Disusun Oleh :
INOL SEPTIANI
21.24.1523
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa unruk disetujui dan disahkan Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga
pada Keluarga Tn”A” dengan salah satu anggota keluarga Pasangan Usia Subur
Tidak KB di Wilayah Kelurahan Pradahkali Kendal Kecamatan Dukuh Pakis RW
01B, RT 07 Surabaya.
Pada tanggal:
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna atas
berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Keluarga Pada Keluarga Tn. “A” dengan Pasangan Usia Subur Tidak KB, di
Wilayah RT 07 RW 1B Kelurahan Pradahkali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis
Surabaya. Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini merupakan tugas terstruktur
untuk memenuhi target kurikulum dan merupakan kewajiban bagi seluruh
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada Surabaya.
Dalam penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, penulis
mendapatkan bantuan dari banyak pihak dalam bentuk dukungan serta bimbingan
pada penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Khusnul selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya
2. dr. Raymond F. Runtu, Sp.PK.,MBA, selaku Ketua STIKES Griya Husada
Surabaya
3. Deasy Elvianita, S.ST.,M. Keb, selaku Ka Prodi D III Kebidanan dan
pembimbing pendidikan STIKES Griya Husada Surabaya.
4. Ulik Widya Nariswari, SST selaku Bidan Kelurahan Pradahkali Kendal
5. Tokoh Masyarakat, perangkat kelurahan, kader yang ada di RT 05,06,07,08 RW
1B Kelurahan Pradahkali Kendal Surabaya
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan sehingga terselesainya
Asuhan Kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus ditambahkan pada
laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, oleh karenanya penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pihak untuk penyusunan laporan Asuhan Kebidanan
Keluarga selanjutnya dapat lebih baik dan bermanfaat bagi semua yang membaca.
Surabaya, Februari 2023
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
3.1.2 Data Khusus
3.1.3 Data Objektif
3.1.4 Analisa Data
3.1.5 Interpretasi Data
3.1.6 Prioritas masalah
3.1.7 Catatan perkembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
melalui promosi, perlindungan dan bantuan dalam hak-hak reproduksi untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak
kehamilan, membina ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2015).
Menurut BKKBN, peserta KB aktif di antara Pasangan Usia Subur (PUS)
tahun 2020 sebesar 67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019
sebesar 63,31% berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia, Tahun 2019. Pola
pemilihan jenis alat kontrasepsi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa
sebagian besar akseptor memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9%,
diikuti oleh pil sebesar 19,4%. Jika dilihat dari efektivitas, kedua jenis alat ini
termasuk metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas dalam
pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
Pola ini terjadi setiap tahun, dimana peserta lebih banyak memilih metode
kontrasepsi jangka pendek dibandingkan metode kontrasepsi jangka panjang
(IUD, implan, MOW dan MOP). (Profil kesehatan 2020).
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 6 Tahun 2020, Visi
Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang
Seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Misi :
1
6. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan
SDM aparatur
Semua alat kontrasepsi pasti ada keuntungan dan kerugian, begitu juga
kontrsepsi suntik. Kontrasepsi suntik juga memiliki dampak baik dan dampak
buruk bagi pengguna. Menurut Saroha Pinem (2014) dampak baiknya antara
lain sangat efektik dan mempunyai efek mencegah kehamilan jangka panjang,
tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak berpengaruh terhadap ASI, mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak
2
payudara, mencegah beberapa penyakit radang panggul, menurunkan krisis
anemia bulan sabit, sedikit efek samping. Klien tidak perlu menyimpan obat
suntik dan juga dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
perimenopause. (Saroha Pinem, 2014)
3
Dalam melakukan pengkajian pada keluarga Tn. “A” penyusun
menemukan masalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang KB serta
manfaat KB untuk dirinya sendiri.
1.2 Tujuan
1.1.2 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa STIKES Griya Husada Surabaya Prodi D III
Kebidanan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan keluarga dengan
Komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
4
Dalam menyusun Asuhan Kebidanan ini penulis melakukan konsultasi dan
bimbingan baik dengan pembimbing lahan maupun
pembimbing pendidikan.
1.4 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Metode Penulisan
1.3.1 Studi Kepustakaan
1.3.2 Praktik Langsung
1.3.3 Bimbingan dan Konsultasi
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Keluarga BAB
3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
3.1.2 Data Khusus
3.1.3 Data Objektif
3.1.4 Analisa Data
3.1.5 Interpretasi Data
3.1.6 Prioritas masalah
3.1.7 Catatan perkembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, N., 2010).
Menurut BKKBN (1992) yang dikutip oleh Bakri (2016) bahwa keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya.
Menurut Saifuddin, A.B (2015) keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menyiptakan, memertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial tiap anggota keluarga.
Dapat disimpulkan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih di dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya yang
terikat aturan dan emosional dan individu memunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 6 Tahun 2020, Visi
Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang
Seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Misi :
6
10. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat dan
kerjasama global.
11. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi.
12. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan
SDM aparatur
7
2.1.4 Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berani (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Kelurga Kabitas (Cohabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
(Effendy, N., 2010)
2.1.5 Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
2.1.6 Peranan dalam keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
8
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu memunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peran
sosialnya serta angota masyarakat dari lingkunganya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, N., 2010)
2.1.7 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dilakukan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Menyari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
9
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,
dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilinya.
b. Memersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya
sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
(Effendy, N., 2010)
2.1.8 Tugas-tugas keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing- masing
4. Sosialisasi antara anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
(Effendy, N., 2010)
2.1.9 Ciri-ciri keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat dan
8. Memunyai semangat gotong royong (Effendy, N., 2010)
10
2.1.10 Pola Kehidupan keluarga indonesia
1. Dinamis Daerah pedesaan
a. Tradisional
b. Agraris
c. Tenang
d. Sederhana
e. Akrab
f. Menghormati orang tua
2. Daerah perkotaan
a. Rasional
b. Konsumtif
c. Demokratis
d. Individual
e. Terlibat dalam kehidupan politik.
(Effendy, N., 2010)
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana
2.2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (family planning/planned parenthood) merupakan
suatu usaha menjarangkan atau merencanankan jumlah dan jarak kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi. (Winarsih, 2015)
Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi. (Sulistyawati, 2018)
Pengertian keluarga berencana menurut Arum (2019) tercantum dalam
UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian
peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Sari, dkk, 2010)
2.2.2 Tujuan Gerakan KB Nasional
1. Tujuan Umum
11
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang
menjadi dasar bagi terwujudkan masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertumbuhan
penduduk di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk, keluarga
untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan
kelahiran.
(Effendy, N., 2010)
2.2.3 Sasaran Program KB
1. Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda yang belum ke-KB.
2. PUS istirahat dan PUS yang sudah ber-KB.
3. Pemuda terutama remaja untuk penanaman penghayatan NKKBS.
4. Peserta KB lestari dan purna kencana (peserta KB yang sudah
menopause) untuk menjadi kader atau penggerak program KB.
5. Keluarga masyarakat yang masih sukar untuk diajak ber-KB dan keluarga
masyarakat di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
6. Kaum pria sebagai usaha meningkatkan peran dan partisipasinya dalam
pelaksanaan program perkembangan NKKBS.
7. KPKIA yang mengarah pada kesejahteraan balita dan ibunya. (Effendy,
N., 2010)
2.2.4 Macam-macam metode kontrasepsi
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alat
1) Metode kalender.
2) Suhu badan basal.
3) Metode serviks.
4) Coitus interuptus.
b. Dengan alat :
1) Mekanis
12
a) Kondom.
b) Diafragma.
c) Kap serviks.
d) Spons (intra vaginal).
2) Kimiawi
Spermisida (vagina cream, jelly, foam, suppositoria tablet atau
busa).
2. Metode Modern
a. Hormonal
1) Injeksi atau suntikan : 1 bulan (cyclofem), 3 bulan (depoprovera).
2) Per oral (pil oral combine, mint pil, morning after pil).
3) Inflant (norflant, implanon, indoplant).
b. IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
c. Kontrasepsi mantap
1) MOW (Medis Operatif Wanita).
2) MOP (Medis Operatif Pria) (Depkes RI,
2014).
13
2.2.5 Perencanaan keluarga dan penapisan klien
1. Urutanan Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional
2. Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi
adalah untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, masalah (misalnya diabetes atau tekanan
darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pegelolaan lebih lanjut.
Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap
tidak memerlukan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan
laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak
diperlukan karena:
a) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (16-35 tahun)
dan umumnya sehat.
b) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan
perhatian jarang didapatkan pada umur sebelum 35 atau 40 tahun
14
c) Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia lebih baik dari pada
produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang
menimbulkan masalah medis.
d) Pil progestin, suntikan dan susuk bebas dari efek yang berhubungan
esterogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih
rendah dari pil kombinasi.
(Biran Affandi, dkk. 2011)
2.2.6 Konseling KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci SATU TUJU
15
U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian kapan klien akan kembali untuk melalukan
pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk
kembali jika terjadi suatu masalah.
2.3.2 Tujuan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn “A” dengan ketidakikutsertaan KB
dalam konteks keluarga bertujuan untuk :
1. Merencanakan keluarga berencana.
2. Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Varney, H., 2014)
2.3.3 Langkah-langkah manajemen kebidanan
1. Pengkajian a. Data Subyektif
1) Data umum
a) Alamat
Meliputi lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat
untuk mengetahui
dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah
Identitas keluarga
16
(1) Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala keluarga dan
menyegah kekeliruan bila ada kesamaan nama.
(2) Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga, perkawinan
yang sehat dilakukan pada usia diatas 20 tahun bagi wanita dan
diatas 25 tahun bagi pria.
17
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga
penanganan apa saja yang sudah diterima dan hasil yang didapat, apakah
penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan tuntas atau belum.
d) Pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan, berapa kali
periksa kehamilannya, persalinan spontan atau buatan, aterm atau
prematur, nifas adakah perdarahan, panas.
e) Pemberian makanan tambahan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu melaksanakan program ASI
eksklusif pada saat anaknya masih bayi yaitu pemberian ASI sampai bayi
berusia 6 bulan dan setelah itu diberikan makanan tambahan.
f) Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah ibu melaksanakan program KB serta
menilai pengetahuan ibu bertahap KB yang telah dipilih dan digunakan
tentang manfaat dan efek samping dari KB.
g) Pola kebiasaan
(1) Pola tidur : untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.
(2) Pola nutrisi : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga
dan untuk mengetahui bahan makanan apakah yang dikonsumsi oleh
keluarga.
(3) Pola kebersihan diri : Menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu
mencegah infeksi, diusahakan mandi dengan air bersih dan ganti
pakaian setiap kali kotor.
(4) Pola eliminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola
buang air kecil anggota keluarga, dan untuk mengetahui fungsi alat
pencernaan.
(5) Penggunaan waktu senggang Penggunaan waktu senggang keluarga
menggunakan waktu untuk berkumpul bersama anggota keluarga,
nonton TV dan berbincang-bincang dengan tetangga.
(Varney, H., 2007)
b. Data Objektif
1) Tanda-tanda vital
a) Suhu normal 360-370C, jika > 380C kemungkinan terjadi infeksi.
18
b) Nadi normal 60-80 x/menit.
c) Pernafasan normal 18-20 x/menit.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : Dasar bersih atau kotor, apakah ada lesi.
Muka : Pucat atau tidak, oedema atau tidak.
Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, conjungtiva tidak pucat.
Hidung : Simetris, polip ada atau tidak, keluar cairan atau tidak.
Mulut : Bibir kering atau tidak, pucat atau tidak, adakah tanda
Rhagaden dan stomatitis.
19
4. Susunan Prioritas Masalah
Menurut Effendy. N (2010) untuk mengatasi masalah keluarga yang dibina
secara keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan prioritas
masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang mengancam kesehatan
keluarga itulah yang menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas
masalah keluarga tetap maka dilakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan skala prioritas. Skala prioritas dalam menyusun masalah
kesehatan keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan keluarga
perlu disusun skala prioritas, sebagai berikut Tabel
2.1
Susunan Prioritas Masalah
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah Skala 1
:
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala 2
:
Dengan masalah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat diubah Skala 1
:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah ….
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
20
Skor X Bobot
Angka tertinggi
BAB 3
21
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA Tn. “A”
DENGAN TIDAK MENJADI AKSEPTOR KB
DI RT 07 RW 1B KELURAHAN PRADAHKALI KENDAL
SURABAYA
3.1. Pengkajian
Tanggal: 2 Februari 2024 Pukul: 10.00
3.1.1 Data Umum
1. Data Subyektif
Wilayah : Dukuh Pakis
Kecamatan : Dukuh Pakis
Kelurahan : Dukuh Pakis
RT : 07
RW : 1B
Data Suami
Nama : Abd. Rochman
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pradahkali Kendal RW
1B, RT 07, Gg. 4 No 34
Data Ibu
Nama : Rusweni
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta/Jualan
Alamat : Pradahkali Kendal RW
1B, RT 07, Gg. 4 No 34
22
Status Perkawinan : Menikah 1 kali, lama 20 tahun
Penghasilan : Rp. 3.000.000/bulan a. Susunan
anggota keluarga
No Nama Jenis Umur Hubung Pekerjaa Pendidika Keadaan
Kelami n/Sekola n Kesehatan
an
n h
dengan Waktu
Kepala Kunjungan
Keluarg
a
1. Ny. “R” P 48 Istri Tidak SD Sehat
tahun bekerja
23
c. Genogram Keluarga
Abd.
Rusweni
Rochman
48
48
24
seperti batuk, pilek dan demam dan selalu berobat di Tenaga
kesehatan.
d. An. “R” tidak pernah menderita penyakit berat yang menyebabkan
dirawat dirumah sakit. An. “R” hanya pernah menderita sakit ringan
seperti batuk, pilek dan demam dan selalu berobat di Tenaga
kesehatan.
3. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
a. Tn. “A” mengatakan saat ini dirinya dalam keadaan sehat.
b. Ny. “R” mengatakan saat ini dirinya dalam keadaan sehat.
c. An. “V”, ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keadaan sehat
d. An. “R”, ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keadaan sehat.
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Banyak : 4-5x ganti pembalut/hari
Warna : Merah Segar
Fluor Albus : Kadang-kadang
Dismenorrhoe : Tidak ada
5. Tanggapan ibu terhadap KB
a. Riwayat Penggunaan KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi Pil KB selama
8 bulan sesudah melahirkan anak pertama
b. Alasan Tidak Menggunakan KB
Ibu mengatakan ingin mempunyai anak lagi
25
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Kebiasaan Tn. “A” Ny. “R” An. “V” An.”R”
Pola Makan makan 3 x makan 3 x makan 3 x makan 3 x
sehari dengan sehari dengan sehari sehari
nasi, lauk pauk. nasi, lauk
terkadang pauk. dengan nasi, sayur dengan nasi, sayur
diselingi makan terkadang dan lauk pauk, dan lauk pauk,
buah dan diselingi makan terkadang terkadang
camilan Minum buah dan diselingi makan diselingi makan
air putih 8-9 camilan Minum buah dan camilan buah dan camilan
gelas/hari. air putih 8-9 seperti. seperti.
gelas/hari. Minum air putih Minum air putih
8-9 gelas/hari. 8-9 gelas/hari.
Pola Tidur tidak pernah Tidur siang tidur siang ± 2- tidur siang ± 2-
tidur siang 11.00-13.00 3 jam dari pukul 3 jam dari pukul
karena WIB tidur 11.00 WIB- 11.00 WIB-
bekerja, malam 21.00 14.00 WIB, dan 14.00 WIB, dan
tidur malam WIB- tidur malam tidur malam
pukul 04.00 WIB. pukul 20.00 pukul 20.00
21.00 WIB- WIB-05.30WIB. WIB-05.30WIB.
04.00WIB
gigi setiap kali kali mandi,cuci gosok gigi setiap gosok gigi setiap
26
pakaian setiap sehabis mandi sehabis mandi sehabis mandi
sehabis mandi atau atau bila kotor atau bila kotor. atau bila kotor.
bila kotor.
Pola Eliminasi BAB 1-2x setiap BAB 1-2x BAB 1-2x BAB 1-2x
Pola Aktivitas Setiap hari bekerja Ibu rumah Bersekolah dari Bersekolah dari
pukul 06.30 – pukul 06.30 –
berangkat ± pukul tangga
12.00 WIB dan 12.00 WIB dan
08.00 – 18.00 bermain dirumah. bermain dirumah
WIB.
27
Pola Seksual Tn. “A” Ny. “R” - -
mengatakan
mengatakan
melakukan
hubungan seksual melakukan
seminggu 2 kali, hubungan
tidak ada keluhan.
seksual
seminggu 2 kali,
tidak ada
keluhan.
2. Data Objektif
1. Data Umum
a. Rumah
28
Luas : 4 x 16 m2
Jenis rumah : Semi permanen
Dinding : Tembok
Atap : Asbes
Lantai : Keramik
Pencahayaan : menggunakan 5 buah jendela ( 1m x 50cm), pintu
(1,8 m x 900cm), dan 8 buah lampu.
29
f. Denah Rumah
DAPUR
DAPUR
(220 cm x 520 cm)
WC (120 cm x 150 cm)
Lorong
(240 cm x 6 m) KAMAR (250 cm x 250 cm)
pintu
Keterangan: BT
Rumah menghadap ke arah timur.
S
I : Ruang tamu (250 cm x 520 cm)
II : Kamar tidur (250 cm x 250 cm)
III : Dapur (220 cm x 520 cm)
IV : Kamar mandi (120 cm x 150 cm)
Teras : (200 cm x 520 cm)
2. Data Khusus
a. Data Tn. “A”
Pemeriksaan Umum
30
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compossmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
BB : 73 kg
TB : 160 cm
LILA : 33 cm
Pemeriksaan Fisik Tn. “A”
Wajah : Tidak pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat
Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, bersih
Extremitas atas : simetris, tidak oedem, kuku tidak pucat
b. Data Ny. “R”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 62 kg
TB : 155 cm
LILA : 28 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis,
bersih Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi.
31
c. Data An. “V”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD :110/87 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 53 kg
TB : 158 cm
LILA : 25 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
d. Data An.”R”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD :115/95 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 45 kg
TB : 158 cm
LILA : 24 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih
32
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Kesimpulan :
Keadaan Kesehatan keluarga Tn. “A” sehat baik istri maupun anak.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada anggota keluarga yang
bermasalah yaitu Ny. “R” tidak ber KB karena memiliki riwayat penyakit
diabetes .
3. ANALISA
WUS usia 48 tahun dengan jumlah anak 3 dan tidak ber-KB
4. PENATALAKSANAAN
1. Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam alat kontrasepsi
2. Motivasi ibu untuk ber-Kb dan menggunakan alat kontrasepsi yang
cocok dengan kondisinya saat ini
3. njurkan ibu untuk menggunakan KB sederhana sementara, selama ibu
belum ber-Kb jangka panjang/ kontrasepsi mantap.
3.1.2 PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah
kesehatan,
33
3. Potensi pencegahan : 3 1 Masalah dapat diubah
Tinggi dengan penyuluhan yang
tepat terutama partisipasi
keluarga dalam
mendukungnya
Total Skor 5
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
34
P : -Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam
alat kontrasepsi
CATATAN PERKEMBANGAN II
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
P : -Memberitahu ibu bahwa jika tidak ber KB dan jika
terjadi kehamilan akan beresiko tinggi bagi ibu dan janin
35
O : KU : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
P : - tidak memaksa ibu untuk melakukan KB karena ibu
tetap tidak mau
36
BAB IV
PEMBAHASAN
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi keluarga dan pasien agar tetap mempertahankan kerja sama yang telah
terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan tindakan
sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai keluarga.
38
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Hafani. 2012. Efek Samping Suntik KB. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Sulistyawat, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.
39