PENDAHULUAN
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) telah ditetapkan oleh organisasi profesi PPNI
yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, sebagai berikut :
Dalam tahap ini perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan, adapun kriteria proses yaitu: Proses diagnosa terdiri dari analisis,
interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan; Diagnosa
keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala (S), atau terdiri dari
masalah dan penyebab (P, E); Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya
untuk memvalidasi diagnosa keperawatan; Melakukan pengkajian ulang dan merevisi
diagnosa berdasarkan data terbaru.
2.5.3 Standar 5 : Perencanaan keperawatan
MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni:
standar, pendidikan keperawatan, proses keperawatan dan system MAKP. Definisi
tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
produk/jasa layanan. Dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
yaitu: Sesuai dengan visi dan misi institusi; Dapat diterapkan proses keperawatan dalam
asuhan keperawatan; Efisien dan efektif penggunaan biaya; Terpenuhinya kepuasan klien,
keluarga dan masyarakat; Kepuasan kinerja perawat. Ada 5 metode pemberian asuhan
keperawatan profesional yang dikembangkan dalam pelayanan keperawatan, yaitu:
Keperawatan Fungsional, Keperawatan Tim, Keperawatan Primer, Manajemen Kasus dan
Modifikasi keperawatan tim-primer (Suarli & Bahtiar, 2019).
2.6.1 Fungsional
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi,
intensive care. Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Suarli &
Bahtiar, 2019).
2.6.3 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer kasus
(case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para
manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti: Dengan dokter
dan pasien tertentu; Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit;
Dengan mengadakan diagnosa. Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer
dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat
master untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi.
2.6.6 Metode Modular
Cherry, B., & Jacob, S. R. (2014). Contemporary nursing : issues, trends, & management
(6th ed.). St. Louis,: Elsevier.
Nursalam. (2016)
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2017). Leadership roles and management functions in
nursing: Theory and application (Nine ed.): Lippincott Williams & Wilkins.
Murray, E. (2017). Nursing leadership and management: for patient safety and quality care:
FA Davis.
Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2019). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Weiss, S. A., Tappen, R. M., & Grimley, K. (2015). Essentials of nursing leadership &
management: FA Davis.
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG CEMPAKA RS. BHAYANGKARA KUPANG
Station
R. dr
Nurse
Jaga
R. dr CPK
L O R O N G
10 konsul- K.M 6
CPK R. tan CPK 7 CPK
CPK R.Tindakan
9 Verif 7
CPK R. Petugas
CPK
8
5
K.M
KM
Wastafel Taman
CPK 7
R. Bronchoscopy
L O R O N G
CPK
1
Nurse Station Mahasiswa UCB
L O R O N G
CPK
2
R. Mawar
CPK
3
Ket:
CPK
= Pintu 4
3. Kapasitas Ruangan
Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang terdiri dari 10 ruang rawat inap
dengan kapasitas 23 tempat tidur pasien, dilengkapi dengan nurse station, ruangan
persiapan alat, dan ruangan petugas cempaka.
4. Sifat dan Jenis Pelayanan Ruangan
a. Ruangan VIP : Cempaka 1 – Cempaka 4
b. Ruangan Bedah Laki : Cempaka 6 (3 tempat tidur)
c. Ruangan Bedah Wanita : Cempaka 5 (2 tempat tidur)
d. Ruangan Anak (Kelas 2) : Cempaka 8 (4 tempat tidur)
e. Ruangan Anak (Kelas 3) : Cempaka 7 (5 tempat tidur)
f. Ruangan Anak (Kelas 1) : Cempaka 9 ( 2 tempat tidur)
g. Ruangan Kelas 3 wanita : Cempaka 10 (3 tempat tidur)
1. Total Care 0 0
2. Partial Care 1 89,89
3. Minimal Care 8 11,11
Total 9 100
Sumber: Data Primer, 2020
c. Kepuasan Pasien
Tabel 3. Distribusi Kepuasan Pasien Di Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 9 100
Total 9 100
Sumber: Data Primer, 2020
Dari hasil analisis kuesioner didapatkan 100% pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan.
Data yang diperoleh dari kuesioner tentang flow of care bagian pelayanan,
38,5% dengan kategori cukup. Didukung dengan hasil observasi di Ruangan
Cempaka RS Bhayangkara Kupang tanggal 1 September 2020, masih ada perawat
yang tidak memperkenalkan diri dan belum melakukan pengkajian awal pada pasien
baru setelah pasien masuk ruangan.
Tabel 3.7 Flow Of Care Pemenuhan KDM Di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 4 30,8
Cukup 3 23,1
Baik 6 46,2
Total 13 100
Sumber: Data Primer, 2020
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang flow of care bagian
pemenuhan kebutuhan dasar manusia sebanyak 46,2% dengan kategori baik.
Didukung dengan hasil observasi di Ruangan Cempaka RS Bhayangkara Kupang
tanggal 1 September 2020, perawat selalu mengingatkan kepada keluarga pasien
untuk membatasi pengunjung ketika jam istirahat pasien dan perawat menganjurkan
pasien mobilisasi untuk mencegah dekubitus.
Tabel 3.8 Flow Of Care Pendekatan Proses Keperawatan Di Ruang Cempaka
RS Bhayangkara Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 3 23,1
Cukup 6 46,2
Baik 4 30,8
Total 13 100
Sumber: Data Primer, 2020
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang flow of care bagian
pendekatan proses keperawatan, 46,2 % dengan kategori cukup. Didukung dengan
hasil observasi di Ruangan Cempaka RS Bhayangkara Kupang tanggal 1 September
2020 yaitu penyusunan rencana keperawatan belum sesuai dengan prioritas masalah
serta pada evaluasi keperawatan belum semuanya melibatkan pasien, keluarga, dan
tim Kesehatan lainnya.
2. Manajemen Unit
Tabel 3.9 Distribusi Manajemen Unit Di Ruang Cempaka RS Bhayangkara
Kupang.
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 3 23,1
Cukup 4 30,8
Baik 6 46,2
Total 13 100
Sumber: Data Primer, 2020
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner mengenai manajemen unit sebesar
46,2 % dengan kategori baik. Didukung dengan hasil observasi di Ruangan
Cempaka RS Bhayangkara Kupang tanggal 1 September 2020, jarak dan lokasi
ruang rawat inap mudah untuk mobilisasi keluar masuk, pengambilan sampah
dilakukan rutin oleh petugas kebersihan. serta ada interaksi yang baik antara perawat
dan pasien saat melakukan tindakan.
3.2.4 Lingkungan Kerja
1. Lingkungan Fisik
Tabel 3.10 Distribusi Lingkungan Kerja Fisik Di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 0 0
Cukup 10 76,9
Baik 3 23,1
Total 13 100
Sumber: Data Primer, 2020
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner mengenai lingkungan kerja fisik
sebesar 76,9% dengan kategori cukup. Didukung dengan hasil observasi di Ruangan
Cempaka RS Bhayangkara Kupang tanggal 1 September 2020, posisi ners station
berada pada jalur yang ramai dilewati banyak orang untuk transfer pasien antar
ruangan maupun pengunjung dan atau pasien dari dan menuju poliklinik.
2. Lingkungan Non Fisik
Tabel 3.11 Distribusi Lingkungan Kerja Non Fisik Di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 0 0 0
Cukup 0 0
Baik 13 100
Total 13 100
Sumber: Data Primer, 2020
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner mengenai lingkungan kerja non fisik
sebesar 100% dengan kategori baik. Didukung dengan hasil observasi di Ruangan
Cempaka RS Bhayangkara Kupang tanggal 1 September 2020, komunikasi antar
perawat dengan perawat maupun petugas yang lain sangat baik, sedangkan hasil
wawancara pada hari yang sama perawat mengatakan sangat menyukai pekerjaannya
sekarang. Absensi masih manual belum menggunakan finger print.
3.2.5 Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR)
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Tabel 3.12 Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR) Tahun 2019
No. Indikator Mutu Ruangan 2019
JAN FEB MRT APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES
1. BOR (60% - 85%) 60,4 60,2 54,3 53,1 60,0 55,8 53,1 51,9 49,0 52,3 56,9 50,7
2. LOS (6 – 9 hari) 4,0 3,4 3,4 3,3 3,4 3,2 3,1 2,9 2,9 2,9 3,1 3,1
3. TOI (1 – 3 hari) 2,6 2,3 2,8 2,9 2,3 2,5 2,7 2,7 3,0 2,7 2,3 3,0
4. BTO (40 – 50 x/tahun) 4,7 4,9 5,0 4,8 5,5 5,3 5,3 5,5 5,1 5,5 5,5 5,1
5. GDR (≤ 45/1000 px keluar) 14,0 9,6 11,3 15,7 3,4 10,8 5,3 5,1 3,7 5,1 3,4 18,4
6. NDR (≤ 25/1000 px keluar) 8,0 7,6 9,4 3,9 3,4 10,8 3,6 3,4 1,8 3,4 3,4 14,7
Tabel 3.13 Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR) Tahun 2020
No. Indikator Mutu 7 Bulan Terakhir 3 hari terakhir
JAN FEB MRT APR MEI JUNI JULI 31/08/2020 01/09/2020 02/09/2020
Ruangan
1. BOR (60% - 85%) 70,3 78,0 57,1 32,5 15,0 30,3 32,8 60,8% 60,8% 52,1%
2. LOS (6 – 9 hari) 2,8 3,3 2,5 2,5 2,4 2,9 2,5
3. TOI (1 – 3 hari) 1,2 0,9 1,9 5,1 13,8 6,8 5,1
4. BTO (40 – 50 x/tahun) 7,9 6,8 7,0 4,0 1,9 3,1 4,1
5. GDR (≤ 45/1000 px 5,5 19,1 6,2 0,0 0,0 14,1 0,0
keluar)
6. NDR (≤ 25/1000 px 5,5 12,7 6,2 0,0 0,0 14,1 0,0
keluar)
3.2.6 Sumber Daya/Kekuatan Kerja
1. Manusia (Man)
a. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Ruang Cempaka merupakan ruang perawatan bedah dan penyakit dalam,
terdiri dari ruang VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Ruang Cempaka dipimpin
oleh kepala ruangan dan dibantu oleh perawat pelaksana. Adapun proses
keperawatan dibantu juga oleh administrasi ruangan dan 3 petugas kebersihan
(out sourching) yang bertugas secara shift.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sudah ada bagan struktur
organisasi di Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang namun belum diisi nama
sesuai dengan pembagian tim personil terbaru. Adapun struktur organisasi Ruang
Cempaka sebagai berikut:
KARUMKIT
KARU
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
PA
BILLING
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan didapatkan data bahwa rentang umur
terbanyak pada usia 26 tahun – 45 tahun. sebesar 93,33%. Sedangkan 1 orang
yang masuk dalam kelompok lansia adalah tenaga administrasi.
2. Jenis Kelamin
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang
Cempaka Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 5 33,33
Perempuan 10 66,67
Total 15 100
Sumber: Data Primer, 2020
Dari hasil angket yang diberikan, didapatkan bahwa karakteristik jenis kelamin
yang terbanyak yaitu perempuan sebesar 66,67%.
3. Pendidikan dan masa kerja
Ketenagaan di Ruang Rawat Inap Cempaka dibagi menjadi tenaga keperawatan
dan tenaga non keperawatan.
Tabel 3.15 Distribusi Tenaga Non Keperawatan di Ruang Rawat Inap Cempaka
RS Bhayangkara Kupang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas tugas non nursing job
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
25
Jadi jumlah tenaga = jumlah tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 2,54 + 0,63 =
3,17= 4 orang.
e. Kepuasan Perawat
Tabel 3.17 Distribusi Kepuasan Perawat Di Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang
Kategori Jumlah Persentase
Kurang 2 15,4
Cukup 5 38,5
Baik 6 46,2
Total 14 100
Sumber: Data Primer, 2020.
2) Fasilitas
a) Fasilitas Di Ruang Nurse Station Dan Ruang Petugas
Tabel 3.19 Fasilitas Di Ruang Nurse Station Dan Ruang Petugas
No Nama barang Jumlah Kondisi Keterangan
1. Meja panjang 1 Baik
2 Kursi panjang 2 Baik
3. Kursi busa 7 Baik
4. Jam dinding 2 Baik
5. Meja kecil 4 Baik
6. Etalase kaca 1 buah Rusak sedang Rak linen
Rak penyimpanan
stok barang habis
7. Lemari kaca 1 buah Baik
pakai medis dan
rumah tangga
8. AC 1 Buah Baik
9. Kipas Angin 1 Buah Baik
Tempat sampah
10. 12 buah Baik
non medis
Tempat sampah
11. 1 buah Baik
medis
12. Kipas angin 1 buah Baik
Infeksius (1)
13. Tempat linen 2 buah Baik
Non infeksius (1)
14. Dispenser 1buah Baik
15. Kaca cermin 1 buah Baik
16. Kursi plastik 1 buah Baik
17. Daftar visi misi 1 buah Baik
18. HP 1 buah Baik
Lemari
19. 1 buah Baik
pendingin obat
20. Kulkas Perawat 1 buah Baik
3) Administrasi Penunjang
Tabel 3.21 Daftar administrasi penunjang di Ruang Campaka RS Bhayangkara
Kupang.
NO NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN
1. Komputer 1 Baik
2. Buku Obat 1 Baik
3. Buku register pasien 1 Baik
Bhayangkara Kupang dalam kategori baik yaitu 100%, namun dari hasil observasi
dan wawancara kepala ruangan tanggal 2 September 2020 bahwa sarana prasarana
di Ruang Cempaka kurang lengkap seperti syringe pump dalam keadaan rusak,
belum ada infuse pump. Dari wawancara kepala ruangan 1 September 2020
Kuesioner Konferensi
Jumlah Persentase
Kurang 4 30.8
Cukup 5 38.5
Baik 4 30.8
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 38,5% dengan kategori cukup.
Dari hasil observasi didapat hasil bahwa konferensi selalu dilakukan.
Jumlah Persentase
Kurang 3 23.1
Cukup 6 46.2
Baik 4 30.8
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang serah terima pasien antar shift keperawatan
sebesar 46,2% dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serah terima antar shift
keperawatan atau biasa yang disebut timbang terima di ruang cempaka dilakukan
tiga kali dalam sehari, yaitu ada pergantian shift malam ke pagi (08.00), pagi ke
sore (14.00) dan sore ke malam (21.00). Selalu diikuti oleh semua perawat yang
telah dan akan dinas, tetapi dari wawancara yang telah dilakukan, diperoleh data
100% perawat menyatakan, pelaksanaan timbang terima kadang-kadang tidak
tepat waktu dengan alasan anggota tim belum lengkap dan belum selesai
melengkapi pendokumentasian asuhan keperawatan dikarenakan pasien masuk
sesaat sebelum serah terima. Kegiatan ini dipimpin oleh kepala ruangan atau bisa
digantikan oleh katim. Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang
terima, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar dan menyiapkan hal-hal
yang dibutuhkan dalam timbang terima, meliputi perkembangan kondisi pasien,
formulir timbang terima, dll. Dalam setiap timbang terima selalu ada klarifikasi
langsung, tanya jawab dan validasi. Serah terima belum ditandatagani oleh
perawat pemberi maupun penerima overan.
c. Ronde keperawatan
Tabel 3.25 Ronde keperawatan
Jumlah Persentase
Kurang 1 7.7
Cukup 7 53.8
Baik 5 38.5
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner data yang diperoleh tentang ronde
keperawatan sebesar 53,8% dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa kegiatan ronde keperawatan belum optimal karena jarang dilakukan, sebab
pelaksanaannya hanya pada saat ditemukan kasus/masalah pasien yang memenuhi
kriteria diadakannya ronde keperawatan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tanggal 1 September 2020
didapatkan data bahwa rata-rata hari rawat di ruangan cempaka adalah 2-3 hari,
sehingga sangat jarang ditemukan masalah keperawatan pasien yang tidak teratasi
dalam waktu yang lama, serta belum ada regulasi yang mengatur tentang ronde
keperawatan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan perawat
dalam melaksanakan ronde keperawatan yang dapat melatih perawat dalam
berpikir kritis dan memberikan justifikasi terkait keadaan pasien.
d. Penerimaan pasien baru
Ada beberapa tahapan dalam penerimaan pasien baru, persiapan, pelaksanaan
penjelasan tentang 3P diantaranya, pengenalan kepada pasien, tenaga kesehatan
lain, peraturan rumah sakit, penyakit yang dialami termasuk sentralisasi obat,
penandatanganan penjelasan yang diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan cempaka
pada tanggal 09 September 2020 di ruangan Cempaka setiap pasien baru yang
diantar oleh perawat langsung dibawa ke tempat tidur pasien. Setelah itu, perawat
melakukan serah terima pasien di nurse station dengan perawat pengantar pasien.
Kegiatan serah terima yang dilakukan dengan menyebut nama pasien, diagnosa
medis, tindakan yang sudah dilakukan, instruksi dokter serah terima terapi obat.
Perawat ruang Cempaka yang menerima pasien baru akan menandatangani serah
terima pasien yang tercantum di dalam lembar pengkajian IGD RS Bhayangkara.
Berdasarkan hasil observasi , perawat di ruang cempakan sudah menjelaskan
mengenai aturan rumah sakit dan melakukan orientasi ruangan Cempaka.
Didukung dengan adanya keputusan Kepala Rumah sakit Bhayangkara
Kupang No.Kep/47/1/2017/Rumkit tanggal 03 Januari 2017 tentang SPO
Kebijakan Pelayanan Rawat inap.
e. Supervisi asuhan keperawatan
Tabel 3.26 Supervisi asuhan keperawatan
Kuesioner Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
Frequency Percent
Kurang 1 7.7
Cukup 7 53.8
Baik 5 38.5
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 53,8% dengan kategori
cukup. Dari hasil observasi yang dilakukan saat melakukan praktek manajemen
keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan belum
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 1 September 2020 dengan kepala
ruangan supervisi keperawatan belum berjalan optimal dikarenakan belum ada
regulasi yang mengatur tentang supervisi
a. Delegasi dan rentang kendali
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 1 September 2020 dengan kepala
ruangan diperoleh informasi bahwa pendelegasian wewenang dilaksanakan
dengan cara menunjuk ketua tim atau penanggung jawab shift yang bertugas
pada saat itu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan ketua tim diperoleh
informasi bahwa ruangan memiliki program pengendalian mutu yang telah
dijalankan sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan, seperti
jumlah BOR (Bed Occupancy Ratio), jumlah ALOS (Average Length of Stay),
TOI (Turn Ober Interval), BTO (Bed Turn Over), dan NDR (Net Death Rate).
b. Dokumentasi keperawatan
Tabel 3.27 Dokumentasi keperawatan
Jumlah Persentase
Kurang 5 38.5
Cukup 6 46.2
Baik 2 15.4
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 46,2% dengan kategori cukup.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,didapatkan bahwa dokumentasi
keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan system Head to
Toe, serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian
dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap
nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan
didokumentasikan. Dari 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan dokumentasi
tidak segera setelah melakukan tindakan. Catatan perkembangan pasien kurang
berkesinambungan dan kurang lengkap, serta respon dari pasien kurang terpantau
dalam lembar observasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada perawat ruangan
didapatkan 8 perawat mengatakan mengerti cara pengisian format dokumentasi
yang digunakan ruangan dengan benar dan tepat. Dokumentasi asuhan
keperawatan tidak dilaksanakan segera setelah pasien masuk atau terjadi masalah
keperawatan, tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau
apabila keadaan ruangan memungkingkan.
c. Discharge planning
Tabel 3.28 Discharge planning
Jumlah Persentase
Kurang 3 23.1
Cukup 6 46.2
Baik 4 30.8
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 46,2% dengan kategori cukup.
Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah dilakukan, akan
tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan hanya dilaksanakan saat
pasien akan pulang dan isinya hanya penjelasan tentang penyakit yang diderita
dan cara mengatasi penyakitnya jika kambuh. Discharge planning sudah
dilaksanakan namun belum maksimal karena tidak memberikan brosur atau
leaflet pada pasien, sehingga memungkinkan pasien lupa tentang penjelasan yang
diberikan oleh perawat. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan ketersediaan
leaflet di ruangan cempaka, sehingga pelaksanaan discharge planning secara
tertulis tidak dapat dilakukan. Discharge planning didokumentasikan pada format
discharge planning yang digunakan oleh Rumah Sakit.
Didukung dengan adanya SPO Discharge planning No.Dokumen
RSB/1/104/2017 pada tanggal 03 Januari 2017.
a. Diskusi kasus
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, diskusi kasus disama
artikan dengan ronde keperawatan. Dan hal ini tidak terlaksana di Ruangan
Cempaka, sebab pelaksanaannya hanya pada saat ditemukan kasus/masalah
pasien yang memenuhi kriteria diadakannya ronde keperawatan.
b. Family meeting
Tabel 3.29 Family meeting
Family Meeting
Jumlah Persentase
Kurang 1 11.1
Cukup 5 55.6
Baik 3 33.3
Total 9 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 55,6% dengan kategori cukup.
c. Nursing Care Delivery (Model Penugasan Asuhan Keperawatan)
Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan keperawatan yang
digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan
tim 11 dari 13 perawat mengataka mengerti/memahami model yang digunakan.
Mengenai efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan saat ini didapatkan
bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini digunakan rata-rata pasien
rawat inap 2-3 hari. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait dengan masalah
kurangnya sumber daya tenaga yang ada jadi pelayanan kurang optimal.
Data mengenai mekanisme pelaksanaan model askep didapatkan bahwa
komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik. Adapun data yang diperoleh
tentang tanggung jawab dan pembagian tugas didapatkan bahwa mendapatkan job
yang kadang-kadang tidak berbeda dengan lulusan akademik yang berbeda
tingkatannya.
Jumlah Persentase
Kurang 9 69.2
Cukup 2 15.4
Baik 2 15.4
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 69,2% dengan kategori
kurang.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan
pendokumentasian catatan perkembangan pasien terintegrasi baik dari legal
aspek, kelengkapan maupun kesinambungan, kurang maksimal karena
pendokumentasian tidak tepat waktu dan akhirnya membuat catatan medis yang
membingungkan, tidak akurat, dan tidak signifikan. Hal ini menjadi risiko kepada
keselamatan pasien karena komunikasi yang tidak baik dari pemberi layanan,
sehingga akan menunda pelayanan kepada pasien.
a. Serah terima pasien antar ruang
Tabel 3.31 Serah terima pasien antar ruang
Frequency Percent
Kurang 4 30.8
Cukup 6 46.2
Baik 3 23.1
Total 13 100.0
Sumber Data Primer, 2020
Data yang diperoleh tentang konferensi sebesar 46,2% dengan kategori cukup.
Didukung dengan adanya SPO Nomor doumen RSB/02/013/2017 dan tanggal
terbit 03 januari 2017.
Jumlah Persentase
Cukup 6 75.0
Valid Baik 2 25.0
Total 8 100.0
Sumber data primer, 2020
Berdasarkan data yang diperoleh tentang Dokumentasi Keperawatan Pendekatan
POSAC sebesar 75% dengan kategori cukup
c. Continuity of Care
Observasi dan Wawancara: Berdasarkan hasil observasi wawancara yang
dilakukan kepada kepala ruangan dan beberapa orang perawat pada tanggal
02/09/2020 mengatakan:
Planning Adanya rencana pembuatan perjanjian dengan penyedia layanan
Kesehatan dan layanan yang sesuai untuk memberikan perawatan
berkelanjutan selama proses penyembuhan
Organizing 1. Adanya kerjasama antar tim Kesehatan
2. Pengaturan kesinambungan hasil pemeriksaan
Staffing 1. Adanya perawat yang menyusun daftar kegiatan lanjutan
2. Adanya tim medis lain yang menerima perawatan lanjutan
pasien
Actuating 1. Adanya daftar kegiatan perawatan lanjutan
2. Adanya informasi/ discharge planning kepada pasien dan
keluarga
Controlling 1. Adanya pemeriksaan Kembali hasil perawatan lanjutan
2. Adanya peninjauan hasil tes dan laporan konsultasi tepat
waktu
Sumber data primer, 2020
d. Admission Care
Wawancara dan Observasi: Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
kepada kepala ruangan dan beberapa orang perawat pada tanggal 02/09/2020
mengatakan proses admisi pasien dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk
menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diprioritaskan berdasarkan atas kondisi pasien. Rumah sakit mempertimbangkan
kebutuhan klinis pasien dan memberitahu pasien jika terjadi penundaan dan
keterlambatan pelaksanaan tindakan pengobatan atau pemeriksaan penunjang
Penerimaan pasien baru merupakan suatu tata cara pertemuan dalam
penerimaan pasien baru masuk dengan Tujuan mengetahui kondisi pasien dan
keluarga, pasien dapat mengetahui ruangan perawatan, mengetahui kondisi dan
kebutuhan pasien secara umum dan pasient safety. Pelaksanaan penerimaan
pasien baru harus dilakukan secara efektif dan efisien, dipimpin oleh kepala
ruangan atau perawat primer dan perawat asosiet yang telah diberikan wewenang
Diruangan cempaka setiap pasien baru yang diantar oleh perawat langsung
dibawa ke tempat tidur pasien. Selain itu perawat melakukan serah terima pasien
di ners station dengan perawat pengantar pasien. Kegiatan serah terima yang
dilakukan dengan menyebutkan nama pasien, diagnose medis, Tindakan yang
sudah dilakukan, instruksi dokter dan serah terima terapi obat. Perawat ruangan
cempaka yang menerima pasien baru akan menandatangani serah terima pasien
yang tercantum dalam lembar pengkajian IGD RS.Bhayngkara Kupang.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pasien baru, perawat di
ruangan Cempaka sudah menjelaskan mengenai aturan rumah sakit dan
melakukan orientasi ruangan Cempaka.
Regulasi: Permenkes RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
e. Inovasi dan Enterpreneurship
Observasi dan Wawancara: Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala
ruangan Cempaka RS. Bhayangkara Kupang pada tanggal 02/09/2020
f. Penilaian kinerja/OPPE
Tabel 3.34 Penilaian kinerja/OPPE
Kuesioner Kinerja Perawat
Jumlah Persentase
Valid Cukup 4 50.0
Baik 4 50.0
Total 8 100.0
Sumber data primer, 2020
Berdasarkan data yang diperoleh tentang kinerja perawat 50% dengan kategori
cukup, 50% dengan kategori baik.
Cukup 4 30.8
Total 13 100.0
Sumber data primer, 2020
Data yang diperoleh tentang perilaku etik perawat sebesar 69,2% dengan
kategori baik.
Wawancara dan Observasi: Pelaksanaan etika keperawatan sangat
berpengaruh terhadap keselamatan dan keprofesionalan perawat. Pelaksanaan etik
keperawatan memiliki Tujuan yang jelas demi tercapainya keinginan yang
diharapkan. Menjalankan proses pelaksanaan etika keperawatan, perawat
mengacu dan berpedoman terhadap fungsi etika keperawatan. Berdasarkan
observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan dan beberapa
perawat pada tanggal 03/09/2020 mengatakan perilaku etik keperawatan
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan,
mencegah kesalah pahaman antara tim kesehatan lainnya maupun dengan pasien
dan untuk meningkatkan keprofesionalan perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan
h. Pengelolaan mutu
Wawancara dan Observasi: Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
yang dilakukan kepada kepala ruangan dan beberapa orang perawat tanggal
02/09/2020 Perawat segera menanyakan keluhan atau kebutuhan pasien ketika
pasien sampai diruang rawat, Perawat meminta persetujuan dari pasien maupun
keluarga sebelum melakukan tindakan keperawatan, Perawat menjelaskan kepada
pasien tentang perkembangan penyakitnya sampai pasien paham, perawat
memberitahukan dengan jelas kepada pasien hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan demi kesembuhan pasien, perawat memberikan tindakan kepada pasien
sesuai dengan standar operasional prosedur rumah sakit, perawat bertanya tentang
perkembangan yang pasien alami setelah melakukan tindakan, perawat
mengontrol dan mengobservasi secara teratur kondisi pasien pada setiap shift
kerja, perawat membantu pasien melaksanakan pelayanan foto dan pemeriksaan
laboratorium, perawat membantu memenuhi kebutuhan pasien selama perawatan,
perawat memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu pasien, perawat
menyebutkan nama pasien dengan benar, perawat melakukan pendidikan pada
pasien tentang perawatan dirumah ketika pasien ingin pulang ke rumah,perawat
memberikan informasi kepada pasien tentang aturan yang berlaku diruangan saat
pasien masuk, perawat memperhatikan kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan sebelum dan sesudah memberikan tindakan kepada pasien, perawat
dalam melakukan tindakan kepada pasien tetap menjaga privasinya.
i. Agent of change
Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
ruangan dan beberapa orang perawat tanggal 02/09/2020 pemberian reward saat
perayaan ulang tahun Rumah Sakit kepada staff RS. Bhayangkara Kupang yang
dinilai melakukan pelayanan terbaik selama 1 tahun.
Regulasi: Tidak ada
l. Nursing informatic
Tabel 3.37 Nursing informatic
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN
4.1 ANALISA SWOT
4.1.1 Evaluasi faktor internal
Aspek Internal Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Karakteristik Unit Ruang Cempaka RS Ruang Cempaka RS
Bhayangkara Kupang memiliki Bhayangkara Kupang
10 ruang rawat inap terdiri dari belum memiliki visi, misi,
4 ruang VIP, 1 ruang bedah falsafah dan tujuan
wanita, 1 ruang anak (Kelas 2), ruangan.
1 ruangan anak (Kelas 3), 1 Sifat dan Jenis Pelayanan
ruangan anak (Kelas 1), 1 di ruangan masih sangat
ruangan kelas 3 wanita dengan komplek (anak, dewasa,
jumlah total 23 tempat tidur interna, neurologi,
pasien serta dilengkapi dengan bedah,dll)
nurse station, ruangan
persiapan alat, dan ruangan
petugas Cempaka.
Analisis terhadap Dari hasil analisis kuesioner -
Klien tentang kepuasan pasien
terhadap kualitas perawatan
diperoleh 100% responden
memiliki kepuasan yang tinggi
terhadap pelayanan
keperawatan di Ruang
Cempaka RS Bhayangkara
Kupang.
WEAKNESS (Kelemahan)
1. Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang belum memiliki visi, misi, falsafah dan
0,04 4 0,16
tujuan ruangan.
2. Sifat dan jenis pelayanan di ruangan masih sangat komplek (anak, dewasa, interna,
0,03 4 0,12
neurologi, bedah,dll)
3. Perawat belum memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga 0,02 1 0,02
4. Absensi masih manual belum menggunakan finger print. 0,02 1 0,02
5. Masih menggunakan struktur organisasi yang lama. 0,04 3 0,12
6. Belum ada penunjukkan katim secara resmi 0,04 3 0,12
7. Masih terbatasnya alat medis seperti belum memiliki infuse pump dan syringe
0,03 3 0,09
pump dalam keadaan rusak.
8. Serah terima belum ditandatangani oleh perawat pemberi maupun penerima overan. 0,05 2 0,1
9. Belum ada regulasi yang mengatur tentang ronde keperawatan. 0,05 4 0,2
10. Belum ada regulasi yang mengatur tentang supervisi keperawatan. 0,05 4 0,2
11. Belum ada SPO delegasi kewenangan bertahap 0,05 4 0,2
12. Tidak ada pemberian leaflet penkes pada discharge planning 0,03 2 0,06
Total Weakness 0,45 1,41
TOTAL IFE 1 2,8
INTERPRETASI IFE: IFE (Strength – Weakness) : 1,39 + 1,41 = 2,8. Skor total IFE Ruangan Cempaka = 2,8 termasuk ke dalam kategori
sedang/ rata-rata. Total skor ini berada di atas nilai cut of point (2,5). Nilai ini menunjukkan bahwa posisi ruangan cempaka kuat, karena
terdapat lebih banyak kekuatan daripada kelemahan. Hasil evaluasi faktor internal ruangan cempaka juga menunjukkan bahwa faktor internal
yang ada dapat menjadi kesempatan meningkatkan mutu dengan memanfaatkan SDM, dukungan dana dan fasilitas unggulan yang dimiliki.
EKSTERNAL FACTOR (EFE)
OPPORTUNITIES
2 Jarak dan lokasi Ruang Cempaka strategis, mudah untuk mobilisasi keluar masuk 0,03 1 0,03
dan dekat dengan ruangan instalasi lainnya
3 Adanya pengadaan barang secara berkala sesuai dengan rencana kebutuhan. 0,1 2 0,2
4 Dari hasil observasi tanggal 1 September 2020 tingkat ketergantungan pasien 0,03 1 0,03
diperoleh pasien minimal care 89,89%, partial care 11,11 % dan total care 0 %.
5 Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme perawat. 0,07 4 0,28
6 Adanya pelatihan/demonstrasi setiap pengoperasian alat baru 0,03 2 0,06
7 Adanya program akreditasi RS dari pemerintah untuk meningkatkan mutu RS 0,2 4 0,8
(MAKP masuk dalam elemen penilaian)
8 RS memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan 0,03 2 0,06
9 Adanya teguran dan masukan dari atasan bagi karyawan yang tidak melaksanakan 0,02 1 0,02
tugas dengan baik.
10 Pasien/keluarga ikut berpartisipasi terhadap anjuran perawat 0,02 1 0,02
THREATS
1 Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung jawab dan tanggung gugat
0, 02 1 0,2
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
3 Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
0, 05 1 0,05
yang memadai
4 Kondisi pandemi COVID menyebabkan menurunnya jumlah pasien rawat inap 0,2 2 0,4
TOTAL IFE
KUAT
1,0
2,75
SEDANG
LEMAH
2,0
T
I
O II III
T 3,0
A
L
IV V
Hold & Maintain VI
E
F
E
VII VIII IX
4.2 Perencanaan
4.2.1 Plan Of Action (POA)
Indiktor/ target Waktu
NO Masalah Tujuan Program/ kegiatan Penanggungjawab
keberhasilan Pelaksanaan
1. Pengambilan sampah dilakukan rutin oleh petugas 1. Meningkatkan kualitas produk dalam hal ini Kajian situasi di Ruangan
kebersihan. Cempaka RS. Bhayangkara Kupang dimana responden memiliki
2. Jarak dan lokasi Ruang Cempakastrategis, mudah untuk kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan keperawatan di Ruang
mobilisasi keluar masuk dan dekat dengan ruangan Cempaka RS Bhayangkara Kupang
instalasilainnya 2. Meningkatkan realisasi hasil produksi melalui lingkungan kerja yang
3. Adanya pengadaan barang secara berkala sesuai dengan bersih, rapi, pewarnaan cat terang, pencahayaan baik, ventilasi baik,
rencana kebutuhan. cukup, suhu ruangan nyaman, dan berkas tersimpan rapi
4. Dari hasil observasi tanggal 1 September 2020 tingkat 3. Meningkatkan kualitas perawatan dengan lebih memperhatikan
ketergantungan pasien diperoleh pasien minimal care pelayanan yang bersifat komprehensif meliputi aspek bio psiko sosial
89,89%, partial care 11,11 % dan total care 0 %. dan spiritual sehingga kepuasan pasien tetap tinggi
5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme 4. Memperkuat kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai dari
perawat. fasilitas kamar perawatan, nurse station, ruang tindakan, sehingga
6. Adanya pelatihan/ demonstrasi setiap pengoperasian alat menarik minat pasien untuk dirawat di ruangan
baru
7. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah untuk
meningkatkan mutu RS (MAKP masuk dalam elemen
penilaian)
8. RS memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan
9. Adanya teguran dan masukan dari atasan bagi karyawan
yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
10. Pasien/ keluarga ikut berpartisipasi terhadap anjuran
perawat
11. Makin tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan
1. Pengambilan sampah dilakukan rutin oleh petugas 1. Dukungan dari manajemen RS. Bhayangkara Kupang dapat mendorong
kebersihan. perbaikan dan peningkatan kualitas Ruang Cempaka RS Bhayangkara
2. Jarak dan lokasi Ruang Cempakastrategis, mudah
Kupang sehingga memiliki visi,misi, falsafah, dan tujuan ruangan
untuk mobilisasi keluar masuk dan dekat dengan
ruangan instalasilainnya 2. Mengoptimalkan pelayanan dengan meningkatkan komunikasi perawat saat
3. Adanya pengadaan barang secara berkala sesuai di pasien serta adanya dukungan dari manajemen RS. Bhayangkara Kupang
dengan rencana kebutuhan.
untuk pengadaan sarana prasarana untuk mendorong peningkatan kuantitas
4. Dari hasil observasi tanggal 1 September 2020 tingkat
ketergantungan pasien diperoleh pasien minimal care dan kualitas alat-alat kesehatan di ruangan perawatan.prasarana dalam hal ini
89,89%, partial care 11,11 % dan total care 0 %. kelengkapan peralatan medis di Ruang Cempaka RS Bhayangkara Kupang
5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme 3. Mengusulkan adanya pembuatan struktur organisasi yang baru di Ruang
perawat. Cempaka RS Bhayangkara Kupang
6. Adanya pelatihan/ demonstrasi setiap pengoperasian
alat baru
7. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah untuk
meningkatkan mutu RS (MAKP masuk dalam elemen
penilaian)
8. RS memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan
9. Adanya teguran dan masukan dari atasan bagi
karyawan yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
10. Pasien/ keluarga ikut berpartisipasi terhadap anjuran
perawat
11. Makin tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan
1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung 1. Meningkatkan profesionalisme tenaga perawat dengan mengadakan program
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi pengembangan staf melalui pelatihan agar mampu memberikan pelayana
asuhan keperawatan prima sesuai dengan tuntutan masyarakat
2. Persaingan antar RS yang semakin kuat dalam 2. Mengadakan perbaikan sarana prasarana yang rusak dan mengusulkan
pemberian pelayanan pengadaan alat-alat kesehatan yang menunjang pelayanan
3. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 3. Mengoptimalkan strategi peningkatan kualitas pelayanan melalui pembagian
untuk mendapatkan pelayanan yang memadai jasa sesuai dengan beban kerja
4. Kondisi pandemi COVID menyebabkan menurunnya
jumlah pasien rawat inap
1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung 1. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai mampu menarik minat
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi konsumen dan mampu bersaing dengan rumah sakit lain
asuhan keperawatan 2. Mengoptimalkan MAKP dalam pelayanan keperawatan meningkatkan
2. Persaingan antar RS yang semakin kuat dalam profesionalitas perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
pemberian pelayanan 3. Pendokumentasian yang baik dan benar sesuai standar rumah sakit
3. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat memberikan peluang untuk meminimalisir kesalahan dalam pemberian
untuk mendapatkan pelayanan yang memadai asuhan dan dapat dipertanggung jawabkan
Kondisi pandemi COVID menyebabkan menurunnya
jumlah pasien rawat inap