Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN DESIMINASI AKHIR

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
DI PUSKESMAS BLEGA

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Praktek Manajemen Kebidanan

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh Kelompok :

LILIK YULIATIN HARTATIK


DEWI PUSPITA SARI
SRI ANITA KUSUMA
LAILI AGUSTINI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan pengkajian praktek profesi manajemen kebidanan di Puskesmas Blega
untuk desiminasi awal telah selesai. Laporan ini dibuat untuk melaporkan pengkajian awal
penerapan Model Asuhan Kebidanan Profesi pada Stase Praktek Manajemen Kebidanan.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa laporan diseminasi awal yang telah kami
buat ini belum sempurna, baik dalam segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan introspeksi kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Stikes Ngudia Husada
Madura, Pembimbing klinik di Puskesmas Blega, pasien dan keluarga serta teman-teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan. Tim penyusun berharap
agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi semua calon bidan dan
masyarakat pada umumnya

Bangkalan,04 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………... i
Lembar Pengesahan ………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………… iii
Daftar Isi ……………………………………………………………………. iv
BAB 1 Pendahuluan …………………………………………………………
1.1 Latar Belakang …………………………………….……………
1.2 Tujuan ……………………………….………………………….
1.2.1 Tujuan Umum ………………………...…………………..
1.2.2 Tujuan Khusus …………………………...……………….
1.3 Manfaat …………………………………………………………
1.3.1 Mahasiswa ………………………………………………...
1.3.2 Bidan di ruang Poned …………………………..….........
1.3.3 Pasien dan keluarga pasien ………………………………..
1.3.4 Bagi institusi pendidikan ………………………………….
1.4 Waktu, Tempat, dan Peserta ………………..……………………
1.4.1 Waktu …………………………………………………...…
1.4.2 Tempat ………………………………………………...…..
1.4.3 Peserta ………………………………………………….....
1.5 Rencana Kegiatan ………………………………..…………..….
BAB II PENGKAJIAN …………………………………………….……..….
2.1 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Blega …………………………
2.1.1 Visi Puskesmas Blega …………………………………..…
2.1.2 Misi Puskesmas Blega ………………………………..…...
2.1.3 Motto Puskesmas Blega ……………………………..…….
2.1.4 Tujuan Puskesmas Blega ………………………………..…
2.1.5 Falsafah …………………………………………………….
2.1.6 Nilai Puskesmas Blega ………………………………...…...
2.1.7 Buku Pedoman ……………………………………………..
2.1.8 Sasaran Ruang Poned ……………...……………...……..
2.2 Pengumpulan Data ……………………………..…………………
2.2.1 Tenaga dan Pasien ………………………………………….
2.2.2 Sarana Prasarana ……………………………………………
2.2.3 Metode MPAKP ……………………………………………
2.2.4 Sumber Dana / Pembiayaan …………………….…………
2.2.5 Pemasaran …………………………………………………
2.3 Analisis SWOT ………………………………………..…………
2.4 Identifikasi Masalah …………………………………...…………
2.5 Prioritas Masalah …………………………………………...…….
BAB III PERENCANAAN ………………………………………………..….
3.1 Pengorganisasian …………………………………….………….
3.2 Strategi Kegiatan MPAKP ……………………………………….
3.2.1 Model MPAKP ……………………………………………...
3.2.2 Penerimaan Pasien Baru …………………………………...
3.2.3 Timbang terima …………………………………………….
3.2.4 Refleksi Diskusi Kasus ……………………………………..
3.2.5 Sentralisasi Obat ……………………………………………
3.2.6 Discharge Planing …………………………………………..
3.2.7 Monitoring dan Evaluasi ……………………………………
3.2.8 Dokumentasi Kebidanan ……………………………………
3.2.9 Kepuasan Pelanggan ………………………………………..
3.3 Perencanaan Kegiatan …………………….………………………
BAB IV PELAKSANAAN
4.1 Penataan Ketenagaan Kebidanan
4.2 Model MPAKP kasus
4.3 Penerimaan Pasien Baru
4.4 Discharge Planing
4.5 Timbang Terima
4.6 Sentralisasi Obat
4.7 Refleksi Diskusi Kasus
4.8 Monitoring dan Evaluasi
4.9 Dokumentasi Kebidanan
4.10 Kepuasan Pelanggan
BAB V EVALUASI
5.1 Penataan Ketenagaan Kebidanan
5.2 Model MPAKP
5.3 Penerimaan Pasien Baru
5.4 Discharge Planing
5.5 Timbang Terima
5.6 Sentralisasi Obat
5.7 Refleksi Diskusi Kasus
5.8 Monitoring dan Evaluasi
5.9 Dokumentasi Kebidanan
5.10 Kepuasan Pelanggan
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………...
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………
4.2 Saran ………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
LAMPIRAN ………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi bidan di Indonesia masih dalam taraf perkembangan dan perubahan
sesuai dengan tuntutan global dan local/otonomi daerah. Oleh sebab itu, bidan di
Indonesia harus mampu memberikan asuhan kebidanan secara professional kepada klien
sebagai individu, keluarga dan masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan
bangsa dan Negara Indonesia (Saminem, 2010)
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Manajemen mencakup
kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen kebidanan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk
memberikan asuhan kebidanan secara professional (Nursalam,2009)
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh bidan
berupa proses pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dimulai dari pengkajian,
analisis data, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam
praktiknya bidan harus berpikir kritis, etis, tidak prakmatis untuk menjamin keamanan
dan kepuasan klien sebagai hasil asuhan (Saminem,2010)
Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP) adalah suatu
kerangka kerja bidan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan yang terdiri dari 5 komponen yaitu manajemen kebidanan, standart praktik
pelayanan kebidanan, paradigm kebidanan, falsafah kebidanan dan model praktik
kebidanan.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum,
termasuk didalamnya pelayanan kebidanan, merupakan salah satu faktor yang harus
dicermati dan diperhatikan oleh bidan, sehingga bidan mampu berpikir secara nyata dan
diterima dalam memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai dengan ilmu dan kiat
serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan
fungsi bidan dalam melakukan manajemen kebidanan dengan harapan adanya factor
kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan kebidanan
sekaligus menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan.
Pelayanan kebidanan yang berkualitas ditentukan oleh faktor input dan proses
dari pelayanan itu sendiri. Factor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan,
tenaga yang dilayani, sarana dan prasarana, standart asuhan kebidanan, standart pedoman
lain yang tersedia serta metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu
kinerja dalam mendayagunakan input yang ada, dalam interaksi antara bidan dan pasien,
meliputi penampilan kinerja sesuai dengan standart, hubungan interpersonal dan
penerapan etika dan kode etik kebidanan
Ruangan merupakan salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang memungkinkan bagi bidan untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara
optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tatakelola yang memadai, kemauan dan
kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan kebidanan
professional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka bidan perlu
mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional (MPAKP) khususnya di ruang Poned puskesmas blega bekerja sama dengan
bidan yang bertugas diruang tersebut

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen kebidanan mahasiswa memahami
prinsip manajemen kebidanan dan model pemberian asuhan kebidanan dengan
menggunakan Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP)
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen kebidanan , mahasiswa mampu :
1) Melaksanakan pengkajian di ruang Poned puskesmas blega
2) Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
3) Menentukan rumusan masalah berdasarkan prioritas
4) Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
MAKP:
 Timbang terima
 Refleksi diskusi kasus (RDK)
 Sentralisasi obat
 Monitoring dan evaluasi
 Discharge planning
 Dokumentasi kebidanan
 Penerimaan pasien baru
5) Melaksanakan peran sesuai dengan model MPAKP yang telah ditentukan
6) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian MPAKP:
 Timbang terima
 Refleksi diskusi kasus (RDK)
 Sentralisasi obat
 Monitoring dan evaluasi
 Discharge planning
 Dokumentasi kebidanan
 Penerimaan pasien baru

1.2 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
b) Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MPAKP di ruang Poned
Puskesmas Blega
c) Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MPAKP di ruang Poned
Puskesmas Blega
d) Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun
rencana strategi
e) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
kebidanan professional diruang Poned Puskesmas Blega
2. Bagi Bidan di ruang Poned Puskesmas Blega
a) Melalui praktik manajemen kebidanan dapat diketahui masalah-masalah yang ada
di di ruang Poned yang berkaitan dengan pelaksanaan MPAKP
b) Melalui praktik manajemen kebidanan, bidan ruangan dapat melaksanakan
MPAKP dengan lebih baik
c) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d) Terbinanya hubungan baik antara bidan dengan bidan, bidan dengan tim kesehatan
lain, dan bidan dengan pasien serta keluarga
e) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin bidan
f) Adanya perencanaan program
3. Bagi Pasien Dan Keluarga Pasien
Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Adanya
peningkatan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan

4. Bagi Institusi Pendidikan


Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MPAKP

1.1 Waktu, Tempat dan Peserta


1. Waktu
Pelaksanaan MPAKP tanggal 16 Mei 2022 sampai dengan 04 Juni 2022
2. Tempat
MPAKP dilaksanakan di ruang Poned Puskesmas Blega
3. Peserta
Kelompok MPAKP Puskesmas Blega Program studi Pendidikan bidan terdiri dari :
Lilik Yuliatin Hartatik, Dewi Puspita Sari, Sri Anita Kusuma, Laili Agustini

1.1 Rencana Kegiatan


Selama kegiatan profesi manajemen kebidanan, rencana kegiatan pelaksanaan
MPAKP meliputi :
1. Minggu pertama
a. Menyusun struktur organisasi kelompok
b. Melakukan pengkajian situasi, strategi dan operasional institusi pelayanan
c. Melakukan analisis SWOT institusi pelayanan
d. Mengidentifikasi masalah dan prioritas masalah
e. Menyusun rencana strategi dan langkah operasional
f. Menyusun rencana MPAKP
g. Melakukan uji coba peran
2. Minggu kedua - Ketiga
a. Mengimplementasikan pengorganisasian MPAKP
b. Melaksanakan role play sebagai pengelola dan pelaksana asuhan kebidanan
c. Melakukan evaluasi manajemen pelayanan asuhan kebidanan professional
BAB II
PENGKAJIAN

2.1 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Blega


2.1.1 Visi Puskesmas Blega
Terwujudnya masyarakat kecamatan blega yang sehat melalui pelayanan
kesehatan yang bermutu, profesional dan pemberdayaan masyarakat.
2.1.2 Misi Puskesmas Blega
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standart
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya kesehatan
4. Meningkatkan pemberdayaan peran serta masyarakat
2.1.3 Motto Puskesmas Blega
Pelayananku adalah pengabdianku
2.1.4 Tujuan Puskesmas Blega
Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja kecamatan blega
2.1.1 Falsafah
 Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, kultur dan
spiritual, dimana unsur spiritual merupakan unsur terpenting
 Kebidanan merupakan karya Tuhan Yang Maha Esa bagi umat manusia
melalui tim kebidanan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan secara
optimal, kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan suku,
bangsa, agama, maupun status sosial ditempat pelayanan kebidanan
 Tujuan asuhan kebidanan dicapai melalui anugrah Allah dan usaha bersama
tim kebidanan, tim kesehatan lainnya dan pasien
 Asuhan kebidanan diberikan dengan menggunakan proses kebidanan dalam
lima tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien
 Bidan bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang
melakukan asuhan kebidanan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan
Kebidanan
2.1.6 Nilai Puskesmas Blega
R : Responsif
A : Aman
P : Profesional
I : Inovatif
D : Disiplin
- Responsif
Cepat memberikan tanggapan atau peka terhadap kondisi yang dihadapi
- Aman
Bebas dari kondisi resiko akibat pelayanan/tindakan pada petugas,
pasien dan lingkungan
- Profesional
Petugas mempunyai kompetensi sesuai dengan standart profesinya
- Inovatif
Memiliki kemampuan menghasilkan gagasan baru yang bermanfaat
- Disiplin
Taat dan patuh terhadap peraturan yang telah disepakati
2.1.7 Buku Pedoman
Buku pedoman yang digunakan di ruang bersalin antara lain
1. Pedoman APN
2. Pedoman Penatalaksanaan BBLR
3. Pedoman Penatalaksanaan Asfiksia
4. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
5. Acuan Midwife Update
6. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
7. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu difasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

2.1.8 Sasaran Ruang Bersalin


Semua penderita yang dirawat di ruang Poned baik ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, BBL dan neonatus dengan komplikasi

2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 16 Mei 2022 - 04 Juni 2022. Data
yang dikumpulkan meliputi data tenaga dan pasien, Sarana dan prasarana, metode
MPAKP, sumber dana/pembiayaan, dan pemasaran serta melakukan analisa situasi
menggunakan analisa SWOT, sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian
disusun sesuai prioritas masalah yang ada pada berbagai aspeknya.
2.2.1 Tenaga dan Pasien
2.2.1.1 Struktur Organisasi ruang Poned

Penanggung Jawab Poned


dr.Moslihin

Kepala Ruangan Poned


Hoszaimah.s.ST

Dokter Jaga
dr.Noeril
dr.Roy

Ka.tim (Perawat)
Ka.tim (Bidan) Sri Sudarsih
Sri Anita Kusuma

Bidan Pelaksana : Perawat Pelaksana :


Faiga Amelia Merryanti
Aisyah Fista M Perawat Jaga
Sari Idamanti
Deta Kartika W
Makyufatushofa
Dwi Murni A
Chelda Charolin
Nopiyati
2.2.1.2 Tugas Pokok Dan fungsi Organisasi
1. Kepala Ruangan
Pengertian: seorang bidan yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan kebidanan di
Poned Puskesmas Blega
Uraian Tugas :
a. Menyusun rencana kerja pelayanan di ruang Poned Puskesmas
Blega
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga kebidanan
c. Menyusun rencana kebutuhan pralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan
d. Menyusun jadwal dinas dan menunjuk ketua tim yang bertugas
e. Mengikuti timbang terima pasien dan memimpin doa sebelum kerja
f. Melaksanakan orientasi pada bidan baru
g. Melaksanakan program bimbingan mahasiswa praktik
h. Mengatur dan mengkoordinasikan alat agar dalam keadaan siap
pakai
i. Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan kebidanan
j. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain
k. Melakukan program bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan
l. Mendelegasikan tugas pada ketua tim jika karu tidak ada
m. Mengadakan pertemuan berkala dengan staf setiap bulan
n. Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan kebidanan
o. Mengadakan diskusi dengan staf apabila ada masalah
p. Membuat penilaian kinerja karyawan
q. Membuat laporan tahunan atau akuntabilitas kinerja.

2. Ketua Tim
Pengertian: seorang bidan yang diberi wewenang dan tanggung jawab
dalam mengelola satu tim pelayanan kebidanan setiap shift jaga.
Uraian tugas:
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift jaga
b. Bersama Karu melakukan timbang terima pasien
c. Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien
d. Menyusun rencana asuhan kebidanan
e. Mengikuti visite dokter
f. Mengkoodinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim
g. Mengorientasi pasien baru
h. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana
i. Memonitor pendokumentasian askeb yang dilakukan bidan
pelaksana
j. Melakukan tindakan kebidanan yang tidak dapat dilakukan oleh
bidan pelaksana
k. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat
l. Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga
m. Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shif
jaga
n. Membuat laporan kerja
o. Meaksanakan tugas limpah yang diberikan Karu

3. Bidan Pelaksana
Pengertian: seorang tenaga kebidanan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan asuhan kebidanan di ruang perawatan.
Uraian tugas:
a. Mengikuti timbang terima pasien dengan Karu dan Katim
b. Menerima pasien baru
c. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukan
d. Melakukan tindakan kebidanan sesuai dengan perencanaan
e. Mengikuti visite dokter
f. Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien
g. Mengkomunikasikan kepada Katim jika ada masalah
h. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laborat, pengobatan, dan
tindakan
i. Berperan serta dalam pendidikan kesehatan
j. Melakukan inventaris fasilitas yang dilakukan dalam pelayanan
k. Membantu tim lain bila diperlukan
l. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien
m. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Katim/Karu
n. Merangkap sebagai tenaga administrasi
2.2.1.3 Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Daftar Tenaga Bidan di Ruang Poned Puskesmas Blega
Usia Status Pangkat/ Lama
No Nama Pegawai Pendidikan Pelatihan
(tahun) Kepegawaian Golongan Kerja
APN, CTU, MU,
Hoszaimah D IV
1 50 th PNS IV A 29 th PPGDON
( KARU ) Kebidanan
Pelatihan Poned, BL
Sri Anita Kusuma D IV bidan,APN,CTU,
2 46 th PNS III C 27 th
( KATIM ) Kebidanan PPGDON,

D IV APN, MU, PPGDON


3 Sari Idamanti 29 th BLUD - 8 th
Kebidanan
BLUD D IV MU, ML, PPGDON
4 Aisyah Fistamaya 29 th - 8 th
Kebidanan
BLUD D IV MU, PPGDON
5 Faiga Emiliya 30 th - 8 th
Kebidanan
Deta Kartika BLUD D III MU
6 29 th - 7 th
Ningrum Kebidanan

Dwi Murni BLUD D III -


7 34 th - 7 th
Aprilia Kebidanan
Maksyufatus BLUD D III -
8 28 th - 6 th
Sofah Kebidanan
Rr. Chelda BLUD D IV APN
9 28 th - 6 th
Chornilia W Kebidanan
Magang D III -
10 Nopiyati 26 th - 1 th
Kebidanan

Tabel 2.2 Klasifikasi Tenaga Bidan menurut status kepegawaian dan masa kerja di Ruang
Bersalin Puskesmas Blega
Jenis Masa Kerja
No Kualifikasi Jumlah <5 5-15 > 15
PNS BLUD
tahun tahun tahun

DIV
1. 6 2 4 0 4 2
Kebidanan
DIII
2. 4 - 4 1 3 0
Kebidanan
Tabel 2.3 Jenis Pelatihan Yang Pernah Dilakukan oleh Tenaga Bidan di Poned Puskesmas
Blega

No Jenis Pelatihan Keterangan


1 Pelatihan Poned KATIM
2 Gadar maternal neonatal KARU/KATIM
3 Pelatihan CI KARU/KATIM
4 CI APN KATIM
5 APN KATIM/PELAKSANA
6 PPGDON KARU/KATIM/PELAKSANA
7 JABFUNG bidan ahli KATIM

Tabel 2.4 Daftar Tenaga Perawat di Ruang Poned Puskesmas Blega


Status
Usia Pendidik Pangkat/ Lama
No Tenaga Perawat (tahun)
Kepegaw
an Golongan Kerja
Pelatihan
aian
S1 Pelatihan
1 Hj. Sri Sudarsih,S.Kep.Ns 53 th PNS Kepera IV B 35 th Poned,
watan BLS,PPGD,
S1 Pelatihan
2 Meryanti 34 th PNS Kepera II C 10 th Poned, BLS,
watan PPGD

2.2.1.4 Tenaga Medis


Tabel 2.3 Daftar Tenaga Medis Berdasarkan Kualifikasi, Jenis dan Masa Kerja diruang Poned
Puskesmas Blega.
No Tenaga Medis Jumlah
1 Dokter Umum ( DPDP ) 3

2.2.1.5 Tingkat Ketergantungan pasien dan Kebutuhan tenaga bidan


Kebutuhan tenaga bidan di ruang Poned Puskesmas Blega dan prosentase total pasien
tingkat ketergantungan klien di poned puskesmas Blega berdasarkan pengkajian
tanggal 19 mei 2022
Tabel 2.7 Kebutuhan Tenaga Bidan Tiap Shift Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien
di Ruang Poned Tanggal 19 Mei 2022
Kebutuhan Tenaga Kebidanan
Klasifikasi Jumlah
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
Partial Care 5 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15= 0,75 5 x 0,07 = 0,35
Minimal Care 3 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,10 = 0,30
Total 8 1,86 = 2 1,17 = 2 0,65 = 1
Total tenaga bidan:
Pagi :2 Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:
Sore :2 86 x 5 = 1,54 dibulatkan menjadi 2
279
Malam :1
Total :5
Jadi jumlah bidan yang dibutuhkan untuk tanggal 19 Mei 2022 adalah 8 orang (1 karu, 1
katim,6 bidan pelaksana) + 2 orang lepas dinas = 10 orang
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei 2022, diperoleh data bahwa
jumlah bidan yang dinas pagi yaitu 4 orang (1 ketua tim, 3 bidan pelaksana). Jumlah
bidan yang dinas sore yaitu 2 orang (1 bidan pelaksana). Jumlah bidan yang dinas malam
2 orang (1 bidan pelaksana). Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga bidan yang
dinas di ruang Poned tanggal 19 Mei 2022 dengan jumlah pasien 8 orang sudah
mencukupi dengan standar jumlah kebutuhan tenaga bidan.

2.2.2 Sarana dan Prasarana


Penerapan praktek Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional
(MPAKP) mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Ngudia Husada
Madura mengambil tempat di Ruang Poned Puskesmas Blega. Pengkajian data awal
dilakukan pada tanggal 16 Mei 2022. Adapun data yang didapat sebagai berikut:

2.2.2.1 Lokasi dan denah ruangan


1) Gambaran Umum Puskesmas Blega
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Blega sebagian besar merupakan dataran
rendah dan sebagian kecil merupakan dataran tinggi. Adapun batas-batas
wilayah UPTD Puskesmas Blega adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Konang.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jrengik.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Modung.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Galis.
Sedangkan lokasi Puskesmas Blega berada dipinggir jalan raya
2) Gambaran Umum Ruangan
Ruang Poned adalah bagian dari unit Puskesmas Blega. Ruangan Poned
memegang peranan dalam perawatan obstetri (hamil, bersalin dan nifas),
ginekologi dan bayi. Pada praktek Manajeman Pelayanan Asuhan
Kebidanan Profesional (MPAKP) Jumlah tempat tidur di ruang Poned :
Ruang Tindakan : 1 bed
Ruang Nifas : 2 bed
Ruang Ranap : 3 bed
Ruang Bayi : 2 inkubator
Total Jumlah bed : 8 bed
3) Lokasi ruangan
Lokasi penerapan praktek Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional (MPAKP) mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
STIKES Ngudia Husada Madura di Ruang Poned Puskesmas Blega dengan
uraian sebagai berikut: batasan:
a) Sebelah timur : berbatasan dengan ruang rekam medik
b) Sebelah barat : berbatasan dengan Ruang UGD

2.2.2.2 Peralatan dan Fasilitas


1) Ketersediaan Ruangan

Tabel 2.14 Daftar ketersediaan ruangan


Ketersediaan
No Ketersediaan ruangan Ada Tidak jumlah Kondisi
Ada
1 Ruang Tindakan √ 1 Baik
2 Ruang nifas √ 1 Baik
3 Midwife station √ 1 Baik
4 Meja konsultasi √ 1 Baik
5 Ruang administrasi √ 1 Baik
6 Spoolhock/ fasilitas pembuangan √ 1 Baik
kotoran
7 Gudang bersih/tempat penyimpanan √ 1 Baik
barang
8 Ruang jaga Petugas √ 1 Baik
9 Ruang PKRS/diskusi √ 1 Baik
10 Lemari Perpustakaan √ 1 Baik
11 Toilet pasien √ 1 Baik
12 Toilet pegawai √ 1 Baik
13 Ruang depo farmasi √ 1 Baik
14 Ruang tunggu keluarga √ 1 Baik

2) Peralatan
a. Alat Medis
Tabel 2.18 Daftar Peralatan Medis obstetri dan ginekologi

Kondisi
Nama barang Jumlah
No Baik Rusak
1 Tensimeter dewasa 3 √
2 Stetoscope 2 √
3 Stetoscope anak/Bayi 1 √
4 Termometer Aksila 2 √
5 Termometer Rectal 1 √
6 Tong Spatel 5 √
7 Bengkok besar/kecil 6/5 √
8 Bak instrument 10 √
9 Bak injeksi 5 √
10 Gunting Verbant 2 √
11 Ambu Bag u/ bayi /dewasa 1/1 √
12 Toples Stenless 6 √
13 Tromol gas besar 4 √
14 Tromol gas sedang 2 √
15 Tromol gas kecil 1 √
16 Cucing 4 √
17 Cucing tertutup 4 √
18 Reflex hammer 1 √
19 Masker oksigen / bayi 2/1 √
20 Korentang 4 √
21 Tempat korentang 1 √
22 Suction/slem sucker 1 √
23 Pispot (stik pan) 1 √
24 Standar infuse 5 √
25 Timbangan Dewasa/bayi 1/1 √

26 Kursi roda 1 √

27 Brankart 2 √

28 Kereta O2 besar / kecil 1 √

29 Tabung O2 besar/kecil 1 √

30 PARTUS SET √
- Kocher 5
- ½ kocher 5
- Gunting episiotomy 5
- Bunting tali pusat 5
- Bak instrument 5

31 HEACTING SET √
- Pinset anatomi 5
- Pinset chirurgic 5
- Nald fuder 5
- Jarum jahit 5
- Arteri klem 5

32 Speculum cocor bebek /sim 2/3 √

33 Handle vacuum 1 √

34 Mangkok vacuum nelaton S/K 1/1/1 √

35 Ring Tang 5 √

36 Kogel Tang / tampon tang 2/3 √

37 USG Feto Maternal 2 √

38 Manometer 02 4 √

b. Alat Tenun
Tabel 2.17 Daftar Alat Tenun

No Nama barang Jumlah Kondisi


1 Sprei besar 6 Baik
2 Selimut 6 Baik
3 Sarung bantal 6 Baik
4 Perlak meja pasien 6 Baik
5 Stik laken 6 Baik
6 Korden putih VK 6 Baik
c. Inventaris Meubelir
Tabel 2.19 Daftar Inventaris meubelir

Standar Depkes
No Nama barang Jumlah Kondisi Ket
(Ratio pasien : alat)
1 Lemari obat emergency 1/ruangan 1 baik Sesuai
2 Meja pasien 1:1 22 baik Sesuai
3 Lampu senter 1-2/ruangan 2 baik Sesuai
4 Nampan 2-3/ruangan 3 baik Sesuai
5 Dorongan O2 1/ruangan 6 baik Sesuai
6 Tempat sampah umum 4/ruangan 7 baik Sesuai
7 Tempat sampah medis 1/ruangan 8 baik Sesuai
8 Savety box 1/ruangan 1 baik Sesuai
9 Lemari linen 1/ruangan 1 Sesuai
10 Alat pemadam kebakaran 1/ruangan 2 baik Sesuai
11 Wastafel 5 baik Sesuai

d. Alat elektronik
Tabel 2.20 Daftar Alat Elektronik

No Nama barang Ideal Jumlah Kondisi Ket


1 Lemari es untuk obat 2/ruangan 1 baik Tidak sesuai
2 Telefon 1/ruangan 1 baik Sesuai
3 Kipas angin 4/ruangan 4 baik Sesuai
4 Komputer 1/ruangan 2 baik Sesuai
5 APAR 1 Baik Sesuai

3) Administrasi Penunjang
a. Buku
Tabel 2.21 Daftar Administrasi Penunjang (Buku)

No Nama Buku Jumlah kondisi Keterangan


1 Buku ekspedisi penyuluhan 1 Baik
2 Buku observasi 1 Baik
3 Buku dalin bayi 1 Baik
4 Buku inventaris alat kedokteran 1 Baik
5 Buku inventaris linen 1 Baik
6 Buku absensi mahasiswa 1 Baik
7 Buku Permintaan Laboratorium 1 Baik
8 Buku permintaan vaksin 1 Baik
9 Buku pulang paksa 1 Baik
10 Buku pasien pulang 1 Baik
11 Buku pengobatan 1 Baik
b. Formulir
Tabel 2.22 Daftar Administrasi Penunjang (Formulir)

Sesuai /tidak
No Nama Standar Depkes
sesuai
1 Formulir pengkajian awal 1:1 Sesuai
2 Formulir rencana kebidanan 1:5 Sesuai
3 Formulir catatan perkembangan 1 : 10 Sesuai
pasien
4 Formulir observasi 1 : 10 Sesuai
5 Formulir catatan pengobatan 1 : 10 Sesuai
6 Formulir medik lengkap 1:1 Sesuai
7 Formulir laboratorium lengkap 1:3 Sesuai
18 Formulir keterangan kematian 5 lembar/bulan Sesuai
9 Formulir konsul 1:5 Sesuai
10 Formulir RPO Sesuai
11 Formulir inform consent Sesuai

c. Daftar SOP (Standar Operasional Prosedur)


Tabel 2.23 Daftar SOP

No Daftar SOP ADA/TIDAK Ket


SOP PENDIDIKAN PASIEN DAN
KELUARGA
1 Edukasi manajemen nyeri √
2 Verifikasi pemahaman terhadap pemberian √
informasi dan edukasi
3 Pemberian informasi √
4 Pemberian edukasi √
5 Informed consent √
HAK PASIEN DAN KELUARGA
1 Permintaan second opinion √
2 Pemberian informasi pelayanan √
3 Melindungi harta milik pasien √
4 Penyuluhan dan informed consent sebelum √
tindakan operasi
5 Perlindungan privasi √
SOP TINDAKAN
1 Pengukuran suhu tubuh √
2 Pengukuran denyut nadi √
3 Pemeriksaan pernafasan √
4 Pengukuran tekanan darah √
5 Menyiapkan tempat tidur √
6 Menjaga keselamatan pasien di tempat tidur √
7 Merawat rambut √
8 Memandikan pasien √
9 Vulva hygiene √
10 Pemberian oksigen √
11 Penghisapan lendir √
12 Pemberian nutrisi per oral √
13 Pemberian nutrisi parenteral √
14 Pemasangan infus/pemberian cairan infus √
15 Pemasangan pispot untuk buang air √
16 Pemberian gliserin per rectal (enema) √
17 Pemasangan kateter urine √
18 Mengatur posisi pasien di tempat tidur √
19 Membantu pasien mobilisasi √
20 Memindahkan pasien oleh 2-3 orang √
21 Melakukan massase √
22 Melakukan kompres panas -
23 Melakukan kompres dingin -
24 Pengambilan darah vena √
25 Pemberian obat injeksi melalui selang infus -
26 Pemberian obat injeksi intra kutan √
27 Pemberian obat injeksi intra muskular √
28 Pemberian obat injeksi intra vena √
29 Pemberian obat injeksi sub kutan √
30 Pemberian obat melalui cairan infus -
31 Pemberian obat per oral √
32 Pemberian obat suppositoria √
33 Pemberian sitostatika oleh dokter/perawat √
37 Persiapan alat pengambilan darah vena √
38 Prosedur persalinan normal √
39 Episiotomi √
40 Persiapan alat isolasi ibu bersalin √
41 Placenta manual √
43 Kompresi bimanual dan aorta √
44 Persiapan alat timbang terima pasien √
45 Persiapan alat observasi kala I √
46 Observasi kala I √
47 Memindahkan pasien ke bran kard √
48 Persiapan alat MAK III √
49 MAK III √
50 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi √
roda
52 Persiapan alat IMD √
57 Prosedur perawatan payudara pasca persalinan √
58 Prosedur perawatan payudara √
59 Prosedur cara menimbang berat badan bayi √
60 Prosedur perawatan dan pengobatan tali pusat √
bayi
61 Prosedur pemberian ASI eksklusif √
62 Prosedur perawatan nifas √
63 Prosedur syok anafilaktik √
64 Prosedur cara mengoplos obat injeksi √
67 Prosedur mengganti popok bayi √
68 Prosedur mengukur panjang badan bayi √
69 Prosedur menghitung pernafasan bayi √
70 Prosedur mengukur suhu bayi √
71 Prosedur penggunaan dopler √
72 Prosedur penggunaan funandoscop √
SOP PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
1 Identifikasi pasien √
3 Komunikasi antar petugas secara lisan atau via √
alat komunikasi
4 Pemberian obat high alert √
6 Seleksi obat -
7 Pengadaan obat -
8 Penyimpanan obat -
9 Peresepan -
10 Pencatatan pemberian obat -
11 Dokumentasi √
14 Komunikasi efektif √
15 Verifikasi identitas √
16 Melepaskan gelang identitas (ID band) √
SOP PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
1 Pengumpulan bahan dan alat medis kotor √
2 Dekontaminasi dan pencucian alat √
3 Mekanisme monitoring mutu sterilisasi -
4 Cuci tangan dengan air mengalir √
5 Cuci tangan dengan handrub √
6 Lima momen cuci tangan √
7 Pengelolaan sampah tajam √
8 Pengelolaan sampah infeksius √
9 Pengelolaan sampah non infeksius √
10 Pemakaian APD √
11 Penanganan tumpahan cairan tubuh pasien √
SOP MANAJEMEN
1 Pembuatan surat keterangan lahir √
2 Prosedur penatalaksanaan rawat gabung √
3 Preosedur inisiasi menyusu dini √
4 Prosedur perawatan metode kangguru √
5 Prosedur identifikasi bayi baru lahir √
6 Prosedur bedsite monitoring √
7 Prosedur pemulangan bayi rawat gabung √
8 Prosedur bayi pulang paksa √
9 Prosedur perawatan bayi √
10 Timbang terima pasien √
11 Prosedur penderita pulang √
12 Prosedur penderita pulang paksa √
13 Prosedur penerimaan pasien baru √
14 Penerimaan pasien baru gadar -
15 Alur pelayanan sanitasi √
16 Laporan kerusakan sarana medis & non medis -
17 Alur penanganan komplikasi -
18 Pendamping persalinan oleh keluarga pasien -
19 Pemasangan gelang identitas bayi (ID Band) √
20 Pengelolaan high alert √
21 Manajemen penggunaaan NACL konsentrasi > √
0,9%
22 Metode analisis insiden keselamatan pasien √
(KTD, KMC, Sentinel)
23 Tata laksana pelaporan insiden keselamatan √
pasien (KTD, LMC)
24 Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, √
KMC, Sentinel)
25 Penggunaan telepon -
26 Pelayanan pasien gadar -
27 Penyusunan jadwal dinas pegawai √
28 Job desc pegawai √

4) Persediaan Obat Emergency


a. Persedian Obat emergency

No Obat emergency Jumlah kondisi Keterangan


1 Atropine 5 Baik
2 Adrenalin/epineprin 5 Baik
3 Aminophylin 3 Baik
4 Dexamethason 5 Baik
5 Diazepam/valium 3 Baik
6 Diphenhidramin 5 Baik
7 MgSO4 20% 3 Baik
8 MgSO4 40% 3 Baik
9 Ca glukonas 2 Baik
10 Furosemid injeksi 5 Baik
11 Infus Set 1 Baik
13 IV Cath 20 2 Baik
14 IV Cath 22 2 Baik
15 IV Cath 24 2 Baik
16 Lidocain 2% injeksi 5 Baik
17 NS 0,9% 1 Baik
18 RL 500 ml 1 Baik
19 Spuit 10cc 5 Baik
20 Spuit 3 cc 5 Baik
21 Spuit 5 cc 5 Baik

b. Persediaan Alat Emergency

No Alat Emergency Jumlah


1. Resusitasi Set 3
2. HPP Set 1
3. Preeklamsi dan Eklamsi set 1

2.2.3 Metode MPAKP


2.2.3.1 Penerapan Model Praktik Pelayanan Kebidanan
Model manajemen praktek kebidanan profesional merupakan salah satu
model praktik kebidanan secara tim, dimana bidan bertanggung jawab penuh terhadap
asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien secara komprehensif mulai dari klien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di ruang Poned Puskesmas
Blega, saat ini menerapkan model asuhan kebidanan MPAKP Tim karena
menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan kebidanan dan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien (ibu dan bayi)
yang di bagi menjadi 2 tim yaitu Tim Bidan dan Tim Perawat yang mana tim bidan
terdiri dari 1 ketua tim dan 2 bidan pelaksana (senior dan yunior ) berlaku untuk dinas
sore dan malam. Untuk Ketua Tim sistem On Call yang mana ketua tim ini adalah
bidan koordinator dan Bidan Kepala ruangan berlaku pada shif sore dan malam
bergantian, untuk dinas pagi dipimpin oleh kepala ruangan dan 2 bidan pelaksana.
Sedang Tim Perawat dengan sistem on call bila ada tindakan persalinan untuk
menangani bayinya bila terjadi kasus asphexia dan menangani pasien bayi rujukan
dari bidan dengan kasus – kasus neonatus Resti. Walaupun demikian pelayanan
kebidanan/keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses asuhan
kebidanan/keperawatan, komunikasi antara anggota dapat terjalin dengan baik, kalau
terjadi konflik mudah untuk dipecahkan dan merupakan kepuasan tersendiri kepada
anggota tim serta komunikasi terbentuk pada saat timbang terima

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim


Bidan Perawat

Bidan Perawat
Pelaksana Pelaksana

Pasien / klien Pasien / klien

Bagan 3.1 Model Tim ruang Poned Puskesmas Blega

2.2.3.2 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu tata cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, tindakan asuhan kebidanan/perawatan,
tindakan medis, dan tata tertib ruangan
Berdasarkan hasil wawancara, pengamatan dan peninjauan dari SOP Alur
Penerima Pasien Poned, Pasien Poned berasal dari Poli KIA, Polindes/Pustu/BPM
atau Pasien datang sendiri, diterima di ruangan Poned oleh Bidan jaga, Bidan
melakukan pengkajian apakah pasien perlu tindakan segera atau pasien perlu
observasi. Keluarga pasien melakukan pendaftaran di bagian Loket administrasi untuk
mendampatkan rekam medik, kemudian rekam medik di serahkan ke bidan jaga.
Setelah pasien di lakukan pengkajian dan di konsulkan ke dokter jaga oleh ketua Tim
dan telah di tentukan tindakan dan therapi yang akan di berikan, bidan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien dan tindakan yang akan
dilakukan, bidan menanyakan kembali kejelasan informasi yang telah disampaikan. Apabila
pasien/keluarga sudah jelas maka diminta untuk menandatangani informed consent dan
penjelasan tata tertib.
Alur Pasien Baru Masuk :

PASIEN
( Bumil,Bulin,Bufas,Bayi Resti )

Polindes/Pustu/ BPM KIA Pasien Datang Sendiri

Pendaftaran

PONED
\ ( Pemeriksaan Fisik Dan
LABORATORIUM
penunjang )

Bumil/Bulin/Bufas/ Bumil/Bulin/Bufas/
Bayi resiko rendah Bayi resiko Tinggi

R tindakan Kegawat Daruratan Konsultasi Dokter

Lahir
Rawat Inap Rujuk RS

R Nifas

Pulang
Gambar 3.2 Bagan alur pasien masuk Ruang Poned Puskesmas Blega

2.2.3.3 Timbang Terima


Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
Pelaksanaan timbang terima pasien di Ruang Poned dilakukan di setiap
pergantian shift, baik pagi, sore dan malam. Proses timbang terima dilakukan secara
lisan dan tertulis di nurse/midwife station dan juga langsung ke pasien. Namun cara
penyampaian dari isi timbang terima masih kurang sesuai standart. Hal-hal yang
disampaikan saat kegiatan timbang terima meliputi tindakan medis yang telah
dilakukan, advis dokter yang akan dilakukan, dan tindak lanjut tindakan. Bentuk
laporan timbang terima ditulis dibuku laporan harian bidan dan pada status pasien,
dengan format pendokumentasian timbang terima yang digunakan adalah Format
SOAP, Tapi masih sebagian kecil bidan jaga yang menulis di buku laporan harian
bidan sehingga tidak maksimal dalam penyampaian timbang terima secara tertulis.
Dalam pelaksanaan timbang terima hal-hal yang harus dilengkapi, antara lain
(Nursalam, 2002) :
1) Pembukaan acara timbang terima oleh Karu/Katim
2) Identitas klien dan diagnosa medis
3) Data (keluhan obyektif dan subyektif)
4) Masalah kebidanan/keperawatan yang masih muncul
5) Intervensi kebidanan/keperawatan yang sudah dilakukan
6) Intervensi kebidanan/keperawatan yang belum atau akan dilakukan
7) Intervensi kolaboratif
8) Bidan/ perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan atau terhadap hal-hal yang kurang jelas.
9) Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat, dan padat.
10) Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit
Klien

Diagnosa kebidanan
Diagnosa medis, masalah, kolaboratif
(didukung data)

Rencana Tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Perkembangan keadaan klien

Masalah teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi atau terdapat masalah baru

Bagan 2.5 Alur Timbang Terima Pasien

2.2.3.4 Refleksi Diskusi Kasus (RDK)


Refleksi diskusi kasus (RDK) merupakan metode baru yang dapat menuntun
bidan dalam suatu kelompok diskusi, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas
untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang didasarkan atas standar
yang berlaku (Depkes,RI, 2005)
Berdasarkan wawancara dan pengamatan di ruang Poned Refleksi diskusi
kasus secara rutin dan terjadwal belum ada. Refleksi diskusi kasus yang ada selama
ini adalah diskusi langsung yang tidak terkonsep bila ada kasus saja.
Metode diskusi RDK ini memiliki manfaat untuk meningkatkan motivasi
belajar, aktualisasi diri serta mengembangkan profesionalisme sehingga dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada klien atau pasien, karena tuntutan dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional semakin tinggi.
Refleksi diskusi kasus ini dapat dilaksanakan setiap waktu bila ada kasus atau
dijadwalkan 3 bulan sekali dengan kegiatan sebagai berikut :
Pada H-1
1. Membuat undangan
2. Menyiapkan persentasi kasus
Pada hari H
1. Pembukaan oleh kapus
2. Persentasi KARU Poned
3. Diskusi
4. RTL

2.2.3.5 Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada bidan/perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
bidan/perawat (Nursalam, 2002). Di ruang Poned alurnya telah terlaksana mencakup
semua pasien Umum, JKN, Biakes dan lain-lain karena penggunaan obat sering
diberikan secara darurat dan segera.
Alurnya adalah obat diresepkan oleh dokter melalui bidan/perawat kemudian
diserahkan kepada pasien/keluarga untuk mengambil resep ke depo farmasi. Setelah
mendapatkan obat selanjutnya pasien/keluarga memberikan obat pada bidan/perawat
untuk di catat di lembar pemberian obat. Setelah dicatat, pengelolaan dan
penyimpanan obat dilakukan oleh bidan, baru kemudian obat diberikan pada pasien
sesuai jadwal.
Dokter

Bidan
Pendekatan bidan
Klien/Keluarga

Farmasi/Apotik

Surat persetujuan sentralisasi


Klien/Keluarga obat dari bidan/perawat
Buku serah terima
obat/masuk obat
Bidan yang menerima

Pengaturan dan Pengelolaan Oleh


Bidan

Pasien
Bagan 2.6 Alur Sentralisasi Obat
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi

2.2.3.6 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah pemantauan kegiatan dengan pengumpulan atau pengkajian
data secara rutin untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh kemajuan
kegiatan yang telah dicapai atau suatu proses pengumpulan dan menganalisis
informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk
melihat apakah kegiatan atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah
yang dilihat atau ditemui dapaat diatasi (WHO).
WHO merumuskan evaluasi sebagai proses sebagai suatu proses dari
pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program
dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian
program atau suatu proses mengukur hasil kegiatan dibandingkan dengan standart
yang telah ditetapkan untuk mengetahui efektif dan efisien suatu kegiatan.
Kegiatan monitoring evaluasi di Ruang Poned yang sudah dilakukan adalah
supervisi kebidanan.Supervisi kebidanan dilakukan oleh Bidan Koordinator dengan
menilai kinerja semua bidan pelaksana di ruangan dalam melakukan tindakan ke
pasien. Terdapat instrumen yang digunakan untuk memberikan penilaian yaitu berupa
ceklist. Ceklist yang sudah berisi penilaian akan disimpan oleh kepala ruangan dan
dilaporkan ke bagian mutu sebagai bahan evaluasi. Sudah terdapat jadwal rutin untuk
supervisi kebidanan yakni setiap 6 bulan sekali. Tidak ada SOP untuk Monev
(supervisi kebidanan) di ruangan karena hal tersebut merupakan kebijakan dari
puskesmas

2.2.3.7 Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)


Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari fase-
fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan
(Raden dan Tafft, 1990).
Discharge Planning adalah suatu proses yang dinamis dan sistematis dan
penilaian, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1990).
Berdasarkan pengamatan dan wawancara di ruang Poned Puskesmas Blega discharge
planning sudah dilakukan, dijalankan saat klien akan pulang. Sebelum perencanaan
pulang klien telah dilakukan pemeriksaan keadaan kemudian pasien/keluarga
melakukan penyelesaian administrasi. Kegiatan discharge planning yang telah
dilakukan antara lain: penjelasan tentang kontrol, obat, aktivitas dan perawatan setelah
di rumah. Sudah terdapat format perencanaan pasien pulang yang berisi sama dengan
format discharge planning yang sesuai. Secara prinsip Discharge Planning sudah
dilakukan di Poned.

Dokter dan tim kesehatan BK dibantu BP

Keadaan pasien :
1. Klinis dan pemeriksaan penunjang
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE : Lain-lain


administrasi 1. Kontrol dan obat/ perawatan
2. Diet/gizi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri

Monitor (sebagai program service


safety) oleh keluarga dan petugas
Bagan 2.7 Alur Discharge Planning

2.2.3.8 Dokumentasi
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap keadaan/ kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan (proses asuhan kebidanan) yang meliputi sistem pencatatan, format
rekaman data kesehatan, serta pelaporan tentang perkembangan klien di semua area
lingkup pelayanan kebidanan.
Pendokumentasian yang sehari-hari diterapkan di Ruang Poned sebagai alat
komunikasi antar pegawai dengan menggunakan teknik flowset/ checklist, sedangkan
model dokumentasi menggunakan model kardek dan CBE (SOAP). SOAP terdiri dari
(data Subyektif, data Obyektif, Analisa dan Penatalaksanaan)berdasarkan hasil
observasi pada perkembangan integrasi pasien ditulis dalam status pasien (medical
record).
Pelaksanaan dokumentasi asuhan kebidanan dilakukan secara
berkesinambungan tiap shift, saat terdapat perubahan rencana kebidanan dan setelah
memberikan asuhan. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian telah
dilakukan setiap hari pada saat timbang terima pagi yang dipimpin oleh kepala ruang
atau wakil kepala ruangan.

2.2.3.9 Kepuasan Pelanggan


Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan puskesmas. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Persentase pasien yang menyatakan puas terhadap
pelayanan berdasakan hasil survey dengan instrument yang baku (indikator kinerja
RS, Depkes RI tahun 2005:31).

Di ruang Poned Puskesmas Blega menggunakan kartu kepuasan pelanggan


1. Setiap pasien pulang memasukkan kartu kepuasan pasien didalam kotak kepuasaan
pasien yang sudah disediakan diruang Poned puskesmas blega
2. Hasil direkap
3. Dibahas dipertemuan tim penanggulanganan keluhan dan pengukuran kepuasan
pelanggan
4. Membuat RTL dan TL

2.2.4 Sumber Dana/ Pembiayaan


a. Sumber dan Ruangan :
Pembiayaan untuk pengelolaan ruangan, biaya operasional ruangan, alat kesehatan,
fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai, didapatkan dari JKN,
APBN dan APBD provinsi dan Pusat.
b. Sumber pembiayaan pasien
1. BPJS
2. Biakes
3. Umum
2.2.5 Pemasaran
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Poned Puskesmas Blega didapatkan
melalui :
1. MMD
2. ANC Terpadu
3. Kelas ibu hamil
4. Kelas ibu Balita
5. Promosi di Posyandu
6. Promosi di Pengajian
7. Promosi di rawat jalan

2.3 Analisis SWOT

S : Strenght (Kekuatan yang dimiliki oleh ruang Poned Puskesmas Blega)


a. Bidan diruang Poned merupakan orang yang ramah, sopan, mempunyai
jiwa sosial yang tinggi
b. Bidan diruang Poned mempunyai keterampilan/ skil yang baik
c. Bidan diruang Poned mempunyai kemampuan konseling yang bagus
d. Bidan diruang Poned melakukan tindakan sesuai standart pelayanan
kebidanan
e. Bidan diruang Poned selalu mengikuti perkembangan teori yang baru
f. Bidan diruang Poned selalu bertanggung jawab dalam melakukan tindakan
g. Lokasi Puskesmas Blega berada dipinggir jalan raya sehingga aksesnya
mudah
h. Puskesmas Blega melayani pasien Umum, JKN dan Biakes
W : Weaknes ( Kelamahan/ kekurangan yang dimiliki ruang bersalin Puskesmas
Blega
a. Ruang bersalin memiliki kekurangan dalam hal sarana/ peralatan yang
dimiliki
b. Masih ada bidan yang belum mengikuti pelatihan kompetensi
O : Opportunity (Peluang yang bisa diraih)
a. Bidan diruang Poned memiliki keterampilan/ skill yang baik sehingga klien tidak
takut terhadap tindakan yang dilakukan
b. Bidan diruang Poned memilki kemampuan konseling yang bagus sehingga klien
merasa lebih puas
c. Bidan diruang Poned selalu melakukan konsultasi dengan dokter sehingga banyak
klien yang menjadi pelanggan tetap dan menjadi pilihan banyak klien bahkan dari
luar wilayah kecamatan
T : Threat (Ancaman yang dapat merugikan)
Puskesmas Blega berdekatan dengan kabupaten sampang yang mana banyak
terdapat klinik swasta sehingga untuk konsultasi banyak pasien yang berangkat
sendiri

2.4 Identifikasi Masalah


1) Masih adanya kekurangan sarana dan prasarana diruang Poned Puskesmas Blega
2) Masih adanya bidan yang belum mengikuti pelatihan kompetensi

2.5 Prioritas Masalah


1) Masih adanya bidan yang belum mengikuti pelatihan kompetensi
2) Masih adanya kekurangan sarana dan prasarana diruang Poned Puskesmas Blega
BAB III
PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian
Tujuan penyusunan struktur organisasi ialah untuk efektifitas Pelaksanaan Praktik
Manajemen Kebidanan dalam menentukan perencanaan dan kebijakan internal yang
sifatnya umum.

Pengelolaan ruang bersalin menggunakan Model Asuhan Kebidanan TIM, maka


pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan
2. Bidan Koordinator / Ketua Tim
3. Bidan Pelaksana

3.2 Strategi Kegiatan MPAKP


Model Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Professional (MPAKP)
1. Penerapan Model Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP)
Tujuan :Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen pelayanan kebidanan
oleh mahasiswa profesi Bidan, Ruang Poned dapat menerapkan model
manajemen pelayanan kebidanan dengan metode TIM sesuai dengan job
description.
Waktu : Minggu Ketiga bulan Mei 2020
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Rencana Strategi
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model manajemen pelayanan kebidanan
yang dilaksanakan, yaitu model TIM.
2) Melaksanakan desiminasi awal.
3) Sosialisasi hasil desiminasi.
4) Merencanakan kebutuhan tenaga Bidan.
5) Melakukan pembagian peran Bidan.
6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab Bidan.
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga Bidan.
8) Menerapkan model manajemen pelayanan yang sudah ditentukan.
3. Kriteria Evaluasi
1) Input
a. Menentukan penanggung jawab penerapan model manajemen pelayanan
kebidanan
b. Mendiskusikan bentuk dan penerapan model manajemen pelayanan
kebidanan yaitu Moduler.
c. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab Bidan.
d. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga Bidan.
2) Proses
Menerapkan model manajemen pelayanan kebidanan : Tahap pelaksanaan pada
tanggal 16 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
3) Output
Mahasiswa mampu menerapkan model manajemen pelayanan kebidanan
dengan model Tim sesuai dengan job description.

3.1.1 Penerimaan Pasien Baru


1. Penerapan Penerimaan Pasien Baru
Tujuan : Setelah dilakukan penerimaan pasien baru sesuai standar diharapkan
pasien baru mampu melakukan adaptasi ruangan dengan lebih baik
sehingga tercapai sasaran keselamatan pasien
Waktu :
Uji coba : 25 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022

2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
3. Rencana strategi
1) Melakukan penerimaan pasien baru sesuai dengan alur yang ada.
2) Memaksimalkan proses penerimaan pasien baru sesuai dengan SOP.
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru.
4) Mengisi format penerimaan baru sesuai dengan yang dijelaskan ke pasien.
5) Menyiapkan format pengkajian pasien baru.
6) Menyiapkan informed consent kebidanan.
7) Menjelaskan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan.
8) Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien.
9) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien

4. Kriteria Evaluasi
1) Input
a. Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain format penerimaan
pasien baru, format pengkajian, informed consent kebidanan, lembar tata tertib
pasien dan pengunjung ruangan, lembar hak dan kewajiban pasien, buku
register pasien baru, ruangan pasien.
b. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh bidan koordinator shift,
dan bidan pelaksana. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh Bidan
koordinator shift dan bidan pelaksana.
2) Proses
a. Pasien baru disambut oleh bidan koordinator shift, dan bidan pelaksana.
b. Pasien baru diberi penjelasan tentang asuhan yang akan dilakukan, serta tata
tertib ruangan dan orientasi ruangan.
c. Bidan melakukan komunikasi yang efektif serta melakukan anamnesa.
3) Output
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, tata tertib
ruangan serta hak dan kewajiban pasien.

3.1.2 Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)


1. Penerapan Perencanaan Pasien Pulang
Tujuan : Setelah dilaksanakan praktek manajemen kebidanan
diharapkan mahasiswa dan bidan di Ruang Bersalin mampu
menerapkan perencanaan pasien pulang dengan baik dan benar.
Waktu :
Uji coba : 25 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022

2. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)


Bidan Koordinator : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)

3. Rencana Strategi
1) Menyusun konsep perencanaan pasien pulang
2) Menentukan materi perencanaan pasien pulang
3) Menyiapkan format perencanaan pasien pulang
4) Melaksanaakan perencanaan pasien pulang
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan perencanaan pasien pulang
2. Evaluasi
1) Input
a. Persiapan dilakukan saat klien masuk ruang Bersalin
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus
e. Pengorganisasian peran
f. Penyusunan leaflet discharge planning, dan lembar discharge planning
g. Persiapan obat, hasil-hasil lab, dan pemeriksaan penunjang.
h. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien.
2) Proses
a. Kelancaran kegiatan
b. Peran serta bidan yang bertugas
c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi
3) Output
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga. Klien dapat
menyebutkan kembali tentang nutrisi, mobilisasi, personal hygiene, perawatan
luka perineum, jadwal kontrol ulang atau bila ada keluhan.
Dokter dan tim kesehatan Bidan Koor Shift dibantu
Bidan Pelaksana

Menentukan keadaan pasien :


Klinik dan pemeriksaan penunjang
Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan
pulang

Program HE :
Kontrol
Penyelesaia Obat/perawatan Lain-
n Diet/nutrisi lain
Administras Aktivitas dan istirahat
i Perawatan diri
Dukungan rohani

Monitor (sebagai program service


safety) oleh keluarga dan petugas

Gambar 3.4 Alur Discharge Planning

3.1.3 Timbang Terima


1. Penerapan Timbang Terima
Tujuan : Setelah dilakukan timbang terima, mahasiswa dan bidan di Ruang
Poned mampu melaksanakan timbang terima dengan baik.
Waktu :
Uji coba : 24 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022

2. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)


Bidan Koordinator Shift : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
3. Rencana strategi
1) Katim memimpin proses timbang terima.
2) Melakukan timbang terima antara bidan koordinator shift I (pagi) dengan bidan
pelaksana shift II (sore).
3) Melaporkan status keadaan pasien dari bidan koordinator shift I (pagi) dengan
bidan pelaksana shift II (sore), meliputi: identitas pasien, hasil pengkajian,
diagnosa dan asuhan kebidanan yang sudah dilakukan, intervensi yang belum
dilakukan dan yang harus dilanjutkan, rencana umum.
4) Yang perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul dokter penanggung jawab,
prosedur tindakan tertentu,
5) Diskusi/tanya jawab dilakukan oleh seluruh bidan mengenai pasien
6) Validasi langsung ke bed pasien.
7) Kembali ke midwife station untuk klarifikasi.
8) Timbang terima ditutup oleh katim.
Alur timbang terima

KATIM/ PJ
Memimpin Timbang terima

Timbang terima dari bidan koordinator sfift ke


bidan pelaksana meliputi :
Identifikasi pasien, jumlah pasien, hasil
pengkajian, diagnosa dan asuhan kebidanan
yang sudah/ belum dilakukan, rencana umum
yang perlu dilakukan (pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur tindakan tertentu, informasi
khusus)

Pembagian job description oleh Bidan


coordinator shift

validasi langsung ke bed pasien

Klarifikasi kembali di midwife station


Gambar 3.1 Alur Timbang Terima Pasien
4. evaluasi
1) Input
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Buku catatan timbang terima, rekam medis pasien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore dan pergantian shift malam
ke pagi. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh bidan koordinator shift.
2) Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh bidan yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Bidan
koordinator shift pagi menyerahkan kepada bidan koordinator shift sore. Timbang
terima pertama dilakukan di midwife station kemudian validasi ke bedpasien dan
kembali lagi ke midwife station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
identitas pasien, hasil pengkajian dan asuhan pada pasien, intervensi yang belum
atau yang harus dilanjutkan. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih
dari 5 menit saat validasi ke pasien.
3) Output
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap bidan
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar bidan berjalan dengan
baik.

3.1.4 Sentralisasi Obat


1. Penerapan Sentralisasi Obat
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen asuhan
pelayanan kebidanan profesional oleh
mahasiswaProgram Studi Pendidikan Profesi Bidan,
bidanRuang Bersalin mampu melaksanakan peran bidan
dalam pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumentasikan
hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar
Waktu :
Uji coba : 25 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022

2. Pengorganisasian
Kepala Ruang : (disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator : (disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (disesuaikan dengan jadwal dinas)
3. Rencana Strategis
1) Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi lembar persetujuan sentralisasi
obat, lembar serah terima obat / alkes dari pasien dan rekam pemberian obat.
2) Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan bagian farmasi.
3) Mendistribusikan obat ke pasien sesuai dengan 7T+1W dibantu oleh farmasi.
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Kriteria Evaluasi
1) Input
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Bersalin Puskesmas
Blega.
b. Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat.
c. Bidan yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat.
2) Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentukan dan pasien telah menyetujui informed consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
c. Bidan yang bertugas sesuai perannya.
3) Output
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 7T dan 1W
c. Bidan mudah mengontrol pemberian obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

3.1.5 Refleksi Diskusi Kasus (RDK)


1. Penerapan Refleksi Diskusi Kasus
Tujuan :Setelah dilaksanakan praktek manajemen kebidanan
diharapkan mahasiswa dan bidan di Ruang Bersalin mampu
menerapkan Refleksi Diskusi Kasus dan dapat memecahkan
masalah kebidanan yang belum teratasi.
Waktu :
Uji coba : 25 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator Shift : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
3. Rencana strategi
1) Memilih/menetapkan kasus yang akan didiskusikan
2) Membuat jadwal kegiatan Refleksi Diskusi Kasus
3) Menentuakan waktu pelaksanaan
4) Melakukan Refleksi Diskusi Kasus sesuai peran masing-masing
personal dalam Refleksi Diskusi Kasus
5) Membuat laporan
4. Evaluasi
1) Input
a. Persyaratan administratif (sarana, dll)
b. Tim diskusi hadir di tempat pelaksanaan Refleksi Diskusi Kasus Persiapan
dilakukan sebelumnya
2) Proses
a. Seluruh anggota tim Refleksi Diskusi Kasus mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir.
b. Seluruh anggota tim diskusi berperan aktif dalam kegiatan Refleksi Diskusi
Kasus sesuai peran yang telah ditentukan
3) Output
a. Masalah klien dapat teratasi
b. Bidan dapat:
a) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis.
b) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis kebidanan.
c) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang berorientasi
pada masalah pasien.
d) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e) Melaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh.
Alur Refleksi Diskusi Kasus

Gambar 3.3 Alur Refleksi Diskusi Kasus

3.1.6 Monitoring dan Evaluasi


1. Penerapan Monitoring dan Evaluasi
Tujuan: Setelahdilakukanpraktekmanajemenkebidanan,diharapkansemuabidandiruang
Poned dan mahasiswa mampu menerapkan kegiatanmonitoring dan evaluasi
secara optimal sesuai rencana.
Waktu :
Uji coba : 25 Mei 2022
Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator Shift : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)

3. Rencana Strategis
1. Membuat konsep monitoring dan evaluasi
2. Menentukan materi monitoring evaluasi
3. Menentukan jadwal Monitoring evaluasi
4. Mengisi format/daftar tilik penilaian
5. Melaksanakanmonitoringevaluasibersamadenganbidanruangan
4. Kriteria Evaluasi
1)Input
a. Menentukan penanggungjawab monitoring dan evaluasi kebidanan
b. Menyusun konsep monitoring dan evaluasi kebidanan.
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Menentukan materi monitoring dan evaluasi
e. Persiapan alat dan pasien
2) Proses
a. Melaksanakan penilaian/evaluasioleh Karu kepada bidan pelaksana
b. Bidan pelaksana melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugasnya
c. Mendokumentasikanhasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebidanan.
d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian
3) Output
a. Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi kebidanan secara
optimal.
b. Monitoring dan evaluasi kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana
Alur monitoring dan evaluasi/supervisi

Menetapkan keterampilan klinis, Ka. Ruangan dan


tujuan, instrumen/ alat ukur dan bidan Ka. Tim
jadwal pelaksanaan

MONEV

Menilai kinerja bidan

Bidan Bidan
Pelaksana Pelaksana

Evaluasi (Umpan balik)


Tindak lanjut untuk
meningkatkan pelayanan
Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan Monev


Delegasi dan Monev
Gambar 3.5 Bagan. Alur Monitoring Kebidanan

3.1.7 Dokumentasi Kebidanan


1. Penerapan Dokumentasi Kebidanan
Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen kebidanan, diharapkan
semua bidan di Ruang Poned dan mahasiswa mampu
menerapkan pendokumentasian kebidanan secara baik dan
benar
Waktu :

Uji coba : 25 Mei 2022


Pelaksanaan : 27 mei 2022 s/d 04 juni 2022
Pengorganisasian
Kepala Ruangan : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan Koordinator Shift : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
Bidan pelaksana : (Disesuaikan dengan jadwal dinas)
2. Rencana Strategis :
a. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan kasus di
Ruang Poned
b. Merevisi format pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
c. Menyiapkan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan kebidanan.
d. Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan dengan bidan Ruang Bersalin
3. Evaluasi
1) Input
a. Menentukan penanggung jawab kegiatan
b. Mendiskusikan dan merevisi format pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kasus di Ruang Poned
c. Menyiapkan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan kebidanan
2) Proses
a. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
b. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
c. Diagnosa disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat.
d. Rencana tindakan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang
permanen.
e. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk,
pulang ataupun perubahan status pasien, respon pasien terhadap tindakan.
g. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan pasien.
h. Setiap tindakan yang dilakukan dilengkapi dengan tanda tangan dan nama
terang Bidan pelaksana
3) Output
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan benar.
3.1 Plan Of Action
Penanggu Waktu
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Indikator Keberhasilan
ng Jawab Pelaksanaan

Rencana Kegiatan MPAKP

1. MPAKP Mampu menerapkan 1. Melaksanakan MPAKP sesuai MPAKP model modular Kelompok: 16 -21 Mei 2022
MPAKP model modular konsep SOP Model Tim- dapat diterapkan sesuai Sri Anita
dalam pelayanan Primer di ruang Bersalin dengan job description. Kusma,
kebidanan di Ruang 2. Mendiskusikan bentuk dan Laili
Bersalin penerapan Manajemen agustini,
Pelayanan Asuhan Lilik
Kebidanan Profesional yuliatin
(MPAKP) yang akan Hartatik,
dilaksanakan yaitu model Dewi
kebidanan tim-primer. Puspitasari
3. Merencanakan kebutuhan
tenaga Bidan.
4. Mendeskripsikan tugas dan
tanggung jawab dari masing-
masing jabatan.
5. Melakukan pembagian jadwal
serta pembagian tenaga
Bidan.
2. Penerimaan Pasien Baru Diharapkan pasien baru 1.Melaksanakan penerimaan a. Mahasiswa mampu Kelompok: 27 Mei 2022
di Ruang Poned mampu pasien baru sesuai dengan melaksanakan Lilik
melakukan adaptasi SOP di Ruang Poned penerimaan pasien baru Yuliantin
ruangan dengan lebih 2.Menentukan PJ untuk sesuai dengan SOP.
baik. penerimaan pasien baru b. Pasien dapat menjelaskan
3.Mengikuti konsep alur kembali tentang
penerimaan pasien baru di fasilitas Ruangan,
ruang Bersalin perawatan, medis, serta
4.Melengkapi format dan tata tertib Ruangan.
dokumen yang dibutuhkan
pada penerimaan pasien baru
5.Menginformasikan hak dan
kewajiban pasien, orientasi
Ruangan, memperkenalkan
pasien baru dengan pasien
lama disekitarnya.
3. Timbang Terima Pasien Mampu menerapkan 1. Melaksanakan timbang terima 1. Kegiatan timbang terima Kelompok 27 Mei 2022
proses timbang terima pasien serta petunjuk teknis dapat dilaksanakan : Dewi
sesuai prosedur dan pengisian dokumentasi sesuai sesuai alur dan konsep Puspitasar
pendokumentasiannya teori timbang terima. berdasarkan teori i
dengan baik 2. Melaksanakan timbang terima 2. Setiap bidan mengetahui
tepat waktu. perkembangan, masalah
3. Proses timbang terima pasien dan intervensi
dipimpin oleh karu atau bidan yang sudah/belum
penanggung jawab shift dilakukan dan sudah
diselesaikan,
3. Setiap bidan mampu
menyampaikan
informasi khusus di
ruangan kepada bidan
shift selanjutnya
4. Pengelolaan Obat Mampu menerapkan 5. Menyusun konsep SOP alur 1. Seluruh obat pasien sudah Kelompok 27 Mei 2022
prosedur pengelolaan dan pengelolaan obat, tersentralisasi dengan : Laili
obat secara optimal 1.Melakukan persiapan baik Agustini
pengelolaan obat meliputi 2. Pendokumentasian
informed consent, lembar pemberian obat
serah terima obat dan bukti dilakukan dengan benar.
pemberian obat.
2.Melaksanakan pengelolaan obat
pasien bekerjasama dengan
bidan, dokter dan bagian
farmasi
5. Perencanaan Pasien Mahasiswa dan bidan di 1. Melaksanakan SOP tentang 1. Mahasiswa dapat Kelompo 28 Mei 2022
Pulang Ruang Bersalin mampu Discharge planning sesuai melaksanakan k : Laili
menerabapkan dengan di ruangan perencanaan pasien Agustini
perencanaan pasien 2. Menentukan PJ untuk pulang sesuai dengan
pulangsesuai dengan Discharge planning SOP.
SOP. 3. Menyiapkan format 2. Perencanaan pasien
perencanaan pasien pulang pulang terlaksana dengan
4. Melaksanaakan perencanaan baik.
pasien pulang
5. Memberikan angket evaluasi
kepuasan pasien
6. Memberikan kartu discharge
planning
7. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan perencanaan
pasien pulang
6. Refleksi Diskusi Kasus Mahasiswa dan bidan di 1.Melakukan penyusunan SOP 1. Dapat dirumuskan Kelompok 30 Mei 2022
Ruang Bersalin mampu RDK sehingga pelaksanaan tindakan kebidanan : Sri Anita
menerapkan Diskusi RDK dapat berjalan maksimal. untuk menyelesaikan Kusuma
Refleksi Kasus sesuai 2.Memilih/menetapkan kasus masalah klien.
SOP yang akan didiskusikan 2. Hasil diskusi yang
3.Membuat jadwal kegiatan disampaikan dapat
Diskusi Refleksi Kasus ditindak lanjuti dan
4.Menentuakan waktu dilaksanakan.
pelaksanaan
5.Melakukan Diskusi Refleksi
Kasus sesuai peran masing-
masing personal dalam
Diskusi Refleksi Kasus
6.Membuat laporan hasil RDK
7. Monitoring Dan Evaluasi Mampu melaksanakan 1. Menyusun SOP Monev 1. Adanya proposal Kelompok 31 Mei 2022
supervisi/ monitoring 2. Mengajukan proposal pelaksanaan monev : Sri Anita
dan evaluasi pada pelaksanakan monev 2. Monev dilakukan sesuai Kusuma
pelayanan kebidanan 3. Melaksanakan monev bersama- dengan jadwal dan Lilik
dengan baik sama bidan/perawat Ruangan 3. Monev dilaksanakan Yuliatin
sesuai dengan proposal. sesuai dengan tugas dan hartatik
4. Membuat lembar format dan fungsinya.
cek list kompetensi skill
sebagai alat monev
5. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan monev
8. Dokumentasi Kebidanan Setelah dilakukan 1.Menentukan PJ untuk 1. Mahasiswa profesi Kelompok 31 Mei 2022
praktek manajemen pendokumentasian mampu menerapkan : Dewi
kebidanan, diharapkan 2.Menyiapkan format pengkajian pendokumentasian Puspitasar
semua bidan di Ruang dan pendokumentasian asuhan
Bersalin dan mahasiswa kebidanan. secara baik dan benar. i
profesi mampu 3.Melaksanakan 2. Pendokumentasian
menerapkan pendokumentasian asuhan lengkap dan sesuai
pendokumentasian kebidanan dengan bidan dengan format
kebidanan secara baik Ruang Bersalin.
dan benar
BAB IV
PELAKSANAAN

a. Penataan Ketenagaan Kebidanan


1) Persiapan
Mendata jumlah tenaga yang ada di ruang Poned
Mendata jumlah pasien rata-rata diruang Poned
Mendata jumlah tempat tidur
2) Pelaksanaan
Mahasiswa stase manajemen kebidanan dibagi dalam 3 shift dinas yaitu dinas pagi,
siang, dan malam
3) Hambatan
Mahasiswa tidak bisa melakukan shift sore dan malam, hanya shif pagi saja
4) Dukungan
Dukungan yang diberi oleh kepala ruangan membantu dan membimbing
pelaksanaan stase manajemen kebidanan dalam melakukan asuhan kebidanan
b. Model Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Professional (MAKP)
1) Persiapan
Persiapan pembuatan model mulai direncanakan pada tanggal 16 Mei 2022
dengan membuat proposal Model Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional dan dibentuk penanggung jawab pelaksanaan model manajemen.
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model manajemen pelayanan
kebidanan profesional dengan sistem pemberian asuhan kebidanan dengan model
Tim.
2) Pelaksanaan
Uji coba penerapan Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional
(MPAKP) dilaksanakan pada pada tanggal 25 Mei 2022. Kemudian dilanjutkan
dengan roleplay yang dilakukan pada tanggal 25 Mei 2022. Setelah di evaluasi,
mahasiswa berperan sebagai kepala ruangan, ketua tim, bidan pelaksana pada shift
pagi. Untuk shift sore dan malam terdapat bidan penanggung jawab dan bidan
pelaksana. Pada shift sore dan malam terdapat bidan pelaksana.
3) Hambatan
Selama pelaksanaan dalam menentukan asuhan masih memerlukan bantuan
dari bidan-bidan di ruangan. Kurangnya mengerti dengan job desk sebagai kepala
ruangan membuat kami sering kebigungan apabila mendapat peran sebagai kepala
ruangan.

4) Dukungan
Dukungan yang positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
maupun kepala ruang saat pelaksanaan Model Manajemen Pelayanan Asuhan
Kebidanan Profesional (MPAKP). Bimbingan dan arahan selalu diberikan secara
langsung ataupun tidak langsung. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
meliputi meja bidan, kamar pasien yang dipergunakan untuk tempat pelaksanaan
Model Asuhan Kebidanan Profesional serta adanya kepercayaan pasien terhadap
bidan.
c. Penerimaan Pasien Baru
1) Persiapan
Persiapan penermaan pasien baru dilaksanakan 1 minggu sebelum pelaksanaan,
dimulai dari penyusunan form pengkajian pasien baru, persiapan buku register pasien
baru dan pembuatan proposal penerimaan pasien baru.
2) Pelaksanaan
Waktu : 27 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
Sasaran :Kepala ruangan, bidan ruangan, mahasiswa MPAKP
Mahasiswa melakukan peran dalam penerimaan pasien baru.

3) Dukungan
Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang proses penerimaan pasien baru antara
lain buku register pasien baru, format pengkajian, informed consent.

4) Hambatan
Belum tersedia alur administrasi pasien baru dan daftar berkas yang harus dilengkapi
oleh pasien baru sehingga tiap ada pasien baru harus menjelaskan ulang.
5) Evaluasi
a. Input
Penerimaan pasien baru dilakukan oleh bidan yang diberi delegasi.

b. Proses
Bidan melakukan penerimaan pasien baru sesuai dengan alur. Setelah pasien
diterima dan di anamnesa di meja penerimaan pasien baru, bidan mengantar pasien
ke tempat tidur yang telah ditetapkan, kemudian memperkenalkan pasien baru
dengan pasien yang disebelahnya. Setelah pasien tenang dan situasi sudah
memungkinkan, bidan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
ruangan, bidan yang bertanggung jawab.

c. Output
Hasil penerimaan pasien baru dilakukan sesuai dengan alur dan didokumentasikan
dengan benar. Pasien mengetahui fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan.

d. Timbang Terima
1) Persiapan
Pembuatan buku laporan shift dengan format SBAR dan pembuatan rekam medis
pasien.
2) Pelaksanaan
Waktu : 27 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
Sasaran :Kepala ruangan, bidan ruangan, mahasiswa MPAKP
Mahasiswa berperan dalam timbang terima setiap shift.
3) Dukungan
Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang proses timbang terima antara lain
buku laporan shift dan rekam medis pasien.
4) Hambatan
Lamanya pelaksanaan timbang terima tidak sesuai, bisa lebih lama dari 15 menit
karena faktor jumlah pasien, keadaan pasien, maupun banyaknya informasi lain yang
harus disampaikan.
e. Sentralisasi Obat
1) Persiapan
Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat dimulai pada minggu pertama yaitu dengan :
a. Membuat proposal sentralisasi obat, selanjutnya dibentuk penanggung jawab
pelaksanaan sentralisasi obat.
b. Membuat rekam medik yang berhubungan dengan sentralisasi obat, yaitu Lembar
Persetujuan Sentralisasi Obat dan Lembar Serah Terima Obat / Alkes dari Pasien,
dan Lembar Pemberian Obat.
c. Membuat SPO Sentralisasi Obat, Penerimaan Obat / Alkes dari Pasien Baru, dan
Pemberian Obat.
2) Pelaksanaan
Sentralisasi obat di Ruang Poned dilaksanakan sepenuhnya oleh unit Farmasi
berdasarkan kebijakan puskesmas, meliputi pencatatan jenis obat dan penghitungan
jumlah obat yang dipakai dalam sehari. Selain obat,unit farmasi juga yang
menyiapkan alat dan bahan habis pakai sesuai dengan kebutuhan yang telah
diresepkan oleh dokter.
Sentralisasi obat di Ruang Poned puskesmas Blega sudah terlaksana dengan
baik, Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh bidan.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah Kepala ruang Poned yang secara
optimal dapat didelegasikan kepada staf yang dituju
1. Penerimaan obat
a. Di ruang Poned ada stok obat, bila ada pasien, obat yang ada di ruang bersalin
yang dipakai
b. Setelah itu bidan menulis resep atas delegasi dari dokter sesuai dengan
pengeluaran obat yang sudah dipakai
c. Keluarga membawa resep ke farmasi untuk mengambil obat
d. Obat yang sudah diambil diserahkan ke bidan
2. Pembagian obat
a. Untuk obat injeksi dan cairan, sebelum diberikan bidan menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, dan efek samping. Bidan memfasilitasi inform consent
b. Untuk obat oral pada saat pemberian obat, bidan menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping
3. Penyimpanan persediaan obat
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat, jenis obat, jumlah obat dan menulis
etiket dan alamat pasien
b. Menggunakan buku stok obat yang berisi catatan obat yang diterima dan obat
yang dipakai.
3) Hambatan
Dalam pelaksanaan sentralisasi obat tidak ditemukan hambatan.
4) Dukungan
Dukungan dalam pelaksanaan sentralisasi obat antara lain :
a. Sudah tersedianya sarana dan prasarana untuk sentralisasi obat.
b. Adanya kebijakan puskesmas untuk sentralisasi obat.
f. Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
1) Persiapan
Persiapan RDK dilaksanakan 1 minggu sebelum pelaksanaan, dimulai dari
penyusunan pengorganisasian (penanggung jawab, fasilitator dan penyaji). Pembuatan
proposal, penetapan kasus, pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus yang telah
dipilih, penyusunan jadwal pelaksanaan dan penyebaran undangan.
2) Pelaksanaan
Waktu : 27 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
Sasaran :Kepala Puskesmas, Kepala ruangan, dokter pelaksana,
bidan ruangan, mahasiswa MPAKP

Pada pelaksanaan RDK, tim pelaksana semua hadir mengikuti acara diskusi,
peralatan administratif seperti dokumentasi asuhan kebidanan dan peralatan lainnya
telah tersedia sebagai pelengkap acara. Kasus yang dipilih adalah asuhan Kebidanan
pada Ny. ”A” dengan GIP00000 uk 39 minggu 2 hari, tunggal, hidup, intra uteri,
dengan PEB. Acara dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Mei 2022, dimulai
pukul 08.00 s.d 09.00 WIB dengan dihadiri 8 orang.Semua tim pelaksana RDK dapat
hadir dan mengikuti acara RDK dari awal hingga akhir acara. Peserta juga mampu
berperan aktif dalam pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan peran dan susunan acara sesuai
dengan pengorganisasian.

3) Hambatan
Pada proses pelaksanaan acara terdapat beberapa hambatan yaitu:
a. Tidak ada dokter dan kepala Puskesmas sebagai peserta karena kesibukan
pelayanan yang ada.
b. Tidak semua peserta mengerti peraturan RDK, sehingga RDK belum berjalan
dengan optimal.
4) Dukungan
Pelaksanaan kegiatan RDK mendapat dukungan dari Kepala Puskesmas, Kepala
ruangan, pembimbing akademik, pembimbing klinik dan bidan ruangan dengan
memberi masukan sebagai evaluasi pelaksanaan RDK.
g. Perencanaan Pasien Pulang (Discharge Planning)
1) Persiapan
a. Membuat proposal dan alur perencanaan pasien pulang dan setelah itu dibentuk
penanggung jawab pelaksanaan perencanaan pasien pulang.
b. Menyiapkan format perencanaan pasien pulang : lembar perencanaan pasien
pulang dan list perencanaan pasien pulang.
c. Mengadakan kolaborasi dengan tim lain (dokter, gizi dan farmasi).
d. Mengadakan pendekatan dan kontak dengan pasien dan keluarga mengenai
rencana pelaksanaan pasien pulang.
2) Pelaksanaan
Pada saat pasien masuk ruangan, pasien diterima oleh bidan sesuai prosedur
yang ada dalam lembar penerimaan pasien baru. Selama masa perawatan, HE yang
diberikan secara lisan sesuai dengan kebutuhan pasien seperti nutrisi, aktivitas di
rumah, perawatan di rumah, kondisi dan tanda bahaya yang mungkin terjadi dan
obat-obatan. Telah tersedia food model. Pesan yang disampaikan pada saat pasien
akan pulang adalah mereview KIE yang telah diberikan seperti kebutuhan nutrisi
yang harus di konsumsi di rumah, aktivitas di rumah, tanda bahaya BBL dan nifas,
jadwal kontrol, obat-obatan yang harus dikonsumsi di rumah.

Pelaksanaan perencanaan pasien pulang yang dilaksanakan di Ruang


Bersalin, sudah dilaksanakan sesuai dengan protap dan didokumentasikan pada
catatan rekam medik (status pasien). Selama praktik profesi manajemen pelayanan
kebidanan profesional sebanyak 10 pasien telah dilakukan perencanaan pulang dan
telah didokumentasikan pada lembar perencanaan pulang.

3) Hambatan
Pada pelaksanaan masih menyesuaikan dengan ruangan dan menyesuaikan
dengan model MPAKP yang dilaksanakan sehingga tugas masing-masing anggota
tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal.

4) Dukungan
Pada saat pelaksanaan perencanaan pasien pulang, pasien dan keluarga sangat
kooperatif dan bersedia meluangkan waktu. Bidan dan tenaga kesehatan lain juga
sangat mendukung pelaksanaannya, sehingga mahasiswa mampu bekerja sama
dalam pelaksanaan perencanaan pasien pulang.
h. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
1) Persiapan
Pembuatan checklist tindakan kebidanan ke pasien seperti checklist
pemeriksaan palpasi dan pemberian SM.
2) Pelaksanaan
Penanggung jawab : Sri Anita Kusuma
Waktu : 27 Mei 2022 s/d 04 Mei 2022
Sasaran : Kepala ruangan, bidan ruangan, mahasiswa MPAKP
Setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk dimonev dalam
pelaksanaan tindakan ke pasien yang didampingi oleh kepala ruangan.

3) Dukungan
Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang proses monitoring dan
evaluasi antara lain tersedianya SOP tindakan di ruangan, alat dan bahan untuk
melakukan tindakan kebidanan ke pasien, dan juga checklist untuk penilaian
monev.
4) Hambatan
Monev dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada bidan
pelaksana yang akan dimonev, hal tersebut dikarenakan tindakan yang akan
dimonev tergantung pada tindakan perawatan di hari tersebut sehingga bidan
pelaksana yang dimonev kurang persiapan dan hasil monev yang diperoleh ada
yang kurang maksimal.
i. Dokumentasi Kebidanan
1) Persiapan
Persiapan untuk kegiatan pendokumentasian dimulai dari pada saat
pengkajian minggu pertama yaitu dengan mempersiapkan kelengkapan format
untuk status pasien (medical record) sebanyak 23 Lembar Rekam Medik (RM).
Format Rekam Medik yang kelompok susun adalah modifikasi dari
format status yang sudah ada di Ruang Poned. Namun beberapa inovasi dirasa
perlu guna mendukung kelancaran praktik MPAKP. Oleh karena itu kelompok
melakukan beberapa perubahan pada format lembar Rekam Medik yang
disesuaikan dengan pengaplikasian saat Role play.

2) Pelaksanaan
Waktu : 27 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
Sasaran :Kepala ruangan, bidan ruangan, mahasiswa MPAKP

Format pengkajian yang digunakan pada praktik manajemen kebidanan


di ruang Poned untuk dokumentasi kebidanan menggunakan model CBE dan
kardek. Proses pelaksanaan dokumentasi (pengkajian, perencanaan, dan
pengisian asuhan kebidanan) pada lembar Rekam Medik pasien dilakukan oleh
bidan pelaksana pada setiap shift sesuai dengan pembagian tugas dengan
pengawasan bidan coordinator shift dan atau kepala ruangan. Buku timbang
terima diisi oleh bidan pelaksana.

Namun, pada pelaksanaannya apabila bidan pelaksana mempunyai


kesibukan atau sedang memberikan asuhan kebidanan, pengisian asuhan
kebidanan dapat dibantu oleh bidan katim dengan hasil laporan dari bidan
pelaksana yang bertanggung jawab.

Sistem pendokumentasian yang digunakan kelompok adalah SOAP


(Subjektif, Objektif, Analisa, dan Penatalaksanaan).

3) Hambatan
Selama pelaksanaan MPAKP ditemukan beberapa hambatan dalam
pendokumentasian, salah satunya adalah keterbatasan waktu terutama saat
penerimaan pasien baru mengingat banyaknya RM yang harus diisi dan tindakan
yang harus dikerjakan, namun hambatan ini dapat diatasi dengan pembagian
tugas yang baik. Sehingga semua hal yang berhubungan dengan pasien baik
asuhan yang diberikan maupun tindakan medis telah didokumentasikan secara
tertulis di dalam status oleh katim dan bidan pelaksana di setiap shift.

4) Dukungan
Dukungan yang diperoleh yaitu ruangan memberikan kebebasan pada
kelompok untuk membuat format status pasien yang akan digunakan dan boleh
menambahkan format sendiri bila dirasa ada kekurangan serta memberikan
dukungan dan bantuan dalam proses pelaksanaan dokumentasi kebidanan dan
dilakukannya tindakan saling melengkapi antara bidan dan mahasiswa profesi
j. Kepuasan pelanggan
1) Persiapan
Menyiapkan kartu kepuasan pelanggan
2) Pelaksanaan
Melakukan survey kepuasan pelanggan dengan meminta kepada semua pasien yang
mau pulang untuk mengisi kotak kepuasan pelanggan
3) Hambatan
Ada pasien yang tidak bisa membaca sehingga asal memasukkan kedalam kotak
kepuasan paien/pelanggan
4) Dukungan
Tersedia kotak kepuasan pelanggan yang menunjang proses untuk menilai kepuasan
pelanggan
BAB V
EVALUASI

5.1 Penataan Ketenagaan Kebidanan


Evaluasi
a. Input
Mahasiswa terdiri dari 4 orang yang dibagi dalam 3 shift (pagi, siang, dan malam)
Kepala ruangan 1 orang shift pagi
Bidan pelaksana terdiri dari 4 orang, dibagi dalam 3 shift
b. Proses
Mahasiswa stase manajemen kebidanan tidak bisa ikut shif sore dan malam, hanya
piket pagi saja.
c. Output
Mahasiswa stase manajemen kebidanan bisa melaksanakan tugas jaga shift pagi
dengan baik
5.2 Model MPAKP
Evaluasi
a. Input
Dalam pelaksanaan model manajemen pelayanan asuhan kebidanan yang
dilaksanakan sejak tanggal 25 Mei 2022 mahasiswa hadir dan dapat melaksanakan
Role Play MPAKP sesuai dengan tugas masing-masing.
b. Proses
Proses Pelaksanaan Role Play berjalan sesuai dengan perencanaan.
c. Output
Dapat diterapkan Model Tim dalam Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional.Mahasiswa mampu menerapkan MPAKP sesuai dengan jobdescription
5.3 Penerimaan Pasien Baru
Evaluasi
a. Input
Penerimaan pasien baru dilakukan oleh bidan yang diberi delegasi.
b. Proses
Bidan melakukan penerimaan pasien baru sesuai dengan alur. Setelah pasien
diterima dan di anamnesa di meja penerimaan pasien baru, bidan mengantar pasien
ke tempat tidur yang telah ditetapkan, kemudian memperkenalkan pasien baru
dengan pasien yang disebelahnya. Setelah pasien tenang dan situasi sudah
memungkinkan, bidan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
ruangan, bidan yang bertanggung jawab.

c. Output
Hasil penerimaan pasien baru dilakukan sesuai dengan alur dan didokumentasikan
dengan benar. Pasien mengetahui fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan.
5.4 Discharge Planing
Evaluasi
a. Input
Sistem perencanaan pasien pulang dapat berjalan dengan lancar dengan adanya
lembar perencanaan pasien pulang, lembar balik dan food model. Ruangan sudah
mempunyai kartu perencanaan pasien pulang yang dapat dijelaskan oleh
mahasiswa saat pasien akan pulang.
b. Proses
Pelaksanaan perencanaan pasien pulang dapat berjalan dengan baik.
c. Output
Pemberian informasi pada saat perencanaan pasien pulang dapat dipahami dengan
baik oleh pasien maupun oleh keluarga yang mendampingi
5.5 Timbang Terima
Evaluasi
a. Input
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : Buku catatan timbang terima, rekam medis pasien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore dan pergantian shift malam
ke pagi. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh bidan koordinator shift.
b. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh bidan yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Bidan
koordinator shift pagi menyerahkan kepada bidan koordinator shift sore. Timbang
terima pertama dilakukan di midwife station kemudian validasi ke bedpasien dan
kembali lagi ke midwife station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
identitas pasien, hasil pengkajian dan asuhan pada pasien, intervensi yang belum
atau yang harus dilanjutkan. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih
dari 5 menit saat validasi ke pasien.
c. Output
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap bidan dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar bidan berjalan dengan baik.
5.6 Sentralisasi Obat
Evaluasi
a. Input
Kebijakan Puskesmas Jrengikmengenai sentralisasi obat membantu pelaksanaan
sentralisasi obat berjalan dengan lancer. Sarana dan prasarana yang mendukung
pelaksanaan sentralisasi obat sudah tersedia dan sudah digunakan. Dukungan dari
kepala ruangan maupun bidan membantu kelancaran proses sentralisasi obat.
b. Proses
Pada proses pelaksanaannya kelompok tidak mengalami kesulitan yang berarti,
pemberian obat dicatat dalam Lembar Pemberian Obat.
c. Output
Semua pasien baru kelolaan telah mendapatkan informasi tentang sentralisasi obat,
dan tidak ada pasien yang menolak untuk dilakukan sentralisasi obat. Semua
pemberian obat telah didokumentasikan dalam Lembar Pemberian Obat.
5.7 Refleksi Diskusi Kasus
Evaluasi
a. Input
Struktur organisasi dan persiapan pelaksanaan refleksi diskusi kasus telah sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Seluruh tim pelaksana dapat
hadir di tempat pelaksanaan diskusi. Untuk memberikan masukan terhadap asuhan
yang telah diberikan dan rencana tindak lanjut dari asuhan, belum dilibatkan dokter
obsgyn dan dokter IPD. Selain itu, untuk menunjang berjalannya pelaksanaan acara
belum tersedia sarana dan prasarana yang memadai.
b. Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan RDK semua anggota tim dapat mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir acara. Pelaksanaan RDK sudah sesuai waktu yang direncanakan yaitu
± 60 menit.
c. Output
Hasil dari RDK tersebut disusun dalam bentuk laporan hasil refleksi diskusi kasus
yang telah dijilid kemudian diberikan pada ruangan.
5.8 Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi
a. Input
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh bidan pelaksana yang akan melakukan
tindakan perawatan ke pasien dan didampingi oleh kepala ruang dan bidan
koordinator shift.

d. Proses
Pada tahap pra monev, kepala ruangan menentukan coordinator shift kegiatan
yang akan dievaluasi dan konfirmasi pasien dengan bidan, menjelaskan instrumen
penilaian yang akan digunakan serta mempersilakan bidan pelaksana melakukan
tindakan.

Pada tahap monev yang dilakukan oleh kepala ruangan yaitu menilai
pelaksanaan tindakan kebidanan ke pasien berdasarkan format monitoring dan
evaluasi, melakukan pengecekan kelengkapan alat, mencatat jika ditemukan ada
hal-hal yang perlu didiskusikan bersama bidan pelaksana, mengisi format/
instrumen penilaian monev, menyampaikan hasil penilaian dan memberikan
feedback, reward, follow up dan konsep solusi terhadap masalah yang ditemukan.

Setelah melakukan tindakan, kepala ruangan, bidan coordinator shift dan bidan
pelaksana berdiskusi mengenai monev yang telah dilakukan. Pada post monitoring
dan evaluasi, kepala ruangan mendokumentasikan hasil monitoring dan evaluasi
dengan membuat berita acara pelaksanaan monev dan bidan pelaksana
mendengarkan hasil evaluasi dengan seksama. Umpan balik langsung diberikan
kepada bidan pelaksana yaitu menyampaikan koreksi tindakan pada saat
monitoring, bimbingan langsung dan diskusi. Umpan balik disampaikan dengan
jelas mengenai kekurangan dan masalah serta tindakan yang harus diperbaiki.

e. Output
Hasil monitoring dan evaluasi adalah pendokumentasian dengan penilaian pada
checklist tindakan kebidanan pada pasien dan juga berita acara monev yang ditulis
oleh kepala ruangan
5.9 Dokumentasi Kebidanan
Evaluasi
a. Input
Sistem pendokumentasian dapat berjalan baik dengan tersedianya format status
pasien yang penyusunannya telah didiskusikan oleh kelompok dan mendapat
persetujuan pembimbing.
b. Proses
Pelaksanaan proses pendokumentasian melibatkan seluruh bidan baik katim
maupun bidan pelaksana. Bidan pelaksana sebagai pemberi asuhan kebidanan
harus mendokumentasikan hasil asuhan dalam lembar asuhan kebidanan mulai dari
pengkajian sampai pemberian asuhan. Kemudian pendokumentasian tersebut
dilakukan dibawah pengawasan dari katim dan atau kepala ruangan mengenai
kelengkapannya.
c. Output
Dokumentasi kebidanan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini didukung oleh
kelengkapan format dokumentasi. Sedangkan jobdescription yang dijelaskan katim
dapat dilaksanakan bidan pelaksana dengan baik karena adanya kerjasama dan
kemampuan tim dalam menguasai kasus serta dalam mendokumentasikan asuhan
kebidanan yang diberikan.
5.10 Kepuasan Pelanggan
Evaluasi
a. Input
Survey kepuasan pelanggan dilakukan oleh mahasiswa dan bidan pelaksana
diruangan
b. Proses
Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan berjalan dengan baik namun masih ada
form survey yang belum terisi karena pasien tidak bisa membaca dan menulis
c. Output
Hasil survey kepuasan pelanggan diruang Poned rata-rata pasien merasa puas
dengan pelayanan diruang Poned puskesmas Blega
Tabel 5.1 Tabel kepuasan pasien pre dan post MPAKP
Waktu Kriteria hasil
Pelaksanaan
Puas Cukup Puas Tidak puas
Pre MPAKP 85% 15% 0%
Post MPAKP 95% 5% 0%

Dari hasil tabulasi tersebut menunjukkan 95% pasien post MPAKP menyatakan
puas dengan pelayanan yang diberikan, hasil ini tidak jauh beda dengan sebelum
dilaksanakannya MPAKP. Ruang Poned Puskesmas Blega sendiri telah melakukan
evaluasi setiap bulan untuk mengukur hasil kepuasan pasien secara rutin, dengan
adanya hal tersebut diharapkan kepuasan pelanggan dapat tercapai dan meningkat.
Seperti dikatakan tingkat kepuasan pelanggan institusi pelayanan kesehatan adalah
added value bagi dokter, paramedis, perusahaan farmasi, pemasok alat-alat
kedokteran, termasuk pimpinan institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan. Value
berasal dari jenis pelayanan yang diberikan kepada pelanggan, atau sistem
manajemen institusi tersebut, atau sesuatu yang bersifat emosional. Kalau
pelanggan mengatakan value mereka adalah pelayanan kesehatan yang bermutu,
kepuasan pelanggan adalah mutu pelayanan kesehatan. Kalau pelanggan
mengatakan value mereka adalah kesembuhan dari serangan penyakit, kepuasan
pelanggan kesehatan adalah pelayanan yang memeberikan kesembuhan kepada
mereka (Muninjaya, 2011). Hal ini akan menjadi referensi yang baik kepada
ruangan Poned Puskesmas Blega. Sikap positif dan interaksi yang baik telah
dilakukan oleh petugas kesehatan Poned, terhadap pasien yang dapat mnentukan
keberhasilan pelayanan dan memenuhi kepuasan pelanggan. Dilihat dari sisi
pendidikan minimal Diploma III kebidanan petugas kesehatan memiliki
pengetahuan lebih banyak tentang penyakit dan jenis terapi yang akan digunakan.
Pada saat terjadi interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien merupakan
faktor kunci utama yang akan menetukan keberhasilan pelayanan dan memenuhi
kepuasan pelanggan.
Hasil tabulasi kepuasan pasien pre dan post MPAKP di Poned Puskesmas Blega
seperti tergambar pada diagram chart berikut ini :

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Puas Cukup Puas Tidak Puas

Pre MPAKP Post MPAKP


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan MPAKP sejak tanggal 27 Mei 2022 s/d 04 Juni 2022
didapatkan hasil:
1. Model pemberian asuhan kebidanan yang diterapkan mahasiswa adalah model
Tim.
2. Pelaksanaan penerimaan pasien baru telah dilaksanakan sesuai dengan alur dan
telah didokumentasikan pada pasien kelolaan mahasiswa, Selama pelaksanaan
penerimaan pasien baru belum tersedia alur administrasi pasien baru dan daftar
berkas yang harus dilengkapi oleh pasien baru sehingga tiap ada pasien baru harus
menjelaskan ulang, namun kelompok telah mengatasi hal tersebut dengan membuat
alur administrasi pasien baru dan membuat daftar berkas yang harus dilengkapi
oleh pasien baru.
3. Timbang terima telah dilaksanakan dengan baik, semua hal yang berkaitan dengan
pasien (keadaan umum pasien, yang belum dan sudah terlaksana, rencana tindak
lanjut, pesan khusus) dapat disampaikan dengan baik dengan format SBAR,
sehingga kesinambungan asuhan kebidanan dapat dilakukan dengan optimal.
4. Pengelolaan obat telah dilaksanakan dengan baik untuk obat oral maupun injeksi
pada semua pasien kelolaan, didukung dengan ada kebijakan puskesms untuk
sentralisasi obat. Pemberian obat dicatat pada lembaran yang telah disediakan dan
sesuai SOP
5. Refleksi Diskusi Kasus (RDK) dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan, namun
dalam proses pelaksanaan RDK terdapat hambatan yang berasal dari internal dan
eksternal kelompok sehingga RDK berjalan kurang optimal.
6. Pelaksanaan perencanaan pasien pulang dilaksanakan dengan baik pada setiap
pasien kelolaan sesuai dengan SOP.
7. Pelaksanaan monev berlangsung dengan baik. Setelah selesai monev dilakukan
feedback dari yang memonev pada yang dimonev dengan di dampingi pembimbing
klinik.
6.2 Saran
1. Untuk Puskesmas
Pihak puskesmas menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan sarana dan
prasarana, termasuk ambulan dan sopir ambulan
2. Untuk Bidan Ruangan
Bidan di ruang bersalin melaksanakan pendokumentasian dengan baik dan benar
demi terpenuhinya kebutuhan pasien
3. Untuk Institusi Pendidikan
Di harapkan institusi pendidikan agar membekali ilmu manajemen kebidanan lebih
banyak lagi dan memberikan waktu yang lebih bagi mahasiswa dalam melaksanakan
tugas praktek dilahan praktek.
4. Bagi Mahasiswa Stase Manajemen Kebidanan Selanjutnya
Dengan dilaksanakannya stase manajemen kebidanan diruangbersalin diharapkan
mahasiswa kebidanan pada stase manajemen kebidanan selanjutnya dapat
meningkatkan pelayanan kebidanan yang lebih komprehensif dan memberikan saran
atau metode baru dalam pengorganisasian rencana kegiatan MPAKP yang lebih baik
dan terorganisir secara rapi dari yang sudah kami laksanakan sehingga dapat tercipta
manajemen kebidanan yang dapat memuaskan pasien dalam pemberian pelayanan
kebidanan
DAFTAR PUSTAKA

Saminem, 2010. Dokumen asuhan kebidana : konsep dan prakik. Jakarta : EGC

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih

Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai