KHOLELITIASIS
A. Pengertian
suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. Batu
empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran
kolesterol, pigmen empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70% batu
saluran empedu adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu
B. Etiologi
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan
0,3% bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna
namun yang paling penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh
1
Sementara itu, komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang
biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena
kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di
luar empedu
C. Manifestasi Klinis
Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.
1. Gejala Akut
Tanda
Ikterus ringan
Gejala
Febris (38,5oC)
Mual muntah
2. Gejala Kronis
Tanda
Gejala
kanan
2
Nausea dan muntah
Flatulensi
Eruktasi (bersendawa).
D. Patofisiologi
pusat presipitasi. Infeksi lebih sering sebagai akibat pembentukan batu empedu
akan menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat kimia dan
3
klinis kolesistitis akut atau kronik. Batu yang bermigrasi ke duktus koledokus
dapat lewat ke doudenum atau tetap tinggal diduktus yang dapat menimbulkan
ikterus obstruktif.
4
E. Patway
Penumpukan pigmen
Penumpukan kolesterol infeksi
yang tidak berkonjungsi
dalam empedu
Inflamasi
Perubahan susunan kimia
pengendapan kandung empedu
Stagnasi cairan
empedu
Distensi kandung
empedu Terbentuknya batu
empedu
5
F. Penatalaksanaan
non bedah dan bedah. Ada juga yang membagi berdasarkan ada tidaknya gejala
1) Penatalaksanaan Nonbedah
akut mereda dan evalusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika
Manajemen terapi :
mengatasi syok
b) Disolusi medis
6
banyak pada penggunaan chenodeoxycholicseperti terjadinya diare,
methyl terbutyl eter. Larutan ini dimasukkan dengan suatu alat khusus ke
manfaat pada saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini hanya terbatas
terapi ini.
7
e) Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu
dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari
perut. ERCP saja biasanya efektif dilakukan pada penderita batu saluran
a) Kolesistektomi terbuka
terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2% pasien.
Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%.
b) Kolesistektomi laparaskopi
8
0,5% untuk operasi normal) dengan mengurangi komplikasi pada jantung
banyak ahli bedah mulai melakukan prosedur ini pada pasien dengan
kolesistitis akut dan pasien dengan batu duktus koledokus. Secara teoritis
kolesistektomi laparoskopi.
G. Pemeriksaan Penunjang
Tes laboratorium :
Kapilar : 2 - 6 mnt).
9
USG : menunjukkan adanya bendungan /hambatan , hal ini karena adanya
prosedur diagnostik)
untuk melihat kandung empedu, tiga cabang saluran empedu melalui ductus
duodenum.
sistim billiar.
obstruksi/obstruksi joundice.
H. Pengkajian Focus
a. Pengkajian
1) Anamnesa, meliputi:
a) Nama
b) Umur pasien (Resiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Orang dengan usia > 60 tahun lebih cenderung untuk
terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia yang lebih
muda.)
c) Jenis kelamin (Wanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena
kolelitiasis dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormon
esterogen berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh
kandung empedu. Kehamilan, yang menigkatkan kadar esterogen juga
meningkatkan resiko terkena kolelitiasis. Penggunaan pil kontrasepsi dan
10
terapi hormon (esterogen) dapat meningkatkan kolesterol dalam kandung
empedu dan penurunan aktivitas pengosongan kandung empedu.)
d) Alamat
e) Pendidikan/pekerjaan
f) Penanggungjawab pasien
2) Keluhan utama: (pasien dengan kolesistitis merasakan nyeri pada perut
kanan pada bagian atas)
3) Riwayat kesehatan, meliputi :
a) Kesehatan masa lalu (anamnesa pada pengkajian apakah klien pernah
dirawat di Rumah Sakit atau riwayat penyakit yang pernah diderita pada
masa lalu, penah mengalami kolesistitis sebelumnya)
b) Kesehatan sekarang (merasakan nyeri pada perut kanan pada bagian atas,
mual muntah, terjadi ikterus, regusitasi gas;sendawa dan flatus)
c) Kesehatan keluarga (Orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis
mempunyai resiko lebih besar dibandingn dengan tanpa riwayat keluarga).
4) Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi : (menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan
metabolik dan suplai gizi, meliputi pola konsumsi makanan dan cairan,
keadaan kulit, rambut, kuku, dan membran mukosa, tinggi, dan berat
badan.)
2) Tidur/istirahat : (karena adanya nyeri, tidur pasien terganggu)
3) Eliminasi : (menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar,
kandung kemih, dan kulit); termasuk pola individu sehari-hari, perubahan
atau gangguan, dan metode yang digunakan untuk mengendalikan ekskresi.)
5) Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum pasien :adanya kelemahan sampai sangat lemah,
pucat, mual dan muntah, gelisah, , demam.
2. Kulit: berwarna kuning
3. Abdomen : adanya nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke
punggung atau bahu kanan
11
4. Kaji perubahan gizi-metabolik: penurunan berat badan, anoreksia,
intoleransi lemak, mual dan muntah, dispepsia, menggigil, terabanya
kandung empedu
5. Respirasi : takipnea
6. Nadi : takikardi (nadi >80/menit)
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan respons inflamasi billier
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah,
dispepsia, nyeri gangguan pencernaan lemak (obstruksi aliran empedu)
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d dispensi dan hipermortilitas
12
J. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Tujuan : 1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi 1. Untuk mengetahui berapa berat nyeri
kerusakan jaringan Dalam 1kali 24 jam perberian asuhan nyeri yang dialami pasien. yang dialami pasien.
keerawatan rasa nyeri 2. Beri penjelaskan pada pasien 2. Pemahaman pasien tentang penyebab
hilang/berkurang. tentang sebab-sebab timbulnya nyeri yang terjadi akan mengurangi
nyeri. ketegangan pasien dan memudahkan
Kriteria hasil : 3. Beri lingkungan yang nyaman dan pasien untuk diajak bekerjasama
Penderita secara verbal tenang. dalam melakukan tindakan.
mengatakan nyeri berkurang atau 4. Ajarkan teknik distraksi dan 3. Rangasang yang berlebihan dari
hilang. relaksasi. lingkungan akan memperberat rasa
Penderita dapat melakukan 5. Atur posisi pasien senyaman nyeri.
metode atau tindakan untuk mungkin sesuai keinginan pasien. 4. Teknik distraksi dan relaksasi dapat
mengatasi nyeri. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
Elspresi wajah klien rileks. pemberian analgesik. pasien.
Tidak ada keringat dingin, tanda 5. Posisi yang nyaman akan membantu
vital dalam batas normal.(S : 36 – memberikan kesempatan pada otot
37,5 0C, N: 60 – 80 /menit, T : untuk relaksasi seoptimal mungkin.
120/80mmHg, RR : 18 – 20 x 6. Obat-obat analgesik dapat membantu
/menit ). mengurangi nyeri pasien
2. Nutrisi kurang dari Tujuan : 1. Kaji distensi abdomen. 1. Adanya ketidaknyamanan karna
kebutuhan tubuh b/d Dalam 1 kali 24 jam pemberian 2. Timbang berat badan pasien gangguan percernaan,nyeri gaster.
mual, muntah, dispepsia, asuhan keperawatan Pemenuhan 3. Diskusikan dengan klien makanan 2. Mengidentifikasi
nyeri gangguan kebutuhan nutrisi pasien adekuat. kesukaan dan jadwal makan yang kekurangan/kebutuhan nutrisi.
pencernaan lemak disukai. 3. Melibatkan klien dalam perencanaan,
(obstruksi aliran Kriteria hasil: 4. Berikan suasana yang klien memiliki rasa kontrol dan
empedu) Melaporkan mual/muntah hilang. menyenangkan pada saat makan, mendorong untuk makan.
13
Menunjukkan kemajuan mencapai hilangkan ransangan yang berbau. 4. Untuk meningkatkan nafsu mkan dan
BB individu yang tepat. 5. Kolaborasi dengan ahli diet/ tim menghilangkan mual.
Makanan habis sesuai porsi yang pendukung nutrisi sesua indikasi. 5. Berguna untuk merencanakan
diberikan. kebutuhan nutrisi individual melalui
rute yang paling tepat
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16