Anda di halaman 1dari 221

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) RSUD BANYUMAS

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Profesi Ners Stase Manajemen)

Pembimbing Akademik :

Kris Linggardini, S.Kp. M.Kep

Disusun Oleh :

1. Anggun Nur Alina (2311040002)


2. Tegar Dyang Saputra (2311040171)
3. Istianah (2311040191)
4. Sisylia Nuralinda A (2311040193)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal manajemen ini yang
merupakan salah satu syarat memenuhi paktek klinik stase manajemen di RSUD
Banyumas. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya proposal manajemen ini
berkat adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak moril maupun
material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Kris Linggardini, S.Kp. M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah


memberikan pengarahan dan bimbingan selama praktek stase manajemen
2. Ida Nur Setia BW. S.Kep. Ns selaku koordinator Rumah Sakit yang
telah.memberikan arahan selama praktek stase manajemen
3. Dewi Natalia Husdayanti, S.Kep., Ns selaku pembimbing atau Cl klinik
yang telah memberikan bimbingan selania praktek stase manajemen
4. Sigit.Septriyadi, S Kep, Ns selaku kepala ruang HCU
5. Kurdianingsih S.Kep.Ns selaku Ketua TIM ruang HCU

Kami menyadari bahwa proposal manajemen ini terdapat kekurangan dan


masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan proposal
manajemen ini. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................3

C. Waktu............................................................................................................4

D. Cara Pengkajian............................................................................................4

E. Manfaat.........................................................................................................5

F. Peserta...........................................................................................................5

G. Kategori Penilaian.........................................................................................6

BAB II KAJIAN DATA...........................................................................................7

A. Profil dan Gambaran Umum RS...................................................................7

B. Profil dan Gambaran Umum Ruang HCU..................................................15

BAB III KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN......20

A. Kajian Manajemen (Input 5M)...................................................................20

1. Sumber Daya Manusia (Man).................................................................20

2. Money......................................................................................................30

3. Material (Sarana dan Prasarana)..............................................................32

4. Machine...................................................................................................45

5. Metode.....................................................................................................48

6. Proses.......................................................................................................68

BAB IV ANALISA DATA DAN PERENCANAAN...........................................178

A. Identifikasi masalah..................................................................................178

ii
B. Prioritas Masalah.......................................................................................179

C. Analisa SWOT dan POA..........................................................................181

BAB V PELAKSANAAN DAN EVALUASI.....................................................192

A. Implementasi.............................................................................................192

B. Evaluasi.....................................................................................................208

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................209

A. Kesimpulan...............................................................................................209

B. Saran..........................................................................................................209

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai sebuah profesi didefinisikan sebagai suatu


bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan Kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan biopsiko, sosio, spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai
profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
yang professional dan berorientasi pada paradigma sehat sesuai dengan
paradigma keperawatan yang dimiliki.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yang diberikan dalam bentuk asuhan
keperawatan, dilakukan melalui proses pengkajian terhadap penyebab
utama tidak terpenuhi kebutuhan dasar manusia, penentuan diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
pengevaluasian. Seluruh proses diatas disebut proses keperawatan Perawat
sebagai salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan di
rumah sakit merupakan bagian dari integral dari pelayanan kesehatan yang
mempunyai konstribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah
sakit. Sehingga setiap upaya untuk peningkatan pelayanan rumah sakit
juga diikuti upaya peningkatan profesionalitas dan kualitas pelayanan
keperawatan.
Untuk menjadikan perawat sebagai tenaga profesional maka perlu
dilakukan pembinaan secara terus menerus secara berkesinambungan,
sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu
diperhatikan, diakui dan dihargai keprofesionalannya yang dapat dicapai
melalui penerapan sistem manajemen keperawatan. Penerapan sistem

1
manajemen keperawatan membutuhkan kemampuan manajerial yang
tangguh dimana dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya dengan
meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus dilalui
lewat pembelajaran di lahan praktik.
Praktek klinik adalah bagian penting dalam pendidikan
keperawatan dengan tujuan utama menghasilkan perawat yang percaya
diri, kompeten, memiliki konsep diri yang sehat, berkomitmen melakukan
asuhan keperawatan yang berpusat pada klien, dan menjadi pembelajar
mandiri (Levett Jones et al., 2015). Kegiatan praktik klinik keperawatan
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kami
mahasiswa profesi ners dalam melakukan praktik management dalam
penerapan model Metode Asuhan keperawatan Profesional ( MAKP)
dengan model keperawatan Tim dapat di terapkan di ruang keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Manejer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan
yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan
masyarakat. Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang.
Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam
Manajemen Keperawatan-pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah focus
pada sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari
manajemen keperawatann untuk meningkatkan dan mempertahankan
kualitas pelayanann keperawatan, untuk kepuasaan pasien melalui
penigkatan produktifitas dan kualiatas keerja perawat (Nursalam, 2000).

2
Proses manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap – tahap
yaitu pengkajian ( kajian situasional ), perencanaan (strategi operasional),
implementasi dan evaluasi. Untuk menciptkan pelayanan yang berkualitas,
maka diperlukan berbagai sumber daya yang dapat mendukung system
pelayanan kesehatan. Dengan adanya system pengelolaan yang baik,
kemungkinan untuk terwujudnya suatu pemanfaatan atau pemberdayaan
segala sumber daya yang ada secara optimal.
Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa
dilakukan dengan pembelajaran akademik maupun di lahan praktik.
Melalui praktik tersebut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
pendekatan melalui manajemn keperawatan di ruang HCU RSUD
Banyumas.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen selama 3 minggu di Ruang
Ruang HCU RSUD Banyumas, mahasiswa Ners mampu memahami
manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana prasarana maupun
mutu pelayanan keperawatan dalam tatanan klinik dan Mahasiswa
Ners mampu mengaplikasikan kemampuan managerial untu
meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan keperawatan di Ruang
HCU RSUD Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah manajemen keperawatan di Ruang HCU
RSUD Banyumas
b. Mengaplikasikan Standar manajemen di Ruang HCU RSUD
Banyumas.
c. Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa Ners UMP di Ruang HCU RSUD Banyumas

3
C. Waktu

Waktu pelaksanaan praktik manajemen mahasiswa Pendidikan Profesi


Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari tanggal 27 November
sampai dengan 17 Desember 2023

D. Cara Pengkajian

Pengumpulan data pengkajian di Ruang HCU RSUD Banyumas dilakukan


dengan cara:
1. Angket/kuesioner
Kegiatan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada
pasien, kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang ada di
Ruang HCU RSUD Banyumas, yang berisi tentang mutu asuhan
keperawatan yang terdapat di ruangan
2. Wawancara
Kegiatan dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
pasien, yang berada di Ruang HCU RSUD Banyumas mengenai proses
pelayanan perawat terhadap pasien.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi dilakukan
dengan cara melihat dokumen-dokumen yang terdapat di ruangan
tentang data pasien, inventaris ruangan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), profil RS dan ruangan, serta sensus harian pasien.
4. Observasi
Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan cara
melihat langsung tentang kondisi fisik ruangan, barang-barang
inventaris, proses pemberian asuhan keperawatan, pelaksanaan
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, meeting morning,
pre-post conference dan operan jaga yang dilakukan di ruang HCU
RSUD Banyumas.

4
E. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit


a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan SP2KP.
b. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan SKP.
c. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan PPI
d. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
khususnya diruang HCU RSUD Banyumas, sehingga dapat
mengelola manajemen ruang dan asuhan keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP,
SKP dan PPI di ruang HCU RSUD Banyumas.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan SP2KP,SKP dan PPI di ruang HCU RSUD Banyumas.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).

F. Peserta

Mahasiswa praktik manajemen di Ruang HCU RSUD Banyumas


adalah mahasiswa Program Pendidikan Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto angkatan 2023/2024. Nama anggota kelompok yang
melakukan praktek di Ruang HCU, meliputi :

Angka Kelom Nama NIM


tan pok
2023 29 Istianah, S.Kep 231104019

5
1
2023 29 Sisylia Nuralinda 231104019
Anggraeni, S.Kep 3
2023 29 Tegar Dyang Saputra, 231104017
S.Kep 1
2023 29 Anggun Nur Alina, 231104000
S.Kep 2

G. Kategori Penilaian

Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2010), yang akan diberikan


pada masing-masing komponen instrumen pengumpulan data 5M, pasien,
instrumen A,instrumen B, dan instrumen C. Kategori penilaian ini
digunakan untuk menentukan nilai/analisa yang terbagi dalam 3 kategori :
baik, cukup dan kurang dengan rentang sebagai berikut :
1. kategori baik : > 75%
2. kategori cukup : 60 – 75 %
3. kategori kurang : < 60 %
Adapun kelompok menyepakati masalah yang akan di angkat
berdasarkan :
1. Nilai < 60 %
2. Nilai yang seharusnya 100% tetapi belum terpenuhi : identifikasi
pasien,komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat,dan resiko
jatuh.

6
BAB II
KAJIAN DATA

A. Profil dan Gambaran Umum RS

1. Profil RSUD Banyumas


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas merupakan
Rumah Sakit tipe B pendidikan milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas yang berlokasi di Jl. Rumah Sakit No.1 Kejawar, Kec.
Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53192 dengan jumlah
tempat tidur 360 TT, luas tanah 6,2 Ha dan luas bangunan 4,5 Ha.
Apresiasi terhadap RSUD Banyumas baik dari masyarakat sebagai
pelanggan maupun dari pemerintah RI terus meningkat secara
bermakna. Pada tahun 1997 RSUD Banyumas mendapat peredikat
juara I tingkat nasional lomba kinerja RS kelas C, tahun 2000
terakreditasi secara penuh untuk akreditasi tingkat lanjut dari kemnkes
pertama di Jawa Tengah. Tahun 2003 terakreditasi untuk akreditasi
penuh tingkat lengkap dari Kemenkes pertama di Indonesia, dan tahun
2006 RSUD Banyumas mendapat predikat juara I lomba pelayanan
publik tingkat nasional, dan masih banyak apresiasi yang di raih
RSUD Banyumas. Sejak tahun 1992 sampai dengan sekarang tercatat
lebih dari tiga puluh predikat membanggaan yang diraih RSUD
Banyumas baik tingkat regional maupun nasional. Prestasi demi
prestasi ini diraih RSUD Banyumas bukan dengan cara yang sederhana
dan proses yang mudah. Sejak tahun 1992, diadakan upaya perbaikan
mutu pelayanan yang intensif melalui penerapan Total Quality
Management yang dibarengi dengan kegiatan continuous improvement
lainnya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4
Tahun 2001, RSUD Banyumas adalah salah satu Badan Teknis Daerah
milik Pemerintah Kabupaten Banyumas yang mempunyai tugas
melaksanakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien dengan

7
mengutamakan upaya penyembuhan serta pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam
perkembangannya RSUD Banyumas terus melesat secara bermakna
dari tugas sesuai Peraturan daerah tersebut diatas.
Menyikapi dengan perkembangan yang signifikan dari RSUD
Banyumas ini, pengelolaan RSUD Banyumas pun menjadi satu
kebutuhan untuk diubah dari status swadana menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Berdasarkan Keputusan Bupati Banyumas
Nomor 445/371/2008 tentang Pola Pengelolaan Keuangan, RSUD
Banyumas pun berubah status pengelolaannya menjadi BLUD yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD). Dari catatan sejarah RSUD Banyumas berdiri
pada tanggal 30 april 1925 pada masa Hindia Belanda. Berikut adalah
perjalanan sejarah RSUD Banyumas dari masa ke masa.
Sejarah Periode tahun 1925–1935 RSUD Banyumas diberi nama
“Julianna Bugerziekenheis” yang pada waktu itu lebih dikenal dengan
Rumah Sakit Julianna yang pengelolaannya dibawah Pemerintah
Hindia Belanda. Periode tahun 1935– 1945 RS Julianna tersebut diberi
nama Rumah Sakit Banyumas yang pengelolaannya di bawah
Pemerintah Jepang.Periode tahun 1945–1947, Rumah Sakit Banyumas
pengelolaannya dibawah Kabupaten Banyumas. Periode tahun 1950–
1953 dengan nama Rumah Sakit Umum Banyumas yang
pengelolaannya dibawah Departemen Kesehatan Kabupaten
Banyumas. Periode tahun 1953 sampai dengan tahun 1992 RSU
Banyumas dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas,
pengelolaannya dibawah Pemerintah Daerah. Periode tahun 1992–
1993 Rumah Sakit tersebut dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas dengan status kelas D yang pengelolaannya dibawah
Pemerintah Kabupaten Banyumas.

8
Periode tahun 1993–2000 Rumah Sakit tersebut dengan nama
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dengan status kelas C yang
pengelolaannya di bawah Pemerintah Kabupaten Banyumas. Periode
tahun 2000–2001, RSUD Banyumas menjadi RS kelas B non-
Pendidikan yang pengelolaannya dibawah Pemerintah Kabupaten
Banyumas.Periode tahun 2001–2008 Rumah Sakit tersebut diberi
nama
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dengan status kelas B
pendidikan yang pengelolaannya dibawah Pemerintah Kabupaten
Banyumas, sesuai keputusan Bupati Banyumas nomor 445/371/2008
tertanggal 16 Juli 2008 diberi kewenangan untuk melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
2. Alamat
RSUD Banyumas berada di Jalan Rumah Sakit No. 1 Banyumas.
Telp (0281) 796182, 796031 Fax. (0281) 796182.
e-mail : rsudbanyumas@banyumaskab.go.id
3. Visi, Misi, Filosofi dan Motto RSUD Banyumas
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang bermutu tinggi,
seimbang dan komprehensif
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang
kesehatan yang bermutu tinggi, manusiawi dan terjangkau bagi
masyarakat.
2) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang
kesehatan yang seimbang, komprehensif dan terintegrasi,
3) Mengembangkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
4) Meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terkait
c. Filosofi
Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pelanggan adalah
Kebahagiaan Kami

9
d. Motto
Rumah Sakit Umum Banyumas memberikan Pelayanan Terbaik
yang “CEMERLANG” (Cepat, Efektif, Mudah, Efisien, Ramah,
Lancar, Aman, Nyaman, Gairah).
4. Budaya Kerja
Tri Sukses RSUD Banyumas:
a. Sukses peningkatan mutu (5M)
Mutu, Mudah, Murah, Mantap, Marem
b. Sukses peningkatan disiplin (5R)
Rapi, Rajin, Resik, Ramah, Rukun
c. Sukses peningkatan efesiensi
(CUBIT) Cukup, Urgent, Baik, Irit, Terawat
5. Keyakinan
Kami berkeyakinan bahwa
a. Mutu adalah unsur utama dalam melayani penderita.
b. Prosedur pelayanan yang mudah serta tidak berbelit-belit akan
menyenangkan pasien.
c. Sikap yang ramah dan profesional akan membantu pasien untuk
mencapai kesembuhan dan kepuasan.
d. Pengetahuan dan ketrampilan kami sangat mempengaruhi mutu
pelayanan.
e. Bekerja adalah ibadah, oleh karenanya sikap ikhlas disertai
semangat kerja yang tinggi dan bergairah sangat diperlukan untuk
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
f. Salah satu tolok ukur keberhasilan RSUD Banyumas adalah
Pemanfaatan Rumah Sakit oleh masyarakat.
g. Kritik dan saran dari masyarakat akan membuat kami sadar akan
kekurangan yang sehingga kami senantiasa memperbaikinya.
6. Pemberian Pelayanan
a. “SENYUM”

10
1) Sigap dan Salami dengan tulus dan sopan, pelihara harga diri
pelanggan.
2) Empati terhadap perasaan dan masalah pelanggan .
3) Nalar, nyatakan respon positif terhadap masalah pelanggan dan
jadilah pendengar aktif yang baik.
4) Yakinkan bahwa anda mengerti masalah pelanggan dan siap
membantu.
5) Upayakan gagasan pelanggan.
6) Mengucapkan terima kasih dan meminta maaf yang tulus
b. “TRAMPIL”
1) Tanya, kumpulkan informasi kebutuhan pelanggan.
2) Rumuskan, permasalahan pelanggan.
3) Ambil rencana tindakan dan usulkan secara sugestif.
4) Melibatkan pelanggan dalam pengambilan keputusan atau
Tindakan (misalnya pelanggan belum bisa bayar, kita tagani).
5) Pelaksanaan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
6) Informasikan kepada pelanggan setiap perkembangan
penyelesaian tindakan.
7) Lanjutkan pelayanan sampai tuntas dan cek tingkat kepuasan
pelanggan.
7. Cara Pandang pasien Menurut RSUD Banyumas
a. Pasien adalah orang yang paling penting dalam urusan kita
b. Mereka bukannya pengganggu pekerjaan kita, tetapi mereka adalah
tujuan pekerjaan kita
c. Kita bukannya bermurah hati dengan melayani mereka, merekalah
yang bermurah hati dengan memberikan kesempatan untuk
melayani mereka.
d. Mereka bukan orang luar dalam urusan kita tetapi mereka adalah
urusan kita.

11
e. Mereka bukanlah barang, tetapi mereka adalah daging dan darah,
makhluk manusia dengan rasa dan perasaan yang bisa menyukai
dan tidak menyukai.
f. Pasien adalah orang yang menyampaikan keluhannya kepada kita,
adalah tugas kita menangani keluhan itu dengan cara yang
menyenangkan dan penuh kesediaan untuk membantu.
8. Pengelompokan Unit Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja
yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan
unit kerja di rumah sakit sebagai berikut:
a. Rawat Inap
1) Rawat inap umum
a) Ruang Cempaka (Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam
Pria Kelas II, III)
b) Ruang Dahlia (Pelayanan Rawat Inap Penyakit Bedah Pria
Kelas II, III)
c) Ruang Edelweis (Pelayanan Rawat Inap Penyakit Bedah
Wanita, THT dan Mata Kelas II, III
d) Ruang Melati (Pelayanan Rawat Inap Kelas III)
e) Ruang Teratai (Pelayanan Rawat Inap Kelas III)
f) Ruang Flamboyan (Pelayanan Rawat Inap Kelas I)
g) Ruang Gardena (Pelayanan Rawat Inap Kelas I)
h) Ruang Kanthil (Pelayanan Rawat Inap Anak)
i) Ruang Permata Hati
2) Rawat unit khusus
a) Instalasi Bedah Sentral
b) Instalasi Gawat Darurat
c) Intensive Care Unit
d) Intensive Cardiac Care Unit
e) Hight Care Unit
f) Unit Stroke

12
g) Kamar Bersalinan
h) Pelayanan jiwa terpadu
i) Unit Thalasemia
3) Pelayanan Rawat jalan
a) Klinik spesialis bedah umum dan konsultan bedah anak
b) Klinik tumbuh kembang anak
c) Klinik VCT “Bunga Harapan” (klinik pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS)
d) Klinik spesialis bedah umum
e) Klinik spesialis bedah ortopedi
f) Klinik spesialis bedah digestif
g) Klinik spesialis jantung
h) Klinik spesialis jiwa/penanggulangan narkoba
i) Klinik spesialis kebidanan dan kandungan/laktasi/KB
j) Klinik spesialis kulit dan kelamin
k) Klinik spesialis mata
l) Klinik spesialis penyakit dalam
m) Klinik spesialis saraf
n) Klinik spesialis THT
o) Klinik gigi dan mulut
p) Klinik kosmetik medik
q) Klinik konsultasi gizi
r) Unit endoskopi
s) Klinik umum/general check up
t) Klinik VIP
4) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi laboratorium
b) Instalasi radiologi
c) Instalasi farmasi
d) Instalasi teknologi informatika (ITI)
e) Instalasi pemasaran sosial

13
f) Instalasi gizi
g) Instalasi sterilisasi sentral
h) Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana RS
i) Instalasi rehabilitasi medik (IRM)
j) Instalasi sanitasi dan penyehatan lingkungan
k) Instalasi rekam medis
l) Pelayanan bina rohani,
m) Pemulasaran jenazah
n) Pelayanan transportasi (ambulance)
9. Denah RSUD Banyumas

Gambar 2.1 Denah RSUD Banyumas

14
B. Profil dan Gambaran Umum Ruang HCU

1. Profil Ruang HCU


Ruangan High Care Unit ( HCU ) merupakan salah satu ruang
rawat inap non kelas dengan administrasi pembayaran dihitung
perhari, BPJS, Asuransi lain atau Umum di RSUD Banyumas. HCU
adalah ruangan kritis, pasien-pasien yang dirawat di ruang HCU adalah
pasien yang membutuhkan pengawasan, perawatan, dan pengobatan
ketat karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang dapat
mengancam jiwa. Kriteria pada pasien yang masuk di ruangan HCU
dalah pasien dengan gangguan respirasi yang berpotensi mengalami
gangguan hemodinamik atau resiko memburuk, pasien dengan
gangguan respirasi yangbmemerlukan pemantauan tanda vital, pasien
yang memerluka perawatan intensif, pasien yang tidak stabil, serta
pasien terminal. Kriteria pasien yang keluar dari ruang HCU adalah
kebutuhan untuk terapi intensif sudah tidak ada lagi, terapi yang
dilakukan gagal, pada saat pemantauan ternyata tidak memerkukan
terapi intensif. Pasien ditempatkan di ruangan HCU agar lebih mudah
dipantau dan dengan mudah dipindahkan ke ICU bila kondisinya
memburuk. Sebaliknya, jika kondisinya membaik makan pasien dari
ruang HCU dapat dipulangkan atau bisa di pindah ke ruang rawat inap.
Penyakit yang di derita pasien di ruang HCU ada berbagai macam dari
medical bedah, ginekologi, penyakit dalam, pediatrik dengan penyakit
penyerta lain, meningitis, syok, serta sepsis. Namun, permasalahan
gagal nafas menjadi diagnose terbanyak di ruangan HCU RSUD
Banyumas. Ruang HCU dipimpin oleh 1 kepala ruangan (KARU) yang
dibantu oleh 3 ketua tim (KATIM), 12 perawat pelaksana (PP) dan 1
petugas administrasi. Bentuk pelayanan keperawatan yang ditetapkan

15
di Ruang HCU adalah Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP) dengan metode mudular. Ruang HCU terdiri dari
8 kamar pasien dengan kategori non kelas, dan di Ruang HCU terdapat
1 ruang perawat, 1 ruang istirahat, 1 ruang spoel hoek, 1 ruangan
obat/tindakan, 1 ruang tunggu, dan 2 kamar mandi petugas.
2. Filosofi
Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah
kebahagiaan kami

16
3. Denah Ruang HCU

Gambar 2.2 Denah Ruang HCU RSUD Banyumas

17
4. Struktur Organisasi Ruang HCU

DIREKTUR
dr. Dani Esti Novia

WAKIL DIREKTUR
dr. Rudy Kristiano,
Sp.B

KEPALA
IATI
dr. Anantya KOORDINATOR
Hari W , Sp.An TERAPI
INTENSIVE

ADMINISTRASI
Hardyanti Dwi D,
S.Kom
KEPALA RUANG
Sigit Septriyadi,
S.Kep.,Ns

KATIM KATIM KATIM


Any Kurniawati, Kurdianingsih Siti Usfatun
S.Kep., Ns S.Kep.,Ns Khasanah, S.Kep.,Ns

PERAWAT PELAKSANA
Ridho Handoko, S.Kep.,Ns Dian Ismawati, S.Kep.,Ns
Arin Budi Wahyuni, AMK Dahlan Tri Kusuma, AMK

18
Dwi Stianingsih. AMK Bono Pambudi, A.Md.,Kep
Sri Rahayu, S.Kep.,Ns Dwi Kurniawan. AMK
Mukti Eismutriyadi, AMK Dika Maria Sani, S.Kep.,Ns
Ellya Istiana, S.Kep.,Ns Safitri Dewi, S.Kep.,Ns

BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN

A. Kajian Manajemen (Input 5M)

1. Sumber Daya Manusia (Man)

a. Kajian Teori
Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk
pelayanan biologis, psikologis, sosial, spritual yang ditunjukkan
pada inidividu, keluarga, dan masyarakat . Keberhasilan suatu
organisasi rumah sakit sangat tergantung pada kemampuan
manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan atau tenaga
perawat dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas,
budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa
SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi.
Oleh karena itu penetapan SDM di Rumah Sakit dalam hal ini
tenaga perawat perlu diperhatikan.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah, proses membuat
perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan dengan kriteria
tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap shiftnya. Untuk
keperluan itu, beberapa ahli telah, mengembangkan beberapa
formula. Formula tersebut juga dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang
atau berlebih. Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan
salah satu perencanaan dalam hal menentukan berapa banyak

19
tenaga yang dibutuhkan dalam suatu ruangan dan kriteria tenaga
yang dipakai untuk suatu ruangan tiap shiftnya.Kebutuhan tenaga
keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah
sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di
rumah sakit sebagai berikut :
1) Pengelompokan unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit
kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut:
a) Rawat inap dewasa
b) Rawat inap atau perinatal
c) Rawat inap intensif (ICU dan HCU)
d) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
e) Kamar bersalin
f) Kamar operasi
g) Rawat jalan
2) Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan Terdapat beberapa model pendekatan yang dapat
dilakukan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan,
yaitu :
a) Berdasarkan DepKes RI (2002)
Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI :
 Rata – rata jam perawatan
 Bedah 4 jam/ hari/ klien
 Penyakit dalam 3,5 jam/ hari/ klien
 Gawat 10 jam/ hari/ klien
 Kebidanan 2,5 jam/ hari/ klien

Berdasarkan tingkat ketergantungan rata – rata jumlah


jam perawatan menurut Depkes

 Askep Minimal 2 jam

20
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri.
 Makan dan minum dilakukan sendiri.
 Ambulasi dengan pengawasan.
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap
shift.
 Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
 Askep Sedang 3,08 jam
 Kebersihan diri dibantu, makan minum
dibantu.
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
 Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari
sekali.
 Askep agak berat 4,15 jam
 Sebagian besar aktifitas dibantu.
 Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam
sekali.
 Terpasang folley cateter, intake output
dicatat.
 Terpasang infus
 Pengobatan lebih dari sekali
 Persiapan pengobatan perlu prosedur
 Askep Berat 6,16 jam
 Segala aktifitas diberikan perawat.
 Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam.
 Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
 Penggunaan suction.
 Gelisah/disorientasi
b) Jumlah Perawat yang tersedia menurut Depkes RI

21
Jumlah perawat yang tersedia :

Jumlah hari perawatan/hari


Jam hari kerja efektif

c) Loss day (hari libur/cuti/hari besar)


Jumlah hari Minggu dalam1 tahun +cuti+ Hari besar
. jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif per Tahun

d) Non Nursing Job


Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non
keperawatan diperkirakan 25% dan jam pelayanan
keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan+ loss day
x 25
100
e) Faktor koreksi
Loss day + Non Nursing Job
f) Jumlah tenaga perawat
Tenaga Perawat yang tersedia + Faktor koreksi
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
satu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien klien, dimana
masing-masing kategori mempunyai nilai standar/ shifnya, yaitu
sebagai berikut :

Tingkat Kebutuhan tenaga perawat


Ketergantungan Pagi Sore Malam
Minimal care 0,17 0,14 0,07
Partial care 0,27 0,15 0,10
Total care 0,36 0,30 0,20

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap


keperawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai
berikut:

22
1. Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam
atau 24 jam dengan kriteria :
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shiff
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
f. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2. Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam atau
24 jam dengan kriteria :
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
c. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d. Folley catheter/intake output dicatat
e. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
3. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam
/ 24 jam dengan kriteria :
a. Segalanya diberikan / dibantu
b. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
c. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi
intravena
d. Pemakaian suction
e. Gelisah / disorientasi

Menurut Gillies (1994), kebutuhan tenaga perawat secara


kuantitatif dapat dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

Tenaga Perawat :
A x B x 365
( 365−C ) x jam kerja /hari

23
Keterangan:
A = Jam efektif / 24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan
klien)
B = Sensus harian (BOR x jumlah TT)
C = Jumlah hari libur
Prinsip perhitungan Gilles adalah sebagai berikut :

Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari


adalah :

1. Waktu keperawatan langsung (rata-rata 4-5/klien/hari) dengan


spesifikasi pembagian adalah :
a. Keperawatan mandiri/self care = ¼ x 4 = 1 jam
b. Keperawatan partial/partial care = ¾ x 4 = 3 jam
c. Keperawatan total/total care = (1-1,5) x 4 = 4 – 6 jam
d. Keperawatan intensif/ intensif care = 2 x 4 = 8 jam
2. Waktu perawatan tidak langsung
a. Menurut RS detrolit (Gilles, 1994) = 38 menit/klien/hari
b. Menurut wolfed an young = 60 menit/klien/hari = 1
jam/hari/klien
3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien
= 0,25/jam/hari/klien
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu
(kalua hari kerja efektif 6 hari hari maka 40/6 = 6,6 dibulatkan
menjadi 7 jam/hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 =
8 jam/hari

b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh data jumlah pegawai di
Ruang HCU adalah 16 orang, dengan perincian 1 orang Kepala
Ruang, 1 orang Ketua Tim, 14 orang Perawat Pelaksana dan 1

24
orang dibagian administrasi. Dari 12 tenaga perawat yang ada di
ruang HCU dibagi menjadi 3 shift jaga yaitu:
1) Shift pagi : 5 orang
2) Shift sore : 3 orang
3) Shift malam : 3 orang
4) Cuti : 1 orang
5) Libur & Lepas : 2 orang
Perawat yang bertugas dalam shift pagi secara menetap adalah
Kepala Ruang, Ketua tim dan administrasi. Kapasitas tempat tidur
diruang HCU adalah 8 tempat tidur. Berikut ini adalah perhitungan
jumlah kebutuhan tenaga di ruang HCU:
1) Menurut Depkes RI
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah:
a) Rata rata jumlah jam perawatan/klien/ hari
Jumlah klien selama tiga bulan terakhir yaitu bulan
Agustus 57 pasien, September 53 pasien dan Oktober 56
pasien dengan jumlah keseluruhan 166 pasien.
Rata –rata jumlah pasien per/hari = 166 / 92 = 1,80 atau
dibulatkan menjadi 2 pasien/hari

Jumlah Perawat yang Tersedia Menurut Depkes di


Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023

Jumlah jam 5x8 = 40


perawatan/hari
Jumlah perawat yang 40/8 = 5
tersedia
Lossday 78/286x5 = 1,36
Non nursing job (5+1,36)x25% = 1,59
Factor koreksi 1,36 + 1,59 = 7,95
Jumlah tenaga kerja 5 + 2,95 = 7,95

25
Dibulatkan 8 perawat

2) Menurut Douglas
Menurut Douglas jumlah tenaga perawat secara
keseluruhan di tambah 1/3 sehingga perhitungannya pada table
berikut :
Tabel 3.3
Perhitungan Douglas hari 1 di Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode 27-29 November 2023

Pagi Siang Malam


Total care 0,36x4 = 0,3x4 = 0,2 x 4 =
1,2 1,2 0,8
Jumlah 1,2 1,2 1
Hasil 1 1 1
Total 3 perawat

Tabel 3.4
Perhitungan Douglas hari 2 di Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode 27-29 November 2023

Pagi Siang Malam


Total care 0,36x8 = 0,3x8 = 0,2x8 =
2,88 2,4 1,6
Jumlah 2,88 2,4 1,6
Hasil 3 2 2
Total 7 perawat

Tabel 3.5

26
Perhitungan Douglas hari 3 di Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode 27-29 November 2023

Pagi Siang Malam


Total care 0,36x6 = 0,3x6= 0,2 x 6 =
2,16 1,8 1,2
Jumlah 2,16 1,8 1,2
Hasil 2 2 1
Total 5 perawat

Rata-rata hari 1, 2, 3 = 15/3 = 5 perawat


Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan dalam sehari
sebanyak 5 perawat, perawat libur atau cuti adalah 1/3x5 = 1.
Sehingga keseluruhan tenaga perawat dalam satu hari adalah
5+1 adalah 6+2= 8 perawat
3) Menurut Gillies
Table 3.6
Data BOR di di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023

N Bulan Jum Rata- BO Ju


o lah rata jam R mlah
pasien perawatan TT
pasien/hari
1 Agustu 57 5 71, 8
s 25%
2 Septe 53 5 66, 8
mber 25%
3 Oktob 56 5 70, 8
er 00%
Total 166 15 207 24

27
,5%
Rata-rata 55 5 69, 8
16%
c. Kualitas Tenaga Keperawatan
1) Kajian teori
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat
bergantung pada kemampuan manajemen dalam menyelaraskan
unsur-unsur karyawan (tenaga perawat) dengan sistem, struktur
organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja, dan lingkungannya.
Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan
kualitas yang tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2) Kajian data
Hasil pengkajian yang telah dilakukan di dapatkan data staf
karyawan di Ruang HCU sebagai berikut :

N Nama Perawat Pendi Jaba Pelatihan


o dikan tan
1 Sigit Septriyadi, Ners Kar 1. BTCLS
S.Kep. ,Ns u 2. Pelatihan
bedah
dassar
3. Manajem
en kepala
ruang
2 Kurdianingsih,S. Ners Kati BTCLS
Kep.,Ns m

28
3 Siti Usfatun Ners Kati BTCLS
Khasanah, S.Kep., m
Ns
4 Ani Kurniawati, Ners Kati BTCLS
S.Kep., Ns m
5 Ridho Handoko, Ners Pera 1. BTCLS
S.Kep.,Ns wat 2. Hiperkes
pelaksa
na
6 Sri Rahayu, Ners Pera BTCLS
S.Kep.,Ns wat
pelaksa
na
7 Ellya Istiana, Ners Pera BTCLS
S.Kep.,Ns wat
pelaksa
na
8 Dian Ismawati, Ners Pera BTCLS
S.Kep.,Ns wat
pelaksa
na
9 Safitri Dewi, Ners Pera BTCLS
S.Kep.,Ns wat
pelaksa
na
1 Dika Maria Sani, Ners Pera BTCLS
0 S.Kep.,Ns wat
pelaksa
na
1 Dwi Stianingsih, D3 Pera 1. BTCLS
1 AMK wat 2. Pelatihan

29
pelaksa CPD
na
1 Mukti D3 Pera BTCLS
2 Eismutriyadi, AMK wat
pelaksa
na
1 Dahlan Tri D3 Pera 1. BTCLS
3 Kusuma, AMK wat 2. Pelatihan
pelaksa in
na house
training
keperawa
tan
(interpret
asi EKG)
1 Bono Pambudi, D3 Pera BTCLS
4 Amd.Kep wat
pelaksa
na
1 Arin Budi D3 Pera BTCLS
5 Wahyuni, AMK wat
pelaksa
na
1 Dwi Kurniawan, D3 Pera BTCLS
6 AMK wat
pelaksa
na

2. Money

a. Kajian teori

30
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak
dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur
nilai. Besarkecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang
yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan
alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus
dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Menurut UU No 28 Tahun 2009, pendapatan asli daerah
adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah
yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisah-
pisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil data subyektif di Ruang HCU terdapat
beberapa sumber pendapatan rumah sakit umum daerah Banyumas,
antara lain :
1) Daftar Isian Proyek pemerintah pusat dari APBN.
2) Daftar Isian Kegiatan dari APBN.
3) Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan
pelayanan Rumah Sakit
4) Pendapatan rumah sakit : Tarif ruangan
Paket tarif harian meliputi akomodasi, jasa visit 1 dokter DPJP,
asuhan /tindakan keperawatan, jasa pelayanan BPJS, jasa
pelayanan makanan. Di luar pelayanan tersebut dikenakan tarif
sesuai ketentuan.
Tarif Ruangan di Ruang HCU RSUD Banyumas
Tahun 2023

N Kelas Kartu Pendaftara Paket

31
o tunggu n harian
1 Non Rp. Rp. 20.000 Rp.
VIP 15.000 500.000
2 VIP Rp. Rp. 20.000 Rp.
15.000 500.000

Laporan Pendapatan Kamar Per Debitur


di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 2022

N Debitur Jumlah
o
1 BPJS NON PBI Rp. 325.422.624
2 BPJS PBI Rp. 478.155.568
3 Jasa Raharja Rp. 39.281.992
4 Umum Rp. 115.943.888
Total Rp. 948.804.072

Analisa :
Berdasarkan laporan bagian keuangan ruang HCU pendapatan
tertinggi di ruang HCU diperoleh dari BPJS PBI yaitu Rp.
478.155.568, dan paling sedikit diperoleh dari Jasa Raharja yaitu
Rp. 39.281.992.

3. Material (Sarana dan Prasarana)

a. Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan yang
meliputi kebutuhan (jumlah, jenis, spesifikasi) serta
pengelolaannya dalam Upaya mewujudkan pelayanan keperawatan
yang berkualitas.

32
1) Pengertian
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah, jenis
dan spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas
2) Ruang Lingup
Peralatan keperawatan yang dimaksud dalam standar ini
terdiri dari :
a) Linen
b) Alat Kesehatan
c) Alat rumah tangga rawat inap
d) Alat pencatatan dan pelaporan keperawatan
e) Pengelolaan peralatan keperawatan yang meliputi: standar
perencanaan, standar pengadaan, standar distribusi, standar
penggunaan, standar pemeliharaan, standar penggantian,
standar penghapusan dan standar pengawasan dan
pengendalian
3) Jenis standar
a) Standar 1 : Linen
Penetapan kebutuhan linen berdasarkan jumlah, jenis
dan spesifikasi menjamin tersedianya linen yang memadai
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya kebutuhan linen untuk mendukung
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria struktur:
 Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan linen
 Adanya mekanisme pengelolaan linen di RS
 Adanya SOP/Protap penggunaan linen
 Adanya standar linen yang meliputi jumlah, jenis,
dan spesifikasi

33
 Adanya pedoman menghitung linen
 Adanya tempat penyimpanan linen yang memadai
Linen

No Nama Barang Jumlah


1 Gordyn 12
2 Baju perawat 16
3 Seprai besar 24
4 Manset dewasa 24
5 Topi 24
6 Selimut wool 24
7 Selimut biasa 24
8 Seprai kecil 24
9 Sarung bantal 24
10 Sarung Kasur 24
11 Vitrase 16
12 Tutup alat 20
13 Stik laken 24
14 Handuk 24
15 Waslap 48
16 Masker 2 box
17 Gown 16
18 Perlak 24
19 Restrain 12

Kriteria proses :

 Mengidentifikasi kebutuhan linen sesuai jumlah,


jenis dan spesifikasi
 Menyusun rencana kebutuhan linen sesuai beban
kerja dan jenis pelayanan

34
 Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan,
dan penyimpanan linen sesuai SOP
 Melaksanakan koordinasi antara bidang
keperawatan dengan unit kerja terkait dalam
pengelolaan linen
 Mengoptimalkan linen menurut fungsi dan masa
pakai
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
penggunaan linen secara teratur dan berkala.

Kriteria Hasil :

 Tersedianya linen sesuai standar


 Tersedianya dokumen meliputi jumlah, jenis,
spesifikasi, kondisi dan masa pakai linen
b) Standar 2 : alat Kesehatan
Pernyataan :
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi
jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat
keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
Rasional:
Terpenuhinya alat keperawatan yang memadai untuk
mendukung pelayanan keperawatan yang efektif dan
efisien.
Kriteria Struktur :
 Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
keperawatan.
 Adanya mekanisme pengelolaan alat keperawatan
dan kebidanan di RS.
 Adanya SOP/Protap penggunaan alat keperawatan.
 Adanya SOP/Protap pemeliharaan alat keperawatan.

35
 Adanya standar alat meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi
 Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
keperawatan
 Adanya tempat penyimpanan alat keperawatan yang
memadai.
Kriteria Proses :
 Mengidentifikasi kebutuhan alat keperawatan sesuai
dengan jumlah, jenis dan spesifikasi
 Menyusun rencana kebutuhan alat keperawatan yang
meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
 Melaksanakan pendistribusian, pemeliharaan dan
penyimpanan alat keperawatan SOP
 Melaksanakan koordinasi antara bidang
keperawatan dengan unit kerja terkait dalam
pengelolaan alat untuk pelayanan keperawatan.
 Mengoptimalkan alat menurut fungsi dan masa
pakai sesuai dengan SOP
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
penggunaan alat keperawatan secara teratur dan
berkala
Kriteria Hasil :
 Tersedianya alat keperawatan sesuai dengan standar
 Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan
alat tertentu, kondisi dan masa pakai alat
keperawatan.
 Adanya daftar inventaris alat keperawatan ditiap
unit kerja secara teratur dan berkala.
 Alat keperawatan di ruang rawat inap umum dengan
kapasitas 11 kamar dengan 1 pasien per ruangan.

36
c) Standar 3 : Alat rumah tangga
Pernyataan :
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga rawat inap baik
dari segi jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya
alat rumah tangga yang memadai untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan.
Rasional :
Terpenuhinya kebutuhan alat rumah tangga rawat inap
yang memadai dalamupaya mendukung pelayanan
keperawatan yang efektif dan efisien.
Kriteria Struktur :
 Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
rumah tangga rawat inap
 Adanya mekanisme pengelolaan alat rumah tangga
rawat inap di RS.
 Adanya SOP penggunaan alat rumah tangga rawat
inap.
 Adanya SOP pemeliharaan penggunaan rumah
tangga rawat inap.
 Adanya standar meliputi jumlah, jenis dan
spesifikasi alat rumah tangga rawat inap.
 Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat rumah
tangga rawat inap
 Adanya tempat penyimpanan alat rumah tangga
rawat inap yang memadai
Alat rumah tangga

N Jenis Barang Rasio


o
1 Kursi roda -
2 Lemari obat 1

37
emergency
3 Meja pasien 8
4 Over bed table -
5 Standar infuse 2-3/
Ruangan
6 Standar Waskom 6
double
7 Waskom mandi 20
8 Lampu 1-2/
Ruangan
9 Tempat tidur 1
fungsional
1 Tempat tidur biasa 8
0
1 Troli obat 1
1
1 Troli balut 1
2
1 Troli suntik 1
3
1 Timbangan BB/TB 1
4
1 Dorongan oksigen 1/Ruangan
5
1 Piring makan 1/Ruangan
6
1 Piring snack 1/pasien
7
1 Kran air 1
8
1 Tempat sampah 2

38
9 pasien
2 Tempat sampah besar 1
0 tertuutp

d) Standar 4 : alat pencatatan dan pelaporan


Pernyataan :
Penetapan kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan
baik dari segi jumlah dan jenisnya yang dapat menjamin
pelaksaan dan pelaporan dalam menunjang tercapainya
tujuan pelayanan keperawatan
Rasional :
Terpenuhinya alat pencatatan dan pelaporan yang
diperlukandalam upaya mendukung pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien
Kriteria Struktur
 Adanya kebijakan RS tentang pengelolaan alat
pencatatan dan pelaporan keperawatan.
 Adanya mekanisme pengelolaan alat pencatatan
pelaporan di RS
 Adanya petunjuk teknis pengisian alat pencatatan
dan pelaporan
 Adanya SOP/Protap penyimpanan alat pencatatan
dan pelaporan
 Adanya standar alat pencatatan dan pelaporan
meliputi jumlah, jenis dan spesifikasi
 Adanya pedoman menghitung kebutuhan alat
pencatatan dan pelaporan.
 Alat pencatatan dan pelaporan di ruang rawat inap
dengan kapasitas 30 orang pasien per ruangan
b. Kajian Data
1) Inventaris Linen

39
Lembar observasi
Daftar Linen di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Jenis alat/ Jumlah Kondi Keterang


o Fasilitas saat ini si sata ini an
1 Baju 24 Baik Cukup
Tindakan
2 Handuk 24 Baik Cukup
kecil
3 Seprei 16 Baik Cukup
4 Stik laken 24 Baik Kurang
5 Sarung 24 Baik Cukup
bantal
6 Selimut 24 Baik Cukup
7 Perlak 24 Baik Cukup
8 Perlak 15 Baik NA
Kasur
9 Apron 8 Baik NA
1 Baju 14 Baik Cukup
0 operasi
1 Kasur 1 Baik NA
1 dekubitus

Analisa :
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa linen
dalam kondisi baik dan sudah sesuai dengan peraturan Depkes.
Beberapa barang yang masih kurang untuk segera dilengkapi
sehingga pelayanan di Ruang HCU dapat menjadi lebih baik.

40
2) Inventaris alat keperawatan
Lembar Observasi
Alat Keperawatan di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Nama Barang Juml Kond Keteran


o ah saat isi saat gan
ini ini
1 Tensi meter 2 Baik Cukup
dorong
2 Stetoskop 3 Baik Cukup
3 Timbangan 1 Baik Cukup
dewasa
4 Oksigen 1 Baik Cukup
transport
5 Gunting 1 Baik Cukup
perban
6 Bak 1 Baik Cukup
instrument besar
7 Bak 2 Baik Cukup
instrument sedang
8 Set gunting 4 Baik Cukup
balut
9 Eskap/ ice bag 2 Baik Cukup
1 Bengkok 4 Baik Kurang
0
1 Pispot 4 Baik Kurang
1
1 Urinal 3 Baik Cukup
2

41
1 Thermometer 3 Baik Cukup
3 digital
1 Reflek 3 Baik NA
4 hammer
1 Ice box 1 Baik Cukup
5
1 Syring pump 15 Baik NA
6
1 Infuse pump 8 Baik NA
7
1 Alat EKG 2 Baik NA
8
1 Suction 2 Baik NA
9
2 Kursi roda - - Kurang
0
2 Nebulizer 1 Baik NA
1
2 Tourniquet 1 Baik NA
2
2 Tong spatel 3 Baik NA
3
2 Ambu bag/ 3 Baik NA
4 bag valve
2 Mask Baik NA
5
2 Pot sputum 1 Baik NA
6
2 Glocotest 1 Baik NA
7
2 Lemari obat 1 Baik NA

42
8 emergency
2 Troli obat 1 Baik NA
9
3 Standar infuse 12 Baik NA
0
3 Bedside 8 Baik Cukup
1 Monitor

Analisa :
Berdasarkan data dari pengkajian diatas menunjukkan
bahwa hampir semua alat keperawatan di ruangan HCU masih
dalam kondisi baik, namun terdapat manset tensi meter dalam
kondisi rusak sehingga perlu diperbiki dan untuk peralatan
yang masih kurang untuk segera di lengkapi. Perlatan yang
dalam kondisi baik perlu diperhatikan untuk perawatan alat dan
penyediaan alat sehingga pelayanana di Ruang HCU dapat
menjadi lebih baik.
3) Inventaris alat rumah tangga
Alat Rumah Tangga di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Jenis barang Jumlah Keterangan


o saat ini
1 Ember 5 Baik
2 Gayung 3 Baik
3 Sikat WC 2 Baik
4 Jam dinding 7 Baik
5 Bantal 11 Baik
6 Waskom mandi 20 Baik
7 Nampan kayu 2 Baik
8 Nampan plastic - Baik
9 Troli linen 1 Baik
1 Kran air 6 Baik

43
0
1 Tempat sampah 2 Baik
1 infeksius
1 Tempat sampah 3 Baik
2 noninfeksius
1 Termos air panas 1 Baik
3
1 Wastafel perawat 1 Baik
4
1 Dispenser 1 Baik
5

Analisa :
Alat rumah tangga di Ruang HCU dalam kondisi baik dan
masih dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
4) Inventaris daftar mebel
Daftar Mebel di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Jenis alat/ fasilitas Jumlah Keterangan


o saat ini
1 Almari besi pasien 8 Baik
2 Kursi bulat 5 Baik
3 Meja kayu 5 Baik
4 Kursi busa 19 Baik
5 Troli sterils 3 Baik
6 Almari obat 1 Baik
7 Rak piring 1 Baik
8 Tempat tidur 8 Baik
pasien
9 Brangkar 1 Baik

44
1 Etalase 2 Baik
0
1 Meja pasien 8 Baik
1
1 Sofa perawat 3 Baik
2
Analisa :

Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi alat mebeler


di Ruang HCU dalam keadaan baik.

5) Inventaris alat elektronik


Inventaris Alat Elektronik di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Nam Ʃ Mutasi Ʃ Ketera


o a alat aw Ta Ku akhi ngan
al mbah rang r
1 Kulk 2 - - 2 Baik
as
2 AC 9 - - 9 Baik
3 Exha 5 - - 5 Baik
ust Fan
4 Jam 3 - - 3 Baik
dinding
5 HP 1 - - 1 Baik
ruangan
6 Telep 1 - - 1 Baik
on
7 Tv - - - - Baik
8 Com 4 - - 4 Baik
puter
9 Print 2 - - 2 Baik

45
er

Analisa :
Berdasarkan tabel diatas kondisi alat mesin di Ruang HCU
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan
alat medis masing-masing pasien.
6) Tata letak ruang
Ruang HCU merupakan ruang perawatan non kelas 1
mempunyai kamar berjumlah 8 kamar. Masing-masing kamar
mempunyai fasilitas yaitu 1 kamar 2 bed pasien, 1 AC, 2 kursi
penunggu, 2 meja pasien. Sarana pendukung yang ada di
Ruang HCU ada nurse station, dapur, kamar mandi, gudang,
ruang obat, ruang tindakan dan ruang linen,ruang ganti petugas.
Analisa :
a) Ruang Nurse Station
Terletak di tengah antara kamar ruang HCU.
Pencahayaan pada siang dan malam hari cukup terang,
sirkulasi udara cukup baik terdapat 2 AC dan 1 Exhaust
fan . Penempatan alat kerja diruangan sudah rapi namun
akan lebih rapi bila dokumen yang sudah tidak dipakai di
simpan lagi ke temapat atau rak yang kosong sehingga
memudahkan untuk pencarian.
b) Ruang Tindakan
Terletak di depan dan dekat dengan pintu masuk, letak
penyimpanan jauh dengan ruang perwat dan kamar pasien
namun terlalu dekat dengan pintu masuk ruang HCU
sehingga letaknya kurang strategis. Pencahayaan ruangan
kurang sehingga memerlukan lampu saat siang dan malam
hari namun kondisi saat ini lampu yang digunakan sudah
cukup baik. Terdapat 2 etalase, 1 lemari, 1 kulkas, di dalam
ruangan tidak terdapat troli karena troli diletakan di sebelah

46
nurse station, tidak dilengkapi alat-alat yang menunjang
dan tidak ada bed pasien sehingga tidak dapat mendukung
untuk tindakan.
c) Ruang obat
Terdapat lemari khusus obat untuk masing-masing
pasien sehingga memudahkan saat mencari dan
mempersiapkan obat untuk pasien. Terdapat etalase untuk
meletakkan infus namun infus tidak diletakkan sesuai
kamar pasien atau peletakkannya masih tercampur dan
terdapat kulkas untuk penyimpanan obat.

4. Machine

1. Kajian Teori (peralatan yang digerakkan oleh mesin maupun


elektronik)
Standar mesin yang harus tersedia di ruang rawat inap rumah
sakit tipe B menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang
klasifikasi dan perizinan rumah sakit adalah sebagai berikut :
a) Monitor pasien
b) Defibrillator
c) EKG
d) Troli emergency
e) ENT examination set
f) Film viewer
g) Infusion pump
h) Lampu periksa
i) Matras decubitus
j) Hecting set
k) Nebulizer
l) Pulse oximetry
m) Stetoskop
n) Suction

47
o) Syringe pump
p) Tempat tidur pasien elektrik/manual
q) Tensimeter aneroid/digital
r) Tensimeter raksa/digital
s) Timbangan pasien

Alat Keperawatan di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Nama Barang Juml Kond Keteran


o ah saat isi saat gan
ini ini
1 Tensi meter 2 Baik Cukup
dorong
2 Stetoskop 3 Baik Cukup
3 Timbangan 1 Baik Cukup
dewasa
4 Oksigen 1 Baik Cukup
transport
5 Gunting 1 Baik Cukup
perban
6 Bak 1 Baik Cukup
instrument besar
7 Bak 2 Baik Cukup
instrument sedang
8 Set gunting 4 Baik Cukup
balut
9 Eskap/ ice bag 2 Baik Cukup
1 Bengkok 4 Baik Kurang
0

48
1 Pispot 4 Baik Kurang
1
1 Urinal 3 Baik Cukup
2
1 Thermometer 3 Baik Cukup
3 digital
1 Reflek 3 Baik NA
4 hammer
1 Ice box 1 Baik Cukup
5
1 Syring pump 15 Baik NA
6
1 Infuse pump 8 Baik NA
7
1 Alat EKG 2 Baik NA
8
1 Suction 2 Baik NA
9
2 Kursi roda - - Kurang
0
2 Nebulizer 1 Baik NA
1
2 Tourniquet 1 Baik NA
2
2 Tong spatel 3 Baik NA
3
2 Ambu bag/ 3 Baik NA
4 bag valve
2 Mask Baik NA
5
2 Pot sputum 1 Baik NA

49
6
2 Glocotest 1 Baik NA
7
2 Lemari obat 1 Baik NA
8 emergency
2 Troli obat 1 Baik NA
9
3 Standar infuse 12 Baik NA
0
3 Bedside 8 Baik Cukup
1 Monitor

Alat Rumah Tangga di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Jenis barang Jumlah Keterangan


o saat ini
1 Ember 5 Baik
2 Gayung 3 Baik
3 Sikat WC 2 Baik
4 Jam dinding 7 Baik
5 Bantal 11 Baik
6 Waskom mandi 20 Baik
7 Nampan kayu 2 Baik
8 Nampan plastic - Baik
9 Troli linen 1 Baik
1 Kran air 6 Baik
0
1 Tempat sampah 2 Baik
1 infeksius
1 Tempat sampah 3 Baik
2 noninfeksius
1 Termos air panas 1 Baik

50
3
1 Wastafel perawat 1 Baik
4
1 Dispenser 1 Baik
5
Berdasarkan table diatas alat-alat mesin di ruang HCU
berfungsi dengan baik dan dalam kondisi baik dan dapat
memenuhi kebutuhan alat medis masing-masing pasien.

5. Metode

a. Kajian Teori
1) Metode penugasan
Cara untuk membagi pekerjaan yang ada di suatu unit
perawatan kepada tenaga yang ada di unit tersebut . metode
penuugasan terdiri dari:
2) Metode fungsional
Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan terdiri
dari pemisahan tugas keperawatan yang terlibat di dalam setiap
perawatan pasien dan penugasan masing-masing anggota staf
keperawatan untuk melakukan satu atau dua fungsi bagi semua
pasien di dalam sebuah unit.
 Kelebihannya :
Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan
untuk menjadi sangat terampil di dalam melakukan satu
atau dua tugas yang merupakan spesialisasinya.
 Kekurangannya :
Perawatan setiap pasiennya di pilah-pilah, tidak total
sehingga proses keperawatan sulit diterapkan dan perawat
melihat askep hanya sebagai keterampilan saja
3) Metode Tim

51
Metode tim penugasan asuhan keperawatan yang terdiri
dari pengorgaisasian pelayanan keperawatan yang dipimpin
oleh perawat profesional yang berpengalaman serta memiliki
pengetahuan dalam bidang. Pembagian tugas didalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan
a. Konsepnya adalah :
- Ketua tim adalah perawat yang berpendidikan luas dan
berpengalaman.
- Komunikasi efektif diperlukan untuk kelanjutan askep.
Dokumentasi harus selalu divalidasi.
- Pelaksanaan metode tim harus fleksibel, dapat
dilakukan pada shift pagi, sore, dan malam
b. Kelebihannya :
- Pelayanan keperawatan yang komprehensif.
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
- Konflik atau perbedaan pendapat antara staf dapat di
tekan melalui rapat tim.
- Memberi kepuasan bagi anggota tim melalui hubungan
interpersonal
c. Kekurangannya
- Rapat tim memerlukan waktu
- Tidak dapat dilakukan bila perawat belum trampil atau
berpengalaman
- Bertanggunggugatan dalam tim tidak jelas
4) Metode Primary
Metode penugasan keperawatan primer merupakan
pemberian pelayanan kesehatan pasien yang mengharuskan
hubungan perorangan antara seorang perawat dan pasien
dengan tanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian perawatan pasien untuk semua beban tugas kecil.

52
Dalam metode ini, seorang perawat bertanggung jawab
dalam askep klien yang menjadi tanggung jawabya selama 24
jam terus-menerus dari datang sampai pulang Keperawatan tim
merupakan sebuah metode penugasan perawatan yang
dimaksudkan untuk menghasilkan sekelompok perawat
professional, teknis dan penyokong. Kelompok ini dipimpin
oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta punya
pengetahuan di bidangnya.
5) Metode medular
Metode modular adalah pengorganisasian pelayanan /
askep yang dilakukan perawat professional untuk sekelompok
klien semenjak masuk rumah sakit sampai pulang (tanggung
jawab total). Untuk metode ini perlu perawat yang
berpengetahuan, terampil, dan punya kemampuan
kepemimpinan. Keuntungan dan kerugian metode ini
merupakan gabungan metode primer dan tim.
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan
didapatkan jumlah staf di ruang HCU ada 17 Petugas terdiri dari 1
ketua ruangan, 3 ketua tim, 12 perawat pelaksana dan 1 admin
ruangan.
a) Standar kerja
1) Kajian teori
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara
umum dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima,
adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau
titik acuan yang digunakan sebagai pembanding (Mar dan
Biebing, 2001). Menurut Asrul Azwar (1994) Standar
menunjukan pada tingkat ideal tercapai dan diinginkan,
diukur dalam bentuk minimal dan maksimal,
penyimpangan masih dalam batas atas yang dibenarkan

53
toleransi. Standar merupakan pernyataan yang absah, model
yang disusun berdasarkan wewenang kebiasaan atau
kesepakatan mengenai apa yang memadai dan sesuai, dapat
diterima dengan layak (Nursalam 2002).
Standar praktek keperawatan adalah norma atau
penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang
dianggap baik, tepat, dan benar, yang dirumuskan sebagai
pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai
tolak ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang
perawat (Nursalam, 2002). Standar asuhan keperawatan
menurut Gillies (1994) mempunyai 3 tujuan, yaitu:
a. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memusatkanupaya meningkatkan motivasi perawat
terhadap pencapaian tujuan
b. Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan
mengurangi kegiatan asuhan keperawatan yang tidak
penting.
c. Memberikan landasan tuntuk menentukan kelalaian
keperawatandengan mengantisipasi suatu hasil yang
tidak memenuhi standar dalam asuhan keperawatan
serta menentukan bahwa kegagalan dari perawat untuk
memenuhi standar, membahayakan pasiena

Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai


dasar pedoman dan instrumentasi penerapan strandar
asuhan keperawatan yang disusun oleh Depkes (1997),
yaitu:

a. Standar 1 Pengkajian keperawatan


Pengkajian Keperawatan adalah data anamnesa,
observasi yang paripurna dan lengkap serta
dikumpulkan secara terus-menerus tentang keadaan

54
pasien untuk menentukan asuhan keperawatan sehingga
data keperawatan harus bermanfaat bagi seluruh
anggota tim, data pengkajian meliputi, pengumpulan
data, pengelompokan data dan perumusan masalah.
b. Standar II Diagnosa Keperawatan
Diangnosa keperawatan adalah respon pasien yang
dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dan komponenya terdiri dari masalah, penyebab, dan
gejala (PES), bersifat actual dan potensial serta dapat
ditanggulangi oleh perawat
c. Standar III
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan
diagnose keperawatan, komponenya meliputi prioritas
masalah, tujuan asuhan keperawatan dan rencana
tindakan.
d. Standar IV Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, Pencegahan, pemeliharaan serta
pemulihan alat Kesehatan dengan mengikutsertakan
keluarga.
e. Standar V Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan dilakukan secara periodik,
sistematik, terencana untuk menilai perkembangan
f. Standar VI Catatan asuhan keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara
individu oleh perawat selama pasien dirawat inap
maupun rawat jalan, digunakan sebagai informasi
komunikasi dan laporan, dilakukan setelah tindakan
sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan, setiap

55
mencatat harus mencantumkan inisial atau paraf nama
perawat, menggunakan formulir yang baku dan simpan
sesuai peraturan yang berlaku.
Dasar hukum standar profesi keperawatan adalah
undangundang RI nomor 23 tahun 1992 pasal 53, ayat
1: “Tenaga Kesehatan memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas sesuai profesinya. Ayat 2:“Tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya kewajiban
standar profesi dan pasien”. Standrat keperawatan
menurut Depkes RI meliputi.
a. Standar pelayan keperawatan (SKP)
b. Standar asuhan keperawatan (SAK)
Suatu ruang perawatan di dalam sebuah rumah
sakit idealnya mempunyai prosedur tetap (Protap)
tindakan yang berlaku secara resmi yang dipahami dan
diterapkan oleh seluruh staf di ruangan, ruang
perawatan mempunyai prosedur tetap semua
tindakankeperawatan dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) Minimal 10 Kasus diagnosis terbanyak.
Standar Asuhan Keperawatan penyakit dalam
RSUD Banyumas disusun bersdasarkan standar asuhan
keperawatan internasional. Standar asuhan yang dipakai
adalah SDKI (Standar Diahnosa Keperawatan
Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan
Indonesia), SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia).
6) Metode Asuhan
a. Kajian Teori
Standart adalah suatu tingkat kinerja yang secraa umum
dikenal sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat,
memuaskan dan digunakansebagai tolak ukur atau titik

56
acuan yang digunakan sebagai pembanding. Standart
praktek keperawatan merupakan norma atau penegasan
tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap
baik, tepat dan benar,yang merumuskan sebagai pedoman
pemberian asuhan keperawatan serta sebagai tolak ukur
dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.
Standart asuhan keperawatan mempunyai 3 tujuan, yaitu :
a. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memusatkan Upaya meningkatkan motivasi perawat
terhadap pencapaian tujuan
b. Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan
mengurangi kegiatan asuhan keperawatan yang tidak
penting
c. Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan
mengurangi kegiatan asuhan keperawatan yang tidak
penting.
Tujuan dilakukan SOP pada saat tindakan adalah
sebagai berikut :
a. Petugas atau pegawai menjaga konsistensi dan
tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam
organisasi atau unit kerja. Memenuhi alur tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari petugas atau
pegawai terkait
b. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap
posisi dalam organisasi
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas dan pegawai terkait
d. Melindungi organisasi atau unit kerja dan
petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya

57
e. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan,
keraguan, dipublikasikan dan efisiensi
Fungsi SOP adalah sebagai berikut:
a) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim
atau unit kerja.
b) Sabagai dasar hukum, bila terjadi penyimpangan
c) Mengetahui dengan jelas hambatan-
hambatannya dan mudah dilacak
d) Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-
sama disiplin dalam bekerja.

Keuntungan adanya SOP adalah sebagai


berikut :

a) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi


pelaksana, menjadi alat komunikasi dan
pengawasan dan menjadikan pekerjaan
diselesaikan secara konsisten
b) Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri
dalam bekerja dan tau apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan SOP juga bisa
dipergunakan sebagai salah satu alat training
dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja
pegawai
2) Kajian Data
Table 3.18
Daftar SPO di Ruang HCU RSUD Banyumas

N SPO
o
1. Pemantauan pengobatan pasien TB
2. Pelayanan pasien TB rawat jalan

58
3. Pengumpulan dahak
4. Pelayanan pasien tahap terminal
5. Pelayanan OAT pasien TB rawat inap
6. Identifikasi pasien melalui TemPO
7. jejaring eksternal TB DOTS
8. Jejaring eksternal
9. Jejaring internal
10. Pelacakan kasus mangkir
11. Pelayanan pasien TB di IGD
12. Penatalaksanaan suspek MDR TB
13. Penatalaksanaan pasien TB HIV
14. Pencatatan dan pelaporan pasien TB
15. Penegakan diagnosa TB anak
16. Penegakan diagnosis pasien tuberkulosis
17. Penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB
18. Pengobatan pasien TB
19. Pengawas menelan obat
20. Pengelolaan obat kadaluarsa
21. Pengumpulan dahak
22. Perencanaan pengadaan dan penyimpanan
OAT
23. Rujukan pasien TB
24. Penerimaan rujukan pasien dari UPK lain
25. Screening batuk
26. Tes mantoux atau tuberculin
27. Penegakan diagnosis pasien TB
28. Penggantian obat emergency
29. Penyimpanan obat emergency
30. Pendidikan kesehatan: konseling obat
31. Rekonsiliasi obat
32. Verifikasi obat sebelum pemberian

59
33. Permintaan darah untuk pelaksanaan
transfusi darah
34. Pengambilan spesimen urine
35. Resusitasi jantung paru lanjut
36. Penatalaksanaan pasca pajanan
37. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
(B3) golongan gas medik
38. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
(B3) golongan cairan
mudah menyala
39. Monitoring saturasi oksigen
40. Melakukan weaning ventilator dengan
mengubah mode dan setting
41. Cara penentuan hasil kritis
42. Perlindungan kelompok berisiko
43. Pengambilan Spesimen sputum
44. Pengiriman specimen
45. Suctioning melalui endotracheal tube
46. Pemasangan asistensi intubasi endotracheal
tube
47. Resusitasi jantung paru lanjut
48. Melakukan challenge test
49. Melepas alat CVC dan PICC di pasien
50. Koreksi albumin
51. Pelayanan laboratorium rujukan satu pintu
52. Pengambilan spesimen feses
53. Pengambilan bahan pemeriksaan kultur dan
sensitifitas
54. Pemberian obat inotropik positif ( dopamin,
dobutamin, norepinerin) secara drip kontinyu
dengan sering pump

60
55. Lembar observasi dan implementasi harian
ICU
56. pemasangan peripherally inserted central
Catheters (PICC)
57. Pemindahan pasien dari ICU je rawat inap
58. Melakukan pengalihan ventilator dengan T-
PIECE
59. monitoring saturasi oksigen
60. Pemakaian infus pump
61. Suctioning melalui endotracheal tube
62. Pemberian obat inhalasi pada pasien
terpasang ventilator
63. Pemantauan pasien dengan bedside monitor
64. Do not resuscitate (DNR)
65. Perawatan pasien terpasang ventilator
66. Perawatan balon (cuff) di endotrachea (ETT)
67. Pengambilan darah arteri
68. Koreksi kalium
69. Prosedur pasien pulang atas permintaan
sendiri
70. Melakukan bronchial washing endotracheal
tube
71. Melakukan extubasi endotracheal
72. Kriteria pasien masuk dan keluar instalasi
pelayanan intensife
73. Penerimaan pasien ICU
74. perawatan pasien terpasang tracheostomi
tube
75. Prosedur pasien pulang rawat
76. Prosedur catatan perkembangan pasien
77. Permintaan pemeriksaan laboratorium di

61
ICU
78. Kebersihan tangan
79. Penatalaksanaan pasca pajanan limbah tajam
terkontaminasi
(cairan tubuh)
80. Catatan terintegrasi
81. Penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda
tajam
82. Prosedur konsul pasien
83. Permintaan pemeriksaan radiologi di ICU
84. Cara penentuan hasil kritis
85. Prosedur pencatatan rekam medis
86. Pemberian edukasi
87. Pemantauan central venous pressure (CVP)
88. Monitoring dan perawatan pasien di layanan
intensife
89. Koreksi albumin
90. Pengambilan instrumen on steril
91. Dekontaminasi alat medis logam
92. Peminjaman instrumen steril
93. Penerimaan kemasan on steril
94. Pelayanan kerohanian
95. Pengumpulan linen kotor
96. Pengambilan atau pengangkutan linen kotor
97. Pengadaan atau bon linen baru
98. Serah Terima linen baru
99. Distribusi linen baru
100. Distribusi linen bersih
101. Melepas alat CVC dan PICC di pasien
102. Penerimaan pasien HCU
103. pencatatan dan pelaporan pasien TB

62
104. pemantauan pengobatan tuberkulosis
105. Bantuan tim code blue di rumah sakit
106. Pembuangan sampah benda tajam
107. Pembuangan sampah infeksius
108. Pembuangan sampah
109. Pengambilan penitipan kemasan steril
110. Pengendalian barang kadaluwarsa
111. Pemakaian syringe pump
112. Penatalaksanaan TB - HIV
113. Etika batuk
114. Penanganan komplain pelanggan secara
lisan melalui telepon
115. Penanganan komplain pelanggan secara
terbuka di unit-unit kerja
116. Pemberian kartu Identitas pengunjung di
luar jam besuk
117. Penanganan komplain pelanggan secara
terbuka melalui media masa
118. Penetapan klasifikasi dan type pasien TB
119. Pemberian informed consent
120. Perlindungan terhadap kekerasan fisik
121. Pemasangan kanulasi vena sentral (CVC)
122. pencegahan terhadap penculikan bayi dan
anak
123. Perlindungan kerahasiaan informasi pasien
124. Penjelasan hak psien dalam pelayanan
125. Perlindungan barang berharga
126. Admision care
127. Permintaan untuk tidak dilakukan resusitasi
(DNR)
128. dukungan spiritual

63
129. Perawatan menghadapi kematian
130. Perlindungan kelompok berisiko
131. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
132. penanganan spesimen khusus (LCS, cairan
pleura, cairan drain dan cairan asites)
133. Penanganan kecelakaan kerja
134. Laporan kecelakaan kerja
135. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
(B3)
136. Penggunaan APAR
137. pengamanan pasien bila banjir masuk ruang
rawat
138. Pencegahan dan pengendalian infeksi
saluran kencing (ISK)
139. Penempatan pasien dengan penyakit
menular atau suspek
140. Dekontaminasi tingkat tinggi (DTT) dengan
kimia
141.Pembersihan permukaan lingkungan
tercemar tumpahan darah atau cairan tubuh
142. Perawatan peralatan pasien ICRA renovasi
bangunan
143. Pencegahan dan pengendalian infeksi
daerah operasi (IDO)
144. Screening dan penanganan methicilin
resistent
145. Staphylococcus Aereus (MRSA)
146. Pencegahan dan pengendalian infeksi aliran
darah primer (IADP)
147. Transfer pasien di RS dengan pasien air
bone disease

64
148. Pencegahan dan pengendalian luka tekan
(dekubitus)
149. Menyuntik aman
150. Pengambilan spesimen pada dugaan infeksi
akibat pemasangan infus dan CVL

Analisa :
Berdasarkan data diatas Ruang HCU mempunyai
SPO kebijakan tentang tindakan pelayanan. Tetapi dalam
penyusunan SPO masih belum rapih, belum ada daftar isi,
dan masih kesulitan dalam mencari SPO yang akan
digunakan di ruangan saat akan melakukan tindakan
keperawatan. Berdasarkan tindakan keperawatan yang
paling sering dilakukan di ruang HCU adalah Memandikan
pasien di tempat tidur, membuang specimen urine,
menyuntik yang aman, memberikan makan lewat selang
NGT. Dari tindakan tersebut SPO yang di perlukan adalah
sebagai sebagai berikut:

No Tindakan Keperawatan SPO


1 Pemasangan Bedside Monitor SPO pemasangan bedside
monitor.
2 Menyuntik aman SPO menyuntik aman
3 Pemberian nutrisi melalui NGT SPO Pemberian nutrisi melalui
NGT
4 Pemeriksaan Glukosa Darah SPO Pemeriksaan GDS

7) PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)


a. Kajian Teori

65
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi
dan catatan asuhan keperawatan. (Depkes,2001).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau
rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada
klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan
yang merupakan inti praktik keperawatan (Ali,2009).
Penerapan proses keperawatan dalam standar
asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap
klien. Pada akhirnya peerapan proses keperawatan ini akan
meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien
(Asmadi,2008)
Panduan asuhan keperawatan (PAK) RSUD
Banyumas disusun berdasarkan standar asuhan
keparawatan internasional. Standar acuhan yang dipakai
adalah standarized nursing language yaitu NANDA
taksonomi II untuk diagnosa keperawatan, NOC (Nursing
Outcome Classification) untuk tujuan dan outcome yang
ingin dicapai, dan NIC (Nursing Intervension
Classification) untuk rencana tindakan dan intervensinya.
b. Kajian Data
Tabel 3.19
PAK (Panduan Asuhan Keperawatan)
Di Ruang HCU RSUD Banyumas

N Panduan Asuhan Keperawatan


o
1 Panduan Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
2 Panduan Asuhan Keperawatan Congestive Heart

66
Failure
3 Panduan Asuhan Keperawatan Dispneu
4 Panduan Asuhan Keperawatan
Bronkopneumoni
5 Panduan Asuhan Keperawatan Sepsis
6 Panduan Asuhan Keperawatan Hipertensi
7 Panduan Asuhan Keperawatan Chronic Kidney
Disease
8 Panduan Asuhan Keperawatan Anemia
9 Panduan Asuhan Keperawatan Trombositopeni
1 Panduan Asuhan Keperawatan Syok
0 Hipovolemik
1 Panduan Asuhan Keperawatan Endopalitis
1
1 Panduan Asuhan Keperawatan TBC
2
1 Panduan Asuhan Keperawatan Trauma medulla
3 spinalis
1 Panduan Asuhan Keperawatan Epileptikus
4
1 Panduan Asuhan Keperawatan CKR
5
1 Panduan Asuhan Keperawatan KAD
6
1 Panduan Asuhan Keperawatan Stroke
7
1 Panduan Asuhan Keperawatan GEA
8
1 Panduan Asuhan Keperawatan Cedera Kepala
9

67
Analisa :
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Ruang HCU
memiliki 20 panduan asuhan keperawatan (PAK) yang
dapat digunakan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien – klien yang memiliki penyakit
yang dirawatd di HCU. Daftar 10 penyakit terbanyak
diruang HCU 7 diantaranya sudah terdapat PAK yang dapat
digunakan yaitu DM, CHF, Dispneu Sedangkan 7 penyakit
lainnya yaitu Sepsis. BRPN, HT, CKD, Anemia, Susp
Stroke, dan tromositopeni.
8) Pasien
a) Kajian Teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Rumah Sakit. (UU No. 44 Tahun 2009)

b) Kajian Data
- Data Jumlah Pasien
Tabel 3.20
Data Pasien Yang Dirawat Di Ruang HCU
Berdasarkan Data Demografi RSUD Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023

N Kabupaten Jumlah Presenta


O se %
1 Banyumas 89 53,61%
2 Cilacap 46 27,7%

68
3 Banjarnegara 10 6,02%
4 Purbalingga 5 3,01%
5 Kebumen 1 0,6%
6 Bandung 1 0,6%
7 Ciamis 2 1,2%
8 Peangandaran 2 1,2%
9 Serang banten 2 1,2%
1 Pemalang 1 0,6%
0
1 Brebes 2 2,4%
1
1 Cirebon 1 0,6%
2
1 Maluku utara 1 0,6%
3
1 Jakarta barat 1 0,6%
4

Analisa :
Berdasarkan data yang diperoleh pasien terbanyak
di ruang HCU RSUD Banyumas adalah dari kabupaten
Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara.
- Besar Penyakit
Berdasarkan laporan 10 penyakit yang ada pada
periode Agustus 2023- Oktober 2023 kasus-kasus yang
ditemukan di Ruang HCU RSUD Banyumas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Table 3.21
Penyakit yang ada di ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023

69
N Nama Penyakit Jumlah
O
1 Diabetes Melitus 8
2 CHF 11
3 Dispneu 5
4 Sepsis 5
5 Bronchopnemonia 6
6 CKD 11
7 Stroke 13
8 Cedera Kepala 4
Ringan(CKD)
9 ICH (Intracerebral 4
Hematoma)
1 Ketoasidosis Diabetik 8
0 (KAD)

Analisa :
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa kasus yang paling banyak dijumpai di ruang
HCU, yaitu Stroke sebanyak 13 orang, CHF sebanyak
11 orang, dan CKD sebanyak 11 orang.
- Besar Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.22
10 Besar diagnosa keperawatan
di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023

NO DIAGNOSIS
1 Gangguan Perfusi Jaringan : Serebral
2 Syok Hipovalemik
3 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
4 Pola Nafas Tidak Efektif

70
5 Nyeri Kronik
6 Penurunan Curah Jantung
7 Hiperglikemia
8 Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
9 Gangguan Mobilitas Fisik
10 Gangguan Pertukaran Gas
Sumber : Data akuntabilitas ruang HCU 2023
Analisa :
Berdasarkan data yang diperoleh diagnosa
terbanyak di ruang HCU RSUD Banyumas adalah
gangguan perfusi jaringan : selebral, yang kedua adalah
syok hipovalemik dan yang terbanyak ketiga adalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah.
- Status Keluar Pasien Ruang HCU
Berdasarkan hasil data akuntabilitas didapatkan data
status pasien keluar Ruang HCU sebagai berikut :
Tabel 3.23
Keadaan Pasien Keluar Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023

N Keadaan Jumla Prosentas


o Pasien h e (%)
1 Pindah ruang 75 45,73%
.
2 Pindah ICU 19 11,58%
.
3 Pulang 19 11,58%
.
4 Meninggal 48 29,26%
.
5 APS 3 1,82%

71
.

Analisa :
Berdasarkan tabel 3.23 , Pasien pindah ruang
dengan keadaan membaik sebanyak 75 pasien 45,73%,
pasien pulang dengan keadaan membaik sebanyak 19
pasien (11,58%), Meninggal (29,26%), pasien dengan
APS sebanyak 3 pasien (1,82%).
9) Peserta Didik
a. Kajian Teori
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
pada jalur pendidikan baik pendidikan formal ataupun
pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis
Pendidikan tertentu.
Tabel 3.24
Daftar Institusi Pendidikan yang Pernah Praktik
di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023

N Nama institusi Jumlah


o mahasiswa
- -
Sumber : Data Administrasi Ruang HCU
Analisa :
Berdasarkan hasil dokumentasi Ruang HCU pada bulan
Agustus – Oktober tidak terdapat mahasiswa praktek
belajar di ruangan HCU.

6. Proses

a. Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)


1) SP2KP

72
a) Kajian Teori
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan
keperawatan professional yang merupakan pengembangan
dari MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional)
dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional
antara perawat primer (PP) dan perawat asociated (PA)
serta tenaga kesehatan lainnya. Pada aspek proses
ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan
primer). Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa
alasan sebagai berikut: Pada metode keperawatan primer,
pemberian asuhan keperawatan dilakukan secara
berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya
tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan
esensi dari suatu layanan profesional. Terdapat satu orang
perawat profesional yang disebut PP, yang bertanggung
jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan
yang diberikan. Pada MPKP, perawat primer adalah
perawat lulusan sarjana keperawatan/Ners. Pada metode
keperawatan primer, hubungan profesional dapat
ditingkatkan terutama dengan profesi lain.
Metode keperawatan primer tidak digunakan secara
murni karena membutuhkan jumlah tenaga Skp/ Ners yang
lebih banyak, karena setiap PP hanya merawat 4-5 klien dan
pada metode modifikasi keperawatan primer, setiap PP
merawat 9-10 klien. Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga
keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Kombinasi metode tim dan perawat primer menjadi penting
sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi
mampu mengarahkan dan membimbing perawat lain di
bawah tanggung jawabnya. Metode tim tidak digunakan

73
secara murni karena pada metode ini tanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua
anggota tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua
asuhan yang diberikan.
2) Macam Metode Penugasan Dalam Keperawatan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu
menggunakan salah satu metode pendekatan dibawah ini :
- Metode penugasan tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian
tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin
kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung
jawab dalam mengarahkan anggota tim.Sebelum tugas
dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.
Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada
kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau
asuhan keperawatan klien. Metode ini menggunkan tim
yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
a. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
1. Ketua tim
2. Pelaksana perawatan
3. Pembantu perawatan
b. Tugas dan Tanggung jawab Ketua Tim

74
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan
asuhan keperawatan klien sejak masuk
samapai pulang
2. Mengkaji kondisi kesehatan klien dan
keluarganya
3. Membuat diagnosa keperawatan dan rencana
keperawatan
4. Mengkomunikasikan rencana keperawatan
kepada anggota tim
5. Mengarahkan dan membimbing anggota tim
dalam melakkan tindakan keperawatan
6. Bersama anggota group melaksanakan askep
sesuai standar.
7. Bersama anggota group mengadakan serah
terima dengan group.tim (group petugas
ganti) mengawasi : kondisi klien/anggota
keluarga, logistik keperawatan, administrasi
rekam medik, pelayanan pemeriksaan
penunjang, kolaborasi program pengobatan.
8. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat
diselesaikan oleh group sebelumnnya
9. Merundingkan pembagian tugas dengan
anggota groupnya.
10. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan
dan visit dokter.
11. Mendampingi dokter visit, mencatat dan
melaksanakan program pengobatan dokter.
12. Membantu pelaksanaan rujukan
13. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota
keluarga baru mengenai : tata tertib ruangan
RS, perawat yang bertugas.

75
14. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi
penyuluhan kesehatan
15. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan:
mengatur tugas cleaning service, mengatur
tugas peserta didik, mengatur tata tertib
ruangan yang ditunjukkan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung
ruangan.
16. Membantu karu membimbing peserta didik
keperawatan
17. Membantu karu untuk menilai mutu
pelayanan askep serta tenaga keperawatan
18. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota
keluarga dan lingkungan
c. Kelebihan metode tim
1. Saling memberi pengalaman antar sesama
tim.
2. Pasien dilayani secara komprehesif
3. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
4. Tercipta kerja sama yang baik
5. Memberi kepuasan anggota tim dalam
hubungan interpersonal
6. Memungkinkan menyatukan anggota tim
yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
d. Kekurangan metode tim
1. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai
pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya.
2. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada
situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan

76
komunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.
3. Perawat yang belum terampil dan belum
berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.
4. Akuntabilitas dalam tim kurang jelas
- Metode Perawatan Primer
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan
keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan mengkoordinasikan askep selama
pasien dirawat.
a. Tugas perawat primer
1. Menerima pasien
2. Mengkaji kebutuhan
3. Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan
evaluasi.
4. Mengkoordinasi pelayanan
5. Menerima dan menyesuaikan rencana
6. Menyiapkan penyuluhan pulang
b. Konsep dasar metode perawatan primer
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
c. Ketenagaan
Setiap perawat primer adalah perawat “bedside”.
1. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk
1 perawat
2. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.

77
3. Perawat profesional sebagai primer dan
perawat non professional sebagai asisten
d. Kepala bangsal
1. Sebagai konsultan dan pengendali mutu
perawat primer
2. Orientasi dan merencanaka karyawan baru
3. Menyusun jadwal dinas
4. Memberi penugasan pada perawat asisten.
e. Kelebihan metode perawat primer
1. Mendorong kemandirian perawat.
2. Ada keterikatan pasien dan perawat selama
dirawat
3. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
4. Perawatan adalah perawatan komprehensif
5. Model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan.
6. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7. Memberikan kepuasan bagi klien dan
keluarga menerima asuhan keperawatan.
f. Kelemahan metode perawat primer
1. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
2. Hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional.
3. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan
metode lain.
- Metode Fungsional
Metode fungsional penugasan asuhan keperawatan
terdiri dari pemisahan tugas keperawatan yang terlibat
di dalam setiap perawatan pasien dan penugasan
masing-masing anggota staf keperawatan untuk

78
melakukan satu atau dua fungsi bagi semua pasien di
dalam sebuah unit.
Kelebihannya :
Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan
untuk menjadi sangat terampil di dalam melakukan satu
atau dua tugas yang merupakan spesialisasinya.
Kekurangannya :
Perawatan setiap pasiennya di pilah-pilah, tidak
total sehingga proses keperawatan sulit diterapkan dan
perawat melihat askep hanya sebagai keterampilan saja.
- Metode Modular
Metode modular adalah pengorganisasian
pelayanan/askep yang dilakukan perawat professional
untuk sekelompok klien semenjak masuk rumah sakit
sampai pulang (tanggung jawab total). Untuk metode
ini perlu perawat yang berpengetahuan, terampil, dan
punya kemampuan kepemimpinan. Keuntungan dan
kerugian metode ini merupakan gabungan metode
primer dan tim.
b. Kepala Ruang
a) Kajian Teori
Pelaksanaan tugas Kepala Ruang di Ruang HCU RSUD
Banyumas. Kepala Ruang adalah seorang tenaga keperawatan
yang diberi tanggung Jawab dan wewenang dalam mengatur
dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di Ruang
HCU RSUD Banyumas.
1) Tanggung Jawab Kepala Ruang:
a) Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas tenaga
keperawatan dan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan keperawatan di unit kerjanya.

79
b) Kebenaran dan ketepatan usulan rencana kebutuhan
tenaga keperawatan, obat-obatan dan peralatan
keperawatan di unit kerjanya.
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan di unit kerjanya.
d) Kebenaran dan ketepatan pengaturan ketenagaan di unit
kerjanya.
e) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru di unit
kerjanya.
f) Kebenaran dan ketepatan penggunaan dan pemeliharaan
peralatan keperawatan serta mutu asuhan keperawatan
di unit kerjanya.
g) Kebenaran dan ketepatan penerapan SPO pelayanan
keperawatan di unit kerjanya.
h) Kebenaran dan ketepatan pelaporan pelaksanaan asuhan
keperawatan di unit kerjanya
2) Uraian Tugas Kepala Ruang :
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
b) Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan
pelayanan keperawatan di unit kerjanya.
c) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari
segi jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat,
koordinasi dengan kepala instalasi.
d) Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap sift kerja
(pagi, siang, malam , termasuk hari libur).
e) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanan,
meliputi:
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang perawat, melalui kerja sama
dengan petugas yang ada dan petugas lain yang
bertugas di ruang rawatnya.

80
 Menyusun jadwal atau daftar dinas, libur, cuti tenaga
keperawatan dan tenaga lain sesuai dengan
kebutuhan, pelayanan dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit Royal
 Progres (bulanan, mingguan, harian).
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
 Mengatur pembagian tugas perawat dan
mengendalikan asuhan keperawatan.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
keperawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja
di ruang rawat dibawah tanggung jawabnya.
 Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan Rumah Sakit,
tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.
 Memberi pengarahan, membimbing dan motivasi
bagi tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai ketentuan
atau standar yang berlaku.
 Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf keperawatan dan petugas lain yang
bertugas di ruang rawat inap.
 Memberi kesempatan atau ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau
penataran dengan koordinasi kepala instalasi
keperawatan.
 Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan
peralatan dan obat-obatan dan bahan lain yang
diperlukan di ruang perawatan atau sesuai kebutuhan

81
dan berdasarkan ketentuan atau kebijakan Rumah
Sakit.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan
peralatan seperti service, pembersihan dan uji kunci
alat agar selalu dalam keadaan siap pakai.
 Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi
atau program pengobatan, khususnya bila ada
perubahan program pengobatan pasien dan
menyampaikannya kepada perawat pelaksana untuk
melaksanakannya.
 Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut tingkat
kegawatan, infeksi atau noninfeksi , untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
 Memberi motivasi kepada perugas dalam
memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.
 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di
ruang rawat inap.
 Meneliti atau memeriksa pengisian daftar
permintaan makanan pasien berdasarkan macam dan
jenis makanan pasien.
 Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian
makanan pasien sesuai dengan program dietnya.
 Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut ke bagian Medical
Record bila pasien keluar atau pulang dari ruang
rawat tersebut.
 Membuat laporan harian, bulanan, dan tahunan
mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan lainnya di ruang rawat inap, untuk

82
disampaikan kepada atasannya kepala Instalasi
Perawatan.
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
atau keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas
wewenangnya.
 Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian, meliputi:
- Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain
secara tepat dan benar.
- Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
- Menjamin kebijakan, peraturan, standar dan
SPO dijalankan di unitnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Mengevaluasi secara periodik terhadap standar
pelayanan dan SPO yang berlaku untuk
pelayanan keperawatan di unit kerjanya.
Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada di bawah
tanggungjawabnya dan menentukan kriteria
perawat di unitnya.
- Mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan
dan obat-obatan secara efektif dan efisien.
- Mengawasi dan menilai mutu asuhan
keperawatan sesuai standar yang berlaku secara
mandiri atau koordinasi dengan Tim
Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan
- Menyelesaikan masalah keperawatan yang
terjadi di unit di bawah supervisinya.

83
- Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan
pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan lain di ruang rawat secara
tepat dan benar.
- Melakukan pengawasan terhadap inventaris
barangbarang, alkes, ATK dan obat yang
terdapat di unit kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Berperan aktif dalam presentasi kasus, kegiatan
kendali mutu, pengendalian infeksi nosokomial
dan kegiatan ilmiah lainnya dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
khususnya di unit kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan seperti kepanitiaan khusus atau tugas
lain untuk kepentingan organisasi Rumah Sakit.
3) Wewenang Kepala Ruang
a) Mengatur jadwal dinas perawat
b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan
tugas staff keperawatan di unit kerjanya.
c) Menilai, menegur, dan memotivasi perawat
pelaksana di unit kerjanya.
d) Memimpin staf keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan
e) keperawatan di unit kerjanya.
f) Manandatangani surat dan dokumen yang
ditetapkan menjadi
g) wewenang Kepala Ruangan.

84
h) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi
pelayanan keperawatan untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan
didapatkan jumlah staff di Ruang HCU saat ini adalah 17
orang. Dengan perincian 1 orang Kepala Ruang, 1 orang Ketua
Tim, 14 orang Perawat serta 1 administrasi. Dari hasil
pengkajian di Ruang HCU didapatkan bahwa Ruang HCU
menggunakan metode modular dengan jumlah perawat
keseluruhan adalah 16 orang. Dengan perincian 1 orang Kepala
Ruang, 1 orang Ketua Tim, 14 orang Perawat Pelaksana.Selain
menggunakan metode modular, HCU menggunakan
pendelegasian tugas dimana perawat dapat ditugaskan untuk
tindakan tertentu sesuai keaadaan ruangan. Adapun struktur
metode modular sebagai berikut:
Tabel 3.25
Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang HCU
RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n = 3 hari

N Indikator Observasi tanggal 27-29 November 2023


o H1 H2 H3
Ya Ti Ya Ti Ya Ti
dak dak dak
1 Menerangkan √ √ √
kepada pasien dan
keluarganya mengenai
peraturan yang berlaku
di RS/UPF, Keadaan

85
pasien pada situasi
tertentu

2 Mengusahakan dan √ √ √
memelihara hubungan
kerja yang harmonis dan
berdaya guna antara
perawat dengah
perawat , perawat
dengan dokter/petugas
lain , pasien dan
keluarga
3 Mengatur dan √ √ √
mengendalikan kegiatan
perawatan /pegawai
lain/ siswa dalamm
kegiatan pelyanan
keperawatan
(coordinator)
4 Mengatur danm √ √ √
mengawasi pelaksanaan
rumah sakit yang
berlaku di unit
perawatan
5 Menegenal jenis dan √ √ √
penggunaan barang, sert
mengusahakan
pengadaan sesuai
kebutuhan di unit
perawatannya agar
tercapai pelayann

86
perawatan yang optimal
6 Merencanakan , √ √ √
melaksanakan dan
menlai pelayanan
perawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
berdasarkan proses
perawatan
7 Mengklarifikasikan √ √ √
pasien menurut tingkat
kegawatan /infeksi dan
non infeksi untuk
memudahkan cara
merawatnya
8 Mengawasi dan √ √ √
meneliti pelaksanaan
pemberian obat,
makanan /diit dengan
perhatian khusus
terhadap pasien yang
perlu di bantu
9 Mengawasi dan √ √ √
meneliti pencatatan
medik dan catatan
perawatan pasien
1 Membimbing tenaga √ √ √
0 perawatan dalam
melaksanakan Teknik
perawatan
1 Mengadakan √ √ √
1 penedekatan kepada

87
setiap pasien yang
dirwata untuk
mengetahui
keluhan,/masalah yang
dihadapi
1 Mendampingi √ √ √
2 selama visite , mencatat
serta melaksanakan
Teknik perawatan
1 Memelihara dan √ √ √
3 meningkatkan sistem
pencatatan dan pelapiran
secara teratur dan
keseimbangan tentang
keadaan pasien untuk
kepentingan perawatan
1 Mengisi buku √ √ √
4 catatan pribadi dan
menandatangani buku
catatan pribadi dari
pelaksana perawat di
unitnya
1 Memberikan √ √ √
5 penyuluhan Kesehatan
kepada pasien dan
keluargamya sesuai
dengan penyakitnya
1 Mengadakan √ √ √
6 penilaian pelayanan
perawatan anatara lain
dengan cara meneliti ,

88
mengobservasi reaksi
pasien , reaksi
petugas,dan reaksi
Masyarakat
1 Menyusun daftar √ √ √
7 dinas dari petugas
lainnya secara merata
dan petugas lainnya
secara merata dan
seefektif mungkin
1 Membantu √ √ √
8 mengawasi dan
membimbing siswa
perawat untuk
mendapatkan
pengalaman belajar di
unitnya
1 Menjaga rahasia √ √ √
9 yang menyangkut
penyakit dan keadaan
pasien di unit sesuai
dengan sumapah
2 Menjaga √ √ √
0 terpeliharanya
kebersihan kerapihan
dan keindahan di unit
serta lingkungannnya
2 Menjaga perasaan √ √ √
1 nyaman bagi pasien dan
petugas selama
melaksanakan kegiatan

89
perawatan
2 Mengadakan rapat √ √ √
2 berkala dengan
pelaksana perawan
2 Mengusahakan √ √ √
3 kesejahteraan dan
keselamatan kerja
petugas
2 Memberikan √ √ √
4 orientasi kepada tenaga
perawat baru
TOTAL 23 1 23 1 23 1
PRESENTASE 95, 4, 95, 4, 95, 4,
83% 16% 83% 16% 83% 16%
PRESENTASE Ya Tidak
AKHIR 93,05% 6,95%
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto 2023

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari diruang HCU diperoleh hasil
sebesar 95,83% untuk item “ya”. Hal ini menyatakan bahwa uraian tugas
Kepala Ruang di ruang HCU yang telah dilakukan berkategori baik.
Kepala ruang sudah mengaplikasikan tugasnya sesuai kemampuan dan
beban kerja namun point ‘mengisi buku catatan pribadi dan
menandatangani buku catatan pribadi dari pelaksana perawatan di unitnya,
mengadakan penilaian pelayanan perawatan antara lain dengan cara
meneliti,mengobservasi reaksi pasien, reaksi petugas dan reaksi
masyarakat dan mengadakan rapat berkala dengan pelaksana perawatan’
selama diobservasi dari tanggal 27–29 November 2023, kepala ruang tidak
pernah melakukan. Sehingga perlu adanya peningkatan pelaksanaan tugas
dengan melakukan pengisian pada buku catatan pribadi dari pelaksana

90
perawatan di unitnya, mengadakan penilaian pelayanan perawatan antara
lain dengan cara meneliti,mengobservasi reaksi pasien, reaksi petugas dan
reaksi masyarakat dan mengadakan rapat berkala dengan pelaksana
perawatan.
c. Ketua Tim
a) Kajian Teori
Ketua Tim adalah seorang perawat profesional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam mengkoordinasikan
asuhan keperawatan pada sekelompok pasien rawat inap.
1. Tanggung Jawab Ketua Tim
1) Kebenaran dan ketepatan pengaturan ketenagaan
dan pembagian tugas dalam timnya.
2) Kebenaran dan ketepatan penerapan dan asuhan
keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
3) Kebenaran dan ketepatan pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada jam dinasnya.
4) Kebenaran dan ketepatan laporan pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Wewenang Ketua Tim
1) Membuat rencana asuhan keperawatan
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
3) Memimpin anggota tim untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada jam dinasnya.
4) Mengatur ketenagaan, fasilitas saran dan asuhan
keperawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada jam dinasnya.
3. Uraian Tugas Ketua Tim

91
1) Bersama kepala ruang atau penanggung jawab shift
mengadakan serah terima tugas setiap pergantian
dinas.
2) Melakukan pembagian tugas atas anggota timnya
dengan perencanaan terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
3) Melakukan pembagian kerja dengan anggota timnya
sesuai tingkat ketergantungan pasien dan tingkat
kompetensi anggota tim.
4) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan
bersama anggota tim perawatan/kesehatan lain
5) Membuat rincian tugas anggota tim meliputi
pemberian asuhan keperawatan, kerjasama antar
anggota tim
6) Menyusun rencana keperawatan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya pada jam dinasnya
7) Bersama dengan anggota tim, melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien
8) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
pada jam dinasnya
9) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien
dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai
dengan kebutuhannya, serta protap yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter ruang rawat/dokter
penanggungjawab ruangan
10) Mendokumentasikan dengan lengkap asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya

92
11) Memberi pengarahan dan motivasi kepada anggota
tim untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar yang berlaku
12) Mengatur, mengontrol dan mengkoordinasikan
pemeliharaan peralatan yang dibutuhkan pasiennya
agar selalu dalam keadaan siap pakai pada jam
dinasnya
13) Melaksanakan program orientasi kepada pasien baru
dan keluarganya meliputi penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib dan fasilitas yang
ada.
14) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling
(visit dokter) dan mencatat rencana medik dari
dokter
15) Menyiapkan perlengkapan untuk pasien yang akan
pulang, seperti obat-obatan, hasil pemeriksaan dan
surat-surat yang diperlukan (surat istirahat, resume
keperawatan)
16) Mengontrol dan memeriksa ketepatan pemberian
asuhan keperawatan dan pemberian obat pada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
rencana medik dari dokter
17) Mengisi daftar permintaan makanan, berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien kemudian
memeriksa ulang pada saat penyajiannya sesuai
dengan diitnya pada shift sore, malam dan hari libur
18) Melaksanakan serah terima tugas kepada ketua tim
shift berikutnya secara lisan maupun tertulis pada
saat penggantian dinas

93
19) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh
kepala ruang atau kepala instalasi perawatan di unit
kerjanya
20) Berkoordinasi dengan kepala ruang atau PJ shift
atau dokter spesialis terkait untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan pasien atau
keluarga
21) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
kepala ruang apabila diperlukan
22) Melaporkan secara lisan dan tulisan kepada kepala
ruang apabila terdapat hal-hal yang segera
dilaporkan

Tabel 3.26
Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang
HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n = 3 hari

Observasi
N H1 H2 H3
Indikator
o Y T Y T Y T
a idak a idak a idak
1 Melakukan pengkajian lengkap 3 3 3
dan mencatat pada formular rekam
keperawatan untuk di gunkan sebagai
dasar perencanaan asuhan
keperawatan lebih lanjut

94
2 Membuat rencana asuhan 3 3 3
keperawatan berdasarkan diagnosa
keperawatan dan rencana terapi yang
ditetapkam oleh dokter.
3 Melakukan asuhan keperawatan 3 3 3
dan pelayanan keperawatan serta
membuat rencana pulang (resume).
4 Membagi tugas kepada semua 3 3 3
anggota timnya dengan
mempertimbangkan kemampuan
anggota dan kebutuhan pasien yang
harus dipenuhi.
5 Memberikan Pendidikan 3 3 3
Kesehatan pada pasien dan keluarga
sesuai kebutuhan klien.
6 Mengadakan serah terima tugas 3 3 3
kepada perawat yang jaga sore dan
menerima laporan tugas dari perawat
jaga malam.
7 Memberikan bimbingan kepada 3 3 3
menjadi anggota tim dan melakukan
evaluasi hasil kerjanya.
8 Menyusun data yang 3 3 3
berhubungan dengan asuhan
keperawatan berdasarkan laporan
anggota tim sebagai masukan untuk
membuat laporan kerja
pertanggungjawaban ruangan.
9 Menghadiri pertemuan klinik 3 3 3
Bersama anggota tim, dokter dan tim
Kesehatan lain untuk membicarakan
kasus – kasus dalam rangka
meningkatkan mutu dan pelayanan

95
keperawatan.
1 Melakukan kunjungan keliling 3 3 3
0 ruangan bersama anggota tim, dokter
dan tim kesehatan lain untuk
mengetahui keadaan pasien dalam
rangka memberikan asuhan dan
pelayanan keperawatan.
1 Memberikan bimbingan kepada 3 3 3
1 siswa / mahasiswa praktek yang ada
didalam tim dalam rangka orientasi
dan pelaksanaan praktek
keperawatan.
1 Mengadakan konferensi 3 3 3
2 keperawatan dengan anggota tim
untuk mengetahui masalah dalam tim
keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya untuk mendapatkan cara
penyelesaian agar pelaksanaan
perawatan klien berjalan sesuai
dengan tujuan.
1 Melakukan tugas lain yang 3 3 3
3 diberikan oleh atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan.
TOTAL 3 3 3 3 3 3
6 6 6
PRESENTASE 9 7 9 7 9 7
2,3% ,69% 2,3 ,69% 2,3% ,69%
%
PRESENTASE AKHIR Y 92,3% TIDAK 1
A 7,94
%
Analisa :

96
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari
mengenai uraian pelaksanaan ketua tim di Ruang HCU RSUD
Banyumas sebanyak 92,3%. Ketua tim telah melaksanakan
tugasnya dengan kategori baik, namun ketua tim tidak
melakukan evaluasi hasil kerja perawat pelaksana setiap hari
dan hanya melakukan Pendidikan kesehatan kepada pasien
atau keluarga pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
dan keluarga pasien pada saat itu, sedangkan point menghadiri
pertemuan klinik dengan dokter dan tim kesehatan lain untuk
membicarakan dan membahas kasus – kasus dalam rangka
meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan tidak
dapat terkaji karena selama waktu observasi dari tanggal 27 –
29 November 2023 tidak ada pertemuan klinik.
d. Perawat Pelaksana
a) Kajian Teori
Seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan di ruang
rawat.
1. Tanggung jawab
1) Kelancaran, ketepatan waktu pelaksanaan tugas
keperawatan dan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan keperawatan
2) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai standar
3) Kebenaran dan ketepatan dalam
mendokumentasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan atau kegiatan lain yang diperlukan
2. Wewenang
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan

97
2) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
atau keluarga pasien sesuai standar yang telah
ditetapkan
3. Uraian tugas
1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan
2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku
3) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar
selalu keadaan siap pakai
4) Melaksanakan program orientasi kepada pasien
tentang ruangan dan lingkungan, peraturan atau tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di
ruangan
5) Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan
pasien dan keluarganya
6) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien,
sesuai batas kemampuan dengan cara:
- Mengamati keadaan pasien (tanda vital,
kesadaran, keadaan mental dan keluhan)
- Melaksanakan anamnesa
7) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
kemampuannya
8) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan, antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai
dengan program pengobatan
- Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pasien dan keluarganya
9) Berperan serta melaksanakan pelatihan/mobilisasi
pada pasien agar dapat mandiri.

98
10) Membantu merujuk pasien kepada petugas
kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan lain
yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi
11) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien
dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai
dengan kebutuhannya, serta protap yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter ruang rawat atau dokter
penanggungjawab ruangan
12) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
13) Memantau dan menilai kondisi pasien dilanjutkan
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil
pemantauan tersebut dan sesuai batas
kemampuannya
14) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama
yang baik dengan anggota tim kesehatan
(dokter,ahli gizi, analis, pekarya kesehatan, pekarya
rumah tangga dll)
15) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dan upaya meningkatakan mutu
asuhan keperawatan.
16) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari
libur secara bergilir sesuai dengan jadwal dinas
17) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang
baik antar pasien dan keluarganya
18) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh
kepala ruang rawat.
19) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di
bidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan
ilmiah dan pelatihan

99
20) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan yang tepat dan benar sebagai
dokumentasi sehingga tercipta sistem informasi
rumah sakit yang dapat dipercaya atau akurat
21) Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat
pergantian dinas
22) Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
 Melatih pasien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan, seperti : tongkat penyangga, protesa
 Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan
keperawatan di rumah, misalnya : Merawat luka
 Melatih anggota gerak
 Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administrasi
- Surat ijin pulang
- Surat keterangan istirahat sakit
- Petunjuk diet
- Resep obat dirumah, jika diperlukan
- Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
- Surat keterangan lunas pembayaran, dll
 Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
pasien, mengenai :
Diet pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya, pentingnya pemeriksaan ulang di
rumah sakit, puskesmas atau institusi pelayanan
kesehatan lain. Cara hidup sehat, seperti pengaturan
istirahat, makanan yang bergizi atau bahan
pengganti sesuai dengan cara keadaan sosial
ekonomi

100
 Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke pintu
rawat inap
Tabel 3.27
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana
di Ruang HCU RSUD Banyumas
periode 27-29 November 2023
n =12 Perawat

N Indikator Observasi tanggal 27-29 November 2023


o H1 H2 H3
Y Ti Y T Y Ti
a dak a idak a dak
1 Dalam keadaan insidentil 5 5 5
membuat pengkajian,
diagnose dan perencanaan
keperawatan yang kemudian
disyahkan oleh penanggung
jawab group primer (Ketua
Tim ).
2 Memberikan perawatan 5 5 5
paripurna pada sejumlah
pasien yang sudah
didelegasikan oleh
penanggung jawab (Ketua
Tim)
3 Melakukan kerjasama 5 5 5
dan berkonsultasi kepada
penanggung jawab / ketua
tim bila terjadi masalah-
masalah yang berhubungan
dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan.
4 Mengambil keputusan 5 5 5

101
bila terjadi masalah-masalah
yang berhubungan dalam
pelaksanaan asuhan
keperawatan pada waktu
dinas sore, malam dan hari
libur dan melapor pada
PPJR.
5 Menata ruangan 4 1 3 2 3 2
perawatan dengan
mengawasi kebersihan,
kelengkapan peralatan dan
mebelair untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan
pasien
6 Memberikan bimbingan 5 5 5
kepada pasien atau keluarga
tentang penggunaan obat,
kebersihan perorangan,
makanan dan cara hidup
sehat serta memberi motivasi
dalam rangka memberikan
pelayanan pada pasien.
7 Menghadiri konferensi 5 5 5
keperawatan, tim kesehatan
lain untuk membicarakan dan
membahas kasus-kasus untuk
mendapatkan cara
pemecahan masalah dalam
rangka meningkatkan mutu
pelayanan pada pasien. (NA)
8 Mengikuti serah terima 5 5 5
tugas yang dipimpim oleh
penanggung jawab / ketua

102
tim.
9 Melaksanakan tugas 5 5 5
sore, malam dan hari libur
secara bergilir sesuai dengan
jadwal yang dibuat oleh
Kepala Ruang / Ketua Tim.
1 Meningkatkan 5 5 5
0 pengetahuan dan ketrampilan
di bidang keperawatan
dengan mengikuti pertemuan
ilmiah atau rapatrapat
khusus.
1 Melakukan kegiatan 5 5 5
1 penunjang sesuai dengan
juknis jabatan fungsional
keperawatan.
1 Melaksanakan tugas lain 5 5 5
2 yang diberikan oleh atasan
dalam hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas
dalam rangka
menunjangkelancaran
pelaksanaan kegiatan di
ruang keperawatan.
TOTAL 5 6 5 7 5 7
3 3 3
PRESENTASE 8 10 8 1 8 1
8,3 % 8,33 1,67 8,33 1,67
3% % % % %
PRESENTASE AKHIR Y 88,33% TIDAK 1
A 1,11
%
Analisa :

103
Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan tugas
perawat pelaksana yang dilakukan selama 3 hari dalam setiap
shift di Ruang HCU terdapat persentase 88,33%, perawat
sudah baik dalam melakukan pelaksanaan namun perlu adanya
peningkatan terutama pada poin Menghadiri konferensi
keperawatan, tim Kesehatan lain untuk membicarakan dan
membahas kasus-kasus untuk mendapatkan cara pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pada
pasien. (NA dan Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
di bidang keperawatan dengan mengikuti pertemuan ilmiah
atau rapat-rapat khusus untuk meningkatkan pelayanan yang
baik dari perawat pelaksana untuk pasien.
e. Meeting Morning
1) Kajian Teori
a) Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum
dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift
pagi.
b) Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi
dan
komunikasi)
Kebijakan :
 Dilakukan disemua ruang rawat inap / instalasi yang
ada kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar
tercapai dalam memberikan askep yang optimal dan
tepat
 Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga.
Waktu pelaksana kurang lebih 15 menit

104
 Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
pramusaji, tenaga, administrasi ruang dan house
keeping
c) Prosedur
(1) Persiapan
 Karu mempersiapkan materi dan informasi
mengenai kegiatan-kegiatan non keperawatan di
ruang tersebut
 Karu menyiapkan tempat untuk melakukan
morning meeting
 Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi
notulen
 Morning meeting diikuti oleh seluruh staf yang
jaga pagi dan malam
(2) Pelaksanaan
 Karu membuka meeting morning dilanjutkan
dengan doa bersama
 Spiritual corner (membaca qur’an/kultum/
membaca hadist)
 Melakukan repetitive magic power (budaya
kerja dan keyakinan dasar) dibacakan oleh salah
satu peserta ditirukan oleh semua peserta
meeting morning
 Karu memberikan informasi dan arahan kepada
staf dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya
 Karu melakukan klasrifikasi apa yang telah
disampaikan kepada staf

105
 Memberikan kesempatan kepada staf untuk
mengungkapkan permasalahan yang muncul di
ruangan
 Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan
masalah yang dapat di tempuh
 Karu memberi motivasi dan reinforcement
kepada staf
(3) Penutup
 Karu menutup meeting morning
 Karu dan peserta meeting morning
menandatangani notulensi
 Meeting morning dilanjutkan dengan operan
jaga
2) Kajian Data
Meeting Morning HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N = 3 hari

N Prosedur Observasi
o H1 H2 H3
Ya Ti Ya Ti Ya Tida
dak dak k
1 Karu udah √ √ √
mempersiapkan
materi dan
informasi
mengenai
kegiatan-kegiatan
non
keperawatan di
ruangan tersebut

106
2 Karu sudah √ √ √
menyiapkan
tempat untuk
melakukan
meeting morning.
3 Karu sudah √ √ √
mempersiapkan
salah satu staf
untuk menjadi
notulen.
4 Meeting √ √ √
morning diikuti
oleh seluruh staf
yang jaga pagi
dan malam.
5 Karu memulai √ √ √
meeting morning
dengan salam
dilanjutkan
dengan doa
pembuka.
6 Karu √ √ √
memberikan
arahan kepada
staf dengan
materi yang telah
disiapkan
sebelumnya.
7 Karu √ √ √
melakukan
klarifikasi apa

107
yang telah
disampaikan
kepada staf.
8 Memberikan √ √ √
kesempatan
kepada staf untuk
mengungkapkan
permasalahan
yang muncul di
ruangan.
9 Bersama-sama √ √ √
staf
mendiskusikan
pemecahan
masalah yang
dapat ditempuh.
1 Karu √ √ √
0 memberi motifasi
dan
reinforcement
kepada staf.
1 Karu menutup √ √ √
1 meeting morning.
1 Karu √ √ √
2 menandatangani
catatan notulensi.
JUMLAH 10 2 10 2 10 2
PRESENTAS 83, 16 83, 16 83, 16,6
E 33% ,6% 33% ,6% 33% 6%
TOTAL IYA 83, TIDAK 16,6
PRESENTASE 33% 6%

108
Analisa:
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari dari
tanggal 27 – 29 November 2023 di Ruang HCU, pelaksanaan meeting
morning sudah berjalan dengan baik yaitu dengan presentase 83,33%.
Selama masa observasi meeting morning, karu memberi motivasi dan
reinforcement positif kepada staf sehingga lebih semangat, dan hal ini
perlu diterapkan selalu agar dapat meningkatkan kerja staf. Sedangkan
point karu menutup menandatangani catatan notulensi selama
observasi sering tidak dilakukan. Hal ini karena meeting morning
sering langsung dilanjutkan dengan operan jaga keliling ke pasien.
f. Pre conference
1. Kajian teori
a) Definisi
Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan yang dipimpin oleh katim
atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim atau PJ tim.
b) Persiapan
1) Ketua tim menyiapkan ruangan
2) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan
shift pasien dalam tanggung jawabnya seta buku berita
acara timbang terima perawat jaga yang telah diisi.
c) Pelaksanaan
1) Ketua tim/PJ membukapre conference dengan salam
dan berdoa (masuk dalam meeting morning, jika pagi)
2) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya
preconference

109
3) Ketua Tim/PJ memandu pelaksanaan preconference
4) Ketua Tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan
pasien, rencana tindakan keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5) Ketua Tim/PJ membagi tugas kepada anggota tim
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
6) Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan kelompok tentang
cara dan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien
7) Ketua Tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan
dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
8) Ketua Tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota tim
untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasiem yang menjadi tanggung jawabnya
9) Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada
anggota tim
10) Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil preconference
d) Penutup
1) Ketua Tim/PJ mengakhiri pre conference
2) Ketua Tim/PJ mendokumentasikan hasil pre conference
2. Kajian data
Pre conference Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N=3 Perawat

N Prosedur pre Observasi


o conference
Y T Y T Y T
a dk a dk a dk
Persiapan
1 Ketua tim dan √ √ √

110
perawat/bidan pelaksana
2 Status pasien √ √ √
3 Buku catatan pribadi/ √ √ √
logbook
4 Alat tulis √ √ √
Pelaksanaan
1 Buka kegiatan pre √ √ √
conference dengan
bacaan salam oleh ketua
tim/PJ shift
2 Semua perawat/bidan √ √ √
pada shift saat itu sesuai
timnya berkumpul di
nurse station
3 Ketua tim merencanakan √ √ √
asuhan
keperawatan/kebidanan
pada tiap pasien yang
menadi
tanggungjawabnya
kepada anggota
timnya
4 Anggota tim menuliskan √ √ √
semua asuhan
keperawatan/kebidanan
yang direncanakan oleh
ketua tim di buku log
book masing-masing.
5 Tutup kegiatan pre √ √ √
conference dengan
bacaan salam oleh ketua

111
tim/PJ shift
Total 9 9 9
Presentase 1 1 1
00% 00% 00%
Presentase akhir 1 1 1
00% 00% 00%

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan Pre-
Conference selama 3 hari yang dilakukan pada setiap pergantian
shift di Ruang HCU didapatkan nilai 100% hasil ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan pre-conference berkategori baik, dan sudah
dilakukan secara maksimal.
g. Post conference
1. Kajian teori
a) Pengertian
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
sebelum operan
b) Persiapan
1) Ketua tim menyiapkan ruangan
2) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan
shift pasien dalam tanggung jawabnya
c) Pelaksanaan
1) Ketua tim/PJ membuka post conference
2) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya
postconference
3) Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan
4) Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang
masalah yang ditemukan dalam pemberian asuhan

112
keperawatan pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
5) Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada
anggota tim
6) Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil postconference
7) Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
melakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya.
d) Penutup
1) Ketua Tim/PJ mengakhiri post conference
2) Ketua Tim/PJ mendokumentasikan post conference
2. Kajian data
Post conference Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N : 3 Perawat/Ketua Tim

N Variable Observasi
o yang dinilai H1 H2 H3
Ya Td Ya Td Ya Tdk
k k
1 Menyiapka √ √ √
n tempat untuk
post conference
2 Menyiapkan √ √ √
rekam medic
pasien yang
menjadi
tanggung
jawabnya
3 Menjelaskan √ √
tujuan
dilakukan post

113
Conference
4 Menerima √ √ √
penjelasan dari
PA tentang
hasil
tindakan/hasil
asuhan
keperawatan
yang telah
dilakukan
5 Mendiskusikan √ √ √
masalah yang
telah
ditemukan
dalam
memberikan
askep pada
pasien dan
mencari upaya
penyelesaian
masalah
6 Memberi √ √
reinforcement
pada PA
7 Menyimpul √ √
kan hasil post
conference
8 Mengklarifikasi √ √ √
pasien sebelum
melakukan
operan tugas

114
jaga shift
berikutnya
(melakukan
ronde
keperawatan)
9 Memotivasi √ √ √
untuk
memberikan
tanggapan dan
penyelesaian
masalah yang
sedang
didiskusikan
Jumlah 4 5 3 6 4 5
Presentase 44, 55, 33, 66, 44, 55,55
44% 55% 33% 66% 44% %
Total presentase IYA TIDAK
Presentase 40,73% 59,25%

Analisa :
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan post conference yang
dilakukan selama 3 hari dari tanggal 27 – 29 November 2023, didapatkan
hasil penilaian 40,73% dengan kategori kurang. Pada saat post
conference hal yang sering tidak dilakukan adalah tidak melakukan post
conference dengan berkumpul dan tidak dilakukan secara bersama di satu
ruang, tidak menjelaskan tujuan post conference dan ada yang tidak
memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah
yang sedang didiskusikan sehingga perlu adanya peningkatan.
Operan Jaga Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n = 3 hari

115
N Aktivitas Observasi
o H1 H2 H3
Persiapan Y T Y T Y T
a dk a dk a dk
1 Kepala ruang/ PJ Shift Sudah √ √ √
mempersiapkan buku laporan
shift dan melengkapi buku
laporan jaga shift.
2 Kepala ruang/ PJ Shift √ √ √
menyiapkan tempat untuk
serah terima tugas jaga
3 Kepala ruang/ PJ Shift √ √ √
mempersiapkan perawat
(Karu, Ketua Tim dan
Anggota Tim) untuk
dimulainya timbang terima
jaga
Tahap interaksi
1 Karu/ PJ Shift √ √ √
menyiapkan status pasien
2 Perawat shift sebelumnya √ √ √
melaporkan/menginformasik
an keadaan umum/kondisi
umum/kondisi pasien yang
ada dan
dilakukan di nurse station
3 Menginformasikan tindakan √ √ √
yang sudah dilakukan
4 Menginformasikan √ √ √
evaluasi Tindakan
5 Menginformasikan √ √ √

116
rencana tindak lanjut
6 Melaporkan √ √ √
kasus/peristiwa incidental
7 Perawat berkeliling satu √ √ √
persatu pasien cek identitas
pasien dan validasi data yang
sudah dilaporkan dan
dilakukan oleh seluruh
petugas
Penutup
1 Karu/ PJ Shift menutup √ √ √
operan jaga diruang nurse
station dengan memberikan
ucapan terimakasih kepada
perawat jaga malam dan
motivasi untuk perawat jaga
pagi
2 Ditutup dengan doa pulang √ √ √
untuk perawat shif
sebelumnya dan doa untuk
mengawali kegiatan untuk
perawat shif saat itu
Total 1 1 1
2 2 2
Presentase 1 1 1
00% 00% 00%
Presentase akhir 1 1 1
00% 00% 00%

Analisa:

117
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal
27 – 29 November 2023 di Ruang HCU pada operan jaga didapatkan
dengan kategori baik dengan presentase 100%. Secara keseluruhan operan
jaga sudah dilakukan dengan baik sehingga hanya perlu untuk
dipertahankan.

B. Mutu Pelayanan

1. Instrument A
Tabel 3.31
Askep SIM di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27 – 29
N : 3 Perawat

N Aktivitas Observasi
o 1 2 3
Mencatat data yang 1 1 1
1 dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian
2 Data dikelompokkan 1 1 1
(Bio-psiko-
sosialspiritual)
3 Data yang dikaji sejak 1 1 1
pasien masuk sampai
pulang
4 Masalah dirumuskan 1 1 1
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan

118
dengan norma dan pola
fungsi Kehidupan.
Total 4 4 4
Presentase 100% 100% 100%
Diagnosa
1 Diagnosa 1 1 1
keperawatan
berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan.
2 Diagnosa 1 1 1
keperawatan
mencerminkan PES.
3 Merumuskan diagnosa 1 1 1
keperawatan
aktual/potensial.
Total 3 3 3
Presentase SIM 100% 100% 100%
Intervensi
1 Berdasarkan diagnosa 1 1 1
keperawatan
2 Disusun Menurut 1 1 1
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan 1 1 1
mengandung
komponen pasien
perubahan, perilaku,
kondisi, pasien atau
kriteria
4 Rencana tindakan 1 1 1
mengacu pada tujuan
dengan kalimat

119
perintah, terinci dan
jelas.
5 Rencana tindakan 1 1 1
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci dan
jelas.
6 Rencana tindakan 1 1 1
menggambarkan kerja
sama, dengan tim
kesehatan lain.
Total 6 6 6
Presentase SIM 100% 100% 100%
Implementasi
1 Tindakan dilaksanakan 1 1 1
mengacu pada rencana
Tindakan
2 Perawat 1 0 1
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan 1 1 0
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang 1 1 1
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
Total 4 3 3
Presentase SIM 100% 75% 75%

120
Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada 1 1 1
tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. 1 1 1
Total 2 2 2
Presentase SIM 100% 100% 100%
Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format 1 1 0
yang baku
2 Pencatatan dilakukan 1 1 1
sesuai dengan
Tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis 1 1 1
dengan jelas, ringkas,
istilah yang baku dan
benar
4 Berkas catatan 0 1 1
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
5 Setiap melakukan 1 1 1
tindakan, perawat
mencantumkan paraf/
nama jelas dan tanggal
jika dilakukannya
tindakan
Total SIM 4 5 4
Total presentase SIM 80% 100% 80%
Rata-rata 95,83% 95,83% 91,67%

121
Presentase akhir 94,44%

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kajian data asuhan


keperawatan SIM yang dilakukan selama 3 hari pada setiap pasien
dengan presentase paling tinggi adalah pada presentasi SIM dokumentasi
yaitu 95,83% dengan kategori baik.

a) Discharge planning
1) Kajian teori
a. Pengertian
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan
b. Tujuan
- Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
- Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di
rumah.
- Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada
klien.
- Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan
yang lain.
- Membantu klien dan keluarga agar memiliki
pengetahuan,sikap dan ketrampilan dalam
mempertahankan status Kesehatan klien.
c. Komponen perencanaan pulang
- Perawatan di rumah
- Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan
mengenai : diet, waktu kontrol, tempat kontrol.

122
- Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum,
dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk
minum obat.
- Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan
klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa
oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan
obat tersebut.
- Hasil pemeriksaan
- Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan
kepada klien waktu pulang.
- Surat-surat seperti surat keterangan sakit
d. Jenis pemulangan pasien
- Conditional discharge (pemulangan sementara)
- Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada
komplikasi, klien pulang untuk sementara di rumah dan
masih dalam proses perawatan dan harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas
terdekat.
- Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)
- Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan
sembuh dari sakitnya. Jika klien perlu perawatan
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan
kembali.
- Judocal discharge (pulang paksa)
- Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum
memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus
dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan tim home care
rs atau puskesmas terdekat.
e. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan

123
Perawatan yang diberikan pada perencanaan pulang
yaitu
meliputi:
- Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan
yang diharapkan dapat mengurangi angka kekambuhan
dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga.
- Program pulang bertahap.
- Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat
antara lain yang dilakukan pasien di rumah sakit, dan
tugas keluarga.
- Rujukan.
- Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan
rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan
pasien di rumah
f. Peran perawat dalam discharge planning
- Membuka acara discharge planning kepada pasien
- Menyetujui dan menandatangani format discharge
planning Ketua Tim
- Membuat rencana discharge planning
- Membuat leaflet dan kartu discharge planning
- Memberikan konseling
- Memberikan pendidikan Kesehatan
- Menyediakan format discharge planning
- Mendokumentasikan discharge planning
- Melakukan agenda discharge planning (pada awal
perawatan sampai akhir perawatan) Perawat Pelaksana
Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning
yang sudah direncanakan oleh Ketua Tim.
2) Kajian data
Pelaksanaan Dishcarge Planning

124
Di Ruang Rawat HCU Rsud Banyumas
Periode 27-29 November 2023

Observasi
N Kegia
Y
o tan Tidak
a
A PRE INTERAKSI
.
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan dan √
1
pengetahuan pasien/keluarga)
.
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan lanjutan √
2
pasien di rumah
.
3 Membuat rencana interaksi √
Menyiapkan tempat untuk memberikan discharge √
4
planning
.
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman √
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat control,
surat pulang, obat-obatan
B ORIENTASI
.
1 Memberi salam dengan senyum. √
.
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat) √
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga √
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan √
5 Menjelaskan tujuan kegiatan √
Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk √
6
kegiatan pemberian discharge planning
C KERJA
.
Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk √
1
mengklarifikasi informasi
.
Menjelaskan informasi Menyiapkan tempat untuk √
2 memberikan discharge planning secara urut sesuai
. pedoman:
Masalah keperawatan yang perlu tindak lanjut di
rumah
Penyuluhan/pendidikan kesehatan:
Cara pemakaian obat
Cara makan dan minum/pengaturan diet
Cara pengaturan aktivitas dan istirahat
Periksa ulang/control

3 Mengklarifikasi informasi yang telah diberikan √


Menanyakan kejelasan informasi discharge planning √
4
yang telah disampaikan pada pasien/keluarga

125
D TERMINASI
.
Mengevaluasi pengetahuan pasien/keluarga tentang √
1
informasi discharge planning yang diberikan.
.
Memberi reinforcement positif (terima kasih, atas √
2
kerjasamanya, dsb) dan
.
3 Mengakhiri pertemuan dengan salam √
E DOKUMENTASI
.
Perawat dan pasien/keluarga menandatangani bukti √
1 pemberian discharge planning pada blangko rekam
. medic yang telah tersedia.
TOTAL 17 2
PERSENTASE 89,47% 10,53 %
Sumber: Observasi dan Wawancara Mahasiswa Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan selama 3 hari di
ruang HCU mengenai discharge planning dapat dikategorikan dengan presentase
89,47% yaitu Baik. Perawat memberikan dischard palnning kepada pasien dengan
baik.

b) Admission Care
1) Kajian teori
(a) Pengertian
Memfasilitasi pasien masuk dalam fasilitas pelayanan
kesehatan
(b) Tujuan
(1) Mengorientasikan pasien/keluarga tentang fasilitas dan
pelayanan
(2) Mengetahui kondisi pasien
(3) Membuat perencanaan perawatan
(c) Ruang lingkup

126
(1) Instalasi Rawat Inap
(2) ICU
(3) Unit Stroke
(4) VK
(d) Pelaksanaan admission care
(1) Perawat mengenalkan diri
(2) Sediakan privasi untuk klien dan keluarga
(3) Orientasi klien dan keluarga pada lingkungan sekitar
(4) Orientasi klien dan keluarga pada fasilitas yang lain
(5) Lakukan pengkajian riwayat
(6) Lakukan pengkajian fisik awal
(7) Lakukan pengkajian keuangan awal dengan cara yang
tepat
(8) Lakukan pengkajian psikososial awal dengan tepat
(9) Lakukan pengkajian religius awal dengan tepat
(10) Sediakan klien dengan hak dan kewajiban klien
(11) Dokumentasikan informasi yang didapatkan
(12) Pelihara kerahasiaaan hasil data klien
(13) Kenali risiko klien untuk masuk kembali ke unit
perawatan
(14) Buat diagnosa keperawatan
(15) Mulai membuat discharge planning
(16) Implementasikan pencegahaan keamanan dengan cara
yang tepat
(17) Memberikan label pada papa klien
(18) Beri tahukan dokter tentang klien dan status klien
(19) Dapatkan order dari dokter untuk perawatan klien
2) Kajian data
Admission Care di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n = … pasien

127
Observasi
H1 H2 H3
No ASPEK YANG DINILAI
Tid Tid Ti
Ya Ya Ya
ak ak ak
1 Keluarga pasien dijelaskan tentang
pintu masuk dan keluar
√ √ √
yang digunakan oleh
pengunjung
2 Keluarga dan pengunjung
dijelaskan untuk cuci tangan sesudah
dan sebelum ke lingkungan pasien √ √ √

3 Keluaga pasien dijelaskan oleh


perawat unuk menjaga kebershan √ √ √
dan ketertiban ruangan
4 Perawat menjelaskan
jumlah penunggu satu dan
√ √ √
bergantian dengan penunggu
lain
5 Keluarga pasien dijelakan
jam kunjung pasien (Siang :
11.00- √ √ √
13.00 dan Sore pukul 16.30-
19.30 WIB)
6 Perawat menjelaskan
pengunjung izin jika ada keperluan √ √ √
mendadak
7 Perawat menjelaskan
pengunjung yang membawa
makanan dan minuman dan barang √ √ √
tidak boleh berlebihn
8 Perawat menjelaskan saat
pemeriksaan dokter dan tindakan √ √ √
medis pengunjung diluar ruangan
9 Perawat menjelaskan bahwa
pengungjun dilarang merokok √ √ √
dilingkungan Rumah Sakit
1 Menjelaskan bahwa pengunjung
0 dilarang memotret tanpa √ √ √
seijin perawat
1 Menjelaskan bahwa pengujung
1 dilarang membawa senjata tajam √ √ √
dan barang berbahaya lainnya
1 Dilarang merusak dan
2 membawa barang milik RSUD √ √ √

128
1 Menjelaskan pengunjung anak
3 anak dibawah 13 tahun dilarang √ √ √
berkujung RS
1 Pengunjung dijelaskan pintu
4 keluar ruamah sakit √ √ √

Total 12 2 13 1 13 1
Presentase 85,71% 14,28% 92,5% 7,15% 92,5% 7,15%
Presentase akhir Ya Tidak
90,47% 9,53%
Sumber: Observasi dan Wawancara Mahasiswa Profesi Ners Univertisas
Muhammadiyah Purwokerto 2023

Analisa :
Ruang HCU dalam prosedur admission care termasuk dalam kategori baik
dengan skor 90,47%, admission care pada pasien baru selai dilakukan di
tempat penerimaan pasien rawat inap, dilakukan pula di Ruang rawat inap
HCU, dengan disertai orientasi ruangan oleh perawat.
2. Instrument B
a. Kepuasan proses asuhan keperawatan
1) Kajian teori
a) Pengertian
Instrument B mengevaluasi tentang persepsi pasien
terhadap mutu yang memenuhi kriteria yaitu sudah
dirawat inap minimal 3 hari, bersedia mengisi kuesioner.
Pada saat kuesioner dibagikan, pasien telah dibagikan
penjelasan, apabila ada tindakan yang tidak sesuai dengan
keadaan pasien supaya diisikan kolom keterangan.
b) Aspek mutu pelayanan di rumah sakit
Aspek mutu pelayanan didalam rumah sakit dapat
dilihat dari segi aspek yang berpengaruh. Aspek berarti
termasuk hal-hal yang secara langsung atau tidak
berpengaruh terhadap penilaian. Keempat aspek itu adalah
seperti berikut:

129
(1) Sumber Daya Dimensi Mutu Pelayanan
Dimensi mutu pelayanan untuk mengukur sejauh
mana suatu pelayanan kesehatan telah mencapai
standar program dan standar pelayanan kesehatan
sebagai berikut:
(2) Kompetisi Teknis
Kompetisi teknis terkait dengan keterampilan,
kemampuan dan penampilan petugas, manager dan
staf pendukung. Kompetensi teknis berhubungan
dengan bagaimana cara petugas mengikuti tandar
pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat
dipertanggung jawabkan atau diandalkan
(dependability), ketepatan (accurancy), ketahanan uji
(reliability) dan konsistensi
(concitency)
(3) Akses terhadap pelayanan
Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi,
budaya, organisasi atau hambatan bahasa. Akses
geografis dapat diukur dengan jelas transportasi,
jarak, waktu perjalanan dan hambatan fisik lain yang
dapat menghalangi seseorang untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan
dengan sejauh mana pelayanan diatur untuk
kenyamanan pasien, jam kerja klinik dan waktu
tunggu.
(4) Efektifitas
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari
efektifitas yang menyangkut norma pelayanan
kesehatan dan petunjuk klinis sesuai dengan standar
yang ada.

130
(5) Hubungan natra manusia
Hubungan antar manusia berkaitan dengan
interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien,
manager, petugas dan antara tim kesehatan dengan
masyarakat. Hubungan antar manusia yang baik akan
menanamkan kepercataan dan kredibilitas dengan
cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati,
responsive, memberikan perhatian
(6) Efisiensi
Pelayanan yang efisien akan memberikan
perhatian yang optimal dari pada memaksimalkan
pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas
akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan
yang dimiliki
(7) Kelangsungan pelayanan
Kelangsungan pelayanan berarti klien akan
menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan
(termasuk rujukan) tanpa interupsi
(8) Kenyamanan
Kenyamanan mempengaruhi kepuasan pasien dan
bersedianya kembali ke fasilitas kesehatan untuk
memperoleh pelayanan berikutnya.Memahami
kebutuhan dan keinginan pasien adalah hal penting
yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang
puas merupakan asset yang sangat berharga karena
apabila pasien merasa puas mereka akan terus
melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi
jika pasien merasa tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang
lain tentang pengalaman buruknya. Untuk
menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus

131
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan
kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan
tenaga kesehatan lainnya ditempat praktek.
Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk
dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan
harapannya. Kepuasan pelanggan merupakan respon
emosional terhadap pengalaman-pengalaman
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli
gerai ritel, 7m atau bahkan pola perilaku (seperti
perilaku berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar
secara keseluruhan. Kepuasan pasien adalah hasil
penilaian dalam bentuk respon emosional (perasaan
senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya
harapan atau keinginan dalam menggunakan dan
menerima pelayanan perawat.

2) Kajian data
Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
Di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n = 5 pasien

Observasi
N Kriteria
Ya Tidak
o

132
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 4 1
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 5 0
merokok diruangan.
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu 5 0
makan anda/keluarga anda.
4 Apakah perawat menayakan pantangan dalam hal 5 0
makaanan anda/ keluarga anda.
5 Apakah perawat menyakan / memperhatikan berapa 5 0
jumlah makanan dan minuman yang biasa anda/
keluarga anda habiskan.
6 Apakah anda / keluarga anda tidak mampu maka 5 0
sendiri, apakah perawat membantu menyuapinya.
7 Pada saat anda / keluarga anda dipasang infuse, apakah 5 0
prawat selalu memeriksa cairan / tetesannya dan area
sekitar pemasangn jarum infuse.
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan buang 5 0
air besar apakah perawat menganjurkan makan buah-
buahan, sayuran, minum yang cukup banyak bergerak.
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/keluarga 5 0
anda saat buang air besar- buang air kecil apakah
perawat memasang sampiran/ selimut menutup
pintu/jendela, mempersilahkan pengunjung keluar
ruangan.
1 Apakah ruangan tidur anda / keluarga anda selalu 5 0
0 dijaga kebersihannya dengan di sapu dan dipel setiap
hari.
1 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak 3 2
1 licin, tidak berbau dan cukup terang
1 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi ( 5 0
2 dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan
Perawat
1 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat jika 5 0
3 tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut, atau
mengganti pakaian atau menyisir rambut
1 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti 5 0
4 setiap kotor
1 Apakah perawat penah memberikan penjelasan akibat 5 0
5 dari : kurang gerak, berbaring terlalu lama.
1 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit 4 1
6 apakah perawat memerikan penjelasan tentang fasilitas
yang tersedia dan cara pennggunaannya, peraturan/ tata
tertib yang berlaku dirumah sakit
1 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 5 0
7 perawat: memanggil nama dengan benar.
1 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan apakah 5 0
8 perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pagi, sore,

133
maupun malam hari.
1 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi 5 0
9 bantuan bila diperlukan.
2 Apakah peawat bersikap sopan dan ramah 5 0
0
2 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat yang 3 2
1 bertaggung jawab setiap kali pergantian dinas.
2 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 4 1
2 melakukan tindakan perawatan dan pengobatan.
2 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 5 0
3 memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
2 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat 5 0
4 membantu menyiapkan / meminumkan obat.
2 Selama anda/ keluarga anda dirawat apakah diberikan 5 0
5 penjelasan tentang perawatan/ pengobatan / pemeriksaan
lanjutan setelah anda/ keluarga anda diperbolehkan pulang.
Total 118 7

Presentasi 94,4% 5,6%

Sumber: Kuesioner Yang Diisi Oleh Keluarga Pasien


Analisa :
Kepuasan pasien dengan mutu pelayanan di Fuang HCU mendapat skor
94,4% yang diukur menggunakan kuesioner dengan kriteria baik, maka perlu
ditingkatkan agar mutu pelayanan lebih maksimal.

Penilaian Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Mutu Pelayanan

Di Ruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

n = 16 perawat

Observasi
N Pertanyaan
Ya Tidak
o

134
1 Jumlah gaji yang diterima sebanding dengan pekerjaan yang 10 6
saudara lakukan.
2 System penggajian yang dilakukan oleh institusi tempat saudara 11 5
bekerja.
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan pendidikan 13 3
saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja sama. 10 6
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang mendukung 10 6
pekerjaan.
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamarmandi, tempat 10 6
parkir dan kantin.
7 Kondisi ruang kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara, 12 4
kebersihan dan kebisingan.
8 Ada jaminan atas kesehatan atau keselamatan kerja 16 0
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara. 12 4
1 Hubungan antar karyawan dan kelompok kerja. 13 3
0
1 Kemampuan dalam bekerjasama antar karyawan. 16 0
1
1 Sikap teman-teman terhadap saudara. 15 0
2
1 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan 15 1
3 saudara.
1 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan 14 2
4 penugasan yang diberikan.
1 Kemampuan supervise atau pengawas dalam membuat keputusan. 13 2
5
1 Perlakuan atasan selama saudara bekerja disini. 14 2
6
1 Kebebasan dalam melakukan metode sendiri dalam 16 0
7 menyelesaikan pekerjaan.
1 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui 12 4
8 pelatihn dan pendidikan tambahan.
1 Kesempatan untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi. 11 5
9
2 Kesempatan untuk mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat. 10 5
0
Total 254 66
Presentase 79,37% 20,62%

Sumber: Kuesioner Yang Diisi Oleh Perawat

Analisa :

Berdasarkan observasi kepada 16 perawat di Ruang HCU didapatkan hasil tentang


kepuasan kerja karyawan sebesar 79,37 % dengan katogori baik. dimana perawat

135
sudah puas akan gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, supervisi, presentasi,
pengakuan, tanggung jawab dan promosi, hanya saja beberapa perawat masih
tidak puas dengan kondisi ruang kerja terutama berkaitan dengan ventilasi udara,
kebersihan dan kebisingan, dan ketidakpuasan terhadap kesempatan peningkatan
pangkat dan peningkatan posisi yang lebih tinggi.

3. Instrument C
a. Standar operasional prosedur
1) Kajian teori
a) Pengertian
Suatu standar/ pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Standar operasional prosedur
merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
b) Tujuan
(1) Petugas/ pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/ pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
(2) Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
dalam organisasi.
(3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas/ pegawai terkait.
(4) Melindungi organisasi/ unit kerja dan petugas/ pegawai
dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya

2) Kajian data
Prosedur pemberian makan melalui selang NGT
di Ruang HCU RSUD banyumas

136
Periode 27-29 November 2023
N: 3 perawat

N Pemberian Makan Observasi


o Melalui NGT H1 H2 H3
Y T Y T Y T
a dk a dk a dk
1 Evaluasi kondisi √ √ √
pasien
2 Jaga privasi √ √ √
3 Tanyakan kesiapan √ √ √
pasien
4 Lakukan kebersihan √ √ √
tangan
5 Gunakan APD sesuai √ √ √
indikasi
6 Ucapkan salam √ √ √
7 Perkenalkan diri √ √ √
8 Identifikasi pasien √ √ √
9 Kontrak waktu √ √ √
1 Jelaskan prosedur dan √ √ √
0 tujuan Tindakan pada
klien & keluarga
1 Persiapkan alat - alat dan √ √ √
1 atur posisinya di samping
tempat tidur
1 Berdiri disamping pasien √ √ √
2 dan dekatkan alat – alat
1 Atur posisi pasien dalam √ √ √
3 posisi
semi fowler atau fowler

137
(kecuali ada
kontraindikasi)
1 Pasang perlak diatas √ √ √
4 bantal, tissue diatas dada ,
bengkok disampin klien
1 Cek reisidu lambung √ √ √
5
1 Letakan ujung selang √ √ √
6 diatas kepala klien dan
sambungkan ujung selang
dengan spuit 50cc
atau dengan corong
1 Biarkan makanan masuk √ √ √
7 ke lambung secara lambat
sesuai gaya gravitasi
1 Bilas dengan air putih √ √ √
8 yang sudah disediakan
secukupnya
1 Setelah selesai tutup √ √ √
9 kembali
ujung selang
2 Lakukan evaluasi respon √ √ √
0 pasien
2 Ucapkan salam √ √ √
1
2 Rapikan alat √ √ √
2
2 Lakukan kebersihan √ √ √
3 tangan
2 Dokumentasikan Tindakan √ √ √
4 yang telah dilakukan

138
Jumlah 1 7 1 9 1 9
7 5 5
Presentase 37 11

Presentase Akhir 77 % 33%

Analisa :
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29
November 2023 mengenai prosedur pemberian makan melalui selang
NGT sudah dilakukan dengan baik dengan nilai presentasi 77%.
Namun untuk fase orientasi belum dilaksanakankarena kondisi pasien
yang tidak memungkinkan untuk diajak komunikasi, namun hal ini
dapat ditingkatkan untuk menjadi lebih baik

SPO Pemasangan Bedside Monitor


di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N: 3 perawat

N Memasang Observasi
o bedside monitor H1 H2 H3
Y T Y T Y T
a dk a dk a dk
1 Persiapkan alat bed √ √ √
side
monitor set
2 Hidupkan alat √ √ √
3 Pasang peralatan √ √ √
non invasif
sesuai fisilitas
bedside monitor

139
( manset tekanan
darah, saturasi
oksigen, kabel
ECG hubungkan
dengan elektroda
di pasien, CVP
monitoring)
4 Catat hasil respon √ √ √
pasien pada
bedside monitor ke
lembar observasi
ICU
5 Laporkan jika ada √ √ √
parameter yang
tidak normal
Jumlah 5 5 5
Presentase 1 1 1
00% 00% 00%
Ya Tidak
Total 100% 0%
presentase

Analisa :
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29
November 2023 mengenai prosedur pemasangan Bedside Monitor
sudah dilakukan dengan baik dengan nilai presentasi 100% yang
artinya sudah ada dikategori baik.

140
SPO Pemeriksaan Kadar Glukosa
Di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N : 3 hari

Observasi
N H1 H2 H3
Indicator
o Y T Y T Y T
a dk a dk a dk
1 Persiapan pasien √ √ √
2 Pasien atau keluarga √ √ √
dijelaskan prosedur
tindakan yang akan
dilakukan
3 Posisikan pasien √ √ √
yang nyaman
4 Jaga privasi klie √ √ √
5 Lakukan √ √ √
kebersihan tangan
6 Gunakan apd sesuai √ √ √
indikasi pakai
masker, pakai
handscon
7 Ucapkan salam √ √ √
8 Perkenalkan diri √ √ √
9 Identifikasi √ √ √

141
pasien
1 Gunakan sarung √ √ √
0 tangan bersih
1 Ambil alat √ √ √
1 glukometer
kemudian
pasang strip pada
alat glucometer
1 Pasang lancet pada √ √ √
2 pen lancet pilih
medalaman jarum
yang sesuai dengan
ketebalan kulit
pasien
1 Lakukan pijatan jari √ √ √
3 pada lokasi yang
akan disuntik
1 Disinfektan lokasi √ √ √
4 yang akan ditusuk
dengan alkohol swab
dan tunggu
mengering
1 Letakan pen lancet di √ √ √
5 ujung permukaan jari
kemudian teman
pen lancet sehingga
jarum nembus kulit
1 Hapus tetesan darah √ √ √
6 yang keluar pertama
dengan alkohol swab
1 Tekan kembali √ √ √

142
7 sampai darah keluar,
sampel darah kapiler
dimasukan ke dalam
strip dengan
cara ditempelkan
pada bagian khusus
pada strip yang
menyerap darah
1 Tekan lonsa √ √ √
8 penusukan dengan
alkohol swab selama
beberapa saat dan
pastikan darah sudah
tidak keluar
1 Tunggu hingga √ √ √
9 terbaca hasil
pemeriksaan di
glucometer
2 Lepaskan strip dan √ √ √
0 lancet dan buang ke
dalam safety box
2 Lepaskan sarung √ √ √
1 tangan
2 Lakukan evaluasi √ √ √
2 reapon pasien
2 Ucapkan salam √ √ √
3
2 Rapikan alat √ √ √
4
2 Cuci tangan sesuai √ √ √
5 prosedur

143
2 Dokumentasikan √ √ √
6 Tindakan
Jumlah 2 4 2 3 2 5
2 3 1
Presentase 8 1 8 1 8 19
4, 5, 8, 1, 0, ,
6 3 4 5 7 23
1% 8% 6% 3% 6% %
Ya Tidak
Total presentase 84,61% 15,39%
Analisa :
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29
November 2023 mengenai prosedur pemeriksaan kadar glukosa sudah
dilakukan dengan baik dengan nilai presentasi 84,61% yang artinya
sudah ada dikategori baik. Pasien yang ada di ruang HCU lebih
banyak dilakukan tindakan pemeriksaan GDS Karena jenis penyakit
yang diderita paien rata- rata dengan diagnose DM, Sehingga
Pemeriksaan glukosa darah sering dilakuakan. dengan kategori yang
sudah baik perawat perlu mempertahankan dan lebih ditingkatlan lagi.

Prosedur memandikan pasien di tempat tidur


di Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
N : 3 perawat

No Memandikan Pasien di tempat tidur. Observasi


Pelaksanaan : Ya Tidak
1 Persiapkan Alat 3
2 Gunakan APD 3
3 Berishkan tangan sesuai prosedur 3
4 Ucapkan salam 3

144
5 Perkenalkan diri 3
6 Pastikan identitas pasien 3
7 Sampaikan tujuan dan prosedur 3
8 Cuci tangan 3
9 Menjaga Privasi 3
10 Buka pakaia pasien, letakkan di tempat yang telah di 3
sediakan.
11 Tutup dengan handuk bagian dada sampai kaki. 3
12 Bersihkan dari bagian mata, telinga, hidung, dan 3
leher. (Basahi, sabuni,bilas dan keringkan.
13 Membersihkan lengan mulai dari jari – jari lengan, 3
hingga ketiak. (basahi, sabuni, bilas, dan keringkan).
14 Bersihkan bagian dada dan perut. (basahi, sabuni, 3
bilas, dan keringkan).
15 Miringkan pasien. 3
16 Bersihkan bagian punggung (basahi, sabuni, bilas, dan 3
keringkan)
17 Berikan minyak telon/kayu putih untuk 3
menghangatkan badan pasien.
18 Pakaikan baju pasien 3
19 Rapihkan pasien 3
20 Bereskan alat 3
21 Berpamitan 3
Total 54 9
Presentase 85,71% 14,28%
Analisa:

Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29 November 2023


mengenai prosedur memandikan pasien di tempat tidur sudah dilakukan dengan
baik dengan nilai presentasi 83,4% yang artinya sudah ada dikategori baik.
Memandikan pasien di atas tempat tidur dilakukan setiap pagi oleh perawat ruang

145
HCU, Sehingga perlu tindakan yang tepat dalam memandikan pasien. dengan
kategori yang sudah baik perawat perlu mempertahankan dan lebih ditingkatlan
lagi terutama pada tindakan menyelimuti bagain dada sampai kaki sebelum
memulai membersihkan bagian tersebut.

d. Keselamatan Pasien (Patient Safety)

a. Keselamatan Pasien (Patient Safety)

(1) Kajian Teori

(a) Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit


adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.

(b) Tujuan

 Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS


 Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat

146
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di
rumah sakit.
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

(c) Enam sasaran Patient Safety meliputi:

 Ketepatan identifikasi pasien


 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh

b) Ketepatan Identifikasi Pasien

1. Kajian Teori
a. Pengertian
Menurut teori identifikasi artinya adalah
pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan dengan bukti-bukti dari seseorang
sehingga kita dapat mendapatkan dan
mempersamakan keterangan tersebut dengan
individu seseorang dengan kata lain bahwa
dengan identifikasi kita dapat mengetahui
identitas seseorang dan dengan identitas tersebut
kita dapat mengenal seseorang dengan
membedakan dari orang lain. Setiap pasien yang
berobat ke rumah sakit akan diberikan gelang
identitas. Identitas pasien terdiri dari 3 hal, yaitu
nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien dan
no rekam medis pasien. gelang identitas juga

147
dibedakan warnanya yaitu gelang warna biru
untuk pasien laki-laki, gelang warna pink untuk
pasien perempuan. Terdapat dua warna gelang
tambahan yaitu gelang warna merah untuk
pasien yang memiliki riwayat alergi, dan gelang
warna kuning untuk pasien yang berisiko jatuh.
b. Pelaksanaan Identifikasi Pasien Dilakukan
Pada Saat:
1. Sebelum memberikan obat kepada pasien
2. Sebelum memberikan transfusi darah dan
produk darah
3. Sebelum mengambil sampel darah, atau
sample lainnya untuk pemeriksaan
4. Sebelum melakukan tindakan prosedur.
2. Kajian Data
Tabel 3.40
Identifikasi Pasien di Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n= 3 perawat

N Observasi
Indikator
o Ya Tidak
1 Pemberian   
gelang identitas
pasien
2 Identitas gelang   
pasien sesuai nama
pasien
3 Identitas gelang   
pasien ditulis sesuai

148
No RM pasien
4 Identitas gelang   
pasien sesuai
dengan tanggal lahir
pasien
5 Identitas gelang   
pasien sesuai
dengan label obat
pasien
6 Perawat   
menanyakan nama
pasien dan
mencocokan di
gelang identitas
pasien saat
memberikan obat
pasien
7 Perawat   
menanyakan nama
pasien dan
mencocokan di
gelang identitas
pasien saat
melakukan tindakan
invasive
8 Perawat   
menanyakan nama
pasien dan
mencocokan di
gelang identitas
pasien saat

149
melakukan
pengambilan
sampel darah
Total 15 9
Preserntase 62,5% 37,5%
Sumber: Observasi Mahasiswa Ners Universitas
Muhammadiyah Purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi kepada 3 perawat, didapatkan
hasil 62,5% yang berarti bahwa perawat belum melakukan
tindakan identifikasi pasien dengan kategori cukup, poin
identifikasi untuk pencocokan tidak pernah dilakukan karena
dilihat dari jumlah pasien di ruang HCU yang sedikit sehingga
perawat ruang HCU menilai sudah hafal denga pasien yang
dirawat di ruang HCU, Namun hal tersebut tidak boleh di
teruskan terjadi, karena untuk identitas pasien harus
diperhatikan dan nilainya harus 100%.
c) Komunikasi Efektif
1. Kajian Teori
Komunikasi merupakan proses kompleks yang
melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Suatu komunikasi yang tidak
efektif adalah hal paling sering disebutkan sebagai
penyebab dalam kasus-kasus sentinel. Suatu komunikasi
harus tepat pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu
dan dimengerti oleh sang penerima informasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dan
menanggapi hasil yang penting dapat mempengaruhi secara
negatif hasil yang penting dapat mempengaruhi secara

150
negative hasil akhir pasien. Menerapkan sebuah
proses/prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui
telpon (lisan), atau penyampaian hasil uji klinis penting,
yang harus diverifikasi dengan “mengulang” selengkap-
lengkapnya perintah ataupun hasil uji klinis yang diterima,
yang harus dilakukan oleh orang yang menerima informasi
tersebut.
2. Kajian Data
Tabel 3.41
Komunikasi Efektif Perawat di Ruang HCU RSUD
Banyumas
Periode Agustus-Oktober 2023
n= 12

Observasi
N H1 H2 H3
Indikator
o Y Ti Y Ti Y Ti
a dak a dak a dak
1 Komunikasi dalam catatan 5 5 5
perawat menggunakan
SOAP
2 Jika pasien ada program 5 5 5
puasa, pasien diberi
penjelasan puasa. (NA)
3 Komunikasi dalam catatan 5 5 5
integrasi dokter
menggunakan SOAP
4 Setelah mengisi catatan 5 5 5
integrasi perawat menulis
ttd dan nama terang
5 Setelah mengisi catatan 5 5 5
integrasi dokter menulis ttd

151
dan nama terang
6 Setelah mengisi catatan 5 5 5
integrasi profesi lain
menulis ttd dan nama
terang
7 Dokumentasi setelah 5 5 5
konsul dicatatan
terintegrasi menggunakan
SBAR (NA)
Jumlah 3 3 3
5 5 5
Presentase 1 1 1
00% 00% 00%
Total Presentase Iya 100%
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29
November tentang komunikasi efektif perawat mendapatkan presentase
100% dengan kategori baik. Karena perawat telah melakukan
komunikasi yang efektif serta perawat menerapkan SOAP dalam
berkomunikasi baik dalam catatan integrasi dokter dan catatan perawat
dan tidak lupa memberikan nama terang dan tanda tanggan setelah
menuliskan dalam bentuk SOAP, namun point memberi penjelasan
puasa pada pasien yang mendapatkan program puasa tidak dapat terkaji
karena tidak ada pasien program puasa. Setelah konsul dicatatan
terintegrasi menggunakan SBAR tidak dapat terkaji juga karena
menggunakan prinsip keperawatan tulbakon yaitu tulis baca ulang
konfirmasi.
d) Keamanan Obat High Alert
1. Kajian Teori

152
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah
sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat merupakan sediaan atau
paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional,
Departemen Kesehatan RI, 2005).
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep
obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang
diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 6 benar. Begitu
banyaknya pasien yang berobat ke rumah sakit, banyaknya petugas
kesehatan dari berbagai disiplin ilmu, dan begitu banyaknya prosedur
tindakan, memungkinkan dalam pemberian pengobatan, untuk
mencegah hal ini, diperlukan beberapa cara yaitu :
(a) Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Look
Alike Sound Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa
ucapan dan mirip (NORUM).
(b) Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
(c) Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
(d) Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar
obat, benar dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat
pemberian (rute), benar pasien dan benar dokumentasi.
2. Kajian Data
Tabel 3.42
Keamanan Obat High Alert Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode 27-29 November 2023
n=3 hari

153
N Variabel Observasi
o H1 H2 H3
Y Ti Y Ti Y Ti
a dak a dak a dak
1 Tersedianya   
loker pemisah obat
antar pasien
2 Pemisah obat   
norum (nama obat,
rupa dan ucapan
mirip)
3 Penyimpanan   
obat sesuai indikasi
tempat
penyimpanan
4 Tersedia obat   
emergency
5 Penyimpanan   
obat emergency
6 Penyimpanan obat   
High Alert
- Tempat
penyimpanan
terkunci
- Jauh dari
tempat pasien
- Memiliki daftar
obat dan jumlah
obat – obatan
high alert
7 Adanya etiket   

154
obat oral maupun
parenteral saat
pemberian
8 Etiket obat   
parenteral terdiri
dari nama pasien,
nama obat dan
waktu pemberian
9 Pemberian obat   
oral dan parenteral
diletakkan pada
tempat khusus obat
Total 9 0 9 0 9 0
Presentase 1 0 1 0 1 0
00% % 00% % 00% %
Presentase akhir 2 100% 0 0
7 %
Sumber :Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29 November
tentang keamanan obat high alert sudah termasuk kategori baik dengan
prosentase 100% hal ini perlu di pertahankan agar keamanan obat high alert
tetap maksimal.
e) Resiko Jatuh
1. Kajian Teori
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi
pasien rawat inap. Dalam konteks Masyarakat yang dilayani, pelayanan
yang disediakan, dan fasilitasnya rumah sakit perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah pasien

155
yang bermkemungkinan mengkonsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
2. Kajian Data
Tabel 3.43
Skore Tingkatan Resiko Jatuh
Ketentuan Skala Morse
N= 3 hari

N Variabel Observasi
o H1 H2 H3
Ya Ti Ya Ti Ya Ti
dak dak dak
1 Perawat   
melakukan
pengkajian
resiko jatuh
menggunaka
n SPO
RSUD
Banyumas
2 Memasang   
gelang
resiko jatuh
berwarna
kuning pada
pergelangan
tangan
pasien, jika
penilaian
SPO
hasilnya >45

156
3 Memasa   
ng label
segitiga
merah untuk
resiko tinggi
dan segitiga
kuning untuk
resiko
rendah
ditempat
tidur
4 Menulisk   
an tanda
resiko jatuh
di white
board pada
nurse station
(NA)
5 Mengatur   
tinggi
rendahnya
tempat tidur
sesuai
dengan
prosedur
pencegahan
pasien jatuh
6 Memastikan   
pagar
pengaman
tempat tidur

157
dalam
keadaan
terpasang
saat pasien
sendiri
Total 5 1 5 1 5 1
Presentase 8 16, 83, 16, 83, 16,
3,33 66% 33% 66% 33% 66%
%
Presentase 15 83,33% 3 16,
akhir 66%
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi kepada 3 perawat didapat hasil 83,33%
dimana penatalaksanaan pasien resiko jatuh Ruang HCU dikategorikan
baik. Untuk point menuliskan tanda resiko jatuh di white board pada nurse
station tidak dapat terkaji karena di nurse station ruang HCU tidak tersedia
white board untuk menulis pasien resiko jatuh, sehingga ini dapat menjadi
evaluasi untuk penambahan sarana. Untuk meningkatkan pencegahan
resiko jatuh diruang HCU.
f) Penilaian Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi
1. Kajian Teori
Sebagai Upaya untuk mencapai layanan bedah yang aman khususnya
dalam rangka mencegah kesalahan sisi, prosedur dan pasien yang menjalani
operasi, maka rumah sakit menerapkan Langkah melalui: verifikasi
terhadap pasien yang akan dilakukan Tindakan operasi, penandaan area
operasi dan implementasi surgical safety check list sebagaimana
direkomendasikan oleh WHO.
2. Kajian Data
Tabel 3.44

Penilaiaan Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien


Operasi

158
Di Ruang HCU RSUD Banyumas

N : 2 hari
N Kriteria Hasil Hari
o H1 H2
Ya T Ya Tdk
dk
1 Klinik menggunakan suatu 
Tindakan yang jelas dan dimengerti 
untuk identifikasi lokasi operasi bedah
minor dan melibatkan pasien didalam
proses penandaan
2 Klinik menggunakan suatu prosedur  
untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat
dan fungsional
3 Setiap tim menerapkan dan  
mencatat prosedur sebelum Tindakan
tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/Tindakan pembedahan
4 Kebijakan dan prosedur  
dikembangkan untuk mendukung proses
yang seragam untuk memastikan tepat
lokasi, prosedur dan tepat pasien
termasuk prosedur medis dan dental
Total 4 4
Presentase 100 100
% %
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi kepada 3 perawat didapat hasil 100% dimana
penatalaksanaan penilaiaan kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi Ruang HCU dikategorikan baik. Hal ini perlu dipertahankan agar
penatalaksanaan penilaiaan kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi tetap maksimal.
g) K3
1. Kajian Teori
a. Pengertian
Menurut WHO K3 merupakan upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental, dan
sosial setinggi – tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan,

159
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerja; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan Kesehatan.
b. Fungsi
(a) Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaiian
akan adanya risko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan
dilingkungan kerja
(b) Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses,
organisir, design tempat kerja, dan pelaksanaan kerja
(c) Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan
para pekerja di lingkungan kerja
(d) Memberikan saran mengenai informasi edukasi dan pelatihan
mengenal kesehatan dan keselamatan kerja
(e) Sebagai pedoman membuat desain pengendalian bahaya,
metode, prosedur, dan program
(f) Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan Tindakan
pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
c. Tujuan
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan
dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan
pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi semua
sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif. Berikut ini adalah
tujuan K3 secara umum:
(a) Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.12
(b) Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan
semua orang yang berada di lingkungan kerja.
(c) Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan
dapat digunakan secara aman dan efisien
h) Code Red
1. Kajian Teori

160
a. Pengertian
Sistem penanggulangan kebakaran di ruang rawat inap, rawat jalan
dan perkantoran RS.
b. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menanggulangi
bila terjadi kebakaran secara terpadu, serta memberikan gambaran
tentang peran semua unit pada saat terjadinya kebakaran, sehingga
semua karyawan dapat mempelajari, memahami dan melaksanakan
tugas sesuai dengan perannya masing-masing.
2. Kajian Data

Tabel 3.45
Penggunaan APAR dan Pengisian Papan Code Red
Periode 27-29 November 2023

Daftar Checklist Observasi


Penggunaan APAR Ya Tidak

A Fasilitas APAR
1 Tersedia tabung APAR di 
ruangan
2 Peletakan tabung pada 
tempat yang mudah
dijangkau
3 Tabung APAR dalam 
keadaan siap pakai
4 Terdapat SOP singkat 
penggunaan APAR
B Kepatuhan Pengisian papan
Code Red
1 Perawat melakukan 
pengisian nama petugas pada

161
papan code red setiap shift
2 Pengisian nama 
berdasarkan perawat yang
sedang shift
Total Jumlah 4 2
Presentase 66,6% 33,33%
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto 2023
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi di Ruang HCU tentang code red
didapatkan hasil 66,67% dengan kategori cukup, pada poin fasilitas APAR
sudah tersedia sesuai SPO diruangan, tetapi pada poin kepatuhan perawat
tentang pengisian papan code red, dalam observasi 3 hari dari tanggal 27-
29 November pada setiap shift tidak melakukan pengisian nama petugas
atau melakukan pergantian nama petugas sesuai sift.
i) PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
1. Kajian Teori
a. Kebersihan Tangan
Tangan merupakan media transmisi patogen tersering di Rumah
Sakit. Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat
mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi
infeksi nosokomial. Kepatuhan terhadap kebersihan tangan
merupakan pilar pengendalian infeksi. Teknik yang digunakan adalah
teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan air
mengalir atau handrub berbasis alkohol. Kebersihan tangan
merupakan prosedur terpenting untuk mencegah transmisi penyebab
infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak penelitian
menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan insiden
MRSA, VRE di ICU.

162
Cuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas di bawah aliran air (Larsan, 2005).
b. Kapan Mencuci Tangan
(a) Sebelum kontak dengan pasien.
(b) Sebelum tindakan aseptik.
(c) Setelah kontak dengan pasien.
(d) Setelah terkena cairan tubuh
(e) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
c. Alternatif Kebersihan Tangan
(a) Handsrub berbasis alkohol 70%:
(b) Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas.
(c) Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau.
(d) Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml 100 ml alkohol 70 %)
(e) Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan.
(f) Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
(g) Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan sabun dan air
mengalir.
(h) Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama
efektifnya mencuci tangan sabun antimikroba (Pereira, Lee dan
Wade 2007).
(i) Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit.
d. Enam Langkah kebersihan Tangan
(a) Langkah 1 : Gosokkan kedua telapak tangan
(b) Langkah 2 : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan
kanan, dan lakukan sebaliknya.
(c) Langkah 3 : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari
tangan saling menyilang.

163
(d) Langkah 4 : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari
tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
(e) Langkah 5 : Gosok Ibu Jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan secara memutar, dan lakukan sebaliknya.
(f) Langkah 6 : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya.
e. Penggunaan APD
Penggunaan secara rasional dan konsistensi APD yang tersedia
serta higiene sanitasi tangan yang menandai juga akan membantu
mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD adalah
langkah yang paling kelihatan dalam upaya pengendalian dan
penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang terakhir dan paling
lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena itu jangan
mengandalkan sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada
langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif,
maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas.
f. Pengelolaan sampah/limbah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daera, sedngkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode

164
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya
tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area. Tujuan Pengelolaan sampah yaitu :
(a) Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis.
(b) Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
g. Penatalaksanaan Linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah
sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling dan alat
instrument steril lainnya.
h. Perlindungan Kesehatan petugas
Keselamatan dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan Upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, hasil karja dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan Kesehatan
kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
i. Etika Batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme
tubuh pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi
tubuh terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan,
debu, asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan
benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan
baju. Jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang
lain.
j. Teknik Menyuntik yang Aman
Jarum suntik adalah perangkat yang paling banyak menyebabkan
luka bagi petugas Kesehatan.

165
(a) Intruksi penyuntikan oleh dokter.
(b) Persiapan meja suntik dengan tersedia diatasnya seperti kapas
alkohol 70% dalam wadah tertutup.
(c)Persiapan pasien, cek ulang identitas pasien dan cek ulang
Riwayat alergi.
(d) Persiapan obat, cek jenis obat, dosis obat, cara pemberian
dengan intruksi penyuntikan.
(e) Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
(f) Lakukan penyuntikan.
(g) Cara penyuntikan secara intravena langsung, tentukan vena
mana yang akan disuntik.
2. Kajian Data
Tabel 3.46
Sarana Kebersihan Tangan di Ruang HCU RSUD Banyumas
27 November 2023

N ITEM Hasil
o Ya Tidak
A Kebersihan tangan dengan handrub
1 Handrub disetiap pintu 
2 Handrub disetiap tempat tidur 
3 Tertulis tanggal dibuka pada 
kemasan handrub
4 Tersedia poster 6 langkah kebersihan 
tangan di tempat handrub
5 Tersedia poster 5 moment cuci 
tangan ditempat handrub
B Kebersihan tangan dengan air
mengalir
1 Tersedia wastafel berfungsi baik 
2 Wastafel tampak bersih, bebas dari 

166
perawatan lainnya
3 Gagang kran air berbentuk panjang 
4 Tersedia sabun cair pada tempatnya 
5 Tersedia handuk sekali pakai 
6 Tersedia tempat handuk kotor di 
samping wastafel
7 Tersedia poster 6 langkah kebersihan 
tangan di wastafel
8 Tersedia 5 poster momen cuci tangan 
Total 11 2
Persentase 84,61 15,38
% %
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto 2023

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa


sarana kebersihan tangan mencapai 84,61 % dengan kategori baik. Poin
yang tidak tersedia yaitu tidak tersedia poster 5 moment mencuci tangan
didekat handrub.

Tabel 3.47

Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangan

Di Ruang HCU RSUD Banyumas

N= 5 perawat

Tgl No Profesi MOMENT Sbl Sdh


m HS
HS

167
27/11/23 Ya Tidak 1 2 3 4 5
1 Perawat  
1
2 Perawat  
1
3 Perawat  
1
4 Perawat  
1
5 Perawat  
1
6 Perawat  
2
7 Perawat  
2
8 Perawat  
2
9 Perawat  
3
10 Perawat  
3
11 Perawat  
3
12 Perawat  
4
13 Perawat  
4
14 Perawat  
4
15 Perawat  
5

168
16 Perawat  
5
17 Perawat  
5
Total 11 6
Persentase 64,70% 35,29%
Sumber : Observasi Mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2023

Moment :

1 : sebelum kontak dengan pasien

2 : sebelum melakukan Tindakan aseptik

3 : setelah kontak dengan cairan tubuh

4 : setelah kontak dengan pasien

5 : setelah kontak dengan lingkungan pasien

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa kepatuhan 5


momen cuci tangan dari 5 petugas yaitu 52,9 % hal ini berada di kategori cukup,
yang melakukan cuci tangan, pada moment cuci tangan setelah kontak dengan
pasien perawat sudah banyak yang melakukan moment tersebut, namun untuk
moment sebelum kontak dengan pasien perlu ditingkatlan lagi, begitu juga dengan
sebelum pengguanaan handscoon perawat tidak melakukan cuci tangan namun
pada setelah menggunakan handscoon semua perawat sudah melakukana
kebersihan mencuci tangan.

Tabel 3.48

Penggunaan APD di Ruang HCU RSUD Banyumas

Periode Agustus-November 2023

169
Tgl N Tindakan Mask Penutu Sarun Apro Gow Sepat Seger
o er p g n n u a
muka tanga dilep
n as
1 Menyuntik  X  X X  
yang aman
2 Memandik  X     
an
3 Pemasanga  X  X X  
n infus
Jumla Total 15
h Prosentase 71,4%
Keterangan :

 : sesuai prosedur

X : tidak sesuai prosedur

Analisa :

Bersdasarkan hasil observasi yang dilakukan di simpulkan bahwa pencegahan


infeksi tentang APD memperoleh presentase 71,4 % yaitu masuk karakteristik
cukup. Namun pada poin tindakan yang di haruskan memakai penutup muka dan
gaun saat tindakan sebagaian besar perawat tidak melakukan sehingga perlu di
perbaiki agar perlindungan diri dapat maksimal.

Tabel 3.49

Pengelolaan Sampah di Ruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

N= 3 hari

No Indikator Observasi
H1 H2 H3

170
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
I TERSEDIA
a. Tempat sampah   
kuning (infeksius)
bersih
b. Tempat sampah hitam   
(non infeksius) bersih
c. Safety box berlogo   
d. Tempat sampah besar   
bersih
II KEPATUHAN
a. Plastik sesuai jenis   
tempat sampah
b. Membuang sampah   
infeksius
(diapers,pembalut,
kassa, blood set,selang
infus, kateter, sarung
tangan, dll) dibuang
ketempat sampah
infeksius /kantong
kuning)
c. Membuang sampah   
non infeksius (kertas,
tissue, plastik,
pembungkus, spuit,
pembungkus sarung
tangan,dll) dibuang
ketempat sampah non
infeksius / kantong
hitam)

171
d. Membuang sampah   
benda tajam (jarum,
pisau, ampulan, kater,
dll) ke safety box
e. ¾ penuh diikat dan   
diganti
Total jumlah 9 0 9 0 9 0
Prosentase 100% 0% 100% 0% 100% 0%
Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di simpulkan bahwa pencegahan


infeksi tentang pengendalian limbah / sampah mencapai 100% dengan kategori
baik, tetapi untuk poin tempat sampah tidak langsung di buang ketika isinya ¾
penuh di karenakan pembuang sampah hanya di lakukan oleh cleaning service dan
perawat tidak menyampaikan ke cleaning service jika sampah sudah terisi 3/4 .

Tabel 3.50

Dekontaminasi Peralatan Diruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

N= 3 Hari

Daftar Checklist Observasi


Pemrosesan Peralatan Pasien YA TIDAK
Fasilitas pemprosesan peralatan pasien

172
1. Tersedia zat enzymatic dalam tempatnya 3
2. Tersedia klorine dalam tempatnya 3
3. Tersedia spill kit dalam tempatnya 3
4. Penempatan cairan B3 tersendiri disertai MSDS 3
nya
Kepatuhan Pemrosesan Peralatan Pasien
1 Tempat tidur dibersihkan setiap hari dengan 3
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
2 Meja pasien dibersihkan setiap hari dengan 3
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
3 Dinding dibersihkan setiap hari dengan 3
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
4 Manset dicuci seminggu sekali atau bila kotor 3
5 Stetoskop dibersihkan dengan alkohol 70 % 3
setiap kali pakai
6 Termometer dibersihkan setiap kali pakai dengan 3
alkohol 70 %
7 Proses cleaning cuci dengan air mengalir sesuai 3
dengan alatnya dan keringkan
8 DTT denagn kimiawi : rendam dalam cairan 3
kimiawi 5-15 menit sesuai indikasi
9 Sterilisasi dilakukan di CSSD 3
10 Alat steril tersimpan dalam tempat bersih, tertera 3
label ED
11 Penanganan tumpahan dengan menggunakan spill 3
kit infeksi
Total 24 21
Presentase 53,33% 46,67&

Analisa :

173
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan pada tanggal 27-29 November 2023
di simpulkan bahwa pencegahan infeksi tentang dekontaminasi peralatan pasien
mencapai 53,33 % dengan kategori kurang. Poin membersihkan tempat tidur
dengan desinfektan, membersihkan meja pasien dengan desinfektan,
membersihkan dinding setiap hari dengan desinfektan, manset di cuci seminngu
sekali atau bila kotor, stetoskop di bersihkan dengan alcohol 70 % setiap kali
pakai dan thermometer di bersihkan setiap kali pakai dengan alcohol 70 % tidak di
lakukan semua karena menurut perawat hal tersebut membutuhan waktu
sedangkan banyak tugas yang akan di lakukan perawat.

Penatalaksanaan Kebersihan Lingkungan di Ruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

N : 3 hari

No Indikator Observasi
Ya Tidak
1 Nurse station
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaat rapi 3 0
2 Kamar jaga
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaat rapi 3 0
3 Kamar pasien
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaat rapi 3 0
4 Ruang obat
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaat rapi 3 0
c. Tidak ada obat kadaluarsa 3 0

174
5 Ruang dekontaminasi
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaat rapi 3 0
6 Dapur
a. Minimal debu 3 0
b. Barang-barang tertaata rapi 0 3
7 Gudang
a. Minimal debu 0 3
b. Barang-barang tertaat rapi 0 3
Total jumlah 36 9
Presentase 80% 20%

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi tentang kebersihan lingkungan di ruang HCU periode


27-29 November 2023 , didapatkan hasil kebersihan lingkungan 80 % dengan
kategori baik . tetapi perlu di tingkatkan lagi untuk kerapian dalam penyimpanan
di gudang dan di dapur .

Tabel 3.51

Penatalaksanaan Linen di ruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

N: 3 hari

No Indikator Observasi
H1 H2 H3
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

175
1 Penyimpanan linen bersih   
dalam almari bersih, kering,
tertutup
2 Pemakaian linen bersih   
dengan system FIFO
3 Troly linen bersih dan siap   
pakai
4 Buang limbah yang ada di   
tempat tidur sebelum linen
digulung dan dimasukan ke
kantong plastic
5 Linen kotor masuk kantong   
plastik putih
6 Linen terkontaminasi masuk   
kantong plastic kuning
7 Tidak meletakan linen kotor   
/terkontaminasi dilantai, meja,
kursi atau yang lainnya. Linen
kotor/terkontaminasi
8 Penyimpanan linen kotor dan   
terkontaminasi dalam plastic
diikat dan dimasukan dalam
ember tertutup
Total jumlah 8 0 8 0 8 0
Presentase 100% 100% 100%
Presentase akhir Ya Tidak
100% 0%

Analisa :

176
Berdasarkan hasil observasi tentang penatalaksanaan linen di ruang HCU
periode27-29 November 2023, di lakukan di simpulkan infeksi tentang
penatalaksaan linen mencapai 100 % dengan kategori baik. Hal tersebut perlu
dipertahankan agar penataan linen selalu maksimal.

Perlindungan Kesehatan Petugas di ruang HCU RSUD Banyumas

Periode 27-29 November 2023

N : 9 perawat

No Indikator Observasi
Ya Tidak
1 Petugas berpakaian bersih dan rapi 9
2 Petugas tidak menggunakan asesoris dan berkuku 9
pendek
3 Petugas mengetahui jalur terpajan 9
4 Petugas segera lapor jika terpajan 9
5 Petugas paham cara menggunakan benda tajam (jarum 9
suntik, scalpel, pisau)
6 Membuang benda tajam ke safety box 9 0
Jumlah 54 0
Presentase 100% 0%

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi tentang perlindungan kesehatan petugas di ruang


HCU periode 27-29 November 20223, didapatkan hasil 100% bahwa
perlindungan kesehatan karyawan dalam kategori baik.. Hal tersebut perlu
dipertahankan agar perlindungan kesehatan selalu maksimal.

177
Pengkajian Data Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
Etika Batuk dan Bersin
Tanggal 27-29 November
di Ruang HCU RSUD Banyumas
N : 3 perawat
No Aspek yang dinilai Observasi
Ya Tidak
1 Petugas dengan gejala infeksi saluran nafas 3 0
menggunakan masker
2 Menutup hidung dan mulut dengan tisu/sapu 3 0
tangan / lengan atas ketika batuk/bersin
3 Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius 3 0
4 Melakukan kebersihan tangan 3 0
Total 12 0
Presentase 100% 0%

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa pencegahan dan


pengendalian infeksi tentang etika batuk pada petugas kesehatan sebesar mencapai
100% merupakan kategori baik. Hal tersebut perlu dipertahankan agar
perlindungan kesehatan selalu maksimal.

178
Prosedur Menyuntik Yang Aman

di Ruang HCU RSUD Banyumas

Tanggal 27-29 November 2023

n=3

No Indikator Observasi
H1 H2 H3
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Suntikan disiapkan 3 3 3
menggunakan teknik septic di
daerah yang bersih bebas dari
kontaminasi atau kontak
dengan darabh ,cairan
tububh ,atau peralataan yang
terkontaminasi
2 Jarum dan jarum suntik 3 3 3
digunakan hanya untuk satu
pasien (termasuk jarum suntik
insulin)
3 Septum karet pada botol obat 3 3 3
didesineksi dengan alkohol
sebelum di tusuk
4 Obat botol dimasukan dengan 3 3 2 1
jarum baru dan jarum ,suntik
baru ,meskipun saat untuk
mendapatkan dosis tambah
untuk pasien yang sama
5 Obat-obatan dosis tunggal 3 3 3
(single use) ampul dan botol
larutan intrasvena digunakan

179
banya untuk satu pasien
6 Botol multi dosis diberi 3 3 3
tanggal oleh perawat saat
pertama kali dibuka dan
dibuang dalam waktu 28 hari
kecuali pabrik mencantumkan
tanggal yang berbeda (lebih
pendek/lebih lama) Catatan :
tanggal tersebut berbeda
dengan tanggal kadaluarsa
yang tercetak pada botol
7 Bila memungkinkan botol 3 3 3
multi dosis di peruntukan
untuk satu pasien
8 Botol multi dosis yang akan 3 3 3
digunakan untuk lebih dari
satu pasien disimpan di area
pengobatan terpusat dan tidak
memasuki area pengobatan
terpusat dan tidak memasuki
area perawatan pasien segera
(misalnya : ruang
operasi ,,ruang pasien/ bilik
Jumlah 21 3 21 3 20 4
Presentase 87, 12,5 87, 12, 83, 16,6%
5% % 5% 5% 33%
Total presnetase Ya Tidak
86,11% 13,8%

Analisa :

180
Berdasarkan observasi di Ruang HCU pada tanggal 27-29 November 2023
tentang praktik penyuntikan aman sudah dilakukan dengan baik dengan
prosentase 86,11 % dengan kategori baik. Namun desineksi Septum karet pada
botol obat dengan alkohol sebelum di tusuk tidak semua perawat melakukan, hal
ini dapat meningkatkan resiko infeksi akibat dari penyuntikan karena kontaminasi
kuman atau bakteri pada septum karet akibat tidak dilakukan desineksi.

3. Output
a. Mutu Asuhan Keperawatan (ABC)
Hasil penilaian mutu pelayanan dari instrumen A, B, dan C di
Ruang HCU RSUD Banyumas selama hasil observasi bulan
November 2023 :
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A, B, C) di Ruang
HCU
RSUD Banyumas periode November 2023

N Instrument Tercapai Rata-rata


o
1 Instrument A 91,9% 89,86%
2 Instrument B 91,02%
3 Instrument C 86,68%

b. Efisiensi Ruang Rawat


1) Kajian teori
a) Bed Occupation Rate (BOR)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-85%
jumlah hari perawatan rumah sakit
Rumus : ¿
jumlah TT x jumlah hari dalam sattuan waktu

181
b) Average Length of Stay (Av LOS)
Menurut Depkes RI , Av LOS yaitu rata-rata lama rawatan
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).
jumlah hari lama dirawat pasien keluar
Rumus : ¿
jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

c) Bed Turn Over (BTO)


Menurut Depkes RI (2015), BTO yaitu frekuensi
pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu
tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
pemakaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, 1 tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
jumlah pasien kelaur (hidup +mati)
Rumus : ¿
jumlah tempat tidur

d) Turn Over Interval (TOI)


Yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat
terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan
gambaran tingkat efisiensi dari pada penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 - 3 hari.
( jumlah TT x hari )−hari perawatan rumah sakit
Rumus : ¿
jumlah pasien keluar(hidup+ mati)

2) Kajian data
Efisiensi Ruang HCU RSUD Banyumas
Periode Agustus – Oktober 2023

N Bulan BOR LOSS TOI

182
o
1 Agustus 71,25% 8 hari 5 hari
2 September 66,25% 3 hari 2 hari
3 Oktober 70,00% 8 hari 3 hari
Total 207,5% 19 hari 10
hari
Rata-rata 69,16% 6 hari 3 hari
Standar (60- 6-9 1-3
85%) hari hari
Keterangan Ideal Ideal Ideal

Analisa :
Menurut Depkes RI nilai ideal BOR adalah (60-85%). Jika
dilihat dari BOR selama 3 bulan terakhir, BOR Ruang HCU pada
bulan Agustus terhitung ideal yaitu 71,25%. Dan, BOR pada bulan
September dan Oktober terhitung ideal yaitu 66,25% di bulan
September dan 70,00% di bulan Oktober. Rata – rata BOR selama
tiga bulan terakhir sesuai dengan standar Depkes RI, yaitu
69,16%.
LOS (lama rata-rata hari perawatan) pasien di Ruang HCU
pada bulan Agustus, September, Oktober sesuai dengan standar
Depkes RI, rata-rata LOS pada tiga bulan terakhir adalah 6 hari.
Berdasarkan standar Depkes RI, rata-rata LOS pada tiga bulan
terakhir terhitung ideal.
TOI (waktu rata-rata satu tempat tidur kosong) di Ruang
HCU pada bulan Agustus, September, Oktober sudah sesuai
standar menurut Depkes RI, dan rata-rata TOI selama tiga bulan
terakhir juga sesuai standar yang ditetapkan Depkes RI.

183
BAB IV
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

A. Identifikasi masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah proses managemen keperawatan


di ruang HCU diperoleh seperti terangkum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1
Identifikasi Hasil Analisa Data

N Tema Sub Tema Ha Kate


o sil gori
1 SP2KP Pelaksanaan Tugas Kepala 95, Baik
.
Ruang 83%
Pelaksanaan Tugas Ketua 92, Baik
Tim 3%
Pelaksanaan Tugas 88, Baik
Perawat Pelaksna 33%
Meeting Morning 83, Baik
33%
Operan Jaga 100 Baik
%
Pre Conference 100 Baik
%
Post Conference 40, Kuran

184
73% g
2 Mutu Pelayanan
. Instrume Askep SIM 94, Baik
nA 44%
Discharge Planning 89, Baik
47%
Admission Care 90, Baik
47%
Instrume Penilaian Kepuasan Pasien 94, Baik
nB 4%
Penilaian Kepuasan Kerja 79, Baik
Perawat 37%
Instrume Prosedur Menyuntik Aman 86, Baik
nC 11%
Prosedur Pemberian 77
Selang NGT %
Prosedur Pemasangan 100 Baik
Bedside Monitor %
Pemeriksaan Kadar 84, Baik
Glukosa 61%
Prosedur Memandikan 85, Baik
Pasien Di Tempat Tidur 71%
3 Patien Identifikasi Pasien 62, Cuku
. safety 5% p
Komunikasi Efektif 100 Baik
%
Keamanan Obat Hight 100 Baik
Alert %
Penilaiaan Kepastian 100 Baik
Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, %
Tepat-Pasien Operasi
Resiko Jatuh 83, Baik
33%
4 K3 Penggunaan APAR Dan 66, Cuku
. Pengisian Papan Code Red 6% p
5 Pencegah Sarana Kebersihan Tangan 84,61% Baik
. an dan Kepatuhan 5 Moment Cuci 64, Cuku
pengelolaan Tangan 70% p
pengendalian
Penggunaan APD 71, Cuku

185
infeksi 4% p
Pengelolaan Sampah 100 Baik
%
Dekontaminasi Peralatan 53, Kuran
33% g
Penatalaksanaan 80 Baik
Kebersihan Lingkungan %
Penatalksanaan Linen 100 Baik
%
Perlindungan Kesehatan 100 Baik
Petugas %
Etika Batuk Dan Bersin 100 Baik
%
Menyuntik 86, Baik
11%

B. Prioritas Masalah

Prioritas utama dilakukan dengan metode CARL (Capability, Accesibility,


Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1-5. Keriteria
CARL mempunyai arti :
C : Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan masalah yang ada diatasi atau tidak, kemudahan
dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti
keahlian/ kemampuan dan motivasi
L : Seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan yang dibahas
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan
rangking
atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai terendah.
Tabel 4.2
Prioritas CARL

186
N Masalah Kate C A L S Rang
o gori R kore king
1 Post conference SP2 1 2 3 4 24 5
. ( 40,73% ) KP
2 Dekontaminasi PPI 3 3 4 4 14 2
. peralatan (53,33%) 4
3 Identifikasi pasien Pasie 2 4 4 5 16 1
. (62,5%) n safety 0
4 Kepatuhan 5 PPI 2 3 3 4 72 3
. momen cuci tangan
(64,70%)
5 Penggunaan K3 2 3 3 3 54 4
. APAR Dan Pengisian
Papan Code Red
(66,66%)
1 :Sangat tidak menjadi masalah
2 :tidak menjadi masalah
3 :cukup menjadi masalah
4 :sangat menjadi msalah
5 :sangat menjadi masalah mutlak

187
C. Analisa SWOT dan POA

1. Masalah identifikasi pasien (62,5%)


Tabel 4.3
ANALISA SWOT

STRENGHTS SWEAKNESS OPPORTUNITIES THREATENING


1. Adanya SDM yang 1. Efisiensi waktu tindakan 1. Dukungan dari Karu dan 1. Kurangnya motivasi
terampil yaitu ketua tim asuhan kepaerawatan Katim untuk melakukan
dan perawat pelkanasa pasien 2. Adanya mahasisawa identifikasi pasien
yang sudah mempunyai 2. Perawat dalam Profesi Ners Universitas 2. Perbedaan beban kerja
pengalaman kerja yang mengidentifikasi pasien Muhammadiyah antar perawat pelaksana
cukup masih kurang dalam Purwokerto yang sedang 3. Adanya penurunan
2. Terdapat 10 perawat mencocokan nama praktek manajemen motivasi kerja perawat
dengan lulusan S1 Ners dengan gelang pasien keperawatan yang pelaksana
dan 6 perawat dengan sebelum melakukan melakukan review dan 4. Peningkatan identiufikasi
lulusan D3 dengah total tindakan atau pemberian mengevaluasi tentang pasien
16 perawat di ruang obat identifikasi 5. Kemampuan perawat
HCU 3. Perawat belum 3. Bahan pembuatan poster untuk memahami
3. Tersedia SPO identifikasi mengaplikasikan mudah di dapat pentingnya melakukan

188
pasien identifikasi pasien pada 4. Dukungan dari identifikasi
pasien management dalam
4. Tidak ada penanda atu pelaksanaan identifikasi
pengingat pentingnya pasien
identifikasi pasien 5. Adanya jumlah perawat
yang mencukupi

2. Masalah Dekontaminasi Peralatan (53,33%)


STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATENING
1. Adanya SDM yang 1. Kurangnya 1. Dukungan dari Karu 1. Peningkatan
terampil yaitu ketua kesadaran Dan Katim dekontaminasi
tim dan perawat melakukan peralatan
2. Adanya mahasisawa
pelaksana yang kebersihan peralatan
Profesi Ners 2. Adanya penurunan
sudah mempunyai di ruang HCU
Universitas motivasi kerja
pengalaman kerja perawat pelaksana
2. Perawat kurang Muhammadiyah
yang cukup
sadar sehingga tidak Purwokerto yang
2. Terdapat 10 melakukan sedang praktek
perawat denagn dolyumentasi manajemen
lulusan Profesi peralatan keperawatan yang
Ners dan 6 perawat melakukan review
3. Perawat belium
dengan lulusan D3 dan mengevaluasi
mengaplikasikan

189
Dengan total 16 dokumentasi tentang identifikasi
perawat di ruang peralatan
3. Bahan pembutan
HCU
4. Belum optimalnya poster mudah di
3. Adanya kemauan penerapamn dapat
dari petugas melakukan
4. Adanya mahasiswa
ruangan untuk dpkumentasi
Profesi ners
memperbaiki peralatan
Universitas
kekurangan ruang
Muhammadiyah
HCU
Purwokerto yang
4. Tersedianya sedang praktek
fasilitas manajemen
keperawatan yang
5. Sebagian besar
mereview
pefrawat sudah
pelaksnaan
mendapatkan
dokumtasi peralatan
pelatihn dari PPI
6. Sebagian besar
perawat sudah
mendapatkan
pelatihan Basic
trauma cardiacLIfe
Support (BTCLAS)

190
3. Masalah 5 moment cuci tangan (64,70%)

STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITIES THREATENING


1. Adanya SDM yang 1. Beberapa perawat 1. Dukungan dari Karu 1. Kemampuan
terampil yaitu ketua kurang sadar dan Katim perawat untuk
tim dan perawat sehingga tidak 2. Rumah sakit memahami
pelaksana yang melakukan cuci mengutamakan pentingnya
sudah mempunyai tangan sesuai pengetahuan perawat melakukan
pengalaman kerja dengan 5 Moment tentang 5 moment identifikasi pasien
yang cukup Cuci Tangan cuci tangan dan 5 cuci tangan
2. Terdapat 10 perawat 2. Belum optimalnya 3. Dukungan dari PPI 2. Adanya tuntutan
dengan lulusan S1 penerapan 5 terhadap pelaksanaan model pelayanan
ners dan 6 perawat moment cuci tangan 5 moment cuci keperawatan
lulusan D3 dengan di ruang HCU tangan professional
total 16 perawat di 3. Belum tersedia 4. Bahan pembuatan dilaksanakan sesuai
ruang HCU poster 5 moment poster mudah didapat dengan teori
3. Terdapatnya poster cuci tangan pada 5. Adanya mahasiswa 3. Adanya tuntutan
6 langkah cuci setiap handrub profesi Ners terhadap mutu
tangan disamping Univsersitas pelayanan
wastafel dan di Muhammadiyah keperawatan
dekat handrub Purwokerto yang professional
4. Tersedianya sedang praktek dirumah sakit
wastafel, sabun cuci manajemen
tangan, handuk cuci keperawatan, yang
tangan sekali pakai mereview
dan juga handrub pelaksanaan 5
moment cuci tangan

191
Tabel 4.4
ANALISA POA

Masalah Sub Masalah Prioritas Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung
Jawab
Patient Belum 1 Pelaksanaan identifikasi 1. Koordinasi 1. 5 Desember Semua Istianah
safety Maksimal dapat meningkat dengan kepala 2023 perawat
Identifikasi sebanyak 37,5% (dari ruang. 2. 5 Desember di ruang
2023
pasien (62,5%) 62,5% menjadi 100%) 2. Mencari HCU
3. 5 Desember
dengan indikator: literature 2023
4. 6 Desember
1. perawat atau sumber
2023
menanyakan tentang
5. 6 Desember
nama pasien dan managemen
2023
mencocokan di pasien
6. 7 Desember
gelang safety
2023
identitas pasien 3. Menyiapkan
7. 7 Desember
saat sarana
4. Sosialisasi

192
akan melakukan dengan 2023
tindakan perawat tentang 8. 8 Desember
keperawatan manajemen 2023
2. Perawat pasien safety. 9. 9 Desember
menanyakan 5. Melakukan 2023
nama pasien dan roleplay 10. 9 Desember
mencocokan identifikasi 2023
nomor RM di pasien
gelang 6. Memberi
identitas pasien kesempatan
saat kepada perawat
melakukan untuk
tindakan mengaplikasikan
invasif. identifikasi
pasien
7. Menyiapkan
poster
Pentingnya
identifikasi

193
pasien
8. Menempelkan
poster yang
sudah disiapkan
9. Melakukan
Evaluasi
10. Dokumentasi
PPI Belum 3 Meningkatkan prosedur 1. Koordinasikan 1. 5 Desember Semua Anggun dan
optimalnya dekontaminasi peralatan tentang masalah 2023 perawat Sisylia
dekontaminasi 26,67% (dari 53,33% dekontaminasi 2. 5 Desember di ruang
peralatan menjadi 80%) dengan peralatan 2023 HCU
(53,33%) kriteria hasil : dengan Karu 3. 5 Desember
1. Peralatan 2. Cari literatur 2023
dekontaminasi untuk mereview 4. 6 Desember
tersedia di prosedur 2023
ruangan dekontaminasi 5. 6 Desember
2. Cairan B3 di peralatan 2023
sediakan tempat 3. Menyediakana 6. 7 Desember
khusus sarana untuk 2023

194
3. Tempat tidur dan melakukan 7. 7 Desember
meja bersihkan pelaksaanan 2023
setiap hari dekontaminasi 8. 8 Desember
dengan peralatan 2023
desinfektan 4. Sosialisasikan 9. 8 Desember
4. Stetoskop dan tentang prosedur 2023
thermometer di dekontaminasi
bersihkan dengan peralatan
alkohol setiap 5. Roleplaykan
kali pakai pelaksanaan
prosedur
dekontaminasi
peralatan
6. Memberikan
kesempatan
perawat untuk
melakukan
dekontaminasi
peralatan

195
7. Motivasi dan
ajak perawat
ruangan dalam
melakukan
dekontaminasi
peralatan
8. Mereview
pelaksanaan
prosedur
dekontaminasi
peralatan
9. Evaluasi
PPI Belum 2 Meningkatkan 1. Koordinasi 1. 5 Desember Semua Tegar
maksimal pelaksanakan kepatuhan dengan 2023 perawat
melakukan 5 kepala ruang 2. 5 Desember di ruang
kepatuhan 5 momen cuci tangan 2. Sosialisasi 2023 HCU
moment cuci 25,3% dengan 3. 6 Desember
tangan (64,7%) (dari 64,7% menjadi perawat tentang 2023
90%) dengan kriteria kepatuhan 5 4. 6 Desember

196
hasil momen 2023
1. Meningkatkan 5 cuci tangan 5. 6 Desember
moment cuci 3. Roleplaykan 2023
tangan sebelum pelaksanaan 6. 7 Desember
kontak dengan prosedur 5 2023
pasien melakukan momen cuci 7. 7 Desember
cuci tangan tangan 2023
sebelum 4. Memberikan
pengguanaan kesempatan
handscoon perawat
untuk
melakukan 5
momen cuci
tangan
5. Motivasi dan
ajak
perawat ruangan
dalam
melakukan 5

197
momen cuci
tangan
6. Mereview
pelaksanaan
prosedur 5
momen cuci
tangan
7. Evaluasi

198
BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Berdasarkan POA yang sudah ditetapkan oleh kelompok 29 didapatkan 3


masalah yang lebih spesifik yaitu kepatuhan identifikasi pasien, kepatuhan lima
momen cuci tangan dan dekontaminasi peralatan pasien. Untuk melakukan
implementasi terhadap 3 masalah yang ditemmukan di ruang HCU kelompok
membagi penanggung jawab pada setiap permasalahan yang ditemukan untuk
meningkatkan efektifitas pelaksanaan POA yang sudah disusun oleh kelompok.
Pembagian penanggung jawabnya adalah sebagai berikut : untuik penanggung
jawab permasalahan identifikasi pasien adalah Istianah, penanggungjawab
permasalahan lima moment cuci tangan adalah Tegar Dyang Saputra, dan untuk
penanggung jawab permasalahan dekontaminasi peralatan adalah Anggun Nur
Alina dan Sisylia Nuralinda Anggraeni. Adapun implementasi dan evaluasi yang
sudah dilakukan oleh kelompok untuk menyelesaikan masalah yang ada di ruang
HCU adalah sebagai berikut :

A. Implementasi

Implementasi dan Evaluasi Kegiatan Mengatasi Masalah Identifikasi Pasien

Tujuan Sasaran Tempat Evaluasi Evaluasi


waktu Hasil Kehadiran Keaktifan Target

Tujuan : Perawat Tempat : Telah Pelaksanaa Seluruh Pelaksanaa


Untuk ruang Ruang dilaksanakan n sosialisasi sasaran n
meningkatkan HCU HCU sosialisasi kepatuhan pelaksanaa identifikasi
ketepatan dan Sosialisasi : identifikasi identifikasi n pasien
kepatuhan Sabtu, 9 pasien pada pasien kepatuhan sudah
identifikasi Desember tanggal 9 dihadiri identifikasi terlaksana
pasien (sasaran 2023 Desember oleh pasien dengan
keselamatan Jam 07.30 2023 dengan perawat mengikuti baik. Target
pasien/patient WIB hasil ruang HCU sosialisasi yang
safety) terlaksanany dan diperoleh
Hasil a ketepatan simulasi yaitu

199
pengkajian dan identifikasi 37,5%,
didapatkan kepatuhan pasien sehingga
presentase identifikasi presentase
62,5% pasien kepatuhan
kemudian (patient identifikasi
target yang safety) pasien
diharapkan sebelum menjadi
sebesar 100% disosialisasik 100%
Kriteria Hasil: an presentase
3 perawat identifikasi
menanyakan pasien adalah
nama pasien 62,5% dan
dan setelah
mencocokan dilaksanakan
dengan gelang sosialisasi
identitas identifikasi
pasien saat pasien
akan didapatkan
melakukan peningkatan
Tindakan menjadi
keperawatan. 100%
Perawat Factor
menanyakan penghambat
nama pasien :
dan Tidak ada
mencocokan hambatan
dengan gelang saat
identitas melakukan
pasien saat sosialisasi
akan Factor
melakukan pendukung :
Tindakan Adanya kerja
invasif sama yang
baik dengan

200
perawat
diruang HCU
dan
meningkatny
a motivasi
perawat
setelah
dilakukan
identifikasi
pasien
Analisa :

Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai pelaksanaan identifikasi pasien


sebesar 100%. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian pelakasaan
identifikasi pasien mengalami peningkatan 37,25% dari nilai awal 62,5% menjadi
100%, Tetapi hal tersebut perlu ditingkatkan agar kepatuhan identifikasi pasien
tetap terus dilakukan oleh perawat ruang HCU

Uraian Perencanaan Pelaksanaan Identifikasi Pasien di Ruang HCU RSUD


Banyumas Tanggal 5-9 Desember 2023

No Kegiatan Waktu
5 Des 6 Des 7 Des 9 Des 11 Des
2023 2023 2023 2023 2023
1 Koordinasi dengan X
kepala ruang/katim √
2 Mencari literatur X
atau sumber √
tentang
managemen patient
safety
3 Melakukan X
roleplay √

201
identifikasi pasien
4 Memberi X
kesempatan
kepada perawat
untuk

mengaplikasikan
identifikasi
pasien
5 Menyiapkan X
poster
pentingnya

identifikasi
pasien
6 Menempelkan X
poster yang
sudah disiapkan √

7 Melakukan X
evaluasi kepatuhan

identifikasi pasien
Keterangan :

X : jadwal

: realisasi

Analisa :

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kegiatan yang tidak berjalan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Kegiatan identifikasi pasien dikonsultasikan
kepada CI dan kepala ruangan/Katim untuk menyediakan sarana untuk melakukan
edukasi kepatuhan identifikasi pasien di Ruang HCU RSUD Banyumas, setelah
mendapatkan persetujuan dari CI dan kepala ruangan/ Katim Ruang HCU RSUD
Banyumas kemudian kelompok 29 melakukan observasi kepada perawat ruangan

202
HCU RSUD Banyumas, setelah itu kelompok 29 melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya identifikasi pasien di Ruang HCU RSUD Banyumas pada saat meeting
morning. Kemudian kelompok 29 meroleplaykan kepatuhan identifikasi pasien
dan memberikan kesempatan pada perawat untuk mengaplikasikan identifikasi
pasien pada pasien. Selanjutnya kelompok menyiapkan poster dan dikonsultasikan
kepada pembimbing/Kepala ruang/Katim ruang HCU. Pelaksanaan identifikasi
pasien juga dievaluasi dan didokumentasikan.

Identifikasi Pasien di Ruang HCU RSUD Banyumas

N= 3 perawat

Observasi
No Indikator
Pr 1 Pr2 Pr3
1 Pemberian gelang identitas pasien   
2 Identitas gelang pasien sesuai nama   
pasien
3 Identitas gelang pasien ditulis sesuai   
No RM pasien
4 Identitas gelang pasien sesuai dengan   
tanggal lahir pasien
5 Identitas gelang pasien sesuai dengan   
label obat pasien
6 Perawat menanyakan nama pasien dan   
mencocokan di gelang identitas pasien
saat memberikan obat pasien
7 Perawat menanyakan nama pasien dan   
mencocokan di gelang identitas pasien
saat melakukan tindakan invasive
8 Perawat menanyakan nama pasien dan   
mencocokan di gelang identitas pasien

203
saat melakukan pengambilan sampel
darah
Total 24
Preserntase 100%
Evaluasi :

Berdasarkan hasil observasi mengenai kepatuhan identifikasi pasien didapatkan


nilai presentase sebesar 100%. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa
identifikasi pasaien berada pada kategori baik. Setelah dilakukan sosialisasi dan
role play nilai kepatuhan identifikasi pasien di ruang HCU mengalami
peningkatan sebesar 37,25%. walaupun identifikasi pasien sudah pada kategori
baik namun perawat ruang HCU sangat perlu untuk mempertahankan dan
meningkatkan kepatuhan identifikasi pasien, sehingga kepatuhan identifikasi
pasien bisa selalu diimplementasikan oleh semua perawat ruang HCU. Terdapat
faktor Pendukung yaitu adanya dukungan dan kerja sama dari kepala ruang,
perawat ruang HCU RSUD Banyumas kepada mahasiswa dalam pelaksanaan
kepatuhan dan adanya respon identifikasi pasien dan penerimaan yang baik dari
perawat pada saat memberikan sosialisasi kepatuhan identifikasi pas.

Implementasi dan Evaluasi Kegiatan Mengatasi Kepatuhan 5 Moment Cuci Tangan

Tujuan Sasaran Tempat Evaluasi Evaluasi


waktu Hasil Kehadiran Keaktifan Target

Tujuan : Perawat Ruang Sosialisasi Pelaksanaan Seluruh Pelaksanaan 5

204
Untuk meningkatkan di Ruang HCU telah kepatuhan 5 sasaran momen cuci
kepatuhan 5 momen HCU Sosialisasi dilakukan momen cuci mengikuti tangan sudah
cuci tangan untuk RSUD sabtu, 9 pada sabtu, tangan sosialisasi dilakukan dan
pencegahan dan Banyumas Desember 9 Desember dihadiri kepatuhan 5 terlaksana dgn
pengendalian infeksi 2023 jam 2023 dan oleh seluruh momen baik oleh
(PPI). Hasil 07.30- Senin, 11 sasaran cuci tangan perawat diruang
pengkajian 07.40 Desember yang ada HCU. Target
didapatkan Senin, 11 2023 diruang yang diperoleh
presentase sebesar Desember dilakukan HCU yaitu 94,11%
64,7% kemudian 2023 jam review
target yang 07.35- tentang
diharapkan sebesar 07.45 kepatuhan 5
90% momen
Kriteria hasil: cuci tangan.
a. Meningkatka Hasil yang
n 5 moment diperoleh
cuci tangan adalah
sebelum terjadi
kontak peningkata
dengan n
pasien, persentase
melakukan tentang
cuci tangan kepatuhan 5
sebelum momen
penggunaan cuci tangan
handscoon yang
awalnya
64,7%
menjadi
94,11%
Analisa data :

205
Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai pelaksanaan kepatuhan 5 momen cuci
tangan pada semua perawat diruang HCU memiliki nilai sebesar 94,11%. Dari nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian pelaksanan kepatuhan 5 momen cuci
tangan peningkatan 29,41% dari nilai awal 64,7%, menjadi 94,11%, tetapi hal
tersebut belum optimal karena terdapat beberapa perawat diruang HCU yang belum
melakukan kepatuhan 5 momen cuci tangan.

Uraian Pelaksanaan Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangan

di Ruang HCU RSUD Banyumas

No Kegiatan Waktu
5 6 Des 7 Des 8 Des 9 Des 11 Des
Des 2023 2023 2023 2023 2023
2023
1 Koordinasikan X
tentang masalah
dekontaminasi

peralatan
dengan Karu
2 Sosialisasikan X
tentang
prosedur 5  
momen cuci
tangan
3 Roleplaykan X
pelaksanaan
prosedur 5

momen cuci
tangan

206
4 Memberikan X
kesempatan
perawat untuk
melakukan 5 
momen cuci
tangan
5 Motivasi dan X
ajak perawat
ruaangan dalam

melakukan
pelaksanaan
kepatuhan 5
momen cuci
tangan
6 Mereview X
pelaksanaan
prosedur 5 
momen cuci
tangan
7 Melakukan X
evaluasi 

Keterangan :

X : jadwal

: realisasi

Analisa :

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kegiatan yang tidak berjalan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Kegiatan kepatuhan 5 momen cuci tangan
dikonsultasikan kepada CI dan kepala ruangan/Katim untuk menyediakan sarana

207
untuk melakukan edukasi kepatuhan 5 momen cuci tangan di Ruang HCU RSUD
Banyumas, setelah mendapatkan persetujuan dari CI dan kepala ruangan/ Katim
Ruang HCU RSUD Banyumas kemudian kelompok 29 melakukan observasi
kepada perawat ruangan HCU RSUD Banyumas, setelah itu kelompok 29
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kepatuhan 5 momen cuci tangan di
Ruang HCU RSUD Banyumas pada saat meeting morning. Kemudian kelompok
29 meroleplaykan kepatuhan 5 momen cuci dan memberikan kesempatan pada
perawat untuk mengaplikasikan kepatuhan 5 momen cuci tangan. Selanjutnya
kelompok menyiapkan poster dan dikonsultasikan kepada pembimbing/ Kepala
ruang/Katim ruang HCU. Pelaksanaan kepatuhan 5 momen cuci tangan juga
dievaluasi dan didokumentasikan.

Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangan Di Ruang HCU RSUD Banyumas

Tgl No Profesi MOMENT Sbl Sdh


m HS
HS
27/11/23 Ya Tidak 1 2 3 4 5
1 Perawat 1  
2 Perawat 1  
3 Perawat 1  
4 Perawat 1  
5 Perawat 1  
6 Perawat 2  
7 Perawat 2  
8 Perawat 2  
9 Perawat 3  
10 Perawat 3  
11 Perawat 3  
12 Perawat 4  
13 Perawat 4  

208
14 Perawat 4  
15 Perawat 5  
16 Perawat 5  
17 Perawat 5  
Total 16 1
Persentase 94,11% 5,8%
Evaluasi :

Berdasarkan hasil observasi mengenai kepatuhan 5 momen cuci tangan didapatkan


nilai presentase sebesar 94,11%. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa kepatuhan
5 momen cuci tangan berada pada kategori baik. Setelah dilakukan sosialisasi dan
role play nilai kepatuhan 5 momen cuci tangan di ruang HCU mengalami
peningkatan sebesar 25,3%. .Kepatuhan 5 momen cuci tangan masih perlu
ditingkatkan lagi karena walaupun kepatuhan 5 momen cuci tangan sudah pada
kategori baik.

a. Faktor Pendukung
1. Adanya dukungan dan kerja sama dari kepala ruang, perawat ruang HCU
RSUD Banyumas kepada mahasiswa dalam pelaksanaan kepatuhan 5 momen
cuci tangan.
2. Adanya respon dan penerimaan yang baik dari perawat pada saat memberikan
sosialisasi kepatuhan 5 momen cuci tangan dan tersedianya poster 5 momen
cuci tangan.
b. Faktor Kendala
1. Sosialisasi dilakukan saat meeting morning sehingga tidak semua perawat
yang ada di ruang HCU RSUD Banyumas mengiuti sosialisasi kepatuhan 5
momen cuci tangan

209
Implementasi dan Evaluasi Kegiatan Mengatasi Dekontaminasi Peralatan

Tujuan Sasaran Tempat Evaluasi Evaluasi Target


waktu Hasil Kehadiran Keaktifan

Tujuan : perawat di Ruang Telah Sosialisasi Seluruh Pelaksanaan


Untuk meningkatkan ruang HCU dilaksanakan mengenai sasaran dekontaminasi
atau mengingatkan HCU sosialisasi dekontaminasi mengikuti peralatan sudah
mengenai RSUD pada tanggal peralatan sosialisasi terlaksana
dekontaminasi Banyumas 11 Desember dihadiri oleh mengenai dengan baik
peralatan. Hasil 2023, jam seluruh dekontaminas oleh seluruh
pengkajian 07.30-07.40 sasaran yang i peralatan perawat di ruang
didapatkan presentase ada di ruang HCU. Target
sebesar 53,33% HCU yang diperoleh
kemudian target yang yaitu 84,44%
diharapkan 80%.
Kriteria hasil:
a. Peralatan
dekontaminas
i tersedia di
ruangan
b. Cairan B3
disediakan
tempat khusus
c. Tempat tidur
dan meja
dibersihkan
setiap hari
dengan
desinfektan
d. stetoskop dan
thermometer

210
dibersihkan
dengan
alkohol setiap
kali pakai
Analisa data :

Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai pelaksanaan dekontaminasi peralatan di ruang HCU
sebesar 84,44%. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian pelaksanaan dekontaminasi
peralatan mengalami peningkatan 34,44% dari nilai awal 50%, didapatkan 84,44% tetapi hal
tersebut masih belum optimal karena terdapat beberapa item soal yang masih belum di laksanaakan
oleh perawat di Ruang HCU.

Uraian Perencanaan Pelaksanaan Dekontaminasi Peralatan Di Ruang HCU

RSUD Banyumas Tanggal 2023

No Kegiatan Waktu
5 6 Des 7 Des 8 Des 11 Des 12 Des
Des 2023 2023 2023 2023 2023
2023
1 Koordinasikan X
tentang masalah
dekontaminasi

peralatan
dengan Karu
2 Cari literatur X
untuk mereview
prosedur 
dekontaminasi
peralatan
3 Menyediakan X
sarana untuk
melakukan

211
pelaksanaan 
dekontaminasi
peralatan
4 Sosialisasikan X
tentang
prosedur 
dekontaminasi
peralatan
5 Roleplaykan X
pelaksanaan
prosedur

dekontaminasi
peralatan
6 Memberikan X
kesempatan
perawat untuk
melakukan 
dekontaminasi
peralatan
7 Motivasi dan X
ajak perawat
ruaangan dalam

melakukan
dekontaminasi
peralatan
8 Melakukan X
evaluasi  
Keterangan :

X : jadwal

: realisasi

212
Analisa :

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa kegiatan yang tidak berjalan sesuai
dengan rencana yang diterapkan. Kemudian mensosialisasikan dekontaminasi
peralatan kepada perawat di Ruang HCU. Memberi kesempatan kepada perawat
untuk mengaplikasikan dekomentasi, lalu melakukan evaluasi penerapan
dekontaminasi peralatan.

Dekontaminasi Peralatan di Ruang HCU RSUD Banyumas

n = 3 Hari

Daftar Checklist Observasi


Pemrosesan Peralatan Pasien YA TIDAK
Fasilitas pemprosesan peralatan pasien
1. Tersedia zat enzymatic dalam tempatnya 3
2. Tersedia klorine dalam tempatnya 3
3. Tersedia spill kit dalam tempatnya 3
4. Penempatan cairan B3 tersendiri disertai MSDS 3
nya
Kepatuhan Pemrosesan Peralatan Pasien
1 Tempat tidur dibersihkan setiap hari dengan 3
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
2 Meja pasien dibersihkan setiap hari dengan 3
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
3 Dinding dibersihkan setiap hari dengan 2 1
desinfektan atau detergen sesuai indikasi
4 Manset dicuci seminggu sekali atau bila kotor 3
5 Stetoskop dibersihkan dengan alkohol 70 % 3
setiap kali pakai
6 Termometer dibersihkan setiap kali pakai dengan 3
alkohol 70 %
7 Proses cleaning cuci dengan air mengalir sesuai 3

213
dengan alatnya dan keringkan
8 DTT denagn kimiawi : rendam dalam cairan 3
kimiawi 5-15 menit sesuai indikasi
9 Sterilisasi dilakukan di CSSD 3
10 Alat steril tersimpan dalam tempat bersih, tertera 3
label ED
11 Penanganan tumpahan dengan menggunakan spill 3
kit infeksi
Total 38 4
Presentase 84,44% 15,56%
Evaluasi :

Berdasarkan hasil observasi mengenai dekontaminasi peralatan didapatkan nilai


presentase sebesar 84,44%. Dari nilai tersebut dapat dirtikan bahwa dekotaminasi
peralatan dikatagorikan Baik. Setelah dilakukan sosialisasi dan role play nilai
dekontaminasi peralatan di ruang HCU mengalami peningkatan sebanyak 34,44%.
Dalam hal ini dekontaminasi peralatan masih perlu ditingkatkan lagi mengenai
beberapa item yang belum terlaksana dan terlewat.

c. Faktor Pendukung
1. Adanya dukungan dan kerja sama dari kepala ruang, perawatan ruang HCU
RSUD Banyumas kepada mahasiswa dalam pelaksanaan mengenai
dekontaminasi peralatan.
2. Adanya respon dan penerimaan yang baik dari perawat pada saat memberikan
sosialisasi mengenai dekontaminasi peralatan.
d. Faktor Kendala
Sosialisasi dilakukan saat meeting morning sehingga tidak semua perawat yang
ada di ruang HCU RSUD Banyumas mengikuti sosialisasi mengenai
dekontamunasi peralatan.

B. Evaluasi

214
Berikut ini tabel hasil dari evaluasi yang didapatkan selama 1 minggu di Ruang HCU
RSUD Banyumas :

Masalah Sebelum Sesudah Target Keterangan


Kenaikan
Identifikasi pasien 62,5% 100% 100% Sudah
melampaui
target yang
ditentukan
5 momen cuci tangan 64,7% 94,11% 90% Sudah
melampaui
target yang
ditentukan
Dekontaminasi peralatan 53,33% 84,44% 80% Sudah
melampaui
target yang
ditentukan

215
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil presentase dari pengkajian awal tentang identifikasi pasien didapatkan


hasil 62,5%%, dengan target yang diharapkan 100%, setelah dilakukan implementasi
berupa sosialisasi dekontaminasi pasien dan prasarana berupa poster didapatkan
presentase sebesar 100% dan masuk dalam kategori baik. Target sudah tercapai
dikarenakan beberapa faktor pendukung di ruang HCU antara lain meningkatnya
motivasi perwat setelah dilakukan implementasi mengenai kepatuhan identifikasi
pasien.
Hasil presentase dari pengkajian awal 5 momen cuci tangan di dapatkan
presentase sebesar 64,7%, dengan target yang diharapkan 90%, setelah dilakukan
implementasi berupa sosialisasi dan prasarana berupa poster didapatkan prosentase
sebesar 94,11% dan masuk dalam kategori baik. Target sudah tercapai tetapi terdapat
beberapa faktor penghambat antara lain ketidakefektifan waktu dan beban kerja perawat
yang tinggi.
Hasil presentasi dari pengkajian awal dekontaminasi alat didapatkan prosentase
sebesar 53,33%, dengan target yang di harapkan 80%, setelah dilakukan implementasi
berupa sosialisasi dan penempelan poster didapatkan presentase sebesar 84,44% masuk
dalam kategori baik. Target sudah tercapai tetapi terdapat beberapa faktor penghambat
antara lain ketidakefektifan waktu dan beban kerja perawat yang tinggi, sebagian
perawat melakukan penyemprotan pada alat setelah memakai alat tersebut.

B. Saran

1. Bagi Ruang HCU


Diharapkan Ruang HCU lebih meningkatkan lagi untuk penerapan patient safety
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanaan di Ruang HCU. Motivasi yang terus
menerus dari kepala ruang dalam meningkatkan semangat kinerja perawat agar
tercapai mutu pelayanan sesuai Visi dan Misi. Diharapkan Ruang HCU lebih

216
meningkatkan komitmen dalam Identifiksi pasien, 5 momen cuci tangan dan
dekontaminasi secara rutin setiap harinya
2. Bagi Perawat di Ruang HCU
Dapat meningkatkan pelaksanaan atau mereview kembali mengenai kepatuhan dan
ketepatan identifikasi pasien untuk meminimalkan dan mencegah kejadian tidak
diharapkan di ruang HCU dan perawat dapat mengoptimalkan pelaksanaan lima
momen cuci tangan seta dekontaminasi peralatan di ruang HCU untuk mencegah
terjadinya infeksi.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
a. Dapat menambah informasi dan referensi tentang pelaksanaan pasien safety dan
pencegahan infeksi.
b. Dapat mengaplikasikan kepatuhan dan ketepatan identifikasi pasien, kepatuhan
lima moment dan dekontaminasi pasien.

217

Anda mungkin juga menyukai