SKRIPSI
OLEH :
ANDRIANI SANTIANA TAMBUNAN
2115201034
Medan,............................. 2022
Menyetujui:
Pembimbing I
Mengetahui,
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
TOBATAHUN 2022”.
Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Kebidanan pada Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Senior Medan. Skripsi ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada
Bapak /Ibu:
2. Prof. Drs. Dj. Siahaan selaku penasehat Yayasan STIKes Senior Medan
Medan
4. Herlina Simanjuntak, SST., M.Kes selaku ketua STIKes Senior Medan, sekaligus
Medan
6. Seluruh Dosen/Staff pengajar STIKes Senior Medan yang telah memberikan
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah....................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................ 6
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................ 8
1.4. Manfaat Penelitian........................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 10
2.1. Pengetahuan........................................................................ 10
2.2. ASI EKsklusif ................................................................ 15
2.3. Berbagai faktor yang terkait pemberian ASI Esklusif ....... 18
2.4. Perawatan Patudara............................................................. 20
2.5. Kerangka Teori ................................................................. 30
2.6. Kerangka Konsep ............................................................... 31
2.7. Hipotesis ............................................................................. 31
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan bayi akan zat gizi jika dibandingkan dengan orang dewasa dapat
badan, kebutuhan bayi akan zat gizi melampaui kebutuhan orang dewasa, hampir dua
kali lipat. Makanan pertama dan utama bayi adalah ASI. ASI cocok sekali untuk
memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal, yakni karbohidrat yang berupa laktosa,
asam lemak tak jenuh ganda, protein laktalbumin yang mudah dicerna, kandungan
vitamin dan mineralnya banyak, dan mengandung zat anti infeksi (Arisman, 2004).
bulan pertama setelah kelahiran memang diperoleh dari ASI. Sayangnya fakta
sebagian ayah belum mengetahui pengertian ASI Esklusif, padahal ia adalah figur
utama yang memberi dukungan kepada Ibu dalam memberikan ASI Esklusif bagi
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu
1
pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI Esklusif tidak
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh
seorang ibu kepada bayinya. Komposisi dalam ASI sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat
menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Dipandang dari sudut ekonomi
pemberian ASI juga sangat menguntungkan baik bagi keluarga maupun negara
(Perinasia, 2004).
kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui,
bayi berusia dibawah dua bulan angka kematiannya meningkat menjadi 48% (Roesli,
2018).
Amerika pada tahun 1995 diperoleh bahwa 25% Ibu-Ibu yang memberikan ASI
secara eksklusif pada bayi dan 75% ibu-ibu yang memberikan susu formula pada
bayi. Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif lebih jarang terserang penyakit
dibandingkan dengan bayi yang memperoleh susu formula, karena susu formula
memerlukan alat-alat yang bersih dan perhitungan takaran susu yang tepat sesuai
dengan umur bayi. Hal ini membutuhkan pengetahuan ibu yang cukup tentang
Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia sebulan setelah kelahirannya
hanya 25-80%, lebih buruk lagi di daerah kumuh perkotaan (Jakarta, Makassar,
Surabaya dan Semarang) pemberian itu hanya sampai 40%, bahkan ada bayi yang
baru berumur dua minggu sudah diberikan makanan lain (Amiruddin, 2016).
Hal ini dapat terjadi karena sosial ekonomi orang tua yang kurang dan faktor
gizi ibu menyusui yang kurang. Hampir semua bayi 96,3% di Indonesia pernah
mendapat Air Susu Ibu (ASI). Sebanyak 8% bayi lahir mendapat ASI dalam 1 jam
setelah lahir dan 53% bayi mendapat ASI pada hari pertama, rata-ratanya lamanya
Hal ini menunjukkan bahwa minuman selain ASI dan MP-ASI sudah mulai di
berikan pada usia lebih dini. Peningkatan Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif dan
Susu Formula Terhadap Status Gizi Bayi Umur 7-12 Bulan di Desa Reksosari
yang mendapat ASI eksklusif meningkat daripada tahun 1997, namun peningkatan itu
(informasi) yang belum sampai tentang manfaat dan cara menyusui yang benar
(SDKI, 2016).
Kabupaten. Semarang didapatkan terdapat data balita yang usia 7-12 bulan sebanyak
65 orang. Hasil wawancara pada 10 Ibu yang telah menyusui bayinya pada usia 0-6
bulan ada 6 Ibu yang mengatakan memberikan susu formula pada bayinya dan ada 4
ibu yang mengatakan telah memberikan ASI saja. Dilihat dari catatan grafik berat
badan pada buku KMS, bayi yang diberi susu formula lebih cepat mengalami
pertambahan berat badan dibandingan bayi yang diberi ASI eksklusif. Selain itu, pada
bayi yang diberi susu formula juga lebih sering mengalami sakit seperti diare,
demam, maupun batuk pilek. Maka dari itu, pemberian ASI eksklusif maupun susu
formula sangat mempengaruhi status gizi bayi. Berdasarkan hal tersebut peneliti
tertarik meneliti tentang perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula
Menurut WHO (2016) dalam Widodo (2017), defenisi ASI Eksklusif adalah
bahwa bayi hanya menerima ASI dari Ibu atau pengasuh yang diminta memberikan
ASI dari ibu tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, Kecamatanuali sirup
yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat. Sedangkan menurut Depkes (2017),
pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi
makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai umur 6 bulan, Kecamatanuali
Pemberian ASI Esklusif atau menyusui esklusif sampai bayi umur 6 bulan
penyebab kematian bayi. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga
kehilangan darah pada saat haid, mempercepat pencapaian berat badan sebelum
hamil, mengurangi risiko kanker payudara dan kanker rahim (Notoatmodjo, 2017).
Meskipun menyusui dan ASI sangat bermanfaat, diperkirakan 85% Ibu-Ibu di dunia
tidak memberikan ASI secara optimal. Hal ini tampak bahwa pemberian ASI
eksklusif seperti yang direkomendasikan oleh WHO (2015) masih jarang dipraktikan
oleh ibu-ibu di berbagai negara, karena berbagai faktor, seperti sosial, budaya,
6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa
yang melayang setelah kelahiran. Sementara itu, menurut UNICEF, ASI Esklusif
30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia stiap
tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI Esklusif selama enam bulan sejak sejam
Pada Puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia, di Jakarta 8 Agustus 2017, Ibu
ASI kepada bayinya menunjukkan grafik yang meningkat. Sepanjang tahun 2004-
2008, cakupan pemberian ASI Esklusif 6 bulan meningkat dari 58,9% menjadi
62,2%. Namun, setelah itu, grafik tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung
Goals (MDGs) pada tahun 2022, menurunkan angka kematian anak balita dua pertiga
dari 68 menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, sampai tahun 2016, angka
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, yang diatur di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Salah satu
penyebab pemberian ASI eksklusif di Indonesia yang rendah adalah fasilitasi Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) yang kurang optimal. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi sampai enam bulan pada tahun 2017 adalah 15,3%. Padahal, sasaran Pembinaan
2017, adalah 80% bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI Esklusif (Laporan
sampai 1,6 bulan. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang direkomendasikan dalam
ASI Ekslusif pada bayi umur 0–6 bulan mencapai 61,5%. Provinsi dengan
pencapaian cakupan ASI Eksklusif tertinggi di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat
angka pencapaian nasional 61,5% yaitu salah satunya Provinsi Sumatera Utara
(56,6%), padahal target Indonesia Sehat 2017-2017 adalah sebesar 80%, bayi diberi
tahun 1990 yang dikenal dengan Gerakan Nasional Peningkatan Air Susu Ibu (PP-
ASI). Sehubungan dengan itu telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para Ibu mengenai segala
nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Selain itu, kebiasaan para
Ibu yang bekerja, terutama yang tinggal di perkotaan, juga turut mendukung
rendahnya tingkat Ibu menyusui. Adapun mitos tentang pemberian ASI bagi bayi,
misalnya Ibu yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya
merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat. Demikian halnya dengan
kekhawatiran Ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan
makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi kendala bagi Ibu, yang akhirnya mencari
alternatif lain dengan memberi susu pendamping manakala bayi lapar. Hal-hal
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan dari pola dasar pemberian ASI menjadi
pemberian susu formula. Bila kondisi itu terus berlanjut, maka bisa jadi bangsa
menjadi masalah yang cukup mendasar, karena bayi bayi kehilangan kesempatan dan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pemberian ASI
“Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pemberian ASI Esklusif di UPT
2022.
a. Bagi Ibu
b. Bagi Institusi
melanjutkan penelitian.
c. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat serta materi yang telah dipelajari sebelumnya
terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima, oleh sebab itu “tahu” adalah tingkat pengetahuan yang lebih rendah.
2. Memahami (Comprehention)
laskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
komponen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur dan analisis berkaitan
Dengan kata lain sintesis yaitu suatu kemampuan untuk menyusun informasi-
6. Evaluasi (Evaluation)
Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini
pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor
2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting. Satu contoh misalnya, seorang Ibu telah mendengar
Pengetahuan ini akan membawa si Ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya
tidak terkena polio. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja
supaya anaknya tidak terkena polio. Sehingga si Ibu ini mempunyai sikap tertentu
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni :
1. Menerima (receiving)
yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
2. Merespons (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya,
seorang Ibu yang mengajak Ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan
tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si Ibu tersebut telah mempunyai sikap
Bertanggung jawab atas segala seesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang Ibu mau menjadi
akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orangtuanya sendiri
(Notoatmodjo, 2017).
Skala Likert
Skala Likert ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya.
ASI Esklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman
Perlu diketahui bahwa semakin lama bayi mendapatkan ASI saja maka
makanan diluar ASI, apabila selepas pemberian ASI Esklusif selama 6 bulan, status
gizi anak menurun drastis. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penurunan
tersebut, salah satunya adalah higienitas makanan. Setelah lebih dari 6 bulan, bayi
dapat diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI), selain pemberian ASI (Yuliarti,
2017).
2.3.2 Manfaat ASI Esklusif
seseorang Ibu minimal sampai bayi berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian ASI
adalah :
1. Bagi bayi
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
kemungkinan obesitas.
2) Mengandung antibodi
Apabila Ibu mendapat infeksi maka tubuh Ibu akan membentuk antibodi dan
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi
5) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara Ibu dan
Bayi.
Hubungan fisik Ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit
Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
2. Bagi Ibu
1) Aspek kontrasepsi
diberikan hanya ASI saja (Esklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
kelenjar hipofisis.
Ibu yang menyusui esklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk
Ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.
3. Bagi keluarga
1) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan membeli
2) Aspek psikologi
keluarga.
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus
4. Bagi negara
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status
Menurut Soetjiningsih, ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
memberikan ASI secara Esklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin
karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta
a. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara
3,5% - 4,5%.
b. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, yang kadarnya paling tinggi
c. Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9%
sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding
Ginjal neonatus belum dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik sehingga
diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI mengandung
e. Vitamin
ASI cukup untuk mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
berfungsi sebagai katalisator pada proses pembentukan darah terdapat dalam ASI
dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D
f. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah tetapi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan
dalam tubuh) dari Ibunya melalui plasenta. ASI merupakan suatu cairan hidup yang
mengandung zat kekebalan yang berfungsi untuk melindung bayi dari berbagai
penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi yang mendapat ASI biasanya
lebih jarang menderita suatu penyakit, dikarenakan adanya zat protektif dalam ASI.
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat
rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, yang memainkan peran
utama dalam perlawanan penyakit pada bayi. Meskipun tidak semua keuntungan dari
semua komponen yang telah sepenuhnya diteliti atau belum ditemukan, berikut daftar
1. Kolostrum
a) ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 setelah melahirkan.
b) Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli
dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.
lebih kuning dibandingkan dengan ASI matur, bentuknya agak kasar karena
mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan manfaat kolostrum sebagai
berikut :
berbagai dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu s/d 6 bulan
(Weni, 2017).
a) ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa
laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur terjadi
b) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
makin meninggi.
3. ASI mature
b) Pada Ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayinya sampai
umur 6 bulan.
Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dikandung kolostrum, ASI
transisi dan ASI mature dapat dilihat pada tabel berikut ini (Weni, 2017) :
Tabel 1. Komposisi kandungan ASI
(gr/100ml)
(gr/100ml)
Imunoglobulin :
(mg/100ml)
kesehatan bayi. Mengenai hal ini, Ibu perlu mengetahui berbagai aspek yang
mengharuskannya untuk memberikan ASI Esklusif kepada bayi sejak 6 bulan
pertama kelahirannya.
1. Aspek pemahaman
oleh para Ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung
dalam ASI.
2. Aspek gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan
pertama kelahirannya ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering
yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Bila
kolostrum terlambat diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan
3. Aspek pendidikan
Banyak Ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi.
Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi
tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang lama bersama bayi tidak
dimanfaatkan secar optimal, sehingga para Ibu tidak memberikan ASI esklusif
kepada bayinya.
4. Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti-infeksi yang bersih dan bebas kontaminasi. Kadar
tidak diserap oleh tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpukan bakteri
5. Aspek psikologis
Menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa Ibu menyusui dengan
produksi Asi yang mencukupi kebutuhan bayi. Di satu sisi, Ibu dapat merasa
Interaksi antara Ibu dan bayi. Secara psikologis, pertumbuhan dan perkembangan
bayi sangat tergantung pada integritas Ibu dan bayi. Kasih sayang Ibu dapat
memberikan rasa aman dan tenang, sehingga bayi bisa lebih agresif menyusui.
Kontak langsung Ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu memberikan rasa
aman dan puas, karena bayi merasakan kehangatan tubuh Ibu dan mendengar
denyut jantung Ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
6. Aspek Kecamatanerdasan
Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi menjadi lebih
maksimal. Bayi yang diberi ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas
7. Aspek Neurologis
Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas
menelan, mengisap dan bernapas semakin sempurna. Hal ini akan mengurangi
risiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir atau terjadinya asma pada
anak prasekolah.
8. Aspek biaya
Menyusui secara Esklusif dapat menunda datang bulan dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai alat
Budaya sebagai hal yang dianut secara turun temurun dalam suatu masyarakat
memberikan tambahan cairan kepada bayi berbeda sesuai nilai budaya. Alasan
rasa haus, mencegah dan mengobati pilek dan sembelit, menenangkan bayi atau
Berdasarkan komposisinya, ASI adalah makanan yang ideal bagi bayi untuk
beberapa bulan awal dilahirkan. Keunggulan pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1. Nilai gizinya, baik dalam jumlah maupun macamnya, sesuai dengan kebutuhan
bayi.
5. Suhunya ideal.
2. Bersihkan payudara dengan kapas yang dibasahi air hangat, baik sebelum
4. Sebisa mungkin bibir bayi menutupi aerola (kulit gelap disekitar puting), dengan
5. Usahakan agar payudara tidak terlalu penuh dengan ASI. Berikanlah pada bayi
atau bila berlebih, pompalah. ASI dapat disimpan secara bersih (steril) di dalam
lemari pendingin agar bertahan selama 24 jam. Kelebihan ASI pada payudara
ASI diproses dari saripati makanan yang dikonsumsi oleh Ibu menyusui. Agar
kebutuhan nutrisi yang tepat. Pada saat menyusui, kebutuhan akan nutrisi bertambah,
meliputi energi protein, vitamin, mineral dan cairan. Berikut ini kebutuhan tambahan
1. Energi
Energi bertambah 700 kkal (masa 0-6 bulan), 500kkal (masa 7-12 bulan), dan
2. Protein
Protein bertambah 16 gram (masa 0-6 bulan), 12 gram (masa 7-12 bulan), dan 11
Vitamin dan mineral yang perlu ditambahkan antara lain : vitamin A (350-250
RE), vitamin B1 (0,3-0,2 mg), vitamin B2 (0,4-0,2 mg), vitamin B3 (3,1-1,1 mg),
vitamin B12 (0,3µg), asam folat (50-25 µg), vitamin C (25-10 mg), kalsium
(400-300 mg), fosfor (300-200 mg), besi (2 mg), seng (10-5 mg), dan Iodium
(50-25 mg).
Payudara ibaratnya adalah wadah bagi ASI, dan wadah ini terjaga dengan
baik, agar ASI yang dihasilkan tetap berkualitas prima. Beberapa perawatan payudara
yang perlu dilakukan oleh para ibu menyusui, menurut Dr. Daulat H. Sibuea dari
Bagian Obstetri-Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara antara
lain :
a. Trimester I
2) Penyuluhan tentang perawatan dan nutrisi bayi, nutrisi ibu hamil, nutrisi
ibu menyusui, perawatan kesehatan ibu hamil dan nifas, perawatan bayi
b. Trimester II
c. Trimester III
susu.
a. Memasang handuk pada bagian perut bawah dan bahu sambil melepaskan
pakaian atas.
b. Mengompres kedua puting dengan kapas yang dibasahi minyak kelapa atau
e. Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil dan
pengurutan dari pangkal ke arah puting. Lakukan sebanyak 20-30 kali pada
tiap payudara.
epidemiologi. Umur merupakan lamanya hidup dalam tahun yang dihitung masa
dewasa.
bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap, pola pikirnya,
Umur 20-35 tahun adalah masa pengembangan pola pikir, karir, dan masa
dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisiik terdiri atas empat
timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada
aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan
2.5.2 Budaya
Budaya yaitu suatu hal yang dianut secara turun-temurun dalam suatu
a. Jawa
b. Batak
c. Melayu
d. Sunda
e. Minang
f. Nias
hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan.
2.5.3 Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu dihup
diluar rahim. Dikatakan bahwa jumlah anak yang dilahirkan oleh Ibu yang
2.4.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah sumber penghasilan, oleh karena itu setiap orang yang ingin
mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari tingkat kehidupan yang lebih baik
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Notoatmodjo yaitu jenis pekerjaan
Kerangka Konsep
Penelitian ini menggunakan dua variable yaitu satu variable bebas (variable
independen) atau variable X dan satu variable terikat (variable dependen) atau
Sikap
a. Hipotesis
Ada Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk melihat Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif
Kabupaten.Toba.
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah 40 ibu yang memiliki bayi 7 - 12 bulan pada
seluruh populasi 40 ibu yang memiliki bayi 7-12 bulan di UPT Puskesmas
Cara
Hasil
No Variabel Defenisi Penguk Skala
Ukur
uran
Variabel Bebas
1 Pengetahuan Hasil tahu peneliti Kuesio 1. Baik Ordinal
tentang ner jika
bagaimana ASI jawaba
Eksklusif n benar
(15-20)
2. Cukup
jika
jawaba
n benar
(8-14)
3. Kurang
jika
jawaba
n benar
(<8)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder. Data primer berupa angket yang diperoleh langsung dari jawaban reponden,
telah diisi seluruhnya langsung dikumpul, sedangkan jika ada jawaban yang belum
lengkap, responden diminta untuk mengisi jawaban jawaban yang belum terisi
tersebut.
Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolaan data, data diolah secara:
berbentuk angka.
1. Analisa univariat
penyuluhan kesehatan
2. Analisis bivariat
Analisa ini untuk melihat hubungan variabel indevenden dengan dependen yakni
kesehatan pada ibu bersalin, peneliti menggunakan teknik analisis data yaitu Chi-
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang pemberian ASI Esklusif
Di UPT Puskesmas Uluan, Kecamatan.Uluan, Kabupaten.Toba Tahun 2022
sikap positif sebanyak 24 responden (60%), dan minoritas memiliki sikap negatif
Tabel 4.3
Distribusi Pemberian ASI Esklusif
Di UPT Puskesmas Uluan, Kecamatan.Uluan, Kabupaten.Toba Tahun 2022
YA Tidak TOTAL P
PENGETAHUAN N % N % N % 0,000
TOTAL 22 55 18 45 40 100
tidak memberi ASI Eksklusif sebanyak 4 responden (18,2%). Dari 13 responden yang
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa p=0,000 < 0,05 yang artinya ada
YA YA TOTAL P
SIKAP N % N % N % 0,000
TOTAL 22 55 18 45 40 100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 24 responden yang memiliki sikap positif
responden yang memiliki sikap negatif mayoritas tidak Asi Eksklusif sebanyak 14
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa p=0,000 < 0,05 yang artinya ada
Hubungan Sikap Ibu tentang Pemberian ASI Esklusif di UPT Puskesmas Uluan,
4.2 PEMBAHASAN
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa bahwa p=0,000 < 0,05 yang artinya ada
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
atau tidak seperti perilaku pemberian Asi Eksklusif sangat ditentukan oleh
proses belajar baik formal maupun non formal. Pengetahuan masyarakat yang rendah
makanan lain selain kolostrum. Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya
kandungan zat-zat dan vitamin yang terdapat pada kolostrum. Tingkat pengetahuan
mempunyai kontribusi yang besar dalam merubah prilaku seseorang untuk berbuat
sesuatu
tidak memberi ASI Eksklusif sebanyak 4 responden (18,2%). Dari 13 responden yang
Eksklusif tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikannya meskipun pengetahuan itu
sendiri sangat erat kaitannya dengan pendidikan namun hal tersebut juga bisa dilihat
dari beberapa faktor diantaranya informasi atau media massa, sosial budaya dan
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa bahwa p=0,000 < 0,05 yang artinya
ada Hubungan Sikap Ibu tentang Pemberian ASI Esklusif di UPT Puskesmas Uluan,
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 24 responden yang memiliki sikap positif
responden yang memiliki sikap negatif mayoritas tidak Asi Eksklusif sebanyak 14
Hal ini sejalan dengan penelitian (Nasrah, 2016) berdasarkan hasil penelitian
menujukkan bahwa sebagian responden memiliki sikap ibu dalam pemberian ASI
eksklusif adalah positif dengan jumlah 66 responden atau 55,0%. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian responden memiliki sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif
adalah positif (baik).Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan
untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam
menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga
memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi ( Azwar, 2015 ). Hasil penelitian juga masih ada responden yang
sikap dalam pemberian ASI eksklisfi yang negatif (kurang baik). Kurangnya sikap,
pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang
menyebabkan ibu-ibu muda terpengaruh dan beralih kepada susu botol atau susu
formula. Selain itu, gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan
Hal ini mengindikasikan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan
pemberian ASI eksklusif. Dengan kata lain, semakin baik sikap, semakin besar
peluang terjadinya pemberian ASI eksklusif. Hal yang sama juga oleh penelitian
Jenni dengan hasil uji chi-square antara sikap dengan tindakan pemberian ASI
eksklusif dimana dari dari 51 responden dengan sikap positif, 49 orang (96.1%)
memberi ASI eksklusif dan 2 orang (3.9%) tidak memberi ASI Eksklusif. Selanjutnya
dari 39 responden dengan sikap negatif, 8 orang (20.5%) memberi ASI eksklusif dan
responden yang memberi ASI eksklusif adalah yang memiliki sikap positif yakni
51.113 dengan p-value – 0.000, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sikap memiliki hubungan signifikan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif
Keterbatasan penelitian ini lebih ditekankan pada lokasi penelitian yang sulit
ditempuh.
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
2. Ada Hubungan Sikap Ibu Tentang pemberian ASI Esklusif Di UPT Puskesmas
5.2 Saran
a. Bagi Responden
langsung kepada ibu dengan mendatangi rumahnya jika mereka tidak datang
Petunjuk pengisian :
memberi tanda (x) untuk salah satu jawaban yang menurut anda benar
setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dengan memberi tanda
(√ )
I. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Umur Responden :
3. Budaya Responden :
4. Paritas Responden :
5. Pekerjaan Responden :
II. Pertanyaan dan Pernyataan
b. ASI yang diberikan sampai bayi berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan
apapun
a. Bagi bayi
c. Bagi pemerintah
c. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antar Ibu dan
bayi
a. Menjarangkan kehamilan
8. Menurut Ibu apa keunggulan bayi yang mendapatkan ASI Esklusif dibandingkan
a. Bayi yang mendapatkan ASI secara Ekslusif lebih jarang terserang penyakit
b. Bayi yang memperoleh susu formula lebih cerdas dibandingkan dengan bayi
9. Mengapa bayi yang mendapatkan ASI biasanya lebih jarang menderita suatu
penyakit ?
a. Kolostrum (ASI pada hari pertama s /d hari ke-4), ASI masa transisi (ASI
pada hari ke-4 s/d hari ke-10), dan ASI mature (ASI pada hari ke-10).
b. Kolostrum (ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke-4)
c. ASI transisi (ASI yang dihasilkan mulai hari ke-4 sampai hari ke-10)
a. ASI yang diproses dari saripati makanan yang dikonsumsi oleh Ibu
menyusui
c. ASI yang diperoleh dari makanan yang bergizi oleh Ibu menyusui
18. Apakah keuntungan apabila bayi dibiarkan bersama Ibunya segera setelah lahir
otak
c. Karena ASI sangat bermanfaat bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan
perkembangannya
KUNCI JAWABAN
1. B 11. A
2. B 12. B
3. C 13. A
4. A 14. C
5. B 15. B
6. A 16. A
7. C 17. A
8. A 18. A
9. B 19. A
10. A 20. C
No Pernyataan SS S TS STS
.
1. (+) 4 3 2 1
2. (-) 1 2 3 4
3. (+) 4 3 2 1
4. (-) 1 2 3 4
5. (+) 4 3 2 1
6. (-) 1 2 3 4
7. (+) 4 3 2 1
8. (-) 1 2 3 4
9. (+) 4 3 2 1
10. (-) 1 2 3 4
MASTER TABEL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI UPT PUSKESMAS
ULUAN,KEC.ULUAN,KAB.TOBA
NO PENGETAHUAN SIKAP ASI EKSKLUSIF
1 1 1 1
2 2 2 2
3 1 1 2
4 1 1 2
5 1 1 1
6 1 1 2
7 1 2 1
8 2 1 1
9 2 1 1
10 2 2 2
11 3 2 2
12 2 2 2
13 2 2 2
14 2 2 1
15 1 1 2
16 1 1 1
17 1 1 1
18 1 1 1
19 3 2 2
20 2 1 1
21 1 1 1
22 3 2 2
23 1 1 1
24 2 2 2
25 1 1 1
26 2 2 2
27 1 1 1
28 2 2 2
29 1 1 1
30 1 1 1
31 1 1 1
32 1 1 1
33 1 1 1
34 2 2 2
35 1 1 1
36 2 2 2
37 3 2 2
38 1 1 1
39 1 1 1
40 3 2 2
Output SPSS
Statistics
N Valid 40 40 40
Missing 0 0 0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ASI Eksklusif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ASI Eksklusif
YA Tidak Total
Pengetahuan Baik 18 4 22
Cukup 4 9 13
Kurang 0 5 5
Total 22 18 40
Chi-Square Tests
ASI Eksklusif
YA Tidak Total
Sikap Positif 20 4 24
Negatif 2 14 16
Total 22 18 40
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.20.
b. Computed only for a 2x2 table