Anda di halaman 1dari 53

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENINGKATAN

BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

PROPOSAL

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh :

KETRINA IMELDA MURUTOP

20191001056

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE

PROGRAM DIII KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KARYA

TULIS ILMIAH (KTI) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB

Suntik 3 Bulan Tentang Peningkatan Berat Badan” di Puskesmas Gudang

Arang. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

nilai matakuliah Karya Tulis Ilmiah di Jurusan Akademik Kebidanan Yaleka

Maro Merauke.

Penulis menyadari karya tulis ilmia ini masih banyak kekurangan, Penulis

juga merasah kesulitan dan hambatan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini,

namun berkat bantuan dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka

kesulitan maupun hambatan dapat teratasi. Untuk itu maka penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu pembimbing : Hanriskah

Awidiya Putri, S.Tr.Keb.,M.Keb dan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan KTI ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan

waktu yang dimiliki, masih banyak kekurangan dalam penyelesaian

penulisan KTI ini, walaupun penulis telah usahakan dengan simaksimal

mungkin. Penulis berharap KTI ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait,

penulis juga berharap kritik serta saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan guna penyempurnaan penulisan ini.

i
DAFTAR ISI

BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………..3
D. Manfaat ……………………………………………………………………………4
1. Manfaat Teoritis …………………………………………………………………..5
2. Manfaat praktis...............................................................................................6
E. Ruang Lingkup...............................................................................................7
G. 1.1 Keaslian penelitian...................................................................................8
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ……………………………………………………………………9
B. Landasan Teori ……………………………………………….........................10
C. Kerangka Konsep ………………………………………………………………11
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………………………………12
B. Populasi Dan Sampel …………………………………………………………..13
C. Definisi Operasional Dan Variabel ……………………………………………14
D. Instrumen Penelitian ……………………………………………………………15
E. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ………………………………………….16
F. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………………………17
G. Teknik Pengambilan Data …………………………………….......................18
H. Etika Penelitian ………………………………………………………………….19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian dan

peran serta masyarakat melaluai pendewasaan usia perkawinan ,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga kecil,bahagia dan

sejahtra (Lucky dan Titik 2015 : 23). Keluarga berencana (KB) dalam

pengertian sederhana merujuk kepada menggunaan metode kontrasepsi

oleh suami istri atas persetujuan bersama,untuk mengatur kesuburan

dengan tujuan untuk menghindari kesulitan, masyarakat, ekonomi, dan

untuk memungkinkan mereka memikul tanggung jawab terhadap anak-

anak dan masyarakat. (Umran, 1992, dalam Rohim, 2016).

Angka kematian Ibu dan Bayi (AKI & AKB) di Indonesia pada tahun

2020. AKI sebanyak 305/100.000 KH. Angka kematian bayi neonatal 74

dan 116 kematian post natal (AKB) 9.78/1000 KH (SUPAS, 2015).

Menurut Triana dkk (2015) penyebab kematian ibu diantaranya

disebabkan oleh penyebab langsung obstetrik dan penyebab tidak

langsung. Penyebab langsung berhubungan dengan komplikasi

kehamilam, persalinan dan nifas, sedangkan penyakit tidak langsung

disebabkan oleh penyakit yang memperberat kehamilan dan

meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kehamilan. Selain itu, salah

satu kontribusi kematian ibu juga disebabkan oleh 4 terlalu, yaitu terlalu

1
muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan dan terlalu tua.

Meskipun demikian 3 terlambat juga merupakan penyumbang angka

kematian ibu dan bayi di Indonesia, yaitu terlambat pengambilan

keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat

mendapatkan pertolongan yang adekuat di faselitas kesehatan. Penyebab

kematian, kesakitan, kecacatan pada bayi baru lahir adalah karena

kesehatan ibu yang jelek perawatan pada masa kehamilan yang tidak

adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih

serta perawatan neonatal yang tidak adekuat (Hoelman dkk, 2015). Dari

masalah diatas pemerintah mengupayakan agar masyarakat meggunakan

KB untuk menurunkan AKI dan AKB.

Menurut World Health Organization (WHO, 2017) jumlah pengguna

kontrasepsi suntik diseluruh dunia yaitu sebanyak 4000.000 atau sekitar

45%. Jumlah pengguna alat kontasepsi KB suntik di Asia sebanyak 66%.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2017 kontrasepsi suntikan

sebayak (62,77%), Pil (17,24%) IUD/AKDR (7,15%), Implan (6,99%), MOP

(2,78%), Kondom (1,22%), MOP (0,58%).(Kemenkes RI, 2019)

Pengguna KB aktif di Indonesia yang meliputi KB suntik sebanyak

(63,7%), KB Pil sebanyak (17, 0%), KB IUD sebanyak (7,4%), KB Implan

sebanyak (7,4%), KB MOW (2,7%), Kondom sebanyak (1,2%), KB MOP

sebanyak (0,5%). Berdasarkan data diatas alat kontasepsi yang paling

banyak digunakan adalah KB suntik, dan yang paling sedikit adalah MOP.

Data satu tahun terakhir dari 2018-2019 angka akseptor KB suntik

2
bertambah dari 62,90% menjadi 63,7% Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2019 (Kemenkes RI, 2020).

Menurut data provinsi Papua Tahun 2020 jumlah peserta KB aktif

adalah suntik sebanyak 90.342, Pil sebanyak 26.651, Implan sebanyak

20.661, kondom sebanyak 9.007, IUD sebanyak 8.156, MOW sebanyak

4.493, MOP sebanyak 4.17 jumlah dari keseluruhannya adalah 159.727.

Data khusus merauke adalah suntik sebanyak 778, Pil sebanyak 294,

Implan sebanyak173, kondom sebanyak 14%, IUD sebanyak 14%, Mow

sebanyak 3%, MOP sebanyak 2%, Jumlah keseluruhanya adalah 1278.

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Jumlah keseluruhan

pengguna KB Tahun 2020 sebanyak 38.798, pengguna KB suntik

sebanyak 64,1%.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Tahun 2020

penggunaan KB suntik di Puskesmas se-Kabupaten merauke jumlah

terbanyak pengguna KB suntik adalah di Puskesmas Gudang Arang dan

yang paling terendah adalah Puskesmas samkakai. Puskesmas Gudang

Arang pada tahun 2020 angka pengguna KB 356. KB suntik 3 bulan 320 ,

KB suntik 1 bulan 6, Pil 28, Kondom 2, jadi angka pengguna KB di

Puskesmas Gudang Arang sebanyak (85%). Keuntungan penggunaan KB

suntik adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih

dari 99%. Tidak membatasi usia dan obat KB suntik 3 bulan sekalipun

tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu yang menyusui dan tidak

menggangu hubungan suami istri (Irianto, 2014). KB suntik memiliki

kekurangan, Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah adanya

3
peningkatan berat badan yang paling sering dikeluhkan oleh akseptor KB

suntik.

Menurut (Pratiwi, 2014) hormone progesterone yang dapat

merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga

menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan.Peningkatan berat

badan terjadi karena hormon progesteron yang kuat sehingga

merangsang hormone napsu makan yang leblih banyak dari biasanya,

tubuh akan kelebihan zat-zat gizi . kelebihan zat-zat gizi hormone

progestron berubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit sehingga

menyebabkan peningkatan berat badan (Susanti, 2015). terganggunya

pola haid diantaranya adalah amenorhea, sakit kepala, menorhagia dan

muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian, peningkatan berat badan. (BKKBN, 2015).

Kenaikan berat badan merupakan efek samping yang paling sering

dikeluhkan oleh para aksseptor KB suntik. Keluhan yang dialami yaitu

berat badan bertambah, menurut hasil penelitian dari Depkes RI untuk

Depo provera kenaikan berat badan rata-rata setiap tahun bervariasi

antara 2,3-2,9 kg setiap tahun (Irianto,2014). Akseptor KB yang

mengalami peningkatan berat badan, dapat mengurangi berat badanya

dengan mengurangi porsi makan,mengurangi makan makanan yang tinggi

lemak, diet kalori, melakukan aktifitas berolahraga. Jika tidak menolong

kurangnya berat badan, dapat menggantikannya dengan kontrasepsi lain

yang non hormonal (Arum 2011).

4
Menurut PKI, BKKBN, 2019. berdasarkan data diatas banyak (PUS)

yang memilih KB suntik sehingga angka pengguna KB suntik setiap

tahunnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya. Di

tahun 2019 sebagian besar peserta KB aktif dan sangat efektif dalam

memilih KB suntik sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan (lebih

dari 80%) meskipun belum memenuhi tingkat keberhasilan (99%-100%).

Suntikan tiga bulan adalah jenis KB suntik yang merupakan salah satu

alat kontrasepsi yang sangat efektif, tidak mengganggu senggama atau

hubungan suami istri, aman, reversibilitas tinggi (Pinem, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil Karya Tulis Ilmia dengan judul sebagai berikut : “Gambaran

Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan Tentang Peningkatan Berat

Badan” di Puskesmas Gudang Arang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut “Bagaimana Gambaran Pengetahuan tentang peningkatan berat

badan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan” dipuskesmas Gudang Arang ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

perubahan peningkatan berat badan dipuskesmas Gudang Arang

5
2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang

peningkatan berat badan

b. Mengetahui lama pemakaian KB suntik DMPA yang mengalami

peningkatan berat badan

c. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan

bacaan dalam meningkatkan pengetahuan akseptor KB 3 bulan khususnya

tentang perubahan peningkatan berat badan

2. Manfaat praktis

a. Bagi lokasi penelitian

Sebagai bahan masukan bagi lokasi penelitian untuk memberikan

penjelasan dan pendidikan kesehatan tentang perubahan peningkatan

berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan

b. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan acuan dan referensi untuk bahan penelitian lebih lanjut

serta untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan KB suntik 3

bualan

c. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam

pengaplikasikan teori yang didapatkan dalam perkuliahan

6
d. Bagi responden

untuk menambah wawasan atau pengetahuan KB suntik 3 bulan

khususnya tentang perubahan peningkatan berat badan

e. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut, dengan memperbaiki kekurangan yang ada tentang

gambaran pengetahuan perubahan peningkatan berat badan KB suntik 3

bulan.

D. Ruang Lingkup

Dalam KTI hanya membahas gambaran pengetahuan Akseptor KB suntik 3

bulan tentang perubahan peningkatan berat badan di Puskesmas Gudang Arang

E. Keaslian Penelitian

No Nama,Tahu Dan Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan perbedaan

1 Rahmawati Deskriptif Akseptor KB suntik 3 Persamaan Waktu,

(2014) Survey dengan bulan yang paling penelitian tempat

penambahan berat Survey. banyak sama-sama penelitian

badan mengalami meneliti

Pada akseptor KB penambahan berat akseptor KB

7
suntik 3 bulan badan antara 1-3 suntik

di Puskesmas Mayong I, kg yaitu sekitar 24 progestin dan

Kecamatan Mayong, orang dengan tema

Kabupaten Jepara (52,2%) penelitian

sedangkan kenaikan berat

penambahan berat badan

badan yang paling akseptor KB

sedikit adalah >5 suntik.

kg sebanyak

2 orang (4, 3%).

Dhania(2014) Waktu dan


2 Analitik Rata-tara berat Persamaan
hubungan antara Tempat
obsevas badan awal penelitian
penggunaan penelititan
ional penggunaan KB sama-sama
kontrasepsi hormonal
denga suntik DMPA meneliti
suntik DMPA dengan
rancang adalah 54.40 kg, akseptor KB
peningkatan berat
an cross sedangkan rata-rata suntik
badan di puskesmas
sectiona berat badan progestin dan
lapai kota padang
l. setelah dengan tema

menggunakan KB penelitian

adalah 58.10 kg, kenaikan berat

perbedaan rata-rata badan

berat badan akseptor KB

8
sebelum suntik

dan setelah

penggunaan KB

suntuk DMPA

adalah 3.70 kg,

1.1 Keaslian penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tahu dari manusia atas

penggabungan atau kerja sama antara suatu subjek yang

mengetahui dan objek yang dikethui segenap apa yang diketahui

tentang sesuatu objek tertentu (Suryasumantri dalam Nurro, 2017).

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasah keingintahuan melalui

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek

tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam

terbentuknya perilaku terbuka atau open behavihor (Donsu, 2017).

Menurut (Agus, 2013) pengetahuan adalah informasi atau

makhlumat yang dikatahui atau didasari oleh seseorang. Jadi

9
kesumpulannya penulis menurut pendapat para ahli diatas,

pengetahuan adalah ’’hasil tahu tentang sesuatu hal atau informasi

yang didapatkan berupa mata pelajaran, benda, sifat, keadaan,

harapan, yang didapatkan oleh seseorang dalam alam nyata malalui

panca indara manusia’’ yakni, indra ‘’penglihatan,pendengaran,

penciuman, rasah dan raba’’ dengan sendiri yang sangat penting

untuk terbentuknya ‘’tindakan seseorang”

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman

yang berasal dari beberapa sumber misalnya: media masa, media

elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat

dekan (Notoatmodjo, 2012).

Cara memperoleh pengetahuan menurut (notoatmodjo, 2012)

antara lain sebagai berikut:

1) Cara Coba Salah (Trial And Eror)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bilah

seseorang menghadapi persoalan atau masalah,upaya yang

dilakukan adalah dengan coba-coba saja. Cara ini dilakukan

dengan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah,

apabila tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabilah

kemungkinan yang kedua juga gagal maka dicoba kemungkinan

selanjutnya sampai kemungkinan tersebut berhasil

2) Secara Kebetulan.Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan

10
3) Cara Kekuasaan dan Otoritas

Pengetahuan diperolah berdasarkan pada pemegang otoritas,

yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ototritas

Ahli ilmu pengetahuan atau ilmuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang pernah

dihadapi pada masa lalu. Ada pun pepatah mengatakan

“pengalaman adalah guru terbaik”, ini mangandung maksud

bahwa pengalaman adalah sumber pengalaman untuk

memperolah pengetahuan.

5) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Sejalan dengan adanya perkembangan kebudyaan umat

kebudayaan manusia cara berfikir manusiapun ikut

berkembang.mulai dari sini manusia telah mampu menggunakan

penalaranya dalam memperoleh pengetahuan. Pemeberian

hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut banyak

orng untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

6) Kebenaran Menerima Wahyu

11
Kebenaran ini harus diterima dan yakini oleh pengikut-pengikut

agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran

tersebut rasional atau tidak

7) Kebenaran Secara Intuitif

Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat melalui proses

diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir.

8) Metode Penelitian

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis, dan Ilmiah.

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Kholid dan Notoatmodjo (2012) pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Knowledge)

Tahu adalah pengingat kembali memori yang telah ada

sebelunya setelah mengamati sesuatu. Tahu diartikan

menunjukan kebehasilan mengumpulkan keterangan apa

adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan

mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan

yang berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts)

2) Memahami (Comprehensional)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk mnjelaskan

tentang suatu objek yang diketahui dan diinterprestasikan

12
secara benar. Pemahaman diartikan dicapainya pengertian

(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasih adalah suatu kemampuan untuk mempraktikan

materi yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi depat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam kontak atau

situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan atau

menjelaskan suatu objek atau materi terapi masih didalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu

dengan yang lainnya

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan

terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi juga berkaitan

dengan kemampuan untuk membandingkan hal-hal yang serupa

13
atau setara lainnya, sehinga diperoleh kesan yang lengkap dan

menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainnya (Notoatmodjo,

2012)

d. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Pengetahuan

Menurut (Budiman dan Riyanto, 2013) factor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi :

1) Faktor Internal

a) Usia / Umur

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh

juga akan semakin membaik dan bertambah. Pada usia remaja awal,

remaja lebih mudah terpengaruh dan rasa ingin tahunya yang

semakin tinggi (Notoatmodjo,2012). Usia mempengaruhi daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya usia akan semakin

berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga

pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak, Fitriani dalam

Yuliana (2017)

b) Pendidikan

14
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman dan

Riayanto, 2013). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

cepat menerima dan memahami tingkat informasih sehingga

pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2011).

Semakin banyak informasi yang didapatkan maka semakin banyak

pula pengetahuan yang dapat mengenai kesehatan (Agus 2013)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh salamah pada tahun

2018, ternyata menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan

tinggi akan semakin mudah memberikan dan menerapkan ilmu yang

akan diberikan kepada remaja (Salamah, 2018)

c) Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih

baik terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan (Agus, 2013).

2) Faktor Eksternal

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017) faktor eksternal sebagai berikut :

a) Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga

akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk

kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi

15
pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial budaya

yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya

kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik. Status ekonomi

seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang

yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang

tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk

meningkatkan pengetahuan.

b) Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak

yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan

yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika

lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan

kurang baik.

c) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun

diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang

tentang suatu permasalahan akan membuat orang tersebut

mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari

pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman

yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila

medapatkan masalah yang sama.

d) Informasi/ Media Massa

16
Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh

dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan. Semakin berkembangnya teknologi

menyediakan bermacammacam media massa sehingga dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat. Informasi mempengaruhi

pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi tentang

suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan

wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima

informasi tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Nurhasim (2013) pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan

yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum

dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif,

misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya

pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan

menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban

benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara

17
membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian

dikalikan 100% dan hasilnya presentase kemudian digolongkan menjadi 3

kategori yaitu :

1) Kategori baik (76 -100%)

2) Kategoti sedang atau cukup (56 – 75%)

3) kategori kurang (<55%). (Arikunto, 2013).

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan

prensentasi data yang dikumpulkan dan disajikan dalam tabel frekuensi

yaitu, dengan rumus :

F
P= 100 %
N

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah pertanyaan

100 = Nilai Konstanta, (Anas Sudijono, 2012 h.40)

2. Konsep Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Menururut WHO (World Health Organization) keluarga berencana

adalah tindakan yang membantu suami istri atau individu untuk

mendapatkan objektif, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang diinginkan, memberikan jarak waktu untuk

18
hamil lagi, mengatur jumlah anak yg diinginkan (Nurul & Sri, 2018). Definisi

keluarga berencana Menurut (NoviaWati, 2011) adalah suatu tindakan

untuk berupaya meningkatkan kepedulin dan peran serta masyarakat

melalui :

1) Pendewasaan Usia Pekawinan (PUP)

2) Pengaturan Usia Kelahiran

3) Pembinaan Kesehatan Keluarga

4) Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Dan Bahagia

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya dalam bentuk tindakan

pemerintah, paramedis atau petugas kesehatan untuk membantu suami

istri dan individu dalam, memberi jarak kehamilan, menghindari kehamilan

mendapatkan kehamilan serta mengatur jarak anak, melalui konseling serta

pembinaan yang diberikan.

b. Tujuan keluarga Berencana

Menurut (Nurul & Sri, 2018) tujuan keluarga berencana terbagi

atas dua bagian yaitu :

1) Tujuan Umum

Tujuan umum program KB adalah membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kebutuhan sosial, ekonomi suatu keluarga dengan

cara mengatur kelahiran anak, sehingga menciptakan keluarga

bahagia sehat dan dapat memberikan kesejahtraan serta dapat

memenuhi kebutuhan hidup.

2) Tujuan khusus

19
Tujuan khusus adalah untuk memperbaiki kesehatan ,

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa. Mengurangi angka

kelahiran, meningkatkan taraf pelayanan KB yang berkualitas,

menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan lain menurut

(Hartanto, 2014) yaitu :

a) Menurunkan angka kelahiran yang bermakna

b) Pemilihan jenis kontrasepsi yang diinginkan oleh masing-

masing akseptor

c) Metode Keluarga Berencana

Menurut (Nurul & Sri, 2018) metode keluarga berencana

terbagi atas beberapa bagian yaitu :

1. Metode KB Tanpa Alat

Berikut beberapa metode KB tanpa alat :

a) Metode Kalender merupakan cara kontrasepsi sederhana

yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak

melakukan senggama pada masa subur atau ovulasi.

b) selama dalam keadaan istirahat atau tidur dengan

tujuan untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur

atau ovulasi.

2. Metode KB Sederhana Dengan Alat

Menurut (Mulyani, 2013) ada beberapa metode KB

sederhana dengan alat, yaitu sebagai berikut :

20
a) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya karet /lateks,

plastik vinil atau bahan alami /produksi hewani yang

dipasang pada penis untuk menampung sperma ketika

seorang pria mencapai ejakulasi saat berhubungan

seksual.

b) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,

terbuat dari karet (lateks) yang diinsersikan ke dalam

vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup

serviks.

c) Spermisida

Spermisida adalah sediaan kimia (biasanya non

oksinol-9) yang dapat membunuh sperma.

3. Metode KB Modern

a) Pil KB, merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa

obat dalam bentuk pil yang berisi hormon estrogen dan

atau progesteron.

b) Suntik, adalah metode kontrasepsi yang diberikan melalui

suntikan.

21
c) Implan, merupakan alat kontrasepsi yang satu atau enam

kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas secara

perlahan dan kapsul tersebut kemudian melepaskan

hormon levonorgestrel selma 3 atau 5 tahun.

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah bahan inert sintetik dengan atau tanpa

unsur tambahan untuk sinergi ektisifitas dalam berbagai

bentuk yang dipasangkan kedalam rongga Rahim untuk

menghasilkan efek kontrasepsi. AKDR adalah suatu benda

kecil yang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan

tembaga atau juga mengandung hormone dan dimasukkan

kedalam Rahim melalui vagina dan mempunyai benang.

Campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam

menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu

penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode

kerja mencegah masuknya spermatozoa atau sel mani

kedalam saluran tubah. (Pinontoan, 2013)

5. Kontrasepsi Mantap, terdiri atas Medis Operatif Wanita

(MOW) dan Medis Operatif Pria (MOP). (Nurul dan Sri, 2018)

3. Akseptor

a. Pengertian Akseptor

Menurut Barbara R.Stright dalam buku (Prijatni & Rahayu, 2016: 115)

menyebutkan Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan

22
untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Akseptor

yaitu pasangan usia subur (PUS) yang salah seorang dari padanya

menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan

pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non program

(BKKBN, 2014). Akseptor adalah orang yang menerima serta mengikuti

(pelaksanaan) Keluarga Berencana (KBBI, 2020). Akseptor merupakan

peserta KB, pasangan usia subur yang salah satu diantaranya

menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan

pencegahan kehamilan, memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu

kelahiran (Budi, 2015).

b. Jenis Akseptor Keluarga Berencana (KB)

1. Akseptor KB Baru

Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama

kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur

yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan

atau keguguran

2. Akseptor KB Aktif

Akseptor KB aktif adalalah pasangan usia subur (PUS) yang saat ini

menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan

(BKKBN, 2018).

4. Kontrasepsi

a. Pengertian Kontrasepsi

23
Menurut (Taufan Nugroho dkk, 2014) kontrasepsi adalah upaya untuk

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan atau pembuahan antara

pertemuan sel telur dan sel sperma. Definisi kontrasepsi menuerut

( BKKBN, 2015) kontrasepsi adalah mencegah terjadinya pertemuan antara

sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga tidak terjadi kehamilan.

jadi kontasepsi adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi adalah pencegahan

terbuahinya sel telur oleh sel sperma (Konsepsi) atau pencegahan

menempelnya sel telur yang telah dibuahi kedalam dinding Rahim (Taufan

Nugroho dkk, 2014)

b. Efektifitas Kontrasepsi

Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada

kesesuaian pengguna dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan juga

tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten)

dan penggunaan sempurnah yang mengikuti semua intruksi dengan

benar dan tepat. (Nugraha & Utama, 2014). Sangan efektiv, aman,

dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,

kembalinya kesuburan, lebih lambat, kira-kira 4 bulan tidak menekan

produksi ASI sehingga cocok untuk masa laktasi (Pinem, 2014).

c. Jenis Kontrasepsi

Berdasarkan peraturan kepala BKKBN No. 24 Tahun 2017 jenis

kontrasepsi dibagi menjadi dua yaitu :

24
1. Jenis kontrasepsi berdasarkan jangka waktu pemakaian

a) Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

Kontrasepsi jangka panjang adalah IUD, Implan, Medis Operasi

Wanita (MOW) dan Medis Operasi Pria (MOP)

b) Metode kontrasepsi jangka pendek (Non MKJP)

Kontrasepsi jangka pendek adalah Pil, Suntik, Kondom dan

metode kontrasepsi lainya lainya.

2. Jenis kontrasepsi berdasarkan komposisi

a. Metode kontarsepsi hormonal

Metode kontrasepsi yang termasuk dalam jenis hormonal

adalah Pil, Implan dan Suntikan.

b. Metode kontrasepsi non hormonal

Metode kontrasepsi nonhormonal, jenis yang termasuk

dalam adalah Kondom,IUD, MOW dan MOP

5. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

a. Pengertian Kontrasepsi Suntik

Suntik adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara

disuntikkan secara intramuscular di daerah otot pantat (1/3 dari spina

iliaca anterior superior). Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi

berupa cairan yang berisi hormon progesterone yang disuntikan ke

dalam tubuh wanita secara periodic (Irianto, 2012). Penyelenggaraan

pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat

dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta

25
segi kesehatan (Kemenkes RI, 2014). Menurut (Anggraini & Marthin,

2012) Definisi Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan Depo Provera ialah 6-

alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi

parental, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.

Depo provera sangat cocok untuk program postpastum oleh karena

tidak mengganggu laktasi

Berikut adalah jenis jenis dari kontrasepsi suntik:

1. Suntikan Kombinasi

Suntikan kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi

hormone sintesis estrogen dan progesterone. Jenis suntikan

kombinasi 25 mg Deponaroxi progesterone Asetat dan 5 mg

Estradiol Valerat yang diberikan injeksi intramuscular sebulan

sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretrindon Enantat (Firdayanti,

2012: 86).

2. Suntikan Tribulan

Depot medroxyprogesterone acetate (DMPA). Depot

medroxiprogesterone acetate. Diberikan sekali setiap 3 bulan

dengan dosis 150 gm. Disuntikan secara intramuscular

didaerah bokong dan dianjurkan untuk dibrikan tidak lebih dari

12 minggu dan 5 hari setelah suntikan terakhir (Pinem, 2014).

Kontrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo

Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150

mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan

intramuscular (IM) di daerah bokong. (Rusmini dkk, 2017)

26
b. Jenis kontrasepsi suntik

Menurut Rusmini dkk (2017), jenis-jenis kontrasepsi suntik yang

sering digunakan di Indonesia antara lain:

a) Suntikan/1 bulan, contoh : Cyclofem

b) Suntikan/3 bulan, contoh : Depo Medroksi Progesteron Asetat,

(DMPA), Depo Norestiteron Enantat (Depo Noristerat)

c. Mekanisme kerja

Menurut Rusmini dkk (2017) mekanisme kerja dari kontrasepsi

suntik adalah :

1. Mencegah ovulasi. Menghambat lonjokan luteinizing hormone

(LH),kadar follicle-stimulating hormone (FSH) secara efektif

sehingga tidak terjadi ovulasi.

2. Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga

menurunka Kemampuan penetrasi sperma. Perubahan-perubahan

siklus normal pada lender serviks. Secret dari serviks tetap dalam

keadaan dibawah pengaruh progestron sehingga menyulitkan

penetrasi spermatozoa.

3. Menjadikan selaput lendir Rahim tipis.

4. Menghambat transportasi gamet dan tuba. Menghambat

transportasi gamet dan tubah, mungkin mempengaruhi kecepatan

transport ovum didalam tubah fallophi atau memberikan

27
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (Telur) melalui

tuba

5. Mengubah endometrium menjadi tidak sempurnah untuk

implementasi hasil konsepsi. Dari ovum yang telah dibuahi

yaitu, mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium

sekresi, yang diperluakan sebagai pesiapan endometrium untuk

memungkinkan nidasi dari ovum yang telah dibuahi (Hanafi,

2012).

d. Keuntungan.

Berikut adalah keuntungan kontrasepsi suntik menurut Rusmini

dk(2017)

Sangat efektif, Mencegah kehamilan jangka panjang,Tidak memiliki

pengaruh pada ASI, Klien tidak perlu menyimpan obat suntik, Dapat

digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai menopause, Membantu

mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, Menurunkan

kejadian penyakit jinak payudara, Mencegah beberapa penyebab penyakit

radang panggul.

e. Kerugian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Kontrasepsi suntik 3 bulan lebih mempengaruhi pada peningkatan

berat badan karena DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu

makan hipothalamus merangsang pusat pengendalian nafsu makan

di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih

banyak dari biasanya, sehingga berpotensi mengalami peningkatan

28
berat badan. Kenaikan BB, disebabkan karena hormon progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,

sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon

progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan

menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat

menyebabkan BB bertambah (Sumantri, 2018).

Menurut (Rahayu, 2017) dampak penggunaan DMPA Efek

samping yang ditemukan pada kontrasepsi suntik adalah :

1. Gangguan Haid

Gangguan pola haid yang terjadi tergantung pada lama

pemakaian. Gangguan pola haid yang dimaksud seperti

perdarahan bercak atau flek, perdarahan irregular, amenore

dan perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang

hilang dan pada penggunaan kontrasepsi suntik, endometrium

menjadi dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar yang

tidak aktif dan insidens yang tinggi dari amenorhoe diduga

berhubungan dengan atrofi endometrium (Rahayu, 2017).

2. Menorhagia yaitu perdarahan yang banyak

3. Metroragia/spontting merupakan perdarahan intermenstrual

yang jumlahnya sedikit sekali.

4. Depresi

Menurut Supratiknya (dalam Oktarini, 2014) menyebutkan

bahwa depresi merupakan reaksi terhadap situasi yang

menekan dengan kesedihan dan kepatahan hati yang luar

29
biasa dan (sering) tidak dapat dipulihkan sesudah sekian

lama. Menurut ahli lain seperti Staab & Fieldman (dalam

Oktarini, 2014) mengatakan bahwa depresi sebagai suatu

penyakit yang menyebabkan gangguan perasaan dan emosi

yang dimiliki oleh penderita. Penderita mengalami suasana

perasaan yang ”Jatuh” dari waktu ke waktu dalam kehidupan

mereka. Namun depresi terjadi bila orang secara konsisten

menemukan diri mereka dalam suasana tertekan setiap hari

melebihi periode dua minggu.

1. Keputihan (Leukorea)

Menurut Pinem, 2014 keputihan adalah keluarnya cairan berwarnah

putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih di mulut vagina

(Vagina Discharge). Penyebabnya dikarenakan oleh efek progesterone

merubah flora normal dan pH vagina sehingga jamur mudah tumbuh

didalam vagina dan menimbulkan keputihan (Wolfe et al, 2017)

2. Jerawat disebabkan karena hormone progestin terutama morprogestin

yang meningkatkan kadar lemak.

3. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) terjadi pada tekanan

darah 140/90 mmHg atau keatas (Hartanto, 2015).

4. Mual dam Muntah

30
Pada bulan pertama pemakaian suntikan akan mengalami mual

muntah seperti hamil muda yang menyebabkan hormon progesterone

yang memproduksi asam lambung. Mual muntah yang di alami tidak

terlalu sering tetapi dalam jangka waktu satu minggu pasti mengalami

mual muntah tersebut (Saifuddin, 2012).

5. Kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi

6. Lambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian suntikan

(Rosmiati, 2018).

7. Galaktorea (Pengeluaran ASI yang berlebihan)

8. Perubahan berat badan

a. Definisi kenaikan berat badan

Berat badan adalah suatu ukuran yang diperlukan untuk sebuah

pengukuran pertumbuhan fisik dan diperlukan untuk seseorang

menerima dosis obat yang diperlukan (Husain, et al, 2015). Definisi

lain dari berat badan yaitu beberapa jumlah komponen tubuh seperti

protein, lemak, air, mineral. Sedangkan untuk peningkatan berat

badan adalah kondisi dimana jumlah berat badan seseorang melebihi

normal dan melebihi berat badan semula (Susila, et al, 2015).

Pengertian berat badan menurut Soetjiningsih adalah hasil dari

penurunan maupun peningkatan pada semua jaringan tubuh, antara

lain tulang, otot, lemak, dan cairan tubuh lainnya (Farida, 2017).

Sehingga, peningkatan berat badan dapat diartikan berubahnya

ukuran berat, yang di akibatkan dari peningkatan maupun penurunan

konsumsi makan yang diubah menjadi lemak dan disimpan dibawah

31
kulit (Susila, et al, 2015). Penyebab kenaikan berat badan karena

hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula

menjadi lemak serta merangsang nafsu makan dan menurunkan

aktifitas fisik, sehingga dengan dilakukannya suntik 3 bulan ini dapat

menyebabkan kenaikan pada berat badan (Varney,2014).

b. Faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan

1. Faktor lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi kondisi

tubuh atau berat badan seseorang seperti, makanan apa yang

dikonsumsi, frekuensi makan dalam satu hari, dan bagaimana

aktivitas yang dilakukan (Yulianti, 2018).

2. Usia Ketika usia bertambah atau semakin tua dan seseorang

tersebut kurang aktif bergerak maka masa otot tubuh akan

cenderung menurun dan menyebabkan perlambatan tingkat

pembakaran kalori, sehingga tubuh akan sulit membakar kalori

yang masuk dan terjadi penumpukan energi (Sikalak, et al, 2017).

3. Faktor Psikis Seseorang yang sedang mengalami stress atau

kekecewaan dapat mengakibatkan gangguan pola makan, seperti

peningkatan nafsu makan (Hendra, et al, 2016)

4. Menurunnya Aktivitas Fisik Jika aktivitas fisik seseorang kurang

dan orang tersebut mengkonsumsi makanan yang mengandung

banyak lemak akan berdampak negatif terhadap kondisi tubuh

seseorang. Sedangkan aktivitas fisik itu sendiri diperlukan untuk

membakar energi dalam tubuh (Kurdanti, et al, 2015).

32
5. Kebiasaan pola makan Misalnya, tingginya asupan karbohidrat

pada seseorang. Sedangkan karbohidrat memiliki kadar gula yang

tinggi yang dapat memicu penambahan berat badan. Di dalam

tubuh, pada sebagian karbohidrat di sirkulasi darah dalam bentuk

glukosa. Sebagian lagi di jaringan otot dan sebagian lagi di jaringan

otot dan di hati dalam bentuk glikogen dan sisanya menjadi

simpanan lemak yang nantinya berfungsi untuk cadangan energy

dalam tubuh (Rahmandita, et al, 2017).

6. Pemakaian KB Terutama pada KB hormonal. Hal ini karena

kandungan hormon estrogen dan Progesteron yang ada pada

kontrasepsi hormonal. Progesteron dapat merangsangkan

peningkatan nafsu makan, sehingga kontrasepsi hormonal dapat

mengakibatkan bertambahnya berat badan (Khoiriah, 2016). Akibat

dari kenaikan berat badan yang berlebihan peningkatan berat yang

berlebih akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit seperti

Obesitas, Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Penyakit Jantung

(Herawati, 2015).

c. Upaya yang perlu dilakukan tenaga kesehatan

Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi serta Edukasi) tentang

penyebab terjadinya, dan anjurkan klien untuk melakukan diet rendah

kalori serta olahraga yang teratur (Kamariyah, 2017). Penyebab

kenaikan berat badan karena hormon progesteron mempermudah

perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak serta merangsang

nafsu makan dan menurunkan aktifitas fisik, sehingga dengan

33
dilakukannya suntik 3 bulan ini dapat menyebabkan kenaikan pada

berat badan (Varney,2014).

d. Indikasi

Usia reproduksi, nulipara dan yang telah memilki efektivitas tinggi,

menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah

abortus atau keguguran, telah banyak anak tetapi belum

menghendaki tubektomi, perokok, tekanan darah <180/110 mmHg,

menggunakan obat epilepsi, tidak dapat memakai kontrasepsi yang

mengandung estrogen, sering lupa menggunakan pil kontrasepsi,

anemia defisiensi besi, mendekati usia menopaus yang tidak mau

atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

e. Kontra Indikasi

Sedang hamil (diketahui atau dicurigai), sedang mengalami

perdarahan vaginal tanpa diketahui sebabnya, mengalami kanker

payudara. Sukarni, 2013 menyebutkan bahwa WHO tidak

menganjurkan bahwa tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada

kehamilan, karsinoma payudara, karsinoma traktus genetalia,

perdarahan abnormal uterus.

f. Efektivitas

Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik

mempunyai efektivitas yang tinggi dengan 30% kehamilan per 100

perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur

sesuai jadwal yang telah ditentukan. Suntikan tiga bulan adalah jenis

KB suntik dan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang sangat

34
efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri,

aman, reversibilitas tinggi. Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh

suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan,

sederhana, murah dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian

jangka panjang. Penggunaan kontrasepsi suntik dapat dengan efektif

mencegah terjadinya kehamilan hingga 99% -100%.

g. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 52 Tahun

2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga yang menggantikan Undang-Undang No. 10 Tahun 1992

berikan perkembangan keluarga sejahtra dapat dijadikan sebagai

grand design dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk.

Kehadiran UU ini disesuaikan dengan perubahan sistem

pemerintahan didalam negeri dari pemerintah sentralistik

kedesentralisasi. Konsekuensinya, adalah arah pembangunan dapat

berorientasi pada pembangunan yang berwawasan kependudukan

yang menekankan pada kualitas SDM dalam pembangunan daerah

berbasis kompetensi.

Tujuan program kependudukan dan keluarga berencana (KB),

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, menekan laju

pertumbuhan penduduk, meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan

KB. Upaya pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk

dilakukan melalui program keluarga berencana (Bernadus et al.,

2013). Salah satu kebijakan program KB adalah memberikan

35
pelayanan kontrasepsi yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi

agama, norma budaya, etika serta kesehatan sesuai amanat.

Permenkes No. 97 tahun 2014

tentang Pelayanan kesehatan Suntik 3 Bulan


masa sebelum hamil, masa hamil, 1. Pengertian
persalinan dan masa sesudah 2. Jenis suntikan KB
melahirkan, penyelenggaraan 3. Keterbatasan
pelayanan kontrasepsi, serta 4. Yang boleh menggunakan
pelayanan kesehatan seksual. 5. Kontra indikasi
Kebijakan pemerintah mewajibkan 6. Keuntungan
kesertaan ber KB bagi pasangan 7. Cara kerja
usia subur (PUS) di setiap keluarga 8. Waktu Pemakaian
di Indonesia adalah dilandasi 9. Efektivitas
upaya untuk mewujudkan keluarga 10. Efek samping
sehat seperti yang diamanatkan

dalam Permenkes No. 39 tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga (PIS PK)

B. Landasan Teori

A. Tingkat Pengetahuan

1. Tahu (Know)

2. Memahami (Comprehention)

3. Aplikasi (Application)

4. Analisis (Analysis)
36
5. Sintesis (Syntesis)

6. Evaluasi (Evaluation)
Akseptor
Pengetahuan
KB

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

b. Umur

c. Pekerjaan

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan

b. Sosial Budaya

c. Informasi/Media masa
Tabel 2.1 Landasan Teori (Wawan & Suratun, 2011-2013)

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan dan kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel

Notoatmodjo, 2013. Uraian tujuan pustaka diatas mengenai Gambaran

37
Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan Tentang Peningkatan Berat

Badan. Maka penulis membuat kerangka konsep sebagai berikut :

PENGERTIAN AKSEPTOR

TAHU

MEMAHAMI

Suntik 3 Bulan
APLIKASI

ANALISIS
Kenaikan Berat Badan :

SINTESIS 1. Hormonal
2. Efek samping

EVALUASI

Tabel 2.2 Landasan Teori

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Survey deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2017: 147).

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi dan sampel penelitian

a. Populasi

Menurut Silean (2018: 87) “Populasi adalah keseluruhan dari

objek atau individu yang memiliki karakteristik (sifat-sifat) tertentu

yang akan diteliti. Jumlah popilasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 320 Sampel.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara-

cara tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya Silean (2018:

87). Menurut (Arikunto, 2013) penentu besar sampel bisa

menggunakan teknik pengambialn rumus, rumus yang telah

ditentukan yaitu jika besar populasi, maka sampel bisa diambil 10%

39
dari jumlah populasi penelitian ini adalah 320 akseptor KB suntik 3

bulan.

Rumus :

n=¿N x P

Keterangan :

N = jumlah populasi (320)

P = Presentasi (10%)

n = sampel

pengelolahan sampel :

= 10% x 320

10 %
= x 320
100

= 32

Jadi total sampel dalam penelitian ini 32 akseptor

C. Definisi Operasional Dan Variabel

1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana cara mengukur suatu variabel, sehingga definisi

operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu

peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Setiadi

(2013).

40
Nama Definisi Indikator Alat ukur Skala

Variabel operasional
1. Gambaran pengetahuan Pemahama 1) Baik (76 kuisioner Ordinal
tentang peningkatan berat n responden -100%)
badan pada akseptor KB tentang 2) Cukup (56 –
suntik 3 bulan peningkatan 75%)
2. Mengetahui lama berat badan 1) Kurang
pemakaian KB suntik (<56%).
DMPA yang mengalami
peningkatan berat badan (Arikunto, 2013).

Tabel 2.3 definisi operasiona

2) Variabel

Variabel adalah karakteristik yang diamati serta mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat

diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2013).

Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu

Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang Peningkatan Berat

Badan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa

angket atau kuisioner. Menurut Sugiyono (2017:142) “Angket atau

kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

41
seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab”. Untuk

mengetahui pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang peningkatan

berat badan. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup dimana

sudah terdapat jawaban benar atau salah dengan memberi tanda centang

(٧) pada jawaban yang dianggap benar dan pada pertanyaan positif

(Favourable), jika jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang

salah dapat nilai 0. Sedangkan pertanyaan negatif (Unfaurable) yang

menjawab salah mendapat nilai 1 dan yang menjawab benar

mendapatkan nilai 0. Menurut Arikunto (2013), rumus yang digunakan

untuk mengukur presentase dari jawaban yang didapat dari kuisioner

yaitu:

Jumlah nilai yang benar


Presentase ¿ x 100 %
Jumlah soal

Kuisioner

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1 Suntikan 3 bulan adalah program penyuntikan obat KB yang dilakukan kepada ibu 1 0
setiap 3 bulan..?
2 KB suntik 3 bulan sangat berpengaruh pada peningkatan berat badan..? 1 0
3 Akseptor/pengguna KB suntik Tiga bulan, menggunakan KB suntik 3 bulan 1 0
menambah napsu makan..?
4 peningkatan Berat badan pada pengguna KB suntik 3 bulan di sebabkan karena 1 0
porsi makan yang besar..?
5 KB suntik 3 bulan mengandung hormone progeteron dan esterogen..? 1 0
6 KB suntik 3 bulan mengandung hormone progerteron saja..? 1 0
7 menggunakan KB suntik 3 bulan dapat menurunkan aktivitas fisik..? 1 0

42
8 peningkatan berat badan adalah dampak dari efek samping KB suntik 3 bulan..? 1 0

9 efek samping KB suntik 3 bulan mempunyai dampak buruk yang nantinya dapat 1 0
membahayakan..?

10 menggunakan KB suntik 3 bulan tidak mendapatkan kerugian..? 1 0

11 peningkatan berat badan disebabkan oleh faktor lingkungan, Usia, pikiran, 1 0


Aktivitas, pola makan dan KB hormonal...?

12 peningkatan berat badan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari..? 1 0

13 KB suntik 3 bulan sangat membantu dalam memberi jarak anak..? 1 0

14 menggunakan KB suntik tiga bulan, pernah ibu merasah ada perubahan 1 0


peningkatan berat badan..?

15 Keluarga berencana (KB) adalah salah satu cara untuk mengatur kehamilan..? 1 0

16 Pemakaian Kontrasepsi suntik DMPA tidak menghambat produksi AsI..? 1 0

17 Menggunakan kontrasepsi merupakan hak-hak reproduksi wanita..? 1 0

18 Salah satu tujuan penggunaan kontrasepsi adalah mewujudkan keluarga 1 0


berkualitas..?

19 Penggunaan alat kontrasepsi suntik DMPA bisa dihentikan bilah menginginkan anak 1 0
lagi..?

20 Kontrasepsi suntik DMPA dapat diberikan setiap saat selama siklus menstruasi..? 1 0

43
21 Ibu yang menyusui tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik DMPA..? 1 0

22 Ibu yang telah Melahirkan dapat mulai suntik setelah 40 hari..? 1 0

23 Ibu setelah keguguran dapat segera menggunakan kontrasepsi suntik DMPA dalam 1 0
7 hari pertama..?

24 Pengguna kontrasepsi suntik adalah Wanita Usia Subur..? 1 0

25 Efektivitas kontrasepsi suntik DMPA dapat berkurang karena ibu tidak patuh..? 1 0

26 Wanita berusia lebih dari 35 tahun tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik 1 0
DMPA..?

27 Bilah ingin menggunakan kontrasepsi suntik ibu tidak perlu mendapat dukungan 1 0
dari suami..?

28 Upaya pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dilakukan melalui 1 0


program keluarga berencana (KB)..?

29 Upaya yang perlu dilakukan tenaga kesehatan untuk mencegah dampak –dapak 1 0
buruk yang terjadi adalah memberikan komunikasi, Informasi, serta edukasi (KIE)
tentang kontasepsi suntik DMPA..?
30 Upaya yang perlu dilakukan tenaga kesehatan dalam mencegah terjadinya 1 0
peningkatan berat badan adalah menganjurkan klien/pasien untuk melakukan diet
rendah kalori serta olahraga yang teratur..?

44
E. Jenis dan cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data Yang Dikumpulkan

a. Data Primer

“Data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat

melalui wawancara, jejak dan lain-lain’’Suharsimi Arikunto

(2013:172)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah “data yang diperoleh dengan cara

membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang

bersumber dari literatur, buku-buku serta dokumen-dokumen

sebelum penelitian dilakukan” Sugiyono (2012:141).

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh

responden. Peneliti membagikan kuisioner dengan cara mengunjungi

rumah responden secara individu. Kuisioner ini dibuat langsung oleh

peneliti yang terdiri dari 40 pertanyaan dan kemudian membagikan

kuisioner tersebut dengan memberikan penjelasan tentang tujuan

penelitian serta cara pengisian kuisioner, setelah itu kuisioner

dikumpulkan untuk ditabulasi.

F. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat atau lokasi dimana peneliti

memperoleh informasih mengenai data yang diperlukan. Lokasi

penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. (Suwarma

45
Al Muchtar, 2015: 243). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gudang

Arang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2021

adalah Akseptor KB di Puskesmas Gudang Arang yang berjumlah 320

orang

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah Quota sampling artinya teknik untuk menentukan sampel dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan. Teknik pengambilan sampel dengan cara anggota populasi

manapun yang jumlah kuatum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.

(Sugiyono, 2016:85).

G. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan data

a. Editing merupakan tahap pertama dalam pengolahan data yaitu,

proses pemeriksaan data yang yang sudah dikumpulkan melalui

alat pengumpulan data (Instrumen penelitian) (Swarjana, 2016 :

43),

b. Coding adalah memberikan kode pada data yang telah diambil

untuk mempermudah tahap-tahap berikutnya terutama pada

tabulasi data

c. Tabulatting yaitu menghitung data dari jawaban kuisioner

responden yang sudah diberi tanda

46
d. Data Entry merupakan data yang sudah dalam bentuk “kode”

dimasuakan kedalam program atau softwere computer

e. Cleaning merupakan ketidak lengkapan dan sebagainya kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2018 : 177-178).

2. Analisa Data

Menurut (Swarjana, 2018) data diolah dan disajikan kemudian

dipresentasikan dan diuraikan dalam bentuk tabel dengan

f
menggunakan Rumus : x= x k
n

Keterangan :

F : variable yang diteliti

N : Jumlah sampe lpenelitian

K : Konstanta (100%)

X : Presentase hasil yang dicapai.

H. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2014,) Etika diperlukan untuk menghindari terjadinya

tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan

prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang

dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang

diperolah responden,tetapi lembar tersebut hanya diberi kode.

2. Anonimitas

47
Menjaga kerasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden,

tetapi lembar tersebut hanya diberi kode.

3. Konfidentialy (Kerahasiaan)

Tidak akan menginformasikan data dan hasil penelitian berdasarkan

data individual, namun data dilaporkan berdasarkan kelompok.

4. Sukarela

Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur pemaksaan atau

tekanan secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada

calon responden atau sampel yang akan diteliti.

48
DAFTAR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia


2019. Jakarta: (Kemenkes RI; 2020).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Papua


2020. umlah Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua.

WHO. Family planning/contraception methods [Internet]. World Health


Organization. 2020

World Health Organization (WHO). Pengertian Unmeet Need Keluarga


Berencana. World Health Organization; 2017

Silaen, Sofar., (2018)., Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi


dan Tesis, In Media, Bandung

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta, CV.

BKKBN [Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional]. (2018).


Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2017.

BKKBN. (2015). Akseptor KB dan pencegahan Kehamilan.

Triana, Ani. dkk. 2015. Buku ajar kegawatdaruratan maternal dan neonatal,
Depublish. Yogyakarta (tentang pengertian KB)

Badan Pusat Statistik 2015 Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.
(AKI DAN AKB). Dinas kesehatan kabupaten bojonegoro tahun 2021.

Swarjana I. K. ( 2015) Metodologi penelitian kesehatan yokyakarta.

Pratiwi Dahlia, (2014). Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal


Suntik DMPA dengan Peningktan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota
Pdang. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Padang.

Irianto, K. (2014), Pelayanan Keluarga Berencana, Pustaka Rihanna,


Yogyakarta.

Pinem 2014 Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta : trans info media.

49
BKKBN. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014

Hidayat A.A.( 2014) metode penelitian keperawatan dan teknik analisis


data.jakarta : selemba medika.

Hartanto H. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka sinar


harapan; 2014

Nugroho, Taufan. Dkk (2014). Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2)


Yogyakarta: Graha Ilmu

Lucky, Titik (2013). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. EGC,
Jakarta.

Agus, R. (2013). Kapita Selekta Kuesiner Pengetahuan dan Sikap dalam


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mulyani S.N dan Rinawati M. 2013. Keluarga Berencana dan Alat


Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2)


Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arum dan Sujiyatini., (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogyakarta: Nuha. Medica

50

Anda mungkin juga menyukai