Anda di halaman 1dari 27

Laporan kasus

ANESTESI SPINAL PADA SEKSIO SESAREA DENGAN


CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD)

Oleh : Almuizzu Nurjannah


Anestesi Spinal
Definisi
Anestesi regional dengan tindakan penyuntikan
obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Anestesi spinal
diindikasikan terutama
untuk bedah ekstremitas
inferior, bedah
panggul,tindakan sekitar
rektum dan perineum,
bedah obstetri
dan ginekologi,
bedah urologi, bedah
abdomen bawah dan
Kontraindikasi
Teknik Anestesi Spinal
Penilaian prabedah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
Klasifikasi status fisik
Masukan oral (puasa)
Premedikasi (pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi
anesthesia )
Komplikasi
a. Komplikasi sirkulasi:
1. Hipotensi
2. Bradikardia
3. Sakit Kepala
4. Komplikasi Respirasi
5.Komplikasi gastrointestinal
Obat-Obat Anestesi Spinal
Bupivakain
dosis 0,25 0,375 %obstetrik dan analgesik paska bedah.
(0,5 0,75 %) pembedahan.
Konsentrasi infiltrasi
0,25 - 0.5 %, blok saraf tepi
0,25 0,5 %, epidural
0,5 0,75 %, spinal

Dosis maksimal pada pemberian tunggal adalah 175 mg.


Teknik anestesi spinal pada seksio sesarea
premedikasi (15-30 menit )sebelum anestesi, berikan antasida, dan
lakukan observasi tanda vital
tindakan antisepsis kulit daerah punggung
memakai sarung tangan steril
pungsi lumbal dilakukan dengan menyuntikkan jarum lumbal pada
bidang median setinggi vertebra L3-4 atau L4-5
stilet dicabut
suntikkan larutan obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid
Keberhasilan anestesi diuji dengan tes sensorik pada daerah operasi,
menggunakan jarum halus atau kapas
Chepalopelvik disproportion
Definisi
keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui vagina.
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya.
Anatomi Panggul
PAP dibentuk oleh:
promontorium os sacrum di bagian posterior,
linea illiopectinea (linea terminalis dan pectin os pubis) di
lateral,
pinggir atas symfisis os pubis di posterior.
Terdapat 4 diameter pada PAP yaitu:
1. diameter anteroposterior,
2. diameter transversa,
3. 2 diameter oblikua
4 jenis panggul
Jenis ginekoid panggul
baik untuk perempuan.
Jenis anthropoid:
Bentuk lonjong seperti telur dg
panjang diameter AP > diameter
transversa.
Jenis android:
bentuk panggul pria. Bentuk
segitiga dimana panjang
diameter AP hampir = diameter
transversa,
Jenis platipeloid:
Panjang diameter AP < diameter
transversa.
Untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah
janin turun dalam panggul selama persalinan.
Bidang H I : bidang datar yang dibentuk oleh promontorium, linea
iliopectinea dan tepi atas simfisis pubis (PAP)
Bidang H II : sejajar H I, terletak setinggi tepi bawah simfisis
Bidang H III : sejajar H I, terletak setinggi kedua spina iskiadika. Merupakan
bagian tersempit. Jadi disebut engaged atau masuk bila bagian
ukuran terbesar melintang kepala janin (biparietal diameter) telah
melewati H III.
Bidang H IV : sejajar H I, terletak setinggi os koksigeus.
Panggul Sempit
Distosia : persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya
kemajuan persalinan.
Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin,
tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir.
Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga yaitu:
Kelainan kekuatan (power),
Kelainan yang melibatkan janin (passenger),
Kelainan jalan lahir (passage).
Penyempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit
apabila diameter anterioposterior terpendeknya (konjugata vera)
kurang dari 10 cm atau apabila diameter transversal terbesarnya
kurang dari 12 cm.
Diameter biparietal janin berukuran 9,5-9,8 cm
sehingga sangat sulit bagi janin bila melewati pintu atas panggul
dengan diameter anteroposterior kurang dari 10 cm.
Penatalaksanaan
penilaian ukuran panggul
hubungan antara kepala janin dan panggul
dapat diperkirakan per vaginan
lakukan persalinan percobaan
Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his,
daya akomodasi, termasuk moulage karena
faktor tersebut tidak dapat diketahui sebelum
persalinan berlangsung beberapa waktu.
Persalinan Percobaan
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang
kepala,umur keamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu
dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah mendapat
keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung pervaginam
Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir spontan
per vaginam
Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau
kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, ada
lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah
kepala tidak mampu melewati pintu atas panggul dalam 2 jam
meskipun his baikseksio sesarea
ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Yuli manulang
Umur : 30 tahun
Berat badan : 55 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Siak Raya 010/004, Mempura
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 01 April 2017
No. RM : 18.15.78
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Perut mulas-mulas sejak 3 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan G2P1A0 Gravid Aterm + Prev SC 3 tahun yang lalu + CPD,
pasien merasa mulas sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit, di sertai nyeri. HPHT :
?/06/2016
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sectio caesarea 1 kali a/I CPD
Riwayat asma disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat asthma disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat penggunaan obat-obatan : Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya
Riwayat Anastesi/Operasi sebelumnya : Anestesi spinal dengan secsio caesaria a/I CPD
Status Generalis
Kepala :Normochepal, simestris, tanda trauma (-), tumor (-)
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
Telinga : Discharge (-), deformitas (-)
Hidung : Discharge (-) epistaksis (-), deviasi septum (-)
Mulut : Bibir kering(-), pembesaran tonsil (-)
Gigi : Gigi palsu (-)
Leher :Inspeksi : Simestris, trakea ditengah
Palpasi : Pembesaran tiroid (-) dan limfe (-)
Thorax :Pulmo : vesikuler (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :Inspeksi : Perut bulat, tidak ada bekas luka
Auskultai : Bunyi usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : abdomen supel, Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa
Ekstremitas : akral hangat, keterbatasan gerak (-), CRT < 2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal : 01 April 2017

Pemeriksaan darah lengkap


Hb : 9,6 gr/dl
Leukosit : 11,6 /mm3
Ht : 31,4%
Eritrosit : 4,30 juta/mm3
Trombosit : 341000
Masa pembekuan (CT) : 5 menit
Masa perdarahan (BT) : 2 menit
DIAGNOSIS KLINIS

Diagnosis pra operasi:


G2P1A0 + Prev SC + CPD
Diagnosis post operasi:
Post partum dengan P2A0H2+Prev SC 2 x+CPD
STATUS ANASTESI

ASA II : seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang

TINDAKAN
Dilakukan : Anestesi Spinal
Tanggal : 01 April 2017
LAPORAN ANESTESI PREOPERATIF

Persiapan Anestesi
Informed concent : Ada
Surat izin operasi : Ada
Puasa : 6 jam
Pemasangan IV line : Sudah terpasang
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium darah
Dilakukan pemasangan monitor tekanan darah, nadi dan saturasi O2
Pemeriksaan pasien di ruangan operasi
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 18x/ menit
LAPORAN ANESTESI INTRAOPERATIF

Penatalaksanaan Anestesi
Tanggal operasi : 01 April 2017
Jam rencana operasi :-
Mulai operasi : 15.45 WIB
Selesai operasi : 16.20 WIB
Lama operasi : 35 menit
Diagnosa pra operasi : G2P1A0 + Prev SC + CPD
Diagnosa pasca operasi : Post partum P2A0H2 + prev sc + CPD
Macam operasi : sectio caesarea
Ahli bedah : dr. Hendry Sp.OG
Ahli anestesi : dr. Benny Chairuddin, Sp.An
Teknik anestesi : Anestesi Spinal
Premedikasi : Ketorolac 30 mg
: Ondansentron 4 mg
Induksi : Bupivacaine HCL 15 mg
Maintenance : O2 2 L/menit

Cairan pemeliharaan perjam : 2 ml/KgBB = 2 x 55 = 110 ml/jam


Cairan pengganti puasa : lama puas x cairan pemeliharaan
: 6 mL x 110 kg = 660 (puasa tercukupi)

Kebutuhan kehilangan cairan saat pembedahan (sedang)


: 6 x KgBB/jam
: 6 mL x 55 kg = 330 mL
: EBV = weight (kg) * AVL
= 55 x 65
= 3575 ml.EBV
:ABL = (EBV x (Hi-Hf)/Hi
= 3575 x (31,4-24) : 31,4
= 3575 x 7,4 : 31,4
= 842 mL
Perdarahan yang terjadi selama operasi : 300 cc
Medikasi Post Operatif
Ventilasi : O2 2 L/menit
Tekanan darah, Nadi, Saturasi O2 :

Cairan yang masuk selama operasi : RL 500 ml


Cairan yang keluar selama operasi : darah 300 cc + urin 60 cc
LAPORAN ANESTESI POST OPERATIF

Pasien diantar keruangan : 17.30 WIB


Terapi cairan post operatif : RL 20 tpm
Saturasi oksigen post operatif : 100%
PROGNOSA

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad kosmetikum : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai