Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS DOKTER INTERNSHIP

“Kanker Serviks”
dr. Molla Andriska Dewi

Supervisior
dr. Tajul Keumalahayati
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA dr. Leni Afriani
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA
KOTA LANGSA/2019
PERIODE MEI (ANGKATAN II 2019)
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Identitas Pasien Keluhan Utama
 Nama : Ny. M  Wanita usia 44 tahun dibawa
 Usia : 44 Tahun ke IGD RSUD Langsa
 Agama : Islam dengan keluhan keluhan
nyeri di perut kiri atas
 Alamat : Aceh Selatan
setelah mengalami
 Masuk RS : 1 Juli 2018
kecelakaan lalu lintas
 Pemeriksaan : 2 Juli 2018 menggunakan sepeda motor
 RM : 0-65-93-03
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD RSUD Langsa  Awalnya os sering mengeluhkan keluar flek
dengan keluhan lemas sejak beberapa hari dari jalan lahir bewarna merah kehitaman
terakhir ini. disertai dengan nyeri panggul.
 Keluhan dirasakan semakin bertambah  Os mengeluh adanya benjolan disekitar
berat sehingga Os datang ke IGD. bagian dalam kemaluan pasien (area
 Sebelumnya os dijadwalkan akan panggul).
melakukan terapi kemoterapi untuk  Os mengeluh penurunan berat badan yang
penyakit Ca Serviks yang diderita oleh cukup drastis.
pasien selama ini.  Saat ini keluhan sesak nafas tidak dirasakan
 Os mengatakan bahwa os telah dilakukan pasien dan juga pasien tidak mengeluhkan
operasi pengangkatan Ca yang dialaminya keluhan yang lain.
kira-kira satu bulan yang lalu.
Laporan Kasus
Riwayat Pengobatan Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien telah dilakukan operasi  Pasien menderita Ca
untuk keluhan Ca Serviks yang
diderita oleh pasien.
Serviks
 Pasien direncanakan akan
melanjutkan pengobatan
kemoterapi untuk keluhan Ca
Serviks yang dialami oleh pasien.
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Kebiasaan Sosial
 Tidak ada anggota keluarga yang  Pasien adalah seorang IRT dengan
mengalami keluhan yang sama jumlah anak 4 dan menikah satu
dengan pasien. kali pada usia 18 tahun.
Laporan Kasus
Vital Sign Pemeriksaan Fisik
 Kondisi Umum: Tampak Lemas  Kepala: Deformitas (-)
 Kesadaran: Compos Mentis  Mata: Conj palpebral inferior pucat
(+/+), kelopak udem (-/-)
 Tekanan Darah: 80/60 mmHg  Telinga: Sekret (-), perdarahan (-),
 Heart Rate: 80 x/menit, regular tanda peradangan (-)
 Pernapasan: 20 x/menit  Hidung: Napas cuping hidung (-),
 Suhu: 36,8 0C, suhu axial sekret (-), perdarahan (-)
 Mulut: bibir sianosis (-)
 Skala Nyeri: 4
 Leher: KGB tidak teraba
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Pulmo Anterior Pulmo Posterior
 Inspeksi: Simetris, retraksi  Inspeksi: Simetris, retraksi
intercostal (-) intercostal (-)
 Palpasi: Pergerakan dinding dada  Palpasi: Pergerakan dada
simetris, stem fremitus (N/N) simetris, stem fremitus (N/N)
 Perkusi: Sonor/sonor  Perkusi: Sonor/sonor
 Auskultasi: Ves (+/+), rh (-/-),  Auskultasi: Ves (+/+), rh (-/-),
wh (-/-) wh (-/-)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Jantung Abdomen
Inspeksi: Ictus cordis terlihat di ICS V  Inspeksi: Soepel, distensi (-)
Midclavicula
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V LMCS  Auskultasi: Peristaltik (+) kesan
1 jari ke lateral normal
Perkusi batas batas jantung; Atas (ICS II),  Palpasi: Nyeri tekan (-) ulu hati,
Kanan (2 jari lateral Linea parasternal organomegali (-), ballotment (-)
dextra), Kiri (Linea midclavicula sinistra 1
jari lateral)
 Perkusi: Timpani (+)
Auskultasi: BJ1 > BJ2 , regular, murmur
pansistolik (-)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik Profil Lab Hasil

Laboratorium Darah
Haemoglobin 8.3 gr/dl
Ekstremitas Leukosit 11.8 x103/ul
 Udem: Tidak ditemukan Trombosit 379 x103/ul
 Deformitas: Tidak di Hematokrit 29.9%
temukan Eritrosit 3.54 x106/ul
Genetalia: keluar flek (+)
Laporan Kasus
Diagnosa Kerja Penatalaksanaan
 Anemia ec Penyakit  IVFD Nacl 0.9% 20
Kronis + Ca Serviks gtt/menit mikro
 O2 4 LPM
 Inj Transamin 1 amp
(Ekstra)
 Inj Ranitidin 1 amp/12 jam
 Awasi KU & TTV
Laporan Kasus
Planning Prognosis
 Rencana rujuk untuk  Quo et Vitam : Dubia ad
kemoterapi Bonam
 Quo et Functional :
Dubia ad Bonam
 Quo et Sanactionam :
Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka-Definisi
 Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang leher
rahim yang merupakan bagian reproduksi wanita.
 Kanker serviks terjadi ketika sel-sel pada serviks berubah dan
tumbuh tidak terkendali.
 Sel-sel ini dapat berubah dari normal menjadi pra-kanker dan
kemudian menjadi kanker.
Tinjauan Pustaka-Penyebab
 Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus penyebab
utama dari kanker serviks, khususnya virus HPV tipe 16 dan
18.
 Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya
melalui cairan, tetapi juga dapat berpindah melalui sentuhan
bagian kulit.
Tinjauan Pustaka-Penyebab
 Faktor lain yang dapat menjadi penyebab kanker serviks menurut Tim
Kanker-Serviks sebagai berikut:
1. Kurangnya tes Pap Smear secara teratur
2. Seringnya merokok
3. Melemahnya sistem kekebalan tubuh karena sejarah kehidupan seksual
4. Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama atau memiliki banyak anak
5. Wanita yang terkena obat dietilstilbestrol sebelum kelahiran dapat
meningkatkan risiko kanker serviks
6. Faktor kemiskinan dan kebersihan juga dapat meningkatkan resiko untuk
mengalami kanker serviks.
Tinjauan Pustaka-Manifestasi Klinis
 Gejala pada kanker serviks stadium awal umumnya tidak terlihat. Namun
gejala baru muncul ketika sel kanker serviks sudah menginvasi, yaitu
berupa:
1. Keputihan abnormal, beraroma tidak enak dan tidak sembuh-sembuh
2. Terjadi pendarahan
3. Pendarahan abnormal di luar siklus menstruasi dan post coitus
4. Siklusmenstruasi tidak teratur, nyeri selama berhubungan seks
5. Rasa nyeri saat berkemih dan nyeri sekitar panggul
6. Pendarahan pada masa pra atau paska menopause
7. Apabila kanker sudah mencapai stadium tinggi, akan terjadi
pembengkakan pada anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan
sebagainya.
Tinjauan Pustaka-Deteksi Dini
 Deteksi dini merupakan langkah awal untuk mengetahui perkembangan sel
pada tubuh sejak awal.
 Deteksi dini untuk kanker serviks dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk deteksi dini menurut Tim dari
Kanker-Serviks sebagai berikut:
1. Tes Pap Smear
2. Tes IVA; Jika hasil tes Pap Smear atau IVA tidak normal, maka
dianjurkan melakukan tes lain untuk membuat diagnosis. Tes lain yang
dapat dilakukan antara lain Kolposkopi, biopsi, punch biopsi, Loop
Electrical Excision Procedure (LEEP), endoservikal kuret, conization.
Tinjauan Pustaka-Stadium
 Stadium kanker serviks dibedakan menjadi 5 jenis. Menurut Cancer
Research UK tentang jenis kanker serviks diberikan sebagai berikut:
1. Normal; Pada stadium ini disebut juga “Carsinoma In Situ (CIS)” yang
berarti bahwa beberapa sel serviks mengalami perubahan.
2. Stadium 1; Biasanya dibagi menjadi 2 tahap pada stadium ini, yaitu
stadium 1A dan 1B.
3. Stadium 2; Tahapan ini di bagi menjadi dua, yaitu stadium 2A dan 2B.
4. Stadium 3; Stadium 3 ini dibagi menjadi dua, yaitu stadium 3A dan 3B.
5. Stadium 4; Stadium 4 juga dibagi menjadi dua, yaitu 4A dan 4B.
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Tatalaksana Pra Kanker
 Tatalaksana lesi pra kanker disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan, sesuai dengan kemampuan SDM dan sarana prasarana yang ada.
Pada tingkat pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas dapat
dilakukan program skrining ataupun deteksi dini dengan tes IVA.
 Skrining dengan tes IVA dapat dilakukan dengan cara single visit approach
atau see and treat program.
 Pada skrining tes Pap smear, temuan hasil abnormal direkomendasikan
untuk konfirmasi dari diagnostik dengan pemeriksaan kolposkopi.
 Bila diperlukan maka dilanjutkan dengan tindakan Loop Excision
Electrocauter Procedure (LEEP) atau Large Loop Excision of the
Transformation Zone (LLETZ).
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
Stadium 0 / KIS (Karsinoma in situ)
 Konisasi (Cold knife conization)
 Bila margin bebas, konisasi sudah adekuat pada yang masih memerlukan
fertilitas.
 Bila tidak tidak bebas, maka diperlukan re-konisasi.
 Bila fertilitas tidak diperlukan histerektomi total.
 Bila hasil konisasi ternyata invasif, terapi sesuai tatalaksana kanker invasif.
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IA1 (LVSI negatif)
 Konisasi bila free margin (terapi adekuat) apabila fertilitas dipertahankan.
(Tingkat evidens B)
 Bila tidak free margin dilakukan rekonisasi atau simple histerektomi.
Histerektomi Total apabila fertilitas tidak dipertahankan
Stadium IA1 (LVSI positif)
 Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvik bila fertilitas
dipertahankan.
 Bila operasi tidak dapat dilakukan karena kontraindikasi medik dapat
dilakukan Brakhiterapi
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IA2,IB1,IIA1
Pilihan :
 Operatif; Histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvik. (Tingkat
evidens 1 / Rekomendasi A). Ajuvan Radioterapi (RT) ataupun Kemoradiasi
bila terdapat faktor risiko yaitu metastasis KGB, metastasis parametrium,
batas sayatan yang tidak bebas tumor, deep stromal invasion, LVSI dan
faktor risiko lainnya. Hanya ajuvan radiasi eksterna (EBRT) bila metastasis
KGB saja. Apabila tepi sayatan tidak bebas tumor / closed margin, maka
radiasi eksterna dilanjutkan dengan brakhiterapi.
 Non operatif; Radiasi (EBRT dan brakiterapi). Kemoradiasi (Radiasi :
EBRT dengan kemoterapi konkuren dan brakiterapi)
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IB 2 dan IIA2
Pilihan :
 Operatif (Rekomendasi A). Operasi Histerektomi radikal dan pelvik
limfadenektomi. Tatalaksana selanjutnya tergantung dari faktor risiko, dan
hasil patologi anatomi untuk dilakukan ajuvan radioterapi atau kemoterapi.
 Neoajuvan kemoterapi (Rekomendasi C). Tujuan dari Neoajuvan
Kemoterapi adalah untuk mengecilkan massa tumor primer dan mengurangi
risiko komplikasi operasi. Tata laksana selanjutnya tergantung dari faktor
risiko, dan hasil patologi anatomi untuk dilakukan ajuvan radioterapi atau
kemoterapi.
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IIB
 Kemoradiasi (Rekomendasi A)
 Radiasi (Rekomendasi B)
 Neoajuvan kemoterapi (Rekomendasi C). Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan
radikal histerektomi dan pelvik limfadenektomi.
 Histerektomi ultraradikal, laterally extended parametrectomy (dalam
penelitian)
Stadium III A  III B
 Kemoradiasi (Rekomendasi A)
 Radiasi (Rekomendasi B)
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IIIB dengan CKD
 Nefrostomi / hemodialisa bila diperlukan
 Kemoradiasi dengan regimen non cisplatin atau
 Radiasi

Stadium IV A tanpa CKD


 Pada stadium IVA dengan fistula rekto-vaginal, direkomendasi terlebih
dahulu untuk dilakukan kolostomi, dilanjutkan:
 Kemoradiasi Paliatif, atau
 Radiasi Paliatif
Tinjauan Pustaka-Tatalaksana
Stadium IV A dengan CKD, IVB
 Paliatif
 Bila tidak ada kontraindikasi, kemoterapi paliatif/radiasi paliatif
dipertimbangkan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai