Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah

bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi

menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah

sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik (world health organization, 2017).

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan

dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Sumber daya

manusia Rumah Sakit Umum terdiri dari: tenaga medis, tenaga

kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga

nonkesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum yaitu

meliputi: pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan

keperawatan atau kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan

penunjang nonklinik dan juga pelayanan rawat inap (Permenkes RI,

2018).

Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha

untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain.
Fungsi manajemen antara lain adalah: perencanaan, organisasi,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya, untuk mencapai sasaran

(goals) secara efektif dan efesien (PPKC, 2016).

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa

pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu, yang sehat

maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar

dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Tujuan keperawatan yaitu

meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan empat model

respon adaptasi (Nursalam, 2017).

Untuk memahami arti dari manajemen keperawatan maka kita

perlu mengetahui terlebih dahuluapa yang dimaksud dengan organisasi

keperawatan, bagaimana tugs dan tanggung jawab dari masing-masing

personil didalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk

lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari manajemen keperawatan

dasar itu sendiri.

Dalam setiap melakukan tindakan keperawatan salah satunya

adalah upaya untuk menjaga keselamatan pasien dengan menerapkan

standar operational procedure (SOP), bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktek, serta dijadikan acuan

dalam setiap pelayanan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja

instansi Rumah Sakit secara internal maupun eksternal.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan Mahasiswa

Profesi Ners STIKes Awal Bros Batam yang sedang melakukan praktek
Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Bakti Timah Karimun di Ruang

Rawat Inap Ar-Rahman, ditemukan bahwa penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) pada saat melakukan tindakan invasive seperti melakukan

pemasangan infus, aff infuse, dan pemberian obat intra vena (IV) jarang

menggunakan handscoen. Selain itu masih ada masalah manajemen

keperawatan yang ditemukan seperti ketidak patuhan five moment salah

satunya yaitu mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti mata ajaran ,mahasiswa diharapkan mamou

mengelola manajemen asuhan dan manajemen pelayanan keperawatan

tingkat dasar secara professional dengan pengintegrasian kemampuan

secara efektif.

b. Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik

kepemimpinandan meanjemen keperawatan,peserta didik mampu:

1. Menerapkan konsep,teori dan prinsip – prinsip manajemen

keperawatan dan mengintergrasikan konsep kepemimpinan dalam

pengelolaaan manajemen pelayanan tingkat dasar dengan menjadi

Agent pembaharu dengan melakukan perubahan ke arah yang lebih

baik pada ruang rawat dengan berdasarkan situasi nyata yang di

mulai dari :

a. Pengkajian pada situasi nyata ruang rawat


b. Merumuskan hasil pengkajian kedalam analisis SWOT

(Strength, Weakness, Oppurtuniti, Threat )

c. Merumuskan masalah sesuai dengan hasil pengkajian.

d. Menyusun rencana tindakan berdasarkan konsep dan teori yang

telah dipelajari.

e. Mengaplikasikan rencana penyelesaian masalah yang telah

disusun pada ruang rawat secara nyata.

f. Mengevaluasi hasil aplikasi yang telah dilakukan

g. Menyusun rencana tindak lanjut (plaining of action ),

berdasarkan evaluasi tindakan (hasil implementasi pada ruang

rawat ) yang telah dilakukan agar dapat dilanjutkan oleh

menejer pada ruang rawat yang dilakukan pembaharuan.

2. Menerapkan konsep, teori dan prinsip – prinsip menejemen

keperawatan dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam

pengelolaan menejemen asuhan keperawatan pada klien di ruang

rawat disuatu tatanan pelayanan kesehatan secara professional

dengan menjalankan peran (role play) sebagai kepala ruangan,

ketua tim, dan perawat pelaksana sehingga mampu melakukan

kegiatan :

a. Timbang terima (overran) pasien dengan perawat atar shift

b. Melaksanakan pre dan post connfence dengan sesame perawat

pelaksana

c. Menjalankan asuhan keperawatan.


BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Manajemen Keperawatan

Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka

diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui

tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan

sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff

keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan

rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,

2016).

Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada

berbagai tahap dalam keperawatan. Manajemen adalah suatu proses

melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui

kerja sama dengan orang lain (Suarli, 2016).

Manajemen adalah proses memimpin dan mengarahkan seluruh

sumber daya dalam organisasi dengan cara mempengaruhi dan

memanipulasi sumber daya untuk mncapai tujuan organisasi (PPKC,

2016).

B. Fungsi Manajemen

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat lima (5) elemen utama

yaitu berupa:

a) Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah keputusan untuk masa yang akan

datang artinya apa, siapa, kapan, dimana, berapa dan bagaimana

yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara umum perencanaan dapat ditinjau dari sisi proses pemilihan

dan pengembangan, tindakan yang paling menguntungkan untuk

mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan, dengan kewenangan yang

dapat mengarahkan kegiatan, dan tujuan yang harus dicapai

organisasi dan keputusan apa yang akan dilakukan untuk waktu

yang akan datang.

b) Organizing (pengorganisasian)

Secara statis oraganisasi merupakan wadah kegiatan

sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

secara dinamis oraganisasi merupakan sesuatu aktifitas dari tata

hubungan kerja yang teratur dan sistimatis untuk mencapai tujuan

tertentu.

c) Staffing (kepegawaian)

Proses pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen

pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan

staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan,

dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK

meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik

dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat


yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan

kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.

Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi

divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui

untuk mengatur departemen beroperasi secara efisien dan

ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,

struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan

prosedur tertulis, pengembangan program staff efektif, dan

evaluasi periodik terencana.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah

prinsip rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan

tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses

pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk

pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan

orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam

menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat

karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi

pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara

terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja

dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar

untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya.

Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam

dan metode lain yang biasa.


d) Actuating (pergerakan)

Melakukan kegiatan untuk memoengaruhi orang lain agar

mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas, demi

tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini, diusahakan agar orang

yang diperintah jangan hanya semata-mata menerima perintah dari

atasan, tetapi tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya

dengan kesadran sendiri.

e) Controlling (pengawasan)

Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling)

merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang

memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan

merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai

dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah

dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang

bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar

dapat diperbaiki (Fayol, 2016). Pengawasan juga diartikan sebagai

suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard pelaksanaan

dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal

balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah

ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan

cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan

(Mockler, 2015).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa

segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang

disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip

yang telah diberlakukan (Urwick, 2016).

C. Metode Penugasan

Metode yang digunakan di Rumah Sakit Bakti Timah Karimun

adalah Metode Fungsional. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat

dalam pengelolaan asuhan keperawatan, karena masih terbatasnya jumlah

dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu

sampai dua jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

Sistim ini secara umum mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut:

Kelebihan Metode Fungsional:

 Menerapkan manajemen klasik yang menekan efensiensi,

pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik.

 Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas menejerial,

sedangkan perawatan pasien diserahkan kepada perawat junior atau

perawat yang belum berpengalaman.

 Sangat cocok untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.

Kelemahan Metode Fungsional:

 Tidak memberikan kepuasan pasien maupun perawat.

 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan

proses keperawatan.
 Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan

dengan keterampilan saja.

D. Perhitungan Tenaga

Tabel dibawah ini adalah jumlah perawat di Ruang Ar Rahman:

Anda mungkin juga menyukai