Anda di halaman 1dari 71

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENCAPAIAN

ANTE NATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KINTOM
KABUPATEN BANGGAI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Diploma IV Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan

Disusun Oleh:

SULIANTY SALUKI
PO7120321154

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk diuji oleh Tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan

Keperawatan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Palu

Nama : Sulianty Saluki


Nim : PO7120321154

Palu, Agustus 2022

Pembimbing I

Rina Tampake, S.Pd. S.Kep,Ns,M.Med. Ed.


NIP. 196302131986032002

Pembimbing II

Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp. M.Si


NIP.196604241989032002

Mengetahui
Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Palu
Ketua

Iwan, S.Kep. Ns. M.Kes


NIP. 197703262003121004

ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

Sulianty Saluki, 2022. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pencapaian ante natal
care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom Kabupaten Banggai
(1) Rina Tampake (2) Selvi Alfrida Mangundap

ABSTRAK

(i-x + 50 halaman + 10 tabel, 1 gambar, 6 lampiran)

Antenatal care atau pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih dan profesional dapat mencegah dan mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu
hamil lebih awal sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Di
Indonesia, pelayanan antenatal dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan selama masa
kehamilan ibu sesuai dengan kebijakan pemerintah. Data tahun 2021 terdapat 204 orang
ibu hamil di wilaya kerja puskesmas kintom dari hasil wawancara 10 Orang ibu terdapat
5 orang yang masi rendah pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan Antenatal Care, 5
orang yang mempunyai sikap kurang untuk melakukang pemeriksaan Antenatal Care Di
puskesmas Kintom. Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu Diketahuinya berhubungan
pengetahuan dan sikap dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai
Jenis penelitian ini analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil di Puskesmas Kintom, yang berjumlah 41 orang.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik bahwa 4 orang ibu hamil yang
memiliki pengetahuan kurang baik, pencapaian ANC rendah sebanyak 3 orang (75,0%),
pencapaian ANC tinggi sebanyak 1 orang (25,0%). Sedangkan 37 ibu hamil pengetahuan
baik, pencapaian ANC rendah 6 orang (16,2%) dan pencapaian ANC tinggi sebanyak 31
orang (83,8%). Hasil uji statistik yang diperoleh nilai p value = 0,007 lebih kecil dari 0,05.
variabel sikap dengan pencapaian antenatal care Hasil uji statistik yang diperoleh nilai p
value = 0,014 lebih kecil dari 0,05
Kesimpulan ada hubungan pengetahuan dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC)
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai. ada hubungan
sikap dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai. Saran Bagi Puskesmas Kintom kepada tenaga
kesehatan di puskesmas Kintom khususnya bidan atau perawat desa yang melakukan
pelayanan antenatal agar melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang
pentingnya melakukan kunjungan antenatal yang teratur slama kehamilan

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Pencapaian Ante Natal Care


Daftar Pustaka : 24 (2014-2022)

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakutu.

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinnga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul "Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pencapaian ante natal care (ANC)

pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom Kabupaten Banggai. Penelitian ini

sebagai syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan keperawatan

(S.Tr.Kep) Poltekes Kemenkes Palu. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada

Rasullullah Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam beserta para keluarga, sahabat, dan

pengikutnya sampai akhir zaman. Peneliti mengucapkan terimakasih yang teristimewa

kepada suami saya Novanri Sete, anak anakku tercinta Ziljian Sete, Zinan Sete yang telah

banyak memberikan bantuan do’a serta motivasi kepada peneliti selama mengikuti

pendidikan

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, Oleh karena itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan pertimbangan

perbaikan di masa mendatang, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak

maka penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Nasrul, SKM, M.Kes Direktur Poltekes Kemenkes Palu

2. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.,M.Si Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Palu,dan sebagai penguji pembimbing II

3. Iwan, S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Keperawatan Palu.

iv
4. Rina Tampake, S.Pd. S.Kep,Ns,M.Med.,Ed sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan saran yang diberikan, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Dr. Baharuddin Condeng, SKM. M.Kes Ketua Tim penguji, Hj. Azizah Saleh, SKM.

MM dan Fitria Masulili, M.Kep. Sp.Kep.An yang dengan sabar dan ikhlas dalam

memberi koreksi atau perbaikan serta arahan kepada peneliti.

6. Kepala Puskesmas Kintom beserta Staf, terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya

dalam penelitian ini.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Amin.

Wassalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Kintom, Agustus 2022

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....... ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
D. Manfaat Penilitian....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Konsep Antenatal care ..............…....................…….............................. 6
6
1. Pengertian Antenatal care ................................................................... 6
2. Tujuan Antenatal care ....................................................................... 8
3. Standart Pelayanan Antenatal care ..................................................... 9
4. Standar Kunjungan ANC dimasa pandemi ........................................ 10
14
5. Ketentuan Antenatal care ................................................................... 14
B. Konsep Pengetahuan .............................................................................. 14
1. Pengertian Pengetahuan ....................................................................... 16
2. Tingkat Pengetahuan .......................................................................... 17
17
3. Pengukuran pengetahuan .................................................................. 17
C. Konsep Sikap............. ............................................................................. 18
1. Pengertian Sikap .............................................................................. 19
20
2. Komponen ikap ............................................................................... 21
3. Tingkatan Sikap ................................................................................
4. Faktor yang mempengaruhi sikap.......................................................
D. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................................
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN 22
A. Jenis dan desain Penelitian....................................................................... 22
22
B. Lokasi dan waktu Penelitian...................................................................... 22
C. Populasi dan sampel ................................................................................. 22
1. Populasi ............................................................................................. 22
2. Sampel ............................................................................................... 23
24
D. Definisi Operasional ................................................................................. 25

vi
E. Pengumpulan data ................................................................................... 25
26
F. Analisi Data..............................................................................................
G. Penyajian Data .......................................................................................
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27
A. Hasil penelitian .....................................................................................
27
B. Pembahasan .......................................................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SDARAN 37
A. Kesimpulan .................................................................................... 37
37
B. Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Gambaran umur ibu hamil di Puskesmas Kintom ........................... 27

Tabel 4.2 Gambaran umur ibu hamil di Puskesmas Kintom............................. 27

Tabel 4.3 Gambaran pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Kintom..................... 28

Tabel 4.4 Gambaran usia kehamilan ibu di Puskesmas Kintom....................... 28

Tabel 4.5 Gambaran jumlah kehamilan ibu di Puskesmas Kintom................ 29

Tabel 4.6 Gambaran pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kintom................ 29

Tabel 4.7 Gambaran sikap ibu hamil di Puskesmas Kintom.......................... 30

Tabel 4.8 Gambaran pencapaian ANC di Puskesmas Kintom......................... 30

Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan ibu dengan pencapaian ANC di Puskesmas 31


Kintom.............................................................................................

Tabel 4.10 Hubungan sikap ibu dengan pencapaian ANC 31


di Puskesmas Kintom ................................................................

DAFTAR GAMBAR

viii
ix

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 20

DAFTAR LAMPIRAN

ix
x

Lampiran 1 : Surat izin pengambilan data awal dari poltekkes Kemenkes Palu

Lampiran 2 : Surat selesai pengambilan data awal dari Puskesmas Kintom

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar penjelasan penelitian

Lampiran 5 : Lembar persetujuan responden

Lampiran 6 : Jadwal kegiatan penelitian

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,

persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh,

di setiap 100.000 kelahiran hidup. Secara global, AKI digunakan sebagai indikator

untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan ibu di suatu negara atau wilayah

(Kemenkes RI, 2016). Di Indonesia, terdapat hampir 20.000 kejadian kematian ibu

akibat komplikasi pada saat hamil maupun melahirkan setiap tahunnya (Lisbet L,

2016).

Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai penyebab tertinggi kematian

ibu tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan melalui antenatal care

(ANC) secara teratur. Antenatal care atau pelayanan antenatal yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional dapat mencegah dan mendeteksi

komplikasi pada janin dan ibu hamil lebih awal sehingga tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan dikemudian hari. Di Indonesia, pelayanan antenatal dilakukan paling

sedikit 4 kali kunjungan selama masa kehamilan ibu sesuai dengan kebijakan

pemerintah yang didasarkan atas ketentuan WHO (WHO, 2017).

Pentingnya kunjungan ANC ini belum menjadi prioritas utama bagi sebagian ibu

hamil terhadap kehamilannya di Indonesia. Untuk itu, beberapa peneliti telah

melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi

kunjungan ANC ibu pada saat hamil. Berdasarkan teori Green, dalam

1
2

Notoatmodjo (2014) terdapat faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor

pemungkin yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk memengaruhi

perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC. Faktor predisposisi meliputi

usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dan sikap. Faktor pemungkin

meliputi jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan media informasi. Faktor

penguat meliputi dukungan suami dan keluarga, serta dari petugas kesehatan yang

ada.

Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut dapat

diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang terlatih dan

profesional (Mikrajab, 2016). Tujuan pelayanan ANC adalah untuk mempersiapkan

persalinan dan kelahiran dengan mencegah, mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah

kesehatan selama kehamilan yang memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi

komplikasi kehamilan itu sendiri, kondisi yang mungkin dapat membahayakan

kehamilan ibu, serta efek dari gaya hidup yang tidak sehat. Kebijakan program

pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan

paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (K1), 1

kali pada trimester kedua (K2), dan 2 kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).

Sedangkan apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah,

perdarahan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain-lain, frekuensi kunjungan

ANC disesuaikan dengan kebutuhan (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2015 oleh Badan Pelaksana Survei (BPS), AKI di Indonesia adalah 305 kematian per
3

100.000 kelahiran hidup. Angka ini cukup tinggi karena melebihi target yang telah

ditentukan, yaitu 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016).

Penyebab kejadian kematian ibu terbanyak setiap tahunnya adalah sama, yaitu akibat

perdarahan, diikuti oleh hipertensi dan infeksi serta penyebab lainnya seperti kondisi

penyakit kanker, jantung, tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu.

Sedangkan, abortus dan partus lama menyumbang angka yang sangat kecil sebagai

penyebab AKI (Kemenkes RI, 2014),

Data tahun 2020 khusus capaian cakupan indikator program kesehatan ibu

hamil ANC, ibu bersalin, nifas, keluarga berencana dan program lainnya di

Kab/Kota yang berdampakbencana alam, gempa, Tsunami dan likuifaksi yaitu Sigi,

Donggala, Parigi Moutong dan Palu capaian Indikator mengalami penurunan dan

tidak mencapai target (Dinkes Prov. Sulteng 2020). Data tahun 2021 kunjungan

ibu hamil K1 tahun 2021 meskipu menurun 90,1% dibandinkan cakupan tahun

2020 sebesar 90,5%, namun telah mencapai target untuk beberapa Kabupaten.

Cakupan kunjungan tertinggi di Kota Palu 110,8%, Kabupaten terendah Kabupaten

Parigi Moutong sebesar 67,7% (Dinkes Prov. Sulteng 2021).Capaian ANC wilayah

kerja Puskesmas kintom tahun 2019 mencapai 75,8 % dari 180 ibu hamil,tahun 2020

mencapai 74,4% dari 161 ibu hamil sedangkan di tahun 2021 mencapai 61,8% dari

201 ibu hamil

Data tahun 2019 di Kabupaten Banggai menunjukkan bahwa cakupan K1

sebesar 99,5% cakupan tertinggi berada diwilayah kerja puskesmas Luwuk sebesar

121,1% dan terendah diwilayah Puskesmas Toili II 85,2%. Sedangkan cakupan K4

sebesar 94,2%. Cakupan tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Batui sebesar
4

117,3% dan terendah diwilayah kerja Puskesmas Nambo sebesar 83,3%. (Dinkes

Kabupaten Banggai, 2019).

Data tahun 2021 terdapat 204 orang ibu hamil di wilaya kerja puskesmas

kintom dari hasil wawancara 10 Orang ibu terdapat 5 orang yang masi rendah

pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan Antenatal Care, 5 orang yang

mempunyai sikap kurang untuk melakukang pemeriksaan Antenatal Care Di

puskesmas Kintom,

Berdasasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian berjudul hubungan pengetahuan dan sikap dengan pencapaian ante Natal

Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom Kabupaten

Banggai Tahun 2022

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan

pengetahuan dan sikap dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di

wilayah kerja puskesmas Kintom Kabupaten Banggai Tahun 2022 ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya berhubungan pengetahuan dan sikap dengan pencapaian Ante

Natal Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten

Banggai

2. Tujuan khusus

a. Diketahunya hubungan pengetahuan dengan pencapaian Ante Natal Care

(ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten


5

Banggai

b. Diketahuinya hubungan sikap dengan pencapaian Anten atal Care (ANC)

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Kintom

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan bagi

pelayanan keperawatan maternitas dan tenaga kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Kintom dalam upaya meningkatkan pelayanan ANC pada ibu hamil

serta dapat memberikan manfaat bagi ibu hamil dalam meningkatkan pemahaman

akan pentingnya pemeriksaan Ante Natal Care selama menjalani kehamilan.

2. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini bias dijadikan materi bacaan dan tambahan referensi

bagi mahaiswa Politeknik Kesehatan Palu dalam menambah literatur penelitian

mahasiswa

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian

setelah mendapatkan ilmu metodologi penelitian

4. Manfaat bagi peneliti lain.

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sumber untguk peneliti selanjutnya,dan

dapat memberikan gambaran pemeriksaan ANC sesuai standar minimal


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Ante Natal Care

1. Pengertian

a. Menurut Kemenkes RI (2020), antenatal care merupakan suatu bentuk

pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan

secara dini penyakit yang menyertai kehamilan dan menegakkan secara dini

komplikasi kehamilan. Pengawasan wanita hamil secara rutin mampu

membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

b. Pelayanan antenatal bertujuan untuk memberikan pengalaman hamil dan

melahrkan yang positif bagi para ibu (positive pregnancy experience) atau

well born baby dan well health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan

laktasi serta memulihkan kesehatan ibu yang optimal saat akhir kala nifas

sehingga menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak (WHO,

2016).

2. Tujuan

Tujuan dari pelayanan ANC menurut Kurniasari (2016) diantaranya adalah:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu

dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

6
7

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian air susu

ibu (ASI) eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Selain itu, terdapat beberapa fokus pencapaian yang diungkapkan oleh

WHO (2016) mengenai fokus pencapaian dari pelayanan antenatal secara

menyeluruh, diantaranya adalah :

a. Mengidentifikasi dan melakukan pengawasan pada wanita hamil serta janin

yang dikandungnya.

b. Mendeteksi dan mengatasi komplikasi dalam kehamilan, terutama


preeklampsi.

c. Mendeteksi dan mengobati penyakit yang mendasari kemungkinan terjadinya

komplikasi pada ibu hamil.

d. Mendeteksi adanya ganguan anemia, infeksi HIV, masalah kesehatan mental,

dan atau gejala stres serta kekerasan dalam rumah tangga.

e. Melakukan upaya pencegahan, meliputi imunisasi tetanus toxoid (TT),

pemberian obat cacing, pemberian tablet besi dan asam folat, pencegahan

terhadap malaria dalam kehamilan dengan menggunakan profilaksis atau

dengan kelambu.

f. Menyarankan dan mendukung setiap wanita dan keluarganya untuk

membangun kebiasaan sehat dalam rumah tangga.


8

3. Standar Pelananan Ante Natal Care

Pelayanan antenatal sesuai standar yang termasuk dalam fokus program

pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu maternal adalah melalui ANC

terpadu. Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif

dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Implementasi

pelayanan ANC terpadu telah diperkuat dengan dikeluarkannya kebijakan

Menteri Kesehatan yang tertuang dalam pasal 6 ayat 1 huruf b Permenkes No.

25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak, dimana salah satunya dinyatakan

bahwa pelayanan kesehatan janin dalam kandungan dilaksanakan melalui

pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan terhadap ibu hamil

tersebut dilakukan secara berkala sesuai standar.

Dalam pemeriksaan antenatal, selain kuantitas (frekuensi kunjungan),

perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Menurut Kemenkes RI (2020)

standar pelayanan ANC harus memenuhi kriteria 10T, yaitu :

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

b. Pengukuran tekanan darah.

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).

d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid

sesuai status imunisasi.

f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan


9

konseling, termasuk keluarga berencana).

i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah.

j. Tatalaksana kasus.

4. Standart Kunjungan Ante Natal Care dimasa Pandemi / Era Baru

Berdasarkan “Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, Dan Bayi

Baru Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru Revisi 2”, pelayanan antenatal

(Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal adalah 4 Kali Sesuai Standar

Minimal, Dengan rincian di trimester satu, satu kali di trimester dua,Satu Kali

dan Dua kali di trimester tiga.

Berikut rincian standar kunjungan dan pelayanan ANC di masa pandemi

Covid-19 dan era adaptasi kebiasaan baru menurut Kemenkes RI (2020) :

a. Antenatal Care ke-1 di trimester I :

Skrining faktor risiko dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan

protokol kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap

melakukan pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke dokter

untuk dilakukan skrining. Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal

secara tatap muka, dilakukan janji temu/ teleregistrasi dengan skrining

anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara daring untuk mencari

faktor risiko dan gejala Covid-19. Jika ada gejala Covid-19, ibu dirujuk ke

RS untuk dilakukan swab atau jika sulit untuk mengakses RS Rujukan maka

dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan skrining faktor risiko kehamilan

dilakukan di RS Rujukan. Jika tidak ada gejala Covid-19, maka dilakukan


10

skrining oleh Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

b. Antenatal Care ke-2 di trimester dua , ANC ke-3 dan ke -4 di t trimester tiga.

Faktor risiko persalinan,

1) Menentukan tempat persalinan, dan

2) Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak. Tatap

muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining

anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk

mencari faktor risiko dan gejala Covid-19. Jika ada gejala Covid-19, ibu

dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS

Rujukan maka dilakukan Rapid Test

5. Keteraturan Ante Natal Care

a. Pengertian

Pengertian Keteraturan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan, proses yang terjadi

beberapa kali atau lebih atau keadaan/hal yang teratur. Berdasarkan hal

tersebut, keteraturan kunjungan ANC merupakan kesesuaian jumlah

kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan jumlah standar minimal yang

ditetapkan.

Apabila ibu hamil tidak memenuhi kriteria kunjungan sesuai dengan

standar dan jumlah kunjungan minimal tidak sesuai dengan ketetapan standar

maka dapat dikatakan tidak teratur dalam melakukan kunjungan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Keteraturan ANC

Sesuai teori Lawrence Green (1980) dalam Erlina (2013), faktor yang
11

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang berasal dari faktor perilaku

(behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non-behavior cause).

Pembagian menurut konsep dan perilaku seseorang seperti yang

dikemukakan oleh Green meliputi faktor mempermudah (predisposing

factor), faktor pemungkin (enabling factor) dan faktor penguat (reinforcing

faktor).

1) Faktor pemungkin (enabling factor) adalah faktor yang memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas kesehatan, jarak tempat tinggal, penghasilan

keluarga dan media informasi.

2) Faktor penguat (reinforcing faktor) mencakup faktor dukungan suami

dan keluarga, perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas

kesehatan.

3) Faktor mempermudah (predisposisi Factors) adalah faktor yang

mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor ini

mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi

dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014).

Pada penelitian oleh Rahmawati (2017), faktor-faktor predisposisi yang

mempengaruhi keteraturan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC

adalah sebagai berikut:


12

1) Usia.

Semakin cukup usia, tingkat kematangan seseorang akan lebih baik,

Ketika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berpikir

seseorang akan lebih dewasa. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun)

dapat berpikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang

lebih muda atau terlalu tua. Hal ini didukung dengan hasil penelitian

Yenita (2012) yang menyimpulkan bahwa ibu dengan usia produktif

memiliki motivasi lebih dalam memeriksakan kehamilannya.

2) Tingkat Pendidikan.

Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar

pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2012). Ibu hamil yang

berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih mengenai masalah

kesehatan sehingga mempengaruhi sikap mereka terhadap

kehamilannya.

3) Status Pekerjaan.

Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih

memilih untuk mementingkan karirnya dibandingkan dengan

kesehatannya sendiri, sehingga sulit untuk teratur dalam melakukan

kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki

waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan menjadwalkan

kunjungan ANC secara optimal.

4) Banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang wanita.

Hasil penelitian oleh Yenita (2012) menunjukkan bahwa ibu hamil


13

dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan

kehamilannya sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan

ibu dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu yang

baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam

pelaksanaannya (Yenita & Shigeko, 2012).

5) Jarak Kehamilan.

Pada penelitian Nurlaelah (2014) menyimpulkan bahwa semakin

tinggi resiko terjadi komplikasi akan meningkatkan motivasi ibu hamil

untuk melakukan pemeriksaan. Jarak kehamilan yang dekat dapat

meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu hamil sehingga hal

ini semakin meningkatkan frekuensi kunjungan antenatalnya

6) Pengetahuan Ibu Hamil.

Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan,

pengetahuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi motivasi ibu

hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan

yang tinggi mengenai kesehatan kehamilan menganggap kunjungan

ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi

sebuah kebutuhan untuk kehamilannya. Hal ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Hasnita (2018) menyimpulkan bahwa ibu hamil

memiliki yang pengetahuan baik tentang ANC, teratur dalam melakukan

kunjungan ANC.

7) Sikap Ibu Hamil.

Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan


14

memengaruhi keteraturan dalam melakukan kunjungan ANC. Hasil

penelitian Panjaitan (2017) menunjukkan bahwa sikap ibu hamil

mempengaruhi niat melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif

meningkatkan niat hamil wanita untuk melakukan kunjungan ANC.

Sikap positif ditunjukkan oleh indikator bahwa kunjungan ANC perlu

dilakukan keluar untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan ibu

dan bayi serta mengenali tanda bahaya kehamilan.

B. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang di ketahui atau disadari oleh

seseorang yang di peroleh melalui proses berfikir, Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

pembentukan tindakan seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman dan

penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan menurut (Notoatmodjo, 2014) yaitu :


15

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehesion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan yang dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).Aplikasi

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.


16

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian- penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan

diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya. Adapun jenis pertanyaan yang

dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2

jenis yaitu :

a. Pertanyaan subjektif.

Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan essay

digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai,

sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.

b. Pertanyaan objektif.

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choice), betul

atau salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh penilai.

Menurut Arikunto (2014), pengukuran tingkat pengetahuan dapat

dikategorikan menjadi tiga yaitu :

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan.


17

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan.

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab < 56% dari total

jawaban pertanyaan

C. Konsep Sikap

1. Pengertian Sikap (Attitude)

Sikap adalah ekspresi seseorang yang merepleksiakan kesukaanya atau

ketidak sukaanya terhadap suatu objek, sikap adalah juga respons tertutup

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak

setuju, baik tidak baik dan sebagainya.

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2014), Komponen sikap itu terdiri dari 3 (tiga)

komponen pokok yakni :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat

atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap

objek. Seperti contoh butir a berarti bagaimana orang menilai terhadap

penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang

membahayakan.
18

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah merupakan ancang–ancang untuk bertindak atau berperilaku

terbuka (tindakan).

3. Tingkatan sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2014) bahwa sikap mempunyai tingkat –

tingkat berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).Misalnya sikap seseorang terhadap periksa hamil

(antenatal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran ibu untuk

mendengarkan penyuluhan tentang antenatal care di lingkungannya.

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya seorang ibu yang

mengikuti penyuluhan antenatal tersebut ditanya atau diminta menanggapi

oleh penyuluh kemudian ia menjawab atau menanggapinya.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang

lain bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain

merespons.
19

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap

tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil risiko bila

ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

4. Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Lestari (2015) yaitu:

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman diri sendiri yang meninggalkan kesan kuat dapat menjadi

dasar pembentukan sikap. Sikap lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

tersebut melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang diangap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu komponen sosial yang

dapat mempengaruhi sikap kita. Individu umumnya cenderung memiliki

sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Kebudayaan

Kebudayaan menanamkan garis pengarah sikap seseorang terhadap

berbagai masalah. Kebudayaan yang memberi corak pengalaman setiap

individu dalam anggota kelompok masyarakat asuhannya. Kepribadianpada

individu yang telah mapan dan kuatlah yang mampu memudarkan dominasi

kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.


20

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain, mempunyai pengaruh

besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pemberitaan yang

berasal dari media massa tersebut seharusnya bersifat faktual disampaikan

secara obyektif, akan tetapi cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya

sehingga berakibat terhadap sikap individu yang menerimanya.

e. Pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan agama sebagai suatu sistem mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral pada individu, dimana itu akan berperan dalam

menentukan sikap individu terhadap suatu hal.

f. Faktor emosional

Tidak semua sikap ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman pribadi

suatu invidu. Namun, suatu bentuk sikap dapat didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan mekanisme pertahanan

ego. Sikap tersebut hanya bersifat sementara dan segera berlalu begitu

frustasi hilang, akan tetapi juga bersifat lebih persisten dan bertahanlama.

D. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan
Pencapaian ANC
Sikap

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian


21

E. Hipotesis penelitian

1. Ada hubungan pengetahuan dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai

2. Ada hubungan sikap dengan capaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu

hamil di Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.


27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan Pengetahuan,

sikap dengan pencapaian Antenatal Care pada ibu hamil yang diteliti secara

bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai

pada 13 -17 Agustus 2022

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

hamil trimester ke tiga berjumlah 71 orang yang berdomisili di wilayah kerja

Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu hamil tri mester ke

3 yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kintom kabupaten Banggai dengan jumlah

sampel menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, 2018) :

N
n=
1 + N ( d )²

27
28

Keterangan:

n = Sampel (perkiraan besar sampel)

N = Populasi (Jumlah ibu hamil)

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (digunakan 0,1)

Berdasarkan rumus diatas diperoleh sampel sebanyak :

71
n=
1 + 71 (0,1)²

71
n=
1 + 71 (0,01)

71
n=
1,71

n = 41 sampel

D. Defenisi oprasional

1. Pengetahuan ibu hamil

Defenisi : Pemahaman ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care selama kehamilan

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Mengisi kuisioner

Skala Ukur : Ordinal

Hasil ukur : Kurang Baik, jika skor jawaban responden < median (9)

Baik , jika skor jawaban responden ≥ median (9)

2. Sikap ibu hamil

Defenisi : Respon ibu hamil tentang pemeriksaan Ante natal Care selama kehamilan

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Mengisi kuisioner


29

Skala Ukur : Ordinal

Hasil ukur : Kurang Baik, jika skor jawaban responden < median (33)

Baik , jika skor jawaban responden ≥ median (33)

3. Pencapaian ANC

Defenisi : Cakupan pelayanan terhadap ibu hamil tersebut dilakukan secara berkala

sesuai standar minimal 4 kali selama kehamilan.

Alat ukur : Kuisioner

Cara ukur : Mengisi kuisioner

Skala Ukur : Ordinal

Hasil ukur : Capaian rendah = jika ibu hamil kurang dari 4 kali dalam melakukan

pemeriksaan Antenatal Care

Capaian tinggi = jika ibu hamil melakukan pemeriksaan Ante natal care

Selama 4 kali

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung ke responden dengan

menggunakan kuisioner tentang pengetahuan, sikap dan Pencapaian Ante Natal Care ibu

hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom

2. Data Sekunder

Pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu melihat di buku KIA,

pencapaian ante natal care di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai

F. Pengolahan data

Pengolahan data dengan menggunakan komputer yang dilakukan dengan beberapa tahap

yaitu:
30

1. Editing

Editing yaitu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau ceklist.

2. Coding

Coding yaitu pemberian nomor kode pada Ceklis untuk memudahkan pada saat

dilakukan tabulasi data.

3. Entry

Entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode

dimasukan kedalam komputer.

4. Cleaning

Cleaning yaitu pembersihan data, melihat variabel apakah data sudah benar atau

belum.

5. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti. (Notoatmodjo, 2012).

G. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis tabel sederhana, dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-

masing variabel yang diteliti balk variabel independent maupun variabel dependent.

Setelah data di kumpulkan akan dilakukan pengolahan dengan menggunakan

median dan distribusi frekuensi setiap variabel yang akan di teliti dengan rumus:

a. Median.

Median merupakan nilai observasi yang terletak ditengah-tengah setelah

seri pengamatan diurutkan terlebih dahulu melalui besar kecilnya (Array Data),

untuk menentukan nilai median harus terlebih dahulu ditentukan dengan rumus:
31

n+1
2
Keterangan :

n = jumlah sampel/responden

2 = pembagi

b. Distribusi Frekuensi

f
P= x 100 %
n

Keterangan:

P : Persentase

f : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu

n : Jumlah atau keseluruhan responden

2. Analisis Bivariat

Analisis tabel silang dua variabel yaitu independen dan dependen, analisis ini

dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen (pengetahuan dan sikap) dan

variabel dependen (capaian ANC). Uji yang digunakan untuk melihat hubungan adalah uji

statistik dengan rumus Chi-Square (x2). Dengan taraf signifikansi 0,05 atau tingkat

kepercayaan / keyakinan = 95%.

Kriteria penerimaan hipotesis :

Bila nilai p ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (ada hubungan).

Bila nilai p > 0,05 berarti Ha gagal ditolak (tidak ada hubungan)

H. Penyajian Data

Untuk penyajian data hasil penelitian, peneliti menggunakan cara penyajian data dalam

bentuk tabel atau diagram dan narasi.


32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus - 17 Agustus 2022. Sampel

dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Puskesmas Kintom sebanyak 41 orang. Hasil

analisis data sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Karakteristik umur ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom seperti

pada tabel 4.1 berikut ini

Tabel 4.1 Gambaran distribusi umur ibu hamil di Puskesmas Kintom


Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
20-35 tahun 31 75,6
Lebih 35 tahun 10 24,4
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.1 dari 41 responden umur 20-35 tahun sebanyak 31

responden (75,6%), dan umur lebih dari 35 tahun 10 responden (24,4%).

b. Pendidikan

Karakteristik pendidikan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom

seperti pada tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.2 Gambaran distribusi pendidikan ibu hamil di Puskesmas Kintom

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


Dasar 8 19,5
Menengah 28 68,3
Tinggi 5 12,2
33

Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.2 dari 41 responden tingkat pendidikan dasar

sebanyak 8 responden (19,5%), pendidikan menengah sebanyak 28 responden

(68,3%), dan pendidikan tinggi sebanyak 5 responden (12,2%).

c. Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kintom

seperti pada tabel 4.3 berikut ini

Tabel 4.3 Gambaran distribusi pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Kintom

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak bekerja 33 80,5
Bekerja 8 19,5
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 dari 41 responden tidak bekerja sebanyak 33

responden (80,5%), dan ibu yang bekerja sebanyak 8 responden (19,5%).

d. Usia kehamilan

Karakteristik usia kehamilan ibu di wilayah kerja puskesmas Kintom

seperti pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Gambaran distribusi usia kehamilan ibu di Puskesmas Kintom


Usia Kehamilan Frekuensi (f) Persentase (%)
31 minggu 1 2,4
35 minggu 2 4,9
36 minggu 38 92,7
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.4 dari 41 responden ibu hamil, usia kehamilan 31

minggu sebanyak 1 responden (2,4%), usia kehamlan 35 minggu sebanyak 2


34

responden (4,9%), usia kehamilan 36 minggu sebanyak 38 responden (92,7%).

e. Jumlah kehamilan

Karakteristik jumlah kehamilan ibu di wilayah kerja puskesmas Kintom

Pseperti pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Gambaran distribusi jumlah kehamilan ibu di Puskesmas Kintom


jumlah Kehamilan Frekuensi (f) Persentase (%)
Satu kali 3 7,3
Dua kali 25 61,0
Tiga kali 12 29,3
Empat kali 1 2,4
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.5 dari 41 responden ibu hamil, jumlah kehamilan

satu kali sebanyak 3 responden (7,3%), dua kali sebanyak 25 responden

(61,0%), tiga kali sebanyak 12 responden (29,3%) dan empat kali sebanyak 1

responden (2,4%)

2.Analisis Univariat

a. Pengetahuan

Setelah melakukan analisis data diketahui pengetahuan ibu hamil di

Puskesmas Kintom seperti pada tabel 4.6 berikut ini

Tabel 4.6 Gambaran distribusi pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Kintom

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)


Kurang baik 4 9,8
Baik 37 90,2
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.6 dari 41 responden, memiliki pengetahuan kurang

baik sebanyak 4 responden (9,8%), dan pengetahuan baik sebanyak 37


35

responden (90,2%).

b. Sikap

Setelah melakukan analisis data diketahui sikap ibu hamil di Puskesmas

Kintom seperti pada tabel 4.7 berikut ini

Tabel 4.7 Gambaran distribusi sikap ibu hamil di Puskesmas Kintom

Sikap Frekuensi (f) Persentase (%)


Kurang baik 14 34,1
Baik 27 65,9
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.7 dari 41 responden, memiliki sikap kurang baik

sebanyak 14 responden (34,1%), dan sikap baik sebanyak 27 responden

(65,9%).

c. Pencapaian ANC

Setelah melakukan analisis data diketahui gambaran pencapaian ANC di

Puskesmas K sepetom pada tabel 4.8 berikut ini

Tabel 4.8 Gambaran distribusi pencapaian ANC di Puskesmas Kintom

Pencapaian ANC Frekuensi (f) Persentase (%)


Rendah 9 22,0
Tinggi 32 78,0
Jumlah 41 100
Sumber: data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.8 dari 41 responden, pencapaian ANC rendah

sebanyak 9 responden (22,0%), dan pencapaian ANC tinggi sebanyak 32

responden (78,0%).

B. Analisis Bivariat
36

a. Hubungan pengetahuan dengan pencapaian ANC

Hasil analisis data hubungan pengetahuan ibu dengan pencapaian ANC di

Puskesmas Kintom dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Gambaran distribusi Hubungan pengetahuan ibu dengan pencapaian


ANC di wilayah kerja Puskesmas Kintom

Pencapaian ANC
Total
Pengetahuan Rendah Tinggi % P.value
(n)
f % f %
1
Kurang Baik 3 75,0 1 25,0 4
1 0,007
Baik 6 16,2 31 83,8 37
Jumlah 9 22,0 32 78,0 41 100
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan hasil bahwa 4 orang ibu hamil yang

memiliki pengetahuan kurang baik, pencapaian ANC rendah sebanyak 3 orang

(75,0%), pencapaian ANC tinggi sebanyak 1 orang (25,0%). Sedangkan 37 ibu

hamil pengetahuan baik, pencapaian ANC rendah 6 orang (16,2%) dan

pencapaian ANC tinggi sebanyak 31 orang (83,8%). Hasil uji statistik yang

diperoleh nilai p value = 0,007 lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan

pengetahuan dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

b. Hubungan sikap dengan pencapaian ANC

Hasil analisis data hubungan sikap ibu dengan pencapaian ANC di

Puskesmas Kintom dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Gambaran distribusi hubungan sikap ibu dengan pencapaian ANC di
wilayah kerja Puskesmas Kintom

Sikap Pencapaian ANC Total % P.value


37

Rendah Tinggi
(n)
F % f %
1
Kurang Baik 0 0 14 100 14
1 0,014
Baik 9 33,3 18 66,7 27
Jumlah 9 22,0 32 78,0 41 100
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.10 didapatkan hasil bahwa 14 orang ibu hamil yang

memiliki sikap kurang baik pencapaian ANC 14 orang (100%). Sedangkan 27

ibu hamil sikap baik, pencapaian ANC rendah 9 orang (33,3%) dan pencapaian

ANC tinggi sebanyak 18 orang (83,8%). Hasil uji statistik yang diperoleh nilai

p value = 0,014 lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan sikap dengan

pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

C. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan dengan pencapaian ANC

Hasil analisis data dapatkan hasil bahwa 4 orang ibu hamil yang memiliki

pengetahuan kurang baik, pencapaian ANC rendah sebanyak 3 orang (75,0%),

pencapaian ANC tinggi sebanyak 1 orang (25,0%). Sedangkan 37 ibu hamil

pengetahuan baik, pencapaian ANC rendah 6 orang (16,2%) dan pencapaian ANC

tinggi sebanyak 31 orang (83,8%). Hasil uji statistik yang diperoleh nilai p value =

0,007 lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan pengetahuan dengan pencapaian

Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom

Kabupaten Banggai.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suryandari (2010), bahwa ada
38

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan antenatal.

Nilai Koefisien Kontingensi 0,470 berarti ada keeratan antara pengetahuan

antenatal dengan kunjungan antenatal artinya makin baik pengetahuan ibu hamil

maka ibu akan mempunyai kesadaran yang tinggi untuk merawat kehamilannya

yaitu upaya yang dilakukan adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan

antenatal.

Penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2014) yang mengatakan

bahwa ibu yang akan memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu

mengetahui apa manfaat memeriksakan kehamilan, siapa dan dimana

memeriksakan kehamilan dilakukan. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan

ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada

ibu hamil.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan ibu mempunyai

hubungan dengan pencapaian ANC di Puskesmas Kintom, kunjungan antenatal

care dapat diasumsikan peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu

tentang pemeriksaan kehamilannya maka semakin tinggi pula keinginannya

untuk melakukan kunjungan antenatal care ke puskesmas. Menurut asumsi

peneliti pengetahuan baik yang dimiliki ibu disebabkan karena ibu aktif mencari

informasi tentang imunisasi dasar baik melalui media cetak, media elektronik dan

memahami dengan baik dari penjelasan ataupun penyuluhan yang diberikan

oleh petugas kesehatan setempat. Pengetahuan Ibu yang baik tentang pemeriksaan

kehamilan juga disebabkan oleh sebagian besar ibu memiliki riwayat pendidikan

menengah (SMA sederajat) sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat menyerap


39

dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh petugas puskesmas.

2. Hubungan sikap dengan pencapaian ANC

Hasil analisis data pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa 14 orang ibu

hamil yang memiliki sikap kurang baik pencapaian ANC 14 orang (100%).

Sedangkan 27 ibu hamil sikap baik, pencapaian ANC rendah 9 orang (33,3%) dan

pencapaian ANC tinggi sebanyak 18 orang (83,8%). Hasil uji statistik yang

diperoleh nilai p value = 0,014 lebih kecil dari 0,05, artinya ada hubungan sikap

dengan pencapaian Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Juni

Simorangkir, 2017 di wilayah kerja Pukesmas Buhit Kecamatan Pangururan

Kabupaten Samosir tahun 2017 sebanyak 21 orang (70,0%), yaitu mayoritas ibu

hamil yang memiliki sikap kategori positif sebesar 21 orang (80,8%). Hasil uji

statistik chi-square diperoleh nilai p value = 0,005 (p<0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan kunjungan

antenata care.

Menurut asumsi peneliti tingginya pencapaian kunjungan pelaksanaan

antenatal care, dapat dihubungkan dengan semakin baik sikap ibu maka

keinginan ibu untuk melaksanakan kunjungan antenatal care akan semakin tinggi

pula. Sikap ibu yang positif dinliai dari pernyataan ibu yang mayoritas setuju

dengan pertanyaan– pertanyaan yang mendukung untuk kunjungan antenatal

care dan sebaliknya sikap negatif ibu ditunjukkan dari jawaban ibu yang

mayoritas tidak setuju dengan pertanyaan–pertanyaan yang mendukung untuk


40

kunjungan antenatal care.

Terbentuknya sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan,orang

lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan itu

sendiri dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Untuk

meningkatkan sikap positif ibu terhadap pentingnya Antenatal care dapat

melalui penyuluhan kesehatan, pendekatan terhadap tokoh masyarakat, organisasi

keagamaan (pengajian, majelis taklim dll). Dengan terbentuknya sikap yang positif

terhadap pentingnya ANC ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan

pada tenaga kesehatan sehingga dapat memantau kondisi ibu dan janin, sehingga

cakupan K1 dan K4 tercapai sesuai target

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kusumastuti yang berjudul hubungan sikap ibu hamil dalam pemeriksaan

kehamilan dengan keteraturan kunjungan ANC di Puskesmas Sewo II Bantul

Tahun 2015 dengan hasil uji chi-square didapatkan nilai signifikansi 0,028

(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara sikap ibu hamil dalam pemeriksaan

kehamilan dengan keteraturan kunjungan ANC di Puskesmas Sewo II Bantul

Tahun 2015

Sesuai dengan penelitian Sri Resky Mustafa dkk (2021) dengan judul faktor

faktor yang mempengaruhi perilaku ketepatan kunjungan Antenatal Care Di RSU

Bahagia Makassar. Hasil penelitiannya bahwa Ada hubungan antara dukungan

suami dengan ketepatan kunjungan ANC di RSU Bahagia Makassar tahun 2021

dengan nilai p=0,05 sama dengan α=0,05.

Hal ini didukung pendapat Berkotwits dalam Azwar (2005) jika sikap
41

seseorang tersebut positif maka akan cenderung muncul sebuah perilaku yang

positif, sebaliknya jika sikap seseorang tersebut negatif maka akan cenderung

muncul sebuah perilaku yang negatif pola. Seperti yang diungkapkan Kurt Lewin

yang dikutip Dahniar (2011) menguraikan bahwa sikap itu dapat mempengaruhi

perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan.

Secara sederhana teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan melakukan suatu

perbuatan apabila memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa

orang lain ingin agar ia melakukannya.


42
37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai hubungan

pengetahuan, sikap ibu hamil dengan pencapaian kunjungan antenatal care di

Puskesmas Kintom, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan pencapaian Antenatal Care (ANC) pada ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

2. Ada hubungan sikap dengan pencapaian Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil

di wilayah kerja Puskesmas Kintom Kabupaten Banggai.

B. Saran

1. Poltekkes Kemenkes Palu

Disarankan kepada institusi hendaknya penelitian dijadikan bahan masukan

atau bacaan bagi para pengunjung perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palu dalam menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa untuk melakukan

penelitian selanjutnya dengan variabel yang lebih banyak dan jumlah sampel

yang lebih besar.

2. Puskesmas Kintom

Disarankan kepada tenaga kesehatan di puskesmas Kintom khususnya bidan

atau perawat desa yang melakukan pelayanan antenatal agar melakukan

penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan

kunjungan antenatal yang teratur slama kehamilan

37
38

3. Peneliti selanjutnya

Pelaksanaan penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang

riset dalam bidang maternitas khususnya mengenai hubungan pengetahuan,

sikap ibu hamil dan pencapaian kunjungan antenatal care


39

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Erlina, 2013, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil terhadap Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung.
Medical of Journal Lampung University, Volume 2 (4).

Fajarningtyas, 2012, Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan, Graha Ilmu, Jogyakarta.

Hasnita, H. 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan


Antenatal Care di Puskesmas Turikale Kabupaten Maros. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, (S.I), V.12, N. 4, P. 368-372, may 2018. ISSN 2302-1721

Juni Sumangkir, 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil Dan Dukungan
Suami Terhadap Kunjungan Antenatal K4 Di Desa Siopat Sosor Wilayah Kerja
Pukesmas Buhit Kec. Pangururan Kab. Samosir Tahun 2017

Kusumastuti Panggah. 2015. Hubungan Sikap Ibu Hamil dalam Pemeriksaan


Kehamilan dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal care (ANC) di Puskesmas
Sewon II Bantul. http://opac.unisayogya.ac.id/699/1/naskah Publikasi.pdf.
Diakses 10 Agustus 2022.

Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN: pusat data dan informasi kementerian


kesehatan RI: mother's day. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.

Kementerian Kesehatan RI, 2018, Profil kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:


Kementerian Keseatan Republik Indonesia

Kementerian Kesehatan RI, 2014, Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Direktorat


Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan RI;

Kemenkes RI, 2020. Pedoman bagi ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir selama
social distancing. Jakarta: Kemenkes RI.

Kurniasari, D. dan Sari, V. Y. 2016 „Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan


kehamilan di puskesmas kesumadadi kabupaten lampung tengah tahun 2016’,
Jurnal Kebidanan, 2(4), pp. 159–169

Lisbet L. Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Politica. 2016;


4(1):129–56 Mikrajab MA, Rachmawati T. 2016. Analisis kebijakan
implementasi antenatal care terpadu puskesmas di Kota Blitar. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan. 19(1):41-53

Monita, F. 2016. Hubungan usia, jarak kelahiran dan kadar hemoglobin ibu hamil

39
40

dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Doctoral dissertation, Riau University, Pekanbaru.

Notoatmodjo S. 2018, Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi Rineka Cipta,


Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan.: Rineka Cipta. Jakarta

Nurlaelah, 2014, Faktor yang berhubungan dengan kunjungan Antenatal Caredi


wilayah kerja Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju’, Jurnal Kesehatan
Masyarakat, (Antenatal Care), pp. 1–13. Available at:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/11503.

Panjaitan, P. R. M., Santosa, H., & Utama, S. 2017. Associations between Education,
Knowledge, Attitude, and Maternal Intention on Antenatal Care Visit. Journal of
Maternal and Child Health, 4(6), 516-521.

Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. 2017. Faktor-faktor yang


Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil. Majority,
7(November), 72–76.

Rifdiani I. 2016, Pengaruh paritas, BBL, jarak kehamilan, dan riwayat perdarahan
terhadap kejadian perdarahan postpartum. Jurnal Berkala Epidemiologi. 4(3):
396- 467.

Sri Resky Mustafa, Nur Ismi Wahyuni, Angelia Rizki Pelealu, 2021. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu Terhadap Ketepatan KunjunganAntenatal Care Di RSU
Bahagia Makassar. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 7 (2) 2022 Website:
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JK M

Ummah Faizatul. 2015. Kontribusi Faktor Risiko I Terhadap Komplikasi Kehamilan Di


Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya. Jurnal. Program Studi D III Kebidanan
STIKES Muhammadiyah Lamongan

World Health Organization, 2017. Global Health Observatory (GHO) data: maternal
mortality [internet]. Geneva: World Health Organization(WHO);
http://www.who.int/gho/maternal_health/ mortality/maternal_mortality_text/en/.

World Health Organization, 2016. WHO recommendations on antenatal care for a


positive pregnancy experience. World Health Organization.

Yenita., Horiuchi, Shigeko. 2012. Journal of Factors influencing the use of antenatal
care in rural West Sumatra, Indonesia.
37

KUESIONER PENELITIAN

BERHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENCAPAIAN


ANTENATAl CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KINTOM
KABUPATEN BANGGAI

A. Identitas Responden
Kode Respondent : …………………..
Nama : Ny………………

B. Karakteristik Respondent
Umur : ………………….
Pendidikan : 1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi
Pekerjaan :…………………………………………..

C. Status

Kehamilan :

Usia Kehamilan :

Jumlah Kehamilan :

Jumlah Kelahiran Bayi :

Jumlah Kematian Bayi :


KUESIONER PENGETAHUAN
Petunjuk Umum :
1. Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada
2. Beri tanda (X) pada jawaban yang dianggap benar
3. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti
Pertanyaan :
1. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan pemeriksaan kehamilan?
a. pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya
b. pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil setiap minggu untuk
38

menjaga kesehatan ibu


c. pemeriksaan yang diberikan pada ibu hamil pada saat ada keluhan
2. Menurut ibu, apa tujuan dari pemeriksaan kehamilan?
a. Untuk memantau kemajuan selama kehamilan
b. Untuk mempercepat proses persalinan
c. Untuk mengurangi rasa sakit ketika melahirkan
3. Menurut ibu, apa saja yang merupakan tanda pasti kehamilan?
a. Terlambat haid
b. Adanya pembesaran perut, mual, muntah
c. Terdengar denyut jantung janin dan adanya gerakan janin pada
saat pemeriksaan kehamilan
4. Menurut ibu, siapa saja petugas yang boleh melakukan pemeriksaan kehamilan?
a. Dokter umum, dokter kandungan, bidan, perawat
b. Dukun beranak
c. Mantri
5. Menurut ibu, dimana tempat pemeriksaan kehamilan tidak boleh dilakukan?
a. Rumah sakit
b. Puskesmas
c. Rumah dukun
6. Menurut ibu, berapa kali pemeriksaan kehamilan dilakukan pada
masa pandemiCOVID-19?
a. Tidak perlu melakukan pemeriksaan kehamilan
b. Minimal 4 kali pada masa kehamilan
c. Minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2x pemeriksaan oleh
dokter pada trimester I dan III
7. Menurut ibu, kapan pertama kali pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan?
a. Trimester I (0-3 bulan)
b. Trimester II (4-6 bulan)
c. Trimester III (7-9 bulan)
39

8. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan pada trimester I (0-3


bulan) di masapandemi COVID-19 dilakukan sebanyak…
a. 2 kali pada trimester pertama dengan minimal 1x pemeriksaan oleh dokter
b. Minimal 1 kali pemeriksaan
c. Jika ada mual dan muntah
9. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan pada trimester III (7-9
bulan) di masapandemi COVID-19 dilakukan sebanyak…
a. 3 kali pada trimester ketiga dengan minimal 1x pemeriksaan oleh dokter
b. Minimal 2 kali pemeriksaan
c. Jika terdapat nyeri perut
10. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan wajib dilakukan apabila…
a. Terjadi kehamilan yang diluar nikah atau tidak diinginkan
b. Adanya kelainan dalam kehamilan
c. Ibu telah hamil sehingga perlu dipantau kondisi ibu dan janinnya
11. Menurut ibu, frekuensi pemeriksaan kehamilan dikatakan terpenuhi apabila…
a. Hanya dilakukan pada trimester I
b. Hanya dilakukan pada trimester III
c. Jumlah kunjungan sesuai dengan usia kehamilan
12. Menurut ibu, apa saja dampak apabila ibu tidak
melakukan pemeriksaankehamilan?
a. Kondisi ibu dan janinnya sehat dan baik baik saja
b. Ibu dapat melakukan persalinan dengan aman dan selamat
c. Kondisi janin tidak terdeteksi sehingga terjadinya kelainan
dan resiko padakehamilan
13. Menurut ibu, suatu kehamilan dikatakan normal apabila..
a. Gizi ibu tidak terpenuhi
b. Ukuran uterus sesuai usia kehamilan dan tidak ada penyakit
yang menyertaikehamilan
c. Jarak anak lebih dari 2 tahun
40

14. Menurut ibu, apa saja yang termasuk dalam pemeriksaan kehamilan?
a. Ukur berat badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah,
pemberian imunisasidan tablet Fe, tes laboratorium
b. Pemeriksaan kepala, pemeriksaan lutut, pengukuran lingkar panggul
c. Pengukuran suhu, denyut nadi, lingkar pinggang dan lingkar kepala
15. Menurut ibu, penyakit apa saja yang mungkin terjadi
jika ibu tidakmemeriksakan kehamilannya?
a. Preeklamsia, anemia, KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada ibu hamil
b. Kehamilan normal dan sehat
c. Ibu bebas dari penyakit penyerta pada kehamilan
41

KUESIONER SIKAP
Petunjuk Umum :
Pilihlah salah satu jawaban “Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS)” yang anda anggap benar dengan memberi tanda centang ( √ )
pada kolom yang tersedia.( Juni Sumangkir,2017 )

No. PERNYATAAN KETERANGAN


SS TS
STS
1. Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh
ibu hamil.
2. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 6 kalipada
masa pandemi COVID-19.
3. Pemeriksaan kehamilan tetap dapat dilakukan pada
masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol
kesehatan.
4. Pemeriksaan kehamilan tidak harus dilakukanoleh
tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter.
5. Ibu yang memeriksakan kehamilannya secara teratur akan
mengalami kelainan atau komplikasi kehamilan.
6. Ibu hamil hanya perlu memeriksakan kehamilannya saat
mengidam dan menjelang persalinan.
7. Bila tempat pelayanan kesehatan jauh, ibu hamil tidak
perlu memeriksakan kehamilannya.
8. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya di rumah dukun
saja, seperti yang dilakukan tetangga dan mereka
melahirkan dengan normal baik tanpa gangguan apapun.
42

9. Pada masa pandemi COVID-19, sebelum dilakukan


pemeriksaan kehamilan secara tatap muka, ibu
melakukan janji temu terlebih dahulu dengan petugas
kesehatan kemudian petugas melakukan skrining serta
menjadwalkan pemeriksaan kehamilan.
10. Pemeriksaan kehamilan untuk wanita hamil yang
terkonfirmasi COVID-19 dalam masa perawatan,
kunjungan pemeriksaan kehamilan selanjutnya
dilakukan 14 hari setelah periode penyakit berakhir.
43

Lembar Obserpasi Pencapaian Ante Natal Care

Usia kehamilan Kondisi Kesehatan Jumlah Kunjungan Keterangan


( minggu ) ANC

Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

Trimester 4
44

INFORMED CONSENT

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENCAPAIAN ANTENATAL


CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINTOM
KABUPATEN BANGGAI

Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Secara sadar dan tanpa paksaan dengan ini menyatakan ingin berperan serta

dan

bersedia menjadi responden/ subyek dalam penelitian ‘Hubungan pengetahuan dan sikap

dengan pencapaian antenatal care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas

Kintom Kabupaten Banggai. Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan telah

mendapat jawaban atas pertanyaan saya, Saya diberi waktu yang cukup untuk

mempertimbangkan partisipasi saya dalam penelitian. Saya juga mendapat kesempatan

untuk bertanya bila masih memerlukan penjelasan.

Sebagai responden, saya akan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan

dalam penelitian tersebut, yaitu bersedia memberikan keterangan berupa pengisian

kuesioner terkait dengan penelitian dengan jujur.

Kintom, Agustus 2022

Peneliti Responden

Sulianty Saluki Tanda tangan


Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Waktu Dalam Bulan

Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Acc Judul Penelitian

 2 Pengambilan Data Awal

 3 Penyusunan Proposal

 4 Konsultasi Proposal 1.

 5 Ujian Proposal

6 Perbaikan Proposal

 7 Pelaksanaan Penelitian

 8 Penyusunan Hasil Penelitian

 9 Konsultasi Hasil Penelitian

 10 Ujian Hasil Penelitian

11 Perbaikan

12 Wisuda
MASTER DATA RESPONDEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENCAPAIAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINTOM KABUPATEN BANGGAI

PENGETAHUAN SIKAP
No jml jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
9 31
2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 2 4 4 3 3 2 3 3 2 2
10 28
3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
9 36
4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
7 38
5 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
10 31
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3
11 34
7 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 4 4 3 3 2 3 3 2 2
11 28
8 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
9 33
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
13 35
10 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3
9 34
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
11 32
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
12 33
13 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
9 35
14 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
9 33
15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3
9 35
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
13 39
17 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3
9 31
18 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
12 33
19 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 2 3 3 2 4 3 4 2
9 28
20 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
6 33
21 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4
9 32
22 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3
9 34
23 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
9 38
24 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4
12 36
25 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
10 38
26 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
13 31
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3
12 34
28 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
7 38
29 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
8 33
30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
13 35
31 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3
9 31
32 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
9 34
33 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
11 38
34 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
10 34
35 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
9 33
36 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3
9 32
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4
12 33
38 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3
7 34
39 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 4 3 4 2 3 2 4 3 3
11 31
40 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4
12 31
41 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3
12 31

MASTER TABEL RESPONDEN


HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENCAPAIAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINTOM KABUPATEN BANGGAI

Nama Jumlah
NO Responden Umur Pendidikan Pekerjaan Usia kehamilan Pengetahuan Sikap Capaian
kehamilan ANC
1 NY. M 35 1 SMA 2 IRT 0 35 3 1 0 1
2 NY. Z 21 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1
3 NY. F 30 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
27 1 SMA
SMA 2 IRT 0 36 1 0 1 0
4 NY. K
5 NY. F 27 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1
6 NY.R 36 2 SMP 1 IRT 0 36 3 1 1 1
7 NY. I 33 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1
8 NY. Z 32 1 SMP 1 IRT 0 36 3 1 1 1
9 NY. P 29 1 SMP 1 IRT 0 36 2 1 1 0
10 NY. U 31 1 SMA 2 HONOR 1 36 2 1 1 1
11 NY. S 31 1 SMA 2 ER
IRT 0 36 2 1 0 1
12 NY. N 30 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
13 NY. M 28 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
14 NY. L 29 1 SMA 2 IRT 0 36 3 1 1 1
15 NY. F 27 1 SMA 2 IRT 0 36 3 1 1 0
16 NY. M 35 1 SMA 2 IRT 0 35 2 1 1 1
17 NY. F 32 1 PT 3 WIRAS 1 36 3 1 0 1
31 1 SMP 1 WASTA
IRT 0 36 2 1 1 0
18 NY. I
19 NY. D 31 1 SMP 1 IRT 0 36 2 1 0 1
20 NY. W 31 1 SMP 1 IRT 0 36 4 0 1 0
21 NY. A 37 2 SMA 2 HONOR 1 36 2 1 0 1
38 2 SMP 1 ERR
IRT 0 36 2 1 1 1
22 NY. S
23 NY. B 34 1 SMP 1 IRT 0 36 3 1 1 1
24 NY. W 29 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 0
25 NY. D 34 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
26 NY. M 27 1 PT 3 IRT 0 36 2 1 0 1
27 NY.J 39 2 SMA 2 HONOR 1 36 2 1 1 1
35 1 SMA 2 ERE
IRT 0 36 3 0 1 1
28 NY. R
29 NY. P 35 1 PT 3 IRT 0 36 2 1 1 0
30 NY. M 31 1 SMA 2 HONOR 1 31 3 1 1 1
36 2 SMP 3 ER
IRT 0 36 2 1 0 1
31 NY. S
32 NY. R 31 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
33 NY. F 27 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
34 NY. B 37 2 PT 3 WIRAS 1 36 3 1 1 1
39 2 SMA 2 WASTA
WIRAS 1 36 3 1 1 0
35 NY. R
41 2 SMA 2 WASTA
IRT 0 36 2 1 0 1
36 NY. B
37 NY. W 27 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 1 1
38 NY. F 37 2 SMA 2 IRT 0 36 3 0 1 0
37 NY. M 35 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1
38 NY. Z 26 1 SMA 2 HONOR 1 36 1 1 0 1
38 2 SMA 2 ER
IRT 0 36 1 1 0 1
39 NY. F
40 NY.T 26 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1
41 NY. N 32 1 SMA 2 IRT 0 36 2 1 0 1

KETERANGAN :

Umur Pendidikan Pekerjaan


0 = 20-35 1 = Dasar 0 = Tidak
1 = <20 atau >35 2 = menengah 1 = Kerja
3 = Tinggi
Pengetahuan Sikap Capaian ANC
1 = Baik 1 = Baik 1=tinggi
0 = kurang 0 = kurang 0=rendah
HASIL PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Statistics
pengetahuan Sikap
N Valid 41 41
Missing 0 0
Median 9,00 33,00

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 1 2,4 2,4 2,4
7 3 7,3 7,3 9,8
8 1 2,4 2,4 12,2
9 16 39,0 39,0 51,2
10 4 9,8 9,8 61,0
11 5 12,2 12,2 73,2
12 7 17,1 17,1 90,2
13 4 9,8 9,8 100,0
Total 41 100,0 100,0

sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 28 3 7,3 7,3 7,3
31 8 19,5 19,5 26,8
32 3 7,3 7,3 34,1
33 8 19,5 19,5 53,7
34 7 17,1 17,1 70,7
35 4 9,8 9,8 80,5
36 2 4,9 4,9 85,4
38 5 12,2 12,2 97,6
39 1 2,4 2,4 100,0
Total 41 100,0 100,0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-35 tahun 31 75,6 75,6 75,6
lebih 35 tahun 10 24,4 24,4 100,0
Total 41 100,0 100,0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar 8 19,5 19,5 19,5
Menengah 28 68,3 68,3 87,8
Tinggi 5 12,2 12,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak bekerja 33 80,5 80,5 80,5
Bekerja 8 19,5 19,5 100,0
Total 41 100,0 100,0

Usia kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 31 1 2,4 2,4 2,4
35 2 4,9 4,9 7,3
36 38 92,7 92,7 100,0
Total 41 100,0 100,0
jumlahkehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid satu kali 3 7,3 7,3 7,3
dua kali 25 61,0 61,0 68,3
tiga kali 12 29,3 29,3 97,6
empat kali 1 2,4 2,4 100,0
Total 41 100,0 100,0

pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 4 9,8 9,8 9,8
baik 37 90,2 90,2 100,0
Total 41 100,0 100,0

sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 14 34,1 34,1 34,1
baik 27 65,9 65,9 100,0
Total 41 100,0 100,0

Pencapaian ANC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 9 22,0 22,0 22,0
tinggi 32 78,0 78,0 100,0
Total 41 100,0 100,0
Crosstab
Pencapaian ANC
rendah tinggi Total
pengetahuan kurang baik Count 3 1 4
% within pengetahuan 75,0% 25,0% 100,0%
baik Count 6 31 37
% within pengetahuan 16,2% 83,8% 100,0%
Total Count 9 32 41
% within pengetahuan 22,0% 78,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7,281 a
1 ,007
Continuity Correctionb 4,254 1 ,039
Likelihood Ratio 5,857 1 ,016
Fisher's Exact Test ,028 ,028
Linear-by-Linear Association 7,103 1 ,008
N of Valid Cases 41
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,88.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
Pencapaian ANC
rendah tinggi Total
sikap kurang baik Count 0 14 14
% within sikap 0,0% 100,0% 100,0%
baik Count 9 18 27
% within sikap 33,3% 66,7% 100,0%
Total Count 9 32 41
% within sikap 22,0% 78,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5,979 a
1 ,014
Continuity Correction b
4,192 1 ,041
Likelihood Ratio 8,784 1 ,003
Fisher's Exact Test ,017 ,013
Linear-by-Linear Association 5,833 1 ,016
N of Valid Cases 41
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,07.
b. Computed only for a 2x2 table
PRESENSI KONSULTASI SKRIPSI
DENGAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA

Hari/Tgl Topik Paraf


PRESENSI KONSULTASI SKRIPSI
DENGAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA

Hari/Tgl Topik Paraf

Mengetahui Palu, Agustus 2022


Jurusan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Ketua Ketua

Selvi Alfrida Mangundap. S.Kp. M.Si Iwan.S.Kep.Ns.M.Kes


Nip. 196604241989032002 NIP. 197703262003121004

Anda mungkin juga menyukai