Disusun oleh:
Nama : FITRI ANGGRAINI
NIM : PO.62.24.2.20.338
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi ,
Mengetahui,
Heti Ira Ayue, SST., M.Keb Eline Charla Sabatina Bingan, SST., M.Kes
NIP. 19781027 200501 2 001 NIP.19860621 200912 2 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
penyusun dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul "Fisiologis
Holistic Pada Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi”.Laporan
pendahuluan ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas pada program
studi Pendidikan Profesi Bidan di Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.
Penyusun menyadari terwujudnya laporan pendahuluan ini tidak akan
terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah
membimbing. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang terlibat.
Dengan segala kerendahan hari, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi mengevaluasi peningkatan laporan pendahuluan
ini, agar selanjutnya menjadi lebih baik.Harapan penyusun semoga laporan
pendahuluan ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Gustikawati, 2014).
pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan
dipilih sesuai dengan kebutuhan serta keinginan bersama. Dalam hal ini bisa
aktif dengan PUS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
426.398 pasang. Dari seluruh PUS yang ada, sebanyak 311.370 PUS (71.4
seperti Suntik 46,5 persen, Pil KB sebanyak 20,8 persen dan implan sebesar
3.5 persen sedangkan alat kontasepsi yang paling sedikit digunakan adalah
Kondom 1 persen, AKDR 0.7 persen, MOW sebanyak 0.3 persen MOP
Murung Raya yaitu 100 persen, diikuti Kota Palangka Raya 84,9,0 persen,
dan Barito Selatan 83,8 persen. Kabupaten dengan cakupan terendah Barito
Utara sebesar 43,4 persen, diikuti Kotawaringin Timur 55,8 persen, dan
Raya hingga Desember 2018 tercatat ada 42.569 jiwa yang tersebar di lima
kecamatan. Rincian Kecamatan Pahandut 11.661 orang, Kecamatan Bukit
Sabangau 5.742 oarang, dan Kecamatan Rakumpit 726 orang. Dari tujuh
alat kontrasepsi yang paling diminati masyarakat Palangka Raya untuk ber-
KB adalah jenis suntik yang mencapai 19.610 orang dan pil 15.591
orang.Sedangkan IUD 1.542 orang, MOW 1.054 orang, MOP 149 orang,
B. Rumusan Masalah
C. Sasaran Asuhan
LANDASAN TEORI
anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
(Sulistyawati, 2013).
(Sulistyawati, 2013).
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
dalamnya.
Konseling juga berarti relasi atau hubungan timbal balik antara dua
akan membuat peserta KB merasa aman dan nyaman. Rasa aman dan
tidak akan mudah terpengaruh oleh omongan orang lain atau pe-
ngalaman orang lain yang kurang enak. Dia tahu bahwa pengalaman
yang kurang enak itu tidak terjadi pada semua orang. Dia tahu bahwa
memiliki KKBS. Dia tahu bahwa kalau dia tidak cocok memakainya,
masih ada cara KB lain yang bisa dipilih dan dicobanya lagi.
dalam memilih alat KB. Juga tidak akan menyebabkan dia terpaksa
sendiri dan bukan untuk kepentingan petugas KB, dokter, bidan atau
suka rela (telah diberi informasi bahwa ada berbagai upaya penyelesaian
yang bisa dipilih), bahagia dan merasa senang karena dibantu, dan sehat
Karena alat KB tersebut dipilih secara sadar. Jadi, sewaktu memilih alat
macam media konseling yang bisa digunakan antara lain: Lembar balik,
4. Metode KB
a) Alamiah
Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal
b) KB Hormonal
yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,
2010).
1) Profil
Intra Uterine Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
2) Jenis
a) Copper-T
tembaga ini memiliki efek anti fertilitas yang cukup baik. Jenis
dan amenorrhea.
b) Copper-7
ini memiliki panjang 3,6 cm dari atas hingga bawah dan lilitan
dan mini.
d) Lippes Loop,
3) Mekanisme Kerja
IUD memiliki cara kerja yang menghambat kemampuan sperma
a) Pemasangan AKDR
Inserter o pinset
PERSIAPAN
TINDAKAN
berlubang
pasien.
b) Pencabutan AKDR
1) Profil
enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai.
2) Jenis
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
b) Implanon
sperma
Pemasangan
1) Sabun antiseptik
2) Kasa steril
3) Duk/kain steril yang berlubang
6) Trokar No. 10
siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan
kulit terangkat.
5) Lepaskan segel inserter dengan menekan penopang pendorong
inserternya.
7) Dengan tangan yang lain secara perlahan tarik jarum keluar dari
tempatnya.
Pencabutan
KB kearah luka insisi. Tangan kiri memegang pinset atau klem arteri
putih (bebas dari jaringan ikat), alat tusuk ditusukkan pada kapsul
kapsul serta mengungkit kapsul ke arah luka insisi. Pinset atau klem
arteri dilepaskan dari tangan kiri. Tangan kiri mengambil pisau untuk
terus diungkit ke arah luka insisi dan selanjutnya dengan mudah dapat
4) Setelah semua kapsul keluar dan tidak dijumpai perdarahan, tutup luka
hari.
e) Kontrasepsi Mantap
1) MOW
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak
ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.
adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun,
2) MOP
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
menggunakan antikoaglansia
1. Definisi Kespro
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya. Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali
dan kata “produksi” yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi
istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut dengan organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia.
Menurut BKKBN,(2001) definisi kesehatan reproduksi adalah
kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dan segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992).
Definisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan
dengan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial,
ditambahkan lagi (sejak deklarasi Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan
syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu hidup produktif,
baik secara ekonomis maupun sosial.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi
dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya.
Kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai
kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki
kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan
keinginannya, kapan dan frekuensinya.
Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu
keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan
sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan
seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Jadi, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan
alat, fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan
reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.
2. Kespro dalam pespektif gender
Gender adalah perbedaan terhadap sifat, peran, posisi perempuan dan
laki-laki yang dibuat oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh sistem
kepercayaan/penafsiran agama, budaya, politik, sistem pendidikan dan
ekonomi.
Gender bukanlah kodrat atau ketentuan dari sang pencipta. Misalnya
keyakinan bahwa laki-laki itu kuat, kasar dan rasional, sedangkan
perempuan lemah, lembut dan emosional, bukanlah ketentuan kodrat
sang pencipta, melainkan hasil sosialisasi melalui sejarah yang panjang .
Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan
kelamin seperti halnya peran kodrati. Oleh karena itu pembagian peranan
antara pria dengan wanita dapat berbeda antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya sesuai dengan lingkungan. Peran gender juga dapat
berubah dari masa ke masa, karena pengaruh kemajuan: pendidikan,
teknologi, ekonomi, dan lain-lain. Hal itu berarti, peran gender dapat
ditukarkan antara pria dengan wanita.
3. Isu-isu kesehatan perempuan
Perempuan selama ini selalu digambarkan sebagai pihak yang
termarginalkan. Berbagai macam kajian dan penelitian tentang
gambaran (representasi) perempuan dalam media selalu
menempatkan perempuan sebagai obyek tentang perempuan dan
isu lingkungan
4. Masalah-masalah kespro yang sering terjadi pada siklus reproduksi
perempuan
Konsep Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus
kehidupan perempuan (life-cycle-approach) atau pelayanan kesehatan
reproduksi dilakukan sejak dari janin sampai liang kubur (from womb to
tomb) atau biasa juga disebut dengan “Continuum of care women cycle“.
Kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan sepanjang siklus
kehidupan perempuan hal ini disebabkan status kesehatan perempuan
semasa kanak-kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatan saat
memasuki masa reproduksi yaitu saat hamil, bersalin, dan masa nifas.
Hambatan sosial, budaya, dan ekonomi yang dialami sepanjang hidup
perempuan merupakan akar masalah yang mendasar yang menyebabkan
buruknya kesehatan perempuan saat hamil, bersalin, dan masa nifas.
Tingkat pendidikan, kualitas dan kuantitas makanan, nilai dan sikap,
sistem kesehatan yang tersedia dan bisa diakses, situasi ekonomi, serta
kualitas hubungan seksualnya mempengaruhi perempuan dalam
menjalankan masa reproduksinya.
5. Mendeteksi dini kanker pada wanita
a) Kanker serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher
rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim
yang menempel pada puncak vagina.Kanker serviks merupakan
gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit
yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks.Kanker serviks
biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker
serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran
servikal yang menuju kedalam rahim. Dari beberapa pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa
kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat
pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah dari
rahim yang menempel pada puncak vagina.
b) Kanker Payudara
Payudara Kanker Payudara merupakan keganasan pada jaringan
payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun
lobulusnya.Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker
terbanyak di Indonesia.16 Kanker payudara memperlihatkan
proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara.Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dengan
perkembangan sel-sel yang atipikal.Sel-sel ini kemudian berlanjut
menjadi 18 karsiroma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi
massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter
1 cm). Pada ukuran itu, sekitar 25% kanker payudara sudah
mengalami metastasis
Payudara merupakan salah satu organ yang sangat penting, baik
dari segi fungsinya maupun estetika. Namun bagian tubuh ini
sering terjangkit oleh kanker dansebagian besar menyerang wanita di
usia 40 – 45 tahun. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika
ditemukan pada stadium lanjut.Penyakit ini bisa diobati sampai
sembuh jika terdeteksi secara dini (Nucahyo, 2010).Kanker
payudara termasuk pembunuh lima besar akibat kanker dan
penyebab utama kematian pada wanita di dunia. Menurut Birhane
(2015), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa setiap hari ada 1
dari 8 orang wanita di dunia, didiagnosa mengalami kanker
payudara. Kasus baru dan kematian yang diakibatkan kanker
payudara di Amerika Serikat pada tahun 2016 diperkirakan
mencapai 246.600 penderita kasus baru dan 40.450 wanita
meninggal akibat kanker payudara. Jumlah ini membuat kanker
payudara menjadi pembunuh nomor 1 wanita di dunia (Zeena,
2016).
(1) Cara Sadari Sendiri
Langkah 1:
Mulai dengan melihat payudara dicermin dengan posisi pundak
tegap dan kedua tangan dipinggang:
Payudara,dari ukuran,bentuk,dan warna yang biasa
diketahui.
Payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan
bentuk dan pembengkakan.Jika melihat perubahan
berikut ini,segera kedokter untuk berkonsultasi:
Kulit mengkerut,terjad ilipatan,ada tonjolan.
Puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
Kemerahan nyeri ,ruam-ruam, atau bengkak.
Langkah 2:
DAFTAR PUSTAKA
Subur
No, Y. S., Raya, P., & Pos, K. (n.d.). Dinas kesehatan provinsi kalimantan
tengah. (09)
Putri, R. P., Oktaria, D., Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu, B., Kedokteran, P.,
Contraception Devices.
Rahman, Z., Kunoli, F. J., & Amalinda, F. (2017). the Factors Related To the
https://doi.org/10.31934/promotif.v7i2.89
Sulbahri, R. P., Azhari, A., Basir, F., & Theodorus, T. (2019). Relationship of the
https://doi.org/10.32771/inajog.v7i1.828
https://doi.org/10.21107/pamator.v12i1.5172