Anda di halaman 1dari 118

LAPORAN ANALISA SWOT MANAJEMEN UNIT

KEPERAWATAN RUANG DARUSSALAM 4


RUMAH SAKIT AL-ISLAM BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase manajemen keperawatan

Dosen Pengampu :
Dewi Mustikaningsih, S.Kep.,Ners,M.Kep.

Disusun oleh:

Kelompok Dua RSHS


Nia Suniati NIM : 402019054
Junaedi Nugroho NIM : 402019059
Ai Saroh NIM : 402019065
Kartika Amalia NIM : 402019064
Sendy Kalfi NIM : 402019067
Sartika Rini NIM : 402019085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas
Laporan Analisa Swot Mata Kuliah Manajemen Keperawatan ini yang
berjudul “Laporan Analisa SWOT Manajemen Unit Keperawatan
Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas Laporan Analisa
SWOT ini masih memilki banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari
terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki penulis. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
terciptanya laporan yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
arahan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak. Semoga amal
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala Allah
Subbhana Wa Ta’ala. Demikan laporan ini penulis buat, semoga bermanfaat
bagi dunia keperawatan.

Bandung, Desember 2020

(Kelompok 2 RSHS)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................1
D. Sistematika Penulisan............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................1
A. Profil Ruangan......................................................................................1
B. Kajian Situasi........................................................................................1
1. Unsur Input....................................................................................1
2. Unsur Proses...................................................................................1
3. Unsur Output.................................................................................1
BAB III ANALISIS SWOT.........................................................................1
A. ANALISA SWOT.................................................................................1
1. Unsur Input......................................................................................1
2. Unsur Proses....................................................................................1
3. Unsur Output....................................................................................1
B. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary) dan EFAS (Exteral
factor analysis summary)......................................................................1
C. IDENTIFIKASI MASALAH................................................................1
D. PRIORITAS MASALAH.....................................................................1
E. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH.......................1
F. PERENCANAAN /PLAN OF ACTION (POA)...................................1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat”. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Sehingga dapat disimpulkan rumah sakit merupakan suatu unit
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan berobat jalan dan rawat
inap dengan fasilitas diagnostik dan terapi yang lengkap dimana hidup
dalam lingkungan dinamis dan kompetitif. Dalam era globalisasi setiap
rumah sakit harus mengembangkan diri, baik dari sarana fisik maupun
kemampuan sumber daya manusia, sehingga mampu memberikan pelayanan
kesehatan secara professional dan bermutu bagi masyarakat luas.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Hal ini
disebabkan karena pelayanan keperawatan merupakan bagian terbesar dari
pelayanan rumah sakit. Seperti yang diungkapkan Huber (1996) bahwa 90%
pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, dan menurut Gillies
(1995) 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan.
Selain itu, pelayanan keperawatan menjadi sangat berpengaruh karena
merupakan pelayanan yang paling bersentuhan dengan pasien, dimana
perawat selalu memberikan asuhannya secara berkesinambungan selama 24
jam dalam sehari.
Sehubungan dengan peran dan fungsinya sebagai pemberi asuhan
keperawatan khususnya di rumah sakit, perawat mempunyai tugas-tugas
yang harus dilaksanakan sesuai dengan jabaran tugasnya, tergantung di unit
mana seorang perawat bertugas, karena tiap-tiap unit keperawatan
mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda satu dengan yang lainnya.
3

Keadaan tersebut terjadi karena disetiap unit keperawatan memiliki


karakteristik pasien yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Perawat memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang
tidak hanya mempunyai harapan untuk sembuh saja, tetapi perawat juga
membantu pasien dapat meninggal dengan tenang, kondisi tersebut
memerlukan bantuan tenaga perawat yang selalu mengobservasi dan
mengintervensi secara berkala selama 24 jam. Dengan demikian perawat
ruang rawat inap dituntut untuk melakukan suatu tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi pasien dan tingkat ketergantungan serta dengan waktu
seefektif mungkin sehingga asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien dapat dilaksanakan secara optimal.
Mengingat peran keperawatan yang sangat signifikan dalam menentukan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit maka perawat harus mampu
memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Untuk mencapai
harapan tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan keperawatan yang
efektif dan efisien melalui suatu proses manajerial yang dikenal sebagai
manajemen keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi, sehingga tujuan dari organisasi
tersebut dapat tercapai. Dalam lingkup keperawatan, seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, proses manajemen digunakan untuk mencapai
tujuan organisasi keperawatan yaitu memberikan pelayanan keperawatan
yang berkualitas dan profesional. Untuk menempuh hal tersebut maka
diperlukan adanya suatu visi, misi dan tujuan yang jelas. Selain itu dalam
kegiatannya, manajemen keperawatan juga memerlukan suatu manajerial
yang dilaksanakan melalui tahap-tahap pengkajian (kajian situasional),
perencanaan (strategis dan operasional), implementasi, dan evaluasi.
Dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, maka perawat sebagai salah satu komponen
pemberi layanan terbesar harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan
4

kompetensinya dalam mengelola pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga


dapat seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu, telah menjadi suatu
keharusan bagi perawat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan
kemampuannya baik dari aspek kognisi, afeksi, dan psikomotor melalui
pendidikan, pelatihan, dan terus mendorong penelitian yang mendukung
kemampuan perawat dalam bidang manajerial pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui praktek Program
Profesi Ners manajemen keperawatan Program Profesi Ners Stikes
“Aisyiyah Bandung, yang diharapkan dapat memberikan pembelajaran bagi
para praktikannya tentang proses manajemen keperawatan di suatu unit
pelayanan kesehatan.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik profesi keperawatan manajeman selama 3
minggu, calon praktisi profesi ners mampu melakukan pengelolaan unit
pelayanan di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung”, sesuai
dengan konsep dan langkah-langkah manajerial keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui cara mengkaji situasi unit di Ruang Darussalam 4 Rumah
Sakit Al-Islam Bandung seperti man, money, material, metodhs dan
marketing.
b. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti perencanaan yang
ada di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
c. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengorganisasian
yang ada di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
d. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengarahan yang
ada di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
5

e. Mengetahui cara mengkaji unsur manajemen seperti pengawasan yang


ada di Ruang Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
f. Mengetahui cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan di Ruang
Darussalam 4 Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen
keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan
pengetahuan atau teori manajemen melalui penerapan fungsi
manajemen bangsal.
b. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa
MPKP
c. Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek manajemen
keperawatan.
d. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang
manajemen.
2. Bagi ruangan atau institusi rumah sakit
Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau
pengembangan fungsi manajemen bangsal guna mempertahankan dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada khususnya
dan kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan ini berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN. Terdiri dari: latar belakang, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.
BAB II PENGKAJIAN. Terdiri dari: profil Ruang Darussalam 4 Rumah
Sakit Al-Islam Bandung, hasil pengkajian (input, proses, output).
BAB III ANALISA TEMUAN MASALAH. Terdiri dari : Identifikasi,
prioritas dan penerapan pemecahan Masalah)
BAB IV PENUTUP. Terdiri dari : kesimpulan dan saran.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Ruangan
1. Gambaran Umum Ruangan Perawatan
Ruangan Darussalam 4 merupakan salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit
Al Islam Bandung yang memberikan pelayanan rawat inap, yang berada di bawah
Instalasi Rawat Inap.
Ruang rawat Darussalam 4 memiliki kapasitas 38 tempat tidur yang terbagi menjadi
ruang rawat kelas 3, 2, 1, VIP dan isolasi. Adapun kelas 3 terdiri dari 5 tempat tidur
(kamar 417), kelas 2 terdiri dari 12 tempat tidur (kamar 411, 412,413 dan 414), kelas 1
terdiri dari 10 tempat tidur (kamar 402, 403, 404,405 dan 415), kelas VIP terdiri 10
tempat tidur (kamar 406, 407, 408, 409 dan 410), dan Isolasi terdiri dari 1 tempat tidur
(kamar 416).
Ruang rawat Darussalam 4 dalam operasional nya didukung oleh 1 orang
Supervisor ruangan, 3 orang Ka Tim, 4 orang Penanggung Jawab shift dan 20
perawat pelaksana. Ruangan Darussalam 4 juga didukung oleh staf administrasi,
apoteker, asisten apoteker, cleaning service, dan ahli gizi dan petugas helper
ruangan.
Ruang rawat Darussalam 4 dengan jenis pasien BPJS PBI, BPJS Non PBI,
pasien umum dan kontraktor / perusahaan yang bekerjasama dengan RS.Al Islam,
hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses pembayaran biaya pengobatan
pasien.
Ruang Darussalam 4 menerima pasien yang berDarusalam 4 dari Poliklinik,
IGD,ICU, HCU,HCCU atau Ruang Rawat inap lainnya.Adapun alur pasien
penerimaan pasien di Ruang Darussalam 4 terdiri dari :
a. Pemesanan tempat oleh pendaftaran
b. Pengiriman pasien dari IGD/PoliKlinik
c. Pasien masuk Ruang Perawatan Darussalam 4 dan dilakukan serah terima dari
perawat IGD/Poliklinik ke perawat Darussalam 4 yang meliputi:
 Identitas pasien
7

 Diagnosa
 Tindakan atau pemeriksaan yang sudah dan akan dilakukan
d. Orientasi pasien baru, yang meliputi
 Informasi ruangan dan nomor kamar
 Perawat penanggung jawab pasien dan tim
 Dokter penanggung jawab
 Jadual kegiatan rutin perawatan, ganti alat tenun, jadwal mandi, jadwal
makan, jam kunjungan, pemeriksaan pasien, pemeriksaan dokter.
 Hak dan kewajiban pasien, tata tertib pasien dan pengunjung selama
perawatan di Rumah Sakit.
 Fasilitas ruangan, Bed pasien dan operasionalnya,bel pasien dan
operasionalnya, lemari pasien, meja pasien, kamar mandi, baju dan
kerudung (muslimah).
 Fasilitas ibadah pasien,arah kiblat, al qur’an, sajadah, mukena, tayamum
pad.
 Pelayanan kerohanian, kunjungan petugas kerohanian
 Keamanan pasien, gelang identitas dan fungsinya, edukasi jatuh
 Keamanan barang berharga
 Administrasi dan keuangan
 Petunjuk keadaan darurat,kebakaran dan evakuasi
 Prosedur menyampaikan komplai/keluhan terkait pelayanan
8

2. Struktur Organisasi

3. Visi dan Misi


a. Visi Ruangan Darussalam 4
“Menjadi Rumah Sakit Yang Unggul, Terpercaya, dan Islami dalam
Pelayanan dan Pendidikan.”
b. Misi Ruangan Darussalam 4
1) Melaksanakan dan menerapkan nilai-nilai Islam ke dalam seluruh aspek
pelayanan maupun pengelolaan rumah sakit.
2) Mendukung dan membantu program pemerintah dalam bidang kesehatan
dan pendidikan.
3) Melakukan kerjasama lintas sektoral dan ikut berperan aktif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
9

4) Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan kepada


konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkan.
5) Melaksanakan pendidikan secara komprehensif baik dari sisi intelektual,
mental, spiritual dan keterampilan untuk mewujudkan peserta didik yang
memiliki karakter akhlaqul karimah dan profesional.
6) Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan sumber
daya yang dimilikinya.
c. Motto Ruangan Darussalam 4
Motto Internal : Bekerja Terbaik 100 %
Motto Eksternal : Sahabat anda menuju sehat bermanfaat
4. Sifat Kekaryaan Ruang Darussalam 4
Ruangan Darussalam 4 merupakan salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit
Al Islam Bandung yang memberikan pelayanan rawat inap, yang berada di bawah
Instalasi Rawat Inap, yang diperuntukkan untuk perawatan kasus medikal, bedah,
dan geriatrik untuk dewasa.
10

5. Letak/Denah Ruang ‘Darusalam 4

Gambar 2.1 Denah Ruangan Darussalam 4


Akses masuk menuju Ruang Darussalam 4 langsung menuju ke Ruang perawatan
Ibnu Sina lantai 4, sebelah timur dan barat ruangan langsung menuju tangga
darurat, diatas Darussalam 4 adalah Ruang perawatan Darussalam 5 dan
perkantoran.
6. Tujuan Ruang Darussalam 4
a. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien rawat inap dengan kasus medikal,
bedah dan surgikal, pedoman pelayanan unit yang berorientasi pada keselamatan
dan keamanan pasien.
b. Tujuan khusus
1) Memberikan acuan regulasi pelayanan keperawatan di rawat inap
2) Memberikan acuan manajemen pelayanan keperawatan di rawat inap
3) Memberikan acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing
tenaga yang terlibat dalam pelayanan keperawatan di rawat inap
11

4) Memberikan acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan


keperawatan di rawat inap.
5) Memberi acuan sistem/pola pembiayaan yang berkaitan dengan pelayanan
keperawatan di rawat inap
7. Kapasitas Ruangan Darussalam 4
Kapasitas tempat tidur ruangan Darussalam 4 memiliki 38 TT, yang terdiri
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kapasitas Tempat Tidur Ruangan Darussalam 4

KELAS KAMAR JUMLAH TT

VIP laki-laki 406 dan 407 4 TT

VIP perempuan 408, 409 dan 410 6 TT

Kelas I laki-laki 405 2 TT

Kelas I perempuan 402, 403, 404 dan 415 8 TT

Kelas II laki-laki 411 dan 412 6 TT

Kelas II perempuan 413 dan 414 6 TT

Isolasi 416 1 TT

Kelas III perempuan 417 5 TT

8. BOR, LOS, BTO, TOI, 3 Bulan Terakhir Ruangan Darussalam 4


Berikut adalah BOR, LOS, BTO, TOI diruangan Darusalam 4 pada bulan
Agustus-Oktober 2019:
Tabel 2.2
BOR di Ruangan Darussalam 4 dalam tiga bulan terakhir

No Bulan BOR LOS BTO TOI

1 Agustus 2019 89,6 4 6,73 0,13

2 September 2019 84,5 3,8 6,65 0,15

3 Oktober 2019 84,5 3,9 6,76 0,16


12

9. Jumlah Pasien Masuk dan Keluar dalam 3 Bulan Terakhir


Klasifikasi pasien yang di rawat di ruangan Darusalam 4 adalah pasien
dewasa. Berdasarkan data yang diperoleh pada laporan bulan Agustus-Oktober
2019 di dapatkan pasien di ruangan Darusalam 4 yaitu:
Tabel 2.3
Laporan pasien
No Bulan Masuk Keluar

1 Agustus 2019 249 246

2 September 2019 246 254

3 Oktober 2019 250 249

10. Sepuluh Kasus / Penyakit Terbesar Diruangan


Tabel 2.4
DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK RUANGAN DARUSSALAM 4
BULAN AGUSTUS 2019
NO PENYAKIT JUMLAH

1 Cerebral infarction, unspecified 17

2 End-stage renal disease 17

3 Acute lymphoblastic leukaemia 16

4 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 13

5 Atherosclerotic heart disease 10

6 Bronchopneumonia, unspecified 8

7 Typhoid fever 6

8 Dengue haemorrhagic fever 6

9 Atrial fibrillation and flutter 5

10 Congestive heart failure 5


13

B. Kajian Situasi
1. Unsur Input
Instrumen Input
Kajian / Faktual :
a. Man / SDM
Kuantitas
Ruang Darussalam 4 dengan 38 tempat tidur dan 32 pasien rata rata
perhari dihitung dari BOR rata-rata dalam 3 bulan, dengan jumlah perawat
sebanyak 28 orang.
Interprestasi
Perawat yang dibutuhkan di ruang Darussalam sebanyak 28 orang. jumlah
perawat yang sesuai standar diharapkan dapat memberikan kualitas pelayanan
keperawatan kepada pasien yang maximal.
Kualitas SDM
Konsep / Ideal :
Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian
integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit, strategi manajemen
sumberdaya manusia sebenarnya juga merupakan integral dari strategi rumah sakit
sehingga perlu direncanakaan rotasi dan sumber daya manusia untuk
menyesuaikan beban dan tuntutan pelayanan di masa depan sehingga penyesuaian
keahlian dibutuhkan melalui pelatihan terus-menerus dan berkesinambungan.
Ruang rawat inap dewasa membutuhkan tenaga dan skill yang sesuai dengan
kebutuhan perawatan dewasa. Perawat yang bekerja di Ruang Darussalam 4
minimal harus dapat memahami kebutuhan orang dewasa sesuai dengan tingkat
kebutuhan perawatannya.
Perawat Ruang Darussalam 4 minimal mengetahui dan memahami tentang
kegawatdaruratan., mengikutii pelatihan, workshop, seminar. Perhitungan
ketenagaan disebutkan bahwa di ruangan rawat inap dewasa kebutuhan tenaga
perawat sebanyak 28 orang. Secara Kuantitas SDM di Ruang Darussalam 4
memenuhi standar.
14

Ruang Darussalam 4 bahwa komposisi SDM di Darussalam 4 terdiri dari 1


orang Supervisor, 3 orang Kepala TIM, 4 orang PJ. shift dan 20 orang perawat
pelaksana. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kebutuhan tenaga perawat di
Ruang Darusalam 4 sudah terpenuhi. berjumlah 28 orang yang mana berdasarkan
kategori tingkat pendidikan menunjukan bahwa 3 orang (11,11 %) berpendidikan
profesi ners, 3 orang (11,11 %) berpendidikan S1 Keperawatan dan 22 orang
(81,5 %) berpendidikan Diploma III keperawatan. Dengan level PK 4 (7%), PK 3
(18%), PK 2 (14%), PK 1 (54%), dan Pra PK (7%). Masa kerja semua perawat
dari 6 bulan sampai 20 tahun. Dan 26 orang perawat (93%) sudah mengikuti
berbagai pelatihan keperawatan.
Interprestasi :
Dari hasil analisis yang kami lakukan, untuk jumlah kebutuhan perawat di
Ruang Darussalam 4 memenuhi standar. Berdasarkan sertifikasinya perawat di
ruangan dewasa sudah memenuhi kriteria sebagai perawat. Perbandingan jumlah
perawat berdasarkan level PK Sudah proporsional (PK 4 (7%), PK 3 (18%), PK
2 (14%), PK 1 (54%), dan Pra PK (7%).

Tabel 2.5
Data sumber daya insani di Ruang Darussalam 4

N Level MASA PELATIHAN YANG


NAMA PENDIDIKAN
o PK KERJA DIIKUTI

1 ASEP S1 3 20 th 1 Pelatihan managemen bangsal


SUPRIYADI KEPERAWATAN bulan ( 23-25 september 2018)

2 RENI BUDIARTI S1 4 19 tahun BLS, Preceptor, Intensif


KEPERAWATAN 5 bulan

3 IIS AISYAH S1 4 18 tahun BLS


KEPERAWATAN 11 bulan

4 DINI APRILLIA S1 3 1 tahun BLS, PPGD BASIC 1


KEPERAWATAN

5 M TAUFIK SI 3 13 tahun Preceptor, BLS


IRMAN KEPERAWATAN 6 bulan

6 SANTI D3 3 14 tahun BLS


15

SUBEKTI KEPERAWATAN

7 EGI D3 2 11 tahun BLS


DARMAWAN KEPERAWATAN 1 bulan

8 HANHAN D3 2 6 tahun 9 BLS 7 MEI 2018


NURHASANAH KEPERAWATAN bulan

9 SANTI D3 1 1 tahun BLS (7 MEI 2018), ACLS


SOPIYANTI KEPERAWATAN 5 bulan (2011), Pelayanan Kesehatan
Haji (21-10-2018)

10 SANI HUSNI D3 1 5 tahun BLS


KEPERAWATAN

11 FUJI MUSTIKA D3 1 2 tahun 4 ENBL(2016),manajemen


KEPERAWATAN bulan home care dan perawatan luka
2017

12 FARISHA NOOR SI 3 13 tahun BLS, pelatihan haji,


KEPERAWATAN TRAUMATIC EMERGENCY
UPDATE (2018),UPDATE
MANAGEMENT FOR
TRAUMA AND CARDIAC
LIFE SUPPORT
(2017)DETEKSI DINI DAN
PENATALAKSANAAN
SEPSIS SYOK (2018)

13 ASEP D3 1 5 tahun 4 BLS


SAEFULLOH S KEPERAWATAN bulan

14 RIKA D3 1 4 tahun BLS


FAUZIYYAH KEPERAWATAN

15 MOHAMAD D3 1 3 tahun NBL,BLS, PPGD,Deteksi dini


DYLAN KEPERAWATAN Syok,EWS(2018)

16 DEDE TRIANA D3 1 1 tahun 5 BLS


KEPERAWATAN bulan

17 ENDANG D3 2 11 tahun Komunikasi terapeutik yg


NURZANAH KEPERAWATAN 3 bulan efektif dalam asuhan ke pasien
(okt 2015), pelatihan
bimbingan klinik bagi
pembimbing klinik
keperawataN (AGUSTUS
2015)

18 ASEP D3 1 1 tahun 9 ENBL ( EMERGENCY


TARYANA KEPERAWATAN bulan NURSING BASIL LEVEL )

19 ASEP RIZKIKA D3 1 2 tahun ENBL ( EMERGENCY


SETIA KEPERAWATAN NURSING BASIL LEVEL )
16

20 PUTRI INTAN D3 1 1 tahun 4 BTClsS (2016)


KEPERAWATAN bulan

21 RISKA FUJI D3 1 1 tahun Btcls (2017)


KEPERAWATAN

IIS D3 1 2 tahun ENBL(2016)


22 HIKMAWATI KEPERAWATAN

23 TYA D3 1 5 tahun BLS2018( internal),OCCupati


SETIANINGSIH KEPERAWATAN onal health Nursing(2018)

24 ASTI D3 1 1 tahun 9 BLS (2018)


PUSPITASARI KEPERAWATAN bulan

25 ERNA D3 PRA 6 bulan -


NURAENI KEPERAWATAN PK

26 LINDA D3 PRA 6 bulan -


KEPERAWATAN PK

27 LANI D3 2 8 Tahun BLS


ANGGRAENI KEPERAWATAN

28 FAHMI D3 1 4 tahun BLS


MIFTAHUDIN KEPERAWATAN 8 Bulan

b. Money / Dana
Konsep / Ideal :
Sumber keuangan ruangan rawat inap berDarusalam 4 dari anggaran yang
dialokasikan oleh rumah sakit. Misalnya pengeluaran untuk pengembangan
program, insentif perawat dan untuk lainnya. Proses pengelolaan keuangan baik
pemasukan atau pengeluaran harus dilakukan secara akuntabel.
Kajian / Faktual :
Sesuai dengan konsep bahwa sumber utama keuangan di Ruang Darusalam
adalah anggaran tahunan rumah sakit. Semua biaya operasional rumah sakit di
bawah tanggung jawab wakil direktur umum dan keuangan yang semuanya
dipertanggungjawabkan secara rutin kepada yayasan RSI KSWI Jawa Barat.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 27
Desember 2019 kepada Supervisor Ruang Darussalam 4 menyatakan bahwa biaya
administrasi dilakukan secara mandiri perorangan sebagai pasien umum,
menggunakan kartu jaminan kesehatan pemerintah (BPJS) atau sebagai pasien
17

perusahaan yang bekerja sama dengan RS.Al Islam, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam proses pembayaran biaya pengobatan pasien.
Pembagian gaji di Ruang Darussalam 4 berbeda pada setiap pegawai. Hal ini
dipengaruhi oleh lama kerja, tingkat pendidikan dan tingkat jabatan. Adapun
pembagian gaji diberikan setiap tanggal 28 pada setiap bulannya, insentif
pelayanan diberikan setiap tanggal 20 pada setiap bulannya, Uang lembur
diberikan setiap tanggal 5 pada setiap bulannya. Tunjangan kesehatan karyawan
menggunakan BPJS dengan subsidi COB karyawan dari manajemen, dan
tunjangan hari tua sudah diberlakukan bagi karyawan begitupun kesejahteraan
yang lain berupa rekreasi. Penghargaan atas loyalitas untuk karyawan dengan
masa kerja 15 tahun dan 20 tahun dari pihak manajemen memberikan fasilitas
umroh karyawan.

Tabel 2.12 Tarif biaya rawat inap di Ruang Darussalam 4

Kelas Perawatan
No Jenis tarif
VIP I II III

1. Ruangan 950.000 550.000 400.000 250.000

2. Visite Dokter 150.000 130.000 90.000 80.000

3. Jumlah 1100.000 680.000 490.000 320.000

Tabel 2.13 Tarif tindakan perawat di Ruang Darusalam 4

Jenis Kelas Perawatan


Tindakan perawat
Pelayanan VIP I II III

Tindakan Pasang infus 57.500 57.500 57.500 57.500


perawat
Injeksi 20.000 20.000 20.000 20.000

Pasang NGT 75.500 75.500 75.500 75.500

Pasang Kateter 85.500 85.500 85.500 85.500

Observasi per jam 15.000 15.000 15.000 15.000

Perawatan luka sedang 65.500 65.500 65.500 65.500


18

pengambilan darah vena 24.500 24.500 24.500 24.500

Interprestasi :
Proses administrasi keuangan di Ruang Darusalam RSAI telah sesuai dengan
konsep, yaitu pengelolaan dilakukan satu pintu baik untuk pemasukan yang
berDarusalam 4 dari biaya perawatan dan tindakan pasien, serta pengeluaran yang
dipergunakan untuk pembiayaan gaji, insentif, jasa tindakan dan operasional
ruangan. Pengelolaan anggaran dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada
direktur melalui direktur keuangan dan Yayasan RSI KSWI Jawa Barat.
.
c. Method/ Metode
1) Kajian/faktual
a) Metode asuhan keperawatan
Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Darussalam 4 adalah
metode Modular. Hal ini berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 27 November
2019 kepada katim yang menyatakan bahwa metode yang digunakan adalah
Modular. berdasarkan wawancara beberapa perawat asosiate mereka mengatakan
bahwa metode yang digunakan adalah metode Tim. Hasil observasi menunjukkan
bahwa dalam pelaksanaannya di ruangan belum berjalan secara maksimal sesuai
dengan teori metode asuhan Modular, perawat di bagi menjadi 3 tim. Data yang
ditemukan dari hasil wawancara dengan Ka. Tim (Reni, Iis) diantaranya:
(1) Pembagian pasien berdasarkan jumlah sudah sesuai tapi apabila dihubungkan
dengan kualifikasi kompetensi yang dimiliki oleh perawat yang ada, ada
kondisi pembagian pasien tidak sesuai dengan standar.
(2) Kegiatan pre conference sudah dikerjakan secara rutin setiap pergantian shift
malam ke shif pagi.
(3) Kegiatan post conference selama observasi belum konsisten dilakukan.
(4) Peran Ka Tim dirasakan masih kurang (berhubungan dengan manajemen
waktu).
(5) Pelaksanaan dokumentasi Askep sudah menggunakan format baku, Ka.Tim
membuat perencanaan kegiatan setiap pagi, namun dalam pelaksanaan belum
19

ada kesinambungan informasi yang menyeluruh yang menggambarkan


aktifitas perawat associate pada shift sore dan malam hari.
b) Efektivitas dokumentasi asuhan keperawatan yang digunakan
Rumah Sakit Al Islam Bandung sejak Agustus 2018 menggunakan sistem
pendokumentasian menggunakan elektronik medik, dengan nama TERRA
Medik, sehingga secara umum penulisan dokumentasi secara manual relatif
berkurang, meskipun masih ada beberapa yang masih dikerjakan secara manual.
c) Efektifitas dokumentasi keperawatan
Perubahan sistem dokumentasi elektronik medik memberikan beberapa
keunggulan diantaranya: format sama, menghindari kesalahan dalam membaca,
mengurangi paperless. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Tim pada
tanggal 26 November 2019 menyatakan bahwa ruang Darussalam 4 memiliki
format askep yang telah tersedia di ruangan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan di Rumah Sakit Al Islam Bandung, yaitu dengan Dokumentasi Askep
Teramedik, secara umum perawat sudah melakukan pengisian dokumentasi di
format yang tersedia. Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap Supervisor
Darussalam 4, sudah terdapat beberapa SPO diantaranya :
(1) SPO penerimaan pasien baru

(2) SPO pemulangan pasien

(3) SPO injeksi

(4) SPO pemberian obat

(5) SPO identifikasi pasien

(6) SPO memberikan makan melalui NGT

(7) SPO timbang terima pasien

(8) SPO pemasangan infus

(9) SPO pengambilan darah

Adapun untuk SAK sudah distandarkan di aplikasi komputer TeraMedik.


d) Efektifitas Komunikasi Teurapeutrik
(1) Timbang terima pasien
20

Dilakukan 3x/hari, pada shift pagi, siang dan malam. Pagi dilakukan jam
07.00, siang jam 13.30 dan malam jam 19.30, diawali dengan pembukaan,di
round table dilanjutkan pembacaan Al Qu’ran dan Asmaul Husna, dilanjutkan
dengan pembacaan laporan shift (mulai dari jumlah pasien dilanjutkan dengan
laporan kondisi pasien). Pada saat observasi ada temuan ketika operan di
pasien (siang dan malam) tidak berdo’a kesembuhan.
(2) Pre dan post conference
Dilakukan oleh Ka.Tim terhadap anggota tim nya, berisi tentang rencana
tindakan dan evaluasi pelayanan keperawatan yang sudah dilakukan.
(3) DRK /Ronde Keperawatan
Dilakukan secara rutin setiap bulan setiap pekan ke 4.
(4) Supervisi
Dilakukan oleh Supervisor terhadap staf, atau pun berjenjang oleh Ka.Tim dan
Ka.shift.
(5) Orientasi pasien baru
Berdasarkan hasil observasi alur penerimaan pasien baru di ruang Darussalam
4 yang pertama adalah pasien melakukan pendaftaran dan masuk ruang IGD atau
dari poliklinik, lalu perawat yang bertugas di ruang IGD dan poliklinik
menghubungi pendaftaran rawat inap kemudian petugas pendaftaran
menghubungi ruang Darussalam untuk carter ruangan. Perawat yang bertugas di
ruang Darussalam 4 mempersiapkan ruangan untuk pasien baru yang akan masuk
lalu pasien diantarkan dari ruang IGD dan atau poliklinik ke ruang Darussalam
dan ditempatkan di ruangan yang telah dipesan. Selanjutnya perawat Darussalam
4 menjelaskan/mengorientasikan ruangan kepada pasien baru tersebut dan
melakukan pengkajian fokus serta memeriksa tanda-tanda vital pada pasien lalu
perawat IGD dan poliklinik melakukan timbang terima pasien dengan perawat
Darussalam 4.
Setelah dilakukan timbang terima pasien perawat Darussalam memanggil atau
menghubungi dokter jaga untuk memeriksa pasien melengkapi pengkajian pasien
dan juga melakukan koordinasi dengan bagian gizi untuk pemberian nutrisi pasien
selanjutnya. Adapun jika pasien berencana dilakukan tindakan lebih lanjut seperti
21

operasi, fisioterapi, hemodialisa ataupun pemeriksaan lanjutan misal Radiologi


dan Laboratorium maka perawat melakukan koordinasi dengan ruang operasi,
rehabilitasi medik, laboratorium, ruang hemodialisa dan radiologi. Setelah
semuanya selesai, perawat Darussalam melakukan pendokumentasian pada status
pasien dan rekam medis elektronik.
Berdasarkan hasil observasi penerimaan pasien baru ditemukan data :
 8 orang perawat yang melakukan penerimaan pasien baru, belum semuanya
melakukan sesuai SPO penerimaan pasien baru.
 Belum melakukan penyambutan saat ada pasien baru.
 Komitmen dari pengirim pasien baik IGD ataupun Rawat Jalan masih kurang
baik (langsung mengirimkan pasien ke kamar yang dituju) ,sehingga proses
penerimaan pasien baru kurang optimal.

(6) Discharge planning


Berdasarkan hasil wawancara dengan Ka.tim dan observasi di ruang
Darussalam 4 alur pasien pulang bagi pasien yang dirawat di Darussalam 4 yang
akan segera pulang yaitu perawat ruangan memastikan identitas pasien, keadaan
umum dan tanda-tanda vital pasien, lalu perawat ruangan mengecek kembali obat-
obat pasien yang akan dibawa pulang dan memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit pasien. Setelah itu pasien dan
keluarga diberi tahu kapan harus kontrol dan datang kembali ke rumah sakit.
Setelah semua penjelasan diberikan, pasien atau keluarga pasien diminta
menandatangani surat persetujuan pulang yang ada pada perawat.
Sebelum proses pemulangan pasien pulang idealnya telah dibuatkan
perencanaan pulang (Discharge Planning) selama pasien masih menjalani
perawatan sehingga pasien dan keluarga telah siap pada saat dipulangkan terutama
untuk kasus pemulangan pasien yang beresiko . Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara pelaksanaan Discharge planning di Ruang Darussalam 4 ditemukan
data :
 18 dari 27 perawat menyatakan belum memahami dengan baik tentang
discharge planning.
22

 pengisian discharge planning di dokumentasi masih beragam (ada yang dari


awal masuk, ada pula saat mau pulang ).
 Esensi edukasi yang harus dilakukan dalam discharge planning belum sepenuh
nya di kerjakan.
 Belum ada list discharge planning berdasarkan kasus terbanyak di Darussalam
4.

e) Universal precaution
Ruang Darussalam 4 dalam hal universal precaution telah dilakukan sesuai
yang distandarkan oleh tim PPI Rumah Sakit AL Islam Bandung dengan hand
hygiene, penggunaan APD sesuai dengan kebutuhan, dan perawatan luka dengan
teknik steril, termasuk pemilahan sampah. Berdasarkan hasil observasi secara
umum tindakan pencegahan infeksi berjalan dengan baik.
f) Kepatuhan menggunakan APD
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 hingga 27 November 2019
ditemukan sebanyak 16 perawat patuh dalam melakukan hand hygiene namun
dalam penggunaan APD masih ditemukan ada 3 perawat yang tidak menggunakan
APD sarung tangan saat melakukan tindakan invasive, ada 2 perawat yang tidak
menggunakan gaun tindakan saat memandikan pasien. Ketersediaan APD di
ruangan terbatas khususnya masker untuk infeksius pasien isolasi. Kasus yang
ditemukan di ruangan adalah phlebitis ringan, tidak terdapat kasus dekubitus dan
kasus infeksi lainnya.
g) Efektifitas pasien dan safety patient
RS.Al Islam Bandung dalam memberikan pelayanan sangat memperhatikan
efektivitas pasien dan safety pasien, yang harus didukung oleh semua unit yang
ada,termasuk unit Darussalam 4 berkewajiban untuk menjaga mutu pelayanan
dengan memperhatikan safety pasien dan menjadi bagian dalam indikator mutu
dan dilaporkan setiap bulannya. Indikator mutu patient safety yang diterapkan di
Darussalam 4 diantaranya :
 Ketepatan identifikasi pasien saat tindakan, pemberian obat dan produk darah.
 Kesalahan pemberian obat ( medication error )
23

 Kejadian jatuh
Hasil wawancara dengan Supervisor Darussalam 4 pada tanggal 27 November
2019 tentang IKP terdiri dari :

Bulan
No Indikator
Mutu
Agustus September Oktober

1 Ketepatan 98,15 % 97,30 % 99,39 %


Identifikasi

2 Medication 1 pasien 2 pasien (salah 1 pasien (salah


Error (salah obat) waktu, salah dosis) waktu)

3 Pasien Jatuh 0 1 pasien 0


Setiap ada IKP dilaporkan dalam waktu maksimal 2x24 jam ke komite mutu
Rumah Sakit Al Islam Bandung.

d. Material / Machine
Konsep / Ideal :
Material teridiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah
satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan adalah semua
bentuk alat kesehatan yang dipergunakan dalam melaksanakan tindakan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga diperoleh
tujuan keperawatan yang efisien dan efektif.
Kajian / Faktual :
24

Ruangan Darussalam 4 merupakan ruangan rawat inap dengan kapasitas 38


tempat tidur yang terbagi menjadi ruang rawat kelas VIP,1,2,3, dan isolasi.

1. Fasilitas untuk pasien ruangan Darussalam 4

Tabel 2.6
Fasilitas Untuk Pasien
No Nama Barang Jumlah

1 Tempat tidur 38

2 Bed side cabinet 38

3 AC 1 setiap kamar (VIP)

4 Jam dinding 1 setiap kamar

5 Kursi sofa Kelas VIP

6 Kamar mandi 1 setiap ruangan

7 Kursi lipat 1 setiap tempat tidur

8 Over Bed Table 1 setiap tempat tidur kls (VIP dan kls 1)

9 Lemari es 1/ ruangan obat

10 TV LCD 1 /kamar kelas VIP dan kls 1

11. Komputer 4 Unit

12 Laptop 2 Unit

2. Alat Kesehatan

Tabel 2.7
Fasilitas Alat Kesehatan Darussalam 4
No Nama Barang Jumlah

1 Stetoskop 2 (dewasa),2(anak), 1(bayi)

2 Spignomanometer manual 6

3 Spignomanometer digital 1

4 Termometer 6
25

5 Timbangan 1

6 Tabung O2 kecil (mobile) 3

7 EKG 1

8 Infus pump 8

9 Nebulizer 2

11 Suction pump 1(mobile),1(central)

12 Bedside monitor 3

13 APAR 3

14 Gelas ukur 3

15 Troli emergency 1

16 Troli tindakan 3

17 Lemari alkes 1

18 Lemari obat 1

19 Baki injeksi 5

20 Baki tindakan 14

21 Kom ALC tutup 2

22 GV set Sentral

23 Pen light 1

24 Pispot 13

25 Laringoscope dewasa 2

26 Tourniquet 2

27 Tongue spatel 1

28 Standar infus pump 20

29 Standar infus mobile 15

30 Ambubag 1(dewasa), 1(anak)

32 Waskom mandi 45
26

3. Alat Tenun

Tabel 2.8
. Fasilitas Alat Tenun
Standar
No Nama Barang Jumlah (1:3)

1 Laken 108 114

2 Kerudung pasien 70 40

3 Mukena 5 10

4 Perlak 35 70

5 Alas perlak kecil 5 38

6 Alas tindakan kain 6 38

7 Celana pasien 90 114

8 Sajadah 11 10

9 sarung bantal 109 114

11 Baju pasien 155 114

12 Baju pasien khusus 10 15

13 Baju menyusui 1 1

14 Barak short 38 76

15 Bed cover 51 76

16 Stik laken 115 114


Interprestasi:
Ruangan Darussalam 4 sudah memiliki kelengkapan alat medis ataupun
alat non medis sudah sesuai untuk perawatan pasien.

e. Market
27

Konsep
Marketing dapat diartikan sebagai pemasaran, sebagai indikator bagi
pemanfaatan rumah sakit dan peningkatan mutu pelayanan bagi para konsumen,
indikiator dari tingginya nilai jual rumah sakit dapat dilihat dari peningkatan
konsumen dalam pemanfaatan pelayanan rumah sakit. Indikator tersebut adalah :
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnyantingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit
jumlah tempat tidur terpakai
x 100 %
Rumus: jumlah tempat tidur tersedia

b. Average Lenght of Stay (ALOS)


Rata-rata lamanya perawatan seorang pasien. Indikator ini dapat
menggambarkan tingkat efisiensi manajemen pasien di sebuah rumah sakit, untuk
mengukur mutu pelayanan apabila didiagnosis penyakit tertentu dijadikan
tracernya (sesuatu yang perlu diamati `lebih lanjut.
jumlah hari perawatan pasien dalam 1 tahun
x100 %
Rumus : jumlah pasien keluar dan masuk (hidup+mati)

Kajian
a. Tempat
1) Strategis / mudah diakses
RS Al Islam berada di posisi stategis dan mudah diakses , baik oleh
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Terletak di Jl. Soekarno Hatta No.
644 Bandung jalur utama provinsi dan dekat dengan Jalan tol Buah Batu membuat
RS Al Islam Bandung menjadi salah satu rujukan utama di daerah Bandung
Timur.
Posisi Darussalam 4 berada di lantai IV gedung Ibnu Sina , yang dapat
diakses menggunakan lift untuk umum dan lift untuk pasien, dan terdapat jalur
khusus evakuasi di sisi barat ruangan .
Saat memasuki Darussalam 4, karyawan (baik dokter, perawat, dan petugas
lainnya) harus mengetahui password pintu masuk dan pengunjung diharuskan
28

mempunyai kartu elektrik untuk membuka pintu elektrik, sebagai upaya dari
pengendalian dan menjaga keamanan pasien dan aset RS.
2) Petunjuk alur jelas, mudah dibaca
Saat memasuki Darussalam 4 terdapat sign net sebagai petunjuk arah kamar
perawatan sayap kanan dan sayap kiri. Masing-masing kamar terdapat nomor
kamar dan masing-masing bed terdapat nomor bed . untuk Nomor kamar petunjuk
arah diletakan pada pintu , sehingga tidak mudah diketahui dari jarak jauh.
Sebagai saran petunjuk kamar diletakan mengarah ke jalur utama, agar mudah
ditemukan .
3) Visi , misi di setiap unit kerja
Ada terpampang di setiap ruangan
4) Tersedia kotak saran atau media handling complain
Terdapat kotak saran,formulir keluhan pelanggan dan layanan melalui
website atau media elektronik lainnya untuk memfasilitasi keluhan pelanggan.
5) Pengembangan Promosi layanan unggulan
RS Al Islam Bandung memiliki layanan unggulan dalam hal pelayanan
Hemodialisa, kemoterapi dan pelayanan cath lab,dimana layanan ini harus
didukung oleh semua unit yang ada di Rumah Sakit Al Islam, termasuk
Darussalam 4, selain layanan unggulan diatas, pelayanan berbasis syariah harus
tetap diutamakan.
Pengembangan promosi RS.Al Islam juga dilakukan melalui website dan
media cetak, dalam hal ini peran serta dari setiap unit sangat dibutuhkan

6) Ada kerjasama dengan institusi lain


RS Al Islam Bandung merupakan Rumah Sakit pendidikan yang
bekerjasama dengan beberapa institusi pendidikan , dan ruang Darussalam 4
adalah salah satu ruangan yang digunakan sebagai lahan praktik. Beberapa
institusi yang bekerja sama dengan RS Al Islam antara lain adalah Unisba,
POLTEKKES Bandung, Stikes Aisyiyah Bandung, UBK, Stikes Unjani, dan
beberapa Stikes luar jawa. Seperti Stikes Batulicin Kalimantan.
RS.Al Islam juga menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit lain, dalam hal ini
Rumah Sakit sering dijadikan acuan oleh Rumah Sakit lain sebagai tempat studi
29

banding, sehingga hal ini bisa menjadi nilai tambah agar Rumah Sakit Al Islam
semakin dikenal.
7) Tersedia Leaflet / brosur
Ada brosur di ruang Darussalam 4 baik tentang pelayanan umum RS maupun
lefleat yang menjadi bagian dari discharge planning.
8) BOR > 85%
BOR, selama tiga bulan terakhir 84.4 %.

b. Harga
Harga / tarif tercatat, tarif tercatat dalam sistem elektronik, digabungkan
menjadi satu kesatuan tarif pasien. Harga/ tarif bersaing dengan kompetitor, salah
satu kelebihan tarif tindakan di Rumah Sakit Al Islam, adalah tarif tunggal untuk
tarif tindakan untuk semua kelas perawatan.
c. Produk unggulan
1) Ada produk unggulan
Secara umum tidak ada produk unggulan ruangan, menginduk ke program
RS, yaitu program RS syariah dengan beberapa indikator nya antara lain,
Mengingatkan Waktu Shalat (Indikator Wajib Syari'ah), Pemasangan Dower
Catheter sesuai Gender (IWS), Pasien Sakaratul Maut Terdampingi dengan
Talqin, Membaca Basmallah pada pemberian obat dan tindakan (indikator
Minimal Syariah), Pemasangan EKG sesuai Gender (IMS), Pemakaian hijab
pasien muslimah.
Ditambah dengan disediakan audio murrotal bagi pasien-pasien yang
membutuhkan. Sedangkan di jam-jam tertentu diperdengarkan secara umum
lantunan ayat-ayat suci Al quran menggunakan audio line central.
Hal tersebut merupakan unggulan RS AL Islam yang juga merupakan unggulan
dari Ruang Darussalam 4 , sudah menjadi ketetapan yang tertuang di SPO ,
dilaksanakan secara lisan dan tulisan, tercatat. Dalam pelaksanaannya , tim
perawat masih berpusat kepada asuhan keperawatan langsung dan tidak langsung.
Sehingga masih diperlukan supervisi dan berbagai strategi agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai SPO.
30

2) Ada home visite / homecare


RS Al Islam memiliki pelayanan Home care bagi pasien-pasien yang
membutuhkan, sampai saat ini yang dilakukan berupa home visite. Kedepannya
diharapkan pelayanan home care dapat mencapai homestay. Beberapa pasien
rawat inap ruang Darussalam 4 termasuk kriteria home care,dan pada pasien-
pasien tertentu sudah dilakukan sesuai dengan persetujuan pasien atau keluarga
3) Ada pengembangan service excellent
RS Al Islam secara terus menerus mengupayakan pengembangan
berkelanjutan untuk mengembangkan service excellent , salah satu kegiatannya
adalah melalui mentoring klasikal bagi seluruh karyawan dengan berbagai tema
yang berkaitan dengan pelayanan, yang terbaru dengan tema Melayani dengan
Hati. Diharapkan materi-materi mentoring ini akan meningkatkan kualitas
pelayanan perawatan termasuk di Darussalam 4
4) Ada pengembangan patient safety
Pada bagian Patient safety, supervisor unit atau yang didelegasikan
(Ka.Tim/Ka.Shift) melakukan supervisi dan pendokumentasian meliputi
Ketepatan identifikasi ( Identifikasi pada tindakan keperawatan, Identifikasi pada
pemberian transfusi, Identifikasi pada pemeriksaan spesimen, Identifikasi pada
tindakan punksi ) pengawasan Kesalahan Pemberian Obat Rawat Inap, pelaporan
Angka phlebitis dengan VIP Score 1, pengawasan dan pelaporan Angka Pasien
dengan Dekubitus Grade II (<1.5%), pengisian Asesmen Awal Keperawatan,
Ketidakpatuhan pendokumentasian Asesmen Nyeri Secara Kontinyu di status
pasien (0%), Pemenuhan Personal Hygiene (PH) Pasien dengan tk
ketergantungan Skor >23 (100%), Kejadian Pasien Jatuh (0%), Kejadian cedera
Restrain (0%), Angka Kejadian Pulang Atas Permintaan Sendiri (<5%), Angka
kematian > 48 jam (< 0.24%), Angka penegakkan TB dengan strategi DOTS (>
60%)
5) Ada pengembangan PPI RS
Untuk pengembangan PPI di Rumah Sakit Al Islam, terus
dilakukandiantaranya melalui program : audit cuci tangan, audit penggunaan
APD yang dilakukan terhadap semua unit perawatan termasuk Darussalam 4.
31

6) Survey kepuasan pelanggan


Untuk survey kepuasan pelanggan,setiap pasien yang dirawat,dengan LOS 3
hari diberikan formulir kepuasan pelanggan untuk disi, dan dilakukan
pengumpulan dan rekap data secara sentral di Bidang Keperawatan,tapi apabila
ada hal yang harus segera di tindak lanjuti, langsung di respon oleh unit terkait.
6) Unsur Proses
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan Perencanaan
Konsep / Ideal:
Perencanaan diruang rawat inap dewasa adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang hal- hal yang akan dikerjakan di masa mendatang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tetapkan (Siagian, 1990)
perencanaan juga dapat diartikan sebagai suatu rencana kegitan tentang apa yang
harus dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan
mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi
perencanaan merupakan pola fikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu
kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Perencanaan yang ada diruangan perawatan ‘Darusalam 4 mengacu pada
perencanaan yang ditetapkan oleh RSUD Al-Islam melalu bidang keperawatan.

Kajian / Faktual:
Standar pendidikan yang berlaku di ruang Darussalam 4 sudah sesuai,
Supervisor unit telah melakukan proses perencanaan yang terstruktur mulai dari
perencanaan harian, bulanan, triwulan, semester dan tahunan atas persetujuan dari
Ka.Instalasi Rawat Inap dan Ka.Bidang Perawatan dan Pelayanan Rawat Inap.
Analisa dan Kesimpulan
Dalam melakukan pelayanan keperawatan di ruang Darusalam 4 sudah
sesuai, kepala ruangan sudah melakukan pengawasan sehingga pelayanan di
rumah sakit bisa terealisasi dengan baik.
Perorganisasian
Kosep / Ideal
Dalam pengorganisasian, kepala ruangan memiliki tugas diantaranya
Merumuskan metode penugasan yang digunakan, membuat rentang kendali,
32

mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, mengatur dan mengendalikan


logistik ruangan, menyelenggarakan konferen dll
Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Darussalam 4 sudah memiliki buku
pedoman penggorganisasian Rawat Inap dimana sudah mencakup uraian tugas
mulai dari Supervisor, Ka.tim, PJ.Shift dan perawat pelaksana, di lengkapi dengan
petugas administrasi dan helper ruangan.
c. Uraian tugas Ruang Darussalam 4
1) Kajian
Berdasarkan hasil observasi ruang Darussalam 4 memiliki buku pedoman
pengorganisasian yang di dalamnya memuat uraian tugas mulai dari tugas kepala
ruangan, kepala tim,Pj.Shift dan perawat pelaksana
a) Kajian Patient Safety Darussalam 4
Berdasarkan kajian wawancara dengan supervisor Darussalam 4, didapatkan
hasil

Bulan
No Indikator Mutu

Agustus September Oktober

1 Ketepatan 98,15 % 97,30 % 99,39 %


Identifikasi

2 Medication Error 1 pasien (salah 2 pasien (salah waktu, salah 1 pasien (salah
obat) dosis) waktu)

3 Pasien Jatuh 0 1 pasien 0

d. Survey Masalah Keperawatan

1. Kajian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, tidak ditemukan adanya Masalah
keperawatan staff di unit Darussalam 4 yang sifatnya fatal dan dapat mengganggu
pelayanan asuhan keperawatan. Hal ini juga didukung dengan tidak adanya
komplen atau keluhan pasien mengenai etik dan etika staff perawat yang tidak
33

sesuai dengan aturan. Pemantauan staff unit dilakukan oleh supervisor , kepala
tim dan penanggung jawab shift. Jika terjadi Masalah keperawatan etik dan etika,
akan langsung diberi peringatan dalam bentuk teguran secara lisan dan tertulis
dan di pantau kembali untuk memastikan Masalah keperawatan tersebut tidak
kembali dilakukan.
a) Koordinasi
Kajian : hasil observasi ditemukan koordinasi ventrikel adalah dari staf ke
supervisor , dari supervisor ke kepala instalasi rawat inap
Koordinasi horizontal di ruang Darussalam 4 dilakukan dari perawat ke
perawat dan kepala tim ke kepala tim/ penanggung jawab shift.
b) Kesatuan komando
Kajian : staf mendapat komando dari supervisor dengan satu komando.
c) Rentang pengawasan
Kajian : supervisor ruangan mengawasi stafnya dan kepala tim mengawasi
anggota timnya.
d) Penentuan klasifikasi pasien
Kajian: hasil observasi didapatkan diruang Darussalam 4 sudah didapatkan
klasifikasi khusus pasien
e) Penentuan kebutuhan staf
Kajian: berdasarkan observasi di ruang Darusalam 4 kebutuhan staf di ruangan
Darussalam 4 ditentukan oleh bidang keperawatan.
f) Rekrutmen
Kajian: berdasarkan wawancara rekrumen untuk kebutuhan tenaga di ruang
Darussalam 4 dilakukan oleh SDI bekerjasama dengan bidang keperawatan.
g) Seleksi
Kajian: berdasarkan hasil wawancara untuk seleksi staf di ruang Darussalam 4
dilakukan oleh SDI dan peminatan dilakukan oleh bidang perawatan.
h) Orientasi
Kajian: berdasarkan hasil wawancara orientasi dilakukan jika ada karyawan
baru untuk menempati ruangan baru yang dilakukan oleh bidang keperawatan.
i) Pengembangan staf
34

Kajian: menurut wawancara yang dilakukan untuk pengembangan pribadi dan


meningkatkan mutu serta produktivitas orgnisasi maka dilakukan staf untuk
mengikuti seminar- seminar atau pelatihan.
j) Pengarahan
Kajian :
Berdasarkan hasil wawancara dengan supervisor, bahwa motivasi yang
diberikan berpegang pada aspek komunikasi, partisipatif, pendelegasian
wewenang, dan bentuk perhatian. Untuk melaksanakan tugas tersebut diawali
dari pimpinan yaitu supervisor ruangan bersama – sama dengan perawat baik
kepala tim,penanggung jawab shift dan perawat pelaksana menciptakan
lingkungan yang saling mendukung dan selalu berdiskusi berkenaan dengan
Masalah ruangan.
Komunikasi tentang perawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan
melalui operan antar shift, pre dan post conference, hasil wawancara dengan
Ka.tim untuk timbang terima dan post conference sudah dilakukan, yang
masih belum konsisten adalah post conference.
Pengelolaan manajemen konflik,telah dilakukan oleh supervisor
ruangan,dengan melibatkan semua staf di Darussalam 4 ataupun Ka.Instalasi
Rawat Inap.
Pendelegasian dan supervise, Supervisor sudah membagi tugas terhadap
Ka.Tim untuk pengelolaan pembagian pasien berdasarkan area nya masing-
masing dan sudah melakukan supervisi secara berjenjang.

Analisa dan Kesimpulan


Ruangan Darussalam 4 membentuk pola struktur organisasi ruangan mulai
dari kepala ruangan sampai dengan pekarya kesehatan, telah membentuk sistem
penugasan sesuai dengan metode tim yang digunakan. Ruangan telah memiliki
uraian tugas masing-masing perawat. Koordinasi ruangan menggunakan
koordinasi bersifat horizontal. Kesatuan komando yang digunakan diruangan
sudah dilakukan secara stuktural. Rentang pengawasan bersifat vertikal. Ka Ru
sudah membuat perhitungan kebutuhan staf di ruangan Darussalam 4 tetapi tetap
35

dari pihak Rumah Sakit yang akan menentukan berapa banyak staf yang akan
ditempatkan di ruangan. Untuk pengembangan staf yang mengikuti pelatihan dan
seminar khusus belum ada dan untuk jenjang karir ditentukan dari lamanya kerja
saja.

Pengendalian
Konsep / Ideal
Fungsi pengawasan dilakukan dengan tujuan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap berjalan sesuai dengan rencana dan
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan fungsi pengendalian maka
kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki dan diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengawasan dilakukan dengan tujuan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan dalam pelayanan agar tetap berjalan sesuai dengan rencana dan
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan melakukan fungsi pengendalian maka
kesalahan-kesalahan dapat diperbaiki dan diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang bisa dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dilakukan dengan
melihat langsung kegiatan perawat, sedangkan tidak langsung bisa dilihat lewat
laporan tertulis yang telah dibuat oleh perawat.

Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil wawancara Supervisor sudah melakukan pengendalian
memberikan pengarahan dan sosialisasi dan pengawasan terkait pelayanan
keperawatan kepada setiap staf nya dan diharapkan staf dapat bertanggung jawab
dalam pelayanan keperawatan. Adapun pengawasan dari perawat primer (Ka.tim)
kepada perawat pelaksana saat melakukan tindakan harus sesuai dengan SPO
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.
Bentuk pengendalian yang sudah dilakukan adalah dengan adanya penilaian
kinerja karyawan setiap bulannya,melakukan investigasi sederhana apabila ada
insiden keselamatan pasien, dan pengukuran indikator mutu yang dilakukan setiap
hari.
36

Adapun kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Supervisor dan Ka.tim


terhadap semua staf yang ada ,dalam pelaksanaan nya belum bisa dilakukan
secara optimal, penyebab yang paling sering adalah manajemen waktu yang
kurang memadai untuk melakukan supervisi.

Analisa dan Kesimpulan


Berdasarkan hasil observasi pengawasan sudah sesuai dengan konsep yaitu
adanya supervisi setiap bulan yang dilakukan oleh kepala ruangan dan perawat
primer.
2. Manajemen Asuhan Keperawatan Perencanaan
Konsep / Ideal
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Swansburg (1999)
perencanaan merupakan proses berfikir atau proses yang menetapkan tujuan,
kemudian melaksanakan sesuai dengan proses perencanaan. Sehingga
perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan
pola fikir uang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari
kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Di dalam proses keperawatan, perencanaan dapat membantu menjamin klien
atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan.
Pelayanan ini diberikan oleh tenaga keperawatan agar mendapat hasil yang
memuaskan sesuai tujuan yang diharapkan (Swanburg, 1999). Perencanaan yang
dibuat meliputi, perencanaan dari kepela ruangan, ketua tim dan anggota tim.
Perencanaan Kepala Ruangan :
1) Menunjuk katua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien pada shif sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat,transisi dan
persiapan pasien pulang, bersama ketua tim
37

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas


dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahu kondisi,patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecahan Masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

Perencanaan Ketua Tim


1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervise dan evaluasi
3) Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan konferensi
Perencanaan Anggota Tim
1) Membuat rencana kegiatan harian ke pasien
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah tanggung
jawabnya

Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, di ruangan Darussalam
4 sudah membuat rencana harian tetapi belum memiliki bentuk catatan baku yang
38

dibuat secara administrasi, supervisor sudah membuat catatan pembukuan bulanan


dan tahunan di ruangan.
Setiap hari supervisor ruangan mengarahkan perawat sesuai jadwal harian
seperti penentuan jadwal dinas dengan melakukan diskusi dan musyawarah
bersama. Perawat-perawat menyesuaikan jadwal sesuai aturan dan arahan
supervisor ruangan, namun mempertimbangakan situasi kondisi salah satunya dari
waktu kondisonal perawat seperti cuti hamil, sakit, dan izin keperluan mendadak
atau direncanakan sehingga dapat merubah jadwal yang sudah diberlakukan setiap
bulannya, dalam penjadualan dinas diupayakan shift padi, siang dan malam terdiri
dari 6 perawat termasuk penanggung jawab shift, adapun pada saat dinas pagi di
tambah dengan kepala tim.
Berkaitan dengan asuhan keperawatan, supervisor biasa mengarahkan ketua
tim untuk membuat rencana harian dalam asuhan keperawatan langsung dalam
dokumentasi askep pasien sesuai kondisi pasien yang dibagi per ruangan di
Darussalam 4 dengan dilanjutkan dan dilaksanakan oleh perawat pelaksana sesuai
tim. Setiap shift, kepala tim diarahkan untuk membuat rencana harian awal yang
di evaluasi per 24 jam. Dalam pengawasan yang dilakukan, ada saja ditemukan
ketidaklengkapan pencatatan harian perawat dan belum adanya kesinambungan
antara rencana tindakan yang di buat oleh Katim dan intervensi yang dilakukan
oleh Ka.perawat pelaksana.

a) Penilaian Prestasi Kerja


(1) Kajian
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penilaian prestasi kerja perawat,
supervisor Darussalam 4 telah memberikan penilaian kerja perawat secara
objektif, melakukan penilaian keterampilan perawat pelaksana dan melakukan
penilaian mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku. Penilaian
yang dilakukan oleh supervisor bisa dilakukan dengan cara verbal, yaitu
memberikan reward pujian dan atau melakukan evaluasi hasil kinerja perawat
pelaksana secara tertulis untuk dan dijadikan sebagai point nilai untuk insentif
39

karyawan Penilaian prestasi kerja perawat dilakukan oleh kepala ruangan


setiap bulan.
b) Audit struktur
1) Kajian
Berdasarkan hasil kajian audit struktur mengenai SDI, supervisor ruangan
melakukan pengawasan dengan cara mengevaluasi kebutuhan SDI yang
mengacu pada keputusan bidang keperawatan. Penentuan SDI di ruangan
Darussalam 4 belum menyesuaikan dengan jumlah tingkat ketergantungan
pasien dengan level kompetensi SDI. Secara struktur, SDM di ruang
Darussalam 4 menyesuaikan dengan standar metode modular.
2) Audit struktur peralatan di ruangan Darussalam 4 item peralatan sudah
tersedia , berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, alat kesehatan
medis sudah tersedia dan sudah di buatkan laporan pemakaian nya pada setiap
bulannya.
c) Audit Proses
1) Kajian
Berdasarkan rekapitulasi audit dokumentasi keperawatan, kepala ruangan
memeriksa kelengkapan pendokumentasian perawat pelaksana yang dilakukan
dalam 1x24 jam. Rekapitulasi AAK pada tiga bulan terakhir tahun 2019
menunjukkan bahwa Ruang Darussalam 4 sudah dikatakan baik dalam
ketercapaian kelengkapan pengisian AAK diatas 90%, tapi belum mencapai
standar.
d) Audit Hasil
1) Kajian
Berdasarkan wawancara dengan supervisor Ruang Darussalam 4, BOR ruang
Darussalam 4 rata-rata 80% setiap bulannya.
Analisa dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan dan hasil kajian ril di
lapangan dapat di simpulkan bahwa, ada perencanaan jangka panjang dan jangka
pendek di ruangan Darusalam 4 baik itu rencana asuhan keperwatan maupun
rencana kebutuhan alat dan tenaga keperawatan, sehingga dalam ruangan sakura
40

dapat menjalankan sesuai apa yang telah di rencanakan oleh kepala ruangan. Hal
tersebut di dukung dengan ada nya persamaan dari teori perencanaan dan peng
aplikasian rencana di ruangan Darusalam 4 itu sendiri.
Pengorganisasian
Konsep / Ideal
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang
telah ditetapkan (Siagian, 1983 dalam Nurhidayah, 2007). Menurut Swanburg
(2000), pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan
mencapai objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas
pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara dari pengkoordinasian
aktivitas yang tepat dengan unit lainya, baik menurut vertikal maupun horizontal,
yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. Dari beberapa
penjelasan pada pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengorganisasian disusun dengan tujuan agar pekerjaan yang dikehendaki dapat
tercapai dan dibagi-bagi diantara anggota organisasi degan rentang tugas,
wewenang dan tangggung jawab yang jelas sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Struktur organisasi, model penugasan keperawatan, Job descriptions dan
memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai. Berikut fungsi
dari pengorganisasian itu sendiri :
1) Aktifitas yang melibatkan semua sumber daya yang ada dalam organisasi.
2) Mengatur dapat bekerja sama ke arah tujuan
3) Adapun pengorganisasian meliputi bentuk organisasi, bentuk struktur organ.
4) Uraian tugas jabatan.
5) Struktural dan fungsional, pembuatan sistem evaluasi serta pemberdayaan
sistem kerja tim dan kelompok (Gillies,1989).

Pengorganisasian yang menjadi tanggung jawab kepala ruangan ialah :


1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
41

2) Merumuskan tujuan metode penugasan


3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan ketua
tim membawahi 2-3 perawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Identifikasi Masalah dan cara penangannya
Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Darussalam 4 sudah memiliki buku
pedoman penggorganisasian Rawat Inap dimana sudah mencakup uraian tugas
mulai dari Supervisor, Ka.tim,PJ.Shift dan perawat pelaksana, di lengkapi dengan
petugas administrasi dan helper ruangan.
Uraian tugas Ruang Darussalam 4

a. Kajian
Berdasarkan hasil observasi ruang Darussalam 4 memiliki buku pedoman
pengorganisasian yang di dalamnya memuat uraian tugas mulai dari tugas kepala
ruangan, kepala tim,Pj.Shift dan perawat pelaksana

b. Kajian Patient Safety Darussalam 4


Berdasarkan kajian wawancara dengan supervisor Darussalam 4, didapatkan
hasil

Bulan
No Indikator Mutu

Agustus September Oktober

1 Ketepatan 98,15 % 97,30 % 99,39 %


42

Identifikasi

2 Medication Error 1 pasien (salah 2 pasien (salah waktu, salah 1 pasien (salah
obat) dosis) waktu)

3 Pasien Jatuh 0 1 pasien 0

e. Survey Masalah Keperawatan

1. Kajian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, tidak ditemukan adanya Masalah
keperawatan staff di unit Darussalam 4 yang sifatnya fatal dan dapat mengganggu
pelayanan asuhan keperawatan. Hal ini juga didukung dengan tidak adanya
komplen atau keluhan pasien mengenai etik dan etika staff perawat yang tidak
sesuai dengan aturan. Pemantauan staff unit dilakukan oleh supervisor , kepala
tim dan penanggung jawab shift. Jika terjadi Masalah keperawatan etik dan etika,
akan langsung diberi peringatan dalam bentuk teguran secara lisan dan tertulis
dan di pantau kembali untuk memastikan Masalah keperawatan tersebut tidak
kembali dilakukan.

2. Koordinasi
Kajian : hasil observasi ditemukan koordinasi ventrikel adalah dari staf ke
supervisor , dari supervisor ke kepala instalasi rawat inap
Koordinasi horizontal di ruang Darussalam 4 dilakukan dari perawat ke
perawat dan kepala tim ke kepala tim/ penanggung jawab shift.

3. Kesatuan komando
Kajian : staf mendapat komando dari supervisor dengan satu komando.
Rentang pengawasan
Kajian : supervisor ruangan mengawasi stafnya dan kepala tim mengawasi
anggota timnya

4. Penentuan klasifikasi pasien


43

Kajian: hasil observasi didapatkan diruang Darussalam 4 sudah didapatkan


klasifikasi khusus pasien

5. Penentuan kebutuhan staf


Kajian: berdasarkan observasi di ruang Darusalam 4 kebutuhan staf di ruangan
Darussalam 4 ditentukan oleh bidang keperawatan.

6. Rekrutmen
Kajian: berdasarkan wawancara rekrumen untuk kebutuhan tenaga di ruang
Darussalam 4 dilakukan oleh SDI bekerjasama dengan bidang keperawatan.

7. Seleksi
Kajian: berdasarkan hasil wawancara untuk seleksi staf di ruang Darussalam 4
dilakukan oleh SDI dan peminatan dilakukan oleh bidang perawatan.

8. Orientasi
Kajian: berdasarkan hasil wawancara orientasi dilakukan jika ada karyawan
baru untuk menempati ruangan baru yang dilakukan oleh bidang keperawatan.

9. Pengembangan staf
Kajian: menurut wawancara yang dilakukan untuk pengembangan pribadi dan
meningkatkan mutu serta produktivitas orgnisasi maka dilakukan staf untuk
mengikuti seminar- seminar atau pelatihan.

10. Pengarahan
Kajian :
Berdasarkan hasil wawancara dengan supervisor, bahwa motivasi yang
diberikan berpegang pada aspek komunikasi, partisipatif, pendelegasian
wewenang, dan bentuk perhatian. Untuk melaksanakan tugas tersebut diawali
dari pimpinan yaitu supervisor ruangan bersama – sama dengan perawat baik
kepala tim,penanggung jawab shift dan perawat pelaksana menciptakan
lingkungan yang saling mendukung dan selalu berdiskusi berkenaan dengan
Masalah ruangan.
Komunikasi tentang perawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan
melalui operan antar shift, pre dan post conference, hasil wawancara dengan
44

Ka.tim untuk timbang terima dan post conference sudah dilakukan, yang masih
belum konsisten adalah post conference.
Pengelolaan manajemen konflik,telah dilakukan oleh supervisor
ruangan,dengan melibatkan semua staf di Darussalam 4 ataupun Ka.Instalasi
Rawat Inap.
Pendelegasian dan supervise, Supervisor sudah membagi tugas terhadap
Ka.Tim untuk pengelolaan pembagian pasien berdasarkan area nya masing-
masing dan sudah melakukan supervisi secara berjenjang.
Analisa dan Kesimpulan
Berdasarkan perbandingan anatara teori dengan ril analisis yang di dapat
saat wawancara di ruangan dapat di simpulkan bahwa secara tugas kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sudah sesuai secara
pengorganisasiannya yang dengan menggunakan metode tim, peran dari
kepala ruangan di ruangan Darusalam 4 sangat penting untuk mengawasi,
supervisi dan mengevaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk tercapainya
pengorganisasian yang efektif dan efesien sehingga setiap perawat harus
memahami tugas masing-masing dalam setiap tindakan.
Pengendalian
Konsep / Ideal
Pengawasan merupakan pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah
45

diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).


Sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik yaitu : harus
menunjukkan sifat dari aktivitas, harus melaporkan kesalahan-kesalahan
dengan segera, harus memandang ke depan, harus menunjukkan penerimaan
pada titik kritis, harus objektif, harus fleksibel, harus menunjukkan pola
organisasi, harus ekonomis, harus mudah dimengerti, serta harus
menunjukkan tindakan perbaikan.
Kajian / Faktual
Berdasarkan hasil wawancara Supervisor sudah melakukan pengendalian
memberikan pengarahan dan sosialisasi dan pengawasan terkait pelayanan
keperawatan kepada setiap staf nya dan diharapkan staf dapat bertanggung jawab
dalam pelayanan keperawatan. Adapun pengawasan dari perawat primer (Ka.tim)
kepada perawat pelaksana saat melakukan tindakan harus sesuai dengan SPO
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.
Bentuk pengendalian yang sudah dilakukan adalah dengan adanya penilaian
kinerja karyawan setiap bulannya melakukan investigasi sederhana apabila ada
insiden keselamatan pasien, dan pengukuran indikator mutu yang dilakukan setiap
hari.
Adapun kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Supervisor dan Ka.tim
terhadap semua staf yang ada ,dalam pelaksanaan nya belum bisa dilakukan
secara optimal, penyebab yang paling sering adalah manajemen waktu yang
kurang memadai untuk melakukan supervisi.
Analisa dan Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan atau kajian ril di
ruangan Darusalam 4 mengenai pengendalian didapat bahwa dapat di simpulkan
adanya komunikasi yang efektif, baik secara komunikasi langsung maupun tidak
langsung dari kepala ruangan ke ketua tim, sehingga di ruangan Darusalam 4
target pencapaian pengendalian dari kepala ruangan untuk mengarahkan dan meng
evaluasi kinerja katim maupun pp terjalin dengan baik. Hal tersebut di perkuat
dengan teori yang sudah sesuai dengan tugas dan pengertian dari pengendalian
secara ril di ruangan Darusalam 4.
46

3. Manajemen Logistik Keperawatan Perencanaan


Konsep / Ideal
Perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi. Pengelolaan
logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat
sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan
reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan
pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Kajian / Faktual
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Supervisor, untuk perencanaan logistik
keperawatan sudah dilakukan untuk perencanaan harian, mingguan, bulanan dan
tahunan yang dituangkan dalam program kerja setiap awal tahun .
2) Pengarahan
Berdasarkan wawancara dengan supervisor, bahwa supervisor telah
memberikan arahan untuk penggunaan barang-barang penunjang pelayanan secara
efektif dan efisien, laporan utilisasi alat, jadwal kalibrasi alat sudah tersedia.
Analisa dan Kesimpulan
Penanggung jawab logistik bertanggung jawab pada setiap kebutuhan
meliputi apakah yang di butuhkan ruangan, berapa banyak yang di butuhkan dan
mengapa dibutuhkan. Apabila terdapat Masalah atau kehilangan setiap penangung
jawab bertangung jawab dalam Masalah atau kehilangan tersebut.

Pengorganisasian
Konsep / Ideal
Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Pengertian umum adalah
proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara
47

khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi.
Kajian / Faktual
3) Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Supervisor Darussalam 4,
pengelompokan logistik terdiri dari :
a) ATK
b) Barang habis pakai (farmasi dan non farmasi)
c) Linen
d) Alat medis
e) Bahan baku
f) percetakan berkas rekam medis
Analisa dan Kesimpulan
Ruang Darusalam 4 telah memiliki masing masing penugasan untuk menjadi
penanggung jawab dan dikerjakan sesuai penanggung jawab yang di amanatkan
dan mengurus segala kebutuhan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya
masing-masing.
Kontroling
Konsep / Ideal
Seluruh rangkaian kegiatan ini harus dapat dipantau oleh pimpinan sehingga
dapat selalu dijaga dan diarahkan agar selalu berjalan lancar, tidak boros, tepat
guna adan berhasil guna yang sebaik-baiknya. Penyimpangan yang mungkin akan
terjadi dapat segera diketahui dan dicegah sebelum berkembang terlalu jauh
sehingga merugikan. Selanjutnya, upaya penyempurnaan dapat pula senantiasa
dilaksanakan sedini mungkin apabila penngawasan dan evaluasi dapat
dilaksanakan dengan mudah dan semua informasi yang diperlukan tersedia.
Kajian / Faktual
Pengendalian
48

Berdasarkan wawancara dengan supervisor, pengendalian dilakukan dengan


menghitung pemakaian dan melakukan penjumlahan akhir pada setiap akhir bulan
sudah dilakukan proses stock opname untuk barang-barang logistik.
Analisa dan Kesimpulan
Sarana prasarana dan peralatan di Ruangan Darussalam 4 disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan dengan koordinasi dengan bagian logistik di Ruangan
Darussalam 4 . Anggaran bangsal di ruangan Darusalam 4 murni didapat dari
dana operasional rumah sakit, tidak ada dana dari luar operasional RS (Misalnya:
hibah luar negeri, yayasan). Penambahan peralatan dilakukan jika terdapat
peralatan yang ada mengalami kerusakan atau hilang sesuai data logistik yang ada
di ruangan Darusalam 4.
4. Manajemen Keuangan Keperawatan
Konsep / Ideal :
Sebagaimana telah diutarakan di atas, suatu Anggaran yang baik haruslah
mencakup seluruh kegiatan perusahaan, sehingga fungsi-fungsi Anggaran
(pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja) benar-
benar dapat berjalan dengan baik pula. Anggaran yang menyeluruh semacam itu
sering dinamakan Anggaran Komprehensif.
Adapun isi dari Anggaran Komprehensif secara garis besar terdiri dari :

1) Forecasting Anggaran (Anggaran Tafsiran), yaitu Anggaran yang berisi


tafsiran-tafsiran (forecast) tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang, serta tafsiran-tafsiran
(forecast) tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat
tertentu yang akan datang.
2) Variabel Anggaran (Anggaran Variabel), yaitu Anggaran yang berisi tentang
tingkat perubahan biaya atau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya
yang termasuk kelompok biaya “semi variabel”, sehubungan dengan adanya
perubahan produktivitas perusahaan.
3) Analisa statistik dan matematika pembantu, yaitu analisa-analisa statistik dan
matematika yang dipergunakan untuk membuat tafsiran-tafsiran (forecast)
serta yang dipergunakan untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam
49

rangka mengadakan pengawasan kerja. Semua analisa-analisa tersebut perlu


dimuat (dilampirkan) di dalam Anggaran yang disusun, agar setiap waktu
dapat diketahui, dapat diperiksa kembali dan dapat dinilai apakah metode dan
analisa yang dipergunakan tersebut memang sudah tepat ataukah perlu
direvisi sehubungan dengan adanya perubahan faktor-faktor tertentu di waktu
yang akan datang nanti.
4) Laporan Anggaran (Anggaran Report), yaitu laporan tentang realisasi
pelaksanan Anggaran, yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan
antara Anggaran dengan realisasinya itu, sehingga dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang bersifat positif (menguntungkan) maupun
yang bersifat negatif (merugikan), dapat diketahui sebab-sebab terjadinya
penyimpangan-penyimpangan tersebut, sehingga dapat ditarik beberapa
kesimpulan  dan beberapa tindak lanjut  (follow-up) yang segera perlu
dilakukan. Dengan demikian dari Laporan Anggaran sekaligus dapat
diadakan penilaian (evaluasi) tentang sukses atau tidaknya kerja perusahaan
selama jangka waktu (periode) yang bersangkutan.
Kajian / Faktual
Rumah sakit Al islam khususnya Darussalam 4 dalam hal pengelolaan
keuangan disentralkan dalam satu pencatatan dalam bentuk tagihan. tindakan
yang sudah dilakukan dari mulai pasien datang sampai pulang terdiri dari
biaya administrasi, biaya sewa ruangan, sewa alat, pemeriksaan penunjang,
visite dokter, tindakan yang sudah dilakukan baik medis maupun keperawatan
tercatat dalam laporan medis pasien, siapapun dapat mengakses atau melihat
biaya rincian tersebut kapanpun. Hal ini terutama oleh penanggung jawab
pasien, karena pencatatan sudah terintegrasi dalam komputerisasi. Hal ini
memudahkan perawat untuk mengevaluasi apakah ada tindakan yang belum
dimasukan.
Analisa dan Kesimpulan
Perencanaan anggaran sudah sesuai dengan konsep dari mulai pembuatan
data dan list anggaran yang di cantumkan, hingga laporan, menejemen
perencanaan keuangan keperawatan telah sesuai sangat baik.
50

Pengoganisasian
Konsep / Ideal
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun
anggaran serta pelaksanaan kegiatan penganggaran lainnya, ada ditangan
pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi
perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung jawab atas
kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas
menyiapkan dan menyusun Anggaran serta kegiatan-kegiatan Anggaraning
lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan,
melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Adapaun
siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas memprsiapkan dan menyusun
Anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing
perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan
menyususn Anggaran ini dapat didelegasikan kepada :
1) Bagian administrasi, bagian perusahan  yang kecil. Hal ini disbabkan karena
bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu
kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas
penyusunan Anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari
perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara
aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
2) Panitia Anggaran, bagian perusahan yang besar. Hal ini disebabkan karena
bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks,
beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga Bagian
Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun Anggaran
sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh
sebab itu tugas menyusun Anggaran perlu melibatkan semua unsur yang
mewakili semua bagian yang ada di dalam perusahaan, yang duduk dalam
Panitia Anggaran. Tim penyusunan Anggaran ini biasanya diketuai oleh
pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota
yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan,
51

serta Bagaian Personalia. Di dalam Panitia Anggaran inilah dilakukan


pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan
datang, sehingga Anggaran yang tersusun nanti merupakan kesepakatan
bersama, sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing
bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan
Anggaran nanti benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam
perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerja sama yang saling
menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Anggaran yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil),
maupun yang disusun oleh Panitia Anggaran (perusahaan besar), barulah
merupakan Rancangan Anggaran atau Draft Anggaran (tentative Anggaran).
Rancangan Anggaran inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk
disahkan  serta ditetapkan sebagai Anggaran yang defenitif. Sebelum disahkan
oleh pimpinan  tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan
perubahan-perubahan terhadap rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk
diadakannya pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan
dengan pihak yang diserahi tugas menyusun Rancangan Anggaran tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan
Anggaran tersebut  telah menjadi Anggaran yang defenitif, yang akan dijadikan
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkooordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja

Kajian / Faktual
Hasil dari wawancara kepada kepela ruangan bahwasannya pengorganisasian
keuangan belum sepenuhnya teratur dan belum ada aturan yang ditetapkan secara
tetap. Kebutuhan anggaran dibutuhkan secara fungsional dan belum terorganisir
biasanya dilakukan apabila dibutuhkan dalam waktu-waktu tertentu.

Analisa dan Kesimpulan


Hasil dari analisa diatas bahwasanya konsep organisasi keuangan ruangan
belum sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.
52

Kontroling :
Konsep / Ideal
Tahap-tahap Penyusunan Kontroling Anggaran
Kontroling Anggaran secara terperinci disusun dalam Income Statement
Supporting Anggaran, yang pada dasarnya berisi Anggaran tentang penghasilan,
yaitu tentang Anggaran penjualan, dan Anggaran-Anggaran tentang biaya, yaitu
Anggaran Produksi serta Anggaran Biaya Administrasi dan Anggaran Biaya
Penjualan.
Antara Anggaran tentang penghasilan dengan Anggaran-Anggaran tentang
Biaya tersebut mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat. Di satu pihak,
besar kecilnya penjualan (penghasilan) mungkin ditentukan (dipengaruhi) oleh
besar kecilnya produksi (biaya), tetapi di pihak lain, besarnya produksi (biaya)
mungkin justru ditentukan (dipengaruhi) oleh besarnya penjualan. Dengan
perkataan lain, ada dua alternatif kemungkinan tentang hubungan timbal balik
antara produksi dengan penjualam tersebut, yaitu:
1) Alternatif Pertama
Besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini berarti bahwa
berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan datang
ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksi perusahaan
selama periode tersebut. Dengan demikian jika selama periode yang akan
datang, perusahaan mampu memproduksi barang dalam jumlah yang besar,
maka sebesar itu pulalah jumlah penjualan yang akan dilakukan perusahaan
dalam periode tersebut. Sebaliknya jika selama periode yang akan datang,
perusahaan hanya mampu memproduksikan barang dalam jumlah sedikit,
maka sejumlah sedikit pulalah penjualan yang akan dilakukan perusahaan
selama periode tersebut.

2) Alternatif kedua
Besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini berarti
bahwa jumlah barang yang akan diproduksi perusahaan selama periode yang
53

akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual
(dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut. Dengan demikian, jika
selama periode yang akan datang, perusahaan mampu menjual (memasarkan)
barang dalam jumlah yang besar, maka sebesar itu pulalah produksi yang
yang akan dilakukan perusahaan, dalam periode tersebut. Sebaliknya jika
selama periode yang akan datang perusahaan hanya mampu menjual
(memasarkan) barang dalam jumlah yang sedikit, maka sejumlah sedikit itu
pulalah produksi yang akan dilakukan perusahaan dalam periode yang akan
datang.
Kajian / Faktual
Cara pengontoralan ruangan dalam pengelolaan alat yaitu fungsional, perawat
mencatat kebutuhan pada waktu itu juga, dimana kebutuhan-kebutuhan seperti
barang yang masuk, digunakan, dan barang yang dikembalikan karna tidak
terpakai atau jangka waktu telah habis, seperti halnya obat-obatan dan alat
kesehatan lainnya.
Analisa dan Kesimpulan
Hasil analisa yang ditemukan konsep kontroling ruangan belum sesuai
dengan konsep teori. Metode kontroling keungan ruang masih mengikuti atasan
dan menunggu intruksi langsung dari pihak organisasi tertinggi. Belum ada
pengelolaan keuangan ruangan mulai dari pemasukan dan pengeluaran.

7) Unsur Output
a. Kepuasan Pasien
Konsep / Ideal
Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh, setelah pasien membandingkan
dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007). kepuasan pasien merupakan
evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang
dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau memenuhi harapan (Endang dalam
Mamik; 2010). Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien menurut
Budiasti (dalam Nooria;2008) yaitu: kualitas produk atau jasa pasien akan merasa
54

puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk atau jasa yang
digunakan berkualitas. kualitas pelayanan pasien akan merasa puas jika mereka
memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. faktor
emosional pasien merasa bangga puas dan kagum terhadap rumah sakit. harga
semakin mahal harga perawatan makan pasien mempunyai harapan yang lebih
besar, sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien, biaya pasien yang tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk
mendapatkan jasa pelayanan, maka pasien cenderug puas terhadap jasa pelayanan
tersebut.
Kajian / Faktual
Hasil observasi kepuasan pasien di dapatkan data :

Analisa dan Kesimpulan


Dari 34 responden pasien/ keluarga yang mengisi kuesioner didapatkan hasil 25
orang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan selama
menjalani rawat inap di ruangan Darussalam 4.

2. Kepuasan kinerja perawat


Konsep / Ideal :
55

Hasil kerja (output) yang dicapai seseorang baik secara kuantitas dan kualitas
dalam melakukan tugas yang sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya dalam jangka waktu tertentu (mangkunegara, 2005).
Menurut definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat
keberhasilan seseorang setelah dia melakukan tugas atau pekerjaan sesuai dengan
tanggung jawabnya yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Kinerja pegawai dapat dipengaruhi banyak factor, menurut wolo (2015)
kinerja pegawai sangat bergantung pada motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress,
kondisi fisik pekerjaan, system kompensasi. Desain pekerjaan dan aspek-aspek
ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.
Penilain kinerja perawat dilakukan untuk mengetahui kualitas kinerja perawat
dalam rangka upaya meningkatkan kinerja perawat. Penillaian kinerja adalah
evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai secara sistemasis yang
bertujuan untuk mengmbangkan kinerja pegawai tersebut (hasibuan, 2007).
Kajian/factual
Hasil kepuasan kerja perawat skor rata-rata skor adalah 2,87, dengan rincian
tiap item kepuasan sebagaimana grafik dibawah ini:

Analisa dan keseimpulan :


56

Dari hasil survey kepuasan kerja perawat di ruangan Darussalam 4


didapatkan data bahwa 72% perawat menyatakan puas atas kerja perawat di
ruangan Darussalam 4.

3. Mutu Asuhan Keperawatan


Konsep / Ideal
Berdasarkan kebijakan Depkes RI (1998), mutu pelayanan keperawatan
adalah pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh
kepuasan dan akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit,
serta dapat menghasilkan keunggulan kompetitif melalui pelayanan yang bermutu,
efisien, inovatif, dan menghasilkan customer responsiveness. Strategi peningkatan
mutu pelayanan keperwatan antara lain pendidikan berlanjut, serta daya
dimanfaatkan secara efisien dan efektif aman bagi pasien dan provider,
memuaskan bagi pasien dan provider, serta menghormati aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat. Persyaratan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan antara lain pimpinan yang peduli dan mendukung, sadar
mutu bagi seluruh staf, program diklat untuk peningkatan sumber daya manusia,
sarana dan lingkungan yang mendukung dan adanya standar Depkes RI (1998).
1) Standar praktek keperawatan telah disahkan oleh MENKES RI dalam surat
keputusan Nomor : 660/Menkes/SK/IX/1987. Kemudian diperbaharui dan
disahkan berdasarkan SK DIRJEN RI No : 00.03.2.6.7637, tanggal 18
Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996, DPP PPNI menyusun standar
profesi keperawatan SK No : 03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari standar
pelayanan keperawatan, praktek keperawatan, standar pendidikan
keperawatan dan standar pendidikan keperawatan berkelanjut. Tujuan standar
keperawatan menurut Gillies (1998) adalah : Meningkatkan asuhan
keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi perawat
dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan
yang tidak teurapeutik.
2) Standar Asuhan Keperawatan
57

Standar I : Pengakajian Keperawatan


Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Dengan kriteria proses :
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik, dan mempelajari data penunjang (pengumpulan data penunjang
diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dan uji Diagnosa), serta
mempelajari catatan lain. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang
terkait, tim kesehatan, rekam medis, serta pencatatan lain. Klien berpartisipasi
dalam proses pengumpulan data. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk
mengidentifikasi Status kesehatan klien saat ini, Status kesehatan klien masa
lalu, Status biologis (Fisiologis), Status psikologis (Pola koping), Status sosial
cultural, Status spiritual, Respon terhadap terapi, Harapan terhadap tingkat
kesehatan yang optimal, Resiko Masalah potensial.
Standar II : Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan. Dengan kriteria proses : Proses diagnosa terdiri dari analisis, &
interpretasi data, identifikasi Masalah klien dan perumusan diagnosa
keperawatan. Komponen Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P),
Penyebab (E), Gejala/Tanda (S), atau terdiri dari Masalah dan penyebab (PE).
Bekerjasama dengan klien, teman dekat klien, petugas kesehatan lain untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan. Melakukan kaji ulang dan revisi
diagnosa berdasarkan data terbaru.
Standar III : Intervensi Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi Masalah
kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Dengan kriteria proses :
Perencanaan terdiri dari penetapan priioritas Masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan. Perencanaan bersifat individual (sebagai individu,
kelompok dan masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Mendokumentasikan rencana keperawatan.
Standar IV : Implementasi Keperawatan
58

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam


rencana asuhan keperawatan. Dengan kriteria proses : Bekerjasama dengan
klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkatkan status


kesehatan klien. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi Masalah
klien. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah
tanggung jawabnya. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap
klien untuk mencapai tujuan kesehatan. Menginformasikan kepada klien
tentang status kesehatan dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep dan
keterampilan asuhan disertai membantu klien memodifikasi lingkungan yang
digunakannya. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan
keperawatan berdasarkan respon klien.
Standar V : Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan
dalam pencapaian tujuan,sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevesi
data dasar dan pencapaian perencanaan. Dengan kriteria proses :
Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara kompehensif, tepat waktu
dan terus – menerus. Mengunakan data dasar dan respons klien dalam
mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan. Memvalidasi dan
menganalisis data baru dengan sejawat dan klien, Bekerja sama dengan
klien,keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.
Kajian / Faktual
Berdasarkan Observasi dan studi dokumentasi terhadap pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Ruang Darussalam 4, didapatkan data :
a) Dari 30 pasien baru, terdapat 22 (73%) yang belum mencantumkan data
psikologis dan spiritual pada pengkajian pasien secara lebih mendalam.
b) Dari 30 pasien baru, semuanya (100%) sudah mencantumkan diagnosa
keperawatan.
59

c) Dari 30 pasien baru,terdapat 4 (13%) yang belum membuat perencanaan


keperawatan,
d) Dari 30 pasien baru, semuanya sudah mencantumkan tujuan keperawatan
(100%).
e) Dari 30 pasien baru, semuanya sudah mencantumkan rencana tindakan
(100%).
f) Dari semua rencana tindakan yang di buat, semuanya belum mencantumkan
secara spesifik,rencana tindakan apa yang harus difokuskan untuk setiap shift.
Untuk catatan Asuhan Keperawatan dari 25 berkas medis yang di observasi,
semuanya dikategorikan belum lengkap ( 100%), adapun data yang ditemukan
antara lain :
a) Tidak ada Tanda tangan pasien/keluarga di form.DPO
b) Masih ada yang belum mencantumkan nama jelas di hand over
c) Bukti edukasi berkaitan dengan pembubuhan tanda tangan, masih belum
lengkap.
Analisa dan Kesimpulan
Asuhan keperawatan di ruangan Darussalam 4 sudah sesuai dengan standar
secara umum asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi
dan evaluasi. Sudah sesuai dengan SAK ruanganyang disesuaikan dengan
kebutuhan pasien.
60

BAB III

ANALISIS SWOT, IDENTIFIKASI, DAN PERENCANAAN

A. ANALISA SWOT
1. Unsur Input
a. Man / SDM
FAKTOR INTERNAL

STREANGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Sebagian besar 22 orang (78,6%)


1. Mempunyai Visi dan Misi, Moto dan
perawat dengan pendidikan D3
Tujuan khususnya di ruang
Keperawatan
Darussalam 4
2. Terdapat 2 orang perawat Pra PK dengan
2. Berdasarkan sertifikasinya perawat di
pendidikan D3 lama kerja 6 bulan dan
ruangan dewasa sudah memenuhi
belum mendapatkan pelatihan
kriteria sebagai perawat.
3. Kepala ruangan berpendidikan sarjana
keperawatan dan 3 orang ketua tim di
ruang Darusalam 4 berpendidikan
Sarjana Keperawatan Ners
4. secara umum kebutuhan tenaga
perawat di ruang darusalam 4 sudah
terpenuhi. berjumlah 28 orang.
FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREAT (Ancaman)

1. 26 orang perawat (92,9%) di ruang -


Darussalam merupakan perawat yang
sudah mengikuti berbagai
pelatihan/seminar yang di ikuti 5
tahun terakhir guna untuk
meningkatkan pengetahuan.

b. Money / Dana

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Dilakukan proses administrasi 1. Kebutuhan anggaran dibutuhkan


pembiayaan pasien satu pintu secara fungsional dan belum
2. Telah ditetapkan tarif kelas rawat terorganisir biasanya dilakukan apabila
61

inap dibutuhkan dalam waktu-waktu


3. Telah ditetapkan tarif tindakan tertentu (dilakukan secara insidentil)
keperawatan 2. Semua tercover dalam anggaran
4. Pelaporan keuangan yang dilakukan tahunan rumah sakit, untuk unit cost
secara berkala kepada direktur ruangan belum ada secara rinci
keuangan dan Yayasan RSI KSWI
Jawa Barat

FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREAT (Ancaman)

1. Pendapatan dari pasien yang 1. Keterlambatan (delaying) terhadap


menggunakan pembayaran melalui BPJS kebutuhan ruangan yang mendesak karena
dan asuransi lebih terjamin proses harus melakukan proses administrasi
pembayarannya.
2. Bantuan anggaran dari Yayasan
3. Bantuan anggaran dari Pemerintah

c. Method / Metode

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Metode yang diterapkan di ruangan 1. Dari pelaksanaan metode modular


Daruslam 4 adalah metode modular. pelaksanaanya belum berjalan secara
Teori metode medular perawat dibagi maksimal.
3 tim. 2. Pembagian pasien berdasarkan jumlah
2. Tiap Tim terdapat perawat primer dan sudah sesuai tapi apabila dihubungkan
perawat pelaksana. dengan kualifikasi yang dimiliki oleh
3. Kegiatan pre conference sudah perawat yang ada, ada kondisi
dikerjakan secara rutin tiap pergantian pembagian pasien tidak sesuai dengan
shift malam ke shif pagi. standar
4. Pelaksananan dokumentasi 3. Untuk kegiatan post confeence belum
keperawatan sudah menggunakan konsisten dilakukan
format baku, dan menggunakan 4. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi
elektronik medik dengan nama belum berjalan baik adalah penilaian
TERRA Medik. kepatuhan terhadap SOP.
5. Yang sudah dilaksanakan dan berjalan 5. Pengisian discharge planning di
cukup baik adalah, penilaian SAK: dokumentasi masih beragam (ada
Timbangterima, Pre confrence, yang dari awal masuk, ada pula
DRK/Ronde Keperawatan, Supervivi, saat mau pulang
Orientasi pasien baru, Discharge
planning.
62

6. Efektifitas pasien dan safety patien


dilaporkan dalam waktu maksimal
2x24 jam ke komite mutu
7.
FAKTOR EKSTERNAL

OPPRTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

 Rumah sakit AL- Islam sudah  Sudah banyak rumah sakit yang
terakreditasi, sehingga mutu pelayanan fasilitas penunjangnya lengkap,
dan keselamatan pasien sudah sesuai
dengan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan)

d. Material / Machine

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Tersedianya pemilahan tempat 1. Ketersediaan APD di ruangan terbatas


sampah
2. Kalibrasi alat tersedia

FAKTOR EKSTERNAL

OPPRTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

 Rumah Sakit Al-Islam sebagai rumah


 Adanya persaingan mutu pelayanan
sakit yang berazaskan islam dalam
antar rumah sakit-
melakukan asuhan pelayanan

e. Market
FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

Terletak di lokasi yang cukup strategis Belum bisa melakukan reservasi secara
online ke poliklinik pada saat pasien
Terdapat petunjuk dan alur yang jelas
pulang untuk menghindari penumpukan
Memiliki kotak saran dan handling jumlah pasien
complain untuk peningkatan kepuasan
konsumen
Memiliki leaflet untuk media promosi
63

Memiliki beberapa pelayanan unggulan


Bekerjasama dengan insitusi lain

FAKTOR EKSTERNAL

OPPRTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

Adanya persaingan mutu dan fasilitas


- Rumah Sakit Al-Islam sebagai rumah
pasien dari RS lain
sakit yang berazaskan islam dengan
manajerial berbasis syariah dan
tindakan keperawatan berbasis
pedoman Islam

C. Unsur Proses
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

Memiliki buku pedoman


penggorganisasian Rawat Inap dimana
sudah mencakup uraian tugas mulai
dari Supervisor, Ka.tim,PJ.Shift dan
perawat pelaksana, di lengkapi dengan
petugas administrasi dan helper
ruangan.

FAKTOR EKSTERNAL

OPPRTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

1. Pengembangan Promosi 1. Adanya tuntutan masyarakat yang


semakin tinggi terhadap pelayanan
keperawatan yang lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran
64

masyarakat akan pentingnya


kesehatan.
3. Semakin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum.

b. Manajemen Asuhan Keperawatan

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

Ditemukan ketidaklengkapan
pencatatan harian perawat dan
belum adanya kesinambungan antara
rencana tindakan yang di buat oleh
Ka.tim dan intervensi yang dilakukan
oleh Ka.perawat pelaksana.

FAKTOR EKSTERNAL

OPPRTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

c. Manajemen Logistik Keperawatan

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Penggunaan barang efektif, efisien -

2. laporan utilisasi alat


3. Jadwal kalibrasi alat sudah tersedia
FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)


-
65

d. Manajemen Keuangan Keperawatan

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

1. Pengelolaan keuangan -
disentralkan dalam satu
pencatatan dalam bentuk tagihan.

FAKTOR EKSTERAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

-
Siapapun dapat mengakses atau
melihat biaya rincian tersebut
kapanpun

D. Unsur Output
a. Kepuasan Pasien

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

Dari 34 responden pasien/ keluarga -


yang mengisi kuesioner didapatkan
hasil 25 orang menyatakan sangat puas
terhadap pelayanan yang diberikan
selama menjalani rawat inap di
ruangan Darussalam 4.

FAKTOR EKSTERAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

- -
66

b. Kepuasan Kinerja Perawat

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

Survey kepuasan kerja perawat di Kinerja perawat dinilai belum cukup


ruangan Darussalam 4 didapatkan data puas sebanyak 100% dari seluruh

bahwa 72% perawat menyatakan puas perawat

atas kerja perawat di ruangan


Darussalam 4. -

FAKTOR EKSTERAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

- -

c. Mutu Asuhan Keperawatan

FAKTOR INTERNAL

STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS (Kelemahan)

- Dari semua rencana tindakan yang di


buat, semuanya belum mencantumkan
secara spesifik,rencana tindakan apa
yang harus difokuskan untuk setiap
shift.
Untuk catatan Asuhan Keperawatan
dari 25 berkas medis yang di
observasi, semuanya dikategorikan
belum lengkap ( 100%), adapun data
yang ditemukan antara lain :

- Tidak ada Tanda tangan


pasien/keluarga di form.DPO
- Masih ada yang belum
mencantumkan nama jelas di
67

hand over
- Bukti edukasi berkaitan dengan
pembubuhan tanda tangan, masih
belum lengkap.
FAKTOR EKSTERAL

OPPORTUNITY (Peluang) THREART (Ancaman)

1. Bila ada keluhan tambahan maka -


akan muncul diagnosa baru pada
pasien.
68

E. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary) dan EFAS (Exteral factor analysis summary)
1. M1 (Man/SDM)

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai Skor


(B x R)

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Mempunyai Visi dan Misi, Moto dan Tujuan khususnya di ruang Darussalam 4 0.2 2 0,4 S–W=
2. Berdasarkan sertifikasinya perawat di ruangan dewasa sudah memenuhi kriteria 0.2 2 0,4 2,6 – 2 = 0,6
sebagai perawat.
3. Kepala ruangan berpendidikan sarjana keperawatan dan 3 orang ketua tim di ruang 0,3 3 0,9
Darusalam 4 berpendidikan Sarjana Keperawatan Ners
4. secara umum kebutuhan tenaga perawat di ruang darusalam 4 sudah terpenuhi. 0,3 3 0,9
berjumlah 28 orang.

Total 1,00 2,6

Kelemahan

1. Sebagian besar 22 orang (78,6%) perawat dengan pendidikan D3 Keperawatan 0,5 2 1


2. Terdapat 2 orang perawat Pra PK dengan pendidikan D3 lama kerja 6 bulan dan 0,5 2 1
belum mendapatkan pelatihan

Total 1,00 2

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang
69

1. 26 orang perawat (92,9%) di ruang Darussalam merupakan perawat yang sudah 1,00 2 2 O–T=
mengikuti berbagai pelatihan/seminar yang di ikuti 5 tahun terakhir guna untuk 2-0 = 2
meningkatkan pengetahuan.

Total 1,00 2

Tantangan/Ancaman

Total 0,00

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.
70

2. M2 (Money)

No. Faktor strategik internal Nilai


Bobot Rating Skor
(B x R)

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan (S)

1. Dilakukan proses administrasi pembiayaan pasien satu pintu


0.4 4 1.6
2. Telah ditetapkan tarif kelas rawat inap S–W=
0.2 4 0.8
3. Telah ditetapkan tarif tindakan keperawatan 4.8 - 3,5 = -
0.2 4 0.8
4. Pelaporan keuangan yang dilakukan secara berkala 1.3
0.4 4 1.6

Total 1,00 4.8

Kelemahan

1. Kebutuhan anggaran dibutuhkan secara fungsional dan belum terorganisir biasanya 0,5 4 2
dilakukan apabila dibutuhkan dalam waktu-waktu tertentu (dilakukan secara insidentil)
2. Semua tercover dalam anggaran tahunan rumah sakit, untuk unit cost ruangan belum ada
secara rinci 0,5 3 1,5

Total 1,00 3,5

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang
71

1. Pendapatan dari pasien yang menggunakan pembayaran melalui BPJS dan asuransi lebih
0.4 4 1.6
terjamin proses pembayarannya. O–T
0.3 2 0.6
2. Bantuan anggaran dari Yayasan 2.8 – 2 = 0.8
0.3 2 0.6
3. Bantuan anggaran dari Pemerintah

Total 1,00 2.8

Tantangan/Ancaman

1. Keterlambatan (delaying) terhadap kebutuhan ruangan yang mendesak karena harus


1 2 2
melakukan proses administrasi

Total 1,00 2

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.
72

2. M3 (Method)

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Metode yang diterapkan di ruangan Daruslam 4 adalah metode modular. Teori metode 0,2 4 0,8 S–W=
medular perawat dibagi 3 tim. 4–1=3
2. Tiap Tim terdapat perawat primer dan perawat pelaksana. 0,1 4 0,4
3. Kegiatan pre conference sudah dikerjakan secara rutin tiap pergantian shift malam ke shif
0,1 4 0,4
pagi.
4. Pelaksananan dokumentasi keperawatan sudah menggunakan format baku, dan 0,2 4 0,8
menggunakan elektronik medik dengan nama TERRA Medik.
5. Yang sudah dilaksanakan dan berjalan cukup baik adalah, penilaian SAK: Timbang
terima, Pre dan Post confrance,DRK/Ronde Keperawatan, Supervivi, Orientasi pasien 0,2 4 0,8
baru, Discharge planning.
6. Efektifitas pasien dan safety patien dilaporkan dalam waktu maksimal 2x24 jam ke
0,2 4 0,8
komite mutu

Total 1,00 4

Kelemahan
73

1. Dari pelaksanaan metode modular pelaksanaanya belum berjalan secara maksimal. 0,20 1 0,25
2. Pembagian pasien berdasarkan jumlah sudah sesuai tapi apabila dihubungkan 0,20 1 0,25
dengan kualifikasi yang dimiliki oleh perawat yang ada, ada kondisi pembagian
pasien tidak sesuai dengan standar
3. Untuk kegiatan post confeence belum konsisten dilakukan 0,20 1 0,25
4. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan baik adalah penilaian 0,20 1 0,25
kepatuhan terhadap SOP.
5. Pengisian discharge planning di dokumentasi masih beragam (ada yang dari 0,20
awal masuk, ada pula saat mau pulang)
Total 1,00 1

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

Rumah sakit AL- Islam sudah terakreditasi, sehingga mutu pelayanan dan keselamatan pasien 1,00 4 4 O–T=
sudah sesuai dengan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)- 4– 2 = 2

Total 1,00 4

Tantangan/Ancaman

Sudah banyak rumah sakit yang fasilitas penunjangnya lengkap 1,00 2 2

Total 1,00 2,00

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.
74

4. M4 (Material/Machine)

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Tersedianya pemilihan tempat sampah 0,5 4 2,0 S–W=


2. Kalibrasi alat tersedia 0,5 4 2,0 4–3=1

Total 1,00 4

Kelemahan

1. Ketersediaan APD di ruangan terbatas 1,00 3 3

Total 1,00 3

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

RS Al-Islam sebagai rumah sakit yang berazaskan islam dalam melakukan asuhan pelayanan 1,00 4 4 O–T=
4 –3 = 1

Total 1,00 4

Tantangan/Ancaman

1,00 3 3
Adanya persaingan mutu pelayanan antar rumah sakit
75

Total 1,00 3

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

5. Market

NoFaktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor


.

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

Terletak di lokasi yang cukup strategis 0,2 4 0,8 S–W=


4–1=3
Terdapat petunjuk dan alur yang jelas 0,1 4 0,4

Memiliki kotak saran dan handling complain untuk peningkatan kepuasan konsumen 0,2 4 0,8

Memiliki leaflet untuk media promosi 0,2 4 0,8

Memiliki beberapa pelayanan unggulan 0,2 4 0,8

Bekerjasama dengan insitusi lain 0,1 4 0,4

Total 1,00 4
76

Kelemahan

Belum bisa melakukan reservasi secara online ke poliklinik pada saat pasien pulang untuk 1.00 1 1
menghindari penumpukan jumlah pasien

Total 1,00 1

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

Rumah Sakit Al-Islam sebagai rumah sakit yang berazaskan islam dengan manajerial 1,00 4 4 O–T=
berbasis syariah dan tindakan keperawatan berbasis pedoman Islam 4– 3 = 1

Total 1,00 4

Tantangan/Ancaman

Adanya persaingan mutu dan fasilitas pasien dari RS lain 1,00 3 3

Total 1,00 3

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

6. Manajemen Pelayanan Keperawatan


77

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Stretegis/mudah diakses 0,2 4 0,8 S – W = 3,3-


2. Pengembangan promosi 0,1 3 0,3 2,0 = 1,3
3. Memiliki layanan unggulan dalam hal pelayanan hemodialisa, kemotherapi dan cath lab 0,1 3 0,3
yang berbasis syariah.
4. BOR selama 3 bulan terakhir mencapai >85% 0,1 2 0,2
5. Ada produk unggulan program syariah dilihat dari beberapa indicator yaitu: 0,2 4 0,8
mengingatkan waktu shalat, pemasangan dower kateter, EKG sesuai gender, pasien
sakaratul maut didampingi dengan Talqin, membaca Basmallah di setiap tindakan,
pemakaian hijab pasien muslimah.
6. Tersedianya audio murrotal bagi pasien yang membutuhkan 0,1 4 0,4
7. Ada home visit 0,1 3 0,3
8. Terdapat pengembangan servise excellent, pasien safety, PPIRS dan survey kepuasan 0,1 2 0,2
pelanggan

Total 1,00 3,3

Kelemahan

1. Tim perawat masih berpusat pada asuhan keperawatan langsung dan tidak langsung, 1,00 2 2,0
sehingga masih diperlukan supervisi dan berbagai strategi agar pelaksanaan dapat
berjalan sesuai SPO

Total 1,00 2,0

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)


78

Peluang

1. Penilaian reward sebagai point untuk insentif karyawan 0,3 4 1,2 O–T = 3,3 –
2. Pengembangan staf yang mengikuti pelatihan dan 0,2 3 0,6 3,0 = 0,3
3. Adanya system pembayaran asuransi biaya pasien dengan BPJS. 0,3 3 0,9
4. Anggaran bangsal di ruangan Darusalam 4 murni didapat dari dana operasional rumah 0,2 3 0,6
sakit

Total 1,00 3,3

Tantangan/Ancaman

1. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pelayanan keperawatan yang 0,4 3 1,2
lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,3 3 0,9
3. Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0,3 3 0,9

Total 1,00 3,0

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

9. Manajemen Asuhan Keperawatan


79

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Ruangan Darusalam 4 memiliki perencanaan jangka panjang dan jangka pendek baik 0,3 3 0.9 S–W=
itu rencana asuhan keperwatan maupun rencana kebutuhan alat dan tenaga 3.4-3=
keperawatan. 0,3 3 0.9 0,4
2. Ruang Darusalam 4 menjalankan sesuai apa yang telah di rencanakan oleh kepala
ruangan. Hal tersebut di dukung dengan ada nya persamaan dari teori perencanaan dan
peng aplikasian rencana di ruangan Darusalam 4 itu sendiri. 0,4 4 1.6
3. Tugas kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sudah sesuai secara
pengorganisasiannya

Total 1,00 3.4

Kelemahan

1. Dari semua asuhan keperawatan dikategorikan belum lengkap 100% dilihat dari data: 1,00 3 3
tidak ada tanda tangan pasien/keluarga, masih ada yang belum mencantumkan nama jelas
di hand over, bukti edukas berkaitan dengan tanda tangan yang belum lengkap dan nama
jelas
80

Total 1,00

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

1. Memiliki Komunikasi yang efektif baik langsung maupun secara tidak langsung, antara 1,00 4 4 O–T = 4 – 2,0
kepala ruanagan dengan Ketua Tim, sehingga bisa menjadi peluang daya jual layanan =2
kesehatan yang Ideal

Total 1,00 4

Tantangan/Ancaman

1. Tidak adanya bukti tertulis, bila ada tuntutan hukum baik dari pasien maupun keluarga 1,00 2 2,0
pasien

Total 1,00

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.
81

10. Manajemen Logistik Keperawatan

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

0,2 3 0,6 S–W=


1. Perencanaan dilakukan harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang dituangkan dalam
3,00 – 0,00 =
program kerja
0,2 3 0,6 3,00
2. Pengelompokkan logistik terdiri dari: ATK, barang habis pakai,linen, alat medis, bahan
baku, percetakan berkas rekam medis
0,3 3 0,9
3. Supervisor telah memberikan arahan untuk penggunaan barang secara efektif dan
efisien, laporan utilisasi alat, jadwal kalibrasi aat sudah tersedia
0,3 3 0,9
4. Pengendalian dilakukan dengan menghitung pemakaian dan penjumlahan akhir pada
setiap akhir bulan sudah dilakukan proses stock opname

Total 1,00 3,00

Kelemahan

- - - -

Total 0,00 0,00

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

1. Memiliki dana operasional rumah sakit untuk peralatan logistik 1,00 3 3 O–T = 3 –
0,00 = 3
82

Total 1,00 3

Tantangan/Ancaman

- - - -

Total 1,00

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

11. Manajemen Keuangan Keperawatan

No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan
83

1. Perencanaan anggaran sudah sesuai dengan konsep, dimulai dari pasien dating sampai 1,00 4 4 S–W=
pulang terdiri dari biaya sewa ruang, sewa alat, pemeriksaan penunjang, visite dokter, 4 – 0,00= 4
tindakan yang sudah dilakukan baik medis maupun keperawatan tercatat dalam laporan
medis pasien, siapapun dapat mengakses atau melihat biaya rincian tersebut kapanpun

Total 1,00 4

Kelemahan

Total 0,00 0

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

1. Ruang Darusalam 4 menjadi salah satu tempat yang selalu dijadikan lahan praktik bagi 0,5 2 1 O–T=
Mahasiswa Kedokteran dan Mahasiswa Ners dan DIII yang praktik 2,5-0,00 =
2. Memudahkan perawat untuk mengevaluasi apakah ada tindakan yang belum 0,5 3 1,5 2,5
dimasukkan

Total 1,00 2,5

Tantangan/Ancaman

- 0,00 - 0,00

Total 0,00 0,00


84

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

12. Manajemen Mutu Pelayanan/Asuhan Keperawatan


a. Kepuasan Pasien
No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

1. Dari 34 responden pasien/keluarga yang mengisi kuesioner didapatkan hasil 25 orang 1,00 3 3 S – W = 3-
menyatakan sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan selama menjalani rawat 0,00=3,00
inap di ruangan Darussalam 4

Total 1,00 3

Kelemahan

- - - -

Total

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang
85

- - - - O–T = 0

Total

Tantangan/Ancaman

- - - -

Total

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

b. Kepuasan Kinerja Perawat


No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan

Dari hasil survey didapatkan bahwa 72% perawat menyatakan puas atas kerja perawat di 1,00 3 3,00 S – W =3-2=
ruangan Darussalam 4. Hasil kepuasan kerja perawat skor rata-rata 2,87% 1

Total 3 3,00

Kelemahan 1.00
86

- 0,00 0 0

Total 0,00

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

- - - -

Total

Tantangan/Ancaman

1. Kinerja perawat diruang Darusalam 4 cukup puas. 1,00 2 2

Total 1,00 2

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons:
1.

c. Mutu Asuhan Keperawatan


No. Faktor strategik internal Bobot Rating Nilai (B x R) Skor

1. Matriks IFAS (Internal factor analysis summary)

Kekuatan
87

1. Asuhan keperawatan di ruangan Darusalam 4 sudah sesuai dengan standar secara umum asuhan 1,00 3 3 S–W=
keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. 3–2=1

Total 1,00 3

Kelemahan

1. Intervensi sesuai SAK dilakukan sesuai kebutuhan pasien saja. 1,00 2 2

Total 1,00 2

2. Matriks EFAS (Exteral factor analysis summary)

Peluang

1. Bila ada keluhan tambahan maka akan muncul diagnosa baru pada pasien. 1,00 3 3 O–T=
3–2=1

Total 1,00 3

Tantangan/Ancaman

1. Intervensi sesuai SAK tidak selamanya di terapkan karena keterbatasan alat di ruangan. 1,00 2 2

Total 1,00 2

Keterangan:
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor (sangat penting = 1,00; sangat tidak penting = 0,0 ) Total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respon organisasi terhadap faktor tersebut (respons sangat baik: 4, respon baik: 3, respon cukup: 2, tidak ada respons: 1.
88

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT MAN

Strategi Progresif/Agresif/Ekspansi (S –
O
O)= Berusaha menghimpun seluruh
kekuatan dan mengintensifkan upaya
4 untuk mengisi peluang yang ada

2 (0,6 ; 2)

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
89

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT MONEY


O

Strategi Stabilitas (O – W) = berusaha 4 Strategi Progresif/Agresif/Ekspansi (S –


menseleksi program seefektif mungkin O)= Berusaha menghimpun seluruh
agar mampu merebut peluang dengan kekuatan dan mengintensifkan upaya
segala keterbatasan untuk mengisi peluang yang ada
3

1
(1.3; 0.8)

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

Strategi defensive (W – T) =
Berusaha untuk mempertahankan -3 Strategi Diversifikasi (S – T)
diri dengan memanfaatkan = Berusaha untuk membagi
seluruh potensi internal yang kekuatan untuk menghadapi
dimiliki -4
item-item ancaman yang ada
T
90

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT METHODE

Strategi Stabilitas (O – W) = berusaha 4 Strategi Progresif/Agresif/Ekspansi (S –


menseleksi program seefektif mungkin O)= Berusaha menghimpun seluruh
agar mampu merebut peluang dengan kekuatan dan mengintensifkan upaya
segala keterbatasan untuk mengisi peluang yang ada
3

2 (3, 2 )

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4

-1

Strategi defensive (W – T) =
Strategi Diversifikasi (S – T)
Berusaha untuk mempertahankan
diri dengan memanfaatkan -2 = Berusaha untuk membagi
seluruh potensi internal yang kekuatan untuk menghadapi
dimiliki item-item ancaman yang ada
-3

-4

T
91

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT MATERIAL

Strategi Stabilitas (O – W) = berusaha 4 Strategi Progresif/Agresif/Ekspansi (S –


menseleksi program seefektif mungkin O)= Berusaha menghimpun seluruh
agar mampu merebut peluang dengan kekuatan dan mengintensifkan upaya
segala keterbatasan untuk mengisi peluang yang ada

1 1,1

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4

-1

Strategi defensive (W – T) =
Strategi Diversifikasi (S – T)
Berusaha untuk mempertahankan
diri dengan memanfaatkan -2 = Berusaha untuk membagi
seluruh potensi internal yang kekuatan untuk menghadapi
dimiliki item-item ancaman yang ada
-3

-4

T
92

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT MARKET

(3;1)
1

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
93

DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT GABUNGAN 5M

(0,6; 2)
2 (3; 2)
(1 ; 1)
(1,3 ; 0,8)
1
(3 ; 1)

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 4
3
-1

-2

-3

-4

T
94

Diagram Layang Analisis SWOT Manajemen Pelayanan Keperawatan

(3,9 ; 0,7)
O

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
95

Diagram Layang Analisis SWOT Manajemen Asuhan Keperawatan

4 (3,4 ; 4)

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
96

Diagram Layang Analisis SWOT Manajemen Logistik Keperawatan

O
(4 ; 0,0) (3,6 ; 4)
4

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
97

Diagram Layang Analisis SWOT Manajemen Keuangan Keperawatan

O
4

(1; 1)
1

W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2

-3

-4

T
98

Diagram Layang Analisis SWOT Manajemen Mutu Asuhan Keperawatan

O
4
Kepuasan
Pasien
3 ( 3, 0 )

1
Mutu Asuhan
( 1,1 )
W S
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1

-2
Kepuasan
Kinerja
( -2, -2 ) -3

-4

T
99

F. IDENTIFIKASI MASALAH
(Dengan Menggunakan Pendekatan unsur input 4 M (Man, Money,
Methode, Material/Machine), unsur proses dan output.

1. M1 = Man (SDM)
Masalah :
Secara Kuantitas SDM di Ruang Darussalam 4 sudah memenuhi standar
yang ditetapkan. Tetapi secara kualitas Sebagian besar 22 orang (78,6%)
perawat dengan pendidikan D3 Keperawatan.
Penyebab :
Peningkatan jenjang pendidikan perawat dilakukan secara bertahap setiap
tahunnya tidak bias dilakukan secara sekaligus.

2. M2 = Money
Masalah :
a. Penundaan (delayed) pengadaan barang yang bersifat insidentil
Penyebab :

a. Penganggaran yang terpusat sehingga harus melalu proses administrasi

3. M3 = Methode
Masalah :
a. Dari pelaksanaan metode modular pelaksanaanya belum berjalan secara
maksimal.
b. Pembagian pasien berdasarkan jumlah sudah sesuai tapi apabila dihubungkan
dengan kualifikasi yang dimiliki oleh perawat yang ada, ada kondisi pembagian
pasien tidak sesuai dengan standar
c. Untuk kegiatan post confeence belum konsisten dilakukan
d. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan baik adalah penilaian
kepatuhan terhadap SOP.
e. Pengisian discharge planning di dokumentasi masih beragam (ada yang
dari awal masuk, ada pula saat mau pulang ).
100

Penyebab :

a. SDM yang dibutuhkan di Ruang Darussalam 4 belum memenuhi standar


Asuhan keperawatan

4. M4 = Material/Machine
Masalah :

Ketersediaan APD diruangan terbatas

Penyebab :

Penggunaan alat APD yang tidak sesuai dengan kebutuhan (overused)


5. M5=Market
Masalah :
Belum bisa melakukan reservasi secara online ke poliklinik pada saat pasien
pulang untuk menghindari penumpukan jumlah pasien
Penyebab :
Belum dibuatkan sistem reservasi online oleh tim Sistem Informasi Rumah
Sakit
6. Manajemen Keuangan Keperawatan
Masalah :

a. Metode kontroling keuangan ruang masih mengikuti atasan dan menunggu


intruksi langsung dari pihak organisasi tertinggi.
Penyebab :

a. Cara pengontoralan ruangan dalam pengelolaan alat yaitu fungsional,


perawat mencatat kebutuhan pada waktu itu juga, dimana kebutuhan-
kebutuhan seperti barang yang masuk, digunakan, dan barang yang
dikembalikan karna tidak terpakai atau jangka waktu telah habis, seperti
halnya obat-obatan dan alat kesehatan lainnya.
b. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling
berwewenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
101

perusahaan secara keseluruhan.


7. Manajemen Mutu Asuhan Keperawatan
Masalah :

a. Intervensi sesuai SAK dilakukan sesuai kebutuhan pasien saja.


Penyebab :

a. Adanya keterbatasan alat di ruangan sehingga Intervensi sesuai SAK


tidak selamanya di terapkan
102

G. PRIORITAS MASALAH
No Masalah Skor Analisis Jumlah Prioritas Keterangan
SWOT

IFAS EFAS

1. M1 (Man/SDM) = Secara Kuantitas SDM di Ruang Darussalam 4 0,6 2 2,6 4 Ekspansi/Agresif (S-O)
sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Tetapi secara kualitas
Sebagian besar 22 orang (78,6%) perawat dengan pendidikan D3
Keperawatan.
2. M2 (Money) = Penundaan (delayed) pengadaan barang dan jasa 1.3 0.8 2.1 5 Ekspansi/Agresif (S-O)
yang bersifat insidentil dikarenakan harus melalu proses administrasi

3. M3 (Methode) = 3 2 5 2 Ekspansi/Agresif (S-O)


a. Dari pelaksanaan metode modular pelaksanaanya belum berjalan
secara maksimal.
b. Pembagian pasien berdasarkan jumlah sudah sesuai tapi apabila
dihubungkan dengan kualifikasi yang dimiliki oleh perawat yang ada,
ada kondisi pembagian pasien tidak sesuai dengan standar
c. Untuk kegiatan post confeence belum konsisten dilakukan
d. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan baik adalah
103

penilaian kepatuhan terhadap SOP.


e. Pengisian discharge planning di dokumentasi masih beragam
(ada yang dari awal masuk, ada pula saat mau pulang )

4. M4 (Material/Machine) = Ketersediaan APD di ruangan terbatas 1 1 2 7 Ekspansi/Agresif (S-O)

5. M5 (Market) = Belum bisa melakukan reservasi secara online ke 3 1 4 3 Ekspansi/cdfssxdf(S-O)


poliklinik pada saat pasien pulang untuk menghindari penumpukan
jumlah pasien

6. Manajemen Keuangan Keperawatan = bgvcb kontroling keuangan 4 2,5 6,5 1 Ekspansi/Agresif (S-O)
ruang masih mengikuti atasan dan menunggu intruksi langsung dari
pihak organisasi tertinggi.

7. Manajemen Mutu Asuhan Keperawatan = Intervensi sesuai SAK 1 1 2 6 Ekspansi/Agresif (S-O)


dilakukan sesuai kebutuhan pasien saja
104

H. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

1. M1 (Man/SDM)
Secara Kuantitas SDM di Ruang Darussalam 4 sudah memenuhi standar yang
ditetapkan. Tetapi secara kualitas Sebagian besar 22 orang (78,6%) perawat
dengan pendidikan D3 Keperawatan.
Pemecahan Masalah:
a. Peningkatan jenjang pendidikan perawat dilakukan secara bertahap setiap
tahunnya tidak bisa dilakukan secara sekaligus.
b. Program pelatihan yang diadakan oleh rumah sakit secara mandiri
2. M2 (Money)
Penundaan (delayed) pengadaan barang yang bersifat insidentil karena harus
melalui prosedur administrasi.
Pemecahan Masalah: Pengelolaan proses anggaran yang dilakukan dari unit
ke pusat sehingga angggaran yang dibuat bersifat komprehensif

3. M3 (Methode)
a. Dari pelaksanaan metode modular pelaksanaanya belum berjalan secara
maksimal.
b. Pembagian pasien berdasarkan jumlah sudah sesuai tapi apabila dihubungkan
dengan kualifikasi yang dimiliki oleh perawat yang ada, ada kondisi pembagian
pasien tidak sesuai dengan standar
c. Untuk kegiatan post confeence belum konsisten dilakukan
d. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi belum berjalan baik adalah penilaian
kepatuhan terhadap SOP.
e. Pengisian discharge planning di dokumentasi masih beragam (ada yang
dari awal masuk, ada pula saat mau pulang )
Pemecahan Masalah: Lakukan upaya peningkatan manajemen SDM

4. M4 (Material/Machine)
Ketersediaan APD di ruangan terbatas
105

Pemecahan Masalah: Melakukan penambahan kebutuhan APD yang


memadai
5. M5 (Market)
Belum bisa melakukan reservasi secara online ke poliklinik pada saat pasien
pulang untuk menghindari penumpukan jumlah pasien
Pemecahan Masalah :Mengusulkan pembuatan sistem reservasi online
kepada tim Sistem Informasi Rumah Sakit
6. Manajemen Keuangan Keperawatan
Metode kontroling keuangan ruang masih mengikuti atasan dan menunggu
intruksi langsung dari pihak organisasi tertinggi..
Pemecahan Masalah: Lakukan upaya peningkatan manajemen SDM
7. Manajemen Mutu Asuhan Keperawatan
Intervensi sesuai SAK dilakukan sesuai kebutuhan pasien saja
Pemecahan Masalah: Meningkatkan kualitas pelayanan.
106

NO MASALAH KEGIATAN PELAKSANA 1 2 3 4 5 6

Secara Kuantitas SDM di Ruang 1. Peningkatan jenjang pendidikan perawat


Darussalam 4 sudah memenuhi dilakukan secara bertahap setiap tahunnya tidak
standar yang ditetapkan. Tetapi bisa dilakukan secara sekaligus.

1 secara kualitas Sebagian besar 22 2. Program pelatihan yang diadakan oleh rumah Diklat
orang (78,6%) perawat dengan sakit secara mandiri
pendidikan D3 Keperawatan.

Lakukan proses penyusunan anggaran yang bersifat


Penundaan (delayed) pengadaan barang - Supervisor
bottom up yaitu dari unit ke pusat sehingga anggaran
2 yang bersifat insidentil - Bagian Keuangan
yang ada akan bersifat komprehensif sesuai dengan
kebutuhan unit

3. a. Dari pelaksanaan metode modular Lakukan penerapan metode modular, Edukasi dan
pelaksanaanya belum berjalan secara motivasi perawat penerapan mengenai metode
maksimal. modular.
b. Pembagian pasien berdasarkan jumlah
sudah sesuai tapi apabila dihubungkan Pembagian pasien sesuai dengan kompetensi
dengan kualifikasi yang dimiliki oleh perawat, dan tingkat ketergantungan pasien
perawat yang ada, ada kondisi Buat SOP post confrence
pembagian pasien tidak sesuai dengan
107

standar Evaluasi dan motivasi perawat dalam melakukan


c. Untuk kegiatan post confrence belum tindakan berdasarkan SOP
konsisten dilakukan
d. Adapun yang sudah dilaksanakan tapi Buat SOP discharge planning
belum berjalan baik adalah penilaian
kepatuhan terhadap SOP.

e. Pengisian discharge planning di


dokumentasi masih beragam (ada
yang dari awal masuk, ada pula saat
mau pulang )

Ketersediaan APD diruangan yang Buat laporan penggunaan APD perharinya sesuai
4. Mahasiswa
terbatas dengan kebutuhan pasien yang ada
5. Konsep organisasi keuangan ruangan Buat struktur organisasi dalam pengelolaan keuangan Mahasiswa

belum sesuai dengan konsep yang telah Buat laporan keuangan mulai dari pemasukan hingga Mahasiswa
pengeluaran per hari atau perbulannya.
ditetapkan, Metode kontroling keuangan
ruang masih mengikuti atasan dan
menunggu intruksi langsung dari pihak
organisasi tertinggi, Belum ada
pengelolaan keuangan ruangan mulai
108

dari pemasukan dan pengeluaran.

Intervensi sesuai SAK dilakukan sesuai Perhatikan kebutuhan psikis dan spiritual pasien Mahasiswa
6. Kaji dan perhatikan resiko jatuh serta resiko infeksi
kebutuhan pasien saja. Mahasiswa

Belum bisa melakukan reservasi secara Mengkaji seberapa penting dan efektif reservasi
online ketika pasien pulang
7. online ke poliklinik pada saat pasien Mahasiswa
pulang
109

I. PERENCANAAN /PLAN OF ACTION (POA)

Indikator Waktu Penanggung


No Masalah Tujuan Keberhasilan Perencanaan Sasaran Pelaksanaan Tempat Jawab

1. Peningkatan Semua Perawat Perawat Jangka Ruang Kepala Diklat


Secara Kuantitas 1. Melakukan
kualitas SDM minimal ruangan Panjang Darussalam
SDM di Ruang peningkatan
(Perawat) berpendidikan 4
Darussalam 4 jenjang
sarjana
sudah memenuhi pendidikan
keperawatan
dengan
standar yang
bekerjasama
ditetapkan. dengan universitas
Tetapi secara baik negeri
kualitas Sebagian maupun swasta
besar 22 orang 2. Program pelatihan Perawat Jangka Ruang Kepala Diklat
(78,6%) perawat yang diadakan ruangan Pendek Darussalam
dengan oleh rumah sakit 4
pendidikan D3 secara mandiri
Keperawatan.

2. Penundaan Kebutuhan barang - Kebutuhan Lakukan proses Bagian Jangka Ruang Bagian
(delayed) insidentil anggaran penyusunan anggaran keuanga Panjang Darussalam Keuangan
pengadaan barang terpenuhi keuangan yang bersifat bottom n 4
ruangan
yang bersifat terpenuhi up yaitu dari unit ke
insidentil pusat sehingga
anggaran yang ada
110

akan bersifat
komprehensif sesuai
dengan kebutuhan
unit
3. Meningkatkan - Melakukan Perawat Jangka Ruang Kepala
a. Dari
penerapan
- Lakukan
pelayanan ruangan Panjang Darussalam Ruangan
pelaksanaan metode modular, penerapan
asuhan 4
metode modular mengedukasi metode modular,
pelaksanaanya keperawatan dan motivasi Edukasi dan
belum berjalan yang sesuai perawat dalam
penerapan
motivasi perawat
secara dengan SAK
metode modular penerapan
maksimal.
b. Pembagian
- Pembagian mengenai metode
pasien sesuai modular.
pasien dengan
berdasarkan kompetensi - Pembagian pasien
jumlah sudah perawat, tingkat sesuai dengan
sesuai tapi ketegantungan kompetensi
apabila pasien perawat, dan
dihubungkan - Dilaksanakanny
a evaluasi tingkat
dengan ketergantungan
penilaian SOP
kualifikasi yang secara rutin pasien
dimiliki oleh - Dapat - Buat SOP post
perawat yang terlaksanakanny
a post confrence confrence
ada, ada kondisi
pembagian - Dilakukan dan - Evaluasi dan
pasien tidak evaluasi motivasi perawat
penilaian SOP dalam melakukan
sesuai dengan
111

discharge
standar
planning
tindakan
c. Untuk kegiatan berdasarkan SOP
post confrence - Buat SOP
belum konsisten discharge
dilakukan
planning
d. Adapun yang
sudah
dilaksanakan
tapi belum
berjalan baik
adalah penilaian
kepatuhan
terhadap SOP.
e. Pengisian
discharge
planning di
dokumentasi
masih beragam
(ada yang dari
awal masuk,
ada pula saat
mau pulang )

4. Ketersediaan APD Meningkatkan Mengajukan kepada Kepala Jangka Ruang Kepala


Adanya pencatatan
di ruangan yang kebutuhan APD di penggunaan APD kepala ruanagan untuk ruangan Panjang Darussalam Ruangan
terbatas ruangan pengadaan APD yang Darussal
112

memadai am 4 4
sesuai dengan
pasien yang
memerlukan
penggunaan APD
sesuai kebutuhan

5 Konsep organisasi Meningkatkan - Diadakannya - Buat struktur Kepala Jangka Ruang Bagian
keuangan ruangan pengelolaan supervise secara organisasi dalam ruangan Panjang Darussalam Keuangan
belum sesuai keuangan ruangan khusus di bidang pengelolaan dan 4
dengan konsep yang keuangan keuangan bagian
telah ditetapkan - Adanya - Mengadakan keuanga
(metode kontroling dokumentasi perencanaan n
pengelolaan untuk rancangan
keuangan ruang
keuangan mengajukan
masih mengikuti
ruangan secara kontroling tiap
atasan dan terperinci ruangan dengan
menunggu intruksi di hadiri oleh
langsung dari pihak kepala ruanagan
organisasi tertinggi, dan pihak terkait
Belum ada mengenai
pengelolaan pengorganisasian
keuangan ruangan keuangan.
mulai dari
pemasukan dan
pengeluaran)

6. SAK diruangan Meningkatkan - Diadakannya - Kaji dan Perawat Jangka Ruang Kepala
tidak selamanya penerapan SAK supervisi kepada Darusalam
perhatikan resiko
113

diterapkan tidak hanya sesuai perawat jatuh serta resiko ruangan Pendek 4 Ruangan
(intervensi sesuai dengan kebutuhan - Pelaksanaan
infeksi
SAK dilakukan pasien keperawatan
sesuai kebutuhan berdasarkan - Mengadakan
pasien saja) kepada SAK
pelatihan atau
agar tetap
berprinsip workshop
kepada patient
mengenai patient
safety
safety.
7. Belum bisa Dibuatkannya - Pembuatan - Kaji seberapa Bagian Jangka Ruang Bagian SIRS
melakukan reservasi sistem reservasi sistem reservasi
penting dan SIRS Panjang Darusalam
secara online ke online ke online untuk 4
poliklinik pada saat poliklinik ketika kontrol ke efektif reservasi
pasien pulang pasien pulang poliklinik
online ketika
- Pasien tidak usah
antri untuk daftar pasien pulang
ke poliklinik
- Mengusulkan
hanya tinggal
datang sesuai pembuatan sistem
jam dan scan
reservasi online
barcode
ketika pasien
pulang
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai