Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA Tn. “A” DENGAN


TIDAK MENJADI AKSEPTOR KB
DI RT 07 RW 1B KELURAHAN DUKUH PAKIS
SURABAYA

Disusun Oleh :

INOL SEPTIANI
21.24.1523

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GRIYA HUSADA SURABAYA
PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN 2024/2025

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa unruk disetujui dan disahkan Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga
pada Keluarga Tn”A” dengan salah satu anggota keluarga Pasangan Usia Subur
Tidak KB di Wilayah Kelurahan Pradahkali Kendal Kecamatan Dukuh Pakis RW
01B, RT 07 Surabaya.
Pada tanggal:

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Sekolah Pembimbing Lahan Praktik


Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada Puskesmas Dukuh Kupang
Surabaya

Deasy Elvianita, SST.,M.Keb Ulik Widya Nariswari, SST


NIDN: 0705089204

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna atas
berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
Keluarga Pada Keluarga Tn. “A” dengan Pasangan Usia Subur Tidak KB, di
Wilayah RT 07 RW 1B Kelurahan Pradahkali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis
Surabaya. Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini merupakan tugas terstruktur
untuk memenuhi target kurikulum dan merupakan kewajiban bagi seluruh
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada Surabaya.
Dalam penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, penulis
mendapatkan bantuan dari banyak pihak dalam bentuk dukungan serta bimbingan
pada penulis, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Khusnul selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya
2. dr. Raymond F. Runtu, Sp.PK.,MBA, selaku Ketua STIKES Griya Husada
Surabaya
3. Deasy Elvianita, S.ST.,M. Keb, selaku Ka Prodi D III Kebidanan dan
pembimbing pendidikan STIKES Griya Husada Surabaya.
4. Ulik Widya Nariswari, SST selaku Bidan Kelurahan Pradahkali Kendal
5. Tokoh Masyarakat, perangkat kelurahan, kader yang ada di RT 05,06,07,08 RW
1B Kelurahan Pradahkali Kendal Surabaya
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan sehingga terselesainya
Asuhan Kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus ditambahkan pada
laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, oleh karenanya penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pihak untuk penyusunan laporan Asuhan Kebidanan
Keluarga selanjutnya dapat lebih baik dan bermanfaat bagi semua yang membaca.
Surabaya, Februari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Metode Pelaksanaan

1.4 Sistematika Penulisan


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Keluarga


BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
3.1.2 Data Khusus
3.1.3 Data Objektif
3.1.4 Analisa Data
3.1.5 Interpretasi Data
3.1.6 Prioritas masalah
3.1.7 Catatan perkembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
melalui promosi, perlindungan dan bantuan dalam hak-hak reproduksi untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak
kehamilan, membina ketahanan serta kesejahteraan anak (BKKBN, 2015).
Menurut BKKBN, peserta KB aktif di antara Pasangan Usia Subur (PUS)
tahun 2020 sebesar 67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019
sebesar 63,31% berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia, Tahun 2019. Pola
pemilihan jenis alat kontrasepsi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa
sebagian besar akseptor memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9%,
diikuti oleh pil sebesar 19,4%. Jika dilihat dari efektivitas, kedua jenis alat ini
termasuk metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas dalam
pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
Pola ini terjadi setiap tahun, dimana peserta lebih banyak memilih metode
kontrasepsi jangka pendek dibandingkan metode kontrasepsi jangka panjang
(IUD, implan, MOW dan MOP). (Profil kesehatan 2020).
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 6 Tahun 2020, Visi
Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang
Seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Misi :

1. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas


dan struktur penduduk seimbang.
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara
komprehensif.
3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai
siklus hidup.
4. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat dan
kerjasama global.
5. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi.

1
6. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan
SDM aparatur

Menurut World Health Organization, Keluarga Berencana (Family


Planning) dapat memungkinkan pasangan usia subur (PUS) untuk
mengantisipasi kelahiran, mengatur jumlah anak yang diinginkan, dan
mengatur jarak serta waktu kelahiran. Hal ini dapat dicapai melalui
penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas. Jadi, Keluarga
Berencana (Family Planning) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan alat
kontrasepsi yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia
sejahtera.

Cakupan akseptor KB aktif di Surabaya pada tahun 2022 sebesar 29.472,


dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebesar 52.7912, dan hampir
separuhnya menggunakan metode kontrasepsi suntik.(Opendata
Surabaya,2022).

Laporan bidan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian


kesehatan (RISKESDAS) 2022 juga menyebutkan terjadi peningkatan
prevalensi untuk pelayanan kesehatan ibu antara lain penggunaan KB saat ini
cara modern maupun cara tradisional, dimana untuk angka meningkat dari
59,7% pada tahun 2013 menjadi 74,80% pada tahun 2016, dengan variasi
antar provinsi mulai dari terendah di papua 55,39% sampai yang tertnggi
maluku utara 87,03%. Data menunjukkan dari 74,80% yang menggunakan
KB saat ini, 73.3% menggunakan cara moden. (Kemenkes RI, 2016).

Semua alat kontrasepsi pasti ada keuntungan dan kerugian, begitu juga
kontrsepsi suntik. Kontrasepsi suntik juga memiliki dampak baik dan dampak
buruk bagi pengguna. Menurut Saroha Pinem (2014) dampak baiknya antara
lain sangat efektik dan mempunyai efek mencegah kehamilan jangka panjang,
tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan
pembekuan darah, tidak berpengaruh terhadap ASI, mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak

2
payudara, mencegah beberapa penyakit radang panggul, menurunkan krisis
anemia bulan sabit, sedikit efek samping. Klien tidak perlu menyimpan obat
suntik dan juga dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
perimenopause. (Saroha Pinem, 2014)

Efek samping yang disebabkan oleh KB suntik 3 bulan adalah


kenaikan berat badan. Kandungan hormon (estrogen dan progesteron) dapat
mengubah metabolisme cairan dalam tubuh seringkali dapat menyebab
retensic airan (edema). Para wanita pengguna kontrasepsi hormonal dapat
mengalami kenaikan berat badan sampai 10 kg, kenaikan ini biasanya
merupakan efek samping yang muncul temporer dan terjadi pada bulan
pertama selama 4-6 minggu.

Berdasarkan penelitian yang ditulis Journal Contraception efek


samping seperti muntah, terjadi pembengkakan pada kaki, sakit kepala, malas,
nafas pendek, sakit pada bagian perut. (Guyton, 2012)

Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa, maka


dilaksanakan program KB. Program ini dilakukan mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) yang berorientasi pada catur
warga. Unsur-unsur keluarga dalam bentuk Pasangan Usia Subur (PUS) ibu
dan anak menjadi sasaran utama, baik untuk program KB maupun bagi
program pembangunan kesehatan. (Hanafi Hartanto, 2018)

Tercatat jumlah peserta KB baru sampai dengan bulan Mei 2020


sebesar 2.015.089 akseptor. Capaian peserta KB baru mengalami penurunan
secara signifikan pada bulan April dan Mei karena dampak dari wabah covid-
19. (BKKBN 2020)

Masalah kurangnya pengetahuan tentang KB merupakan masalah


yang tidak dirasakan oleh keluarga, karena keluarga terutama di desa masih
menganut kebiasaan-kebiasaan adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan.
Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misal: pendidikan,
sosial, ekonomi, pengetahuan dan yang paling kuat mempengaruhi adat
istiadat, diantaranya adalah KB.

3
Dalam melakukan pengkajian pada keluarga Tn. “A” penyusun
menemukan masalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang KB serta
manfaat KB untuk dirinya sendiri.

1.2 Tujuan
1.1.2 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa STIKES Griya Husada Surabaya Prodi D III
Kebidanan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan keluarga dengan
Komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa Kebidanan mampu:


1. Melakukan pengkajian data Subjektif pada keluarga dengan masalah KB
2. Melakukan pengkajian data Objektif pada keluarga dengan masalah KB
3. Menentukan Analisa Data pada keluarga dengan masalah KB
4. Melakukan Penatalaksanaan pada keluarga dengan masalah KB
1.3 Metode pelaksanaan praktik

1.3.1 Studi Kepustakaan


Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini sebagai pedoman, penulis
memelajari literature-literatur yang ada di perpustakaan tentang kontrasepsi
dan Kesehatan Reproduksi.
1.3.2 Praktik Langsung
Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan penulis secara langsung pada
keluarga Tn. “A” pada tanggal 5 Februari 2024 untuk memperoleh
gambaran tentang identitas masing-masing anggota. Penyakit lain yang
pernah diderita, sosial, budaya dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk dapat
bersama-sama keluarga binaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada. Adapun pengumpulan data ini dilakukan melalui :
1. Wawancara;
2. Observasi / pengamatan; dan
3. Data Subjektif dan Objektif
1.3.3 Bimbingan dan Konsultasi

4
Dalam menyusun Asuhan Kebidanan ini penulis melakukan konsultasi dan
bimbingan baik dengan pembimbing lahan maupun
pembimbing pendidikan.
1.4 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Metode Penulisan
1.3.1 Studi Kepustakaan
1.3.2 Praktik Langsung
1.3.3 Bimbingan dan Konsultasi
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Keluarga BAB
3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
3.1.2 Data Khusus
3.1.3 Data Objektif
3.1.4 Analisa Data
3.1.5 Interpretasi Data
3.1.6 Prioritas masalah
3.1.7 Catatan perkembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, N., 2010).
Menurut BKKBN (1992) yang dikutip oleh Bakri (2016) bahwa keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya.
Menurut Saifuddin, A.B (2015) keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menyiptakan, memertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial tiap anggota keluarga.
Dapat disimpulkan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih di dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya yang
terikat aturan dan emosional dan individu memunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 6 Tahun 2020, Visi
Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang
Seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Misi :

7. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas


dan struktur penduduk seimbang.
8. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara
komprehensif.
9. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai
siklus hidup.

6
10. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat dan
kerjasama global.
11. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi.
12. Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan
SDM aparatur

2.1.2 Ciri-ciri keluarga

1. Diikat dalam suatu tali perkawinan;


2. Ada hubungan darah;
3. Ada ikatan batin;
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya;
5. Ada pengambilan keputusan;
6. Kerjasama diantara anggota keluarga; 7. Komunikasi interaksi antar
anggota keluarga dan
8. Tinggal dalam suatu rumah.
(Effendy, N., 2010)
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
(Yunianti., 2016)

7
2.1.4 Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berani (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Kelurga Kabitas (Cohabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
(Effendy, N., 2010)
2.1.5 Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
2.1.6 Peranan dalam keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu

8
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu memunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peran
sosialnya serta angota masyarakat dari lingkunganya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, N., 2010)
2.1.7 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dilakukan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Menyari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga

9
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,
dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilinya.
b. Memersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya
sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
(Effendy, N., 2010)
2.1.8 Tugas-tugas keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing- masing
4. Sosialisasi antara anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
(Effendy, N., 2010)
2.1.9 Ciri-ciri keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat dan
8. Memunyai semangat gotong royong (Effendy, N., 2010)

10
2.1.10 Pola Kehidupan keluarga indonesia
1. Dinamis Daerah pedesaan
a. Tradisional
b. Agraris
c. Tenang
d. Sederhana
e. Akrab
f. Menghormati orang tua
2. Daerah perkotaan
a. Rasional
b. Konsumtif
c. Demokratis
d. Individual
e. Terlibat dalam kehidupan politik.
(Effendy, N., 2010)
2.2 Konsep Dasar Keluarga Berencana
2.2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (family planning/planned parenthood) merupakan
suatu usaha menjarangkan atau merencanankan jumlah dan jarak kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi. (Winarsih, 2015)
Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi. (Sulistyawati, 2018)
Pengertian keluarga berencana menurut Arum (2019) tercantum dalam
UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian
peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Sari, dkk, 2010)
2.2.2 Tujuan Gerakan KB Nasional
1. Tujuan Umum

11
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam mewujudkan NKKBS yang
menjadi dasar bagi terwujudkan masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertumbuhan
penduduk di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk, keluarga
untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara menjarangkan
kelahiran.
(Effendy, N., 2010)
2.2.3 Sasaran Program KB
1. Pasangan Usia Subur (PUS) usia muda yang belum ke-KB.
2. PUS istirahat dan PUS yang sudah ber-KB.
3. Pemuda terutama remaja untuk penanaman penghayatan NKKBS.
4. Peserta KB lestari dan purna kencana (peserta KB yang sudah
menopause) untuk menjadi kader atau penggerak program KB.
5. Keluarga masyarakat yang masih sukar untuk diajak ber-KB dan keluarga
masyarakat di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
6. Kaum pria sebagai usaha meningkatkan peran dan partisipasinya dalam
pelaksanaan program perkembangan NKKBS.
7. KPKIA yang mengarah pada kesejahteraan balita dan ibunya. (Effendy,
N., 2010)
2.2.4 Macam-macam metode kontrasepsi
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alat
1) Metode kalender.
2) Suhu badan basal.
3) Metode serviks.
4) Coitus interuptus.
b. Dengan alat :
1) Mekanis

12
a) Kondom.
b) Diafragma.
c) Kap serviks.
d) Spons (intra vaginal).
2) Kimiawi
Spermisida (vagina cream, jelly, foam, suppositoria tablet atau
busa).
2. Metode Modern
a. Hormonal
1) Injeksi atau suntikan : 1 bulan (cyclofem), 3 bulan (depoprovera).
2) Per oral (pil oral combine, mint pil, morning after pil).
3) Inflant (norflant, implanon, indoplant).
b. IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
c. Kontrasepsi mantap
1) MOW (Medis Operatif Wanita).
2) MOP (Medis Operatif Pria) (Depkes RI,
2014).

13
2.2.5 Perencanaan keluarga dan penapisan klien
1. Urutanan Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional

2. Penapisan Klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi
adalah untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, masalah (misalnya diabetes atau tekanan
darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pegelolaan lebih lanjut.
Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap
tidak memerlukan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan
laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak
diperlukan karena:
a) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (16-35 tahun)
dan umumnya sehat.
b) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan
perhatian jarang didapatkan pada umur sebelum 35 atau 40 tahun

14
c) Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia lebih baik dari pada
produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang
menimbulkan masalah medis.
d) Pil progestin, suntikan dan susuk bebas dari efek yang berhubungan
esterogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih
rendah dari pil kombinasi.
(Biran Affandi, dkk. 2011)
2.2.6 Konseling KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci SATU TUJU

SA : Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan

T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien


untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, tujuan, harapan serta keadaan kesehatan
dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang
diinginkan klien.

U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa


pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan
beberapa jenis kontrasepsi.

TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir


mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Pada akhirnya
yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang
tepat. Petugas dapat menanyakan tentang keputusan pemilihan
kontrasepsi.

J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi


pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika
diperlukan perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan
penggunaannya, serta manfaat dari alkon.

15
U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian kapan klien akan kembali untuk melalukan
pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika
dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk
kembali jika terjadi suatu masalah.

(Biran Affandi, dkk. 2011)


2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Keluarga
2.3.1 Pengertian
Asuhan Kebidanan adalah aktivitas atau intevensi yang dilaksanakan oleh
Bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/permasalahan khususnya
dalam bidan KIA/KB (Depkes RI, 2010 : 3).

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan


sebagai metode mengorganisir pilihan serta tindakan berdasarkan teori yang
ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk
mengambil keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2014).

2.3.2 Tujuan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn “A” dengan ketidakikutsertaan KB
dalam konteks keluarga bertujuan untuk :
1. Merencanakan keluarga berencana.
2. Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Varney, H., 2014)
2.3.3 Langkah-langkah manajemen kebidanan
1. Pengkajian a. Data Subyektif
1) Data umum
a) Alamat
Meliputi lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat
untuk mengetahui
dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan
rumah
Identitas keluarga

16
(1) Nama kepala keluarga : untuk dapat mengenal kepala keluarga dan
menyegah kekeliruan bila ada kesamaan nama.
(2) Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga, perkawinan
yang sehat dilakukan pada usia diatas 20 tahun bagi wanita dan
diatas 25 tahun bagi pria.

(3) Agama : dinyatakan untuk mengetahui kepercayaan yang dianut oleh


keluarga.
(4) Pendidikan : digunakan untuk mengetahui atau menentukan bahasa
yang digunakan dalam penyampaian informasi.
(5) Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial ekonomi
keluarga tersebut.
(6) Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi ayah dan
ibu.
(Varney, H., 2014)
b) Susunan anggota keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui jumlah keluarga dalam satu rumah, status
keluarga, hubungan dalam keluarga dan pengambil keputusan dalam
keluarga.
(Varney, H., 2014)
c) Genogram keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui silsilah keluarga dari keluarga istri dan
keluarga suami, serta keluarga yang telah dibina.
(Varney, H., 2014)
2) Data Khusus
a) Imunisasi
Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi setiap anggota keluarga.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana kesehatan dan
apabila dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan
kepercayaan keluarga pada tenaga kesehatan.
c) Jenis penyakit yang sering diderita

17
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga
penanganan apa saja yang sudah diterima dan hasil yang didapat, apakah
penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan tuntas atau belum.
d) Pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan, berapa kali
periksa kehamilannya, persalinan spontan atau buatan, aterm atau
prematur, nifas adakah perdarahan, panas.
e) Pemberian makanan tambahan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu melaksanakan program ASI
eksklusif pada saat anaknya masih bayi yaitu pemberian ASI sampai bayi
berusia 6 bulan dan setelah itu diberikan makanan tambahan.
f) Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah ibu melaksanakan program KB serta
menilai pengetahuan ibu bertahap KB yang telah dipilih dan digunakan
tentang manfaat dan efek samping dari KB.
g) Pola kebiasaan
(1) Pola tidur : untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.
(2) Pola nutrisi : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga
dan untuk mengetahui bahan makanan apakah yang dikonsumsi oleh
keluarga.
(3) Pola kebersihan diri : Menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu
mencegah infeksi, diusahakan mandi dengan air bersih dan ganti
pakaian setiap kali kotor.
(4) Pola eliminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola
buang air kecil anggota keluarga, dan untuk mengetahui fungsi alat
pencernaan.
(5) Penggunaan waktu senggang Penggunaan waktu senggang keluarga
menggunakan waktu untuk berkumpul bersama anggota keluarga,
nonton TV dan berbincang-bincang dengan tetangga.
(Varney, H., 2007)
b. Data Objektif
1) Tanda-tanda vital
a) Suhu normal 360-370C, jika > 380C kemungkinan terjadi infeksi.

18
b) Nadi normal 60-80 x/menit.
c) Pernafasan normal 18-20 x/menit.
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : Dasar bersih atau kotor, apakah ada lesi.
Muka : Pucat atau tidak, oedema atau tidak.
Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, conjungtiva tidak pucat.
Hidung : Simetris, polip ada atau tidak, keluar cairan atau tidak.
Mulut : Bibir kering atau tidak, pucat atau tidak, adakah tanda
Rhagaden dan stomatitis.

Gigi : ada karies gigi atau tidak, lengkap atau tidak.


Telinga : Simetris, apakah ada serumen.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, adakah
bendungan vena jugularis.

Payudara : Puting susu menonjol atau tidak, adakah bekas operasi.


Perut : Adakah luka bekas operasi.
Tangan : Simetris, jari-jari lengkap.
Genetalia : Apakah oedema, varices, adakah tanda Bartholinitis, adakah
condylomatalata, dan condylomata accuminata.

Anus : Bersih, adakah haemorrhoid.


Kaki : Apakah ada varices, oedema, simetris, jari-jari lengkap
(Varney, H., 2007)
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
(Varney, H., 2010)
3. Rumusan Masalah
Dari data yang telah dikumpulkan dan hasil analisa yang sederhana, maka ada
beberapa
permasalahan yang timbul dalam keluarga dalam bidang kesehatan sehingga
timbul masalah

keluarga. (Varney, H., 2010)

19
4. Susunan Prioritas Masalah
Menurut Effendy. N (2010) untuk mengatasi masalah keluarga yang dibina
secara keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu, perlu dilakukan prioritas
masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang mengancam kesehatan
keluarga itulah yang menjadi prioritas utama. Agar dapat melakukan prioritas
masalah keluarga tetap maka dilakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan skala prioritas. Skala prioritas dalam menyusun masalah
kesehatan keluarga untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan keluarga
perlu disusun skala prioritas, sebagai berikut Tabel
2.1
Susunan Prioritas Masalah
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah Skala 1
:
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah Skala 2
:
Dengan masalah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat diubah Skala 1
:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah ….

Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

20
Skor X Bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahnya skor untuk semua kriteria


4. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.
5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan kebidanan keluarga yang menyeluruh,
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa/masalah yang telah
diidentifikasi/antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
(Effendy, N., 2010).
6. Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh atau intervensi dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
(Effendy, N., 2010).
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan
keluarga yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa dapat diterapkan dalam
bentuk SOAP di rencana pengembangan dan catatan perkembangan.
(Effendy, N., 2010).

BAB 3

21
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARGA Tn. “A”
DENGAN TIDAK MENJADI AKSEPTOR KB
DI RT 07 RW 1B KELURAHAN PRADAHKALI KENDAL
SURABAYA

3.1. Pengkajian
Tanggal: 2 Februari 2024 Pukul: 10.00
3.1.1 Data Umum
1. Data Subyektif
Wilayah : Dukuh Pakis
Kecamatan : Dukuh Pakis
Kelurahan : Dukuh Pakis
RT : 07
RW : 1B
Data Suami
Nama : Abd. Rochman
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pradahkali Kendal RW
1B, RT 07, Gg. 4 No 34
Data Ibu
Nama : Rusweni
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta/Jualan
Alamat : Pradahkali Kendal RW
1B, RT 07, Gg. 4 No 34

22
Status Perkawinan : Menikah 1 kali, lama 20 tahun
Penghasilan : Rp. 3.000.000/bulan a. Susunan
anggota keluarga
No Nama Jenis Umur Hubung Pekerjaa Pendidika Keadaan
Kelami n/Sekola n Kesehatan
an
n h
dengan Waktu
Kepala Kunjungan
Keluarg
a
1. Ny. “R” P 48 Istri Tidak SD Sehat
tahun bekerja

2. An.”V” p 18 Anak Belum SMA sehat


tahun bekerja

3. An.”R” L 14 Anak Belum SMP Sehat


tahun bekerja

b. Bentuk dan Tipe Keluarga


Bentuk keluarga termasuk dalam bentuk keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu, dan 3 orang anak.

23
c. Genogram Keluarga

Abd.
Rusweni
Rochman
48
48

Vika Ayu Rico


Rahmadani Apriansyah
18 14
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Garis Keturunan
: Garis perkawinan
: Pasien / klien yang mendapatkan asuhan
Data Khusus
1. Bila ada keluarga yang sakit, keluarga mengatakan segera dibawa ke
tenaga kesehatan.
2. Riwayat kesehatan terdahulu
a. Tn. “A” tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, tekanan
darah tinggi ataupun kencing manis. Tn. “A” hanya pernah menderita
sakit ringan seperti batuk, pilek, demam dan selalu berobat di Tenaga
kesehatan.
b. Ny. “R” tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, tekanan
darah tinggi , ataupun kencing manis. Ny. “R” hanya pernah menderita
sakit diabetes dan ringan seperti batuk, pilek, demam dan selalu
berobat di Tenaga kesehatan.
c. An. “V” tidak pernah menderita penyakit berat yang menyebabkan
dirawat dirumah sakit. An. “V” hanya pernah menderita sakit ringan

24
seperti batuk, pilek dan demam dan selalu berobat di Tenaga
kesehatan.
d. An. “R” tidak pernah menderita penyakit berat yang menyebabkan
dirawat dirumah sakit. An. “R” hanya pernah menderita sakit ringan
seperti batuk, pilek dan demam dan selalu berobat di Tenaga
kesehatan.
3. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
a. Tn. “A” mengatakan saat ini dirinya dalam keadaan sehat.
b. Ny. “R” mengatakan saat ini dirinya dalam keadaan sehat.
c. An. “V”, ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keadaan sehat
d. An. “R”, ibu mengatakan saat ini anaknya dalam keadaan sehat.
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Banyak : 4-5x ganti pembalut/hari
Warna : Merah Segar
Fluor Albus : Kadang-kadang
Dismenorrhoe : Tidak ada
5. Tanggapan ibu terhadap KB
a. Riwayat Penggunaan KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi Pil KB selama
8 bulan sesudah melahirkan anak pertama
b. Alasan Tidak Menggunakan KB
Ibu mengatakan ingin mempunyai anak lagi

25
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Kebiasaan Tn. “A” Ny. “R” An. “V” An.”R”
Pola Makan makan 3 x makan 3 x makan 3 x makan 3 x
sehari dengan sehari dengan sehari sehari
nasi, lauk pauk. nasi, lauk
terkadang pauk. dengan nasi, sayur dengan nasi, sayur
diselingi makan terkadang dan lauk pauk, dan lauk pauk,
buah dan diselingi makan terkadang terkadang
camilan Minum buah dan diselingi makan diselingi makan
air putih 8-9 camilan Minum buah dan camilan buah dan camilan
gelas/hari. air putih 8-9 seperti. seperti.
gelas/hari. Minum air putih Minum air putih
8-9 gelas/hari. 8-9 gelas/hari.

Pola Tidur tidak pernah Tidur siang tidur siang ± 2- tidur siang ± 2-
tidur siang 11.00-13.00 3 jam dari pukul 3 jam dari pukul
karena WIB tidur 11.00 WIB- 11.00 WIB-
bekerja, malam 21.00 14.00 WIB, dan 14.00 WIB, dan
tidur malam WIB- tidur malam tidur malam
pukul 04.00 WIB. pukul 20.00 pukul 20.00
21.00 WIB- WIB-05.30WIB. WIB-05.30WIB.

04.00WIB

Personal mandi 2x sehari mandi 2x sehari mandi 2x mandi 2x


Hygiene dengan dengan sehari dengan sehari dengan
menggunakan menggunak an
menggunakan menggunakan
sabun mandi, sabun mandi,
gosok gosok gigi setiap sabun mandi, sabun mandi,

gigi setiap kali kali mandi,cuci gosok gigi setiap gosok gigi setiap

mandi, cuci rambut setiap kali mandi,cuci kali mandi,cuci

rambut pagi hari, rambut setiap rambut setiap

setiap pagi hari, pagi hari, ganti pagi hari, ganti


ganti
pakaian setiap pakaian setiap
ganti pakaian setiap

26
pakaian setiap sehabis mandi sehabis mandi sehabis mandi
sehabis mandi atau atau bila kotor atau bila kotor. atau bila kotor.
bila kotor.

Pola Eliminasi BAB 1-2x setiap BAB 1-2x BAB 1-2x BAB 1-2x

hari, setiap hari, setiap hari, setiap hari,


konsistensi
konsistensi konsistensi konsistensi
lunak, bau khas.
lunak, bau BAK 7-8x lunak, bau khas. lunak, bau khas.
perhari, warna
khas. BAK 7-8x BAK 6- BAK 6-
kuning
perhari, warna jernih, bau khas 7x perhari, 7x perhari,
warna kuning warna kuning
kuning jernih, jernih, bau khas. jernih, bau khas.
bau khas.

Pola Aktivitas Setiap hari bekerja Ibu rumah Bersekolah dari Bersekolah dari
pukul 06.30 – pukul 06.30 –
berangkat ± pukul tangga
12.00 WIB dan 12.00 WIB dan
08.00 – 18.00 bermain dirumah. bermain dirumah
WIB.

27
Pola Seksual Tn. “A” Ny. “R” - -
mengatakan
mengatakan
melakukan
hubungan seksual melakukan
seminggu 2 kali, hubungan
tidak ada keluhan.
seksual
seminggu 2 kali,
tidak ada
keluhan.

Pengetahuan pengolahan makanan :


Memilih : Ibu memilih sayuran, lauk pauk yang biasa dijual di pasar.
Menyuci : Setelah dipotong, sayuran dicuci dengan air bersih.
Mengolah : Makanan dimasak menggunakan kompor gas sampai
matang.
Menyajikan : Dalam keadaan hangat / dingin.
7. Penggunaan Waktu Senggang
Tn. “A” Istirahat, nonton TV, terkadang ngobrol dengan kelurga
dan tetangga.
Ny. “R” Mengasuh anak, nonton TV, memasak, cuci baju dan terkadang
ngobrol dengan keluarga dan tetangga.
An. “V” nonton TV, belajar, membantu ibunya membersihkan rumah, dan
ngobrol dengan keluarga dan tetangga.
An. “R” nonton TV, belajar, membantu ibunya membersihkan rumah, dan
ngobrol dengan keluarga dan tetangga.

2. Data Objektif
1. Data Umum
a. Rumah

28
Luas : 4 x 16 m2
Jenis rumah : Semi permanen
Dinding : Tembok
Atap : Asbes
Lantai : Keramik
Pencahayaan : menggunakan 5 buah jendela ( 1m x 50cm), pintu
(1,8 m x 900cm), dan 8 buah lampu.

Jalan angin : 5 buah (30 cm x 30 cm)


Jendela : 5 buah (50 cm x 1m)
Jumlah ruangan : 4 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,1
dapur, dan kamar mandi.
b. Sumber Air Minum
Keluarga menggunakan air PDAM untuk mandi dan keperluan rumah
tangga, syarat air bersih sudah terpenuhi (jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa). Dan untuk kebutuhan minum menggunakan air
galon.
c. Tempat Pembuangan Sampah
Keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang ke tempat
sampah umum dan bila penuh akan dibuang oleh petugas kebersihan.
d. Kamar Mandi dan Jamban
Kamar mandi terdapat di dalam rumah. Di dalam kamar mandi terdapat
bak air untuk mandi, ada WC, kebersihan cukup.

e. Pekarangan dan selokan


Keluarga memiliki pekarangan, kebersihan cukup, menjemur pakaian di
teras rumah, keluarga membuang limbah melalui sarana pembuangan
khusus.

29
f. Denah Rumah

DAPUR
DAPUR
(220 cm x 520 cm)
WC (120 cm x 150 cm)

KAMAR (250 cm x 250 cm)

Lorong
(240 cm x 6 m) KAMAR (250 cm x 250 cm)

pintu

RUANG TAMU (250 cm x 520 cm)

Jendela (50 Pintu Jendela


cm x 120 (50 cm x
cm) 120 cm x 2 m 120 cm

TERAS (200cm x 520cm)

Keterangan: BT
Rumah menghadap ke arah timur.
S
I : Ruang tamu (250 cm x 520 cm)
II : Kamar tidur (250 cm x 250 cm)
III : Dapur (220 cm x 520 cm)
IV : Kamar mandi (120 cm x 150 cm)
Teras : (200 cm x 520 cm)
2. Data Khusus
a. Data Tn. “A”
Pemeriksaan Umum

30
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compossmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
BB : 73 kg
TB : 160 cm
LILA : 33 cm
Pemeriksaan Fisik Tn. “A”
Wajah : Tidak pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat
Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, bersih
Extremitas atas : simetris, tidak oedem, kuku tidak pucat
b. Data Ny. “R”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 62 kg
TB : 155 cm
LILA : 28 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis,
bersih Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi.

31
c. Data An. “V”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD :110/87 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 53 kg
TB : 158 cm
LILA : 25 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
d. Data An.”R”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD :115/95 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
BB : 45 kg
TB : 158 cm
LILA : 24 cm
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
icterus
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih

32
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat

Kesimpulan :
Keadaan Kesehatan keluarga Tn. “A” sehat baik istri maupun anak.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada anggota keluarga yang
bermasalah yaitu Ny. “R” tidak ber KB karena memiliki riwayat penyakit
diabetes .
3. ANALISA
WUS usia 48 tahun dengan jumlah anak 3 dan tidak ber-KB
4. PENATALAKSANAAN
1. Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam alat kontrasepsi
2. Motivasi ibu untuk ber-Kb dan menggunakan alat kontrasepsi yang
cocok dengan kondisinya saat ini
3. njurkan ibu untuk menggunakan KB sederhana sementara, selama ibu
belum ber-Kb jangka panjang/ kontrasepsi mantap.
3.1.2 PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah
kesehatan,

No Kriteria Nilai Skor Pembenaran


1. Sifat masalah : 2 1 Tahu/ tidak tahu dan
Ancaman kesehatan memerlukan penyuluhan
segera

2. Kemungkinan masalah 1 2 Masalah mudah diubah


untuk diubah : Dengan dengan penyuluhan yang
Masalah tepat

33
3. Potensi pencegahan : 3 1 Masalah dapat diubah
Tinggi dengan penyuluhan yang
tepat terutama partisipasi
keluarga dalam
mendukungnya

4. Menonjolnya masalah : 2 1 Keluarga tidak menyadari


kurangnya pengetahuan
Masalah berat harus
tersebut merupakan masalah
ditangani yang harus segera ditangani.

Total Skor 5

Hasil prioritas masalah berdsarkan metode scoring adalah


1. Sifat Masalah ( Ancaman Kesehatan) = 2/3 x 1 = 0,6
2. Kemungkinan masalah untuk di ubah (Dengan Masalah) = 1/2 x 2 = 1
3. Potensi Pencegahan (Tinggi) = 3/3 x 1 =1
4. Menonjolnya Masalah (Masalah Berat Harus Ditangani) = 2/3 x 1 = 1
Hasil Skor = 3,6
3.1.3 CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN
PERKEMBANGAN I
Tanggal : 6 Februari 2024
Pukul : 16.20 WIB
Diagnosa : WUS usia 48 tahun dengan jumlah anak 3 orang dan tidak ber-
KB
S : ibu mengatakan sudah mengerti tetang Keluarga
Berencana dan macam- macam alat kontrasepsi.
O : KU : Baik

Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit

34
P : -Berikan penjelasan pada ibu tentang macam- macam
alat kontrasepsi

-Motivasi ibu untuk ber-Kb dan menggunakan alat kontrasepsi


yang cocok dengan kondisinya saat ini

-Anjurkan ibu untuk menggunakan KB sederhana


sementara, selama ibu belum ber-Kb jangka panjang/
kontrasepsi mantap.

CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal : 20 feb 2024


Pukul : 14.00 WIB
Diagnosa : WUS usia 48 tahun dengan jumlah anak 3 orang dan
tidak ber- KB
S : ibu mengatakan masih tidak mau menggunakan KB
O : KU : Baik

Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
P : -Memberitahu ibu bahwa jika tidak ber KB dan jika
terjadi kehamilan akan beresiko tinggi bagi ibu dan janin

- Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kesehatan dan


istirahat yang cukup

CATATAN PERKEMBANGAN III

Tanggal : feb 2024


Pukul : WIB
Diagnosa : WUS usia 48 tahun dengan jumlah anak 3 orang dan tidak ber-
KB
S : ibu mengatakan masih tidak mau ber KB

35
O : KU : Baik

Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
P : - tidak memaksa ibu untuk melakukan KB karena ibu
tetap tidak mau

- menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, pola


makan di jaga, dan jaga kesehatan juga

36
BAB IV

PEMBAHASAN

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu.


Sasaran kebidanan komunitas adalah Seluruh anggota yang ada di dalam nya
(bapak, ibu, anak, kakek/nenek, dan anggota keluarga yang ikut di dalamnya)
yang berada di dalam keluarga dan masyarakat. Sasaran kebidanan komunitas
yaitu komunitas masalah keluarga dengan belum ikut menjadi akseptor KB.

Keluarga berencana (family planning/planned parenthood) merupakan


suatu usaha menjarangkan atau merencanankan jumlah dan jarak kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi. Keluarga Berencana merupakan suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan kontrasepsi. (Sulistyawati, 2018)
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi
adalah untuk menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang membutuhkan
perhatian khusus, masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang
membutuhkan pengamatan dan pegelolaan lebih lanjut.
Hasil dari pengkajian Ny.”R” dengan tidak menjadi Akseptor KB diperoleh
data-data bahwa dari Data S Umur pasien 48 tahun keadaan umum ibu baik,
tanda-tanda vital ibu baik, tidak ada kelainan ataupun penyakit yang sedang
diderita oleh ibu saat ini. Dan anak pertama umur 23 tahun.
Intervensi pada kasus ini yaitu menjelaskan informasi tentang kenapa ibu
tidak mau ber Kb, resiko tidak ber Kb pada usia 48 tahun, melakukan observasi
TTV terutama tekanan darah.
Dari Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Ny.”R” seseuai dengan
intervensi di atas penulis tidak menemukan kesenjangan antara terori dan
kenyataan sehingga pasien tetap tidak mau ber KB.
Bidan harus dapat mengurangi komplikasi yang akan terjadi pada pengunaan
kontrasepsi bila tidak diberikan asuhan yang tepat. Maka bidan perlu
meningkatkan manajemen asuhan kebidanan pada pengunaan kontrasepsi yang
kooperatif.

37
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. A dapat


diambil kesimpulan :

S : ibu mengatakan masih tidak mau ber KB


O : Keadaan umum baik, TTV dalam batas normal
A : WUS usia 40 tahun dengan jumlah anak 1 orang dan tidak ber-
KB
P :
1. tidak memaksa ibu untuk melakukan KB karena ibu tetap tidak
mau
2. menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, pola makan di
jaga, dan jaga kesehatan juga

5.2 Saran

Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis


dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi keluarga dan pasien agar tetap mempertahankan kerja sama yang telah
terbina dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan tindakan
sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai keluarga.

2. Agar asuhan keperawatan berkelanjutan diharapkan mahasiswa mampu


melakukan asuhan keperawatan keluarga mengenai masalah gangguan integritas
kulit terhadap dermatitis dan mampu memahami apa yang telah di sajikan
penulis .

38
DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Keluarga Berencana menurut BKKBN 2015” aplikasi.bkkbn.go.id. 30


Mei 2017. 14 Juli 2022. http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx

“Jumlah peserta KB aktif di indonesia 2020” kemeskes.go.id 2020. 15 juli 2022.


https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/
profilkesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.

Affandi, Biran. 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Guyton. 2012. Efeke Samping Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika.

Hartono, Hafani. 2012. Efek Samping Suntik KB. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.

Kemenkes. 2016. Manajemen Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes RI.2016. Manajemen Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC.

Saroha, Pinem. 2014. Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.

Sulistyawat, Ari. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.

UU. No 52. 2009. Keluarga Berkualitas. Jakarta : EGC

Winarsih. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

39

Anda mungkin juga menyukai