PROPOSAL
OLEH
NPM : 22.222.057
Fakultas : Kebidanan
Menyetujui Pembimbing,
i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Telah diuji
Pada Tanggal :
Ketua :
Anggota : 1.
2.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan
pada waktunya. Adapun judul dari proposal ini adalah “Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Usia Remaja di Desa Sopo
2022”. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Terselesaikannya Proposal ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari
berbagai pihak lain baik dorongan moril maupun dorongan material. Oleh sebab
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua dan Dosen Pembimbing Skripsi penulis
4. Putri Ayu Yessy Ariescha, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan
5. Bd. Mutiara Dwi Yanti, SST., M.Keb dan Bd. Vitrilina Hutabarat,
iii
SST.,M.Keb selaku Wali Tingkat Kebidanan Program Sarjana Jalur Non
Deli Tua yang telah memberikan ilmu, petunjuk, dan nasehat- nasehat
dan memotivasi penulis sampai detik ini serta kasih sayang dan do’a yang
tak terhingga.
tersayang “Ozil Al_Ghifari” yang telah memberi dorongan dan bantuan, serta
kasih sayang dan do’a kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.
9. Terimakasih kepada Kakak, Abang, dan adik adik yang telah memberi
penulis menerima kritik dan saran yang bertujuan untuk menyempurnakan dan
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Esti Purnama Sari
Tempat Tanggal Lahir : Panyabungan, 28 februari 1989
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak : Ke-2 (tiga) dari 4 (empat) bersaudara
Nama Ayah : Alm. Gabardin Sembiring
Nama Ibu : Sohiriah Siregar
Alamat : Jln. Saba Adianjior, Desa Panyabungan Jae,
Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten
Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
vi
4.5 Hubungan Faktor Penguat (reinforcing factors) dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia Remaja di Desa
Sopo Batu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten
Mandailing Natal.................................................................. 557
4.6 Faktor Paling Dominan yang Mempengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Usia Remaja di Desa Sopo Batu,
Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal..... 58
BAB V PEMBAHASAN........................................................................... 60
5.1 Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia Remaja................. 60
5.2 Hubungan Faktor Pemudah (predisposing factors) dengan
Pemberian ASI Eksklusif.................................................... 61
5.3 Hubungan Faktor Penguat (reinforcing factors) dengan
Pemberian ASI Eksklusif..................................................... 66
5.4 Keterbatasan Penelitian........................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF PADA IBU USIA REMAJA DI DESA SOPO BATU
KECAMATAN PANYABUNGAN KOTA
KABUPATEN MANDAILING NATAL
TAHUN 2022
Deli Romauli Sinaga
Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
email: estisembiring10@gmail.com
ABSTRAK
Persentase kehamilan remaja di Indonesia sebesar 0,02% pada usia <15 tahun dan
1,97% pada usia 15-19 tahun. Desa Sopo Batu Kecamatan Panyabungan
Kabupaten Mandailing Natal mempunyai angka persalinan remaja tertinggi di
Kabupaten Mandailing Natal. Ibu usia remaja diketahui memiliki angka cakupan
ASI eksklusif yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa
Sopo Batu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini
menggunkan metode survei dengan desain potong lintang. Populasi penelitian
adalah ibu usia remaja yang mempunyai bayi usia 6-24 bulan di wilayah Desa
Sopo Batu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Pengambilan
sampel menggunakan teknik proportional sampling dengan kriteria inklusi dan
eksklusi yang berjumlah 45 orang. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni
2022. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan
chi square dan fisher’s exact test sedangkan analisis multivariat menggunakan
regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan 46,7% ibu usia remaja memberikan
ASI eksklusif. Analisis bivariat menunjukkan faktor status kehamilan (p=0,029),
persepsi pengalaman melahirkan (p=0,045), persepsi menyusui (p=0,005),
dukungan suami (p=0,009), dukungan keluarga (p=0,000) berhubungan dengan
pemberian ASI eksklusif, faktor tingkat pendidikan (p=0,143) dan status
pekerjaan (p=0,352) tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil
analisis multivariat menunjukkan faktor dukungan keluarga (p=0,014; RP=7,637)
dan persepsi menyusui (p=0,015;RP=9,746) berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif. Dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan dalam pemberian
ASI eksklusif pada ibu usia remaja. Ibu usia remaja yang mendapatkan dukungan
dari keluarga dan memiliki persepsi yang positif tentang menyusui memiliki
probabilitas sebesar 72,7% untuk memberikan ASI eksklusif.
Kata kunci: ASI eksklusif, ibu usia remaja, dukungan keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
ASI (Air Susu Ibu) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat
mencerna makanan padat (Nirwana, 2014). Air susu ibu diproduksi karena
pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi (Sardjito, 2019).
ideal untuk bayi dimana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan mengandung
antibodi seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin
A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam
takaran dan komposisi yang pas untuk bayi. Oleh karenanya, ASI sangat penting
dalam membentuk sistim imun pada bayi dimana dapat membantu melindungi
anak dari banyak penyakit umum. Dalam ASI sendiri terkandung semua energi
dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya, dan
ASI terus menyediakan kebutuhan nutrisi sang anak. Pemberian ASI eksklusif
sangat dianjurkan dilakukan selama 6 bulan usia bayi, setelah 6 bulan bayi dapat
diberikan makanan pendamping ASI sesuai usia sambil tetap diberi ASI sampai
ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi dari usia 6-24 bulan secara
memberikan banyak manfaat baik bagi bayi maupun ibu. Beberapa manfaat ASI
eksklusif bagi bayi yakni meningkatkan ketahanan tubuh atau antibodi bayi
terhadap serangan penyakit dan membantu perkembangan otak dan fisik bayi.
1
2
Selain memberikan manfaat bagi bayi, ASI juga memberikan manfaat bagi
ibu yakni mengatasi rasa trauma persalinan, mencegah kanker payudara dan
disebutkan bahwa jumlah angka kematian bayi sebanyak 28.158 kasus dan
72 persen kasus atau 20.266 kematian terjadi pada usia 0-28 hari. Sementara
sebanyak 299 kasus hingga juli 2021. Hal ini menunjukkan masih tingginya
Indonesia salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi adalah dengan
memberikan makanan terbaik, yaitu air susu ibu (ASI). Pemberian ASI eksklusif
Pada tahun 2020 WHO memaparkan data berupa angka pemberian ASI
eksklusif secara global, walaupun telah ada peningkatan, namun angka ini tidak
meningkat cukup signifikan, yaitu sekitar 44% bayi usia 6-24 bulan di seluruh
dunia yang mendapatkan ASI eksklusif selama periode 2015-2020 dari 50% target
eksklusif akan berdampak pada kualitas dan daya hidup generasi penerus. Secara
global pada tahun 2019, 144 juta balita diperkirakan stunting, 47 juta diperkirakan
kurus dan 38,3 juta mengalami kelebihan berat badan atau obesitas (WHO, 2020).
Berdasarkan Profil kesehatan Indonesia tahun 2018, cakupan bayi pada tingkat
(Profil kesehatan Indonesia tahun 2018). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan
Tahun 2019 dari 186.460 bayi usia <6 bulan, dilaporkan hanya 75.820 bayi yang
3
mendapatkan ASI Eksklusif (40,66%), capaian ini masih jauh dari target yang
ditentukan di Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 yaitu
sebesar 53%. Untuk wilayah Puskesmas Gunung Tua persentase bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif hanya 51,3 %. Dari data-data tersebut dapat dilihat
eksklusif, salah satunya adalah ibu usia remaja. Kehamilan dikalangan remaja
faktor resiko kehamilan remaja. Penelitian lain yang meneliti tentang faktor
perilaku seksual remaja. Tayangan televisi dan majalah yang memiliki konten
Data WHO tahun 2014 secara global menyatakan bahwa sekitar 16 juta
anak perempuan di dunia berusia antara 15 sampai 19 tahun dan sekitar 1 juta
anak perempuan dibawah usia 15 tahun melahirkan setiap tahun. Bayi yang lahir
dari ibu yang masih remaja memiliki resiko kematian yang jauh lebih tinggi dari
pada yang lahir dari wanita berusia 20 sampai 24 tahun (WHO, 2014).
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Sejak tahun 2001, WHO
menetapkan kebijakan pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan.
memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami kegagagalan pemberian ASI
eksklusif.
penelitian lebih lanjut terkait faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
pemberian ASI Eksklusif pada Ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan
pada Ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan Panyabungan Kota,
1. Mengetahui persentase pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa
2. Mengetahui gambaran karakteristik responden meliputi usia ibu dan usia bayi
eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan Panyabungan.
5
dan persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu usia
Husada Delitua khususnya untuk Fakultas Kebidanan mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif pada ibu usia remaja di desa Sopo Batu
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu,
TINJAUAN PUSTAKA
ASI (Air Susu Ibu) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2012). ASI ialah suatu emulsi dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua
belah kelenjar payudara ibu pasca melahirkan dan berguna sebagai makanan bayi.
ASI merupakan cairan alamiah yang mudah didapat dan fleksibel dapat diminum
tanpa persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayinya serta
Indonesia ASI adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang mana sifat
ASI bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku pada bayi berusia 0 bulan
Air susu ibu adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi
bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan
oksitosin setelah kelahiran bayi (Sardjito, 2019). Air Susu Ibu (ASI) adalah
makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayi yang baru dilahirkannya.
Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi dan bila
diberikan dengan baik dan benar sebagai makanan tunggal dapat memenuhi
kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal sampai 6 bulan. Selain itu ASI
6
terinfeksi dengan penyakit
7
8
tertentu. Pemberian ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar
biasa terhadap kesehatan ibu dan anak serta terdapat hubungan yang erat antara
ideal untuk bayi dimana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan mengandung
antibodi seperti DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin
A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam
takaran dan komposisi yang pas untuk bayi. Dalam ASI sendiri terkandung semua
energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya,
dan ASI terus menyediakan kebutuhan nutrisi sang anak (Dinas Kesehatan Kota
Surakarta, 2021).
1. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. ASI mengandung karbohidrat relatif lebih
tinggi jika dibandingkan dengan air susu sapi (6,5-7 gram%). Kadar laktosa yang
terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding pada susu sapi atau susu
formula. Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir.
2. Protein
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri
dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein
whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Perbandingan protein
unsur whey dancasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan di dalam air susu sapi
20:80. Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam
susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic,
sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan
taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim
3. Lemak
jumlahnya. Sekitar 50 % kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI
antara 3,5-4,5 %. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap
oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Susu formula tidak
mengandung enzim karena enzim akan rusak bila dipanaskan. Itu sebabnya,
bayi akan sulit menyerap lemak susu formula dan menyebabkan bayi menjadi
diare. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam air susu sapi. Asam
lemak jenuh yang terdapat dalam kadar yang tinggi. ASI mengandung asam
lemak essensial yaitu asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3).
Kedua asam lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai
10
arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6 yang berfungsi sangat penting untuk
pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama
lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat hindmilk (ASI yang dihasilkan
pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar lemak hindmilk bisa mencapai 3
4. Mineral
rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Mineral utama yang
terdapat dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan
jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah.
Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat
penyerapannya lebih besar. Kandungan zat besi di dalam ASI maupun susu
formula keduanya rendah serta bervariasi. Bayi yang mendapat ASI mempunyai
risiko kekurangan zat besi dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu
formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah
diserap, yaitu 20-50 % dibandingkan hanya 4-7 % pada susu formula. Seng
cukup mendapatkan seng, sehingga terhindar dari penyakit ini. ASI memiliki
kadar kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah daripada susu
formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang lebih tinggi.
Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit ini, dipastikan bahwa
11
kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan
beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal neonatus dari pada susu
5. Vitamin
sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya
belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K
pada hari ke-1,ke-3, dan ke-7. Vitamin K1 dapat diberikan oral. Dalam ASI
kecuali riboflavin dan patotenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan
karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu
menyusui.
Tabel 2.1. Komposisi Gizi ASI dibandingkan Susu Sapi (Purwanti, 2011)
1. Bagi bayi
ASI Berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI
Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang hingga sel-
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit karena adanya
d. Lactobasillus bifidus
asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam
e. Lactoferin
yaitu staphylococus, E.coli, dan Entamoeba hystolytica yang juga memerlukan zat
f. Lizozim
dan anti inflamasi, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang
bakteri E.coli dan sebagian keluarga salmonella. Keaktifan lizozim ASI beberapa
kali lebih tinggi dibanding susu sapi. Keunikan lizozim lainnya adalah bila faktor
protektif lainnya adalah sesuai tahap lanjut ASI, maka lizozim justru meningkat
pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena
setelah 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lizozim merupkan
g. Komponen C3 dan C4
daya opsonik, anafilatik dan kemotaktik yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan
h. Faktor antistreptococus
i. Antibodi
(SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dari semua imunoglobulin tersebut yang terbanyak
adalah SigA. Antibodi dalam ASI dapat bertahan dalam saluran pencernaan bayi
karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan
14
enterovirus masuk kedalam mukosa usus. Dalam tinja bayi yang mendapat ASI
terdapat bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri
E.coli dalam tinja bayi tersebutjuga rendah. Di dalam ASI selain antibodi terdapat
Shigella, dan antibodi terhadap virus seperti rotavirus, polio dan campak.
Antibodi terdapat rotavirus tinggi dalam kolostrum yang kemudian turun pada
minggu pertama dan bertahan sampai umur 2 tahun. Dalam ASI juga didapatkan
tinggi dan menurun pada usia 1 bulan dan kemudian menetap selama menyusui
(Sunardi, 2008).
j. Imunitas Seluler
ASI yang mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa
membentuk C3 dan C4, lizozim dan lactoferin. Sisanya (10%) terdiri dari limfosit
B dan T. Angka leukosit pada kolostrum kira-kira 5000/ml setara dengan angka
leukosit darah tepi tetapi komposisinya berbeda dengan darah tepi, karena hampir
faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum. Kadar Sisa, lactoferin, lizozim dan sel
seperti makrofag, neutrofil dan limfosit lebih tinggi pada ASI prematur dibanding
ASI matur. Perbedaan status gizi pada ibu tidak mempengaruhi konsentrasi faktor
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan merangsang aktivitas sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6
Waktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Kontak kulit
yang dini ini akan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak.
Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang yang besar dengan
psikologis yang besar. Dengan foto infra merah, payudara ibu menyusui lebih
Interaksi yang timbul waktu menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa
aman bagi bayi. Perasaan aman ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan
pada bayi (basic sense of trust) yaitu dengan mulai dapat mempercayai orang lain
(ibu) makaakan timbul rasa percaya pada diri sendiri (Suradi, 2004).
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula jauh lebih
tinggi dibanding yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan botol
dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak
dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak
gigi. Kecuali itu ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI
akan mencegah karies dentis. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab
maloklusi rahang adalah lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan
16
kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi,
turunnya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-
ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya ialah bahwa kelompok ibu-ibu
yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang
dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit
(Suradi, 2004).
1) Bagi ibu
mammae pada ibu menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui
(Kristiyansari, 2009).
Ditemukan rata-rata ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak
yang sering hamil kecuali menjadi beban sendiri juga merupakan risiko tersendiri
bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan
c. Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga untuk
ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
2) Bagi keluarga
a. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu,
penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang
b. Aspek psikologis
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak repot untuk menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
selalu dibersihkan, orang tidak perlu minta pertolongan orang lain (Arif, 2009).
3) Bagi negara
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
18
status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit
infeksi, misalnya diare, otitis media dan infeksi saluran pernafasan akut bagian
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan
sakit. Anak yang diberi ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibanding anak
Eksklusif selama 6 bulan berapa banyak devisa yang dapat dihemat oleh negara
e. Mengurangi populasi
minyak. Selain itu juga kaleng serta karton kemasan susu juga menyebabkan
1. Kolostrum
payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum berwarna kuning keemasan
merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi
makanan yang akan datang. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi
yang siap melindungi bayi ketika kondisinya masih sangat lemah. Kandungan
protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu
Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan
2. ASI peralihan
ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.
tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan
pemenuhan
3. ASI matur
ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur
bayi sampai berumur enam bulan. ASI matur merupakan cairan berwarna putih
yang benar.
ASI. Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan
menyusui agar ASI keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat penting
dilakukan selama hamil dan menyusui. Hal ini dikarenakan payudara merupakan
satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi baru lahir
sehingga harus dilakukan sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir.
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan dua kali sehari sebelum mandi. Prinsip
1. Menjaga payudara agar tetap bersih dan kering terutama puting susu.
3. Apabila terjadi puting susu yang lecet, oleskan kolostrum ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dapat
dilakukan dengan mendahulukan puting susu yang tidak lecet. Namun jika
puting susu termasuk kategori berat, maka ASI dapat dikeluarkan atau
Teknik menyusui adalah salah satu cara pemberian ASI yang dilakukan
oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui adalah duduk dengan posisi
yang enak atau santai, memakai kursi atau sandaran punggung dan lengan. Dan
menggunakan bantal untuk menjanggal bayi agar tidak terlalu jauh dari payudara
21
ibu. Beberapa faktor kunci dalam menyusui dengan benar di antaranya sebagai
berikut.
1. Waktu menyusui
benar. Pada bayi baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata 10-12 kali
menyusu tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui on demand adalah menyusui
kapanpun bayi meminta atau dibutuhkan oleh bayi (akan lebih banyak dari rata-
produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang. Hal penting yang perlu
diperhatikan adalah bahwa sebaiknya setiap kali menyusui dengan durasi yang
cukup lama dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(buang air, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit., sedangkan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu dua jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam
menyusu dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
2. Perlekatan
menahan puting susu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk apakah mulut bayi
melekat pada puting susu ibu dengan benar atau tidak yaitu sebagai berikut.
a. Jika mulut bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat ke bawah
payudara, aerola dan puting menempel pada langit mulut bayi. Posisi ini
b. Seluruh puting dan aerola berada dalam mulut bayi. Posisi ini memungkinkan
bayi menekan sinus-sinus di bawah aerola dan mengeluarkan ASI dan puting.
Jika hanya puting yang masuk ke mulut bayi, maka jumlah ASI yang
dikeluarkan akan lebih sedikit dan bayi harus menghisap lebih keras dan lebih
3. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu yang bisa dikarenakan bayi bingung
5. Tidak cukup privasi pada saat menyusui, misalnya di tempat umum atau
berikut.
1. Cuci tangan sebelum atau sesudah menyusui dengan sabun dan air mengalir
lemas/lunak.
susu dan aerola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfeksi
santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki tidak
macam posisi menyusui yang mudah dilakukan ibu adalah posisi setengah
a. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
b. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satunya lagi
c. Perut bayi menempel di badan ibu dan kepala menghadap payudara (tidak
5. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah.
a. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuhdengan sisi mulut bayi.
payudara ibu dengan puting serta aerola dimasukkan ke mulut bayi. Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
24
6. Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukkan jari kelingking ibu ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
bayi ditepuk perlahan-lahan. Hal ini dapat dilakukan juga dengan ditidurkan
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan
WHO (World Health Organization) ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja
pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI
eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan lain pada bayi
oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai
komponen gizi dan non gizi. Hal lain yang dikemukakan oleh WHO bahwa Air
susu ibu (ASI) merupakan pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
25
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih
sampai bayi berumur 6 bulan (WHO 2001). Selain itu UNICEF juga
dan minuman lain. Dalam pemberian ASI eksklusif banyak kendala yang muncul
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Perlunya motivasi yang kuat dari Ibu dan
(Depkes , 2012).
Para ahli meneliti 1.204 bayi yang meninggal pada usia 28 hari sampai
satu tahun akibat selain kelainan bawaan atau tumor berbahaya dari 7.740 bayi
masih hidup pada usia satu tahun. Mereka menelusuri angka kematian, keterkaitan
bayi tersebut dengan ASI dan durasi dampak reaksinya. Bayi yang tidak pernah
mendapat ASI beresiko meninggal 21% lebih tinggi dalam periode sesudah
kelahiran dari pada bayi yang mendapat ASI. Pemberian ASI lebih lama
tahunnya.
Penelitian oleh Eka Putri Rahmadhani tahun 2013 menjelaskan bahwa bayi
yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif lebih sering terkena diare, penelitian ini
didapatkan bayi usia 0-5 bulan 29 hari yang masih mendapat ASI saja sebanyak
41 bayi (30,4%) dan yang sudah mendapat campuran lain selain ASI sebanyak 28
bayi (20,7%).
26
dengan resiko anak inap karena penyakit saluran pernapasan bawah. Penelitian
tersebut dilakukan pada bayi sehat yang lahir cukup umur dan punya akses pada
diberi susu formula mengalami penyakit saluran pernapasan tiga kali lebih parah
dan memerlukan rawat inap di rumah sakit dibandingkan bayi yang diberi ASI
mengakibatkan kekurangan gizi dan berakibat pada gizi buruk karena asupan yang
kurang pada bayi. Secara tidak langsung, kurang gizi juga akan terjadi jika anak
Untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat – alat khusus dan biaya
tentang menyusui dan dukungan dari lingkungan terutama suami. Ada beberapa
langkah yang perlu dilaksanakan untuk membentu ibu agar berhasil menyusui
yaitu:
Informasi tentang ASI perlu diberikan kepada siapa saja dan sedini
bayi baru lahir seharusnya mempunyai pedoman tertulis tentang menyusui yang
mencakup perawatan calon ibu, ibu yang baru melahirkan serta ibu yang
dilaksanakan.
Reflek hisap bayi paling kuat adalah pada jam-jam pertama setelah lahir,
setelah itu bayi mengantuk. Bila bayi lahir tidak bermaslah maka sesegera
mungkin setelah lahir bayi diberikan kepada ibunya untuk merangsang payudara.
itupun 4 minggu harus diambil sebelum melahirkan. Hal ini bisa diantisipasi
dengan cara:
1. Cuti melahirkan diperpanjang sampai paling kurang 4 bulan untuk ibu yang
menyusui dengan jaminan gaji penuh selama cuti dan pekerjaan masih tetap
sungkan untuk menyusui di depan umum. Agar bayi tidak terganggu menyusu
7. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau konsultasi
1. Peraturan pemerintah no. 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu
eksklusif.
a) Ayat 1 dan 2: Tempat kerja dan tempat sarana umum harus mendukung
program ASI eksklusif yang sesuai dengan ketentuan di tempat kerja yang
(Jika tidak, sebagaimana dimaksud dalam pasal 36, sanksi pidana yang akan
dimaksud dalam pasal 36, sanksi pidana yang akan dikenakan sesuai dengan
c. Pasal 31: Tempat kerja terdiri atas: Perusahaan; dan Perkantoran milik
perbelanjaan, pusat olah raga, barak pengungsian dan tempat sarana umum
lainnya.
Pemberian ASI.”
f. Pasal 34: Pengurus tempat kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu
yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI
selama waktu kerja di Tempat Kerja (Jika tidak, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36, sanksi pidana yang akan dikenakan sesuai dengan Undang-Undang
g. Pasal 35: Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum
h. Pasal 200: Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian
air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00
(enam) bulan, dan dianjurkan untuk diteruskan hingga usia 2 (dua) tahun
b. Staff layanan kesehatan harus menginformasikan kepada semua Ibu yang baru
rutin.
kebijakan ini
bayi dan hingga usia 2 tahun, termasuk cara untuk menanggulangi kesulitan
d) Membantu kaum ibu untuk menginisiasi terhitung dalam jangka waktu satu
31
lewat bedah Caesar, bayi dapat mulai menyusui setengah jam setelah
kesadaran sang ibu pulih. Menunjukkan pada kaum ibu bagaimana cara
kondisikesehatannya.
e) Jangan beri bayi yang baru lahir makanan atau minuman apapun kecuali
h) Jangan berikan putting artifisial atau dot pada bayi yang menyusui.
eksklusif
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Faktor-
a. Faktor pendidikan
pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-nilai yang baru
eksklusif.
masukan dan informasi terkait dengan upaya yang dapat dilakukan dalam
bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan
juga bagaimana berpikir secara ilmiah, dengan perkataan lain, orang yang
berpendidikan tinggi akan lebih mudah dalam menerima dan mencerna ide-ide
atau gagasan baru. Ini bisa membuktikan bahwa semakin tinggi pendidikan, ibu
b. Faktor pengetahuan
Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
33
Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak
ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Eksklusif.
Seorang ibu sering kurang mengetahui dan memahami tata laksana laktasi
ASI eksklusif sebanyak 20. 6%. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik
eksklusif misalnya mitos larangan makan makanan yang berbau amis (ikan, telur,
ayam) dan kepercayaan bahwa kolostrum adalah cairan kotor yang harus
dibuang.
d. Pekerjaan ibu
Salah satu penyebab masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah pada
ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali mengalami
hambatan, meski itu bukan satu- satunya faktor penyebab kegagalan serta
harus kembali bekerja. Bagi ibu yang bekerja sebenarnya menyusui tidak perlu
dihentikan, jika memungkinkan bayi dapat dibawah ketempat bekerja atau ibu
bisa pulang ke rumah dan memberikan ASI pada bayinya. Namun hal ini sangat
sulit dlaksanakan karena sebagian besar tempat kerja saat ini belum menyediakan
sarana penitipan bayi atau pojok laktasi yaitu tempat ibu memberikan ASI kepada
bayinya. Alternatif lain yang dapat ibu lakukan yaitu dengan cara pompa ASI atau
pumping ASI. Ibu dapat memompa ASI sebelum pergi bekerja, kemudian ASI
dapat disimpan di freezer dan bisa diberikan kepada bayi saat bayi haus atau
lapar. Namun sebagian besar ibu memlilih untuk tidak melaksanakan pompa
ASI, alasannya karena saat ibu menggunakan pompa ASI ibu akan merasakan
pompa ASI tersebut, ibu akan menjadi ketergantungan terhadap alat pompa ASI
sehingga ketika ibu tidak membawa pompa ASI maka ibu tidak bisa melakukan
pemompaan ASI. Hal inilah yang menyebabkan banyak ibu memilih memberikan
responden yang berpendidikan rendah mempunyai peluang risiko sebesar 4,7 kali
a. Dukungan suami
Menurut Roesli dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan sang
35
ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif
taman, memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas
tekanan luar yang meragukan perlunya ASI. Ayahlah yang menjadi benteng
pertama saat ibu mendapat godaan yang datang dari keluarga terdekat,
orangtua atau mertua. Ayah juga harus berperan dalam pemeriksaan kehamilan,
istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang menyenangkan akan meningkatkan
kestabilan fisik ibu sehingga produksi ASI lebih baik. Lebih lanjut ayah juga
yang tidak mendapat dukungan dari keluarga (28.8%). Ibu yang mendapat
dukungan suami memiliki peluang 7,6 kali lebih besar untuk memberikan ASI
ASI eksklusif kaitannya dengan memberikan nasihat kepada ibu, hal ini sangat
yang dilakukan oleh semua tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter. Tenaga
a. Pendapatan keluarga
eksklusif, sebagian besar dari mereka memiliki status sosial ekonomi yang lebih
rendah, tidak bekerja, hidup dalam sistem keluarga bersama, dan memiliki mitos
sosial seperti penggunaan air hingga 4 bulan dan membiasakan bayi dengan botol
berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan
dikaitkan dengan status ekonomi orangtua adalah bahwa status ekonomi orangtua
yang rendah mendorong ibu untuk bekerja diluar rumah untuk membantu
b. Ketersediaan waktu
37
berkaitan erat dengan status pekerjaannya. Banyak ibu yang tidak memberikan
ASI eksklusif karena berbagai alasan seperti karena harus kembali bekerja
setelah cuti melahirkan selesai. Namun istilah tersebut dibuat alasan tidak
memberikan ASI secara eksklusif. Bagi ibu yang bekerja ASI dapat diperah setiap
c. Kesehatan ibu
Kanker payudara, kelainan putting susu) sehingga tidak boleh atau tidak bisa
menyusui bayinya.
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke
perubahan sosial,. Disebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Notoatmodjo,2007).
adalah 16 tahun. Meskipun usia tersebut sudah sah menurut undang-undang, tetapi
usia tersebut menjadi usia berisiko untuk hamil dan melahirkan. Selain itu usia
tersebut masih dalam kategori usia remaja dan mempunyai tugas perkembangan
sesuai budaya, individu itu sendiri, dan tujuan hidup mereka. Tugas-tugas
remaja ditandai dengan awitan perubahan fisik pada masa pubertas dan
Periode masa remaja menurut Hurlock yaitu awal masa remaja yakni
berlangsug kira – kira dari 13-16 tahun atau 17 tahun dan akhir masa remaja
39
bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun yaitu usia matang secara
Kehamilan yang terjadi pada usia remaja akan menempatkan remaja dalam
risiko kesehatan yang lebih besar. Berdasarkan sebuah studi penelitian di Latin
2011).
persalinan preterm, kelahiran bayi berat lahir rendah, termasuk kematian ibu dan
bayi (Yasmin, Kumar, dan Parihar, 2014). Selain komplikasi selama kehamilan
folat selama kehamilan dan mempunyai cakupan yang rendah dalam pemberian
Menjadi orang tua mungkin sulit bagi orangtua yang masih remaja.
baru yang berhubungan dengan tanggang jawab merawat bayi (Bobak et al,
40
2005).
Tugas perkembangan menjadi orang tua yang harus dijalani oleh remaja
menyatukan bayi dalam keluarga. Sifat dan karakteristik remaja yang egosentris
dapat menjadi penghambat kemampuan ramaja dalam berperan sebagai orang tua
yang efektif, sehingga dukungan dari orang terdekat dan keluarga serta
masyarakat sangat membenatu remaja dalam pencapaian peran menjadi orang tua
A’yuni (2012) menyebutkan ada lima aspek yang berkaitan dengan pengalaman
menyusui pada ibu usia remaja. Aspek pertama adalah perasaan diawasi dan dihakimi.
Ada perasaan bahwa orang- orang yang lebih tua mengawasi dan menghakimi karena
mereka adalah ibu muda. Meyusui di depan umum atau teman-teman membuat mereka
malu karena harus memperlihatkan payudaranya. Remaja merespon hal tersebut dengan
Aspek kedua yaitu kurang percaya diri. Mereka terkadang tidak yakin
mereka mampu memproduksi cukup ASI. Ini berkaitan dengan perasaan bahwa
jumlah ASI tidak dapat ditukar seperti susu formula yang dapat dilihat dan
dan kurangnya tidur adalah masalah khusus bagi mereka. Hal ini berkaitan degan
kesibukan sebagai new mother serta menyusui, tetapi kondisi ini kemudian
41
menyebabkan perasaan tidak mampu dan terbantu dengan penggunaan susu botol,
meskipun sebagian.
seperti nyeri payudara atau puting susu sering menjadi alasan ibu usia remaja
berkontribusi pada keinginan untuk berbagi tugas dengan pasangan. Hal ini
menyusui parsial dari pada eksklusif karena usaha pasangan mereka untuk
mengurangi kelelahan sang ibu adalah dengan memberikan susu botol pada
bayinya.
2019). Menurut Dennis (1999) sumber informasi BSE berasal dari hal-hal berikut
meningkatkan efikasi diri (Söderlund & Sterling, 2016). Dukungan dari orang-
(Agustin, 2018).
2) Persuasi verbal
untuk meningkatkan efikasi diri (Söderlund & Sterling, 2016). Dukungan dari
Pemberian ASI
Eksklusif
Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Dukungan suami
Dukungan keluarga
ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan
suami dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia
Mandailing Natal.
3. Ada faktor paling dominan yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada
ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten
Mandailing Natal.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey atau non eksperimen
untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ASI eksklusif pada ibu usia
Natal tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan
sekaligus pada waktu yang sama. Dalam penelitian cross sectional setiap
responden hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel responden
3.2.1 Lokasi
berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Sopo Batu merupakan salah satu Desa
yang memiliki populasi ibu usia remaja yang menyusui, sehingga memungkinkan
Selain itu, lokasi penelitian terjangkau dan memudahkan akses peneliti dalam
45
46
3.2.2 Waktu
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
bulan.
Kriteria inklusi :
4. Bersedia diwawancarai.
diselesaikan (SMA)
responden 3. Dasar ( SD-
SMP)
Status Kegiatan yang Formulir Quisioner 1. Tidak Nominal
Pekerjaan dilakukan oleh Quisioner bekerja
ibu untuk 2. Bekerja
memperoleh
penghasilan /
uang sampai
bayi berusia 6
bulan
Status Keadaan Formulir Quisioner 1. Kehamilan Nominal
Kehamilan kehamilan Quisioner diinginkan
pada saat 2. Kehamilan tidak
responden diinginkan
hamil
Persepsi ibu Pernyataan Formulir Quisioner
Quisioner 1. Senang Ordinal
2. Tidak
49
(Arikunto, 2010).
atau sebaliknya.
1. Meminta surat izin dari pengelola program studi Kebidanan Program Sarjana
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua sebagai bukti izin melakukan
penelitian.
4. Melakukan pengambilan data ibu Usia remaja yang menyusui yang memiliki
bayi usia 6-24 bulan di Desa Sopo Batu, Kecamatan panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal.
7. Jika sesuai dengan karakteristik inklusi maka peneliti akan bertanya kepada
data.
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu dan Usia Bayi di Desa
Sopo Batu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal
51
orang (82,2%). Responden yang berusia 18 tahun
berusia 17 tahun.
52
53
Berdasarkan tabel 7 rentang umur bayi yaitu antara 6-24 bulan dan
(55,6%) tetapi masih ada 48,89% responden yang menyatakan merasa lelah saat
tidak yakin bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, sebesar 15,56%
menyatakan merasa ASI sedikit dan 8,89% menyatakan malu menyusui bayinya.
55
mendapatkan dukungan yang baik dari suami dalam memberikan ASI eksklusif
sebesar 55,6%. Sedangkan menurut dukungan keluarga mayoritas ibu usia remaja
Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square (x2) dan uji Fisher’s Exact
Test pada variabel status pekerjaan. Hasil analisis hubungan faktor pemudah
(predisposing factors) dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di
eksklusif, lebih banyak dibandingkan ibu usia remaja yang memberikan ASI
eksklusif yaitu sejumlah 12 responden (44,4%). Hasil uji hubungan antara tingkat
pendidikan ibu usia remaja dengan pemberian ASI eksklusif didapatkan nilai p-
value sebesar 0,143, dimana hasil tersebut lebih besar dari 0,05 (CI 95%)
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa ibu usia remaja yang tidak bekerja
57
memiliki persentase yang lebih banyak (50%) dalam memberikan ASI secara
tidak eksklusif. Sedangkan ibu usia remaja yang bekerja hanya 1 responden (20%)
menggunakan uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p-value sebesar 0,352. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga secara statistik tidak ada hubungan antara
status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja.
pemberian ASI eksklusif yang lebih besar yaitu 55,9%. Sedangkan ibu usia
ASI eksklusif. Hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan hasil p-value
sebesar 0,029, lebih kecil dari 0,05 sehingga secara statistik terdapat hubungan
antara status kehamilan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja.
memiliki persepsi positif dan memberikan ASI eksklusif sebesar 60%, lebih
sedikit dibandingkan ibu usia remaja yang memiliki persepsi positif tetapi tidak
memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 40%. Hasil uji analisis hubungan
p-value sebesar 0,045 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga secara statistik terdapat
lebih kecil dibandingkan ibu usia remaja yang tidak memberikan ASI eksklusif
yaitu sebesar 31,8%. Selanjutnya hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value
58
sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara persepsi
suami dan dukungan keluarga. Analisis yang digunakan adalah uji chi square (x2)
Pemberian ASI
Tidak p-
Eksklusif Eksklusif Jumlah
value
n % n % n %
Dukungan Suami
Mendukung 16 64 9 36 25 100 0,009
Kurang Mendukung 5 25 15 75 20 100
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100
Dukungan Keluarga
Mendukung 16 76,2 5 23,8 21 100 0,000
Kurang Mendukung 5 20,8 19 79,2 24 100
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100
lebih sedikit dibandingkan ibu usia remaja yang tidak memberikan ASI eksklusif
yaitu sejumlah 9 responden (36%). Hasil uji analisis statistik diperoleh nilai p-
value sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara
dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja.
dukungan dan memberikan ASI eksklusif sebesar 76,2% sedangkan yang tidak
memberikan ASI eksklusif sebesar 23,8% lebih tinggi dibandingkan ibu usia
59
remaja yang memberikan ASI eksklusif. Hasil uji analisis didapatkan nilai p-value
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara dukungan
penelitian ini adalah analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Variabel yang
diuji dalam analisis multivariat adalah variabel yang memiliki nilai p-value<0,25
dan dukungan keluarga. Hasil akhir analisis multivariat adalah sebagai berikut:
bayinya sekitar 9,75 kali dibandingkan ibu usia remaja yang memiliki persepsi
kurang baik tentang menyusui dengan p= 0,015. Variabel dukungan keluarga pada
ibu usia remaja terbukti yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,014. Ibu usia remaja yang merasa mendapatkan
dukungan yang baik dari keluarga dalam memberikan ASI lebih mungkin untuk
memberikan ASI eksklusif sekitar 7,64 kali dibandingkan ibu yang merasa kurang
Probabilitas Ibu usia remaja yang memiliki persepsi yang baik tentang
menyusui dan merasa mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga untuk
p = 1/(1+e-y)
Keterangan:
p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian
usia remaja:
p = 1/(1+e-y)
( 1+
1
) =
1
=1 / ( 1+0,3755 )
( )
-0,986 0,986
p = 1/(1+2,7 ) = 1/ 2 ,7 1
1+
2,663
p = 1/1,3755 = 0,727
eksklusif jika ibu memiliki persepsi yang baik tentang menyusui dan merasa
PEMBAHASAN
62
63
rendah.
Usia Remaja
Hasil uji hubungan antara tingkat pendidikan dan pemberian ASI eksklusif
pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yilmaz et al (2016)
yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu usia remaja
persentase ibu usia remaja yang memberikan ASI eksklusif pada ibu
berpendidikan dasar sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sekitar
55,6%.
Menurut Mogre, Dary, dan Gaa (2016) ibu dengan tingkat pendidikan lebih
tinggi akan lebih mampu untuk memahami manfaat pemberian ASI eksklusif bagi
bayi maupun bagi ibu, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk
berguna bagi bayinya seperti informasi tentang ASI eksklusif (Prasetyono, 2012).
64
2. Hubungan Status Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia
Remaja
Hasil uji hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif
menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI
eksklusif pada ibu usia remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Cristiana (2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status
pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu muda (<20 tahun). Hal ini
dikarenakan sebagian besar ibu usia remaja tidak bekerja dan memilih untuk
Meskipun secara statistik tidak bermakna, tetapi ibu usia remaja yang tidak
bekerja sebesar 80% tidak memberikan ASI eksklusif dan hanya 20% yang
memberikan ASI eksklusif. Ibu yang bekerja mempunyai waktu yang terbatas
untuk mengurus bayi dan terbagi dengan urusan pekerjaan sehingga tidak dapat
3. Hubungan Status Kehamilan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia
Remaja
status kehamilan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2013) yang
ASI eksklusif. Ibu yang menginginkan kehamilannya berpeluang 2,83 kali lebih
besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak
menginginkan kehamilannya.
65
kehamilannya dan tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 81,8%. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Pulley (2002) dalam Dini (2016) yang menunjukkan
bahwa proporsi wanita yang menyusui lebih besar pada kehamilan diinginkan
menyusui bayinya lebih dari 6 bulan dibandingkan ibu yang tidak merencanakan
awal tentang bagaimana bayi diberi makan dan biaya untuk membesarkan anak.
Hal ini memungkinkan perempuan yang telah memiliki banyak pemikiran tentang
memiliki anak akan menjadi lebih siap untuk berkomitmen untuk menyusui
pemberian ASI eksklusif menunjukkan nilai p-value=0,045 lebih kecil dari 0,05
melahirkan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Colledge (2011) yang menyatakan ada
eksklusif.
66
melahirkan mayoritas memberikan ASI eksklusif sekitar 60%, sedangkan ibu usia
tidak memberikan ASI eksklusif sekitar 70%. Hal ini dikarenakan pengalaman
seorang wanita. Periode ini akan berpengaruh terhadap psikologi ibu saat periode
yang mempengaruhi pencapaian peran ibu (Mercer, 1981 dalam Bryar, 2008). Ibu
Pengalaman yang baik ketika persalinan akan memperkuat rasa percaya diri ibu.
Sedangkan ibu yang memiliki pengalaman yang kurang baik akan memiliki
Mayoritas ibu usia remaja dalam penelitian ini memiliki persepsi positif
diantaranya dukungan suami dan kedekatan ibu dengan bayi. Seperti penelitian
Nilsson (2013) yang menyatakan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan selama
(2015) juga menyatakan bahwa ibu yang sering melakukan kontak dengan bayi
akan memiliki persepsi positif tentang melahirkan karena ibu menjadi lupa dengan
67
5. Hubungan Persepsi Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia
Remaja
Hasil uji hubungan bivariat antara persepsi menyusui dengan pemberian ASI
eksklusif menunjukkan nilai p-value=0,005 lebih kecil dari 0,05 sehingga secara
eksklusif pada ibu usia remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Arlinda, Saparwati, dan Afriyani (2013) yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara persepsi ibu tentang menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
Ibu usia remaja yang memiliki persepsi yang positif tentang menyusui
mayoritas memberikan ASI eksklusif sebesar 68,2%, sedangkan ibu usia remaja
ASI eksklusif sebesar 73,9%. Hal ini dikarenakan persepsi akan mempengaruhi
ibu usia remaja dalam analisis multivariat dengan p- value=0,015 PR=9,75, 95%
CI=1,564-60,727. Sehingga dapat kita artikan bahwa ibu usia remaja yang
pada bayinya sekitar 9,75 kali dibandingkan ibu usia remaja yang memiliki
Terdapat tiga hal yang mempengaruhi pemberian ASI yaitu persepsi ibu usia
68
remaja terhadap manfaat ASI, persepsi ibu remaja terhadap masalah dalam
Selain itu sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan
emosi ibu yang berkaitan dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan,
dan sensasi. Apabila hal tersebut meningkat maka akan memperlancar prosuksi
Remaja
Hasil uji hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif
menunjukkan nilai p-value=0, 009 lebih kecil dari 0,05 sehingga secara statistik
terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif pada
ibu usia remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
berpeluang 2 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu
Ibu usia remaja yang merasa mendapatkan dukungan yang baik dari suami
dalam pemberian ASI eksklusif mayoritas memberikan ASI eksklusif sekitar 64%,
sedangkan ibu usia remaja yang merasa kurang mendapatkan dukungan dari
suami sekitar 75% tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini seperti yang
keputusan ibu dalam menyusui. Sehingga keputusan ibu untuk memberikan ASI
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, peran suami tidak hanya dimulai
ketika keputusan dalam menyusui diambil tetapi dimulai sejak masa kehamilan,
informasi tentang ASI, terlibat dalam pengambilan keputusan tentang ASI dan
menyusui dan terlibat dalam mengurus bayi. Hal ini lebih tegas diungkapkan oleh
Roesli (2009) bahwa dukungan suami yang diberikan dalam bentuk apapun, dapat
Usia Remaja
Hasil uji hubungan bivariat antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif menunjukkan nilai p-value=0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga secara
Ibu usia remaja yang merasa mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga
mayoritas memberikan ASI eksklusif sekitar 76,2% sebaliknya ibu usia remaja
memberikan ASI eksklusif. Sebuah penelitian kualitatif pada kelompok ibu usia
70
(Hannon, 2000 dalam Godbout, 2016). Hasil lain juga menyebutkan sekitar 90,9%
ibu yang memberikan susu formula menyatakan akan memberikan ASI eksklusif
jika mereka mendapatkan dukungan dari ibu mereka (Arora, 2000 dalam
Godbout, 2016).
pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja dengan nilai p-value=0,014
dukungan yang baik dari keluarga berpeluang sekitar 2,03 kali untuk memberikan
ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu usia remaja yang merasa kurang
Keluarga mempunyai peranan yang penting terutama bagi ibu usia remaja.
Fungsi utama keluarga seperti yang dikemukakan oleh Friedman dalam Sudiharto
karena itu dukungan keluarga sangat penting terutama bagi ibu usia remaja.
Ibu usia remaja yang merasa mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga
dalam proses pencapaian peran ibu, maka akan merasa lebih bisa menerima dan
bisa menyesuaikan diri dengan lebih baik. Seperti yang diungkapkan Friedman
dalam Sudiharto (2007) bahwa dampak positif dari dukungan keluarga adalah
faktor paling dominan dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan
keluarga terutama ibu maupun ibu mertua dianggap lebih berpengalaman dalam
pengasuhan bayi. Akibatnya pendapat keluarga merupakan hal yang tidak bisa
Penelitian yang dilakukan oleh Nelson pada ibu usia remaja di Canada
menyatakan bahwa pengalaman ibu usia remaja dalam memberikan ASI tidak
pada ibu usia remaja meliputi keputusan untuk menyusui, belajar untuk menyusui,
adaptasi dalam menyusui dan mengakhiri menyusui. Hal yang membedakan ibu
usia remaja dan ibu dewasa dalam menyusui adalah pada ibu usia remaja lebih
2012).
keluarga merupakan bagian dari sosial support yang merupakan salah satu faktor
Menjadi ibu di usia yang masih remaja tentu bukan hal mudah. Hal ini sering
menimbulkan konflik antara tugas perkembangan remaja dan tugas menjadi orang
tua. Oleh karena itu remaja membutuhkan dukungan dari orang terdekat terutama
keluarga agar membantunya dalam pencapaian peran ibu. Salah satunya dengan
dukungan suami, ada beberapa suami responden yang tidak tinggal dalam satu
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Persentase pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu,
sebesar 46,7%.
tentang menyusui, merasa mendapatkan dukungan yang baik dari suami, dan
pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan
suami dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia
73
Natal.
74
75
6. Faktor yang paling dominan dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu usia
6.2 SARAN
Mandailing Natal
keluarga.
eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Deli Husada Deli Tua jurusan Kebidanan Program Sarjana. Saat ini
pemberian ASI Eksklusif pada ibu usia remaja di Desa Sopo Batu, Kecamatan
merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi
agar bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya , jika ibu
bersedia silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan
ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian saya ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas ibu dan
semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini,
dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden. Saya memahami
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
mutu pelayanan pada perempuan melahirkan.
Demikianlah pernyataan ini saya tanda tangani tanpa paksaan dari pihak
manapun dan saya menyatakan keikutsertaan saya dalam penelitian ini.
Panyabungan, 2022
Responden,
(_______________________)
Lampiran 3
BERITA ACARA SEMINAR HASIL
5.
16 Juni 2022 KONSUL REVISI
ACC
SIDANG
7 14 Juli 2022
SKRIPSI
KONSUL PERBAIKAN
8 21 Juli 2022 ACC
SKRIPSI
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Umur ibu saat ini.............................................tahun.
2. Tanggal lahir bayi...........................................:
3. Usia bayi.........................................................bulan.
4. Apakah pendidikan terakhir ibu :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. D1/D3
5. Apakah ibu bekerja saat bayi berumur 6-24 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah kehamilan ibu diinginkan?
a. Ya
b. Tidak
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya merasa kuat saat persalinan
2 Saya merasa bisa mengatasi nyeri saat
persalinan
3 Saya merasa bisa melalui proses persalinan
4 Saya merasa senang saat persalinan
5 Saya merasa lelah saat persalinan
6 Saya memiliki pengalaman yang
menyenangkan ketika persalinan
7 Saya merasa depresi/tertekan ketika mengingat
proses persalinan yang pernah saya jalani
8 Saya merasa bisa melalui persalinan dengan
lancar
9 Saya merasa takut ketika memikirkan tentang
nyerinya persalinan
10 Menurut saya proses persalinan itu sangat
menyakitkan.
11 Saya memiliki pengalaman buruk ketika
melahirkan
D. Persepsi Ibu tentang Menyusui
Peneliti ingin mengetahui persepsi ibu tentang menyusui, dari pernyataan berikut
tidak ada nilai benar salah. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut ibu
dengan memberi tanda contreng ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban dengan
ketentuan :
SS: Sangat Setuju S : Setuju
R : Ragu-ragu TS: Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Saya yakin bisa memberikan ASI saja pada
bayi saya sampai bayi berusia 6 bulan
2 Saya yakin bisa menyusui bayi saya sampai
bayi berusia 2 tahun
3 Saya merasa ASI saya sedikit
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
kadang pernah
1. Suami menemani saya ketika
memeriksakan kehamilan
2. Suami mengingatkan saya untuk
meminum obat penambah darah selama
hamil
3. Suami menemani saya ketika proses
persalinan
4. Suami saya memberikan semangat selama
proses persalinan
5. Suami saya tidak pernah mencarikan
informasi tentang manfaat ASI bagi ibu
dan bayi
6. Saya mendapatkan penjelasan dari suami
tentang cara memberikan ASI yang baik dan
benar
7. Suami mengingatkan saya untuk
memberikan ASI kepada bayi
8. Suami memberi pujian kepada saya setelah
selesai meyusui
9. Suami membiarkan saya mengurus sendiri
saat bayi terbangun malam hari
10. Suami membantu mencarikan informasi
tentang pentingnya ASI eksklusif dan
menyusui yang benar
11. Suami bersikap acuh (tidak peduli) ketika
saya mampu memberikan ASI eksklusif pada
bayi.
12. Suami membiarkan saya mencari
kebutuhan bayi sendiri
13. Suami menyediakan air, makanan, dan
buah-buahan segar ketika saya menyusui bayi
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
kadang pernah
1. Saya mendapatkan penjelasan dari
keluarga tentang cara memberikan
ASI yang baik dan benar
2. Keluarga mengingatkan saya untuk
memberikan ASI kepada bayi
3. Keluarga memberi pujian kepada saya
setelah selesai meyusui
4. Keluarga membiarkan saya mengurus
sendiri saat bayi terbangun malam
hari
5. Keluarga membantu mencarikan
informasi tentang pentingnya ASI
eksklusif dan menyusui yang benar
6. Keluarga merasa senang setelah saya
memberikan ASI eksklusif pada bayi
7. Keluarga membant saya
menggantikan popok bayi
8. Keluarga menyediakan air, makanan,
dan buah-buahan segar ketika saya
menyusui bayi
9. Keluarga tidak pernah mencarikan
informasi tentang manfaat ASI
eksklusif bagi ibu dan bayi.
10. Keluarga saya bersikap acuh (tidak
peduli) ketika saya bisa memberikan
ASI eksklusif pada bayi.
11. Keluarga membiarkan saya
Menyiapkan kebutuhan bayi
sendirian.
Lampiran 6
MASTER TABEL
PENELITIAN
Umur Umur Tingkat Status Status Pemberian
No
ibu bayi Pendidikan Pekerjaan Kehamilan ASI Eksklusif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
MASTER TABEL PENELITIAN
Persepsi melahirkan persepsi menyusui
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 SUM Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SUM Kat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Dst
MASTER TABEL PENELITIAN
Dukungan Suami Dukungan Keluarga
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 SUM Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SUM Kat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Dst
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER
1. Kuesioner Persepsi tentang Pengalaman Melahirkan
Hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment,
butir soal dikatakan valid jika nilai r lebih besar dari 0,361
No Soal Nilai r Keterangan
1 0,639 Valid
2 0,589 Valid
3 0,603 Valid
4 0,474 Valid
5 0,625 Valid
6 0,356 Tidak valid
7 0,734 Valid
8 0,479 Valid
9 0,460 Valid
10 0,477 Valid
11 0,602 Valid
12 0,384 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.858 12
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.878 14
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.822 11
OUTPUT SPSS HASIL ANALISIS PENELITIAN
Statistics
PemberianASI
N Valid 45
Missing 0
Sum 69
PemberianASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Eksklusif 21 46.7 46.7 46.7
Tidak Eksklusif 24 53.3 53.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
Umuribu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17 1 2.2 2.2 2.2
18 7 15.6 15.6 17.8
19 37 82.2 82.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Usiabayi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 11 24.4 24.4 24.4
7 4 8.9 8.9 33.3
8 7 15.6 15.6 48.9
9 2 4.4 4.4 53.3
12 8 17.8 17.8 71.1
15 2 4.4 4.4 75.6
18 4 8.9 8.9 84.4
20 3 6.7 6.7 91.1
24 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tk.Pendidikan * PemberianASI 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.143a 1 .143
Continuity Correctionb 1.343 1 .247
Likelihood Ratio 2.173 1 .140
Fisher's Exact Test .223 .123
Linear-by-Linear Association 2.095 1 .148
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,40.
b. Computed only for a 2x2 table
Status Pekerjaan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
StatusPekerjaan *
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
PemberianASI
StatusPekerjaan * PemberianASI Crosstabulation
PemberianASI
Eksklusif Tidak Eksklusif Total
StatusPekerjaan Tidak Bekerja Count 20 20 40
Expected Count 18.7 21.3 40.0
% within StatusPekerjaan 50.0% 50.0% 100.0%
% within PemberianASI 95.2% 83.3% 88.9%
% of Total 44.4% 44.4% 88.9%
Bekerja Count 1 4 5
Expected Count 2.3 2.7 5.0
% within StatusPekerjaan 20.0% 80.0% 100.0%
% within PemberianASI 4.8% 16.7% 11.1%
% of Total 2.2% 8.9% 11.1%
Total Count 21 24 45
Expected Count 21.0 24.0 45.0
% within StatusPekerjaan 46.7% 53.3% 100.0%
% within PemberianASI 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 46.7% 53.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.607a 1 .205
Continuity Correctionb .628 1 .428
Likelihood Ratio 1.727 1 .189
Fisher's Exact Test .352 .217
Linear-by-Linear Association 1.571 1 .210
N of Valid Casesb 45
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Status Kehamilan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
StatusKehamilan *
PemberianASI 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
StatusKehamilan * PemberianASI Crosstabulation
PemberianASI
Eksklusif Tidak Eksklusif Total
StatusKehamilan Diinginkan Count 19 15 34
Expected Count 15.9 18.1 34.0
% within StatusKehamilan 55.9% 44.1% 100.0%
% within PemberianASI 90.5% 62.5% 75.6%
% of Total 42.2% 33.3% 75.6%
Tidak Count 2 9 11
diinginkan 5.1 5.9 11.0
Expected Count
% within StatusKehamilan 18.2% 81.8% 100.0%
% within PemberianASI 9.5% 37.5% 24.4%
% of Total 4.4% 20.0% 24.4%
Total Count 21 24 45
Expected Count 21.0 24.0 45.0
% within StatusKehamilan 46.7% 53.3% 100.0%
% within PemberianASI 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 46.7% 53.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.746a 1 .029
Continuity Correctionb 3.352 1 .067
Likelihood Ratio 5.090 1 .024
Fisher's Exact Test .040 .031
Linear-by-Linear Association 4.641 1 .031
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,13.
b. Computed only for a 2x2 table
Persepsi Pengalaman Melahirkan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ps.Melahirkan
N 45
Normal Parametersa Mean 31.96
Std. Deviation 4.562
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .061
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .589
Asymp. Sig. (2-tailed) .879
a. Test distribution is Normal.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PersepsiMelahirkan *
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
PemberianASI
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.018a 1 .045
Continuity Correctionb 2.903 1 .088
Likelihood Ratio 4.098 1 .043
Fisher's Exact Test .071 .044
Linear-by-Linear Association 3.929 1 .047
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Persepsi Menyusui
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ps.Menyusui
N 45
Normal Parametersa Mean 39.58
Std. Deviation 4.779
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .096
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .644
Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a. Test distribution is Normal.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pers.Menyusui * PemberianASI 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.006a 1 .005
Continuity Correctionb 6.404 1 .011
Likelihood Ratio 8.259 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .005
Linear-by-Linear Association 7.828 1 .005
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,27.
b. Computed only for a 2x2 table
Persepsi Dukungan Suami
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Duk.Suami
N 45
Normal Parametersa Mean 42.07
Std. Deviation 8.922
Most Extreme Differences Absolute .164
Positive .092
Negative -.164
Kolmogorov-Smirnov Z 1.100
Asymp. Sig. (2-tailed) .178
a. Test distribution is Normal.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
DukunganSuami *
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
PemberianASI
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.790a 1 .009
Continuity Correctionb 5.314 1 .021
Likelihood Ratio 7.019 1 .008
Fisher's Exact Test .016 .010
Linear-by-Linear Association 6.639 1 .010
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Persepsi Dukungan Keluarga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Duk.Keluarga
N 45
Normal Parametersa Mean 33.53
Std. Deviation 5.034
Most Extreme Differences Absolute .130
Positive .090
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .874
Asymp. Sig. (2-tailed) .430
a. Test distribution is Normal.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.790a 1 .000
Continuity Correctionb 11.655 1 .001
Likelihood Ratio 14.567 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.483 1 .000
N of Valid Casesb 45
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Output Analisis Multivariat
Dokumentasi