Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “G” USIA 2 MINGGU DENGAN IMUNISASI


BCG DI PUSKESMAS KREMBANGAN SELATAN
SURABAYA

DI SUSUN OLEH:

MICHA LINGGA WANDAL


NIM : 19.22.1473

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRIYA HUSADA


SURABAYA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan pada bayi “G” Usia
2 2 minggu 2 hari dengan imunisasi BCG di Puskesmas Krembangan Selatan
Surabaya Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas terstruktur dari mata kuliah
asuhan kebidanan bayi dan balita, serta merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan praktik kebidanan semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Griya Husada Surabaya.
Sebagai penulis menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat
diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Raymond F.Runtu, Sp.PK., MBA selaku Direktur Akademi Kebidanan
Griya Husada Surabaya
2. Sulistiana, A.Md.Keb selaku pembimbing lahan praktik di Puskesmas
Krembangan Selatan
3. Rachel Dwi Wilujeng,SST.,M.Kes selaku pembimbing pendidikan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada Surabaya
4. Kepada Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan dan membantu
hingga terselesaikannya Asuhan Kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan Asuhan Kebidanan
ini. Harapan penulis membuat laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 24 April 2023

Penulis

2
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan di setujui untuk disahkan sebagai Laporan Asuhan Kebidanan
pada By.”G” di Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya
Tanggal: Surabaya, 24 april 2023

Mengetahui
Pembimbing Pendidikan Sekolah Tinggi ilmu Pembimbing Lahan Praktik
Kesehatan Griya Husada Surabaya di PKM krembangan selatan
surabaya

Rachel Dwi Wilujeng,SST.,M.Kes


Sulistiana,A.Md.Keb
NIND: 07040228503 NIP:198508102017042005

3
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 6
1.2.1 Tujuan Umum......................................................................................... 6
1.2.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 6
1.4 Metode Penulisan.................................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................ 7
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
2.1 Konsep Bayi............................................................................................ 9
2.2 Konsep Tumbuh Kembang ..................................................................... 10
2.3 Konsep Dasar Deteksi Dini Tumbuh Kembang ..................................... 16
2.4 Konsep Dasar Imunisasi ......................................................................... 19
2.5 Imunisasi BCG ....................................................................................... 23
2.6 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Sehat...................... 29
BAB 3 TINJAUAN KASUS......................................................................... 47
3.1 Pengkajian .............................................................................................. 47
3.1.1 Data Subyektif ........................................................................................ 47
3.1.2 Data Objektif .......................................................................................... 49
3.2 Analisa .................................................................................................... 51
3.3 Penatalaksanaan...................................................................................... 52
BAB 4 PEMBAHASAN .............................................................................. 53
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 55
5.1 Simpulan ................................................................................................ 55

4
5.2 Saran.............................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................58
LAMPIRAN..........................................................................................................59

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bayi memiliki kebutuhan dasar yang sama walaupun masing-
masing bayi memiliki latar belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan
yang berbeda. Kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh seorang bayi meliputi
kebutuhan asih, asah, dan asuh. Kebutuhan dasar ini bertujuan untuk masa
pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Kebutuhan asih meliputi
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan asah meliputi tentang pendidikan dan
pelatihan, dan kebutuhan asuh meliputi pangan (gizi), hygiene perorangan,
dan imunisasi.
Imunisasi merupakan upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap antigen maupun suatu penyakit
tertentu, sehingga bila terapapar oleh penyakit tersebut suatu saat tidak akan
sakit atau hanya mengalami penyakit ringan. Imunisasi merupakan salah satu
upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta
kematian yang ditimbulkannya akan berkurang. (Cahyono, 2010)
Bayi yang sehat yang berusia 0-2 bulan membutuhkan imunisasi BCG dan
Polio 1. Kedua imunisasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC dan Poliomielitis. Pencapaian pemberian imunisasi BCG di Indonesia
rata-rata sudah mencapai angka 90% kondisi ini merupakan kondisi yang
konstran dimana disertai dengan penurunan jumlah kaus baru BTA+ anak
dengan usia 0-14 tahun.
Menurut Global Tuberculosis Report WHO (2016), diperkiran inside
Tubercolosis di Indonesia pada tahun 2015 menyapai 359/100.000 penduduk
dan angka kematian sebesar 40/100.000 penduduk (penderita HIV dengan
Tuberkulosis tidak dihitung). Tahun 2015 330.329 kasus, namun pada tahun
2016 ditemukan kenaikan yakni dengan jumlah kasus tuberculosis sebanyak
351.893 kasus, dimana kasus tertinggi berada di kota Jawa Barat, Jawa Timur,

6
dan Jawa Tengah. Pada tahun 2016 di Jawa Timur mendapatkan urutan kedua
setelah Jawa Barat penderita terbanyak tuberkolosis yakni sebesar 40.185
pengidap. Penderita Tuberkolosis tertinggi yakni kota Surabaya yakni sebesar
4.754 pasien, kedua yakni kabupaten Jember dengan 3.128 pengidap, dan
ketiga yakni kabupaten sidoarjo dengan 2.292 pengidap.
Angka pengidap tuberkolosis ini semakin meningkat dari tahun ketahun.
Target menurut SDGs, di tahun 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang
dapat dicegah, dengan semua negara bertujuan untuk mengurangi angka kematian
bayi baru lahir menjadi maksimal 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian
balita maksimal 25 per 1.000 kelahiran hidup. (Rutgers WPF Indonesia, 2016)
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas tentang target
pencapaian SDGs 2030 untuk itu diperlukan pemberian asuhan yang
komprehensif. Sehingga harusnya dilakukan pelaksanaan pemberian imunisasi
kepada bayi untuk mencegah angka kematian ini. Maka dari itu sebagian kita
sebagai tenaga kesehatan harus dapat memberikan informasi agar masyarakat
dapat mengerti tentang pentingnya mendapatkan imnunisasi dasar lengkap
sebagaimana menurut UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 menyatakan
bahwa setiap anak berhak mendapatkan imunisasi dasar lengkap guna
mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi serta
pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Peraturan penyelenggaraan imunisasi ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.

7
1.2 Tujuan
Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Sehat secara komprehensif.
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya
Husada Surabaya memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada bayi sehat usia 1 bulan dengan imunisasi
BCG dan mampu menerapkan manajemen Varney dalam pemberian
asuhan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya
Husada Surabaya mampu melakukan, sebagai berikut
1. Melakukan pengkajian pada bayi sehat usia 1 bulan dengan
imunisasi BCG.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada bayi sehat usia1
bulan dengan imunisasi BCG.
3. Mengidentifikasi masalah potensial pada bayi sehat usia1 bulan
dengan imunisasi BCG.
4. Melakukan kebutuhan segera pada pada bayi sehat usia1 bulan
dengan imunisasi BCG.
5. Mengintervensikan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan
pada bayi sehat usia1 bulan dengan imunisasi BCG.
6. Mengimplementasikan asuhan sesuai dengan rencana pada bayi
sehat usia1 bulan dengan imunisasi BCG.
7. Mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan pada bayi sehat usia
1 bulan dengan imunisasi BCG.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas maka penulis
membatasi penulisan asuhan kebidanan hanya pada Asuhan Kebidanan Pada
Bayi “G” Usia1 bulan sehat dengan Imunisasi BCG.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Sehat dengan Imunisasi
BCG, adapun metode penulisan yang dilakukan oleh penulis, yakni :

8
1.4.1 Studi Kepustakaan
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan sebagai pedoman penulis membaca
literatur yang berkaitan dengan bayi sehat dengan imunisasi BCG.
1.4.2 Praktik Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan kepada pasien secara komprehensif sesuai
dengan standard pelayanan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi
BCG di Puskesmas Krembangan Selatan Surabaya.
1.4.3 Studi Dokumentasi
Untuk mendapatkan data yang akurat serta Asuhan Kebidanan yang baik
dan berhasil sesuai dengan tujuan.
1.4.4 Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis juga melakukan dengan
pembimbing lahan dan pembimbing akademik
1.5 Sistematikan Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Bayi
2.2 Konsep Dasar Tumbuh Kembang Bayi 1 Bulan
2.3Konsep Dasar Imunsasi BCG
2.4Konsep Dasar Deteksi Dini Tumbuh Kembang
2.5Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Sehat
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif
3.2 Data Objektif
3.3 Analisa
3.4 Penatalaksanaan

9
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bayi


2.1.1 Pengertian Bayi
Masa bayi dimulai usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi selama
periode ini bayi sepenuhnya tergantung pada perawatan dan pemberian makan oleh
ibunya. (Notoatmodjo, 2011). Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi
masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari –
12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan
mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai
berfungsinya organ-organ tubuh dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat. (Perry dan Potter. 2018)
2.2 Konsep Tumbuh Kembang Bayi 1 Bulan
2.2.1 Pengertian
Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran, berat (gram, pound, kilogram) ukuran panjang (centimeter, meter).
Umur tulang atau keseimbangan metabolik (retensi, kalsium dan nitrogen tubuh)
(Soetjiningsih, 2014). Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (centimeter,meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan hitrogen tubuh), pertumbuhan fisik
merupakan hal yang kuantitaif.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh.
Pertumbuhan bersifat irreversible (tidak dapat balik) serta kuantitatif sehingga
indikatornya dapat diukur, misalnya tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistim
organ tubuh akibat bertambahnya kematangan fungsi sistim organ tubuh akibat
bertambahnya kematangan fungsi sistim organ tubuh. Perkembangan bersifat
reversible (dapat balik) serta kualitatif, contohnya adalah kemampuan gerak kasar dan

11
halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian,
integensia, dan perkembangan moral. (Saputra, Lyndon, 2014).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam peta yang teratur dan dapat
diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dan sel- sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dari sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
mempunyai dampak aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ tubuh. Keduanya mempunyai dampak terhadap aspek fisik
dan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu.
2.2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang
Secara terdapat dua faktor yang memengaruhi terhadap tumbuh kembang anak, yaitu
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai proses tumbuh
kembang anak. Faktor genetik terdiri faktor bawaan normal dan patologik, jenis
kelamin, suku, bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat beriteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan faktor lingkungan terdiri dari:
a. Faktor lingkungan yang memengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan
(faktor prenatal).
b. Faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan anak setelah lahir (faktor
postnatal). (Soetjiningsih, 2014)
2.2.3 Ciri-ciri Tumbuh Kembang
1. Tumbuh kembang adalah proses kontinyu sejak dari konsepsi sampai maternal /
dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa pertambahan,
satu laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
3. Pada perkembangan anak adalah sama pada semua anak tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.

12
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maternitas sistem susunan syaraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokandal.
7. Reflek positif seperti reflek memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.
2.2.4 Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak
Walaupun terdapat ariasi besar akan tetapi melalui “milestone” yang
merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai ciri
yaitu :
1. Masa Perinatal
a. Masa Mudigah / embrio : konsepsi – 8 bulan
b. Masa janin : 9 bulan – akhir
2. Masa Bayi (0-1 bulan)
Masa neonatal (usia 0-28 hari)
a. Masa neonatal dini : 0-7 hari
b. Masa neonatal lanjut: 8-28 hari
3. Masa Pasca Neonatal (usia 29 hari-1 tahun)
4. Masa prasekolah
5. Masa sekolah
6. Masa praremaja
a. Masa remaja dini
Wanita : usia 8-13 tahun
Pria : usia 10-15 tahun
b. Masa remaja lanjut
Wanita : usia 13-18 tahun
Pria : usia 15-20 tahun
2.2.5 Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk kembang, secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar :
a. Asuh (Kebutuhan dasar fisik – bromedis) meliputi :
1) Zat gizi yang mencukupi dan seimbang

13
Zat gizi yang mencukupi pada anak harus sudah dimulai sejak dalam
kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu
hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu
pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur 6 bulan,
sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan
pendamping ASI.
2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal, diperlukan beberapa
upaya, misalnya imunisasi, kontrol ke Puskesmas/Posyandu secara berkala,
diperiksakan segera bila sakit. Dengan upaya tersebut, keadaan kesehatan
anak dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada kelainan maka anak segera
mendapatkan penanganan yang benar.
3) Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang
mudah menyerap keringat. Perumahan dengan memberikan tempat tinggal
yang layak, maka hal tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh dan
berkembang secara optimal. Tempat tinggal yang layak tidak berarti rumah
yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita untuk mengatur rumah
menjadi sehat, cukup ventilasi, serta terjaga kebersihan dan kerapiannya,
tanpa mempedulikan berapapun ukurannya.
4) Higiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi
resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang
bersih akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas
bermain secara aman.
5) Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)
Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot-otot tubuh dan
membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan
motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan
rekreasi bagi anak balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.

14
b. Asih (Kebutuhan emosi / kasih sayang)
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang, dapat dimulai sedini
mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu dilakukan
kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak bicara /
mengelusnya, setelah lahir, upaya tersebut dapat dilakukan dengan
mendekapkan bayi ke dada ibu segera setalah lahir. Ikatan emosi dan kasih
sayang yang eratantara ibu/orang tua sangatlah penting, karena berguna
untuk menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang
perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia
luar. Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :
1) Kasih sayang orang tua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak
dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan
atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan
hubungan yang hangat dengan anak, sehingga anak merasa aman dan
senang.
2) Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-
harinya.
3) Harga diri Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.
Apabila anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.
4) Dukungan/dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari
lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang akan
dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam
melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan
dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang
dihadapi.
5) Mandiri

15
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak
harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam
melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan perkembangan.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap
barang-barang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan
mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika
orang tua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa
memperhatikan kemauan anak.
c. Asah (Kebutuhan akan stimulasi mental)
Stimulasi mental merupakan akal bakal dalam proses belajar pada
anak Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental.
Psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian dan sebagainya.
2.2.6 Pertumbuhan Bayi
1. Berat Badan
Pada bayi yang cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada
hari ke 10. Berat badan akan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi
umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umursatutahun, dan menjadi 4
kali beratbadnalahirumur 2 tahun. Masa prasekolah kenaikan rata-rata 2 kg/tahun
kemudian konstan mulai akhir dan mutar pre-adolesent growth spurt(pacatumbuh
pre-adolesen) dengan rata-rata kenaikan 3-3,5 kg / tahun, yang kemudian
dilanjutkan adolesent growth spurt.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan berkisar antara :
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 - 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan
IV

16
2. Tinggi Badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Atau digunakan rumus
seperti dikutip dari Behrman, sebagai berikut :
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. Umur 2 -12 tahun : umur (tahun x 6 + 7)
3. Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala
ini lebih besar dari lingkar dada pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata – rata
adalah 44 cm umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Jadi
pertumbuhan lingkar kepala pada bulan 6 pertama ini adalah 10 cm. Pertumbuhan
tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak dan sebaliknya pertumbuhan otak
tercepat terjadi pada trimester III kehamilan sampai 5-6 bulan setelah lahir.
4. Lingkar Lengan Atas
Mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh. Untuk menilai keadaan gizi atau
tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah laju lambat dari 11 cm pada
saat lahir sampai 16 cm pada umur satu tahun.
5. Gigi
Gigi bertambah tumbuh pada anak usia 5-9 bulan, pada umur 1 tahun
sebagian besar mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun ke 2 tumbuh lagi 3 gigi
sehingga jumlah keseluruhannya sekitar 14-18 gigi, pada umur 2 ½ tahun sudah
terdapat 20 gigi susu.
(Soetjiningsih, 2014)
2.2.7 Ciri-ciri Pertumbuhan
Seorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran
dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terikat pada proporsi fisik atau
organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa terjadi ciri
baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut
pada daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama

17
masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar tivus, lepasnya gigi susu, atau
hilangnya reflek tertentu. (Hidayat, 2014)
2.2.8 Perkembangan Bayi
Motorik kasar dan halus, emosional, sosial, kemandirian dam bahasa
perkembangan anak balita sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan
selanjutnya yaitu prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja, untuk
perkembangannya yang baik dibutuhkan kesehatan dan gizi yang baik dari ibu
hamil, bayi dan anak sekolah serta stimulasi/rangsangan yang cukup dalam
kualitas dan kuantitas tertentu.
1. Perkembangan dari lahir sampai 3 bulan
a. Belajar mengangkat kepala
b. Belajar mengikuti objek dengan matanya
c. Melihat kemuka orang dengan tersenyum
d. Bereaksi terhadap suara dan bunyi
e. Mengenal ibunya dengan penglihatan, pandangan penciuman dan kontak
f. Menahan barang yang dipegang
g. Mengoceh spontan (Soetjiningsih, 2014)
Menurut Saputra (2014), pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi
usia 1 – 4 bulan adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan motoric kasar
a. Mampu mengangkat kepala saat tengkurap
b. mencoba duduk sebentar dengan ditopang
c. mampu duduk dengan kepala tegak
d. jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri
e. control kepala sempurna
f. mengangkat kepala sambil berbaring telentang
g. dapat berguling dari samping kebelakang dan pada bulan keempat dapat
berguling dari tengkurap kesamping
h. dan berusaha untuk merangkak
2) Perkembangan motoric halus
a. Dapat memegang suatu objek

18
b. Mengikuti objek dari sisi kesisi
c. Mencoba memegang dan memasukan benda kedalam mulut
d. Memegang benda tetapi terlepas
e. Memperhatikan tangan dan kaki
f. Memegang benda dengan kedua tangan
g. Serta menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar
3) Perkembangan bahasa
a. Mampu bersuara dan tersenyum dapat membunyikan huruf vocal hidup
b. berceloteh
c. dapat mengucapkan kata “ohh/ahh”, tertawa, berteriak, dan bereaksi
dengan mengoceh.
4) Perkembangan adaptasi social
a. Mampu mengamati tangannya
b. Tersenyum spontan dan membalas senyum
c. Mengenali ibunya melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
kontak
d. tersenyum pada wajah manusia
e. menangis jika terjadi sesuatu yang berbeda
f. dapat membedakan wajah yang dikenalnya, serta diam terhadap orang
asing. (Saputra, Lyndon, 2014)
2.3 Konsep Dasar Imunisasi BCG
2.5.1 Pengertian
Imunisasi BCG ialah pemberian vaksin pada anak usia 1 bulan dimana bayi
dengan usia yang masih 1 bulan sangat rentan terhadap virus, sehingga rentan sekali
dengan penyakit. Pemberian vaksin ini berguna untuk mencegah terjadinya penyakit
Tuberkulosis yang dapat menyerang paru, kelenjar, tulang, dan radang otak yang dapat
mengakibatkan kecacatan. (Kemenkes, 2016)
BCG adalah vaksin yang berisi bakteri hidup mycobacterium bovine (di
Indonesia) yang sudah dilemahkan sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen, tetapi
memiliki imunogenitas. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap penyakit
tuberculosis(TBC). tuberculosis disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis.

19
Penyakit ini biasanya menyerangsistem pernafasan (TBC Paru) tetapi ia dapat juga
menyerang pragan tubuh lain.
Imunisasi BCG bukan diartikan sebagai pencegahan terhadap TBC, tetapi
mengurangi resiko TBC berat seperti tuberculosis meningitis dan tuberculosis miliar.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas BCG terhadap tuberculosis antara lain yaitu;
perbedaan vaksin BCG, lingkungan, genetic, dan status gizi. Efek proteksi dari vaksin
ini adalah 8-12 minggu setelah penyuntikan. (Saputra, Lyndon, 2014)
2.5.2 Kemasan BCG
Vaksin BCG dikemas dalam ampul, beku kering. Satu kotak berisi 10 ampul
vaksin, dan setiap ampul dilengkapi dengan 4ml pelarut. Sebelum digunakan vaksin
harus diencerkan terlebih dahulu.
Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari dan disimpan pada suhu 2-
8°c(tidak beku). Vaksin yang sudah diencerkan tidak boleh digunakan kembali dan
harus dibuang dalam 8 jam.
2.5.3 Cara Pemberian Imunisasi BCG
1. Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan
dengan menggunakan alat suntik steril Auto Distruct Scheering (ADS) 5 ml
2. Dosis pemberian 0,05 ml
3. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas (insertion musculus
deltoideus). Dengan menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
4. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
Vaksin BCG diberikan pada bayi < 2 bulan. Sebaiknya vaksin ini diberikan pada
bayi dengan uji tuberculin(uji Mantoux) negative. Dosis BCG untuk bayi(< 1 tahun)
adalah 0,05mL, sedangkan dosis BCG untuk anak adalah 0,10mL. Vaksin BCG
diberikan melalui suntikan secara inrakutan di daerahinsersio deltodeus kanan(lengan
kanan atas). Lokasi ini dipilih karena penyuntikan lebih mudah dilakukan di daerah ini
(lemak subkitus tebal) dan ulkus yang terbentuk tidak mengganggustruktur otot
setempat. Jarum suntik yang digunakan disesuaikan dengan usia bayi/anak. Umumnya
jarum suntik yang digunakan berukuran 26 dan panjang 10 mm.
Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan karena kegunaannya masih diragukan,
salah satunya yaitu; efektivitas perlindangan hanya 10%, Sekitar 70% kasus

20
tuberculosis berat ternyata memiliki parut BCG, Kasus dewasa dengan BTA (bakteri
tahan asam) positif di Indonesia cukup tinggi(25-35%) walaupun mereka telah
mendapatkan imunisasi BCG pada masa anak-kanak
2.5.4 Indikasi Pemberian Imunisasi BCG
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Tubercolosis. Pemberian imunisasi
BCG paling optimal dilakukan sampai usia anak 2 bulan dan sudah dapat diberikan
pada anak dengan usia<1 tahun tanpa melakukan tesmantoux.
2.5.5 Kontra indikasi Pemberian Imunisasi BCG
1. Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti eksim, furunkulosis atau
sebagainya.
2. Mereka yang sedang menderita TBC.
3. Reaksi testmantoux lebih dari 5 jam.
4. Menderita infeksi HIV/resiko tinggi infeksi HIIV
5. immunocompromised (luluh imun) akibat pengobatan kortikosteroid.
6. Keganasan sumsum tulang/system limfe.
7. Gizi buruk.
8. Demam tinggi.
9. Penyakit kulit yg berat/menahun, misalnya eksim danfurunkulosis.
10. Pernah menderita TBC.
11. Menderita imunodefisiensi.
2.5.6 Efek samping Pemberian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam.
Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang
berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan,
akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang – kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan
tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan
akan menghitung dengan sendirinya.
Setelah imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti pada imunisasi dengan
vaksin yg lain. Imunisasi ini tidak menyebabkan demam. KIPI pada imunisasii BCG
adalah bisul kecil (papula) yg timbul 2-6 minggu setelah imunisasi. Papula tersebut

21
semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi selama 4-6 bulan, kenudian menjadi
sembuh secara perlahan (2-3 bulan) dan menimmbulkan jaringan parut bulat dengan
diameter 4-8mm. (Saputra, Lyndon. 2014)
2.5.7 Komplikasi Pemberian Imunisasi BCG
Komplikasi yang mungkin timbul yakni abses penimbunan nanah di tempat
penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam.
2.4 Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Bayi Sehat dengan Imunisasi BCG
2.6.1 Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran serta tindakan
berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berdasarkan pada klien.
Manajemen kebidanan adalah digunakan sebagai metode pengorganisasian
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien. (Varney, 2011)
Manajemen kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan,
serta kalangan bidan sendiri(Wildan, 2010).
2.6.2 Tujuan
Agar bidan mampu memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif,
dan berstandar pada bayi dengan memerhatikan riwayat bayi selama ini, kebutuhan,
dan respon serta mengidentifikasi penyakit-penyakit yang ada dan mengantisipasinya.
2.6.3 Hasil yang Diharapkan
Terlaksananya asuhan pada bayi sehat termasuk melakukan pengkajian,
membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi
diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera, serta merencanakan asuhan.
2.6.4 Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses ini terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan dalam setiap periodik. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan data

22
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketuju langkah tersebut membentuk suatu
kerangka yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
I. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
a. Data Subyektif
Merupakan data yang didapat dari hasil wawancara (anamnesa) langsung
kepada klien dan keluarga serta tim kesehatan yang lain yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan data dasar awal yang
lengkap terdiri atas :
1) Biodata
a. Nama, terdiri atas nama klien dan nama orang tua agar tidak keliru.
b. Umur, untuk imunisasi BCG yakni usia 0 – 2 bulan.
c. Alamat, untuk mempermudah hubungan bila ada keadaan mendesak
d. Agama
e. Pekerjaan, untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga dan dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan
f. Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pendidikan
2) Status kesehatan
a. Alasan kunjungan, bayi sehat usia 0 – 2 bulan dengan rencana imunisasi BCG
dan Polio 1.
b. Keluhan utama, bayi dalam keadaan sehat usia 1 bulan
c. Riwayat kesehatan sekarang, bayi sudah mendapatkan imunisasi HBO
d. Riwayat kesehatan yang lalu, bayi sudah memperoleh imunisasi HBO 2 jam
pasca lahir
e. Riwayat penyakit keluarga, penyakit yang pernah dialami keluarga baik itu
yang menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV/AIDS) maupun menurun (Jantung,
Asthma, Hpertensi, Diabetus Mellitus)
3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a) Riwayat kehamilan, kondisi janin selama dalam kandungan apakah terkontrol
dengan baik atau tidak.

23
b) Riwayat persalinan, selama kehamilan terjadi komplikasi atau tidak dan berat
badan bayi sesuai dengan usia kehamilan ibu atau tidak.
c) Riwayat nifas, keadaan bayi setelah lahir dan bayi diberi ASI atau tidak
4) Riwayat Sosial
Hubungan antar ibu dan bayi, bayi dan keluarga, serta siapa yang mengasuh
bayi setiap hari karena pola asuh berpengaruh pada tumbuh kembang.
a) Riwayat Imunisasi
Usia Imunisasi yang diperoleh
0 – 7 hari HBO
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT + HB + Hib 1 + Polio 2
3 bulan DPT + HB + Hib 2 + Polio 3
4 bulan DPT + HB + Hib 3 + Polio 4 + IPV
9 bulan Campak
18 bulan DPT + HB + Hib
24 bulan Campak
(Depkes RI : 2011)
b) Pola Kebiasaan
 Nutrisi
Untuk mengetahui apakah anak sudah diberikan ASI atau PASI
 Tidur
Normalnya waktu bayi usia 1 bulan dibutuhkan waktu tidur 18 – 20 jam
sehari
 Eliminasi
Normalnya BAB 1 – 2x sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 5 – 6x
sehari dengan warna kuning kernih
 Pola Hubungan dan peran
Hubungan yang erat dan selaras antara ibu dan bayi merupakan syarat
mutlah untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum
Normalnya adalah baik. Apabila menyimpang maka perlu diperiksa lebih
lanjut.

24
b) Kesadaran
Normalnya adalah composmentis. Apabila menyimpang maka diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut
c) Tanda – tanda vital
Suhu : Normalnya 36,5 ̊C – 37,5 ̊C
Nadi : Normalnya 120x/menit – 140x/menit
Pernafasan : Normalnya 30 – 60x/menit
2) Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : Normalnya yakni 4000 gram – 5000 gram
Panjang badan : Normalnya yakni 60 – 70 cm
Lingkar kepala : Normalnya yakni 35 cm
3) Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
 Kepala :Fontanel mayor dan fontanel minor sudah menutup atau
belum, ada atau tidak benjolan.
 Muka :Pucat atau tidak, kuningatautidak.
 Mata :Sklera kuning atau tidak, terdapat perdarahan
subkonjungtiva atau tidak, terdapat conjungtiva atas atau tidak.
 Hidung :Septumnasi ditengah atau tidak, polip atau tidak, keluar
cairan atau tidak, pernafasan normal atau tidak.
 Telinga :Keluar cairan atau tidak.
 Mulut :Pucat atau tidak, labio skiziz dan labio palato skiziz ada
atau tidak, pertumbuhan gigi ada atau tidak, lidah bersih atau tidak
 Leher :Adakah pembesaran kelenjar limfe dan tyroid atau tidak,
adakah pembesaran vena jugularis atau tidak
 Eks-Atas :Simetris atau tidak, adakah polidaktil dan sindaktil atau
tidak, pergerakan bebas atau tidak
 Ketiak :Adakah pembesaran kelenjar limfe atau tidak
 Dada : Kelainan bentuk dada ada atau tidak, retraksi intercosta
ada atau tidak

25
 Abdomen : Adakah hernia umbilikalis atau tidak
 Pelipatan paha : Terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak, terdapat
hernia inguinalis atau tidak
 Genitalia :Labia mayora sudah menutupi labia minora atau tidak
(perempuan) testis sudah turun ke skrotum atau tidak (laki – laki
 Punggung :Terdapat spina bifida atau tidak
 Anus :Terdapat atresia ani atau tidak
 Eks-Bawah :Kesimetrisan, terdapat polidaktil atau sindaktili atau tidak,
pergerakan bebas atau tidak
2. Palpasi
Abdomen : Pembesaran hepar ada atau tidak, pembesaran lien ada atau
tidak, turgor kulit baik atau tidak
3. Auskultasi
Dada : Terdapat Ronchi atau wheezing atau tidak
Abdomen : Bising usus normal atau tidak (normalnya 15-35x/menit)
4. Perkusi
Abdomen :Kembung atau tidak
4) Perkembangan Refleks
 Rooting :Mencari puting susu, muncul pada saat lahir dan hilang
pada usia 6 bulan
 Sucking :Menghisap, muncul pada saat lahir dan hilang pada usia
dan hilang pada usia 6 bulan.
 Grasping :Menggenggam, muncul pada saat lahir dan hilang pada
usia 3 – 4 bulan.
 Morro :Terkejut, muncul pada saat lahir dan hilang pada usia 3 –
4 bulan
 Tonic neck :Terdapat pada leher, muncul pada saat lahir dan hilang
pada usia 3 – 4 bulan
 Babinsky :Jari – jari kaki reflek, muncul pada saat lahir dan hilang
pada usia 12 bulan

26
 Staping :Menapak, muncul pada saat lahir, hilang pada saat usia 8
bulan
II. Langkah II: Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa dan kebutuhan
klien berdasarkan data dasar yang telah dikumpulkan sehingga dapat dirumuskan,
Diagnosa : Bayi Usia 2 minggu 2 hari Sehat Pro imunisasi BCG.
DS : - Ibu mengatakan keadaan bayinya saat ini sehat, usia 2 minggu 2 hari, perlu
diberikan imunisasi BCG.
- Sebelumnya bayi sudah mendapat imunisasi HBO setelah lahir
DO :
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Suhu : 36,5̊C – 37,5̊C
BB : 4000 – 5000 gram
PB : 60 cm – 70 cm
Nadi : 120x/menit – 140x/menit
Pernafasan : 30 – 60x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak pucat
Mata : Conjuntiva tidak pucat, sclera tidak icterus
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip
Abdomen :Tidak ada pembesaran hepar dan lien, tidak da
hernia inguinalis
Muka : Tidak pucat
Mata : Tidak Ikhterus
Hidung :Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar dan lien, tidak ada
hernia umbilikalis
III. Langkah III: Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

27
Tentukan langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Antisipasi masalah yang dapat terjadi yakni:
- Timbulnya bengkak pada lokasi penyuntikan.
IV. Langkah IV: Antisipasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau tindakan antisipasi oleh tenaga
kesehatan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh tenaga kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.
- Timbulnya bengkak pada lokasi penyuntikan :maka perlu diberikan KIE
kepada ibu bahwa bekas suntikkan tidak boleh diberi tekanan yang keras, dan
akan sembuh secara perlahan
V. Langkah V: Intervensi (Perencanaan)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang secara menyeluruh yang berdasarkan
kondisi klien. Keputusan data – data pengembangan rencana asuhan harus
berdasarkan rasional dan sesuai dengan pengetahuan yang berhubungan teknisi.
Adapun intervensi yang dilakukan yakni :
Dx : Timbulnya bengkak pada lokasi penyuntikan.
1) Berikan KIE pasca imunisasi
Rasional : Agar ibu mengetahui tentang reaksi yang akan timbul setelah
pemberian imunisasi sehingga ibu tidak cemas dengan keadaan anaknya.
2) Motivasi Ibu untuk memberikan hanya ASI saja sesering mungkin (2 jam
sekali)
Rasional : Pemberian ASI dapat meningkatkan rasa kasih sayang antara ibu
dan bayi selain itu ASI dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
3) Motivasi ibu untuk mengikuti program posyandu secara rutin
Rasional : Program posyandu dilakukan agar mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak selain itu juga bisa sebagai deteksi dini jika
terjadi penyimpangan tumbuh kembang pada anak.
4) Motivasi ibu untuk menjaga kebersihan diri anak
Rasional : untuk memelihara dan menjaga kesehatan anak dan membuat anak
lebih merasa nyaman dan terhindar dari masalah yang dapat terjadi karena
infeksi.

28
5) Beri KIE ibu untuk memperhatikan waktu istirahat anak
Rasional : Istirahat merupakan salah satu bentuk kegiatan sehari– hari.
Normalnya bayi istirahat selama 14 – 15 jam dalam 24 jam.
VI. Langkah VI: Implementasi (Pelaksanaan)
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan tindakan yang telah
ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan klien.
VII. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini merupakan penilaian terhadap keefektifan terhadap asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
sudah benar – benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan klien yang telah
diidentifikasikan dalam diagnosa dan masalah.
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan
tugas O : Ibu dapat mengulangi penjelasan dari petugas
A : Bayi usia 2 minggu 2 hari dengan imunisasi BCG.
P : Memberi KIE kepada ibu untuk bayi
a) Memotivasi ibu untuk memberi stimulasi pada anak
b) Memotivasi ibu untuk memberikan nutrisi yang cukup
c) Memotivasi ibu untuk mengikuti program posyandu
(Soetjiningsih, 2014)

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY ”G” USIA 2 MINGGU 2 HARI IMUNISASI

BCG DI PUSKESMAS KREMBANGAN SELATAN

SURABAYA

3.1 Pengkajian
Tanggal : 24-04-2023 Pukul : 08.05 WIB

No RM : 0*** Tempat: PKM Kremsel Surabaya

A. Data Subyektif
1. Biodata Anak
Nama :By. “G”

Tanggal Lahir : 08-04-2023

Usia : 2 minggu 2 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak ke : Pertama

Status anak : Anak kandung

BB Lahir : 3.200 gram

PB Lahir :50 cm

2. Biodata Orang Tua


Nama Ibu : Ny.“S”

Umur : 31 tahun

Agama : Islam

30
Alamat : Kemayoran baru
Pendidikan : S1
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Menikah 1x, Lamanya 1 tahun

3. Nama Ayah : Tn. “R”


Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kemayoran baru
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
4. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
By.“G” selama ini belum pernah sakit dan belum pernah dirawat di
rumah sakit.

6. Riwayat Kesehatan yang lalu

By.“G” tidak pernah sakit.

7. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga Ny.“S” dan Tn.“R” tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis dan tidak ada penderita yang
tinggal serumah. Tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti Asma,
Diabetes Melitus dan Jantung.

8. Riwayat Prenatal
a. TM I
Keluhan : Mual-muntah
Tempat : PKM Krembangan selatan
Terapi : Tablet Fe 1x1 60 mg, Vit B6 1x1 dosis 75
b. TM II

31
Keluhan : tidak ada keluhan
Tempat : PKM Krembangan Selatan
Terapi : Kalk 1x1, Tablet Fe 1x1 dosis 60 mg
c. TM III
Keluhan : Nyeri punggung dan sering kencing
Tempat : Di PKM krembangan selatan
Terapi : Kalk 1x1dosis 500 mg, Tablet Fe 1x1 dosis 60 mg

9. Riwayat Natal
a. Usia Kehamilan : 39/40 minggu

b. Tempat Persalinan : RS Soewandhie

c. Penolong : Bidan

d. Jenis Persalinan : Spontan, belakang kepala

e. Berat Badan Lahir : 3200 gram

f. Panjang Badan : 50 cm.

10. Riwayat Post Natal


By.“G” setelah lahir bayi langsung diberikan ASI ekslusif sampai usia
sekarang.

11. Riwayat Psikososial, Budaya, Spiritual


a. Psikologis
Ibu merasa senang bayinya sehat.
b. Budaya
Ibu menganut budaya Jawa dan pernah melakukan selapan-
selapan serta selamatan.
c. Bayi diasuh oleh ibunya sendiri
d. Keluarga menganut agama Islam

32
12. Pola kebiasaa sehari-hari
Pola Kebiasaan Di Rumah

Nutrisi By.“G” minum ASI sebanyak 8x sehari dan belum pernah


diberikan MP-ASI

Istirahat By.“G” tidur sebanyak 16 jam sehari, 10 jam tidur malam dan 6
jam tidur siang serta tidak ada keluhan disaat tidur.

Aktivitas By.“G” mulai senyum spontan bermain menggerakkan


kepalanya kekiri dan kanan.

Eliminasi By.“G” BAB 3x sehari konsistensi lunak, BAK 5x sehari.

Personal By.“G” mandi 2x sehari, ganti popok kain 3x sehari, ganti baju
4x sehari/ tergantung kotor pakaiannya.
Hygiene

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Nadi : 130x/menit
Suhu :36ºC
Pernapasan : 40x/menit
d. Antropometri
BB :3200 gram
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tipis dan berwarna hitam.

Muka : Tidak pucat dan tidak oedema.

Mata : Konjungtiva tidak pucat dan sclera tidak ikhterus.

33
Hidung : Baik, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung dan
tidak ada secret.

Telinga : Simetris tidak ada serumen.

Mulut : Bibir tipis, simetris, berwarna merah, tidak ada labio


palate sikizis dan labioschizis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Dada : Simetris, pernapasan baik.

Abdomen : Tidak ada hernia umbilikalis.

Ekstremitasatas: simetris, tidak ada

polidacteadansindaktile. Punggung : Tidak ada spina

bifida.

Genetalia : Kebersihan cukup, labiya mayora menutupi labia minora.

Anus : Kebersihan cukup.

b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, fontanel mayor belum menutup 3 jari,
tidak ada chepal hematoma

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada


bendungan vena jugularis.

Pelipatanpaha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada tanda


hernia inguinalis.

Abdomen : Hepar dan limfe teraba.

c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing, ronchi dan rales

Perut : Bising usus positif 20x/ menit.

d. Perkusi
Abdomen : Tidak ada meteorismus.
34
3. Pemeriksaan Reflek
a. Refflek rooting : Baik
b. Refflek morro : Baik
c. Refflek grasping : Baik
d. Refflek babinsky : Baik
e. Refflek sucking : Baik
f. Refflek swallowing :-
g. Refflek tonick neck :-
h. Refflek stapping : Baik
C. Analisa
By“G” usia 2 minggu 2 hari dengan imunisasi BCG
D. Penatalaksanaan
Tanggal 24 April 2023 Pukul : 08.05 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
baik.
Evaluasi :Ibu sangat lega atas hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan imunisasi BCG secara
(intracutan) dibawah kulit pada lengan atas setelah kanan.
Evaluasi : ibu mengerti dan paham
3. Memberitahu efek samping dari BCG kepada ibu bahwa akan membuat bayi
demam tinggi, muncul bekas berupa bisul atau luka bernanah, area suntikan
masih bengkak setelah 2-3 hari.
Evaluasi : ibu mengerti dan paham
4. Memberitahu ibu jika ada pembengkakan pada daerah bekas suntikan segera
kompres dengan air dingin untuk mengempeskan dan menghilangkan nyeri.
Evaluasi : ibu mau melakukan hal tersebut dan paham tentang penjelasan
bidan.

5. Memotivasi ibu untuk menyusui secara on demand tanpa jeda.

Evaluasi : ibu mau mengikuti ajaran bidan

35
5. Memotivasi ibu untuk selalu memberikan stimulasi motoric social dan bahasa
pada bayinya supaya ibu dapat mengikuti tahap perkembangan bayinya.

Evaluasi : Ibu memahami dan mau mengikuti arahan bidan.

6. Memberikan obat paracetamol 83 mg di minum 3x1 bila bayinya demam, jika


tidak demam jangan diberikan atau lebih baik setelah di lakukan imunisasi
segera bayinya disusui supaya tidak demam.
Evaluasi : Ibu menganggukkan kepala tanda mengerti dengan penjelasan dari
bidan.
7. Memotivasi ibu untuk imunisasi bayinya sesuai jadwal di buku KIA anjurkan
ibu untuk datang kembali 1 bulan lagi dengan imunisasi lanjutan Polio 1 pada
tanggal 25-06-2023.

Evaluasi : Ibu mengerti.

36
BAB IV

PEMBAHASA

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan


tubuh terhadap suatu penyakit maupun antigen, sehingga bila suatu saat terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami penyakit rinngan saja
(KementrianKesehatan, 2016).
Vaksin adalah produk biologi antigen yang berupa mikroorganisme yang sudah
mati atau yang masih hidup yang dilemahkan, yang telah diolah menjadi toksoid atau
protein rekombinan yang ditambahkan dengan zat lainnya yang bila diberikan kepada
seseorang dapat menciptakan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu (PeraturanKementrianKesehatan, 2017).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat pemberian imunisasi yakni bayi
atau anak dalam keadaan sehat, teknik pemberian imunisasi yang benar, vaksin berada
di lemari es tertentu dan tidak tercampur bahan lain, serta tepat dosis. Selain itu ada
beberapa efek samping yang terjadi pasca pemberian imunisasi yakni banyak pada
bekas penyuntikan dan demam yang berlangsung ± 1-2 hari (Depkes RI, 2011)
Pada By.“G” dilakukan Asuhan Kebidanan didapatkan data subyektif yakni ibu
mengatakan saat ini bayinya dalam keadaan sehat dan ingin mendapatkan imunisasi
BCG. Sebelumnya bayinya sudah mendapatkan imunisasi Vit-K dan HB-0. Dari hasil
pemeriksaan dan pengkajian pada by.“G” tidak adanya keluhan. Berat badan bayi
3200 gram, panjang badan 50 cm, dan lingkar kepala 37 cm. Untuk hasil pemeriksaan
fisik yang dilakukan menunjukkan bahwa by.“G” dalam keadaan sehat dengan muka
tidak pucat, sclera putih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada labio schiziz
dan labio palatoschizis, tidak ada retraksi dinding intercostae, perut tidak kembung dan
tidak membuncit.
Untuk pemeriksaan tumbuh kembang bayi sudah dapat dengan baik
menggenggam, belum dapat menoleh kekanan dan kekiri, dapat menetap ke ibu, dapat
tersenyum, dapat menggerakkan kaki dan tangan dan reflex masih terlihat. Sehingga
didapatkan diagnosa bayi sehat usia 2 minggu 2 hari dengan pro imunisasi BCG.

37
Bayi yang sehat mendapatkan asuhan seperti pemenuhan nutrisi yang cukup,
ukur lingkar kepala dan berat badan, beri imunisasi BCG, dan lakukan stimulasi
mental. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, maka dilakukan asuhan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat untuk by.“G”.
Dengan demikian, berdasarkan teori dan kasus yang ada tidak terjadi
kesenjangan dalam pelaksanaan sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan by“G” sesuai dengan usia dan tidak ada masalah yang berarti
untuk ditindak lanjut

38
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Bayi Sehat pada By.“G” usia 2 minggu 2
hari di PKM Krembangan Selatan dan mengacu pada tujuan khusus maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

Pengkajian Pada pengkajian dilakukan anamnesa yang berkaitan dengan


wawancara kepada orang tua dan untuk melengkapi data objektif melalui
pemeriksaan, pesan didapatkan masalah untuk ditindak lanjuti.

Identifikasi diagnosa/masalah berdasarkan hasil pengkajian yang telah


dilaksanakan didapatkan diagnosa yaitu by“G” dengan bayi sehat usia 2 minggu 2
hari tidak ditemukan masalah potensial

Antisipasi diagnosa/masalah/potensial dari identifikasi tidak ditemukan


diagnosa atau masalah potensial dan tidak diperlukan kebutuhan segera.

Intervensi Diagnosa : By.“G” dengan bayi sehat usia 2 minggu 2 hari


Intervensi : Adapun rencana yang dilakukan atau dilaksanakan yaitu

1. Pendekatan terapeutik

2. Jelaskan maksud dan tujuan imunisasi

3. Beritahu ibu akan timbul reaksi imunisasi tersebut

4. Persiapan alat untuk imunisasi

5. Lakukan penyuntikan imunisasi BCG

6. Motivasi ibu untuk mengompres bekas suntikan dengan air matang

39
Evaluasi Diagnosa : By.“G” dengan bayi sehat usia 2 minggu 2 hari Evaluasi

S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang disampaikan bidan dan ibu
merasa senang dengan kondisi bayinya

O : Ibu dapat mengungkapkan kembali secara sederhana tentang penjelasan yang


diberikan oleh bidan

A : By.“G” usia 2 minggu 2 hari dengan imunisasi BCG

P :1. Motivasi ibu untuk kontrol, agar dapat dideteksi tumbuh kembang bayinya

2. Motivasi ibu untuk menjaga kesehatan bayinya

3. Motivasi ibu untuk memberikan bayinya ASI eksklusif saja sampai bayi
usia 6 bulan, tanpa memberikan makanan tambahan.

5.2 Saran

Saran teoritis

1. Disarankan kepada penulis lain agar dapat melakukan pengkajian dan


pemeriksaan lebih mendalam lagi agar dapat meminimalisir terjadinya KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

2. Disarankan kepada penulis diharapkan agar dapat terus memertahankan serta


mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang professional untuk
membantu menurunkan angka mortalitas dan morbiditas di Indonesia.

3. Saran Praktis Disarankan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Griya Husada Surabaya angkatan 23 diharapkan agar dapat terus memertahankan
serta mengembangkan niat untuk membaca, khususnya yang berhubungan dengan
materi kuliah, sehingga pengetahuan yang sudah didapat tidak berhenti namun
terus bertambah dan dapat digunakan dikehidupan masyarakat.

40
DAFTAR PUSTAKA

Varney, H., 2011. Buku-Ajar Asuhan Kebidanan (edisi-4). Jakarta: EGC

Wildan, M., 2010. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih, 2014. Jakarta: EGC.

Behrman, V., 2010. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 1. Jakarta: Rikena


Cipta Cahyono,2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.

Yogyakarta: Kanisius.

Depkes, RI., 2011. Profil Kesehatan Tahun 2011. Jakarta: Depkes

Hidayat, A.A.A., 2014. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes, 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes, 2017. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Lockhart. A dan Saputra, L., 2014. Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita

Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Notoatmodjo,S.,2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jkt:Rikena Cipta.

Perry dan Potter, 2010. Fundamental of Nursing Edisi 7. Jakarta:Salemba Medika.

Prawirohardjo,S.,2014. Ilmu Kebidanan.

Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ranuh, I.G.N.,2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 3.

Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Imdonesia

41

Anda mungkin juga menyukai