Anda di halaman 1dari 16

Tinjauan Pustaka

Definisi
Kolelitiasis

• batu empedu, gallstone, atau kalkulus biliaris yang merupakan


gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suatu material
mirip batu yang dapat ditemukan dalam kandung empedu
(kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis)
atau pada keduanya

Kolesistitis

• inflamasi pada dinding kandung empedu yang paling sering


disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus akibat adanya kolelitiasis,
yang umumnya disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan
dan demam. Faktor risiko kolesistitis umumnya serupa dengan
kolelitiasis.
Etiologi
Kolesterol yang berlebihan dapat mengendap dalam kandung empedu (dengan
cara yang belum diketahui sepenuhnya) untuk membentuk batu empedu.

Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi


progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur-unsur .
Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter oddi, atau
keduanya dapat menyebabkan statis. Faktor hormonal (hormon kolesistokinin
dan sekretin) dapat dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung
empedu.

Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan


batu. Mukus meningatakan viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri
dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan.
Patofisiologi
Sekresi kolesterol berhubungan dengan
pembentukan batu empedu. Pada kondisi yang
abnormal, kolesterol dapat mengendap,
menyebabkan pembentukan batu empedu.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan Batu kandung empedu dapat berpindah
pengendapan kolesterol adalah: terlalu banyak kedalam duktus koledokus melalui duktus
absorbsi air dari empedu, terlalu banyak sistikus. Didalam perjalanannya melalui duktus
absorbsi garam- garam empedu dan lesitin dari sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan
empedu, terlalu banyak sekresi kolesterol sumbatan aliran empedu secara parsial atau
dalam empedu. komplet sehingga menimbulkan gejala kolik
empedu.
Jumlah kolesterol dalam empedu sebagian
ditentukan oleh jumlah lemak yang dimakan
karena sel-sel hepatik mensintesis kolesterol
sebagai salah satu produk metabolisme lemak
dalam tubuh.
Batu kolesterol
• Sebagian besar empedu merupakan batu kolesterol campuran yang mengandung
paling sedikit 75 % kolesterol serta dalam variasi jumlah fosfolipid, pigmen
empedu, senyawa organik dan inorganik lain. Kolesterol yang merupakan unsur
normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air. Kelarutannya tergantung
pada asam-asam empedu dan lesitin (fosfolipid dalam empedu).

• Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan
sintesis asam empedu dan peningktan sintesis kolesterol dalam hati, keadaan ini
mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar
getah empedu, mengendap, dan membentuk batu. Getah empedu yang jenuh oleh
kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan
sebgai iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.

• Menurut Meyers & Jones, 1990, proses fisik pembentukan batu kolesterol terjadi
dalam empat tahap:
• Supersaturasi empedu dengan kolesterol.
• Pembentukan nidus atau inti pengendapan kolesterol
• Kristalisasi/presipitasi.
• Pertumbuhan batu oleh agregasi/presipitasi lamelar kolesterol dan senyawa lain
yang membentuk matriks batu.
Batu pigmen
• Batu pigmen cokelat terbentuk akibat adanya
faktor stasis dan infeksi saluran empedu.
Stasis dapat disebabkan oleh adanya disfungsi
sfingter Oddi, striktur, operasi bilier, dan
infeksi parasit. Bila terjadi infeksi saluran
empedu, khususnya E. Coli, kadar enzim B-
glukoronidase yang berasal dari bakteri akan
dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan
Batu kalsium asam glukoronat.
bilirunat • Kalsium mengikat bilirubin menjadi kalsium
(pigmen bilirubinat yang tidak larut. Dari penelitian
coklat) yang dilakukan didapatkan adanya hubungan
erat antara infeksi bakteri dan terbentuknya
batu pigmen coklat. Baik enzim ß-
glukoronidase endogen maupun yang berasal
dari bakteri ternyata mempunyai peran
penting dalam pembentukan batu pigmen ini.
Umumnya batu pigmen cokelat ini terbentuk
di saluran empedu dalam empedu yang
terinfeksi.
• pigmen hitam adalah tipe batu
yang banyak ditemukan pada
pasien dengan hemolisis kronik
atau sirosis hati dengan
peningkatan beban bilirubin tak
terkonjugasi (anemia hemolitik).
• Batu pigmen hitam ini terutama
Batu pigmen terdiri dari derivat polymerized
hitam bilirubin. Potogenesis
terbentuknya batu ini belum
jelas. Umumnya batu pigmen
hitam terbentuk dalam kandung
empedu dengan empedu yang
steril
Faktor resiko Sintesa kolesterol eningkat

Sekresi as. Empedu dan lechhitin

Kemampuan melarutkan kolesterol menurun

Kristal kolesterol meningkat

Batu kolesterol

Kontraksi k. empedu spasme Sp. Oddi Nyeri abdomen kanan atas Nyeri

Menghambat aliran cairan empedu Jaundice, priritus Gangguan integritas kulit


icteric

Feses berlemak
gangguan nutrisi
Kandung empedu gangguan kes. Cairan dan elektrolit
membesar
Manifestasi Batu Kandung Empedu

• Batu yang terdapat dalam kandung empedu


sering tidak memberikan gejala
Asimtomatik (asimtomatik).
• Dapat memberikan gejala nyeri akut akibat
kolesistitis, nyeri bilier, nyeri abdomen
kronik berulang ataupun dispepsia, mual

• Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah


epigastrium, kuadran kanan atas. Rasa
nyeri lainnya adalah kolik bilier yang
berlangsung lebih dari 15 menit, dan
simtomatik kadang baru menghilang beberapa jam
kemudian
• Kolesistitis akut merupakan komplikasi
penyakit batu empedu yang paling umum
dan sering meyebabkan kedaruratan
abdomen
Manifestasi Kolesistitis

Keluhan yang khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di
sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta
kenaikan suhu tubuh. Keluhan tersebut dapat memburuk secara
progresif. Kadang – kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula
kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda

Tanda peradangan peritoneum seperti peningkatan nyeri dengan


penggetaran atau pada pernapasan dalam dapat ditemukan. Pasien
mengalami anoreksia dan sering mual
Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.

GEJALA AKUT GEJALA KRONIS


   
TANDA : TANDA:
Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme. Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen.
Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kuadran Kadang terdapat nyeri di kuadran kanan atas.
kanan atas.
Kandung empedu membesar dan nyeri.
Ikterus ringan.

  GEJALA:
GEJALA: Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen bagian atas
Rasa nyeri (kolik empedu) yang menetap. (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium menyebar
Mual dan muntah. ke arah skapula kanan.
Febris (38,5C). Nausea dan muntah.
Intoleransi dengan makanan berlemak.
Flatulensi.
Eruktasi (bersendawa).
Pemeriksaan Fisik

Batu • Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan


dengan punktum maksimum didaerah letak
kandung anatomis kandung empedu. Tanda Murphy
positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu

empedu
penderita menarik nafas panjang karena
kandung empedu yang meradang tersentuh
ujung jari tangan pemeriksa dan pasien
berhenti menarik nafas.

Batu saluran
• Batu saluran empedu tidak menimbulkan gejala
dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan
sklera ikterik. Perlu diktahui bahwa bila kadar

empedu bilirubin darah kurang dari 3 mg/dl, gejal ikterik


tidak jelas. Apabila sumbatan saluran empedu
bertambah berat, akan timbul ikterus klinis.
Pemeriksaan laboratorium (darah) :
Kenaikan
serum
kolesterol

Peningkatan serum Kenaikan


amilase, bila pankreas fosfolipid
terlibat atau bila ada batu
di duktus utama.

Peningkatan sel Penurunan ester


darah putih kolesterol

Penurunan Kenaikan
urobilirubin bilirubin total
Pemeriksaan radiologis

Foto polos Abdomen

Kolesistografi Ultrasonografi (USG)


Penatalaksanaan konservatif
• Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut
kandung empedu sembuh dengan istirahat, cairan infus,
Penatalaksanaan pendukung diet penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik.
• Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda
dan evalusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika
kondisi pasien memburuk.

• Terapi disolusi dengan asam ursodeoksilat untuk


melarutkan batu empedu kolesterol dibutuhkan waktu
Lisis batu dengan obat-obatan pemberian obat 6-12 bulan dan diperlukan monitoring
hingga dicapai disolusi

• Metode ini didasarkan pada prinsip PTC dan instilasi


langsung pelarut kolesterol ke kandung empedu. Prosedur
Disolusi kontak ini invasif dan kerugian utamanya adalah angka
kekambuhan yang tinggi.
Penanganan Operatif

Open
kolesistektomi

Kolesistektomi Kolesistektomi
minilaparatomi. laparoskopik

Anda mungkin juga menyukai