Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA Ny. K G2P1A0


39 MINGGU 5 HARI DENGAN IN PARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS BIROMARU KABUPATEN SIGI

Oleh :

AGUSTINI NTILOLO, S.Tr., Keb


NIM. 238211301

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN IIK
STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR
TAHUN 2023
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

CARE PADA Ny. K G2P1A0 39 MINGGU 5 HARI DENGAN INPARTU

KALA I FASE AKTIF di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi

Tengah telah disetujui oleh pembimbing penyusunan asuhan pada :

Hari/tanggal : , November 2023

Mahasiswa

Agustini Ntilolo, S.Tr.,Keb

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd.Tety Ripursari,SST.,S.Keb., M.Kes Bdn. Septiana Dewi, S.Tr.Keb

NIPPPK: 198509262022212005
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya

yang di limpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan keterampilan

dasar klinik Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin di Puskesmas Biromaru

Kabupaten Sigi.

Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini merupakan tugas yang

di wajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK

STRADA INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir

program. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :

1. Dr. dr. H. Sentot Imam Suprapto, MM Selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia Yang selalu menginspirasi dan sebagai motivator selama

penyesuaian Studi.

2. Dr. Agusta Dian Ellina, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia yang sangat berjasa

dan telah memberikan dedikasinya terhadap Program Studi ini.

3. Miftakhur Rochma S.ST. ,B.d., M.Keb selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi

Bidan IIK STRADA Indonesia yang sangat berjasa dan telah memberikan

dedikasinya terhadap Program Studi ini.

4. Bd.Tety Ripursari,SST.,S.Keb., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik

dengan Keluasan ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan

berbagai masukan dalam penyusunan ASKEB Komprehensip ini.

5. Bd.,Septiana Dewi, S.Tr., Keb selaku Pembimbing Lahan dengan Keluasan

ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan

v
vi

dalam penyusunan ASKEB Komprehensip ini.

6. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan Laporan praktik keterampilan dasar Asuhan Kebidanan pada ibu

hamil ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan keterampilan dasar

Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin selanjutnya.

Sigi, November 2023

vi
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................... 3

1.3 manfaat ................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Kajian dari sumber pustaka .................................................... 5

2.2 Tinjauan menejemen 5 langkah askeb ..................................... 29

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Langkah I Identifikasi Data Dasar .......................................... 41

3.2 Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual................ 48

3.3 Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial ........... 54

3.4 Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi ............................. 55

3.5 Langkah V : Rencana Tindakan ............................................. 55

3.6 Langkah VI : Implemetasi ...................................................... 57

3.7 Langkah VII : Evaluasi .......................................................... 60

3.8 Pendokumentasian .................................................................. 62

vii
BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan ............................................................................ 89

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 123

5.2 Saran ...................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
APN : Asuhan PersalinanNormal
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
DJJ : Denyut Jantung Janin
Hb : Haemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KB : Keluarga Berencana
KN : Kunjungan Neonatal
KH : Kelahiran Hidup
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KPD : Ketuban Pecah Dini
K/U : Keadaan Umum
LILA : Lingkar Lengan Atas
mmHg : Milimeter Hidrogrirum
PAP : Pintu Atas Pangggul
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SOAP : Subjektif, Objektif, Analisa, Pelaksanaan

TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TFU : Tinggi Fundus Uterus
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Asuhan dari klien

Lampiran 2 Dokumentasi/foto kegiatan

Lampiran 3 Lembar Partograf


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan

secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang

kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap (Elisabeth

dkk, 2016).

Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan

kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang

maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan

dapatberlanjut pada komplikasi. Upaya melakukan asuhan pada ibu bersalin,

proses persalinan dilakukan dengan cara mengawasi kondisi ibu dan janinnya

agardapat diketahui adanya komplikasi sedini mungkin, maka asuhan

kebidanan dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada ibu bersalin

dengan pendekatan manajemen kebidanan (Atik dkk, 2014).

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia dimana angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi.

Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama

persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik

dalam bidang kesehatan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dan menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal (Atik dkk,

2014).
9

Rasio kematian maternal merupakan salah satu indikator MDGs

(Millenium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015. Target

rasio kematian maternal di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000

kelahiran hidup. Rasio kematian maternal pada tahun 1997 adalah 390

kematian per 100.000 kelahiran hidup.Analisis yang tidak dipublikasi

menunjukkan penurunan yang kecil menjadi 334 kematian per 100.000

kelahiran hidup pada periode 1993-1997. Rasio kematian maternal menurun

menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002-2003

dan228 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Namun,

angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000

kelahiran hidup (SDKI,2012).

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sekitar 99%

kematian ibu terjadi di negara berkembang, terutama di Afrika Sub Sahara

dan Asia Selatan. Kematian ibu dinegara berkembang pada tahun 2015

adalah 239/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan negara maju yang

hanya mencapai 12/100.000 KH. Data SUPAS (Survei Penduduk Antar

Sensus) 2015 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

bahkan lebih tinggi dari angka yang berasal dari WHO, dimana AKI

mencapai 305/100.000 KH. Kemenkes RI merencanakan rata-rata penurunan

5,5% per tahun menjadi target kinerja. Sehingga diperkirakan pada tahun

2030, Angka Kematian Ibu di Indonesia akan mencapai 131/100.000 KH.

Menurut data Kesehatan di Sulawesi Tengah menunjukkan AKI tahun 2015

sejumlah 132/100.000 KH dan terjadi penurunan hingga 82/100.000 KH pada

tahun 2018. Di Kota Palu, Angka Kematian Ibu menunjukkan angka


10

4/100.000 KH.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi

kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Intranatal Care pada Ny. “F” G3P2A0 39

minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di RSUD Tora Belo Sigi, Selasa ,27

Desember 2022

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan

Intranatal Care pada Ny. “K” G2P1A0 39 minggu 5 Hari dengan

Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi,

tanggal 04 November 2023 dengan menggunakan manajemen 7 langkah

Varney sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.

1. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar pada Ny. “K” G2P1A0

39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

b. Dapat merumuskan diagnosis/ masalah aktual pada Ny. “K” G2P1A0 39

minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas Biromaru

Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

c. Dapat mengantisipasi diagnosis/ masalah potensial pada Ny. “K” G2P1A0

39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

d. Dapat melaksanakan tindakan segera/ kolaborasi pada Ny. “K” G2P1A0


11

39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

e. Dapat merumuskan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “K”

G2P1A0 39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di

Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

f. Dapat melaksanankan tindakan asuhan kebidanan Pada Ny. “K” G2P1A0

39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

g. Dapat mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada

Ny. “K” G2P1A0 39 minggu 5 Hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di

Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi, tanggal 04 November 2023

h. Dapat mendokumentasikan hasil temuan dan tindakan asuhan kebidanan

yang telah dilaksanakan pada Ny. “K” G2P1A0 39 minggu 5 Hari

dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi,

tanggal 04 November 2023 dalam Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

(SOAP).

1.2.2 Manfaat

1. Institusi Pendidikan

Untuk menambah sumber referensi buku di perpustakaan IIK Strada

Indonesia Kediri sehingga memudahkan mahasiswa dalam membuat

tugas, makalah, dan lain sebagainya.

2. Bidan

Dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan Asuhan


12

Persalinan Normal sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang

bermutu.

3. Mahasiswa

Dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan

kepada ibu dan bayi sejak bayi berada dalam kandungan hingga pada

tahap setelah kelahiran, sehingga masyarakat mendapatkan

pelayanan yang sesuai dengan keadaannya, sehingga mahasiswa

mampu mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan standar dan etika

profesi.
13

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Definisi

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang

dilakukan secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan

tetap demikian selama proses persalinan,bayi dilahirkan spontan dengan

presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42

minggu lengkap (Elisabeth dkk, 2016).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta)yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalanlahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (JNPK-KR, 2014).

2.1.2 Bentuk-bentuk persalinan

Menurut Manuaba di dalam Elesabeth, bentuk bentuk persalinan dapat

digolongkan menjadi:

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan dengan tenaganya sendiri

2. Persalinan buatan, yaitu bila persalinan dengan rangsangan

sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan

3. Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang paling ideal karena tidak

memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang

paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin

(Elisabeth dkk, 2016).


14

2.1.3 Etiologi

Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut:

1. Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar

hormone estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai

penenang otot-otot polos polos rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar

progesterone menurun.

2. Teori penuan plasenta

Tuannya plasenta menyebabkan menurunnya kadar entrogen dan

progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini

akan menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia

otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4. Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terletak ganglion servikal (fleksus franken hauser)

bila ganglion ini geser dan ditekan akan timbul kontraksi (Widia,

2015).

2.1.4 Tanda-Tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita

memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labor), dengan

tanda-tanda sebagai berikut:


15

1. Adanya kontraksi rahim

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki fungsi

penting untuk mengistirahatkan otot uterus. Durasi kontraksi uterus

sangat berviriasi, tergantung pada kala persalinan wanita tersebut.

Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai 90

detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal,

kontraksi mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik.

Frekuensi kontraksi ditentukan dengan mengukur waktu dari

permulaan satu kontraksi permulaan kontraksi selanjutnya.

2. Keluarnya lender bercampur darah (blood slim)

Blood slim paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah

yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan

murni. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari

sebelum kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan tidak perlu

tergesa-gesa kerumah sakit, tunggu sampai rasa sakit diperut atau

bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika

keluar darah hebat dan banyak seperti menstruasi segera kerumah

sakit.

3. Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Selama sembilan bulan masa gentasi bayi aman melayang dalam

cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak

berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering

terjadi.
16

4. Penipisan dan pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas uterus

dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian

aktifitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat.

Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang

berkembang (Elisabeth dkk, 2016).

2.1.5 Tahapan Persalinan Dibagi menjadi Empat Kala

1. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-

pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala1 persalinan

dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,

hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm). Persalinan kala 1

dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

a. Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

secara bertahap sampai pembukaan kurang dari 4cm, berlangsung

dalam waktu 7-8 jam.

b. Fase Aktif (pembukaan serviks4-10cm)

Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3

menjadi 4 cm.
17

2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap ade kuat jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian

terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan

pembukaan pada primigravida 1cm/jam dan pembukaan multi

gravida 2cm/jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda

antara primi gravida dan multi gravida. Pada primi gravida,

ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga

serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum

sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum

serta penipisan dan pendataran seviks terjadi dalam waktu yang

lama.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipira

berlangsung selama 2 jam dan pada multipara1 jam.

a. Tanda dan Gejala Kala II adalah:

1) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit.

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


18

kontraksi.

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum

dan/atau vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vulva-vagina dan sfingterani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lender dan darah.

b. Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan:

1) Pembukaan serviks telah lengkap

2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Perubahan fisiologis pada kala II

1) Kontraksi uterus

2) Perubahan–perubahan uterus

3) Perubahan pada serviks

4) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

5) Perubahan system reproduksi

6) Perubahan tekanan darah

7) Perubahan metabolisme

8) Perubahan suhu

9) Perubahan denyut nadi

10) Perubahan pernapasan

11) Perubahan pada ginjal

12) Perubahan pada saluran cerna

13) Perubahan hematologi


19

d. Perubahan psikologis persalinan kala II

Perubahan psikologis keseluruhan wanita yang sedang mengalami

persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan

bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi

persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya,

orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan

tempat wanita tersebut berada dan apakah bayi yang ia kandung

merupakan bayi yang ia inginkan atau tidak.

Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seseorang

wanita di lingkungan tempat melahirkan, termasuk dari mereka

yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologinya

pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul

juga pada saat nyerinya timbul secara berkelanjutan.

3. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung dalam 6-15 menit setelah bayi lahir. Tanda–tanda

pelepasan plasenta:

a. Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri

b. Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva

c. Adanya semburan darah secara tiba–tiba

4. Kala IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut. Pemantauan dan evaluasi lanjut pada kala IV


20

a. Tanda vital

b. Kontraksi uterus

c. Lochea

d. Kandung kemih

e. Perineum

f. Perkiraan darah yang hilang, Perdarahan dianggap normal bila

jumlahnya tidak melebihi 500cc.

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

Pemantauan kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai

deteksi dini resiko atau kesiapan penolong mengantisipasi

komplikasi perdarahan pasca persalinan (Elisabeth dkk, 2016).

2.1.6 Faktor-FaktorYang Memengaruhi Persalinan

1. Faktor passage (jalan lahir)

merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin

dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka

jalan lahir tersebut harus normal. Passege terdiri dari:

a. Bagian keras (tulang-tulang panggul) Tulang panggul tersusun

atas empat tulang, yakni 2 tulang pangkal paha (os coxae), 1

tulang kelangkang (ossacrum) dan1 tulang tungging (oscocygis)

yang dihubungkan oleh tiga sendi. Os coxae dibagi menjadi os.

illium, os. ischium, dan os. Pubis.

b. Bagian lunak (otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen pintu


21

panggul)

c. Bidang-bidang hodge

1) Hodge 1: Dibentuk pada ingkaran PAP dengan bagian atas

simfisis dan promontorium

2) Hodge 2 : Sejajar hodge1 setinggi pinggir bawah simfisis

3) Hodge 3 : Sejajar hodge 1 dan 2 setinggi spinais dia di kanan

dan kiri

4) Hodge 4 : Sejajar hodge 1, 2, 3 setinggi oscoccygis

2. Faktor Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang

terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang

dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:

a. His (kontraksi otot uterus), His adalah kontraksi karena otot-otot

polos rahim bekerja dengan baik dan sempuna. Pada waktu

kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan

lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong

janin dan kantung amneon kearah segmen bawah rahim dan

serviks.

b. Kontraksi otot-otot dinding perut.

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.

d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligament tumor

tundum.
22

3. Faktor Passenger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala

janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

Postur janin dalam rahim:

a. Sikap (habitus), Menunjukan hubungan bagian-bagian janin

dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya.

Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang

punggung dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang

didada.

b. Letak janin, Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin

berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu

janin sejajar dengan sumbu panjang ibu ini bisa letak kepala atau

letak sungsang.

c. Presentasi, Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin

yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada

palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi bokong,

presentasi bahu dan lain-lain.

d. Posisi, Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian

terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang

terhadap sumbu ibu. Misalnya pada letak belakang kepala (LBK)

ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang (Widia,

2015).
23

2.1.7 Mekanisme Persalinan

1. Penurunan kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya

dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan

meneran dari pasien.

2. Penguncian (engagement), tahap penurunan pada waktu diameter

biparental dari kepala janin telah melalui lubang masuk panggul

pasien.

3. Fleksi, dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul,

fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi

diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan

terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala bertemu dengan dasar

panggul, tahananya akan meningkat fleksi akan bertambah besar

yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul kepala

janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.

4. Putaran paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan

membuat diameter antero posterior (yang panjang) dari kepala

menyesuaikan diri dengan diameter antereoposterior dari panggul

pasien. Kepalaakan berputar dari arah diameter kanan, miring ke

diameter PAP dari panggul tetapi bahu akan tetap miring ke kiri,

dengan demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin

denganas panjang dari bahu akan berubah dan leher akan berputar

45 derajat.

5. Ekstensi, proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul,

dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus yang


24

mengarahkan kepala keatas menuju lorong vulva. Bagian leher

belakang dibawah oksiputakan bergeser kebawah simfisispubis dan

bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemudian

memberikan tekanan tambahan di kepala yang menyebabkannya

ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar.

6. Restitusi, restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik

kekanan atau kekiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti

perputaran menuju posisi oksiput anterior.

7. Putaran paksi luar, putaran paksi ini terjadi secara bersamaan

dengan putaran internal dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai

dasar panggul bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang

sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar

dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang vulva-

vagina dimana ia akan bergeser di bawah simfisis pubis.

8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan

menggembungkan perenium dan kemudian dilahirkan dengan cara

fleksilateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya

akan dilahirkan mengikuti sumbu carus (Sulistyawati, 2010).

2.1.8 Lima Benang Merah

Lima aspek dasar/lima benang merah yang penting dan saling terkait

dalam persalinan yang bersih dan aman adalah: membuat keputusan

klinik, asuhan saying ibu dan saying bayi, pencegahan infeksi,

Pencatatan/Rekam medis, Rujukan.


25

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan

untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang

diperlukan oleh pasien. Keputusan harus akurat, komprehensif dan

aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang

memberikan pertolongan.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik:

a. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat

keputusan.

b. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah.

c. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi

dihadapi.

d. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah.

e. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk

solusi masalah.

f. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih.

g. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi.

2. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip

saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu.

Membayangkan asuhan sayang ibu/ASI adalah dengan

menanyakan pada diri kita sendiri “apakah asuhan seperti ini yang
26

saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil”. Salah satu

prinsip Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikut sertakan

suami dan keluarga selama persalinan.

3. Pencegahan Infeksi (PI)

Tujuan PI adalah untuk mencegah infeksi serius pasca bedah.

Ada beberapa tindakan yang akan sering kita temuidalam PI, yang

perlu diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah

asepsis atau teknik aseptic, antisepsis, dekontaminasi, desinfeksi,

cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi, sterilisasi.

Definisi tindakan dalam PI tersebut adalah:

a. Asepsis atau tehnika septic adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam

mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan

berpotensi untuk menimbulkan infeksi.

b. Antisepsis adalah suatu tindakan PI dengan cara

membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

kulit/jaringan tubuh.

c. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara

aman berbagai benda yang terkontaminasi darah, dan cairan

tubuh.

d. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing dari

kulit/instrument.
27

e. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

hamper semua mikroorganisme penyebab penyakit yang

mencemari benda mati/instrument.

f. Desinfeksi Tingkat Tinggi/DTT adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora

bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.

g. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme termasuk endospora pada benda

mati/instrument.

4. Dokumentasi atau pencatatan

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk

terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama

proses persalinan dan kelahiran bayi.

5. Rujukan

Antisipasi kegawat daruratan dengan menyiapkan sistem dan

keperluan rujukan “BAKSOKU” (JNPK-KR,2014).

2.1.9 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

1. Kebutuhan fisiologis

a. Oksigen

b. Makan dan minum

c. Istirahat selama tidak ada his

d. Kebersihan badan terutama genetalia

e. Buang air kecil dan buang air besar


28

f. Pertolongan persalinan yang berstandar

g. Penjahitan perineum bila perlu

2. Kebutuhan rasa aman

a. Memilih tempat dan penolong persalinan

b. Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d. Pendampingan oleh keluarga

e. Pantauan selama persalinan

f. Intervensi yang diperlukan

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai

a. Pendampingan oleh suami/keluarga

b. Kontak fisik (member sentuhan ringan)

c. Masase untuk mengurangi rasa sakit

d. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut serta sopan

4. Kebutuhan harga diri

a. Merawat bayi sendiri dan menyusuinya

b. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu

c. Pelayanan yangbersifat empati dan simpati

d. Informasi bila akan melakukan tindakan

e. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu

lakukan

5. Kebutuhan aktualisasi diri

a. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan


29

b. Memilih pendamping selama persalinan

c. Boundingattachment

d. Ucapan selamat atas kelahiran bayinya

2.1.10 Definisi Partograf

1. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan

kala1 persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik

(JNPK-KR, 2014).

2. Isi partograf

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi

yang dimulai pada fase aktif persalinan, menyediakan lajur dan

kolom untuk mencatat hasil–hasil pemeriksaan selama fase aktif

persalinan termasuk:

a. Informasi tentang ibu.

1) Nama dan umur.

2) Gravida, para, abortus.

3) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat.

5) Waktu pecahnya selaput ketuban.

b. Kondisi janin:

1) Denyut jantung janin.

2) Warna dan adanya air ketuban.

3) Penyusupan (molase) kepala janin.


30

c. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks.

2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.

3) Garis waspada dan garis bertindak

d. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian.

e. Kontraksi uterus

1) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

2) Lama kontraksi (dalam detik).

f. Obat-obatan yang diberikan

1) Oksitosin.

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

g. Kondisi ibu

1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.

2) Urin (volume, aseton atau protein)

h. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat

dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catat kemajuan

persalinan) (Prawirohardjo, 2014).

2.1.11 Penatalaksanaan Persalinan

Berikut ini adalah standart asuhan persalinan normal 60 langkah

1. Mendengar & melihat adanya tanda persalinan kala dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampuloksitosin 10 unit & memasukan alat suntik


31

sekali pakai kedalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus cairan

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,

mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang bersih.

5. Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada tangan kanan

yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak

terjadi kontaminasi pada alat suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air DTT.

8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mendekontaminasi tangan kanan yang bersarung tangan ke

dalam larutan klorin 0.5%, membuka sarung tangan dalam

keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai

pastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginannya.

12. Meminta bantuan keluarga membantu menyiapkan posisi


32

meneran jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat.

Pada kontraksi itu ibu diposisikan setengah duduk atau posisi

lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran dan timbul kontraksi yang kuat.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisiyang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6 cm.

16. Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

17. Membuka partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan

dan bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5–6cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih

dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk

mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirmya kepala.

Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan

dangkal.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi.
33

21. Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung

secara spontan.

22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan

lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu

depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan

kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk menopang

kepala dan bahu. gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan siku sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut kepanggul, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang

kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-

jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari

telunjuk.

25. Lakukan penilaian sepintas.

26. Keringkan tubuh bayi dari mulai muka, kepala dan bagian tubuh

yang lain (kecuali telapak tangan).

27. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan

kemungkinan adanya bayi kedua.

28. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan


34

oksitosin 10 unit digluteus atau 1/3atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu

tangan pada sekitar 5 cmdari pusar bayi, kemudian jari telunjuk

dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga

3cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik

tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari

telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat

kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm

distal dari klem pertama (Midwifery Update).

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32. Membungkus kepala dan badan bayi, letakkan bayi di dada ibu

untuk kontak kulit ibu-bayi. Pastikan dada ibu bersentuhan

langsung dengan dada ibu dan biarkan bayi menyari puting susu

ibu dengan sendirinya (IMD).

33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

34. Meletakkan satu tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi

dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan

tangan yang lain.

35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang pada bagian bawah uterus dengan cara

menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)


35

dengan hati –hati untuk membantu mencegah berlawan arah

terjadinya inversiouteri.

36. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

37. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati–hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban.

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

39. Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta lahir lengkap.

40. Masukkan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih

kosong.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan

kedalam larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan

tubuh.
36

44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih

kosong.

45. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

47. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

48. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik (40-60 kali/menit)

49. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10menit). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi.

50. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yangsesuai.

51. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, Membersih

kancairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

52. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

53. Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 %.

54. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan

kloron0,5%,balikkan dalam keluar dan rendam dalam larutan

klorin selama 10 menit.


37

55. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

dengan handuk atau kain bersih.

56. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan

fisik bayi.

57. Dalam 1 jam pertama beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,

vitamin k11 mg di paha kiri bawah lateral. Pemeriksaan fisik

bayi baru lahir, pernapasan bayi (40-60x/menit) dan temperatur

tubuh (36,5-37,5ºC) setiap 15menit.

58. Setelah satu jam pemberian vit k berikan suntikan HB 0 dipaha

kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar

sewaktu-waktu dapat disusukan.

59. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

didalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air mengalir.

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) (JNPK-

KR, 2014).

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis

data, diagnosa kebidanan, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi

(Mudillah dkk, 2012: 110).


38

2.2.2 Tahapan dalam Manajemen kebidanan

Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu

sebagai berikut:

1. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan

langkah berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun

informasi tentang klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan

pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan

secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan

berlangsung, data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber.

Sumber yang dapat memerikan informasi paling akurat yang

dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil

mungkin.Pasien adalah sumber informasi yang akurat dan

ekonomis, yang di sebut sebagi sumber data primer. Sumber data

alternatif atau sumber data skunder adalah data yang sudah ada,

praktikan kesehatan lain dan anggota keluarga.

Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu ; Observasi,

dimana pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku,

tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk,

bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perdaban(suhu

badan, nadi). Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang

umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam

wawancara yang penting diperhatikan adalah data yang

ditanyakan di arahkan data yang relefan, dan Pemeriksaan,


39

dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan memakai

instrument/alat mengukur. Dengan tujuan untuk memastikan batas

dimensi angka, irama kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi

badan dengan meteran, berat badan dengan timbangan, tekanan

darah dengan tensimeter.

Data secara garis besar diklasifikasikan sebagai data

subyektif dan data obyektif. Pada waktu mengumpulkan data

subyektif harus mengembangkan hubungan antar personalyang

efektif dengan pasien/klien yang diwawancarai, lebih diperhatikan

hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan mencemaskan,

berupapendapatan data/fakta yang sangat bermakna dalam kaitan

dengan masalah pasien (Mufdillah, dkk 2012: 111-113).

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara,anamneses

dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi :

riwayat kesehatan, riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat

obstetri, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, riwayat

ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar,

data social ekonomi dan psikologi. Dan pemeriksaan fisik, yang

meliputi keadaan umum klien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan

fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan

dilakukan pemeriksaan penunjang bila perlu.

Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah

berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang

dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau


40

tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini

harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil

pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau

masukan klien yang sebenarnya.

Pada persalinan kala I umumnya klien akan mengeluh

tentang keadaannya dimana klien merasakan mules pada perut

bagian bawah yang menjalar kepinggang, dan klien juga

mengatakan bahwa terdapat pengeluaran lender bercampur

dengandarah, serta sifat nyeri yang dirasakan semakin lama

semakin sering dan bertambahkuat. Pada persalinan kala II

umumnya ibu akan merasakan adanya dorongan kuatuntuk

meneran, adanya tekanan pada anus dan tampak perineum

menonjol, vulva, dan spingterani membuka.

Pada persalinan kala III akan tampak pengeluaran plasenta

dimana tali pusatakan bertambah panjang yang di sertai dengan

adanya semburan darah dan terjadiperubahan bentuk dan tinggi

fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV atau kala obserfasi

akan di tandai dengan kontraksi uterus yang baik, dan tanda-tanda

vitaldalam batas normal pada 2 jam post partum, dengan

pemantauan 15 menit pada jampertama dan 30 menit padajam

kedua post partum.

2. Langkah II:Interpretasi Diagnosa atau Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnose ataumasalah dan kebutuhan klien berdasarkan


41

interpretasi yang benar atas data- datayang di kumpulkan. Data

dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Langkah awal

dari perumusan masalah/diagnosa kebidanan adalah

pengelolahan/analisa data yang menggabungkan dan

menghubungkan satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta

(Mufdillah, dkk 2012: 113).

Pada kala I persalinan, lama pembukaan yang berlangsung

pada primi gravida yaitu berlangsung selama 12 jam sedangkan

pada multi gravida berlangsung selama 8 jam yang dimulai dari

pembukaan 0 cm sampai pembukaan 10 cm. Pada fase

latenpersalinan yang dimulai sejak awal kontraksi menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap yang

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm yang

umumnya berlangsung selama 8 jam.

Kemudian pada fase aktif persalinan frekuensi dan

kontraksi uterus meningkat secara bertahap (kontraksi dianggab

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit,

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), dari pembukaan 4

cm hingga mencapai pembukaan 10 cm dengan kecepatan rata-

rata 1 cm per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih

dari 1 sampai 2 cm multigravida. Pada kalaI persalinan juga perlu

adanya pemeriksaan tanda-tanda vital sekitar 2 atau 3 jam dan

memperhatikan agar kandung kemih selalu kosong, serta


42

pemantauan denyut jantung janin ½ jam sampai 1 jam.

Pada kala II persalinan, dimulai dari pembukaan serviks

sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada

kala II his menjadi lebih kuat, lebih sering dan semakin lama.

Proses ini berlangsung selama ± 1,5 jam pada primi garvidadan

±0,5 jam pada multigravida. Ibu akan merasakan adanya

dorongan kuat untuk meneran bersama dengan adanya kontraksi,

adanya tekanan pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva

dan sfingter ani membuka, serta meningktnya produksi

pengeluaran lender bercampur darah. Tanda pasti kala II

ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan

serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui

introitus vagina.

Pada kala III persalinan, dimulai sejak lahirnya bayi hingga

lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

setelah penyuntikan oksitosin. Pada manajemen aktif kala III ini

bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif

sehingga mencegah terjadinya perdarahan dan mengurangi

kehilangan darah. Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu terjadinya

perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan

terjadinya semburan darah secara mendadak dan singkat.

Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta

sampai 2 jam pertamapost partum, dimana pemantauan dilakukan

dengan mengobservasi tanda-tanda vital pasien, kontrasi uterus,


43

perdarahan dan kandung kemih pada 15 menit pada jam pertama

dan 30 menit pada jam kedua post partum.

3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangakaian masalah dan

diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil

mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap–siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi (Mufdillah,

dkk 2012: 117).

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah

ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.

Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial

dilakukan pengantisi pasien penanganan yang kemungkinan

muncul pada kala I yaitu terjadi nyakala I lama, peningkatan atau

penurunan tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari

180 kali/menit, terjadinya perdarahan pervaginam selain dari

lender dan darah, ketuban pecah yang bercampur dengan

mekonium kental yang di sertai dengantanda gawat janin,


44

kontraksi uterus kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit

danberlangsung kurang dari 20 detik serta tidak di temukan

perubahan serviks dalam 1-2 jam,pembukaan serviks mengarah

ke sebelah kanan garis waspada pada partograf.

Pada kala II persalinan, kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu, terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada,

terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang, tanda-

tanda vital meningkat dan ibu tampak kelelahan. Pada manajemen

aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan

terjadinya laserasi jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus

yang tidak baik, dan terjadinya retensio plasenta dimana plasenta

belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.

Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi

yaitu terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah

yang banyak, tanda-tanda vital melawati batas normal dimana

tekanan darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang

tidak baik.

4. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera.

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa

data menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera


45

sementara menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan

konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi

setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan (Mufdillah, dkk 2012: 117-178).

Dalam persalinan tindakan yang memerlukan penanganan

segera diantaranya: Pada kala I persalinan yaitu terjadinya kala I

lama yang mengakibatkan tanda gawatjanin, ketuban pecah yang

bercampur mekonium kental, dan kontraksi uterus kurangdari 2

kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung dari 20 detik serta

tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam atau

pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada

pada partograf.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat

terjadi yaitu,terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus

macet/kasep, dimana partograf melewati garis waspada,

terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang, tanda-

tanda vital meningkat, dan ibu tampak kelelahan. Pada

manajemen aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi

yaitu diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan

terjadinya laserasi jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus

yang tidak baik, dan terjadinya retensio plasenta dimana plasenta

belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.

Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi


46

yaitu terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah

yang banyak, tanda-tanda vital melawati batas normal dimana

tekanan darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang

tidak baik.

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah

diidentiikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dilengkapi (Mufdillah, dkk 2012).

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah

pihak, yaitu olehbidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan

efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana

tersebut. Rencana yang dibuat harus rasional dan benar-benar

valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta

evidence terkini serta sesuai dengan asumsi tentangapa yang akan

dilakukan klien.

Adapun penatalaksanaan yang diberikan pada persalinan

normal yaitu,memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan

apakah persalinan dalam kemajuan yang normal, memeriksa

perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan,membantu ibu

memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta

aktif.
47

Dalam menentukan asuhan.Membantu keluarga dalam

merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan

memberikan asuhan pasca persalinana dini, dan mengenali

masalah secepatnya dan mengambil keputusan yang tepat guna

dan tepat waktu (efektif dan efisien).

Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga

dapat berupa,pemantauan terus menerus kemajuan persalinan

mengunakan partograf, pemantauan TTV ibu dan keadaan janin,

memenuhi kebutuhan nutrisi dan dehidrasi ibu,menganjurkan ibu

perubahan ambulasi dan posisi ibu, menganjurkan tindakan yang

memberikan pada rasa nyaman, serta menganjurkan keluarga

memberi dukungan.

6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara

efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien

atau anggota tim kesehatan lainnya.

7. Langkah VII:Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telahterpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan

diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang


48

benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum

efektif (Mufdillah, dkk 2012: 118-119).

2.3.2 Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)

dari data subjektif dan objektif yang meliputi diagnosis, antisipasi

diagnosis atau masalah potensial serta kongseling untuk tindak lanjut.

1. Data Subjektif

Merupakan data yang berisi informasi dari klien.Informasi

tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

berhubungan dengan diagnosa.

2. Data Objektif

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh

bidan pada waktu pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang

dapat di observasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti

dari diagnose yang akan ditegakkan.

3. Assessment

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data

subjektif dan data objektif yang didapatkan.

4. Planning/Perencanaan

Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai

dengan kesimpulan yang dibuat (Ai Nursiah, 2014: 234).


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA Ny.K G2P1A0 39


MINGGU 5 HARI DENGAN IN PARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS BIROMARU KAB. SIGI

No.Register : 00-11-23

Tanggal Masuk : Sabtu, 04 November 2023 Pukul 22.05 Wita

Tanggal Pengkajian : Sabtu, 04 November 2023 Pukul 22.15 Wita

Nama pengkaji : Agustini Ntilolo, S.Tr, Keb

ANAMNESA.

Nama Istri : Ny.K Nama Suami : Tn.N


Umur : 27 Tahun Umur : 34 Tahun
Alamat : Desa Loru Rt. / Rw . : I/II
Pendidikan : SMP Pendidikan Suami : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan Suami : Petani

Tanggal : 04 November 2023 oleh : Agustini Ntilolo S.Tr.Keb

1. Pasien datang : Hari :Sabtu Tanggal : 04 November 2023 jam : 23.05

2. Gravida : G2 P1 A0
3. Haid terakhir : 29 Januari 2023
4. Tafsiran Persalinan :05 November 2023
5. Perkawinan : 1 kali,
Dengan suami sekarang :.5 th,
Umur pertama kali kawin:24 thn
50

6. Riwayat persalinan yang lalu

Ana Tahun Usia Jenis Penolon Tempa BBL JK Keadaan


k lahir Kehamil Persalin g t anak
Ke an an Persalin
an bersali
n

I 2018 Ater Sponta 2.800 ♂ Hidup


m n Bida Pust Gram
n u
2. Hamil Sekarang

7. Mulai sakit , hari : Sabtu Tanggal, 04 November 2023 jam, 17.00


8. Pengeluaran pervagina :lendir darah, sejak hari selasa tgl 04 November 2023
jam, 17.00

STATUS PRESENT :
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 TB : 155 cm BB : 72kg
 Tensi: 110/80 Mmhg
 Nadi : 80 suhu : 36,7 pernafasan : 22x/menit
 Anggota gerak: oedema : -/-
 varises :.+/+
 Reflek :+/+
 Tinggi FU : 30 cm atau 3 jari bw Px( procesus xifoideus).
 His: . 3x dalam 10 menit
 BJA : 134 x/menit

PALPASI :

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 30 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : punggung kanan

Leopold III : kepala


51

Leopold IV : BDP,3/5

Kala 1 ( kala pembukaan)


Tgl. : 04 November 2023 jam : 23.15

Hasil VT : Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan


a) Portio : Lunak dan Tipis
b) Pembukaan : 6 cm
c) Ketuban : Utuh
d) Presentase : Ubun-ubun kecil kanan lintang
e) Penurunan : Hodge II
f) Molase : Tidak ada
g) Penummbungan : Tidak ada
h) Kesan panggul : Normal
i) Pelepasan : Lendir dan darah
Diagnosa : G2P1A0, 39 minggu 5 hari Intra uterin, Tunggal, Hidup,

Inpartu Kala1 fase Aktif

INTERVENSI :

Tanggal 04 November 2023 pukul 23.15 wita


1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,
ibu dan keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses
persalinannya dan kecemasan ibu berkurang,serta keluarga
dapat memberikan dukungan psikologis yang dapat
mengurangi kecemasan ibu dan siap menghadapi persalinan.
2. Observasi tanda-tanda vital,dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30
menit).
Rasional : Observasi tanda-tanda vital dan VT untuk memantau keadaan
ibu dan kemajuan persalinan,serta mempermudah dalam
melakukan tindakan.
52

3. Observasi DJJ setiap 30 menit.


Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila
ada perubahan dapat diketahui denan cepat dan dapat
bertindak secara cepat dan tepat.
4. Observasi His setiap 30 menit.
Rasional : Karena kekuatan kontraksi uterus dapat berubah setiap saat
sehingga mempengaruhi turunnya kepala dan dilatasi
serviks.
5. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi,
ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama
timbul kontraksi.
Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi
rasa nyeri dan memberikan suplai oksigen yang cukup ke
janin.
6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin
selama persalinan.
Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi,
mencegah penekanan pada vena cava inferior oleh uterus
yang membesar, dan menghalangi penurunan kepala bayi
serta memberikan perasaan yang tidak nyaman pada ibu.

7. Memberikan minuman dan makanan pada ibu


Rasional : Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.
8. Persiapan perlengkapan,bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan
BBL.
Rasional : Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan
menggunakan alat saat melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menolong persalinan.
9. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf
Rasional : Merupakan Standarisasi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan dan memudahkan pengambilan keputusan klinik.
10. Observasi tanda dan gejala kala II
53

Rasional : Untuk mengetahui kapan ibu memasuki tahap kala II


persalinan.

IMPLEMENTASI

Tanggal 04 November 2023 jam 23.15 wita


1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Hasil :ibu mengerti dengan penjelasan yg diberikan
2. Mengobservasi Tanda -tanda vital
Hasil : TD 110/80 Nadi : 80x/menit
Suhu 36,5° c
3. Mengobservasi DJJ dan his setiap 30 menit.
Hasil :
His
No Jam (Wita) DJJ (X/Menit)
F(X/Menit) Durasi (Detik)
1 23.15 138X/Menit 2 X10 25-30
2 23.45 136X/Menit 2 X10 25-30
3 24.15 138X/Menit 2 X10 25-30

4. Melakukan pemerikasaan dalam Ke Dua tanggal 05 November 2023 jam 03.15


wita
Hasil :Hasil :

1. Vulva dan vagina : Normal tidak ada kelainan

2. Porsio : tidak teraba

3. Pembukaan : 10 cm

4. Ketuban : Pecah Spontan warna jernih

5. Presentasi : Kepala dengan UUK kanan lintang

6. Penurunan : Hodge III/IV

7. Molase : Tidak ada

8. Penumbungan : Tidak ada


54

9. Kesan panggul : Normal

10. Pelepasan : Lendir darah bercampur Ketuban

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat


kontraksi,ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui
mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan apa yg di jelaskan

6. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin


selama persalinan.

Hasil : ibu mengerti dan mau untuk BAK dan kandung kemih ibu
kosong

7. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

Hasil : ibu mau makan dan minum walaupun Cuma sedikit

8. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan


untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan
BBL,meliputi:
a) Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup kelapa, masker, kacamata,
celemek,sepatu tertutup (sepatu boot)
b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1
buah gunting episiotomy 1 buah gunting tali pusat,1 buah kateter
nelaton, Kassa steril, pengisap lender, penjepit tali pusat.
c) On steril : 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan
bayi meliputi baju, pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi,
popok, topi/tutup kepala,sarung tangan/kaki, kain selimut untuk
membedong.
d) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal
puder, 2 buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle),
gunting benang, benang cromic, 1pasangsarungtangan stril
e) Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul,
cairan RL,Infusset 5.1, spoit3 ccdanspoit 1 cc, meteregin1 ampul
f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5o/o,air DTT,kantong
55

plastic,tempat sampah kering dan basah,safety


box,bengkok,waslap,dan tempat plasenta.Menyiapkan
tempat,penerangan dan lingkungan untuk kelahiran bayi,dengan
memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru lahir,meliputi
ruangan bersih,hangat,pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan
angin.
Hasil : persiapan semuanya sudah lengkap
9. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf
Hasil :sdh dilakukan dan pencatatan pada patrograf
10. Mengobservasi tanda dan gejala kala II
Hasil :
a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan
atau vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva vagina dan sfingterani membuka.

Evaluasi :
Tanggal 04 November 2023
Data Subjektif ( S )
1. Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng
2. Ibu mengatakan keluar lendir darah sejak sabtu tanggal 04 November
2023 pukul 17.00 WITA
Data Objektif ( O )
1. Ibu datang ke Puskesmas Biromaru Sabtu , Tanggal 04 November 2023
pukul 23.05. Didapatkan Hasil :
TD 120/80 mmhg suhu 36,7°c
Nadi 80x/menit Pernapasan 22x/menit
DJJ 140 x/menit, yang terdengar jelas kuat dan teratur
His 3 x10 dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik
VT : terdapat lendir bercampur darah ,Ø : 6cm,Ketb (+) U
56

,preskep,denominator UUK,Molase ( - ), Penurunan Hodg II


Asessment (A)
Ny “K” G2 P1A0 39 minggu 5 Hari ,janin tunggal, hidup, intra uteri,
presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik dengan inpartu kala 1 fase
Aktif.
Planning ( P )
Selasa, 04 November 2023 Pukul 23.15
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa janin dan ibu dalam keadaan
sehat, gerakan janin normal dan hasil pemeriksaan baik.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan tetang keadaan dirinya dan
janinnya.
2. Memberitahukan kepada ibu tentang persiapan persalian
Hasil : ibu paham dan mengerti tentang penjelasan yang diberikan
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tidur miring kiri
Hasil :ibu melakukan mobilisasi dengan tidur miring dan berjalan
jalan di sekitar bed
4. Menganjurkan ibu untuk sedikit makan dan banyak minum
Hasil :Ibu minum pocari sweat dan air putih
5. Mengajarkan teknik relaksasi dan pengaturan nafas saat ada
HIS/kontraksi
Hasil :Ibu melakukannya dan mengatakan nyeri sedikit berkurang.
6. Mengobservasi kemajuan persalinan
Hasil : sudah dilakukan pencatatan di patograf

KALA II s/d KALA IV


N TGL Jam Perencanaan 58 langkah APN Implementasi dan hasil tindakan
o
1 04/11 23.15 1. Mendengar dan melihat Mendengar dan Melihat tanda dan gejala
/23 adanya tanda persalinan
kala II
Kala Dua
Hasil: Tampak tanda dan gejala kala II

2. Pastikan kelengkapan Memastikan kelengkapan alat pertolongan


57

peralatan, bahan dan obat- persalinan termasuk mematahkan 1ampul


obatan esensial untuk
oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali
menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi pakai ke dalam wadah partus set.
ibu dan bayi baru lahir.
Hasil: Alat dan bahan telah siap.
Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering
dan hangat, 3 handuk/kain
bersih dan kering, alat
penghisap lendir, lampu
sorot 60 watt dengan jarak
60 cm di atas tubuh bayi

3. Pakai celemek plastic Memakai celemek plastik.


Hasil: Celemek telah dipakai.
4. Melepaskan dan Melepas semua perhiasan yang dipakai
menyimpan semua
ditangan, lalu mencuci tangan dibawah air
perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan saber dan air mengalir dengan tekhnik 7 langkah.
bersih mengalir kemudian
Hasil: Tangan telah dicuci.
keringkan tangan dengan
handuk DTT
5. Pakai sarung tangan DTT Menggunakan sarung tangan desinfeksi
pada tangan yang akan
tingkat tinggi pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk
pemeriksaan dalam digunakan untuk pemeriksaan dalam.
Hasil: Sarung tangan telah dipakai.

6. Masukkan oksitosin ke Mengambil alat suntik dengan tangan yang


dalam tabung suntik
bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
(gunakan tangan yang
memakai sarung tangan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
DTT dan steril (pastikan
Hasil: Dispo telah diisi dengan oksitosin dan
tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik ) telah diletakkan kembali diwadah
partus set.

7. Membersihkan vulva dan Membersihkan vulva dan perineum,


perineum, menyekanya
mengusapnya dengan hati-hati dari depan
dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan kebelakang dengan menggunakan kapas
menggunakan kapas atau
DTT.
kasa yang dibasahi air DTT
58

 Jika introitus vagina, Hasil: Vulva dan perineum telah


perineum atau anus dibersihkan.
terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan
seksama dari arah depan
ke belakang
 Buang kapas atau kasa
pembersih(terkontamina
si)dalam wadah yang
tersedia
 Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi
(dekontaminasi,lepaskan
dan rendam dalam
larutan clorin 0,5%)

8. Lakukan periksa dalam Melakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk


untuk memastikan
memastikan pembukaan lengkap (bila
pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban belum selaput ketuban belum pecah dan
pecah dan pembukaan
pembukaan sudah lengkap, lakukan
sudah lengkap lakukan
amiotomi amniotomi).
Hasil: Pemeriksaan dalam tanggal 05
November 2023 jam 03-15
Pembukaan :10 cm
Ketuban : Pecah spontan warna bening
Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah
simpisis,ada caput pada
kepala bayi
Penurunan : Hodge IV
Pelepasan : Lendir, darah bercampur
dengan air ketuban
9. Dekontaminasi sarung Mendekontaminasi sarung tangan kotor
tangan dengan cara
kedalam larutan clorin 0,5% dan
mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung membukanya secara terbalik, lalu rendam
tangan ke dalam larutan
selama 10 menit.
klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam Hasil: Sarung tangan telah dibuka secara
keadaan terbalik dalam
terbalik dan didekontaminasi dilarutan clorin
larutan 0,5% selama 10
59

menit cuci tangan setelah 0,5 % selama 10 menit.


sarung tangan di lepas

10. Periksa denyut jantung janin Memeriksa DJJ setelah kontraksi, untuk
(DJJ) setelah kontraksi/saat
memastikan DJJ dalam batas normal yaitu
relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ 120-160 x/menit.
dalam batas normal (120 -
Hasil: DJJ terdengar jelas,kuat,dan
160x/menit)
 Mengambil tindakan teratur pada kuadran kanan perut
yang sesuai jika DJJ ibu bagian bawah dengan
tidak normal
 Mendokumentasikan frekuensi 140 x/menit.
basil-basil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua
hasil-hasil • penilaian
serta asuhan lainnya
pada partograf

11. Beritahukan bahwa Memeritahu ibu dan keluarga bahwa


pembukaan sudah lengkap
pembukaan sudah lengkap dan keadaan
dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan janin serta ibu dalam keadaan baik.
posisi yang nyaman dan
Hasil: Ibu dan keluarga telah diberitahu.
sesuai dengan keinginannya.
Tunguu hingga timbul rasa ingin
meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif )
dan dukumentasikan semua
temuan yang ada. Jelaskan
pada anggota keluarga
tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung
dan memberi semangat pada
ibu untuk meneran secara
benar

12. Minta keluarga membantu Minta keluarga untuk membantu


menyiapkan posisi meneran.
menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa
(bila ada rasa ingin meneran
dan terjadi kontraksi yang ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi lain
kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk atau
yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman) posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
60

merasa nyaman).
Hasil: Keluarga bersedia membantu.

13. Laksanakan bimbingan -Melakukan pimpinan meneran saat ibu


meneran pada saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk
merasa ada dorongan kuat
untuk meneran: meneran, diantaranya: bimbing ibu untuk
 Bimbing ibu agar dapat meneran saat ibu mempunyai keinginan
meneran secara benar
dan efektif untuk meneran, berikan dukungan dan
 Dukung dan beri semangat atas usaha ibu untuk meneran,
semangat pada saat
meneran dan perbaiki anjurkan ibu beristirahan diantara kontraksi
cara meneran apabila dan anjurkan ibu untuk minum di sela-sela
caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil kontaksi.
posisi yang nyaman Hasil: Telah dilakukan pimpinan
sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring meneran, ibu beristirahat dan
terlentang dalam waktu minum diantara kontraksi, serta
yang lama)
 Anjurkan ibu untuk ibu telah diberi semangat.
beristirahat di antara -Memimpin persalinan lindungi perineum
kontraksi
 Anjurkan keluarga dan tahan puncak kepala pada jam
memberi dukungan dan
semangat untuk ibu 03.20 wita
 Berikan cukup asupan
cairan peroral (minum) Hasil : Hasil: Telah dilakukan pimpinan
 Menilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai meneran, ibu beristirahat dan
 Segera rujuk jika bayi
belum atau tidak akan minum diantara kontraksi, serta
segera lahir setelah
120menit (2 jam ibu telah diberi semangat.
)meneran (primigravida
)atau 60 menit (1 jam
)meneran (multigravida )
14. Jika ibu tidak memiliki Jika ibu tidak memiliki keinginan untuk
keinginan untuk meneran
meneran, menganjurkan ibu untuk berjalan,
anjurkan ibu untuk berjalan,
berjongkok atau mengambil jongkok, atau mengambil posisi yang
posisi yang nyaman, jika ibu
dianggap nyaman.
belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 Hasil: Ibu telah memilih posisi yang nyaman
menit
61

yaitu dengan posisi miring kiri.


15. Letakkan handuk bersih Jika kepala bayi telah membuka vulva
(untuk mengeringkan bayi)
dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk
di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva bersih diatas perut ibu.
dengan diameter 5-6 cm
Hasil: Handuk bersih telah diletakkan diatas
perut ibu.
16. Letakkan kain bersih yang Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3
dilipat 1/3 bagian di bawah
bagian dibawah bokong ibu
bokong ibu
Hasil: Telah dilakukan.
17. Buka tutup partus set dan Membuka bak partus.
perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan Hasil : sudah dilakukan

18. Pakai sarung tangan DTT Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat
pada kedua tangan
tinggi (DTT).

Hasil : sudah dilakukan

19. Setelah. tampak kepala bayi Setelah kepala bayi membuka vulva dengan
dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka diameter 5-6cm, lakukan penyokongan
lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan melindungi perineum dengan satu
dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan kering, kemudian letakkan tangan yang lain
membantu lahirnya
kepala.Anjurkan ibu untuk pada kepala bayi dan lakukan tekanan yang
meneran perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal lembut untuk mencegah terjadinya gerakan

difleksi maksimal.

Hasil: telah dilakukan penyokongan dan


kepala bayi telah lahir.

20. Periksa kemungkinan adanya Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan
lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
itu terjadi, dan segera
62

lanjutkan proses kelahiran terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran


bayi
 Jika tall pusat melilit bayi.
leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian Hasil: Tidak terjadi lilitan tali pusat.
atas kepala bayi
 Jika tali usat melilit leher
secara kuat klem tali
pusat di dua tempat dan
potong diantara klem.
21. Tunggu kepala bayi Menunggu kepala sampai melakukan
melakukan putaran paksi
putaran paksi luar secara spontan.
luar secara spontan
Hasil: Kepala telah melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan Setelah kepala melakukan putaran paksi luar
putaran paksi luar, pegang
secara spontan, lakukan pegangan secara
secara biparental.Anjurkan
ibu untuk meneran saat ada biparietal, dengan menempatkan kedua
kontraksi ,dengan lembut
tangan pada sisi muka bayi. Anjurkan ibu
gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga menerang pada kontraksi berikutnya, dengan
bahu depan muncul dibawah
lembuttarik bayi ke bawah untuk
arkus pubis dan kemudian
gerakkan kearah atas dan mengeluarkan bahu depan, kemudian tarik
distal untuk melahirkan bahu
keatas untuk mengeluarkan bahu belakang.
belakang
Hasil: Pengangan biparietal telah
dilakukan, dan kedua bahu telah lahir.
23. Setelah kedua bahu lahir, Setelah kedua bahu bayi lahir, geser tangan
geser tangan bawah untuk
bawah kearah perineum ibu untuk
kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri menyangga kepala, lengan dan siku sebelah
dan memegang lengan dan
bawah. Gunakan tangan atas untuk
siku sebelah atas
menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
Hasil: telah dilakukaan bahu dan lengan
bayi telah lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran
lahir, penelusuran tangan
tangan atas berlanjut kepunggung, bokong,
alas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. tungkai dan kaki serta pegang masing-
Pegang kedua mata kaki
63

(masukkan telunjuk diantara masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari
kaki dan pegang masing-
lainnya.
masing mata kaki dengan
ibu jari dan jari-jari lainnya ) Hasil: Telah dilakukan, bayi lahir spontan
tanggal 05 November 2023 Pukul 03.25
wita dengan jenis kelamin Perempuan
,BB : 2700 gram , PB : 48 cm , A/S : 8/9.
25. Lakukan Penilaian Melakukan penilaian sepintas dengan
(selintas):
menilai apakah bayi cukup bulan ?,Apakah
 Apakah bayi cukup
bulan? air Ketuban Jernih,tidak bercampur
 Apakah air ketuban Mekonium,Apakah bayi menangis kuat,
jernih, tidak tercampur
mekonium? bernafas tanpa kesulitan?,Apakah bayi
 Apakah bayi menangis bergerak aktif dan bagaimana warna
kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan? kulitnya.
 Apakah bayi bergerak Hasil: bayi cukup bulan,air ketuban
dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban jernih,Bayi lahir spontan, normal,
adalah TIDAK lanjutkan segera menangis Kuat, gerakan
ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru Aktif, kulit tubuh kemerahan A/S
lahir jika jawaban Ya 8/9
lanjutkan ke langkah 26

26. Keringkan Tubuh Bayi Bersihkan dan keringkan bayi mulai dari
Keringkan bayi mulai dari
muka, kepala, bagian tubuh lainnya kecuali
muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
bagian tangan tanpa
caseosa. Ganti handuk yang basah dengan
membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk kering dan biarkan bayi di atas perut
handuk atau kain kering
ibu.
biarkan bayi diatas perut ibu
. Hasil: Bayi telah dibersihkan dan
dikeringkan
27. Periksa kembali uterus Memeriksa dan memastikan tidak ada lagi
untuk memastikan tidak ada bayi didalam uterus
lagi bayi dalam uterus
(harnil tunggal). Hasil : Kehamilan Tunggal
28. Beritahu ibu bahwa akan Ibu sudah diberitahu
disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik. Hasil : ibu mau dan bersediah untuk disuntik
64

29. Dalam waktu. I menit Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit IM suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3paha
(intramuskuler) di 1/3 paha
alas bagian distal lateral atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
(lakukan aspirasi sebelum
menyunti oksitosin ) sebelum menuntikkan oksitosin).

Hasil: oksitosin telah disuntikkan

30. Setelah 2 menit pasca Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali
persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arah distal bayi. Dengan mendorong tali pusat kearah
(ibu) dan jepit kembali tali
pusat 2cm dari klem distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
pertama.
2 cm distal dari klem pertama.

Hasil: tali pusat telah diklem


31. Pemotongan dan Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
Pengikatan Tali Pusat
 Dengan satu tangan, telah dijepit (lindungi perut bayi),dan
pegang tali pusat
yang telah dijepit lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2
(lindungi perut bayi),
dan lakukan klem tersebut.
pengguntingan tall
pusat di antara 2 Hasil: tali pusat telah digunting
klem tersebut.

 Ikat tali pusat dengan


benang DTT atau
steril pada satu sisi
kemudian
melingkarkan
kembali benang
tersebut dan
mengikatnya dengan
simpul kunci pada
sisi lainnya
 Lepaskan klem dan
masukkan dalam
wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan Bayi Agar Ada Letakkan bayi secara tengkurap di dada ibu
Kontak Kulit Ibu ke Kulit
65

Bayi agar ada kontak kulit ibu dan bayi,Luruskan

bahu bayi sehingga bayi menempel di

dada/perut ibu. Usahakankepala bayi berada

diantara payudara ibu dengan posisi lebih

rendah dari putting payudara ibu.

Hasil: telah dilakukan

33. Selimuti ibu dan bayi Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain
dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi. hangat dan bersih lalu pasang topi dikepala

bayi.

Hasil: bayi dan ibu telah diselimuti dengan


kain hangat dan bayi telah dipasangkan
topi
34. Pindahkan klem pada tali Pindahkan klem pada tali pusat hingga
pusat berjarak 5-10 cm dan berjarak 5-10 cm dari vulva.
vulva Hasil: klem telah dipindahkan
35. Letakkan satu tangan di atas Meletakkan satu tangan diatas kain pada
kain pada perut ibu, di tepi perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
atas simfisis,untuk mendeteksi,sementara itu tangan lain
mendeteksi satu tangan meregangkan tali pusat.
yang lain memegang tali Hasil: telah dilakukan
pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali


tegangkan tali pusat ke arah pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
bawah sambil tangan yang mendorong uterus kearah belakang-atas
lain mendorong uterus ke (dorso cranial) secara hati-hati (untuk
arah belakang - atas (dorso mencegah inversion uteri). Jika plasenta
kranial) secara hati-hati tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
(untuk mencegah inversio peregangan tali pusat dan menunggu hingga
uteri). Jika placenta tidak timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi
lahir setelah 30-40 detik, prosedur.
hentikan penegangan tali Hasil: telah dilakukan dorongan dorso
pusat dan tunggu hingga cranial
timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur di alas.
Jika uterus tidak segera
berkontraksi, mints ibu,
suami atau anggota keluarga
66

untuk melakukan stimulasi


putting susu.
37. Lakukan penegangan dan Melakukan peregangan dan dorongan
dorongan dorso-kranial dorsokranial hingga plasenta
hingga plasenta terlepas, terlepas,minta ibu meneran sambil penolong
mints ibu meneran sambil meregangkan tali pusat dengan arah sejajar
penolong menarik tali pusat lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
dengan arah sejajar lantai poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dan kemudian ke arah alas, dorso kranial).
mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan Hasil: telah dilakukan
dorso-kranial)
 Jika tali pusat
bertambah panjang,
pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan
placenta
 Jika placenta- tidak
lepas setelah 15 menu
menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan
oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi
(aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. Minta keluarga untuk
menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan
tali pusat 15 menit
berikutnya
5.jika plasenta tidak lahir
setelah 30 menit bayi
lahir atau jika terjadi
perdarahan segera
lakukan plasenta
manual.
38. Saat placenta muncul di Setelah plasenta tampak pada vulva,
introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua teruskan melahirkan plasenta dengan hati
tangan. Pegang dan putar
placenta hingga selaput hati, pegang plasenta dengan kedua tangan
ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan
67

plasenta pada wadah yang dan lakukan putaran searah jarum jam untuk
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, membantu pengeluaran plasenta dan
pakai sarong tangan DTT
atau steril untuk melakukan mencegah robeknya selaput ketuban.
eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari Hasil : palsenta telah lahir 5 menit setelah
tangan atau klem DTT atau
stern untuk mengeluarkan bayi lahir pada tanggal 05 November 2023
bagian selaput yang
tertinggal jam 03.30

39. Segera setelah placenta dan Segera setelah plasenta lahir,lakukan masa
selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, sepada fundus uteri dengan menggosok
letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase fundus uteri secara sirkuler menggunakan
dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
uterus berkontraksi (fundus
teraba keras) kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 Hasil: telah dilakukan masa seuterus
detik masase.

40. Periksa kedua sisi plasenta Periksa bagian maternal dan bagian fetal
baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput plasenta dengan tangan kanan
ketuban lengkap dan utuh.
Masukkan placenta ke untukmemastikan bahwa seluruh kotiledon
dalam kantung plastik atau
tempat khusus dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,dan

masukan kedalam kantong plastic yang

tersedia.

Hasil: plasenta lahir lengkap kotiledon dan


selaput ketubannya.
41. Evaluasi kemungkinan Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada
laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan vagina dan perineum. Melakukan penjahitan
penjahitan bila laserasi
68

menyebabkan perdarahan. bila laserasi menyebabkan perdarahan.


Bila ada robekan yang
menimbulkan pendarhan Hasil: telah dilakukan,dan terdapat laserasi
aktif segera melakukan derajat II dan sudah di lakukan Penjahitan
penjahitan
42. Pastikan uterus Memastikan uterus berkontraksi dengan
berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan baik dan tidak terjadi perdarahan
per vaginam
pervaginam.

Hasil: telah dilakukan,dan uterus

berkontraksi dengan baik teraba bundar dan

keras

43. Biarkan bayi tetap Biarkan bayi melakukan kontak kulit


melakukan kontak kulit ke dengan ibu paling sedikit 1 jam
kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam. Hasil: telah dilakukan, dengan membiarkan
 Sebagian besar bayi
akan berhasil bayi melakukan kontak kulit selam1 jam.
melakukan Inisiasi
Menyusu Dini dalam
waktu 30-60 menit.
Menyusu pertama
biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menu.
Bayi cukup menyusu
dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu
selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil
menyusu
44. Setelah satu jam, lakukan Setelah satu jam,lakukan
pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, beri antibiotika salep penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes
mata pencegahan, dan
vitamin Ki 1 mg mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1
intramuscular di paha kiri
anterolateral. 1 mg secara intramuskuler (IM) di paha kiri

anterolateral. Hasil: bayi telah diberi tetes

mata/salep mata antibiotic profilaksis dan


69

telah disuntikkan vitamin K secara

intramuskuler dipaha kiri antero lateral.

Hasil : penimbangan/pengukuran

BBL: 2700 gram PBL: 48 cm

LK : 32 cm LD : 31 cm

LP : 31 cm

45. Setelah satu jam pemberian Setelah satu jam pemberian suntikkan
vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di vitamin K, lakukan penyuntikan imunisasi
paha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di dalam hepatitis B pada paha kanan antero lateral
jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu bisa secara intramuscular.
disusukan. Letakkan
kembali bayi pada dada ibu Hasil: telah dilakukan penyuntikkan
bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam satu jam hepatitis B dipaha kanan antero lateral
pertama dan biarkan sampai
bayi berhasil menyusu. secara intramuscular.

46. Lanjutkan pemantauan Lanjutkan pemantauan kontraksi dan


kontraksi dan mencegah
perdarahan per vaginam pencegahan perdarahan pervaginam, 15
 2-3 kali dalam 15 menit
pertama pascapersalinan menit pada jam pertama pasca persalinan,
 Setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua pasca
pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada persalinan
jam kedua
pascapersalinan Hasil : telah dilakukan pemantauan dan ti
Jika uterus tidak berkontraksi
dengan baik, melakukan pervaginam,serta kontraksi uterus baik
asuhan yang sesuai untuk teraba bundar dan keras
menatalaksana atonia uteri
47. Ajarkan ibu/keluarga cara Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan
melakukan masase uterus masase uterus dan menilai kontraksi.
dan menilai kontraksi
Hasil: telah dilakukan dan ibu mengerti
yang diajarkan.
70

48. Evaluasi dan estimasi Mengevaluasi dan mengstimulasi jumlah


jumlah kehamilan darah
kehilangan darah setiap 15 menit selama 1

jam pasca persalinan, dan setiap 30 menit

pada jam kedua pasca persalinan.

Hasil : jumah perdarahan tanggal 05


November 2023 pada pukul 04.35 wita
adalah 150 cc

49. Memeriksa nadi ibu dan Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital


keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 ibu (kecuali pernapasan),tinggi fundus
jam pertama
pascapersalinan dan setiap uteri,kontraksi uterus dan kandung kemih
30 menit selama jam kedua
pascapersalinan setiap 15 menit selama 1 jam pasca
 Memeriksa temperatur
tubuh ibu sekali setiap persalinan dan setiap 30 menit pada jam ke
jam selama 2 jam
pertama pascapersalinan 2 pasca persalinan.
. Melakukan tindakan yang
sesuai untuk temuan yang Hasil
tidak normal
Jam 03.45

TD : 100/80mmhg N:80x/menit, S: 36,6

Tfu : 1 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : 50cc

Jam 04.00

TD : 100/80mmhg N:80x/menit,

Tfu : 1 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : 50cc

Jam 04.15
71

TD : 100/80mmhg N:80x/menit,

Tfu : 1 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : 50cc

Jam 04.30

TD : 110/80mmhg N:80x/menit, S: 36,6

Tfu : 2 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih :100cc

Perdarahan : 50cc

Jam 05.00

TD : 100/80mmhg N:80x/menit, S: 36,6

Tfu : 2 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : 50cc

Jam 05-30

TD : 100/80mmhg N:80x/menit,

Tfu : 2 jrbwpst, Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : 50cc

50. Periksa kembali bayi dan Periksa kembali bayi untuk memeasikan
pantau setiap 15 menit bahwa bayi bernafas dengan baik (40-
untuk pastikan bahwa bayi 60x/menit) serta suhu tubuh normal yaitu
bernafas dengan baik (40- (36.5oc-37.5oc)
60 x / menit) serta suhu
tubuh normal (36,5 – 37,5 Hasil: telah dilakukan pemeriksaan dan bayi
0
C)
 Jika bayi sulit bernafas, bernafas normal dengan pernapasan 54
merintih, atau retraksi di
resusitasi dan segera
72

merujuk ke rumah sakit x/menit dan suhu tubuh yaitu 36,6oC.


 Jika bayi nafas terlalu
cepat, segera dirujuk
Jika kaki teraba dingin,
pastikan ruangan hangat,
kembalikan bayi kulit-ke-
kulit dengan ibunya dan
selimuti ibu dan bayi
dengan satu selimut.
51. Tempatkan peralatan bekas Tempat kan semua peralatan bekas pakai
pakai dalam larutan klorin kedalam larutan klorin 0.5% untuk
0.5 % untuk dekontaminasi didekontaminasi (selama 10 menit).Cuci
(10 menit). Cuci dan bilas dan bilas setelah didekontaminasi.
peraltan setelah
didekontaminasi

Hasil: telah dilakukan,dan peralatan telah


direndam dilarutan klorin untuk di
dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang Buang bahan-bahan yang terkontaminasi


terkontaminasi ke tempat
kedalam tempat sampah yang sesuai.
sampah yang sesuai
Hasil:telah dilakukan
53. Bersihkan ibu dengan Bersihkan ibu dengan menggunakan air
menggunakan air DDT.
DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,lender
Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan dash. dan darah.dan bantu ibu memakai pakaian
Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
yang bersih dan kering
Hasil: ibu telah dibersihkan,dan ibu telah
memakai pakaian bersih dan kering.

54. Pastikan ibu merasa Pastikan ibu merasa aman dan nyaman.
nyaman, bantu ibu
memberikan ASI. Anjukan Bantu ibu untuk memberikan ASI kepada
keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan bayinya,dan anjurkan keluarga untuk
yang di inginkan
memberi minuman dan makanan yang

diinginkan.

Hasil : ibu telah merasa nyaman, ibu telah


73

menyusui bayinya, dan ibu telah makan dan

minum di bantu oleh keluarga.

55. Dekontaminasi tempat Dekontaminasi tempat bersalin dengan


bersalin dengan larutan larutan klorin 0.5 %
klorin 0.5 %
Hasil: telah dilakukan

56. Celupkan sarong tangan Celupkan sarung tangan kotor kedalam


kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, balikkan larutan klorin 0.5 %, dan buka secara
bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan terbalik dengan bagian dalam ke luar, lalu
klorin 0,5% selama 10
menit rendam dalam laruran klorin 0.5 % selama

10 menit.

Hasil: telah dilakukan

57. Cuci kedua tangan dengan Cuci kedua tangan dengan sabun dibawah
sabun dan air mengalir
air mengalir dengan menggunakan teknik

cuci tangan 7 langkah.

Hasil: telah dilakukan dan tengan telah


dicuci.

58. Lengkapi partograf Lengkapi partograf (halaman depan dan


halaman belakang belakang)

Hasil: partograf telah di lengkapi.


74

ASUHAN KEBIDANAN KEADAAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR


NORMAL SETELAH 2 JAM PP DI PUSKESMAS BIROMARU
KAB SIGI SULAWESI TENGAH

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 05-11-2023 pukul: 03.25 wita


2. Adanya pengeluaran darah
3. Ibu mengatakkan bayinya sudah mau menetek.
4. Ibu mengatakan bayinya sementara tidur
Data Objektif (O)

1. Ekspresi wajah ibu meringis saat bergerak


2. Ada pemgeluaran ASI saat putting di pencet
3. Pengeluaran lochia rubra
4. Tanda-tanda vital ibu dan bayi
KEADAAN IBU
KU Baik
TENSI 110/80mmhg
UC/FU 2Jrbpst
Perdarahan ± 250 cc
Keluhan Nyeri bagian perenium
Obat-obatan Ramabion 1x1, Asmef 3x1
KEADAAN BAYI

KU Baik
BB/TB 2700 gram/48 cm
Suhu 36,8⁰c

BAB/BAK Sudah BAK, BAB Belum ada selama


pengkajian
Minum Iya, ASI Eksklusif
75

Lama Persalinan

Kala I :±4 Jam 0 Menit


Kala II :- Jam ± 10 Menit
Kala III :- Jam ± 5 Menit
Kala IV :±2 Jam
Lama :±6 Jam 20 menit
5. Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kassa steril
6. Refleks mengisap dan menelan baik.
Asasement (A)

- Ny K P2AO setelah 2 jam PP


Diagnosa potensial:

- Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi.


Planing (P)

Tanggal 05 November Jam : 06.25 wita

a. Setelah 2 Jam PP

1) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.

Hasil : sudah dilakukan

2) Menjelaskan pada ibu cara mengetahui baik tidaknya kontraksi uterus

Hasil : ibu mengerti bahwa kontraksi baik apabila perut teraba bundar
dan keras.

3) Mengobservasi tanda -tanda vital ibu

Hasil:

a) Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

b) Nadi : 80 kali / menit

c) Suhu : 36,5 °C

d) Pernapasan : 22 kali / menit


76

4) Mengobservasi TFU, Kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia setiap hari:

Hasil : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan
bundar), pengeluaran lochia rubra.

5) Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini

Hasil : ibu miring kanan dan kiri di atas tempat tidurnya dan sudah bisa
jalan ke kamar mandi untuk berkemih.

6) Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang:

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.

b. Keadaan umum bayi baik

Hasil:

1) Memantau tanda -tanda vital bayi: Suhu = 36,8 °C, Pernapasan :40
kali/menit, DJA: 130 kali/menit

2) Memantau aktivitas bayi: Bayi terlihat sedang tidur nyenyak, bayi kuat
menetek, BAK Lancar (± 2 kali /selama pengkajian), BAB baik (± 1kali
/selama pengkajian), reflex mengisap dan menelan baik.

c. Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi

1) Memantau adanya tanda -tanda infeksi pada tali pusat bayi:

Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,8 °C, tali
pusat tidak merah dan tidak berbau.
77

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PADA TANGGAL 05 November 2023 (HARI KE -1)

KEADAAN WAKTU PULANG

Tanggal : Minggu, 5 November 2023 Jam : 14.00 wita

Data subjektif (S):

1.. ASI sudai Mulai lancar

2. Ada pengeluaran darah pada jalan lahir,

3. Ibu sudah pandai merawat sendiri bayi.

4. Bayi tidur nyenyak

5. Ibu mengatakan akan pulang hari ini.

Data Objektif (O):

1. Ekspresi wajah ibu tampak senang,

2. Keluar ASI saat putting susu dipencet,

3. TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan bundar,

4. Pengeluaran lochia rubra,

5. Tanda -tanda vital ibu

a. Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

b. Nadi : 82 kali / menit

c. Suhu : 36, 4 °C

d. Pernapasan : 20 kali / menit

7. Tanda -tanda vital bayi:

a. Suhu : 36,7 °C
78

b. Pernapasan : 44 kali/menit

c. DJA : 132kali/menit

8. BBL; 2700 gr, BB sekarang: 2700gram (tetap)

9. Kulit kemerahan

10. Tali pusat masih basah dan terbungkus kain kasa steril, tidak ada tanda-tanda
infeksi

11. BAK: 5 kali, BAB: 2 kali

12. Bayi kuat menetek, reflex mengisap dan menelan baik

Assesment (A):

P2A0, Post Partum hari I

Planning (P):

Tanggal 05 November 2023 jam 14.00 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan setetah melakukan tidakan.


Hasil : cuci Tangan sudah dilakukan
2. Mengobservasi tanda -tanda vital ibu
Hasil :
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg

2) Nadi : 82 kali / menit

3) Suhu : 36, 4 °C

4) Pernapasan : 20 kali / menit

3. Mengobservasi TFU, Kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia setiap hari:

Hasil : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan
bundar), pengeluaran lochia rubra.

5. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang:

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan


79

6. Memantau tanda -tanda vital bayi.

Hasil : Suhu : 36,7 °C, Pernapasan :44 kali/menit, DJA: 132 kali/menit

7. Memantau aktivitas bayi:


Hasil :BB sekarang : 2700 (tetap), kulit kemerahan, tali pusat masih
basah dan terbungkus betadhine dan gaas steril, BAK: 5 kali, BAB: 2 kali,
bayi kuat menetek, reflex mengisap dan menelan baik, bayi tidur nyenyak.
ASI cukup banyak

8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tanpa dijadwalkan (on


demand).
Hasil : ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan segera setiap
bayinya ingin.

9. Mengajarkan cara menyusui yang baik dan benar:


Hasil : ibu mengerti dan mau mempraktekkannya di rumah sakit dan
sesampainya di rumah.

10. Mengajarkan ibu mengenai perawatan payudara


Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya sendiri.

11. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkonsumsi makanan yang dapat


memperbanyak produksi ASI
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.

12. Memantau adanya tanda -tanda infeksi pada tali pusat bayi:
Hasil : tidak ada tanda -tanda infeksi. Suhu tubuh normal; 36,7 °C, tali
pusat tidak merah dan tidak berbau.

13. Persiapan Ibu Pulang.


Hasil : ibu dan bayi diperbolehkan pulang pukul 15.00
80

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan

pada Ny “K” G2P1Ao 39 Minggu 5 hari dengan Inpartu Kala 1 Fase aktif di

Puskesmas Biromaru Kab.Sigi. Asuhan ini dilakukan selama satu hari yang

dimulai saat pasien masuk di Rumah Sakit sampai pasien pindah keruangan nifas,

dimana asuhan yang dilakukan berlanjut pada proses pengakhiran kehamilan yang

mencakup kala I-IV persalinan.

Dalam hal ini, pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan

pendekatan asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney yaitu: pengumpulan

data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis

atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,

merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan kebidanan,

dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

4.1 Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara

lengkap. Dimana data yang dikumpulkan berupa keluhan klien, riwayat

kesehatan klien, pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan,

meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data

laboratorium. Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini,

bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap (Betty mangkuji dkk,

2014: 5).
81

Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan

secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data

dapat dikumpulakan dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi

paling akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil

mungkin. Pasien adalah sumber informasi yang paling akurat dan ekonomis

yang disebut dengan sumber data primer. Sumber data alternatif atau sumber

data skunder adalah data yang sudah ada, praktikan kesehatan lain, dan

anggota keluarga.

Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu, 1) Obserfasi, 2)

Wawancara, 3) Pemeriksaan. Obserfasi adalah pengumpulan data melalui

indra penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah),

pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka),

perdaban (suhu badan, nadi). Wawancara dimana pembicaraan terarah yang

umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang

penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan diarahkan data yang

relefan. Dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan

memakai instrument/alat mengukur. Dengan tujuan untuk memastikan batas

dimensi angka, irama kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi badan dengan

meteran,berat badan dengan timbangan, tekanan darah dengan tensi meter

(Dwi Asri, 2012: 27-28).

Dalam tahapan pengakajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini

dapat dilihat dari profesi ibu yang dapat menerima kehadiran penulis saat

pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan. Ibu menunjukan sikap


82

terbuka dan menerima anjuran serta saran yang diberikan oleh penulis

maupun tenaga medis lainnya dalam memberikan asuhan kebidanan.

Tindakan yang pertama kali dilakukan di Puskesmas Biromaru yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk ke

puskesmas, riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan,

riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu,

riwayat nifas yang lalu, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat

penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi, psikososial dan spiritual, riwayat

KB, serta riwayat kebutuhan dasar ibu. Sementara itu, dilakukan pula

pengumpulan data secara objektif yang terdiri dari pemeriksaan umum ibu,

pemeriksaan fisik (head to toe), dan pemeriksaan dalam.

Ny.”K” Usia 27 Tahun, GII PI A0, datang ke Puskesmas Biromaru

pada pukul 23.05 wita dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang

menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya pelepasan lendir

bercampur dengan darah sejak tanggal 04 November 2023 pukul 17.00 wita,

dan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu hilang timbul dan semakin lama

semakin sering dan bertambah kuat, pasien mengatakan selama hamil

pergerakan janinnya kuat dan bergerak pada bagian sebelah kiri perut ibu,

pasien mengatakan melakukan kunjungan antenatalcare (ANC) sebanyak 6x

di Pusksemas, pasien mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 29

Januari 2023, dan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9 bulan,

pasien mengatakan selama hamil ia tidak pernah merasakan nyeri perut yang

hebat.

Pasien tidak pernah mengalami trauma selama kehamilan yang


83

sekarang maupun kehamilan yang lalu,pasien tidak pernah mengalami

penyulit dan trauma selama persalinan dan nifas yang lalu, pasien tidak

memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, asma jantung, diabetes dan

penyakit menular lainnya, pasien tidak memiliki riwayat mengomsumsi obat-

obatan selama hamil tanpa resep dari bidan/dokter, pasien mengatakan pernah

menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik 3 bulan mulai dari anak pertama

sampai anak ke dua dan pasien berhenti ber KB karena ingin hamil, Pasien

tidak pernah mengalami penyakit yang serius dan tidak pernah dirawat di

rumah rumah sakit maupun di puskesmas, Selama hamil, nutrisi pasien

terpenuhi dengan baik,istirahat cukup, aktivitas pasien tetap melakukan

pekerjaan rumah tangga, melakukan hubungan seksual 2 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan

umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan

22x/menit, dan suhu 36,7°C. Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan

meringis menahan sakit serta tidak ada edema dan pembengkakan pada

wajah, kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak ikterik, tidak ada

pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, payudara tampak

simetris,hiper pigmentasi pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen

didapatkan kesannya itu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus

Xipoideus, 29 cm, teraba bokong dan sesuai usia kehamilan 39 minggu,

punggung kanan, presentasi kepala, situs memanjang, bergerak dalam

panggul (BDP) dengan penurunan bagian terbawah janin 3/5, pada auskultasi

terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 138x/menit, janin

intrauterine, tuggal dan hidup.


84

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 04 November 2023 pukul

23.15 wita yaitu tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan

portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 6 cm, ketuban masih utuh,

presentase kepala yaitu ubun-ubunkecil kanan lintang, penurunan hodge II,

tidak ada molase dan penumbungan, sertakesan panggul normal. Pemeriksaan

dalam kedua tanggal 05 November 2023 pukul 03.15 wita, didapatkan hasil

tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak dan

tipis, terdapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah dengan warna air

ketuban jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil sudah dibawah

simpisis, penurunan hodge IV, tidak ada molase dan penumbungan, serta

kesan panggul normal.

Hasil pemeriksaan usia kehamilan dilihat dengan menggunakan rumus

neagle, mulai dari hari pertama haid terakhir tanggal sampai tanggal

pengkajian, maka umur kehamilan 39 minggu 5 hari (Prawirohardjo, 2014:

279).

Pada pemeriksaan abdomen, tampak adanya linea nigra dan striae alba

yang menandakan kehamilan lebih dari satu dan otot perut sudah kendor,

terdapatnya denyut jantung janin dan terabanya bagian-bagian janin pada saat

palpasi merupakan salah satu dari tanda-tanda pasti kehamilan

(prawirohardjo, 2014: 179).

Pada pemeriksaan leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri

dilakukan pada saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu

setengah duduk, lalu mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan

ujung pita dari tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri hal tersebut
85

dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai

dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan presentasi janin

dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk, ukuran, dan kepadatan bagian

tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting

maka dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada

pada bagian fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang

melenting, dapat dikatakan presentasi kepala (Ai Nursiah,dkk, 2014: 75-76).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung

proporsi bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan dapat

diukur dengan lima jari tangan (per limaan), bagian diatas shympisi adalah

proporsi yang belum masuk pintu atas panggul (PAP) dan sisanya telah

memasuki pintu atas panggul (PAP) (Widia, 2015: 64).

Didalam kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut

sesuai dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu

punggung, sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat

dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu (Baety, 2012 : 10-11).

Adanya gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ) merupakan

tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya

teratur dan frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin

hidup juga dapat dilihat dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu

satu kali perjam atau lebih dari 10 kali perhari dan pembesaran uterus

menandakan janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo, 2014: 285).

Pada persalinan kala I yang ditandai dengan adanya his atau kontraksi

dimana mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan,
86

his yang bersifat teratur, interval semakin pendek dan kekuatannya semakin

besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks. Selain his,

persalinan juga ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dari kanalis

servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran darah dikarena kapiler

pembuluh darah pecah.

Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban

yang sebagian besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda

inpartu, meliputi adanya bloody show, peningkatan rasa sakit, perubahan

bentuk serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks (dilatasi), pengeluaran

cairan yang banyak atau selaput ketuban yang pecah dengan sendirinya

(Nurul jannah, 2017: 3).

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan

gejala yang timbul pada kala I persalinan normal. Hal ini membuktikan

bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah

didapatkan pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif, Ibu merasakan

adanya desakan untuk mendorong yang tidak bias lagi ditahan-tahan, dimana

ibu mulai mengatur napas dengan lebih banyak menahannya atau mengguma

selama kontraksi, kontraksi sudah tidak begitu sering dirasakan, namun setiap

kontraksi yang tersisa sangat kuat dan semakin kuat, suasana hati ibu sudah

mulai berubah dimana ibu merasa mengantuk dan kelelahan dan ia juga mulai

fokus pada persalinannya, ibu merasakan adanya tekanan pada anus dan ibu

merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat

vaginanya.
87

Data objektif pada kasus Ny “K” yang didapat dimana tampak

perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka,

meningkatnya produksi pengeluaran lender bercampur dengan darah dan pada

pemeriksaan tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang

hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi

melalui introitus vagina. Sedangkan teori menerangkan bahwa Kala II

dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala

II yaitu dimana kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan sering (±2-3 menit 1

kali) dan timbul rasa mengedan, dimana air ketuban yang keluar membuat

dinding uterus menjadi lebih dekat dengan fetus, sehingga kekuatan kontrakis

lebih intensif untu mendorong keluar fetus, dan juga vagina yang merengang

karena turunnya kepala bayi akan membuat kotraksi menjadi lebih baik.

Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan

lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan

bagian terbawahjanin yang masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi

uterus yang kuat sehingga porsio membuka secara perlahan, his yang lebih

sering dan kuat (±2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, karena

biasanya dalam hal ini bagian terbawah janin masuk ke dasar panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan, adanya pengeluaran darah bercampur lendir,

disebabkan oleh adanya robekan serviks yang meregang, pecahnya kantung

ketuban, karena kontraksi yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan

yang besaran tara tekanan didalam uterus dan diluar uterus sehingga kantun

ketuban tidak dapat menahan tekanan isi uterus akhirnya kantung ketuban
88

pecah, anus membuka, karena bagian terbawah janin masuk kedasar panggul

sehingga menekan rectum dan rasa buang air besar, hal ini menyebabkan anus

membuka, vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian terbawah janin

yang sudah masuk PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta kekuatan

mengedan menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol,karena

perineum bersifat elastic, bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena

labiamembuka, perineum menonjol menyebabkan bagian terbawah janin

terlihat divulva, karena ada his dan tenaga mengedan menyebabkan bagian

terbawah janin dapat dilahirkan (Widia, 2015: 129-130). Berdasarkan

pegkajian yang dilakukakn pada Ny ”K” dikala II tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan Persalinan kala III

pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan

merasakan nyeri pada perut bagian bawah,dan pada data objektif didapatkan

dari hasil pemeriksan yaitu bayi lahir spontan pada tanggal 05 November

2023, Pukul 03.25 wita, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

tinggi fundus uteri setinggi pusat perdarahan ±250 cc, kala II berlangsung

selama ±10 menit tanpa ada penyulit serta tali pusat masih nampak divulva.

Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai

lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri. Kala III

merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah

kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengektan menjadi

kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi


89

berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk

2014: 199).

Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny “K” di kala III tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus

Ny”K”dengan persalinan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah

setelah persalinannya dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada

data objektif didapatkan hasil kala III berlangsung ±5 menit, plasenta lahir

lengkap tanggal 05 November 2023 jam 03.30 wita, tinggi fundus uteri

setinggi pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), perdarahan

±150 cc dan kandung kemih kosong.

Teori menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah

plasenta lahir lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong

persalinan masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam

post partum). Dengan cara ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena

perdarahan postpartum dapat dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri, dkk

2012: 95).

Berdasarkan pegkajian yang dilakukan pada Ny “K” di kala IV tidak

di temukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Berdasarkan uraian di atas yang dimulai dari kala I persalinan sampai

kala IV persalinan, terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul

pada kasus persalinan normal. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.


90

4.2 Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan

semua data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau

maslah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosisi dalam lingkup praktik

kebidanan yang tergolong pada momen klatur standar diagnosis, sedangkan

perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan hasil pengkajian

(Betty mangkuji dkk, 2014: 5).

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh

menunjukkan diagnosis inpartu kala I fase aktif dimana pasien datang pada

tanggal 04 November 2023 pukul 23.05 wita, dengan keluhan nyeri pada

perut bagian bawah yang menjalar kepinggang, yang di sertai dengan adanya

pelepasan lendir bercampur dengan darah sejak tanggal 04 November 2023

pukul 17.00 wita dan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu hilang timbul dan

semakin lama semakin sering dan bertambah kuat, kehamilan ibu adalah

kehamilan yang keDua dan tidak pernah keguguran sebelumnya,ibu

mengtakan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9 bulan.

Riwayat kesehatan yang lalu, Ny ”K” tidak pernah mengalami

penyakit yang serius dan dirawat dirumah sakit ataupun dipuskesmas.

Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari

dibawah Prosesus Xipoideus dan 29 cm sesuai usia kehamilan 39 minggu,

punggung kanan, presentasi kepala, situs memanjang, bergerak dalam

panggul (BDP), terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 138x/menit,

janin intrauterine, tuggal dan hidup. Pemeriksaan dalam tidak ditemukan

kelainan, keadaan portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 6 cm, ketuban
91

masih utuh, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil kanan lintang,

penurunan hodge II, tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan panggul

normal.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa persalinan normal merupakan

proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus

kedunia luar atau persalinan dan kelahiran normal merupakan proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan peresentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18

jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul jannah, 2017: 1).

Umumnya pasien inpartu akan mengeluh nyeri perut bagian bawah

yang menjalar kepinggang, hal tersebut terjadi dimana adanya kontraksi

uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan atau dilatasi serviks

(Prawirohardjo, 2014: 297).

Selain adanya kontraksi atau his, persalinan juga ditandai dengan

adanya pengeluaran lender dari kanalis servikalis karena terjadi pembukaan

dan pengeluaran darah dikarenakan kapiler pembuluh darah pecah (Frisca

Tresnawati, 2012: 11).

Pada pemeriksaan abdomen, tampak adanya linea nigra dan striae alba

yang menandakan kehamilan lebih dari satu dan otot perut sudah kendor,

terdapatnya denyut jantung janin dan terabanya bagian-bagian janin pada saat

palpasi merupakan salah satu dari tanda-tanda pasti kehamilan

(prawirohardjo, 2014 :179).

Pada pemeriksaan leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri

dilakukan pada saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu
92

setengah duduk, lalu mulai melakukan pengukuran dengan menempelkan

ujung pita dari tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri hal tersebut

dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah tinggi fundus uteri sesuai

dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan presentasi janin

dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk, ukuran,dan kepadatan bagian

tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting

maka dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada

pada bagian fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang

melenting,dapat dikatakan presentasi bokong (Ai Nursiah, dkk, 2014: 75-76).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung

proporsi bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan dapat

diukur dneganlima jari tangan (per limaan), bagian diatas shympis adalah

proporsi yang belum masuk pintu atas panggul (PAP) dan sisanya telah

memasuki pintu atas panggul (PAP) (Widia, 2015: 64).

Didalam kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut

sesuai dengan usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu

punggung, sedangkan auskultasi denyut jantung janin terdengar jelas, kuat

dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu (Baety, 2012: 10-11).

Adanya gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ) merupakan

tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya

teratur dan frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin

hidup juga dapat dilihat dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu

satu kali perjam atau lebih dari 10 kali per hari dan pembesaran uterus

menandakan janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo, 2014: 285).


93

Pada persalinan kala I yang ditandai dengan adanya his atau kontraksi

dimana mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan,

his yang bersifat teratur, interval semakin pendek dan kekuatannya semakin

besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks. Selain his,

persalinan juga ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dari kanalis

servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran darah dikarena kapiler

pembuluh darah pecah.

Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban

yang sebagian besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda

inpartu, meliputu adanya bloody show, peningkatan rasa sakit, perubahan

bentuk serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks (dilatasi), pengeluaran

cairan yang banyak atau selaput ketuban yang pecah dengan sendirinya

(Nurul jannah, 2017: 3).

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus kala I tersebut

adalah GII PI A0, 39 minggu 5 Hari , presentase kepala, situs memanjang,

bergerak dalam panggul (BDP), intra uterin, tunggal, hidup dengan kala I fase

aktif.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah

didapatkan pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif Ibu merasakan

adanya desakan untuk mendorong yang tidak bias lagi ditahan-tahan, dimana

ibu mulai mengatur napas dengan lebih banyak menahannya atau

menggumam selama kontraksi, kontraksi sudah tidak begitu sering dirasakan,

namun setiap kontraksi yangtersisa sangat kuat dan semakin kuat, suasana

hati ibu sudah mulai berubah dimana ibu merasa mengantuk dan kelelahan
94

dan ia juga mulai fokus pada persalinannya, ibu merasakan adanya tekanan

pada anus dan ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau

keluar lewat vaginanya.

Data objektif pada kasus Ny “K” yang didapat dimana tampak

perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka,

meningkatnya produksi pengeluaran lendir bercampur dengan darah dan pada

pemeriksaan tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang

hasilnya pembukaan servik stelah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi

melalui introitus vagina. Sedangkan teori menerangkan bahwa Kala II

dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, gejala dan tanda kala

II yaitu dimana kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan sering (±2-3 menit 1

kali) dan timbul rasa mengedan, dimana air ketuban yang keluar membuat

dinding uterus menjadi lebih dekat dengan fetus, sehingga kekuatan kontraksi

lebih intensif untuk mendorong keluar fetus, dan juga vagina yang merengang

Karena turunnya kepala bayi akan membuat kotraksi menjadi lebih baik.

Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan

lengkap (tidak teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan

bagian terbawah janin yang masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi

uterus yang kuat sehingga porsio membuka secara perlahan, his yang lebih

sering dan kuat (±2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, karena

biasanya dalam hal ini bagian terbawah janinmasuk ke dasar panggul

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan.


95

Adanya pengeluaran darah bercampur lendir, disebabkan oleh adanya

robekan serviks yang meregang, pecahnya kantung ketuban, karena kontraksi

yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan yang besaran antara tekanan

didalam uterus dan diluar uterus sehingga kantung ketuban tidak dapat

menahan tekanan isi uterus akhirnya kantung ketuban pecah, anus membuka,

karena bagian terbawah janin masuk kedasar panggul sehingga menekan

rectum dan rasa buang air besar, hal ini menyebabkan anus membuka, vulva

terbuka, perineum menonjol, karena bagian terbawah janin yang sudah masuk

PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta kekuatan mengedan

menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol, karena perineum

bersifat elastic.

Bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena labiamembuka,

perineum menonjol menyebabkan bagian terbawah janin terlihat divulva,

karena ada his dan tenaga mengedan menyebabkan bagian terbawah janin

dapat dilahirkan (Widia, 2015: 129-130).

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus kala II tersebut

adalah GII PI A0, 39 minggu 5 hari, dengan Persalinan kala II.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan persalinan kala III

pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan

merasakan nyeri pada perut bagian bawah, dan pada data objektif didapatkan

dari hasil pemeriksan yaitu bayi lahir spontan pada tanggal 05 November

2023, pukul 03.25 wita, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

tinggi fundus uteri setinggi pusat perdarahan ±250 cc, kala II berlangsung

selama ±10 menit tanpa ada penyulit serta tali pusat masih nampak divulva.
96

Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai

lahirnya plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri.Kala III

merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus setelah

kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat perlengektan menjadi

kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi

berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk

2014: 199).

Berdasarkan uraian kasus Ny “K” diatas maka diagnosis pada kasus

kala III tersebut adalah PII A0 dengan Persalinan kala III.

Berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny ”K”

dengan persalinan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah setelah

persalinannya dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada data

objektif didapatkan hasil kala III berlangsung ±5 menit, plasenta lahir lengkap

tanggal 05 November 2023 jam 03.30 wita, tinggi fundus uteri setinggi

pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), perdarahan ±150 cc

dan kandung kemih kosong.

Teori menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah

plasenta lahir lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong

persalinan masih mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam

post partum). Dengan cara ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena

perdarahan postpartum dapat dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri, dkk

2012: 95).

Berdasarkan pegkajian yang dilakukakan pada Ny “K” di kala IV


97

maka diagnosis pada kasus kala IV tersebut adalah PII A0, dengan Persalinan

kala IV.

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus tersebut adalah

GII PI A0, 39 minggu 5 hari, dengan inpartu Kala 1 Fase aktif,. Demikian

penerapan tinjauan Teori dan kasus pada Ny “K”secara garis besar tampak

adanya persamaan antar teori dengan diagnosis actual yang ditegakkan

sehingga memudahkan memberikan tindakan selajutnya.

4.3 Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah

teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi (Frisca Tresna wati, 2012:

3-4).

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi dan dilakukan asuhan

yang aman.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap

bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini

penting sekali melakukan asuhan yang aman.


98

Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dilakukan

pengantisi pasian penanganan yang kemungkinan muncul pada kala I yaitu

terjadinya kala I lama, peningkatan atau penurunan tanda-tanda vital, DJJ

kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit, terjadinya perdarahan

pervaginam selain dari lendir dan darah, ketuban pecah yang bercampur

dengan mekonium kental yang disertai dengan tanda gawat janin, kontraksi

uterus kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung kurang dari

20 detik serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam, pembukaan

serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf,dan dapat

mengakibatkan terjadinya infeksi jalan lahir dikarenakan jalan lahir

terbuka,maka dapat terjadi infeksi pada ibu apabila terlalu sering dilakukan

pemeriksaan dalam.

Dan berdasarkan pengkajian hasil asuhan kebidanan pada Ny “K” tidak

didapatkan data penunjang terjadinya diagnosa petensial dimana pada kasus

Ny “K” didapatkan data objektif berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan di

dapatkan hasil Usia gestasi 39 minggu 5 hari, Tanda-tanda vital, Tekanan

darah 110/70 mmHg, Suhu 36,7◦C, Nadi 80 x/menit, Pernapasan 22 x/menit,

dan pada saat di lakukan pemeriksaan fisik terfokus di dapatkan hasil pda

pemeriksaan abdomen leopold I (3 jrbpx ,32 cm,teraba bokong), leopold II

(Puka), leopold III (teraba kepala), leopold IV (bdp dengan penurunan bagian

terbawah janin 3/5), DJJ 138 x/menit, dan pada saat dilakukan pemeriksaan

dalam (VT 1) pada tanggal 04 November 2023 pada pukul 23.15 wita

didapatkan hasil vulva dan vagina dalam keadaan normal, porsio menipis,

pembukaan 6 cm, ketuban masih utuh, presentase ubun-ubun kecil kanan


99

lintang penurunan hogde II kesan panggul normal, dan terdapat pelepasan

lendir dan darah.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaaan dalam (VT II) pada tanggal 05

November 2023 pukul 03.15 wita, di dapatkan hasil di dapatkan hasil vulva

dan vagina dalam keadaan normal, porsio melesap, pembukaan 10 cm,

ketuban sudah pecah dengan warna air ketuban jernih, presentase kepala

dibawah syimpis, penurunan hogde IV kesan panggul normal dan terdapat

pelepasan lendir, air dan darah.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu,

terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus macet/kasep, dimana

partograf melewati garis waspada, terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak

teratur dan kurang, tanda-tanda vital meningkat, dan ibu tampak kelelahan.

Pada kasus Ny “K” tidak didapatkan data penunjang terjadinya

diagnose potensial tersebut dimana pada kasus Ny “K” bayi lahir spontan,

segera menangis 10 menit setelah pembukaan lengkap pada tanggal 05

November 2023 pukul 03.25 wita, kontraksi uterus baik (teraba keras dan

bundar), tinggi fundus uteri setinggi pusat,dan tali pusat masih nampak pada

vulva.

Pada manajemen aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi

yaitu diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya

laserasi jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan

terjadinya retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi

lahir.
100

Pada kasus Ny “K” tidak terdapat data yang menunjang terjadinya

diagnosa potensial tersebut dimana pada kasus Ny “K” didapatkan data

objektif yaitu plasenta lahir ±5 menit setelah bayi lahir pada tanggal 05

November 2023 pukul 03.30 wita tanpa ada penyulit, kontraksi uterus baik

(teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, perdarahan

±250 cc.

Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

terjadinya perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang banyak,

tanda-tanda vital melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu

tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik.

Pada kasus Ny “K” tidak terdapat data yang menunjang terjadinya

diagnosa potensial pada kala IV dimana pada kasus Ny “K” di dapatkan data

objektif yaitu kala IV berlangsung setelah 15 menit pelepasan plasenta,

dengan pemantauan yang dilakukan selama 2 jam pasca persalinan, dimana

pemantauan dilakukan tiap 15 menit pada jam pertama, dan pemantauan

dilanjutkan tiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

Pada kala IV, kasus Ny “K” berlangsung dengan normal dimana

ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah

100/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan: 22x/menit, suhu 36.6oC,

kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri 1 jari

dibawah pusat, kandung kemih kosong dan perdarahan ±250 cc.

Pada kasus Ny “K” penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau

kelainan komplikasi pada ibu maupun janin yang mungkin akan terjadi pada

kala I sampai dengan kala IV, karena penanganan yang dilakukan pada ibu
101

bersalin telah sesuai dengan teori sehingga tidak ada diagnosa potensial yang

terjadi dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

4.4 Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

Pada langkah ini, yang dilakukan oleh bidan adalah mengidentifikasi

perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan

kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan

tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain

masih bisa menunggu beberapa waktu lagi (Betty Mangkuji, 2014: 6)

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat

dapat terjadi pada saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi

baru lahir. Kondisi darurat merupakan kondisi yang membutuhkan tindakan

dengan segera untuk menangani diagnosis maupun masalah darurat yang

terjadi apa bila tidak segera dilakukan tindakan segera, selain diatas bisa juga

berupa observasi/pemeriksaan.

Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan

tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi

kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengantisipasi diagnosisi/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan

juga harus merumuskan tindakan darurat/segera yang harus dirumuskan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera

yang mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan (Rita Yulifah,

2013: 134).
102

Pada studi kasus Ny “K” tidak ada tindakan segera yang perlu

dilakukan karena dalam pemantauan persalinan tidak ada tindakan yang

membutuhkan penangan segera.

4.5 Langkah V. Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, yang

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang di identifikasi

atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap

dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi-kondisi klien atau dari setiap masalah

yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan social-ekonomi, cultural atau

masalah psikologis (Th. Endang, dkk, 2014: 137).

Adapun sasaran/target dalam rencana asuhan pada kasus ini berfokus

untuk mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi

baru lahir yang dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi

baru lahir (Prawirohardjo, 2014 : 334).

Bila diagnosis asuhan peralinan normal ditegakkan, rencana asuhan

yang akan diberikan adalah memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan,

melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf,

memantau tanda-tanda vital ibu, memantau keadaan bayi, (DJJ, dan gerakan

bayi, memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, memberikan asuhan sayang ibu


103

selama persalinan dimana menghadirkan orang-orang yang dianggap penting

oleh ibu dan memberikan dukunagn psikologis pada ibu, menjaga privasi dan

kebersihan ibu, serta mempertahankan kandung kemih agar tetap kosong

(Nurul Jannah, 2017: 59).

Penatalaksanaan pada kasus persalinan normal yaitu dilakukan secara

konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi,

memberikan asuhan secara rutin dan pemantauan selama persalinan dan

setelah bayi lahir termasuk dalam penggunaan partograf, memberikan asuhan

sayang ibu secara rutin selama persalinan, termasuk menjelaskan kepada ibu

dan keluarganya mengenari proses kelahiran bayi dan meminta suami ibu

atau keluarga lainnya ikut berpartisipasi dalam proses persalinan dan

kelahiran bayi, memberikan asuhan bayi baru lahir, termasuk mengeringkan

dan menghangatkan tubuh bayi, memberi ASI secara dini, mengenal sejak

dini komplikasi dan melakukan tidakan yang bermanfaat secara

rutin,memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayi baru lahir termasuk

pada masa nifas secara rutin (Prawirohardjo, 2014: 335).

Rencana asuhan pada kasus Ny ”K” disusun berdasarkan teori dengan

melihat kondisi dan kebutuhan pasien. Hasil pengkajian anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pada pasien yaitu Ny “K” datang dengan keluhan nyeri

pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang yang disertai dengan

adanya pelepasan lender bercampur dengan darah sejak tanggal 04 November

2023 pukul 17.00 wita, dan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu hilang timbul

dan semakin lama semakin sering dan bertambah kuat, pasien mengatakan

selama hamil pergerakan janinnya kuat dan bergerak pada bagian sebelah kiri
104

perut ibu, dan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9 bulan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan

umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan

22x/menit, dan suhu 36,7°C. Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan

meringis menahan sakit serta tidak ada edema dan pembengkakan pada

wajah, kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak ikterik, tidak ada

pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, payudara tampak

simetris, hiper pigmentasi pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen

didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus

Xipoideus, 29 cm, teraba bokong dan sesuai usia kehamilan 39 minggu 5 hari,

punggung kanan, presentasi kepala, situs memanjang, bergerak dalam

panggul (BDP) dengan penurunan bagian terbawah janin 3/5. Pada auskultasi

terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 138x/menit, janin intra

uterine, tuggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 04 November 2023 pukul

23.15 wita yaitu, tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan

portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 6 cm, ketuban masih utuh,

presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil kanan lintang, penurunan hodge II,

tidak ada molase dan penumbungan, sertakesan panggul normal. Pemeriksaan

dalam kedua tanggal 05 November 2023 pukul 03.15 wita, didapatkan hasil

tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak dan

tipis, terdapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah dengan warna air

ketuban jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil sudah dibawah

simpisis, penurunan hodge IV, tidak ada molase dan penumbungan, serta
105

kesan panggul normal.

Rencana tindakan yang telah disusun yaitu: sapa ibu dan keluarga untuk

meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi lebih kooperatif dengan

petugas, beritahu hasil pemeriksaan, menganjurkan keluarga untuk

memberikan support dan semangat kepada ibu, berikan KIE tentang

persalinan normal, minta persutujuan ibu dan keluarga untuk melakukan

tindakan dengan inform consent, laksanakan tindakan sesuai dengan

penerapan asuhan persalinan normal. Damping ibu dalam proses persalinan

dan lanjutkan asuhan kebidanan Kala I, II, III dan IV persalinan.

Rencana tindakan dalam pemantauan kala I adalah memantau kemajuan

persalinan dengan mengobservasi his dan pembukaan serviks. Rencana yang

akan diberikan yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

tindakan, memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan telah

lengkap dan ketuban sudah pecah, menjelaskan penyebab nyeri,

mendampingi ibu selama persalinan,menganjurkan ibu untuk miring ke salah

satu sisi untuk tehnik relaksasi, mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan

menarik nafas lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut, menganjurkan

keluarga untuk memberi intake, support dan motivasi pada ibusaat his

berkurang, mengobservasi his, melakukan pemeriksaan dalam, menganjurkan

skepada ibu dan keluarga untuk senantiasa berdo’a kepada Allah swt dan

diberikan kesabaran serta kemudahan dalam proses persalinan, mengajarkan

ibu meneran pada saat his, menyiapkan peralatan pertolongan persalinan.

Rencana tindakan selanjutnya pada kala II bertujuan agar ibu

melahirkan bayi tanpa komplikasi dan mencegah terjadinya robekan pada


106

vagina dan perineum. Rencana tindakan yang akan diberikan adalah

melakukan pimpinan persalinan dengan membimbing Ibu untuk meneran,

melakukan pengecekan fundus untuk memastikan tidak ada lagi bayi,

memberitahu Ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin,

menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha atas distal lateral secara IM,

menjepit dan memotong tali pusat.

Rencana selanjutnya pada kala III bertujuan agar plasenta lahir utuh

tanpaterjadi komplikasi pada ibu. Rencana tindakan yang akan diberikan

adalah melakukan manajemen aktif kala III (PTT, melahirkan plasenta,

masase fundus uteri), mengevaluasi perdarahan dan memeriksa robekan pada

vagina dan perineum serta melakukan katerisasi.

Rencana tindakan selanjutnya pada kala IV bertujuan untuk

memastikan tidak terjadi perdarahan dengan melakukan pemantauan kala IV.

Rencana tindakan yang akan diberikan adalah menjelaskan pada ibu tentang

kondisinya saat ini dan keluhan yang dialami adalah normal pasca persalinan,

melakukan pemantauan 2 jam postpartum.

Rencana selanjutnya adalah meminta keluarga untuk selalu menemani

ibu dan memenuhi kebutuhan ibu, mengajarkan ibu dan keluarga untuk

memantau kontraksi uterus, jumlah darah yang keluar dan tanda-tanda

bahaya, memberikan KIE tentang persiapan prakonsepsi dan masa subur,

memberikan dukungan pada ibu dan keluarga untuk senantiasa berdo’a

kepada Allah swt agar dikaruni akan keturunan yang baik dan sholeh,

memindahkan ibu keruang nifas.


107

Rencana asuhan kebidanan yang telah disusun berdasarkan

diagnosa/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara teori dengan manajemen Asuhan kebidanan pada

penerapan studi kasus dilahan praktek.

4.6 Langkah VI.Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

dilakukan oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak

melakukan sendiri, ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan

penatalaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana)

(Dwi Asri, dkk. 2012: 31).

Pada studi kasus Ny ”K”dengan persalinan normal, semua tindakan

yang direncanakan terlaksana dengan baik. Seperti menyampaikan hasil

pemeriksaan dengan baik, memberikan kesempatan kepada pasien dan

keluarga untuk bersama, memberikan dukungan moril kepada ibu dan

keluarga untuk mengambil keputusan penting dengan membesarkan hati ibu

dan keluarga bahwa janin dapat lahir melewati jalan lahir secara normal.

Penjelasan telah disampaikan, pasien dan keluarga memutuskan janinnya

akan dilahirkan secara normal, memberikan dukungan psikologis pada ibu

dan keluarga, serta memenuhi kebutuhan cairan ibu yaitu member ibu minum.

Pemantauan selanjutnya, yaitu pada kala I persalinan ibu merasakan

nyeri perut tembus belakang yang semakin terasa dan terdapat pelepasan

lendir dan darah, keadaan umum ibu baik, tampak meringis menahan sakit,
108

tanda-tanda vital dalam batas normal, his: 5x dalam 10 menit (durasi 40-45

detik), pemeriksaan dalam (VT pukul 23.30 wita) dengan portio melesap,

pembukaan 10 cm, ketuban pecah, presentasi kepala, penurunan hodge IV,

pengeluaran lendir, darah dan air ketuban.

Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada Kala I yaitu

menjelaskan penyebab nyeri, menganjurkan ibu untuk miring ke salah satu

sisi untuk tehnik relaksasi, mengajarkan ibu teknik relaksasi, menganjurkan

pada keluarga untuk member intake, support dan motivasi pada ibu saat his

berkurang, mengobservasi his pada pukul 02.30 wita, his: 5x dalam 10 menit

(durasi 40-45 detik), melakukan pemeriksaan dalam pada pukul 03.15 wita

dengan hasil portio melesap, pembukaan lengkap, ketuban pecah, jernih,

presentasi kepala, UUK kanan depan, penurunan Hodge IV, molase dan

penumbungan tidak ada, kesan panggu cukup, pelepasan lender darah dan air

ketuban. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, menganjurkan kepada ibu

dan keluarga untuk senantiasa berdo’a kepada Allah swt dan memohon diberi

kesabaran serta kemudahan dalam proses persalinan, mengajarkan ibu

meneran pada saat his, menyiapkan peralatan pertolongan persalinan.

Pemantauan selanjutnya, yaitu pada kala II persalinan. Kala II

dipastikan dengan adanya tanda dan gejala kala II yaitu ibu merasakan nyeri

perut yang semakin timbul, ada dorongan untuk meneran, dan merasa seperti

ingin buang air besar, perineum menonjol, vulva dan anus membuka. Hasil

pemeriksaan dalam yaitu pembukaan lengkap pada pukul 03.15 wita dan

selaput ketuban pecah pukul 03.15 wita. Tindakan asuhan yang dilakukan

pada kala II adalah melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai


109

dorongan yang kuat untuk meneran pada pukul 03.15 wita, pimpinan

meneran± 10 menit, bayi lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

tanggal 05 November 2023 pukul 03.25 wita lahir bayi dengan jenis kelamin

perempuan, hidup, dan tidak terdapat kelainan pada bagian wajah dan badan.

Berat badan 2700 gram, panjang badan 48 cm.

Setelah bayi lahir melakukan pengecekan fundus dan tidak ada lagi bayi

dalam uterus, kemudian memberitahu ibu dan menyuntikkan oksitosin dan

suntikan oksitosin, dan menjepit dan memotong tali pusat. Pemantauan

selanjutnya, yaitu padakala III persalinan. Kala III dimulai setelah bayi lahir

pukul 03.25 wita, dan ditandai dengan adanya semburan darah tiba-tiba serta

tali pusat bertambah panjang. Tindakan yang dilakukan pada saat kala III

yaitu melakukan manajemen aktif kala III: plasenta dan selaput ketuban lahir

spontan pukul 03.30 wita kontraksi uteru baik dan TFU 1 jari di bawah pusat.

Lama kala III adalah 5 menit, plasenta dan selaput keuban lahir kesan

lengkap, perdarahan ±150cc dan tidak terjadi robekan pada vagina dan

perineum. Melakukan katerisasi dengan jumlah urin yaitu ±100 cc.

Pemantauan dilanjutkan pada kala IV persalinan. Kala IV persalinan

dimulai setelah plasenta lahir.Ibu merasakan lega setelah melahirkan dan

masih sedikit mules, keadaan umum ibu baik, ibu tampak kelelahan, tanda-

tanda vital yaitu tekanan darah : 100/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36.7

°C, Pernafasan : 22x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat.

Tindakan yang dilakukan yaitu menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat

ini dan keluhan yang dialami adalahnormal pasca persalinan.

Tindakan selanjutnya adalah pemantauan 2 jam post partum. Pukul


110

03.45 wita didapatkan tekanan darah ibu tidak meningkat dari jam pertama

pukul 03.45 wita tekanan darah 110/80 mmHg, pada jam kedua tetap

menjadi 100/80 mmHg. Setelah itu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

lainnya, seperti tekanan darah: 100/80 mmHg, nadi: 80x/menit, suhu: 36,6 °C,

pernafasan: 22x/menit.

Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, meminta keluarga

agar selalu menemani dan memenuhi kebutuhan ibu, mengajarkan ibu dan

keluarga cara memantau kontraksi uterus,memberikan KIE tentang persiapan

prakonsepsi dan masa subur, menganjurkan ibu dan keluarga untuk senantiasa

berdo’a kepada Allah swt agar dikaruniakan keturunan yang baik dan sholeh,

memindahkan ibu ke ruang perawatan pada pukul 06.00 wita.

Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak

menemukan hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan

sudah berorientasi pada kebutuhan klien.

4.7 Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Adapun evaluasi yang dimaksudkan untuk memperoleh atau memberi

nilai terhadap intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan kriteria yang

diberikan kepada Ny “K” di Puskesmas Biromaru Kab.Sigi pada tanggal 04

November 2023 yaitu pada kala 1 berlangsung tidak lebih dari 4 jam,

keadaan ibu dan janin baik, dan tidak ada komplikasi yang terjadi pada ibu

dan bayi.

Selanjutnya yaitu kala II juga berlangsung normal tanpa ada penyulit,

bayi lahir spontan tanggal 05 November 2023 , jam 03.23 wita, menangis

kuat, bernapas tanpa bantuan serta bergerak aktif. Pada kala III,tidak ada
111

penyulit dan berlangsung normal, berlangsung ±5 menit, plasenta serta

kotiledon dan selaput ketuban lahir lengkap tanggal 05 November 2023, jam

03.30 wita, TFU setinggi pusat, perdarahan ±150 cc, kontraksi uterus baik

(teraba keras dan bundar), serta keadaan ibu dan bayi baik. Terakhir yaitu

kala IV atau kala pengawasan, pada kala IV kontraksi uterus baik (teraba

keras dan bundar), jumlah perdarahan ±150 cc, kandung kemih kosong dan

keadaan ibu dan bayi baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa mulai dari kala I sampai dengan kala

IV,semuanya berlangsung normal, tidak ada komplikasi yang terjadi pada ibu

maupun janin. Hal tersebut terjadi karena asuhan yang diberikan sesuai

dengan teori dan sesuai dengan wewenang bidan.

4.8 Pendokumentasian

Tindakan yang pertama kali dilakukan di Puskesmas Biromaru yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk ke

puskesmas, riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan,

riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu,

riwaya nifas yang lalu, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat

penyakit keluarga, riwayat social ekonomi, psikososial dan spiritual, riwayat

KB, serta riwayat kebutuhan dasar ibu.

Sementara itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang

terdiri dari pemeriksaan umumibu, pemeriksaan fisik (head totoe) dan

pemeriksaan dalam.

Pada tanggal 04 November 2023 pukul 23.05 wita, ibu datang ke

Puskesmas Biromaru dengan keluhan nyeri perut tembus kebelakang yang


112

disertai dengan pelepasan lendir bercampur dengan darah, sifat nyeri yang

dirasakan ibu yaitu semakin lama semakin sering dan bertambah kuat. Hari

pertama haid terakhir tanggal 29 Januari 2023 , tafsiran persalinan tanggal 05

November 2023 dengan usia kehamilan ibu yaitu 39 minggu 5 hari.Ini

merupakan kehamilan ibu yang keDua dan tidak pernah keguguran

sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

dalam batas normal,pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu tinggi

fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus Xipoideus, 29 cm, teraba bokong

dan sesuai usia kehamilan 39 minggu, punggung kanan,presentasi kepala,

situs memanjang, bergerak dalam panggul (BDP) dengan penurunan bagian

terbawah janin 3/5, pada auskultasi terdengar denyut jantung janin dengan

frekuensi 138x/menit, janin intra uterine, tunggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 04 November 2023 pukul

23.15 wita yaitu, tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan

portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 6 cm, ketuban masih utuh,

presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil kanan lintang, penurunan hodge II,

tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan panggul normal.

Pemeriksaan dalam kedua tanggal 05 November 2023 pukul 03.15 wita,

didapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan

portio lunakdan tipis, terdapat pembukaan 10 cm, ketuban sudah pecah

dengan warna air ketuban jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil

sudah dibawah simpisis, penurunanhodge IV, tidak ada molase dan

penumbungan, serta kesan panggul normal. Dari hasil pemeriksaan pada Ny


113

“K” didapatkan hasil pengkajian yaitu inpartu kala I fase aktif.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah

didapatkan pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif yaitu Ibu merasakan

adanya dorongan yang kuat untuk mengedan, ibu merasakan adanya tekanan

pada anus danibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau

keluar lewat vaginanya. Data objektif pada kasus Ny “K” yang didapat

dimana tampak perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai

membuka, meningkatnya produksi pengeluaran lendir bercampur dengan

darah dan pada pemeriksaan tanda pasti kala II di tentukan melalui

pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan

terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. Pada hasil pengkajian

Kala II pada kasus Ny “K” didapatkan hasil yaitu bayi lahir spontan segera

menangis pada tanggal 05 November 2023 pukul 03.25 wita dengan jenis

kelamin perempuan, BBL: 2700 gram, PBL: 48 cm, dan A/S: 8/9.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan perlangsungan kala III

pada kasus Ny “K” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan

merasakan nyeri pada perut bagian bawah dan pada data objektif didapatkan

dari hasil pemeriksan yaitu kala III berlangsung ± 5 menit setelah bayi lahir,

dan plasenta lahir kesan lengkap pada pukul 03.30 wita.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny

”K”dengan perlangsungan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah

setelah persalinannya dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada

data objektif didapatkan hasil pemantauan selama 2 jam post partum dengan

dilakukannya pemantauan pada tanda-tanda vital ibu, tinggi fundus uteri,


114

kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.


BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek

melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “K” dengan

G2P1A0 39 Minggu 5 Hari intra uterin dengan In Partu Kala 1 Fase Aktif di

Puskesmas Biromaru Kab Sigi, maka bab ini penulis menarik kesimpulan dan

saran.

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Asuhan kebidanan pada Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari dengan

Inpartu Kala 1 Fase Aktif dilakukan dengan teknik pendekatan

manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa

data dasar dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang

berhubungan dengan Fase Aktif ditegakkan berdasarkan adanya

keluhan yaitu sejak tanggal 4 November 2023 pukul 17.00 WiTa nyeri

pada perut bagian bawah yang disertai dengan adanya pelepasan lendir

bercampur dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul

dan semakin lama semakin sering dan kuat serta pada pemeriksaan

dalam didapatkan pembukaan serviks 6 cm,hamil ke dua

6.1.2 Diagnosa Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari Intra Uterin dengan

Inpartu Kala 1 fase Aktif

6.1.3 Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari Intra Uterin dengan Inpartu Kala 1

Fase Aktif tidak ada masalah potensial yangdidapatkan

6.1.4 Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari Intra Uterin dengan Inpartu Kala 1

Fase Aktif tidak ada dilakukan Tindakan Segera


116

6.1.5 Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “K” G2P1A0 39

Minggu 5 hari dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif bertujuan agar ibu

mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan

kondisinya dan mencegah terjadinya komplikasi serta mencegah

terjadinya trauma berat pada ibu dan bayinya dengan 60 langkah

Persalinan Normal pemantauan kala I adalah memantau kemajuan

persalinan dengan mengobservasi his dan pembukaan serviks. Rencana

tindakan selanjutnya pada kala II pimpinan persalinan dengan

membimbing Ibu untuk meneran Bayi ♀ lahir jam 03.05 Wita a/s 8/9

BB 2700gram selanjutnya pada kala III jam 03-30 plasenta lahir utuh

tanpa terjadi komplikasi pada ibu. Rencana tindakan yang akan

diberikan adalah menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dan

keluhan yang dialami adalah normal pasca persalinan, melakukan

pemantauan 2 jam postpartum.

6.1.6 Tindakan yang diberikan pada Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari Intra

Uterin dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif Observasi His dan

KemajuanPersalinan, Pemantauan selanjutnya, yaitu pada kala II

persalinan.Hasil pemeriksaan dalam yaitu pembukaan lengkap pada

pukul 03.15 wita. Tindakan asuhan yang dilakukan pada kala II adalah

melakukan pimpinan meneran tanggal 05 November 2023 pukul 03.25

wita lahir bayi dengan jenis kelamin perempuan, hidup, dan tidak

terdapat kelainan pada bagian wajah dan badan. Berat badan 2700

gram, panjang badan 48 cm. Tindakan yang dilakukan pada saat kala III

yaitu melakukan manajemen aktif kala III: plasenta dan selaput


117

ketuban lahir spontan pukul 03.30 wita kontraksi uteru baik dan TFU 1

jari di bawah pusat.tanda-tanda vital yaitu tekanan darah : 100/80

mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36.7 °C, Pernafasan : 22x/menit,

kontraksi uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat.

6.1.7 Evaluasi pada Ny “K” G2P1A0 39 Minggu 5 hari dengan Inpartu Kala

1 Fase Aktif kala 1 sampai dengan Kala IV berlangsung 6 jam 15

Menit, keadaan ibu dan janin baik, dan tidak ada komplikasi yang

terjadi pada ibu dan bayi.

6.1.8 Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 05 November 2023 di

Puskesmas Biromaru. Pengkajian dilakukan mulai dari pasien datang

sampai proses persalinan dari Kala I-IV persalinan.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi klien

1. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara

on demand.

3. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk untuk mengomsumsi makanan

dengan gizi seimbang.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur

sesuai instruksi yang diberikan.

6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ

genetalianya.

7. Menganjurkan ibu untuk ber KB.


118

6.2.2 Saran untuk bidan

a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam

menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

perinatal (AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui program

pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang

berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK.

b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu

manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat

yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan

berbagai kasus.

c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil

mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa

ibu dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi

secara dini adanya tanda-tanda bahaya kehamilan dan

menganjurkan ibu dan keluarga segera kepelayanan kesehatan bila

mengalami hal tersebut.

6.2.3 Saran untuk institusi kebidanan

a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik

perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk

menunjang pelaksanaan tugas.

b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan


119

teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan

untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.

c. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlu kiranya

penyediaan fasilitas atau alat-alat yang memadai untuk penunjang

pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan

keterampilan bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Aat Agustini & Naura Rahma “Hubungan Kompetensi Bidan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Lingung Kabupaten Majalengka Tahun 2012“. Jurnal Kampus
StikesYPIBMajalengka.Vol.2no.2(Februari,2014).http://ejournal.stikesypib
.ac.id/file.php?file=jurnal & id=532&cd.pdf (Diakses tanggal 20 Oktober
2022).

DepkesRI,2015.ProfilKesehatanIndonesia.Jakarta.http//www.depkes.go.id/resourc
e/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2015.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi-Tengah, 2021.

Kementrian Kesehatan RI.2019. Indonesia.www.depkes.go.id,diakses tanggal 03


Maret 2021

Eun Young Choi,dkk.“Primipara and Multipara Simulateda Normal Birth


Experience for Content Analysis year 2015”.International Journal of Bio-
ScienceandBio-
Technology.Vol.8,No.5.http://www.sersc.org/Journals/IJBSBT/vol8no5/21.
pdf (Diakses tanggal 27 Desember 2022)

Ilmiah, Widia Shofa (2015). Buku Ajar Asuhan Persalinan


Normal,Yogyakarta:Nuha Medika.

Google Images .“Gambar Mekanisme Persalinan


Normal”.https://images.google.com/mekanisme+persalinan+normal&oq=
mekanisme+persalinan+normal&gs_l=img.3.(Diakses tanggal 17 januari
2021)

Jannah, Nurul. (2017).ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi, Jakarta : ECG

Kuswanti,Ina dan Fitria Melina.(2014) ASKEB II Persalinan,Yogyakarta:Pustaka


Pelajar
121

KepmenkesRI“StandarProfesiBidanNomor369/MENKES/SK/III/2007“.http://ocw
.usu.ac.id/course/download/1300000005etikaprofesi/def_121_slide_keputu
san_menteri_kesehatan_republik_indonesia_nomor_369menkesskiii2007_
tentang_standar_profesi_bidan_menteri_kesehatan_republik_indonesia.pd
f.(Diakses tanggal 20 Oktober 2022)

Maru,AbdurrahmanSuleiman,dkk“Exploringchallengesindecreasingmaternalmort
alityinAfricawithrespecttofailuretoachieveMillenniumDevelopmentGoals(
MDGs)ear2016“.JournalofResearchinNursingandMidwifery.Vol.5no.3(Se
ptember,2016).http://www.interesjournals.org/full-articles/exploring-
challenges-in-decreasing-maternal-mortality-in-africa-with-respect-to-
failure-to-achieve-millennium-development-goals-
mdgs.pdf?view=inline.(Diakses tanggal 18 januari 2021)

Prawirohardjo. Purwandari Atik, dkk. “ Studi Kasus Manajemen Asuhan


Kebidanan Pada Ny. D.NDengan Persalinan Normal di Puskesmas Bahu
Kecamatan Malalayang KotaManado Tahun 2014 “.Jurnal Ilmiah Bidan.
Vol 2 no. 1 (Januari – Juni
2014).http//ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/jib/article/view
/219.pdf (Diakses tanggal 21 Oktober 2022).

Suyanti.“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Pelaksanaan Asuhan


Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
Tanun2015”.http://ejournal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal&id=549
&cd=0b2173ffad6adfb09c95001df6&name=Artikel%20Bu%20Yanti.pdf.(
Diakses tanggal 3 februari 2021).
122

KEGIATAN DOKUMENTASI
123
124
125

Anda mungkin juga menyukai