Anda di halaman 1dari 18

KONSEP MANAJEMEN

ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS


Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Suko Pranowo, M.Kep

Disusun Oleh:

Erma Maulidian Tiarawati (108116001)


Siti Rohayatu (108116005)
Dudi Tri Wibowo (108116010)
Yuliatin Soliah (108116021)
Keke Kartika (108116025)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019/2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Manajemen Kepeawatan
tentang materi “Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Dan Puskesmas Sesuai Standar Akreditasi Nasional Dan Interpersonal “ untuk
melengkapi materi berikutnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
nara sumber yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon
maaf penulis sampaikan apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena kami masih dalam tahap belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah
wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik
guna perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Cilacap, 14 Maret 2019

Penulis

II
DAFTAR ISI

Halaman Utama............................................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................................................ ii
Daftar Isi...................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................3
BAB II Pembahasan .....................................................................................................................4
A. Pengertian Manajemen Keperawatan di Puskesmas ........................................................4
B. Tugas dan Fungsi Puskesmas ...........................................................................................4
C. Susunan Organisasi Puskesmas........................................................................................5
D. Standar Akreditasi di Puskesmas .....................................................................................6
E. Jenis Akreditasi di Puskesmas .........................................................................................7
F. Penerapan Manajemen di Puskesmas...............................................................................9
G. Subsistem Manajemen di Puskesmas ..............................................................................11
H. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di Puskesmas .....................................................13

BAB III Penutup .........................................................................................................................16


A. Kesimpulan .......................................................................................................................16
Daftar Pustaka .............................................................................................................................17

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan
mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang kesehatan secara komprehensif
sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sering kita
lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai rumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan
lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk
melakukan tindakan keperawatan atau praktik keperawatan dan asuhan
keperawatan (sumber pustaka).

Perawat selama ini sering disebut sebagai ujung tombak pelayanan


kesehatan. Jumlahnya yang cukup besar yakni sekitar 40 % dari keseluruhan
tenaga kesehatan yang ada seharusnya mampu memberi warna pada upaya
peningkatan derajat kesehatan di Indonesia. Namun pada kenyataannya profesi
perawat sering dianggap sebagai pelengkap. Hal ini tidak terlepas dari hampir
semua perawat yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan melakukan tugasnya
hanya sebagai rutinitas semata tanpa upaya pengembangan dan inovasi. Tidak
hanya di Rumah Sakit, perawat di Puskesmas yang semestinya memiliki lahan
garap yang lebih luas malah terjebak dalam rutinitas yang sebagian besar bukan
merupakan tugas pokok dan fungsi seorang perawat.
Mutu pelayanan di Puskesmas tidak terlepas dari peran perawat dan mutu
pelayanan keperawatan sangat terkait dengan kinerja klinik perawat. Dibutuhkan
peningkatan profesionalisme perawat mulai dari peningkatan kompetensi sesuai

1
keilmuan, pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standart, asuhan keperawatan
yang berorientasi kepada klien dan mematuhi kode etik keperawatan.
Untuk peningkatan profesionalisme, salah satunya dengan manajemen
kinerja klinik tenaga keperawatan. Yang termasuk manajemen kinerja klinik
adalah penyusunan standart operating procedure, indikator kinerja klinik, uraian
tugas, diskusi refleksi kasus, monitoring dan evaluasi, Diharapkan dengan
manajemen kinerja klinik, kontribusi profesi keperawatan terhadap peningkatan
derajat kesehatan akan meningkat.
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan
operasional dalam melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung
proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24
jam.Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat penting, karena
membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerja
merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi
perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu manajemen keperawatan dipuskesmas?
2. Apa tugas dan fungsi puskesmas?
3. Bagaimana susunan organisasi puskesmas?
4. Bagaimana standar akreditasi di puskesmas?
5. Apa saja jenis akreditasi di puskesmas?
6. Bagaimana Teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen
keperawatan?
7. Bagaimana penerapan manajemen di puskesmas?
8. Bagaimana subsistem manajemen di puskesmas?
9. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan di puskesmas?

2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui manajemen keperawatan di puskesmas
2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi puskesmas
3. Untuk mengetahui susunan organisasi puskesmas
4. Untuk mengetahui standar akreditasi di puskesmas
5. Untuk mengetahui jenis akreditasi di puskesmas
6. Untuk mengetahui Teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen
keperawatan
7. Untuk mengetahui penerapan manajemen di puskesmas
8. Untuk mengetahui subsistem manajemen di puskesmas
9. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan di puskesmas

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen
asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan
kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga
komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen
sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian
pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien
dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.
Manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha
mental dan fisik. Fungsi manajemen sendiri dalam hal ini adalah sejumlah
kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam
satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari
memimpin, merencana, menyusun dan mengawasi. Setiap Pemimpin harus
menjalankan fungsi tersebut di dalam organiasi tersebur sehingga hasilnya
merupakan keseluruhan yang sistematik (Herujito, 2001).
Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang penting. Memimpin
berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan tujuan
kepada karyawan di seluruh organisasi dan memberikan masukan kepada
karyawan agar memiliki kinerja dengan tingkat yang lebih tinggi (Daft, 2007).
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan
masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

4
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).

B. TUGAS DAN FUNGSI


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsi (Depkes, 2014) :
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengansasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat (PMK Nomor. 75 Tahun 2014).
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam
bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan (PMK Nomor. 75
Tahun 2014).

C. SUSUNAN ORGANISASI
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas dipimpin

5
oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan
dengan kriteria sebagai berikut (Depkes, 2014):
1. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
2. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas dan
ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan seperti
kriteria diatas, maka Kepala Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga (Depkes,2014).
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
1. kepala Puskesmas;
2. kepala sub bagian tata usaha;
3. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
4. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan (Depkes, 2014)

D. STANDAR AKREDITASI PUSKEMAS


Prinsip yang digunakan dalam akreditasi puskesmas yaitu menggunakan
pendekatan keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap
memperhatikan hak petugas pelayanan kesehatan. Prinsip tersebut digunakan
unutuk meningkatan kualitas dan keselamatan pelayanan. Prinsip akreditasi
puskesmas yang mengutamakan hak asasi manusia digunakan sebagai standar
akreditasi puskesmas unutk menjamin agar semua pasien mendapatkan pelayanan
dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien,

6
tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras,
maupun suku.
Terdapat 9 Bab Standar Akreditasi puskesmas dengan 772 Elemen Penilaian
(EP), diantaranya :
1. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59EP.
2. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 90EP.
3. Bab III. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) dengan 32EP.
4. Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) dengan 53EP.
5. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP) dengan
102EP.
6. Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG‟s (SKM) dengan 55EP.
7. Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151EP.
8. Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP.
9. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan
58EP.

E. JENIS AKREDITASI
Akreditasi puskesmas terbagi dalam beberapa jenis diantaranya :
1. Tidak Terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III kurang dari 75 %
dan Bab IV, V, VI< 60 %, VII, VIII, IX kurang dari 20 %
2. Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III ≥ 75 %, dan Bab
IV, V, VI ≥ 60 %,BabVII, VIII, IX ≥ 20 %
3. Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V ≥ 75 %,
BabVI, VII≥ 60 % VIII , IX ≥ 20 %
4. Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V, VI, VII ≥ 75
Bab VIII, IX ≥ 60 %
5. Terakreditasi Paripurna: jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75%

7
F. PENERAPAN MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif,
produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di
puskesmas terdiri dari :
1. Micro Planning (MP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program
puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.

2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP


Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan program
yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun berkelompok.
LKMP dilaksanakan setiap tahun.
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak
Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit
pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian
program. LAM yang dijabarkan khusus untuk memantau kegiatan program
KIA disebut dengan PIAS. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan
secara terpadu setiap bulan.
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang
dilakukan setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program
puskesmas secara menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim dari Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh
puskesmas untuk penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk
koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan,

8
monitoring, dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi manajemen
(pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Muninjaya, 2004).

Planning Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas


Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian
Organizing
wilayah kerja, pengembangan program puskesmas
Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi
kerja, koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin
Actuating
bulanan untuk membahas aktivitas harian dan kegiatan
program
PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring,
Controlling
evaluasi, audit internal keuangan di puskesmas
Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas
Sumber: Muninjaya, 2004

G. SUBSISTEM MANAJEMEN PUSKESMAS


Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas,
puskesmas memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial
2. Subsistem manajemen keuangan

9
a. Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan
dana operasional/proyek untuk masing-masing program.
b. Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU
No. 22 dan 25 tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari
APBD kabupaten/kota yang disalurkan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
c. Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi
bendahara proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan
proyek) dan bendahara rutin (mengurusi gaji pegawai dan pemasukan
keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan
jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini
Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik puskesmas
disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk
program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan
puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang
dan obat secara rutin.
4. Subsistem manajemen personalia
a. Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan
sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian
penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi akan membantu
meningkatkan motivasi mereka.
b. Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer
puskesmas tidak diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali
puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk membayar honor staf. Akan

10
tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke
Dinkes kabupaten/kota.
c. Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin
dalam pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
a. Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit
tertentu
b. Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)
c. Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data
kematian, LB3 berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk
obat-obatan)
6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)

H. ANALISIS JURNAL TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN YANG


DITERAPKAN DI PUSKESMAS
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arindi Damayanti, dkk., dengan judul
“Gaya Kepemimpinan Dalam Penerapan Fungsi -Fungsi Manajemen Di
Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara” didapatkan hasil bahwa gaya
kepemimpinan kepala puskesmas baebunta kabupaten luwu utara dalam fungsi
perencanaan adalah gaya demokratis (77,5%), dalam fungsi pengorganisasian
adalah gaya demokratis (72,5%), dalam fungsi pelaksanaan adalah gaya
demokratis (85,0%), dalam fungsi pengawasan adalah gaya demokratis (82,5%)
dan gaya kepemimpinan kepala puskesmas baebunta kabupaten luwu utara dalam
fungsi evaluasi adalah gaya demokratis (67,5%). Meskipun hasil penelitian
menunjukkan bahwa tipe kepemimpinan yang cenderung muncul dalam fungsi
pengorganisasian adalah gaya demokratis, namun berdasarkan hasil wawancara
langsung dengan responden diperoleh bahwa dalam hal pendelegasian tugas

11
dalam dan luar gedung serta dalam melakukan roling pegawai, pimpinan
melakukannya sendiri (otoriter).
Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Nur Shabri Abdillah, dkk.,
dengan judul “Studi Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Penerapan
Fungsi Manajemen Di Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang” didapatkan hasil
bahwa Gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas Lampa dalam fungsi perencanaan
di Puskesmas Lampa adalah demokratis yaitu sebanyak 26 responden (89.7%)
dari 29 responden, namun terdapat 3 responden (10.3%) yang menyatakan
otoriter, dan tidak ada yang menyatakan liberal. Gaya kepemimpinan Kepala
Puskesmas Lampa dalam fungsi pengorganisasian di Puskesmas Lampa adalah
demokratis yaitu seluruh responden/ 29 responden (100%) dan tidak ada yang
menyatakan otokratis dan liberal. Gaya kepemimpina Kepala Puskesmas Lampa
dalam fungsi pelaksanaan di puskesmas lampa adalah demokratis yaitu sebanyak
28 responden (96.6%) dari 29 responden, namun terdapat 1 responden (3.4%)
menyatakan otokratis, dan tidak ada yang menyatakan liberal. Gaya
kepemimpinan Kepala Puskesmas Lampa dalam fungsi pengawasan di Puskesmas
Lampa adalah demokratis yaitu sebanyak 25 responden (86.2%) dari 29
responden, namun terdapat 4 responden (13.8) yang menyatakan otokratis, dan
tidak ada yang menyatakan liberal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses kepemimpinan diwujudkan dengan cara
memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kelompok/organisasi untuk
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Partisipasi itu disesuaikan dengan
posisi/jabatan masing-masing, di samping memperhatikan pula tingkat dan jenis
kemampuan setiap anggota kelompok/organisasi. Para pemimpin pelaksana
sebagai pembantu pucuk pimpinan, memperoleh pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab, yang sama atau seimbang pentingnya bagi pencapaian tujuan
bersama. Sedangkan bagi para anggota kesempatan berpartisipasi dilaksanakan
dan dikembangkan dalam berbagai kegiatan di lingkungan unit masing-masing,
dengan mendorong terwujudnya kerja sama, baik antara anggota dalam satu

12
maupun unit yang berbeda. Dengan demikian berarti setiap anggota tidak saja
diberi kesempatan untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap
dan kemampuannya memimpin. Kondisi itu memungkinkan setiap orang siap
untuk dipromosikan menduduki posisi/jabatan pemimpin secara berjenjang,
bilamana terjadi kekosongan karena pensiun, pindah, meninggal dunia, atau
sebab-sebab lain.
Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan sangat
mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam
unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap keputusan tidak
dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya semua merasa
terdorong mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama. Setiap anggota
kelompok/organisasi merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan sendiri atau
beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan bersama. Aktivitas dirasakan
sebagai kebutuhan dalam mewujudkan partisipasi, yang berdampak pada
perkembangan dan kemajuan kelompok/organisasi secara keseluruhan. Tidak ada
perasaan tertekan dan takut, namun pemimpin selalu dihormati dan disegani
secara wajar.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kepemimpinan dibandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis
yang mencakup tiga dimensi; pimpinan, bawahan dan situasi. Masing-masing dari
dimensi tadi saling mempengaruhi misalnya, pencapaian tujuan tergantung bukan
karena hanya sifat pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari
kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu keadaan.

B. Saran
Kami berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan
baik, tentang model-model kepemimpinan dalam keperawatan agar menjadi
pedoman kita sebagai perawat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Arindi., dkk., “Gaya Kepemimpinan Dalam Penerapan Fungsi –Fungsi


Manajemen Di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara”. Jurnal FKM
Universitas Hasanuddin.
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Abdillah, Muh. Nur Shabri, dkk., ‘Studi Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam
Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang” Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Yahya, Ilham., “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dengan Tingkat
Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Paleran Kecamatan
Umbulsari Kabupaten Jember

15

Anda mungkin juga menyukai