Oleh :
Kelompok V
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu, kelompok, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit secara
komprehensif mencakup bio, psiko, sosio dan spiritual pada seluruh siklus
kehidupan manusia. Nursalam, (2017) mengatakan bahwa saat ini tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan suatu fenomena
yang direspons oleh perawat. Respons tersebut antara lain dengan banyak belajar
mengenai konsep pengelolaan keperawatan.
Dalam keperawatan, manajemen kaitannya untuk melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, staffing, kepemimpinan dan controlling (evaluasi).
Manajer perawat melaksanakan fungsi manajemen untuk memberikan asuhan
keperawatan. Proses manajemen keperawatan mendukung proses keperawatan,
dimana keperawatan bekerja melalui personal untuk melaksanakan perawatan,
pengobatan dan memberi rasa nyaman kepada kelompok pasien/klien. Tugas
manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisasikan mengarahkan dan
mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusia untuk melaksanakan
yang efektif dan ekonomis kepada klien.
Rumah sakit merupakan institusi yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat, diera globalisasi kedudukan di Rumah Sakit menjadi sangat penting
dikarenakan tidak hanya untuk memberikan kesembuhan kepada kliennya, namun
merupakan tuntutan masyarakat dalam hal kualitas, sehingga pelayanan
keperawatan sangat menentukan keberadaannya, untuk itu pengelolaan kasus
dibidang keperawatan sangat menjadi penting untuk dijadikan perhatian para
Direktur / Manager Rumah Sakit pada umumnya dan kepala bidang perawatan pada
khususnya.
Nursalam (2017), mengemukakan bahwa pelayanan keperawatan merupakan
salah satu jenis pelayanan yang dilakukan di rumah sakit. Oleh karena itu mutu
pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi
salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan, dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta
kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. Kualitas rumah sakit sebagai
institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung
juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
Langkah-langkah nyata dalam penataan manajemen keperawatan di institusi
pelayanan kesehatan khususnya keperawatan dimulai dari bagaimana mengelola
ketenagaan dan pasien, bagaiamana menetapkan sistem manajemen asuhan yang
baik, bagaimana upaya dokumentasi keperawatan, bagaimana meningkatkan mutu
asuhan kepada pasien dan masih banyak lagi yang perlu dilakukan (Nursalam 2017)
.
Berdasarkan atas hal diatas, maka program profesi Ners STIKes Maluku
Husada melaksanakan praktik manajemen keperawatan di RSUD dr. M. Haulussy
khususnya di Ruangan Interna Wanita, yang bertujuan untuk melakukan pengkajian
situasi dan pengkajian fungsi manajemen serta menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) dalam rangka meningkatkan mutu asuhan
keperawatan kepada setiap pasien.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajeman keperawatan, mahasiswa program
profesi Ners STIKes Maluku Husada mampu mengimplementasikan beberapa
komponen yang sesuai dengan MAKP di Ruangan Bedah Wanita RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa program
profesi Ners STIKes Maluku Husada mampu:
a) Melakukan pengkajian manajemen, baik pengkajian situasi maupun
pengkajian fungsi manajemen di Ruangan Bedah Wanita RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
b) Merumuskan masalah manajemen keperawatan di Ruangan Bedah Wanita
RSUD dr. M. Haulussy Ambon.
c) Menyusun rencana strategis pemecahan untuk memecahkan masalah
manajemen keperawatan di Ruangan Bedah Wanita RSUD dr. M.
Haulussy Ambon .
d) Mengimplementasikan strategi pemecahan yang telah disusun di Ruangan
Bedah Wanita RSUD dr. M. Haulussy Ambon terkait MAKP.
e) Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan di
Ruangan Bedah Wanita RSUD dr. M. Haulussy Ambon
3. MANFAAT.
Laporan Praktik Manajemen keperawatan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi:
a) Bagi rumah sakit
Sebagai bahan informasi tambahan dan masukan dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam pelayanan RS dan
kualitas manajemen disetiap ruangan.
b) Bagi Ruangan
Sebagai masukan dan informasi kepada perawat ruangan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan terutama dalam efektifan pengisian pengkajian
keperawatan.
c) Mahasiswa Keperawatan
Sebagai pembelajaran ini bagi mahasiswa praktik untuk meningkatkan
pengetahuan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif kepada pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan diunit rawat inap,
unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. Konsep Metode Tim :
a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar komunikasi rencana keperawatan
terjamin.
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d) Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
bila didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab kepala ruangan :
a) Perencanaan
Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing
Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim.
Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan / penjadwalan.
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.
Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
Membantu membimbing peserta didik keperawatan
Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b) Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
Merumuskan tujuan metode penugasan
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahai 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan . membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepada ketua tim
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien
Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
Identifikasi masalah dan cara penanganannya
c) Pengarahan
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
Memberi pujian kepada anggota tim yang menjalankan tugas dengan
baik
Memberi motivasi, dalam peningkatan kemapuan pengatahuan
ketrampilan dan sikap
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien.
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d) Pengawasan
Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien .
Melalui supervisi :
Pengawasan langsung dilakukan secara inspeksi, mengemti
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan
memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga.
Pengewasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hasir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan) mendengar
laopran ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim
Audit keperawatan.
Gambar 2.2. Sistem pemberian asuhan keperawatan ‘’Team Nursing’’
(Bessie L. Marquis & Carol J. Hutson, 2010)
3. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus anatara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat .
4. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam
memberikan asuhan keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan perawatan
intensif.
Kepala ruangan
merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Maluku yang merupakan daerah kepulauan
yang terdiri dari 632 Pulau besar dan kecil. Luas daratan Provinsi Maluku yang
hanya 7.6 % dari luas wilayah 712.479,69 km2 dihuni oleh 1.200.000 jiwa. Rumah
sakit baru diresmikan pada tanggal 03 Maret 1954 dengan nama RSU Ambon dan
dipimpin oleh Dr. L. Huliselan sebagai kepala Rumah Sakit Umum Ambon yang
pertama.
melayani pasien dengan kasus penyakit bedah khususnya wanita dan laki – laki di
bawah usia 12 tahun. Ruang perawatan terdiri dari kelas I sebanyak 4 kamar, kelas 2
Ruang bedah wanita terbagi atas 2 dengan kategori ruangan yaitu post operasi dan
bedah umum. Pada bagian depan terdapat rungan kelas, bagian tengah ruangan post
a. Visi
“ menjadi ruangan nginap bedah yang profesional “
b. Misi
“ terwujudnya pelayanan prima dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan individu yang ditunjang oleh :
1. Tenaga yang profesional
2. Kerja sama antara profesi
3. Sumber daya manusia
c. Motto
“ melayani dengan hati demi kesembuhan pasien “
2. Stuktur Organisasi Ruang Bedah Wanita
KEPALA RUANGAN
Ns. A. TALUBUN, S.Kep
a) SDM
jumlah tenaga di Ruangan Bedah Wanita : 14 orang
PNS : 8 orang
Magang : 2 orang
Berdasarkan jenis pendidikan :
S1 Ners : 2 orang
S1 : 0 orang
D3 : 8 orang
SPK : 0 orang
b) Perhitungan jumlah tenaga di Ruangan
Jumlah perawat : 10 orang
Jumlah tempat tidur : 23 Tempat tidur
Rata-rata pasien : 15 orang
BOR harian : 90 %
PT = 4 x (15x90%) x 365
(365-80) x 7
= (4x13,5) x 365
285 x 7
= 54 x 365
1995
= 19710
1995
= 9,8 = 10
Loosday ( Hari Minggu, Libur Nasional, Cuti, Sakit) = 80 Hari
= 80 x 10
285
= 2,8 = 3
Factor Koreksi = 25 %
= 25 x (10 + 3 )
100
= 0,25 x 13
= 3,2 = 3
Saat ini jumlah tenaga di Ruangan Bedah Wanita berjumlah 10 orang, Jadi
tenaga yang dibutuhkan atau perlu ditambahkan berjumlah 3 orang.
TENAGA NON KEPERAWATAN
- Tata Usaha : 1 orang
- Ahli Gizi : 1 orang
- Kesling : 1 orang
- Cleaning Service : 1 orang
DATA PEGAWAI YANG SEDANG MENGIKUTI PENDIDIKAN
- Pendidikan ke jenjang S1 Keperawatan : 1 orang
- Pendidikan ke jenjang Ners : 1 orang
4. Sarana dan Fasilitas
a. Fasilitas dan Peralatan Medis
Kondisi
No. Nama Inventaris Jumlah Rusak Kur
Dibutuhkan
Ringan ang
1. Suction 2 2 1 -
2. Sterilisator 2 1 - -
3 Timbangan dewasa 2 2 - -
4 Gunting kasa 1 2 - 1
5 Termometer digital 1 3 - 2
6 Manometer O2 5 - - -
7 Set perawatan luka 3 5 2 3
8 Nebulizer 2 5 - -
9 Tensi meter dewasa 2 3 1 -
10 Standarinfus 1 22 - 22
11 Buli – buli panas - 2 - 2
12 Kursi roda 4 4 2 -
13 Pot sorong 8 10 - 2
14 Stetoscop dewasa 2 2 - -
15 Alat penghanggat drah 1 1 - -
16 Tong spatel 3 3 - -
17 Urinal Anak 4 4 - -
18 Bak instrument besar - 2 - 2
19 Exmenetion lamp - - - -
20 Oksimeter - 1 - 1
21 Infusion pump - 1 - 1
22 Brangkar 3 3 - -
23 APAR 1 1 - -
24 Troliobat 1 2 - 2
25 Decubitus Bad 2 3 - 1
26 Spo 2 2 - - -
27 Senter - 2 - 2
28 Kursi Ortopedi 1 - - -
b. Peralatan Kantor
Kondisi
No. Nama Inventaris Jumlah Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1. Meja Tulis 5 2 3 -
2. Lemari kayu 2 2 1 -
Kursi pasien 23 20 - 3
3
spons (future)
Kursi petugas 3 3 - -
4
spons (future)
5 Kursi lipat spons 3 3 - -
Bangku panjang 2 1 - -
6
besi
Bangku panjang 2 2 - -
7
kayu
8 Iphone 1 1 - -
5. Analisis SWOT Ruangan Bedah Wanita
Analisis Internal
Tabel 3.1
Analisis Internal Ruangan Bedah Wanita RSDU Dr. M. Haulussy
Ambon
Total 1 3,8
Kelemahan (Weakness)
Total 1 2,9
i. Analisis eksternal
Tabel 3.2
Analisis Eksternal Ruangan Bedah Wanita RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
Total 1 3,5
Ancaman (Threats)
Total 1 3,0
Gambar 3.1
Peta Posisi Kekuatan Ruangan Bedah Wanita
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal maka dapat ditentukan
kekuatan organisasi Ruangan Bedah Wanita terletak pada kuadran I (aggressive).
Dimana dari posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Dari sudut pandang internal Ruangan Bedah Wanita memiliki potensi kekuatan
yang lebih banyak dibandingkan kelemahan sedangkan dari sudut pandang
eksternal memiliki peluang relative besar dan tantangan yang kecil.
perhatian bidang keperawatan (Nursing Concern = Nc) dan ketersediaan sumber daya
(Affordability = Af). Setiap aspek akan diberi nilai 1 – 5 dengan ketentuan : nilai 1 jika
sangat kurang sesuai, nilai 2 jika kurang sesuai, nilai 3 jika cukup sesuai, nilai 4 jika
sesuai, dan nilai 5 jika sangat sesuai. Hasil pembobotan untuk menentukan prioritas
Tabel 3.3
Hasil Pembobotan Penentuan Prioritas Masalah
Manajemen Keperawatan Di Ruangan Bedah Wanita RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total
Berdasarkan pembobotan diatas prioritas masalah berdasarkan urutan dari nilai tertinggi
ke nilai terendah yaitu :
Tabel 3.4
sebelumnya juga Ruangan Interna Wanita telah dijadikan pilot project untuk
logistik dan obat, penerimaan pasien baru, discharge planning, supervisi dan
dokumentasi.
dengan brifing pagi. Pada saat brifing pagi perawat jaga malam dan jaga pagi
berkumpul dan membahas kondisi pasien dan kondisi-kondisi lain di
ruangan selama berdinas. Pre conference yang benar hanya diikuti oleh
perawat yang akan melanjutkan asuhan pada hari itu. Sebagai contoh, pada
dinas pagi maka yang mengikuti pre conference adalah perawat jaga pagi,
demikian juga dengan pre conference sore dan malam hari. Pre conference
Masalah :
b. Timbang Terima
sif (pagi, siang, malam). Dari hasil observasi dalam pelaksanaan timbang
di setiap bed pasien tetapi lebih banyak dilakukan di nurse station dan di
lakukan secara keseluruhan pada ruangan yang terdiri dari beberapa pasien.
Masalah :
c. Ronde Keperawatan
Masalah :
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
mana semua obat-obatan pasien dikelola oleh perawat, baik obat oral, obat
perawat di dalam buku obat pasien yaitu jenis obat dan jumlahnya.
Pengelolaan obat di Ruangan Bedah Wanita dilakukan di ruangan
penyimpanan obat.
f. Discharge Planning
sejak pasien masuk rumah sakit sampai pasien keluar dari rumah sakit.
pada saat pasien hendak pulang, penjelasan yang disampaikan kepada pasien
Masalah :
g. Supervisi
Supervisi dilakukan untuk menilai kinerja perawat dengan mengacu kepada
melakukan supervisi terhadap tugas ketua tim dan juga kinerja perawat
secara terstruktur.
Masalah :
h. Dokumentasi
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A. Implementasi
1. Pelaksanaan timbang terima
saat pelaksanaan timbang terima pasien dari perawat yag sif sebelumnya kepada
perawat sif berikutnya. Instrumen timbang terima yang disusun adalah format
timbang terima pasien. Format timbang terima ini berisikan nama pasien, umur,
belum dilakukan, hal-hal yang perlu diperhatikan, SOAP diisi oleh perawat
dinas pagi, dinas sore dan dinas malam, dan ditangani oleh PP jaga pagi, sore
dan malam serta ditandatangani oleh kepala ruangan (format timbang terima
terlampir)
mengacu pada format timbang terima dan prosedur timbang terima dimulai
dari persiapan, pelaksanaan (di nurse station dan di bed pasien) dan post
hari yaitu dari mahasiswa yang dinas pagi ke mahasiswa yang dinas sore
keperawatan (terlampir)
Setelah pasien mengerti dan menyetujui untuk dilakukan ronde, maka pasien
B. EVALUASI
Tahap evaluasi dilaksanakan sesuai masalah dan tindakan yang telah dilaksanakan ,
akan diuraikan sebagai berikut :
2. Tidak tersedianya fasilitas yang memaparkan langkah mencuci tangan yang benar
Berdasarkan hasil evaluasi perawat jadi lebih memahami langah mencuci tangan
yang benar dengan sumber yang terbaru, dan perawat sudah mengaplikasikannya
BAB V
PENUTUP
Setelah melaksanakan kegiatan kegiatan praktek manajemen keperawatan di Rumah Sakit
Dr. M Haulussy Ambon, Khususnya di Ruang Perawatan Bedah Laki dari tanggal 3 januari
– 15 Januari 2022, maka kami kelompok V stase manajemen mengambil beberapa
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dalam upaya memecahkan masalah tersebut di atas, maka kami melakukan diskusi
dengan kepala ruangan juga CI Lahan guna memecahkan solusi bersama terkait masalah
yang terjadi, dan pemecahan masalah alternatif yang telah dilakukan adalah melakukan
rolle play timbang terima (operan) di ruangan bekerja sama dengan kepala ruangan ,
perawat beserta teman-teman Ns yang lain, selanjutnya kami membuat fasilitas berupa
poster terkait visi dan misi ruangan dan poster langkah mencuci tangan yang benar dengan
sumber yang terbar.
B. Saran
Penindak lanjutan terhadap saran dan kritikan yang diberikan oleh
klien/keluarga dapat membantu memperbaiki pelayanan yang diberikan dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan porofesional yang diberikan terutama
pelayanan profesi keperawatan.
Beberapa masalah yang tidak sempat atau dapat kami selesasikan, kami
sangat mengharapkan perhatian dan masukan dari staff keperawatan lainnya agar
dapat membantu menemukan solusi dan memecahkan masalah yang ada agar mutu
pelayana keperawatan di ruangan bedah laki maupun juga RSUD Dr. M Haulussy
Ambon dapat menjadi lebih baik lagi, serta dapat meningkatkan kepuasan pasien
dalam pelayanan keperawatan.
Rekomendasi :
2. Pemasangan Gelang identitas atau identitas pada bed pasien sebaiknya dipasang
guna mencegah kelalaian saat bertugas melakukan tindakan keperawatan pada
pasien, yang terlihat pada ruangan, ruangan memiliki gelang identitas namun
tidak terpakai , sehingga diharapkan mungkin bisa di sosialisasikan atau
disupervisi kembali, bukan hanya untuk ruang bedah laki tetapi juga di setiap
ruangan kami melihat ruangan memiliki gelang identitas namun ternyata tidak
dipakai.
3. Pemasangan tanda pada pasien dengan resiko jatuh, Resiko jatuh sering diangkat
pada diagnosa keperawatan pasien namun nyatanya pasien yang bersangkutan tidak
memakai tanda resiko jatuh.
4. Penambahan Almari alkes pada ruangan, karena yang terlihat ruangan tidak
memiliki almari alkes, alat-alat kesehatan tidak tertata dengan rapi di dalam sebuah
almari. Dan rekomendasi ini bukan hanya untuk ruang bedah laki, tetapi diharapkan
untuk setiap ruangan yang tidak memiliki almari alkes
5. SAK di ruangan di perbaharui lagi, untuk yang terbaru karena yang dilihat
berdasarkan NANDA.NIC-NOC versi terbaru saat ini terdapat beberapa diagnosa,
intervensi dan Kriteria hasil yang sudah direvisi