Anda di halaman 1dari 15

EKSTUBASI

OLEH : JOKO NUGROHO


PW : YOGYAKARTA

PROGRAM PELATIHAN PERAWAT ANESTESI DASAR PP HIPANI


CENTRAL JAVA NURSING CENTER (CJNC) DPW PPNI PROV. JAWA TENGAH
ANESTESI UMUM
Menghilangkan kesadaran dengan pemberian
obat-obat tertentu, tidak merasakan sakit
walaupun diberikan rangsangan nyeri, dan
bersifat reversibel

TUJUAN UTAMA ANESTESI UMUM


• Mencapai Ammnesia
• Analgesia
• Arefleksia (tidak bergerak); dan
• Atenuasi respon system saraf otonom
(simpatis)
MACAM – MACAM ANESTESI UMUM
METODE INHALASI ANESTESI
• Intubasi INTRAVENA
• Laryngeal Mask Airway Obat-obatan diberikan
• Sungkup/ Masker secara injeksi intravena

PEMILIHAN JENIS ALAT JALAN NAFAS DISESUAIKAN DENGAN


• Lokasi Operasi
• Lama Operasi
• Jenis Operasi
• Penyulit jalan nafas
EKSTUBASI
• Esktubasi adalah proses melepas Endotracheal Tube (ETT) dari
laring ketika sudah tidak diperlukan lagi.
• Ekstubasi trakea merupakan prosedur yang elektif, maka akan selalu
tersedia waktu untuk persiapan yang matang.
• Ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernafas spontan-adekuat dan
hemodinamik stabil
EKSTUBASI
• Terdapat dua kondisi ketika akan melakukan ekstubasi, yaitu ketika pasien
masih dalam keadaan teranestesi (ekstubasi dalam/deep extubation)
atau pasien sudah sadar (ekstubasi sadar/awake extubation).
• Ekstubasi dapat dilakukan di ruang pemulihan disertai dengan
seluruh alat dan obat resusitasi yang memadai serta alat suction.
• Beberapa faktor mendasari pemilihan teknik ekstubasi tersebut, salah
satunya terkait dengan komplikasi yang dapat terjadi setelah
dilakukan ekstubasi.
FAKTOR RESIKO PENYULIT EKSTUBASI
Faktor resiko pasien Faktor resiko tindakan
- Laringospame - Operasi kepala dan leher (Endoskopi, tirodektomi,
- Obesitas debulking kanker mulut yang besar, rekonstruksi kepala
- Obstructive sleep apnea leher yang membutuhkan flap, anterior cervical spine repair,
- Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) fiksasi maxillomandibular)
- Penyakit neuromuskular - Kerusakan neurologis yang mempengaruhui pita suara,
- Riwayat radiasi pada regio kepala dan leher kolaps jalan napas, kompresi jalan napas pada bagian atas,
- Parkinson bawah atau pada level laring.
- Rheumatoid arthritis - Restriksi akses jalan napas (fiksasi halo, cervical colar, jaw
- Pardoxical vocal fold motion wired shut).
- Wanita - Penggunaan mekanikal ventilasi dalam waktu yang lama.
- Usia > 70 tahun - Edema jalan napas dikarenakan posisim trauma jalan napas
- Sulit jalan nafas secara anatomis karena manajemen jalan napas atau overload cairan.
- Gangguan Fisiologis (hipoksemua, hiperkapnia,
asidosis, ketidakseimbangan kardiovaskular)
KRITERIA EKSTUBASI
Pada perencanaan ekstubasi terdapat dua hal yang harus dinilai yaitu faktor resiko jalan napas dan faktor resiko umum.
Faktor resiko jalan napas:
Kesulitan jalan napas yang sudah ada, jalan napas abnormal, obesitas, OSA, pasien dengan resiko aspirasi isi lambung.
Karena perubahan anatomi, pendarahan atau pembengkakkan yang dapat disebabkan oleh anestesi ataupun pembedahan.
Keterbatasan akses jalan napas, adanya halo-fixation, maxilla-mandibular wiring dan fiksasi dan ketidakstabilan dari tulang
cervical.
Faktor resiko umum:
Faktor fisiologis, keterbatasan kardiorespirasi, gangguan neurologis atau neuromuscular, hipotermi atau hipotermi, gangguan
asam basa dan elektrolit.
Pertimbangan kontekstual, batuk atau mengejan dapat membahayakan jalan napas yang mengakibatkan hematom pada leher
atau peningkatan tekanan intrakranial dan intraokular. Sumber daya yang terbatas seperti personel yang tidak
berpengalaman atau tidak tersedia peralatan.
• Memastikan kerja obat neuromuskular dan opioid anestesi sudah selesai.
• Melakukan suction
• Mengosongkan isi lambung
• Dexametason dapat diberikan jika untuk meminimalisir pembengkakan jalan napas
• Menilai edema dan darah yang ada dijalan napas
• Keadaan pasien secara umum harus dinilai termasuk suhu badan, keseimbangan asam basa, keadaan
kardiovaskular dan analgesik yang adekuat.
• Pesiapan termasuk lingkungan, personel ataupun asisten yang mendampingi, serta peralatan harus
dilakukan secara optimal.
AWAKE EXTUBATION
Kesadaran pasien saat ekstubasi dapat dinilai dengan respon pasien terhadap suara, membuat gerakan
spontan, atau mengikuti perintah.
sebagian besar terjadi peningkatan tonus kardiovaskular, seperti peningkatan tekanan darah, denyut nadi
yang menyebabkan peningkatan metabolism oksigen pada jantung
Jika ektubasi tidak aman untuk dilakukan maka ekstubasi dapat ditunda atau
dapat dilakukan trakeostomi. Trakeostomi dilakukan bergantung pada kebutuhan proteksi
jalan napas dalam jangka panjang, serta jika terjadi kegagalan dalam intubasi atau dianggap
berbahaya. Pada keadaan flap intraoral yang luas, obtruski jalan napas, pembengkakan atau
pendarahan pada jalan napas maka tindakan trakeostomi dapat dipertimbangkan
KOMPLIKASI
EKSTUBASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai