Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN


MAKANAN PEDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI
SEBELUM USIA 6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS 23 ILIR KOTA PALEMBANG
TAHUN 2021

Disusun Oleh :

RENI YULIASARI
17220005

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN


MAKANAN PEDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI
SEBELUM USIA 6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS 23 ILIR KOTA PALEMBANG
TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Kebidanan pada Fakultas Kebidanan dan Keperawatan
Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Kader Bangsa Palembang

Disusun Oleh :

RENI YULIASARI
17220005

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Reni Yuliasari

Nim : 17220005

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi ini saya buat sendiri dengan tidak

melakukan tindakan Plagiatisma dan saya bertanggung jawab sepenuhnya atas isi

Skripsi ini. Apabila saya mengingkari isi Skripsi ini, maka saya bersedia

menerima sanksi apapun dari pendidikan.

Demikian pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Yang menyatakan

Reni Yuliasari

iii
HALAMAN PENETAPAN
Rektor UKB No.272/B-SK.Skripsi/UKB/III/2021. Tanggal 2 Maret 2021

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Pembimbing Materi : Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep

Pembimbing Teknis : Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

DR. Hj. Irzanita, SH, SKM, MM, M.Kes

iv
HALAMAN PENETAPAN
Rektor UKB No.272/B-SK.Skripsi/UKB/III/2021. Tanggal 2 Maret 2021

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Penguji I : Ns. Dwi Nurul Salmi, S.Kep, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep

Pembimbing III : Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

DR. Hj. Irzanita, SH, SKM, MM, M.Kes

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetuji untuk diseminarkan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Menyetujui
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj. Siti Aisyah, AM.Keb, SPsi, SST, M.Kes

vi
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Proposal penelitian ini telah diseminarkan pada tanggal 04 Agustus 2021 dan

diperbaiki.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Menyetujui
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj. Siti Aisyah, AM.Keb, SPsi, SST, M.Kes

vii
HALAMAN PENETAPAN
Rektor UKB No.272/B-SK.Skripsi/UKB/III/2021. Tanggal 1 April 2021

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Penguji I : Ns. Dwi Nurul Salmi, S.Kep, M.Kes

Pembimbing II : Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep

Pembimbing III : Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

DR. Hj. Irzanita, SH, SKM, MM, M.Kes

viii
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kep Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep

Menyetujui
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa
Dekan Fakultas Kebidanan dan Keperawatan

Hj. Siti Aisyah, AM.Keb, SPsi, SST, M.Kes

ix
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Reni Yuliasari

NIM : 17220005

Program/Fakultas : Kebidanan dan Keperawatan

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Makanan Pedamping Air Susu Ibu

(Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang Tahun 2021

Telah diuji dan lulus pada :


Hari :
Tanggal :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ns. Dwi Nurul Salmi, S.Kep, M.Kes ................................

2. Ns. Nila Alfa Fauziah, S.Kep, M.Kes .................................

3. Ns. Alkhusari, S.Kep, M.Kes, M.Kep .................................

Menyetujui,
Rektor Universitas Kader Bangsa Palembang

DR. Hj. Irzanita, SH, SKM, MM, M.Kes

x
BIODATA

Nama : Reni Yuliasari

Tempat, Tanggal Lahir : Prabumulih, 12 Juli 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Beringin no.35 Rt.01 Rw.01 Kel.Anak


Petai, Kec.Prabumulih Utara Kota
Prabumulih.
Telepon : 0815-3239-9585

Email : ry.uliasari12@gmail.com

Program Studi : S1 Keperawatan

Latar Belakang Pendidikan

2008-2013 : SD Negeri 12 Prabumulih

2013-2015 : SMP Yayasan Bakti Prabumulih

2015-2017 : SMK Muhammadiyah Prabumulih

2017-2021 : S1 Keperawatan Universitas Kader


Bangsa Palembang

xi
MOTTO dan PERSEMBAHAN

Motto : “Pedang terbaik yang dimiliki ialah sebuah kesabaran tanpa


batas. Memulai penuh dengan keyakinan, menjalankan dengan
penuh keikhlasan dan menyelesaikan dengan penuh
kebahagiaan”

Persembahan :
- Allah SWT
- Terimakasih kedua orang tua ku Ayahanda Marliadi dan Ibunda
Lismiati, yang selalu medoakan ku, mendukung secara moral dan
materi serta telah mensupport untuk melanjutkan Sekolah Penguruan
Tinggi.
- Terimakasih Kepada Adik-adik ku dan Keluarga yang selalu
medukung.
- Orang yang saya sayangi terimakasih telah medukung ku dan
mendengarkan keluh kesan ku dalam menyelesaikan Skripsi ini.
- Dan teman-teman ku sekalian terimakasih yang telah membantu untuk
menyelesaikan Skripsi ini.

xii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini

tepat pada waktunya sebagai syarat melakukan Penelitian Studi S1 Keperawatan

di Universitas Kader Bangsa Palembang.

Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini, penulis menyadari masih

banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan

yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun untuk kesempurnann penyusunan Proposal Penelitian

ini.

Penulisan Skripsi Penelitian ini juga tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan serta petunjuk dari pembimbing dan pihak-pihak lain yang telah

bersusah payah membantu menyelesaikan Proposal Penelitian ini, maka

perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM.,M.Kes selaku Rektor Universitas

Kader Bangsa Palembang.

2. Ferroka Putra Wathan, B.Eng, M.H selaku Wakil Rektor 1 Universitas

Kader Bangsa Palembang.

xiii
3. dr. Fika Minata, M.Kes, selaku Wakil Rektor IV Universitas Kader

Bangsa Palembang.

4. Ibu Hj. Siti Aisyah, S. Psi, SST, M. Kes Selaku Dekan Fakultas Kebidanan

dan Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang.

5. Bapak Ns. Alkhusari, S.Kep., M Kes., M.Kep Selaku Ketua Program Studi

S1 Keperawatan Universitas Kader Bangsa Palembang dan selaku

pembimbing Tekhnis yang telah memberikan bimbingan, saran serta

petunjuk dalam Proposal ini.

6. Ibu Ns. Nila Alfa Faziah, S.Kep, M.Kep selaku Dosen pembimbing Materi

yang telah memberikan bimbingan, saran serta petunjuk dalam Proposal

ini.

7. Para staf dan dosen pengajar Jurusan S1 Keperawatan Universitas Kader

Bangsa Palembang yang telah mau berbagi ilmunya.

8. Tersayang dan teristimewa Ayahanda dan Ibunda yang tidak henti-

hentinya mendoakan Penulis dan Keluarga serta membantu dalam

perjuangan hidup Penulis tanpa rasa lelah secara tulus dan penuh kasih

sayang semoga Allah dapat memberikan balasan terbaik bagi amal dan

ibadahnya dunia dan akhirat.

9. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan Proposal ini.

Semoga Allah SWT menerima amal baik dan membalas apa yang

telah diberikan dengan setuluh hati dengan penuh kesadaran dan penuh kelemahan

xiv
pada Proposal Penelitian ini, Penulis senantiasa mengharapkan dan menerima

masukan berupa kritik yamg bersifat membangun dan saran dari berbagai pihak

guna kesempurnaan Proposal ini.

Akhirnya harapan penulis, semoga Proposal Penelitian ini dapat

bermanfat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu

Keperawatan khususnya, Amin.

Palembang, Juli 2021

Reni Yuliasari

xv
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FALKUTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI STRARA-1 KEPERAWATAN

Skripsi, September 2021


Yuliasari, R

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan Pedamping


Air Susu Ibu (Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun 2021

ABSTRAK

Pemberian MP-ASI terlalu dini mengakibatkan banyak dampak bagi kesehatan


bayi, sistem pencernaan bayi belum siap untuk menerima makanan selain air susu
ibu. Ibu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian makanan
tambahan kepada bayi, faktor-faktor ini termasuk budaya, pengetahuan, dan
pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
Pengetahuan, Pekerjaan dan Budaya dengan kejadian Pemberian MP-ASI Dini
pada Bayi sebelum Usia 6 Bulan, dengan menggunakan jenis penelitian berupa
survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sedangkan tempat penelitian
dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang pada 23-28
agustus 2021. Populasi penelitian meliputi bayi usia 0-5 bulan yang ada diwilayah
kerja 23 Ilir yaitu sebanyak 65 responden dengan sampel penelitian sebanyak 65
responden. Berdasarkan uji Chi-Square diketahui hasil ada hubungan antara
Pengetahuan dengan pemberian MP-ASI Dini dengan p-value 0,032, ada
hubungan antara Pekerjaan dengan pemberian MP-ASI Dini dengan p-value
0,034, dan ada hubungan antara Budaya dengan pemberian MP-ASI Dini dengan
p-value 0,011. Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian menyarakan agar pihak
yang terkait untuk dapat meningkatan awareness melalui Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan MP-ASI Dini
pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan.

Kepustakaan : 28 (2015-2021)
Kata Kunci : Faktor-faktor, Pemberian MP-ASI Dini, Usia Sebelum 6 Bulan
pada Bayi

xvi
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FALKUTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI STRARA-1 KEPERAWATAN

Skripsi, September 2021


Yuliasari, R

Factors Associated with the Provision of Complementary Foods for Mother's


Milk (Mp-Asi) to Babies Before the Age of 6 Months in the Working Area of 23
Ilir Health Center, Palembang City in 2021

ABSTRAK

Giving MP-ASI too early has many impacts on the baby's health, the baby's
digestive system is not ready to receive food other than breast milk. Mother is one
of the factors that influence the provision of supplementary food to infants, these
factors include culture, knowledge, and work. This study aims to determine the
relationship between knowledge, occupation and culture with the incidence of
early complementary feeding to infants before the age of 6 months, using an
analytical survey with a cross sectional approach. While the research location
was carried out in the 23 Ilir Health Center Work Area, Palembang City on 23-28
August 2021. The research population included infants aged 0-5 months in the 23
Ilir working area, namely 65 respondents with a research sample of 65
respondents. Based on the Chi-Square test, it is known that there is a relationship
between Knowledge and Early MP-ASI with a p-value of 0.032, there is a
relationship between Work and Early MP-ASI giving with a p-value of 0.034, and
there is a relationship between Culture and the provision of Early MP-ASI with a
p-value of 0.011. Based on these results, the research suggests that the relevant
parties should be able to increase awareness through Communication,
Information and Education (KIE) about the factors that can cause Early MP-ASI
in Infants Before the Age of 6 Months.

Literature : 28 (2015-2021)
Keywords : Factors, Early Complementary Feeding, Age Before 6 Months in
Infants

xvii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii


HALAMAN PERYATAAN TIDAK PLAGIAT ...............................................iii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI ............iv
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL .................v
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL UNTUK DISEMINARKAN .....vi
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL TELAH DISEMINARKAN ....vii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI SKRIPSI ...................viii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI UNTUK DIPERTAHANKAN .......ix
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................x
BIODATA .............................................................................................................xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................xii
KATA PENGANTAR ........................................................................................xiii
ABSTRAK(2bahasa) ...........................................................................................xv
DAFTAR ISI ......................................................................................................xvii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xix
DAFTAR BANGAN SKEMA ............................................................................xx
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................5
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................7
1.4.1 Secara Simultan ..................................................................................7
1.4.2 Secara Persial .....................................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian..........................................................................................7
15.1 Tujuan Umum.......................................................................................7
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................7

xviii
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................8
1.6.1 Secara Teoritis ....................................................................................8
1.6.2 Secara Praktis .....................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................10
2.1 Tinjauan MP-ASI ......................................................................................10
2.1.1 Definisi MP-ASI ...............................................................................10
2.1.2 Jenis-jenis MP-ASI ...........................................................................11
2.1.3 Syarat Pemberian MP-ASI ...............................................................11
2.1.4 Pemberian Makanan Bayi 0-6 Bulan ................................................12
2.1.5 Alasan Pemberian MP-ASI ..............................................................12
2.1.6 Dampak atau Resiko Pemberian MP-ASI Dini ................................13
2.1.7 Prinsip Pemberian MP-ASI ..............................................................15
2.1.8 Cara Pemberian MP-ASI ..................................................................18
2.2 Teori Tentang Bayi ....................................................................................20
2.2.1 Definisi .............................................................................................20
2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan .....................................................20
2.2.3 Himbuan Ibu .....................................................................................22
2.4 Faktor-faktor Pemberian MP-ASI .............................................................23
2.4.1 Pengetahuan ......................................................................................23
2.4.2 Pekerjaan ..........................................................................................24
2.4.3 Budaya ..............................................................................................26
2.5 Kerangka Teori ..........................................................................................28
2.6 Penelitian Terkait .......................................................................................28
BAB 3 KERANGKA KONSEP ..........................................................................30
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................30
3.2 Hipotesis ....................................................................................................31
3.2.1 Hipotesis Mayor ...............................................................................31
3.2.2 Hipotesis Minor ................................................................................32
BAB 4 METODE PENELITIAN ...................................................................... 33
4.1 Desain Penelitian .......................................................................................33
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................33

xix
4.2.1 Tempat ..............................................................................................33
4.2.2 Waktu ...............................................................................................33
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................33
4.3.1 Populasi Penelitian ...........................................................................33
4.3.2 Sampel Penelitian .............................................................................34
4.4 Pengumpulan Data ....................................................................................34
4.4.1 Uji Validitas .....................................................................................35
4.4.2 Uji Reliabilitas ..................................................................................35
4.5 Pengolahan Data ........................................................................................36
4.5.1 Editing ..............................................................................................37
4.5.2 Coding ..............................................................................................37
4.5.3 Entering ............................................................................................37
4.5.4 Cleaning ...........................................................................................37
4.6 Analisa Data ..............................................................................................37
4.6.1 Analisa Univariat ..............................................................................37
4.6.2 Analisa Brivariat ...............................................................................38
4.7 Definisi Operasional ..................................................................................40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................41
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................................41
5.1.1 Letak Geografis ................................................................................41
5.1.2 Letak Demografi ...............................................................................41
5.2 Hasil Penelitian ..........................................................................................42
5.2.1 Analisa Univariat ..............................................................................43
a. Pemberian MP-ASI Dini ................................................................43
b. Pengetahuan ...................................................................................43
c. Pekerjaan ........................................................................................44
d. Budaya ............................................................................................44
5.2.2 Analisa Bivariat ................................................................................45
a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI Dini .............45
b. Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian MP-ASI Dini .................46
c. Hubungan Budaya dengan Pemberian MP-ASI Dini .....................47

xx
5.3 Pembahasan ................................................................................................48
5.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI Dini ...............48
5.3.2 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian MP-ASI Dini ...................49
5.3.3 Hubungan Budaya dengan Pemberian MP-ASI Dini .......................50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................52
6.1 Kesimpulan .................................................................................................52
6.2 Saran ...........................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................55

LAMPIRAN ............................................................................................................

xxi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian MP-ASI ...............................................................................16

Tabel 2.2 Frekuensi dan Jumlah Pemberian MP-ASI ...........................................17

Tabel 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................................31

Tabel 4.1 Definisi Operasional .............................................................................40

Tabel 5.1 Distibusi Pemberian MP-ASI Dini .......................................................43

Tabel 5.2 Distrubusi Pengetahuan .........................................................................43

Tabel 5.3 Distrubusi Pekerjaan .............................................................................44

Tabel 5.4 Distrubusi Budaya .................................................................................44

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI Dini ...................45

Tabel 5.6 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian MP-ASI Dini ........................46

Tabel 5.7 Hubungan Budaya dengan Pemberian MP-ASI Dini ...........................47

xxii
DAFTAR BAGAN/SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................28

Skema 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................30

xxiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Etik Penelitian

Lampiran 2 Lembar Permohonan Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden/Informed consent

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Lampiran Hasil Analisis SPSS

Lampiran 6 Lampiran Hasil Coding

Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Balasan Pengambilan Data Awal dan Izin Penelitian

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

xxiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada

usia 24 bulan. Periode emas pada kehidupan anak dapat tercapai optimal

apabila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir dalam dua tahun

pertama (Mufida, 2015).

Menurut Pemerintah RI 2012, Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-

satunya nutrisi bayi sampai usia enam bulan dianggap sangat berperan

penting untuk tumbuh kembang, sehingga mendapat rekomendasi dari

pemerintah. ASI eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33

Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama

enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau

minuman lain kecuali obat, vitamin, dan mineral (Kemenkes, 2016).

Pemberian MP-ASI terlalu dini mengakibatkan banyak dampak bagi

kesehatan bayi antara lain penyakit gastroenteritis karena itu sistem

pencernaan bayi belum siap untuk menerima makanan selain air susu ibu

sehingga dapat menyebabkan reaksi pada sistem pencernaan. MP-ASI terlalu

dini diberikan pada usia kurang dari 6 bulan merupakan permasalahan bahwa

ibu telah gagal memberikan ASI secara eksklusif, sehingga berdampak pada

angka cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih rendah (Utami, 2015).

1
2

Menurut data WHO (2017), menyatakan bahwa hanya 40% bayi di

dunia yang mendapatkan ASI eksklusif sedangkan 60% bayi lainnya ternyata

telah mendapatkan MP-ASI saat usianya < dari 6 bulan. Penelitian yang

dilakukan Jane et.al di Perth, Australia, menunjukan bahwa 44% bayi telah

diberikan makanan padat sebelum berusia 17 minggu. Beberapa penelitian

lain menunjukan bahwa bayi sudah diberikan makanan padat sebelum usia 4

bulan yaitu 45% di Selandia Baru, 63% di Finlandia, dan 70% di Kanada.

Bahkan dari hasil penelitian di Skotlandia menunjukan bahwa 40% bayi telah

diberikan makanan padat pada usia 12 minggu.

Riset Kesehatan Dasar (2018), bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

berjumlah 30,2% sedangkan bayi yang telah diberikan MP-ASI adalah 69,8%

dari seluruh total bayi di Indonesia dan Menurut Riset Kementerian

Kesehatan Indonesia (2020), persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat

ASI eksklusif tercapai 66,1% artinya bayi yang telah diberikan MP –ASI dini

40% dari seluruh total bayi di Indonesia.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik, (2020) di Sumatera Selatan

persentasi bayi usia dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar

41,56% tahun 2018, tahun 2019 yaitu 64,39% dan pada tahun 2020 yaitu

68,06% artinya bayi yang telah diberikan MP –ASI dini 40% dari seluruh

total bayi di Sumatera Selatan.

Berdasrkan data yang diperoleh dari Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang tahun 2020 jumlah ASI esksklusif usia 0-5 bulan sebesar 65% dan

pada tahun 2021 jumlah ASI esksklusif usia 0-5 bulan sebesar 66%, keadaan
3

tersebut menggambarkan masih tingginya praktek pemberian MP-ASI dini.

Cakupan ini masih dibawah target pencapaian pemberian ASI esksklusif

Indonesia yaitu 80%.

Ibu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian makanan

tambahan kepada bayi, faktor-faktor ini termasuk budaya dan sosial ekonomi,

pengetahuan, kesehatan dan pekerjaan ibu, petugas kesehatan. Pengetahuan

ibu yang selalu minim menuju manfaat pemberian ASI eksklusif sangat

terkait erat dengan pemberian makanan tambahan pada bayi dibawah 6 bulan.

Pengetahuan menjadi dasar bagi ibu, pengasuh dan keluarga untuk

memberikan MP-ASI pada bayinya. Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan dan usia.

Tingkat pendidikan yang rendah pada ibu, pengasuh, atau keluarga

mengarahkan pada ketidaktepatan waktu pemberian MP-ASI pada bayi,

sehingga terjadi fenomena makanan pendamping ASI dini. Fenomena

pengetahuan ASI yang terjadi pada masyarakat yaitu menganggap bahwa ASI

hanya sebagai minuman pada bayi yang bersifat tidak mengenyangkan,

sehingga makanan tambahan diperlukan untuk menunjang pemenuhan nutrisi

bayi. Maka dari itu ibu mengarahkan untuk memberikan MP-ASI dini pada

bayinya (Heryanto, 2017).

Pemberian MPASI dini juga didasari oleh keadaan ibu yang harus

bekerja. Kondisi tersebut memaksa ibu untuk mengganti ASI selama jam

kerja dengan susu formula lain. Hal mempengaruhi terhadap keluarga atau

pengasuh yang mengundang bayi untuk harus menyediakan MP-ASI dini


4

pada bayi dan model perilaku turun temurun adalah bentuk budaya mengasuh

bayi menjadi penyebab masih adanya pemberian MP-ASI dibawah usia 6

bulan pada bayi. Saran dari keluarga atau masyarakat terkait pemberian

makanan tambahan dini pada bayi masih tren terjadi di beberapa suku daerah

Indonesia, seperti suku Batak, Jawa, Melayu dan Minang. Anggapan bahwa

pemberian makanan selain ASI dapat membantu pertumbuhan anak-anak

menjadi dasar dalam memperhitungkan budaya MP-ASI dini masih dilakukan

(Kumalasari dkk, 2015).

Menurut Penelitian sebelumnya Sariaji T 2019, yang berjudul “Faktor

yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini di

Klinik WIPA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat frekuensi

pemberian MP-ASI dini sebanyak 19 responden (57,6%) dari 33 responden.

Dan menurut penelitian Eka Handayani dkk 2020, “Hubungan Pendidikan,

Pengetahuan dan Budaya dengan MP-ASI Dini di Puskesmas Lampihong

terdapat responden berpendidikan dasar sebanyak 21 orang (36,2%),

pengetahuan ibu kurang sebanyak 21 orang (36,2%) dan budaya ibu positif

terpengaruh sebanyak 31 orang (53,4%) dari 58 responden.

Menurut Arini (2017), Upaya untuk mengurangi perilaku pemberian

MP-ASI dibawah usia 6 bulan dapat dilakukan dengan meningkatkan

pengetahuan ibu dan keluarga. Kegiatan peningkatan pengetahuan tersebut

melalui pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan agar ibu dan

keluarga lebih memahami bahaya, dampak dan risiko pemberian MP-ASI dini
5

pada bayi. Peran tenaga kesehatan sebagai pemberi informasi sangat

diperlukan untuk mensosialisasikan program ASI eksklusif.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian MP-ASI pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun 2021”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasi pokok-pokok permasalahan yaitu :

1.2.1 Makanan pendamping ASI wajib diberikan ketika bayi mencapai 6

bulan tidak boleh kurang.

1.2.2 Pemberian MP-ASI yang terlalu dini maupun terlambat dapat

menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.

1.2.3 Menurut data Badan Pusat Statistik 2020 di Sumatera Selatan dari tahun

ketahun mengalami peningkatan pada ASI Eksklusif akan tetapi belum

memenuhi target pencapaian pemberian ASI Eksklusif Indonesia yaitu

80%.

1.2.4 Kurang wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pemberian MP-

ASI yang sesuai usia.

1.2.5 Kesibukan pekerjaan ibu serta kurangnya dukungan orang terdekat

menjadi salah satu faktor penyebab bayi terus menerus diberikan MP-

ASI instan.
6

1.2.6 MP-ASI instan diangap lebih baik karena mampu mendongkra status

sosial.

1.2.7 Beberapa orang tua yang merasa sudah tepat memberikan MP-ASI

ternyata masih melakukan kesalahan yang cukup beresiko

menimbulkan bahaya bagi bayi dengan memberikan MP-ASI yang

tidak tepat.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam maka

penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi

variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan pedamping air

susu ibu (MP-ASI) pada bayi sebelum usia 6 bulan”.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Secara Simultan

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah “Apa Saja Faktor-faktor Yang

Berhubungan dalam Pemberian MP-ASI Pada Bayi Sebelum Usia

6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir kota Palembang

Tahun 2021”.
7

1.4.2 Secara Persial

a. Apakah ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan

pemberian MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan ?

b. Apakah ada hubungan antara faktor sosial budaya ibu dengan

pemberian MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan ?

c. Apakah ada hubungan antara faktor pekerjaan ibu dengan pemberian

MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan ?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemberian MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian

MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan.

b. Untuk mengetahui hubungan sosial budaya ibu dengan pemberian

MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan.

c. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-

ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan.


8

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Secara Teoritis

Dapat meningkatkan pemahaman tentang Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemberian MP-ASI pada Bayi Sebelum Usia 6

Bulan dan mampu memberikan kontribusi dan perkembangan dalam

mengembangkan ilmu keperawatan maternitas, khususnya dalam hal

kesehatan ibu dan anak.

1.6.2 Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis

suatu masalah.

b. Bagi Pemerintah dan Petugas Puskesmas

Sebagai masukan khususnya untuk lebih meningkatkan

komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dalam bentuk penyuluhan

kepada masyarakat dan ibu menyusui khususnya tentang pemberian

MP-ASI kepada bayi umur 0-6 bulan.

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam merencenakan dan mengembangkan program intervensi

kesehatan untuk mengatasi masalah yang ada berkaitan dengan

pemberian MP- ASI.


9

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan atau literatur bagi peneliti selanjutnya

dalam pengembangan keilmuan mengenai faktor-faktor pemberian

MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan MP-ASI

2.1.1 Definisi

Menurut Handayani et a.l (2019), menyediakan makanan

pendamping ASI adalah proses modifikasi dari asupan yang hanya susu

ke asal makanan semi padat. Dalam proses pemberian MP-ASI harus

dibuat secara bertahap, baik dalam bentuk maupun dalan angka

tergantung pada kapasitas pencernaan bayi. Pendahuluan dan pemberian

MP-ASI hanya saja tidak dapat memenuhi nutrisi bayi, tetapi juga

merangsang keterampilan makan dan menghilangkan rasa percaya diri

bayi.

Menurut Marfuah dan Kurniawati (2017), Pemberian makanan

tambahan harus beragam mulai dari bentuk sari buah, buah segar,

makanan lumat, bubur cair kebentuk bubur kental, makanan lembek dan

akhirnya makanan padat. MP-ASI sebagai makanan atau minuman yang

mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan bayi. MP-ASI harus

didapatkan secara bertahap, dimana bayi berusia 6 bulan sudah bisa

diperkenalkan dengan MP-ASI tersebut.

Dalam penelitian Mangkat et a.l, (2016), mengatakan bahwa

dimulai memberikan MP-ASI pada waktu yang tepat akan sangat

berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pertumbuhan bayi.


11

Metode ini disebut sebagai penyapihan (weaning) adalah proses awal

diberikan makanan khusus selain ASI secara bertahan dalam frekuensi,

tekstur, konsistensi, jenis dan jumlah sampai terpenuhi kebutuhan

nutrisi anak oleh makanan. Masa penyapihan berlangsung antara 6

bulan sampai kurang lebih 1 tahun merupakan masa rawan tumbuh

kembang anak karena tidak dilakukan makanan yang tepat, baik

kualitas maupun kuantitasnya dapat malnutrisi.

2.1.2 Jenis-jenis MP-ASI

a. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya

pisang ambon, pepaya, jeruk dan tomat.

b. Makanan lunak dan lembek. Misalnya bubur susu dan nasi tim.

c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau karton atau sachet

(Marmi, 2014).

2.1.3 Syarat untuk Menyiapkan MP-ASI Premium Sesuai dengan WHO

Terdapat beberapa syarat untuk menyiapkan MP-ASI premium,

ada 4 bagian yaitu:

a. Adekuat atau tepat : MP-ASI yang diberikan dapat memenuhi

kebutuhan energi, protein dan mikronutrien anak.

b. Tepat waktu : Ibu dapat memberikan MP-ASI ketika ASI saja tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi setelah enam bulan.

c. Diberikan secara responsif : MP-ASI diberikan secara konsisten

sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dasri anak.


12

d. Aman dan higenis : Proses persiapan dan pembuatan MP-ASI

menggunakan cara, bahan dan alat yang aman dan higienis

(Popmama, 2020).

2.1.4 Pemberian Makanan Bayi Umur 0-6 Bulan yang Baik dan Benar

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global

Strategy For Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF

merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu :

a. Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI

terutama pada 30 menit pertama setelah lahir.

b. Memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif

sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.

c. Memberikan MP-ASI sejak 6 bulan sampai 24 bulan.

d. Meneruskan pemberian ASI sampai anak usia 2 tahun atau lebih.

Rekomendasi tersebut menekankan secara sosial budaya MP-ASI

hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah

diperoleh di daerah setempat (Kemenkes RI, 2016).

2.1.5 Alasan Pemberian MP-ASI Dini

Alasan umum mengapa banyak ibu yang memberikan MP-ASI

secara dini meliputi rasa takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak

cukup lama dan kualitasnya buruk. Banyak kepercayaan dan perilaku

yang tidak mendasar terhadap makna pemberian ASI yang membuat

para ibu tidak melakukan pemebrian ASI secara eksklusif kepada bayi

mereka dalam periode 6 bulan pertama. Hal tersebut terkait dengan


13

pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat encer dan menyerupai

air selain itu keterlambatan memulai pemberian ASI dan praktek

membuang kolostrum juga mempengaruhi alasan pemberian MP-ASI

dini karena banyak masyarakat dinergara berkembang percaya

kolostrum yang berwarna kekuningan merupakan zat beracun yang

harus dibuang.

Teknik pemberian ASI yang salah menyebabkan ibu mengalami

nyeri lecet pada puting susu, pembengkakan payudara dan masitis dapat

menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Serta kebiasaan yang

keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan selain itu dukungan

yang kurang dari pelayanan kesehetan seperti tidak adanya fasilitas

rumah sakit dan rawat gabung dan disediakannya dapur susu formula

akan meningkatkan praktek pemberian MP-ASI pro dominan kepada

bayi yang baru lahir dirumah sakit. Serta pemasaran susu formula

pengganti ASI yang menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih

unggul daripada ASI sehingga ibu akan lebih tertarik pada iklan PASI

dan memberikan MPASI secara dini (Gibney, MJ et al 2009) dikutip

dalam (Selvia, 2017).

2.1.6 Dampak atau Risiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini

Menurut Lailina (2015) Bayi yang mendapatkan MP-ASI

kurang dari empat bulan akan mengalami risiko gizi kurang lima kali

lebih besar dibandingkan bayi yang mendapatkan MPASI pada umur

empat-enam bulan setelah dikontrol oleh asupan energi dan melakukan


14

penelitian kohort selama empat bulan melaporkan pemberian MP-ASI

terlalu dini (kurang empat bulan) berpegaruh pada gangguan

pertambahan berat badan bayi, meskipun tidak berpengaruh pada

gangguan pertumbuhan tinggi bayi. Pemberian makanan tambahan

terlalu dini kepada bayi sering ditemukan dalam masyarakat seperti

pemberian pisang, madu, air tajin, air gula dan makanan lain sebelum

bayi berusia 6 bulan.

Pemberian makanan sebelum bayi berumur 6 bulan tidak dapat

terhindari dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem kekebalan

bayi berumur kurang dari 6 bulan masih belum sempurna. Pemberian

makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini sama saja dengan membuka

pintu masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan

secara higienis atau bersih. Hasil riset terakhir dari penelitian di

Indonesia menunjukan bahwa bayi yang mendapat MP-ASI sebelum

bayi berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-

pilek, panas dibandingkan bayi mendapat hanya ASI eksklusif. Adapun

resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu:

a. Resiko Jangka Pendek

Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi

keinginan bayi untuk menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan

bayi menyusui berkurang akibat produksi ASI berkurang. Selain itu

pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi

penyerpan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam
15

ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian

makanan dini seperti pisang, nasi didaerah pedesaan di Indonesia

sering menyebabkan penyumbatan saluran cerna/diare serta

meningkatnya resiko terkena infeksi (Lailina 2015)

b. Resiko Jangka Panjang

Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas,

kelebihan dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari

pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada

usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun

kebiasaan makan yang tidak sehat. Kandungan natrium dalam ASI

yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet

bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan.

Konsekuensi di kemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan

yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu, belum

matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat

menyebabkan alergi terhadap makanan (Lailina 2015).

2.1.7 Prinsip Pemberian MP-ASI

Beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya seperti status

sosial ekonomi yang rendah dan jumlah maupun jenis makanan yang

dimakan bersama keluarga juga menimbulkan permasalahan lain yaitu

kelebihan berat badan (obesitas) pada anak-anak. Sejalan dengan itu

(Lassi et al, 2013), menjelaskan bahwa bayi dengan usia 6-18 bulan

rentan terhadap kejadian malnutrisi. Maka dari itu, diperlukan upaya


16

untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi sejak usia 0-6 bulan

pertama dan dilanjutkan pada paruh kedua (6 bulan sesudahnya) sampai

dengan dirasa cukup. Hal ini memungkinkan orang tua sebagai

pengasuhnya memberikan makanan secara tepat dengan makanan

pendamping yang aman.

Dijelaskan oleh (Mufida et al, 2015), bahwa MP-ASI harus

memiliki sifat padat gizi, dimana makanan yang banyak mengandung

serat kasar dan sulit dicerna oleh bayi harus sebisa mungkin

diminimalisir, sebab serat yang terlalu banyak jumlahnya akan

mempengaruhi dan menggangu proses percernaan serta penyerapan zat

gizi pada makanan. MP-ASI hendaknya tidak dibuat dari satu jenis

bahan saja, tetapi campuran dari beberapa bahan pangan dengan

perbandingan tertentu sehingga diperoleh suatu produk atau makanan

dengan nilai gizi tinggi.

Tabel 2.1 Pemberian MP-ASI

Kompone 6-9 bulan 9-12 bulan 12-24 bulan


n
Jenis 1 jenis bahan 3-4 jenis bahan Makanan
dasar (6 bulan), dasar yang keluarga yang
2 jenis bahan disajikan secara terdiri dari
dasar (7-9 terpisah atau karbohidrat,
bulan), terdiri dicampur. protein
dari Terdiri dari hewani,
karbohidrat, karbohidrat, kacang-
protein hewani, protein hewani, kacangan,
kacang- kacang sayur, buah,
17

kacangan, kacangan, dan lemak


sayur, buah, sayur, buah dan tambahan)
dan lemak lemak
tambahan) tambahan)
Tekstur Semi cair Makanan yang Padat
(dihaluskan), dicincang halus
secara bertahap atau lunak
kurangi (disaring kasar)
campuran air
sehingga
menjadi semi
padat
Frekuensi Makanan utama Makanan utama Makanan
2-3 kali sehari 3-4 kali sehari, utama 3-4 kali
makanan sehari,
selingan 1-2 kali makanan
sehari selingan 1-2
kali sehari
Porsi Dimulai dengan 1/2 mangkuk kecil ¾ sampai
2-3 sendok makan ukuran 125 ml semangkuk
setiap
dan ditingkatkan penuh ukuran
makan
bertahap sampai 175-250 ml
1/2 mangkuk
kecil ukuran 125
ml
ASI Sesuka bayi Sesuka bayi Sesuka bayi
(Sumber: WHO, 2003).

Berikut adalah frekuensi dan jumlah pemberian MP-ASI menurut

(Kemenkes RI, 2011).

Tabel 2.2 Frekuensi dan Jumlah Pemberian MP-ASI

Umur Frekuensi Jumlah Setiap Kali Makan


18

(bulan
)
6-9 3x makanan lumat + ASI ASI Secara bertahap
ditingkatkan sampai 1/2
mangkuk ukuran 125 ml setiap
kali makan
9-12 3x makanan lunak + 2x 1/2 mangkuk ukuran 125 ml
makanan selingan + ASI
12-24 3x makanan padat + 2x ¾ sampai semangkuk penuh
makanan selingan + ASI ukuran 175-250 ml
( Sumber: Kemenkes RI, 2011 ).

Laju pertumbuhan anak baduta (bayi dibawah dua tahun) lebih

cepat daripada anak usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah

makanan yang relatif lebih besar (Nurkomala, 2017). Sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya, tubuhnya juga

mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberian

makan harus disesuaikan dengan keadaannya. Oleh karena itu, pola

makan anak baduta (bayi dibawah dua tahun) harus sangat diperhatikan

oleh keluarga, dimana porsi makan yang diberikan adalah porsi kecil

dengan frekuensi yang sering (Hijra et al, 2016).

2.1.8 Cara Pemberian MP-ASI

a. Mulai Usia 6 bulan :

1. Mulai dengan makanan lunak seperti biscuit yang di encerkan

pakai air.

2. Kenalkan pula bubur susu dalam jumlah sedikit demi sedikit agar

bayi terbiasa dengan teksturnya. Berikan rasa lain seperti tepung

merah dan kacang hijau.


19

3. Mulailah pemberian buah yang dihaluskan. Misal pisang yang

dikerok, pepaya atau apael yang di jus.

4. Pemberian ASI/sus formula di selang seling waktu makan utama.

Kebutuhan cairan pada usia bayi trimester pertama sekitar

150cc/hr/BB. Trimester kedua sebesar 125cc/BB/hr dan trimester

ketiga 110cc/BB/hr. Contoh usia 1 bulan BB 10 kg, kebutuhan

ciran sebesar 110 cc x 10 kg = 1.100 cc.

b. Mulai Usia 7-8 bulan :

1. Perkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar yaitu bubur tim

saring.

2. Perhatikan asupan zat besi seperti hati sapi karena di usia ini

cadangan zat besi bayi mullai berkurang.

3. Setelah secara bertahap pemberian tim saring, bayi bisa

dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.

4. Gunakan sedikit bumbu seperti garam karena ginjal belum

berfungsi sempurna di usia 7-8 bulan. Bawang merah putih juga

sedikit aja. Merica sebaiknya digunakan setelah usia 2 tahun.

c. Mulai 9 bulan :

1. Mulai kenalkan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk pauk

dengan sayuran seperti sup.

d. Usia 1 tahun anak sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga :

Makanan padat tidak boleh dimulai sebelum usia 4 bulan

karena :
20

1. ASI atau susu formal bayi menyediakan semua nutrisi yang

diperlukan untuk tumbuh. Bayi anda secara fisik tidak cukup

untuk makan makanan padat dari sendok dikembangkan.

2. Mulai bayi pada makanan padat terlalu dini meningkatkan

kemungkinan bahwa dia dapat mengembangkan alergi makanan.

3. Makan makanan bayi padat anda terlalu cepat dapt menyebabkan

overfeeding dan kelebihan berat badan.

4. Sebagia aturan umum, makanan padat tidak membantu bayi tidur

sepanjang malam. American Academy Of Pediatrics

merekomendasikan bahwa semua bayi, anak dan remaja

mengambil vitamin D yang cukup melalui suplemen, formula

atau susu sapi untuk mencegah komplikasi dari kekurangan

vitamin ini (Marmi, 2014).

2.2 Bayi

2.2.1 Definisi

Menurut Saifuddin (2015), masa bayi adalah usia 0-1 tahun

yang dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

a. Masa Neonatal yaitu 0-28 hari

b. Masa pasca natal yaitu usia 29-1 tahun

Diharapkan bahwa pertumbuhan maupun perkembangan bayi

akan berlangsung lebih baik. Hal ini meliputi pertumbuhan jasmani,

perkembangan kecerdasan serta perkembangan psikologis yakni


21

kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang mencerminkan

akhlak yang luhur.

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan/Growth berkaitan dalam perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,

yang diukur dengan ukurang berat (gram, pound, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter) (Soetjiningsi, 2005 dalam Muriana 2014).

Tumbuh dalam proses tumbuhnya ukuran berbagai organ (fisik)

disebabkan karena peningkatan ukuran dari masing-masing sel

dalam kesatuan sel yang membentuk organ tubuh atau pertambahan

jumlah keseluruhan sel atau kedua-duanya (Suryanah, 2007 dalam

Muriana 2014)

b. Perkembangan

Perkembangan (development) adalah bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil

penatangan (Soetjiningsi, 2005 dalam Muriana 2014).

Pekembangan adalah suatu proses pematangan majemuk yang

berhubungan dengan perinferensial bentuk atau fungsi termasuk

perubahan sosial dan emosi (Suryanah, 2007 dalam Muriana 2014).

Perkembangan menyangkut adanya proses perinferensial dari sel-sel

tunuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian


22

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi didalamnya

termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku

sebagai interaksi dalam lingkunganya (Soetjiningsi, 2005 dalam

Muriana 2014).

Pertumbuhan yang optimal sangat dipengarui oleh potensi

biologis. Tingkat pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan

hasil interaksi bagi faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetik,

lingkungan, dan perilaku. Proses ini sangat kompleks dan unik dan

akhirnya berbeda-beda dan memberikan ciri pada setiap anak

( Soetjiningsi 2005, dalam Muriana 2014). Tahap pertumbuhan dan

perkembangan bayi usia 0-6 bulan:

1. Usia 0-1 bulan : tidur sepanjang hari bereaksi terhadap suara.

2. Usia 1-2 bulan : lebih sering terjaga mulai dapat mendesis, mulai

dapat melihat sekeliling, mulai biasakan bayi dengan udara luar

rumah.

3. Usia 2-3 bulan: tertawa bila ada yang mengajak, mulai mengisap

jari-jarinya, mulai dapat mengangkat kepala sedikit demi sedikit.

4. Usia 3-4 bulan: mulai bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat,

mulai bisa memegang benda yang ada dijari-jarinya.

5. Usia 4-5 bulan: mulai dapat memegang, mulai dpat mengenal

orang teutama ibunya, mulai dapat tengkurap, bayi terus menerus

menghisap jari.
23

6. Usia 5-6 bulan: berusaha memasukan benda ke dalam mulut,

melonjak-lonjak bila digendong atau dipangkuh, dapat merubah

posisi tidur (Meysa, 2013).

2.3.3 Himbauan Ibu

Para ibu mesti menyadari bahwa ASI merupakan makanan

utama yang terbaik baik bagi bayinya. Tidak ada satu alasan pun yang

menghalangi ibu untuk memberikan ASI demi kesehatan bayi.

Pemberian makanan tambahan dan makanan pengganti ASI hanya

dilakukan dalam keadaan sangat terpaksa, dan bukan sebagai suatu

mode yang membudaya. Sebaiknya, seorang ibu memberikan

kesempatan kepada bayi untuk menikmati ASI sebagai anugerah Tuhan

yang bersifat alamiah. Demi kepentingan diri sendiri, tidak memberi

ASI. Jika ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya pertalian batin

antara ibu dan anak tidak akan terjalin dengan baik dan kurang erat

(Imam, M, 2017).

2.3 Faktor-faktor dalam Pemberian MP-ASI

2.3.1 Pengetahuan

Merupakan hasil deteksi manusia atau hasil seseorang terhadap

suatu objek melalui indera yang memeliki (mata, hidung, teliga dan

lain-lainnya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

mengahasilkan pengetahuaan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar


24

pengetahuan seseorang didapat melalui indera pendengaran (telinga),

dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda

(Haryanto, 2017).

Pengetahuan para ibu dapat berhubungan dengan sumber

informasi yang ibu dapatkan dari mitos dan media masa. Ibu

menyatakan bahwa penyebab pemberian MP-ASI dini pada bayi

dikarenakan adanya kebiasaan ibu dalam memberikan MP-ASI turun

temurun dari orang tuanya seperti pemberian bubur nasi dan bubur

pisang pada saat upacara bayi (aqiqah) yang telah mencapai usia tiga

bulanan. Pengukuran pada pengetahuan ibu ini bertujuan untuk

mengetahui ibu tahu tentang MP-ASI, ibu paham tentang MP-ASI,

menganalisis MP-ASI yang diberikan ibu pada bayi, mengevaluasi

bagaimana hasil dari pemberian MP-AS. Tidak hanya itu saja ibu

menyatakan juga tertarik akan iklan susu formula yang sekarang ini

sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen susu. Hal tersebut

menjadi faktor utama memperkenalkan ibu pada produk susu

sehingga ibu berpengaruh dan memiliki sikap bahwa susu formula

juga baik untuk bayi (Ginting dkk, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Permatasari, D (2019)

tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian

MP-ASI pada Bayi Usia Kurang 6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Gemarang” menunjukkan bahwa dari 39 sampel terdapat


25

26 ibu (66,7%) yang kurang pengetahuan MP-ASI terlalu dini pada

bayi dan 24 bayi (64,1%) menunjukan bahwa bayi yang telah

diberikan MP-ASI terlalu dini.

2.3.2 Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh

manusia. Istilah pekerjaan digunakan untuk tugas atau pekerjaan

menghasilkan uang untuk seseorang, jadi pembicaraan sehari-hari

istilah ini sering dianggap sinonim profesi. pekerjaan adalah aktivitas,

pegawai dan kegiatan operasi (Nurwiah, 2017). Status pekerjaan yang

semakin baik dan sosial ekonomi keluarga yang meningkat inilah yang

menyebabkan dan memudahkan ibu untuk membeerikan susu formula

dan MP-ASI pada anak dibandingkan dengan pemberian ASI eksklusif,

hal ini menjadi salah satu alasan ibu memberikan MP-ASI ( Kumalasari

dkk, 2015).

Status pekerjaan ibu adalah alasan ibu mengapa memberikan

makanan pendamping ASI terlalu dini kerena tidak memiliki waktu

untuk anaknya, ekonomi keluarga sosial mempengaruhi ibu

memberikan makana pendamping ASI terlalu dini dilihat dari daya beli

terhadap makanan pendamping ASI yaitu jika lebih baik ekonomian

keluagar maka daya beli akan makanan tambahan juga mudah,

sebaliknya semakin rendahnya ekonomi keluarga maka akan daya beli

semakin minim ( Nurwiah, 2017).


26

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Al-hidayati (2015),

menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja beresiko 2 kali untuk

memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini dibandingkan

ibu yang bekerja, dikarenakan ibu yang tidak bekerja memiliki waktu

lebih banyak dirumah ketimbang di luar rumah.

2.3.3 Budaya

Tradisi adalah kebudayaan yang sudah turun-menurun dan

sangat melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sehingga

sangat berpengaruh tindakan perilaku seseorang. Pengetahuan secara

budaya tentang pemberian MP-ASI merupakan salah satu faktor yang

dapat menentukan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak

(Ratih, 2013).

Faktor budaya juga berhubungan dengan nilai-nilai dan

pandangan masyarakat yang lahir dari kebiasaan yang ada dan tuntutan

budaya sangat berpengaruh dalam perilaku masyarakat. Misalnya

budaya yang baru berkembang sekarang ini adalah pandangan untuk

tidak memberikan ASI karena bisa menyebabkan perubahan bentuk

payudara yang membuat wanita tidak cantik. Masih banyak ibu,

khususnya yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya, masih

mengikuti tradisi ini. Permikiran masyarakat gaya hidup mewah


27

membawa dampak menurunnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya

pandangan bagi kalangan tertentu bahwa susu botol sangat cocok buat

bayi dan yang terbaik. Pengaruh budaya juga sangat menetukan status

kesehatan bayi dimana terdapat keterkaitan secara langsung antara

budaya denngan pengetahuan.

Budaya dikeluarga dan di masyarakat dapat juga menimbulkan

penurunan kesehatan bayi.Kebiasaan ibu dalam keluarga atau anggota

keluarga dengan memberikan makanan tambahan yang diberikan

kepada bayi seperti pisang pada bayi baru lahir dengan anggapan bayi

cepat besar dan berkembang, atau bayi tidak boleh makan daging dan

telur karena dapat menimbulkan penyakit cacingan. Berbagai contoh

budaya yang ada didalam keluarga dan dimasyarakat tersebut sangat

besar mempengaruhi derajat kesehatan bayi mengingat bayi dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan yang tentunya membutuhkan

perbaikan gizi atau nutisi yang cukup. Budaya modern dan

perilakumasyarakat yang meniru negara barat mendesak para ibu untuk

segara menyapih bayinya dan memilih susu buatan sebagai jalan

keluarnya (Kristianasari, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Artini, B (2018) yang

berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI

Dini” menyimpulkan bahwa faktor pengetahuan mempengaruhi

pemberian MP-ASI dini yaitu sebanyak 26 ibu (100%) dan faktor sosial
28

budaya yaitu sebanyak 23 ibu (88,5%) dari respoden keseluruhan 26

ibu.

2.4 Kerangka Teori

MP-ASI

1. Jenis-Jenis MP-ASI MP-ASI Dini


2. Syarat untuk Menyiapkan 1. Alasan Pemberian MP-ASI Dini :
MP-ASI Premium Sesuai - Memberikan MP-ASI secara dini
dengan WHO meliputi rasa takut
3. Pemberian Makanan Bayi - Bahwa ASI yang mereka hasilkan
Umur 0-6 Bulan yang tidak cukup lama dan kualitasnya
Baik dan Benar buruk.
4. Prinsip Pemberian MP- 2. Dampak Resiko Pemberian MP-
ASI ASI Dini :
5. Cara Pemberian MP-ASI - MP-ASI sebelum bayi berumur
6 bulan, lebih banyak terserang
penyakit.
Faktor-Faktor dalam - Diare dan sembelit
Pemberian MP-ASI - Batuk-pilek
- Panas, dibandingkan bayi
1. Pengetahuan mendapat hanya ASI eksklusif
2. Pekerjaan
3. Budaya
29

Sumber : Selvia (2017), Lailina (2015), Marmi (2014), Popmama (2020),

Kemenkes (20216).

2.5 Penelitian Terkait

2.5.1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidanita, R (2020) berjudul

“Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan Air Susu Ibu

pada Bayi 0-6 Bulan di BPM Romauli Silalahi” diketahui bahwa dari

34 ibu berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu (11,8%), berpengetahuan

cukup sebanyak 9 ibu (26.5%) dan ibu yang berpengetahuan kurang

sebanyak 15 ibu (44,1%). Ibu tidak bekerja sebanyak 23 orang (67,6%)

dan ibu yang bekerja 21 orang (61,8%). Dalam Pemberian MP-ASI ibu

yang tidak memberikan 13 bayi (38,20%) dan diberikan 21 bayi

(61,80%).

2.5.2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliana, D. dkk (2021) tentang

“Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Dini di Wiliyah Kerja

Puskesmas Siantan Tengah” menunjukkan bahwa yang memberikan

bayinya MP-ASI Dini dengan mengikuti budaya sebanyak 19 (63,3%)

dan yang tidak mengikuti budaya sebanyak 3 (10%). Bayi tidak

diberikan MP-ASI dini dengan tingkat pengetahuan baik 19 (70%) serta

tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 (10,2%).

2.5.3 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Artini, B (2018) yang berjudul

“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Dini”


30

menyimpulkan bahwa faktor pengetahuan mempengaruhi pemberian

MP-ASI dini yaitu sebanyak 26 ibu (100%) dan faktor sosial budaya

yaitu sebanyak 23 ibu (88,5%) dari respoden keseluruhan 26 ibu.


BAB 3

KERANGKA KONSEP

c.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang masalah dan literatur MP-ASI pada bayi

dibawah usia 6 bulan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan,

pekerjaan dan budaya sosial (variable independen) terhadap pemeberian MP-

ASI dini (variable dependen) di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun

2021.

Pemberian MP-ASI dini dibawah 6 bulan menjadi masalah karena

saluran pencernaan bayi belum siap untuk menerima makanan selain ASI.

Faktor pengetahuan ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan kurang

pengenalan informasi tentang MP-ASI dini dan pengetahuan ibu sangat

minim akan tentang dampak resiko pemberian makanan pedamping bagi bayi

dibawah usia 6 bulan (Saleh, 2011).

Status pekerjaan ibu adalah alasan ibu mengapa memberikan makanan

pendamping ASI terlalu dini karena kurang waktu untuk anaknya, dan juga

status sosial ekonomi keluarga sosial mempengaruhi ibu memberikan makana

pendamping ASI terlalu dini dilihat dari daya beli terhadap makanan

pendamping ASI yaitu jika lebih baik perekonomian keluarga maka daya beli

akan makanan tambahan juga mudah, sebaliknya semakin buruk ekonomi

keluarga maka daya beli akan makanan tambahan lebih sukar (Nurwiah,

2017).

30
31

Pemberian MP-ASI dini oleh ibu juga dipengaruhi oleh sosial budaya

yang terdapat kepercayaan, adat istiadat maupun kebiasaan masyarakat

setempat kemungkinan sulit untuk diubah. Beberapa ibu mulai memberikan

pisang, bubur tepung atau nasi yang dihaluskan pada bayi berusia sekitar 1

atau 2 bulan (Kumalasari dkk, 2015).

Kerangka konsep penelitian dapat digambarkan oada bagan dibawah ini.

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Pemberian MP-ASI
Pekerjaan dibawah usia bayi 6
bulan
Budaya

c.2 Hipotesis

c.2.1 Hipotesis Mayor

Ada hubungan pengetahuan, pekerjaan dan budaya pemberian

MP-ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan di posyandu wilayah kerja

Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun 2021.


32

c.2.2 Hipotesis Minor

a. Ada hubungan pengetahuan ibu pemberian MP-ASI pada bayi

sebelum usia 6 bulan di posyandu wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir

Kota Palembang Tahun 2021.

b. Ada hubungan pekerjaan ibu pemberian MP-ASI pada bayi sebelum

usia 6 bulan di posyandu wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Kelurahan

Palembang Tahun 2021.

c. Ada hubungan budaya ibu pemberian MP-ASI pada bayi sebelum

usia 6 bulan di posyandu wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang

Tahun 2021.
BAB 4

METODE PENELITIAN

d.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei

analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengukuran atau

pengamatan pada seluruh variabel terikat (dependen) dengan variabel

(independen) dilakukan dalam waktu yang sama (Imam, M. 2017).

Pengukuranvariabel independen dan variabel depeden secaraa bersama-sama

pada saat penelitian dengan menggunakan kuesioner (Notoadmodjo, 2015).

d.2 Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian :

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September di

wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di wilayah Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang, Sumatera Selatan. Didasarkan pada pertimbangan jumlah

kasus 65 respoden sesuai dan memenuhi untuk dijadikan sampel.

d.3 Populasi dan Sampel Penelitian

d.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

33
34

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki

bayi yang berusia 0-5 bulan tercatat di wilayah puskesmas 23 Ilir pada

bulan Februari tahun 2021 berjumlah 65 orang.

d.3.2 Sampel penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2014).

Sampel Penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh dari populasi. Menggunakan Tekhnik

Total Sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013). Dengan

demikian, maka peneliti mengambil sampelnya adalah seluruh ibu yang

memiliki bayi 0-5 bulan di wilayah Puskesmas 23 Ilir sebanyak 65

responden.

d.4 Pengumpulan Data

Data Primer didapat dengan menggunakan instrument berupa kuesioner

yang diarahkan kepada ibu yang mempunyai 0-5 bulan, dengan cara

penyebaran kuesioner melalui lembaran kuesioner. Selanjutnya data sekunder

yaitu data yang tersedia di Puskesmas 23 Ilir , Palembang yang mendukung

penelitian tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan dalam Pemberian MP-


35

ASI Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

23 Ilir Palembang Tahun 2021 (Sandu, 2015).

d.4.1 Uji Validitas

Validitas untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun

tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji

dengan uji kolerasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)

dengan skor total kuesioner tersebut (Imam, M., 2017).

Uji validitas pengetahuan, kuesioner dikatakan valid apabila

koefisien r hitung > tabel dan tidak valid apabila koefisien r hitung <r

tabel. Berdasarkan hasil uji validitas dengan 15 pertanyaan diperoleh 10

pertanyaan pengetahuan valid dan 5 pertanyaan tidak valid (Tanjung S,

2019).

Uji validitas budaya, kuesioner dikatakan valid apabila koefisien

r hitung > tabel dan tidak valid apabila koefisien r hitung <r tabel.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan 10 pertanyaan diperoleh 10

pertanyaan budaya tersebut adalah valid (Tanjung S, 2019).

d.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan dengan

pertanyaan pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel. Uji

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan spss melalui uji cronbach’s

alpha yang dibandingkan dengan menguji butir soal yang sudah valid

secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Untuk mengetahui


36

reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai r-hitung dengan nilai

r-tabel. uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikan 0,05 artinya

instrumen dikatakan reliabel bila nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel

(Imam, M., 2017).

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila r-

hitung >r-tabel maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya,

jika r-hitung <r-tabel maka alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian

ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan spss dengan model

alpha cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha crombach’s 0

sampai 1 (Imam, M., 2017).

Hasil uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha pengetahuan

ialah 0,933 dengan α 0,05 dan n=20, diperoleh r tabel = 0,444. Karena r

hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba tersebut

reliabel atau dapat diandalkan, hasil uji reliabilitas dengan Cronbach’s

Alpha budaya ialah 0,925 dengan α 0,05 dan n=20, diperoleh r tabel =

0,444. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji

coba tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Tanjung S, 2019).

d.5 Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah secara komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut (Priyono, 2016) :


37

d.5.1 Editing

Seleksi data (Editing) merupakan proses pemeriksaan data di

lapangan sehingga dapat menghasilkan data yang akurat untuk

pengolahan data selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa

apakah semua pertanyaan sudah di jawab da jawaban yang ditulis dapat

dibaca secara konsisten.

d.5.2 Coding

Pemberian kode (Coding) yaitu memberikan kode pada jawaban

di tepi kanan atas lembaran pertanyaan pengisian berdasarkan jawaban

dari respodent tersebut.

d.5.3 Entering

Dara entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)

dimasukkan ke dalam program.

d.5.4 Cleaning (Pembersihan data)

Memeriksa kembali data yang telah dimasukkan sehingga

terbatas dari kesalahan dan dapat diuji kebenarannya.

d.6 Analisa Data

Untuk membantu dalam menganalisis data penelitian ini, dibagi dua

tahap yaitu:

d.6.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskrisikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisa


38

univariat tergantung dari jenis datanya. Umumnya penelitian ini

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.

Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yaitu pengetahuan, pekerjaan dan budaya (Imam, M, 2017).

d.6.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas (pengetahuan, pekerjaan, budaya) dengan variabel terikat

(pemberian pedamping makanan ASI dibawah dini) dengan

menggunakan uji statistik Chi-Square ( X ❑2 ¿ dilakukan melalui proses

komputerisasi dengan derajat kemaknaan a = 0,05 keputusan hasil

statistik , diperoleh dengan cara membandingkan p valuae dengan

nilai a (alpha), dari uji chi-square adalah sebagai berikut :

a. Jika p value < a =0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara

variabel independen dengan variabel dependen.

b. Jika p value > a =0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna

antara variabel independen dengan variabel dependen (Notoatmodjo,

2010)
39

d.7 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Cara Hasil Skala


No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Ukur Ukur Ukur
Variabel Dependen
1. Pemberian hal yang dilakukan ibu Wawancar Kuesioner Ya (1) Nominal
MP-ASI dalam memberikan a Tidak (2)
dini makanan apa saja selain
ASI pada bayi usia 0-6
bulan. Dengan skala
pengukuran dan tidak
memberikan.

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala Ukur
. Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahua Merupakan segala Wawancara Kuesioner Baik (8-10) Ordinal
n sesuatu yang diketahui Kurang
responden tentang (≤8)
pemberian MP-ASI
dibawah 6 bulan
meliputi definisi,
manfaat, tujuan dan
dampak pemberian MP-
ASI dini.

2. Pekerjaan Dimaksud dengan Check List Kuisioner Bekerja Nominal


pekerjaan ibu dalam (1)
penelitian ini adalah Tidak
pekerjaan ibu yang Bekerja
40

berada diluar rumah (2)


dan memakan waktu
yang banyak untuk
berada di luar rumah.

3. Budaya adalah yang Check List Kuesioner Mengiku Ordinal


berhubungan dengan ti (7-10)
nilai-nilai dan Tidak
pandangan masyarakat Mengiku
yang lahir dari ti (<7)
kebiasaan yang ada dan
pada akhirnya
mendorong masyarakat
untuk berperilaku
sesuai dengan tuntutan
budaya.
41
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak Geografis

Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Puskesmas 23 Ilir Kota

Palembang yang terletak di jalan Jl. Datuk M. Akib No. 100 kelurahan

23 Ilir Palembang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Utara : Kelurahan 20 Ilir

2. Selatan : Kelurahan 22 Ilir

3. Timur : Kelurahan 18 Ilir

4. Barat : Kelurahan 26 Ilir

5.1.2 Letak Demografi

Berdasarkan di Puskesmas 23 Ilir Palembang Jumlah Penduduk

di Wilayah Kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Palembang

berdasarkan data BPS Kota Palembang adalah 16.626 jiwa terdiri dari

penduduk laki-laki 8.140 jiwa dan penduduk perempuan 8.486 Jiwa.

Wilayah kerja Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir terdiri dari

Pemukiman Rumah susun padat penduduk dan dataran rendah, serta

sebagian wilayah penduduk ada yang berada di pinggiran sungai (Parit

Besar).

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA/KB)

42
43

b. Pelayanan Pengobatan

c. Penyuluhan Kesehatan

d. Pelayanan Laboratorium

e. Gilingan Emas

f. Klinik IMS

g. Lain-lain

• Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS ( FDC )

• Pelayanan pengobatan Kusta

• Pelayanan kesehatan lansia 1 bulan sekali

• Usaha kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD, SMP

• Pelaksanaan BIAS dilakukan 1 tahun sekali pada murid kelas

1, 2 dan kelas 3 SD.

5.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan Hasil Penelitian Yang Telah Dilakukan Dengan Judul

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan Pedamping

Air Susu Ibu (Mp-Asi) Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang Tahun 2021, dapat dilihat pada tabel

distribusi dibawah ini :


44

5.2.1 Analisa Univariat

1. Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Dini di Wilayah

Puskesmas 23 Ilir Tahun 2021.

Jumlah
No. Pemberian MP-ASI
f %
1. Ya 35 53,8
2. Tidak 30 46,2
Total 65 100

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui dari 65 responden

diperoleh hasil bahwa yang memberikan MP-ASI sebanyak 35

responden (53,8%) dan yang tidak memberikan MP-ASI sebanyak

30 responden (46,2).

2. Pengetahuan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Tahun 2021.

Jumlah
No. Pengetahuan
f %
1. Baik 43 66,2
2. Kurang 22 33,8
Total 65 100

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui dari 65 responden

diperoleh hasil bahwa yang pengetahuan baik sebanyak 43

responden (66,2 %) dan pengetahuan kurang sebanyak 22 (33,8%).

3. Pekerjaan
45

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Tahun 2021.

Jumlah
No. Pekerjaan
f %
1. Bekerja 33 50,8
2. Tidak Bekerja 32 49,2
Total 65 100

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui dari 65 responden

diperoleh hasil bahwa yang bekerja sebanyak 33 responden

(50,8%) dan yang tidak bekerja sebanyak 32 responden (49,2%).

4. Budaya

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Budaya di Wilayah Kerja Puskesmas

23 Ilir Tahun 2021.

Jumlah
No. Budaya
f %
1. Mengikuti 45 69,2
2. Tidak Mengikuti 20 30,8
Total 65 100

Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui dari 65 responden

diperoleh hasil bahwa yang mengikuti budaya 45 responden (69,2%)

dan yang tidak mengikuti 20 responden (30,8%)

5.2.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah uji statistik yang di pergunakan untuk

menganalisis hubungan antara variable independen dengan variabel


46

dependen. Dalam penelitian bivariat ini dilakukan uji statistik chi

square untuk dapat menyimpulkan adanya hubungan dua variabel

tersebut bermakna atau tidak bermakna, dengan α = 0,05. Data diolah

dengan program computer SPSS.

1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI

Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.

Sig-
Pemberian MP-ASI P
No Pengetahuan Tidak
Memberikan
Memberikan Total
f % f % f %
1 Baik 17 26,2 6 9,2 23 35,4 0,032
2 Kurang 18 27,7 24 36,9 42 64,6
Total 35 53,8 30 46,2 65 100

Berdasarkan Tabel 5.5 diketahui dari 65 responden yang

berpengetahuan baik dan memberikan MP-ASI sebanyak 17

responden (26,2%) dan yang tidak memberikan MP-ASI sebanyak 6

responden (9,2%), yang berpengetahuan kurang dan memberikan

MP-ASI sebanyak 18 responden (27,7%) dan yang tidak

memberikan MP-ASI sebanyak 24 responden (36,9%).

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α

= 0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,032 < dari nilai

α 0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

Pengetahuan dengan pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Palembang.


47

2. Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pemberian MP-ASI

Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.

Sig-
Pemberian MP-ASI P
No Pekerjaan Tidak
Memberikan
Memberikan Total
f % f % f %
1 Bekerja 13 20,0 20 30,8 33 50,8
Tidak 0,034

2 Bekerja 22 33,8 10 15,4 32 49,2


Total 35 53,8 30 46,2 65 100

Berdasarkan Tabel 5.6 diketahui dari 65 responden yang

bekerja dan memberikan MP-ASI sebanyak 13 responden (20,2%)

dan yang tidak memberikan MP-ASI sebanyak 20 responden

(30,8%), yang tidak bekerja dan memberikan MP-ASI sebanyak 22

responden (33,8%) dan yang tidak memberikan MP-ASI sebanyak

10 responden (15,4%).

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α

= 0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,034 < dari nilai

α 0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

Pekerjaan dengan pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Palembang.

3. Hubungan Budaya dengan Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Budaya dengan Pemberian MP-ASI Dini

di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.


48

Pemberian MP-ASI
Tidak Sig-
No Budaya Memberikan
Memberikan Total P
f % f % f %
1 Mengikuti 19 29,2 26 40,0 45 69,2
Tidak 0,011

2 Mengikuti 16 24,6 4 6,2 20 30,8


Total 35 53,8 30 46,2 65 100

Berdasarkan Tabel 5.7 diketahui dari 65 responden yang

mengikuti budaya dan memberikan MP-ASI sebanyak 19 responden

(29,2%) dan yang tidak memberikan MP-ASI sebanyak 26

responden (40,0%), yang tidak mengikuti budaya dan memberikan

MP-ASI sebanyak 16 responden (24,6%) dan yang tidak

memberikan MP-ASI sebanyak 4 responden (6,2%).

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α

= 0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,011 < dari nilai

α 0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

Budaya dengan pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Palembang.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemeberian Makanan Pedamping

ASI Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir 2021

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α =

0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,032 < dari nilai α

0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara


49

Pengetahuan dengan Pemeberian Makanan Pedamping ASI Dini di

Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir 2021.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryanto

dengan judul “Faktor--faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-

ASI dini tahun 2017”. Hasil analisis menunjukkan korelasi antara

pemberian MP-ASI dini dengan pengetahuan (p value 0,017),

kecukupan ASI (p value 0,001), pekerjaan (p value 0,001) dan

dukungan keluarga (p value 0,001).

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muthmainnah dengan judul “Faktor-Fktor Yang Berhubungan Dengan

Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan Makanan Pedamping Air Susu

Ibu Di Puskesmas Pamulang 2018”. Hasil analisa menunjukkan korelasi

antara pemberian MP-ASI dini dengan pengetahuan (p value 0,041).

Menurut asumsi peneliti, responden dengan pengetahuan baik,

sudah memahami bahwa bayi di bawah umur 6 bulan belum boleh

diberikan makanan lain selain ASI dikarenakan pencernaannya belum

siap. Semakin baik pengetahuan responden maka cenderung untuk

tidak memberikan MPASI dini. Dan penelitian ini ditemukan lebih

banyak responden dengan pengetahuan baik yang memberikan MP-ASI

dini kepada bayinya. Dalam hal ini pengetahuan yang didapat

responden hanya sebatas tahu tentang MP-ASI dini, tetapi tidak

dipraktikkan dalam tindakan nyata. Ini banyak terjadi pada responden

dengan usia muda yang belum mempunyai banyak pengalaman dalam


50

merawat bayi. Meskipun mereka tahu tentang MP-ASI dini, namun

dalam tindakan masih dipengaruhi orang tua yang dianggap lebih

berpengalaman.

Selanjutnya berdasarkan pengakuan responden dengan kategori

pengetahuan kurang alasan mereka sudah memberikan MP-ASI pada

bayi sejak usia di bawah enam bulan dikarenakan kurang memahami

pengetahuan tentang MP-ASI. Responden mengenalkan makanan

tambahan seperti susu formula dan makanan lunak kurang dari 6 bulan

agar anaknya kenyang dan tertidur pulas, jika anak diberi makan pisang

sewaktu berumur 2 bulan agar anak tidak rewel dan lebih tenang, berat

badan anak akan bertambah dan lebih cepat besar. Hal ini disebabkan

karena ketidaktahuan ibu tentang manfaat dan cara pemberian MP-ASI

yang benar dan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat.

5.3.2 Hubungan Pekerjaan dengan Pemeberian Makanan Pedamping

ASI Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir 2021

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α =

0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,034 < dari nilai α

0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

Pekerjaan dengan pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja

Puskesmas 23 Ilir Palembang.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurwiah

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian

MP-ASI Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di Posyandu Wilayah Kerja


51

Puskesmas Poasi Kota Kendari 2017”. Hasil peneliti menunjukan dari

35 responden terdapat 19 responden (54%) dan yg bekerja 16

responden (40,6%).

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmita

yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian

MP-ASI Dinipada Bayi Di Puskesmas Payung Kekaki Tahun 2019”.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 188

responden diperoleh jumlah ibu yang tidak bekerja sebanyak 135

orang, sedangkan ibu yang tidak bekerja yang memberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI) dini sebanyak 110 (81,5%). Hal ini

ditunjukkan dari hasil uji statistik dengan metode chi square diperoleh

nilai P value (0,038) artinya terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

pemberian MP-ASI dini.

Menurut asumsi hasil penelitian menyatakan bahwa ibu yang

tidak bekerja beresiko 2 kali untuk memberikan makanan pendamping

ASI (MP-ASI) dini dibandingkan ibu yang bekerja. Ibu yang tidak

bekerja pada dasarnya mempunyai banyak waktu untuk memberikan

ASI kepada bayinya, namun ibu lebih memilih memberikan makanan

pendamping ASI kepada bayinya yang belum berusia 6 bulan, hal ini

disebabkan bagi ibu yang tidak bekerja lebih mempunyai kesempatan

untuk membuat makanan pendamping ASI untuk bayinya dari pada

memberikan ASI nya, karena ibu beranggapan bahwa ASI saja tidak

cukup untuk mengenyangkan bayinya. Selain itu disebabkan karena ibu


52

hanya berdiam diri dirumah sehingga ibu tidak mendapatkan informasi

mengenai manfaat ASI eksklusif dan waktu yang tepat untu

memberikan MP-ASI, disusul masih kuatnya pengaruh sosial budaya

dalam hal bayi yang cepat diberi makan akan gemuk, dan gemuk itu

sehat.

5.3.3 Hubungan Budaya dengan Pemeberian Makanan Pedamping ASI

Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir 2021

Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α =

0,05, dari hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,011 < dari nilai α

0,05, yang dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

budaya dengan pemberian MP- ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas

23 Ilir Palembang.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Selvia yang berjudul “

Analisa Faktor yang Berhubungan Budaya dalam Pemberian MP-ASI

pada Bayi 0-12 bulan di Puskesmas Sewu Surabaya 2017” Hasil

menunjukkan bahwa yang tidak mengikuti budaya 66 respoden (64,7%)

dari 102 responden dan memiliki nilai (p value 0,092) bahwa tidak

terdapat hubungan budaya dengan pemberian MP-ASI.

Menurut asumsi peneliti menyatakan tidak mengikuti budaya

karena responden telah mengikuti Posyandu dan punyuluhan tentang

MP-ASI di Puskesmas dan telah menaati ajuran dari pemerintah yang

mengatur makan pedamping ASI dalam peraturan no.237/1997.


53
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan

yang telah diuraikan sebelumnya mengenai “Faktor-faktor yang Berhubungan

dengan Pemberian Pedamping Makanan Air Susu Ibu (MP-ASI) Sebelum

Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Palembang 23 Ilir 2021”. Maka

diperoleh suatu kesimpilan yaitu :

1. Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α = 0,05, dari

hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,032 < dari nilai α 0,05, yang

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan

dengan pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir

Palembang.

2. Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α = 0,05, dari

hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,034 < dari nilai α 0,05, yang

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Pekerjaan dengan

pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.

3. Berdasarkan hasil uji chi-square dengan nilai probabilitas α = 0,05, dari

hasil penelitian diketahui nilai p-value 0,011 < dari nilai α 0,05, yang

dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara Budaya dengan

pemberian MP-ASI Dini di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang.

54
55

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Responden

Semoga dapat menambah wawasan tentang waktu pemberian

makanan pendamping ASI yang tepat yaitu > 6 bulan agar tidak terjadi

komplikasi pada bayi seperti diare atau konstipasi.

6.2.2 Tempat Penelitian

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan frekuensi

dan kualitas programnya melalui pembuatan leaflet yang memuat

informasi lengkap tentang kapan waktu yang tepat untuk

memberikan MPASI.

2. Tenaga kesehatan (bidan) diharapkan lebih sering memberikan

informasi kepada ibu-ibu menyusui tentang bagaimana

meningkatkan produksi ASI yaitu dengan mengkonsumsi makanan

sayuran hijau seperti daun katuk, daun pepaya, bayam, buncis,

jagung dan kacang. Dapat juga dengan meminum vitamin pelancar

ASI, susu ibu hamil dan memperbanyak konsumsi air putih.

6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan khususnya untuk mahasiswi kebidanan

Institut Kesehatan Helvetia, dalam menambah pengetahuan serta

sebagai bahan referensi sebagai acuan penelitian selanjutnya.


56

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil

penelitian ini sebagai acuan untuk memperdalam dan mengembangkan

penelitian yang berkaitan dengan pemberian makanan pendamping ASI

pada bayi.
Daftar Pustaka

Artini, B (2018). Analisis Faktor yang Memengaruhi Pemberian MP-ASI Dini.


Jurnal Kebidanan, 7(1)

Bps.go.id (2020), Badan Pusat Statistik Provensi Sumatera Selatan 2020 diakses
pada tanggal 20 Juni 2021 dari
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1340/sdg
s_2/2

Dian, I. P. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Mp-


Asi Pada Bayi Usia Kurang 6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gemarang (Doctoral dissertation, Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun).

e-renggar.kemenkes.go.id (2021, 01 Februari) Laporan Kinerja Kementerian


Kesehatan Tahun 2020 diakses pada tanggal 27 Juni 2021 dari https://e-
renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-131313-1tahunan-
211.pdf.

Estiningtias, D. Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian Makanan


Pendamping Asi (Mp-Asi) Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan
Panti.

Iman, M. Statistik dan metode Penelitian dalam bidang kesehatan.


Bandung:Citapustaka Media Perintis; 2017.

Juliana, D., & Lestari, A. (2021) Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI
Dini di Wiliyah Kerja Puskesmas Siantan Tengah. Khatulistiwa Nursing
Journal, 3(1)

Kemenkes.go.id (2019, 19 Agustus) Biro Komunikasi dan Pelayanan


Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI (2019) diakses pada 03 Juli
2021 dari https://www.kemkes.go.id/article/view/19080800004/berikan-
asi-untuk-tumbuh-kembang-optimal.html

Marmi, S.ST, M.Kes. 2014 Gizi dalam Kesehatan Reproduksi Jenis pemberian
MP-ASI. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

56
Marini, M., & Yanuar, A. (2020). Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan
Budaya Terhadap Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Di
Puskesmas Ciruas Kabupaten Serang Tahun 2019. JOURNAL
EDUCATIONAL OF NURSING (JEN), 3(1), 1-10.

Mashuri, I. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Pemberian Mp-Asi Dini


Pada Bayi Usian Usia (0-6) Bulan Diposyandu Noreh Sereseh Sampang
Penelitian Cross Sectional (Doctoral dissertation, universitas
muhammadiyah gresik).

Notoadmodjo. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta

Nurwiah, P., & Taamu, H. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemberian Mp-Asi Pada Bayi Sebelum Usia 6 Bulan Di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Kendari).

Popmama.com (2020, 28 September). Aturan dan Syarat Pemberian MP-ASI


Premium menurut WHO, diakses pada 29 Juni 2021 dari
https://www.popmama.com/baby/7-12-months/jemima/aturan-dan-
syarat-mpasi-premium-menurut-who

Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang, (2021, 07 Juli) Data ASI Eksklusif Bayi 0-5
bulan tahun 2018-2021.

Priyono. (2016), Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zafatama Publishing.

Sari, D. K., & Mustikasari, I. (2020). Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang


Pemberian Mp-Asi Untuk Anak Usia 6-24 Bulan (Doctoral dissertation,
Universitas' Aisyiyah Surakarta).

Sehatq.com (2020, 08 Agustus). Posyandu Balita Tak Hanya Penting Untuk


Kesehatan Buah Hati, diakses pada 12 Juli 2021 dari
https://www.sehatq.com/artikel/posyandu-balita-tak-hanya-penting-
untuk-kesehatan-buah-hati

Selvia, M. (2018). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu


Dalam Pemberian Mpasi Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Berdasarkan Teori
Transcultural Nursing Di Puskesmas Pucang Sewu Kota
Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Sugiono. (2013), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta.

TANJUNG, S. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Makanan


Pendamping Asi Dini Di Klinik Wipa Tahun 2019 (Doctoral
dissertation, Institut Kesehatan Helvetia Medan).

Tanti, S. (2018). Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dini


Dengan Status Gizi Dan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di
Posyandu Balita Wilayah Kelurahan Banjarejo Kota Madiun (Doctoral
dissertation, STIKES BHAKTI HUSADA MULIA).

Wulandari, P., dkk (2020). Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian MP-ASI


Dini pada Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal
Keperawatan,  12(2), 223-230.
LAMPIRAN

1. Lampiran Kode Etik


2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

INFORMED CONSCENT
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Perkenalkan nama saya Reni Yuliasari, akan melakukan penelitian dengan


judul : “Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Pemberian MP-ASI pada
Bayi Sebelum Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
tahun 2021”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sosial
budaya dan pekerjaan dalam pemberian MP-ASI dini. Manfaat dari penelitian ini
dapat meningkatkkan pemahaman responden tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini.
Penelitian ini tidak akan berpengaruh buruk terhada kehidupan sehari-hari
maupun pekerjaan ibu atau mengakibatkan hal yang merugikan lainnya. Informasi
yang ibu berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai
penelitian.
Dengan menandatangani inform conscent ini menunjukan bahwa ibu telah
memahami tujuan dan manfaat penelitian ini sehingga memutuskan berpartisipasi
dalam penelitian.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang baik dari ibu berikan.

Palembang, ....., ......, 2021


Responden

(__________________________)
KUESIONER PENELITIAN
“Faktor-faktor yang Berhubungan dalam Pemberian MP-ASI pada Bayi
Sebelum Usia 6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun
2021”

Kode Responden

Petunjuk Pengisian :
1. Berilah penilaian terhadap aspek yang dilihat berdasarkan pengalaman anda,
dengan memberikan tanda “√” pada kolom yang tersedia.
2. Jika ingin mengganti jawaban yang telah diisi, maka berilah tanda “X” pada
jawaban awal, lalu berikan tanda “√” pada kolom yang tersedia sesuai dengan
alternative jawaban yang dikehendaki.
3. Mohon agar dapat mengisi dengan apa adanya, karena identitas dan jawaban
anda, akan terjaga kerahasiaannya.
4. Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama :
2. Umur Ibu : tahun
3. Pendidikan :  Tidak sekolah/tamat  SD  SMP  SMA
 Perguruan Tinggi
4. Umur Bayi :
5. Alamat :
6. Pekerjaan :  Berkerja  Tidak Berkerja
INSTRUMEN/PERTANYAAN

Variabel Dependen (Pemberian MP-ASI)


Apakah bayi ibu telah diberikan MP-ASI seperti madu, buah-buahan, nasi
tim, dll ?
a. Ya
b. Tidak

Variabel Independen
Pengetahuan Ibu
1. Apakah yang dimaksud dengan pemberian makanan tambahan?
a. Makanan dan minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi
untuk memenuhi kebutuhan gizi pada usia bayi diatas 6 bulan.
b. Makanan dan minuman yang diberikan pada bayi usia 6 bulan agar bayi
tidak rewel dan menangis.
c. Makanan dan minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi kurang dari 6 bulan

2. Makanan pendamping ASI baik diberikan kepada bayi pada Saat umur
berapa ?
a. >6 bulan
b. 4-6 bulan
c. 1-3 bulan

3. Dampak pemberian ASI terlalu dini yaitu ?


a. Penurunan produksi ASI bagi ibu
b. Penigkatan produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi produksi ASI
4. Apa pengaruhnya terhadap pemberian makanan bayi sebelum usia 6 bulan
terhadap kesehatan bayi ?
a. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
b. Anak jadi sering menangis
c. Tidak ada pengaruhnya

5. Pertumbuhan bayi lebih cepat bila diberi ?


a. ASI saja hingga usia6 bulan
b. ASI dan susu formula mulai bayi berusia 4 bulan
c. Vitamin dan Susu formula

6. Pemberian makanan tambahan (biscuit,buah-buahan dll) sebaiknya pada


usia ?
a. > 6 bulan
b. 9 bulan
c. > 24 bulan

7. Usia bayi dibawah 6 bulan sebaiknya bayi diberikan makanan berupa:


a. Makanan lumat
b. Makanan padat
c. Air susu ibu

8. Mengapa perlu diberikan makanan tambahan pada usia 6 bulan ?


a. Agar anak tidak rewel dan menangis
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi tercukupi

9. Apakah ASI dapat digantikan dengan makanan lain penganti ASI ?


a. Ya
b. Tidak
c. Digantikan dengan susu formula
10. Pemberian makanan seperti sayur-sayuran terlalu dini pada usia 0-6 bulan
menyebabkan ?
a. Anemia
b. Obesitas
c. Diare

Budaya

No. Pertanyaan Mengikuti Tidak


1. Kepercayaan disini menganggap bayi 0-6 bulan
boleh diberi makanan tambahan seperti nasi tim,
pisang,dll. Apa ibu sependapat dengan itu
2. Kepercaayaan untuk memberikan cairan manis
ketika bayi baru lahir sebagai salah satu cara dalam
agama
3. Budaya daerah tempat tinggal ibu menganjurkan
bayi yang sering menangis sudah biasa diberi
makanan tambahan walaupun belum berusia enam
bulan
4. Menurut budaya dilingkungan ibu, memberikan
makanan tambahan kurang dari enam bulan
menyebabkan bayi cerdas dan pintar
5. Apakah kebiasaan pemberian makanan tambahan
dilingkungan ibu mempengaruhi dalam memberikan
makanan pendamping ASI pada bayi ibu
6. Ada kebiasaan masyarakat memberikan susu
formula pada bayi agar bayi tidak sering menangis
7. Apa ibu setuju dengan adanya kebiasaan lingkungan
setempat lebih baik tidak memberikan ASI demi
kecantikan tubuh
8. Apa ada Kebiasaan memberikan makanan padat
pada bayi sebelum usia 6 bulan agar bayi cepat
kenyang dan tidak rewel
9. Ada Kebiasaan memberikan susu formula sebagai
pengganti ASI apabila bayi ditinggal ibunya atau
bayi rewel
10. Ada anjuran dari orang tua disekitar lingkungan ibu
untuk memberikan makanan tambahan kurang dari
enam bulan

Lampiran 5 Hasil Coding


Lampira 6 Hasil Analisis SPSS
Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampira 8 Surat Balasan Pengambilan Data Awal dan Izin Penelitian
Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai