partograf

Jam Catatan perkembangan Asuhan Paraf


22.00 Wib 1. Penbukaan : 5 cm 1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Porsio : Menipis kepada ibu bahwa pembukaan
3. Presentasi : Kepala ibu sudah 5 cm, keadaan ibu dan
4. His
janin baik
Frekuensi : 3x 10 menit
Durasi : 40 detik 2. Mengajarkan ibu cara
Itensitas : sedang pengaturan pernafasan yaitu
Interval : 2 menit mengambil pernafasan dari
Djj : 139x/ i mulut dan keluar secara perlahan
5. Penurunan : Hodge I-II dari hidung.
6. Perlimaan : 4/5 3. Memberikan ibu cairan sebgai
7. Ketuban : Utuh
penambah tenaga ibu dalam
8 Diagnosa : kala 1 fase aktif
dilaktasi maksimal mengedan
4. menganjurkan kepada ibu untuk
miring kekiri agar penurunan
kepala janin lebih cepat ke
bawah
01.00 Wib 1. Pembukaan : 8 cm 1. informasikan hasil pemeriksaan
2. Porsio : Menipis ( 80% )
81

3. Presentasi : Kepala bahwa pembukaan ibu 8 cm


4. His 2. persiapan pakaian ibu dan
Frekuensi : 4x 10 menit
pakaian bayi
Durasi : 45 detik
Intensitas : Kuat 3. Nutrisi dan cairan
5. Interval : 3 menit 4. Pendamping ibu saat bersalin
6. Djj : 140x/ i
7. Penurunan : Hodge II- III
8. Perlimaan : 3/ 5
9. Ketuban :Utuh
10. diagnosa : kala 1 fase aktif
dilaktasi maksimal

02.30 Wib 1. pembukaan : 10 cm


1. informasikan hasil pemeriksaan
2. porsio : Tidak teraba
bahwa pembukaan ibu sudah
3. presentasi : Kepala
lengkap
4. His
2. Penuhi kebutuhan cairan ibu
Frekuensi : 5x 10 menit
3. Teknik mengedan yang benar
Durasi : 50 detik
4. Bantu persalinan normal
Intensitas : Kuat
5. Pantau ibu dan bayi
5. Interval : 2 menit
6. Djj : 132x/ i
7. Penurunan : Hodge III- IV
8. Perlimaan : 0/ 5
9. Ketuban : Negatif
10. Diagnosa : kala 1 fase aktif
deselarasi
82
Kala II
Hari/ tanggal : selasa, 04 Januari 2023
Jam : 02.30 wib
Catatan
S O A P Pelaksanaa
n
Waktu Pelaksanaan Evaluasi Paraf
1. Ibu 2. Data Umum 1. Diagnosa : 1. Informasikan 02.30 Menginformasikan hasil Ibu mengerti dan
mengata a. KU : Baik Ibu inpartu kala II hasil WIB pemeriksaan kepada ibu akan mengikuti
kan rasa b. TTV normal pemeriksaan dan suami bahwa petunjuk bidan
pembukaan sudah lengkap
sakitnya TD : 115/75 mmHg 2. Masalah : 2. Fasilitasi
dan ketuban telah pecah
semakin N : 86x/i Tidak ada kebutuhan serta ibu boleh
kuat P : 24x/i 3. Kebutuhan : nutrisi dan mengedan saat ada
2. Ibu S : 36,5oC a. Informasi hasil cairan kontraksi.
mengata pemeriksaan 3. Atur posisi 02.31 Memfasilitasi kebutuhan Ibu sudah
kan ada 3. Data Khusus b. Nutrisi dan ibu untuk WIB nutrisi dan cairan dengan minum dengan
rasa a. Muka cairan bersalin meminta bantuan suami dibantu suami
untuk memberi ibu minum
ingin Ibu tampak kesakitan, c. Atur posisi ibu 4. Berikan
disela – sela kontraksi.
menged berkeringat dan ingin untuk bersalin dukungan 02.32 Mengatur posisi ibu untuk Posisi ibu
n dan mengedan d. Dukungan emosional WIB bersalin dengan senyaman sudah setengah
rasa emosional 5. Lakukan mungkin yaitu posisi duduk dengan
ingin b. Abdomen e. Bimbing bimbingan setengah duduk kemudian suami
BAB HIS : meneran meneran kedua tangan merangkul disampingnya
3. Ibu 1) Frekuensi : 5x/10 f. Pertolongan 6. Lakukan pangkal paha, membantu meng
mengata menit persalinan pertolongan menempelkan dagu ke angkat kepala
kan 2) Durasi : 60 detik persalinan arah ibu saat ibu
lendir 3) Interval : 1 menit dada, saat mengedan mengedan
bercamp 4) Kekuatan : kuat kepala diangkat.
ur darah
semakin
banyak
83

DJJ : a. Penanganan 7. Lakukan 02.33 Memberikan dukungan Ibu lebih semangat


4. Ibu mengatakan c. Punctum Maksimum awal BBL penanganan WIB emosional dan moral kepada dalam mengedan
keluar air – air : Kuadran IV b. Pantau kala II awal BBL ibu agar lebih semangat
dari jalan lahir d. Frekuensi :142x/i dengan mengedan dan memberikan
8. Lakukan
e. Kekuatan : Kuat Partograf pujian saat ibu berhasil
pemantau mengedan.
Blass : minimum Identifikas diagnose kala II 02.34 Melakukan bimbingan Ibu mengedan
dengan WIB meneran saat ada kontraksi dengan baik dan
masalah potensial :
Perlimaan : 0/5 Partograf dengan menarik nafas panjang benar
tidak ada dari hidung kemudian tahan
f. Genitalia lalu mengedan dengan tenaga
1) Vulva membuka Identifikasi diagnos / maksimal.
2) Perineum 02.35 Melakukan pertolongan Jam 02.45 WIB
menonjol masalah potensial WIB persalinan saat kepala tampak bayi lahir spontan
3) Tekanan pada yamg membutuhkan 5 – 6 cm di vulva, tangan dan bugar, bayi
anus
tindakan, segera, kanan menahan perineum dan menangis kuat,
4) Pembukaan : 10
cm tangan kiri menahan kepala warna kulit
kolaborasi dan
5) Ketuban : jernih bayi agar tetap berfleksi, kemerahan dan
dan tidak berbau rujukan : Tidak ada setelah kepala lahir usap wajah tonus otot aktif.
6) Presentasi : kepala bayi dengan kain bersih untuk JK : Perempuan
7) Posisi : UUK kiri membersihkan lendir dan darah A/S : 8/9
depan pada hidung dan mulut bayi,
8) Penurunan : Hodge
kemudian cek apakah ada
IV
9) Molase : 0 lilitan tali pusat, ada lilitan tali
10) Bagian pusat 1x longgar kemudian
Menumbung : dilonggarkan, lalu tunggu
Tidak ada putaran paksi luar. Kemudian
posisikan tangan di biparietal
dan tuntun kepala bayi ke arah
bawah untuk melahirkan bahu
84

depan lalu tuntun kepala bayi


ke atas untuk melahirkan bahu
belakang. Setelah itu lahirkan
seluruh tubuh bayi dengan
melakukan sanggah susur.
02.50 Melakukan penanganan awal
WIB bayi baru lahir dengan
mengeringkan tubuh bayi
kemudian membersihkan jalan
nafas dengan kassa steril, lalu
keluarkan lendir dari mulut dan
hidung bayi menggunakan
Delee, setelah itu jepit tali
pusat ±3 cm dari pangkal pusat
dengan menggunakan penjepit
tali pusat lalu jepit lagi ±2 cm
dari jepitan pertama dengan
menggunakan klem, setelah itu
potong tali pusat diantara 2
klem. Setelah semua selesai
letakkan bayi di dada ibu untuk
menjaga kehangatan bayi
sambil melakukan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini)
02.50 Melakukan pemantauan Pemantauan dengan
WIB persalinan kala II dengan partograf sudah
partograf. dilakukan.
85

Kala III

Hari / tanggal : Rabu, 04 Januari 2023

Jam : 02.50 wib

Catatan Pelaksanaan
S O A P
Waktu Pelaksanaan Evaluasi Paraf

1. Ibu mengatakan 2. Data Umum 1. Diagnosa : 1. Informasikan 02.51 Menginformasikan hasil Ibu dan suami
lelah a. KU : Sedang Ibu inpartu kala hasil WIB pemeriksaan kepada ibu dan senang karena bayi
2. Ibu mengatakan b. Kesadaran : III normal pemeriksaan suami bahwa bayinya sudah nya telah lahir dan
lahir dengan jenis kelamin keadaan ibu serta
senang dan Composmentis 2. Masalah : 2. Fasilitasi
perempuan, keadaan ibu dan bayinya yang baik.
bahagia atas Tidak ada kebutuhan bayi baik. Plasenta belum lahir
kelahiran 3. Data Khusus 3. Kebutuhan : nutrisi dan dan akan segera dilahirkan.
bayinya. a. Muka a. Informasi cairan
3. Ibu mengatakan Ibu tampak kelelahan hasil 3. Fasilitasi
sakit pada perut dan berkeringat pemeriksaan kebutuhan 02.51 Memfasilitasi kebutuhan Ibu sudah minum
WIB nutrisi dan cairan dengan dengan dibantu
bagian bawah. b. Nutrisi dan eliminasi
meminta bantuan suami untuk suami
b. Abdomen cairan 4. Lakukan
memberi ibu minum untuk
1) TFU setinggi c. Eliminasi manajemen menambah tenaga ibu yang
pusat d. Manajemen aktif kala III telah banyak terpakai saat
2) Bentuk uterus aktif kala III 5. Lakukan proses persalinan
globuler e. Pemantauan pemantauan
3) Kontraksi baik tanda bahaya tanda bahaya
02.52 Memfasilitasi kebutuhan Urine telah
kala III kala III.
WIB eliminasi dengan memasangkan dikeluarkan
f. Pantau kala 6. lakukan kateter untuk mengeluarkan
III dengan pemantauan kala urine
partograf III
86

4) Tidak ada janin Identifikas diagnose partograf 02.53 Melakukan manajemen aktif Jam 03.00 WIB
kedua WIB kala III dengan melakukan Plasenta lahir
masalah potensial :
5) Kandung kemih pemeriksaan janin kedua. Jika Lengkap dengan
tidak ada kotiledon ada 20
penuh tidak ada, lakukan injeksi
lengkap, selaput
oksitosin 10 UI di 1/3 paha atas ketuban utuh,
Identifikasi diagnos /
c. Genitalia bagian distal lateral dalam 1 diameter plasenta ±
1) Keluar darah masalah potensial menit setelah bayi lahir. 20 cm, tebal ± 2
menyembur yamg membutuhkan Kemudian memantau tanda cm, insersi tali
2) Tali pusat pelepasan plasenta diantaranya pusat lateral dan
tindakan, segera, panjang tali pusat ±
bertambah ada semburan darah dan tali
kolaborasi dan 50 cm.
panjang pusat bertambah panjang. Jika
rujukan : Tidak ada sudah ada tanda – tanda
pelepasan plasenta segera
lakukan peregangan tali pusat
terkendali dengan posisi tangan
kiri di dorso kranial dan tangan
kanan meregangkan tali pusat
dengan klem ke arah
bawah,tengah lalu ke arah atas.
Setelah plasenta terlihat di
introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan
memegang dan memutar
plasenta searah jarum jam
hingga selaput ketuban terpilin
seluruhnya dan plasenta lahir.
Kemudian periksa kelengkapan
87

plasenta serta lakukan masase


fundus.
87

03.00 Melakukan pemantauan Tidak ada


WIB tanda bahaya kala III seperti tanda
plasenta tidak lahir dalam 30 bahaya kala III
menit, perdarahan,
tertinggalnya sisa plasenta,
ibu kehilangan
kesadaran.
03.00 Melakukan pemantauan Pemantauan
WIB persalinan kala III dengan dengan partograf
partograf. sudah dilakukan.
88

Kala IV

Hari / tanggal : Rabu,04 Januari 2023


Jam : 03.00 WIB
Catatan
S O A P Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Evaluasi Paraf
1. Ibu 1. Data Umum 1. Diagnosa : 1. Informasikan 03.00 Menginformasikan hasil Ibu dan suami
mengatakan a. KU : Baik Ibu inpartu kala IV hasil WIB pemeriksaan kepada ibu senang karena
lelah dan b. TTV normal pemeriksaan dan suami bahwa plasenta proses
letih TD : 110/78 2. Masalah : 2. Lakukan telah lahir dan proses persalinan sudah
2. Ibu mmHg N : 85x/i Tidak ada penjahitan luka persalinan sudah selesai selesai dan ibu
mengatakan P : 22x/i 3. Kebutuhan : perineum namun ada robekan pada bersedia untuk
senang dan S : 36,5oC a. Informasi hasil 3. Fasilitasi jalan lahir dan dijahit
bahagia atas 2. Data Khusus pemeriksaan kebutuhan harus dijahit.
kelahiran a. Muka b. Penjahitan personal 03.02 Melakukan penjahitan Perineum telah
bayinya Ibu tampak luka perineum Hygiene WIB Perineum dengan anastesi dijahit
3. Ibu kelelahan c. Kebutuhan 4. Fasilitasi lidocain.
mengatakan b. Abdomen personal kebutuhan 03.05 Memfasilitasikebutuhan Ibu merasa lebih
perut bagian 1) TFU 2 hygiene nutrisi dan WIB personal hygiene dengan nyaman setelah
bawah terasa jari dibawah d. Nutrisi dan cairan membersihkan ibu dari sisa dibersihkan
mules. pusat cairan 5. Fasilitasi – sisa darah lalu
2) Uterus keras, e. Istirahat kebutuhan dipasangkan pembalut,
berglobuler f. Pemantauan kala istirahat gurito dan baju ibu diganti
3) Kontraksi baik IV 6. Lakukan serta memasangkan sarung
4) Kandung g. Asuhan bayi pemantauan pada ibu sehingga ibu
kemih baru lahir kala IV merasa lebih nyaman.
minimum 7. Lakukan 03.07 Memfasilitasikebutuhan Ibu telah makan
c. Genitalia asuhan bayi WIB nutrisi dan cairan dengan nasi dan minum
1) Terdapat Identifikas diagnose dibantu oleh suami atau teh dibantu oleh
89

robekan masalah potensial : tidak baru lahir keluarga untuk memberi ibu suami
perineum ada makan dan minum untuk
derajat 2 mengganti tenaga ibu yang
(mukosa Identifikasi diagnos / telah banyak terpakai saat
vagina dan proses persalinan.
masalah potensial yamg
otot 03.08 Memfasilitasikebutuhan Ibu akan istirahat
perineum) membutuhkan tindakan, WIB istirahat dengan setelah menyusui
segera, kolaborasi dan menganjurkan ibu istirahat bayinya
Perdarahan normal setelah selesai menyusui
rujukan : Tidak ada
±150 cc bayinya agar tenaga ibu
pulih kembali, namun
selama 2 jam pertama
pascapersalinan ibu tidak
dianjurkan untuk tidur
pulas.
03.10 Melakukan pemantauan Pemantauan kala
WIB kala IV meliputi tekanan IV dicatat dalam
darah, nadi, suhu, partograf
kontraksi, TFU, kandung
kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada 1 jam
pertama pascapersalinan
dan setiap 30 menit pada 1
jam
kedua pasca persalinan
13.10 Melakukan asuhan bayi BB: 3900 gr
WIB baru lahir dengan PB: 49 cm
melakukan penimbangan LKA: 35 cm
berat badan, mengukur a/s : 8/9
panjang badan dan lingkar Pemberian injeksi
kepala, lalu injeksi vit.K Vit.K 1 jam dan
90

dan pemberian salef mata, salef mata 2 jam


memasangkan popok, baju setelah bayi lahir
dan bedong kemudian dan bayi telah di
memberikan kembali bayi bedong serta
ke ibunya untuk disusukan disusukan oleh
ibunya.
91

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA IBU POST


PARTUM NORMAL Ny.”R” DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN
HENDRIWATI, SST DI KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATREN AGAM TAHUN 2023

Kunjungan nifas I (9 jam post partum)


Hari / Tanggal : Rabu, 04 Januari 2023
Jam : 15.00 WIB
A. Data subjektif
Ibu mengatakan :
a. Senang dan lega atas kelahiran bayinya
b. Masih terasa nyeri pada perut bagian bawah
c. Bayinya sudah menyusu dan ASI nya sudah ada
1. Riwayat persalinan
a. Tanggal persalinan : 3 Januari 2023
b. Di tolong oleh : Bidan
c. Komplikasi : Tidak ada
d. Cara persalinan : Normal
e. Keadaan plasenta : Normal
f. Tali pusat : Normal
g. Perineum : Ada laserasi drajat 2
h. Perdarahan : 150 cc
2. Bayi
a. Berat Badan : 3900 gr
b. Panjang Badan : 49 cm
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. A/S : 8/9
e. Cacat bawaan : Tidak ada
f. Anus : (+)
g. Reflek hisap : (+)

B. Data objektif
1. Riwayat post partum
a. Keadaan umum : Baik
92

b. Keadaan emosional : Baik


2. TTV
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 80x/i
c. Suhu : 36 ºC
d. Pernafasan : 22x/i
3. Payudara
a. Bentuk : Simetris
b. Papilla : Menonjol
c. Pengeluaran : ASI ( Colostrum )
3. Uterus
a. TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Kontraksi : Baik
4. Pengeluaran lochea
a. Warna : Merah kehitaman
b. Bau : Amis
c. Jumlah : ± 150 cc
5. Perineum : Ada laserasi derajat 2 dengan jumlah 4 jahitan.
6. Kandung kemih : Tidak teraba
7. Ekstermitas
a. Oedema : Tidak ada
b. Reflek patela ka/ki : (+)/(+)

C. Assesmen
Diagnosa : Ibu post partum 9 jam normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informai hasil pemeriksaan
2. Informasi terkait keluhan yang ibu alami
3. Nutrisi ibu menyusui
4. Mobilisasi
5. Personal Hygiene
93

6. Penkes tentang perawatan payudara


7. Penkes tentang teknik menyusui yang benar
8. Penkes tentang ASI eksklusif
9. Penkes tentang tanda-tanda bahaya nifas
10. Jadwal kunjungan

Identifikas diagnose masalah potensial : tidak ada

Identifikasi diagnos / masalah potensial yamg membutuhkan tindakan,


segera, kolaborasi dan rujukan : Tidak ada

D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada keluarga
2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang ibu alami adalah normal
3. Beritahu ibu untuk meningkatkan nutrisi agar produksi ASI lebih banyak
4. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
5. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
6. Berikan penkes tentang perawatan payudara
7. Berikan penkes tentang teknik menyusui yang benar
8. Berikan penkes tentang ASI eksklusif
9. Berikan penkes tentang tanda-tanda bahaya nifas
10. Jadwalkan kunjungan ulang pada ibu 4 hari lagi

E. Pelaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik
TD : 120/70 mmhg S : 37°c
N : 84x/ menit P : 23x/ menit
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa perutnya masih terasa mules yang ibu
rasakan adalah hal yang fisiologis atau normal. Nyeri perut yang dirasakan
ibu merupakan proses kembalinya rahim ke keadaan semula dan ibu tidak
perlu cemas. Karna nyeri tersebut akan berkurang secara perlahan-lahan.
3. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan nutrisi ibu, bertujuan untuk
meningkatkan stamina dan tenaga ibu serta menunjang produksi ASI,ibu
harus banyak mengkonsumsi protein. Makanan berserat, sayuran hijau
94

yang banyak mengandung zat besi seperti daun singkong, sayur bayam,
dll.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini untuk melatih otot-
otot tubuh agar sirkulasi darah lancar dengan cara bangun dari tempat
tidur, belajar ke kamar mandi sendiri atau dengan bantuan suami/
keluarga.dan dan ibu dapat berjalan-jalan disekitar ruangan.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri yaitu :
a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan dengan mengganti pembalut
jika sudah penuh
b. Mengganti pakaian dalam jika terasa lembab
c. Mencuci kemaluan dari depan kemudian ke belakang
d. Mandi minimal 2x sehari dan membantu ibu untuk mandi dengan
menggunakan air hangat.
6. Menjelaskan kepada ibu mengenai perawatan payudara yaitu :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan payudara
b. Membersihkan payudara dengan menggunakan air hangat,kain bersih
sebelum menyusui bayinya
c. Oleskan ASI disekitar puting susu dan areola setiap ingin menyusui
7. Memberitahu ibu cara menyusui dengan baik dan benar :
a. Pastikan ibu duduk dengan nyaman, jika dikursi, usahakan kaki
menapak ke lantai, beri sanggahan jika kaki tidak sampai ke lantai.
b. Bersihkan payudara bagian puting hingga areola dengan
menggunakan kassa dengan air DTT.
c. Lalu keluarkan ASI sedikit dan oleskan hingga ke bagian areola.
d. Ambil bayi lalu letakkan kepala bayi pada lekukkan siku bagian
dalam, usahakan perut bayi menempel pada perut ibu.
e. Ambil payudara ibu dengan cara menggenggam membentuk huruf C
dan dekatkan ke pipi, jika mulut terbuka maka masukkan seluruh
puting sampai ke areola pada mulut bayi.
f. Lalu tangan yang satu memegang bokong bayi.
g. Tatap bayi dan ajak bayi bicara.
h. Susukan pada kedua belah payudara
95

i. Jika bayi sudah kenyang dan mengantuk, lepaskan payudara dari


mulut bayi, kemudian sendawakan bayi
8. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan bayinya ASI saja sampai umur 6
bulan tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain
9. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada masa nifas, yaitu :
a. Perdarahan pervaginam yang banyak terus menerus tanpa berhenti
b. Sakit kepala yang berat dan penglihatan kabur
c. Rasa sakit dan panas waktu BAK
d. Demam tinggi
e. Pengeluaran cairan pervaginam berbau busuk
f. Bengkak pada wajah, tangan, dan kaki Jika ibu menemukan salah satu
tanda diatas ibu harus segera lapor tenaga kesehatan.
10. Melakukan kontrak waktu dengan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah 6 hari lagi yaitu tanggal 10 Januari 2023.

F. Evaluasi
1. Ibu sudah paham dengan hasil pemeriksaan dan ibu merasa puas
2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan
3. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan
4. Ibu sudah melakukan mobilisasi dini dengan BAK ke kamar mandi
didampingi oleh suaminya.
5. ibu sudah selesai mandi
6. ibu mengerti cara perawatan payudara
7. Ibu paham dan melakukan teknik menyusui yang benar.
8. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan menyusui bayi
sampai bayinya berusia 6 bulan tanpa memberikan tambahan makanan
atau minuman lain.
9. Ibu dapat menyebutkan 5 dari 6 poin yang telah disebutkan
10. Bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah.
96

Kunjungan nifas II ( 6 hari post partum )

Hari/ Tanggal : Selasa/ 10 Januari 2023

Pukul : 16. 00 Wib

A. Data Subjektif
Ibu megatakan tidak ada keluhan yang dirasakannya saat ini
B. Data Objektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Data Umum
TTV
TD : 120/80 mmHg S : 37°C
N : 79x/menit P : 22x/menit

2. Data Khusus
a. Kepala : Bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok
b. Muka : Tidak oedema, tidak pucat
c. Mata : Sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
d. Mulut : Bersih, bibir tidak pecah – pecah
e. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjer limfe dan

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

f. Dada : Tonjolan tidak ada, simetris ka/ki, papilla mamae


menonjol aerola hyperpigmentasi
g. Abdomen : kontraksi uterus baik
h. TFU : Pertengahan antara pusat dan symphisis
3. Ekstermitas
Atas : Tidak ada oedema, tidak pucat
Bawah : Tidak oedema, tidak pucat, reflek patella (+) ka/ (+) ki
4. Lochea : Sangunolenta
5. Perineum : Ada laserasi dan tidak ada infeksi
97

C. Assesment
Diagnosa : Ibu post partum enam hari normal.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Istirahat yang cukup
3. Penkes nutrisi dan cairan
4. Penkes tentang ASI eksklusif
5. Evaluasi teknik menyusui
6. Kunjungan ulang

D. Plan
1. Informasikan ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup
3. Beri penkes tentang nutrisi dan cairan
4. Beri penkes tentang ASI eksklusif
5. Evaluasi teknik menyusui yang benar
6. Jadwalkan kunjungan ulang apabila ada keluhan

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Waktu Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi Paraf

16.00 a) Memberikan informasi Ibu tampak puas


WIB tentang hasil pemeriksaan dengan hasil
pada ibu bahwa ibu dalam pemeriksaan yang di
keadaan baik berdasarkan : sampaikan
TD : 120/80 mmHg
S : 37°C
N : 79x/i
P : 22x/i
16.05 b) Anjurkan ibu untuk
Ibu mengatakan bahwa
WIB beristirahat dengan cukup
ibu sudah beristirahat
98

supaya ibu jangan sampai cukup


kelelahan
16.10 c) Mengingatkan kembali Ibu mengerti dengan
WIB bahwa ibu harus memenuhi penjelasan yang
nutrisi lebih selama masa dijelaskan dan akan
nifas yaitu konsumsi mengikuti anjuran yang
makanan dengan gizi diberikan.
seimbang, konsumsi
makanan yang banyak
mengandung protein,
berserat dan sayuran hijau
yang mengandung zat besi,
serta air putih minimal 12
gelas per hari. Pemenuhan
nutrisi yang baik tidak hanya
ibu mengerti dan akan
16.13 untuk ibu tapi juga
menyusui bayinya
WIB mendukung laktasi.
sampai berusia 6 bulan
d) Memotivasi ibu untuk tetap
memberikan bayinya ASI
saja sampai umur 6 bulan
ibu menyusui bayinya
16.15 tanpa memberikan tambahan
dengan teknik yang
WIB makanan atau minuman lain
baik dan benar.
e) Mengevaluasi teknik
16.17 menyusui yang baik dan
ibu bersedia melakukan
WIB benar pada ibu.
kunjungan ulang
f) Memberitahu ibu untuk
apabila ada keluhan.
melakukan kunjungan ulang
apabila ada keluhan.
99

Kunjungan nifas III ( 14 hari post partum )

Hari/ Tanggal : Selasa/ 17 Januari 2023

Pukul : 15. 00 Wib

A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan ASI nya banyak dan bayi nya menyusui dengan baik
2. Keadaannya sehat dan tidak ada keluhan
3. Pengeluaran dari kemaluannya sudah mulai berkurang dan berwarna
kecoklatan
B. Data objektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
4. Data Umum
TTV
TD : 120/80 mmHg S :36,4°C
N : 80x/menit P : 22x/menit
5. Data Khusus
a. Kepala : Bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok
b. Muka : Tidak oedema, tidak pucat
c. Mata : Sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
d. Mulut : Bersih, bibir tidak pecah - pecah
e. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjer limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Dada : Tonjolan tidak ada, simetris ka/ki, papilla mamae
Menonjol, areola hiperpigmentasi.
g. Abdomen : kontraksi uterus baik
h. TFU : Tidak teraba di atas sympisis
i. Ekstermitas
Atas : Tidak ada oedema, tidak pucat
100

Bawah : Tidak oedema, tidak pucat, reflek patella (+) ka/


(+) ki
j. Lochea : Serosa
k. Perineum : Tidak ada infekai
C. Assesment
Diagnosa : Ibu post partum empat belas hari normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Berikan ASI sesering mungkin pada bayinya
3. Istirahat ketika bayi tidur
4. Penkes tentang nutrisi ibu nifas
5. Senam ibu nifas
6. Kunjungan ulang

D. Plan
1. Menginformasikan ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan memberikan ASI sesering mungkin pada bayinya
3. Anjurkan ibu istirahat ketika bayi tidur
4. Berikan penkes tentang nutrisi ibu nifas
5. Ajarkan ibu senam nifas
6. Jadwalkan kunjungan ulang jika ada keluhan
101

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Waktu Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi Paraf

15.07 a) Memberikan informasi tentang hasil Ibu tampak puas dengan hasil
WIB pemeriksaan pada ibu bahwa ibu pemeriksaan yang di
dalam keadaan baik berdasarkan : sampaikan
TD : 120/80 mmHg
S : 36,4°C
N : 80x/i
P : 22x/i

15.10 b) Anjurkan ibu agar memberikan ASI Ibu mengatakan bahwa ibu
WIB pada bayinya sesering mungkin menyusui bayinya sudah
karena dengan ibu sering menyusui sesering mungkin
bayinya, maka juga akan membantu
mempercepat proses pengembalian
alat – alat genetalia kehamilan ibu
kembali ke keadaan sebelum hamil
15.13 c) Menganjurkan ibu untuk istirahat ibu paham dengan penjelasan
WIB yang cukup agar ibu tidak mengalami yang diberikan
kelelahan yang berlebihan. Waktu
istirahat ibu yang tepat ialah ketika
bayi tidur sebaiknya ibu juga tidur,
sehingga ketika bayi hendak menyusu
ibu tidak merasa lelah dan mengantuk
15.15 d) Mengingatkan kembali bahwa ibu Ibu mengerti dengan
WIB harus memenuhi nutrisi lebih selama penjelasan yang dijelaskan
masa nifas yaitu konsumsi makanan dan akan mengikuti anjuran
dengan gizi seimbang, konsumsi
102

makanan yang banyak mengandung yang diberikan.


protein, berserat dan sayuran hijau
yang mengandung zat besi, serta air
putih minimal 12 gelas per hari.
Pemenuhan nutrisi yang baik tidak
hanya untuk ibu tapi juga mendukung
laktasi.
e) Mengajarkan ibu senam nifas 3
15.18 gerakan dan menyarankan ibu untuk Ibu bisa melakukan senam
WIB mengulangi gerakan senam nifas 1 nifas seperti yang telah
kali sehari atau 2 kali sehari, pagi dan dicontohkan.
sore dilanjutkan sampai akhir masa
nifas ibu
15.20 f) Memberitahu ibu untuk melakukan
WIB kunjungan ulang apabila ada keluhan. Ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang apabila ada
keluhan.

Kunjungan nifas IV ( 30 hari post partum )

Hari/ Tanggal : Kamis/ 02 Februari 2023

Pukul : 11. 00 Wib

A. Data Subjektif
1. Ibu mengatakan ASI nya banyak dan bayi nya menyusui dengan baik
2. Keadaannya sehat dan tidak ada keluhan
3. Pengeluaran dari kemaluannya sudah mulai berkurang dan berwarna
putih dan tidak berbau
B. Data objektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Data Umum
TTV
103

TD : 117/80 mmHg S :36,4°C


N : 80x/menit P : 20x/menit
2. Data Khusus
a. Pengeluaran ASI : banyak dan lancar
b. Puting susu :tidak lecet
c. Pembengkakan payudara : tidak ada
d. Pengeluaran Pervaginam :lochea alba
e. TFU : sudah tidak teraba
f. Kandung Kemih : Tidak teraba
g. Kontraksi Uterus : baik
h. Tanda homan : (-)

C. Assesment
Diagnosa : Ibu post partum tiga puluh hari normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Berikan ASI sesering mungkin pada bayinya
3. Istirahat ketika bayi tidur
4. Penkes tentang nutrisi ibu nifas
5. Penkes Imunisasi dasar lengkap
6. Penkes tentang KB

D. Plan
1. Menginformasikan ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan memberikan ASI sesering mungkin pada bayinya
3. Anjurkan ibu istirahat ketika bayi tidur
4. Berikan penkes tentang nutrisi ibu nifas
5. Memberikan penkes tentang imunisasi dasar lengkap
6. Berikan penkes tentang KB
104

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Waktu Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi Paraf

11.07 a) Memberikan informasi tentang hasil Ibu tampak puas dengan hasil
WIB pemeriksaan pada ibu bahwa ibu pemeriksaan yang di
dalam keadaan baik berdasarkan : sampaikan
TD : 117/80 mmHg
S : 36,6°C
N : 81x/i
P : 20x/i

11.10 b) Anjurkan ibu agar memberikan ASI Ibu mengatakan bahwa ibu
WIB pada bayinya sesering mungkin menyusui bayinya sudah
karena dengan ibu sering menyusui sesering mungkin
bayinya, maka juga akan membantu
mempercepat proses pengembalian
alat – alat genetalia kehamilan ibu
kembali ke keadaan sebelum hamil
11.13 c) Menganjurkan ibu untuk istirahat ibu paham dengan penjelasan
WIB yang cukup agar ibu tidak mengalami yang diberikan
kelelahan yang berlebihan. Waktu
istirahat ibu yang tepat ialah ketika
bayi tidur sebaiknya ibu juga tidur,
sehingga ketika bayi hendak menyusu
ibu tidak merasa lelah dan mengantuk
11.15 d) Mengingatkan kembali bahwa ibu Ibu mengerti dengan
WIB harus memenuhi nutrisi lebih selama penjelasan yang dijelaskan
masa nifas yaitu konsumsi makanan dan akan mengikuti anjuran
dengan gizi seimbang, konsumsi
105

makanan yang banyak mengandung yang diberikan.


protein, berserat dan sayuran hijau
yang mengandung zat besi, serta air
putih minimal 12 gelas per hari.
Pemenuhan nutrisi yang baik tidak
hanya untuk ibu tapi juga mendukung
laktasi.
e) Menganjurkan ibu untuk membawa
11.18 bayinya untuk penimbangan dan Ibu akan datang saat ada
WIB imunisasi dasar pada bayi serta posyandu
menuliskan jadwal imunisasi di buku
KIA.
f) Memberikan ibu penkes tentang KB,
11.20 kasih tau ibu kelebihan dan Ibu sudah di berikan penkes
WIB kekurangan alat kontrasepsi dan juga tentang KB,dan ibu belum
menanyakan pada ibu alat kontrasepsi ingin memasang alat
apa yang akan dipilihnya. kontrasepsi sampai masa
nifas nya habis
106

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA BAYI BARU


LAHIR Ny.”R” DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN HENDRIWATI, SST
DI KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
TAHUN 2023

Kujungan 1 BBL 2 – 6 jam

TANGGAL : 04 Januari 2023

JAM : 12.00 wib

A. Data subjektif
1. Biodata
Nama Bayi : Bayi Ny. R
Tanggal/jam lahir : 04 januari 2023 / 02:45 Wib
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 3900 gr
PB : 49 cm
2. Riwayat Neonatal
Keadaan bayi baru lahir : Menangis keras
A/S :8/9
IMD : Dilakukan
BB : 3900 gram
PB : 49 cm
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
Kulit : Kemerahan
Tangis : Kuat
Tonus otot : Baik
TTV
P : 40x/menit
S : 36,7°C
107

N : 124x/ menit

2. Pemeriksaan khusus
Kepala : Tidak ada caput succedeneum dan sutura
Mata : Simetris kiri dan kanan dan tidak kuning
Hidung : Lobang (+) tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada labioskiziz dan labioplatoskizis
Bahu : Tidak ada fraktur pada klavikula, dan kelainan.
Perut : Tidak ada kelainan dan tidak ada sidiktili dan polidaktili
Ekstermita : Tidak sianosis
Punggung : Tidak ada banjolan dan spinabivida
Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora
Anus : (+) positif

C. Assesment
Diagnosa : Bayi baru lahir 6 jam normal
Masalah :tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Penkes tentang cara memandikan bayi baru lahir
3. Perawatan tali pusat bayi
4. Imunisasi HB0
5. Perlindungan termal
6. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
7. Kebutuhan nutrisi dan istirahat
8. Jadwal kunjungan ulang

Identifikasi diagnosa/masalah potensial: tidak ada

Identifikasi diagnosa/masalah potensial yang memerlukan tindakan


segera/kolaborasi/rujukan : tidak ada

D. Plan
108

1. Menginfirmasikan hasil pemeriksaan pada ibu


2. Berikan pendidikan kesehatan dan ajarkan ibu cara memandikan bayi
3. Beritahu ibu cara perawatan tali pusat
4. Beritahu ibu bahwa bayi akan disuntikkan imunisasi HB 0
5. Berikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang perlindungan termal pada
bayi baru lahir
6. Berikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada
bayi baru lahir
7. Beritahu ibu untuk selalu menyusui bayinya sesering mungkin dan
menjaga kebutuhan istirahat bayi
8. Informasikan pada ibu jadwal kunjungan ulang

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Waktu Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi paraf


12.05 1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil Ibu mengerti dengan penjelasan
WIB pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan yang di berikan, dan ibu puas
tidak ada yang perlu dikhawatirkan. dengan hasil pemeriksaan
12.07 2. Menjaga kebersihan bayi serta mengajarkan bayi telah selesai dimandikan dan
WIB ibu cara memandikan bayi menggunakan air ibu sudah paham cara
hangat suam-suam kuku (air hangat + air memandikan bayi
dingin yang sudah dimasak) agar suhu bayi
tetap terjaga. Bersihkan mata, hidung, dan
telinga hingga genetalia bayi kemudian
pakaikan bayi pakaian yang bersih kering
dan hangat.
12.13 3. Melakukan perawatan tali pusat serta tali pusat sudah dibersihkan, ibu
WIB mengajarkan ibu dan keluarga cara dan keluarga paham perawatan
perawatan tali pusat yang benar yaitu: tali pusat yang benar
a. Menjaga tali pusat tetap bersih dan
kering
b. Jangan bubuhkan obat-obatan,
ramuan,betadine maupun alkohol pada
tali pusat agar tidak infeksi
109

c. Biarkan tali pusat tetap terbuka.

4. Memberikan injeksi Hb 0 pada 1/3 paha atas


12.15 bayi sebelah kanan secara IM yang Injeksi Hb 0 telah diberikan
WIB bertujuan untuk mencegah penularan
penyakit hepatitis
5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
12.17 kehangatan bayi agar tidak mengalami Ibu akan mengikuti saran yang
WIB hipotermia (suhu tubuh turun) terutama di diberikan untuk selalu menjaga
daerah yang dingin, bayi dapat kehilangan kehangatan bayi
panasnya melalui aliran udara disekeliling
bayi misalnya bayi diletakkan di dekat pintu
dan jendela yang terbuka, cara mencegah
bayi kehilangan panasnya yaitu dengan cara
membedung bayi dengan kain yang bersih
serta kering, memasangkan pakaian bayi
beserta sarung tangan dan topi pada bayi.
dan segera menggantikan popok dan baju
bayi jika basah atau lembap agar bayi tetap
hangat.
6. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda
12.20 bahaya pada bayi baru lahir, yaitu: ibu mengerti dan bersedia
WIB a. Bayi tampak lemah, tidak mau membawa bayi nya ke tenaga
menyusu kesehatan jika terdapat tanda -
b. Bayi mengalami sesak napas dan ada tanda diatas.
tarikan dinding dada
c. Tali pusat kemerahan, bengkak serta
berbau busuk atau keluar nanah
d. Suhu tubuh bayi dibawah 36,5 ⁰C atau
diatas 37,5 ⁰C
e. Bayi merintih atau menagis terus
menerus
110

f. Kejang
g. Kulit dan mata bayi kuning hingga ke
seluruh badan
Bila ibu menemukan salah satu tanda
diatas, segera bawa bayi ke pelayanan
kesehatan.
7. Memberitahu ibu untuk memenuhi
12.22 kebutuhan nutrisi dan istirahat pada bayi ibu mengerti dan mau untuk
WIB yaitu nya dengan cara menyusui bayi memberi ASI Ekslusif pada
sesering mungkin/setiap satu kali dalam 2 bayinya.
jam dan bayi hanya diberi ASI saja sampai
usia 6 bulan (ASI eksklusif) dan jika bayi
tidur usahakan untuk membangunkannya.
8. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan
12.25 rumah atau ibu bisa datang kembali apabila Ibu bersedia dan setuju dilakukan
WIB bayi ada keluhan kunjungan rumah

Kunjungan II BBL (Hari Ke 6)

Hari/ Tanggal : Selasa/ 10 Januari 2023

Pukul : 16.00 Wib

A. Data subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya semakin kuat menyusu.
2. Ibu mengatakan perutnya tidak sakit

B. Data objektif
1. Data umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda- tanda vital
Denyut jantung : 136x/ i
Pernafasan : 41x/ i
Suhu : 37°C
2. Data Khusus
111

a. Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada penonjolan


b. Mata : Sklera tidak kuning, konjuntiva tidak pucat
dan tidak ada tanda- tanda infeksi
c. Mulut : Mulut dan lidah bersih, tidak ada kelainan,
menghisap kuat, reflek rooting dan moro baik
d. Leher : Tidak ada pembesaran tiroyd dan limfe
e. Dada : Simetris kiri dan kanan, papila menonjol
f. Abdomen : Tali pusat belum terlepas, tidak ada tanda-
tanda infeksi
g. Ekstremitas : Pergerakan aktif

C. Assesment
Dianogsa : Bayi baru lahir enam hari normal.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat bayi
3. Pendidikan kesehatan tentang tanda tanda bayi cukup ASI
4. Pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
5. Pendidikan kesehatan tentang menjaga kebersihan bayi
6. Pendidikan kesehatan tentang Istirahat
7. kunjungan ulang

D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Beri pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat bayi
3. Beri pendidikan kesehatan tentang tanda tanda bayi cukup ASI
4. Beri pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir
5. Beri pendidikan kesehatan tentang menjaga kebersihan bayi
6. Beri pendidikan kesehatan tentang Istirahat
7. Jadwalkan kunjungan ulang
112

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Waktu Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi paraf


16.00 1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil Ibu mengerti dengan penjelasan
WIB pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan yang di berikan, dan ibu puas
tidak ada yang perlu dikhawatirkan. dengan hasil pemeriksaan
16.05 2. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat Ibu mengerti dengan penjelasan
WIB yang belum lepas yaitu : yang diberikan
a. Membersihkan tali pusat ketika bayi
dimandikan
b. Ketika ada kotoran yang menempel pada
tali pusat, gunakan sabun dan kain yang
lembut untuk membersihkannya
c. Setelah mandi keringkan tali pusat secara
perlahan dengan menggunakan handuk
yang lembut
d. Menjaga tali pusat agar tetap kering yaitu
dengan mengikat tali popok dibawah tali
pusat bayi, agar ketika bayi BAK popok
yang basah tidak membuat tali pusat
menjadi lembab.
e. Jangan memberikan apapun pada tali
pusat bayi seperti : jamu - jamuan,
betadine, alkohol, dll
f. Dan biarkan tali pusat bayi lepas dengan
sendirinya. Karena melepas dan menarik
paksa tali pusat akan menimbukan
perdarahan secara terus menerus yang
memicu infeksi.
16.08 3. Memberikan edukasi kepada ibu mengenai Ibu mengatakan bayinya sudah
WIB BAK sebanyak 7-8 kali dalam
113

tanda-tanda bayi puas menyusu, yaitu : sehari ini. Bayi menyusu paling
a. Bayi BAK paling sedikit 6 kali dalam 24 sedikit 8 kali dalam sehari.
jam dengan warna jernih sampai kuning
muda.
b. Bayi BAB 3-5 kali berwarna kekuningan
berbiji. bayi kelihatan puas, sewaktu-
waktu merasa lapar, bangun dan tidur
dengan cukup
c. Bayi menyusu paling sedikit 10 kali
dalam 24 jam.
d. Payudara ibu terasa lembut dan kosong
setiap kali selesai menyusui.
e. Bayi bertambah berat badannya
16.10 mencapai 500 gram dalam sebulan. ibu mengerti dan dapat
WIB 4. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda menyebutkan kembali 8 tanda
bahaya pada bayi baru lahir, yaitu: bahaya pada bayi. Ibu bersedia
a. Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu membawa bayi nya ke tenaga
b. Bayi mengalami sesak napas dan ada kesehatan jika terdapat keluhan
tarikan dinding dada
c. Tali pusat kemerahan, bengkak serta
berbau busuk atau keluar nanah
d. Suhu tubuh bayi dibawah 36,5 ⁰C atau
diatas 37,5 ⁰C
e. Bayi merintih atau menagis terus
menerus
f. Kejang
g. Kulit dan mata bayi kuning hingga ke
seluruh badan
Bila ibu menemukan salah satu tanda diatas,
16.12 segera bawa bayi ke pelayanan kesehatan. ibu mengerti dan akan
WIB 5. Mengingatkan kembali kepada ibu agar melaksanakan sesuai dengan apa
memenuhi kebutuhan kebersihan bayi : yang dijelaskan
114

a. Selalu memandikan bayi minimal 2 kali


sehari dengan air suam-suam kuku.
b. Ganti popok atau kain bayi setiap kali
basah
c. Gunakanlah kain yang lembut dan
menyerap keringat
d. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi untuk
16.15 mencegah infeksi. ibu mengerti dengan penjelasan
WIB 6. Menginformasikan kepada ibu bahwa pola yang diberikan
tidur dan istirahat Bayi Baru Lahir
membutuhkan waktu sekitar 16,5 jam
sehari. Jam tidurnya bisa dibagi menjadi 8
16.17 jam tidur siang dan 8,5 jam tidur malam. ibu bersedia ke fasilitas kesehatan
WIB 7. Menjadwalkan kunjungan ulang kepada ibu jika terdapat tanda bahaya pada
ketika terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi atau jika ada keluhan.
bayi atau ketika ibu dan bayi ada keluhan ke
posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat
115

Kunjungan III BBL (Hari ke 14)

Hari/ Tanggal : Selasa/ 17 Januari 2023

Pukul : 15.30 Wib

A. Data subjektif
1. Ibu mengatakan bahwa sekarang anaknya tidak mengalami keluhan
apapun
2. Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik
3. Ibu mengatakan tali pusatnya sudah lepas ketika bayi usia 6 hari.
B. Data objektif
1. Data umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda- tanda vital
Denyut jantung : 132x/ i
Pernafasan : 43x/ i
Suhu : 36,8°C
2. Data Khusus
a. Kepala : Ubun-ubun datar, tidak ada penonjolan
b. Mata : Sklera tidak kuning, konjuntiva tidak pucat
dan tidak ada tanda- tanda infeksi
c. Mulut : Mulut dan lidah bersih, tidak ada kelainan,
menghisap kuat, reflek rooting dan moro baik
d. Leher : Tidak ada pembesaran tiroyd dan limfe
e. Dada : Simetris kiri dan kanan, papila menonjol
a. Abdomen : Tali pusat sudah terlepas, tidak ada tanda-
tanda infeksi
b. Ekstremitas : Pergerakan aktif

C. Assesment
Dianogsa : Bayi baru lahir empat belas hari normal.
116

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan :
a) Informasi hasil pemeriksaan
b) Berikan ibu penkes tentang:
1. Pola menyusui bayinya dan menyendawakanya
2. Imunisasi
D. Plan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Memberikan penkes tentang:
a. Pola menyusui bayi dan menyendawakan nya
b. Imunisasi lenkap

CATATAN PELAKSANAAN ASUHAN

Wakt Catatan pelaksanaan asuhan Evaluasi para


u f

15.35 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan Ibu tampak


WIB bahwa bayi dalam keadaan baik dan puas dengan
sehat berdasarkan hasil
a. ASI : ( + ) pemeriksaan
b. Anjurkan ibu untuk imunisasi
bayinya agarterhindar dari
15.40 penyakit
WIB 2. Memberikan penkes tentang :
a. Pola menyusui yang benar yaitu : Ibu sudah
1. Pastikan ibu dan bayi berada dalam menyusui
kondisi yang rileks bayinya dengan
2. Mendekatkan bayi ke payudara benar dan sudah
3. Perlekatan yang benar disendawakan
4. Membetulkan posisi bayi
Ibu mengerti dan
b. Memberitahu ibu untuk melengkapi
akan mengikuti
imunisasi pada bayi ke posyandu kegiatan
117

berdasarkan buku KIA, dan posyandu untuk


mengimunisasika
imunisasi pertama adalah BCG saat
n bayinya
bayi berumur 1 bulan.

3.3 PEMBAHASAN

Peneliti akan membahas tentang asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. R
dimulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dilakukan pada usia
kehamilan 28-29 minggu sampai dengan 6 hari post partum pada tanggal 10
Januari 2023 – 02 Februari 2023 di Praktik mandiri bidan Hendriwati, Ny. N
berumur 33 tahun dan suami berumur 36 tahun tinggal di Parabek kecamatan
Banuhampu kabupaten Agam. Ny. N seorang ibu rumah tangga dengan
pendidikan terakhir S1, suami berpendidikan terakhir S1 yang bekerja sebagai
wiraswasta.

Dalam memberikan asuhan yang diberikan, peneliti dokumentasikan dalam


SOAP. Pada pembahasan ini dibahas perbandingan antara konsep teoritis
kebidanan dengan kenyataan ditemukan pada pasien supaya diketahui apakah ada
kesenjangan atau ketidaksesuaian antara konsep teoritis kebidanan dengan
kenyataan yang ditemukan dilapangan.

1. Kehamilan

Ny.R G3P2A0H2 usia 33 tahun datang ke Praktek Mandiri Bidan


Hendriwati ingin memeriksakan kehamilannya.. Hari pertama haid terakhir ibu
tanggal 02 april 2022, Tafsiran tanggal persalinan 09 Januari 2023. Pada
kunjungan pertama tanggal 23 Oktober 2022 ibu mengatakan belum pernah
mendapat suntikan TT selama hamil , Bila dihitung dari awal kehamilan, Ny. R
sudah 2 kali melakukan kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan, yaitu II kali
pada trimester III.

Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi pada


kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada
118

trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dalam hal ini
terdapat kesenjangan antara kunjungan yang ibu lakukan dengan teori, dimana
pada trimester I ibu tidak melakukan kunjungan karena ibu merasa tidak ada
keluhan dan menganggap kehamilan berjalan dengan baik, sehingga tidak
diperlukan pemeriksaan. Pada rentang waktu kunjungan trimester III dari tanggal
23 Oktober 2022 s/d 02 November 2022 asuhan yang diberikan kepada ibu berupa
melengkapi data yang berasal dari ibu (anamnesa), riwayat medis (riwayat
kehamilan) sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat obstetri yang lalu, riwayat
kesehatan ibu dan keluarga serta riwayat sosial ekonomi), pemeriksaan fisik
umum dan obstetri (head to toe), pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
kadar hemoglobin, memberikan suplemen penambah darah (tablet Fe) dan
pencegahan penyakit (imunisasi TT1 dan TT2) serta konseling disetiap
kunjungan.

Menurut Kemenkes RI (2013) dan Saifuddin, dkk (2013), yaitu


melengkapi riwayat medis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksa fisik obstetri,
pemeriksaan penunjang, memberikan suplemen dan pencegahan penyakit,
memberikan materi konseling, informasi dan edukasi (KIE). Asuhan kebidanan
kehamilan yang diberikan sudah sesuai dengan Kemenkes RI (2013) dan
Saifuddin, dkk (2013). Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ditemukan kadar
Hb(Haemoglobin) ibu 12,49 gr% . Memberikan ibu tablet fe dengan dosis 1x1
tablet sehari diminum dengan air puti. Menurut Ani, L.S (2013) memberikan zat
besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan, sedangkan
bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi antara lain buah-
buahan dan sayursayuran yang kaya akan vitamin A, C serta asam folat.

2. Persalinan
Pada tanggal 03 Januari 2023 ibu datang ke PMB mengeluh sakit pada
pinggang dan perut sejak pukul 10.00 WIB, ada pengeluaran lendir bercampur
darah dari jalan lahir dan pengeluaran air-air dari jalan lahir.
a. Kala I
Kala I berlangsung selama 3 jam mulai dari pembukaan 5 cm pukul 22.00
WIB sampai dengan pembukaan lengkap pukul 02.30 WIB. Kemajuan persalinan
119

dipantau dengan menggunakan partograf. Menurut Jannah (2017) fase dilatasi


maksimal yaitu fase yang ditandai dengan peningkatan cepat dilatasi serviks dari
pembukaan 4 cm menjadi 9 cm selama 2 jam. Normalnya, pembukaan serviks
pada fase ini konstan yaitu 3 cm per jam untuk multipara dan 1-2 cm untuk
primipara. Fase deselerasi merupakan akhir fase aktif dengan dilatasi serviks dari
9 cm menuju pembukaan lengkap (10), dilatasi pada fase tersebut lambat rata-rata
1 cm per jam, tetapi pada multipara lebih cepat. Menurut Kemenkes RI (2013)
observasi persalinan dengan menggunakan partograf dimulai pada pembukaan 4
cm.
b. Kala II

Kala II berlangsung selama 15 menit dari pembukaan lengkap sampai


dengan bayi lahir. Dimana dilakukan pertolongan persalinan dengan 58
langkah APN dan bayi lahir bugar pukul 02.45 WIB, dan pada bayi ny “ R “
tidak dilakukan IMD , bayi lansung di bersih kan dan di bedong, dan di tempat
bidan Hendriwati tidak di lakukan IMD pada saat malam hari, Inisiasi
menyusui dini (IMD) adalah pemulaan kegiatan menyusu dalam satu dalam
satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dapat diartikan sebagai cara bayi
menyusu satu jam pertama setelah bayi lahir dengan usaha sendiri, dengan kata
lain menyusu bukan disusui. Cara melakukan IMD dinamakan the breast crawl
atau merangkak mencari payudara .( Maryuni, 2012 )

c. Kala III

Kala III pada Ny. R berlangsung 10 menit dimana segera setelah bayi lahir
dan dipastikan tidak ada janin kedua dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU IM,
melakukan PTT dan menilai pelepasan plasenta. Setelah ada tanda pelepasan
plasenta berupa uterus globular, tali pusat bertambah panjang dan ada semburan
darah tiba-tiba lahirkan plasenta, plasenta lahir lengkap pukul 02.50 WIB
kemudian melakukan masase selama 15 detik. Menurut Sari dan Rimandini
(2014) kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi
lahir sampai plasenta lahir. Tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu adanya
perubahan bentuk uterus, semburan darah mendadak dan tali pusat bertambah
panjang. Proses kala III berlangsung selama 10 menit sesuai dengan teori dan
120

plasenta lahir lengkap. Hal ini disebabkan oleh penyuntikan oksitosin segera
setelah bayi lahir dan dipastikan tidak ada janin kedua, sehingga kontraksi uterus
baik.

d. Kala IV

Pengawasan kala IV berlangsung selama 2 jam (pukul 03.00 WIB – 04.45


WIB) dengan memantau tanda vital ibu, kontraksi, kandung kemih dan
pengeluaran pervaginam. Pengawasan dilakukan setiap 15 menit sekali pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua. Menurut Sari dan
Rimandhini (2014) segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan

setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal terjadi sehingga


perlu dilakukan pemantauan pada tanda vital (TD, Nadi, Pernafasan, Suhu) dan
TFU setiap 15 menit pada 1 jam pertama kala IV dan setiap 30 menit dalam jam
kedua kala IV, suhu dipantau paling sedikit satu kali selama kala IV dan
mengosongkan kandung kemih setiap kali diperlukan. Dengan demikian
pemantauan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori dan pemantauan dilakukan
dengan menggunakan partograf.

3. Nifas

Kunjungan masa nifas pada Ny.F dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu


kunjungan nifas 1 pada tanggal 04 Januari 2023 pukul 08.00 WIB, kunjungan
nifas 2 pada 10 Januari 2023 pukul 16.00 WIB, kunjungan nifas 3 pada 17 Januari
2023 pukul 15.00 WIB . Paling sedikit 3 kali kunjungan masa nifas dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi (Saifuddin, dkk, 2013).

Frekuensi kunjungan masa nifas, yaitu kunjungan pertama 6-8 jam


setelah persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2
minggu setelah persalinan (Saifuddin, dkk, 2013). Kunjungan masa nifas yang
dilakukan pada Ny.R sudah sesui dengan teori dimana kunjungan dilakukan 3 kali
pada 6 – 8 jam pertama, 6 hari, 2 minggu. Pada kunjungan nifas pertama
121

didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda vital dalam batas normal, TFU 3 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, lochea rubra dan memberikan tablet fe 1x1 tablet
sehari serta vitamin A 1x1 tablet sehari.

Menurut Kemenkes RI (2013) involusi uteri setelah bayi lahir yaitu 3 jari
dibawah pusat. Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan asuhan kebidanan pada
kunjungan I, yaitu mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
mendeteksi penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan
berlanjut. Tidak ada kesenjangan antara asuhan yang diberikan dengan teori,
menurut Saifuddin, dkk (2013) pemberian tablet fe dan vitamin A merupakan
tindakan yang baik untuk masa nifas dalam hal gizi. Pada kunjungan kedua
didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda
infeksi, TFU pertengahan pusat-simfisis, lochea sanguinolenta, tali pusat bayi
kering dan belum puput, pengeluaran ASI lancar, serta memberikan konseling dan
mengajarkan ibu cara memandikan bayi.

Menurut Saifuddin, dkk (2013) tujuan kunjungan II masa nifas, yaitu


memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tinggi fundus
uteri dibawah pusat (umbilicus), tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau,
mendeteksi tanda – tanda : demam, perdarahan abnormal, sakit kepala hebat, dll,
memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi, hidrasi dan istirahat yang cukup,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperihatkan tanda – tanda
penyulit, memberikan konseling pada ibu memberikan asuhan pada tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari – hari, memastikan ibu untuk
melakukan pemeriksaan bayi ke pelayanan kesehatan terdekat.

Berdasarkan asuhan yang dilakukan oleh penulis tidak terdapat kesenjangan


antara teori dan asuhan yang diberikan. Pada kunjungan masa nifas ketiga
didapatkan hasil pemeriksaan, yaitu tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda
infeksi, TFU sudah tidak teraba, lochea serosa, ibu sudah memandikan bayinya
sendiri, dan tidak ada masalah dalam pemberian ASI. Menurut Saifuddin, dkk
(2013) tujuan kunjungan masa nifas III sama dengan kunjungan masa nifas II.
Menurut Kemenkes RI (2015) lochea serosa muncul pada hari ke 8-14 masa nifas.
122

Dimana dari hasil pemeriksaan dan teori tidak ada kesenjangan, ibu tidak
mengalami penyulit dan involusi berjalan normal.

Pada tanggal 02 Februari 2023 pukul 11.00 WIB dilakukan kunjungan nifas
ke rumah Ny. R yaitu pada hari ke-30 postpartum. Didapatkan data subjektif dari
ibu yaitu ASI ibu banyak, darah yang keluar dari kemaluan sudah mulai
berkurang, dan berwarna putih. Dari pemeriksaan didapatkan hasil tanda-tanda
vital dalam batas normal. TFU tidak teraba di atas symphisis, kontraksi uterus
baik, pemeriksaan head to toe dalam batas normal. Menurut teori jenis lochea
pada Ny. N 30 hari postpartum yaitu lochea alba yang berwarna putih yaitu pada
hari ke >14 postpartum.

Pada kunjungan kedua ini asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu
untuk memberikan ASI sesering mungkin pada bayinya, anjurkan ibu istirahat
ketika bayi tidur, berikan penkes tentang nutrisi ibu nifas dan memberikan penkes
tentang imunisasi dasar lengkap dan anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke
posyandu. Hasil evaluasi ibu mengerti dengan asuhan yang diberikan dan tidak
ada masalah pada kesehatan ibu. Dalam asuhan yang peneliti berikan tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

4. Bayi Baru Lahir

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir (Bayi D) diawali dengan pengkajian
pada tanggal 04 Januari 2023 pukul 08.00 WIB. Dimana bayi baru lahir normal,
PB 49 cm, BB 3900 gr, keadaan umum baik, apgar score pada 8/9, IMD tidak
dilakukan karena bayi lansung di bersihkan dan di bedong. Menurut M. Sholeh
Kosim, bayi baru lahir normal adalah berat bayi lahir antara 2500-4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat
bawaan) yang berat, (Marmi dan Rahardjo, 2015).

Dari hasil pemeriksaan tidak ada kesenjangan dengan teori, dimana bayi lahir
dengan BB 3900 gr, cukup bulan, dan tidak ada kelainan. Asuhan yang diberikan
berupa pemberian vitamin K dan HB0, perawatan tali pusat, menjaga suhu tubuh
bayi agar tidak hipotermi dan menganjurkan keluarga untuk memberikan susu
kepada bayi sesering mungkin. Menurut Saifuddin (2014) obat mata perlu
123

diberikan pada jam pertama setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah
larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi
segera setelah bayi lahir. Menurut Nurjasmi, E (2016) setelah 1 jam pemberian
vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.

Kunjungan neonatus I dilakukan pada tanggal 04 Januari 2023 pukul 08.00


WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan memberitahu kepada keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik, mempertahankan suhu tubuh bayi
agar tidak hipotermi, memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat,
memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi baru lahir dan
mengingatkan ibu menyusui bayi sesering mungkin, bayi sudah BAK 2 kali dan
BAB 1 kali warna kehitaman dan lengket. Menurut Marmi dan Kukuh (2016)
dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun asuhan yang
diberikan, yaitu pemantauan tanda vital, pertahankan suhu tubuh bayi,
pemeriksaan fisik, perawatan tali pusat, dan penyuluhan tanda bahaya pada bayi
baru lahir sebelum bayi pulang. Berdasarkan asuhan yang diberikan, tidak ada
kesenjangan antara teori dan asuhan, karena pemantauan, perawatan dan
konseling mengenai bayi baru lahir sudah dilakukan.

Kunjungan neonatus II dilakukan pada tanggal 10 Januari 2023 pukul 16.00


WIB, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, menganjurkan ibu menjaga
kebersihan bayi, mengajarkan ibu cara memandikan bayi dan melakukan
perawatan tali pusat, mengingatkan ibu tentang ASI eksklusif dan untuk
menyusui bayi sesering mungkin. Ibu mengatakan ibu menyusui bayi sesering
mungkin saat bayi menginginkan ataupun payudara terasa penuh dan bayi sudah
BAB warna kuning. Menurut Dr. Waldi Nurhamzah, SPA warna feses kuning
pada bayi menandakan bahwa feses normal (ASI penuh yaitu foremilk dan
hindmilk) (Marmi dan Kukuh, 2016). Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pemberian ASI penuh sudah dilakukan oleh ibu kepada bayi, hal ini
dapat dilihat dari feses bayi yang berwarna kuning.

Kunjungan neonatus III dilakukan pada tanggal 17 Januari 2023 pukul


15.00 WIB, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, tali pusat sudah
124

lepas pada hari ke 7, mengingatkan ibu tentang pemberian ASI sesering


mungkin, tanda bahaya pada bayi baru lahir dan menjaga kebersihan bayi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan berkesinambungan ,merupakan asuhan yang diberikan


kepada seorang wanita dimulai dari masa kehamilan , bersalin, bayi baru lahir dan
nifas. Dimana dalam masing - masing laporan mencakup manajemen tujuh
langkah Varney, dimulai dari pengumpulan data, interprestasi data, identifikasi
diagnosa dan masalah potensial, identifikasi tindakan segera, kolaborasi dan
rujukan, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan dan evaluasi. Dalam
pendokumentasian menggunakan metoda SOAP.

Dengan adanya laporan asuhan kebidanan berkesinambungan ini terlihat


gambaran tentang kesehatan dan pelayanan dan pelayanan yang diberikan pada
Ny. R. Asuhan ini diberikan melalui kunjungan rumah maupun kunjungan di
PMB.

a. Kehamilan Trimester II dan III

Kunjungan selama kehamilan telah dilakukan sebanyak dua kali, sejak


kehamilan 32 minggu. Selama melakukan asuhan penulis tidak ada menemukan
kesulitan yang dapat mempengaruhi kehamilan klien.

b. Persalinan

Persalinan berlangsung normal pada Ny. R datang dengan pembukaan 1 cm.


Ny. R bersalin tanggal 4 Januarai 2023 dengan usia kehamilan 39-40 minggu.
Persalinan spontan, perdarahan dalam batas normal, ibu mendapatkan dukungan
emosional dan suport mental dari suami dan petugas.

c. Nifas

Selama nifas sudah dilakukan kunjungan sebanyak empat kali sampai 30 hari
postpartum. Selama masa nifas tidak ditemukan komplikasi pada ibu, keadaan
umum ibu baik, kesadaran ibu composmentis.
125

d. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dengan berat badan 3900 gr, panjang badan 49 cm, bayi
menangis kuat, jenis kelamin perempuan, tidak terdapat kelainan bawaan. Bayi
dilakukan IMD 1 jam pertama setelah lahir, bayi dapat menyusui dengan baik.
Bayi diberi ASI Ekslusif.

5.2 Saran

a. Bagi Mahasiswa

Bagi Mahasiswa agar lebih membekali dengan keterampilan sehingga dapat


memberikan asuhan yang optimal. Mahsiswa juga diharapkan dapat menerapkan
Manajemen Varney dalam pemberian asuhan dilahan praktik sehingga dapat
bertindak dan berfikir secara sistematis.

b. Bagi klien

Diharapkan dapat mengetahui keadaannya secara menyeluruh dan dapat


menambah pengetahuannya dari mulai hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
Bagi keluarga klien dapat mengetahui secara dini dalam memperhatikan dan
membantu asuhan terhadap ibu dan bayi serta tindakan apa yang harus dilakukan
sebelum tenaga kesehatan melakukan tindakan.

c. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi institusi untuk mengetahui


kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan secara komprehensif dan
Continuity of Care mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

d. Bagi lahan praktik

Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih
meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik
lagi sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
teori dari mulai kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
126
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah. dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan, Yogyakarta: GrahaIlmu

Astutik. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Cv.
TransInfo Media

Dinkes. 2015. Profil Kesehatan Sumatra Barat 2013(Diakses pada tanggal 04


februari 2016)

HandayaniS. 2014.Panduan Alat Kontrasepsi,Yogyakarta : Pt Graha Medika

Kemenkes RI. 2015. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas


KesehatanDasar dan Rujukan,Edisi Pertama : Jakarta

Moegni. 2013. Asuhan Persalinan. Jakarta :SalembaMedika

Prawirohardjo S. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo S. 2014. Ilmu Kebidanan Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Proverawati A, Islaely A, D, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi, Cetakan


Pertama,Yogyakarta: Nuha Medika.

Rochmah, K, M, dkk. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta : EGC
Panduan Belajar

Rohani,Saswita R, 2014. Asuhan Kebidanan Pada masa Persalinan, Jakarta :


Salemba Medika

Rukiah yeyeh A, Yulianti Lia, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,
Jakarta : Cv. Trans Info Media

Riskesdas,2013.RisetKesehatandasar2013.www.terbitan.litbang.depkes.go.id/resu
rees/download/Riskesdes 2013. Pdf( Diakses pada tanggal 04 februari 2016)

Sari P, Rimandhini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Cetakan Pertama:


Jakarta : Cv. Trans Info Media.

Sukarni Icesmi, ZH Margaretha, 2015. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Cetakan


Pertama: Yogyakarta

Sofian.2013. Buku Asuhan persalinan. Cetakan pertama : Jakarta


Sulistiawati, A. 2011. .Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan . Jakarta :
Salembah

Yohana. dkk, 2011. Kehamilan dan Persalinan, Jakarta : Grada Media

World Health Organization.2015. http://apps.who.int/iris978940692671


(diakses4februari 2016 )

Wahyuni. 2015. Junal Konsep Dasar Asuhan Kehamilan


Lampiran 1

PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL

Hari/Tanggal :

Waktu :

A. Data Subjektif
1. Identitas

Istri Suami
Nama
Usia
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telepon

2. Alasan Kunjungan :

3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
- Usia menarche :
- Siklus haid :
- Lama haid :
- Banyaknya :
- Teratur / tidak :
- Keluhan :
b. Riwayat pernikahan
- Status pernikahan :
- Pernikahan Ke : Ibu ………… Suami …….
- Umur saat menikah : Ibu …….. Suami …..
- Lama menikah baru hamil :
c. Riwayat Kontrasepsi
- Jenis kontrasepsi :
- Lama Pemakaian :
- Keluhan :
- Alasan berhenti :
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Anak Usia Kehamilan Persalinan Nifas BBL
ke
ANC TT Kompli Jenis Penol Kom Kompli Laktasi JK PB BB Komp
kasi ong plika kasi likasi
si

e. Riwayat Kehamilan Sekarang


- HPHT : (TP : )
- Trimester I
Frek ANC :
Tempat :
Keluhan :
Anjuran :
TT (kalau ada isi tanggal):
Obat-obatan :
- Trimester II
Frek ANC :
Tempat :
Keluhan :
Anjuran :
TT (kalau ada isi tanggal):
Obat-obatan :
- Trimester III
Frek ANC :
Tempat :
Keluhan :
Anjuran :
TT (kalau ada isi tanggal):
Obat-obatan :
- Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu:

f. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit ibu, suami, keluarga ibu dan suami:
- Sistemik :
- Menular :
- Keturunan :
- Menular seksual :
- Penyakit karena kehamilan :
- Riwayat alergi obet ibu :
g. Riwayat keturunan kembar ibu dan suami:
4. Pola kegiatan sehari-hari
a. Nutrisi
- Makan
Frekuensi :
Menu :
Porsi :
Keluhan / pantangan makan :
- Minum
Frekuensi :
Jenis:
Keluhan :
b. Eliminasi
- BAB
Frekuensi :
Konsistensi :
Keluhan :
- BAK
Frekuensi :
Warna :
Keluhan :
c. Personal hygiene
- Mandi :
- Keramas :
- Gosok gigi :
- Perawatan payudara :
- Ganti pakaian dalam :
- Ganti pakaian luar :
d. Istirahat dan tidur
- Siang :
- Malam :
- Keluhan :
e. Olahraga :
f. Pekerjaan ibu sehari-hari :
g. Rekreasi :
h. Teknik pergerakan ibu (body mekanik) :
i. Pengetahuan ibu sehari-hari :
j. Kebiasaan ibu/suami yang merugikan kesehatan
- Merokok ibu / suami :
- Minum minuman berakohol :
- Minum jamu :
- Minum obat bebas :
- Lain-lain :
k. Data lain yang diperlukan :
5. Riwayat Bio, Psiko, Sosio dan Spritual
a. Penerimaan kehamilan ibu/ suami/ keluarga:
b. Hubungan ibu dengan suami/ keluarga:
c. Budaya yang merugikan kehamilan:
d. Spritual ibu dan suami :
e. Persiapan persalinan
- Tempat persalinan:
- Penolong persalinan:
- Pengambil keputusan :
- Tabungan :
- Donor darah :
- Transportasi :

B. Data Objektif :
1. Penampilan umum ibu :
2. Berat Badan
a. Sebelum hamil:
b. Berat Badan sekarang :
(penambahan berat badan selama kehamilan
3. Tinggi Badan :
4. Lingkar lengan atas :
5. Refleks patella : kanan :……. Kiri : …….
6. Tanda – Tanda vital :

Tekanan darah : Nadi :


Suhu : Pernafasan :

7. Muka
a. Oedema / tidak :
b. Pucat / tidak :
c. Cloasma gravidarum :
8. Mata
a. Konjungtiva pucat / tidak :
b. Warna sklera :
9. Mulut
a. Bibir pecah – pecah / tidak :
b. Rahang pucat / tidak :
c. Warna lidah :
d. Karies gigi :
10. Leher
a. Pembesaran kelenjar tiroid/ tidak:
b. Pembesaran kelenjar limfe/ tidak:
c. Pembesaran vena jugularis/ tidak :
11. Payudara
a. Putting susu :
b. Retraksi :
c. Nyeri tekan / tidak:
d. Massa :
e. Kolostrum ada/ tidak :
12. Abdomen
a. Bentuk perut :
b. Bekas luka operasi:
c. Palpasi menurut Leopold
- Leopold I:
- Leopold II:
- Leopold III:
- Leopold IV:
d. TFU dalam CM
e. Auskultasi DJJ
- Punctum maksimum:
- Frekuensi :
- Irama:
- Kekuatan
f. Ekstremitas
- Tangan : oedema / tidak:
: Kuku pucat/ tidak :
- Kaki : oedema / tidak :
: Kuku pucat/ tidak :

g. Genitalia
- Varices ada/ tidak :
- Luka :
- Tanda – tanda infeksi:
- Pengeluaran :
13. Pemeriksaan Penunjang :
a. HB :
b. Protein uria :
c. Glukosa uria :
d. Lain-lain:
Lampiran 2

PENGKAJIAN IBU BERSALIN

Hari/Tanggal :
Waktu :
Register

A. Data Subjektif
1. Identitas

Istri Suami
Nama
Usia
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telepon

2. Keluhan Ibu:

3. Riwayat Kehamilan:
a. HPHT :
b. Paritas :
c. Masalah selama kehamilan:
d. Riwayat persalinan yang lalu:
e. Berat badan bayi sebelumnya:
f. Masalah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
4. Riwayat kontraksi
a. Mulai kontraksi:
b. Frekuensi:
c. Durasi:
d. Interval:
e. Kekuatan
5. Pengeluaran pervagina
a. Perdarahan vagina:
b. Lendir darah:
c. Air ketuban:
- Kapan pecah:
- Warna:
- Bau:
- Jumlah:
6. Riwayat gerakan janin:
a. Waktu terasa gerakan:
b. Kekuatan:
7. Istirahat terakhir:
a. Kapan:
b. Kualitas:
8. Makan terakhir:
a. Jenis:
b. Porsi:
9. Minum terakhir:
a. Jenis:
b. Banyaknya:
10. Buang air besar terakhir:
a. Kapan:
b. Konsistensi:
c. Keluhan:
11. Buang air kecil terakhir:
a. Kapan:
b. Keluhan:
12. Riwayat pernah di rawat:
B. Data Objektif
1. Reflek patella: ka: ki:
2. Tanda-tanda vital:
a. Tekanan darah:
b. Nadi:
c. Pernafasan:
d. Suhu:
3. Muka:
a. Oedema :
b. Pucat :
c. Kloasma gravidarum :
4. Mata :
a. Sklera :
b. Konjungtiva :
5. Mulut :
a. Pucat atau tidak :
b. Bibir pecah – pecah atau tidak :
c. Mukosa mulut :
6. Payudara :
a. Putting susu :
b. Retraksi :
c. Masa :
d. Colostrum :
7. Abdomen :
a. Luka bekas operasi :
b. Strie/linea :
c. Palpasi Leopold :
- Leopold I:
- Leopold II:
- Leopold III:
- Leopold IV:
d. TFU (cm ):
e. Denyut jantung janin:
- Punctum maksimum:
- Frekuensi :
- Irama :
- Kekuatan:
f. HIS:
- Frekuensi:
- Durasi:
- Interval:
- Kekuatan:
g. Lingkaran bundle:
h. Ekstremitas:
- Varises:
- Oedema:
- Pucat/sianosis:
8. Genitalia:
a. Pengeluaran vagina:
b. Varises:
c. Tanda-tanda infeksi:
d. Dinding vagina:
e. Portio:
f. Pembukaan:
g. Ketuban:
h. Presentasi:
i. Posisi:
j. Penurunan:
k. Bagian terkemuka/menumbung:
Lampiran 3

PENGKAJIAN IBU NIFAS

Hari/Tanggal :
Waktu :
Register

C. Data Subjektif
13. Identitas

Istri Suami
Nama
Usia
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Telepon

14. Keluhan Ibu:

15. Riwayat kehamilan

a. Paritas :
b. Usia kehamilan :
c. Komplikasi selama kehamilan :

16. Riwayat persalinan:


g. Penolong persalinan:
h. Tempat persalinan:
i. Jenis Persalinan :
j. Masalah selama persalinan dan sesudah bersalin:
k. Luka/jahitan jalan lahir:

17. Riwayat bayi :


a. Jenis kelamin :
b. Panjang badan / berat badan :
c. Keadaan lahir :
d. Masalah / komplikasi :

18. Konsumsi vitamin A:


19. Konsumsi zat besi:
20. Konsumsi obat-obatan lain:
21. Pemberian Asi :
a. Inisiasi menyusu dini :
b. Frekuensi menyusui :
c. Lama menyusui pada setiap payudara :
d. Keluhan / masalah :

22. Nutrisi:

a. Makan : b. Minum :
- Frekuensi : - Frekuensi :
- Jenis : - Banyaknya :
- Porsi : - Jenis :
- Pantangan makan :
- Keluhan/masalah :

23. Eliminasi

a. BAB : b. BAK :
- Frekuensi : - Frekuensi (BAK pertama
- Konsistensi : kali pada ibu nifas hari I) :
- Keluhan/masalah : - Warna :
- Keluhan / masalah :
24. Personal hygiene:
a. Mandi :
b. Keramas :
c. Gosok gigi :
d. Ganti pakaian dalam :
e. Perawatan payudara :

25. Istirahat :
a. Lama tidur : Siang : malam:
b. Keluhan / masalah :

26. Aktivitas :
a. Mobilisasi :
b. Olahraga/senam hamil :
c. Pekerjaan rumah/ sehari-hari

D. Data Objektif
9. Reflek patella: ka: ki:
10. Tanda-tanda vital:
e. Tekanan darah:
f. Nadi:
g. Pernafasan:
h. Suhu:
11. Muka:
d. Oedema :
e. Pucat :
f. Kloasma gravidarum :

12. Mata :
c. Sklera :
d. Konjungtiva :

13. Mulut :
d. Pucat atau tidak :
e. Bibir pecah – pecah atau tidak :
f. Mukosa mulut :

14. Payudara :
e. Putting susu :
f. Retraksi :
g. Masa :
h. Colostrum/ASI :

15. Abdomen :
i. Strie/linea :
j. TFU :
k. Konsistensi :
l. Diastasis rekti : …../….

16. Ekstremitas:
- Pucat/sianosis:
- Varises:
- Oedema:
- Tanda Homan :

17. Genitalia:
l. Bekas luka perineum :
m. Pengeluaran vagina:
n. Tanda-tanda infeksi:
o. Varises/tidak:
Lampiran 4

FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR


Hari/Tangga :
Waktu :

A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas Klien

Nama Bayi :
No. register :
Tanggal lahir :
Jam lahir :

Ibu Ayah
Nama :
Usia :
Agama :
Suku Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

b. Riwayat Kesehatan Lingkungan (Yang berpengaruh pada saat tumbang


janin/kehamilan):
- Kawasan : komplek perumahan/perkampungan/industry/lain-lain,
Sebutkan
- Ventilasi rumah :
- Sumber air:
- Lingkungan kerja ibu (jika ibu bekerja) :
- Pembuangan sampah/limbah :
- Binatang peliharaan :
c. Riwayat kesehatan ibu :
d. Riwayat kesehatan keluarga :
e. Riwayat psikososial :
f. Riwayat kehamilan, persalinan:
g. Riwayat perinatal
- Lahir langsung menangis : ( ) ya, ( ) tidak
- Gerak : ( ) aktif, ( ) lemah, ( ) tidak bergerak
- Warna kulit : ( ) kemerahan, ( ) pucat, ( ) kebiruan
- Tindakan :
h. Riwayat neonatal
- Laktasi :
- Eliminasi :
- Tidur :
- Aktifitas :
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum
a. Ukuran kepala, badan & ekstremitas
( ) proposional
( ) tidak proposional, Sebutkan
b. Tonus & tingkat aktivitas
( ) Aktif
( ) Tidak akrif, Sebutkan
c. Warna kulit
( ) kemerahan, pada area
( ) pucat, pada area
( ) Biru, pada area
d. Tangisan
( ) Kencang
( ) lemah
( ) merintih
2. Tanda-tanda vital
a. Laju Nafas
Frekuensi : / menit, regular/tidak regular
Tarikan dinding dada : ( ) Ada, ( ) Ringan
( ) Berat
( ) tidak ada
b. Laju jantung
Frekuensi : / menit, regular/tidak regular
Suhu : C
3. Antrofometrik
a. Berat badan : gram
b. Panjang badan : cm
c. Lingkar kepala : cm
d. Lingkar dada : cm
4. Kepala
a. Bentuk : ( ) Simetris
( ) Tidak simetris, sebutkan
b. Sutura : ( ) Ada moulage
( ) tidak ada moulage
c. Fontanel : ( ) membuka
( ) menutup
Permukaaan : ( ) mendatar
( ) cekung
( ) cembung
Konsistensi :( ) lunak
( ) tegang/rasa
d. Kulit kepala :
e. Rambut :
5. Telinga
a. Posisi : ( ) Simetris
( ) Tidak simetris, sebutkan
b. Letak : ( ) sejajar dengan sudut mata
( ) tidak sejajar dengan sudut mata, sebutkan
c. Daun telinga : ( ) lunak
( ) keras
Elastisitas daun telinga : ( ) kurang
( ) baik
( ) kaku
6. Mata
a. Letak : ( ) simetris, ( ) tidak simetris, sebutkan
b. Pengeluaran cairan abnormal : ( ) ada, sebutkan
( ) tidak ada
c. Kelainan, sebutkan :
7. Hidung
a. Bentuk :
b. Kelainan : ( ) ada, ( ) tidak, sebutkan
c. Pernapasan cuping hidung : ( ) ada, ( ) tidak ada
8. Mulut
a. Bibir :
b. Lidah :
c. Gusi :
d. Palatum :
e. Kelainan, sebutkan :
9. Leher
a. Pembengkakan : ( ) ada, ( ) tidak ada
b. Gumpalan : ( ) simetris, ( ) tidak simetris
10. Dada
a. Bentuk : ( ) simetris, ( ) tidak simetris
b. Putting : ( ) simetris, ( ) tidak simetris
( ) menonjol, ( ) mendatar
( ) berwarna gelap, ( ) berwarna terang
c. Bunyi napas :
d. Bunyi jantung :
11. Bahu, lengan dan tangan
a. Gerakan : ( ) normal, ( ) tidak normal, sebutkan
b. Jumlah jari tangan : Bentuk : ( ) normal, ( ) tidak normal,
sebutkan
c. Jumlah jari kaki : Bentuk : ( ) normal, ( ) tidak normal,
sebutkan
d. Kelainan, sebutkan
12. Perut
a. Bentuk : ( ) cembung, ( ) mendatar, ( ) cekung
b. Konsistensi : ( ) lembut/supel, ( ) tegang/keras
c. Penonjolan sekitar pusat saat menangis : ( ) ada, ( ) tidak ada
d. Perdarahan tali pusat : ( ) ada, ( ) tidak ada
e. Bising usus : ( ) ada, ( ) tidak ada
f. Kelainan :
13. Alat genital laki-laki
a. Testis berada dalam skrotum : ( ) ada, jumlah
( ) tidak ada
b. Uretra : ( ) ada, letaknya di ( ) tidak ada
c. BAK : ( ) ya, kali ( ) tidak
d. Kelainan :
14. Alat genital perempuan
a. Vagina : ( ) ada, ( ) tidak ada
b. Uretra : ( ) ada, ( ) tidak ada
c. Labia mayor & labia minor :
d. BAK : ( ) ya, kali ( ) tidak
e. Kelalaian :
15. Punggung & anus
a. Pembengkakan atau cekungan : ( ) ada, ( ) tidak ada
b. Anus : ( ) ada, ( ) tidak ada
c. Mekonium : ( ) ya, ( )tidak
d. Kelainan :
16. Kulit
a. Verniks : ( ) ada, ( ) tidak ada
b. Tanda lahir : ( ) ada, besarnya bentuknya
warna
17. Sistem saraf (refleks)
a. Moro :
b. Rooting :
c. Sucking :
d. Swallowing :
e. Grasping :
f. Babinski :
g. Tonick neck :
h. Lain-lain :
Lampiran 5
FORMAT PENGKAJIAN KB

Data Subjektif

1. Biodata

Istri Suami
Nama :
Usia :
Agama :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Tujuan datang :
- Tujuan memakai alat kontrasepsi :
- Kontrasepsi yang diinginkan :
3. Riwayat KB :
Jenis KB :
Lama pemakaian :
Alasan berhenti :
Keluhan :
4. Paritas : Jumlah anak : L, P
Jumlah anak hidup : L, P
Riwayat keguguran : pernah/tidak (Jika pernah ditanya
berapa kali)
Umur anak terakhir :
5. Riwayat laktasi : sedang menyusui/tidak (ditanyakan jika anak terakhir
<2tahun
6. HPHT :
7. Hubungan seksual terakhir :
8. Riwayat penyakit :

Data objektif

1. TD :
2. Berat badan :
3. Payudara :
4. Abdomen :
5. Genitalia :
6. Ekstremitas
7. Lampiran 6
1. Penandatanganan Inform Consent

2. Pemeriksaan ANC

3. Hasil pemeriksaan USG


4. Memberikan Penkes pada ibu

Lampiran 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENTINGNYA NUTRISI BAGI IBU HAMIL
PENDAHULUAN

Kehamilan adalah saat ketika kebutuhan gizi menjadi lebih tinggi, dan
memenuhi kebutuhan tersebut memiliki efek positif pada kesehatan sang ibu dan
bayi yang belum lahir. Dampak gizi terhadap janin yang sedang berkembang
selama kehamilan berdampak untuk seumur hidupnya, dan tentu kita ingin
melihat anak-anak memiliki warisan kesehatan yang baik untuk masa depan.
Kami juga ingin melihat wanita menikmati kehamilan yang sehat tanpa efek
negatif dari gizi buruk pada kesehatan mereka, dan dalam kemungkinan status gizi
terbaik untuk mendukung pemberian ASI.
Nutrisi layak mendapatkan perhatian khusus selama kehamilan dan
menyusui karena kebutuhan nutrisi yang tinggi dan peran penting gizi bagi janin
dan bayi. Adaptasi fisiologis selama kehamilan sebagian melindungi janin dari
kekurangan diet ibu, tetapi meskipun demikian kekurangan ini dapat memiliki
konsekuensi bagi kesehatan dan perkembangan janin dan bayi jangka panjang.1
Pasokan nutrisi yang cukup menjadi faktor lingkungan paling penting yang
mempengaruhi hasil kehamilan. Wanita dengan kehamilan usia dini atau berjarak
dekat berada pada peningkatan risiko memasuki kekurangan cadangan nutrisi
cadangan. Deplesi nutrisi ibu dapat berkontribusi pada peningkatan insiden
kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan janin serta peningkatan risiko
kematian ibu dan morbiditas. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
menyusun satuan acara penyuluhan ini dengan judul “Pentingnya Nutrisi Bagi Ibu
Hamil”.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kehamilan
Sub topik : Pentingnya Nutrisi Bagi Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil
Hari/ tanggal :
Waktu : 15 menit
Tempat :
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, wanita hamil
yang datang mengikuti jalannya penyuluhan dapat mengetahui dan
memahami tentang pentingnya nutrisi bagi ibu hamil.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan 15 menit peserta penyuluhan dapat:
i. Menjelaskan pengertian nutrisi,
ii. Menyebutkan kebutuhan nutrisi ibu
hamil,
iii. Menyebutkan tanda dan gejala
kurangnya nutrisi pada ibu hamil,
iv. Menyebutkan akibat kekurangan
nutrisi pada ibu hamil.
v. Menyimpulkan kebutuhan nutrisi
pada ibu hamil trisemester 1,2 dan 3
c. Materi
i. Pengertian nutrisi,
ii. Kebutuhan nutrisi ibu hamil,
iii. Tanda dan gejala kurangnya nutrisi
pada ibu hamil,
iv. Akibat kekurangan nutrisi pada ibu
hamil.
v. Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil
trisemester 1,2 dan 3
d. Metode
i. Ceramah
ii. Tanya Jawab
e. Media
Leaflet

f. Uraian Kegiatan
NO TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
FAILITATOR PESERTA
KEGAIATAN
1 Pembukaan / - Salam - Menjawab salam 2 menit
pendahuluan - Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Kontrak waktu - Menyimak
- Mengkondisikan - Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaann/ - Menjelaskan Menyimak seluruh 7 menit
Penyajian pengertian Nutrisi, materi yang
- Menjelaskan diberikan
kebutuhan nutrisi ibu
hamil
- Menjelaskan tanda dan
gejala kurangnya nutrisi
pada ibu hamil
- Menjelaskan akibat
kekurangan nutrisi pada
ibu hamil
- Menjelaskan
kebutuhan nutrisi pada ibu
hamil trisemester 1,2 dan
3

3 Evaluasi/ - Menyimpulkan - Menyimpulkan 6 menit


Penutup
- Menjawab pertanyaan - Memberi
pertanyaan
NO TAHAPAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
FAILITATOR PESERTA
KEGAIATAN
- Memberi salam - Menjawab salam

Materi Penyuluhan

NUTRISI BAGI IBU HAMIL

a. Pengertian
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
(Arisman, 2013)
Sedangkan Gizi adalah zat zat yang terkandung dalam makanan yang di
perlukan untuk kehidupan manusia. (Arisman, 2013)
Sumber zat pembangun Diperlukan untuk pertumbuhan dan dapat
diperoleh dari lauk pauk seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-
kacangan. (http://www.slideshare.net)
Sumber zat pengatur Diperlukan agar semua fungsi tubuh melaksanakan
tugasnya secara teratur yang diperoleh dari sayur-sayuran dan buah-buahan
(http://bidanku.com/)
Jadi nutrisi adalah asupan berupa makanan bagi tubuh yang mengandung
gizi, dimana dalam gizi tersebut terdapat sumber zat pembangun untuk
pertumbuhan sumber zat pengatur untuk fongsi metabolisme tubuh.
b. Kebutuhan nutrisi
Ibu hamil.
Nutrisi yang diperlukan adalah:
i. Karbohidrat
dan lemak
sebagai
sumber zat
tenaga untuk
menghasilkan
kalori dapat
diperoleh dari
serealia, umbi-
umbian.
ii. Protein Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan
mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar
pertumbuhan janin optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan
mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu, dan telur. sebagai
sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-
kacangan.
iii. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur–
sayuran.
iv. Vitamin B
kompleks
berguna untuk
menjaga
sistem saraf,
otot dan
jantung agar
berfungsi
secara normal.
Dapat
dijumpai pada
serealia, biji –
bijian, kacang-
kacangan,
sayuran hijau,
ragi, telur dan
produk susu.
v. Vitamin D
berguna untuk
pertumbuhan
dan
pembentukan
tulang bayi
Anda.
Sumbernya
terdapat pada
minyak hati
ikan, kuning
telur dan susu.
vi. Vitamin E
berguna bagi
pembentukan
sel darah
merah yang
sehat.
Makanlah
lembaga biji-
bijian terutama
gandum,
kacang-
kacangan,
minyak sayur
dan sayuran
hijau.
vii. Asam folat
berguna untuk
perkembangan
sistem saraf
dan sel darah,
banyak
terdapat pada
sayuran
berwarna hijau
gelap seperti
bayam,
kembang kol
dan brokoli.
Pada buah-
buahan, asam
folat terdapat
dalam jeruk,
pisang, wortel
dan tomat.
Kebutuhan
asam folat
selama hamil
adalah 800
mcg per hari,
terutama pada
12 minggu
pertama
kehamilan.
Kekurangan
asam folat
dapat
mengganggu
pembentukan
otak, sampai
cacat bawaan
pada susunan
saraf pusat
maupun otak
janin.
viii. Zat besi yang
dibutuhkan ibu
hamil agar
terhindar dari
anemia,
banyak
terdapat pada
sayuran hijau
(seperti
bayam,
kangkung,
daun
singkong,
daun pepaya),
daging dan
hati.
ix. Kalsium,
diperlukan
untuk
pertumbuhan
tulang dan gigi
janin, serta
melindungi
ibu hamil dari
osteoporosis
Jika kebutuhan
kalsium ibu
hamil tidak
tercukupi,
maka
kekurangan
kalsium akan
diambil dari
tulang ibu.
Sumber
kalsium yang
lain adalah
sayuran hijau
dan kacang-
kacangan. Saat
ini kalsium
paling baik
diperoleh dari
susu serta
produk
olahannya.
Susu juga
mengandung
banyak
vitamin,
seperti vitamin
A, D, B2, B3,
dan vitamin C.
(http://www.sl
ideshare.net)
c. Tujuan gizi pada
wanita hamil
adalah :
i. Cukup kalori,
protein yang
bernilai
biologi tinggi,
vitamin,
mineral dan
cairan untuk
memenuhi zat
gizi ibu, janin
serta plasenta.\
ii. Makanan
padat kalori
dpat
membentuk
lebih banyak
jaringan tubuh
bukan lemak.
iii. Cukup kalori
dan zat gizi
untuk
memenuhi
pertambahan
berat baku
selama hamil.
iv. Perencanaan
perawatan gizi
yang
memungkinka
n ibu hamil
untuk
memperoleh
dan
mempertahank
an status gizi
optimal
sehingga dapat
menjalani
kehamilan
dengan aman
dan berhasil,
melahirkan
bayi dengan
potensi fisik
dan mental
yang baik, dan
memperoleh
cukup
energiuntuk
menyusui serta
merawat bayi
kelak.
v. Perawatan gizi
dapat
membantu
pengobatan
penyulit yang
terjadi selama
kehamilan
(diabetes
kehamilan).
vi. Mendorong
ibu hamil
sepanjang
waktu untuk
mengembangk
an kebiasaan
makan yang
baik yang
dapat
diajarkan
kepada
anaknya
selama hidup.
(http://bidanku
.com/)

d. Tanda dan gejala


kurangnya nutrisi
pada ibu hamil.
i. Kelelahan dan
kekurangan
energy
ii. Pusing
iii. Sistem
kekebalan
tubuh yang
rendah (yang
mengakibatka
n tubuh
kesulitan
untuk
melawan
infeksi)
iv. Kulit Kering
v. Gusi bengkak
dan berdarah
vi. Sulit untuk
berkonsentrasi
dan
mempunyai
reaksi yang
lambat
vii. Berat badan
kurang
viii. Pertumbuhan
yang lambat
ix. Kelemahan
pada otot
x. Terdapat
masalah pada
fungsi organ
tubuh.
(Arisman,
2013)
E. Dampak Kekurangan Nutrisi Pada Ibu Hamil
1. Pada janin : keguguran, lahir mati, kelahiran neonatal, mgalami cacat
bawaan dan berat badan bayi rendah
Jika ibu hamil menderita kurang gizi, maka janin yang ada dalam
kandungannya juga akan kekurangan gizi. Situasi ini akan berdampak pada
masa depan kehidupan anak, yaitu terancam berbagai penyakit, di
antaranya kegemukan (obesitas), jantung, diabetes, kanker payudara,
tekanan darah tinggi hingga pertumbuhan hati janin yang tidak sempurna.
Hati janin yang kurang gizi tidak dapat tumbuh dengan baik. Hatinya akan
kecil dan ini menyebabkan fungsi hati pada kehidupannya kelak tak
sempurna, termasuk kemungkinan untuk mencernakan kolesterol. Maka
bayi yang lahir dengan hati yang kecil kelak kadar kolesterol darahnya
tinggi dengan segala akibatnya. Jika janin dalam kandungan kurang gizi,
maka janin bersangkutan akan beradaptasi untuk menghemat makanan
yang didapat. Ini berarti tubuh janin akan mengalami perubahan terhadap
enzim insulin, dalam hal ini insulin tubuh tak begitu baik bekerjanya,
sehingga metabolisme karborhidrat tubuh dibatasi. (http://bidanku.com/)
2. Pada ibu hamil: anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah secara
normal dan mudah terkena infeksi

F. Nutrisi pada ibu hamil trisemester 1, 2 dan 3


Dalam masa kehamilan dibagi menjadi tiga bagian yaitu bulan ke 1 hingga
ke 3 yang disebut dengan trimester pertama. Bulan selanjutnya yaitu 4 hingga
ke 6 merupakan trimester tengah atau kedua, kemudian trimester akhir yaitu
bulan ke 7 hingga kelahiran bayi anda. Dalam setiap trimester memiliki
pertumbuhan janin yang berbeda sehingga nutrisi yang dibutuhkan berbeda.
Berikut adalah kebutuhan nutrisi yang harus anda penuhi sesuai dengan
trimester kehamilan anda :

1. Trimester pertama
Umumnya terjadi dari minggu pertama pembuahan hingga minggu
kedua belas adalah perkembangan janin untuk kelengkapan organn
penting. Pada bulan pertama nutrisi yang dibutuhkan berupa kalori yang
ekstra. Perkembangan janin membutuhkan asupan kalori yang sesuai
sehingga dapat terbentuk pesat. Asupan kalori terkadang tersendat
karena adanya mual dan muntah yang dialamii di trimester pertama,
sebisa mungkin anda mengalahkannya sehingga gangguan tersebut tidak
menghambat asupan nutrisi apalagi karbohidrat. Karbohidrat yang
dibutuhkan sebesar 2000 kilo kalori yang bisa didapat dari nasi, roti,
gandum, sereal, dll. Kalsium juga memiliki peranan dalam pembentukan
tulang rangka janin begitu memasuki minggu ke 7 perbanyak konsumsi
kalsium yang didapat dari susu, yogurt dan jenis makanan lain yang
mengandung susu.Protein dibutuhkan dalam perkembangan janin di
trimester pertama dalam membentuk sel otak. Tambahkan vitamin A,
B1, B2,B3 dan B6 dalam tumbuh kembang janin selain itu B12 dalam
pembentukan sel darah. Vitamin D dalam pembentukan tulang dan
Vitamin E dalam metabolisme yang di dapat di sayuran dan buah-
buahan
2. Trimester Kedua
Pada trimester ini memiliki kemampuan perkembangan yang
semakin pesat sehingga harus diimbangi dengan asupan nutrisi. Pada
perkembangan minggu ke 13 hingga minggu ke 18 terjadi
perkembangan tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pada
awal memasuki trimester kedua asupan kalori memang masih perlu
ditingkatkan mengingat banyaknya organ yang akan tersusun. Jangan
lupakan asupan zat besi dan vitamin C dalam mengoptimalkan
pembentukan sel sel darah merah dalam mendukung jantung dan sistem
peredaran darah janin yang sedang berkembang pada minggu ke 17.
Asam lemak omega 3 dibutuhkan dalam pembentukan otak janin di
trimester kedua akhir. Hindari makanan dengan kandungan kafein yang
tinggi, makanan dengan kandungan garam yang berlebih dapat memicu
kaki bengkak menahan cairan tubuh. Konsumsi pula air yang cukup
setiap harinya untuk menghindari sembelit dan wasir yang banyak
diderita oleh ibu hamil.
3. Trimester Ketiga
Mempersiapkan kelahiran bayi anda maka yang harus dipersiapkan
adalah energi yang mencukupi dalam kesiapan persalinan. Bagi anda
yang memasuki trimester ini persiapkan dengan kebutuhan kalori yang
akan berperan dalam pertumbuhan jaringan janin dan plasentanya. Anda
dapat meningkatkan asupan kalori dari sereal, kentang, mentega, susu,
telur, alpukat, dan minyak nabati. Selain itu vitamin yang dibutuhkan
adalah B6 untuk membantu metabolisme dalam pembentukan senyawa
kimia yang diantarkan pada sel saraf. Vitamin B1, B2 dan B3 dalam
membantu enzim untuk mengatur sistem pernapasan dan energi.
Yodium tidak kalah penting dalam perkembangan di masa ini untuk
proses perkembangan janin dan meminimalisir kemungkinan
terhambatnya perkembangan otak dan tinggi badan . Peranan yang tidak
kalah penting adalah cairan dalam mengatur sel-sel baru, pengaturan
suhu tubuh dan proses metabolisme. (Arisman, 2013)
PENUTUP
Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan
mental yang baik, dan memperoleh cukup energiuntuk menyusui serta merawat
bayi kelak. Kekurangan nutrisi dalam kehamilan karena akan berdampak
buruk baik bagi ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi pada ibu hamil
diantaranya menyebabkan anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah
secara normal dan mudah terkena infeksi. Sedangkan kekurangan nutrisi pada
janin diantaranya mengakibatkan keguguran, lahir mati, kelahiran neonatal,
mgalami cacat bawaan dan berat badan bayi rendah.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi pada ibu hamil,
ibu hamil diharapkan lebih memahami tentang kebutuhan nutrisi yang
sangat penting bagi kehamilannya.
Lampiran 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari / Tanggal : Minggu, 2 Januari 2022

Waktu : 07.15 wib

Pokok Bahasa : Kebersihan Diri (Personal Hygiene) pada Ibu Nifas

Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan Tentang Cara Perawatan Diri pada Ibu Nifas

Sasaran : Ny. F

I. Latar Belakang

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. Untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas

membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal

hygiene.

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Perawatan diri (personal

hygiene) diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti teknik

perawatan diri yang baik bagi dirinya sendiri pada masa nifas atau masa

pulih kembali yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene),

diharapkan ibu-ibu dapat :

1. Mengetahui apa yang di maksud dengan masa nifas

2. Mengetahui apa saja perawatan diri yang diperlukan ibu dalam

masa nifas
3. Mengetahui dan dapat melakukan teknik perawatan diri sendiri

secara mandiri ataupun di bantu

4. Mengajak Ibu-Ibu untuk selalu menjaga personal hygiene

III. Garis-garis Besar Materi

1. Pengertian Nifas

2. Sasaran penyuluhan Perawatan diri

3. Pengertian Personal hygiene (perawatan diri)

4. Cara melakukan perawatan diri

5. Dampak jika ibu tidak merawat diri dengan baik

6. Memahami dan dapat melakukan teknik perawatan diri

IV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

V. Proses Kegiatan Penyuluhan

Waktu Tahap Kegiatan Metode

2 menit 1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam. Ceramah dan

2. Memperkenalkan diri kepada ibu – ibu tanya jawab

yang hadir.

3. Menyampaikan tujuan penyuluhan.

8 menit 2. Penyajian 1. Mengevaluasi pengetahuan ibu Ceramah

2. Menjelaskan kepada ibu tentang

pengertian nifas
3. Memberikan sasaran penyuluhan

perawatan diri

4. Menjelaskan pengertian Personal

hygiene (perawatan diri)

5. Mengajarkan ara melakukan perawatan

diri

6. Menjelaskan dampak jika ibu tidak

merawat diri dengan baik

5 menit 3. Penutup 1. Menyakan kepada ibu apakah sudah Tanya jawab

mengerti.

3. Mengucapkan terimakasih atas

perhatiannya.

4. Mengucapkan salam.

VI. Evaluasi

Ibu paham dan mengerti dengan yang dijelaskan dan akan ikuti anjuran

sesuai yang dijelaskan.

PERSONAL HYGIENE (PERAWATAN DIRI) PADA IBU NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung

selama kira-kira 6 minggu.

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.

B. Sasaran

Ny “F” post partum 6 jam normal.

C. Pengertian Perawatan Diri (Personal Hygiene)

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk

kesejahteraan fisik dan psikis.

D. Tujuan melakukan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang

4. Mencegah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

E. Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga


kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,

mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan

baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa

membersihkan perineum dari arah depan ke belakang

Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi,

baik pada luka jahitan maupun kulit

1. Pakaian

Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak

tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak

terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

2. Kebersihan rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut

akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih

tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan

berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun

demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut

dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.

Hindari penggunaan pengering rambut.

2. Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan

dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan

pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu,

dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan


jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih

sering dan jaga agar kulit tetap kering.

3. Kebersihan vulva dan sekitarnya.

- Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara

membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke

belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.

Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.

- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya

dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan

baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu

untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci

menggunakan sabun.

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,

meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan

luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan

air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci

bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu

dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2

kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai,

pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar

matahari dan disetrika.


F. Akibat Kurangnya atau tidak Menjaga Personal Hygiene :

1. Ibu Mudah Sakit

2. Ibu terlihat kotor/ kurang bersih

3. Bayi ibu sakit

4. Ibu kurang percaya diri

5. Ibu mengalami infeksi

SUMBER :

Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba

Medika

Lampiran 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Sasaran : Ny.F Ibu nifas 6 hari normal

Hari/Tanggal : Sabtu/ 8 Januari 2022


Jam : 13.20 WIB

Waktu : 30 menit

I. Latar Belakang
Setelah persalinan terjadi involusi pada hamper seluruh organ tubuh
wanita.Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat alat kandungan.Sebagai
akibat kehamilan dindinf perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya
striae gravidarum yang membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu.Oleh
karena itu, mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan
mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi.Cara untuk
mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan langsing seperti semula
adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta dapat menjelaskan tentang
kebutuhan dalam masa nifas
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu menyebutkan
kebutuhan dasar pada masa nifas.
1. Pokok Bahasan
a. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
2. Sub Pokok Bahasana.
a. Nutrisi dan Cairan
b. Istirahat dan Tidur
c. Sexual
IV. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
V. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegitan Penyuluhan Respon


1. 3 menit Pembukaan
 Aspirasi peserta Menyebutkan dan
 memberi salam Mendengarkan
 menjelaskan tujuan penyuluhan Menjawab salam
Mendengar dan
memperhatikan
2. 6 menit Pelaksanaan
Menjelaskan tentang
 Pengertian masa nifas Mendengarkan dan
 Kebutuhan dasar pada masa nifas memperhatikan

 Memberikan kesempatan kepada peserta


untuk mengajukan pertanyaan atau Mendengarkan dan

pendapat menanggapi

 Memberikan kesempatan kepada peserta


yang lain untuk menjawab
Mendengarkan
3. 5 menit Penutup
 Menyimpulkan kembali materi penyuluhan Bersama Peserta
 Melakukan evaluasi dengan memberikan menyimpulkan
pertanyaan kepada peserta
 Memberikan salam penutup Salah satu peserta
menjawab dan
Mendengarkan

Menjawab Salam
VI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugassesuai rencana
c. Sarana dan prasarana sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapka peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan peserta diharapkan aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan kebutuhan dasar ibu
nifas.

LAMPIRAN MATERI

A. Nutrisi Dan Cairan


1. Nutrisi
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena
sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa
.Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup
kalori.Kalori bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh,
proses pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu
menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 k.
kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya.
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi
cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna.
Disamping itu harus mengandung:
1. Sumber tenaga atau energy
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru,
penghematan protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat
digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat
gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung
terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani
(lemak, mentega, keju ) Dan nabati ( kelapa sawit, minyak sayur,
minyak kelapa dan margarine)
2. Sumber pembangun ( protein )
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel
yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein
hewani ( ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu
dan keju ) Dan protein nabati ( kacang tanah, kacang merah, kacang
hijau, kedelai, tahu dan tempe ).
3. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, vitamin dan air )
Sumber pengatur dan pelindung digunakan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit danpengatur kelancaran metabolisme
dalam tubuh .Anjurkan ibu untuk minum setiap sehabis menyusui.
Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperolah dari semua jenis
sayuran dan buah-buahan segar
Zat Gizi Yang Dibutuhkan Ibu Nifas
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.
c. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin
d. Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya
e. Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang
mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si
ibu.
f. Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir
beserta dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih
banyak dari pada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan
berat badan batasi besarnya penurunan tersebut sampai setengah kilogram
perminggu. Pastikan diet ibu mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet
cairan atau obat-obatan pengurus badan.
g. Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan
pembatasan kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan
ibu serta dapat membuat ibu memproduksi ASI lcbih lanjut.
2. Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme
tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu
menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam bentuk air putih, susu
dan jus buah (anjurkan ibu minum tiap kali menyusui). Mineral, air dan
vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan
mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. Sumber zat pengatur
tubuh tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan
segar.

B. Istirahat atau Tidur


Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh
baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu
keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan
gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan
masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu
untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi,
kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang
mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam
menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan
dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang
diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat,
karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran
serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan
tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu
diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup:
a. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
b. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh
c. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
d. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
e. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
Fase / Tahapan Tidur Seseorang :
a. Awal
b. Non rapid eyes movement (non-rem)
c. Rapid Eyes Movement (rem)
d. Dream Sleep

Pola Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
 Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya

C. Seksual
Ibu yang baru malahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah
6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada
masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas
section cesarean ( SC ) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan
di pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks bahkan telah
boteh dilakukan 3 - 4 minggu setelah proses melahirkan itu. Meskipun hubungan
telah dilakukan setelah minggu ke - 6 adakalanya ibu - ibu tertentu mengeluh
hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses
persalinan.
Hubungan seksual yang memuaskan memerlukan suasana hati yang
tenang. Kecemasan akan menghambat proses perangsangan sehingga produksi
cairan pelumas pada dinding vagina akan terhambat. Cairan pelumas yang minim
akan berakibat gesekan penis dan dinding vagina tidak terjadi dengan lembut,
akibatnya akan terasa nyeri dan tidak jarang akan ada luka lecet baik pada dinding
vagina maupun kulit penis suami.
Lampiran 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : ASI EKSKLUSIF

Sub topic :

1. Pengertian ASI Eksklusif.

2. Jenis-Jenis ASI.

3. Manfaat Pemberian ASI bagi bayi dan ibu.

4. Teknik Menyusui yang benar.

Hari/Tanggal : Minggu, 2 Januari 2022

Pukul/Tempat : 07.30 WIB/ PMB Arzeni

Sasaran/peserta : Ny. “F”

A. Tujuan Umun

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti

dan memahami tentang ASI Eksklusif.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu

menjelaskan tentang :

1. Pengertian ASI Eksklusif.

2. Jenis-Jenis ASI.

3. Manfaat Pemberian ASI bagi bayi dan ibu.

4. Teknik Menyusui yang benar.

C. Materi

Terlampir

D. Metode
1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

E. Media

1. Materi SAP

F. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


.

1. 2 Menit Pembukaan :

a. Memberi salam dan perkenalan diri. Menjawab salam dan


memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan.

2. 8 Menit Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang materi penyuluhan secara


teratur :

1. Pengertian ASI Eksklusif.

2. Jenis-Jenis ASI.
Menyimak dan
3. Manfaat Pemberian ASI bagi bayi dan ibu. memperhatikan.

4. Teknik Menyusui yang benar.

3. 5 Menit Penutup : Bertanya dan mengulang


kembali materi yang
a. Evaluasi
disampaikan secara singkat
b. Kesimpulan dan menjawab pertanyaan.

c. Memberi salam penutup dan terima kasih.

G. EVALUASI
Klien dapat menyebutkan beberapa dari materi ASI Ekslusif yang

disampaikan.

H. SUMBER PUSTAKA

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

I. URAIAN MATERI

ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi berupa ASI saja,

tanpa diberikan cairan lain baik dalam bentuk apapun kecuali sirup obat.

ASI eksklusif diberikan minimal dalam jangka waktu 6 bulan (Depkes,

1997). ASI saja dapat mencukupi kebutuhan bayi pada 6 bulan pertama

kehidupannya. Makanan dan minuman lain justru dpat membahayakan

kesehatannya (Roesli, 2001).

2. Jenis-Jenis ASI

a. Colostrum, adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara

dari hari pertama sampai hari ke-4. Colostrum yang sifatnya kental dan

berwarna kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan

oleh bayi baru lahir. Colostrum merupakan pencahar (pembersih usus

bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang

baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan

bayi yang mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feces

berwarna hitam. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi

yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.

Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan


kandungan protein dalam ASI matur. Jenis protein globulin membuat

konsistensi kolostrum menjadi pekat/padat sehingga bayi lebih lama

merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Kandungan

hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini

disebakan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan

itdak terlalu banyak memerlukan kalori. Mineral terutama natrium,

kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi dibanding ASI matur.

Vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum yang lebih

banyak mengandung kolesterol dan lisatin sehingga bayi sejak dini sudah

terlatih mengolah kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi

membangun enzim yang mencerna kolesterol. Karena adanya tripsin

inhibitor, hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna.

Hal ini sangat menguntungkan karena dapat melindungi bayi bila ada

protein asing yang masuk akan terhambat dengan volume colostrum yang

meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus-menerus. Hal ini

yang mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya

untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering mungkin

menyusui.

b. ASI Transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI transisi

memilki protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin

tinggi. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai

aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini,

pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri
pada payudara sudaj berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan

adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.

c. ASI matur, yaitu ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.

ASI matur merupakan nutrisi yang terus berubah disesuiakan dengan

perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI matur merupakan cairan

yang berwarna kekuning-kuningan yang diakibatkan waran garam dan

kalsium casenat, riboflamin dan karoten. ASI matur ini mengandung

antibodi, enzim dan hormon dan memiliki sifat biokimia yang khas yaitu

kapasitas buffer yang rendah dan adanyan faktor bifidus.

3. Manfaat ASI bagi bayi dan Ibu

Menurut Professor Guida moro dari Melloni Maternity Hospital di Milan

tentang manfaat ASI 2/3 dari sistem kekebala tubuh bayi ada dibagian

perutnya, sehingga sangat penting untuk memperhatikan apa yang ia makan

dan minum. Itu sebabnya mengapa bayi baru lahir sangat membutuhkan

ASI terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya.

Manfaat ASI bagi bayi adalah :

a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh.

b. Menurunkan terjadinya resiko alergi.

c. Menurunkan terjadinya resiko penyakit pada saluran cerna, seperti

diare dan meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan.

d. Menurunkan resiko gangguan pernapasan, seperti flu dan batuk.

e. Mendukung pertumbuhan kecerdasan anak.

f. Mendukung pertumbuhan flora usus.


g. Memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang (hanya ASI

yang memilikinya).

h. Manfaat pemberian ASI pada bayi bagi ibu, yaitu :

i. Mencegah perdarahan

j. Mendorong terjadinya kontraksi uterus dan mencegah perdarahan

yang membantu mempercepat proses involusi uterus.

k. Mengurangi berat badan


l. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
m. Praktis dan ekonomis.
n. Sebagai alat kontrasepsi.

4. Teknik Menyusui yang Benar

a. Bayi tampak tenang.

b. Badan bayi menempel pada perut ibu

c. Mulut bayi terbuka lebar

d. Dagu menempel pada payudara

e. Bibir bawah membuka lebar.

f. Areola tampak banyak dibagian atas mulut

g. Puting susu tidak terasa nyeri.

h. Telinga dan lengan bayi terletak satu garis lurus.

i. Kepala tidak menengadah.

Anda mungkin juga menyukai