Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR


TANGGAL 18 - 21 AGUSTUS 2020

Oleh :
KELOMPOK 5

1. DEWA PUTU DWITA (193 223 054)

2. NI LUH PUTU JULIANI (193 223 089)

3. NI MADE PUTRI ARIASTINI (193 223 094)

4. . NI NYOMAN HEMI KUSUMARINI (193 223 097)

5. NI PUTU AYU SURYANINGSIH (193 223 099)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
KATA PENGANTAR

“Om Swastiastu”
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
yang berjudul “Laporan Pengkajian Manajemen Keperawatan di Ruang
Pudak RSUP Sanglah Denpasar”
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan saya dalam
penyusunan.Sehingga dengan keterbatasan tersebut saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini.Tak
lupa saya ucapkan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.

“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan umum.................................................................................. 3
1.2.2. Tujuan khusus................................................................................ 3
1.3 Metode..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah RSUP Sanglah Denpasar ............................................................ 5
2.2 Visi, Misi, Motto dan Keyakinan Dasar Rumah Sakit............................. 7
2.3 Struktur Organisasi RSUP Sanglah Denpasar......................................... 8
2.4 Dimensi Dan Area Tempat Praktik.......................................................... 10
BAB III PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
3.1 Data Umum Dan Khusus......................................................................... 11
3.2 Analisa Data............................................................................................. 20
3.3 Rumusan dan Prioritas Permasalahan...................................................... 21
3.4 Seleksi Alternative Penyelesaian Masalah............................................... 23
3.5 Plan Of Action......................................................................................... 24
BAB VI PENUTUP
4.1 Simpulan ................................................................................................. 24
4.2 Rekomendasi............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, Rumah Sakit (RS)
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit
juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan. Pelayanan kesehatan di RS meliputi banyak
pelayanan disetiap bidangnya, seperti poliklinik dan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Kemajuan dalam
pengobatan modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa
pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah
mengalami kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat
karena penyakitnya.
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien,
mengacu pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum
merupakan tanggung jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada
manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Pelayanan keperawatan berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan merupakan hal penting yang dapat

1
membantu menurunkan angka kematian seseorang. Pelayanan keperawatan yang
bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor
input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana
dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan
input yang ada dalam interaksi antara perawat dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika keperawatan. Sehingga
diperlukan adanya pengkajian pada ruangan perawat untuk mengetahui apakah
sudah sesuai standar dan mutu yang ditentukan dari faktor input dan proses
pelayanan yang sudah ditetapkan tersebut.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
keperawatan. Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu
pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
Kualitas suatu pelayanan khususnya pelayanan keperawatan sangat
tergantung dari berbagai aspek antara lain pengetahuan, ketrampilan dan strategi
dalam mengelola sumber daya secara efektif dan efisien agar tercapainya
kepuasan klien/pasien dalam pengertian yang lebih luas yaitu aman dan nyaman.
Pengelolaan suatu unit/ruang rawat melibatkan berbagai pihak antara lain: dokter,
perawat dan profesi kesehatan lainnya, klien/pasien dan keluarganya, oleh karena
itu perlu dikelola secara professional. Pendekatan yang dilakukan dalam praktik
manajemen keperawatan pada tahap ini adalah model praktek keperawatan
profesional (MPKP) yang diintegrasikan kedalam pengembangan manajemen

2
kinerja klinik (PMKK) bagi first line manager yang relevan dan sinergis dengan
penerapan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pendekatan melalui manajemen kinerja klinik pada praktik profesi
sangat relevan mengingat strategi pembelajarannya yang pratikal, berfokus kepada
peningkatan mutu secara terus menerus dan berkelanjutan (continous quality
improvement).
RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan utama untuk wilayah
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Ruang Pudak merupakan
ruang rawat inap khusus pasien anak dengan gangguan hemato onkologi kelas I,
II, dan III di RSUP Sanglah Denpasar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fungsi manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) berdasarkan 5 M secara kelompok
dan melakukan deseminasi awal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Pudak RSUP Sanglah
Denpasar.
2. Melakukan analisa data berdasarkan standar dengan menggunakan fish bone
diagram.
3. Merumuskan rumusan dan prioritas permasalahan.
4. Menetapkan seleksi alternative permasalahan.
5. Menyusun POA (Plan Of Action).

1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi

3
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.

2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat untuk mengumpulkan
data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Bagi Pasien
Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya kepuasan klien
terhadap praktik pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
2) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
4) Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional
dimata profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
3) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai
rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
professional.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
RSUP SANGLAH DENPASAR

2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar


RSUP Sanglah mulai dibangun pada tahun 1956 dan diresmikan pada tanggal
30 Desember 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Pada tahun 1962
bekerjasama dengan FK Unud sebagai RS Pendidikan. Pada tahun 1978 menjadi
rumah sakit pendidikan tipe B dan sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk Bali,
NTB, NTT, Timor Timur (SK Menkes RI No.134/1978). Dalam
perkembangannya RSUP Sanglah mengalami beberapa kali perubahan status,
pada tahun 1993 menjadi rumah sakit swadana (SK Menkes
No.1133/Menkes/SK/VI/1994). Kemudian tahun 1997 menjadi Rumah Sakit
PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pada tahun 2000 berubah status
menjadi Perjan (Perusahaan Jawatan) sesuai peraturan pemerintah tahun 2000.
Terakhir pada tahun 2005 berubah menjadi PPK BLU (Kepmenkes RI NO.1243
tahun 2005 tgl 11 Agustus 2005) dan ditetapkan sebagai RS Pendidikan Tipe A
sesuai Permenkes 1636 tahun 2005 tertanggal 12 Desember 2005
Seperti halnya organisasi lain, RSUP Sanglah Denpasar juga memiliki visi
sebagai arah yang akan dituju, yaitu menjadi Rumah Sakit Unggulan dalam
bidang Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian tingkat Nasional dan Internasional.
Dalam mewujudkan visi tersebut RSUP Sanglah selalu berusaha dengan segala
upaya agar pelayanan yang diberikan merupakan pelayanan yang prima sehingga
dapat memuaskan masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Dimana hal ini
dikarenakan RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan utama untuk
wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di samping itu
dengan berlokasi di daerah tujuan wisata dunia, RSUP Sanglah diharapkan untuk
terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan mengutamakan
quality and safety dan dengan didukung sumber daya manusia yang professional

5
serta fasilitas medis canggih. Dengan demikian diharapkan RSUP Sanglah mampu
menjadi rumah sakit Indonesia kelas dunia.
Saat ini RSUP Sanglah memiliki tempat tidur sebanyak 715 tempat tidur yang
terbagi dalam beberapa kelas perawatan yaitu kelas VIP, Kelas I, kelas II, dan
kelas III. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan bedah, pelayanan intensif,
haemodialisa, forensik, dan beberapa pelayanan unggulan seperti implant
cochlear, pelayanan trauma, pelayanan jantung terpadu, bayi tabung, pelayanan
tumbuh kembang, HIV & AIDS. Disamping pelayananpelayanan tersebut,
terdapat pula pelayanan pasien dengan menggunakan peralatan canggih seperti
cath lab, ESWL, ECG, CT Scan, Argon Laser. Colposcopy, Hyperbaric Chamber,
dan cobalt.
Penelitian bagi calon dokter spesialis, dokter umum, dan profesi lainnya. Hal
ini menjadikan RSUP Sanglah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan. Di samping itu secara ketenagaan, RSUP Sanglah memiliki
beberapa jenis tenaga yang secara spesifik sangat menunjang pemberian
pelayanan kesehatan yang beragam. Tenaga spesialis yang dimiliki RSUP Sanglah
diantaranya adalah:
1. Spesialis bedah,
16. Spesialis THT,
2. Spesialis penyakit dalam,
17. Spesialis jiwa,
3. Spesialis anak,
18. Spesialis jantung,
4. Spesialis obgyn,
19. Spesialis mata,
5. Spesialis patologi klinik,
20. Spesialis kulit kelam
6. Spesialis patologi anatomi,
21. Spesialis mikrobiologi,
7. Spesialis radiologi,
22. Spesialis rehab medis,
8. Spesialis gigi,
23. Spesialis gizi klinik,
9. Spesialis anaestesi,
24. Spesialis bedah
10. Spesialis andrologi,
onkologi,
11. Spesialis bedah mulut,
25. Spesialis bedah anak,
12. Spesialis urologi,
26. Spesialis bedah saraf,
6
13. Spesialis orthopedic,
14. Spesialis saraf,
15. Spesialis onkologi radiologi.

2.2 Visi, Misi, Motto dan Keyakinan Dasar Rumah Sakit


a) Visi
Kementerian Kesehatan menyusun Renstra dengan mengacu pada Visi, Misi, dan
Nawacita Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019. Visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat
jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritime
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara

7
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
Dalam rangka mewujudkan visi Kementerian Kesehatan tersebut, maka RSUP
Sanglah telah memiliki Visi yaitu : “Menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional
Kelas Dunia Tahun 2019
b) Misi
Misi RSUP Sanglah Denpasar yaitu:
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan interprofesi yang paripurna,
bermutu untuk seluruh lapisan masyarakat.
 Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan
berdaya saing serta menyelenggarakan penelitian dalam bidang
kesehatan berbasis rumah sakit
 Menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kesehatan terkait
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
c) Motto
Motto RSUP Sanglah Denpasar yaitu “Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan
Kami”.

8
d) Keyakinan Dasar
Keyakinan dasar pegawai RSUP Sanglah Denpasar terdiri dari : Insan Profesional,
Tat Twam Asi dan Team Work.

2.3 Struktur Organisasi RSUP Sanglah Denpasar


1. Struktur Organisasi RSUP Sanglah Denpasar
Struktur Terlampir
2. Struktur Organisasi Ruang Pudak
Struktur Terlampir
Jumlah tenaga di ruangan Pudak RSUP Sanglah Denpasar
1) Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Masa Jenis
Kerja
1 S1 Keperawatan 3 orang 2 PNS
1 Pegawai
kontrak
3 DIII Keperawatan 11 orang 6 PNS
5 Pegawai Tetap
Non PNS
3 DIII Kebidanan 4 orang 2 PNS, 2Pegawai
Tetap Non PNS

2) Non keperawatan
No Kuaifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1 Administrasi 1 >10 tahun Pegawai
Tetap Non
PNS
2 Cleaning Service 2 >10 tahun PNS
3 Pramusaji 3 >10 tahun PNS

9
2.7 Dimensi Dan Area Tempat Praktik
Ruang Pudak merupakan ruang rawat inap khusus pasien anak dengan masalah
hemato onkologi kelas I, II, dan III di RSUP Sanglah Denpasar. Ruang Pudak
memiliki 25 tempat tidur yang masing-masing kamar dibagi menjadi beberapa
ruangan, diantaranya:
1. Ruang Pudak berisi 8 kamar rawat inap.
2. Ruang Pudak terdapat 1 ruang bermain, 1 ruang perawat, 1 ruang kepala
ruangan, 1 ruang konsultasi, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 gudang, 1 nurse
station, 2 ruang tindakan (1 ruangan untuk tindakan BMA dan kemoterapi
intratekal, 1 ruangan untuk pemasangan infus dan sentralisasi obat), 1
ruang ODC (One Day Care), 1 ruang alat-alat tenun dan bahan habis pakai.
3. Ruang Pudak terdapat 4 kamar kelas I dimana terdapat 2 bed, TV, AC,
lemari kecil, kursi penunggu, nurse call, kamar mandi dalam.
4. Ruang Pudak terdapat 1 kamar kelas II dimana terdapat 4 bed, TV, AC,
lemari kecil, kursi penunggu, nurse call, kamar mandi dalam.
5. Ruang Pudak terdapat 3 kamar kelas III dimana terdapat 5 bed, TV, AC,
lemari kecil, nurse call, kursi penunggu.
Di ruangan Pudak terdapat beberapa penyakit yang sering ditemui, yaitu ALL,
AML, Retinoblastoma, Osteosarcoma, Neuroblastoma, Ewing sarcoma, Willm’s
Tumor, Yolk sac Tumor, Anemia aplastik, anemia hipoplastik, Hemofilia, ITP.

10
BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA

3. 1 Data Umum dan Khusus Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar


1. MAN

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1 Planning 1. Jumlah perawat di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 18 orang Wawancara
terbagi dari S1 keperawatan sebanyak 3 orang dan DIII keperawatan
sebanyak orang 11, D III Kebidanan sebanyak 4 orang.
2. Jumlah cleaning servis sebanyak 2 orang, administrasi 1 orang, pramusaji
sebanyak 3 orang.
3. Pasien di ruang Pudak mulai dari usia 1 bulan – 18 tahun
2 Organizing 1. Terdapat struktur organisasi dalam bentuk SK tetapi tidak dipajang Wawancara
diruangan karena sesuai dengan kebijakan rumah sakit. dan Obeservasi
2. Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar dipimpin oleh kepala ruangan, 1
inventaris, 3 Perawat Primer, 13 perawat pelaksana, 2 cleaning servis (CS)
serta 1 administrasi, pramusaji 3 orang. Penempatan pasien diruang Pudak

11
sesuai dengan kelas, yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3, tetapi masih sering
pasien kelas III dititip di kelas I dan II karena kurang kapasitas kelas III.
3. Ruangan Pudak terdiri dari 3 PP, dimana masing-masing PP membawahi 4
PA.
3 Actuating 1. Kepala ruangan mengizinkan jika perawat yang ada keperluan untuk Wawancara
menukar jadwal shift atas izin Kepala Ruangan.
2. Kepala ruangan memberikan kesempatan untuk perawat yang ingin
mengikuti seminar dan tugas belajar.
4 Controlling 1. Evaluasi kinerja perawat di ruang Pudak dinilai menggunakan evaluasi Wawancara dan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Observasi
2. Kepala ruangan setiap pagi mengontrol kondisi Ruang Pudak
3. Kepala ruangan setiap hari kerja menerima laporan kondisi pasien
Kesimpulan: -

2. MATERIAL AND MACHINE

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan

12
Managemen
1 Planning 1. Ruang Pudak sudah memiliki alat - alat untuk menunjang perawatan pasien. Observasi
2. Ruang Pudak sudah memiliki buku inventaris.
3. Terdapatnya SOP pelaksanaan tindakan
2 Organizing 1. Ruang Pudak sudah meletakkan alat-alat penunjang kesehatan sesuai dengan Observasi dan
tempatnya. wawancara
2. Perawat di ruang Pudak sudah menggunakan alat-alat sesuai dengan
fungsinya untuk menunjang kesehatan.
3. Trolly emergency diletakkan di ruang tindakan dan isi sudah lengkap
4. Letak Nurse station efektif, terletak di bagian tengah pada daerah yang
mudah terjangkau dengan arah orientasi kepada kamar-kamar pasien
5. Bed pasien di ruang Pudak tidak aman untuk pasien Balita. Bed yang
digunakan adalah bed untuk dewasa dengan side railing yang renggang,
sehingga membuat pasien berisiko jatuh, walaupun side railing sudah
terpasang. Pada saat observasi terdapat 8 pasien balita dengan bed yang
tidak sesuai.
3 Actuating 1. Ruang Pudak mengorder bahan habis pakai seminggu sekali pada hari Selasa. Wawancara dan
2. Penggunaan alat kesehatan disposibel masing-masing pasien memiliki alat observasi

13
sendiri (seperti sungkup, nasal kanul, dan spuit)
3. Ketika terjadi kerusakan alat, ruangan melapor kepada IPSRS (Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
4. Untuk Bed pasien yang tidak aman untuk pasien Balita di ruang Pudak,
perawat mengantisipasi dengan memberi edukasi kepada keluarga untuk
selalu mengawasi pasien saaat di tempat tidur, dan meletakkan bantal guling
di side railing,tapi jumlah bantal guling terbatas.
4 Controlling 1. Kalibrasi pengecekan alat dilakukan oleh petugas IPSRS Wawancara dan
2. Perawat di ruang Pudak selalu menghimbau untuk meletakkan bantal guling observasi
pada tempatnya untuk mencegah resiko jatuh namun masih ada saja keluarga
pasien yang tidak mematuhi himbauan tersebut.
3. Bantal guling yang diletakkan pada side railing belum efektif, karena
panjangnya tidak mampu menutupi sepanjang side railing bed.
Kesimpulan :
1. Bed pasien di ruang Pudak tidak aman untuk pasien balita, pada saat observasi terdapat 8 pasien balita dengan bed yang tidak
aman untuk Balita.
2. Penggunaan bantal guling belum efektif, karena panjangnya tidak mampu menutupi sepanjang side railing bed.
3. Jumlah bantal guling terbatas.

14
3. METHOD

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan


Managemen
1 Planning 1. Ruang Pudak menerapkan MAKP metode Moduler Wawancara dan
2. Ruang Pudak sudah melaksanakan timbang terima observasi
3. Teknik komunikasi yang digunakan di Ruang Pudak adalah komunikasi SBAR
4. Di Ruang Pudak sudah dilaksanakan supervisi langsung
5. Ruang Pudak sudah melaksanakan pre dan post conference
6. Ruang Pudak melaksanakan ronde keperawatan tergantung kasus yang ada
7. Ruang Pudak sudah melaksanakan DRK setiap bulan saat rapat ruangan
8. Discharge planning di ruang Pudak dilakukan oleh PPA saat pasien masuk RS
dan pulang
2 Organizing 1. Ruang Pudak memiliki SOP untuk masing-masing tindakan Wawancara dan
2. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift observasi
3. Komunikasi SBAR digunakan saat pealoporan terkait kondisi pasien

15
4. Supervisi dilaksanakan secara langsung
5. pre dan post conference dilakukan secara efektif saat sebelum dan sesudah
melakukan asuhan keperawatan
6. Ruang Pudak melaksanakan ronde keperawatan tergantung kasus yang ada,
kriteria pasien yang dilakukan ronde keperawatan yaitu pasien yang sudah lama
dirawat, dan LOS yang panjang
7. DRK dilaksanakan setiap bulan pada saat rapat ruangan
8. Metode pendokumentasinya menggunakan SOAP
3 Actuating 1. Ruang Pudak melakukan timbang terima pada pagi hari dipimpin oleh kepala Wawancara dan
ruangan, dan untuk jaga sore dan malam dipimpin oleh masing-masing PP observasi
2. Ruang Pudak melakukan timbang terima dengan metode SBAR
3. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan kepada PP dan dari PP kepada PA
4. pre dan post conference dilakukan oleh perawat masing-masing PP dan PA
5. DRK di ruang Pudak dilakukan oleh PP atau PA
6. Ronde keperawatan di ruang Pudak dilaksanakan tergantung kasus yang ada
4 Controlling 1. Kepala ruangan selalu melakukan pengontrolan terhadap perawat dan tindakan Observasi
yang dilakukan di ruang Pudak
Kesimpulan : -

16
4. MONEY

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1 Planning Pelayanan pasien di Ruang Pudak bersumber dari BPJS dan umum Wawancara
2 Organizing Pengadministrasian di Ruang Pudak dilakukan melalui administrasi di Wawancara
ruangan terlebih dahulu, kemudian diteruskan ke administrasi kasir
utama dengan membawa berkas dari ruangan. Entry data dilakukan oleh
billing Wawancara
3 Actuating Pengarahan administrasi di ruang Pudak dilakukan oleh perawat Wawancara
ruangan dengan memberikan berkas kepada keluarga pasien untuk
dibawa ke kasir utama
4 Controlling Bagian yang mengontrol pelayanan administrasi pasien di Ruang Pudak Wawancara
adalah petugas billing
Kesimpulan : -

17
5. MUTU

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1. Planning Persiapan perawat yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien di Wawancara dan
Ruangan Pudak yaitu dengan cara melakukan 5S Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan demonstrasi
Santun, melayani pasien dengan caring, dan menjamin keselamatan pasien (6
Sasaran Keselamatan Pasien), dan memasang gelang kuning, menempel simbol
resiko jatuh , side railing dan bantal guling, namun pemasangan bantal guling
kurang efektif, melakukan menthorship kepada pegawai baru atau pegawai
pindahan dari ruangan lain.
2. Organizing 1. Ruang Pudak sudah menyediakan pamflet pasien safety (6 Sasaran Wawancara dan
Keselamatan Pasien), dan memberikan edukasi dengan lembar balik tentang Observasi
perawatan kemoterapi (pencegahan dan penanganan ekstravasasi dengan teknik
Sentuh Lihat Bandingkan (SLB)
2. Di ruang Pudak terdapat kebijakan untuk satu pasien dengan satu penunggu,
tetapi karena ruang Pudak adalah ruang anak-anak, jadi biasanya ditunggu oleh
kedua orang tua.
3. Actuating 1. Cara perawat menambah pemahaman keluarga pasien yaitu dengan cara Wawancara dan
memberikan KIE kepada keluarga dan pasien. observasi
18
2. Perawat di ruang Pudak selalu menerapkan 6 Sasaran Keselamatan Pasien.
4. Controlling 1. Perawat di Ruang Pudak mengontrol keadaan pasien pada saat operan, Wawancara dan
melaksanakan tindakan dan saat pasien meminta bantuan Observasi.
2. Kepala ruangan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pegawai baru
atau pegawai pindahan dari ruangan lain.
3. Di Ruang Pudak dalam satu bulan terakhir tidak ada angka kejadian pasien
jatuh
4. Pada saat dilakukan observasi terdapat 8 pasien yang beresiko jatuh
4. Kesimpulan : Penggunaan bantal guling belum efektif, karena panjangnya tidak mampu menutupi sepanjang side railing bed,
sehingga membuat pasien Balita berisiko jatuh dari tempat tidur.

19
4.2 ANALISA DATA

Pengaman bed
MATERIAL tidak standar
MAN AND MACHINE untuk pasien
Balita

Bed tidak sesuai


usia pasien Balita
Risiko
Jatuh

Pasien berisiko
jatuh

METHOD MUTU MONEY

20
4.3 RUMUSAN DAN PRIORITAS PERMASALAHAN
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Risiko jatuh 5 5 5 5 5 3.125 I

Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD (Foccus Group Discussion) dengan membuat pembobotan yang
memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Magnitude (M) : Kecenderungan dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (S) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh masalah
3. Manageable (Mn) : Kemungkinan masalah bisa diselesaikan
4. Nursing Concern (Nc) : Melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat
5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Aspek-aspek diatas dapat di ukur dengan cara yaitu:
1. Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensinya tinggi).
2. Severity/ akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu maslah lebih serius.
3. Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat diselesaikan (menemukan jalan keluar).
4. Nursing Concern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan
perteimbangan perawat.

21
5. Affordability/ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana, dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Langkah-langkah penggunaan table prioritas masalah:
1) Masukkan masalah yang sudah diidentifikasi ke dalam tabel priorits masalah (tabel 3.1)
2) Berikan pembobotan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur, dengan rentang nilai bobot antara 1 – 5, yaitu:
Nilai 5 : sangat penting
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : sangat kurang penting
3) Jumlahkan nilai dari tiap-tiap aspek, untuk mendapatkan total skor tiap masalah
4) Berikan urutan prioritas dengan susunan sesuai total skornya tertinggi, menjadi prioritas pertama dan seterusnya hingga
masalah dengan total skor yang paling rendah.

22
4.4 SELEKSI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH METODE CARL
No Alternatife Penyelesaian Masalah C A R L Skor Prioritas
1 Pengusulan pengadaan matras 4 4 3 4 192 II
dengan ukuran yang sesuai dengan
panjang side railing.
2 Peningkatan pemantauan pasien dari 4 4 4 4 256 I
perawat dan melibatkan keluarga

Usulan solusi yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan seleksi alternatif penyelesaian masalah
dengan menggunakan alat bantu pembobotan CARL, dengan menganalisis berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternative
Accessability (A) : Kemudahan dalam melaksanakan alternative
Readiness (R): Kesiapan dalam melaksanakan alternative
Leverage (L) : Daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah
Keterangan :
Nilai 1 : Seharusnya dapat diimplementasikan
Nilai 2 : Mungkin dapat diimplementasikan
Nilai 3 : Harus dapat diimplementasikan
23
Nilai 4 : Pasti harus diimplementasikan

4.5 PLAN OF ACTION


Tanggal
Target Penanggung
No Pengkajian & Masalah Uraian tugas Tujuan Sasaran Metode Waktu
pencapaian jawab
Observasi
1 Pengkajian: Resiko Jatuh 1. Peningkatan Untuk Kepala 1. Tidak terjadi Kelompok  Koord 22 Agustus
18-19 Agustus pemantauan pasien meminimal ruanga, pasien jatuh inasi s/d 22
2020 dari perawat dan kan resiko inventaris, 2. Matras  Disku September
melibatkan jatuh perawat, staf tersedia si 2020
Observasi: 20-
keluarga di ruangan dengan  Sosiali
21 Agustus
2. Pengusulan dan keluarga ukuran sasi
2020
pengadaan matras pasien sesuai  Pelaks
dengan ukuran dengan side anaan
yang sesuai dengan railing.
panjang side
railing.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar adalah ruang rawat inap anak khusus
untuk pasien dengan gangguan hemato onkologi. Ruang Pudak dalam pelaksanaan
metode asuhan keperawatan professional dengan metode moduler, bed pasien di
ruang Pudak belum aman untuk pasien Balita karena menggunakan bed dewasa
dengan side railing yang renggang, sehingga membuat pasien berisiko jatuh,
walaupun side railing sudah terpasang.
Alternative yang dapat di lakukan yaitu peningkatan pemantauan pasien dari
perawat dan melibatkan keluarga serta pengusulan pengadaan matras dengan
ukuran yang sesuai dengan panjang side railing, sehingga dengan dilakukannya
alternative yang telah direncanakan di POA bahaya resiko jatuh pada pasien dapat
dicegah.

4.2 Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk inventaris Ruangan Pudak RSUP Sanglah Denpasar
agar mengajukan pengadaan untuk menyediakan matras untuk digunakan
sebagai pengaman pada side railing di Ruang Pudak untuk pasien Balita.
2. Rekomendasi untuk Kepala Ruangan dan Perawat di ruang Pudak untuk
tetap selalu melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pasien yang
berisiko jatuh, serta selalu menghimbau keluarga pasien bahwa pentingnya
pemantauan dan pengawasan pasien untuk mencegah resiko jatuh.

25
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional. Jakarta: Salemba Medika

Suarli, S & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Erlangga

26
LAMPIRAN 1

DAFTAR INSTRUMEN MANAJEMEN

MAN
1. Berapa jumlah tenaga perawat yang ada di Ruang Pudak?
2. Berapa jumlah tenaga nonperawat di Ruang Pudak?
3. Apakah terdapat struktur organisasi di Ruang Pudak?
4. Bagaimana pengaturan ketenagakerjaan di Ruang Pudak?
5. Bagaimana cara penempatan pasien di Ruang Pudak?
6. Apakah kepala ruangan memberikan izin untuk perawat menukar jadwal
jika ada keperluan mendadak?
7. Apakah kepala ruangan memberikan izin untuk perawat mengikuti
seminar dan tugas?
8. Bagaimana evaluasi kinerja perawat di Ruang Pudak?
9. Apakah kepala ruangan mengontrol kondisi Ruang Pudak?
10. Apakah kepala ruangan dan wakil kepala ruangan mengontrol pasien
bersama perawat atau bidan?
MATERIAL AND MACHINE
1. Apakah ruang Pudak memiliki alat – alat untuk menunjang perawatan
pasien?
2. Apakah ruang Pudak memiliki buku inventaris?
3. Apakah terdapat SOP pelaksanaan tindakan di Ruang Pudak?
4. Apakah ruang Pudak menempatkan alat – alat penunjang kesehatan sesuai
dengan tempatnya?
5. Apakah perawat di ruang Pudak menggunakan alat – alat sesuai fungsinya
untuk menunjang kesehatan pasien?
6. Apakah terdapat troly emergency di Ruang Pudak?
7. Bagaimana peletakkan nurse station di Ruang Pudak?
8. Kapan bahan habis pakai di order?
9. Apakah di ruang Pudak menerapkan penggunaan alat disposable untuk

27
masing – masing pasien?
10. Siapa yang dihubungi ketika terjadi kerusakan alat di Ruang Pudak?
11. Siapa yang melaksanakan kalibrasi pengecekan alat di Ruang Pudak?
METODE
1. Metode MAKP apa yang digunakan di Ruang Pudak?
2. Metode timbang terima apa yang digunakan Ruang Pudak?
3. Bagaimana teknik komunikasi yang digunakan di Ruang Pudak?
4. Apakah ruang Pudak sudah melaksanakan supervisi?
5. Apakah ruang Pudak sudah melaksanakan Pre & Post Conference?
6. Apakah ruang Pudak sudah melaksanakan Ronde keperawatan?
7. Apakah ruang Pudak sudah melaksanakan DRK?
8. Apakah ruang Pudak memiliki SOP untuk masing – masing tindakan?
9. Setiap kapan timbang terima dilakukan?
10. Saat kapan dilakukan komunikasi SBAR?
11. Kapan ronde keperawatan dilaksanakan di ruang Pudak?
12. Kapan DRK dilaksanakan di ruang Pudak?
13. Apa metode pendokumentasian di ruang Pudak?
14. Siapa yang memimpin timbang terima di ruang Pudak?
15. Apa metode timbang terima di ruang Pudak?
16. Siapa yang melakukan supervise di ruang Pudak?
17. Siapa yang melakukan Pre & Post Conference di ruang Pudak?
18. Siapa yang melakukan DRK di ruang Pudak?
19. Siapa yang melakukan pengontrolan terhadap perawat & tindakan yang
dilakukan di ruang Pudak?
MONEY
1. Apa saja sumber pelayanan pasien di ruangan Pudak?
2. Bagaimana pengadministrasian yang dilakukan di ruangan Pudak?
3. Siapa yang melakukan pengarahan terkait pelayanan administrasi pasien di
ruang Pudak?
4. Siapa yang berhak mengontrol pelayanan administrasi pasien di ruang

28
Pudak?
MUTU
1. Bagaimana cara perawat di ruang Pudak memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi pasien?
2. Apakah di ruang Pudak terdapat pamflet patient safety dan apakah sudah
dilakukan pemasangan side rail dan matras untuk mencegah resiko jatuh?
3. Bagaimana cara perawat memotivasi pasien dan keluarga pasien di ruang
Pudak?
4. Apakah perawat di ruang Pudak sudah menerapkan five moment cuci
tangan?
5. Apakah perawat di ruang Pudak mengontrol keadaan pasien dan kapan
dilakukan pengontrolan terhadap pasien?

29
LAMPIRAN 2

30
LAMPIRAN 3

STRUKTUR ORGANISASI RUANG PUDAK IRNA B


RSUP SANGLAH DENPASAR

KA. IRNA B KEPALA BIDANG


KEPERAWATAN

KOORDINATOR PELAYANAN IRNA B

KA. SIE YAN WAT


RAWAT INAP
KOORDINATOR UMUM IRNA B

KA. UR. R. PUDAK

INVENTARIS
ADMINISTRASI

PERAWAT PRIMER I PERAWAT PRIMER II PERAWAT PRIMER III

1. PERAWAT ASSOCIATE 1. PERAWAT ASSOCIATE 1. PERAWAT ASSOCIATE

2. PERAWAT ASSOCIATE 2. PERAWAT ASSOCIATE 2. PERAWAT ASSOCIATE

3. PERAWAT ASSOCIATE 3. PERAWAT ASSOCIATE 3. PERAWAT ASSOCIATE

4. PERAWAT ASSOCIATE 4. PERAWAT ASSOCIATE 4. PERAWAT ASSOCIATE

5. PERAWAT ASSOCIATE

PRAMUSAJI /CS

1
AHLI GIZI

Anda mungkin juga menyukai