Anda di halaman 1dari 52

KONTRAK BELAJAR PRAKTEK/PRAKTIKUM KLINIK

Tempat Praktek : Puskesmas Blega


Periode Praktek : 28 Februri 2022 s/d 13 Maret 2022

Nama Mahasiswa : Laili Agustini


NIM : 21159010022
Topik : Asuhan Kebidanan Bayi, Balita, dan anak prasekolah
Tujuan Strategi Sumber Hasil yang Diharapkan Waktu
Belajar
Tujuan Umum: setelah Untuk mencapai Ditulis Selama pembelajaran klinik, saya Waktu yang saya
menjalankan praktikum klinik di tujuan sumber yang akan menunjukkan kemampuan saya tetapkan untuk
puskesmas blega selama 2 pembelajaran relevan dalam mengelola klien dengan mencapai tujuan adalah
minggu, saya mampu klinik, maka saya sesuai bukti: sebagai berikut:
melaksanakan asuhan kebidanan akan: dengan 1. Tersusunnya laporan 1. Minggu ke-1 (28
pada bayi, balita, dan anak 1. Mencari buku silabus mata pendahuluan februari s/d 5 maret
prasekolah dengan menerapkan sumber yang kuliah 2. Tersusunnya kontrak belajar 2022 ): melakukan
manajemen kebidanan. relevan 3. Tersusunnya jurnal kegiatan LP 1,pre
2. Konsultasi dan harian conference,pengelol
Tuhuan Khusus: melakukan diskusi dengan 4. Tercapainya beberapa target aan kasus
asuhan kebidanan pada bayi, balita dosen keterampilan dan asuhan danlaporan kasus
dan anak prasekolah dengan pembimbing kebidanan, dengan indikator: 1,jurnal refleksi
target: dan a. Dokumentasi pencapaian kritis
meliputi: pembimbing asuhan pada jurnal kegiatan 2. Minggu ke-2 (6
1. Asuhan kebidanan pada lapangan harian dan buku logbook maret s/d 12 maret
bayi,bali dan anak pra sekolah 3. Berpartisipasi b. Tersusunnya dokumentasi 2022) melakukan
dengan jurnal reading langsung dalam asuhan kebidanan ujian praktek stase
(fisiologis dan patologis)=5 mengasuh klien c. Mendapat TTD pembimbing bayi, balita dan
2. ASKEB varney dan EBP 1 pada dokumentasi pencapaian APRAS, seminar
3. Melakukan dokumentasi pada keterampilan dan asuhan kasus,
asuhan kebidanan pada bayi, kebidanan, disertai cap lahan pengumpulan tugas
balita dan anakpra sekolah d. Merakapitulasi pencapaian ke koordinator MK
target pada buku rekapitulasi

Bangkalan, Maret 2022


Mahasiswa,

Laili Agustini
NIM.21159010022
Keterangan

Kontrak belajar ini kemudian di break down menjadi kontrak belajar / hari, misalnya hari pertama mahasiswa mau melakukan asuhan
kebidanan pada bayi, balita dan APRAS maka,
1. Tujuannya adalah: mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi, balita dan APRAS
2. Strategi Pembelajaran : pre conferent, ronde, dan post conferen
3. Sumber pembelajaran: Pasien By “ ”,Umur bulan dengan
4. Hasil yang diharapkan: mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menerapkan manajemen kebidanan
5. Waktu: disesuaikan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya

yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan

selama di Puskesmas Blega.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Program Studi

Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah

ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:

1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA

Madura.

2. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT., M.Kes selaku ketua Program Studi

Pendidikan Profesi Bidan

3. Nia Kurniasih,S.ST,Bd selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS

BLEGA.

4. Selvia Nurul Qomari,S.ST, M. Kes selaku pembimbing Akademik Profesi

Bidan.

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan

Asuhan Kebidanan selanjutnya.

                                                            

Bangkalan,  Maret 2022


DOKUMENTASI PENCAPAIAN STASE ASUHAN
KEBIDANAN BAYI, BALITA, DAN APRAS
(LOGBOOK)

Program Studi : Profesi Bidan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan APRAS
Kode Mata Kuliah : Bd. 706
Beban SKS : 2 SKS
Semester : I

Tempat Praktek : Puskesmas Blega


Waktu/ Periode : 28 Februari 2022 s/d 13 maret 2022
Nama Peserta Didik : Laili Agustini
NIM : 201159010022
Kelas :B
Dosen Pembimbing Lahan : Selvia Nurul Qomari, S.ST. M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021/2022
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH


DI PUSKESMAS BLEGA

Disusun guna memenuhi Persyaratan Ketuntasan


State Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan APRAS
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Nama : LAILI AGUSTINI


NIM : 21159010022
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2022
STASE 706
ASUHAN KEBIDANAN BAYI, BALITA DAN
ANAK PRA SEKOLAH
Nama Mahasiswa : Laili Agustini
NIM : 21159010022
Ruang : Poli KIA
Tanggal Praktik : 28 Februari 2022 S/D 13 Maret 2022
Pembimbing : Selvia Nurul Qomari, S.ST., M.Kes

Berkas Yang Dikumpulkan : 1. ASUHAN KEBIDAN PADA BAYI


SEHAT DG EBP(1)

2. SOAP PADA BAYI, BALITA DAN


APRAS (5)

Hari, Tanggal Penyerahan : 13 Maret 2022


Panerima : Selvia Nurul Qomari, S.ST, M.Keb
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRA SEKOLAH


DI PUSKESMAS BLEGA

Disusun oleh:
Nama : LAILI AGUSTINI
NIM : 21159010022
Kelas :B

Tangga l Pemberian Asuhan Maret 2022

Disetujui:

Kepala Ruangan
Tanggal: ___________
Di: ________________ ( SRI ANITA KUSUMA,S.Tr.Keb)
NIP.

Pembimbing Institusi
Tanggal: ___________ ( SELVIA NURUL QOMARI,S.ST,M.Keb)
Di: ________________ NIDN.

Pembimbing Kasus
Tanggal: ___________
Di: ________________ ( NIA KURNIASIH, S.ST, Bd)
NIP.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta biasanya
sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati, Saputri, 2015). Pada
masa ini anak sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat, sehingga membutuhkan stimulasi yang intensif dari orang di sekelilingnya agar
mempunyai kepribadian yang berkualitas dalam masa mendatang (Muscari, 2005).
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedaangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu untuk tercapainya tumbuh
kembang yang optimal tergantung pada potensi biologinya. Selain itu untuk
mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan secara optimal
bias dilakukan penilaian tumbuh kembang. (soetjiningsih, hal 1).
Tujuan dari penilaian tumbuh kembang ini yaitu untuk mempelajari tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan proses perkembangan dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social juga menegakkan diagnosis dini
terhadap kelainan tumbuh kemmbang dan penanganan yang efektif, serta mencari
penyebabdan mencegah terjadinya keterlambatan petumbuhan dan perkembangan.
Skrinning hanyalah prosedur rutin dalam peeriksaan tumbuh kembang anak
sehar-hari yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat
perhatian, sehingga diperlukan anamnesa yang baik, pmeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang lainnya agar investasi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-
baiknya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan pada anak prasekolah dengan pertumbuhan dan perkembangan
normal melalui skrinning DDTK menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam bentuk VARNEY.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data pada anak prasekolah
b. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa pada anak prasekolah
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada anaak prasekolah
d. Mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan segera pada anak prasekolah
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada anak prasekolah
f. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun pada anak prasekolah
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada anak
prasekolah
h. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan pada anak prasekolah

1.3 Rumusan Massalah


Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah, “Bagaimana seorang
bidan dalam memberikan asuhan terhadap anak prasekolah dengan skrinning DDTK?”

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang asuhan
kebidanan pada anak prasekolah
b. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa khususnya tentang anak
prasekolah

1.4.2 Manfaat Praktis


Laporan kasus ini diharapkan dapat membantu orang tua untuk memahami
tentang perkembaangan anaknnya, apa yang harus dilakukan untuk
perkembangan anak usia prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI ANAK PRASEKOLAH


A. PENGERTIAN PERYUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. PERTUMBUHAN
a. Bertambahnya ukuran jumlah sel serta jaringan interselular
b. Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian / keseluruhan
c. Dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Stimulasi/rangsangan adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak
perlu mendapat stimulasi/rangsangan rutin sedini mungkin dan terus menerus
pada setiap kesempatan. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita.
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
Tujuan pengukuran ini adalah untuk menentukan status gizi anak, normal,
kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran ini disesuaikan dengan
jadwal deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita.
1) Menggunakan timbangan bayi
a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2
tahun atau selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah
bergoyang.
c) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.
e) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
g) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
2) Menggunakan timbangan injak
a) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
b)  Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
c)  Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai
alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang
sesuatu.
d)  Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
e) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
f) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
b. Pengukuran Panjang Badan Atau Tinggi Badan
1) Cara mengukur dengan posisi berbaring
a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
b) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.
d) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
e) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
f) Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.
2) Cara mengukur dengan posisi berdiri
a) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
b) Berdiri tegak menghadap kedepan.
c) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.
d)  Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
e) Baca angka pada batas tersebut.

2. PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan :
a. Gerak kasar.
b. Gerak halus.
c. Bicara dan bahasa.
d. Serta sosialisasi dan kemandirian.
Aspek – aspek perkembangan yang dipantau adalah sebagai berikut :
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH


1. Perkembangan Fisik
Saat berusia 3-5 tahun, anak terlihat lebih tinggi dan lebih kurus. Dari usia
toddler anak cenderung bertambah tinggi bukan bertambah berat. Saat berusia 5
tahun, ukuran otak anak prasekolah hampir menyamai ukuran otak individu
dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang tubuh, menyebabkan
tubuh anak tampak tidak proporsional.
a) Berat badan
Anak prasekolah hanya mengalami kenaikan sebanyak 3-5 kg dari berat
badan saat mereka berusia 3 tahun, sehingga berat badan mereka hanya
mencapai kurang lebih 18-20 kg.
b) Tinggi badan
Anak prasekolah tumbuh sekitar 25 cm setiap tahunnya. Dengan
demikian, setelah usia 5 tahun, tinggi badan mereka menjadi dua kali
panjang badan lahir, yaitu sekitar 100 cm.
c) Kemampuan motorik
Anak prasekolah mampu mencuci tangan dan wajah, serta menyikat gigi
mereka. Mereka merasa malu untuk memperlihatkan tubuh mereka.
Biasanya, anak prasekolah berlari dengan keterampilan yang meningkat
setiap tahunnya. Setelah usia 5 tahun, anak berlari dengan sangat
terampil dan dapat melompat tiga langkah. Anak prasekolah dapat
berdiri seimbang di atas jari-jari kaki dan dapat mengenakan pakaian
tanpa bantuan (Kozier, 2010).

2. Perkembangan psikososial
Menurut Erikson dalam Kozier (2010) krisis perkembangan anak usia
prasekolah adalah inisiatif versus rasa bersalah. Anak prasekolah harus
memecahkan masalah sesuai hati nurani mereka. Kepribadian mereka
berkembang. Erikson memandang krisis pada masa ini sebagai sesuatu yang
penting bagi perkembangan konsep diri. Anak prasekolah harus belajar dengan
apa yang dapat mereka lakukan. Akibatnya anak prasekolah meniru perilaku, dan
imajinasi serta kreativitasnya menjadi hidup.

3. Perkembangan kognitif
Menurut Pieget dalam Kozier (2010) perkembangan kognitif anak prasekolah
merupakan fase pemikiran intuitif. Anak masih egosentrik, tetapi egosentrisme
perlahan-lahan berkurang saat anak menjalani dunia mereka yang semakin
berkembang. Anak prasekolah belajar melalui trial and error dan hanya
memikirkan 1 ide pada satu waktu. Sebagian besar anak yang berusia 5 tahun
dapat menghitung uang koin. Kemampuan membaca juga mulai berkembang pada
usia ini. Anak menyukai dongeng dan buku-buku mengenai binatang dan lainnya.

4. Perkembangan moral
Anak prasekolah mampu berperilaku prososial, yakni setiap tindakan yang
dilakukan individu agar bermanfaat bagi orang lain. Perilaku moral biasanya
dipelajari melalui upaya meniru, mula-mula orang tua dan kemudian orang
terdekat lainnya. Anak parsekolah mengontrol perilaku mereka karena mereka
menginginkan cinta dan persetujuan dari orang tua. Biasanya mereka berperilaku
baik di tatanan sosial (Kozier, 2010).
5. Perkembangan spiritual
Menurut Fowler dalam Kozier (2010) anak yang berusia 4-6 tahun berada
pada tahap perkambangan intuitif-proyektif. Pada tahap ini, kepercayaan
merupakan hasil didikan orang-orang terdekat, seperti orang tua atau guru. Anak
mulai belajar meniru perilaku religius, contohnya, menundukkan kepala saat
berdoa, meskipun mereka tidak memahami makna perilaku tersebut. Anak
prasekolah membutuhkan penjelasan sederhana mengenai masalaah spiritual
seperti yang terdapat dalam buku bergambar, anak seusia ini menggunakan
imajinasi mereka untuk mewujudkan berbagai gagasan, seperti malaikat atau
setan.

6. Perkembangan bahasa
Desiningsih (2012) mengemukakan bahwa anak usia 2-5 tahun dalam
perkembangan bahasanya berada pada fase diferensiasi. Pada fase ini
keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak
telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya,
mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran, dan
berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik,
bertanya, menjawab, memerintah, dan memberitahu.

7. Perkembangan emosi
Menurut Susanto (2011) yang dikutip oleh Esti (2015) Anak prasekolah
berada dalam masa perkembangan kepribadian yang unik, anak sering tampak
keras kepala, menjengkelkan, dan melawan orang tua. Anak mulai berkenalan
serta belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang dikehendaki tidak terpenuhi.
Rasa kecewa, marah, sedih merupakan suatu yang wajar dan natural. Pada masa
prasekolah berkembang juga perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari
lingkungannya. Jika lingkungannya (orang tua) tidak mengakui harga diri anak,
seperti memperlakukan anak secara keras, atau kurang menyayanginya, maka
pada diri anak akan berkembang sikap-sikap antara lain keras kepala atau
menentang, menyerah menjadi penurut, harga diri kurang, serta pemalu.
Emosi adalah reaksi internal atau perasaan, bersifat positif dan negatif, dan
menyiapkan individu untuk bertindak. Afek adalah ekspresi keluar dari emosi
melalui raut muka, gerakan tubuh, intonasi, dan vokalisasi. Emosi memiliki
peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada usia
prasekolah maupun pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki
pengaruh terhadap perilaku anak. Anak memiliki kebutuhan emosional, yaitu:
a. Dicintai
b. Dihargai
c. Merasa aman
d. Merasa kompeten
e. Mengoptimalkan kompetensi
Anak mengkomunikasikan emosi melalui verbal, gerakan dan bahasa tubuh.
Bahasa tubuh ini perlu kita cermati karena bersifat spontan dan seringkali
dilakukan tanpa sadar. Dengan memahami bahasa tubuh, kita dapat memahami
pikiran, ide, tingkah laku serta perasaan anak. Bahasa tubuh yang dapat diamati
antara lain :
a. Ekspresi wajah
b. Napas
c. Ruang gerak
d. Pergerakan tangan dan lengan
Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan mengekspresikan
emosi. Pada usia 6 tahun anak-anak memahami konsep emosi yang lebih
kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan, kesedihan dan kehilangan, tetapi
anak-anak masih memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi orang lain. Pada
tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi, yang mencakup:
a. Kapasitas untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi emosional
b. Menjaga perilaku yang terorganisir ketika munculnya emosi-emosi yang kuat
dan untuk dibimbing oleh pengalaman emosional
Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak menurut Desiningrum
(2012) yaitu:
1) Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada
diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosiaonal anak,
bahkan akan berdampak pada lebih jauh pada kepribadian anak. misalnya
rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungan.
2) Jenis kelamin anak
Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan emosi terutama
karena perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis
kelamin dan tuntutan sosial sesuai jenis kelamin juga akan mempengaruhi
perkembangan emosi anak.
3) Faktor belajar
Pengalam belajar anak dari lingkungan akan menentukan reaksi potensial
mana yang akan digunakan anak untuk marah.
4) Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Setiap anak melalui berbagai konflik dalam menjalani fase-fase
perkembangan yang pada umumnya dapat dilalui dengan baik. Namun, jika
anak tidak dapat mengatasi konflik-konflik tersebut, biasanya mengalami
gangguan-gangguan emosi.
5) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam kehidupan anak.
berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan keluarga maka akan
menentukan pola perilaku anak terhadap orang lain dalam lingkungannya.
Dalam pembentukan kepribadaian anak, keluarga mempunyai pengaruh yang
besar dalam perkembangan emosi anak. Banyak faktor dalam keluarga yang
ikut berpengaruh dalam perkembangan emosi seorang anak, antaranya yaitu
pola asuh orang tua, pola komunikasi dalam keluarga, dan tingkat pendidikan
orang tua.
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya.
Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah
maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang
tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap perilaku anaknya
(Desiningrum, 2012).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak
menurut Hurlock (2010) yang dikutip oleh Kirana (2013) adalah :
1) Kesamaan dengan disiplin yang digunakan oleh orang tua
Jika orang tua mereka memberikan pola asuh yang baik maka akan mereka
terapkan juga pada anak mereka.
2) Penyesuaian dengan cara yang disetujui oleh kelompok
Semua orang tua lebih dipengaruhi oleh apa yang anggota keluarga katakan
sebagai cara terbaik, daripada oleh pendirian mereka sendiri mengenai apa
yang terbaik.
3) Usia orang tua
Orang tua yang lebih muda cenderung demokratis dan permisif dibandingkan
dengan mereka yang tua. Mereka cenderung kurang kendali kendali terhadap
anaknya. Kesiapan orang tua dalam menjalankan pola pengasuhan dapat
dilakukan dengan pendidikan yang baik, selain itu rentang usia orang tua
terlalu muda atau muda maka tidak dapat menjalankan peran tersebut secara
optimal karena diperlukan kekuatan fisik dan psikologis
4) Pendidikan untuk menjadi orang tua
Orang tua yang belajar cara mengasuh anak dan mengerti kebutuhan anak akan
lebih menggunakan pola asuh yang demokratis daripada orang tua yang tidak
mengerti cara pengasuhana anak.
5) Jenis kelamin
Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya dibanding pria,
dan mereka cenderung kurang otoriter. Hal ini berlaku untuk orang tua
maupun pengasuh lainnya.
6) Status sosial ekonomi
Orang tua dari kalangan menengah ke bawah akan lebih otoriter dan memaksa
daripada mereka yang dari menengah ke atas.
Kebutuhan ekonomi sering sekali menuntut kedua orang tua terpaksa harus
bekerja dan meninggalkan anaknya untuk bisa mencukupi semua kebutuhan
keluarga, sehingga pengasuhan dan interaksi dengan anak lebih sedikit
Kaakinen, (2010) dalam Livana (2019).
7) Konsep mengenai peran orang dewasa
Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang
tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang telah menganut
konsep modern.
8) Jenis kelamin anak
Orang tua pada umumnya akan lebih keras terhadap anak perempuan daripada
terhadap anak laki-lakinya.
9) Usia anak
Pola asuh yang lebih sering digunakan oleh orang tua terhadap anak yaitu pola
asuh otoriter, karena anak-anak tidak mengerti penjelasan sehingga mereka
memusatkan perhatian pada pengendalian otoriter.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
dan merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Menurut Andriana (2011) dalam Desiningrum (2012)
secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak yaitu :
A. Faktor Internal
1) Ras atau etnik atau Bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, tidak memiliki faktor
herediter ras atau bangsa Indonesia, begitu pula sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada anak laki-laki. Akan tetapi setalah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat bila dibandingkan dengan
anak perempuan.
5) Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri
khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak, misalnya yaitu kekerdilan.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
antaranya:
1) Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi perkembangan janin. 16
b. Kelainan Imunologi
Eritroblastosis Fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan darah ibu, sehingga ibu membentuk antibodi
terhadap sel darah merah janin,kemudian melalui plasenta
masukkedalam perdaran darah janin dan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kernikterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau
kekerasan mental pada ibu hamil dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan.
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan otak, karena kurangnya asupan oksigen
dalam otak. Sehingga tumbuh kembang anak dapat terhambat.
3) Faktor Pasca Persalinan
Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu:
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang
adekuat, agar anak menjadi lebih sehat dan dapat berkembang
sesuai dengan usianya.
b. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
diinginkan oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan
pekembangannya.
c. Sosial Ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut
dapat menghambat pertumbuhan anak.
d. Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu dan anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Karena orangtua adalah
orang terdekat anak, sehingga sangat diperlukan adannya
hubungan yang baik antara orangtua dengan anak.
e. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,
khususnya dalam keluarga misalnya yaitu penyediaan mainan,
sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak.
D. PROSES MASA TUMBUH KEMBANG
Masa tumbuh kembang anak dimulai sejak dalam kandungan dan berlanjut
sesudah lahir yang dibagi :
1. Masa bayi umur 0 sampai 11 bulan.
2. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
3. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).
Masa tumbuh kembang bayi dan balita tidak terlepas dari SDIDTK (Stimulasi,
Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang).
a. Stimulasi / rangsangan adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur
0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi / rangsangan rutin sedini mungkin dan terus menerus pada
setiap kesempatan. Prinsip dasar dalam melakukan stimulasi / rangsangan anak
adalah sebagai berikut :
1) Stimulasi/rangsangan dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
sayang.
2) Selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3)  Stimulasi/rangsangan dilakukan sesuai dengan kelompok umur anak.
4) Melakukan stimulasi/rangsangan dengan cara mengajak anak bermain,
bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5)  Melakukan stimulasi/rangsangan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai
umur anak, terhadap ke 4 faktor kemampuan dasar anak.
6) Menggunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar
anak.
7) Memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8)  Memberikan anak pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
b. Deteksi tumbuh kembang artinya mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang balita.
c. Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan
tindakan koreksi dengan memanfatkaan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
penyimpangan tumbuh kembang pada seorang anak agar tumbuh kembangnya
kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat.

E. TAHAPAN TUMBUH KEMBANG BERDASARKAN UMU


1. Pada Usia 0 – 3 Bulan
a. Bayi bisa mengangkat kepala setinggi 450 ketika ditengkurapkan
b. Melihat dan menatap.
c. Mengoceh spontan.
d. Tertawa, menggerakan kepala kekiri dan kanan.
e. Terkejut dengan suara keras.
Kemampuan motorik kasar pada bayi usia 0 – 3 bulan :
a. Mengangkat kepala.
Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-suara gembira
di depan bayi sehingga ia akan belajar mengangkat kepalanya.
b. Berguling-guling.
Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat melihat dan
tertarik pada mainan tersebut. Kemudian pindahkan benda tersebut ke sisi
lain dengan perlahan.
c. Menahan kepala tetap tegak
Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan
kepalanya tetap tegak.
                                                                           
Merangsang perkembangan anak umur 0 – 3 bulan :
Kemampuan Gerak Halus Kemampuan Bicara Dan Bahasa
Melihat, meraih dan menendang Berbicara dengan bayi sesering
mainan gantung mungkin.
Memperhatikan benda bergerak Menirukan suara – suara bayi atau
ocehan bayi sesering mungkin, maka ia
akan menirukan kembali suara kita.
Memegang benda. Semnda – benda Mengenali berbagai suara dengan
akin bertambah umur bayi, maka ia mengajak bayi mendengarkan music,
akan semakin mampu memegang benda radio, TV, orang berbicara, dsb.
– benda kecil dengan ujung jarinya
(menjimpit). Jaga agar benda itu tidak
melukai bayi atau tertelan dan
membuatnya tersedak.

2. Pada Usia 4 – 6 Bulan


a. Berbalik dari telungkup ke telentang.
b. Mengangkat kepala setinggi 90o.
c. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
d. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
e. Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat bermain
sendiri.
Merangsang perkembangan  anak umur 4 – 6 bulan adalah sebagai berikut :
Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan Gerak Halus
Stimulasi perlu dilanjutkan, dengan Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu
cara berguling – guling atau menahan melihat, meraih, menendang mainan
kepala tetap tegak. gantung, memperhatikan benda
bergerak dan melihat benda – benda
kecil.
Menyangga berat Memegang benda dengan kedua tangan.
Duduk, yaitu dengan membantu bayi Makan sendiri, misalnya dengan
agar bisa duduk sendiri. memberikan biskuit sehingga bayi bisa
belajar makan biskuit.

Kemampuan Bicara Dan Bahasa Kemampuan Bersosialisasi Dan


Kemandirian
Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu
berbicara, meniru suara – suara dan memberi rasa aman, kasih saying,
mengenali berbagai suara. mengajak bayi tersenyum, mengamati,
mengayun dan menina bobokkan.
Mencari sumber suara dengan cara Bermain “ciluk ba”, yaitu dengan
mengajari bayi untuk memalingkan oegang sapu tangan / kain untuk
mukanya ketika mendengar suara. menutupi wajah dari pandangan bayi.
Menirukan kata – kata, dengan cara
mengulangi berkali – kali kata dan
usahakan bayi untuk menirukannya.

3. Pada Usia 6 – 9 Bulan


a. Duduk.
b. Merangkak
c. Memindahkan benda dari satu tangan ketangan lainnya.
d. Memungut benda sebesar kacang.
e. Bersuara tanpa arti, misalnya mamama, bababa.
f. Bermain tepuk tangan/ciluk baa.

4. Pada Usia 9 – 12 Bulan


a. Mengangkat badan ke posisi berdiri.
b. Menggenggam erat pensil.
c. Berjalan dengan dituntun.
d. Mergulurkan tangan untuk meraih benda yang diinginkan
e. Memasukan benda ke mulut
f. Mengulang menirukan bunyi yang di dengar
g. Senang bermain ciluk baa
h. Mengenal anggota keluarga dan takut pada orang yang tidak dikenal.

Merangsang perkembangan anak umur 6 – 12 bulan :


Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan Gerak Halus
Stimulasi perlu dilanjutkan, dengan Stimulasi yang perlu dilanjutkan, yaitu
cara duduk. memegang benda dengan kuat,
mengambil benda – benda kecil.
Merangkak Memasukkan benda ke dalam wadah.
Berjalan berpegangan / dengan bantuan Bermain gendering untuk menunjukkan
cara memukul gendang.
Naik tangga dengan cara merangkak Memegang alat tulis, mncoret – coret
kertas atau menggambar.

Kemampuan Bicara Dan Bahasa Kemampuan Sosialisasi Dan


Kemandirian
Berbicara dan meniru kata - kata Permainan bersosialisasi dengan
melambaikan tangan kepada orang lain,
sambil berbicara, misalnya “da-daag”.
Menunjuk dan menyebut gambar – Membantu bayi memegang cangkir dan
gambar yang edukatif dan menarik minum dari cangkir tersebut
Bernyanyi sesring mungkin Makan bersama dengan anggota
keluarga lainnya.

5. Pada Usia 12 – 18 Bulan


a. Berdiri dan berjalan berpegangan.
b. Membungkuk memungut mainan dan berdiri kembali.
c. Berjalan mundur 5 langkah
d. Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama.
e. Memasukkan kubus ke kotak.
f. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek.
g. Memperlihatkan rasa cemburu.

6. Pada Usia 18 – 24 Bulan


a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
b. Berjalan.
c. Bertepuk tangan, melambai-lambai.
d. Memungut benda kecil dengan ibu jari.
e. Menggelindingkan bola.
f. Membantu menirukan pekerjaan rumah tangga.
g. Memegang cangkir sendiri.

Merangsang perkembangan anak usia 12 – 24 tahun :


Kemampuan Gerak Kasar Kemampuan Bicara Dan Bahasa
Berjalan naik turun tangga Berbicara dan meniru kata – kata orang
lain.
Berjalan sambil jinjit. Menunjuk dan menyebut gambar.
Bernyanyi sesring mungkin Bernyanyi bersama (nusantara) sesering
mungkin agar tidak lupa dengan tanah
air kami.

Kemampuan Gerak Halus Kemampuan Sosialisasi Dan


Kemandirian
Berjalan naik turun tangga Berbicara dan meniru kata – kata orang
lain.
Berjalan sambil jinjit. Menunjuk dan menyebut gambar.
Bernyanyi sesring mungkin Bernyanyi bersama (nusantara) sesering
mungkin agar tidak lupa dengan tanah
air kami.

7. Pada Usia 2 – 3 Tahun


a. Jalan naik tangga sendiri.
b. Berdiri 1 kaki 2-6 detik.
c. Melompat kedua kaki diangkat.
d. Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuh.
e. Melepas pakaiannya sendiri.
f. Mendengarkan cerita.
g. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
h. Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.

Merangsang perkembangan anak umur 2 – 3 tahun.

Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus


Stimulasi yang diperlukan adalah Menggambar
memotivasi untuk bisa memanjat,
berlari kencang, melompat, melatih
keseimbangan badan dan bermain bola.
Melompat jauh Membuat gambar tempelan.
Mencocokkan gambar dan benda
Melempar dan menangkap
Menyusun balok.
Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan solusi dan kemandirian
Menyebut nama lengkap Melatih buang air kecil dan buang air
besar di WC (toilet training).
Bercerita tentang diri anak Berdandan
Menyebut nama berbagai jenis pakaian
Berpakaian sendiri tanpa bantuan.
Menyatakan keadaan suatu benda

8. Pada Usia 3 – 5 Tahun


a. Melompat-lompat.
b. Menari.
c. Menggambar orang.
d. Senang beartanya tentang sesuatu.
e. Bicaranya mudah dimengerti.
f. Bisa membandingkan sesuatu bentuk
g. Menyebut angka, menghitung jari.
h. Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
i. Menggosok gigi tanpa dibantu.
j. Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika dipanggil ibu.

Merangsang perkembangan bayi dan balita umur 3 – 5 tahun :


Kemampuan gerak kasar Kemampuan gerak halus
Menangkap bola, berjalan mengikuti Menggambar, mencocokkan dan
garis lurus, melemparkan benda – menghitung, serta menggunting.
benda kecil ke atas, menirukan binatang
berjalan, dan melompat tali

Kemampuan bicara dan bahasa Kemampuan solusi dan kemandirian


Belajar mengingat, mengenal huruf dan Menggambar orang, bermain kreatif
angka, bercerita dan membantu dengan teman – teman, bermain
pekerjaan dapur. berjualan dan berbelanja di took.

F. BEBERAPA GANGGUAN TUMBUH KEMBAG YANG SERING DITEMUKAN


PADA BALITA
1. Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan indikator/petunjuk seluruh
perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Retardasi mental.
Anak dengan retardasi mental adalah anak yang mempunyai kecerdasan
yang terbatas. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri juga kurang.
3. Perawakan Pendek.
Perawakan pendek, penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan
gizi, kelainan sel/kromosom, penyakit infeksi atau karena kelainan hormon.
4. Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan yang kurang meliputi seluruh faktor
perkembangan yang mempengaruhi anak mencakup bidang hubungan sosial,
komunikasi dan perilaku.

2.2 KEBUTUHAN NUTRISI


A. PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut
kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat,
2006). Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik,
sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai
pelindung dan pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan
energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin,
dan mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).

B. KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA


kebutuhan zat gizi balita terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin,
dan air.
1) Karbohidrat
Karbohidrat (hidratarang) yaitu makanan yang memberi energi bagi tubuh untuk
melakukan aktivitas. Karbohidrat menjadi sumber energi pertama yang dibutuhkan
dalam tubuh. Karbohidrat terbagi atas karbohidrat komplek dan sederhana.
Karbohidrat sederhana seperti gula merah maupun gula pasir. Karbohidrat kompleks
seperti gandum, beras, tepung dan jagung (Widjaja, 2008). Sutomo dan Anggraeni
(2010), menyebutkan bahwa glikogen merupakan karbohidrat kompleks adalah
simpanan energi dalam tubuh yang disimpan didalam hati dan otot. Apabila simpanan
glikogen ini berlebih maka tubuh mengubahnya menjadi lemak, sehingga kondisi ini
merupakan pemicu terjadinya obesitas.
2) Protein
Protein merupakan zat yang dibutuhkan tubuh dalam pertumbuhan balita (Widjaja,
2008). Protein merupakan zat pembentuk jaringan tubuh seperti otot, otak, dan
jaringan tubuh lainnya. Makanan yang kaya akan protein seperti telur, ayam, daging,
susu, keju, kedelai, dan makanan laut, sedangkan makanan yang mengandung cukup
protein seperti kacang polong, kacang buncis, kacang tanah, sayuran hijau, biji-bijian,
serta kacang-kacangan lainnya (Werner, Thuman, & Maxwell, 2010). Protein
berfungsi sebagai zat energi dan pembangun, apabila karbohidrat dan lemak didalam
tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan energi maka protein diubah menjadi sumber
energi. Akibat yang dapat ditimbulkan apabila protein tidak menjalankan fungsi
sebagai zat pembangun, pertumbuhan dan perkembangan pada balita dapat terhambat
(Sutomo & Anggraeni, 2010).
3) Lemak
Lemak merupakan cadangan makanan yang disimpan didalam tubuh (Werner,
Thuman, & Maxwell, 2010). Vitamin A, D, E, dan K merupakan vitamin yang dapat
larut dalam lemak. Lemak berasal dari bahan makanan seperti minyak goreng,
mentega, margarin, dan lemak hewani dan botani (Widjaja, 2008).
4) Vitamin
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang berguna untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang berguna dalam tumbuh kembang balita. Vitamin banyak
terkandung dalam buah dan sayur (Hidayat, 2005). Manfaat vitamin sangatlah
beragam, sehingga apabila balita mengalami kekurangan maupun kelebihan zat gizi
vitamin dapat mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang. Vitamin A berfungsi
sebagai menjaga kesehatan mata, pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf, serta
menjaga tubuh dari infeksi. Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang dan gigi,
serta membantu proses metabolisme fosfor dan kalium. Vitamin E berperan dalam
melindungi tubuh dari radikal bebas, memperlancar sirkulasi darah, membantu
perkembangan otak, serta mempercepat penyembuhan luka.
5) Mineral
Mineral merupakan zat yang berfungsi sebagai pemelihara fungsi tubuh baik sel,
jaringan, organ, ataupun seluruh fungsi tubuh. Mineral dibagi dalam dua golongan
yaitu makro dan mikro. Mineral makro antara lain natrium, klor, dan kalium berfungsi
dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium, kalium, kalsium, dan
magnesium digunakan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan
magnesium digunakan proses membantu proses metabolisme tubuh. Kalsium, fosfor,
dan magnesium berperan memberi bentuk pada tulang. Mineral mikro antara lain zat
besi digunakan dalam membantu proses pembentukan sel darah merah yang kemudian
dapat membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh, membantu proses metabolisme
energi, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Muaris, 2006).
6) Air
Air sangat penting diberikan karena air merupakan media untuk nutrisi lainnya.
Kebutuhan air tergantung dari konsumsi makanan, suhu, derajat kelembaban, aktivitas
fisik anak, dan lingkungan (Widjaja, 2008). Sebagian besar tubuh manusia tersusun
oleh air 50-75% dari berat badan total tubuh. Air merupakan zat yang penting bagi
kelangsungan tumbuh kembang balita sehingga harus dijaga supaya asupan air
seimbang Protein berfungsi sebagai zat energi dan pembangun, apabila karbohidrat
dan lemak didalam tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan energi maka protein
diubah menjadi sumber energi (Sutomo & Anggraeni, 2010). Gizi (nutrients)
merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

C. PENILAIAN STATUS GIZI

1) Penilaian langsung

a) Antropometri
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang melibatkan berat badan,
tinggi/ panjang badan, serta tekanan darah. Pengukuran dengan antropometri
dapat menggunakan tiga indikator yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. Dalam
melakukan pengukuran tinggi/panjang badan serta berat badan dengan
antropometri harus dikonversikan nilai standar (Zscore) WHO 2005 (Riskesdas,
2013). Penggunaan antropometri adalah untuk pengukuran ketidakseimbangan
konsumsi karbohidrat dan protein terkait dengan pertumbuhan fisik serta jaringan
tubuh seperti lemak, otot, maupun kandungan air di dalam tubuh
(Supariasa,2001).
b) Penilaian klinis
Penilaian klinis biasanya digunakan jika mengalami ketidakseimbangan gizi pada
jaringan epitel yaitu rambut,kulit, mata, mukosa mulut serta kelenjar tiroid.
Penilaian klinis digunakan untuk melakukan deteksi cepat mengenai tanda klinis
secara umum dari kelebihan maupun kekurangan gizi (Supariasa, 2001).
c) Biokimia
Penilaian biokimia merupakan penilaian dengan diuji didalam laboratorium,
jaringan tubuh yang digunakan dalam penilaian ini yaitu otot, darah, hati, tinja
serta urine. Penilaian biokimia biasanya dimanfaatkan dalam masalah kurang gizi
secara spesifik (Supariasa, 2001).
d) Biofisik
Penilaian biofisik digunakan dalam melihat kemampuan fungsi seperti perubahan
struktur dari jaringan. Penggunaannya biasanya pada kondisi tertentu antara lain
pada kasus rabun senja (Supariasa, 2001).
2) Penilaian tidak langsung

a) Survey konsumsi makanan


Survey konsumsi makanan merupakan cara yang dapat digunakan dengan melihat
jenis maupun jumlah dari nutrisi yang biasa dikonsumsi. Biasanya dapat
dimanfaatkan dalam mengidentifikasi kekurangan maupun kelebuhan dari zat gizi
(Supariasa, 2001).
b) Statistik vital
Statistik vital digunakan dalam menganalisis beberapa data statistik seperti umur,
angka kesakitan dan angka kematian. Pengukuran ini digunakan untuk indikator
pengukuran status gizi masyarakat (Supariasa, 2001).
c) Ekologi
Penilaian dengan ekologi penting dilakukan untuk tahu akan penyebab kejadian
malnutrisi dalam masyarakat. Malnutrisi merupakan kombinasi dari faktor fisik,
biologis, dan lingkungan budaya (Supariasa, 2001).
d) Indikator antropometri
Indikator penilaian status gizi menurut Riskesdas 2013 dapat dilakukan dengan
tiga rumus, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. BB/U menyajikan keadaan gizi secara
umum dikarenakan berat badan berhubungan positif dengan usia maupun tinggi
badan. TB/U menyajikan tentang ada atau tidaknya indikasi gangguan gizi kronis
yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dalam jangka waktu lama, antara lain
keadaan kemiskinan, kebiasaan hidup yang tidak sehat, serta pola asuh yang tidak
tepat sejak lahir. Indeks yang terakhir adalah BB/TB menyajikan indikasi
gangguan gizi bersifat akut yang diakibatkan oleh suatu kondisi yang singkat
misalnya adalah wabah penyakit dan bencana kelaparan (Riskesdas, 2013).
e) Klasifikasi status gizi
Status gizi diklasifikasikan berdasarkan tiga rumus, yang pertama adalah BB/U
digunakan untuk mengklasifikasifikasikan gizi buruk, gizi kurang (underweight),
gizi baik, maupun gizi lebih (overweight). Kedua adalah BB/TB yang digunakan
untuk mengklasifikasikan kurus sekali, kurus (wasting), serta gemuk (obesitas).
Terakhir adalah TB/U yang digunakan untuk menentukan sangat pendek, pendek
(stunting), dan tinggi normal. Klasifikasi tersebut mengacu pada standar Zscore
WHO 2005. Penilaian status gizi berdasarkan Zscore adalah sebagai berikut :
Nilai Individu subjek−Nilai Median Baku rujukan
Z Score=
Nilaai Simpang baaku Rujukan

Keterangan :
Zscore : skor standar WHO 2005 dalam Kemenkes 2010
Nilai individu subjek : BB balita
Nilai median baku rujukan : nilai standar WHO-NCHS
Nilai simpang baku rujukan : selisih nilai median dengan nilai baku rujukan
BB/U balita usia 0-60 bulan :
Gizi buruk : < -3 SD
Gizi kurang (underweight) : ≥ -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi baik : ≥ -2 SD sampai dengan +2 SD
Gizi lebih (overweight) : > +2 SD
TB/U balita usia 0-60 bulan :
Sangat pendek : < -3 SD
Pendek (stunting) : ≥ -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal : ≤ -2 SD
BB/TB balita usia 60 bulan :
Sangat kurus : < -3
Kurus : ≥ -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal : ≥ -2 SD sampai dengan ≤ +2 SD
Gemuk (obesitas) : > +2 SD
2.3 TEORI SKRINING DDTK
A. PENGERTIAN DDTK
Deteksi dini tumbuh kembang anak atau pelayanan SDIDTK adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan, bila terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini
akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
a. Deteksi dini gangguan pertumbuhan, yaitu menentukan status gizi anak
apakah gemuk, normal, kurus dan sangat kurus, pendek, atau sangat pendek,
makrosefali atau mikrosefali.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui
gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat,
gangguan daya dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui
adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas.
Pelayanan rutin SDIDTK sesuai dengan jadwal yang tercakup pada pedoman ini
dan pada Buku KIA, namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada:
1. Kasus rujukan.
2. Ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh
3. Ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.

B. DETEKSI DINIPENYIMPANGAN PERTUMBUHAN


1. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang
badan (Bb/Pb) Atau Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Untuk Anak
Umur 0 - 60 Bulan.
Hasil Status gizi
pengukuran (IMT/U) Tindakan
z- score
>2 SD Gemuk 1. Tenntukan pnyebab
Ukur berat dan
utama anak
panjang badan,
lalu beri titik Klasifikasika kegemukan
pada kurva berat n status gizi
badan menurut 2. Konseling gizi sesuai
panjang badan penyebab
-2SD sampai Normal Beikan pujian kepada ibu
dengan 2 SD dan anak
-3SD sampai Kurus 1. Tentukan penyebab
dengan <- utama anak kurus
2SD 2. Konseling gizi sesuai
penyebab
Dibawah - Sangat Kurus Segera rujuk k PKM
3SD dengan TFC atau RS

2. Pengukuran Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur
(IMT/U) Untuk Anak Umur 60 - 72 Bulan

Hasil Status gizi


pengukuran (IMT/U) Tindakan
z- score

Ukur berat dan Diatas 2SD Obesitas Segera rujuk ke Rumah


panjang badan, Klasifikasika Sakit
lalu hitung Indeks n tinggi
Masa Tubuh badan >1SD Gemuk Asupan gizi disesuaikan
Anak, lalu plot menurut umur
pada grafik IMT sampai dengan kebutuhan dan
menurut umur
anak
dengan 2SD aktivitas anak
-2SD sampai Normal Beikan pujian kepada ibu
dengan 1SD dan anak
-3SD sampai Kurus Asupan gizi ditingkatkan
dengan <- dan jadwalkan kunjungan
2SD berikutnya
Dibawah Sangat Kurus Segera rujuk k PKM
-3SD dengan TFC atau RS

Cara menghitung IMT


IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (daalam Kilogram) dengan kuadrat
tinggi badan (dalam Meter) (Kg/m2).
Contoh :
Jika berat badan anak 25 Kg dan tinggi badan anak 1,2 m, maka IMT anak adalah :

25
=17,36
( 1,2 ) (1,2)

3. Pemeriksaan Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Panjang / Tinggi Badan


Menurut Untuk Anak Umur Usia 0 – 60 Bulan

Hasil Status gizi


pengukuran (IMT/U) Tindakan
z- score

Ukur panjang Diatas 2SD Tinggi Jadwalkan kunjungan


badan anak lalu Klasifikasika (>2SD) berikutnya
plot pada grafik n status gizi
panjang badan -2SD sampai Normal Jadwalkan kunjungan
menurut umur
anak dengan 2SD berikutnya
-3SD sampai Pendek Asupan gizi ditingkatkan
dengan dan jadwalkan kunjungan
<-2SD berikutnya
Dibawah Sangat pendek Segera rujuk k fasilitas
kurva z- layanan kesehatan
score -3
(<-3SD)

4. Pemeriksaan Lingkar Kepala Untuk Anak Usia 0 - 72 Bulan

Hasil Status gizi


pengukuran (IMT/U) Tindakan
z- score

Ukur Lingkar Diatas kurva Makrosefali Rujuk ke Rumah Sakit


Kepala, lalu Klasifikasikan +2
beri titik pada hasil pengukuran
kurva Antara kurva Normal Beri pujian kepada ibu
pertumbuhan
lingkar kepala +2 dan-2 dan anak
Dibawah Makrosefali Rujuk ke Rumah Sakit
kurva -2

C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN


Hasil Status gizi
pengukuran (IMT/U) Tindakan
z- score
Jawaban Sesuai umur Puji keberhasilan orangtua
“ya” 9 atau /pengasuh. Lanjutkan
10 stimulasi sesuai umur.
Jadwalkan kunjungan
berikutnya.
Jawaban Meragukan Nasehati ibu/pengasuh
Tanyakan kepada
“ya” 7 atau 8 untuk melakukan stimulasi
orangtua/ pengasuh Hitung
atau periksa anak jawaban lebih sering dengaan
sesuai petunjuk pada “ya”
instrument KPSP penuh kasih sayang.
Jadwalkan kunjungan
ulang untuk 2 minggu lagi.
Aapabila hsil pemeriksaan
seelanjutnya jugs
meragukan, rujuk ke
Rumah Sakit rujukan
tumbuh kembang level 1
Jawaban penyimpangan Rujuk ke Rumah Sakit
“Ya” 6 atau rujukan tumbuh kembang
kurang level 1

2.4 TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN


I. Pengkajian Data
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. (Muslihatun,h;251)
a. Data Subjektif
1. Biodata Orang Tua dan Anak
a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
siap.
c) Agama
Untuk mengetaui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien untuk berdoa.
d) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkant intelektual sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikanya.
e) Suku/ bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari.
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
(ambarwati, h;131-132)
2. Alasan Datang
Untuk Mengetahui tumbuh kembang anak
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Penyakit-penyakit yang daapat mempengaruhi tumbuh kembang
misalnya kejang dan adanya malnutrisi.
4. Riwayat Ksehatan Sekarang
Pada saat ini apakah klien sedang mengalami gangguan kesehatan
seperti diare, demam, batuk dan sebagainya.
5. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan Nifas
 Kehamilan
Berapa kali ANC, ada keluhan/tidak, normal/komplikasi
 Persalinan
Spontan/buatan, aterm/premature, penolong, tempat persalinan,
pennyulit dalaam persalinan
 Nifas
Lama ibu memberikan ASI, PASI, obat yang dikonsumsi ibu dan
sebagainya (Soetjiningsih 1995:2-3)
6. Riwayat Imunsasi
Imunisasi yang pernah didapat yaitu :
- Imunisasi HbO : pada usia bayi baru lahir 0-7 hari
- Imunisasi BCG : Umur 1 Bulan
- Imunisasi Hb combo : Usia 2 bulan dan selanjutnya dengan interval 4
minggu
- Imunisaasi polio : Usia 2 bulan dan selanjutnya dengan interval 4
minggu
- Imunisasi Campak : Usia 9-12 Bulan

Reaksi dari imunisasi yang didapat yaitu:saat diinjeksibayi menangis dan


demam bila diberi injeksi Hb combo namun setelah diberi obat demam dapat
meenurun dan pada saat di imunisasi BCG terdapat jendakaa daan sikatrik
pada lengan kanan. (Soetjiningsih 1995: 17)

7. Riwayat Psikososial spiritual


- Keharmonisaan hubungan dalam keluarga tersebut
- Yang merawwat bayi dirumah adalaah ibu dan neneknya.
(soetjiningsih 1995: 17)
8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
BB : sesuai dengaan Usia
PB : seuai dengan usia
Lika : Sesuai dengan usia
Lila : sesuai dengan usia
Perkembangan daari usia 6 sampai 9 Bulan:
- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati sseorang
- Memindahkan benda darisatu tangan ke tangan yang lain
- Mengeluaarkaan kata-kata yang tanpa arti
- Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian.(soetjiningsih 1995 :34)

b. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik / cukup / lemah
- Kesadaran :composmentis/ apatis/ samnolen/ delirium/sopor/ koma
- Tanda-Tanda Vital
 Nadi : Di hitung berdasarkan frekuensi denyut nadi
permenit (120-140 x/menit)
 Suhu : Suhu 365-375 0C
 Pernapasan : 40-60 x/menit
- Antropometri
 BB : sesuai degan usia mengikuti pita warna hijau di KMS
 TB :
 Lila : Untuk mengetahui status gizi buruk
 Lika
(Soetjiningsih 1995 : 11)

b. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeksi : Periksa pandang di mulai sejak bertemu dengan
pasien
- Kepala : kulit kepala tidak ada benjolan, rambut hitam, UUB
dan UUK menutup pada usia (UUB 1 ½ tahun, UUK 6 bulan)
- Muka : tidak odem, Tidak pucat
- Mata : Sklera ikterus/tidak, konjungtiva pucat/tidak, apabila
pucat menandakan anemia
- Hidung : Ada polip/tidak, ada sekret/tidak dan adanya kelainan
tertentu.
- Telinga : Bentuk simetris/tidak, ada serumen/tidak, ada
OMP/tidak
- Mulut : Bibir lembab/tidak, stomatitis/tidak, ginggivitis / tidak,
epulis/tidak, ada caries/tidak dan lidah bersih/tidak.
- Leher : Ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, vena jugularis /
tidak.

2) Palpasi
- Kepala: tidak ada benjolan
- Leher : tidak ada pembesaan kelenjar tyroid
- Perut : tidak ada nyeri tekan
- Turgor baik (kembali cepaat < 2 detik)
- Ekstremitas atas : tidak ada odem
Baawah : tidak ada odem .
3) Perkusi : reflek Patella : +/+
4) Auskultasi :
- Mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop terukur atau
tidak
- Mendengarkan pernapasan baayi dengan stetoskop teeratur atau
tidak, adanyaa bunyi wheezing

II. Interpretasi Data


• Diagnosa : An... dengan DDTK
• Data Subyektif
Saat ini waktunya untuk memeriksakan anaknya
• Data Obyektif
Hasil pengamatan/pemeriksaan :
- Keadaan umum :Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : N :120-140 x/menit
S : 36,5-37,5oC
RR : 40-60 x/menit
• Masalah
digunakan untuk memodifikasikan jika ada tambahan yang mengubah
pengkajian

• Kebutuhan
kebutuhan yang diperlukan sekali bagi wanita untuk mengatasi masalah

III. Identifikasi Diagnosa daan Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin akan
terjadi berdasarkan masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi

IV. Identifikasi Kebtuhan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau tangani bersama dengan anggota atau tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
V. Intervensi
Menggunakan asuhan yang menyeluruh dan rasional sesuai dengan rencana
dari langkah sebelumnya dan harus sesuai dengan standartpraktek dan langkah-
langkah keilmuan.

VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi dan kondisi pasien dengan mengarahkan /
melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.

VII. Evaluasi
Sesuai dengan implementasi dan intervensi yang dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya asuhan yang telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH DENGAN DDTK


DI PUSKESMAS BLEGA

PENGKAJIAN
Tanggal : 4 Maret 2022
Jam : 09.30 WIB
3.1 Pengkajian Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama : An.”R” Nama Ibu : Ny.”D”
Umur : 5 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Madura/indonesia Suku/Bangsa :Madura/indonesia
Pendidikan : Belum Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum Pekerjaan : IRT
Alamat : Blega Alamat : Blega
b. Alasan Datang
Untuk Mengetahui tumbuh kembang anak
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Anak tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah tdak pernah alergi, dan tidak
pernah punya penyakit.
d. Riwayat Ksehatan Sekarang
Pada saat ini anak dalam keadaan sehat, tidak sedang batuk,pilek,panas attau kelainan
bawaan sejak lahir.
e. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan Nifas
 Kehamilan
ANC : TM I : 2x
TM II : 2x
TMIII: 2x

Keluhan : TM I : mual muntah


TM II: tidak ada
TM III : Nyeri Pinggang
 Persalinan
Anak Lahir tgl 10 april 2016, lahir Spontan, cukup bulan, ditolong Bidan di bidan
desa
 Nifas
Anak Ibu memberikanASI Eksklusif selama 6 Bulan danberlanjut menyusui
sampai usia 22 bulan. Masa nifas ibu berlangsung normal tidak ada komplikasi.
f. Riwayat Imunsasi
- Imunisasi HbO : tgl 10 april 2016
Reaksi : Bayi Menangis
- Imunisasi BCG + Polio 1 : tgl 4 mei 2016
Reaksi : terjadi sikatrik di lengan
- Imunisasi DPT 1 + Polio 2 : Tgl : 10 juni 2016
Reaksi : anak Panas dan diberi penurun panas
- Immunisasi DPT II + Polio III : tgl 18 juli 2016
Reaksi : Anak Panas dan diberi penurun Panas
- Imunisasi DPT III + Polio IV : tgl 18 agustus 2016
Reaksi : Anak Panas dan diberi penurun Panas
- Imunisasi Campak : Tgl 11 januari 2017
Reaksi : Tidak ada
g. Riwayat Psikososial spiritual
Hubunngan dalam keluarga tersebut harmonis. Anak saat ini dirawat oleh Ibunya.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : composmentis
- Tanda-Tanda Vital
 Nadi : 72x/menit
 Suhu : 36,6o C
 Pernapasan :25 x/menit
- Antropometri
 BB : 18 kg
 TB : 110 cm
 Lila : 18 cm
 Lika : 50 cm

b. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeksi:
- Kepala : kulit kepala tidak ada benjolan, rambut hitam, UUB
dan UUK menutup
- Muka : tidak odem, Tidak pucat
- Mata : Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
- Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan
tertentu.
- Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak OMP
- Mulut : Bibir lembab, tidak stomatitis, tidak ginggivitis, tidak
epulis, tidak ada caries dan lidah bersih.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, vena
jugularis.

2) Palpasi
- Kepala: tidak ada benjolan
- Leher : tidak ada pembesaan kelenjar tyroid
- Perut : tidak ada nyeri tekan
- Turgor : baik (kembali cepaat < 2 detik)
- Ekstremitas atas : tidak ada odem
Baawah : tidak ada odem .

3) Perkusi : reflek Patella : +/+

4)Auskultasi :

- Terdengar bunti denyut jantung dengan stetoskop terukur


- Tidak ada bunyi wheezing

c. Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan


KPSP pada anak umur 60 bulan

Anak duduk sendiri ditepi meja periksa Ya Tidak

Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara dan √


Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. bahasa
• “Apa yang kamu lakukan jika kamu
kedinginan?”...............
• “Apa yang kamu lakukan jika kamu
lapar?”.........................
• “Apa yang kamu lakukan jika kamu
lelah?”.........................
Jawab “YA” bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi
dengan benar, bukan
dengan gerakan atau syarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah.
“menggigil”,"pakai mantel" atau
"masuk ke dalam rumah".
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk",
"tidur", berbaring/tidurtiduran,
"lstlrahat” atau "diam sejenak”.

Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut Bicara dan √


kata "lebih panjang”. Perlihatkan gambar kedua garis ini, Bahasa
pada anak. Tanyakan, "Mana garis yang lebih panjang?"

Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Bicara dan √


Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi Bahasa
pertanyaan tersebut
Apakah anak dapat manunjuk garis yang lebih
panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
Jangan membantu anak den jangan memberitahu nama
gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang
tersedia.
Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapet menggambar seperti contoh ini?
Bicara dan √
Bahasa

Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan,katakan


pada anak:
"Tunjukkan segi empat merah"
"Tunjukkan segi empat kuning"
"Tunjukkan segi empat biru"
"Tunjukkan segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat wama itu dengan benar

Tanya Ibu

Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian Sosialisasi √


boneka? dan
Kemandirian

Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel Bicara dan √
(tanpa menangis atau
menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya? Bahasa

Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa Bicara dan √


bantuan? Bahasa

Minta anak untuk berdiri

Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu Gerak Kasar √
tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3
kali. Dapatkah dia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau
lebih?

Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa Gerak Kasar
berpegangan
(lompatan dengan dua kakl tidak lkut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki.

Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat Bicara dan
dengan telunjuk Bahasa
atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:
• "Letakkan kertas ini di atas lantal".
• "Letakkan kertas ini di bawah kursi.
• "Letakkan kertas ini di depan kamu".
• "Letakkan kertas ini di belakang kamu".
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di
bawah", “di depan” dan
"di belakang".

TOTAL 10

3.2 Interpretasi Data


• Diagnosa : Anak Praskolah dengan DDTK
• Data Subyektif
Saat ini waktunya untuk memeriksakan anaknya
• Data Obyektif
Hasil pengamatan/pemeriksaan :
- Keadaan umum :Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : N :128 x/menit
S : 36,6oC
RR : 45 x/menit
• Masalah
Tidak Ada
• Kebutuhan
Tidak ada

3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


-

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


-

3.5 Intervensi
Tanggal / Jam : 24 januari 2020 / 10.00 WIB
1. Beritahu ibu manfaat dari penilaian perkembangan dengan menggunakan metode
DDTK
R/ ibu dapat mengerti dan bisa koordinasi dengan petugas
2. Beritahu ibu hasil dari pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan metode
DDTK
R/ ibu dapat mengetahui kondisi anaknya tentanng pertumbuhan dan
perkembangannya
3. Sarankan ibu untuk tetap memberikan stimulus/rangsangan untuk
mempertahankankan pertumbuhan dan perkembangan
R/ mempertahankan perkembangan anak sesuai degan usia
4. Beri KIE pada ibu tentang gizi dan pemberian makanan tambahan pada anak
R/ ibu dapat mengetahui dan mengerti tentng gizi yang dibutuhkan anak
5. Beri tahu ibu jadwal pemeriksaan selanjutnya
R/ agar ibu dapat memantau peertumbuhan dan perkembangan anaknya.

3.6 Implementasi
Tanggal / Jam : 24 januari 2020 / 10.00 WIB
1. Memberitahu ibu manfaat dari penilaian perkembangan dengan menggunakan metode
DDTK yaitu apabila ada keterlambatan perkembangan dapat ssegera dikonsultasikan
dan segera dapat diakukan pengobatan.
2. Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan metode
DDTK
3. Menyarankan ibu untuk tetap memberikan stimulus/rangsangan untuk
mempertahankankan pertumbuhan dan perkembangan
4. Memeri KIE pada ibu tentang gizi dan pemberian makanan tambahan pada anak
5. Memberitahu ibu jadwal pemeriksaan selanjutnya yaitu 6 bulan lagi

3.7 Evaluasi
Tanggal / Jam : 24 januari 2020 / 10.00 WIB
S: - ibu mengerti dan memahami yang dijelaskan oleh bidan
Ibu mau memberkan stimulus / rangsangan kepada anak
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian
yaaitu dalam pengkajian didapatkan dari data subyektif, anak dalam keadaan ssehat dan
dari data obyektif didaapatkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan melalui
pemeriksaan fisik dan DDITK yang didapatkan hassil Normal.
Kemudian ditetapkan diagnose, diagnossa yang didapatkan yaitu anak prasekolah
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umurnya. Pada antisipasi dan
diagnosa/masalah potensial tidak ditemukan masalah sehinggatidak dilakukan kebutuhan
seggera.
Maka,dari diagnose kemudian ditetapkan intervensi sesuai dengan diaagnossa dan
mengimplementasikan rencana terssebut. Setelah diimplementaikan kemudian dilakukan
evaluasi dari tindakanyaang telah dilakukan yaitu setelahdiberikan penjelasan tetntang
hasil DDITK , ibu mengerti bahwa hasil DDITK anaknya adalah Normal.
4.2 Saran
1. Bagi profesi
bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang
menyeluruh dalam melakukan asuhan kebidanan pada anak prasekolah sesuai
dengan manajemen kebidanan menurut varney
2. Bagi institusi
a) Bagi puskesmas
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada anak prasekolah
b) Bagi pendidikan diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah refrensi
terbaru tentang kebutuhan pada anak Prasekolah.
c) Bagi Pasien
Untuk ibu pasien hendaknya menstimulus perkembangan anak sebaik
mungkin .Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga
anak merasa amman dan nyaman dalam menghadapi kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

FK-UI.1995.Ilmu Kesehatan Anak Jilid I.Jakarta: bagian Ilmu Kesehatan FK-UI


Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang anak.Jakarta : EGC
Rahayu Haditono, Siti.2002. psikologii perkembanngan: UGM

Anda mungkin juga menyukai