Anda di halaman 1dari 25

PENDAHULUAN

Kista merupakan suatu rongga tertutup yang abnormal, dilapisi epitel, dan

berisi cairan atau bahan semisolid. Kista dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya

bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung

telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada

wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan

kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur

dari ovarium.1

Kista ovarium berdasarkan sifatnya terbagi atas kista fisiologis dan kista

patologis. Kista fisiologis merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak

ditemukan dan disebut juga dengan kista fungsional yang berasal dari sel telus dan

korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi normal. Kista

fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu,

tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

Sedangkan kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang

tidak disadari penderita. Kista patologis dapat bersifat jinak ataupun ganas, yang

bersifat jinak dapat berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar, namun kista

ini dapat berubah menjadi ganas. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya

bersekat-sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur.2Kista yang bersifat

neoplastik terdiri dari kistoma ovarii serosum (12-50%), kistadenoma ovarii

musinosum (5-7%), dan kista dermoid (10%).

1
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium

(karsinoma ovarium), yang merupakan silent killer.Karsinoma ovarium dapat

berasal dari sel germinal, epitelial atau sel granulosa atau sel teka. Sebagian besar

jenis histologi karsinoma ovarium merupakan jenis adenokarsinoma serosa dan

musinosa.3Kanker ovarium tidak menunjukkan gejala yang khas, keluhan yang

biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan

di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.2

Pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendukung diagnosa kista

ovarium yaitu Ultrasonography (USG). Dari gambaran USG dapat terlihat

struktur kistik dengan dinding yang tipis atau tegas atau licin, serta kista dapat

bersifar unilokuler (tidak bersepta) atau miltilokuler (bersepta-septa). Pemeriksaan

laboratorium yaitu penanda tumor atau tumor marker (CA125) dapat dilakukan

untuk memastikan kista bersifat nonneoplastik atau neoplastik.4

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian tertinggi diantara seluruh

kanker ginekologi lainnya dengan perkiraan jumlah kasus baru sebanyak 25.400

kasus dan jumlah kematian sebanyak 14.300 kasus di Amerika Serikat tahun

2003. Data RS Kanker Dharmais memperlihatkan peningkatan jumlah kejadian

kanker ovarium dari tahun 2009 hingga 2010. Data tahun 2009 memperlihatkan

adanya 105 kejadian baru kanker ovarium sebanyak 105 kasus dari keseluruhan

1530 kasus kanker yang ada dan menempati urutan kelima terbanyak. Tahun 2010

dilaporkan sebanyak 114 kasus baru dari total 1722 kasus baru dan menempati

urutan keempat kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara, kanker serviks,

dan kanker paru.4,5

2
Tindakan pembedahan dilakukan untuk pengangkatan kista yaitu dengan

laparatomi. Indikasi umum operasi melalui screening USG umumnya dilakukan

apabila besar kista melebihi 5cm dengan atau tanpa gejala. Hal tersebut diikuti

dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari kista

tersebut.Prognosis lebih dipengaruhi oleh luas dan stadium kanker ovarium

dibandingkan dengan jenis histologinya. Luasnya massa kanker yang masih dapat

dilakukan tindakan pembedahan juga sangat mempengaruhi prognosis penyakit.3

3
BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny.S.L
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : S-1
Alamat : Malalayang 1 barat lingkungan iv
MRS tanggal : 11 februari 2017
No. Rekam medik : 49.21.09

B. ANAMNESIS

Keluhan utama : perut terasa membesar sejak 3 bulan yang lalu

Anamnesis:

Perut dirasakan membesar sejak 3 bulan yang lalu


Nyeri perut hilang timbul
Kadang merasa mual dan sesak nafas
Perdarahan dari jalan lahir (-)
BAB, BAK tidak ada keluhan
Nafsu makan tidak ada keluhan
Aktifitas mulai terganggu sejak sakit. Pasien biasanya melakukan

pekerjaan rumah tangga sendiri, sejak sakit pasien merasa lemas sehingga

tidak bisa melakukan apa-apa


Riwayat persalinan :-
Riwayat Haid:

Menarche : 13 tahun

Siklus Haid : tidak teratur

Lama Haid : 3 4 hari

Dismenore :-

Riwayat KB :-
Riwayat Penyakit Dahulu :-

4
Riwayat Keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit

serupa

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Praesens

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 72 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu badan : 36,7C
Kepala : Normocephali
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (-/-)
Gigi dan mulut : karies (-), beslag (-)
Tenggorokan : T1/T1
Telinga : serumen (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks : simetris, retraksi (-)
Jantung : BJ I-II reguler normal, bising (-), gallop (-)
Paru : Sp. Vesikuler, Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Genitalia dan anus : normal
Ekstremitas : akral hangat, CRT 2
Berat badan : 53 kg
Tinggi badan : 154 cm

2. Status Lokalis (Abdomen)


Inspeksi : cembung
Palpasi : teraba masa padat setinngi processus ximphoideus, sukar

digerakan
Perkusi : Whisting Dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal

3. Status Ginekologi
Pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan ginekologi

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (07 februari 2017)

5
Hematologi
Leukosit : 7134/uL Trombosit : 279.000/uL
Eritrosit : 4.77 10^6/uL MCH : 28,7 pg
Hemoglobin : 13,7g/dL MCHC : 30,8 g/dL
Hematokrit : 44,3% MCV : 93,0 fL

Kimia klinik

Gula darah puasa : 85 mg/dL Albumin : 4,70 g/dl


SGOT : 17 U/L Chlorida darah : 95,5 mEq/L
SGPT : 7 U/L Kalium darah : 4,79 mEq/L
Ureum darah : 20 mg/dL Natrium darah : 138 mEq/L
Creatinin darah : 0,8 mg/L

Hemostasis
PT pasien/kontrol : 11,5 detik / 12,8 detik
INR pasien/kontrol : 0,89 detik / 1,02 detik
APPT pasien/kontrol : 30,2 detik / 31,0 detik
Laboratorium ( 16 Januari 2017)
Penanda Tumor (CA 125)
Hasil : 245,9 U/mL

2. EKG (11 Januari 2017)


Kesan: normal sinus rhytm, HR: 72 bpm

3. Foto Thorax (31 Januari 2017)


Kesan: Cor dan pulmo tidak ada kelainan

4. USG (8 Februari 2017)


VU terisi sedikit. Uterus dalam bentuk normal. Bentuk antefleksi ukuran

3,65 cm x 5,31 cm. EL (+).Tampak massa hipoechoic bercampur

hiperechoic, curiga berasal dari adnexa dengan ukuran 25,19 cm x 20,25

cm. Septa (+), Papil (+).


Kesan : Kista Ovarium
Risk of Malignancy Indeks : > 200

E. RESUME MASUK
P0A0 34 tahun, MRS tanggal 11 Februari 2017. Pasien kiriman dari dokter

spesialis dengan diagnosa kista ovarium. Pasien mengeluh perut terasa

membesar sejak 3 bulan yang lalu, nyeri perut hilang timbul, kadang merasa

6
mual ingin muntah, sesak nafas 1 bulan lalu sampai sekarang tapi hilang

timbul, perdarahan dari jalan lahir (-), buang air kecil dan buang air besar

biasa, nafsu makan tidak ada keluhan, dan aktifitas sehari-hari terganggu sejak

sakit.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 72x/menit,

frekuensi napas 24x/menit, dan suhu badan 36,7oC. Pasien menolak untuk

dilakukan pemeriksaan ginekologi. Hasil Risk of Malignancy Indeks : >200

F. DIAGNOSIS KERJA
Pra Operasi : P0A0, 34 tahun dengan Neoplasma ovarium kistik suspek
Malignancy dengan hidronefrosis bilateral
Pasca Operasi : P0A0 34 tahun dengan Kistadenoma ovarium musinosum
dengan focus tumor musinosum borderline kiri + kista

endometriosis kanan.
G. SIKAP
1. Konseling informed concent
2. Rencana Laparatomi VC
3. Sedia donor
4. Persetujuan operasi
5. Observasi tanda-tanda vital

H. FOLLOW UP

Tg 11 Februari 2017 12 Februari 2017 13 Februari 2017


l
S MRS R/ Lap VC tanggal - -
14-02-2017
Keluhan (-)
O KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
T: 110/70 mmHg T: 120/80 mmHg T: 110/80 mmHg
N: 80 x/m N: 80 x/m N: 88x/m
R: 18 x/m R: 16 x/m R: 20x/m
S: 36.50C S: 36.10C S: 36,20C
Abd: teraba massa padat Abd: teraba massa padat Abd: teraba massa padat
setinggi 2 jari diatas setinggi 2 jari diatas setinggi prox.

7
pusat pusat, tidak mobile. BU Xyphoideus. BU(+)N
(+) N.

A P0A0 34 tahun dengan P0A0 34 tahun dengan P0A0 34 tahun dengan


kista ovarium susp. kista ovarium susp. kista ovarium susp.
Ganas Ganas Ganas
P MRS. R/ Lap VC R/ Lap VC (06/01/17) Lap VC hari ini
(06/01/17) Pre op hari ini. (06/01/17)

LAPORAN OPERASI
Telah dilakukan operasi: 14 Februari 2017
Status Pre-Operasi:
TD: 110/70 mmHg N: 90x/menit R: 18x/menit S: 36,3C
P0A0, 34 tahun dengan Kista Ovarium susp. Ganas
Jenis operasi : Laparatomi VC
Jam operasi dimulai : Jam 10:40 WITA
Jam selesai operasi : Jam 13:25 WITA
DPJP Operator : dr. Suzanna P. Mongan, Sp.OG(K)

Jalannya Operasi:
Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dalam keadaan general

anastesi dilakukan tindakan aseptik dan antisepsik pada daerah abdomen dan

sekitarnya dengan povidon iodine, lalu ditutup dengan doek steril. Kecuali

lapangan operasi, dilakukan insisi linea mediana melewati umbilikus. insisi

diperdalam lapis demi lapis sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher,

digunting diperlebar keatas dan kebawah. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral.

Peritonium dijepit dengan 2 pingset, setelah yakin tidak ada jaringan usus

8
dibawahnya, digunting kecil di perlebar keatas dan kebawah. Setelah peritonium

dibuka tampak masa padat berbenjol-benjol berukuran sebesar bola basket berasal

dari ovarium kiri, cairan bebas (+), dilakukan aspirasi cairan. Pangkal tuba

mesosaltiry, ligamentum ovarii propium, ligamentum infundibulopelvikum

sinistra dijepit dengan 3 klem, digunting dijahit double ligasi. Kontrol perdarahan

(-). Dilakukan VC: cyct Adenokarsinoma musinosum papilliferum. Eksplorasi

lanjut uterus, tuba dan ovarium kanan dalam keadaan baik. Kemudian dilakukan

HTSOB. Ligamentum rotundum kanan dijepit dengan 2 klem, digunting dan

dijahit, demikian juga pada sisi sebelahnya. Identifikasi plica vescico uterina

dijepit dengan pinset digunting kecil dan diperluas ke kiri dan ke kanan hingga

pangkal ligamentum rotundum sampai vesika uterina disisihkan kebawah dan

dilindungi haas abdomen. Ligamentum kardinal dilembu secara tumpul untuk

membuat jendela, demikian sisi sebaliknya. Ligamentum infundibulo pelvicum

dijepit dengan 3 klem, digunting dan dijahit double ligasi. Identifikasi arteri

uterina kanan dijepit dengan 1 klem, digunting dan dijahit double ligasi.

Identifikasi juga sisi sebelahnya. Ligamentum kardinal kiri dijepit dengan 2 klem,

digunting dan dijahit, demikian sisi sebelahnya. Ligamentum sacrouterina dijepit

dengan 2 klem, digunting dan dijahit, demikian juga sebelahnya. Identifikasi

pucak vagina dijepit dengan 2 klem bengkok, digunting puncak vagina, kemudian

puncak vagina dijepit dengan 4 kocher panjang, masukkan kassa betadine ke

dalam puncak vagina, kemudian puncak vagina dijahit secara jelujur dengan

benang sasil No. 1. Kontrol perdarahan (-), dilanjutkan dengan omentoktomi dan

apendektomi, kontrol perdarahan (-). Identifikasi lanjut terdapat pembesaran dari

kelenjar getah bening iliaca kanan-kiri dan dilakukan limfadektomi. Kontrol

9
perdarahan (-), dilanjutkan dengan reperitonealisasi, kontrol perdarahan (-).

Kemudian dilakukan pembilasan dengan NaCl 0,9% rongga abdomen dibersihkan

dari sisa darah dan bekuan darah, dilanjutkan dengan pemasangan drain abdomen.

Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritoneum dijahit secara jelujur

dengan plain catgut, otot dijahit secara simpul dengan plain catgut, kulit dijahit

secara subkutikuler dengan chronic catgut. Luka operasi ditutup dengan kassa

steril. Operasi selesai.

Perdarahan : 400 cc

Diuresis : 1000 cc

10
Follow Up Post Operasi

Tg 15 Februari 2017 16 Februari 2017 17 Februari 2017


l
S Nyeri luka operasi + Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi
Batuk

11
O KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM KU: cukup, Kes: CM
T: 110/70 mmHg T: 100/70 mmHg T: 100/80 mmHg
N: 80 x/m N: 88x/m N: 80x/m
R: 20 x/m R: 20x/m R: 16x/m
S: 36.10C S: 36,10C S: 36,50C
Mata: conj. anemis -/- Mata: conj. Anemis -/- Mata: conj. Anemis -/-
Abd: luka post op Abd: luka post op terawat Abd: luka post op terawat
terawat Produksi drain: 100cc Produksi drain:
Produksi drain: 300cc Produksi urine: 50cc/jam 300cc/24jam
Produksi urine: 1000cc Produksi urine: 50cc/jam
A P0A0 34 tahun dengan P0A0 34 tahun dengan P0A0 34 tahun dengan
kistadinoma ovarium kistadinoma ovarium kistadinoma ovarium
musinosum of four musinosum of four tumor musinosum of four tumor
tumor mosinosum mosinosum borderline + mosinosum borderline +
borderline + kista kista endometriosis kanan kista endometriosis kanan
endometriosis kanan telah dilakukan telah dilakukan
telah dilakukan salfingoooferoktomi kiri + salfingoooferoktomi kiri +
salfingoooferoktomi kistektomi kanan + kistektomi kanan
kiri + kistektomi kanan omentektomi partial H-II
+ omentektomi partial
H-I
P o venflon o Cefadroxil 3x500 mg o Cefadroxil 3x500 mg
o Ceftriaxone 3x1gr o Pct 3x1 tab o Pct 3x1 tab
o Pct 3x1 tab o B complex 2x1 tab o B complex 2x1 tab
o Ranitidine 3x1 tab o Ranitidin 2x1 tab o Ranitidin 2x1 tab
o Metronidazole 2x o Rawat luka
1gr (stop) o Pulang besok pagi
o Aff kateter 24 jam
o Kaltrofen 1x2 supp

Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi

14 Februari 2017

Leukosit : 11700/uL
Eritrosit : 4,09 10^6/uL
Hemoglobin : 12,0 g/dL\
Hematokrit : 37,4%
Trombosit : 216.000/uL

12
MCH : 29,3 pg
MCHC : 32,1 g/dL
MCV : 91,4 fL

17 Februari 2017

Leukosit : 9899/uL
Eritrosit : 4,75 10^6/uL
Hemoglobin : 12,0 g/dL\
Hematokrit : 37,4%
Trombosit : 216.000/uL
MCH : 29,3 pg
MCHC : 32,1 g/dL
MCV : 91,4 fL

13
Pemeriksaan Patologi Anatomi (Blok Parrafin)

Lokasi Jaringan : Ovarium


o Makroskopis :
Diterima kiste dengan ukuran 35 x 30 x 30 cm, permukaan licin
multilokuler isi cairan serous dan musin jernih, sebagian kecoklatan. Tebal
dinding 0,2 - 0,3 cm. Proses sebagian.
o Mikroskopis :
Dinding kiste terdiri dari jaringan ikat dan dilapisi oleh sel epitel torak inti
dibasal sitoplasma berisi mucin dan membentuk struktur papiler. Pada
bagian lain sel epitel tersusun beberapa lapis inti membesar dan terdapat
pertumbuhan invasi kedalam struma jaringan ikat.
o Kesimpulan : Kistadenokarsinoma Papiliferum Musinosum

Lokasi Jaringan : Uterus, KGB Iliaka Kiri & Kanan, Omentum, Appendiks
o Makroskopis :
Jaringan uterus dengan 8 x 5 x 4 cm.
Jaringan KGB Iliaka kiri jaringan kecil, putih.
Jaringan KGB Iliaka kanan dengan ukuran 2 x 1 x 0,5 cm.
Jaringan asal omentum dengan ukuran 32 x 5 x 1 cm, kuning. Proses
sebagian.
Jaringan asal appendiks dengan ukuran 5 x 1 x 1 cm, putih, kuning.
o Mikroskopis :
Cervix: tampak jaringan cervix dengan sebukan sel-sel radang menahun.
Endometrium: kelenjar bentuk tubuler dan stroma padat.
Adneksa: tuba tak ada kelainan dan ovarium dengan corpus albicans.
KGB Iliaka kiri dan kanan: keduanya menunjukkan jaringan kelenjar
getah bening dengan reaksi hiperplasia.
Omentum: tampak jaringan ikat dan lemak matur dan sekitarnya terdapat
sebukan sel-sel radang menahun.
o Kesimpulan : Tidak ditemukan tanda keganasan.
BAB III
PEMBAHASAN

Diagnosis

Kista merupakan pertumbuhan sel abnormal dimana terdapat kantung berisi

cairan. Kista dengan ukuran kurang dari 5 cm masuk kategori kista ukuran kecil

sedangkan kista dengan ukuran lebih dari 15 cm sudah masuk pada kategori

sangat besar atau permagna. Selain dari ukuran lebih dari 15 cm, kista ovarium

permagna juga ditandai dengan perut membesar, adanya ascites, septa, papil dan

lobus lobus.4 Pada pasien ini ditemukan perut membesar. Pada pemeriksaan

USG, septa dan papil positif. Melalui tindakan pembedahan laparatomi VC,

ditemukan massa kistik ovarium dextra 35 x 30 x 30 cm.

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit

nyeri yang tidak khas. Ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan

menimpulkan nyeri yang tajam. Untuk memastikan penyakit tidak bisa dilihat dari

gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti

endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.1 Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau

perubahan di tubuh wanita untuk mengetahui gejala mana yang serius. 6Gejala-

gejala berikut mungkin muncul bila wanita mempunyai kista ovarium:7

Perut terasa penuh, berat, kembung

Tekanan pada dubur dan kandung kemih

Haid tidak teratur

Nyeri panggul yang menetap

Nyeri senggama

Gangguan pencernaan

Mual dan muntah

Sesak nafas

Nyeri perut yang tajam secara tiba tiba

Nyeri bersamaan dengan demam

Pada pasien ini dari anamnesa hanya ditemukan adanya gejala seperti haid

tidak teratur, nyeri hilang timbul, rasa mual, serta sesak nafas. Gejala gejala

yang lain seperti, kembung, demam dan gangguan penceraan serta bekemih tidak

ditemukan.
Pada anamnesis ditemukan perut membesar sejak 3 bulan yang lalu membesar,

nyeri (+) hilang timbul, keluar darah dari jalan lahir (-), sesak nafas (+) sejak 1

bulan, mual (+), BAB dan BAK normal, nafsu makan biasa, serta aktifitas

terganggu sejak sakit. Pada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan tampak perut

cembung dan tegang, pada palpasi teraba massa padat setinggi 2 jari diatas pusat,

nyeri tekan (-), mobile (-). Dari pemeriksaan penunjang, kadar Ca 125 : 416,2

U/mL, USG: Kista Ovarium. Pada saat dilakukan laparatomi vries coupe,

ditemukan juga adanya cairan bebas atau ascites. Hasil Risk of Malignancy Indeks

didapatkan >200.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang telah

dilakukan terhadap pasien ini, maka ditegakkan diagnosis kerja yaitu kista

ovarium suspek ganas.

Penanganan

Kista ovarium kompleks harus dipertimbangkan untuk operasi pengangkatan.

Pendekatan pembedahan meliputi teknik insisional terbuka (laparatomi) dan

teknik invasif minimal (laparoskopi) dengan sayatan kecil.7Pasien didiagnosis

dengan Kista Ovarium dimana merupakan salah satu jenis tumor ovarium

neoplastik maka dari itu tindakan yang diambil adalah dengan melakukan

tindakan operatif. Oleh karena ukuran tumor yang besar yang tidak mungkin

mengalami pengecilan spontan dan menghilang ditambah lagi dapat menimbulkan

komplikasi pada saluran kencing dan saluran pencernaan akibat efek penekanan

massa.8 Pada pasien ini dilakukan teknik pembedahan laparatomi vries coupe.
Pada pembedahan laparatomi ditemukan massa kistik 35 x 30 x 30 cm pada

ovarium dextra. Jaringan yang ada di bawah ke laboratorium patologi anatomi

dilakukan pemeriksaan potong beku atau vries coupe dan hasilnya Cyst

adenokarsinoma musinosum papilliferum. Tumor ini berasal dari kistadenoma

ovarii musinosum, yang merupakan tumor dengan ukuran terbesar dari tumor

dalam tubuh manusia dengan berat diatas 70kg (pada beberapa kasus).Tumor ini

merupakan tumor yang paling sering ditemukan pada wanita usia 20-50 tahun

sesuai dengan pasien. Tumor jenis ini dapat berkembang menjadi ganas

(karsinoma) pada 5-10% kasus.9

Terapi karsinoma ovarium (kanker ovarium) terdiri dari tindakan pembedahan

dan non pembedahan. Tindakan pembedahan memiliki dua tujuan yakni

pengobatan dan penentuan stadium surgikal. Terapi pembedahan diantaranya

adalah histerektomi, salfingo-ooforektomi, omentektomi, pemeriksaan

ascites/bilasan peritoneum, dan limfadenektomi.10

Berikut merupakan stadium kanker ovarium menurut FIGO 1988:

Stadium Deskripsi

I Tumor terbatas pada ovarium

Ia Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor
pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites
atau pada bilasan peritoneum.

Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat


tumor di permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan
asites atau bilasan peritoneum.

II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke


pelvis.
IIa Perluasan dan atau implan ke uterus dan atau tuba falopii. Tidak ada
sel kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum.

IIb Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan
asites dan bilasan peritoneum.

IIc Tumor pada stadium IIa dan Iib dengan sel kanker positif pada
cairan asites atau bilasan peritoneum.

III Tumor mengenai satu atau dua ovarium, dengan bukti mikroskopik
metastasis kavum peritoneal di luar pelvis, dan atau metastasis ke
kelenjar limfe regional.

IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis.

IIIb Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter


terbesar 2 cm atau kurang.

IIIc Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter > 2 cm dan atau
metastasis kelenjar getah bening regional.

IV Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi


pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker positif.
Termasuk metastasis pada parenkim hati.

Penatalaksanaan kanker ovarium dilakukan sesuai dengan stadium klinis.

Pengobatan primer pada pasien stadium awal, yakni stadium I dan II adalah

dengan tindakan operatif. Histerektomi dan bilateral salfingooforektomi

merupakan tindakan pilihan. Namun, pada pasien dengan stadium I risiko rendah

yang menginginkan untuk mempertahankan fertilitas, dapat dipertimbangkan

untuk dilakukan unilateral salfingooforektomi. Sementara pada stadium I risiko

tinggi, diperlukan terapi tambahan seperti kemoterapi setelah dilakukan tindakan

pembedahan.10Gynecologic Oncology Group (GOG) lebih lanjut menjelaskan

bahwa yang kelompok yang memerlukan kemoterapi tambahan adalah pasien

dengan stadium IA dan IB dengan histologi berdiferensiasi buruk, dan pasien

dengan stadium IC dan II.11,12


Pada stadium lanjut, tindakan pembedahan juga merupakan pilihan utama.

Pada pasien dengan kondisi yang stabil, tindakan pembedahan dilakukan untuk

mengangkat massa tumor dan metastasis sebanyak-banyaknya. Jika sitoreduksi

diperkirakan tidak dapat dilakukan secara maksimal, pasien dapat diberikan

kemoterapi neoadjuvan dengan tujuan untuk mengurangi massa tumor ke ukuran

yang dapat direseksi. Setelah itu, terapi dilanjutkan dengan kemoterapi.

Kemoterapi disesuaikan pada setiap individu dengan tujuan untuk

memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan efek toksisitas bagi tubuh.10,11

Prinsip kerja kemoterapi yaitu untuk menghambat proliferasi sel-sel kanker.

Pola pemberian kemoterapi terdiri atas:13,14

Kemoterapi Induksi, ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa

tumor atau jumlah sel kanker.


Kemoterapi Adjuvan, biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti

pembedahan atau radiasi, tujuannya untuk memusnahkan sel-sel kanker yang

masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastase).


Kemoterapi Primer, dimaksud sebagai pengobatan utama pada tumor ganas,

diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu

sebelum pengobatan yang lain, misalnya pembedahan atau radiasi.


Kemoterapi Neo-Adjuvan, diberikan mendahului atau sebelum pengobatan

atau tindakan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, kemudian dilanjutkan

dengan kemoterapi lagi. Tujuannya untuk mengecilkan massa tumor yang

besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil.

Pada pasien ini, telah dilakukan laparatomi VC dengan hasil cyct

Adenokarsinoma musinosum papilliferum, serta telah dilakukan pemeriksaan


block parrafin dengan hasil kistadenokarsinoma papilliferum musinosum.

Pemeriksaan histopatologi pada jaringan uterus, KGB iliaka kiri & kanan,

omentum serta appendiks, tidak ditemukan adanya tanda keganasan atau

penyebaran sel kanker di rongga pelvis, sehingga pasien ini tidak dilakukan

kemoterapi.

Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di

jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan

operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil, yaitu 13%.Namun untuk kista

yang dapat berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup

5 tahun (5 Years survival rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya

kira-kira 20-30%.2,11Karsinoma ovarium memiliki prognosis bergantung pada

stadium saat pasien didiagnosis.15,16

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Telah dilaporkan suatu kasus dengan kista ovarium pada wanita umur 34

tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Mengingat kista ovarium merupakan salah satu tumor

ovarium neoplastik yang dapat terus membesar sehingga menyebabkan

komplikasi-komplikasi yang dapat membahayakan pasien, maka prinsip utama

penatalaksanaannya adalah laparatomi dengan Vries Coupedan prosedur

histerektomi total dan salfingooforektomi. Hasil VC adalah cyst adenokarsinoma

musinosum. Pada pemeriksaan block parrafin, didapatkan hasil

Kistadenokarsinoma Papilliferum Musinosum, namun tidak ditemukan adanya

penyebaran sel-sel ganas disekitar panggul dan bagian-bagian lainnya, sehingga

pasien tidak dilakukan kemoterapi.

Saran

Diperlukan deteksi serta pengetahuan yang cukup terhadap semua

keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang kebanyakan

ditemukan pada penderita dengan stadium lanjut.Penyakit ini disebut juga silent

killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan

kebanyakan diketahui saat kista sudah membesar. Usaha promosi kesehatan dari

setiap petugas kesehatan diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan

masyarakat tentang kista atau kanker ovarium. Contoh dari promosi kesehatan

yang sebaiknya dilakukan seperti jemput bola yaitu usaha promosi kesehatan

dengan cara mendatangi atau mengunjungi suatu daerah atau tempat. Agar supaya

masyarakat dapat lebih mengenal serta mengetahui bahaya suatu penyakit dan

dapat sekiranya segera memeriksakan diri jika terpapar suatu penyakit.


DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo Sarwono. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Ilmu Kandungan.

Edisi ke-2, cetakan kelima. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta;

2007 hal 366-328.

2. Departemen Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010.Available

from: http://www.depkes.go.id.

3. WHO, 2011. Diagnosis of labour. Available from:

http://www.who.int/surgery/publications/Obstetricsafetyprotocols.pdf?ua=1

4. Benign Lesion of the Ovaries. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/265548-overview
5. Chyntia, E. (2010). Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta:

Maximus.
6. Ovarian Cyst at Medscape. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview

7. Benson, P & Pernoll. (2009). Buku saku Obsetry Gynecology William. Jakarta

EGC.

8. Prawirohardjo Sarwono. Tumor Jinak Organ Genital. Ilmu Kandungan. Edisi

ke-3, cetakan kedua. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2014;

284-5.
9. Ovarian Cysts. Office on Womens Health. November 19, 2014.
10. Berek, J. Epithelial ovarian cancer: Piver editor. Handbook of gynecologic

oncology. 2nd edition. Lipponcott Williams&wilkins, 2005: p586.


11. Jelovac, D., and Amstrong, D. Recent progress in the diagnosis and treatment

of ovarian cancer. Ca Cancer J Clin 2011; 61:183-203.


12. Berek, Jonathan S. Berek & Novak's Gynecology. 14th Edition. Lippincott

Williams & Wilkins. California. 2007. p 2173-90


13. D. Keith Edmonds. Dewhursts Textbook of Obstetrics & Gynaecology.

Seventh Edition. Blackwell Publishing. London, UK. 2007. P 625-34


14. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14


15. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology

Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008


16. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam: Karsinoma Ovarium, Edisi ke 6. Interna Publishing,

Jakarta. 2014; 3047-51.

Anda mungkin juga menyukai