Anda di halaman 1dari 14

KONSEP MANAJEMEN

ASUHAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS

I
DAFTAR ISI

Halaman Utama.............................................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Penulisan...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................3
BAB II Pembahasan......................................................................................................................4
A. Pengertian Manajemen Keperawatan di Puskesmas........................................................4
B. Tugas dan Fungsi Puskesmas............................................................................................4
C. Susunan Organisasi Puskesmas........................................................................................5
D. Standar Akreditasi di Puskesmas.....................................................................................6
E. Jenis Akreditasi di Puskesmas..........................................................................................7
F. Penerapan Manajemen di Puskesmas...............................................................................9
G. Subsistem Manajemen di Puskesmas..............................................................................11
H. Gaya Kepemimpinan yang diterapkan di Puskesmas......................................................13

BAB III Penutup..........................................................................................................................16


A. Kesimpulan........................................................................................................................16
Daftar Pustaka.............................................................................................................................17

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan
mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang kesehatan secara komprehensif
sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sering kita
lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai rumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan
lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk
melakukan tindakan keperawatan atau praktik keperawatan dan asuhan
keperawatan (sumber pustaka).

Perawat selama ini sering disebut sebagai ujung tombak pelayanan


kesehatan. Jumlahnya yang cukup besar yakni sekitar 40 % dari keseluruhan
tenaga kesehatan yang ada seharusnya mampu memberi warna pada upaya
peningkatan derajat kesehatan di Indonesia. Namun pada kenyataannya profesi
perawat sering dianggap sebagai pelengkap. Hal ini tidak terlepas dari hampir
semua perawat yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan melakukan tugasnya
hanya sebagai rutinitas semata tanpa upaya pengembangan dan inovasi. Tidak
hanya di Rumah Sakit, perawat di Puskesmas yang semestinya memiliki lahan
garap yang lebih luas malah terjebak dalam rutinitas yang sebagian besar bukan
merupakan tugas pokok dan fungsi seorang perawat.
Mutu pelayanan di Puskesmas tidak terlepas dari peran perawat dan mutu
pelayanan keperawatan sangat terkait dengan kinerja klinik perawat. Dibutuhkan
peningkatan profesionalisme perawat mulai dari peningkatan kompetensi sesuai

1
keilmuan, pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standart, asuhan keperawatan
yang berorientasi kepada klien dan mematuhi kode etik keperawatan.
Untuk peningkatan profesionalisme, salah satunya dengan manajemen
kinerja klinik tenaga keperawatan. Yang termasuk manajemen kinerja klinik
adalah penyusunan standart operating procedure, indikator kinerja klinik, uraian
tugas, diskusi refleksi kasus, monitoring dan evaluasi, Diharapkan dengan
manajemen kinerja klinik, kontribusi profesi keperawatan terhadap peningkatan
derajat kesehatan akan meningkat.
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan
operasional dalam melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung
proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24
jam.Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat penting, karena
membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerja
merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi
perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu manajemen keperawatan dipuskesmas?
2. Apa tugas dan fungsi puskesmas?
3. Bagaimana susunan organisasi puskesmas?
4. Bagaimana standar akreditasi di puskesmas?
5. Apa saja jenis akreditasi di puskesmas?
6. Bagaimana Teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen
keperawatan?
7. Bagaimana penerapan manajemen di puskesmas?
8. Bagaimana subsistem manajemen di puskesmas?
9. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan di puskesmas?

2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui manajemen keperawatan di puskesmas
2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi puskesmas
3. Untuk mengetahui susunan organisasi puskesmas
4. Untuk mengetahui standar akreditasi di puskesmas
5. Untuk mengetahui jenis akreditasi di puskesmas
6. Untuk mengetahui Teori, konsep dan prinsip dasar kepemimpinan manajemen
keperawatan
7. Untuk mengetahui penerapan manajemen di puskesmas
8. Untuk mengetahui subsistem manajemen di puskesmas

3
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan di puskesmas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir.
Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam
menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien
(Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu
manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem
pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi
kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses
keperawatan.
Manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha
mental dan fisik. Fungsi manajemen sendiri dalam hal ini adalah sejumlah
kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam
satu kelompok sehingga membentuk suatu kesatuan adminstratif yang terdiri dari
memimpin, merencana, menyusun dan mengawasi. Setiap Pemimpin harus
menjalankan fungsi tersebut di dalam organiasi tersebur sehingga hasilnya
merupakan keseluruhan yang sistematik (Herujito, 2001).
Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang penting. Memimpin
berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan tujuan
kepada karyawan di seluruh organisasi dan memberikan masukan kepada
karyawan agar memiliki kinerja dengan tingkat yang lebih tinggi (Daft, 2007).
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan
masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

4
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).

B. TUGAS DAN FUNGSI


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsi (Depkes, 2014) :
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengansasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat (PMK Nomor. 75
Tahun 2014).
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam
bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan (PMK Nomor. 75
Tahun 2014).

C. SUSUNAN ORGANISASI
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas dipimpin

5
oleh seorang Kepala Puskesmas yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan
dengan kriteria sebagai berikut (Depkes, 2014):
1. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
2. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas
dan ia dapat merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan seperti
kriteria diatas, maka Kepala Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga (Depkes,2014).
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
1. kepala Puskesmas;
2. kepala sub bagian tata usaha;
3. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
4. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan (Depkes, 2014)

D. STANDAR AKREDITASI PUSKEMAS


Prinsip yang digunakan dalam akreditasi puskesmas yaitu menggunakan
pendekatan keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap
memperhatikan hak petugas pelayanan kesehatan. Prinsip tersebut digunakan
unutuk meningkatan kualitas dan keselamatan pelayanan. Prinsip akreditasi
puskesmas yang mengutamakan hak asasi manusia digunakan sebagai standar
akreditasi puskesmas unutk menjamin agar semua pasien mendapatkan pelayanan
dan informasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien,

6
tanpa memandang golongan sosial, ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, ras,
maupun suku.

Terdapat 9 Bab Standar Akreditasi puskesmas dengan 772 Elemen Penilaian


(EP), diantaranya :
1. Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59EP.
2. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 90EP.
3. Bab III. Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) dengan 32EP.
4. Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) dengan 53EP.
5. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP) dengan
102EP.
6. Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG‟s (SKM) dengan 55EP.
7. Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151EP.
8. Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP.
9. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan
58EP.

E. JENIS AKREDITASI
Akreditasi puskesmas terbagi dalam beberapa jenis diantaranya :
1. Tidak Terakreditasi: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III kurang dari 75 %
dan Bab IV, V, VI< 60 %, VII, VIII, IX kurang dari 20 %
2. Terakreditasi Dasar: jika pencapaian nilai Bab I, II, dan III ≥ 75 %, dan Bab
IV, V, VI ≥ 60 %,BabVII, VIII, IX ≥ 20 %
3. Terakreditasi Madya: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V ≥ 75 %,
BabVI, VII≥ 60 % VIII , IX ≥ 20 %
4. Terakreditasi Utama: jika pencapaian nilai Bab I, II, III, IV, V, VI, VII ≥ 75
Bab VIII, IX ≥ 60 %
5. Terakreditasi Paripurna: jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 75%

7
F. PENERAPAN MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif,
produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di
puskesmas terdiri dari :
1. Micro Planning (MP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program
puskesmas selama 5 tahun disusun dalam MP.
2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP
Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan
program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun
berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak
Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan
penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan dan
pengendalian program. LAM yang dijabarkan khusus untuk memantau
kegiatan program KIA disebut dengan PIAS. Sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi pencatatan program yang
dilakukan secara terpadu setiap bulan.
Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang
dilakukan setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program
puskesmas secara menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim dari Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh
puskesmas untuk penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk
koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan,

8
monitoring, dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi manajemen
(pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Muninjaya, 2004).

Planning Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas


Struktur organisasi, pembagian tugas,
Organizing pembagian
wilayah kerja, pengembangan program puskesmas
Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi
kerja, koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin
Actuating
bulanan untuk membahas aktivitas harian dan
kegiatan
program
PIAS, LAM, PWS KIA, supervise,
Controlling monitoring,
evaluasi, audit internal keuangan di puskesmas
Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas
Sumber: Muninjaya, 2004

G. SUBSISTEM MANAJEMEN PUSKESMAS


Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas,
puskesmas memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial
a. Subsistem manajemen keuangan, Jenis anggaran yang digunakan terdiri
dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana operasional/proyek untuk masing-
masing program.
b. Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU
No. 22 dan 25 tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari
APBD kabupaten/kota yang disalurkan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari APBN.
Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
c. Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi

9
bendahara proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan
proyek) dan bendahara rutin (mengurusi gaji pegawai dan pemasukan
keuangan rutin puskesmas).
2. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan
jenisnya berbeda-beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini
Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya kebutuhan logistik puskesmas
disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk
program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan
puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang
dan obat secara rutin.
3. Subsistem manajemen personalia
a. Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan
sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian
penghargaan oleh pimpinan kepada staf yang berprestasi akan membantu
meningkatkan motivasi mereka.
b. Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer
puskesmas tidak diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali
puskesmas menyisihkan dana sendiri untuk membayar honor staf. Akan
tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke
Dinkes kabupaten/kota.
c. Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin
dalam pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
4. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
a. Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit
tertentu
b. Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)
c. Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data
kematian, LB3 berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk
obat-obatan)
5. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)
10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kepemimpinan dibandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis
yang mencakup tiga dimensi; pimpinan, bawahan dan situasi. Masing-masing dari
dimensi tadi saling mempengaruhi misalnya, pencapaian tujuan tergantung bukan
karena hanya sifat pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari
kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu keadaan.

B. Saran
Kami berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan
baik, tentang model-model kepemimpinan dalam keperawatan agar menjadi
pedoman kita sebagai perawat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Arindi., dkk., “Gaya Kepemimpinan Dalam Penerapan Fungsi –Fungsi


Manajemen Di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara”. Jurnal FKM
Universitas Hasanuddin.
Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Abdillah, Muh. Nur Shabri, dkk., ‘Studi Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam
Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang” Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Yahya, Ilham., “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dengan Tingkat
Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Paleran Kecamatan
Umbulsari Kabupaten Jember

12

Anda mungkin juga menyukai