Anda di halaman 1dari 30

1

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY OF CARE (COC)

DI PUSKESMAS BETUNGAN KOTA BENGKULU

TAHUN 2023

Disusun Oleh

RISMINIANA
NPM. 2226040102.P

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) adalah merupakan salah satu pelayanan kesehatan

preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui

demikian. Untuk optimalisasi manfaat kesehatan KB pelayanan tersebut harus

disediakan bagi wanita dengan cara meningkatkan dan perluasan pelayanan

keluarga berencana berupa kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utana dan

yang lainnya, dalam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian ibu yang

demikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. (Lestari, 2015:73)

Menurut World Health Organization (WHO) Keluarga Berencana

merupakan tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat

diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat

kelahiran dalam hubungan usia suami istri menentukan jumlah anak.

Menurut Lestari (2015:73), manfaat dari alat kontrasepsi suntik yaitu sangat

efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak memiliki pengaruh

terhadap ASI, klien tidak perlu repot untuk menyimpan obat, dsb. Alat

kontrasepsi KB juga memiliki efek samping seperti terjadi perubahan pola haid,

mual, sakit kepala, penambahan berat badan.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia KB aktif tertinggi terdapat di Bengkulu

yaitu sebesar 71,4% dan yang terendah di Papua sebesar 25,4%. Terdapat 11

Provinsi dengan cakupan KB aaktif mencapai RPJMN 66% yaitu Provinsi

Bengkulu, Kalimantan selatan, Lampung, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung,


3
Bali, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara dan

Gorontalo.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, cakupan peserta aktif KB

aktif di Indonesia menurut metode kontrasepsi modern paling besar yaitu suntik

63,7%, Pil 17%, AKDR 7,4%, Implan 7,4%, kondom 1,2%, MOW 2,7%, dan

MOP 0,5%. Berdasarkan pola dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi, sebagian

besar peserta KB aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan

sangat dominan (lebih dari 80%) disbanding metode lainnya, suntikan (63,7%)

dan pil (17%). Padahal suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi

jangka pendek sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian

kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2019,

menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Bengkulu

sebanyak 364.685, dan jumlah peserta KB aktif sebanyak 288.259 peserta. Dari

288.259 peserta aktif KB di Provinsi Bengkulu tahun 2019, penggunaan alat

kontrasepsi terbanyak yaitu jenis KB suntik sebesar 166.938 (58%), selanjutnya

Pil 48.278 (17%), implant 38.988 (14%), kondom 15.223 (5%),

AKDR 13.259 (5%), MOW 4.879(2%), dan MOP 694 (0,2%).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2019,

menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di kota Bengkulu yaitu

78.103 dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 56.931 (72,9%) . Dari 56.931

peserta KB aktif di Kota Bengkulu tahun 2019, metode yang paling banyak

digunakan oleh peserta KB aktif adalah jenis KB suntik yaitu 28.670 (50,4%),

selanjutnya Pil 12.137 (21,3 %), implant 6.274 (11%), AKDR 5.728 (10,1%),

kondom 3.196 (5,6%), MOW 821 (1,4%), MOP 105 (0,2%).


4
Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

Provinsi Bengkulu tahun 2020, jumlah peserta KB aktif sebanyak 277.797

peserta, dengan jumlah pelayanan akseptor KB baru sebanyak 31.381 (56,67%)

peserta, pelayanan pengguna kontrasepsi ulang sebanyak 225.417 peserta, dan

pelayanan kotrasepsi ganti cara sebanyak 20.999 peserta. Kontrasepsi yang

paling banyak diminati oleh akseptor KB baru iyalah jenis KB suntik dengan

jumlah 16.319 peserta. Kontrasepsi ulang terbanyak yaitu jenis suntik 116.651

peserta. Kontrasepsi yang lebih diminati ketika mengganti cara penggunaan

jenis alat kontrasepsi yaitu KB suntik dengan jumlah 8.147 peserta.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2019, ada

tiga puskesmas terbanyak yang peserta KB aktifnya menggunakan kontrasepsi

suntik yaitu Puskesmas Basuki Rahmad 3.679 peserta ( 60,3%), Puskesmas

Jembatan Kecil 2.466 peserta (56,8%), Puskesmas Sawah Lebar 2.203 (65,7%).

Berdasarkan uraian dan data yang diperoleh, maka peneliti sangat tertarik

untuk meneliti tentang "Asuhan Kebidanan pada Ibu Akseptor KB Suntik di

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu Tahun 2023".

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu Akseptor KB di

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu Tahun 2023

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik di Puskesmas

Betungan Kota Bengkulu dengan menggunakan manajemen metode SOAP.


5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui data subjektif dan objektif pada ibu akseptor KB suntik 1

bulan di Puskesmas Betungan Kota Bengkulu

b. Mengetahui analisa atau diagnosa pada ibu akseptor KB suntik 1 bulan di

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu

c. Mengetahui rencana tindakan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik 1

bulan di Puskesmas Betungan Kota Bengkulu

d. Mengetahui tindakan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik 1 bulan di

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu

e. Mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus pada asuhan kebidanan

pada ibu ibu akseptor KB suntik 1 bulan di Puskesmas Betungan Kota

Bengkulu

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan, wawasan, informaasi dan keterampilan

penulis dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi profesi kebidanan dapat terus menerapkan dan meningkatkan peran,

fungsi dan tanggung jawab dalam bentuk asuhan kebidanan keluarga

berencana metode kontrasepsi KB Suntik.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai pertimbangan untuk menambah wawasan dan sebagai bahan


6
pengembangan ilmu tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik

melalui penelitian dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran

terhadap mahasiswi prodi SI kebidanan selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan terutama asuhan

kebidanan keluarga berencana metode kontrasepsi KB Suntik.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga berencana merupakan

tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari Kehamilan yang

tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan mengatur

interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan usia

suami menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga Berencana menurut UU No.10 Tahun 1992 Program KB Nasional

diartikan sebagai upaya peningkatan kependudukan. Peran serta masyarakat melalui

Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 Program KB Nasional

diartikan sebagai upaya peningkatan kependudukan, peran serta masyarakat melalui

pengendalian kelahiran, dan pembinaan. Pengertian kelahiran melalui program KB

berdampak signifikan terhadap peningkatan kelangsungan hidup ibu,bayi dan anak.

Oleh karenanya program KB telah akui secara internasional sebagai salah satu upaya

pokok dalam program safe motherhood and child survival (Rismalinda,dkk).

Keluarga berencana diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyak

kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah,bserta

keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat

langsung dari kehamilan tersebut. (Lestari, 2015:74)

2. Tujuan program KB

Untuk mencapai keberhasilan program KB Nasional diperlukan suatu tujuan

dalam memberikan yang jelas adapan tujuan Program Nasional

Kependudukan :Tujuan Demografis : Yaitu dapat dikendalikannya tingkat


8

pertumbuhan pendudukan sebagai usaha mencapai penurunan mencapai fertilitas.

Jadi tujuan KB nasional dilihat dari segi demografis dan normatif adalah

mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk dengan menjadikan KB sebagai

falsafah hidup masyarakat Indonesia agar diperoleh suatu Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hiduphnya. (Rismalida,dkk,2010).

Tujuan umum adalah membentuk keluarga sesuai dengan kekuatan social

ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan Kelahiran anak agar diperoleh suatu

keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.Tujuan

utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,menurunkan tingkat atau

angka kematian ibu,bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan

reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas sedangkan tujuan

program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk meningkatkan pemahaman

pengetahuan, dan prilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi,

guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya, untuk mempersiapkan

kehidupan dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.

Terutama yang diselenggarakan oleh institusi masyarakat di daerah perkotaan dan

pedesaan, sehingga membudidaya dan melembaganya keluarga kecil berkualitas.

Perlu diketahui bahwa tujuantujuan tersebut berkaitan erat dan merupakan kelanjutan

dan tujuan program KB tahun 1970.

Tujuan KB meliputi:

1) Keluarga dengan anak ideal

2) Keluarga sehat

3) Keluarga berpendidikan

4) Keluarga sejahtera
9

5) Keluarga berketahanan

6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

3. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana

Menurut (Sulistyawati 2013) ruang lingkup program Keluarga Berencana adalah :

1) Keluarga berencana .

2) Kesehatan Reproduksi Remaja.

3) Ketahanan dan pemberdayaan Keluarga.

4) Penguatan pelembagaan.

5) Keserasian kebijakan kependudukan.

6) Pengelolaan SDM aparatur.

7) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

8) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara.

Menurut (Setyaningrum & Aziz 2014) Ruang lingkup program KB meliputi :

komunikasi informasi dan Edukasi (KIE).Konseling,Pelayanan kontrasepsi,

Pelayanan infertilitas, Pendidikan sex (sex education), Konseling pra perkawinan dan

konsultasi perkawinan,Konsultasi genetic,Tes keganasan,Adopsi.

B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan.

Kontrasepsi digunakan untuk menunda kehamilan pertama atau menjarangkan

kelahiran berikutnya atau mengakhiri kehamilan dan kelahiran.

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti “mencegah” atau “melawan”

dan kontrasepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma

yang mengakibatkan kehamilan. maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau


10

mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sel sperma tersebut. (Lestari, 2015:74)

Menurut Usman , dkk (Benson C Ralph,2008) Kontrasepsi dapat diartikan

sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam

cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.

2. Pembagian Cara Kontrasepsi

Menurut (Suheri, Meiliani, & Estiwidani, 2010)Pembagian cara kontrasepsi

adalah sebagai berikut

a) Kontrasepsi sederhana tanpa alat

 Metode Kalender

Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan

salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri

oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama pada masa

subur. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar.

 Metode kontrasepsi suhu basal

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya

diambil pada saat bangun tidur dan belum menninggalkan tempat tidur, suhu

basal tubuh akan meningkatkan setelah ovulasi.

 Metode lendir serviks/metode ovulasi (MOB)

Suatu cara atau metode aman dan ilmiah untuk mengutahui kapan

masa subur wanita. Metode ini sangat sederhana murah dan mudah

diterapkan karena berdasarkan pengamatan diri sendiri terhadap gejala-gejala

yang secara alamiah dialami oleh setiap wanita normal.

 Metode simptotermal
11

Gabungan dari metode alamiah untuk menentukan masa subur atau

ovulasi. Antara lain metode basal suhu tubuh dan metode lendir serviks.

 Coitus interuptus

Juga dikenal dengan metode senggama terputus. Teknik ini dapat

mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria.

Seorang pria harus menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetes pun

sperma masuk kedalam rahim wanita

b) Kontrasepsi sederhana dengan alat menurut (setyaningrum & Aziz, 2014)

 Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi

sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi

tanpa alat antara lain: metode Amenorea laktasi (MAL), continius interuptus,

Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal dan Lendir

Serviks. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,

Diafragma, Cup Serviks dan spermisida. (Handayani, 2010).

 Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu

kombinasi (megandung hormon progesteron dan estrogen sinetik) dan yang

hanya berisi progeteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada

pil dan suntikan/injeksi sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi

progesterone terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).

 Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu

AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesterone) dan yang

tidak mengandung hormon. AKDR yang mengandung hormon progesterone


12

dan leonorgestrel yaitu progestasert .(Alza-T dengan daya kerja 1 tahun

LGN-20 Mengandung leunorgestrel (Hartono, 2010)

 Metode kontrasepsi mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari2 macam yaitu metode Operatif

wanita (MOW) dan metode operatif pria (MOP). MOW sering dikenal

dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat

saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan

sperma. Sedangkan MOP sering dikenal vasektomi, vasektomi yaitu

memotong atau mengikat saluran vas deferen sehingga cairan sperma tidak

dapat keluar atau ejkulasi (Handayani, 2010).

 Kondom

Kondom merupakan selabung/sarung karet yang terbuat dari berbagai

bahan diantaranya lateks (karet), plastic (Vinil) atau bahan alami (produksi

hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Menghalangi masuk

spermatozoa ke dalam traktus genetalia intravena wanita.

 Barier intra vagina

Metode ini merupakan metode untuk mengahalangi masuknya

spermatozoa kedalam traktus genetalia interna wanita dan mematikan

spermatozoa oleh spermasidnya

c) Kontrasepsi Hormonal

 Kontrasepsi Pil

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesterone

oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormone ovarium selama siklus haid

yang normal, sehingga juga menekan Relasing factors di otakdan akhirnya

mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi,
13

tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)

seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri. (Hartono

2002).Efektifitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5-99,9% dan

97%.(Handayani, 2010).

Cara kerja KB Pil menurut saifuddin (2010) yaitu:menekan Ovulasi,

Mencegah Implantasi, Mengentalkan lendir serviks , Pergerakan Tuba

terganggu sehingga transpotasi ovum akan terganggu.Keuntungan KB Pil

menurut Handayani (2010) yaitu: Tidak menganggu hubungan seksual,Siklus

haid menjadi teratur (mencegah anemia),Dapat digunakan sebagai metode

jangka panjang, Dapat digunakan pada masa remaja hingga menapouse,

Mudah dihentikan setiap saat, Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan

pil dihentikan, Membantu mencegah kehamilan ektopik,kanker ovarium,

kanker endometrium, kista ovarium, acne,dismenorea.

Keterbatasan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu : Amenorhea,

perdarah haid yang berat ,perdarahan diantara siklus haid ,Depresi, Kenaikan

berat badan, mual muntah, Perubahan Libido Hipertensi,jerawat, nyeri tekan

payudara, Pusing, sakit kepala, kesemutan dan baal bilateral ringan,

Mencetuskan moniliasis , Cloasma, Hirsutisme, Leukorhea, pelumasan yang

tidak mencukupi,Perubahan lemak,dismenorea,Kerusakan toleransi

glukosa,Hipertrofi atau ekropi serviks ,perubahan visual,infeksi pernafasan,

peningaktan episode sistitis, perubahan fibroid uterus.

 Kontrasepsi Implant

Profile kontrasepsi implant menurut Saifuddin (2010) yaitu : efektif 5

tahun untuk nonplant, 3 tahun untuk jedena, indoplant atau implanon,nyaman

, dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan
14

perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah implant dicabut,efek

samping utama berupa pendarahan, Aman dipakai pada saat laktasi.

Cara kerja kontrasepsi implant menurut saifuddin (2010) yaitu Lendir

serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi ,mengurangi trasportasi sperma, menekan

ovulasi.

Keuntungan kontrasepsi implant menurut saifuddin (2010) yaitu : Daya

guna tinggi, Perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat

kesuburan,tidak memerlukan pemeriksaan dalam ,Tidak menganggu dari

kegiatan senggama,Tidak mengganggu ASI , Klien hanya kembali jika ada

keluhan , Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan ,Mengurai jenis Haid,

Mengurangi Haid, Mengurangi jumlah darah Haid,mengurangi terjadinya

kanker endometrium.

3. KB Suntik 1 Bulan

Suntik KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin,

yang serupa dengan hormone wanita, yaitu progestron, hal inidapat menghentikan

berovulasi.

a. Macam-macam Kontrasepsi suntik Menurut (Pinem,2009)

Macam-macam dari kontrsepsi suntik adalah:

1) Suntikan progestik saja Kobtrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya

mengandung progestin dan banyak dipakai sekarang ini adalah :

 DMPA (Depot Medroxyprogestron Asetad) atau depo provera diberikan

sekali setiap 3 bulan, dengan dosis 150 mg. disuntikkan secara intramuscular

didaerah bokong.
15

 NET-EN (Notrehine Enanthate) atau noristerat diberikan dalam dosis

dalam 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 6 bulan pertama (=3 kali

suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

2) Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron

Asetat dan dan 5 mg Estradisional Sipionat yang diberikan injeksi

intramuscular sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg Neerotridon Enantet dan

5 mg Entradional Valerat yang diberikan dengan injeksi intramuscular sebulan

sekali.

b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik

Menurut Sukistyawati (2013), jenis kontrasepsi suntik mempunyai

efektifitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun,

jika penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan,

DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi.

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik dapat dijelaskan sebagai beriku :

mencegah ovulasi,mengentalkan lendir , menjadikan selaput lendir rahim tipis

dan atrofi ,menghambat transportasi gamet oleh tubafallopi.

c. Keuntungan Kontrasepsi Suntik

Keuntungan pengguna suntik yaitu sangat efektif, pencegah kehamilan

jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung

estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan

gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI,efek samping sangat

kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh

perempuan usia 35 tahun sampai premenopause, membantu mencegah kanker

endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak


16

payudara, dan mencegah beberapa penyebab radang panggul (sulistyawati,

2013).Klien yang dapat menggunakan kontrasepsi suntik progestin.

Menurut styaningrum & Aziz (2014) yang boleh menggunakan

kontrasepsi suntik yaitu :

1) usia produktif.

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak.

3) Mengehendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang telah memiliki

efektivitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah abortus atau keguguran.

7) Perokok.

8) Anemi difisiensi besi.

9) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

Menurut setyaningrum & Aziz (2014 ) klien yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi suntik antara lain :hamil atau dicurigai

hamil,Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya,Tidak dapat

menerima terjadinya gangguan haid, Menderita kanker payudara atau riwayat

d. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi

1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak

diperlukan kontrasepsi tambahan.

2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak

boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan

kontrasepsi lain untuk 7 hari

3) Bila klieh tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja
17

dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan

hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi

yang lain selama masa waktu 7 hari.

4) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan

pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.

5) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka

suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.

6) Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal kombinasi.

Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar,

suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila

ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.

7) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut

ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi

tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan

metode kontrasepsi lain.

8) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera

diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa

perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,

metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan

AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan

pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.

e. Efek samping

1) Amenore

2) Mual/pusing/muntah
18

3) Perdarahan

4) Keputihan
19

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

1. Tinjauan Kasus

PENGKAJIAN

Tanggal : 26 Mei 2023

Jam : 08.15 WIB

Tempat : Ruangan Poli Ibu

Pengkaji : Risminiana

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Identitas Pasien

: Ny. C
Nama Istri

Umur : 21 tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Betungan
20

Penanggung Jawab/Suami :

: Tn. R
Nama Suami

Umur : 24 tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Betungan

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 1 bulan

3. Data Kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu:

 Ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit cacar atau campak

 Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit bronchopneumoni,

hipertensi, diabetus militus dan penyakit hepatitis.

 Ibu mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit

 Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi

 Ibu mengatakn tidak pernah mengalami kecelakaan

 Ibu mengatakan tidak pernah melakukan transfusi darah

 Ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat

b. Riwayat kesehatan keluarga

 Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun dan

menahu seperti kanker, TBC, jantung, epilepsi, hipertensi, penyakit darah,


21

diabetes militus, dan ginjal.

c. Riwayat penyakit keturunan

 Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan seperti bayi kembar.

4. Data Kebidanan

a. Riwayat Menstruasi:

Menarche : 13 Tahun

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

Siklus : 28 hari

Keluhan : pegel-pegel pada bagian pinggang

Warna : Merah kehitaman

Lamanya : 7-8 hari

b. Riwayat Perkawinan

Status Perkawinan : Kawin / tdk kawin : kawin

Lama perkawinan : 1 tahun

c. Riwayat Keluarga Berencana:

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

5. Data Kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Makan : 3 kali/hari

Minum : 7-8 gelas/hari


22

Jenis makan : Nasi, sayur, lauk pauk, buah

Makanan pantang : Tidak memiliki makanan pantangan

Alergi makan : Tidak memiliki alergi terhadap makanan

b. Elimnasi

BAK : 8 kali/hari, warna kuning bau khas

BAB : 1 kali/hari, konsistensi lunak

c. Istirahat

Tidur siang : 1 jam

Tidur malam : 8 jam

Keluhan : Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan

d. Personal Higiene

Mandi : 2 kali/hari

Keramas : 3-4 kali/minggu

Gosok gigi : 2 kali/hari

Ganti baju : 2 kali/hari

e. Seksual

Frekuensi : 1 kali/minggu

Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan dalam melakukan hubungan seksual.

f. Data Psikososial dan Agama

 Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik, hubungan dengan

masyarakat juga baik.

 Ibu mengatakan kegiatan ibadah ibu sehari adalah sholat 5 waktu dalam
23

sehari, dzikir, dan berdoa.

g. Kebiasaan sehari-hari:

 Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minuman keras, minum

jamu, dan kebisaan lainnya.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,50 C

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut : Rambut tidak rontok, kulit kepala bersih, rambut lurus

Muka : Tidak pucat, tidak oedema

Mata :Konjungtiva merah, sklera putih

Hidung : Simetris, bersih, tidak infeksi Telinga : tidak ada

penumpukan sekret

b. Leher
24

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran vena

jugularis.

c. Payudara

Mammae simetris, tidak ada benjolan, putting susu menonjol.

d. Abdomen:

Tidak ada bekas luka operasi

e. Genital

Odema : tidak ada

Varices : tidak ada

f. Ekstremitas

Atas

Bentuk : simetris

Odema : tidak ada

Gerakan : aktif

Kelainan : tidak ada

Bawah

Bentuk : simetris

Odema : tidak ada

Gerakan : aktif

Kelainan : tidak ada


25

Reflek Patela : kanan (+) / kiri (+)

C. ASSESMENT

Ny. C umur 21 tahun, P1A0 akseptor KB suntik 1 bulan.

D. PLANNING
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

3. Memeriksa jadwal kunjungan yang tertera pada kartu KB ibu.

4. Memberi tahu ibu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan.

5. Memberikan konseling kepada ibu tentang kontrasepsi cyclofem.

6. Memberikan informed consent kepada ibu sebelum melakukan tindakan.

7. Siapkan obat yang akan digunakan seperti spuit 3 ml, obat KB suntik cyclofem, dan

kapas alkohol. Suntikan KB suntik cyclofem pada bokong ibu 1/3 SIAS secara IM,

sebelum penyunyikan usap tempat penyuntikan dengan kapas alkohol, beritahu ibu

bahwa ia akan disuntik dan jangan lupa untuk lakukan aspirasi saat penyuntikan.

Beritahu ibu agar tidak menggosok bekas suntikan.

8. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang yang dicatat pada kartu dan sarankan ibu untuk

datang tepat waktu.

9. Lakukan pendokumentasian.
26

2. Pembahasan
Telah dilakukan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. C dengan Akseptor

KB suntik kombinasi di Puskesmas Betungan Kota Bengkulu. Asuhan dilakukan satu

hari di ruang pemeriksaan, serta penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan praktik.

a. Pengumpulan Data

Pada pengkajian data dasar kasus suntik KB 1 bulan dilakukan pada saat di

ruang pemeriksaan. Pengkajiannya meliputi anamnesis kepada pasien.

Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. C yaitu keadaan umum ibu tampak baik,

kesadaran composmentis, berat badan ibu sekarang 57 kg, pemeriksaan tanda-

tanda vital ibu didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, didapati hasil dengan

cara menggunakan tensi meter, kemudian nadi 80x/menit, dan teratur, suhu

diukur 36,5 ºc, pernafasan 20 x/menit, BB 57 kg

b. Diagnosa Aktual

Keluarga berencana merupakan usaha bagi suami istri untuk mengatur jarak

dan jumlah anak yang diinginkan serta mengurangi angka kematian bayi,

mengurangi angka kematian ibu, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga

dengan pemakaian kontrasepsi. Jenis KB suntik adalah salah satu kontrasepsi

yang mencegah kehamiIan dan banyak digunakan. KB suntik bekerja dengan

mengentalkan lendir rahim sehingga tidak terjadi pembuahan.

Pengkajian pada Ny. C maka penulis merumuskan diagnosa aktual yaitu Ny. C

dengan Akseptor KB suntik 1 bulan. Perumusan diagnosa sesuai dengan

nomenklatur kebidanan. Berdasarkan uraian di atas tidak didapatkan kesenjangan

dengan apa yang dijelaskan pada teori dan yang ditemukan pada kasus Ny. C.
27

c. Planning

Rencana asuhan pada kasus ini yaitu ibu tetap menjadi akseptor KB suntik 1

bulan, ibu dapat beradaptasi dengan pemakaian suntikan KB 1 bulan. Adapun

kriteria keberhasilan yaitu keadaan umum ibu baik, ibu mendapat suntikan KB

secara berkala, ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang sesuai.

Rencana asuhan yang diberikan kepada ibu yaitu: menyambut ibu dengan

senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan. Memeriksa jadwal kunjungan yang tertera pada kartu KB

ibu. Memberi tahu ibu terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Memberikan

konseling kepada ibu tentang kontrasepsi cyclofem. Memberikan informed

consent kepada ibu sebelum melakukan tindakan. Siapkan obat yang akan

digunakan seperti spuit 3 ml, obat KB suntik cyclofem, dan kapas alkohol.

Suntikan KB suntik cyclofem pada bokong ibu 1/3 SIAS secara IM, sebelum

penyuntikan usap tempat penyuntikan dengan kapas alkohol, beritahu ibu bahwa

ia akan di suntik dan jangan lupa untuk lakukan aspirasi saat penyuntikan.

Beritahu ibu agar tidak menggosok bekas suntikan. Beritahu ibu jadwal

kunjungan ulang yang dicatat di kartu, sarankan ibu untuk datang tepat waktu

sesuai tanggal. Lakukan pendokumentasian.

Berdasarkan uraian tersebut tampak adanya persamaan antara teori dan

praktek yang dilakukan pada kasus Ny. C.


28

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip–prinsip serta tinjauan pustaka dari

hasil pengkajian Asuhan Kebidanan pada Ny. C Akseptor KB suntik cyclofem di

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu, maka dapat ditarik kesimpulan. Pengumpulan

data dasar dilakukan anamnesis. Data subjektif saat ini ibu mengatakan menjadi

akseptor KB suntik 1 bulan sejak tahun 2022 hingga sekarang. Data objektif pada kartu

ibu tercantum bahwa ibu memakai suntikan 1 bulan. Anaslisa pada Ny. C dengan

Akseptor KB suntik 1 bulan. Rencana asuhan/lntervensi pada Ny. C dengan

merencanakan asuhan yang diberikan kepada klien dengan persetujuan dengan klien.

Pelaksanaan asuhan/implementasi pada Ny. C teIah dilaksanakan sesuai rencana asuhan

yang disetujui dengan klien. Evaluasi pada Ny. C telah diberikan suntikan KB 1 bulan

dan bersedia datang kembali sesuai tanggal kunjungan. Mendokumentasikan hasil

asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. C dalam bentuk SOAP.

B. Saran
1. Bagi Klinik Puskesmas Betungan

Diharapkan bidan tetap mempertahankan pelayanan kebidanan yang sudah baik

serta dapat meningkatkan pelayanan seperti dalam memberikan informasi tentang

kesehatan yang secara terperenci dan lengkap, memberikan pelayanan yang

berkualitas, aman dan nyaman agar menjadi klinik yang diminati masyarakat untuk

melakukan pemeriksaan kesehatannya.

2. Bagi Jurusan Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti

Diharapkan kepada pimpinan STIKES Tri Mandiri Sakti khususnya jurusan

Kebidanan Medan untuk menyediakan sumber referensi buku yang lebih banyak
29

lagi di perpustakaan Kebidanan Medan untuk menunjang penyusunan Laporan

PKK, sehingga penyusunan Laporan PKK, di tahun depan berjalan lebih baik.

3. Bagi Klien

Diharapkan kepada pasien untuk selalu meningkatkan dan menambah wawasan

tentang kesehatan serta maningkatkan antusias untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan.
30

DAFTAR PUSTAKA

Klein, S, Fiona T. 2008. panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta:Mitra Setia

Koesno, Harni.2013. Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:Bina

Pustaka sarwono pharwirohardjo

Manuba IBG. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencanauntuk Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC

Melani N, Nanik S, Dwiana S, dan Suherni.2010. Pelayanan Keluarga Berencana.

Yogyakarta:Fitramaya

Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta:Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai